Sie sind auf Seite 1von 8

Jurnal EKSPONENSIAL Volume 6, Nomor 1, Mei 2015 ISSN 2085-7829

Analisis Regresi Eksponensial


(Studi Kasus: Data Jumlah Penduduk dan Kelahiran di Kalimatan Timur pada
Tahun 1992-2013)

Exponential Regression Analysis


(Case Study: Number of inhabitants and Birth in East Kalimantan in Year 1992-2013)

Desy Sofita1, Desi Yuniarti2, Rito Goejantoro3


1
Mahasiswa Program Studi Statistika FMIPA Universitas Mulawarman
2,3
Dosen Program Studi Statistika FMIPA Universitas Mulawarman
Email: dsofita@yahoo.co.id1, desy_yunt@yahoo.com2, ritogoejantoro@yahoo.com3

Abstract
Regression analysis is a measuring instrument used to determine the effect of independent variables on the
dependent variable. In general, there are two kinds of regression, it is linear regression and nonlinear
regression. Non-linear regression is a regression analysis method to obtain non-linear model of articles used to
determine the relationship between the dependent variable and independent variables. One of the non-linear
regression analysis is an exponential regression. In the exponential regression analysis, parameter estimation
performed using ordinary least squares (OLS). This method is used when the dependent variable is
exponentially distributed and exponential regression is included in the intrinsic linear model that can be
expressed as a nonlinear regression become a linear regression through the appropriate transformation. This
study aims to determine the exponential regression model to the data of population and births in East
Kalimantan in 1992-2013. Based on the research results, obtained that the exponential regression function
model of the population and births in East Kalimantan in year 1992 to 2013 that is : Yˆ  4,522  e
0 ,138 X
.
Based on the model can be interpreted that if the obtained results remain without influence of the large number
of people born in that year amounted to 4.522.000 million people, and if there was an additional one thousand
inhabitants, the number of people each year will experience exponential increase in the amount of 871.098
inhabitants in East Kalimantan

Keywords: Birth, exponential regression, number of inhabitants, ordinary least square (OLS),

Pendahuluan sedangkan variabel yang dipengaruhi sering disebut


Banyak persoalan atau fenomena yang meliputi dengan variabel terikat atau variabel dependen.
lebih dari sebuah variabel. Sehingga untuk itu Regresi linier pun membentuk hubungan antara
diperlukan analisis data dalam mempelajari variabel bebas terhadap variabel terikat yang
persoalan yang terdiri dari banyak variabel. Jika bentuk fungsinya linier. Regresi linier hanya dapat
mempunyai data yang terdiri atas dua atau lebih digunakan pada skala interval dan rasio (Supratno,
variabel, diperlukan cara bagaimana variabel- 2000).
variabel itu berhubungan dan hubungan yang Menurut Nawari (2010), regresi non linier ialah
didapat pada umumnya dinyatakan dalam bentuk bentuk hubungan atau fungsi di mana variabel
persamaan matematik yang menyatakan hubungan bebas X dan atau variabel terikat Y dapat berfungsi
fungsional antara variabel-variabel. Studi yang sebagai faktor atau variabel dengan pangkat
menyangkut masalah ini dikenal dengan analisis tertentu. Selain itu, variabel bebas X dan atau
regresi (Sudjana, 2005). variabel terikat Y dapat berfungsi sebagai penyebut
Tujuan utama regresi adalah untuk membuat (fungsi pecahan), maupun variabel X dan atau
perkiraan nilai suatu variabel terikat (Y) jika nilai variabel terikat Y dapat berfungsi sebagai pangkat
variabel yang lain yakni variabel bebas (X) sudah fungsi eksponen. Macam-macam regresi non linier
ditentukan. Selain itu, manfaat dari hasil analisis adalah model kuadratik, model parabola, model
regresi adalah untuk membuat keputusan apakah eksponensial, model parabola kubik, model
naik dan turunnya variabel terikat dapat dilakukan hiperbola, model geometrik, dan model logistik.
melalui peningkatan variabel bebas atau tidak Dalam penelitian ini, akan dikaji analisis regresi
(Sugiyono, 2007). non linier yang di dalamnya ada model
Regresi itu sendiri dibagi dalam dua persamaan eksponensial, yaitu model persamaan regresi yang
matematis yang bentuknya dapat linier atau non- dapat ditransformasikan. Berdasarkan Nawari
linier. Regresi linier adalah alat statistik yang (2010), analisis regresi non linier model
dipergunakan untuk mengetahui pengaruh antara eksponensial dimana banyak ditemui pada
satu atau beberapa variabel terhadap satu buah kehidupan sehari-hari, salah satu contohnya
variabel. Variabel yang mempengaruhi sering memodelkan pertumbuhan makhluk hidup yang
disebut variabel bebas, atau variabel independen berkaitan dengan angka pertumbuhan (pertambahan

