Sie sind auf Seite 1von 13

ANALISIS STRATEGI BISNIS UNIT / DISTRIK SERDANG

PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III MEDAN


Oleh :

T. Syahmi Johan1, Tumpal HS Siregar2, Faoza Hafiz2


1
Staf PTPN III Medan, 2Staf Pengajar Universitas Medan Area

ABSTRACT
The strategy is an action that is incremental (constantly increasing) and continuously, and is based on the
customer expected in the future. The speed of innovation of new markets and changing patterns of consumer requires
core competencies. This research was conducted at PT. PTPN III Serdang District II (DSER 2), with the objectives of :
(1) to analyze the strengths, weaknesses, threats and opportunities the business units of PTPN III, (2) to identify the
business strategies implemented by each business unit/district in PTPN III, as one of the incremental actions and
continous for the customers expectations towards the products.
The results showed that: (1) based on internal factor analysis, the strengths and the weaknesses of the business
unit District of Serdang II are the high sales value, healthy financial condition, organizational structure, educational
background, soil fertility and plant age composition.
While the weakness of the business unit are the age composition of employees, competitive HPP and activity
based costing, (2) the opportunities and threats in the business unit Serdang District II are the development of
downstream industries, foreign currency appreciation, global cultural phenomenon, waste utilization and increased
market share. While the threat of the business unit are the environment business security, economics and the global
financial crisis, the competitor technology development, product availability substitution, selling price volatility changes
and consumer demand, (3) the business unit Serdang District II has the strengths to increase the productivity through the
optimization aspects of culture and technology plants, improving coordination and synergy with related parties in the
cost efficiency of every business activity and encourage the improvement of the quality and competence of the Human
Resources (HR), (4) the business strategy that can be done by business unit Serdang District II are the aggressive
strategy intensive, vertical integration and strategy diversifrkasi. By the three alternative strategies that have been, the
intensive strategy is the main option to be implemented, the integration strategy and diversification strategy.

Keywords : strategy, incremental, continuous and customer orientation

1. Pendahuluan operasional yang baik, diperlukan suatu


1.1. Latar Belakang mekanisme perusahaan, sehingga sasaran
Perkembangan dunia bisnis yang semakin strategis beserta target yang sudah ditetapkan
kompetitif menyebabkan perubahan luar biasa dapat dicapai secara efektif dan efisien.
dalam persaingan, produksi, pemasaran, Penilaian atau pengukuran kinerja adalah
pengelolaan sumber daya manusia dan tindakan pengukuran yang dilakukan terhadap
penanganan transaksi antaraperusahaan dengan berbagai aktivitas dalam rantai nilai yang ada
pelanggan dan perusahaan dengan perusahaan pada perusahaan. Hasil pengukuran tersebut
lain. Perubahan-perubahan ini mendorong kemudian digunakan sebagai umpan balik yang
perusahaan untuk mempersiapkan diri agar bisa akan memberikan informasi tentang prestasi
diterima di lingkungan global. Keadaan ini pelaksanaan suatu rencana dan titik dimana
mendorong pihak manajemen perusahaan untuk perusahaan memerlukan penyesuaian-
memperhatikan dua hal penting, yaitu strategi penyesuaian atas aktivitas perencanaan dan
dan kegiatan operasional. Dengan strategi dan pengendalian (Yuwono et a1,2007).
kegiatan operasional yang baik, perusahaan dapat Pengukuran kinerja yang selama ini
terus bertahan dan berkembang mengikuti dilakukan oleh perusahaan adalah pengukuran
perkembangan dunia bisnis yang ada. Untuk kinerja konvensional. Pada umumnya
dapat menjalankan strategi dan kegiatan

