Sie sind auf Seite 1von 11

Jurnal Keperawatan Abdurrab Volume 2 No 2 Januari 2019

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KEJANG


DEMAM PADA ANAK USIA 6 BULAN SAMPAI 5 TAHUN DI
PUSKESMAS KAMPAR TIMUR 2018
Roni Saputra1, Putri Wulandini S2 Dayana Frilianova3
1,2,3
Program Studi DIII Keperawatan Universitas Abdurrab
Email. Roni.Saputra@univrab.ac.id

ABSTRACT
Febrile seizures is a disease that is quite common in infants. Half of the occurrence of
febrile seizures occur recurrent febrile seizures, this occurs because the child's brain
development is still not optimal enough in doing self-defense against the fever, resulting
in the rise of febrile seizures. Parents often panic facing the event of febrile seizures.
handling fever in children is very dependent on the parents. Level of knowledge of each
different mother will lead to the management of fever in different children. This study
aims to determine the level of knowledge of the mother about febrile seizures in children
aged 6 mounth to 5 years in Puskesmas Kampar East Kampar District in 2018. this
research use accidental sampling sampling technique and data collection is done by
questioner. The research was conducted on 30 May - 9 June 2018 at Puskesmas Kampar
East Kampar District. Sample was 50 respondents with univariate data analysis. The
results of this study indicate that the mother's knowledge level is less with the number of
36 people (72%). It is hoped for the Puskesmas to be able to make extantion program
about things related to febrile definition dan febrile seizures. And for the mother around
Puskesmas Kampar East Kampar District is expected to be more open to new information
and more accepting suggestion from nurse and medical officer that exist, especially about
information that is important and useful for family health.
Key Word : Level knowledge of mother, Febrile seizures
ABSTRAK
Kejang demam merupakan penyakit yang cukup sering dijumpai pada balita. Setengah
dari kejadian kejang demam terjadi kejang demam berulang, hal ini terjadi karena
perkembangan otak anak masih belum cukup optimal dalam melakukan pertahanan diri
terhadap adanya demam, sehingga terjadi bangkitan kejang demam. Orang tua seringkali
panik menghadapi peristiwa kejang demam. Penanganan demam pada anak sangat
tergantung pada peran orang tua. Tingkat pengetahuan setiap ibu yang berbeda akan
mengakibatkan pengelolaan demam pada anak yang berbeda pula. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang kejang demam pada anak usia 6 bulan
sampai 5 tahun di Puskesmas Kampar Timur Kabupaten Kampar tahun 2018. Penelitian
ini menggunakan teknik pengambilan sampel secara accidental sampling dan
pengambilan data dilakukan dengan kuesioner. Penelitian dilakukan pada 30 Mei – 9 Juni
2018 di Puskesmas Kampar Timur Kabupaten Kampar. Sampel berjumlah 50 responden
dengan analisa data secara univariat. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat
pengetahuan sebagian ibu adalah kurang dengan jumlah 36 orang (72%). Diharapkan
bagi pihak Puskesmas agar dapat membuat program penyuluhan terhadap hal-hal yang
berkaitan dengan definisi demam dan kejang demam. Dan untuk ibu diharapkan agar
lebih membuka diri terhadap informasi baru dan lebih menerima saran dari perawat
maupun petugas medis yang ada, terutama mengenai informasi yang penting dan berguna
untuk kesehatan keluarga.
Kata kunci : Tingkat pengetahuan ibu, kejang demam