Program Studi Statistika FMIPA Universitas Mulawarman 57


Jurnal EKSPONENSIAL Volume 6, Nomor 1, Mei 2015 ISSN 2085-7829

atau penurunan), pertumbuhan penduduk di masa Y tergantung pada dua atau lebih variabel bebas X.
yang akan datang mengikuti model eksponensial Garis regresi merupakan garis yang
dan sering dipergunakan untuk meramalkan jumlah menghubungkan rata-rata Y dengan seluruh
penduduk, pendapatan nasional, produksi, hasil kemungkinan nilai-nilai X. Variabel bebas X adalah
penjualan dan kejadian lain yang pertumbuhannya variabel yang nilainya dapat ditentukan, sedangkan
secara cepat (geometris). Tingginya jumlah variabel terikat Y adalah suatu variabel sebagai
penduduk saat ini sangat dipengaruhi oleh adanya akibat dari perubahan yang terjadi pada variabel
faktor kelahiran, migrasi dan kematian. bebas.
Penelitian yang telah dilakukan mengenai Bentuk umum persamaan regresi sederhana adalah
Analisis Regresi Non Linier pada Data Jumlah Yi  0  1X i  i ; i  1,2,...,n (1)
Penduduk dan Kelahiran di Kalimantan Timur Pada Sedangkan persamaan untuk regresi berganda
Tahun 1992-2013 yaitu analisis regresi adalah:
eksponensial yang bertujuan untuk mengetahui
Yi  0  1X1i  2 X 2i  .... k X ki   i ; i  1,2,...,n (2)
model regresi eksponensial yang menyatakan
pengaruh jumlah penduduk kelahiran terhadap Dimana:
jumlah penduduk di Kalimantan Timur pada Tahun Yi : Variabel terikat untuk observasi ke-i
1992-2013. Batasan yang diambil dalam penulisan βj : Parameter model regresi j:0,1,2,...,k
penelitian ini meliputi model regresi yang Xi : Variabel bebas ke-i
digunakan adalah model eksponensial sederhana, εi : Residual
variabel X yang digunakan adalah jumlah kelahiran k : Banyaknya variabel bebas
penduduk di Kalimantan Timur, dan data yang (Sembiring, 1995)
digunakan adalah data jumlah kelahiran dan jumlah
penduduk di Kalimantan Timur tahun 1992-2013 Estimasi Parameter Regresi Linier Sederhana
(OLS)
Analisis Regresi Metode kuadrat terkecil ini dikemukakan oleh
Analisis regresi merupakan analisis Carl Friedirch Gauss, seorang ahli matematika
ketergantungan dari satu atau lebih variabel bebas bangsa Jerman. Prinsip dasar metode kuadrat
terhadap satu variabel terikat, dengan tujuan untuk terkecil ini adalah meminimumkan jumlah kuadrat
menduga atau memprediksi nilai rata-rata populasi residual. Dalam matematika untuk mendapatkan
berdasarkan nilai-nilai variabel bebasnya. Analisis nilai minimum dari suatu fungsi maka syaratnya
regresi yang digunakan untuk memprediksi satu adalah differensiasi atau turunan pertama dari
variabel terikat berdasarkan pada satu variabel fungsi tersebut harus sama dengan nol. Dengan
bebas disebut dengan analisis regresi sederhana, demikian untuk meminimumkan kuadrat residual
sedangkan analisis regresi yang digunakan untuk tersebut maka kita harus melakukan differensiasi
memprediksi satu variabel terikat berdasarkan satu parsial jumlah residual kuadrat terhadap
atau lebih variabel bebas disebut dengan analisis ˆ0 , ˆ1 ,..., ˆ k .
regresi berganda. Selain itu, regresi juga dapat Untuk regresi linier sederhana dari persamaan
untuk mengukur kekuatan hubungan antar dua (1), nilai residual model tersebut didefinisikan
variabel atau lebih, analisis regresi juga digunakan sebagai:
untuk menunjukkan arah hubungan antara variabel
bebas dengan variabel terikat (Gujarati, 2006).  i  Yi  Yˆi (3)
Analisis regresi pada hakikatnya dibedakan   Y  ˆ  ˆ X
i i 0 1
menjadi dua, yaitu analisis regresi linier dan Dari jumlah kuadrat dari ei pada persamaan (3)
analisis regresi non linier. dinyatakan sebagai
Y  ˆ  ˆ X 2
n n
(4)
Analisis Regresi Linier  2 
i 1
i 
i 1
i 0 1

