Sie sind auf Seite 1von 17

ANALISIS PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING

UNTUK PENETAPAN BIAYA KAMAR RAWAT INAP RSUD


KOTA DUMAI

Oleh:
Desi Ratna Sari
Pembimbing: Kirmizi dan Enni Savitri

Faculty of Economic Riau University, Pekanbaru, Indonesia


e-mail: saridesiratna8@gmail.com

Analyze of The Implementation of Activity Based Costing (ABC) Methode Toward


Hospitalization Costing in Dumai General Hospital

ABSTRACT

This study purpose to determine Activity Based Costing (ABC) toward


hospitalization costing in Dumai General Hospital. Hospital is a service company
whose orientation is non-profit; therefore the accuracy of management is required
in taking decision especially in determination of hospitalization cost. The problem
of this study is how to determine hospitalization cost in Dumai General Hospital
by using ABC methods. The data used in this study were primary data from
interview result and secondary data from the hospital’s financial report related to
this study. Data collection techniques were done by collecting the documents from
financial reports as well as data related to the object of research and conducted
interview with leader and employees asociated with necessary data in this study.
ABC methods assessed can provide more accuracy than with traditional methods
in calculating the hospitalization cost that can assist management in determining
hospitalization cost according to the facilities in each class of hospitalization. In
this study, cost driver used in the calculation of hospitalization costing consisted
of the number of day hospitalization, number of patients, power consumption and
space of hospitalization room. Result of the calculation using ABC method in
Dumai General Hospital for hospitalization cost showed that the cost charged by
activities that occurred in each room according to the facilities given by hospital
at standard level of hospitalization.

Keyword: Analyze, Costing, Hospitalization, and Rates

PENDAHULUAN diberikan kepada konsumen, salah


satunya adalah jasa rawat inap.
Rumah sakit merupakan Pendapatan tersebut didapat dari tarif
organisasi yang bergerak dibidang jasa. yang harus dibayar oleh pemakai jasa
Jasa pengobatan, perawatan dan rawat inap. Penentuan tarif jasa rawat
pelayanan bagi konsumen merupakan inap merupakan suatu keputusan yang
tugas penting rumah sakit. Dalam sangat penting, karena dapat
memberikan jasa pelayanan kesehatan, mempengaruhi profitabilitas rumah
rumah sakit memperoleh penghasilan sakit tersebut.
dari pendapatan jasa dan fasilitas yang

..................................................................................
Jom FEKON Vol. 2 No. 2 Oktober 2015 1
Oleh karena itu, rumah sakit peralatan yang dimasukkan dalam
dituntut untuk dapat memanfaatkan tubuhnya saat operasi. Namun saat
teknologi dan tenaga ahli diberbagai keluarga korban minta bukti kwitansi,
bidang seperti tenaga ahli kesehatan, tidak diberikan pihak rumah sakit. Atas
komunikasi, informasi dan transportasi dasar itu pula, Amris kemudian
yang mendukung jasa pelayanan memanggil Direktur RSUD Dumai, dr
kesehatan yang baik terhadap Syaiful agar hadir di ruang Nusa Indah
konsumen rumah sakit tersebut. Kelas III B RSUD Dumai tempat
Pemanfaatan berbagai macam dimana Ujang Caniago dirawat.
teknologi dan tenaga ahli akan Distorsi biaya produk dapat terjadi
membuat biaya operasional rumah sakit pada sistem akuntansi biaya tradisional.
tersebut menjadi besar sehingga akan Peneletian yang telah dilakukan
berdampak pada penetapan biaya tarif oleh Putri (2013) mendapatkan bahwa
rawat inap yang tinggi pula. manajemen RSUD Sunan Kalijaga
Berdasarkan hal tersebut, rumah sebaiknya mempertimbangkan
sakit harus mampu mengatur setiap perhitungan tarif rawat inap
biaya pelayanan yang diberikan pada menggunakan metode Activity Based
konsumen. Pihak rumah sakit Costing, karena dapat di ketahui biaya
memerlukan sistem akuntansi yang yang sesungguhnya. Hal tersebut di
tepat, khususnya metode penghitungan karenakan metode ABC merupakan
penentuan biaya agar menghasilkan perhitungan yang tepat dan akurat
informasi biaya yang tepat dan akurat dengan pembebanan aktivitas pada
berkenaan dengan biaya aktivitas masing-masing kamar rawat inap.
pelayanannya. Sesuai dengan judul penelitian
Sebagai pedukung peristiwa ini “Analisis Penerapan Metode
berikut menjelaskan adanya distorsi Activity Based Costing Untuk
pada rumah sakit umum kota Dumai. Penetapan Biaya Rawat Inap RSUD
Fokus Riau (2014), Program pelayanan Kota Dumai” bahwa penelitian
kesehatan Kota Dumai yang digadang- diarahkan kepada perhitungan biaya
gadang gratis, tampaknya perlu ditinjau dengan ABC. Penelitian dilakukan
kembali. Karena banyak warga yang untuk menetapkan biaya rawat inap
dirawat di ruang Kelas III RSUD dengan sistem ABC melalui tahapan-
Dumai, ternyata masih dimintai tahapan berikut pertama mengidentitas
bayaran. Alasan pihak rumah sakit aktivitas, kedua mengklasifikasi biaya
minta biaya kepada pasien untuk berdasar aktivitas kedalam berbagai
membayar obat dan peralatan aktivitas, lalu mengidentifikasi cost
tambahan, rumah sakit beralasan driver, dilanjutkan dengan menentukan
anggaran tak cukup untuk program tarif per unit cost driver, dan diakhiri
berobat gratis di kelas III RSUD Dumai dengan membebankan biaya ke produk
anggota DPRD Dumai Amris dengan menggunakan tarif cost driver
berkunjung ke RSUD Kota Dumai dan ukuran aktivitas.
karena mendapat laporan, masih saja Rumusan masalah dari
ada pembayaran bagi masyarakat yang penelitian ini adalah bagaimana
dirawat di Kelas III. Ujang Caniago penetapan biaya rawat inap di RSUD
(42), salah seorang pasien penderita Dumai dengan menggunakan metode
penyakit Hernia terpaksa harus ABC.
membayar Rp1.300.000 untuk
..................................................................................
Jom FEKON Vol. 2 No. 2 Oktober 2015 2
Tujuan penelitian ini adalah 1. harga pokok produk yang
untuk mengetahui ABC terhadap dijual.Berkaitan dengan biaya
penetapan biaya rawat inap pada di overhead, sistem akuntansi biaya
RSUD Dumai. tradisional terlalu memusatkan
Manfaat dari penelitian ini pada distribusi dan alokasi biaya
Sebagai bahan pertimbangan bagi overhead ketimbang berusaha
rumah sakit dalam pembebanan biaya keras mengurangi pemborosan
overhead secara tepat dalam dengan menghilangkan aktivitas
memnentukan harga pokok produksi yang tidak bernilai tambah.
yang akurat. Sebagai gambaran 2. Sistem akuntansi biaya tradisional
langsung penggunaan ABC dalam tidak mencerminkan sebab akibat
praktek bidang usaha. Sebagai biaya karena sering kali
tambahan literatur mengenai materi beranggapan bahwa biaya
ABC untuk penelitian di masa yang ditimbulkan oleh faktor tunggal,
akan datang yang berkaitan dengan seperti volume produk atau jam
peneltian ini. kerja langsung.
TELAAH PUSTAKA 3. Sistem akuntansi biaya tradisional
sering kali menghasilkan informasi
Sistem Biaya Tradisional dan biaya yang terdistorsi sehingga
Kelemahannya mengakibatkan pembuatan
Sistem biaya tradisional keputusan yang justru
merupakan sistem biaya yang membagi menimbulkan konflik dengan
biaya menjadi tiga yaitu biaya tetap (fix keunggulan perusahaan.
cost), biaya variabel (variable cost) dan 4. Sistem akuntansi biaya tradisional
biaya semivariabel (overhead).Biaya menggolongkan biaya langsung
tetap yaitu biaya secara total tidak dan tidak langsung serta biaya
berubah ketika aktivitas bisnis tetap dan biaya variabel hanya
meningkat atau menurun. Sedangkan berdasarkan faktor penyebab
biaya yang totalnya meningkat secara tunggal, yaitu volume produk.
proporsional terhadap peningkatan Padahal dalam lingkungan
dalam aktivitas dan menurun secara tekhnologi maju, metode
proporsional terhadap penurunan dalam penggolongan tersebut menjadi
aktivitas disebut biaya variabel kabur karena biaya dipengaruhi
(variable cost) dan biaya semivariabel oleh berbagai aktivitas.
(overhead) yaitu biaya yang
memperlihatkan baik karakteristik- 5. Sistem akuntansi biaya tradisional
karakteristik dari biaya tetap maupun menggolongkan suatu perusahaan
biaya variabel (Carter, 2009).Rudianto ke dalam pusat – pusat
(2013) menjelaskan, dengan pertanggungjawaban yang kaku
berkembangnya dunia tekhnologi, dan terlalu menekankan kinerja
sistem biaya tradisional mulai jangka pendek.
dirasakan tidak mampu menghasilkan 6. Sistem akuntansi biaya tradisional
biaya produk yang akurat lagi, antara memusatkan perhatian pada
lain: perhitungan selisih biaya pusat-
Sistem akuntansi biaya tradisional pusat pertanggungjawaban dalam
menekankan pada tujuan penentuan suatu perusahaan dengan
menggunakan standar tertentu.