57
Jurnal Keperawatan Abdurrab Volume 2 No 2 Januari 2019

PENDAHULUAN memilki peran terhadap bangkitan


Kejang pada anak terutama pada kejang demam pada anggota
balita sering kali tidak dimengerti keluarga penderita memiliki peluang
oleh para orang tua. Akibatnya, untuk mengalami kejang lebih
orang tua kerap menjadi panik dan banyak dibandingkan dengan anak
berpotensi melakukan langkah yang normal. Kejang demam merupakan
justru salah dan membahayakan kelainan neurologis yang paling
untuk lebih memahami kejang pada sering terjadi pada anak, 1 dari 25
anak, kita harus lebih mengetahui anak akan mengalami satu kali
apa sesungguhnya yang menjadi kejang demam (Harjaningrum,
penyebabnya. Otak manusia terdiri 2012).
atas jutaan sel saraf, dimana sel-sel WHO memperkirakan terdapat
tersebut berkomunikasi satu sama lebih dari 21,65 juta penderita kejang
lain melalui hantaran arus listrik. demam dan lebih dari 216 ribu
Ketika terdapat kejadian abnormal diantaranya meninggal. Selain itu di
berupa pelepasan muatan listrik yang Kuwait dari 400 anak berusia 1 bulan
berlebihan diotak maka terjadilah - 13 tahun dengan riwayat kejang,
kejang. (Tejani NR, Bachur, RG. yang mengalami kejang demam
2010 dalam Afida 2012) sekitar 77% (WHO, 2013 dalam
Serangan kejang demam pada Untari 2015) Insiden terjadinya
anak yang satu dengan yang lain kejang demam diperkirakan
tidaklah sama, tergantung nilai mencapai 4-5% dari jumlah
ambang kejang masing-masing. Oleh penduduk di Amerika Serikat,
karena itu setiap serangan kejang Amerika Selatan, dan Eropa Barat.
harus mendapat penanganan yang Namun di Asia angka kejadian
cepat dan tepat, apalagi kejang yang kejang demam lebih tinggi, seperti di
berlangsung lama dan berulang. Jepang dilaporkan antara 6-9%
Sebab keterlambatan dan kesalahan kejadian kejang demam, 5-10% di
prosedur bisa mengakibatkan gejala India, dan 14% di Guam (Hernal,
sisa pada anak, bahkan bisa 2010). Selain itu di Kuwait dari 400
menyebabkan kematian. anak berusia 1 bulan-13 tahun
(Fida&Maya, 2012). dengan riwayat kejang, yang
Pengetahuan ibu tentang kejang mengalami kejang demam sekitar
demam adalah suatu pemahaman 77% (WHO, 2013).
yang dimiliki oleh seorang ibu Dari hasil studi pendahuluan yang
tentang demam yang berkisar antara dilakukan peneliti mendapatkan data
38,9oC – 40,0oC yang dapat angka kejadian kejang demam yang
menyebabkan terjadinya kejang terdapat pada rekam medik
(Notoatmojo, 2007 & Sodikin, sepanjang tahun 2014-2016 di
2012). Puskesmas Kampar Timur
Para peneliti telah membuat Kabupaten Kampar sebanyak 28
berbagai kesimpulan bahwa anak dari usia 1-5 tahun dan
bangkitan kejang demam merupakan angka kejadian kejang
berhubungan dengan usia, tingkatan demam tertinggi. Bahkan dalam
suhu serta kecepatan peningkatan kurun waktu kurang dari 5 tahun
suhu, termasuk faktor hereditas juga terdapat beberapa anak yang kembali

58
Jurnal Keperawatan Abdurrab Volume 2 No 2 Januari 2019

dirawat dengan kasus yang sama. (Polit and Beck, 2003 dalam
Hasil wawancara oleh beberapa ibu, Swarjana, 2012)
mereka mengatakan datang dengan Informasi dan data pada
keadaan cemas dan panik terhadap penelitian ini diperoleh melalui
kondisi anaknya. Ibu tidak tahu pemberian kuesioner pada ibu-ibu
tentang apa yag terjadi pada anak yang bekunjung ke Puskesmas
mereka, mengapa awalnya bisa Kampar Timur Kabupaten Kampar.
terjadi seperti itu dan apa Setelah data diperoleh, kemudian
penyebabnya juga tidak mampu dilakukan analisis yang bertujuan
memberikan pertolongan terhadap untuk memperoleh informasi tentang
anak mereka. Tingkat Pengetahuan Ibu tentang
Berdasarkan data yang ada di Kejang Demam Pada Anak Usia 6
Kampar Timur Kabupaten Kampar, Bulan Sampai 5 Tahun di Puskesmas
pada tahun 2014 di bulan Januari Kampar Timur Kabupaten Kampar
sampai Desember terdapat 7 kasus Timur Tahun 2018.
kejang demam dan di tahun 2015 Populasi adalah wilayah
selama 5 bulan terakhir terdapat 12 generalisasi yang terdiri atas
kasus kejang demam. Dari kejadian objek/subjek yang mempunyai
itu dapat dilihat adanya peningkatan kualitas dan karakteristik tertentu
kejang demam dalam 1 tahun yang ditetapkan oleh peneliti untuk
terakhir. Dari situlah peneliti tertarik dipelajari dan kemudian ditarik
untuk meneliti tentang “Tingkat kesimpulannya (Setiawati,2013).
pengetahuan ibu tentang kejang Populasi yang akan diambil dalam
demam pada anak usia 6 bulan – 5 penelitian ini adalah seluruh ibu yang
tahun di Puskesmas Kampar Timur memiliki anak berusia 6 bulan - 5
Kabupaten Kampar”. tahun dan tidak menderita epilepsi di
Penelitian ini memiliki tujuan yaitu : lingkungan sekitar Puskesmas
Untuk mengetahui bagaimana tingkat Kampar Timur Kabupaten Kampar.
pengetahuan ibu tentang kejang HASIL PENELITIAN DAN
demam pada anak usia 6 bulan PEMBAHASAN
sampai 5 tahun di Puskesmas Penelitian ini dilakukan di
Kampar Timur Kabupaten Kampar. Puskesmas Kampar Timur
METODE PENELITIAN Kabupaten Kampar pada tanggal 30
Dalam penelitian ini peneliti Mei - 9 Juni 2018. Responden
mengunakan jenis penelitian yang penelitian adalah ibu-ibu pengunjung
akan dilakukan adalah penelitian Puskesmas Kampar Timur
kuantitatif, dengan rancangan Kabupaten Kampar dengan jumlah
penelitian deskriptif untuk 50 responden.
menggambarkan masalah penelitian.

