Sie sind auf Seite 1von 21

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP TINDAK PIDANA PROSTITUSI ONLINE

MENURUT UNDANG-UNDANG NO. 11 TAHUN 2008, DAN UNDANG-UNDANG


NO. 44 TAHUN 2008

Fikri Ramdan
Program Studi S1 Ilmu Hukum, Fakultas Hukum UPN “Veteran” Jakarta
Jl. RS Fatmawati Pondok Labu, Jakarta Selatan 12450
Telp: 089618910045
E-mail: Fikriramdan995@gmail.com

ABSTRACT

In the development of the period the more modern this happens a rapid development of the
field of Information Technology and communication with advanced Information Technology
is currently in addition to contribute to the improvement of prosperity, progress and human
civilization, as well as a effective means to perform the action against the law. One of them
that proliferate in the community is the problem of prostitution, one of the negative impact of
information technology utilization is the dissemination of information that negatively charged
ions prostitution using social media. The problems in the writing of this bachelor theses,
about Law Enforcement against criminal acts of online prostitution according to Law
Number 11/2008 and Law Number 44 Year 2008, and efforts in combating criminal acts of
online prostitution. The method of writing the backing of writing this bachelor theses using
the research method (normative) literature namely research done with how to examine
library materials or secondary material that will be collected and analyzed and examined in
this research coupled with the interview. Law enforcement in the implementation of the
legislation criminal acts of online prostitution, namely of Act Number 11/2008 about
Information and Electronic Transaction and Act Number 44 The year 2008 About
Pornography. As well as through the role of Law Enforcement Officials, Community
Participation, means and infrastructure and culture. While the effort to tackle the criminal
acts of online prostitution can be done through preventive efforts directed to prevent the
criminal acts of online prostitution and repressive efforts directed to handle or process the
criminal acts of online prostitution. And these obstacles in tackling criminal acts of online
prostitution, is the factor of legislation that less sufficient, culture society views of online
prostitution itself and the capacity of law enforcement agencies in the conduct of the law
enforcement against criminal acts of online prostitution.

Key Words : law enforcement, Criminal Acts, Online Prostitution

1
PENDAHULUAN mencobanya. Walau mereka tahu akibat
yang mereka lakukan, namun tidak
Perkembangan zaman yang semakin
membuat mereka jera atau berpikir lebih
global seperti sekarang ini terjadi
jauh akibat yang akan ditimbulkan dari
kemajuan yang pesat dari Teknologi
masalah prostitusi tersebut. Tidak sedikit
Informasi dan Komunikasi, Dengan
juga mereka yang melakukan hal tersebut
majunya Teknologi Informasi saat ini
dapat dikatakan orang yang
selain memberikan kontribusi bagi
perekonomiannya cukup, namun mereka
peningkatan kesejahteraan, kemajuan, dan
tetap melakukan hal tersebut dengan
peradaban manusia, sekaligus menjadi
alasan mencari perhatian orangtua yang
sarana efektif untuk melakukan perbuatan
sibuk bekerja dan kurang memperhatikan
melawan hukum. Salah satunya yang
anak-anaknya, dan hanya untuk mendapat
menjamur dimasyarakat adalah masalah
anggapan modern atau ingin diakui dalam
peostitusi. Ditambah lagi dengan
kelompok teman-temannya agar dibilang
menggunakan sarana teknologi, prostitusi
tidak ketinggalan zaman. Apalagi pada
merupakan bentuk kejahatan yang sangat
saat sekarang dikalangan remaja
membahayakan.
melakukan gaya hidup bebas adalah suatu
Masalah prostitusi di Indonesia
yang tidak tabu lagi, padahal itu bertolak
merupakan masalah yang cukup rumit
belakang dengan adat istiadat di negara
dimana banyak hal yang berhubungan
kita yang masih memegang teguh adat
disana, oleh karena itu permasalahan ini
timur.1
sangat perlu perhatian khusus oleh
Prostitusi yang biasanya dilakukan
masyarakat maupun pemerintah.
di dunia nyata kini dapat pula dilakukan
Para pelaku prostitusi ini berasal dari
melalui dunia maya. Prostitusi melalui
berbagai kalangan mulai dari kalangan
media sosial berkembang dengan pesat
pelajar, mahasiswa, bahkan sampai ibu
dikarenakan mudahnya situs-situs illegal
rumah tangga sekalipun dapat melakukan
terkait dengan prostitusi untuk diakses
hal tersebut. Para pelaku prostitusi
serta perkembangan situs jejaring sosial
melakukannya karena berbagai macam
seperti facebook, twitter, instagram, path,
alasan diantaranya, karena kekurangan
blog, serta aplikasi-aplikasi chatting yang
ekonomi guna memenuhi kebutuhan
banyak digunakan masyarakat untuk
hidupnya sehari-hari maka terpaksa
dilakukannya, juga alasan pendidikan yang
1
Yesmil Anwar Adang, Krimonologi,
rendah, atau alasan karena ingin (Bandung: PT Refika Aditama, 2013), cetakan ke-
4, h. 354.