..................................................................................
Jom FEKON Vol. 2 No. 2 Oktober 2015 3
7. Sistem akuntansi biaya tradisional berbagai cost driver, dilakukan dengan
tidak banyak memerlukan alat-alat menelusuri biaya dari aktivitas dan
dan teknik-teknik yang canggih setelah itu menelusuri biaya dari
dalam sistem informasi, aktivitas ke produk. Mengidentifikasi
dibandingkan pada lingkungan biaya aktivitas dan kemudian ke
teknologi maju. produk merupakan langkah dalam
8. Sistem akuntansi biaya tradisional menyusun activity based costing
kurang menekankan pentingnya system.
daur hidup produk. Hal ini Activity Based Costing (ABC)
dibuktikan dengan perlakuan adalah suatu sistem perhitungan biaya
akuntansi biaya tradisional dimana tempat penampungan biaya
terhadap biaya aktivitas overhead yang jumlahnya lebih dari
perekayasaan serta penelitian dan satu dialokasikan menggunkan dasar
pengembangan. Biaya-biaya yang mencakup satu atau lebih faktor
tersebut diperlakukan sebagai yang tidak berkaitan dengan volume
biaya periode sehingga (non-volume related factor). Abc
menyebabkan terjadinya distorsi mengakui banyak biaya-biaya lain pada
harga pokok daur hidup produk. kenyataannya dapat ditelusuri tidak ke
unit output, melainkan keaktivitas
Activity Based Costing (ABC) untuk memproduksi output Charter
Activity-Based Costing System (2009).
berfokus pada proses penentuan
product costing (biaya produk), yaitu Pemicu Biaya (Cost Driver)
dengan cara menentukan aktivitas- Pemicu biaya (cost driver)
aktivitas yang di serap produk tersebut merupakan variabel seperti tingkat
selama proses produksi (Robin Cooper aktivitas atau volome yang menjadi
dan Robert S.Kaplan, 2001). dasar timbulnya biaya dalam rentan
Marismiati (2011) berpendapat waktu tertentu (Hongren,
Activity Based Costing merupakan 2008).Menurut Pelo (2012), cost driver
metode yang menerapkan konsep- adalah kejadian atau aktivitas yang
konsep akuntansi aktivitas untuk menyebabkan atau berakibat keluarnya
menghasilkan perhitungan harga pokok biaya. Dalam ABC sistem, hal
produk yang lebih akurat. Namun dari terpenting adalah mengidentifikasi cost
perspektif manajerial, sistem ABC driver. Terdapat tiga faktor penting
menawarkan lebih dari sekedar dalam memilih cost driver yang tepat.
informasi biaya produk yang akurat 1. Tingkat korelasi (degree of
akan tetapi juga menyediakan correlation). Konsep dasar ABC
informasi tentang biaya dan kinerja adalah membebankan biaya-biaya
dari aktivitas dan sumber daya serta dari setiap aktivitas ke lini produk,
dapat menelusuri biaya-biaya secara berdasarkan pada bagaimana setiap
akurat ke objek biaya selain produk, lini produk mengkonsumsi cost
misalnya pelanggan dan saluran driver. Oleh karena itu, keakuratan
distribusi. pengalokasian setiap biaya
Hansen dan Mowen(2012) tergantung pada tingkat korelasi
menyatakan Metode ABC (Activity antara konsumsi aktivitas dan
Based Costing) adalah sistem konsumsi cost driver.
akumulasi biaya dan pembebanan biaya
ke produk dengan menggunakan
..................................................................................
Jom FEKON Vol. 2 No. 2 Oktober 2015 4
2. Cost measurement. Perancangan produk atau jasa dan bukan dengan
sistem informasi memerlukan cost setiap unit produk atau jasa
benefit trade offs. Jumlah activity individual.
cost pool yang terdapat dalam Biaya pendukung produk (atau
suatu sistem ABC yang lebih biaya pendukung jasa) merupakan
banyak memerlukan cost driver, biaya aktivitas yang dilakukan
menyebabkan biaya implementasi untuk mendukung setiap produk
menjadi lebih besar. Namun atau jasa tanpa menghiraukan
demikian, korelasi yang tinggi jumlah unit atau batch unit yang
antara cost driver dan konsumsi dibuat.
sesungguhnya dari setiap aktivitas Biaya pendukung fasilitas (facility-
menyebabkan perhitungan harga sustaining cost) adalah biaya
pokok semakin akurat. aktivitas yang tidak dapat
Behavioural effects. Sistem ditelusuri ke produk atau jasa
informasi berpotensi tidak hanya untuk individual namun mendukung
memfasilitasi keputusan, tetapi juga operasi perusahaan secara
mempengaruhi perilaku pengambilan keseluruhan.
keputusan. Baik atau buruk
pengaruhnya, tergantung pada efek Pembebanan Biaya Aktivitas
keperilakuan. Dalam mengidentifikasi Nurhayati (2004), sistem biaya
cost driver, analisis ABC perlu Activity-Based Costing (ABC)
mempertimbangkan kemungkinan merupakan suatu sistem biaya yang
konsekuensi keperilakuan. Seperti pertama kali menelusuri biaya
contoh dalam lingkungan produksi keaktivitas Dan kemudian keproduk
yang menggunakan Just In Time (JIT) yang dihasilkan. Dalam sistem biaya
tujuan utamanya adalah menurunkan ABC ini juga dikenal adanya prosedur
persediaan dari aktivitas penanganan pembebanan biaya aktivitas kepada
material sampai pada tingkat absolut produk berdasarkan aktivitas-aktivitas
yang mungkin. Di samping itu pula, yang dikonsumsi oleh produk yang
memiliki efek keperilakuan yang dihasilkan tersebut. Tahap yang
menyebabkan manajer menurunkan dimiliki oleh sistemABC tersebut
