Sie sind auf Seite 1von 7

POLI TEKNOLOGI VOL.9 NO.

1, JANUARI 2010

Studi Stabilitas Tanah Ekspansif dengan Penambahan Pasir untuk


Tanah Dasar Konstruksi Jalan
Sutikno dan Denny Yatmadi

Jurusan Teknik Sipil, Politeknik Negeri Jakarta Kampus Baru UI, Depok
email : sutikno@sipil.pnj.ac.id

Abstract
Problems of ekspansive soil is stability (CBR) and swelling effect of process of compaction. One of the soil expansive
component in general is sand beside silt and clay, added sand will make composition of clay to downhill expansive soil.
With condensation process conducted by mixing of sand to ekspansive soil with addition composition equal to 10%,
20%, 30%. and 35% to dry weight of ekspansive soil. Conclusion which in earning: Level of CBR mount above
ekspansive soil of genuiness come up with the condition of addition of sand counted 30% to the condition of soaked,
while at addition of sand up to 35%, value of CBR (downhill stabilitation) but still above original ekspansive soil value,
at addition of sand up to 35%, value of CBR (downhill stabilitation) but still above original ekspansive soil value. For
the development of (ekspansive soil swelling) of ekspansive soil with addition of sand, condition of natural swelling of
value and reduction isn't at addition of sand between 10 to 30% and lower at addition of sand counted 35%. There are
influence of addition of sand at ekspansive soil compacted to stability (CBR) and swelling of ekspansive natural of
change which are positive after mixed with sand, tired optimasi at addition of sand between 20% up to 30%.

Keyword : ekspansif soil, sand, condensation, stability

PENDAHULUAN ditambahkan maka yang terjadi adalah rasio


Salah satu jenis tanah yang mempunyai lempung (clay) akan berkurang terhadap
banyak masalah dalam pembangunan komposisi keseluruhan dan akan berkurang
konstruksi pada umumnya dan konstruksi jalan pula pengembangan tanah ekspansif tersebut.
khususnya konstruksi jalan adalah tanah Pasir yang digunakan adalah pasir pasang pada
ekspansif. Tanah jenis ini mempunyai sifat umumnya yang terdapat dipasaran.
kembang-susut sangat tinggi dan tergantung Stabilisasi untuk tanah dasar jalan
pada mineral pembentuknya [1]. Tanah dilakukan dengan pemadatan untuk
ekspansif akan mengembang dan memberikan memperoleh nilai kepadatan (density) yang
tekanan yang dapat merusak konstruksi lebih besar, meningkatkan kekuatan geser,
diatasnya apabila terjadi perubahan kadar menurunkan angka permeabilitas,
airnya. Pada umumnya komposisi tanah berisi mempercepat konsolidasi [2]. Uji yang
lebih dari satu macam, misalnya terdiri dari dilakukan umumnya pemadatan (compaction),
lempung (clay), lanau (silt), pasir (sand), dll. baik standard maupun modified tergantung
Tanah akan menjadi ekspansif jika lempung kondisi pembebanan di lapangan nantinya.
(clay) banyak mengandung mineral Studi yang akan dilakukan dalam penelitian ini
Montmorilonite [3]. adalah dengan memberikan tambahan pasir
Dalam stabilisasi tanah atau soil (sand) pada tanah ekspansif sebelum
improvement pada tanah ekspansif umumnya dilakukan pemadatan (compaction), formasi
treatment diberikan ke pengurangan atau penambahan pasir sebanyak 10% pasir, 20%,
reduksi sifat mengembang dari tanah 30%, dan 35%.
ekspansif. Terdapat beberapa cara untuk Dipilihnya pasir (sand) sebagai material
mereduksi pengembangan tanah ekspansif tambahan karena mempunyai sifat dapat
tersebut, antara lain dengan batu gamping meredam dan meratakan pengembangan yang
(lime stone) untuk meredam mineral disertai dengan tekanan dari lempung
Montmorilonite yang menjadi mayor pada ekspansif. Hal demikian sering kita lihat pada
lempungnya (clay). Sebagai salah satu pemberian tambahan pasir dibawah pondasi
komposisi tanah maka apabila jumlah pasir
1
Sutikno dan Denny Yatmadi, Stabilitas Tanah Ekspansif......

