Sie sind auf Seite 1von 8

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 5, Nomor 4, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)


http://ejourna13.undip.ac.id/index.php/jkm

ANALISIS SASARAN KESELAMATAN PASIEN DILIHAT DARI ASPEK


PELAKSANAAN IDENTIFIKASI PASIEN DAN KEAMANAN OBAT DI RS
KEPRESIDENAN RSPAD GATOT SOEBROTO JAKARTA

Syifa Sakinah, Putri Asmita Wigati, Septo Pawelas Arso


*Syifa Sakinah, syifasakinah1@gmail.com

ABSTRACT
Hospitals are obligated to provide services according to the patient's rightsand
patient’s safety. The accuracy of patient identification and drug preservation (high
alert) are parts of patient safety. At Presidential Hospital RSPAD Gatot Soebroto
there are still patients who are not well identified and there are drugs (high alerts)
that are not placed according to the SOP. This study aimed to found out the
implementation of patient identification and drug safety (high alert) in the inpatient
care unit of Presidential Hospital RSPAD GatotSoebroto by using theory of
system. This research method was a qualitative descriptive by using instruments
of research such as interview guide and observation sheets. Interviews were
conducted with the head of the room, the secretary of the quality committee,
caretaker nurse and patient safety staff of Presidential Hospital RSPAD
GatotSoebroto. The results showed that the implementation of patient
identification and drug safety (high alert) has been run out but not yet fully
complied with as stipulated in PMK 1691/MENKES/PER/VII/2011. This was
happenedbecause the human resources were inadequate, the lack of training on
the nurses of the implementers, the nurses were less in compliance with the
established SOP, lack of the commitment of nurses who implement the task, the
delay in submitting patient safety report to KMKP. Suggestions from this research
are activating the person in charge of TKPRS in the inpatient unit, assembling
regular training, follow-up of SOP compliance related to monitoring patient
identification and drug safetyby holding cctv and patient questionnaires for
nursing evaluation, and improving the task of recording and reporting culture of
patient's case.
Keywords : Patient Safety, Patient Identification, Drugs Safety

PENDAHULUAN
Rumah Sakit merupakan harus memberikan pelayanan yang
institusi pelayanan kesehatan bagi memenuhi standar kualitas serta
masyarakat dengan karakteristik jaminan rasa aman dan
tersendiri yang dipengaruhi oleh perlindungan terhadap dampak
perkembangan ilmu pengetahuan pelayanan yang diberikan dalam
kesehatan, kemajuan teknologi dan rangka memenuhi hak-hak
kehidupan sosial ekonomi masyarakat akan pelayanan yang
masyarakat. Sistem Akreditasi berkualitas serta aman. Dalam hal
Rumah Sakit (KARS) versi 2012 ini rumah sakit melaksanakan
menjelaskan bahwa seluruh kegiatan program-program mutu dan
pelayanan dirumah sakit keselamatan pasien. Keselamatan

145
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 4, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejourna13.undip.ac.id/index.php/jkm

