Sie sind auf Seite 1von 17

Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 01, No.

01, 2019

Pengembangan Usaha rengginang dan renggining melalui Program


Pengabdian kepada Masyarakat di Cipanas.
Erica1, Nathania Eveline2, Jefferson Putra3, Brian Peterhansel4, Delbert Suryaatmaja5, Kevin6,
Stanley Makalew, M.Sc.7*
5Program Studi Akuntansi, Universitas Prasetiya Mulya; 1,2,3,4Program Studi Bisnis, Universitas Prasetiya Mulya;
6Program Studi Branding, Universitas Prasetiya Mulya; 7Dosen Pembimbing Lapangan, Universitas Prasetiya
Mulya.
*stanley.makalew@pmbs.ac.id (Corresponding Author)

Abstract Keywords
The Community Development Project is a course program held by the Prasetiya Mulya Business Development,
Community Development,
University undergraduate program as a form of Community Service (PKM). This activity is
Small Micro-Enterprise,
intended to implement the knowledge of Prasetiya Mulya University students to help develop rengginang, renggining
partner businesses in accordance with the needs of business partners. The partner in the
Community Service (PKM) activity is a small micro-enterprise who makes rengginang and
renggining. Rengginang and renggining is one of the traditional snacks on the island of Java.
The process of making rengginang and renggining is very dependent on the heat of the sun,
this is because the product must be dry thoroughly in less than 3 days before it turn moist
and moldy. To overcome the problems faced such as lack of productivity and marketing, the
solutions provided such as business development in increasing the quantity of production
and manufacturing, and also creating social media for further product promotion and
expanding the market. Another thing that is done is product differentiation through adding
variety of flavors and shapes to attract consumers.

Kata Kunci
Abstrak
Community Development,
Community Development Project merupakan program mata kuliah yang diadakan oleh Pengembangan Bisnis,
Universitas Prasetiya Mulya program S1 sebagai bentuk Pengabdian Kepada Masyarakat rengginang, renggining,
(PKM). Kegiatan ini dimaksudkan dengan tujuan mengimplementasikan pengetahuan Usaha Mikro Kecil
mahasiswa Universitas Prasetiya Mulya untuk membantu mengembangkan usaha mitra
sesuai dengan kebutuhan mitra usaha. Mitra dalam kegiatan Pengabdian Kepada
Masyarakat (PKM) ini adalah seorang pengusaha mikro kecil yang membuat rengginang
dan renggining. Rengginang dan renggining merupakan salah satu camilan tradisional
khas masyarakat di Pulau Jawa. Proses pembuatan rengginang dan renggining sangat
bergantung pada panasnya sinar matahari hal ini dikarenakan produk harus kering secara
menyeluruh dalam waktu kurang dari 3 hari sebelum lembab dan berjamur. Untuk
mengatasi masalah yang dihadapi seperti kurangnya produktivitas dan pemasaran maka
solusi yang diberikan untuk pengembangan bisnis seperti penambahan kuantitas
produksi dan pembuatan media sosial untuk promosi produk lebih lanjut dan
memperluas pasar. Hal lain yang dilakukan adalah diferensiasi produk melalui
penambahan variasi rasa dan bentuk untuk menarik konsumen.

Pendahuluan
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, Vol. 01, No. 01, 2019