1
pengukuran kinerja tradisional) a terfokus pada luas, menjaga kelestarian sumber daya dan
aspek keuangan saja, seperti: Return On membantu pengusaha lemah sesuai dengan
Investmen, (ROI), R.crurn On Equity (ROE), ProJit kemampuan perusahaan melalui program
Margin, dan Economic Value Added (EVA). Corporate Social Responsibility (CSR) dan
\amun pengukuran kinerja tradisional sebetulnya Kemitraan Bina Lingkungan (KBL) (Laporan
belum cukup mewakili untuk menyimpulkan Kinerja PTPN III,201l).
apakah kinerja yang dimiliki oleh suatu Sebagai suatu BUMN PT. Perkebunan
perusahaan sudah baik atau belurn. Hal ini Nusantara III tidak dapat lagi menggunakan
disebabkan aspek keuangan hanya bentuk strategis statis, meskipun beberapa
menggambarkan pengukuran efektivitas kebijaksanaan ditetapkan melalui peraturan
penggunaan aktiva serta laba dalam mendukung pemerintah. Kebijakan strategi perusatraan
penjualan selama periode tertentu. Aspek haruslah dinamis yang disesuaikan dengan
keuangan tidak memberikan gambaran yang riil perubahan-perubahan lingkungan. Menurut
mengenai keadaan perusahaan karena tidak Parker direktur Pengembangan Rockwell
memperhatikan hal lain di luar sisi finansial, International Corporation di Amerika) dalam
misalnya sisi pelanggan yang merupakan fokus Sumargono (1994), adanya faktor-faktor
penting bagi perusahan dan karyawan, padahal pendorong terjadinya perubahan antara lain:
dua hal tersebut merupakan roda penggerak bagi 1. Persaingan luar dan dalam negeri yang
kegiatan perusahaan (Kaplaa dan Norton, 1996). intensif
PT. Perkebunan Nusantara III sebagai 2. Perubahan permintaan dan harapan
BUMN di bawah Kementerian Badan Usaha Milik konsumen
Negara dengan status Persero yang merupakan 3. Pertumbuhan ekonomi yang makin lambat
salah satu BUMN yang disusun atas dasar prinsip 4. Deregulasi
agroindusti. Bidang yang ditekuni meliputi 5. Peningkatan kompleksitas produksi
Perkebunan Kelapa Sawit dan Perkebunan Kare! 6. Kebutuhan untuk bersaing
Pabrik Kelapa Sawit dan Pabrik Pengolahan 7. Perkembangan teknologi yang cepat, siklus
Karet, Rumah Sakit, Pusat Pelatihan dan Wisata produk dan pengembangannya yang lebih
Agro Sei Karang, Kawasan Industri Sei Mangke pendek.
serta beberapa anak perusahaan yang 8. Meningkatnya biaya pengembangan produk-
bergerakpada masing-masing bidang usaha. PT. produk baru
Perkebunan Nusantara III mempunyai misi 9. Jaruhnya harga-harga produk
mengembangkan industri hilir berbasis 10. Kebutuhan untuk perbaikan sistem dan
perkebunan secara berkesinambungan, proses secara kontinyu
menghasilkan produk berkualitas untuk 11. Perubahan harapan karyawan.
pelanggan, memperlakukan karyawan sebagai Perubahan tersebut mempengaruhi
aset stategik dan mengembangkannya secara perolehan laba perusahaan dan mengharuskan
optimal, menjadikan perusahaan terpilih yang perusahaan untuk melaksanakan pengembangan
memberikan "imbal-hasil" terbaik bagi para suatu strategi agar tetap eksis (survive).
investor, menjadikan perusahaan yang paling Selain itu prubahan lingkungan yang
menarik untuk bermitra bisnis, memotivasi sangat cepat, baik di tingkat internasional
kary,awan untuk berpartisipasi aktif dalam maupun nasional, berpengaruh terhadap dunia
pengembangan komunitas, melaksanakan seluruh usaha secara umum, termasuk usaha yang
aktivitas perusahaan yang berwawasan dimiliki PT. Perkebunan Nusantara III. Globalisasi
lingkungan serta sebagai penghasil laba (proJit dan Liberalisme perdagangan rnerupakan sebuah
motive) sehingga harus mampu memberikan gelombang perubahan yang membentuk peta
kontribusi terhadap penerimaan negara melalui baru perdagangan dunia dinamika ini dipandang
sellor yang ditekuninya. Selain itu juga sebagai tantangan, ancaman juga sekaligus
mengemban misi sebagai Agent of Development sebagai peluang (RJP PTPN III, 2009).
yang turut aktif dalam rangka membantu Menurut Bowman dan Asch dalam
program ekonomi negara guna mensukseskan Sumargono (1994) salah satu strategi PT.
pembangunan nasional dengan cara antara lain Perkebunan Nusantara III adalah pengembangan
menyediakan lapangan kerja bagi masyarakat perusahaan ditempuh melalui beberapa strategi,

2
disesuaikan dengan tingkat organisasi yang (SBU). Masing-masing Distrik dipimpin oleh
bersangkutan. Salah satunya pada tingkat seorang Distrik Manajer, yang membawahi
korporasi (corporate strategt), yaitu strategi yang beberapa Manajer Kebun dan Manajer Pabrik
berkaitan dengan jenis/tipe usaha perusahaan memiliki 34 kebun sendiri dan 5 kebun plasma
sebagai keseluruhan. Strategi disini berisikan yang terintegrasi dengan l1 unit Pabrik
keseimbangan dalam portofolio organisasi, Pengolahan Kelapa Sawit (11 PKS) dengan
keputusan tentang masalah-masalah diversivikasi kapasitas 510 Ton TBS/jam dan l0 unit Pabrik
dan struktur badan usaha secara keseluruhan (RJP Pengolahan Karet (2 unit pengolahan lateks pekat,
PTPN III,2009). 2 unit pengolahan pabrik crumb rubber, dan 6
b. Sejarah Perusahaan PT. Perkebunan unit pabrik pengolahan karet sheet).
Nusantara III Dalam upaya meningkatkan kinerja usaha
PT. Perkebunan Nusantara III merupakan dan daya saing, PTPN III sedang melakukan
salah satu dari 14 Badan Usaha Milik Negara pengembangan usaha / diversifikasi produk
(BUMN) yang bergerak dalam bidang usaha rnelalui pembangunan dan pengembangan
perkebunan komoditas sawit dan karet. industri hilir kelapa sawit, yang terintregrasi
Pembentukan perseroan ini memiliki proses dalam satu kawasan industri. Hal ini diyakini
perjalanan sejarah yang panjang. Diawali dengan merupakan altematif pilihan strategis yang
proses pengambilalihan perusahaan-perusahaan relevan dalam jangka pendek, menengah dan
perkebunan Belanda pada tahun 1958 oleh panjang. Langkah strategis bisnis tersebut
pemerintah RI yang dikenal sebagai proses merupakan upaya PTPN III didalam
"nasionalisasi" perusahaan perkebunan asing melanggengkan bisnis berbasis perkebunan
menjadi Perseroan Perkebunan Negara (PPN) D. sekaligus untuk merespon setiap perubahan
Embrio yang turut membentuk perceroan tersebut berbisnis atas tuntutan konsumen atau pasar dan
berasal dari Rubber Cultuur Maatschappij ancaman dari industri sejenis serta dari industri
Amsterdam (RCMA) dan NV Cultuur Mij Oeslax, yang menghasilkan produk substitusi.
(CMO) merupakan perusahaan perkebunan 1.2. Tujuan Penelitian
Belanda yang beroperasi di Indonesia sejak jaman Tujuan pelaksanaan penelitian ini adalah
pemerintahan Hindia -Belanda. sebagai berikut :
Pembentukan PTPN III (Persero) diawali 1. Menganalisis kekuatan, kelemahan, ancaman
dengan penggabungan manajemen tiga BUMN dan peluang unit bisnis yang dimiliki PT.
perkebunan yang berasal dari PTP III (Persero), Perkebunan Nusantara III.
PTP IV (Persero), dan PTP V (Persero) yang sistem 2. Mengidentifikasi strategi bisnis yang
pengelolaannya disatukan dan manajemen PTP III dilaksanakan oleh masing-masing unit bisnis
ditunjuk oleh pemegang saham sebagai distrik di PT. Perkebunan Nusantara III
koordinator dalam menjalankan operasional
PTPN III pada tahun 1994. PTPN III menjalankan 1.3. Tempat dan Waktu Penelitian
bisnisnya dalam bidang usaha perkebunan Penelitian dilakukan pada Kantor Pusat
dengan komoditas utama kelapa sawit dan karet. dan unit bisnis/ distrik PT. Perkebunan
Perseroan memiliki lahan perkebunan terintegrasi Nusantara III (Persero). Waktu yang diperlukan
dengan pabrik pengolahan untuk masing-masing untuk melaksanakan penelitian ini adalah 4
komoditas. Lahan perkebunan perseroan tersebar (empat bulan) yaitu dari bulan Januari sampai
di 6 Daerah Tingkat II di Provinsi Sumatra Utara- dengan bulan April 2012.
yaitu kabupaten Deli Serdang, Serdang Bedagai,
Simalungun, Asahan, Labuhan Batu, dan 1..4. Metode Analisis Data
Tapanuli Selatan. Luas areal HGU perkebunan Dalam penelitian ini digunakan beberapa metode
sawit dan karet yang dikelola PTPN III mencapai analisis yaitu:
159.755,75 Ha yang terdiri dari 143.532,46 Ha Analisis matriks IFE dan EFE
kebun sendiri dan 16.223,29 Ha areal lain-lain. Untuk mengetahui seberapa besar
Kebun sendiri terdiri dari 105.215,45 Hatanaman pengaruh faktor-faktor intemal dan ekstemal yang
kelapa sawit dan 38.317,01 Ha tanaman Karet. dianalisis terhadap kondisi perusahaan.
Dalam menjalankan aktivitas bisnisnya Analisis TOWS (Threats Opportunities Wealtness
PTPN III telah membentuk 8 Strategic Bisnis Unit Strenght)