Menurut Gujarati (2006), analisis regresi linier


Turunan parsial persamaan (4) terhadap ̂ 0 dan ˆ1
adalah suatu analisis yang mempelajari hubungan
ketergantungan antara satu variabel yang disebut diperoleh
 Y   
 n n
variabel terikat terhadap variabel lain yang disebut  ˆ0  ˆ1 X  2 Yi  ˆ0  ˆ1 X
2
(5)
ˆ
i
variabel bebas. Dengan analisis regresi dapat 0 i 1 i 1

 Y   
diperhitungkan besarnya pengaruh dari perubahan  n n
(6)
 ˆ0  ˆ1 X  2 X i Yi  ˆ0  ˆ1 X
2

satu variabel terhadap lain. Regresi linier pun dapat ˆ


i
1 i 1 i 1
membentuk hubungan antara variabel bebas Persamaan (5) dan (6) disamakan dengan nol
terhadap variabel terikat secara linier. kemudian membagi dengan negatif dua maka akan
menghasilkan sistem persamaan:
Analisis Regresi Linier Sederhana
 
n
Analisis regresi sederhana, variabel terikat Y Y  ˆ  ˆ X  0
i 0
(7)
1
i 1
tergantung hanya pada satu variabel saja,
sedangkan dalam regresi berganda variabel terikat

58 Program Studi Statistika FMIPA Universitas Mulawarman


Jurnal EKSPONENSIAL Volume 6, Nomor 1, Mei 2015 ISSN 2085-7829

Y  0 (8) satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap.


n

X
i 1
i i  ˆ 0  ˆ1 X
Dan jika variansi residual berbeda maka disebut
Dengan menjabarkan sistem persamaan (7) dan (8) sebagai heteroskedastisitas. Model regresi yang
akan diperoleh sistem persamaan berikut: baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas.
n n (Gujarati, 1995)
Y
i 1
i  nˆ 0  ˆ1  X i
i 1
(9)

n n n
Analisis Regresi Non Linier
 X iYi  ˆ0  X i  ˆ1  X i2
i 1 i 1 i 1
(10) Regresi non linier merupakan suatu metode
analisis regresi untuk mendapatkan model non
Dengan metode eliminasi dan substitusi penjelasan linier yang digunakan untuk mengetahui hubungan
dari sistem persamaan (9) dan (10) adalah sebagai antara variabel terikat dan variabel bebas. Menurut
berikut: Draper dan Smith (1981), model non linier (yakni
n n n nonlinier dalam parameter yang akan diduga) dapat
n( X i Yi )  ( X i )(  Yi ) dibagi menjadi dua bagian yaitu, model linier
ˆ1  11
n
i 1
n
i 1
(11) intrinsik dan model non linier intrinsik. Model
n(  X )  (  X )
i
2 2
linier intrinsik, jika suatu model adalah linier
i 1 i 1 intrinsik, maka model ini dapat dinyatakan melalui
n n n n
( Yi )( X i2 )  ( X i )( X i Yi ) transformasi yang tepat terhadap peubahnya ke
dalam bentuk linier baku, seperti regresi
̂ 0  i 1 i 1 i 1 i 1
(12)
n n eksponensial. Kemudian model non linier intrinsik,
n(  X )  (  X i ) 2
i
2
jika suatu model adalah non linier intrinsik, maka
i 1 i 1
model ini tidak dapat diubah menjadi bentuk baku.
Untuk mencari nilai ˆ0 , ˆ1 ,..., ˆ k pada regresi
Apabila hubungan antara variabel terikat Y dan
berganda digunakan cara yang sama seperti pada variabel bebas X bersifat non linier, artinya jika
penentuan parameter model regresi sederhana. data asli Xi dan Yi dibuatkan scatterplot tidak
(Walpole, 1995) mengikuti garis lurus tetapi mengikuti suatu bentuk
kurva tertentu, seperti kurva eksponensial, maka
Pengujian Signifikan Parameter analisis regresi yang cocok untuk menjelaskan
Sebelum menarik sebuah kesimpulan dari suatu hubungan antara X dan Y tersebut adalah analisis
model regresi, terlebih dahulu dilakukan pengujian regresi non linier sederhana.
terhadap parameter regresi baik secara simultan Jika bentuk linier diterima, kemudian disusul
(bersama-sama) maupun secara parsial (individu). bahwa regresi itu sebagai suatu kesatuan berarti
Hal ini bertujuan untuk mengetahui variabel- adanya dan yakin bahwa koefisien regresi yang
variabel bebas yang mempunyai pengaruh maupun diperoleh tidak dapat diabaikan, maka dapat
tidak terhadap variabel terikat (Damanhuri, 1995). membuat kesimpulan berdasarkan regresi itu.
Adapun macam-macam bentuk persamaan regresi
Uji Asumsi Klasik Regresi Linier Sederhna non linier sebagai berikut:
Dalam melakukan pendugaan koefisien regresi 1. Parabola atau polinum pangkat dua
(parameter) dapat dilakukan dengan berbagai Yi   0   1 X   2 X 2   i (13)
metode diantaranya adalah metode OLS. Metode
2. Parabola kubik atau polinum pangkat tiga
OLS gunanya untuk mengestimasi suatu garis
regresi dengan jalan meminimalkan jumlah kuadrat Yi   0  1 X   2 X 2   3 X 3   i (14)
kesalahan setiap observasi terhadap garis tersebut. 3. Polinum pangkat k (k ≥ 2), berbentuk
Metode ini paling mudah dan sederhana Yi   0  1 X   2 X 2   3 X 3  ...   k X k   i (15)
dibandingkan metode lainnya, sehingga sering
digunakan oleh para peneliti. Namun ada beberapa 4. Eksponensial
asumsi yang harus dipenuhi dari penggunaan Yi   0 e 1 X  i
(16)
metode OLS agar persamaan atau model yang telah 5. Geometrik
didapat layak untuk digunakan. Apabila terdapat
Yi   0  X 1 (17)
pelanggaran atau asumsi tidak terpenuhi maka
persamaan yang didapat akan menjadi bias dan 6. Logistik
tidak lagi efisien. Asumsi analisis regresi yang 1
Yi  (18)
harus dipenuhi adalah:  0 1
X