batu kali atau dibawah lantai kerja pondasi METODE PENELITIAN


setempat maupun pondasi menerus. Metode yang digunakan untuk
Pemadatan adalah suatu upaya mencapai tujuan penelitian ini adalah metode
memaksa butir-butir tanah untuk lebih eksperimen dengan jenis penelitian deskriptif-
mendekat secara relatif satu sama lain dengan asosiatif dan deskriptif-komparatif. Metode
daya pemadatan tertentu. Pemadatan ini ini bertujuan untuk menyelidiki ada-tidaknya
dimaksudkan untuk : memperoleh nilai hubungan sebab akibat serta berapa besar
kepadatan (density) yang lebih besar, hubungan sebab-akibat tersebut dengan cara
meningkatkan kekuatan geser, menurunkan memberikan perlakuan-perlakukan tertentu
angka permeabilitas, mempercepat konsolidasi pada beberapa kelompok eksperimental dan
[3]. Tanah-tanah yang tidak kohesif tidak menyediakan kontrol untuk perbandingan [4].
dapat secara langsung dipadatkan dengan Pengujian awal dilakukan terhadap tanah
mempergunakan metode impak maupun untuk mendapatkan soil properties dan
metode menekan. Tanah ini dapat dipadatkan pemadatan awal untuk mendapatkan kadar air
dengan mempergunakan tekanan statis optimum (opt) dan berat isi kering maksimum
terkekang (confined statis compression). Di (drymaks). Pengujian pemadatan selanjutnya
dalam laboratorium, tanah yang tidak kohesif dilakukan terhadap lempung ekspansif dan
dipadatkan dengan mengekang lapisan-lapisan lempung ekspansif yang dicampur dengan
tanah kering di dalam acuan pemadat dan pasir pasang dengan pemadatan sesuai jumlah
meratakan sisinya dengan alat perata dari lapisan pada uji standart compaction, uji CBR
karet. laboratorium sebagai bentuk stabilisasi akan
Agar diperoleh hasil yang sebaik- diujikan kesemuanya formasi tersebut.
baiknya, dalam upaya melakukan pemadatan Banyaknya pasir sebanyak sebagai
diperlukan sejumlah air sebagai pelumas agar penamhahan tanah ekspansif sebanyak 10%,
butir-butir tanah dapat lebih mendekat satu 20%, 30%. dan 35% terhadap berat kering
sama lain. Apabila air yang diperlukan kurang tanah ekspansif. Peta indeks lokasi
dari yang seharusnya maka nilai kepadatan pengambilan sampel (contoh) tanah seperti
akan kecil, dan sebaliknya apabila terlalu gambar 1, pengambilan sampel di daerah
banyak air maka nilai kepadatan yang Cikarang. Daerah ini merupakan bagian dari
diperoleh akan turun lagi. Jadi air yang sebaran tanah ekspansif yang membentang
diperlukan harus optimal untuk mendapatkan dari Bekasi hingga ke Purwakarta [6].
kepadatan yang maksimal [5]. Diagram alir metode penelitian diuraikan
Tujuan penelitian ini adalah : seperti pada Gambar 2.
1). Untuk mengetahui besarnya stabilitas dan
pengembangan tanah ekspansif yang
dipadatkan menurut Standard
Compaction.
2). Untuk mengetahui besarnya stabilitas dan
pengembangan tanah ekspansif yang
dicampur dengan pasir pada komposisi
10% pasir, 20%, 30%, dan 35% yang
padatkan menurut Standard Compaction.
3). Mengetahui perbedaan stabilitas dan
pengembangan antara tanah ekspansif, Lokasi pengambilan sampel

tanah ekspansif dicampur dengan pasir.