3
Analisis TOWS didahului dengan dipilih untuk menentukan startegi mana yang
identifikasi posisi Distrik Serdang II melalui paling baik untuk diimplementasikan. QSPM
evaluasi nilai faktor internal dan evaluasi nilai merupakan teknik yang secara obyektif dapat
faktor eksternal untuk memilih alternatif strategi menetapkan strategi alternatif yang
perusahaan dengan mengetahui kondisi sekarang diprioritaskan. Sebagai suatu teknik, QSPM
berada pada kuadran mana sehingga strategi memerlukan intuisi yang baik dalam penilaian.
yang dipilih merupakan shategi yang paling tepat. Metode ini adalah alat yang direkomendasikan
Analisis Internal dan Eksternal Unit Bisnis bagi para ahli strategi untuk melakukan evaluasi
Analisis Internal dan Eksternal unit bisnis pilihan strategi alternatif secara objektif,
yang dilakukan terhadap masing-masing bidang berdasarkan faktor kunci kesuksesan internal-
dan komoditas merupakan pendekatan eksternal yang telah diidentifikasikan
fungsional, yang relefan dengan situasi dan sebelumnya. Secara konseptual, tujuan metode ini
kondisi bisnis perusahaan. Selanjutnya melakukan adalah untuk menetapkan kemenarikan relatif
pembobotan untuk mengatahui tingkat pengaruh dari strategi-strategi yang bervariasi yang telah
dari masing-masing unsur tersebut dengan dipilih untuk menentukan strategi mana yang
menggunakan pendekatan analisis TOWS. paling baik untuk diimplementasikan.
Terdapat tiga faktor yang mempengaruhi Bentuk dasar dari Matriks QSPM adalah sebagai
terhadap hal tersebut, yaitu: berikut:
a. Pembobotan atas butir-butir kekuatan, Tabel 6. Bentuk Dasar Matriks QSPM Alternatif
kelemahan, peluang dan ancaman dilakukan Strategi
berdasarkan pertimbangan derajat stategis
butir yang satu terhadap butir yang lainnya.
Total bobot butir-butir kekuatan adalah +1
dan total bobot butir-butir kelemahan adalah -
1.
b. Rating terhadap butir-butir kekuatan,
kelemahan, peluang dan ancaman dilalcukan
melalui pembandingan butir-butir yang
bersangkutan dengan pesaing
utama/potensial yang memiliki nilai 1 sampai Attractiveness Score (AS) pada setiap
dengan 9. Nilai rata-rata diperoleh dengan straiegi akan ditentukan oleh Manajemen Unit
mengalikan angka bobot dan angka rating. Bisnis Distrik Serdang II. Setiap faktor diberi nilai
Analisis QSPM (Quantitative Strategics atau bobot + 1 sampai + 9 sesuai dengan tingkat
Planning Matrix) pengaruhnya terhadap strategi unit bisnis.
Analisis QSPM untuk menetapkan Sedangkan Total Attractiveness Score (TAS)
ketertarikan relatif (relative attractiveness) dari diperoleh dengan mengalikan Wreight dengan
srategi-smtegi yang bervariasi yang telah dipilih Attractiveness Score (AS). Sebagai pedoman
dan menentukan strategi mana yang dianggap dalam penafsiran nilai atau bobot tersebut dapat
paling baik untuk diimplementasikan. dikelompokkan sebagai berikut:
Untuk mengetahui strategi 1'ang paling a. Nilai 1 s/d 3 artinya butir rumusan strategi
baik dapat dilihat dari hasil analisis QSPM yang tersebut mempunyai pengaruh yang rendah
mendapat Total Score Attroctiveness yang terhadap alternatif strategi unit bisnis secara
tertinggi dari beberapa alternatif strategi yang keseluruhan.
telah dipilih. Proses perencanaan strategis dibagi b. Nilai 4 s/d 6 artinya butir mmusan strategi
menjadi tiga tahap analisis, yaitu: tersebut mempunyai pengaruh yang sedang
a. Tahap masukan atau input. terhadap altematif strategi unit bisnis secara
b. Tahap pencocokan atau analisis. keseluruhan.
c. Tahap keputusan (pada tahap ini, metode yang c. Nilai 7 s/d 9 artinya butir mmusan strategi
digunakan adalah dengan Metode QSPM). tersebut mempunyai pengaruh yang tinggi
Matriks QSPM bertujuan untuk terhadap altematif strategi unit bisnis secara
menetapkan ketertarikan relatif (relative keseluruhan
attarctiveness) dari beberapa strategi yang telah

