Sie sind auf Seite 1von 3

Tatalaksana Pasien Kejang di Instalasi Gawat Darurat

Tatalaksana Non-Farmakologis pasien kejang meliput

Tindakan awal adalah melakukan tndakan standar kedaruratan berupa ABC (Airway, Breathing,
Circulaton), oksigenasi dan penilaian tekanan darah, nadi, saluran napas, penilaian suhu. Tujuan
pengobatan adalah untuk mengendalikan kejang sebelum cedera neuron terjadi (teorits antara 20 menit
sampai 1 jam).

Pasien ditempatkan pada posisi semi-prone dengan kepala diletakkan menghadap samping untuk
menghindari aspirasi.

Diberikan spatel lidah yang diletakkan dalam ronggan mulut untuk mencegah tergigitnya lidah. Lepas gigi
palsu bila ada.

Akses antarvena harus dilakukan untuk hampir semua pasien (tapi bisa ditangguhkan pada meraka
dengan kejang sederhana).

Koreksi kelainan metabolik yang ada (hiponatremia, hipoglikemia, hipokalsemia, putus obat atau
alkohol).

Bila aktvitas kejang pasien tdak mereda di UGD setelah tndakan ABC dilakukan, maka untuk pasien
yang berada dalam status epileptkus atau sianotk epileptcus, intubasi endotrakeal harus diper-
tmbangkan.

Pemberian obat ant kejang/antepilepsi.

Pengawasan di ruang perawatan intensif, mungkin diperlukan bila terdapat kondisi refrakter.

Tatalaksana Farmakologis Pasien Kejang meliput

1. DIAZEPAM

Diazepam bekerja sebagai ant-kejang dengan menekan semua level pembentukan aktvitas listrik otak
(misalnya, sistem limbik dan retkuler). Diazepam diduga menekan aktvitas listrik otak melalui
peningkatan aktvitas GABA.

Dosis diazepam bisa spesifik secara individual dan perlu hat-hat untuk menghindari efek samping. Tidak
ada dosis maksimal benzodiazepin untuk mengelola kejang.
Dosis Dewasa Diazepam: 0,2 mg/kgBB diberikan 5-10 mg IV P10-20 menit.

2. LORAZEPAM

Dosis Dewasa Lorazepam : 0,1 mg/kgBB IV, diberikan perlahan-lahan sebesar 2 mg/menit, tdak ada
dosis maksimum benzodiazepin, tapi coba beralih ke obat yang lain setelah 10 mg total dosis.

Dosis Remaja Lorazepam : 0,1 mg/kgBB IV perlahan selama 2-5 menit, ulangi dalam 10-15 menit bila
diperlukan. Jangan melebihi 4 mg/dosis.

3. MIDAZOLAM

Midazolam adalah obat alternatf dalam tatalaksana status epileptkus refrakter. Karena midazolam larut
dalam air, efek obat dapat bertahan sekitar 3 kali lebih lama dari diazepam ke puncak efek EEG. Dengan
demikian, dokter harus menunggu 2-3 menit untuk mengevaluasi efek obat midazolam sebelum
memulai prosedur atau mengulangi dosis.

Dosis Dewasa Midazolam : 0,1 mg/kgBB IV perlahan-lahan sebesar 2mg/menit, tdak ada dosis
maksimum set benzodiazepin, tapi coba beralih ke agen yang lain setelah 10 mg dosis.

Loading dosis (sebelum infus kontnu): 0,2 mg/kgBB IV; contnuous infus 0,05-2 mg/kgBB/jam atau 10-15
mg IM (ketka akses lainnya sulit). Intubasi mungkin diperlukan.

4. FENITOIN (DILANTIN)

Fenitoin bekerja di korteks motor, dimana obat ini dapat menghambat penyebaran aktvitas kejang.
Aktvitas listrik di pusat batang otak yang bertanggung jawab untuk fase tonik dari kejang grand mal juga
dapat dihambat.

Dosis Dewasa Fenitoin:

Loading Dosis : 18-20 mg/kgBB (PO/IV)


Untuk memperkecil risiko hipotensi, maka pemberian harus perlahan. Dosis parenteral, sebaiknya tdak
melebihi 50 mg/menit (hipotensi dan aritmia dapat terjadi).

Jika status epileptkus berlanjut, maka dosis dapat ditngkatkan total 30 mg/kgBB.

Das könnte Ihnen auch gefallen