Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
ABSTRACT
Hospitals are obligated to provide services according to the patient's rightsand
patient’s safety. The accuracy of patient identification and drug preservation (high
alert) are parts of patient safety. At Presidential Hospital RSPAD Gatot Soebroto
there are still patients who are not well identified and there are drugs (high alerts)
that are not placed according to the SOP. This study aimed to found out the
implementation of patient identification and drug safety (high alert) in the inpatient
care unit of Presidential Hospital RSPAD GatotSoebroto by using theory of
system. This research method was a qualitative descriptive by using instruments
of research such as interview guide and observation sheets. Interviews were
conducted with the head of the room, the secretary of the quality committee,
caretaker nurse and patient safety staff of Presidential Hospital RSPAD
GatotSoebroto. The results showed that the implementation of patient
identification and drug safety (high alert) has been run out but not yet fully
complied with as stipulated in PMK 1691/MENKES/PER/VII/2011. This was
happenedbecause the human resources were inadequate, the lack of training on
the nurses of the implementers, the nurses were less in compliance with the
established SOP, lack of the commitment of nurses who implement the task, the
delay in submitting patient safety report to KMKP. Suggestions from this research
are activating the person in charge of TKPRS in the inpatient unit, assembling
regular training, follow-up of SOP compliance related to monitoring patient
identification and drug safetyby holding cctv and patient questionnaires for
nursing evaluation, and improving the task of recording and reporting culture of
patient's case.
Keywords : Patient Safety, Patient Identification, Drugs Safety
PENDAHULUAN
Rumah Sakit merupakan harus memberikan pelayanan yang
institusi pelayanan kesehatan bagi memenuhi standar kualitas serta
masyarakat dengan karakteristik jaminan rasa aman dan
tersendiri yang dipengaruhi oleh perlindungan terhadap dampak
perkembangan ilmu pengetahuan pelayanan yang diberikan dalam
kesehatan, kemajuan teknologi dan rangka memenuhi hak-hak
kehidupan sosial ekonomi masyarakat akan pelayanan yang
masyarakat. Sistem Akreditasi berkualitas serta aman. Dalam hal
Rumah Sakit (KARS) versi 2012 ini rumah sakit melaksanakan
menjelaskan bahwa seluruh kegiatan program-program mutu dan
pelayanan dirumah sakit keselamatan pasien. Keselamatan
145
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 4, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejourna13.undip.ac.id/index.php/jkm
147
JURNAL KESEHATAN MASYARAKA T (e-Journal)
Volume 5, Nomor 4, Oktober 2017 (ISSN : 2356-3346)
http://ejourna13.undip.ac.id/index.php/jkm
148
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 4, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejourna13.undip.ac.id/index.php/jkm
149
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 4, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejourna13.undip.ac.id/index.php/jkm
Analisis Pelaksanaan Kebijakan rumah sakit yang cukup jauh. Hal itu
dan SOP Identifikasi Pasien dan menurut perawat pelaksana
Keamanan Obat merupakan sebuah kendala karena
Pelaksanaan kebijakan dan dengan pasien yang banyak dan
SOP yaitu kesesuaian atau tidaknya tugas yang menumpuk membuat
pelaksanaan identifikasi pasien dan perawat merasa membuang
terlabelnya obat high alert dengan waktunya dengan pergi ke farmasi
kebijakan dan SOP.Dalam rumah sakit. maka dari itu perawat
menyebutkan langkah-langkah apa menaruh obat high alert di ruang
saja yang harus dilakukan, perawat rawat inap apabila belum habis
pelaksana dapat menyebutkan dikonsumsi atau akan dikonsumsi
dengan tepat dan jelas sesuai oleh pasien dalam waktu dekat. Hal
dengan kebijakan dan SOP yang ini tentu saja sangat berbahaya dan
berlaku di rumah sakit.namun bukan melanggar SOP rumah sakit yang
berarti mereka melakukan tugasnya telah ditetapkan.
sesuai dengan SOP, perawat
pelaksana merasa setiap melakukan Analisis Komitmen Petugas
suatu tindakan tidak perlu bertanya Komitmen petugas merupakan
nama pasien berulang-ulang. adanya sikap kesediaan yang
Karena perawat merasa sudah berasal dari petugas yang dalam hal
mengingat nama pasien tersebut. ini yaitu perawat dan tim
Perbuatan perawat ini sebenarnya keselamatan pasien rumah sakit
termasuk dalam kejadian nyaris untuk melaksanakan aturan yang
cedera (KNC) karena bisa saja ada di rumah sakit dalam
terdapat 2 atau lebih pasien yang melaksanakan tugasnya.Dalam
memiliki nama yang serupa, nama wawancara mendalam kepala
pasien tersebut juga bisa bebeda perawat menyatakan perawat
secara pengucapan dan tulisan. pelaksana yang bertugas di unit
Dalam tindakan pemberian obat dan rawat inap sudah cukup berkomitmen
transfusi darah tentu saja hal ini dengan pekerjaannya dan juga patuh
sangat mebahayakan apabila terhadap peraturan yang ada, namun
perawat tidak menanyakan nama dalam prakteknya perawat tidak selalu
pasien dan menyesuaikannya melaksanakan identifikasi pasien
dengan golongan darah pasien sesuai SOP. Pasien yang cukup
tersebut. banyak membuat perawat pelaksana
RSPAD Gatot Soebroto sibuk dan
memiliki SOP dalam menjaga megabaikan peraturan yang
keamanan obat (high alert) yang seharusnya diterapkan contohnya
harus dilaksanakan, salah satu SOP seperti pada saat mengindentifikasi
yaitu menyatakan obat high alert pasien, perawat tidak menanyakan
harus ditempatkan di farmasi nama pasien karena merasa telah
didalam lemari terpisah dari obat mengingat dengan jelas pasien
lainnya. Setiap unit rawat inap tersebut dan beralasan apabila
memiliki farmasi tersediri menanyakan nama pasien terus
didalamnya. Pada hari senin sampai menurus hanya akan mengganggu
jumat perawat mengembalikan obat pasien dan menghabiskan waktu.