jumlah waktu pemindahan material, dalam analisisnya dapat dibagi dalam
sehingga menurunkan biaya material. dua tahapan, yaitu sebagai berikut :
Hirarki Biaya 1. Prosedur Tahap I Pada tahap
Sistem ABC biaya pertama ini dilakukan pembebanan
menggunakan hierarki biaya dalam biaya pemakaian sumber daya
empat tingkat biaya unit output, biaya kepada aktivitas-aktivitas yang
tingkat batch, biaya pendukung produk, menggunakannya. Dalam kalkulasi
dan biaya pendukung fasilitas, biaya berdasarkan sistem Activity-
penjelasanya sebagai berikut (Hongren, Based Costing (ABC) tahap
2006): pertama, biaya overhead dibagi
Biaya tingkat unit (output unit kedalam kelompok biaya yang
level cost) adalah biaya aktivitas homogen. Suatu kelompok biaya
yang dilaksanakan atas setiapunit yang homogen merupakansuatu
produk atau jasa individual kumpulan dari biaya overhead,
Biaya tingkat batch (bacth level yaitu variasi biaya dapat dijelaskan
cost) adalah biaya aktivitas yang oleh suatu pemacu biaya (cost
berkaitan dengan kelompok unit, driver). Aktivitas overhead yang
..................................................................................
Jom FEKON Vol. 2 No. 2 Oktober 2015 5
homogen apabila mereka Aktivitas berlevel produk
mempunyai rasio konsumsi yang berkaitan dengan produk spesifik
sama untuk semua produk. dan biasanya dikerjakan tanpa
2. Prosedur Tahap II pada tahap memperhatikan berapa batch atau
kedua ini, biaya setiap kelompok unit yang diproduksi atau dijual.
biaya (cost pool) ditelusuri Sebagai contoh merancang produk
keproduk. Hal ini dilakukan atau mengiklankan produk.
dengan mengguna kan tarif d. Aktivitas Berlevel Fasilitas
kelompok yang dihitung pada (Fasility level activities)
tahap pertama dan dikalikan Aktivitas berlevel fasilitas adalah
dengan jumlah sumber daya yang aktivitas yang menopang proses
dikonsumsi oleh setiap produk. operasi perusahaan namun banyak
Menurut Mulyadi (1993) sedikitnya aktivitas ini tidak
Mengklasifikasikan aktifitas biaya berhubungan dengan volume.
kedalam berbagai aktifitas, pada Aktivitas ini dimanfaatkan secara
langkah ini biaya digolongkan kedalam bersama oleh berbagai jenis
aktivitas yang terdiri dari 4 kategori produk yang berbeda. Kategori ini
yaitu: Unit level activity costing, Batch termasuk aktivitas seperti
related activity costing, product kebersihan kantor, penyediaan
sustaining activity costing, facility jaringan komputer dan sebagainya.
sustaining activity costing.
Level tersebut dapat dijelaskan sebagai Tahap-Tahap Penerapan ABC
berikut: Menurut Ahmad (2005), tahap-
a. Aktivitas Berlevel Unit (Unit Level tahap dalam penetapan activity based
Activities) costing adalah sebagai berikut:
Aktivitas ini dilakukan untuk a. Mengidentifikasikan aktivitas-
setiap unit produksi. Biaya aktivitas. Pengindentifikasian
aktivitas berlevel unit bersifat aktivitas-aktifitas menghendaki
proporsional dengan jumlah unit adanya daftar jenis-jenis pekerjaan
produksi. Sebagai contoh, yang terdapat dalam perusahaan
menyediakan tenaga untuk yang berkaitan dengan proses
menjalankan peralatan, karena produksi.
tenaga tersebut cenderung b. Membebankan biaya ke aktivitas-
dikonsumsi secara proporsional aktivitas. Setiap kali suatu aktifitas
dengan jumlah unit yang ditetapkan, maka biaya
diproduksi. pelaksanaan aktivitas tersebut
b. Aktivitas Berlevel Batch (Batch ditentukan.
Level Activities) c. Menentukan activity drive.
Aktivitas dilakukan setiap batch Langkah berikutnya adalah
diproses, tanpa memperhatikan menetukan activity driver untuk
berapa unit yang ada pada batch masing-masing aktivitas yang
tersebut. Misalnya, pekerjaan merupakan faktor penyebab
seperti membuat order produksi pengendali dari aktivitasaktivitas
dan pengaturan pengiriman tersebut.
konsumen adalah aktivitas berlevel d. Menentukan tarif. Dalam
batch. menetukan tarif ini, total biaya dari
c. Aktivitas Berlevel Produk (Produk setiap aktivitas dibagi dengan total
Level Activities)
..................................................................................
Jom FEKON Vol. 2 No. 2 Oktober 2015 6
activity driver yang digunakan Distorsi Biaya
untuk aktifitas tersebut Distorsi biaya diakibatkan oleh
e. Membebankan biaya ke produk. perhitungan akuntansi biaya tradisional
Langkah selanjutnya adalah yang pencatatan, penggolangan,
mengalihkan tarif yang diperoleh peringkasan, dan penyajiana biaya
untuk setiap aktifitas tersebut pembuatan dan penjualan produksi dan
dengan activity driver yang jasa dengan cara-cara tertentu serta
dikonsumsi oleh tiap-tiap jenis penafsiran terhadapnya atas nilai
produk yang diproduksi kemudian persediaan yang dilaporkan dalam
mebaginya dengan jumlah unit laporan laba rugi. Dalam perhitungan
yang diproduksi untuk tiap produk. sistem tradisional memfokuskan
pengendaliannya terhadap biaya
Manfaat ABC dengan manajeryang mempunya
Hongren (2008) memberikan wewenag atas terjadinya biaya yang
beberapa penjelasan mengenai tanda- menybabkan banyak biaya overhead
tanda pengguanaan metode ABC akan pabrik yang tidak berhubungan dengan
memberikan manfaat: produk yang diproduksi, Septiningtyas
1. Jumlah biaya tidak langsung yang (2010).
