Sie sind auf Seite 1von 9

Agro Ekonomi Vol. 24/No.

1 Juni 2014

PENGARUH PERILAKU KOMUNIKASI TERHADAP SIKAP DAN ADOPSI


TEKNOLOGI BUDIDAYA BAWANG MERAH DI LAHAN PASIR PANTAI
KECAMATAN SANDEN KABUPATEN BANTUL

The Influence of Communication Behaviour Toward the Attitude and Adoption on


Technology of Onion Cultivation in Sandy Coastal Land
of Sanden Subdistrict Bantul District

Wahyu Aji Sasongko1), Roso Witjaksono2), Harsoyo2)


1)
Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada
2)
Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada

ABSTRACT
This research was conducted in Sanden subdistrict Bantul district with the purpose of finding out: 1) the
communication behavior of onion farmers, 2) factors affecting communication behaviour, 3) factors affecting
farmer’s attitude, and 4) the influence of communication behavior, attitude, and other factors, toward technology
adoption of onion cultivation.
The method used in this research was descriptive approach by survey technique. The sampling of village
and farming groups were done purposively, while the sampling of respondent farmers was done randomly. The
number of total sample was 60 farmers consisted of 30 farmers from Manunggal Farming Group, Srigading
Village, and 30 farmers from Karang Rejo Farming Group, Gadingharjo Village. The analysis methods used were
proportion test and multiple linier regression analysis.
The result of this research showed that farmer’s communication behavior belonged to low category. The
credibility of communication media positively affected toward farmer’s communication behavior, while education,
land size, and motivation didn’t have significant affect. Communication behavior, motivation, dan education
positively affected toward farmer’s attitude, while land size didn’t have significant affect. Farmer’s attitude
positively affected toward technology adoption of onion cultivation, communication behavior, motivation,
education, dan land size didn’t have significant affect. Communication behavior affected toward attitude
and furthermore attitude affected toward technology adoption of onion at sandy coastal land.

Keywords: adoption, attitude, communication behavior, onion, sandy coastal land, Bantul.

INTISARI
Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sanden Kabupaten Bantul dengan tujuan mengetahui: 1) perilaku
komunikasi petani bawang merah lahan pasir pantai, 2) faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku komunikasi, 3)
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi sikap petani, serta 4) pengaruh perilaku komunikasi, sikap, dan faktor-
faktor lain terhadap adopsi teknologi budidaya bawang merah.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan teknik survei. Pengambilan
sampel desa dan kelompok tani dilakukan secara purposif, sedangkan pengambilan sampel petani responden
dengan acak sederhana. Total sampel berjumlah 60 petani yaitu 30 petani dari Kelompok Tani Manunggal, Desa
Srigading dan 30 petani dari Kelompok Tani Karang Rejo, Desa Gadingharjo. Metode analisis yang digunakan
adalah uji proporsi dan analisis regresi linier berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku komunikasi petani termasuk kategori rendah. Kredibilitas
media komunikasi berpengaruh positif terhadap perilaku komunikasi petani, sedangkan pendidikan, luas lahan,
dan motivasi tidak berpengaruh nyata terhadap perilaku komunikasi petani. Perilaku komunikasi, motivasi, dan
pendidikan berpengaruh positif terhadap sikap petani, sedangkan luas lahan tidak berpengaruh nyata terhadap
sikap petani. Sikap petani berpengaruh positif terhadap adopsi teknologi budidaya bawang merah. Perilaku
komunikasi, motivasi, pendidikan, dan luas lahan tidak berpengaruh nyata terhadap adopsi teknologi budidaya
bawang merah. Perilaku komunikasi mempengaruhi sikap dan selanjutnya sikap mempengaruhi adopsi
teknologi bawang merah lahan pasir pantai

Kata kunci: Perilaku komunikasi, sikap, adopsi, bawang merah, lahan pasir pantai, Bantul.

PENDAHULUAN tersebut kini memiliki daya tarik dan nilai lebih.