2
mempermudah komunikasi jarak jauh pasal 27 ayat 1 serta sanksinya yang diatur
contohnya blackberry messenger, line, dalam pasal 45 ayat 1, Dan Undang-
whatsapp, dan lain-lain yang dapat Undang No. 44 Tahun 2008 tentang
difungsikan sebagai wadah bagi pelaku Pornografi yang termuat dalam pasal 4
prostitusi online untuk menawarkan serta ayat 2 huruf d dan sanksinya yang diatur
menjajakan jasa seks, sehingga dapat dalam pasal 30.
dikatakan bahwa perkembangan situs-situs Selain penegakan melalui undang-
jejaring sosial memiliki dampak yang baik undang diperlukan peranan aparat penegak
bagi berkembangya bisnis prostitusi hukum, jika memang pemerintah
melalui media Sosial.2 berkeyakinan bahwa prostitusi online
Dampak negatif dari perkembangan semakin menggejala dan berpotensi untuk
prostitusi melalui media sosial ini sendiri merusak tatanan kehidupan sosial,
mulai meluas dan berbahaya, ini menuntut seharusnya yang dilakukan pemerintah
adanya suatu kebijakan penanggulangan adalah memerintahkan aparat kepolisian
dan pencegahannya. Hukum sebagai agar segera melakukan penyelidikan dan
instrument yang berfungsi untuk penyidikan secara intensif, serta
melindungi masyarakat dari segala bentuk memerintahkan kejaksaan untuk lebih
penyimpangan dalam dunia maya, serius menuntut segala tindak pidana
termasuk seperti prostitusi online, prostitusi. Perintah ini harus disertai
sehingga sangatlah dianggap penting untuk dengan dukungan sekaligus mem ‘back
dilakukan upaya penegakan hukum up’ pemberantasan prostitusi. Juga
terhadap tindak pidana prostitusi online di melakukan upaya-upaya non-hukum yang
Indonesia. diperkirakan mampu menekan terjadinya
Di Indonesia ada beberapa ketentuan prostitusi.
perundang-undangan yang berkaitan Aparat penegak hukum memiliki
dengan tindak pidana prostitusi online, kewenangan untuk mencegah dan
diantaranya Undang-Undang No. 11 memberantas penyebaran prostitusi online.
Tahun 2008 tentang Informasi dan Beberapa upaya yang dapat dilakukan
Transaksi Elektronik yaitu diatur dalam diantaranya melakukan razia (sweeping) di
berbagai tempat penyedia layanan internet
2
Cindy Eka Febriana, Analisis dan komputer, memblokir situs-situs yang
Kebijakan Hukum Dalam Menanggulangi Tindak
Pidana Prostitusi Online Sebagai Kejahatan menyebarkan konten-konten berbau
Mayantara (Studi Putusan No.
228/PID.B/2015/PN.PGP), Jurnal Hukum Edisi 5, pornografi, menindak para pembuat
tahun 2016, h. 3. website pornografi dan prostitusi,
3
melakukan penyuluhan tentang bahaya yang paling mendasar. Disinilah tugas dari
pornografi maupun seks bebas dan sanksi pemerintah sebagai penentu kebijakan
pidana. mengambil andil yang besar dalam
Selain peranan aparat penegak mengontrol dan mengarahkan kebutuhan
hukum sekiranya diperlukan juga peran setiap warga negaranya agar tetap
dan kepedulian masyarakat terhadap berpedoman pada norma-norma yang
tindak pidana prostitusi online ini, seperti hidup di masyarakat melalui undang-
melakukan sosialisasi peraturan peraturan undang anti pornografi dan pornoaksi serta
perundang-undangan yang mengatur undang-undang Informasi dan Transaksi
mengenai prostitusi, melakukan Elektronik agar tidak dimanfaarkan oleh
pembinaan kepada masyarakat terhadap pihak-pihak yang hanya ingin mengambil
bahaya dan dampak dari pornografi dan keuntungan yang dampaknya akan
pornoaksi. Peran serta masyarakat harus meruntuhkan nilai-nilai moral yang ada di
sesuai dengan peraturan perundang- dalam masyarakat dan mengakibatkan
undangan yang berlaku, maksudnya segala macam kriminalitas yang berkaitan
masyarakat tidak boleh melakukan dengan sex banyak terjadi seperti
tindakan main hakim sendiri, tindak pemerkosaan, perdagangan manusia,
kekerasan, razia (sweeping), dan perbuatan pelacuran, dan lain sebagainya.
melawan hukum lainnya. Berdasarkan Latar Belakang yang
Prostitusi online dianggap sebagai telah diuraikan di atas, maka penulis
kejahatan baru yang aturan atau kebijakan tertarik untuk mengkaji secara lebih
hukum pidana di Indonesia dianggap mendalam mengenai “Tinjauan Yuridis
masih belum dijelaskan secara terperinci Terhadap Tindak Pidana Prostitusi Online
untuk menanggulangi masalah prostitusi Menurut Undang-Undang No. 11 Tahun
online, oleh karena itu upaya 2008, Dan Undang-Undang Nomor 44
penanggulangan terhadap prostitusi online Tahun 2008”.
terbilang terhambat karena belum adanya
formulasi yang secara khusus mengatur RUMUSAN MASALAH
serta memberikan sanksi terhadap pelaku Adapun pokok permasalahan yang
tindak pidana prostitusi online ini. akan dibahas dalam penulisan skripsi ini
Pada akhirnya segala hal yang adalah sebagai berikut :
menyangkut dengan sex sebenarnya tidak 1. Bagaimanakah Penegakan Hukum
bisa dihilangkan karena memang sex Terhadap Tindak Pidana Prostitusi
adalah bagian dari kebutuhan manusia Online Menurut Undang-Undang No.
4
11 Tahun 2008, Dan Undang-Undang KERANGKA TEORI
No. 44 Tahun 2008 ? Teori yang digunakan dalam
2. Bagaimanakah Upaya Dalam penulisan skripsi ini ada teori penegakan
Penanggulangan Tindak Pidana hukum menurut Soerjono Soekanto,
Prostitusi Online ? Menurut Soerjono Soekanto penegakan
hukum merupakan kegiatan menyerasikan
TUJUAN PENULISAN
hubungan nilai-nilai yang terjabarkan
Berdasarkan permasalahan yang
didalam kaidah-kaidah yang mantap dan
dikemukakan di atas, maka tujuan yang
mengejawantah dalam sikap tindak
hendak dicapai oleh penulis dalam
sebagai rangkaian penjabaran nilai tahap
penulisan ini adalah :
akhir, untuk menciptakan, memelihara,
1. Untuk Mengetahui Penegakan Hukum
dan mempertahankan kedamaian
Terhadap Tindak Pidana Prostitusi
pergaulan hidup.3
Online Menurut Undang-Undang No.
Penegakan hukum bukanlah semata-
11 Tahun 2008, Dan Undang-Undang
mata berarti hanya pada pelaksanaan
No. 44 Tahun 2008.
perundang-undangan saja atau berupa
2. Untuk Mengetahui Upaya Dalam
keputusan-keputusan hakim. Masalah
Penanggulangan Tindak Pidana
pokok yang melanda penegakan hukum
Prostitusi Online.
yakni terdapat pada faktor-faktor yang

RUANG LINGKUP PENULISAN mempengaruhinya secara langsung

Berdasarkan 2 (dua) permasalahan maupun tidak langsung.

tersebut diatas maka penulis membatasi Lebih lanjut menurut Soerjono

ruang lingkup penulisan agar tidak meluas Soekanto keberhasilan penegakan hukum

pada topik yang tidak berkaitan dengan mungkin dipengaruhi oleh beberapa faktor

penulisan skripsi ini. Penelitian ini yang mempunyai arti yang netral, sehingga

terfokus pada bagaimanakah Penegakan dampak negatif atau positifnya terletak

Hukum Terhadap Tindak Pidana Prostitusi pada isi faktor-faktor tersebut antara lain :

Online Menurut Undang-Undang No. 11 1. Undang-undang.

Tahun 2008 tentang Informasi dan 2. Penegak Hukum.

Transaksi Elektronik, dan Undang-Undang 3. Sarana dan fasilitas yang membentuk

No. 44 Tahun 2008 tentang Pornografi. dan menerapkan hukum.

Dan upaya dalam penanggulangan tindak


3
pidana prostitusi online. Soerjono Soekanto, Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Penegakan Hukum, (Jakarta:
Rajawali Pers, 2004), h. 5.