1. Normalitas, regresi linier klasik mengasumsikan 7. Hiperbola


bahwa tiap ei mengikuti distribusi normal, 0
Yi  (19)
εi ~N(0,  2 ) 1 X
2. Non autokorelasi antar nilai residual, berarti (Sudjana, 2003)
kov (εi,εj)=0, i ≠ j.
3. Heteroskedastisitas, var (εi) =  2 untuk setiap
i, i=1,2,...,n yang artinya variansi residual dari

Program Studi Statistika FMIPA Universitas Mulawarman 59


Jurnal EKSPONENSIAL Volume 6, Nomor 1, Mei 2015 ISSN 2085-7829

Analisis Regresi Eksponensial Sederhana Untuk memperoleh keputusan pengujian nilai


Regresi eksponensial adalah regresi non-linier statistik uji  2 dibandingkan dengan tabel
yang variabel terikatnya berdistribusi eksponensial, Chi-Square yaitu H0 ditolak jika nilai
lalu dalam scatter plot terbentuk garis seperti  2   2 ( ;n 1)
eksponesial dan merupakan pengembangan dari
(Atmaja, 2009)
regresi linier dengan memanfaatkan fungsi
Model Regresi Eksponensial
logaritmik. Model regresi eksponensial mempunyai
Model ini banyak digunakan untuk
peranan penting dalam beberapa bidang statistik
memodelkan pertumbuhan populasi makhluk
dan telah banyak digunakan pada beberapa
hidup. Mengenal teori tentang pertumbuhan
penelitian yaitu penelitian data survival, penelitian
penduduk yang dikembangkan oleh Mathus, dalam
tentang ketahanan benda-benda produksi, dan
teori tersebut dijelaskan bagaimana model
penelitian pada bidang kedokteran. Bila
eksponensial itu sendiri. Secara umum model
sekelompok data tampaknya paling baik disajikan
eksponensial dirumuskan sebagai berikut (Sudjana,
melalui kurva regresi yang tak linier, maka kita
2003):
harus mencoba menentukan kurva dan menduga
parameternya. Yi   0 e 1 X i   i i=1,2,...,n (21)
(Damanhuri, 1995) Dimana:
Distribusi Eksponensial Y : variabel terikat untuk observasi ke-i
Distribusi eksponensial merupakan suatu X : variabel bebas
distribusi yang berguna untuk mencari selisih β : parameter model regresi
waktu yang terjadi dalam suatu peluang tertentu. e : 2,71828
Dalam distribusi eksponensial ini digunakan i : residual
pencarian atau pengolahan data dengan
Menurut Atmaja (2009), berdasarkan
menggunakan variabel acak, dimana variabel acak
persamaan regresi eksponensial ini dapat
itu sendiri adalah variabel yang berupa nilai atau
disimpulkan bahwa jika tanpa adanya pengaruh
angka yang merupakan hasil dari eksperimen acak.
dari variabel bebas maka tidak dapat diperkirakan
Variabel acak bersifat diskrit bila hanya berupa
untuk variabel terikatnya, dan jika adanya pengaruh
nilai tertentu yang dapat dihitung. Namun variabel
dari variabel bebas maka dapat diperkirakan nilai
acak bersifat kontinu bila mana berupa suatu nilai
kenaikkan atau penambahannya secara
manapun dalam suatu interval.
eksponensial.
Pada kenyataannya dalam analisis regresi
eksponensial, data yang menjadi variabel terikat Estimasi Parameter Model Regresi
haruslah distribusi eksponensial dulu, barulah bisa Eksponensial
dilanjutkan pada tahap berikutnya. Pengujian data Model transformasi logaritmik merupakan