A. Latar Belakang Keberadaan lahan pasir pantai yang dulu
Transformasi lahan pasir pantai marginal dipandang sebelah mata kini telah mampu diubah
menjadi lahan pertanian produktif di Kecamatan menjadi lahan pertanian yang mampu
Sanden Kabupaten Bantul menjadikan lokasi menghasilkan produk komoditas pertanian yang

35
Agro Ekonomi Vol. 24/No. 1 Juni 2014

bernilai ekonomi tinggi, yaitu bawang merah dan baik. Rogers (1995) mendefinisikan komunikasi
cabai merah. sebagai proses dimana pelaku komunikasi
Lahan pasir pantai memerlukan perlakuan membuat dan menyebarkan informasi dengan
khusus yang berbeda dengan lahan sawah pada orang lain untuk mencapai pemahaman yang
umumnya. Berbagai macam teknologi mulai dari sama. Komunikasi secara efektif dapat
cara pengolahan lahan, pemupukan, pengairan, mendorong kelancaran proses difusi sehingga
dan teknik budidaya lainnya telah dirancang suatu teknologi dapat diadopsi dengan baik oleh
sedemikian rupa sehingga lahan pasir pantai yang masyarakat. Intensitas interaksi baik melalui
semula merupakan lahan marginal tersebut dapat media interpersonal, media kelompok, maupun
ditanami komoditas pertanian. media massa akan mendukung dan memudahkan
Agribisnis bawang merah di lahan pasir alur diseminasi penyebaran inovasi sehingga
pantai memiliki potensi yang cukup besar. suatu teknologi baru dapat diterima dan
Sebagai komoditas hortikultura, bawang merah diaplikasikan dengan baik oleh pengguna
memiliki nilai ekonomi tinggi. Bawang merah teknologi.
mempunyai prospek yang cukup baik untuk
meningkatkan pendapatan petani dan mendorong B. Tujuan
perkembangan agribisnis di DIY. Menurut Kepala 1. Mengetahui perilaku komunikasi petani dalam
Dinas Pertanian DIY, produksi bawang merah di adopsi teknologi budidaya bawang merah di
DIY dalam setahun mencapai 12 ribu ton. Kecamatan Sanden Kabupaten Bantul.
Sementara kebutuhan bawang merah penduduk 2. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
di DIY hanya sekitar 10 ribu ton per tahun. perilaku komunikasi petani lahan pasir pantai
Dengan demikian produksi bawang merah di DIY dalam adopsi teknologi budidaya bawang
sebetulnya sudah surplus (Rachman, 2013). merah di Kecamatan Sanden Kabupaten
Menurut data BPS Bantul (2012), luas panen Bantul.
komoditas bawang merah di Kecamatan Sanden 3. Mengetahui pengaruh perilaku komunikasi dan
dapat dikatakan relatif besar yaitu mencapai 612 faktor-faktor lain terhadap sikap petani
hektar dengan rata-rata produksi 126,85 kw/ha bawang merah di Kecamatan Sanden
dan total produksi 77.663 kw atau terbesar di Kabupaten Bantul.
Kabupaten Bantul. Hal tersebut tentunya 4. Mengetahui pengaruh perilaku komunikasi,
merupakan potensi agribisnis yang sangat baik sikap, dan faktor-faktor lain terhadap adopsi
mengingat akhir-akhir ini dalam skala nasional, teknologi budidaya bawang merah di
komoditas bawang merah tengah mendapat Kecamatan Sanden Kabupaten Bantul.
sorotan karena ketersediaannya cenderung
menurun yang berakibat pada lonjakan harga C. Tinjauan Pustaka
yang sangat tinggi. 1. Perilaku Komunikasi
Upaya peningkatan produktivitas bawang Perilaku adalah tindakan yang
merah di lahan marginal tersebut dilakukan mengimplementasikan pengetahuan dan
dengan memperkenalkan teknologi baru, baik sikap yang telah terbentuk pada diri manusia. Hal
teknologi lokal setempat maupun teknologi yang ini juga berkaitan dengan norma yang berlaku
dihasilkan oleh lembaga penelitian. Teknologi pada masyarakat (Irmasari, 2013).
budidaya bawang merah terdiseminasi atau Menurut Rogers dan Shoemaker dalam
tersebar melalui proses komunikasi, baik melalui Witjaksono (1990), perilaku komunikasi petani
media komunikasi massa, kelompok, maupun selalu berkaitan dengan usaha memperoleh
individu atau interpersonal. Petani tidak dapat informasi pertanian sebagai bahan pertimbangan
secara langsung menerima atau mengadopsi suatu untuk mengambil keputusan.
inovasi. Inovasi pertanian akan dapat diadopsi
oleh individu maupun kelompok-kelompok dalam
masyarakat apabila masyarakat memiliki
intensitas interaksi dan kualitas komunikasi yang