pasien rumah sakit adalah suatu pendahuluan terdapat beberapa


sistem dimana rumah sakit membuat sasaran keselamatan pasien yang
asuhan pasien lebih aman dengan masih perlu untuk diperhatikan.
mencegah terjadinya cedera yang Peneliti menemukan data bahwa
disebabkan oleh kesalahan akibat masih ada beberapa insiden yang
melaksanakan suatu tindakan atau dilaporkan dan diakibatkan karena
tidak mengambil tindakan yang kelalaian dokter dan perawat. Selain
seharusnya diambil. itu peneliti juga menemukan data
Rumah Sakit Kepresidenan bahwa masih banyak unit yang
RSPAD Gatot Soebroto juga mengumpulkan laporan Insiden
menerapkan pelaksanaan enam Keselamatan Pasien (IKP) bulanan
sasaran keselamatan pasien yang ke Komite mutu dan Keselamatan
mana empat sasaran tersebut yaitu Pasien melebihi deadline yang telah
sasaran (2) meningkatkan ditentukan.
komunikasi yang efektif, sasaran (4) Tabel 2 Rekapitulasi Insiden
memastikan lokasi pembedahan Terbanyak di RSPAD Gatot
yang benar, prosedur yang benar, Soebroto Jakarta 2016
dan pembedahan pada pasien yang Bulan Kesalahan Kurangnya Total
benar, sasaran (5) dilakukannya Identifikasi Keamanan
kampanye Hand Hygine, dan pasien Obat
sasaran (6) reduksi risiko pasien September 9 1 10
cedera, sudah sesuai dengan target Oktober 2 1 3
yang di tetapkan yaitu November 4 1 5
100%.Berdasarkan studi Desember 5 3 8
pendahuluan yang dilakukan oleh Total 20 6 26
peneliti, didapatkan rekapitulasi
insiden yang dilaksanakan oleh tim Dilihat dari hasil pemantauan
KP-RS RS Kepresidenan RSPAD didapatkan insiden yang paling
Gatot Soebroto. Ditemukan banyak adalah insiden KNC
beberapa insiden dengan klasifikasi (Kejadian Nyaris Cedera) seperti
sebagai berikut : kesalahan identifikasi pasien dan
Tabel 1 Rekapitulasi Insiden RSPAD kurangnya keamanan terhadap obat
Gatot Soebroto Jakarta 2016 yang harus diwapadai (high alert).
Bulan KPC KNC KTC KTD TotalIdentifikasi pasien merupakan
September 10 16 0 8 34 sasaran keselamatan pasien yang
Oktober 22 18 9 6 55 pertama. Identifikasi pasien
November 10 21 3 6 41 dilakukan pada sebelum melakukan
Desember 15 14 9 4 42 tindakan keperawatan, pemberian
Total 57 69 21 24 171 transfusi darah atau produk darah,
pengambilan darah atau
Manajemen RSPAD Gatot pengambilan elemen lain untuk uji
Soebroto sudah melakukan berbagai klinis. Identifikasi pasien dilakukan
upaya untuk pelaksanaan dengan pemberian identitas pasien
keselamatan pasien dan seperti menggunakan gelang
mengharapkan tidak ada insiden identifikasi untuk pasien rawat inap
kejadian keselamatan pasien serta sebagai berikut : identitas pada
dapat mencapai target yaitu 0, gelang minimal dua informasi yaitu
namun ternyata masih terdapat nama, tanggal lahir, dan nomor
pelaksanaan yang belum optimal. rekam medis.
Berdasarkan hasil studi
146
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 4, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejourna13.undip.ac.id/index.php/jkm