variabel terikat berdistribusi eksponensial dapat model dalam proses perhitungan parameternya
menggunakan uji Chi-Square, tujuannya adalah (model fitting) dilakukan dengan transformasi
menguji apakah data sampel mempunyai distribusi logaritma. Salah satu dari beberapa model yaitu
yang mendekati distribusi teoritis atau hipotesis model regresi eksponensial yang akan
tertentu seperti distribusi eksponensial, binomial, ditransformasi dari bentuk non linier akan menjadi
poisson dan normal. persamaan bentuk linier untuk dapat dilakukan
Mekanisme dalam pengujian Uji Chi-Square ini pengujian regresi linier.
adalah sebagai berikut: Bentuk model regresi eksponensial pada
a. Hipotesis persamaan (21) akan diformulasikan menjadi
H0: Data berdistribusi eksponensial fungsi Ln dinyatakan sebagai
H1: Data tidak berdistribusi eksponensial Ln Yi  ( Ln 0 e 1 X i   i ) (22)
b. Menentukan taraf signifikansi (α) dan nilai Dari persamaan (22) fungsi Ln dijabarkan maka
 2 ( ,n 1) ditentukan dengan derajat kebebasan diperoleh
df = n-1 Ln Yi  Ln 0  Ln e  X  Ln i 1 i (23)
c. Statistik Uji Selanjutnya persamaan (23) memiliki Ln e = 1, dan
n
Oi  Ei 
2
diperoleh
2  (20)
Ln Yi  Ln 0   1 X i  1  Ln i (24)
i 1 Ei
Dimana: Dengan ini maka persamaan (24) dinyatakan
sebagai
 2 : Uji Chi-Square
Ln Yi  Ln 0   1 X i  Ln i (25)
Oi : frekuensi observasi ke i, i=1,2,..n
Persamaan (26) merupakan persamaan fungsi
E i : frekuensi ekspektasi ke i semi-logaritmik antara Ln Y dengan X dan
d. Daerah Kritik merupakan persamaan garis lurus dengan
kemiringan β1 dan memotong sumbu LnYi di Ln β0.
Untuk menyederhanakan penyelesaian persamaan

60 Program Studi Statistika FMIPA Universitas Mulawarman


Jurnal EKSPONENSIAL Volume 6, Nomor 1, Mei 2015 ISSN 2085-7829

tersebut, maka dilakukan permisalan sebagai pembangunan nasional. Dengan melihat


berikut: pertumbuhan penduduk setiap periode, kita dapat
ˆB
Pi  A ˆX  e (26) memperkirakan bagaimana jumlah penduduk pada
i i

Dimana: waktu yang akan datang (Mantra, 2000).


Pi= Ln Yi  = Ln β0 Jumlah Kelahiran
Xi = X i B̂ = β1 Fertilitas (kelahiran) adalah salah satu istilah
ei  Ln i yang digunakan di dalam bidang demografi untuk
Karena dari persamaan (26) identik dengan menggambarkan jumlah anak-anak yang benar-
persamaan (1) maka untuk untuk mencari estimasi benar dilahirkan hidup. Atau dengan kata lain
koefisien A dan B adalah sebagai berikut fertilitas adalah jumlah suatu ukuran yang
Berdasarkan persamaan (3) sampai dengan diterapkan untuk mengukur hasil reproduksi dari
persamaan (6) dilakukan dengan cara yang sama, wanita yang diperoleh dari data statistika kelahiran
maka akan di bentuk persamaan yang sudah dibagi anak. Fertilitas atau kelahiran merupakan salah satu
dengan negatif dua yang menghasilkan persamaan: faktor penambah jumlah penduduk disamping

 
n migrasi masuk. Istilah fertilitas juga dapat diartikan
P  A ˆ BˆX  0 (27)
i 1
i i sebagai kemampuan seorang wanita untuk
menghasilkan kelahiran hidup. Kelahiran bayi
P 
n