36
Agro Ekonomi Vol. 24/No. 1 Juni 2014

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi 1. Existence


Perilaku Komunikasi Mempertahankan eksistensi seseorang
a. Kredibilitas Media Komunikasi merupakan kebutuhan yang sangat
Kredibilitas adalah seperangkat persepsi mendasar. Mempertahankan eksistensi
yang dimiliki komunikan tentang sifat- secara terhormat itu berarti antara lain
sifat komunikator. Karena kredibilitas itu terpenuhinya kebutuhan dasar. Bila
masalah persepsi, maka kredibilitas menggunakan klasifikasi Maslow
berubah-ubah tergantung pada pelaku berarti terpenuhinya kebutuhan primer
persepsi (komunikan), topik yang dibahas, dan rasa aman.
dan situasi (Anonim, 2008). 2. Relatedness
Persepsi keandalan dan kepercayaan Kebutuhan akan relatedness tercermin
terhadap informasi secara signifikan dapat pada sifat dasar manusia sebagai insan
mempengaruhi pemilihan dan penggunaan sosial. Setiap orang ingin mengaitkan
sumber-sumber informasi. Secara khusus, keberadaannya dengan orang lain dan
pentingnya kriteria ini ditekankan ketika dengan lingkungannya. Bila
pencari informasi menemukan informasi dibandingkan dengan klasifikasi
yang bertentangan. Dalam situasi ini, Maslow kebutuhan relatedness
mereka harus menilai kredibilitas dan identik dengan kebutuhan sosial dan
sumber teori dari alternatif yang ada esteem.
(Savolainen, 2007). 3. Growth
b. Pendidikan Kebutuhan yang pada dasarnya tercermin
Prayitnohadi dalam Witjaksono (1990) pada keinginan seseorang untuk tumbuh
mengungkapkan bahwa semakin tinggi dan berkembang. Kebutuhan ini seperti
pendidikan formal petani akan semakin dijelaskan Maslow diklasifikasikan sebagai
tinggi pula kemampuannya untuk aktualisasi diri.
menerima, menyaring, dan menerapkan d. Luas Lahan
inovasi teknologi yang diperkenalkan. Semakin luas lahan pasir pantai yang
Berdasarkan hasil penelitian Indarwati dimiliki petani akan membuat kebutuhan
(2005) diketahui bahwa semakin tinggi akan informasi teknologi budidaya bawang
tingkat pendidikannya, petani semakin merah semakin tinggi guna mencapai
aktif dalam perilaku komunikasi. efisiensi dan efektivitas sumberdaya yang
c. Motivasi digunakannya. Hal tersebut membuat
Proses komunikasi merupakan hal yang petani aktif dalam mencari informasi dan
penting dalam rangka pemenuhan menyampaikan informasi kepada petani
kebutuhan- kebutuhan tersebut. Perilaku maupun pihak lain yang bersangkutan.
komunikasi merupakan salah satu indikator
eksistensi individu dalam masyarakat. 3. Sikap
Begitu pula untuk memenuhi kebutuhan Sikap dapat didefinisikan sebagai perasaan,
akan relatedness, individu akan menjalin pikiran, dan kecenderungan seseorang yang
komunikasi interaktif dengan orang lain kurang lebih bersifat permanen mengenai aspek-
dan dalam pemenuhan kebutuhan untuk aspek tertentu dalam lingkungannya. Komponen-
tumbuh dan berkembang individu juga komponen sikap adalah pengetahuan, perasaan-
membutuhkan suatu proses komunikasi perasaan dan kecenderungan untuk bertindak.
interaktif dengan orang lain dan Lebih mudahnya, sikap adalah konsekuensi yakni
lingkungannya. bagaimana seseorang berhadap-hadapan dengan
Teori motivasi yang dikembangkan oleh obyek sikap (Van den Ban dan Hawkins, 1999).
Alderfer dalam Siagian (2004) yaitu teori Sikap bukanlah pembawaan, dengan
ERG: kata lain, sikap dapat dibentuk dan diubah
sesuai dengan tujuan individu atau faktor- faktor

