Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
KOTA PONOROGO
ABSTRAK
Kawasan pusat kota Ponorogo merupakan pusat pemerintahan dan pusat kegiatan
masyarakat kota Ponorogo, akan teteapi seiring dengan perkembangan kota penambahan
jumlah penduduk ruang terbuka hijau di kawasan pusat kota Ponorogo juga semakin
berkurang dan tidak lagi memenuhi fungsinya sebagai penunjang kualitas ekologis, estetika,
sosial, budaya dan ekonomi kota. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menemukan
komposisi proporsi dan distribusi Ruang Terbuka Hijau terutama pada kawasan pusat kota
Ponorogo yang sesuai sehingga dihasilkan sebuah konsep penataan Ruang Terbuka Hijau
Kota yang sesuai dengan fungsinya sebagai penunjang kualitas ekologis kota yang juga
sesuai dengan tipologi kota Ponorogo. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian
ini adalah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan positivistik dimana teknik analisa
yang digunakan adalah analisa deskriptif, analisa delphi dan triangulasi data untuk
menghasilkan suatu konsep ruang terbuka hijau kawasan pusat kota Ponorogo yang mampu
menunjang kualitas ekologi, penunjang estetika serta keberlangsungan kota.
Kata kunci : Ruang terbuka hijau, Pusat Kota, Proporsi dan distribusi, Ekologis, Estetika,
Sosial budaya dan ekonomi
PENDAHULUAN
Ruang terbuka hijau kota merupakan bagian penting dari struktur pembentuk kota, dimana
ruang terbuka hijau kota memiliki fungsi utama sebagai penunjang ekologis kota yang juga
diperuntukkan sebagai ruang terbuka penambah dan pendukung nilai kualitas lingkungan dan
budaya suatu kawasan. Keberadaan ruang terbuka hijau kota sangatlah diperlukan dalam
mengendalikan dan memelihara integritas dan kualitas lingkungan. Ruang terbuka hijau
memiliki dua fungsi utama, yaitu fungsi intrinsik sebagai penunjang ekologis dan fungsi
ekstrinsik yaitu fungsi arsitektural (estetika), fungsi sosial dan ekonomi. Ruang terbuka hijau
dengan fungsi ekologisnya bertujuan untuk menunjang keberlangsungan fisik suatu kota
dimana ruang terbuka hijau tersebut merupakan suatu bentuk ruang terbuka hijau yang
berlokasi, berukuran dan memiliki bentuk yang pasti di dalam suatu wilayah kota. Sedangkan
ruang terbuka hijau untuk fungsi-fungsi lainnya (sosial, ekonomi, arsitektural) merupakan
ruang terbuka hijau pendukung dan penambah nilai kualitas lingkungan dan budaya kota
tersebut, sehingga dapat berlokasi dan berbentuk sesuai dengan kebutuhan dan
kepentingannya, seperti untuk keindahan, rekreasi, dan pendukung arsitektur kota (Dirjen PU,
2005). Proporsi 30% luasan ruang terbuka hijau kota merupakan ukuran minimal untuk
menjamin keseimbangan ekosistem kota baik keseimbangan sistem hidrologi dan
keseimbangan mikroklimat, maupun sistem ekologis lain yang dapat meningkatkan
ketersediaan udara bersih yang diperlukan masyarakat, ruang terbuka bagi aktivitas publik
serta sekaligus dapat meningkatkan nilai estetika kota (Hakim,2004). Kawasan pusat Kota
Ponorogo merupakan kawasan yang berfungsi sebagai pusat pemerintahan dan pusat kegiatan
masyarakat kota Ponorogo akan tetapi fungsi kawasan tersebut pada kenyataannya tidak
didukung oleh adanya ruang terbuka hijau kota yang mampu berfungsi 2 secara ekologis,
estetika maupun sosial budaya dan ekonomi, hal tersebut terjadi dikarenakan adanya
ketidakseimbangan proporsi dan distribusi ruang terbuka hijau pada kawasan pusat kota
Ponorogo sehingga diperlukan adanya konsep ruang terbuka hijau yang mampu memenuhi
proporsi dan distribusi ruang terbuka hijau sehingga mampu memenuhi fungsinys sebagai
penunjang kualitas ekologis, estetika, serta sosial budaya dan ekonomi dari kawasan pusat
kota Ponorogo.