Identifikasi pasien harus Selain itu beberapa staf


dilaksanakan dengan tepat dan didalam komite mutu dan
benar oleh tenaga medis yang keselamatan pasien memegang dua
bertanggungjawab. Tahun 2016 tanggung jawab atau double job
ketepatan identifikasi pasien di yang mana membuat beliau kurang
RSPAD Gatot Soebroto masih 80% fokus dalam melaksanakan
dan belum mencapai target yang tugasnya di komite mutu dan
ditentukan yaitu 100%. Berdasarkan keselamatan pasien. RSPAD juga
wawancara studi pendahuluan, sudah mengupayakan pelatihan
pernah terjadi kesalahan tranfusi terkait keselamatan pasien, namun
darah kepada pasien dikarenakan belum semua staf yang bertugas
perawat tidak melakukan identifikasi mendapatkan pelatihan tersebut.
pasien terlebih dahulu. Dari hasil Dilihat teori sistem, ketepatan
observasi ditemukan masih adanya identifikasi pasien dan peningkatan
perawat yang tidak memberikan keamanan obat yang perlu
gelang identitas pada pasien. diwaspadai merupakan output.
Sementara Peningkatan Untuk mencapai output yang baik,
Keamanan Obat-Obatan yang perlu maka diperlukan input dan proses
diwaspadai (High Alert Medication) yang baik pula. Berdasarkan studi
adalah obat yang sering pendahuluan, peneliti menemukan
menyebabkan terjadi kesalahan masalah pada input terkait sumber
serius dan obat yang beresiko tinggi daya manusia tenaga kesehatan
menyebabkan dampak yang tidak dalam mengurangi insiden
diinginkan. Obat high alert memiliki keselamatan pasien, sarana
risiko lebih tinggi menyebabkan prasarana, dan pada proses terkait
insiden ketika tidak dilakukan pengorganisasian dan pelaksanaan.
manajemen dengan benar. Maka dari itu peneliti berniat untuk
Pemberian label adalah langkah mendalami permasalahan tersebut.
pertama mengidentifikasi obat high
alert agar diperlakukan sesuai METODE
standar keamanan yang berlaku. Jenis penelitian yang
Label harus diisi pada obat pada digunakan dalam penelitian ini
bagian yang tidak menutupi identitas adalah Exploratory Research
obat. Apabila obat tersebut tidak dengan pendeketan kualitatif.
diberikan label high alert sesuai Adapun responden yang dijadikan
dengan standar maka harus sebagai informan utama adalah
dilaporkan sebagai KNC (Kejadian perawat rawat inap yang terdapat
Nyaris Cedera). Tahun 2016 KNC, Perawat rawat inap yang tidak
keamanan obat yang perlu terdapat KNC dan salah satu
diwaspadai (high alert) di RSPAD anggota keselamatan pasien. Dan
Gatot Soebroto masih 85% dan untuk menguji validitas data, dipilih
belum mencapai target yang informan triangulasi yaitu kepala
ditentukan yaitu 100%. Berdasarkan Kepala perawat di unit rawat inap
wawancara studi pendahuluan masih yang pernah ada KNC, Kepala
terdapat obat high alert di unit rawat perawat di unit rawat inap yang tidak
inap yang tidak terlabel serta ada KNC dan Sekertaris Komite
perawat lupa mengembalikan obat Mutu dan Keselamatan Pasien.
tersebut ke bagian farmasi setelah
digunakan.

147
JURNAL KESEHATAN MASYARAKA T (e-Journal)
Volume 5, Nomor 4, Oktober 2017 (ISSN : 2356-3346)
http://ejourna13.undip.ac.id/index.php/jkm