37
Agro Ekonomi Vol. 24/No. 1 Juni 2014

yang mempegaruhi sikap tersebut. Pembentukan semakin luas pengetahuan seseorang maka,
dan perubahan sikap dapat ditempuh melalui sikapnya akan cenderung baik (Irmasari,
berbagai cara seperti yang dikemukakan oleh 2013).
W.A Gerungan dalam Santosa (2009): d. Luas lahan
a. Melalui alat komunikasi, antara lain: Semakin luas lahan yang dimiliki oleh
surat kabar, radio, televisi, buku, dan petani, maka sikap petani akan semakin
lain sebagainya. positif karena adanya kecenderungan untuk
b. Faktor-faktor intern dalam pribadi melakukan kegiatan usahatani yang lebih
manusia, yaitu kemampuan memilih efektif dan efisien
atau minat perhatiannya untuk menerima
dan mengolah pengaruh yang datang 5. Adopsi
dari luar. Terdapat tahapan–tahapan sebelum
masyarakat menerima atau menerapkan suatu
4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sikap teknologi. Mardikanto (2010):
Petani Terhadap Teknologi Budidaya a. Awareness, atau kesadaran, yaitu
Bawang Merah sasaran mulai sadar tentang adanya
a. Perilaku Komunikasi inovasi yang ditawarkan oleh penyuluh.
Sikap seseorang baru diketahui bila ia b. Interest, atau tumbuhnya minat yang
sudah bertingkah laku. Sikap seringkali ditandai oleh keinginannya
merupakan salah satu determinan dari untuk bertanya atau untuk mengetahui
tingkah laku, selain motivasi dan norma lebih banyak/jauh tentang segala sesuatu
masyarakat. Oleh karena itu kadang- yang berkaitan dengan inovasi yang
kadang sikap bertentangan dengan tingkah ditawarkan oleh penyuluh.
laku (Soelaeman, 1989). c. Evaluation atau penilaian terhadap
b. Motivasi baik/buruk atau manfaaat inovasi yang
Menurut Siagian (2004), motivasi adalah telah diketahui informasinya secara
daya dorong yang mengakibatkan lebih lengkap. Pada penilaian ini,
seseorang mau dan rela untuk masyarakat sasaran tidak hanya
mengerahkan dalam bentuk keahlian atau melakukan penilaian terhadap aspek
keterampilan, tenaga, dan waktunya untuk teknisnya saja, tetapi juga aspek
menyelenggarakan berbagai kegiatan yang ekonomi, maupun aspek-aspek sosial
menjadi tanggungjawabnya dan budaya, bahkan seringkali juga ditinjau dari
menunaikan kewajibannya, dalam rangka aspek politis atau kesesuaiannya dengan
pencapaian tujuan dan berbagai sasaran kebijakan pembangunan nasional dan
organisasi yang telah ditentukan regional.
sebelumnya. Sikap positif akan terbentuk d. Trial atau mencoba dalam skala kecil
apabila petani memiliki motivasi yang untuk lebih meyakinkan penilaiannya,
tinggi dalam melakukan budidaya bawang sebelum menerapkan untuk skala yang
merah. Keinginan untuk memenuhi lebih luas lagi.
kebutuhan akan membuat petani terbuka e. Adoption atau menerima/menerapkan
terhadap inovasi dengan sikap yang dengan penuh keyakinan berdasarkan
positif. penilaian dan uji coba yang telah
c. Pendidikan dilakukan/diamatinya sendiri.
Sikap adalah kencenderungan untuk Proses adopsi erat kaitannya dengan
bertindak akibat adanya rangsangan dari pengambilan keputusan. Menurut Rogers (2003)
luar. Kecenderungan untuk bertindak ini model pengambilan keputusan dalam inovasi
akan dipengaruhi oleh pengetahuan meliputi lima tahapan:
seseorang. Pengetahuan seseorang dapat
dilihat dari tingkat pendidikannya,