4). Mengetahui pengaruh penambahan pasir Gambar 1 : Peta indeks lokasi pengambilan sampel
pada tanah ekspansif yang dipadatkan (contoh) tanah.
terhadap stabilitas dan pengembangan

2
POLI TEKNOLOGI VOL.9 NO.1, JANUARI 2010

Alat Penelitian dengan campuran pasir pasang pada


Peralatan penelitian yang dipergunakan berbagai komposisi.
dalam kegiatan ini menyangkut peralatan c) Pengaruh pemberian campuran pasir
pengujian di laboratorium dan pengambilan pasang pada tanah ekspansif yang
sample di lapangan. Untuk alat pegambilan dipadatkan terhadap CBR dan swelling.
sample dilapangan terdiri dari : Cangkul,
Sekop dll.
Alat pengujian di laboratorium terdiri
dari : Alat saringan (analisa ayakan);
Compaction lengkap standard compaction;
Alat uji Atterberg; Alat uji CBR

Teknik Pengumpulan Data


Data awal diperoleh dari pengujian soil
properties untuk mengklasifikasi jenis tanah,
pengujianya terdiri dari : Atterberg limit,
analisa ayakan, Gs, uji Minerologi. Pengujian
compaction awal dilakukan untuk
mendapatkan drymak dan opt sebagai dasar
pengujian berikutnya yang terdiri dari :
compaction dan CBR (soaked dan unsoaked)
terhadap formasi uji sampel yang terdiri dari :
 Lempung ekspansif yang dipadatkan
menurut Standard Compaction
 Campuran clay+sand, komposisi : 10%
sand + 90% clay
 Campuran clay+sand, komposisi : 20%
sand + 80% clay
 Campuran clay+sand, komposisi : 30%
sand + 70% clay Gambar 2 : Diagram alir kegiatan penelitian
 Campuran clay+sand, komposisi : 35% di laboratorium
sand + 65% clay
HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis Data 1) Hasil Uji
Sesuai penelitian deskriptif-asosiatif Dalam percobaan ini, untuk
dan deskriptif-komparatif, analisis data mendapatkan data-data yang diperlukan maka
dilakukan dengan membandingkan besarnya dilakukan pengujian-pengujian seperti
CBR dan swelling tanah ekspansif yang dibawah ini, semua pengujian menurut
dipadatkan menurut Standard Compaction standard ASTM [7]:
terhadap formasi pemadatan (Pengumpulan 1. Pengujian Kadar Air (Moisture
data diatas) yang terdiri dari : Content/Water Content)
a) Besarnya CBR dan swelling tanah 2. Pengujian Berat Jenis (Specific Grafity)
ekspansif yang diberi campuran pasir dengan standar ASTM D 854-92
pada berbagai komposisi campuran 3. Pengujian Batas Cair (Liquid Limit)
tanah ekspansif dan pasir pasang. dengan standar ASTM D 4318-84
b) Perbedaan CBR dan swelling antara 4. Pengujian Batas Plastis (Plastic Limit)
tanah ekspansif dan tanah ekspansif dengan standar ASTM D 4318-84