signifikantelah dialokasikan
dengan harga mmenggunakan satu Hipotesis Penelitian
atau dua pool biaya saja. Activity Based Costing System
2. Semua atau sebagian besar biaya dapat menjadi solusi untuk mengatasi
tidak langsung diidentifikasikan terjadiya distorsi dalam membebankan
sebagai biaya tingkat unit output biaya sehingga dapat membantu
(sejumlah kecil biaya tidak manajemen dalam mengambil
langsung diuraikan sebagai biaya keputusan sebagai dasar penetapan tarif
tingkat batch, biaya pendukung rawat inap pada Rumah Sakit Islam
produk, atau biaya pendukung Gondangleg (Andriansyah, 2012).
fasilitas) Dari penjelasan tersebut
3. Produk memerlukan beragam terbentuk hipotesis berikut, “terdapat
permintaan akan sumber daya perbedaan perhitungan biaya antara
karena perbedaan volume, tahap- metode ABC dengan metode
tahap pemerosesan, ukuran batch, tradisional”.
kompleksitas.
4. Produk yang dibuat dan dipasarkan METODE PENELITIAN
dengan baik oleh perusahaan
menghasilkan laba yang rendah, Lokasi tempat objek penelitian
sementara produk yang kurang ini adalah Rumah Sakit Umum Daerah
sesuai yang dibuat dan dipasarkan (RSUD) Dumai di Kota Dumai
oleh perusahaan justru memiliki persisnya terletak di jalan Tanjung Jati
laba yang tinggi. No. 4 Dumai.
5. Staf operasi memiliki perbedaan Metode penelitian yang
pendapatan yang tajam dengan staf dikemukakan dalam penelitian ini
akuntasi mengenai manufaktur dan adalah deskriptif yaitu menjelaskan
pemasaran produk serta jasa. berbagai kondisi dan situasi yang
menjadi obyek penelitian. Kemudian
membandingkannya dengan kondisi
yang terjadi pada rumah sakit sehingga
..................................................................................
Jom FEKON Vol. 2 No. 2 Oktober 2015 7
nantinya dapat dijadikan sebagai dasar menunjang pembahasan masalah
dalam penetapan tarif untuk jasa rawat dalam penulisan ini.
inap kamar pada Rumah Sakit Umum Metode analisis yang digunakan
Daerah (RSUD) Dumai di Kota Dumai. pada penelitian ini adalah metode
Sumber data yang digunakan analisis deskriptif komparatif yakni
dalam penelitian ini : suatu analisis yang menunjukkan dan
a. Data primer yaitu data yang membandingkan metode penentuan
diperoleh dari hasil wawancara. tarif jasa rawat inap kamar yang
b. Data sekunder yaitu data yang diterapkan rumah sakit selama ini
diperoleh dari sumber-sumber dengan menggunakan activity based
tertulis berupa data laporan costing.
keuangan rumah sakit meliputi: Langkah-langkah yang
data biaya tetap, data biaya dilakukan dalam peneltian ini adalah
variabel, data pendukung jumlah sebagai berikut :
pasien rawat inap, data pendukung 1. Indentifikasi aktivitas
lama hari pasien, data pendukung 2. Mengklasifikasi aktivitas ke dalam
jumlah dan luas kamar rawat inap, hierarki biaya
dan data tarif konsumsi tiap kelas. 3. Menentukan tarif per unit cost
Dalam pengumpulan data driver.Untuk menentukan tarif per
sehubungan dengan penelitian ini, unit cost driver dapat dihitung
penulis menggunakan metode sebagai dengan rumus, menurut Hansen
berikut: dan Mowen (2001) yaitu:
Penelitian yang dilakukan
dengan meninjau langsung tempat yang Tarif per unit cost driver =
menjadi objek penelitian. Penelitian
tersebut dilaksanakan dengan cara Sumber: Pelo (2012)
sebagai berikut: 4. Membebankan biaya ke produk
a. Mengumpulkan dokumen- dengan menggunakan tarif cost
dokumen laporan keuangan serta driver dan ukuran aktivitas
data-data yang berkaitan dengan Pembebanan biaya overhead dari
objek penelitian. tiap aktivitas ke setiap kamar
b. Melakukan wawancara dengan dihitung dengan rumus sebagai
pimpinan dan karyawan yang berikut :
berhubungan dengan data yang
BOP yang dibebankan
diperlukan dalam penulisan ini.
= Tarif/unit cost driver cost
c. Tinjauan kepustakan (Library driver yang dipilih
Research). Penelitian dengan
membaca dan mempelajari buku-
Sumber: Pelo (2012)
buku dan literatur yang
Kemudian perhitungan tarif masing-
berhubungan dengan permasalahan
masing tipe kamar dengan metode
yang diangkat dalam penelitian ini
activity based costing dapat dihitung
untuk memperoleh dasar teoritis
dengan rumus sebagai berikut:
yang akan digunakan dalam
pembahasan dan sekaligus sebagai
alat analisis. Tujuannya adalah
untuk memberikan wawasan dan
landasan teori yang menjadi dasar
untuk melakukan penganalisis dan Sumber: Pelo (2012)
..................................................................................
Jom FEKON Vol. 2 No. 2 Oktober 2015 8
4. Aktivitas administrasi
Tarif per kamar = Aktivitas administrasi dilakukan
pasien tersebut jika dinyatakan
= total biaya tiap kamar jumlah perlu untuk rawat inap. Aktivitas
hari pakai tiap kamar ini untuk mendata nama pasien,
jenis penyakit pasien serta tipe
Sumber: Pelo (2012) kamar yang dipilih untuk rawat
5. Membandingkan perhitungan inap.
harga pokok produksi yang 5. Aktivitas jasa kebersihan
menggunakan metode Activity Aktivitas jasa kebersihan adalah
Based Costing dengan pelayan rutin yang diberikan pihak
rumah sakit untuk pembersihan
menggunakan metode harga pokok
kamar rawat inap.
tradisional. 6. Aktivitas penggunaan listrik