4
Strategi yang mendapat Total a. Nilai 1 s/d 3 artinya butir rumusan
Attractiveness Score (TAS) tertinggi merupakan pernyataan tersebut mempunyai pengaruh
strategi yang paling baik untuk yang kecil terhadap kinerja unit bisnis
diimplementasikan. Nilai ini diperoleh dengan secara keseluruhan"
menjumlahkan TAS dari masing-masing kolom b. Nilai 4 s/d 6 artinya butir rumuun
QSPM. Nilai TAS dari alternatif strategi yang pernyataan tersebut mempunyai pengaruh
tertinggi adalah yang menunjukkan pilihan utama yang sedang terhadap kinerja unit bisnis
dari alternatif strategi dan nilai TAS dari alternatif secara keseluruhan.
strategi yang terkecil menunjukkan pilihan c. Nilai 7 s/d 9 artinya butir rumusan
terakhir dari alternatif strategi. pernyataan tersebut mempunyai pengaruh
yang besar terhadap kinerja unit bisnis
Analisis Posisi Unit Bisnis Distrik Serdang-Il secara keseluruhan.
Analisis posisi unit bisnis yang dilakukan,
bertujuan untuk mengetahui kekuatan dan 3. Pembahasan
kelemahan perkembangan bisnis melalui 3.1 Analisis Posisi Unit Bisnis Distrik Serdang-II
penilaian faktor lingkungan internal disekitar unit Sebagai unit industri yang berbasis pada
bisnis, serta penilaian terhadap faktor ekstemal agrobisnis yang bersifat padat karya, unit bisnis
dalam rangka mengetahui peluang dan ancaman. Distrik Serdang II membutuhkan jumlah
Dengan demikian, analisis posisi unit bisnis karyawan terampil yang cukup besar.
dibagi menjadi dua bagian, yaitu analisis Berdasarkan kebutuhan tersebut, unit bisnis
lingkungan internal unit bisnis dan analisis Distrik Serdang II menyadari bahwa SDM
lingkungan eksternal unit bisnis. memegang peranan penting yang menentukan
Analisis tntemal bertujuan untuk melihat keberhasilan pencapaian tujuan unit bisnis. Visi
kekuatan dan kelemahan melalui penelaahan dan Misi SDM unit bisnis Distrik Serdang II
terhadap faktor-faktor intemal, yaitu meliputi adalah menciptakan organisasi dan manajemen
fungsi-fungsi manajemen seperti produksi, yang tangguh melalui pengelolaan SDM berbasis
pemasaran/komersil, keuangan, organisasi dan kepada kompetensi.
sumber daya manusia (SDM), serta bidang
pengembangan yang seciua keseluruhan akan
mempengaruhi produktivitas, efisiensi, dan
kinerja keuangan perusahaan.
Analisis Eksternal dilakukan dengan
tujuan untuk menelaah lebih jauh faktor-faktor
eksternal kompetitor yang bergerak dalam bisnis
perkebunan, produk substitusi, dan dalam sektor
industri hilir. Faktor-faktor tersebut antara lain
mencakup faktor ekonomi, sosial dan budaya,
peraturan dan kebijakan pemerintah, teknologi
pasar, dan keadaan alam.
Penilaian atau pembobotan diri masing- Tabel 7. Kekuatan dan Kelemahan Bidang Sumber
masing faktor tersebut dilakukan dengan Daya Manusia (SDM)
mempertimbangkan kriteria-kriteria sebagai Kekuatan Kelemahan
berikut: a. Memiliki SDM yang a. Budaya unit bisnis
1. Faktor kekuatan dan peluang mempunyai nilai berada pada level yang belum
atau bobot yang positif, sedangkan faktor kompetensi menengah sepenuhnya
kelemahan dan ancaman mempunyai nilai atau yang siap untuk terinternalisasi
dikembangkan dalam dibeberapa strata
bobot yang negatif.
berkompetensi karyawan.
2. Setiap faktor diberi nilai atau bobot ‘1–9’ sesuai dengan perusahaan b. Sistem perencanaan
dengan tingkat pengaruhnya terhadap kinerja sejenis terutama di karir karyawan yang
perusahaan. Sebagai pedoman dalam bidang produksi. belum sepenuhnya
penafsiran nilai atau bobot tersebut dapat b. Memiliki sistem SDM memotivasi karyawan
dikelompokkan sebagai berikut: yang terpadu dalam menjalani karir.

