Sie sind auf Seite 1von 3

(http://www.ncbi.nlm.nih.

gov/pubmed/2
3981954)
Sitting time and cardiometabolic risk in
US adults: associations by sex, race,
socioeconomic status and activity level.
Staiano AE, Harrington DM, Barreira TV, Katzmarzyk PT.

Source
Pennington Biomedical Research Center, Baton Rouge, Louisiana, USA.

Abstract

BACKGROUND:

Sitting time is associated with adverse health outcomes including chronic disease and premature
mortality. However, it is not known if the association of sitting time with cardiometabolic risk factors
varies across sociodemographic or health factors.

METHODS:

The sample included 4560 adults (≥20 years) who participated in the cross-sectional 2007-2010 US
National Health and Nutrition Examination Survey. Participants self-reported typical daily sitting time.
Weight, height, blood pressure, and fasting triglycerides, high-density lipoprotein-cholesterol (HDL-
C), glucose and insulin were measured. Homeostatic model assessment-insulin resistance (HOMA-IR)
and β cell function (HOMA-%B) were calculated. A subsample of 3727 participants underwent an oral
glucose tolerance test to obtain 2 h postload glucose levels. Population-weighted linear regression
analysis was used to examine the association between sitting time and each cardiometabolic risk factor,
stratified by sex, race, socioeconomic status and activity level. Analyses were controlled for
demographics, socioeconomic status, survey cycle, personal and family medical history, diet and
physical activity.

RESULTS:

Sitting time was significantly associated with adverse levels of waist circumference, body mass index,
triglycerides, HDL-C, insulin, HOMA-IR, HOMA-%B and 2 h postload glucose, but not with blood
pressure or glucose level. In stratified analyses, sitting time was most consistently related to
cardiometabolic risk factors among low and middle socioeconomic groups and for those who reported
no weekly physical activity, but there were few differences between sex or race groups.

CONCLUSIONS:

Self-reported sitting time was associated with adverse cardiometabolic risk factors consistently across
sex and race groups in a representative US sample, independent of other risk factors. Excessive sitting
warrants a public health concern.
Anda tidak merokok karena anda tahu dan sadar bahayanya merokok, tapi bagaimana dengan perokok
pasif? Seperti halnya perokok aktif, menjadi perokok pasif juga menyebabkan seseorang berisiko
menderita berbagai masalah kesehatan seperti sakit jantung, sakit paru paru dan berbagai jenis kanker.
Kita harus memahami tentang bahaya menjadi perokok pasif dan berusaha melindungi diri dan orang
yang kita cintai dari bahaya asap rokok.

Apa itu perokok pasif?

Perokok pasif adalah orang yang menghirup asap rokok baik yang berasal dari hembusan nafas
perokok maupun dari batang rokok yang sedang terbakar. Asap rokok mengandung ribuan zat kimia
berbahaya, diantaranya:

Ammonia, yang digunakan pada produk pembersih.


Butane, yang digunakan untuk menjernihkan cairan.
Karbon monoksida, yang umumnya keluar dari asap knalpot kendaraan.
Khromium, digunakan untuk membuat baja.
Sianida, digunakan untuk senjata kimia.
Formalin, digunakan pada industri kimia.
Timah, logam beracun.
Polonium, zat radioaktif.

Partikel dari asap rokok ini dapat berada dalam udara ruangan sampai beberapa jam dan residu partikel
ini dapat menempel pada rambut, pakaian dan perabot yang terdapat di dalam ruangan tersebut.

Seberapa bahayanya menjadi perokok pasif?

Berikut adalah beberapa penyakit yang bisa dialami oleh mereka yang menjadi perokok pasif:

 Penyakit paru. Paparan asap rokok menganggu sistem pernafasan terutama pada mereka yang
menderita asma dan penyakit paru menahun (COPD).
 Penyakit jantung. Paparan asap rokok merusak pembuluh darah dan menganggu sirkulasi
darah sehingga meningkatkan risiko penyakit jantung dan serangan jantung.
 Kanker. Asap rokok telah terkenal menjadi faktor risiko utama kanker paru. Benzena yang
terdapat pada asap rokok juga dapat meningkatkan risiko kanker darah atau leukemia.

Bila yang menjadi perokok pasif adalah anak anak maka dia akan berisiko mengalami:

 Berat badan kelahiran yang rendah. Paparan asap rokok selama kehamilan akan menyebabkan
ibu hamil melahirkan anak dengan berat badan yang rendah.
 Sindrom kematian bayi mendadak (SIDS). Anak anak yang menjadi perokok pasif akan
meningkatkan risiko mengalami SIDS.
 Asma. Merokok pasif akan meningkatkan risiko dan keparahan asma pada anak anak.
 Infeksi. Anak anak yang hidup bersama perokok lebih mudah menderita infeksi terutama pada
saluran nafas seperti bronkhitis, radang paru paru dan infeksi pada telinga.

Menjadi perokok pasif juga menyebabkan seseorang berisiko menderita batuk berdahak kronis, sesak
nafas dan iritasi pada mata dan hidung.

Bisakah berhenti menjadi perokok pasif?

Dengan perencanaan yang baik, anda bisa mengurangi atau menghindari paparan asap rokok dari para
perokok. Ingat, adalah hak anda untuk bernafas dan menghirup udara yang segar. Lakukanlah beberapa
langkah sederhana berikut:

 Jangan biarkan orang merokok di dalam rumah anda. Jika keluarga atau tamu ingin merokok,
sarankan mereka untuk merokok di luar rumah. Ventilasi dan AC tidak terlalu efektif untuk
menyingkirkan dampak asap rokok di dalam rumah.
 Jangan biarkan orang merokok di dalam mobil. Jika penumpang kendaraan harus merokok
selama perjalanan, berhentilah dan sarankan mereka merokok di tempat peristirahatan atau di
luar mobil.
 Desaklah aturan yang ketat tentang rokok di tempat kerja. Aturan tentang merokok di ruang
publik tertutup sudah sangat ketat di beberapa daerah.
 Saat bepergian, pilihlah tempat yang bebas asap rokok. Berkunjunglah hanya ke tempat
tempat yang memiliki aturan yang ketat terhadap larangan merokok di ruang tertutup.
 Berlanggananlah untuk makan atau minum di tempat makan/restoran yang memiliki aturan
ketat tentang larangan merokok.
 Jika harus menginap di sebuah hotel, pilihlah hotel yang memiliki kamar bebas asap rokok.

Jika pasangan anda merokok, teruslah mendorongnya untuk berhenti merokok. Seluruh anggota
keluarga akan mendapatkan manfaat bila pasangan anda mau berhenti merokok.

Das könnte Ihnen auch gefallen