X
i 1
i i
ˆ B
 A ˆX  0
i
(28)
membawa konsekuensi pemenuhan kebutuhan
tumbuh kembang bayi tersebut, termasuk
Dengan menjabarkan sistem persamaan (27) dan
pemenuhan gizi, kecukupan kalori dan perawatan
(28) akan diperoleh sistem persamaan berikut:
n n
kesehatan. Pada gilirannya, bayi ini akan tumbuh

i 1
P  nA
i
ˆB ˆ X  i 1
i
(29) menjadi anak usia sekolah yang menuntut
pendidikan, lalu masuk angkatan kerja dan
n n n

X
i 1
i
ˆ
Pi  A  X i  Bˆ  X i2
i 1 i 1
(30) menuntut pekerjaan. Bayi perempuan akan tumbuh
menjadi remaja perempuan dan perempuan usia
Dengan metode eliminasi dan substitusi penjelasan subur yang akan menikah dan melahirkan bayi.
dari sistem persamaan (29) dan (30), dimana
Metodologi Penelitian
pemisalan Pi akan diubah menjadi Ln Yi adalah
Data yang digunakan dalam penelitian ini
sebagai berikut:
adalah data jumlah penduduk dan kelahiran di
 n   n  n 
n  X i  LnYi     X i   LnYi  Kalimantan Timur pada tahun 1992-2013 yang
Bˆ     i 1  i 1 
i 1 bersumber dari Badan Pusat Statistik Provinsi
2
(31)
 n 2   n  Kalimantan Timur. Terdapat dua macam variabel
n  X i     X i 
 i 1   i 1  penelitian yaitu variabel bebas dan terikat. Variabel
 n  n
terikat (Y) dalam penelitian ini adalah Data Jumlah
2  n  n 
  LnYi   X i     X i   X i  LnYi  (32) Penduduk di Kalimantan Timur dan variabel bebas
Aˆ   i 1  i 1   i 1  i  1  (X) adalah Data Kelahiran di Kalimantan Timur.
2
n
 n

n( X i2 )    X i  Hasil dan Pembahasan
i 1  i 1 
Berdasarkan data jumlah penduduk dan
(Wibowo, 2001) kelahiran di Kalimantan Timur pada Tahun 1992
Jumlah Penduduk sampai dengan 2013, dilakukan analisis deskriptif,
Jumlah penduduk suatu negara misalnya transformasi dan analisis regresi eksponensial
Indonesia, atau penduduk di suatu wilayah selalu
mengalami perubahan dari waktu ke waktu karena Tabel 1 Analisis Deskriptif Jumlah Penduduk dan
pertumbuhan penduduk pada wilayah tersebut. Kelahiran
Pengendalian jumlah penduduk perlu dilakukan Jumlah Penduduk Kelahiran
oleh pemerintah, supaya negara dapat membuat Rata-rata 2,5293 4,6136
perencanaan pembangunan yang baik. Salah satu Minimum 1,0345 2,12
Maksimum 3,9276 9,02
tahapan dalam pengendalian jumlah penduduk
Total 55,6453 101,50
adalah harus diawali dengan mengetahui jumlah
dan pertumbuhan penduduk. Informasi tentang Berdasarkan Tabel 1 terlihat bahwa minimum
jumlah dan pertumbuhan penduduk di suatu dari kelahiran yaitu 2.120 jiwa, sedangkan untuk
wilayah tentu sangat diperlukan untuk merancang maksimum untuk kelahiran adalah 9.020 jiwa. Pada
pembangunan. Bertambahnya jumlah penduduk jumlah penduduk nilai minimumnya adalah
berakibat pada menjadi semakin sempitnya 1.034.500 jiwa, lalu nilai maksimum dari jumlah
kesempatan memperoleh pekerjaan. Keadaan penduduk adalah 3.927.600 jiwa. Rata-rata untuk
tersebut dapat memicu terjadinya kemiskinan. kelahiran yaitu 4.613.600 jiwa, sedangkan untuk
Informasi tentang jumlah dan pertumbuhan jumlah penduduk rata-ratanya sebesar 2.529.300
penduduk Indonesia secara menyeluruh sangat jiwa. Kemudian untuk total seluruh kelahiran
diperlukan untuk menetapkan prioritas

Program Studi Statistika FMIPA Universitas Mulawarman 61


Jurnal EKSPONENSIAL Volume 6, Nomor 1, Mei 2015 ISSN 2085-7829

adalah 101.500 jiwa dan jumlah penduduk adalah Estimasi Model Regresi dengan Metode
55.645.300 jiwa. Ordinary Least Square
Adapun hasil estimasi model regresi ini dengan
Scatter Plot
menggunakan metode OLS akan dijelaskan pada
Tabel 3.
5 Tabel 3. Hasil Estimasi Model Regresi