Community Development Project 2 merupakan sebuah program mata kuliah yang


diadakan oleh Universitas Prasetiya Mulya program S1 untuk mahasiswa semester 6.
Program ini adalah sebuah bentuk Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) dimana
mahasiswa semester 6 dari setiap jurusan akan melakukan live-in selama sebulan dengan
mitra usahanya masing-masing yang sudah ditentukan terlebih dahulu oleh Universitas
Prasetiya Mulya.
Kegiatan ini dimaksudkan dengan tujuan mengimplementasikan pengetahuan
mahasiswa Universitas Prasetiya Mulya untuk membantu mengembangkan usaha mitra
sesuai dengan kebutuhan mitra usaha. Dengan adanya kegiatan ini, mahasiswa dapat belajar
untuk bersosialisasi dengan masyarakat dan berbagi sekaligus mengaplikasikan
pengetahuan yang didapatkan di bangku perkuliahan kepada masyarakat. Kegiatan ini juga
dapat membantu mitra usaha untuk meningkatkan produktivitas, keterampilan dan
memberikan nilai lebih melalui konsep-konsep yang dibangun untuk produk mitra.
Diharapkan setelah kegiatan ini berakhir, mitra usaha dapat berkembang secara mandiri dan
berkelanjutan menggunakan pengetahuan yang sudah dibagikan oleh mahasiswa Universitas
Prasetiya Mulya.
Mitra dalam kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) ini adalah seorang
pengusaha mikro kecil yang membuat rengginang dan Reggining sebagai mata pencaharian
utamanya. Ia tinggal di Kampung Bengkok, Desa Sindanglaya, Kecamatan Cipanas yang
termasuk dalam Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat.
Rengginang dan renggining merupakan salah satu camilan tradisional khas
masyarakat di Pulau Jawa. Camilan ini sangat digemari masyarakat dari kalangan menengah
sampai bawah dan hampir semua masyarakat mengenal jenis makanan ini. rengginang
merupakan sejenis kerupuk tebal yang terbuat dari beras ketan yang sudah dikeringkan
dengan cara dijemur dibawah panas matahari. rengginang memiliki ciri khasnya sendiri yaitu
dari bentuknya yang masih berbentuk butiran beras ketan, renggining merupakan sejenis
kerupuk seperti rengginang, namun terbuat dari tepung beras dan tepung tapioka yang
dihaluskan kemudian dicetak ulang dan diberi sedikit warna yang menjadi ciri khas dari
renggining itu sendiri.
Proses pembuatan rengginang dan renggining sangat bergantung pada panasnya
sinar matahari hal ini dikarenakan produk harus kering secara menyeluruh dalam waktu
kurang dari 3 hari. Ketika waktu proses pengeringan di atas 3 hari, maka produk akan
menjadi terlalu lembab dan akan berjamur. Produk yang berjamur tidak dapat dijual karena
akan menghancurkan kualitas produk dimana produk tidak bisa mengembang dengan baik
dan rasanya pun menjadi kurang gurih dan tidak renyah.
Rumah mitra terletak di tepi jalan sehingga mitra memiliki tempat terbuka yang
cukup banyak dan juga lahan yang cukup luas untuk digunakan sebagai tempat penjemuran
produk. Desa Sindanglaya merupakan salah satu tempat yang sangat terpapar sinar matahari
sehingga panas dari sinar matahari dapat dikatakan cukup terik untuk mengeringkan produk,
sehingga dalam keadaan normal maka produk hanya perlu dijemur dalam waktu 1-2 hari saja
dan sudah mengering dengan sangat baik di bagian luar maupun dalam.
Namun, pada saat musim hujan seperti pada bulan Oktober-Maret maka sinar
matahari tidak bisa didapatkan secara maksimal. Hal ini dikarenakan hujan yang turun
hampir setiap harinya, terutama pada bulan Desember-Februari, menyebabkan proses
pengeringan produk memakan waktu yang lebih lama sehingga banyak produk mitra yang
berjamur dan kapasitas produksi mitra pun menurun secara drastis.
Proses pembuatan rengginang dan renggining dapat dikatakan sangat mirip, yaitu
tergolong atas penggilingan, pengukusan awal, pencampuran bumbu, pengukusan akhir, dan
pencetakan bentuk. Dalam semua proses pembuatan produk ini, mitra mengerjakan
segalanya sendiri tanpa ada yang membantu walaupun mitra sudah tergolong cukup tua dan

2
Erica, Eveline, Putra, Peterhansel, Suryaatmaja, Kevin, Makalew

tidak sekuat dulu sehingga terjadi keterbatasan energi dan ketahanan tubuh yang menurun
sehingga ia lebih sering lelah dan terkadang lebih rentan sakit.
Meskipun proses pembuatan rengginang dan renggining tergolong cukup rumit dan
memakan waktu yang lama, namun pengetahuan untuk membuat rengginang dan renggining
adalah pengetahuan umum bagi masyarakat. Karena itulah banyak dari masyarakat bisa
membuat rengginang dan renggining milik mereka sendiri, inilah yang memicu banyaknya
kompetitor bagi mitra usaha yang menuntut mitra usaha untuk menjadi lebih kreatif dalam
membuat diferensiasi dari produknya, dimulai dari segi rasa hingga variasi bentuk dan
warna. Walau tentunya rasa dan kualitas adalah hal yang harus dan selalu diutamakan oleh
mitra usaha untuk dapat bersaing dengan pesaing-pesaingnya.
Berikut adalah data-data yang penulis kumpulkan untuk melihat dan mengerti lebih
dalam mengenai usaha yang ditekuni oleh mitra, usaha rengginang dan renggining.

Tabel 1.1
Analisa SWOT Produk Rengginang dan Renggining Ibu Iis

STRENGTH WEAKNESS

● Produk rengginang dan renggining ● Tingkat produktivitas rendah.


yang lebih mengembang sehingga ● Harga produk yang lebih tinggi
hasilnya lebih renyah. dibandingkan kompetitor.
● Tidak menggunakan bahan pengawet ● Jumlah SDM terbatas
● Produk tahan lama dengan
penyimpanan yang tepat

OPPORTUNITY THREATS

● Jangkauan pasar yang luas. ● Produk mudah ditiru.


● banyak peluang untuk memasarkan ● Harga produk kompetitor yang
produk lebih murah.