ke farmasi unit rawat inap namun Dalam menjaga kemanan obat
pada hari sabtu dan minggu farmasi di unit rawat inap, perawat juga tidak
di rawat inap tutup maka dari itu melaksanakan sesuai dengan SOP
perawat harus pergi ke farmasi yang berlaku dirumah sakit dengan
150
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 4, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejourna13.undip.ac.id/index.php/jkm
alasan bahwa farmasi unit rawat dan keselamatan pasien saat itu
inap tutup dan harus mengambil juga tanpa harus menunggu saat
obat di farmasi rumah sakit yang laporan bulanan. Perawat pelaksana
cukup jauh jaraknya dari unit rawat yang bersangkutan dengan insiden
inap, maka dari itu perawat KTD dan KNC lalu diminta untuk
meletakkan obat (high alert) di meja menceritakan kejadian tersebut
rawat inap pasien tanpa secara lengkap di sebuah formulir
pengawasan. Hal ini membuktikan yang telah disediakan. Setelah itu
bahwa perawat kurang berkomitmen kejadian tersebut akan segera di
dalam mematuhi kebijakan dan SOP rapatkan oleh komite mutu dan
yang berada di rumah sakit. keselamatan pasien untuk
mendapatkan solusi terbaik
Analisis Pelaporan menyangkut permasalahan yang
Pelaporan insiden terjadi pada saat itu. Kendala dalam
keselamatan pasien yang pembuatan laporan yaitu laporan
selanjutnya disebut pelaporan tidak bisa dikerjaan pada saat jam
insiden adalah suatu sistem untuk kerja dikarenakan pada saat jam
mendokumentasikan laporan insiden kerja terdapat pasien yang cukup
keselamatan pasien, analisis dan banyak maka dari itu laporan
solusi untuk pembelajaran. keselamatan pasien dibuat di luar
Pelaporan adalah suatu mekanisme jam kerja. Selain itu perawat juga
yang dilakukan oleh perawat di mengaku bingung dan kurang
bagian unit rawat inap kepada paham dalam mengisi laporan
bagian komite mutu dan karena laporan tidak dibuat setiap
keselamatan pasien terkait kejadian hari dan langsung dibuat perbulan.
atau insiden yang dialami. Laporan Serta seharusnya laporan dibuat
keselamatan pasien dicatat setiap oleh kepala ruangan namun dibuat
hari di form pelaporan, form oleh perawat pelaksana.
pelaporan tersebut berbeda-beda.
Laporan tersebut dicatat setiap hari KESIMPULAN DAN SARAN
dan direkap setiap bulannya oleh Sumber daya manusia yaitu
kepala ruangan rawat inap di bagian perawat pelaksana dan TKPRS
rawat inap dan diserahkan kepada belum mencukupi, kebijakan dan
komite mutu dan keselamatan SOP dari Identifikasi Pasien dan
pasien. Laporan tersebut selanjutnya Keamanan Obat High Alert telah
akan dirapatkan setiap tiga bulan tersedia. Sarana dan prasana
bersama kepala bagian mutu dan identifikasi pasien tersedia gelang
semua anggota tim keselamatan identitas berwarna merah muda,
pasien untuk dianalisis masalahnya biru, kuning dan merah, rekam
dan dicari pemecahan masalah yang medik dan form pelaporan. Dalam
terbaik. menjaga keamanan obat tersedia
Alur pembuatan laporan ini label obat, lemari obat terpisah dan
akan berbeda apabila terjadi KTD form pelaporan.Dalam melakukan
atau KNC di bagian unit rawat inap. identifikasi pasien, masih belum
Berdasarkan hasil wawancara sesuai dengan PMK
didapatkan bahwa apabila terdapat 1691/MENKES/PER/VIII/2011 dan
kejadian KTD atau KNC, kejadian surat keputusan Kepala RS, komitmen
tersebut pertama akan dilaporkan perawat pelaksana dan TKPRS
kepada kepala ruangan lalu terhadap kebijakan dan SOP serta
langsung dilaporkan ke komite mutu dalam melaksanan tugasnya
151
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 4, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejourna13.undip.ac.id/index.php/jkm
152