59
Jurnal Keperawatan Abdurrab Volume 2 No 2 Januari 2019

Tabel 1
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan Ibu di
Puskesmas Kampar Timur Kabupaten Kampar Tahun 2018
No Pengetahuan Frekuensi Persentase
(orang) (%)
1 Baik 1 2
2 Cukup 13 26
3 Kurang 36 72
Jumlah 50 100

Berdasarkan Tabel 1 diatas responden yang mana responden


diketahui bahwa tingkat pengetahuan tertinggi ternyata mempunyai
ibu tentang kejang demam pada anak pendidikan terakhir SMA/Sederajat
usia 6 bulan sampai 5 tahun di yaitu 27 orang (54%). Sedangkan
Puskesmas Kampar Timur yang berpendidikan D1/Perguruan
Kabupaten Kampar mayoritas ibu Tinggi hanya 2 orang (4%). Tentu
yang berpengetatuan kurang yaitu akan berbeda hasilnya apabila
sebanyak 36 orang (72%), ibu yang mayoritas responden berpendidikan
berpengetahuan cukup yaitu terakhir D1 atau S1.
sebanyak 13 orang (26%), dan ibu Menurut Afida UIN pada
yang berpengetahuan baik yaitu penelitiannya tahun 2012
sebanyak 1 orang (2%). Secara menyebutkan bahwa pengetahuan
umum tingkat pengetahuan ibu responden yang baik mengenai
tentang kejang demam pada anak pengetahuan ibu tentang kejang
adalah kurang. demam memiliki persentase cukup
tinggi yaitu sebesar 65 orang
Pembahasan (72.2%), pengetahuan sedang
Penelitian ini dilakukan dengan sebanyak 22 orang (24.4%), dan
tujuan untuk melihat serta pengetahuan kurang sebanyak 3
mengetahui seberapa baik tingkat orang (3.3%). Hal ini tidak sesuai
pengetahuan ibu tentang kejang dengan penelitian ini.
demam pada anak usia 6 bulan Menurut Ervina pada
sampai 5 tahun di Puskesmas penelitiannya tahun 2013
Kampar Timur Kabupaten Kampar. menyebutkan bahwa pengetahuan
Pada penelitian ini didapatkan hasil responden yang cukup mengenai
dari 50 responden (100%), tingkat pengetahuan ibu tentang kejang
pengetahuan ibu tentang kejang demam memiliki persentase cukup
demam yaitu 36 orang (72%) tinggi yaitu sebesar 25 orang
berpengetahuan kurang, 13 orang (65.8%), pengetahuan baik
(26%) berpengetahuan cukup, dan 1 sebanyak 7 orang (18.4%), dan
orang (2%) berpengetahuan baik. pengetahuan kurang sebanyak 6
Sehingga dari hasil tersebut dapat orang (15.8%). Hal ini juga tidak
disimpulkan bahwa mayoritas sesuai dengan penelitian ini.
responden berpengetahuan kurang Menurut Susilowati pada
tentang kejang demam. Data ini penelitiannya tahun 2016
dipengaruhi oleh tingkat pendidikan menyebutkan bahwa pengetahuan