Tabel 1.2
Business Model Canvas produk Bu Iis

3
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, Vol. 01, No. 01, 2019

Tabel 1.3
SIPOC Flowchart Renggining

Tabel 1.4
SIPOC Flowchart Rengginang

4
Erica, Eveline, Putra, Peterhansel, Suryaatmaja, Kevin, Makalew

Tabel 1.5
Segmenting & Targeting
“Si Penyuka Makanan Ringan”
Demography

Jenis kelamin Perempuan Laki-laki

Usia 25-50 tahun 25-50 tahun

SES SES C SES C

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga Pekerja atau usaha sendiri


(UMKM)

Geography

Nama Daerah Sindanglaya, Cipanas, Jakarta Sindanglaya, Cipanas, Jakarta

Psychographic

Interest, AIO-Activities Pengajian, perkumpulan, ramah Pengajian, perkumpulan, ramah


tamah tamah

Behavioral

Memperhatikan harga, Memperhatikan harga,


memperhatikan kualitas, suka memperhatikan kualitas, suka
ngemil ngemil

5
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, Vol. 01, No. 01, 2019

Gambar 1.6
Positioning Produk Mitra dan Produk Saingan Usaha

A: rengginang Ibu Iis


B: rengginang Ibu Soliha
C: rengginang Ibu Yun
D: rengginang Ibu Rosida

Perumusan Masalah
Permasalahan yang terdapat dalam kelompok usaha berdasarkan hasil identifikasi
dan analisis yang telah dilakukan yaitu:
1. Proses pengeringan rengginang dan renggining yang dilakukan saat musim
hujan atau saat cuaca mendung akan menghasilkan produk dengan kualitas
yang kurang baik. Hal tersebut karena kelembaban yang ada karena cuaca
tidak terik menyebabkan rengginang dan renggining berjamur. rengginang
dan renggining juga akan mengalami perubahan warna menjadi lebih pucat
sehingga kurang menarik untuk calon konsumen pembeli produk tersebut.
2. Kurangnya Sumber Daya Manusia yang dapat membantu mitra dalam
menjalani usaha. Mitra usaha rengginang dan renggining menjalankan
usahanya seorang diri, mulai dari proses produksi, pemasaran, hingga
keuangan. Usianya yang sudah melampaui usia produktif membuat mitra
usaha sering merasa kelelahan dan terkadang jatuh sakit sehingga hasil yang
didapatkan tidak maksimal. Keempat anaknya yang adalah laki-laki dan
sudah memiliki pekerjaan masing-masing, serta suaminya yang telah tiada
membuat mitra usaha harus bekerja sendiri untuk menjalankan dan
mengembangkan usahanya.
3. Banyaknya kompetitor yang menjalani usaha yang sama dengan mitra karena
proses pembuatan rengginang dan renggining merupakan pengetahuan
umum yang banyak diketahui oleh masyarakat Cianjur. rengginang dan
renggining merupakan makanan khas Cianjur yang disukai oleh semua
kalangan usia sehingga masyarakatnya sudah sangat familier dengan kedua
makanan tersebut. Hal tersebut mendorong masyarakatnya, terutama ibu-ibu
untuk mencari tahu dan membuat rengginang dan renggining sendiri untuk
konsumsi pribadi. Tak jarang juga ada yang menjadikannya bisnis seperti
mitra usaha dalam kegiatan PKM ini. Maka itu, bila tingkat diferensiasi dari
produk yang dikelola mitra usaha rendah, calon konsumen kurang tertarik
untuk membeli produk tersebut.

6
Erica, Eveline, Putra, Peterhansel, Suryaatmaja, Kevin, Makalew

4. Selain tingkat produksi yang rendah dikarenakan faktor eksternal seperti


cuaca, mitra usaha juga tidak memiliki alat-alat produksi yang cukup dan
memadai untuk memproduksi rengginang dan renggining dalam jumlah
besar. Karena itu, mitra usaha hanya melakukan produksi seadanya dengan
alat-alat yang ada yang memperlambat dan memperkecil hasil produksi
walaupun terdapat banyak permintaan di lingkungan sekitar untuk produk
mitra usaha.
5. Penulis juga memperhatikan bahwa mitra usaha tidak pernah melakukan
pencatatan keuangan untuk segala transaksi yang dilakukan dalam produksi
maupun penjualan rengginang dan renggining. Hal ini menjadi masalah ketika
terjadi ketidakcocokan antara uang yang dimiliki dengan penjualan yang
dilakukan. ditemukan bahwa seringkali mitra usaha memberikan penjualan
secara kredit tanpa benar-benar mencatat dan terkadang dapat terjadi human
error yang tidak diinginkan.
6. Mitra usaha merupakan salah satu usaha rengginang dan renggining yang
paling sukses di Desa Sindanglaya, dimana ia sering dicari kembali oleh
konsumen-konsumennya dan terkadang mendapat pesanan dari luar kota.
Namun, penulis melihat bahwa mitra usaha tidak membuat logo maupun
merek yang dapat membantu dalam menghubungkan konsumen dengan
mitra usaha ataupun membedakan produk mitra usaha dengan saingannya di
daerah sekitar.