5
berdasarkan c. Komposisi karyawan yang dimiliki oleh unit bisnis Distrik Serdang II
kompetensi. pimpinan yang belum dibidang produksi adalah sebagai berikut:
c. Memiliki struktur sesuai dengan rencana Tabel9.Kekuatan dan Kelemahan Bidang Produksi
organisasi yang kebutuhan unit bisnis
Kekuatan Kelemahan
fleksibel dan kedepan, yang
a. Memiliki lahan dengan a. Produktivitas tanaman
pembagian wewenang seharusnya sejalan jenis dan kesuburan tanah secara keseluruhan
yang bersifat dengan program yang mendukung belum optimal
desentralisasi kepada perencanaan tenaga terhadap produktivitas b. Kekurangan bahan baku
manajemen unit bisnis kerja yang terintegrasi tanaman olah untuk pencapaian
d Latar belakang dengan b. Komposisi areal tanaman kapasitas olah industri
pendidikan formal perkembangan unit muda dan remaja lebih yang optimal untuk
yang memadai untuk bisnis luas dari tanaman tua kelapa sawit
mendukung sehingga produktivitas c Sarana jalan produksi
pengembangan unit dapat terus meningkat masih perlu
bisnis c. Luasan areal tanaman ditingkatkan
cukup besar untuk d. Pemeliharaan tanaman
mendukung belum dilakukan secara
Bidang Produksi
pengembangan usaha optimal
Letak areal perkebunan yang berada di d. Penanaman klon / varietas
Kabupaten Deli Serdang dan Kabupaten Serdang unggul yang memiliki
Bedagai menjadi kekuatan unit bisnis karena produktivitas tinggi serta
keadaan alam yang mendukung untuk sifat sekunder yang baik
menghasilkan komoditas perkebunan dengan telah dan sedang
dilaksanakan
tingkat produktivitas yang tinggi. Menurut Pusat
e. fasilitas pengelohan hasil
Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) sebagian besar produksi komoditi unit
lahan perkebunan perusahaan dikelompokkan bisnis memadai.
sebagai lahan dengan produktivitas kelas II dan f. Kemampuan untuk
kelas III. memnuhi permintaan
Berdasarkan hasil kajian diketahui bahwa pasar khususnya komoditi
karet dan kelapa sawit dari
umur ekonomis pohon karet, perbandingan segi kuantitas maupun
antara TM dan TBM yang ideal untuk menjamin kualitas.
kontinuitas dan kestabilan produksi adalah g. Lokasi unit produksi dekat
sekitar 80%–20%. Dengan demikian penanaman dengan jalur utama
uang yang harus dilakukan pertahunnya adalah perekonomian
sekitar 4% dari jumlah luas lahan secara
keseluruhan dimana masa TBM Karet 5 tahun. Bidang Keuangan
Untuk mendapatkan hasil yang optimal Kondisi keuangan unit bisnis pada saat
maka perusahaan perlu melakukan antisipasi ini cukup baik, hal ini terlihat dari rasio keuangan,
terhadap faktor-faktor di bawah ini: peningkatan produktivitas kebun kelapa
sawit/karet, peningkatan rendemen CPO,
Tabel 8. Antisipasi faktor gangguan teknis peningkatan kadar karet kering, peningkatan
budidaya penjualan, dan peningkatan laba.
Kelapa Sawit Karet Walaupun unit bisnis tidak mempunyai
a. Iklim / Cuaca a. Iklim / Cuaca permasalahan atas kewajiban dalam mata uang
b. Komposisi umur b. Komposisi umur logam, namun unit bisnis mempunyai hutang
tanaman tanaman jangka panjang dengan tingkat dan beban bunga
c. Pemeliharaan c. Pemeliharaan yang cukup besar. Hal lain yang perlu
d. Mutu bibit d. Mutu bibit ditingkatkan untuk meodukung kinerja keuangan
e. Pencurian e. Pencurian produksi unit bisnis adalatr Sistim Informasi Manajemen
produksi (SIM). konsep dan teknologi SIM perusahaan
Dari analisis internal bidang produksi harus diperbaharui untuk dapat menyelaraskan
yang mencakup sub bidang tanaman, pengolahan dengan kebutuhan akan penyusunan laporan
kelapa sawit dan pengolahan karet. Dapat kineda keuangan dan operasional yang akurat
disimpulkan bahwa Kekuatan dan Kelemahan dan tepat waktu serta sesuai dengan
perkembangan teknologi informasi.

6
b. Teknologi
Tabel 10. Kekuatan dan Kelemahan Bidang Perkembangan teknologi sangat
Keuangan berpengaruh terhadap kinerja usaha perusahaan
secara keseluruhan, yang meliputi industri hulu
dan pengembangan industri hilir. Dengan
ditemukailmya teknik kultur jaringan, seperti
micro cutting, dalam industri hulu sangat
diharapkan dapat menghasilkan bibit varietas
unggul dengan tingkat produktivitas tinggi.
Sedangkan pada sektor industri hilir
perkembangan teknologi yang cukup pesat dapat
memberikan peluang dan daya saing terhadap
perusahaan untuk meningkatkan nilai tambah
melalui pengembangan usaha/diversifikasi
produk baru. Melalui komoditas kelapa sawit dan
karet telah dapat dikembangkan berbagai produk
Analisis Eksternal Unit Bisnis Distrik Serdang II turunan yang mempunyai nilai tambah tinggi.
a. Ekonomi, Sosial dan Budaya Sedangkan limbah kelapa sawit yang berasal dari
Perubahan ekonomi global dan krisis batang, daun dan pelepah kelapa sawit yang
finansial secara langsung akan mempengaruhi berlimpah dilapangan dapat diolah menjadi
perekonomian Indonesia. Keadaan ekonomi yang particle board, pati, etanol, dan pakan temak.
tidak stabil secara tidak langsung mempengaruhi
kehidupan masyarakat disekitar lokasi Selain beberapa keuntungan tersebut diatas,
perkebunan dan telah meningkatkan kerawanan perkembangan teknologi dapat juga menjadi
sosial seperti pencurian produksi, penjarahan ancaman bagi unit bisnis, terutama dengan
areal perkebunan, demonstasi dan gangguan ditemukannya produk substitusi untuk produk
stabilitas keamanan. Hal ini tentunya akan minyak sawit terutama berkaitang dengan
menganggu kelancaran kegiatan produksi dan fungsinya sebagai bahan baku minyak goreng.
produktivitas lahan perkebunan. Ancaman tersebut berasal dari jenis minyak
nabati lainnya yang dihasilkan dari tanaman
kelapa kedelai, bunga matahari, citton seed dari
minyak hewani yang dihasilkan dari minyak ikan
dan hewan lainnya.