Aktivitas penggunaan listrik
HASIL PENELITIAN DAN adalah penggunaan listrik pada
PEMBAHASAN kamar inap membutuhkan tenaga
listrik untuk menunjang aktivitas
Identifikasi Aktivitas perawatan pasien.
Berdasarkan pada hasil 7. Aktivitas konsumsi pasien
wawancara dan data yang telah Aktivitas konsumsi pasien adalah
diperoleh dari bagian yang pelayanan untuk penyediaan
berhubungan dengan aktivitas kamar makanan yang diberikan pada
rawat inap. Aktivitas-aktivitas yang ada pasien rawat inap yang dilakukan
di unit rawat inap meliputi sebagai tiga kali sehari.
berikut: 8. Aktivitas pelayanan laundry
1. Aktivitas kunjungan dokter Aktivitas pelayanan laundry adalah
Aktivitas kunjungan dokter ini aktivitas pelayananrumah sakit
adalah aktivitas untuk mengontrol berupa pencucian seprei, selimut
kesehatan pasien rawat inap yang dan sarung bantal.
dilakukan satu kali sehari. 9. Aktivitas penggunaan logistik
2. Aktivitas kunjungan perawat/bidan Biaya logistik yaitu biaya yang
Aktivitas kunjungan perawat/bidan dibutuhkan untuk melengkapi
yang dilakukan tiga kali dalam keperluaan pasien seperti sabun,
sehari merupakan aktivitas yang sikat gigi, odol, tissue.
dilakukan oleh perawat/bidan
untuk mengontrol kesehatan pasien 10. Aktivitas penyusutan fasilitas
rawat inap. Aktivitas penyusutan fasilitas yaitu
3. Aktivitas pemeliharaan bangunan penyusutan fasilitas yang
Aktivitas pemeliharaan bangunan digunakan oleh pasien berdasarkan
adalah aktivitas berupa renovasi tipe kamar rawat inap fasilitas
yang dilakukan tiap tahun secara tersebut adalah TV, AC, sofa,
rutin oleh rumah sakit. Aktivitas kulkas, kasur, kursi, meja, dan
pemeliharaan bangunan lemari.
merupakan pengganti biaya Berdasarkan kalasifikasi
penyusutan karena rumah sakit aktivitas yang telah disebutkan maka
tidak melakukan penyusutan pada aktivitas tersebut di kelompokan dalam
bangunannya.
..................................................................................
Jom FEKON Vol. 2 No. 2 Oktober 2015 9
hieraraki biaya menurut Hongren Kelas I Rp 20.000
(2006): Kelas II Rp 20.000
Kelas III Rp 20.000
1) Berdasarkan Unit-level activity b. Aktivitas kunjungan perawat/bidan
cost
Aktivitas kunjungan dokter Aktivitas kunjungan perawat/bidan
Aktivitas kunjungan perawat ini memunculkan biaya sebesar Rp
Aktivitas penggunaan listrik 1.131.324.000,00. Sama halnya
Aktivitas konsumsi pasien dengan aktivitas kunjungan dokter,
aktivitas kunjungan perawat/bidan
2) Berdasarkan Batch-related activity dikenakan tarif sebagai berikut:
cost
Aktivitas pelayanan administrasi VVIP Rp 30.000
Aktivitas penggunaan logistik VIP Rp 30.000
3) Fasilitas-sustaining activity cost Kelas I Rp 21.000
Kelas II Rp 21.000
Aktivitas jasa kebersihan
Kelas III Rp 21.000
Aktivitas depresiasi gedung
c. Aktivitas penggunaan listrik
Aktivitas penyusutan fasilitas Aktivitas penggunaan listrik yang
4) Product-sustaining activity cost menimbulkan biaya sebesar
Aktivitas ini berhubungan dengan Rp686.517.557. Aktivitas
penelitian dan pengembangan penggunaan listrik di masing-
produk tertentu dan biaya-biaya masing standar kelas perawatan.
untuk mempertahankan produk
Penggunaan tenaga listrik RSUD
agar tetap dapat dipasarkan. Dumai
Aktivitas ini tidak ditemui dalam TIPE
penentuan tarif jasa rawat inap KAMAR KWH
pada RSUD Dumai.
VVIP 205.625,16
Membebankan untuk Masing- VIP 164.588,07
Masing Aktivitas KI 63.915,26
KII 98.160,65
Berikut adalah biaya yang KIII 79.720,77
ditimbulkan oleh berbagai aktivitas
rawat inap di RSUD Dumai: d. Aktivitas pelayanan administrasi
a. Aktivitas kunjungan dokter Biaya yang muncul dari aktivitas
Aktivitas kunjungan dokter pelayanan administrasi ini sebesar
menimbulkan biaya sebesar Rp 115.750.000,00. Aktivitas ini
Rp1.316.680.000. Pada bagian ini tarifnya juga telah ditentukan oleh
pihak rumah sakit sudah pihak rumah sakit sesuai dengan
menetapkan tarif yang dikenakan tingkat standar kelas rawat inap
pada setiap pasien berdasarkan tipe
pelayanan kamar rawat inap. VVIP Rp 15.000
Berikut ini adalah tarif yang VIP Rp 15.000
dikenakan untuk tiap pasien Kelas I Rp 5.000
berdasarkan kelas rawat inap: Kelas II Rp 5.000
VVIP Rp 50.000 Kelas III Rp 5.000
VIP Rp 50.000
e. Aktivitas konsumsi pasien
..................................................................................
Jom FEKON Vol. 2 No. 2 Oktober 2015 10
Biaya dari aktivitas konsumsi Pemicu biaya dalam aktivitas
pasien sebesar Rp186.557.500 pengguanaan logistik adalah total hari
f. Aktivitas penggunaan logistik rawat inap pasien
Aktivitas penggunaan logistik tarif per unit cost driver =
menimbulkan biaya sebesar
Rp1.189.741.750
g. Aktivitas jasa kebersihan
Biaya aktivitas jasa kebersihan =
sebesar Rp1.525.422.175
= Rp24.236,42/hari
h. Aktivitas pemeliharaan gedung
Aktivitas pemeliharaan gedung Aktivitas jasa kebersihan
menimbulkan biaya sebesar
Rp126.805.180 Pemicu biaya dalam aktivitas
i. Aktivitas penyusutan fasilitas pembersihan kamar adalah total luas
Biaya aktivitas penyusutan fasilitas bangunan rumah sakit RSUD Dumai
menimbulkan biaya sebasar
Rp83.965.000. Tarif per unit cost driver =