38
Agro Ekonomi Vol. 24/No. 1 Juni 2014

1. Pengetahuan (Knowledge). memiliki kemampuan ekonomi yang baik.


2. Persuasi (Persuasion). e. Pendidikan
3. Keputusan (Decision). Menurut Mardikanto dalam Suryadinata
4. Implementasi (Implementation). (2011), tingkat pendidikan yang telah
5. Konfirmasi (Confirmation). dimiliki seseorang akan berpengaruh
terhadap kapasitas belajar seseorang,
6. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi karena ada kegiatan belajar yang
Adopsi memerlukan tingkat pengetahuan
Terdapat beberapa faktor yang diduga tertentu untuk dapat memahaminya.
berpengaruh dalam proses adopsi, yaitu:
a. Perilaku Komunikasi METODE PENELITIAN
Proses adopsi inovasi individual dalam Metode dasar yang digunakan dalam
bidang pertanian tidak bisa lepas dari penelitian ini adalah deskriptif. Penelitian
proses komunikasi pertanian. Berbagai deskriptif menggambarkan dan meringkaskan
pengalaman menunjukkan betapa berbagai kondisi, situasi atau berbagai
kontribusi dari bagian kegiatan variabel.
komunikasi ini mampu Teknik pelaksanaan penelitian ini
menunjukkan suatu adopsi dari sesuatu dengan menggunakan metode survai.
hal yang baru (Soekartawi, 1988). Penelitian survei adalah penelitian yang
b. Sikap dilakukan pada populasi besar maupun kecil, data
Sikap positif terhadap pertanian akan yang dipelajari diambil dari populasi tersebut
mendorong adopsi berbagai macam sehingga dapat ditemukan kejadian- kejadian
inovasi. Sikap-sikap baru yang didasarkan relatif, distribusi dan hubungan antarvariabel,
pada pengalaman responden atau sosiologis maupun psikologis (Wirartha, 2006).
pemikiran sistematis ternyata lebih Penelitian ini dilakukan di Kecamatan
memungkinkan membawa perubahan Sanden Kabupaten Bantul. Kecamatan Sanden
perilaku daripada sikap-sikap yang merupakan kecamatan yang paling potensial
dangkal. Sikap petani lebih besar untuk kegiatan budidaya bawang merah di
kemungkinannya berkaitan dengan lahan pasir pantai. Sampel yang diambil
perilaku mereka jika mereka telah meliputi sampel desa, sampel kelompok tani, dan
mencoba sendiri sebuah inovasi atau sampel petani.
mengumpulkan informasi mengenai 1. Untuk menganalisis tingkat perilaku
inovasi daripada sekedar mendengarkan komunikasi petani dalam budidaya
pembahasan menarik di radio (Van den bawang merah di lahan pasir Kecamatan
Ban dan Hawkins, 1999). Sanden Kabupaten Bantul dilakukan dengan
c. Motivasi menggunakan uji proporsi dengan rumus
Kusumaningrum (2012) dalam sebagai berikut:
penelitiannya mengenai faktor-faktor yang ⁄
mempengaruhi penerapan budidaya padi 𝑖 = , α = 10%
( )

menemukan bahwa motivasi berpengaruh
nyata terhadap penerapan budidaya padi 2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang
secara modern. Semakin besar mempengaruhi perilaku komunikasi
motivasi petani maka semakin tinggi petani bawang merah di lahan pasir pantai
penerapan budidaya tanaman padi secara adalah dengan menggunakan analisis linier
modern. berganda sehingga didapatkan persamaan
d. Luas Lahan regresi sebagai berikut:
Menurut Lionberger dalam Mardikanto Y = A + b1x1 + b2x2 + b3x3 + b4x4
(2009), semakin luas usahatani biasanya
semakin cepat mengadopsi, karena

39
Agro Ekonomi Vol. 24/No. 1 Juni 2014

Keterangan: x3 : Pendidikan
Y : Perilaku komunikasi x4 : Luas Lahan
A : Nilai konstanta
b1,b2,b3,b4 : Koefisien Regresi HASIL DAN PEMBAHASAN
x1 : Kredibilitas media
x2 Motivasi Tinggi rendahnya perilaku komunikasi
:
petani bawang merah di lahan pasir pantai
x3 : Pendidikan
Kecamatan Sanden Kabupaten Bantul dapat
x4 : Luas Lahan
diketahui dengan uji proporsi taraf signifikansi
10%, x = 15, n = 60, Po = 50%
3. Untuk mengetahui pengaruh perilaku ⁄
komunikasi dan faktor-faktor lain terhadap 𝑖 =
( )

sikap digunakan analisis regresi linier
berganda sehingga didapatkan persamaan 1 ⁄
,
regresi sebagai berikut: 𝑖 =
, ( , )