3
Sutikno dan Denny Yatmadi, Stabilitas Tanah Ekspansif......

5. Pengujian Batas Susut (Shringkage Limit) Identifikasi tanah ekspansif


dengan standar ASTM 427-92 Dari hasil pengujian Atterberg limit
6. Pengujian Analisa Ayakan (Sieve diperoleh:
Analisys) dengan standar ASTM D 546-88 IP = 62.26
7. Pengujian Analisis Hidrometer SL = 23,81 %
(Hydrometer Analisys), standar ASTM D PL = 40.94 %
4221-90 LL = 103.20 %
8. Pengujian Minerology Berdasarkan Chen (1988), tanah
9. Pengujian Pemadatan Standar (Standard dengan IP>35, SL>11, dan LL>63 merupakan
Compaction Test), standar ASTM D 698- tanah lempung yang memiliki potensi
10. Pengujian CBR (California Bearing pengembangan (swelling) sangat tinggi. Dari
Ratio) dengan standar ASTM D 1883-92 pengujian analisa ayak dan hidrometer
11. Pengujian Pengembangan diperoleh prosentase lempung sebesar 40%,
(Swellingdengan standard ASTM D jadi nilai aktifitas tanah lempung menurut
1883-92 Skempton dapat didefinisikan sebagai berikut:
Melalui pengujian sesuai standard
ASTM tersebut diatas dengan urut-urutan Aktifitas (A)
sesuai diagram alir pada metode pengujian PI
A (1)
dihasilkan soil properties dan parameter teknik C  10
tanah hanya dilakukan dengan uji pemadatan
(standard compaction test) dan uji CBR. Hasil Menurut rumusan Skempton tersebut,
pengujian indek properties tanah asli diberikan didapat aktifitas sebesar:
dalam tabel 1. = 62.26 / 40-10
= 2.07
Tabel 1 : Hasil Pengujian Indek Properties
Tanah asli

Tanah Lempung
Parameter Fisik Ekspansif (Tanah
terganggu)
A. Indek Properties
1. Batas cair (LL) 103,20
2. Batas plastis (PL) 40,94
3. Indek plastisitas (IP) 62,26
4. Spesific gravity (Gs) 2,62
5. Batas susut (SL) 23,81 %

B. Komposisi ukuran partikel


Pasir (%) 1,42
Lanau (%) 58,58
Lempung (%) 40
Klasifikasi tanah Lempung
Gambar 3 : Grafik potensi swelling tanah
anorganik dengan berdasarkan kriteria Seed (1962)
plastisitas tinggi
(LL>50).

C. Pemadatan
optimum (%) 32,0
dry maksimum (gr/cm3) 1,295

D. Activity 2,07

4
POLI TEKNOLOGI VOL.9 NO.1, JANUARI 2010

Penambahan air 3-4 % menjamin terdapatnya


struktur lempung yang cukup terpencar, dan
pada saat yang sama menghasilkan kerapatan
kering yang rendah. Sehingga didapatkan nilai
penambahan air yang diperlukan untuk
pengujian CBR yaitu 18 % + 4 % = 22%
(Gambar 5).
1,6

1,5

Berat isi kering (t/m3)


1,4

1,3

1,2

Grafik 4: Grafik Potensi Swelling Tanah 1,1


20 25 30 35 40 45
berdasarkan Seed, Woodward dan Kadar air (%)

Lundgreen (1963)
Gambar 5: Grafik hasil uji pemadatan tanah
Dari nilai aktifitas sebesar 2.07 dan asli
nilai persen clay sebesar 40 % diplotkan
kedalam diagram sehingga dapat diketahui 2) Tanah yang dicampur dengan pasir
tanah tersebut memiliki potensial swell yang CBR (California Bearing Ratio)
tinggi. Menurut Seed, Woodward dan Pengujian CBR dan swelling dilakukan
Lundgreen (1963) dalam Chen (1988) [1] terhadap tanah asli dan terhadap sample A
mengemukakan hubungan antara nilai aktifitas sampai dengan sample D (komposisi
suatu lempung dengan presentase fraksi campuran pasir (sand) 10%, 20%, 30% dan
lempung yang lebih kecil dari 0,002 mm. 35% seperti pada metode pengambilan data),
Hubungan ini dinyatakan pada grafik diatas hasil uji seperti tabel 2.
(Gambar 3 dan Gambar 4).
Jika kita plotkan nilai PI sebesar 62.26 12

dan nilai persen clay sebesar 40 % pada grafik 10

diatas maka akan dapat diketahui bahwa tanah 8


tersebut memiliki swell potential yang sangat
CBR (%)