HASIL DAN PEMBAHASAN Rumah Sakit (TKP RS) dan Komite


Karakteristik Inform an Penelitian Mutu dan Kesela matan Pasien
Tabel 3 Karakte ristik Informan (KMKP).Dalam pelaksanaan
Penelitian identifikasi pasien dan menjaga
keamanan obat, terlihat masih lemah
dari sisi keter sediaan dan
ketercukupan s umber daya
dikarenakan beba n kerja yang
ditanggung masing-masing perawat
pelaksana cukup berat karena
jumlah pasien yan g banyak serta
banyak tindakan yang harus
dilakukan terhadap pasien tersebut. Di
unit rawat ina p Poli Umum terdapat
Berdasarkan t abel 3 diatas, 153 peraw at dengan rawat inap lantai
diketahui bahwa i nforman utama 1 Poli Um um terdapat 19 perawat
memiliki masa kerja diatas 15 tahun pelaksana, 19 perawat ini sudah
dengan pendidikan terakhir D3 termasuk dengan kepala ruangan. 18
Akademi Keperawa tan. Sementara perawat pelaksana bekerja dibagi
untuk informan tria ngulasi memiliki sesu ai shift, terdapat dua shift yaitu
pendidikan terakhir S2. shift pagi dan shift malam. Perawat
Analisis Sumber daya yang sedikit, berpengaruh terhadap
Dalam menga nalisis sumber pelaksanaan identifikasi dan
daya manusia dala m penelitian ini keamanan obat karena dengan juml
dilihat dari dua kriteria, yaitu kualitas ah perawat yang sedikit dan pasien
dan kuantitas tenaga yang terlibat. yang banyak membuat perawat tidak
Kualitas dilihat dari tingkat pendidikan melakukan identifikasi dengan baik
dan pelatihan terkait keselamatan dan sesuai
pasien yang telah diikut oleh perawat SOP dengan alasa n keterbatasan
pelaksa na dan anggota tim waktu. Sementara, Selain dari
keselamatan pasien.Pelatihan perawat pelak sanan, tim
keselamatan p asien telah keselamatan pasien juga
diselenggerakan oleh pihak rumah berpengaruh dalam identifikasi
sakit, pelatihan kese lamatan pasien pasien dan keaman an obat. Jumlah
mencakup seminar dan kegiatan tim keselamatan pasien dirumah
lomba cerdas cerm at dengan tema sakit beranggotakan 20 orang, 20
keselamatan pasien , rumah sakit orang tersebut s udah termasuk
juga mendukung perawat untuk dengan ketua, wakil serta sekertaris.
mengikuti pela tihan yang Namun dari 20 orang anggota tim
diselenggarakan oleh pihak luar keselamatan pasien, hanya bagian
rumah sakit yaitu KARS namun tidak sekretariat yaitu 2 orang anggota
semua perawat dapat mengikuti yang bekerja full time di
pelatihan tersebut dikarenakan keselamatan pasie n, 18 orang
pasien yang banya k di unit rawat lainnya tidak bekerja full time karena
inap. Beberapa p erawat bahkan mempunyai jabat an struktural
menyatakan bahwa tidak pernah lainnya. Hal ini ten tu saja sangat
sekalipun mengikuti pelatihan. membebankan 2 or ang anggota tim
Sedangkan kuantitas dilihat yang bekerja full time dan hal ini
ketersediaan dan kecukupan membuat komit e mutu dan
perawat pelaksana di bagian rawat keselamatan pa sien (KMKP)
inap, Tim Kesela matan Pasien

148
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 4, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejourna13.undip.ac.id/index.php/jkm