5
4. Masyarakat. patuh pada hukum, yaitu berupa
5. Dan Kultur Budaya. Undang-Undang. Dalam penulisan
Kelima faktor yang dikemukakan skripsi ini digunakan Undang-
Soerjono Soekanto tersebut, tidaklah undang No. 11 Tahun 2008 tentang
disebutkan faktor mana yang sangat Informasi Dan Transaksi Elektronik,
dominan berpengaruh atau mutlak, semua dan Undang-undang No. 44 Tahun
faktor tersebut harus mendukung untuk 2008 Tentang Pornografi.
membentuk efektifitas hukum. Namun dari 2) Bahan Hukum Sekunder
kelima faktor ini jika bisa optimal, Bahan Hukum yang menjelaskan
setidaknya hukum dinilai dapat efektif. bahan hukum primer, terdiri dari
buku-buku (literatur), artikel atau
METODE PENELITIAN
makalah, baik yang tersaji dalam
Adapun data-data atau metode yang
bentuk cetak maupun elektronik,
dipergunakan oleh penulis di dalam skripsi
maupun pendapat para ahli (doktrin)
ini adalah sebagai berikut:
yang berkaitan dengan masalah yang
a. Metode Penelitian Kepustakaan
diteliti.
Penelitian ini menggunakan
3) Bahan Hukum tersier
penelitian kepustakaan yaitu yuridis
Bahan Hukum yang memberikan
normatif, yang dilakukan dengan cara
petunjuk maupun penjelasan
meneliti bahan pustaka atau bahan
terhadap bahan hukum primer dan
sekunder yang akan dikumpulkan serta
bahan hukum sekunder, misalnya:
dianalisis dan diteliti. Penelitian ini
kamus, ensiklopedia, dan lain
mengandung teori-teori yang diperoleh
sebagainya.
dari bahan pustaka.
c. Teknik Pengumpulan Data
b. Sumber Data
Dalam memperoleh data dalam
Mengenai sumber data yang
penulisan skripsi ini, maka penulis
dipergunakan dalam penulisan skripsi
menggunakan metode Penelitian
ini adalah data sekunder. Menurut
Pustaka (Library Research) yaitu
kekuatan mengikatnya, data sekunder
Penelitian yang dilakukan oleh penulis
dapat digolongkan menjadi tiga
untuk mendapatkan data sekunder,
golongan, yaitu :
yaitu data yang didapatkan dengan
1) Bahan Hukum Primer
menelaah buku-buku, peraturan
Bahan Hukum yang mempunyai
Perundang-Undangan, karya tulis,
kekuatan hukum yang mengikat atau
makalah, wawanncara, serta data yang
6
didapatkan dari penelusuran melalui menawar yang bersendikan pada
media internet atau media lain yang pelayanan penikmat jasa yang
berhubungan dengan penulisan skripsi pelancarannya bersendikat pada dunia
ini. maya atau jejaring internet sebagai media
d. Teknik Analisis Data penyambung dalam meluruskan aksi
Bahan hukum yang diperoleh kejahatan tersebut.
dianalisis secara kualitatif yakni uraian Sebagaimana diketahui bahwa
yang dilakukan terhadap data yang hukum akan dapat dirasakan peranan dan
terkumpul dengan menggunakan manfaatnya apabila dipertahankan dan
kalimat-kalimat atau uraian-uraian dioperasoinalkan melalui pelayanan,
yang menyeluruh terhadap fakta-fakta penerapan, dan penegakan hukum. Jika
yang ada sehubungan dengan Tindak penegakan hukum dilakukan secara
Pidana Prostitusi Online dikaitkan konsisten dan berkelanjutan merupakan
dengan Undang-Undang No. 11 Tahun syarat penting bagi tegak dan kokohnya
2008 tentang Informasi dan Transaksi pilar-pilar negara hukum Indonesia.
Elektronik, dan Undang-Undang No. 44 Namun demikian bila penegakan hukum
Tahun 2008 tentang Pornografi. Semua tidak dilakukan secara konsisten, maka
hasil Penelitian dihubungkan dengan akan menimbulkan ketidakadilan,
peraturan perundang-undangan yang ketidakpastian hukum dan kemerosotan
terkait, setelah itu dirumuskan dalam wibawa hukum serta melahirkan dan
bentuk uraian kalimat dan akhirnya mengekalkan krisis di bidang hukum.4
dapat ditarik kesimpulan sebagai Memang disadari bahwa kemajuan
jawaban terhadap permasalahan- teknologi ternyata memberikan ruang bagi
permasalahan di dalam penulisan penyebaran tindak pidana prostitusi
skripsi ini. melalui media elektronik. Maka dari itu
dirasa perlu adanya peraturan yang
mengatur peristiwa ini, dalam rangka
PEMBAHASAN
melakukan penegakan hukum terhadap
Upaya Pemerintah Dalam Penegakan
tindak pidana prostitusi oneline, upaya
Hukum Terhadap Tindak Pidana
pemerintah yang dilakukan berupa:
Prostitusi Online
Prostitusi online sebagai kejahatan
cyber merupakan kejahatan transaksi jasa
4
Bambang Waluyo, Masalah Tinda
seksual dalam kegiatan kasus tawar- Pidana Dan Upaya Penegakan Hukum, (Jakarta:
Sumber Ilmu Jaya, 2007), h.3.

7
1) Perundang-Undangan Kecuali pada pasal 27 ayat (1) yang
Di Indonesia sendiri, sampai saat ini berisikan tentang perbuatan yang dilarang,
belum ada undang-undang yang secara menyebutkan kata kesusilaan yang
khusus mengatur mengenai prostitusi menyangkut kepada hal-hal yang berbau
online, namun dengan demikian bukan pornografi. Isi dari pasal 27 ayat (1) yaitu
berarti pemerintah membiarkan sebagai berikut:
permasalahan tersebut. Di Indonesia ada “Setiap Orang dengan sengaja dan
tanpa hak mendistribusikan dan/atau
beberapa peraturan perundang-undangan
mentransmisikan dan/atau membuat
yang melarang tindakan yang melanggar dapat diaksesnya Informasi
Elektronik dan/atau Dokumen
kesusilaan yaitu:
Elektronik yang memiliki muatan
a) Undang-Undang No. 11 Tahun 2008 yang melanggar kesusilaan”.5
Dalam pasal tersebut menyebutkan
Tentang Informasi Dan Transaksi
kata kesusilaan yang maksudnya
Elektronik
menyangkut pada hal-hal yang
Kemajuan teknologi ternyata
mengandung unsur pornografi. Pasal ini
memberikan ruang bagi pelaku bisnis
tidak menyebutkan hal-hal apa sajakah
prostitusi online, yang mengakibatkan
yang dimaksud dengan kesusilaan tersebut.
terjadinya pergeseran penggunaan
Pada pasal 27 ayat (1) tersebut
teknologi yang tadinya di gunakan untuk
menyebutkan “setiap orang dengan
penyebaran ilmu pengetahuan, transaksi
sengaja dan tanpa hak mendistribusikan
dagang, penyebaran berita dan yang
dan/atau mentransmisikan dan/atau
lainnya, namun sekarang dimanfaatkan
membuat dapat diaksesnya informasi
untuk melakukan bisnis prostitusi online.
elektronik dan/atau dokumen elektronik
Untuk mencegah dan memberantas
yang memiliki muatan yang melanggar
praktek prostitusi online, Indonesia telah
kesusilaan”, sehingga subjek hukum yang
memiliki perundang-undangan yang
dapat di tuntut pertanggung jawaban
memuat peraturan dan sanksi terhadap
pidananya dalam UU ini hanyalah si
tindakan kriminal di dunia maya. Yakni
pemilik website prostitusi online, yakni
Undang-Undang No. 11 Tahun 2008
sebagai orang yang mendistibusikan atau
Tentang Tnformasi dan Transaksi
mentransmisikan atau membuat dapat
Elektronik (UU ITE).
diaksesnya situs prostitusi online tersebut.
Undang-Undang No. 11 Tahun 2008
Tentang Informasi dan transaksi elektronik 5
Indonesia, Undang-Undang Republik
ini sendiri sebenarnya tidak menyebutkan Indonesia Tentang Informasi Dan Transaksi
Elektronik Nomor. 11 Tahun 2008, pasal 27 angka
kata prositusi dalam semua pasalnya. 1.