Telaah Literatur
Dalam periode kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) ini, terdapat
beberapa teori, yang didapatkan selama di bangku kuliah, yang dapat diimplementasikan
dalam proses pengembangan usaha mitra. Terdapat beberapa aspek yang dikembangkan
dalam usaha mitra:
Pricing Strategy
James Woodruff, seorang konsultan manajemen, berpendapat bahwa
penetapan harga (Pricing) adalah salah satu aspek terpenting di dalam sebuah
strategi marketing. Terdapat beberapa jenis penetapan harga, namun yang paling
relevan adalah Cost-Plus Pricing dan Bundle Pricing. Cost-Plus Pricing merupakan
teknik penetapan harga yang didasari dari harga pokok produk tersebut ditambah
dengan persentase mark-up. Kemudian, Bundle Pricing yang merupakan potongan
harga untuk pembelian produk dengan jumlah tertentu. Strategi penentuan harga
inilah yang menjadi panduan dalam memberikan dan menetapkan harga agar tidak
terjadinya kesalahan penetapan harga yang tepat untuk golongan konsumen
tertentu.
Fundamentals of Selling
Menurut Charles M. Furtrell di bukunya, Fundamentals of Selling, bisnis kecil
maupun besar memiliki kesempatan yang sama dan selling menjadi salah satu kunci
utama bagi bisnis kecil untuk menjadi lebih besar dan berkembang sebab semua
bisnis besar pun merasakan tahap menjadi bisnis kecil. Sales yang baik adalah mereka
yang percaya dan meyakini The Golden Rule. The Golden Rule of Personal Selling
mengacu pada saat salesperson terlibat secara langsung dalam membantu customer
untuk memilih sebuah produk dan membelinya. Mengingat hal ini, maka cara
pendekatan terhadap konsumen berlandaskan pada pengertian The Golden Rule of

7
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, Vol. 01, No. 01, 2019

Personal Selling dimana ini menjadi salah satu pertimbangan untuk solusi cara
pemasaran pada Saung Rahayat.
Sales promotion
Menurut Kotler & Keller (2009) Sales promotion merupakan kunci dari
pemasaran, yang terdiri dari rancangan jangka pendek yang digunakan untuk
merangsang pembelian lebih cepat atau pembelian lebih besar terhadap produk atau
jasa yang dijual. Menurut Kotler & Armstrong (2008) karakteristik sales promotion
meliputi:
a) besarnya insentif yang ditawarkan menarik
b) insentif yang ditawarkan bervariasi
c) syarat dan waktu untuk mendapatkan insentif jelas
Beberapa poin-poin penting inilah yang melandasi kriteria pemasaran yang
kemudian memunculkan beberapa alternatif untuk melakukan penjualan tidak hanya
melalui personal selling namun juga memberikan insentif untuk pihak-pihak yang
dapat mempercepat perputaran produk, dengan penjualan dengan kuantitas yang
lebih besar melalui pihak-pihak yang akan muncul pada Saung Rahayat.
Brand Image
Menurut Tjiptono (2005:49),“Brand Image merupakan deskripsi tentang
asosiasi dan keyakinan konsumen terhadap merek tertentu”. Brand image itu sendiri
memiliki arti kepada suatu pencitraan sebuah produk di benak konsumen secara
massal. Setiap orang akan memiliki pencitraan yang sama terhadap sebuah merek.
Persaingan dunia industri yang semakin ketat saat ini, menuntut perusahaan untuk
lebih kreatif dan membuat suatu keunggulan yang kompetitif, baik itu dari segi
kemasan, produk, saluran pemasaran maupun citranya, jika tanggapan konsumen
tentang penawaran suatu produk yang bersaing tetap sebagai suatu hal yang sama
atau biasa, maka konsumen akan melihat merek dari suatu produk dengan tanggapan
yang berbeda. Dengan konsep ini, makan kelompok menyadari pentingnya Logo dan
branding pada produk mitra usaha, karena itulah kelompok berusaha untuk
mendesain logo produk yang paling tepat untuk konsumen dan mencerminkan
produk dari mitra usaha. Hal ini dilakukan agar produk mitra usaha lebih mudah
untuk dibedakan dengan produk saingannya dan dapat dikenali dengan nama dari
produk itu sendiri sehingga mempermudah konsumen untuk melakukan repeat order
jika menyukai produk mitra usaha.
Direct marketing
Menurut Kotler & Keller (2009), direct marketing adalah penjualan barang
dan jasa langsung kepada konsumen tanpa menggunakan perantara pemasaran.
Raven & Piercy (2006) beranggapan bahwa direct marketing adalah pemasaran
langsung sebuah perusahaan dengan menggunakan saluran komunikasi yang
beragam untuk membuat hubungan langsung dengan konsumen. Kotler & Keller
(2009) menyatakan bahwa karakteristik direct marketing adalah customized, yang
berarti isi pesannya dapat disesuaikan, untuk menarik minat konsumen; up-to-date;
dan interaktif. Hal ini dibuktikan dengan cara penjualan dan pemasaran yang selama
ini dilakukan oleh mitra usaha yang berhasil membangun hubungan langsung dengan
konsumen sekitar rumah mitra usaha dengan sangat baik. Hal ini ingin dipertahankan