Y = A + b1x1 + b2x2 + b3x3 + b4x4 ,
𝑖 = ,
= ,
Keterangan:
Y : Sikap Berdasarkan hasil perhitungan
A : Nilai konstanta menggunakan uji proporsi, diperoleh nilai Z
b1,b2,b3,b4 : Koefisien Regresi hitung sebesar -3,8461. Hasil nilai uji
x1 : Perilaku komunikasi proporsi lebih kecil dibandingkan dengan nilai
x2 : Motivasi Z tabel yaitu 1,2815. Hasil tersebut menunjukkan
x3 bahwa sebagian besar petani bawang merah di
: Pendidikan
lahan pasir pantai Kecamatan Sanden memiliki
x4 : Luas Lahan
tingkat perilaku komunikasi yang rendah.
4. Untuk mengetahui pengaruh perilaku
Untuk mengetahui faktor-faktor yang
komunikasi, sikap, dan faktor-faktor lain
mempengaruhi perilaku komunikasi petani
terhadap adopsi teknologi budidaya bawang
bawang merah di lahan pasir pantai kecamatan
merah digunakan analisis regresi linier
sanden kabupaten bantul digunakan analisis
berganda sehingga didapatkan persamaan
regresi linier berganda metode backward
regresi sebagai berikut:
sehingga muncul hasil regresi (Model 5) pada
Y = A + b1x1 + b2x2 + b3x3 + b4x4 + b5x5 Tabel 1.
Berdasarkan hasil analisis regresi berganda
Keterangan:
terhadap faktor-faktor yang diduga
Y : Sikap
mempengaruhi perilaku komunikasi petani
A : Nilai konstanta
bawang merah diketahui bahwa faktor yang
b1,b2,b3,b4,b5 : Koefisien Regresi
berpengaruh nyata terhadap perilaku komunikasi
x1 : Perilaku komunikasi
petani adalah kredibilitas media. Kredibilitas
x2 : Motivasi
sumber dan media sangat berperan penting.
Tabel 1. Hasil Analisi Regresi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Komunikasi (Model 5)
Variabel Koefisien Regresi (B) t hitung Sig Ket
Kredibilitas media (X1) 0,900 15,684 0,000 *
Konstanta -1,209 0,223 NS
R square 0,809
Adjusted R square 0,806
F hitung 245,982
F tabel 2,794
Keterangan : * signifikansi pada α = 10%
NS Non signifikansi pada α = 10%
Sumber: Analisis Data Primer, 2013

40
Agro Ekonomi Vol. 24/No. 1 Juni 2014

Komunikan akan mampu menerima informasi mengenai budidaya bawang merah akan terus
yang disampaikan oleh komunikator dan dapat berkembang.
memberikan feedback positif jika komunikator 2. Motivasi
memiliki kredibilitas yang tinggi. Kredibilitas Petani yang memiliki motivasi tinggi
dalam penelitian ini meliputi beberapa unsur, dalam budidaya bawang merah lahan pasir
yaitu: kelengkapan informasi, kesesuaian pantai cenderung bersikap positif terhadap
informasi dengan kebutuhan, keaktualan inovasi. Hal tersebut berkaitan dengan upaya
informasi, keakuratan informasi, kemudahan untuk memenuhi kebutuhan dalam hidupnya.
akses, dan kemudahan dipahami. Adanya 3. Pendidikan
pengaruh kredibilitas media terhadap perilaku Petani dengan tingkat pendidikan tinggi
komunikasi petani bawang merah dikarenakan lebih terbuka akan inovasi dan mendukung
informasi dari media yang disampaikan oleh setiap adanya inovasi dan perubahan-
narasumber yang berkompeten dalam perubahan ke arah yang lebih baik.
bidangnya, sehingga ketika informasi yang Untuk mengetahui pengaruh perilaku
disampaikan lengkap, sesuai dengan kebutuhan, komunikasi, sikap, dan faktor lain terhadap
aktual, akurat, mudah diakses, dan mudah adopsi teknologi budidaya bawang merah
dipahami akan meningkatkan tingkat perilaku dapat dilihat hasil analisis regresi berganda
komunikasi dalam menerima dan menyampaikan dengan metode backward (Model 5) pada
informasi melalui media interpersonal, Tabel 3.
kelompok, maupun media massa karena sudah Berdasarkan hasil analisis regresi berganda
terbangunnya kepercayaan dalam diri petani. terhadap faktor-faktor yang diduga
Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi adopsi teknologi bawang merah
mempengaruhi sikap dapat dilihat hasil analisis di lahan pasir pantai Kecamatan Sanden
regresi berganda dengan metode Backward diketahui bahwa faktor yang berpengaruh nyata
(Model 2) pada Tabel 2. terhadap adopsi teknologi bawang merah adalah