3 60
Jurnal Keperawatan Abdurrab Volume 2 No 2 Januari 2019

responden yang kurang tentang luar (Desmita, 2010). Biasanya,


kejang demam memiliki persentase semakin banyak umur maka tingkat
cukup tinggi yaitu sebesar 26 orang pengetahuan seseorang juga semakin
(86,7%), pengetahuan cukup banyak. Hal itu dikarenakan
sebanyak 4 orang (13,3%), dan pengalaman hidup yang mereka
pengetahuan baik sebanyak 0%. Hal tempuh lebih banyak daripada
ini sesuai dengan penelitian ini. seseorang yang umurnya jauh lebih
Pengetahuan menurut muda.(Wawan, A & Dewi,2010).
Notoatmodjo (2007), merupakan Namun perlu diketahui bahwa
hasil dari penginderaan manusia atau seseorang yang berumur lebih tua
hasil tahu seseorang terhadap objek juga tidak mutlak memiliki
melalui indera yang dimilikinya pengetahuan yang lebih tinggi
(pendengaran, penglihatan, dibandingkan dengan seseorang yang
penciuman, perasa dan peraba). lebih muda (Notoatmojo,2003).
Salah satu faktor yang Beberapa diantaranya responden juga
mempengaruhi pengetahuan adalah memiliki fasilitas yang cukup seperti
pendidikan. Pendidikan itu sendiri televisi, radio, internet yang juga
menentukan seseorang dalam mendukung pengetahuan mereka
menyerap dan memahami berbagai tentang kejang demam.
informasi yang diterima dari luar. Hasil dari sumber informasi
Pada umumnya semakin tinggi tentang kejang demam yang dimiliki
pendidikan seseorang maka akan responden adalah sebanyak 31 orang
semakin baik pula pengetahuannya. (62%) tidak pernah menerima
Hal ini apabila dikaitkan dengan sumber informasi tentang kejang
kejang demam, maka semakin tinggi demam, sebanyak 8 orang (16%)
tingkat pendidikan responden akan menerima sumber informasi dari
semakin baik pula pengetahuannya televisi/media massa, sebanyak 6
tentang kejang demam. Namun, orang (12%) menerima sumber
karena mayoritas berpendidikan informasi dari Tim kesehatan,
terakhir SMA/Sederajat sehingga sebanyak 5 orang (10%) menerima
pengetahuan ibu tentang kejang sumber informasi dari buku/surat
demam pada anak ada dalam kabar. Kurangnya informasi yang
kategori kurang. diterima oleh responden menjadi
Selain itu juga dipengaruhi oleh penyebab kurangnya pengetahuan
umur responden yang didominasi tentang kejang demam. Salah satu
antara 29 – 38 tahun yaitu sebanyak faktor yang mempengaruhi
24 orang (48%). Dimana umur pengetahuan seseorang adalah
tersebut termasuk umur yang paling informasi. Jika seseorang
banyak memiliki anak usia toddler. mendapatkan pengetahuan yang baik
Umur juga berpengaruh terhadap dari berbagai media seperti radio,
pengetahuan seseorang dikarenakan televisi, internet, atau surat kabar
semakin tua umur seseorang maka maupun buku, maka hal tersebut
proses-proses perkembangan dapat meningkatkan pengetahuan
mentalnya bertambah baik dan seseorang (Notoatmodjo, 2010).
matang untuk memperoleh dan Sehingga apabila dihubungkan
menyerap berbagai informasi dari dengan kejang demam semakin

61
61
Jurnal Keperawatan Abdurrab Volume 2 No 2 Januari 2019

banyak informasi yang didapat maka vasodilatasi pembuluh darah perifer.