Menentukan Tarif Per Unit Cost


Driver
Langkah berikutnya dalam =
penelitian ini adalah menentukan tarif
per cost driver. Kerena setiap
= Rp71.764,53/m2
aktivitasnya memiliki driver dengan
cara membagi jumlah biaya dengan
cost driver. Rumus berikut menurut Aktivitas pemelihaan gedung dan
Hansen dan Mowen (2001) untuk bangunan
menentukan tarif per unit cost driver:
Pemicu biaya dalam aktivitas
pemelihaan bangunan adalah total luas
bangunan RSUD Dumai
tarif per unit cost driver =

Aktivitas pelayanan konsumsi


=
Pemicu biaya dalam aktivitas = Rp5.922/m2
pelayanan konsumsi pasien adalah
jumlah hari rawat inap Aktivitas pelayanan laundry
Tarif per unit cost driver =
Pemicu biaya dalam aktivitas ini adalah
banyaknya pasein rawat inap karena
= pencucian dilakukan secara rutin setiap
pasien check-out
= Rp3.800,39/hari
Tarif per unit cost driver =
Aktivitas penggunaan logistik

..................................................................................
Jom FEKON Vol. 2 No. 2 Oktober 2015 11
Tarif per unit cost driver =
=
= Rp18.354,14/pasien

Aktivitas penyusutan fasilitas =


Pemicu biaya pada aktivitas ini = Rp555,33/hari
adalah total hari rawat inap (pada kelas
kamar inap yang mengunakan faslitas o Penyusutan tempat tidur
tersebut). Berikut ini adalah
Tarif per unit cost driver =
penyusutan fasilitas kamar rawat inap.
o Penyusutan AC
=
Tarif per unit cost driver = = Rp501,13/hari

o Penyusutan kursi tunggu


= Tarif per unit cost driver =
= Rp577,52/hari

o Penyusutan Sofa =
= Rp83,52/hari
Tarif per unit cost driver =
o Penyusutan lemari
Tarif per unit cost driver =
=
= Rp919,21/hari
=
o Penyusutan kulkas
Tarif per unit cost driver =
= Rp144,83/hari

Pembebanan Biaya ke Jasa


Pelayanan dengan Menggunakan
= Tarif Cost Driver dan Ukuran
= 416,50 Aktivitas
o Penyusutan meja
Berikut adalah tahapan dalam
Tarif per unit cost driver = menghitung tarif rawat inap:
1. Menghitung biaya overhead yang
dibebankan pada masing-masing
= kelas dengan cara
= Rp406,02/hari

o Penyusutan TV
2. Tahap berikutnya yaitu
menjumlahkan seluruh biaya

..................................................................................
Jom FEKON Vol. 2 No. 2 Oktober 2015 12
Aktivitas
aktivitas yang telah kunjungan 30.000 148.890.000,00
dikelompokkan. perawatan 4.963 hari
Aktivitas
3. Membagikan total biaya dengan penggunaan 1.139 164.588,07 187.465.811,73
listrik KWH
jumlah hari rawat inap masing- Aktivitas
masing kelas pelayanan 3.800,39 18.861.335,57
konsumsi 4.963 hari
Aktivitas jasa
15.501.138,48
kebersihan 71.764,53 216 m2
Tabel-tabel berikut ini merupakan Aktivitas jasa 1.609
29.531.811,26
Tabel tarif rawat inap RSUD Dumai laundry 18.354,14 pasien
Aktivitas
berdasarkan perhitungan activity based penggunaan 120.285.352,46
logistik 24.236,42 4.963 hari
costing: Aktivitas 1.609
15.000,00 24.135.000,00
administrasi pasien
Aktivitas
Tabel 1 pemelihaan 5.922,00 1.279.152,00
Tarif Jasa Rawat Inap Kelas VVIP gedung 216m2
Tarif Cost Aktivitas
Aktivitas Driver Pemicu Total(Rp) penyusustan
(Rp) fasilitas
AC 577,52 4.963 hari 2.866.231,76
(1) (2) (3) (4 = 2 X 3) Kulkas 416,50 4.963 hari 2.067.089,50
Aktivitas
kunjungan Meja 406,02 4.963 hari 2.015.077,26
dokter 50.000 6201hari 310.050.000 TV 2.756.102,79
Aktivitas 555,33 4.963 hari
kunjungan 186.030.000,00 Tempat 501,13 4.963 hari 2.487.108,19
perawatan 30.000 6201 hari tidur
Aktivitas Kursi
penggunaan 205.625,16 234.207.057,24 414.509,76
tunggu 83,52 4.963 hari
listrik 1.139 KWH Lemari 144,83 4.963 hari 718.791,29
Aktivitas
TOTAL BIAYA UNTUK KELAS VIP 807.424.512,05
pelayanan 23.566.218,39
konsumsi 3.800,39 6201 hari JUMLAH HARI PAKAI 4.963 hari
Aktivitas jasa 2 BIAYA RAWAT INAP PER KAMAR 162.688,80**
380m 27.270.521,40
kebersihan 71.764,53
Aktivitas jasa 2.010
36.891.821,40
Sumber: data diolah
laundry 18.354,14 pasien
Aktivitas
penggunaan 150.290.040,42
Tabel 3
logistik 24.236,42 6201 hari Tarif Jasa Rawat Inap Kelas I
Aktivitas 2.010 Tarif
30.150.000,00
administrasi 15.000 pasien Cost
Aktivitas Pemicu Total(Rp)
Aktivitas driver
pemelihaan 380m2 2.250.360,00 (Rp)
gedung 5.922
Aktivitas (1) (2) (4= 2x3)
(3)
penyusustan
Aktivitas
fasilitas
kunjungan 4.278 85.560.000,00
AC 577,52 6201 hari 3.581.201,52 dokter 20.000 hari
Kulkas 416,50 6201 hari 2.582.716,50 Aktivitas
Meja 406,02 6201 hari 2.517.730,02 kunjungan 4.278 89.838.000,00
TV 555,33 6201 hari 3.443.601,33 perawatan 21.000 hari
Tempat Aktivitas
3.107.507,13
tidur 501,13 6201 hari penggunaan 1.139 63.915,2 72.799.481,14
Kursi listrik 6 KWH
517.907,52
tunggu 83,52 6201 hari Aktivitas
Sofa 919,21 6201 hari 5.700.021,21 pelayanan 3.800,39 4.278 16.258.068,42
Lemari 144,83 6201 hari 898.090,83 konsumsi hari
1.023.054.794,9 Aktivitas
TOTAL BIAYA UNTUK KELAS VVIP
1 jasa 71.764,5 30.141.102,60
JUMLAH HARI PAKAI 6201 hari kebersihan 3 420m2
BIAYA RAWAT INAP PER KAMAR 164.982,23** Aktivitas 18.354,1 1.387 25.457.192,18
Sumber: data diolah jasa laundry 4 pasien
Aktivitas
103.683.404,7
penggunaan 24.236,4 4.278
Tabel 2 6
logistik 2 hari
Tarif Jasa Rawat Inap Kelas VIP Aktivitas
5.000
1.387
6.935.000,00
Tarif Cost administrasi pasien
Aktivitas Pemicu Total(Rp) Aktivitas
driver (Rp)
(1) (2) (3) (4 = 2x3) pemelihaan 5.922 2.487.240,00
gedung 420m2
Aktivitas
kunjungan 50.000 248.150.000,00
dokter 4.963 hari