8
Erica, Eveline, Putra, Peterhansel, Suryaatmaja, Kevin, Makalew

oleh kelompok, dan dengan harapan bahwa area jangkauan mitra usaha bisa lebih
luas dan hubungan terhadap konsumen pun bisa lebih kuat.
Business Model Canvas
Menurut website eship.ox.ac.uk yang ditulis oleh Maria Nikolou, seorang
pengajar di Oxford University, Business Model Canvas adalah alat bisnis yang
digunakan untuk memvisualisasikan semua blok bangunan memulai bisnis, termasuk
pelanggan, rute ke pasar (market), proposisi nilai, dan keuangan. Business Model
Canvas memuat 9 blok kategori, yaitu Customer Segments, Value Propositions,
Channels, Customer Relationships, Revenue Streams, Key Activities, Key Resources, Key
Partnerships, dan Cost Structure. Business model canvas merupakan hal yang paling
krusial, yaitu menjelaskan dari keseluruhan dari usaha yang sedang ditekuni oleh
mitra usaha. Hal-hal yang dicangkup dimulai dari segala sumber daya sampai dengan
relasi dengan konsumen, dimana ini sangat penting untuk diketahui agar tidak salah
langkah dan dapat menggunakan dan mengolah sumber daya dengan lebih baik.
Consignment
Menurut website www.jurnal.id Konsinyasi/ titip jual (Consignment) adalah
sebuah perjanjian di mana Anda sebagai pihak yang memiliki barang (consignor)
menyerahkan sejumlah barang Anda kepada pihak tertentu (consignee) untuk dijual
dengan memberikan komisi tertentu. Hal ini adalah salah satu basis penyelesaian
untuk masalah yang dihadapi mitra usaha yaitu kurangnya distribusi produk kepada
lingkungan sekitar.
Metode
Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) dilakukan untuk dapat
mengembangkan usaha UMKM rengginang dan renggining di Desa Sindanglaya sehingga
UMKM rengginang dapat berkembang dan maju kedepannya. Metode yang dilakukan untuk
dapat mengembangkan UMKM rengginang dan renggining dari mitra usaha terbagi menjadi
2, yaitu metode primer dan metode sekunder. Dalam metode primer, data didapatkan
langsung dari narasumber yaitu mitra usaha rengginang dan renggining dan juga melalui
observasi yang menjadi sumber utama penemuan dan penentuan perumusan masalah.
Observasi menjadi hal yang penting selama kegiatan live-in dikarenakan terdapat beberapa
faktor yang tidak disadari oleh pemilik usaha yang menjadi penghalang bagi kemajuan
pertumbuhan usaha. Sementara itu, metode sekunder didapatkan berdasarkan data yang
telah diolah terlebih dahulu dan diakses melalui internet maupun buku.
Teknik analisis yang dilakukan adalah dengan menggunakan metode deskriptif.
Metode deskriptif hanya berhubungan dengan hal menguraikan atau memberikan
keterangan-keterangan mengenai suatu data atau keadaan atau fenomena. Dengan kata lain,
metode deskriptif hanya berfungsi menerangkan keadaan, gejala, atau persoalaan. (Hasan,
2009).
Metode diukur kesuksesannya dengan cara melihat kelengkapan jawaban untuk
menjawab telaah literature yang digunakan, terutama pada tools yang digunakan untuk
menganalisa masalah dan memberikan solusi.
Telaah literature yang sudah dijabarkan, digunakan sebagai dasar dari analisis pasar,
keunggulan usaha, dan perencanaan usaha untuk kedepannya. Hal ini merapikan cara kerja
dan mengatur analisis menjadi lebih sistematis dan menjabarkan masalah dan solusi dengan
lebih baik.

Berdasarkan permasalahan yang dihadapi oleh mitra usaha, adapun mekanisme yang
akan dilakukan yaitu:

9
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, Vol. 01, No. 01, 2019

1. Aspek Produksi
Dalam kegiatan ini, matahari adalah salah satu faktor terpenting
dalam memproduksi rengginang dan renggining yang baik. namun, matahari
adalah faktor eksternal yang tidak dapat diatur oleh manusia. oleh karena itu,
mitra usaha hanya dapat mengatasi masalah kurangnya matahari dengan
selalu sigap dan dapat menggunakan matahari dengan sebaik-baiknya.
diterapkan cara untuk memproduksi rengginang dan renggining.
Untuk merealisasikan penggunaan matahari sebaik dan semaksimal
mungkin, mitra usaha haruslah memiliki peralatan yang lengkap dan
memadai untuk membuat rengginang dan renggining. hal ini dilakukan untuk
memaksimalkan juga produksi yang bisa dijemur agar kuantitas produksi
secara keseluruhan dapat menjadi lebih besar walaupun mitra tidak dapat
melakukan produksi pada setiap harinya. Penulis pun berupaya untuk
mengatasi masalah ini dengan cara menyediakan alat-alat produksi
secukupnya agar mitra usaha tidak terhambat dalam melakukan
pekerjaannya.
Mitra usaha yang seorang diri menjalankan usahanya tidak dapat
melakukan produksi sendirian jika dalam kuantitas yang tinggi. hal ini dapat
mengurangi efektivitas dari pemberian alat-alat produksi. Oleh karena itu,
penulis mencoba untuk mensosialisasikan kepada mitra bahwa ia dapat
melakukan produksi lebih banyak dan lebih stabil dengan bantuan dari SDM
lainnya. Terdapat beberapa kandidat yang dapat dijadikan karyawan bagi
mitra usaha, namun penulis juga meminta mitra usaha untuk selalu
mensosialisasikan lowongan kerja yang ia buka agar selalu terbuka
kesempatan untuk mendapatkan SDM yang dapat membantu mitra usaha
sesuai dengan kriterianya.
Proses pembuatan rengginang dan renggining bukanlah hal yang
tidak lazim di Desa Sindanglaya, oleh karena itu saingan dari produk mitra
usaha dapat dikatakan cukup banyak. Hal ini mendorong penulis untuk selalu
mengingatkan mitra untuk selalu melakukan inovasi terhadap produk-
produknya sambil mempertahankan cita rasanya yang menjadi daya tarik
masyarakat sekitar. Mitra usaha pun memulai untuk melakukan percobaan-
percobaan kombinasi rasa pada produk-produknya, maupun mencoba
membuat produk-produk baru.

2. Aspek keuangan
Mitra usaha yang tidak pernah melakukan pencatatan pemasukan dan
pengeluaran dari hasil penjualan membawa beberapa human error. Salah
satunya adalah ketidakcocokan antara pemasukan dan penjualan yang
sebenarnya terjadi. Kesalahan-kesalahan ini menyebabkan kerugian yang
cukup besar untuk mitra usaha, oleh karena itu, penulis mencoba untuk
mengajarkan pembuatan pencatatan keuangan sederhana yang ditulis di
dalam buku. Hal ini juga dilakukan guna menghindari kesalahan-kesalahan
seperti lupa dan sebagainya.

3. Aspek pemasaran dan penjualan

10
Erica, Eveline, Putra, Peterhansel, Suryaatmaja, Kevin, Makalew

Dalam aspek pemasaran ini, diterapkan cara untuk memasarkan dan


menjual produk rengginang dan renggining dilakukan beberapa cara yaitu:
1) Pembuatan kemasan baru untuk menjual produk.
2) Pembuatan logo dan desain yang menarik.
3) Melakukan promosi melalui berbagai cara seperti: membuat media
online yaitu Instagram, membuat edisi khusus valentine.
4) Penentuan harga yang dijual dilakukan berdasarkan cost based
pricing dan bundle pricing.

Beberapa metode tersebut dilakukan untuk mengatasi masalah dalam


publikasi yang penulis nilai sangat kurang memadai. Dengan dilakukannya
metode-metode tersebut, diharapkan akan tercipta brand image yang lebih
baik untuk produk mitra usaha dan dapat menjadi jembatan penghubung
antara konsumen dan mitra usaha yang dapat memperluas jangkauan pasar
dari mitra usaha. dengan pemberian logo dan merek juga diharapkan untuk
melakukan diferensiasi kecil yang dapat membedakan produk mitra usaha
dengan produk saingan. Hal ini juga dapat membantu konsumen untuk tidak
merasa kebingungan jika ingin membeli kembali produknya yang mungkin
dia dapatkan tidak secara langsung dari mitra usaha.

Hasil dan Pembahasan


Hasil yang diberikan kepada industri mitra berdasarkan permasalahan di lapangan
dan solusi yang ditawarkan untuk mengatasi permasalahan, meliputi: 1) Aspek Produksi, 2)
Aspek Keuangan dan, 3) Aspek Pemasaran dan penjualan.
Dalam kegiatan ini, diimplementasikan peralatan-peralatan yang digunakan untuk
meningkatkan aspek produktivitas adalah dengan menggantikan kompor baru dari 1 tungku
menjadi 2 tunggu sehingga proses pengukusan ketan dan beras dapat berjalan lebih cepat
dengan jumlah lebih banyak. Kemudian menambah cetakan 250 buah yang berfungsi untuk
menambah jumlah produksi renggining. Dan juga menambahkan alat sealer untuk proses
penyegelan kemasan menjadi lebih rapi dan kedap udara sehingga produk rengginang dan
renggining dapat bertahan lebih lama. Usaha dari produk mitra juga mengalami pertambahan
varian, mulai dari varian rasa maupun varian bentuk. Dari varian rasa, terdapat dua varian
rasa baru yaitu rengginang gula merah dan rengginang bawang putih. Dari varian bentuk,