akan semakin baik pula pengetahuan Hal ini menyebabkan pembuangan
responden tentang kejang demam. panas melalui kulit meningkat
Begitu sebaliknya, apabila informasi sehingga terjadi penurunan suhu
yang diterima oleh responden kurang tubuh menjadi normal kembali.
maka pengetahuan tentang kejang Pemberian kompres hangat dapat
demam juga kurang dilakukan apabila suhu tubuh anak
Dalam penelitian ini di dapatkan diatas 38,5oC dan telah
hasil sebanyak 21 orang (42%) yang mengkonsumsi antipiretik setengah
setuju jika mengompres dengan air jam sebelumnya (NICE, 2013).
hangat adalah tindakan yang paling Kompres dengan air dingin dapat
tepat, 18 orang (36%) setuju jika dilakukan apabila kondisi suhu tubuh
tindakan mengompres dengan air sangat tinggi (lebih dari 41oC).
dingin adalah tindakan yang tepat Pada penelitian yang dilakukan
dan 11 orang (22%) setuju jika Damayati TT pada tahun 2008 di
tindakan mengompres dengan air ruang rawat inap RSUD Dr.
dingin atau dengan air hangat sama- Moewardi Surakarta dengan sampel
sama benar. Hal ini menunjukkan 34 orang, diambil kesimpulan bahwa
bahwa dalam melakukan kompres sebagian besar pengetahuan ibu
demam tampaknya masih banyak tentang demam dalam kategori
yang belum dimahami tujuan dari sedang, perilaku kompres sebagian
kompres tersebutt, padahal kompres besar dalam kategori baik dimana
demam sering dilakukan karena sebanyak 46 responden (43.4%)
masyarakat menerima kompres mengompres anaknya dengan air
sebagai suatu pengelolaan demam hangat. Hal ini tidak sesuai dengan
yang sudah turun-temurun. penelitian ini. Menurut penelitian
Seperti yang kita ketahui bahwa Tarigan dkk di Medan tahun 2006
pentingnya pemilihan metode dalam menemukan bahwa 47 responden
melakukan kompres demam (47%) mengaku diedukasi oleh
tampaknya masih kurang disadari dokter untuk kompres menggunakan
oleh beberapa responden. Sebanyak air dingin dan hanya 22 responden
39 ibu dalam penelitian ini (78%) (22%) mengaku dianjurkan dokter
mengaku memberi kompres demam untuk kompres menggunakan air
untuk menurunkan suhu tubuh hangat. Hal ini tidak sesuai dengan
anaknya. Namun dalam pemberian penelitian ini karena 11 orang (22%)
kompres demam tampaknya masih sudah banyak ibu yaitu 46 responden
perlu diperhatikan mengenai cara (43.4%) yang mengompres anaknya
pemberian kompres demam yang dengan air hangat dan juga dengan
tepat. Terdapat dua metode berbeda air dingin.
dalam pemberian kompres demam. Pertanyaan yang paling banyak
Demam yang umum dapat dijawab salah adalah sebanyak 14
diturunkan dengan pemberian orang (28%) tentang tanda dan gejala
kompres menggunakan air hangat yang menandakan anak sedang
dengan temperatur air 29,5oC-32oC mengalami kejang demam.
supaya dapat memberikan sinyal ke Responden sebanyak 10 orang (20%)
hipotalamus dan memacu terjadinya yang masih tidak mengetahui tentang