8
Jadi, yang dimaksud dengan undang No. 11 Tahun 2008 Tentang
prostitusi online yang di atur dalam Informasi dan Transaksi Elektronik (UU
Undang-Undang Informasi dan Transaksi ITE).
Elektronik tersebut adalah situs-situs yang Sebelum lebih jauh membahas lebih
menampilkan atau menyediakan muatan- jauh, undang-undang ini memberikan
muatan melanggar kesusilaan yang penjelasan dari apa yang dimaksud dengan
tujuannya adalah untuk menghasilkan kata pornografi yang terdapat dalam pasal
uang dengan cara menampilkan gambar 1 ayat (1) yang berbunyi:
wanita pekerja seks komersial. “Pornografi adalah gambar, sketsa,
ilustrasi, foto, tulisan, suara, bunyi,
Ketentuan mengenai sanksi dalam
gambar bergerak, animasi, kartun,
Undang-undang Informasi dan Transaksi percakapan, gerak tubuh, atau
bentuk pesan lainnya melalui
Elektronik ini termuat dalam pasal 45 ayat
berbagai bentuk media komunikasi
(1) tentang ketentuan pidana. dan/atau pertunjukan di muka
umum, yang memuat kecabulan atau
“Setiap orang yang memenuhi unsur
eksploitasi seksual yang melanggar
sebagaimana dimaksud dalam pasal
norma kesusilaan dalam
27 ayat (1), ayat (2), ayat (3), atau
masyarakat”.7
ayat (4) dipidana dengan pidana
Dari semua yang disebutkan dalam
paling lama 6 (enam) tahun
dan/atau denda paling banyak pasal 1 ayat (1) undang-undang
Rp.1.000.000.000,00 (satu miliar
pornografi, hanya membatasi itu pada hal-
rupiah)”.6
hal yang memuat kecabulan atau
b) Undang-Undang No.44 Tahun 2008
eksploitasi seksual. Mengenai
Tentang Pornografi
permasalahan prostitusi undang-undang ini
Dalam Undang-undang No.44 tahun
menyebutkannya dengan kata jasa
2008 tentang pornografi erat kaitannya
pornografi yang terdapat pada pasal 1 ayat
dengan permasalahan prostutusi online
(2) yang berbunyi:
karena unsur-unsur didalamnya tidak
“Jasa pornografi adalah segala
terlepas dari muatan-muatan yang jenis layanan pornografi yang
disediakan oleh orang perseorangan
mengandung pornografi.
atau korporasi melalui pertunjukan
Namun pada Undang-undang No.44 langsung, televise kabel, televisi
teresterial, radio, telepon, internet,
Tahun 2008 Tentang Pornografi didalam
dan komunikasi elektronik lainnya
setiap pasalnya tidak menyebutkan secara serta surat kabar, majalah, dan
barang cetakan lainnya”.
jelas mengenai kata prostitusi online sama
halnya seperti yang diatur didalam Undng-
7
Indonesia, Undang-Undang Republik
Indonesia tentang Pornografi, UU Nomor 44 tahun
6 2008, pasal 1 angka 1.
Ibid, pasal 45 ayat (1).

9
Praktek prostitusi yang di atur Yakni pihak yang memfasilitasi praktek
didalam undang-undang ini diperjelas pada prostitusi online yang menawarkan jasa
pasal 4 ayat (2) huruf (d) yang isi pasal layanan seksual. Seperti pemilik website
tersebut mengenai larangan serta dapat dipidana karena menawarkan
pembatasan yang berbunyi: pekerja seks komersial pada websitenya
“Setiap orang dilarang menyediakan dan menjadi mucikarinya.
jasa pornografi yang menawarkan
Dengan memfasilitasi perkerja seks
atau mengiklankan, baik langsung
maupun tidak langsung layanan komersial dengan orang yang ingin
seksual”.8
mendapatkan layanan seksual, sepetinya
Apabila dihubungkan dengan dengan
sudah cukup untuk menjerat mucikari atau
pasal 1 ayat (2), maka pratek prostitusi
pemilik website dengan undang-undang
online dapat dipidanakan. Karena telah
pornografi ini.
memenuhi unsur-unsur pidana dalam pasal
Untuk pekerja seks komersial itu
tersebut. Seperti unsur kecabulan dan
sendiri, undang-undang pornografi
eksploitasi seksual pada pasal 1 ayat (2)
menyebutkannya pada pasal 8 yang
dan unsur menawarkan jasa seksual. Selain
berbunyi:
itu media internetpun sudah diatur yang
“Setiap orang dilarang dengan
menjadi media perantara kegiatan-kegiatan
sengaja atau atas persetujuan
yang berujung pada pornografi seperti dirinya menjadi objek atau model
yang mengandung muatan
prostitusi online ini.
pornografi”.10

Selanjutnya mengenai pihak yang Yang dimaksud dalam pasal ini


terlibat dalam praktek prostitusi online adalah melarang orang menjadikan dirinya
undang-undang pornografi lebih jelas dan sebagai objek yang bermuatan pornografi
tegas dalam menyebutkan pihak-pihak baik oleh kemauannya sendiri maupun atas
tersebut. Pada pasal 7 undang-undang izinnya sendiri. Dalam pratek prostitusi
pornografi yang berbunyi: online ini terdapat dua hal yang bisa
“Setiap orang dilarang mendanai dilakukan oleh pekerja seks komersial, ada
atau memfasilitasi perbuatan
yang dilakukan secara sendiri tanpa pihak
sebagaimana dimaksud dalam pasal
4”.9 yang memfasilitasi (mucikari), dan ada
Maksud dari pasal 7 tersbut adalah
juga yang menggunakan jasa mucikari
pihak yang mendanai atau memfasilitasi
yang ikut memfasilitasi transaksi seks.
sehingga terjadinya perbuatan yang diatur
Pasal 8 undang-undang pornografi ini
dalam pasal 4 yang telah disebutkan diatas.
dapat diterapkan untuk menjerat pekerja
8
Ibid, pasal 4 ayat (2). 10
9 Ibid, pasal 8.
Ibid, pasal 7.