Tabel 11. Peluang dan Ancaman Bidang Tabel 12. Peluang dan Ancaman Teknologi
Ekonomi, Sosial dan Budaya Peluang Ancaman
a. Perkembangan a. Percepatan
bioteknologi yang pengembangan
diterapkan pada sub teknologi dari
sektor perkebunan industri pesaing
b. Pengolahan dan b. Ketersediaan
pemanfaatan limbah produk subsitusi
menjadi produk sebagai saingan
komersia baru
c. Pengembangan
industri hilir dengan
bahan baku komoditi
perkebunan
Ketersediaan Pasar

7
Sejalan dengan pertumbuhan ekonomi Sebagai negara tropis, faktor dan keadaan
global dan regional yang akan meningkat secara alam di Indonesia secara umum sangat
positif maka permintaan produk yang mendukung terhadap kelangsungan bisnis
menggunakan CPO sebagai bahan baku akan komoditi perkebunan. Keadaan iklim dan cuaca
meningkat khususnya untuk industri yang di Sumatera Utara lebih sesuai untuk usaha
berorientasi pada consumer goods seperti industri perkebunan kelapa sawit (tingkat curah hujan
minyak goreng, margarin dan sabun. Persaingan yang tinggi) khususnya disekitar pantai timur
dalam usaha perkebunan kelapa sawit bukan saja karena daerah ini mempunyai curah hujan dan
terjadi antar sesama produsen melainkan juga kelembapan udara yang cocok untuk tanaman
persaingan dengan jenis minyak nabati lainnya keras seperti kelapa sawit, karet dan kakao.
seperti ditunjukkan pada tabel dibawah ini. Namun perubahan iklim global seperti El Nino
dan yang lainnya akan merambah ke seluruh
Tabel 13. Pangsa Pasar Produksi dan Konsumsi penjuru dunia. perubahan iklim global tersebut
Minyak Nabati Dunia dapat mengakibatkan terjadinya kekeringan yang
berkepanjangan. Hal ini secara langsung dapat
mempengaruhi tingkat pertumbuhan dan
produktivitas tanaman perkebunan pada tahun
tanam selanjutnya.
Antisipasi terhadap peluang bisnis unit
bisnis Distrik Serdang II dari pengaruh perubahan
gejala alam, perlu dilakukan dua upaya sebagai
berikut:
a. Mengetahui kondisi agroklimat yang
sesuai urtuk kebutuhan perkebunan.
b. Menyiapkan letak geografis yang dekat
Sumber: Diolah dari Oil Word, 2008 dengan sarana transportasi kereta api dan
Dari uraian diatas dapat disimpulkan pelabuhan.
bahwa peluang unit bisnis di bidang pemasaran c. Sedangkan ancaman yang besar adalah
memiliki potensi peningkatan pangsa pasar yang terjadinya siklus perubahan iklim sebagai
cukup baik. Sedangkan ancaman yang dapat akibat dari perubahan iklim global yang
mempengaruhi kegiatan bisnis perusahaan sulit untuk dikendalikan.
adalah: Analisis TOWS Unit Bisnis
1. Tuntutan konsumen terhadap mutu produk Dengan berpedoman pada kriteria
yang dihasilkan unit bisnis semakin ketat. penyusunan ditetapkan pembobotan rating dan
2. Meningkatnya persaingan bisnis sebagai nilai rata-rata tertimbang dengan menggunakan
akibat dari proses globalisasi analisis TOWS (threats, opportunities,
3. Masih terbatasnya sarana dan prasarana weabte.tses, strenghs) unit bisnis yang
pemasaran yang perlu terus ditingkatkan. ditunjukkan pada tabel 3, tabel 4 dan gambar 7
menunjukkan gambar matrix analisis TOWS unit
Potensi Alam (Agroekologi) bisnis.
Pengusahaan dalam bidang perkeburen Hasil Analisis TOWS
tapamen keras, sepsfri komoditas kelapa sawit Penempatan posisi pada gambar tersebut
dan karet, bergantung kepada faktor alam yang diuraikan sebagai berikut: Koordinat Horizontal
sulit dikendalikan oleh manusia. Faktor utama pada diagram posisi unit bisnis menunjukkan
yang jadi penentu tingkat produktivitas tanaman posisi faktor internal dimana angka positif berada
adalah letak geografis danjenis tanah, keadaan pada bagian kanan, dan angka negatif berada
iklim dan cuaca termasuk lamanya penyinaran pada bagian kiri. Hasil perhitungan nilai rata-rata
oleh sinar matahari, curah hujan yang memadai, tertimbang menunjukkan bahwa "kekuatan"
serta kelembapan udara dan arah angin. Keadaan menghasilkan nilai + 5.415 dan nilai 'kelemahan"
dan gejala alam tersebut adalah merupakan suatu menghasilkan nilai -0.928. Dengan demikian
siklus yang terjadi diluar dari jangkauan manusia akumulasi faktor intemal menghasilkan nilai +
sehingga sulit untuk dikendalikan. 4.495 atat 4-49.

8
Koordinat Vertikal pada bagian diagram
posisi unit bisnis menunjukkan posisi faktor
eksternal dimana angka positif berada pada
bagian atas dan angka nigatif berada pada bagian
bawah. Hasil perhitungan rata-tata tertimbang
menunjukkan bahwa "peluang" menghasilkan
nilai + 4.325 dan nilai "ancaman" -2.895. Dengan
demikian akumulasi faktor eksternal
menghasilkan nilai + 1.430 atau 1.43.

Berdasarkan tabel 14, Kekuatan variabel


lingkungan internal mempunyai skor + 5,415 dan
Kelemahan variabel lingkungan intemal
Gambar 10. Posisi Persaingan Bisnis Perusahaan
mempunyai skor A,920. sehingga diperoleh angka
Berdasarkan Analisis TOWS Setelah dilakukan
akumulasi + 4,495 atau4,49.
pembobotan, rating dan perhitungan nilai rata-
Tabel 15. Pembobotan Peluang dan Ancaman
rata tertimbang, perkiraan posisi persaingan
pada Variabel Lingkungan
bisnis perusahaan ditentukan melalui
penempatan nilai rata-rata tertimbang di dalam
diagram posisi persaingan bisnis perusahaan,
seperti yang ditunjukkan pada gambar 6 berada
pada posisi kuadran I (ropid growth).