..................................................................................
Jom FEKON Vol. 2 No. 2 Oktober 2015 13
Aktivitas (Rp)
penyusustan
fasilitas (1) (2) (3) (4 = 2x3)
Aktivitas
AC 4.278 2.470.630,56 kunjungan 20.000 20815 416.300.000,00
577,52 hari dokter hari
4.278 Aktivitas
Meja 1.736.953,56 kunjungan 21.000 20815 437.115.000,00
406,02 hari
Tempat 4.278 perawatan hari
2.143.834,14 Aktivitas
tidur 501,13 hari
penggunaan 1.139 79.720,77 90.801.957,03
Kursi listrik KWH
4.278 357.298,56
tunggu Aktivitas
83,52 hari
4.278 pelayanan 3.800,39 20815 79.105.117,85
Lemari 619.582,74 konsumsi hari
144,83 hari
Aktivitas jasa 71.764,5
TOTAL BIAYA UNTUK KELAS 440.487.788,6 38.243.318,04
kebersihan 3 532,9m2
KELAS I 6
Aktivitas jasa 18.354,1 6.747
123.835.382,58
laundry 4 pasien
JUMLAH HARI PAKAI
4.278 hari Aktivitas
penggunaan 24.236,4 20815 504.481.082,30
BIAYA RAWAT INAP PER KAMAR 102.965,82** logistik 2 hari
Aktivitas 6.747
Sumber: data diolah 5.000 33.735.000,00
administrasi pasien
Aktivitas 5.922 532,9m2 3.155.833,80
pemelihaan
Tabel 4 gedung
Tarif Jasa Rawat Inap Kelas II Aktivitas
Tarif penyusustan
Cost fasilitas
Aktivitas Pemicu Total(Rp)
driver 20815
(Rp) AC 12.021.078,80
577,52 hari
(1) (2) (3) (4 = 2x3) Tempat 20815
10.431.020,95
Aktivitas 12831 256.620.000,0 tidur 501,13 hari
kunjungan dokter 20.000 hari 0 Kursi 20815
Aktivitas 1.738.468,80
269.451.000,0 tunggu 83,52 hari
kunjungan 12831 TOTAL BIAYA UNTUK KELAS 1.750.963.260,1
0
perawatan 21.000 hari KELAS III 5
98.160, JUMLAH HARI PAKAI 20815 hari
Aktivitas 111.804.980,3
1.139 65
penggunaan listrik 5 BIAYA RAWAT INAP PER KAMAR 84.120,26**
KWH
Aktivitas
pelayanan 3.800,39 12831 48.762.804,09 Sumber: data diolah
konsumsi hari
Aktivitas jasa
kebersihan
71.764,5
3 250m2
17.941.132,50 **
Aktivitas jasa 18.354,1 4.159p
76.334.868,26
laundry 4 asien
Aktivitas
310.977.505,0
penggunaan 24.236,4 12831
2
logistik 2 hari Berikut ini adalah penjelasan
Aktivitas 4.159p
administrasi
5.000
asien
20.795.000,00 untuk Tabel 1, Tabel 2, Tabel 3, Tabel
Aktivitas
pemelihaan 5.922 1.480.500,00
4 dan Tabel 5:
gedung 250m2 Tabel-tabel diatas terdiri dari empat
Aktivitas
penyusustan kolom
fasilitas
12831
o Kolom pertama (1) terdiri dari
AC 7.410.159,12
577,52hari berbagai aktivitas yang terjadi
12831
Tempat tidur
501,13 hari
6.429.999,03 disetiap kamar rawat inap
Kursi
tunggu 83,52
12831
hari
1.071.645,12 o Kolom kedua (2) berisikan tarif
Lemari
12831
1.858.313,73 cost driver yang sesuaidengan
144,83 hari
TOTAL BIAYA UNTUK KELAS 1.130.937.907, tarif yang dikenakan di tiap
KELAS II 22
JUMLAH HARI PAKAI 12831 hari
kamar rawt inap
BIAYA RAWAT INAP PER KAMAR 88.141,06** o Kolom ketiga (3) yaitu mengenai
Sumber: data diolah pemicu dari aktivitas-aktivitas
Tabel 5 kamar rawat inap diantaranya:
Tarif Jasa Rawat Inap Kelas III hari rawat inap, penggunaan
Tarif listrik, jumlah pasien dan luas
Aktivitas Cost Pemicu Total(Rp)
driver ruangankamar rawat inap

..................................................................................
Jom FEKON Vol. 2 No. 2 Oktober 2015 14
o Kolom keempat (4) yaitu hasil Rp121.000/hari, sehingga selisih
perkalian kolom kedua (2) sebasar Rp18.034,18, pada Kelas II
dengan kolom ketiga (3) dengan perhitungan ABC tarif kamar
rawat inap sebesar Rp 88.141,06/hari,
Perbandingan Dalam Penetapan dan dengan metode tradisional yang
Tarif Rawat Inap rumah sakit terapkan kamar Kelas II
Tabel 6 menerangkan selisih dikenakan tarif sebesar Rp96.000/hari,
antara tarif yang digunakan oleh rumah terdapat selisih sebesar Rp7.858,94 dan
sakit umum daerah Dumai dengan tarif terakhir pada Kelas III tarif sebesar Rp
activity based costing. 84.120,26/hari didapatkan dari hasil
perhitungan metode ABC, tarif yang
Tabel 6 rumah sakit kenakan pada kamar rawat
Perbandingan Tarif Jasa Rawat Inap inap Kelas III ini yaitu sebesar
Tarif
rumah Tarif rumah
Rp71.000/hari selisih sebesar Rp-
Kelas
sakit sakit dengan Selisih 13.120,26. Terjadi over costing pada
metode metode ABC (Rp)
tradisional (Rp/hari) Kamar VVIP, VIP Kelas I, dan Kelas II
(Rp/hari)
(1) (2) (3) (4 = 2-3)
dan under costing pada tarif rawat inap
VVIP 295.000 164.982,23 130.017,77 di Kelas III RSUD Dumai.
Perbedaan tarif ini terjadi
VIP 270.000 162.688,80 107.311,20
karena pembebanan biaya overhead
Kelas I 121.000 102.965,82 18.034,18 pada masing-masing produk. Pada
Kelas II 96.000 88.141,06 7.858,94 metode akuntansi biaya tradisional
biaya overhead hanya dibebankan pada
Kelas III 71.000 84.120,26 -13.120,26
satu cost driver saja. Akibatnya
cenderung terjadi distrosi pada
Sumber: data diolah
pembebanan biaya overhead.
Berikut ini penjelasan mengenai Sedangkan pada metode ABC telah
Tabel 6 Berdasarkan hasil dari mamapu mengalokasikan biaya
pengolahan data dengan menggunakan aktivitas ke setiap kamar secara tepat
metode ABC dihasilkan biaya rawat berdasarkan konsumsi masing-masing
inap untuk kamar VVIP sebesar aktivitas.
Rp164.982,23/hari sedangkan dengan SIMPULAN DAN SARAN
menggunakan metode tradisional tarif
rawat inap untuk kamar VVIP Simpulan
dikenakan sebesar Rp295.000/hari, Berdasarkan data penelitian dan
terdapat selisih sebesar Rp130.017,77, pembahasan yang diuraikan secara
kamar VIP dengan menggunakan keseluruhan, maka peneliti dapat
perhitungan ABC tarif yang dikenakan menarik kesimpulan tentang penerapan
pada pasien per harinya sebesar metode Activity Based Costing sebagai
Rp162.688,80/hari, dengan metode alat bantu manajemen dalam rangka
tradisional kamar VIP dikenakan tarif penetapan tarif jasa rawat inap di
sebesar Rp270.000/hari, selisih sebesar Rumah Sakit umum daerah (RSUD)
Rp107.311,20, untuk Kelas I dengan dumai sebagai berikut:
metode ABC tarif dikenakan sebesar 1. RSUD Dumai merupakan yang
Rp 102.965,82/hari, pada metode yang melayani jasa rawat jalan maupun
rumah sakit pakai tarif rawat inap per rawat inap. Dalam penetapatan
harinya dikenakan sebesar tarif jasa rawat inapnya RSUD