10
seks komersial yang bekerja sendiri Rp.1.000.000.000,00 (satu miliar
rupiah) dan paling banyak
maupun dengan bantuan jasa mucikari
Rp.7.500.000.000,00 (tujuh miliar
melalui media online. lima ratus juta rupiah)”.12
Dan sebagai objek dari bisnis
Ketentuan mengenai sanksi-sanksi
prostitusi online, pekerja seks komersial
dalam undang-undang porografi, diatur
dapat dijerat dalam undang-undang ini,
pula secara spesifik merujuk kepada pihak-
pada pasal 34 yang berbunyi:
pihak yang terlibat. Seperti pada pasal 30
“Setiap orang yang dengan sengaja
undang-undang pornografi, yang berbunyi:
atau atas persetujuan dirinya
“Setiap orang yang menyediakan menjadi objek atau model yang
jasa pornografi sebagaimana mengandung muatan pornografi
dimaksud dalam pasal 4 ayat (2) sebagaimana dimaksud dalam pasal
dipidana dengan pidana penjara 8 dipidana dengan pidana penjara
paling singkat 6 (enam) bulan dan paling lama 10 (sepuluh) tahun
paling lama 6 (enam) tahun dan/atau pidana denda paling
dan/atau pidana denda paling banyak Rp.5.000.000.000,00 (lima
sedikit Rp.250.000.000,00 (dua ratus miliar rupiah)”.13
lima puluh juta rupuah) dan paling Dalam ketentuan pasal ini
banyak Rp.3.000.000.000,00 (tiga
pekerja seks komersial dihukum
miliar rupiah)”.11
Pasal ini mengancam penjatuhan maksimal 10 tahun penjara dan/atau
pidana bagi setiap orang yang melakukan denda paling banya 5 miliar.
kejahatan pada pasal 4 ayat (2), khusus
praktek prostitusi online pada pasal 4 ayat 2) Peran Aparat Penegak Hukum
(2) huruf d, dengan pidana penjara paling Penegakan hukum adalah proses
lama 6 (enam) tahun dan/atau denda dilakukannya upaya untuk tegaknya
maksimal 3 (tiga) miliar rupiah. atau berfungsinya norma-norma hukum
Selanjutnya untuk pihak yang secara nyata sebagai pedoman perilaku
memfasilitasi adanya praktek prostitusi ini terhadap hubungan hukum dalam
seperti yang dijelaskan pada pasal 7 kehidupan bermasyarakat dan
undang-undang pornografi dijerat dengan bernegara.
pasal 33 yang berbunyi: Proses penegakan hukum
“Setiap orang yang mendanai atau tergantung kepada beberapa faktor,
memfasilitasi perbuatan
salah satunya adalah faktor aparat
sebagaimana dimaksud dalam pasal
7 dipidana penjara paling singkat 2 penegak hukum. Lembaga penegak
(dua) tahun dan paling lama 15
hukum harus menjalankan tugasnya
(lima belas) tahun dan/atau pidana
denda paling sedikit
12
Ibid, pasal 33.
11 13
Ibid, pasal 30. Ibid, pasal 34.

11
dengan baik dan sesuai dengan memberikan edukasi, pencerahan,
perlindungan, dan pengayoman
peranannya masing – masing yang
terhadap masyarakat”.14
diatur dalam peraturan perundang – Karena didalam sumpah jabatan
undangan. Dalam menjalankan polisi ada amanat yang diemban oleh
tugasnya tersebut harus mengutamakan polisi dalam menjalankan tugasnya
keadilan dan profesionalisme, sehingga untuk mengayomi dan melindungi serta
menjadi panutan masyarakat serta memberikan rasa aman kepada
dipercaya oleh semua pihak termasuk masyarakat. Polisi harus mempunyai
oleh anggota masyarakat. integritas yang tinggi dalam
Para aparat penegak hukum, yang menegakkan serta melaksanakan
terdiri dari polisi, jaksa, pengacara, kewajibannya tanpa adanya intervensi
hakim, dan yang lainnya harus dari pihak manapun yang tidak
menjalankan tugas dan fungsinya berkepentingan yang melukai rasa
masing-masing dengan baik dan benar keadilan yang berhubungan dengan
demi tercapainya masyarakat yang tindak pidana prostitusi online.
damai sejahtera sesuai dengan apa yang
telah di cita-citakan oleh undang- 3) Peran Serta Masyarakat
undang, karena apabila para aparat Penegakan hukum berasal dari
penegak hukum tidak menjalankan masyarakat dan bertujuan untuk
tugas dan fungsinya dengan baik dan mencapai kedamaian di dalam
benar maka penegakan hukum tidak masyarakat itu sendiri. Secara langsung
akan berjalan sebagaimana mestinya. maupun tidak langsung masyarakat
Dengan maraknya praktek dapat mempengaruhi penegakan
prostitusi online yang terjadi di tengah- hukum. Hal ini dapat dilihat dari
tengah masyarakat, menurut AKP H. pendangan masyarakat mengenai
Darmo Suhartono, SIP, MH selaku hukum itu sendiri.
Kanit II Subdit IV Cyber Crime Dit Hanya sebagian kecil warga
Reskrimsus Polda Metro Jaya, masyarakat atau kelompok masyarakat
“Aparat penegak hukum berupaya yang memiliki kesadaran hukum,
untuk melakukan penegakan hukum
persoalan yang timbul adalah taraf
dengan cara melakukan
penyelidikan, penyidikan, dan kepatuhan hukum, yaitu kepatuhan
Penangkapan terhadap tindak pidana
prostitusi online, menurutnya 14
Wawancara dengan Darmo Suhartono,
penegakan hukum merupakan kanit II Subdit IV Cyber Crime Dit Reskrimsus
tindakan kepolisian untuk Polda Metro Jaya, Jakarta. tanggal 1 desember
2016.