Dimana apabila dijumlahkan keseluruhan luas ruang terbuka pada kawasan pusat kota akan
didapat luas total ruang terbuka hijau sebesar 42.647 m² atau sebesar 4,25 Ha. Dari keseluruhan
kawasan pusat kota dengan luas 500.98 Ha jika dihitung dengan membandingkan luas keseluruhan
kawasan pusat kota dengan luas keseluruhan ruang terbuka hijau maka akan didapatkan proporsi
eksisting dari ruang terbuka hijau, penghitungan tersebut dapat dilakukan sebagai berikut :
L. kawasan pusat kota : 500,98 Ha
L. Ruang terbuka hijau : 4.25 Ha
sehingga untuk menemukan proporsi dan distribusi ruang terbuka hijau pada kawasan pusat kota
Ponorogo dilakukan penghitungan sebagai berikut :
Dari hasil perhitungan didapatkan bahwa dari keseluruhan luas kawasan pusat kota Ponorogo, Ruang
terbuka hijau kota hanya menempati komposisi penggunaan ruang sebesar 0,8 % dimana proporsi
penggunaan lahan sebagai ruang terbuka hijau seharusnya sebesar 30% dari keseluruhan kawasan,
dimana terbagi atas 20% ruang terbuka hijau pada areal perkotaaan dan 10% ruang terbuka hijau
pekarangan. Sehingga untuk mencapai proporsi Ruang terbuka hijau yang ideal dibutuhkan komposisi
penggunaan lahan sekitar ± 20% dari keseluruhan luas kawasan pusat kota yaitu sebesar ±100.18 Ha.
Ruang terbuka hijau pada kawasan pusat kota Ponorogo terdiri dari beberapa karakteristik yaitu:
Dari hasil perhitungan didapatkan bahwa dari keseluruhan luas kawasan pusat kota Ponorogo,
Ruang terbuka hijau kota hanya menempati komposisi penggunaan ruang sebesar 0,8 % dimana
proporsi penggunaan lahan sebagai ruang terbuka hijau seharusnya sebesar 30% dari keseluruhan
kawasan, dimana terbagi atas 20% ruang terbuka hijau pada areal perkotaaan dan 10% ruang terbuka
hijau pekarangan. Sehingga untuk mencapai proporsi Ruang terbuka hijau yang ideal dibutuhkan
komposisi penggunaan lahan sekitar ± 20% dari keseluruhan luas kawasan pusat kota yaitu sebesar
±100.18 Ha.
Ruang terbuka hijau pada kawasan pusat kota Ponorogo terdiri dari beberapa karakteristik
yaitu:
a. Ruang terbuka hijau publik dengan bentuk alun-alun kota dan taman kota yang terletak di area
pusat pelayanan pada kawasan pusat kota dengan luas keseluruhan sebesar 1,7 Ha
b. Ruang terbuka hijau sebagai pelengkap infrastruktur kota yang berupa jalur hijau dan pulau jalan di
sepanjang jalan utama pada kawasan pusat kota dengan luas keseluruhan sebesar 2, 05 Ha.
c. Ruang terbuka hijau pemakaman yang berupa Taman Makam Pahlawan dengan luas 4.772 m2
Kawasan pusat kota Ponorogo sendiri terbagi atas 6 kelurahan yaitu kelurahan Banyundono,
kelurahan Mangkujayan, Kelurahan Taman Arum, Kelurahan Pakundean, Kelurahan Bangunsari dan
Kelurahan Surodikaran. Dari 6 kelurahan tersebut kelurahan Taman Arum merupakan kawasan yang
memiliki ruang terbuka hijau publik dengan luasan yang cukup besar yaitu sebesar 1, 68 Ha yang
terdiri dari alun-alun kota dan taman kota Pemkab Ponorogo (Rencana Umum Tata Ruang Kota
Ponorogo dengan kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota, 2008 ).
Ruang terbuka hijau pada kawasan pusat kota Ponorogo (gambar 2) jika ditinjau dari distribusi dan
penyebaran lokasinya masih terpusat pada area yang merupakan pusat pelayanan kawasan pusat
kota, yaitu pada kawasan di sekitar pusat pemerintahan kota dan di sepanjang jalan utama kawasan
tersebut