menjadi kerepotan. Hal ini keselamatan pasien dari aspek


mengakibatkan tidak adanya TKPRS identifikasi pasien, gelang identitas
yang memantau atau memonitoring pasien sangat diperlukan, gelang
identifikasi dan keamanan obat di tersebut terdapat 4 jenis, gelang
unit rawat inap dikarenakan warna pink untuk pasien
kesibukan anggota tim tersebut. perempuan, gelang warna biru untuk
pasien laki-laki, gelang warna merah
Analisis Kebijakan dan SOP untuk pasien yang memiliki riwayat
Kebijakan dan SOP dalam alergi, gelang warna kuning untuk
penelitian ini adalah ketersediaan pasien yang memiliki resiko
kebijakan, peraturan, SOP, atau jatuh.Selain gelang identitas
pedoman tentang sasaran terdapat juga rekam medik pasien,
keselamatan pasien khususnya data pasien, serta form pelaporan
pelaksanaan identifikasi pasien dan insiden identifikasi pasien.
keamanan obat di RSPAD Gatot Sedangkan dalam sasaran
Soebroto.Mengenai Kebijakan keselamatan pasien dari aspek
keselamatan pasien, RSPAD Gatot kemanan obat yang perlu
Soebroto mengeluarkan surat diwaspadai telah tersedia label
keputusan Kepala RS. Kepresidenan khusus obat high alert, lemari
RSPAD Gatot Soebroto Nomor khusus obat high alert, lemari
047/A/14/IX/2016 tentang Kebijakan khusus elektrolit konsentrat dan form
Penerapan Sasaran Keselamatan pelaporan insiden keamanan obat.
Pasien pada 7 September 2016
yang telah direvisi sebelumnya. Analisis Pengorganisasian
Selain itu juga terdapat SOP Terdapat struktur organisasi
mengenai pemasangan gelang keselamatan pasien di rumah sakit,
identitas yaitu Dokumen No struktur organisasi tersebut di
440/A/14/IX/2016. SOP tempelkan di dinding di ruang komite
pengidentifikasian dengan dua mutu dan keselamatan pasien, serta
identitas yaitu Dokumen No di bagian unit rawat inap. Terdapat
437/A/14/IX/2016. SOP peningkatan juga job description yang jelas dari
keamanan obat yang perlu setiap pihak yang terlibat dalam
diwaspadai yaitu Dokumen No sasaran keselamatan pasien dilihat
443/A/14/IX/2016. Namun begitu dari aspek pelaksanaan identifikasi
terkait kepatuhan perawat dalam pasien dan peningkatan keamanan
melaksanakan SOP masih perlu obat yang perlu diwaspadai. Namun
untuk dikontrol dan dimonitoring belum terdapat pedoman terkait
lebih lanjut dikarenakan KMKP dan berapa banyak SDM perawat yang
TKPRS dengan kesibukannya dan seharusnya dibutuhkan dalam
tugas ganda di miliki oleh sebagian melayani pasien di ruang rawat inap.
besar TKPRS membuat monitoring Menurut Permenkes No 56 Tahun
terhadap SOP tidak berjalan dengan 2014 tentang Perizinan dan
lancar. Klasifikasi Rumah Sakit, bahwa
jumlah kebutuhan tenaga
Analisis Sarana dan Prasarana keperawatan rumah sakit tipe A
Sarana dan prasarana sebagaimana dimaksud dalam Pasal
keselamatan pasien khususnya 21 adalah sama dengan jumlah
identifikasi pasien dan menjaga tempat tidur pada instalasi rawat
keamanan obat telah tersedia dan inap.
tercukupi. Dalam sasaran

149
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 4, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejourna13.undip.ac.id/index.php/jkm

Analisis Pelaksanaan Kebijakan rumah sakit yang cukup jauh. Hal itu
dan SOP Identifikasi Pasien dan menurut perawat pelaksana
Keamanan Obat merupakan sebuah kendala karena
Pelaksanaan kebijakan dan dengan pasien yang banyak dan
SOP yaitu kesesuaian atau tidaknya tugas yang menumpuk membuat
pelaksanaan identifikasi pasien dan perawat merasa membuang
terlabelnya obat high alert dengan waktunya dengan pergi ke farmasi
kebijakan dan SOP.Dalam rumah sakit. maka dari itu perawat
menyebutkan langkah-langkah apa menaruh obat high alert di ruang
saja yang harus dilakukan, perawat rawat inap apabila belum habis
pelaksana dapat menyebutkan dikonsumsi atau akan dikonsumsi
dengan tepat dan jelas sesuai oleh pasien dalam waktu dekat. Hal
dengan kebijakan dan SOP yang ini tentu saja sangat berbahaya dan
berlaku di rumah sakit.namun bukan melanggar SOP rumah sakit yang
berarti mereka melakukan tugasnya telah ditetapkan.
sesuai dengan SOP, perawat
pelaksana merasa setiap melakukan Analisis Komitmen Petugas
suatu tindakan tidak perlu bertanya Komitmen petugas merupakan
nama pasien berulang-ulang. adanya sikap kesediaan yang
Karena perawat merasa sudah berasal dari petugas yang dalam hal
mengingat nama pasien tersebut. ini yaitu perawat dan tim
Perbuatan perawat ini sebenarnya keselamatan pasien rumah sakit
termasuk dalam kejadian nyaris untuk melaksanakan aturan yang
cedera (KNC) karena bisa saja ada di rumah sakit dalam
terdapat 2 atau lebih pasien yang melaksanakan tugasnya.Dalam
memiliki nama yang serupa, nama wawancara mendalam kepala
pasien tersebut juga bisa bebeda perawat menyatakan perawat
secara pengucapan dan tulisan. pelaksana yang bertugas di unit
Dalam tindakan pemberian obat dan rawat inap sudah cukup berkomitmen
transfusi darah tentu saja hal ini dengan pekerjaannya dan juga patuh
sangat mebahayakan apabila terhadap peraturan yang ada, namun
perawat tidak menanyakan nama dalam prakteknya perawat tidak selalu
pasien dan menyesuaikannya melaksanakan identifikasi pasien
dengan golongan darah pasien sesuai SOP. Pasien yang cukup
tersebut. banyak membuat perawat pelaksana
RSPAD Gatot Soebroto sibuk dan
memiliki SOP dalam menjaga megabaikan peraturan yang
keamanan obat (high alert) yang seharusnya diterapkan contohnya
harus dilaksanakan, salah satu SOP seperti pada saat mengindentifikasi
yaitu menyatakan obat high alert pasien, perawat tidak menanyakan
harus ditempatkan di farmasi nama pasien karena merasa telah
didalam lemari terpisah dari obat mengingat dengan jelas pasien
lainnya. Setiap unit rawat inap tersebut dan beralasan apabila
memiliki farmasi tersediri menanyakan nama pasien terus
didalamnya. Pada hari senin sampai menurus hanya akan mengganggu
jumat perawat mengembalikan obat pasien dan menghabiskan waktu.
ke farmasi unit rawat inap namun Dalam menjaga kemanan obat
pada hari sabtu dan minggu farmasi di unit rawat inap, perawat juga tidak
di rawat inap tutup maka dari itu melaksanakan sesuai dengan SOP
perawat harus pergi ke farmasi yang berlaku dirumah sakit dengan