6
tinggi. 40% pada grafik diatas maka akan
dapat diketahui bahwa tanah tersebut memiliki 4

swell potential yang sangat tinggi dan nilai 2

aktivitasnya diatas 1. menurut Bowles jika 0


nilai aktivitas berada antara 1-7 tanah tersebut Tnh1asli 2 pasir
+10% 3 pasir
+20% 4 pasir
+30% 5 pasir
+35% 6

mengandung monmorilonite. Variasi penambahan pasir (%)


Soaked 2,5 Soaked 5
Pemadatan
Dari hasil percobaan diperoleh nilai Gambar 6: Grafik hasil uji CBR pada berbagai
kadar air optimum (OMC) tanah asli sebesar variasi campuran pasir kondisi
32 % dan berat kering maksimum sebesar soaked
(MDD) sebesar 1,295 %. Untuk mencapai
kadar air optimum dilakukan penambahan air Dari pengujian index soil properties
pada range 18% - 21% lalu ditambahkan 3-4 memperlihatkan bahwa lempung Cikarang
% untuk pemadatan tanah ekspansif [5]. termasuk klasifikasi tanah yang mempunyai
5
Sutikno dan Denny Yatmadi, Stabilitas Tanah Ekspansif......

sifat lempung organis dengan plastisitas sample lainnya. Salah satu faktor swelling
sedang sampai tinggi. Apabila ditinjau dari sangat tergantung volume lempung yang
komposisi minerologinya terlihat bahwa mengembang. Swelling terkecil terjadi pada
mineral Monmorolonite dan Alpha Quartz jumlah pasir terbanyak yaitu sebaesar 35%,
sangat mendominasi komposisi mineral volume pasir yang ada pada komposisi lebih
lempung Cikarang. Dengan mineral besar di bandingkan dengan yang hanya 10%,
Monmorilonite lebih banyak dari yang lain dengan demikian swelling dapat diperkirakan
maka menurut Bowles, 1986, dikatakan terkecil akan terjadi pada kandungan atau
sebagai lempung ekspansif disebabkan campuran pasir sebagai material tambahan
aktifitas Montmorilonite paling tinggi jika dengan jumlah banyak (sample D). Swelling
dibandingkan dengan mineral-mineral lainnya. terbesar pada kondisi tanah asli, hal ini
Indek plastisitas lebih dari 20 biasanya menunjukkan bahwa variasi campuran pasir
suatu tanah lempung dapat diperkirakan akan tersebut memiliki efek positif untuk
mempunyai perubahan volume yang besar menurunkan pengembangan tanah ekspansif,
(mengembang) apabila indek plastisitas Ip  akibat rasio secara keseluruhan lempung (clay)
20 (Dunn et. al, 1980). Aktifitas tanah menurun [1].
lempung merupakan perbandingan antara 6
indek plastisitas dengan clay content. Dengan
demikian indek properties lempung Cikarang 5
termasuk kategori lempung ekspansif.
Nilai CBR (Tabel 2) memperihatkan 4
Swelling (%)

nilai campuran pasir pada 30%, kondisi ini


3
dipandang sebagai jumlah pasir yang cukup
dimana kandungan pasir pada lempung asli 2
hanya sebesar 9%. Komposisi pasir yang
memberikan swelling, lihat gambar dibawah, 1
terkecil didapat pada komposisi pasir
0
terbanyak (35%), hal demikian dapat diterima Tnh1 asli +10%
2 +20%
3 +30%
4 +35%
5 6