12
hukum yang tinggi, atau kurang. dan memahami ancaman kejahatan
Adanya derajat kepatuhan masyarakat tersebut. Karena taraf kesadaran hukum
terhadap hukum, merupakan salah satu para warga masyarakat merupakan
indikator berfungsinya hukum yang faktor yang penting di dalam
bersangkutan. menegakkan hukum.
Semakin tinggi kesadaran
masyarakat akan hukum maka semakin 4) Sarana Dan Prasarana
memungkinkan adanya penegakan Perkembangan teknologi yang
hukum di masyarakat. Karena saat ini sangat mempengaruhi
sesungguhnya hukum berasal dari kehidupan masyarakat dunia adalah
masyarakat dan ditunjukan untuk teknologi informasi yang salah satu
mencapai keadilan di masyarakat. wujudnya adalah internet. Internet yang
Namun terkadang sikap masyarakat pada mulanya hanya dikembangkan
yang acuh terhadap tindak pidana untuk kepentingan militer, riset dan
prostitusi online ini yang membuat pendidikan terus berkembang
semakin berkembangnya bisnis memasuki aspek kehidupan umat
prostitusi online, hal tersebut manusia.15
dikarenakan tidak ada penolakan dan Saat ini, internet telah membentuk
penentangan terhadap bisnis tersebut. masyarakat dengan kebudayaan baru,
Maka dari itu di perlukan peran serta masyarakat baru dengan kebebasan
masyarakat dalam melakukan berkreativitas dan berkreasi yang paling
penegakan hukum terhadap tindak sempurna. Namun dibalik
pidana prostitusi online ini. Masyarakat kegermelapan itu, internet juga
dapat turut serta melakukan penegakan melahirkan keresahan-kerasahan baru,
hukum dengan cara melakukan diantaranya muncul kejahatan yang
pengawasan serta pelaporan apabila lebih canggih dalam bentuk “Cyber
menjumpai praktek prostitusi online, Crime”. Hal ini ditandai dengan
dan juga masyarakat harus menambah berkembang pesatnya bisnis prostitusi
pengetahuan di bidang hukum demi online.
memajukan kesadaran terhadap hukum. Faktor sarana dan prasarana yang
Namun tugas masyarakat tidak hanya mendukung penegakan hukum
sebatas mengurangi angka kejahatan
15
semata, melainkan juga harus ikut serta Maskun, Kejahatan Siber (Cyber
Crime):Suatu Pengantar, (Jakarta: KENCANA
dalam proses menganalisis, mengenal Prenada Media Group 2014), Cetakan Ke-2, h.88.

13
khususnya tindak pidana prostitusi yang karena tindak pidana prostitusi online
menggunakan media internet perlu yang ada di internet meliputi cakupan
diperhatikan, karena sebaik apapun wilayah yang sangat luas dan
aturan dan penegak hukumnya, namun diperlukan tenaga-tenaga ahli dibidang
fasilitas yang dibutuhkan tidak ada atau informasi dan teknologi. Oleh Karena
tidak mencukupi, maka apa yang itu diperlukan sarana dan biaya untuk
menjadi tujuan juga tidak akan tercapai. keperluan yang dimaksud.
Kepastian penanganan suatu
perkara senantiasa tergantung pada 5) Budaya
masukan sumber daya yang diberikan Kebudayaan merupakan faktor
didalam program-program pencegahan yang secara tidak langsung membantu
dan pemberantasan tindak pidana. dalam upaya penegakan hukum
dalam pencegahan dan penanganan terhadap tindak pidana prostitusi online,
tindak pidana prostitusi yang terjadi seperti nilai-nilai kesusilaan,
melalui alat komunikasi, maka kesopanan, menghormati hak orang lain
diperlukan yang namanya teknologi yang masih dipegang teguh oleh
deteksi kriminalitas guna memberi sebagian besar masyarakat Indonesia.
kepastian dan kecepatan dalam Diharapkan nilai-nilai positif
penanganan tindak pidana prostitusi. tersebut menjadi sebuah tameng dalam
Pemerintah menyadari maraknya menghadapi masuknya budaya-budaya
tindak pidana prostitusi online yang asing yang tidak sesuai dengan
terjadi mengikuti perkembangan kepribadian dan jari diri bangsa
teknologi yang memberikan Indonesia yang masih memegang erat
permasalahan terhadap aparat penegak adat ketimuran, serta budaya-budaya
hukum untuk melakukan penyelidikan yang membawa dampak negatif
dalam penegakan hukum terhadap terhadap kelangsungan kehidupan
tindak prostitusi online. berbangsa dan bernegara dimasa yang
Sehingga untuk mengatasi akan datang.
permasalahan sarana dan prasarana Dalam konteks dan latar belakang
yang kurang memadai dalam hal seperti ini, sebaiknya negara melalui
tersebut, pemerintah menyediakan alat- undang-undang cukup untuk mengatur
alat berteknologi canggih yang suatu tindakan yang terkait dengan hak-
berfungsi memfasilitasi polisi Cyber hak setiap warga negara di ruang
Crime dalam melakukan tugasnya publik. Sementara masalah moralitas
14
masyarakat sebagai baik atau buruk, juga memiliki posisi strategis dalam
pantas atau tidak pantasnya suatu upaya meluruskan prilaku yang
tindakan atau keadaan, hendaknya menyimpang dalam masyarakat.
dikembalikan kepada masyarakat atau Agama dan pendidikan harus
melalui otoritas lembaga agama, adat, mampu mengantisipasi benih-benih
dan sebagainya. kejahatan dalam masyarakat agar
Kebudayaan mempunyai fungsi tidak berkembang menjadi suatu
yang sangat besar bagi manusia dan kejahatan nyata yang melanggar
masyarakat, yaitu mengatur agar hukum negara. Dua pilar ini yang
manusia dapat mengerti bagaimana sebenarnya paling bertanggungjawab
seharusnya bertindak, berbuat, dan atas terhidarnya masyarakat dari
menentukan sikapnya ketika mereka perbuatan tercela yang melanggar
berhubungan dengan orang lain. hukum, khususnya tindak pidana
Dengan demikian, kebudayaan adalah prostitusi online.
suatu garis pokok tentang perikelakuan Apabila nilai-nilai religius,
yang menetapkan peraturan mengenai pendidikan, dan nilai sosial budaya
apa yang harus dilakukan, dan apa yang mampu menyadarkan masyarakat
dilarang. tentang bahaya prostitusi online
terhadap generasi muda sebagai
Upaya Penanggulangan Tindak Pidana
masa depan bangsa dan negara.
Prostitusi Online
Maka menanamkan nilai agama dan
Adapun upaya penanggulangan
moral kepada anak-anak harus
terhadap tindak pidana prostitusi online,
dilakukan sejak usia dini, agar
yaitu:
generasi muda tidak terjerumus pada
1) Upaya Preventif
perbuatan yang menyimpang seperti
Upaya preventif diarahkan untuk
prostitusi online.
mencegah terjadinya tinda pidana
prostitusi online. Upaya preventif dapat
b) Memperluas Lapangan Pekerjaan
dilakukan dengan cara:
Pada umumnya kebanyakan
a) Peran Agama dan Pendidikan
dari pelaku bisnis prostitusi online
Peran agama dan pendidikan
melakukan tindakan ini dikarenakan
merupakan dua pilar yang sangat
desakan ekonomi oleh karena itu,
penting. Selain fungsi agama yang
untuk membantu mengurangi
mempertobatkan manusia, agama
masalah prostitusi online ini
15
diharapkan pemerintah memberikan c) Sosialisasi Masyarakat
program perluasan lapangan Sulitnya dalam memberantas
pekerjaan , memberikan pelatihan prostitusi online di masyarakat
kerja untuk mencari kerja, sehingga akibat belum adanya definisi yang
para pelaku bisnis ini mempunyai jelas tentang prostitusi online dalam
keahlian dan keterampilan sebagai bentuk peraturan perundang-
bekal mencari nafkah yang halal. undangan. Ditambah dengan
Ataupun meningkatkan jumlah lemahnya kesadaran hukum
wiraswasta dengan adanya Usaha masyarakat yang mengaibatkan
Kecil Menengah (UKM) dengan rendahnya kepatuhan masyarakat
pemberian modal yang diberikan terhadap hukum. Oleh karena itu
oleh pemerintah dan bekerjasama pemerintah mendapat tugas untuk
dengan pihak swasta. Hal ini perlu bekerjasama dengan berbagai unsur
dukungan dari pemerintah, masyarakat dengan melakukan
mendukung segala kegiatan sosialisasi mengenai hal-hal yang
wirausaha sekecil apapun skala berhubungan dengan tindak pidana
usaha tersebut dan memberikan prostitusi online diantaranya, dengan
pelatihan-pelatihan wirausaha hingga melakukan pengenalan komputer
memberikan pinjaman-pinjaman dan internet kepada masyarakat.
tanpa anggunan dan tanpa bunga Pengenalan yang dimaksudkan disini
bagi perintis usaha.16 adalah upaya sosialisasi komputer
Dengan adanya wirausaha ini dan internet di tengah-tengah
bukan hanya menambah lapangan masyarakat. Upaya ini dapat di
pekerjaan saja akan tetapi juga tempuh dengan cara melakukan
mengurangi tingkat kejahatan yang seminar teknologi informasi, acara-
diakibatkan oleh sulitnya acara seperti ini sangat membantu
mendapatkan lapangan kerja yang pengenalan teknologi komputer
layak. kepada masyarakat.17 Dan juga
mengadakan sosialisasi mengenai
internet sehat, dengan menjelaskan
16
Dimas joe, Faktor Masalah bagaimana melakukan kegiatan
Pengangguran Dan Cara Mengatasinya, diakses
dari online secara positif, cara beretika
https://dimasjoe10.wordpress.com/2013/01/14/fakt
or-masalah-pengangguran-dan-cara-mengatasinya/,
pada tanggal 12 Desember 2016, pukul 13:15. 17
Sutarman, Op.Cit., h.103.