150
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 4, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejourna13.undip.ac.id/index.php/jkm

alasan bahwa farmasi unit rawat dan keselamatan pasien saat itu
inap tutup dan harus mengambil juga tanpa harus menunggu saat
obat di farmasi rumah sakit yang laporan bulanan. Perawat pelaksana
cukup jauh jaraknya dari unit rawat yang bersangkutan dengan insiden
inap, maka dari itu perawat KTD dan KNC lalu diminta untuk
meletakkan obat (high alert) di meja menceritakan kejadian tersebut
rawat inap pasien tanpa secara lengkap di sebuah formulir
pengawasan. Hal ini membuktikan yang telah disediakan. Setelah itu
bahwa perawat kurang berkomitmen kejadian tersebut akan segera di
dalam mematuhi kebijakan dan SOP rapatkan oleh komite mutu dan
yang berada di rumah sakit. keselamatan pasien untuk
mendapatkan solusi terbaik
Analisis Pelaporan menyangkut permasalahan yang
Pelaporan insiden terjadi pada saat itu. Kendala dalam
keselamatan pasien yang pembuatan laporan yaitu laporan
selanjutnya disebut pelaporan tidak bisa dikerjaan pada saat jam
insiden adalah suatu sistem untuk kerja dikarenakan pada saat jam
mendokumentasikan laporan insiden kerja terdapat pasien yang cukup
keselamatan pasien, analisis dan banyak maka dari itu laporan
solusi untuk pembelajaran. keselamatan pasien dibuat di luar
Pelaporan adalah suatu mekanisme jam kerja. Selain itu perawat juga
yang dilakukan oleh perawat di mengaku bingung dan kurang
bagian unit rawat inap kepada paham dalam mengisi laporan
bagian komite mutu dan karena laporan tidak dibuat setiap
keselamatan pasien terkait kejadian hari dan langsung dibuat perbulan.
atau insiden yang dialami. Laporan Serta seharusnya laporan dibuat
keselamatan pasien dicatat setiap oleh kepala ruangan namun dibuat
hari di form pelaporan, form oleh perawat pelaksana.
pelaporan tersebut berbeda-beda.
Laporan tersebut dicatat setiap hari KESIMPULAN DAN SARAN
dan direkap setiap bulannya oleh Sumber daya manusia yaitu
kepala ruangan rawat inap di bagian perawat pelaksana dan TKPRS
rawat inap dan diserahkan kepada belum mencukupi, kebijakan dan
komite mutu dan keselamatan SOP dari Identifikasi Pasien dan
pasien. Laporan tersebut selanjutnya Keamanan Obat High Alert telah
akan dirapatkan setiap tiga bulan tersedia. Sarana dan prasana
bersama kepala bagian mutu dan identifikasi pasien tersedia gelang
semua anggota tim keselamatan identitas berwarna merah muda,
pasien untuk dianalisis masalahnya biru, kuning dan merah, rekam
dan dicari pemecahan masalah yang medik dan form pelaporan. Dalam
terbaik. menjaga keamanan obat tersedia
Alur pembuatan laporan ini label obat, lemari obat terpisah dan
akan berbeda apabila terjadi KTD form pelaporan.Dalam melakukan
atau KNC di bagian unit rawat inap. identifikasi pasien, masih belum
Berdasarkan hasil wawancara sesuai dengan PMK
didapatkan bahwa apabila terdapat 1691/MENKES/PER/VIII/2011 dan
kejadian KTD atau KNC, kejadian surat keputusan Kepala RS, komitmen
tersebut pertama akan dilaporkan perawat pelaksana dan TKPRS
kepada kepala ruangan lalu terhadap kebijakan dan SOP serta
langsung dilaporkan ke komite mutu dalam melaksanan tugasnya