..................................................................................
Jom FEKON Vol. 2 No. 2 Oktober 2015 15
Dumai masih menggunakan sistem mempertahankan usaha dan
akuntansi biaya tradisional. mengatasi persaingan yang
Sehingga untuk mempermudah semakin ketat.
manajemen dalam menganalisa 2. RSUD Dumai dalam menetapkan
dan menghitung tarif jasa rawat tarif jasa rawat inap, hendaknya
inap manajemen memerlukan tidak hanya melakukan perkiraan
metode khusus untuk efisiensi dan saja yaitu dengan membandingkan
efektifitas dalam penghitungan tarif jasa rawat inap rumah sakit
tarif jasa rawat inap. lain, akan tetapi perlu adanya
2. Dari hasil analisa terhadap activity kebijakan lainnya untuk
based costing system pada RSUD menghitung tarif jasa rawat inap.
Dumai adalah sebagai berikut : 3. Untuk penelitian selanjutnya,
a. Perbedaan yang terjadi antara peneliti mengharapkan agar
tarif jasa rawat inap penelitian dapat melakukan
menggunakan metode penelitian pada rumah sakit swasta
tradisional dan metode activity karena rumah sakit umum daerah
based costing system adalah yang telah diteliti tidak mengambil
pembebanan biaya overhead laba dari biaya rawat inap.Untuk
pada masing masing produk. penelitian selanjutnya, peneliti
b. Hasil penerapan metode activity mengharapkan agar penelitian
based costing system pada dapat melakukan penelitian pada
RSUD Dumai untuk tarif rawat rumah sakit swasta karena rumah
inap diketahui bahwa tarif sakit umum daerah yang telah
dibebankan berdasarkan diteliti tidak mengambil laba dari
aktivitas yang terjadi ditiap biaya rawat inap.
kamar inap sesuai dengan
fasilitas yang rumah sakit DAFTAR PUSTAKA
berikan pada tingkat standar
rawat inap. Sehingga penetapan Ahmad, Kamaruddin 2005, Akuntansi
tarif rawat inap berdasarkan Manajemen (Dasar-dasar Konsep
perhitungan dengan metode Biaya dan Pengambilan
activity based costing Keputusan), Edisi Revisi, Rajawali
menghasilkan tarif rawat inap Pers, Jakarta.
yang lebih efektif karena
dihitung berdasarkan aktivitas Andriansyah, Rizal. Handayani, Siti
kamar rawat inap. Ragil. Azizah, Devi Farah. 2012.
Saran Penerapan Metode Activity Based
Saran-saran yang dapat peneliti Costing Dalam Penetapan Tarif
berikan adalah sebagai berikut : Rawat Inap Pada Rumah Sakit
(Studi Pada Rumah Sakit Islam
1. Dengan hasil penelitian yang Gondanglegi Malang). Fakultas
dilakukan, maka hendaknya rumah Ilmu Administrasi. Universitas
sakit perlu mempertimbangkan Brawijaya Malang.
penerapan metode activity based
costing system sebagai cara bagi Carter, William K. 2009. Akuntansi
perusahaan untuk menetapkan tarif Biaya, Edisi 14. Buku 1. Jakarta.
jasa rawat inap. Hal ini perlu Salemba Empat.
dipertimbangkan karena untuk
..................................................................................
Jom FEKON Vol. 2 No. 2 Oktober 2015 16
Cooper Robin and Kaplan Robert S. Putri, Maretandra Inri. 2013. Analisis
2001.The Design of Cost Perhitungan Tarif Rawat Inap
Management System: Text, Cases Rumah Sakit Dengan Metode
and Reading, Prentise-Hall. Activity Based Costing Di RSUD
Sunan Kalijaga Demak. Universitas
Hansen, Don R. Maryanne M Mowen. Dian Nuswantoro.
2012. Akuntansi Manajemen, Edisi
8. Buku 1. Jakarta: Salemba Empat. Rudianto, 2013. Akuntansi Manajemen,
Jakarta: Penerbit Erlangga.
Hongren, Charles T. Datar, Srikant M.
Foster George. 2008. Akuntansi Septiningtyas, Putri Trisyana. 2010.
Biaya, Penekanan Manajerial, Jilid Analisis Studi Komperatif Tentang
1, Jakarta: PT. Indeks. Penerapan Traditional Coating
Marismiati. 2011. Peranan Metode Consep Dengan Activity Based
Activity-Based Costing System Costing (Studi Kasus Pada Rumah
Dalam Menentukan Harga. Jurnal Sakit Prikasih). Skripsi. Jurusan
Ekonomi Dan Informasi Akuntansi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Dan
(Jenius). Vol. 1 No. 1 Bisnis, Universitas Islam Negeri
Syarf Hidayatullah. Jakarta.
Mulyadi, Akuntansi Manajemen,
Konsep, Manfaat dan Rekayasa, http://fokusriau.com/berita-hatihati-
Edisi 2, BP STIE YKPN, YK, 1993 berobat-di-rsud-dumai-gratis-tapi-
bayar.html
Nurhayati, 2004, Perbandingan Biaya (diakses tanggal 1 Desember 2014)
Tradisional dengan Sistem ABC,
Digitized by USU Digital Library

..................................................................................
Jom FEKON Vol. 2 No. 2 Oktober 2015 17

Das könnte Ihnen auch gefallen