16
saat mengakses internet, tips aman merusak tatanan kehidupan sosial,
dan sehat dalam mengakses internet, seharusnya yang dilakukan
hingga permasalahan yang muncul di pemerintah adalah memerintahkan
dunia maya, dan untuk aparat kepolisian agar segera
mensosialisasikan penggunaan melakukan penyelidikan dan
internet secara sehat dan aman penyidikan secara intensif.
melalui pembelajaran etika
berinternet secara sehat dengan b) Tindakan Hukum Terhadap Pelaku
melibatkan seluruh komponen Tindak Pidana Prostitusi Online
masyarakat. Melakukan penindakan dan
memproses secara hukum terhadap
2) Upaya Represif pelaku pembuat website atau akun
Upaya represif diarahkan untuk media sosial yang mempromosikan
menangani atau memproses tindak bisnis prostitusi online, atau yang
pidana prostitusi online sesuai dengan memuat konten lain yang bermuatan
peraturan perundang-undangan yang pornografi, serta memberlakukan
berlaku. Upaya represif dilakukan sanksi hukum secara efektif terhadap
dengan cara: pelanggaran yang dilakukan oleh
a) Pihak kepolisian melakukan patroli pelaku yang melakukan tindak
siber (Cyber Patrol) untuk pidana prostitusi online sesuai
mengawasi perkembangan kejahatan dengan ketentuan Undang-undang
yang terjadi di dunia maya. No. 11 Tahun 2008 Tentang
Terutama kejahatan yang Informasi dan Transaksi Elektronik
berhubungan dengan prostitusi maupun dengan Undang-undang No.
online, Karena jika dicermati bisnis 44 Tahun 2008 Tentang Pornografi.
prostitusi online ini semakin Sehingga dengan dilakukannya
berkembang luas bukan hanya di penindakan terhadap tindak pidana
website saja akan tetapi mulai prostitusi online yang dilakukan
berkembang di media sosial yang secara konsisten diharapkan dapat
membuat permasalahan ini semakin membuat jera para pelaku bisnis
kompleks. prostitusi online yang lainnya dan
Pihak berwenang berkeyakinan agar tidak mengulangi lagi
bahwa prostitusi online semakin perbuatannya.
menggejala dan berpotensi untuk
17
Hambatan-Hambatan Dalam diperlukan adanya undang-undang yang
Penegakan Hukum Terhadap Tindak secara khusus mengatur tentang tindak
Pidana Prostitusi Online pidana prostitusi online ini, karena
Mengingat sebagai salah satu bagaimanapun bisnis prostitusi online
kejahatan yang masih tergolong baru, ini merupakan suatu tindak pidana yang
penegakan hukum terhadap pelaku tindak harus segera diberantas agar tidak
pidana prostitusi online di Indonesia merusak jati diri bangsa Indonesia yang
tampak masih banyak mengalami kendala. menjunjung tinggi nilai budaya
Apabila hal ini tidak segera ditangani ketimuran dan agamanya.
maka akan semakin membuka peluang
bagi pelaku bisnis prostitusi online untuk 2) Kapasitas Aparat Penegak Hukum
selalu mengembangkan bisnisnya di dunia Semakin berkembangnya bisnis
maya. Berikut ini merupaan beberapa prostitusi online saat ini, membuat
kendala yang dihadapi dalam penegakan penegakan hukumnya pun menjadi
hukum terhadap tindak pidana prostitusi semakin sulit karena dalam melakukan
online. penegakan hukum terhadap tindak
1) Peraturan Perundang-Undangan pidana prostitusi online ini memerlukan
Peraturan perundang-undangan biaya yang tidak sedikit dan waktu yang
yang mengatur dalam penegakan lumayan lama.
hukum dirasakan kurang lengkap dan Seperti yang di ungkapkan oleh
memadai. Seperti tindak pidana AKP H. Darmo Suhartono, SIP, MH
prostitusi online ini, tidak ada undang- selaku Kanit II Subdit IV Cyber Crime
undang yang secara khusus mengatur Dit Reskrimsus Polda Metro Jaya,
mengenai prostitusi online, oleh sebab “kendala yang dihadapi dalam
melakukan penegakan hukum
itu pemerintah mengatasinya dengan
diantaranya dalam melakukan
menggunakan undang-undang lain penangkapan pihak kepolisian
harus terlebih dahulu melakukan
seperti undang-undang no. 11 tahun
pendekatan dengan pelaku,
2008 tentang informasi dan transaksi setelah itu barulah diadakan
transaksi, dalam proses transasksi
elektronik dan undang-undang no. 44
inilah yang membutuhkan biaya
tahun 2008 tentang pornografi. yang tidak sedikit karena
menggunakan biaya sendiri,
Namun dalam kedua undang-
sebab dalam tindak pidana
undang tersebut tidak ada yang prostitusi online ini belum pernah
ada penyerahan laporan dari
mengatur definisi secara utuh mengenai
masyarakat, selama ini pihak
prostitusi online, oleh karena itu
18
kepolisian sendiri yang Oleh karena itu masyarakat harus
18
mengungkap dan mengusut”.
diberikan pemahaman mengenai
Oleh sebab itu dikarenakan dalam
dampak dari prostitusi online ini yang
melakukan penegakan hukum terhadap
dapat berakibat merusak moral dan jati
tindak pidana prostitusi online ini
diri generasi penerus bangsa, sehingga
sedikit terhambat dengan masalah biaya
dapat mengancam kelangsungan hidup
tadi, apabila ingin mengungkap suatu
berbangsa dan bernegara dimasa
bisnis prostitusi online hanya dilakukan
mendatang.
pada waktu-waktu tertentu saja,
dikarenakan memerlukan biaya banyak
Kesimpulan
dan waktu yang lumayan lama.
Adapun kesimpulan dalam penulisan
skripsi yang berjudul “Tinjauan Yuridis
3) Pandangan Masyarakat Terhadap
Terhadap Tindak Pidana Prostitusi Online
Prostitusi Online
Menurut Undang-Undang No. 11 Tahun
Melemahnya kesadaran hukum
2008, Dan Undang-Undang Nomor 44
masyarakat yang mengakibatkan
Tahun 2008” ini adalah, sebagai berikut:
rendahnya kepatuhan masyarakat
1. Penegakan hukum terhadap tindak
terhadap hukum sehingga timbul
pidana prostitusi online dapat dilakukan
berbagai tindakan yang menyimpang
dengan beberapa cara diantaranya
dari ketentuan perundang-undangan.
melalui faktor perundang-undangan,
Demikian pula kurangnya sosialisasi
peran aparat penegak hukum, peran
masyarakat terhadap kehadiran bisnis
serta masyarakat, sarana dan prasarana
prostitusi online ini, sehingga kehadiran
yang mendukung, serta kultur budaya.
prostitusi online dapat menjadi ladang
Dari semua faktor yang disebutkan
mata pencaharian yang sangat
diatas faktor perundang-undangan
menjanjikan. dimana bisnis ini hanya
menjadi salah satu faktor yang
membutuhkan biaya ringan akan tetapi
mempunyai peran penting dalam
menghasilkan uang yang begitu banyak
berhasilnya suatu penegakan hukum.
membuat sebagian masyarakat tertarik
Namun kebijakan hukum pidana
untuk menggeluti bisnis prostitusi
Indonesia saat ini belum mengatur
online ini.
secara khusus mengenai tindak pidana