11
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, Vol. 01, No. 01, 2019

terdapat varian bentuk baru yaitu rengginang bentuk hati yang terkadang mitra usaha coba
pasarkan kepada anak-anak sekolah dasar sekitar kediamannya. namun terdapat kesulitan
untuk mencari SDM yang bersedia menjadi pekerja tetap bagi mitra usaha, hal ini
dikarenakan budaya pada masyarakat Desa Sindanglaya yang memiliki paradigma bahwa
memiliki anak yang banyak adalah hal yang baik dan juga ibu-ibu hanya berada di rumah
untuk menjaga anak-anak dan merawat anak-anak. sedangkan, potensi SDM untuk mitra
usaha hanya terbatas pada ibu-ibu yang tinggal di sekitar kediamannya.
Pada aspek keuangan, alat bantu yang digunakan adalah dengan membuatkan
pencatatan keuangan yang ditulis di buku sehingga mitra dapat mengetahui kejelasan
pendapatan dan pengeluaran yang dilakukan selama menjalankan usaha. mitra usaha selalu
diingatkan oleh penulis untuk melakukan pencatatan pada setiap kali sebuah transaksi
dilakukan, hal ini dilakukan untuk mencegah adanya human error seperti lupa, dan
sebagainya. Mitra usaha yang mulai membiasakan diri melakukan pencatatan berhasil
mengurangi ketidakcocokan pada pencatatan pemasukkan dan pengeluaran untuk usahanya.
Hal ini juga dapat menjadi sebuah panduan kepada mitra usaha untuk melihat penjualan yang
paling laku sehingga tidak ada over capacity pada varian produk tertentu dalam melakukan
produksi.
Pada aspek pemasaran dan penjualan, dengan membuat packaging baru disertakan
dengan logo dan design yang menarik meningkatkan hasil penjualan 100%. Hal ini
berdampak pada bertambahnya repeat order untuk produk mitra usaha dikarenakan
kemudahan dalam menghubungi mitra usaha jika ada permintaan untuk produk mitra usaha.
Untuk bagian promosi, dilakukan dua cara yaitu dengan membuat media online seperti
Instagram untuk memberikan informasi dan melakukan penjualan secara offline. Hal ini juga
berhasil meningkatkan awareness, dan meningkatkan diferensiasi dari usaha yang dijalankan
oleh mitra. Penentuan harga yang dilakukan dengan menggunakan cost based pricing yaitu
metode penentuan harga dimana harga suatu produk didasarkan atas besarnya cost produk
ditambah dengan mark-up keuntungan yang diinginkan dan juga bundle pricing yaitu strategi
penetapan dengan memberikan potongan harga pada setiap pembelian produk dari satu
buah sehingga konsumen menjadi lebih tertarik.

Kesimpulan
Kesimpulan dari Program Pelaksanaan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat
(PKM) ini dapat dilihat dari aspek produksi, pemasaran, dan keuangan. Dari aspek produksi,
terjadi peningkatan produktivitas dari usaha yang dijalankan oleh mitra sebesar 100%
dengan kapasitas 2000 pcs per minggu bila didukung oleh cuaca yang terik. Hal tersebut
didukung oleh pemberian alat-alat tambahan yang dibutuhkan oleh mitra usaha agar proses
produksi dapat berjalan lebih cepat. Varian rasa dan bentuk produk dari usaha yang
dijalankan oleh mitra usaha juga lebih beragam, dengan 2 varian rasa tambahan yaitu gula
merah dan bawang putih, serta 1 variasi bentuk tambahan yaitu hati. Dari aspek pemasaran,
produk mitra usaha telah memiliki kemasan baru, dilengkapi design logo yang menarik dan
kualitas plastik yang lebih tebal sehingga menghindari kerusakan. Mitra usaha juga telah
memiliki akun media sosial, yaitu Instagram yang berfungsi sebagai media informasi dan
media penjualan secara online. Untuk strategi pricing, telah digunakan metode bundling dan
cost-based pricing untuk mendukung kegiatan penjualan. Dari aspek keuangan, telah
dilakukan pencatatan keuangan untuk kas masuk dan kas keluar untuk memudahkan mitra
usaha dalam melihat kejelasan penghasilan dan pengeluaran yang dilakukan selama
menjalankan usahanya.

12
Erica, Eveline, Putra, Peterhansel, Suryaatmaja, Kevin, Makalew

Terdapat beberapa aspek yang dapat dikembangkan kembali di masa yang akan
datang, yaitu pencarian SDM yang tepat dan juga pembuatan akun e-commerce yang dapat
membantu mitra usaha dalam mengembangkan lagi usahanya dengan lebih luas. pencarian
SDM akan sangat berdampak untuk proses produksi sehingga mitra usaha dapat memenuhi
permintaan dari pasar e-commerce yang jauh lebih luas dari saat ini. Dengan pembuatan akun
e-commerce mitra usaha dapat menjangkau dan dijangkau oleh konsumen diluar kota
Cipanas, maupun di luar pulau Jawa.