Tabel 2. Hasil Analisis Regresi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sikap (Model 2)


Variabel Koefisien Regresi (β) thitung Sig. Ket
Perilaku Komunikasi (X1) 0.246 2.037 0.046 *
Motivasi (X2) 0.318 2.747 0.008 *
Pendidikan (X3) 0.204 1.685 0.098 *
Konstanta 31.936 3.929 0.000 *
R Square 0.295
Adjusted R square 0.275
F hitung 7.796
F tabel 2.184
Keterangan : * signifikansi pada α = 10%
NS Non signifikansi pada α = 10%
Sumber: Analisis Data Primer, 2013

Diketahui bahwa perilaku komunikasi, sikap. Semakin positif sikap petani maka semakin
motivasi, dan pendidikan berpengaruh terhadap tinggi tingkat adopsi teknologi budidaya bawang
sikap petani. Berikut merupakan hasil uji merah di lahan pasir pantai Kecamatan Sanden.
hipotesis untuk setiap faktor yang mempengaruhi Tantangan yang dihadapi oleh petani bawang
sikap petani terhadap teknologi atau inovasi: merah di lahan pasir pantai adalah mengenai
1. Perilaku komunikasi fluktuasi harga. Jika sedang tinggi, harga bawang
Perilaku petani dalam mengakses dan merah menembus Rp 30.000,00/kg namun
menyampaikan informasi mengenai budidaya ketika harga sedang jatuh harga bawang merah
bawang merah lahan pasir pantai berpengaruh hanya dalam kisaran Rp 5.000,00-Rp
terhadap sikap petani. Semakin aktif perilaku 7.000,00/kg. Fluktuasi harga tersebut tidak
komunikasi petani, maka pengetahuan petani mempengaruhi keberlanjutan budidaya bawang

41
Agro Ekonomi Vol. 24/No. 1 Juni 2014

Tabel 3. Hasil Analisis Regresi Pengaruh Perilaku Komunikasi, Sikap, dan Faktor Lain terhadap Adopsi
(Model 5)
Variabel Koefisien Regresi (β) thitung Sig. Ket
Sikap (X1) 0.303 2.421 0.019 *
Konstanta 32.718 2.188 0.033 *
R Square 0.092
Adjusted R square 0.076
F hitung 5.862
F tabel 2.794
Keterangan : * signifikansi pada α = 10%
Sumber: Analisis Data Primer, 2013

merah oleh petani karena komponen konatif komunikasi akan mempengaruhi sikap petani,
dalam sikap petani cukup tinggi. kemudian sikap petani mempengaruhi adopsi.

KESIMPULAN SARAN
1. Petani bawang merah lahan pasir pantai 1. Untuk meningkatkan adopsi seyogyanya
Kecamatan Sanden Kabupaten Bantul sikap petani terhadap teknologi diperkuat
termasuk jarang menerima informasi dan terutama pada aspek kognitif, yaitu
tidak pernah menyampaikan informasi peningkatan pemahaman mengenai pemasaran
mengenai teknologi budidaya bawang merah dan aspek konatif, yaitu mengenai pengairan.
tersebut melalui media interpersonal, media Sikap yang positif dapat meningkatkan tingkat
massa, dan media kelompok yang digunakan adopsi teknologi budidaya bawang merah.
dalam penelitian ini. 2. Untuk meningkatkan sikap positif
2. Sebesar 75% petani mempunyai tingkat petani, seyogyanya perilaku komunikasi
perilaku komunikasi rendah. petani dalam budidaya bawang merah
3. Faktor yang berpengaruh nyata terhadap ditingkatkan dengan cara mengoptimalkan
perilaku komunikasi adalah kredibilitas keberadaan media interpersonal, media massa,
media. Semakin tinggi kredibilitas media dan media kelompok yang dapat diakses
menurut petani, maka semakin tinggi perilaku petani untuk mencari dan menyampaikan
komunikasi petani bawang merah. tinggi adopsi teknologi budidaya bawang
4. Faktor yang berpengaruh nyata terhadap merah.
sikap petani adalah perilaku komunikasi, 3. Perilaku komunikasi tidak mempengaruhi
motivasi, dan pendidikan. Semakin tinggi adopsi teknologi informasi mengenai
faktor-faktor tersebut, maka semakin positif budidaya bawang merah.
sikap petani bawang merah. 4. Untuk meningkatkan sikap positif petani
5. Faktor yang berpengaruh nyata terhadap terhadap teknologi budidaya bawang merah
adopsi teknologi budidaya bawang merah juga bisa dilakukan dengan memperkuat
adalah sikap petani. Semakin positif sikap motivasi petani dalam budidaya bawang
petani, maka semakin budidaya bawang merah lahan pasir pantai terutama dengan cara
merah. Meskipun petani aktif dalam menerima meningkatkan motivasi untuk menjalin
maupun menyampaikan informasi, belum hubungan baik dengan penyuluh, pembina
tentu membuat petani mengadopsi suatu Dinas Pertanian, dan peneliti BPTP.
teknologi. Banyak yang menjadi 5. Untuk meningkatkan perilaku komunikasi
pertimbangan bagi petani, salah satunya petani, seyogyanya kredibilitas media
adalah ketersediaan biaya. interpersonal, media massa dan media
6. Perilaku komunikasi tidak secara kelompok yang diakses petani ditingkatkan
langsung mempengaruhi adopsi. Perilaku dengan cara menyediakan informasi budidaya
bawang merah yang lebih lengkap, sesuai