62
62
Jurnal Keperawatan Abdurrab Volume 2 No 2 Januari 2019

defenisi demam, sebanyak 34 orang ditangani meskipun demam yang


(68%) responden yang tidak terjadi masih bersifat demam
mengetahui tentang defenisi kejang ringan. Hal ini menunjukkan bahwa
demam, sebanyak 46 orang (92%) responden kurang mengerti saat
tidak mengetahui bahwa kejang yang tepat untuk menurunkan suhu
demam dapat meningkatkan risiko tubuh anak yang mengalami
penyakit epilepsi, hal ini dapat demam. Persepsi yang salah ini
disebabkan karena responden yang patut diwaspadai karena dapat
menyalahartikan antara penyakit membawa kepada pengelolaan
ayan atau epilepsi dengan kejang demam yang keliru. Beberapa studi
demam. Sebanyak 32 orang (64%) melaporkan petugas kesehatan
tidak mengetahui bahwa kejang sering menganggap demam sebagai
demam hanya terjadi pada bayi dan hal yang berbahaya dan ini
balita, sebanyak 32 orang (64%) membuat perawat sering merasa
tidak mengetahui bahwa kejang bingung menangani demam (Walsh,
demam umumnya tidak berbahaya et al, 2005).
dan tidak menimbulkan kematian, Sebagian besar responden 38
dan sebanyak 15 orang (30%) tidak orang (76%) berpendapat bahwa cara
setuju bahwa anak yang mengalami yang paling baik untuk menilai suhu
kejang demam perlu diberikan obat anak adalah dengan meraba kening
lain selain obat penurun panas, anak. Seperti pada penelitian yang
sebanyak 39 orang (78%) tidak dilakukan oleh Tarigan dkk, pada
membenarkan bahwa anak yang tahun 2006 dengan sampel 100
mengalami kejang demam akan orang, didapatkan 38 responden
memiliki gangguan pada mental dan merasakan demam melalui telapak
pola pikir anak. Sebanyak 23 orang tangan, 77 menjawab lokasi untuk
(46%) bersikap tidak setuju pada merasakan demam adalah dahi. Hal
pernyataan bahwa setiap demam ini sesuai dengan penelitian ini
akan meyebabkan kejang. Namun karena sebanyak 12 orang (24%)
sebanyak 45 orang (90%) paling yang mengukur suhu demam anak
banyak menjawab benar bahwa dengan thermometer.
kejang demam dapat dan perlu Berdasarkan hasil penelitian ini,
dicegah dengan cara membawa anak peneliti berpendapat pengetahuan ibu
ke Puskesmas/Klinik/Rumah Sakit tentang kejang demam perlu
terdekat. ditingkatkan untuk mencegah
Sesuai dengan penelitian terjadinya kejang demam pada anak.
Tarigan dkk bahwa 70 responden Peningkatan pengetahuan dapat
(70%) mengaku bahwa hal yang dilakukan dengan pendidikan
paling ditakutkan responden bila kesehatan yang meliputi definisi,
anak demam adalah jika terjadi etiologi, faktor risiko, pencegahan,
kejang. Oleh karena itu, orang tua penatalaksanaan, dan komplikasi
memilih untuk langsung membawa tentang kejang demam.
anaknya ke Rumah Sakit atau KESIMPULAN DAN
Klinik Dokter terdekat. Umumnya SARAN
mereka takut demam anaknya akan Tingkat pengetahuan ibu tentang
semakin tinggi apabila tidak segera kejang demam pada anak usia 6

63
63
Jurnal Keperawatan Abdurrab Volume 2 No 2 Januari 2019

bulan 5 tahun di Puskesmas Kampar environment for the


Timur Kecamatan . Bagi perawat children in the eastern
dan tenaga medis agar melakukan mediterranean region:
penyuluhan dan penkes kepada status of children lead
masyarakat supaya masyarakat exposure. Diakses di
maupun para ibu lebih memahami http://www.emro.who.int/d
lagi tentang demam, kejang demam saf/dsa 516.pdf
dan bagaimana penanganan yang Eny Susilowati, (2016).
tepat untuk kejang demam ini. Hubungan antara
DAFTAR PUSTAKA pengetahuan orang tua
Tejani NR, Bachur, RG. 2010. tentang penanganan
Padiatricc, Febrile Seizure. demam dengan kejadian
Cited at [18 Oktober 2017] kejang demam berulang di
at ruang anak SDUD Dr.
http://emedicine.medspace. Soehadi Prijonegoro
com/article/801500- Sragen. Surakarta. Diakses
overview#a0919 di http://repository01-gdl-
Hidayat AA (2008). Pengantar enysusilo-1423-1-enysusi-)-
Ilmu Kesehatan Anak 1.ac.id/710/pdf
Untuk Pendidikan Winda A, (2013). Hubungan
Kebidanan. Jakarta : Antara Pengetahuan
Salemba Medika. Dengan Perilaku Ibu
Kharis A. (2010). Defisiensi besi Tentang Pencegahan
dengan parameter stfr Kejang Demam Pada
sebagai factor resiko Balita Di Posyandu
kebangkitan kejang demam. Gondangsari Juwiring
semarang : universitas Klaten. Stikes Kusuma
diponegoro. diakses die Husada Sarjana
print. undip. ac.id Keperawatan, Surakarta.
Fida, Maya, (2012). Pengantar Ervina, (2013). Tingkat
ilmu kesehatan anak. Pengethuan Ibu Tentang
Jakarta: D.Medika Kejang Demam Dengan
Notoatmojo, 2007 & Sodikin, Frekuensi Anak Toddler Di
2012. Prinsip perawatan Rawat Inap Puskesmas
demam pada anak. Gatak Sukoharjo. FIK
Yogyakarta: Pustaka Universitas
Pelajar. Muhammadiyah, Surakarta.
Khanis A. (2010). Defisiensi besi Wawan, A dan Dewi, M. 2010.
dengan parameter stfr Teori dan Pengukuran
sebagai faktor resiko Pengetahuan , Sikap dan
bangkitan kejang demam. Perilaku Manusia.
Semarang: Universitas Yogyakarta : Nuha Medika.
Diponegoro. Diakses di Tarigan, T., Harahap, C.A., &
eprints.undip.ac.id Lubis, S. (2007).
WHO. (2005). A review of Pengetahuan, sikap dan
literature on healthy perilaku orangtua tentang