Tabel 14. Pembobotan Kekuatan dan Kelemahan


pada Variabel Lingkungan

Berdasarkan tabel 15, peluang variabel


lingkungan eksternal mempunyai skor +4,325 dan
ancaman variabel lingkungan ekstemal
mempunyai skor -2,895.

Tabel 16. Gambaran Matrik Analisis TOWS Unit


Bisnis Serdang II

9
Tujuan Matriks QSPM adalah untuk
menetapkan ketertarikan relatif (Relative
Attaractiveness) dari beberapa strategi yang telah
dipilih untuk menentukan strategi mana yang
paling baik untuk diimplementasikan.
Attractiveness Score pada setiap strategi akan
ditentukan oleh manejemen PT. Perkebunan
Nusantara III sebagai analisa (supporting System)
untuk unit bisnis Distrik Serdang II dengan kiteria
nilai I sampai dengan 9. Strategi yang mendapat
Tabel 17. Analisis Quantitative Strotegic Planning Total Attractiveness Score (TAS) tertinggi
Matrix pada Faktor Ekstemal merupakan stategi yang
paling baik untuk diimplemenksikan.
Dari Decision Stage dengan
menggunakan Quantitative Strategic Planning
Matrix (QSPM) pada tabel 18, diperoleh stategi
altematif dengan Total Attrsctiyeness Score (TAS)
masing-masing yaitu; Intergrasi Vertical : 13,465,
Intensif : 14,130 dan Diversifikasi : 12,915.

3.2. Analisis Quantitative Strategic Planning


Marnr (QSPM)
Berdasarkan analisis strategi dengan
QSPM, diperoleh strategi altematif sebagai
berikut:
1. Strategi Agresif Intensif (Agresive Intensive
Strategies) Dalam strategi intensif yang masuk
dalam kelompok ini adalah Latar Belakang
Pendidikan, Komposisi umur Tanaman,
Peningkakn Produktivitas, Nilai Penjualan
Tinggi, Perkembangan lndustri Hllir,
Peningkatan Pangsa Pasar dan Letak
Tabel 18. Analisis Quantitative Strategic Planning Geografis.
Matrix pada Faktor Intemal

10
2. Strategi Agresif lntegrasi: Strategi ini
mencakup strategi Posisi Letak Geografis
Perkebunan.
3. Strategi Agresif Diversifftasi yang masuk
dalam strategi agresif diversifikasi adalah:
PT. PerKebunan NUSANTATA III dAN PT.
Fasilitas Pabrik Pengolahan, Nilai Penjualan
LONSUM dAN PT. SICFINDO
Tinggi, Perkembangan IPTEK, Agroklimat
Berdasarkan hasil analisis pada matriks
Geografis dan Gejolak Perubahan Harga Jual.
profii kompetitif tersebut dapat diperoleh
Posisi Bisnis Distrik Serdang II
beberapa informasi penting sebagai berikut:
dibandingkan dengan PT. LONSUM dan PT.
1. Komposisi Tanaman dan Produktivitas
SOCFINDO sebagai perusahaan sejenis dan
merupakan critical success factor yang paling
pesaing bisnis Alat analisis yang digunakan
penting seperti yang ditunjukkan dengan
untuk mengetahui posisi bisnis perusahaan PT.
bobot sebesar 0,20.
Perkebunan Nusantara III Unit Bisnis Distrik
2. Bagi Distrik Serdang ll, rating tertinggi untuk
Serdang II (DSER 2) dibandingkan dengan PT.
sebagian daurl critical success factros
LONSUM dan PT. SICFINDO sebagai pesaing
mendapat nilai 4 yakni luas areal, komposisi
adalah matrik profil kompetitif (Competitive
tanaman, dan kualitas produk. Sedangkan PT.
Profil Matrix atau cPM). Sebagai pesaing utama,
LONSUM mempunyai dua critical success
perusahaan perlu mengetahui posisi bisnis
factors yang bernilai tinggi atau rating 4 yakni
dengan terlebih dahulu mengidentifikasi
harga pokok tanaman dan kualitas produk.
kekuatan dan kelemahan utama perusahaan
PT. SOCFINDO mempunyai empat critical
tersebut dalam hubungannya dengan posisi
success factors yang bernilai tinggi atau rating
strategis perusahaan.
4 yakni komposisi tanaman, produktivitas,
Bobot, rating, dan score pada CPM
harga pokok tanaman dan kualitas produk.
maupun IFE matriks mempunyai edua analisis
3) Total score yang ditunjukkan oleh Distrik
tersebut berfokus pada faktor internal. Namun
Serdang II yaitu 3,50 sedangkan PT. LONSUM
maksud yang sama. perbedaan terletak Pada :
sqiumlah 3,30 dan PT. SOCFINDO yakni 3,70.
l. Critical success factors yang ada pada CPM
lebih luas, sehingga data menjadi kurang
4. Kesimpulan Dan Saran
spesifik dan kurang aktual,
4.1 Kesimpulan
2. Berfokus pada pengeluaran-pengeluaran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan
intemal,
serta analisis yang dilakukan, maka dapat
3. Critical success factros padaCPM tidak
dirumuskan kesimpulan sebagai berikut:
dikelompokkan ke dalam kekuatan dan
1. Berdasarkan hasil Analisis Faktor lntemal,
kelemahan seperti pada IFE matriks,
kekuatan dan kelemahan pada unit bisnis
4. Dalam CPM, rating untuk perusahaan
Distrik Serdang II adalah Nilai Penjualan
pesaing dalam hal ini PT. LONSUM dan pT.
Tinggi, Kondisi Keuangan Sehat, Struktur
SICFINDO dapat dibandingkan dengan
Organisasi, Latar Belakang Pendidikan,
perusahaan yang diteliti yakni PT.
Tingkat Kesuburan Tanah dan Komposisi
Perkebunan Nusantara III Unit Bisnis Distrik
Umur Tanaman.
serdang II (DSER 2). Perbandingan tersebut
2. Peluang dan ancamall pada unit bisnis Distrik
dapat memberikan informasi tentang strategi
Serdang II Perkembangan Indsutri Hilir,
intemal yang penting.
Apresiasi Mata Uang Asing' Fenomena
Berikut merupalian matriks CPM dimana
Budaya Global, Pemanfaatan Limbah dan
data critical success factors serta angka-angka
Peningkatan Pangsa Pasar' Sedangkan
bobot, rating dan nilai diperoleh dari wawancara
Ancaman unit bisnis adalah Keamanan
yang dijawab oleh pihak PT. LoNSUlvl dan PT.
Lingkungan Bisnis, Krisis Ekonomi dan
SICFINDO tabel 19 dibawah ini.
Keuangan Global, Perkembangan Teknologi
Tabel 19. Matriks Profil Kompetitif unit Bisnis
Pesaing, Ketersediaan Produk Substitusi,
Distrik Serdang II (DSER 2)
Gejolak Perubahan Harga Jual dan Tuntutan
Konsumen' unit bisnis Distrik Serdang II