Jumlah Penduduk (juta jiwa)


4 Sumber Variansi Koefisien
3 Konstan 1,509
2 Kelahiran -0,138

1 Berdasarkan Tabel 3. dapat diketahui nilai


0 estimasi model untuk parameter β0 = 1,509 dan
nilai estimasi model parameter β1 = -0,138.
10 Kelahiran5(ribu jiwa) 0
Sehingga dapat disimpulkan model estimasi regresi
dengan metode OLS adalah:
Gambar 1 Grafik Jumlah Penduduk dan Kelahiran
P = A + BX
Berdasarkan Gambar 1 dapat terlihat bahwa P = 1,509 – 0,138X
data jumlah penduduk meningkat searah dengan
Uji Simultan atau Uji Anava
turunnya kelahiran pada pada tahun 1992-2013,
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui
grafik yang terbentuk terlihat eksponensial. Bentuk
apakah variabel bebas mempunyai pengaruh yang
eksponensial ini termasuk dalam regresi non linier,
signifikan terhadap variabel terikat. Diketahui
maka ini akan memunculkan model eksponensial
bahwa nilai p-value sebesar (0,000) < α (0,05) atau
dimana modelnya dapat ditransformasikan untuk
Fhitung (235,31) > Ftabel(0,05;1;20) (4,351), maka H0
mendapatkan model linier.
ditolak. Sehingga dapat disimpulkan secara
Uji Keselarasan Jumlah Penduduk simultan variabel kelahiran berpengaruh terhadap
Tujuan uji keselarasan distribusi jumlah variabel jumlah penduduk.
penduduk adalah untuk mengetahui distribusi
Uji Parsial atau Uji t
jumlah penduduk di Kalimantan Timur pada tahun
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui
1992-2013 dengan Hipotesis awal (H0) yaitu Data
pengaruh dari masing-masing variabel bebas
jumlah penduduk berdistribusi eksponensial,
terhadap variabel terikat
sedangkan Hipotesis alternatifnya (H1) yaitu Data
jumlah penduduk tidak berdistribusi eksponensial. Tabel 5. Hasil Uji Parsial
Tingkat signifikan atau toleransi dalam Model thitung ttabel p-value
pengujian menggunakan α sebesar 5% sehingga
ditetapkan daerah kritis H0 diterima jika P-Value ≥ Konstanta 32,289 2,086 0,000
0,05 dan H0 ditolak jika P-Value < 0,05. Kelahiran -15,340 2,086 0,000
Statistik uji yang digunakan untuk menguji
distribusi jumlah penduduk yaitu menggunakan uji Berdasarkan Tabel 5. dengan α (0,05) dapat
Chi-Square yang hasil perhitungannya adalah diambil kesimpulan bahwa semua variabel bebas
diketahui bahwa nilai p-value sebesar (0,1677) > α berpengaruh terhadap variabel terikat.
(0,05) atau  2hitung (3,5708) <  2(0,05;21) (32,671), Uji Kenormalan Residual
maka H0 diterima. Sehingga dapat disimpulkan data Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui
jumlah penduduk berdistribusi eksponensial. apakah residual berdistribusi normal atau tidak.
Diketahui bahwa nilai p-value sebesar (0,763) > α
Transformasi Data
(0,05) atau JB (0,5407) <  2(0,05;21) (32,671), maka H0
Setelah diketahui bahwa data jumlah penduduk
berdistribusi eksponensial maka sebelum diterima. Sehingga dapat disimpulkan residual
melakukan estimasi model regresi eksponensial berdistribusi normal.
maka data jumlah penduduk terlebih dahulu Uji Autokorelasi
dilakukan transformasi. Transformasi dilakukan Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah
untuk variabel Y yang bertujuan membantu ada hubungan autokorelasi variabel bebas dengan
melinierkan kurva regresi eksponensial. Metode variabel terikat. Diketahui bahwa dengan α= 5%,
transformasi yang dipilih ialah transformasi untuk jumlah pengamatan 22 dan variabel bebas 1, maka
data jumlah penduduk dengan menggunakan Ln diperoleh nilai dL sebesar 1,239 dan dU sebesar
(Logaritma Natural). 1,429, sedangkan nilai dW sebesar 0,440. Karena
dU (1,429) < dW (1,508) < 4-dU (2,571) maka
dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah
otokorelasi.