64
64
Jurnal Keperawatan Abdurrab Volume 2 No 2 Januari 2019

demam dan pentingnya Judha & Rahil, 2011.


edukasi oleh dokter. Sari Kegawatdaruratan kejang
Pediatri. 8(3), 27-31. demam pada anak. Berita
Ikatan Dokter Anak Indonesia. Ilmu Keperawatan. 1 (1):
(2013). Konsensus 97-100.
penatalaksanaan kejang Nursalam. Konsep dan
demam. Jakarta: Badan Penerapan Metodelogi
Penerbit IDAI. Penelitian ilmu
WHO, 2013 dalam Untari 2015. keperawatan Pedoman
Hubungan antara Tingkat Skripsi, Tesis, dan
Pengetahuan Ibu tentang instrumen penelitian
Kejang Demam dengan keperawatan. Jakarta:
Frekuensi Kejang Anak Salemba Medika, 2008.
Toddler Di Rawat Inap Swarjana, I Ketut. 2012.
Puskesmas Gatak Metodelogi Penelitian
Sukoharjo. Fakultas Ilmu Kesehatan.ed
Kesehatan Universitas 1.Yogyakarta:AND.
Muhammadiyah, Surakarta RCN, 2013. Demam Pada Anak.
Notoatmojo, 2007 & Majalah Kedokteran
Sodikin,2012. Prinsip Indonesia 2008:58:h.9
perawatan demam pada Notoadmojo. 2010. Metodelogi
anak. Yogyakarta: Pustaka Penelitian Kesehatan.
Pelajar. Jakarta : Rineka Cipta.
Arikunto (2010) Prosedur Potter & Perry (2005). Buku Ajar
Penelitian Suatu Fundamental Keperawatan
Pendekatan Praktek. Edisi : Konsep, Proses, dan
Revisi 2010. Jakarta : PT Praktik.Edisi 4.Volume 1.
Rineka Cipta, 2010. Jakarta : EGC.
Lumbantobing. (2007). Kejang Danim, Sudarwan. Riset
demam (febrile Keperawatan:sejarah &
convulsions). FKUI: Jakarta metodelogi. Jakarta: EGC,
Doengoes, Marylinn E. (1999) 2003.
Rencana asuhan Umar Husein. Riset Sumber
keperawatan. Edisi 3. Daya Manusia. Jakarta : PT
Jakarta: EGC. Gramedia Pustaka Utama,
IDAI, 2013. Recent Research on 2005.
Febrile Seizures: A Review. Walsh, et al, 2005. Recent
Journal Neurol research on febrile
Neurophysical 4 (4): 1-6 seizures: a review. J Neurol
Edisi Pertama. Jakarta : Neurophysiol. 4(165).
IDAI Diakses di
Unit Kerja Koordinasi Neurologi http://www.ncbi.nlm.nih.go
IDAI 2006 dalam jurnal v/pmc/
Triuntari 2013. Klasifikasi articles/PMC4220240/
Kejang Demam. Natoatmodjo, Soekidjo.
Pendidikan dan Perilaku