11
mempunyai kekuatan pada aspek Ansof, H.I 1990. Implemanting strategic
Peningkatan Manogement. united States International
3. produktivitas melalui optimalisasi teknologi University. Printece Hall' London
budaya dan tanaman, meningkatkan
koordinasi sinergis dengan pihak terkait dan Asch, D dan Bowman, C. 1994. Readings in
efiseinsi biaya dalam setiap aktivitas bisnis Strategic Management London: The
dan mendorong peningkatan kualitas MacMillan Press Ltd. In association with
kompetensi dan Sumber Daya Manusia The open university.
(SDM).
4. Strategi bisoisyqdryAdilakukan oleh unit bisnis Bougue III, Marcus, c. dan Buffa Elwood, s. 1986.
Distrik Serdang II adalah Strategi AgrEstr yog Corporate strategic Analysis, Collier
Eercakup Strategi Intensif, Integrasi Vertikal Mcmillan Publisher' London'
dan Sfiategi Divsrsifikast Dari ketiga alternatif
strategi yang telah dipilih, Strategi Intffiif Freddy Rangkuti, 2005,Analisa SWOT Teknik
merupakan pilihan utama untuk Membedah Kasus Bisnis; Gramedia
diimplementasikan, kemudian diiktili dengan Pustaka Utama" Jakarta'
Strategi Integrasi dan Strategi Diversifikasi'
5. Hasil anatisis matriks profil kompetitif posisi Greenley, Coate dan Porter. 1989. Strategic
strategis perusahaan Distrik Serdang II secara Management Business' Prentice Hall
internal lebih kuat dibandingkan dengan PT' lnternational (UK), London.
LONSUM' tetapi masih dibawah PT.
SOCFINDO Greenley, E. Gordon. 1989. Strategic Management.
4.2. Saran Prentice Hall lnternational (UK), London
Diperlukan perencaruum strategis yang
tepat bagi perusahaan untuk menghasilkan Greenly, E. G. 1989 . Strategic Managemenf.
kinerja yang optimal karena perencdirf idifr6gis University of Birmhgham' London'
berkaitan erat dengan perubahan lingkungan. Prentice Hall.
Perencanaan strategis itu meliputi: Strategi
Agresif Intensif (Agresive Intensive Strategies)' Glueck, william F., dzur Jauch,.Lawrence, R. 1989.
Strategi Agresif Integrasi dan Strategi Agresif Manajemen Strategis dan Kebijakan
Diversifikasi. Perusahaan (2"d Ed)' Erlangga' Jakarta'
Selalu melaktrkan evaluasi kinerja
terhadap organisasi dan kinerja manajemen, Hax, A. C., & Majluf, N. S. 1991. The strategy
sehingga mampu mengimbangi perkembangan concept and Process A Pragmatic
dunia industri' Approach. Prentice Hall. New Jersey. The
Importance of the physicians in the
Generic versus Trade-Name Prescription
DAFTAR PUSTAKA Decision' Rand Journal of Economics 29:
108-36'
,2011. Laporan Kinerja Tahun PT.
Perkebunan Nusantara III. Medan Hunger, Wheelen. 1993. Strategic Manogement.
Addison-Wesley Publishing
,2011. Rencana Jangka Panjang (RJP) CompanY.Inc.
Tahun 2009 – 2014 PT. Perkebunan
Nusantara III. Medan Jauch, L.R. and W.F. Glueck 1988. Business Policy
and Strotegic Management' McGraw-Hill,
Ansoff, Igor & Mc Donnel, Edward. 1990. New York.
Implanting Strategic Management
(Second Edition. New York. Prentice Hall Kaplan, Robert S Norton, David P (1996) The
International) Balanced Scorecard, Translating Strategy
in to Action. Harvard Business Press,
Boston'

12
Kaplan, Robert S Norton, David P (1996) The
Balanced Scorecard, Measures that
Drivers Performance Business Review,
p.71 -9'

Kaplan, Robert S Norton, David P (2001) The


Strategy Focused Organization, Haw
Balanced Scorecard Company Thrive in
The New Business Environment, Harvard
Business Press' Boston.

Muhammad Suwarsono (2007), Manajemen


Strategi (Konsep dan Kasus). Edisi 3, LJPP
Akdemi Manajemen Perusahaan YPKN,
Yogyakarta'
Rangkuti, F.,1997-Analisis SWOT, Teknik
membedah Kasus Bisnis, Gramedia
Pustaka Umum, Jakarta.

Wheelen, T.L. and J. David Hunger, 2002.


Strategic Management and Business
Policy. Eighth Edition, New Jersey:
Prentice-Hall.

Yuwono, S. et al. 2007. Petunjuk Praktis Penyusunan


Balanced Scorecard Menuju Organisasi Yang
Berfokus Pasa Strategi. Gramedia Pustaka
Utama. Jakarta.

13

Das könnte Ihnen auch gefallen