151
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 4, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejourna13.undip.ac.id/index.php/jkm

masih kurang berkomitmen, 2. Sutoto, Atmodjo D, Luwiharsih,


penyerahan laporan bulanan kepada et al. Instrumen Akreditasi
KMKP sering mengalami Rumah Sakit Standar Akreditasi
keterlambatan, serta pembuatan Versi 2012. 2012
laporan yang seharusnya dilakukan 3. Kementerian Kesehatan
oleh kepala ruangan dilakukan oleh Republik Indonesia. Peraturan
perawat pelaksana, telah tersedia Menteri Kesehatan Republik
struktur organisasi dan job Indonesia Nomor 1691 Tahun
description namun belum memiliki 2011 Tentang Keselamatan
pedoman terkait standart jumlah Pasien Rumah Sakit. Indonesia.
perawat di unit rawat inap. 2011
Saran dari penelitian ini yaitu 4. Nursalam. Manajemen
mengaktifkan penanggungjawab dari Keperawatan Aplikasi Dalam
tim keselamatan pasien untuk di Praktik Keperawatan
setiap unit rawat inap, perlu Profesional. Jakarta: Salemba
diadakan pelatihan rutin, perlu Medika. 2013
adanya tindak lanjut kepatuhan SOP 5. Kohn, Linda T., Janet M,
terkait monitoring keselamatan Corrigan dan MSD. Executive
pasien di unit rawat inap dengan Summary To Err Is Human
cara memasang cctv dan Building a Safer Health System.
memberikan kuesioner penilaian Natl Acad Press. 2003.
kepada pasien rawat inap sebagai 6. Mulyana DSRI. Analisis
metode evaluasi perawat dan perlu Penyebab Insiden Keselamatan
di tingkatkan lagi budaya pencatatan Pasien Oleh Perawat Di Unit
dan pelaporan kasus keselamatan Rawat Inap RS X Jakarta.
pasien. Pasca Sarjana Kajian
Administrasi Rumah Sakit
DAFTAR PUSTAKA Fakultas Kesehatan Masyarakat
1. Presiden Republik Indonesia. Universitas Indonesia. 2013.
Undang-Undang Republik 7. KKP RS. Panduan Nasional
Indonesia Nomor 44 Tahun Keselamatan Pasien di Rumah
2009 Tentang Rumah Sakit. Sakit(PatientSafety).
Indonesia.2009. Departemen Kesehatan
Republik Indonesia. 2008.

152

Das könnte Ihnen auch gefallen