42
Agro Ekonomi Vol. 24/No. 1 Juni 2014

dengan kebutuhan petani, aktual, akurat, Soelaeman. M. M. 1989. Ilmu Sosial Dasar :
mudah dipahami, dan mudah diakses oleh Teori dan Konsep Ilmu Sosial. Eresco.
petani. Bandung.
Suryadinata, Solichin. 2011. Adopsi Teknologi
DAFTAR PUSTAKA Ameliorasi Pada Budidaya Bawang Merah
di Lahan Pasir Kecamatan Sanden
Anonim. 2008. Kamus Besar Bahasa
Kabupaten Bantul. Fakultas Pertanian.
Indonesia. Pusat Bahasa Departemen
Universitas Gadjah Mada. Skripsi.
Pendidikan Nasional Republik
Indonesia. Van den Ban, A. W. dan Hawkins. 1999.
http://bahasa.kemdiknas.go.id/kbbi/ind Penyuluhan Pertanian. Kanisius.
ex.php. Diakses tanggal 1 November Yogyakarta.
2013. Wirartha, I. M. 2006. Metodologi Penelitian
Badan Pusat Statistik Kabupaten Bantul. Sosial Ekonomi. Penerbit ANDI.
2012. Bantul Dalam Angka. BPS. Yogyakarta.
Bantul
Witjaksono, R. 1990. Hubungan Perilaku
Indarwati, Meilani. 2005. Hubungan Antara Komunikasi dan Tingkat Pemahaman
Perilaku Komunikasi Petani dengan Informasi Anggota Kelompok Tani
Tingkat Adopsi Teknologi Usahatani Cabai Tentang Paket Teknologi Supra Insus di
di Kecamatan Pakem Kabupaten Sleman. WKBPP Sanden, Kabupaten Bantul, D.I.
Skripsi. Fakultas Pertanian UGM. Yogyakarta. Fakultas Pascasarjana IPB.
Bogor.
Irmasari, Rahmatika. 2013. Respons Perangkat
Desa Terhadap Penganekaragaman Pangan
Tepung Umbi-Umbian di Kabupaten
Bantul. Skripsi. Fakultas Pertanian UGM
Kusumaningrum, Arta. 2012. Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Penerapan Budidaya
Tanaman Padi Secara Modern dan
Tradisional di Kecamatan Bayan
Kabupaten Purworejo. Skripsi. Fakultas
Pertanian UGM.
Mardikanto, Totok. 2010. Komunikasi
Pembangunan. UNS Press. Surakarta.
Rogers, M.E. 1995. Diffusion of
Innovations.Fourth Edition. The Free
Press. New York
Rogers, M.E. 2003. Diffusion of Innovations.
Fifth Edition. The Free Press. New
York
Santosa, S. 2009. Dinamika Kelompok. Bumi
Aksara. Jakarta.
Savolainen, Reijo. 2007. Media credibility and
cognitive authority. The case of seeking
orienting information. Information
Research. http://informationr.net/ir/12-
3/paper319.html. diakses 13 Januari
2014
Siagian, S. P. 2004. Teori Motivasi dan
Aplikasinya. Rineka Cipta. Jakarta.
Soekartawi. 1988. Prinsip Dasar Komunikasi
Pertanian. UI-Press. Jakarta.

43

Das könnte Ihnen auch gefallen