6565
Jurnal Keperawatan Abdurrab Volume 2 No 2 Januari 2019

Kesehatan. Jakarta : Rineka dex.php/ijcn/article/view/28


Cipta. 2003. 1/395
Natoatmodjo, Soekidjo. Fuadi, Bahtera T, Wijayahadi N.
Pendidikan dan Perilaku (2010). Faktor resiko
Kesehatan. Jakarta : Rineka bangkitan kejang demam
Cipta, 2007. pada anak. Sari Pediatri .12
Price, 2012. Buku Ajar (3): 142-149.
Kesehatan Anak. Jakarta : Gunawan W, Kari K,
Fakultas Kedokteran Soetjiningsih. (2008).
Universitas Indonesia Knowledge, attitude, and
Setiadi. Konsep dan Penulisan practices of parents with
Riset Keperawatan.Ed children of first time and
1.Yogyakarta : Graha Ilmu. reccurent febrile seizure.
2007. Pediatrica Indonesiana. 48:
Sugiono. Metode penelitian 193-198. Diakses di
pendidikan. Bandung : http://paediatricaindonesian
Alfabeta, 2010. a.org/pdffile/48-4-1.pdf
Afida, 2012. Pengetahuan, Sikap Gunawan PI, Suharso D, (2012).
Dan Perilaku Ibu Mengenai Faktor risiko kejang
Kejang Demam Pada Anak demam berulang pada anak
Di Puskesmas Timur 2012. 42(2): 75-79. Media
Jakarta : FKIK UIN Syarif Medika Indonesia.
Hidayatulah Hay WW, 2007. Current
Amalia K, Fatimah, Bennu HM. Pediatric diagnosis and
(2013). Faktor risiko treathment LARGE. The
kejadian kejang demam McGrew-Hill companies;
pada anak balita diruang 2007:17:h:642-7
perawatan anak rumah Helmi, M. (2014). Perbedaan
sakit umum daerah daya Manifestasi Klinis Kejang
kota makassar. ISSN : Demam pada Anak Anemia
2302-1721. 1 (6): 1-9. dengan Anak Tanpa
Doengoes, Marylinn E. (1999) anemia. Program
Rencana asuhan pendidikan Sarjana
keperawatan. Edisi 3. Kedokteran Fakultas
Jakarta: EGC. Kedokteran Universitas
Farsar AR, Kolahi AA, (2008). Diponegoro. Semarang.
Can educational programs Hidayat, Alimun. Metode
help ease parental anxiety Penelitian Keperawatan
following their child first dan Teknik Analisis Data
febrile convulsion?. .Ed 1.Jakarta: Salemba
Department of Community Medika, 2007.
Medicine, Faculty of Hull D, Johnston D, (2008).
Medicine. Iran J Child Dasar-dasar pediatri Edisi
Neurology. 2(3): 25-31. 3. Jakarta: EGC.
Diakses di Lee GM, Freidman JF, Ross-
http://journals.sbmu.ac.ir/in Degnan D, Hibberd PL,

66
Jurnal Keperawatan Abdurrab Volume 2 No 2 Januari 2019

Goldmann DA. (2003). tingkat pengetahuan ibu


Misconception about colds tentang kejang deman pada
and predictors of health balita di desa sukodadi
service utilization. kecamatan kangkung
Pediatrics. 111: 231-236.. kabupaten kendal. Diakses
Diakses di http:// pediatrics. di perpusnwu.web.id.
aappublications. Seinfeld DO, Pellock JM, (2013).
org/content/ 111/ Recent research on febrile
2/231.full.pdf seizures: a review. J Neurol
Lumbantobing. (2007). Kejang Neurophysiol. 4(165).
demam (febrile Diakses di
convulsions). FKUI: http://www.ncbi.nlm.nih.go
Jakarta. v/pmc/
Maryatongo, (2007). Asuhan articles/PMC4220240/
keperawatan anak dengan WHO. (2005). A review of
kejang demam di ruang literature on healthy
luqman. Semarang: RS environment for the
Roemani Semarang. children in the eastern
Diakses di mediterranean region:
http://digilib.unimus.ac.id status of children lead
Purwanti, Sri O, Maliya A, exposure. Diakses di
(2008). Kegawatdaruratan http://www.emro.who.int/d
kejang demam pada anak. saf/dsa 516.pdf.
Berita Ilmu Keperawatan. 1
(1): 97-100.
Pusponegoro,2006. Dalam Afida,
2012. Pengetahuan, Sikap
Dan Perilaku Ibu Mengenai
Kejang Demam Pada Anak
Di Puskesmas Timur 2012.
Jakarta : FKIK UIN Syarif
Hidayatulah
Putra, Rama H, Mulyadi, Ismanto
AY, (2013). Hubungan
pengetahuan perawat
tentang kejang demam
dengan penanganan kejang
demam pada anak di
instalasi rawat darurat
anak (irda) dan ruang
perawatan intensif (rpi)
irina E Rsup Prof. Dr. RD.
Kandou Manado. Diakses
di
Rizkana NN, Trisnasari A,
Sundari, (2012). Gambaran

67

Das könnte Ihnen auch gefallen