18
prostitusi online, akan tetapi aturan
Wawancara dengan Darmo Suhartono,
kanit II Subdit IV Cyber Crime Dit Reskrimsus hukum yang berlaku di Indonesia dapat
Polda Metro Jaya, Jakarta. tanggal 1 desember
2016. digunakan sebagai alternatif untuk
19
menjerat pelaku tindak pidana prostitusi kejahatan yang terjadi di dunia
online apabila melihat pada kegiatan maya.
prostitusinya, aturan tersebut 2) Melakukan Tindakan Hukum
diantaranya ketentuan perundang- Terhadap Pelaku Tindak Pidana
undangan No. 11 Tahun 2008 Tentang Prostitusi Online.
Informasi dan transaksi elektronik dan Namun dalam melakukan
Praktek prostitusi yang di atur didalam penaggulangan tindak pidana prostitusi
undang-undang No. 44 tahun 2008 online ini tidak selalu berjalan dengan
tentang Pornografi. mulus adakalanya penegak hukum
mengalami hambatan-hambatan berupa:
2. Dan untuk menanggulangi tindak 1) Peraturan perundang-undangan yang
pidana prostitusi online ini dapat mengatur dalam penegakan hukum
dilakukan dengan beberapa cara dirasakan kurang lengkap dan
diantaranya: memadai.
a) Upaya Preventif 2) Kapasitas Aparat Penegak Hukum.
Upaya preventif diarahkan 3) Pandangan Masyarakat Terhadap
untuk mencegah terjadinya tinda Prostitusi Online itu sendiri.
pidana prostitusi online. Upaya Oleh karena itu dalam melakukan
preventif dapat dilakukan dengan penegakan hukum, dan penanggulangan
cara: tindak pidana prostitusi online ini bukan
1) Peran Agama dan Pendidikan hanya menjadi tugas dari pihak kepolisian
2) Memperluas lapangan pekerjaan maupun aparat penegak hukum lainya saja,
3) Sosialisasi Masyarakat melainkan diperlukan kerja sama dari
b) Upaya Represif seluruh elemen masyarakat dan menjadi
Upaya represif diarahkan tugas kita semua dalam membangun
untuk menangani atau memproses Negara Kesatuan Republik Indonesia
tindak pidana prostitusi online menjadi lebih baik lagi.
sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. DAFTAR PUSTAKA
Upaya represif dilakukan dengan
A. Buku
cara: Adang, Yesmil Anwar, 2013,
1) Pihak kepolisian melakukan Krimonologi, PT Refika Aditama,
Bandung.
patroli siber (Cyber Patrol)
untuk mengawasi perkembangan
20
Maskun, 2014, Kejahatan Siber (Cyber /2013/01/14/faktor-masalah-
Crime):Suatu Pengantar, pengangguran-dan-cara-
KENCANA Prenada Media mengatasinya/, pada tanggal 12
Group, Jakarta. Desember 2016, Pukul 13:15 Wib.

Soekanto, Soerjono, 2004, Faktor- E. Wawancara


faktor yang Mempengaruhi
Penegakan Hukum, Rajawali Suhartono, Darmo, 2016, Penegakan
Pers, Jakarta. Hukum Terhadap Prostitusi
Online, wawancara oleh Fikri
Sutarman, 2007, Cyber Crime Modus Ramdan, Jakarta.
Operandi dan
Penanggulangannya, LaksBang
PRESSindo, Jogjakarta.

Waluyo, Bambang, 2007, Masalah


Tinda Pidana Dan Upaya
Penegakan Hukum, Sumber Ilmu
Jaya, Jakarta.

B. Peraturan Perundang-undangan

Indonesia, Undang-Undang Republik


Indonesia Tentang Informasi Dan
Transaksi Elektronik,UU Nomor.
11 Tahun 2008.

________, Undang-Undang Republik


Indonesia tentang Pornografi,
UU Nomor 44 tahun 2008.

C. Jurnal
Febriana, Cindy Eka, “Analisis
Kebijakan Hukum Dalam
Menanggulangi Tindak Pidana
Prostitusi Online Sebagai
Kejahatan Mayantara (Studi
Putusan No.
228/PID.B/2015/PN.PGP)”,
Jurnal Hukum Edisi 5, tahun
2016.

D. Internet
Joe, Dimas, “Faktor Masalah
Pengangguran Dan Cara
Mengatasinya”, diakses dari
https://dimasjoe10.wordpress.com

21

Das könnte Ihnen auch gefallen