Ucapan Terimakasih
Penulis mengucapkan terima kasih atas terlaksananya Program Pengabdian Kepada
Masyarakat (PKM) kepada:
1. Universitas Prasetiya Mulya selaku penyelenggara Program Pengabdian Kepada
Masyarakat (PKM) dan penyandang dana kegiatan tersebut.
2. Bapak Stanley Makalew, M.Sc. selaku Desk of Comdev (DOC) dalam kegiatan
Program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM).
3. Anastasia Arine dan Marvin Agam selaku fasilitator dalam kegiatan Program
Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM).
4. Ibu Iis (Nyai) selaku mitra usaha rengginang dan renggining dari kegiatan Program
Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM).
5. Ibu Kiah dan Pak Ujang selaku penyedia tempat tinggal mahasiswa-mahasiswi
selama menjalani kegiatan Program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM).
6. Masyarakat Cipanas yang telah menerima mahasiswa-mahasiswi Universitas
Prasetiya Mulya selama kegiatan Program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM)
berlangsung.
7. Kelompok Builder 68 yang telah bekerja sama dengan baik selama kegiatan
Program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) berlangsung.

Daftar Pustaka
Anizar, A., Torong, M. Z., & Yahya, I. (2018). Alat Pencacah Ikan Mekanis Meningkatkan
Produktivitas Perajin: Studi Kasus Desa Hajoran Tapanuli Tengah. Jurnal Pengabdian
Kepada Masyarakat, 4(1), 19. doi:10.22146/jpkm.29831
Clark, W. (2014). The Gantt chart: A working tool of management. Miami, FL: HardPress
Publishing.
Futrell, Charles M, “ Fundamentals of Selling ”, Texas A & M University, College Station,
McGraw-Hill, 2013
Hanlon, A. (2018, November 01). The Segmentation, Targeting and Positioning model.
Retrieved February 12, 2019, from
https://www.smartinsights.com/digital-marketing-strategy/customer-
segmentation-targeting/segmentation-targeting-and-positioning/
Hasan, Ir. M. Iqbal, M.M, 2009, Pokok-Pokok Materi Statistik 1 (Statistik Deskriptif), Jakarta.
Kenton, W. (2019, January 17). SWOT Analysis. Retrieved February 12, 2019, from
https://www.investopedia.com/terms/s/swot.asp
Lokasi, Alamat, Peta (Denah). (n.d.). Retrieved February 12, 2019, from http://peta-
jalan.com/kelurahandesa-sindanglaya-cipanas-kab-cianjur/
MARICI | MAKANAN RINGAN CIANJUR. (n.d.). Retrieved February 12, 2019, from
http://www.maricisnack.com/p/renggining.html
Nikolou, M. (n.d.). Business Model Canvas Explained. Retrieved February 12, 2019, from
https://www.eship.ox.ac.uk/business-model-canvas-explained

13
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, Vol. 01, No. 01, 2019

N. F. (2018, January 10). Software Akuntansi Online Terbaik #1 di Indonesia. Retrieved


February 12, 2019, from https://www.jurnal.id/id/guidebooks/konsinyasi
Simon, K. (n.d.). SIPOC Diagram. Retrieved February 12, 2019, from
https://www.isixsigma.com/tools-templates/sipoc-copis/sipoc-diagram/
The 5 most common pricing strategies. (n.d.). Retrieved February 12, 2019, from
https://www.bdc.ca/en/articles-tools/marketing-sales-
export/marketing/pages/pricing-5-common-strategies.aspx
What are Financial Statements? (n.d.). Retrieved February 12, 2019, from https://accounting-
simplified.com/financial/statements/types.html
Woodruff, J. (2018, June 30). Different Types of Pricing Strategy. Retrieved February 12, 2019,
from https://smallbusiness.chron.com/different-types-pricing-strategy-4688.html

Lampiran

Gambar 1. Varian Bentuk Baru (Hati) Gambar 2. Varian Rasa Baru (Gula Merah)

14
Erica, Eveline, Putra, Peterhansel, Suryaatmaja, Kevin, Makalew

Gambar 3.
Varian Rasa Baru (Bawang Putih) Gambar 4. Penjualan di Saung Rahayat 2019

Gambar 5. Kemasan baru dengan plastik yang lebih tebal, dilengkapi design merek yang
menarik, dan seal

Gambar 6. Proses Pengeringan rengginang


dan renggining

15
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, Vol. 01, No. 01, 2019

Gambar 7. Anggota kelompok membantu


proses produksi rengginang dan renggining

Gambar 8. Akun Instagram Mitra Usaha

Gambar 9. Proses Pencetakan renggining Sebelum dikukus

16
Erica, Eveline, Putra, Peterhansel, Suryaatmaja, Kevin, Makalew

Gambar 10. Proses Pengukusan rengginang menggunakan dandang

Gambar 11. Cetakan Hati untuk variasi rengginang bentuk baru

17

Das könnte Ihnen auch gefallen