62 Program Studi Statistika FMIPA Universitas Mulawarman


Jurnal EKSPONENSIAL Volume 6, Nomor 1, Mei 2015 ISSN 2085-7829

Uji Heteroskedastisitas 2. Ada pengaruh kelahiran terhadap jumlah


Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah penduduk di Kalimatan Timur pada Tahun
ada masalah heteroskedastisitas atau tidak dalam 1992-2013 berdasarkan model regresi
residual yang ada. Diketahui bahwa nilai p-value
Daftar Pustaka
sebesar (0,145) > α (0,05) atau  2 (3,861) <  2(0,05;21) Atmaja, Lukas Setia. 2009. Statistik untuk Bisnis
(32,671), maka H0 diterima. Sehingga dapat dan Ekonomi. CV. Andi Offset: Yogyakarta
disimpulkan tidak terjadi masalah Damanhuri, E. 1995. Statistika. FTSP-ITB:
heteroskedastisitas. Bandung
Draper, N.R & Smith, H. 1998. Applied Regression
Koefisien Determinasi
Analysis, Third Edition. John Wiley & Sons:
Koefisien determinasi menyatakan proporsi
Canada
keragaman pada variabel terikat yang mampu
Gujarati, Damodar. 2006. Dasar-Dasar
dijelaskan oleh variabel bebasnya
Ekonometrika. Erlangga: Jakarta
 LnY 
n 2

i  Yˆi Gujarati, Damodar. 1995. Ekonometrika Dasar.


R2 1 i 1 Erlangga: Jakarta
 LnY Y 
n
2 Mantra, Ida Bagus. 2000. Demografi Umum.
i
i 1 Pustaka Pelajar: Jakarta
R 2  0,922 Nawari. 2010. Analisis Regresi dengan Ms Excel
2007 dan SPSS 17. PT.Elex Media
Berdasarkan hasil perhitungan diatas dapat Komputindo: Jakarta
diketahui bahwa koefisien determinasi sebesar Sembiring, R.K. 1995. Analisis Regresi. ITB
0,922 berarti bahwa variasi jumlah penduduk Bandung: Bandung
dipengaruhi variabel kelahiran sebesar 92,2%, Sudjana, Prof. Dr. 2005. Metode Statistika. PT.
sedangkan sisanya 7,8% dipengaruhi oleh faktor Tarsito: Bandung
lain yang tidak diketahui. Sudjana, Prof. Dr. 2003. Teknik Analisis Regresi
Estimasi Model Regresi Eksponensial dan Korelasi. PT. Tarsito: Bandung
Setelah estimasi model yang pertama dilakukan Sugiyono, Prof. Dr. 2007. Statistika untuk
menunjukkan model regresi tersebut sudah linier, Penelitian. CV. Alfabeta: Bandung
maka akan dilakukan pengembalian model awal Supratno, J. 2000. Statistika: Teori dan Aplikasi.
yaitu model regresi eksponensial yang dimana Erlangga: Jakarta
semua pengujian telah dilakukan dan terpenuhi. Walpole, Ronald E. 1995. Pengantar Statistika. PT.
Berdasarkan Tabel 3. diperoleh estimasi model Gramedia Pustaka Utama: Jakarta
regresi eksponensial adalah sebagai berikut: Wibowo, Mardi. September 2001. Pemodelan
ˆ ˆ ˆ Statistik Hubungan Debit dan Kandungan
eP  e A BX Sedimen Sungai. Jurnal Teknologi
ˆ ˆ ˆ
e LnY  e Ln 0  1 X Lingkungan Volume 2, No. 3
ˆ
e LnY  e1,509  e 0,138 X
Yˆ  4,522  e 0,138 X
dimana:
Y : Jumlah Penduduk (juta jiwa)
X : Kelahiran (ribu jiwa)
Jika ada kelahiran dianggap konstan (tetap)
yakni 0 jiwa maka jumlah penduduk sebesar
4.522.000 jiwa. Namun, jika ada kelahiran
bertambah 1 ribu jiwa, maka akan meningkatkan
jumlah penduduk di Kalimantan Timur sebesar
871.098 jiwa – pertahun.

Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan
maka disimpulkan:
1. Model regresi eksponensial yang menyatakan
hubungan antara kelahiran (X) dengan jumlah
penduduk (X) adalah Yˆ  4,522  e 0,138 X

Program Studi Statistika FMIPA Universitas Mulawarman 63


Jurnal EKSPONENSIAL Volume 6, Nomor 1, Mei 2015 ISSN 2085-7829

64 Program Studi Statistika FMIPA Universitas Mulawarman

Das könnte Ihnen auch gefallen