mengingat jumlah pasir yang banyak dapat


menurunkan komposisi lempung (clay) pada Variasi penambahan pasir (%)
kondisi tanah asli.
Swelling terbesar terjadi pada kondisi Gambar 7: Grafik hasil uji Swelling pada
tanah asli terendam (soaked), kondisi ini berbagai variasi lapisan pasir
sangat wajar mengingat pada kondisi terendam
dimana lempung (clay) mempunyai pemicu KESIMPULAN
untuk mengembang, yaitu adanya jumlah air 1. Besarnya CBR meningkat diatas tanah asli
yang besar (terendam). sampai pada kondisi penambahan pasir
sebanyak 30% untuk kondisi soaked,
Pengembangan (Swelling) sedangkan pada penambahan pasir sampai
Pengembangan (swelling) pada variasi dengan 35%, nilai CBR (stabilitas)
campuran tanah ekspansif dengan tambahan menurun namun masih diatas nilai tanah
pasir (Tabel 2). Dari ke lima jenis campuran aslinya.
(0%; 10%, 20%, 30% dan 35%) seperti 2. Pada penambahan pasir sampai dengan
digambarkan pada gambar 7, dimana swelling 35%, nilai CBR (stabilitas) menurun namun
terkecil didapat pada komposisi penambahan masih diatas nilai tanah aslinya.
pasir sebesar 35%, kondisi ini dapat terjadi 3. Untuk pengembangan (swelling) tanah
disebabkan volume lempung yang bersifat ekspansif dengan penambahan pasir,
ekspansif lebih sedikit jika dibanding dengan kondisi swelling mengalami pengurangan

6
POLI TEKNOLOGI VOL.9 NO.1, JANUARI 2010

dan nilai cukup signifikan pada DAFTAR PUSTAKA


penambahan pasir antara 10 s/d 30% dan [1] Donald P Coduto, 1994., Foundation
terendah didapat pada penambahan pasir Design Principles and Practice, Prentice-
sebanyak 35%. Hall Inc, Englewood Cliffs, New Jersey.
4. Secara umum terdapat pengaruh [2] Braja M. Das, 1991., Mekanika Tanah
penambahan pasir pada tanah ekspansif (Prinsip-prinsip Rekayasa Geoteknik),
yang dipadatkan terhadap stabilitas (CBR) Jakarta, Erlangga.
dan pengembangan (swelling), tanah [3] Budhu Muni, 2000., Soil Mechanics and
ekspansif mengalami perubahan yang Foundations, John Wiley and Sons Inc,
positif setelah dicampur dengan pasir, New York.
optimasi tercapai pada penambahan pasir [4] Nasir. Moh, 1988., Metode Penelitian,
antara 20% sampai dengan 30% Jakarta, Ghalia Indonesia.
[5] Joseph E Bowles, 1987., Sifat-sifat Fisis
Ucapan Terima Kasih dan Geoteknis Tanah (Mekanika Tanah),
Ungkapan rasa terima kasih kami Erlangga, Jakarta.
sampaikan kepada Direktorat Penelitian dan [6] Van BEMMELEN, R.W, 1949., The
Pengabdian pad Mayarakat (DP2M) Dikti Geology of Indonesia, The Martinus
yang telah membiayai peneltian ini dalam Nijhoff, The Netherlands.
program penelitian untuk perguruan tinggi. [7] ASTM, 1980., Annual Book of ASTM
Standards, Philadelphia, American
Society for Testing and Material, Part 19

Tabel 2 : Hasil uji CBR pada kondisi unsoaked/soaked pada beberapa sampel uji
CBR (%) Swelling
Sampel Komposisi Campuran Kondisi
2,5 5 (%)
Tanah Asli 7,30 5,90 Tanah Asli unsoaked 3,50
Tanah Asli 4,70 3,60 Tanah Asli soaked 4,90
Sampel A 5,80 4,70 10% Pasir soaked 4,95
Sampel B 7,70 7,60 20% pasir soaked 3,60
Sampel C 10,70 9,60 30% pasir soaked 3,30
Sampel D 9,20 8,20 35% pasir soaked 2,30

Das könnte Ihnen auch gefallen