Sie sind auf Seite 1von 17

Pemanfaatan Instagram oleh Komunitas Wisata Grobogan 127

PEMANFAATAN INSTAGRAM OLEH KOMUNITAS WISATA GROBOGAN


DALAM MEMPROMOSIKAN POTENSI PARIWISATA DAERAH

Wenday Dwi Novi Kurniawati


Program Studi Ilmu Komunikasi
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Email : wendaydwik@gmail.com

ABSTRACT
The existence of online community in the field of tourism through social media constructs
the new form of developing and operating tourism sector. Social media is used for means of
spreading information, communication and promotion. Promoting tourism potential can be
carried out easily by these online community. one example of online community in the field
of tourism is wisata grobogan community. the objective of this research is to describe the use
of instagram done by wisata grobogan community in promoting potential of areas tourism.
This research applies qualitative descriptive method. The object of the research is the account
of @wisatagrobogan whis is used to promote the potential of areas tourism. Data is collected
using semi-structured interview technique.Data analysis method used in this research uses
triangulation. The results showed that in the promotion of the tourism potential of the area
may go well and smoothly through the four stages, namely the presence of communicators,
messaging, media and communicant. And the use of social media Instagram provides many
benefits and advantages for Grobogan travel community in promoting the tourism potential of
the area. Some of these benefits, among others, can easily disseminate travel information, and
can attract the attention of other users more widely supported also by the use of features that
are owned Instagram.

Keywords: photography,tourism communication, online community,social media,Instagram,


promotion

A. PENDAHULUAN Media sosial penggunaannya dirasa


mudah, hemat biaya dan efektif dalam
Sebelumnya sudah banyak cara yang
pemasaran pariwisata bagi suatu daerah,
dipakai dalam memajukan pariwisata,
maka hal tersebut yang membuat media sosial
misalnya menggunakan promosi di TV, iklan,
semakin diminati untuk sarana komunikasi dan
brosur, dan pameran. Promosi pariwisata
promosi (Gohil, 2015). Selain itu penggunaan
melalui media sosial bisa dikatakan sebagai
media sosial juga dapat dimanfaatkan untuk
cara yang tergolong baru dan berdampak
mengekspresikan pengalaman melalui foto
besar juga dalam mendorong mobilitas
maupun video bisa dalam bentuk komentar
wisatawan (Fatanti & Suyadnya, 2015). Dengan
sebagai bentuk interaksi tidak hanya dengan
menggunakan media sosial wisatawan atau
keluarga tetapi juga bisa dengan orang lain.
konsumen dapat membagikan pengalaman
(Martínez, Berrozpe, & Lasarte, 2014).
mereka serta bisa juga digunakan sebagai
sumber dalam pencarian informasi mengenai Banyaknya masyarakat yang mulai
destinasi wisata (Gohil, 2015).Selain untuk melakukan pemesanan daring dapat
promosi pariwisata, media sosial juga bisa membuat industri pariwisata lebih makmur
menciptakan peluang bisnis. Facebook,Twitter, dan lebih efisisen dalam menjalankan
Instagram, merupakan beberapa contoh dari bisnis maupun memajukan destinasi
media sosial. Dimana penggunaannya harus pariwisata mereka. Teknologi daring
terhubung dengan jaringan internet. dapat dimanfaatkan sebagai sarana
128 Komuniti, Vol. VIII, No. 2, September 2016 p-ISSN: 2087-085X, e-ISSN: 2549-5623

untuk berkomunikasi, menginformasikan, virtual. Komunitas virtual merupakan suatu


bernegosiasi, dan mengurangi kesenjangan tempat berkumpulnya orang-orang yang
komunikasi tanpa terhambat oleh jarak dan ingin mencapai tujuan tertentu dalam mencari
waktu yang dapat menciptakan struktur baru peluang baru serta ingin menjalin hubungan
untuk pengembangan dan pengoperasian sosial dan ekonomi dengan orang lain (Wang,
pariwisata (Hasan, 2015). Dari fenomena Yu, & Fesenmaier, 2002).
tersebut menunjukan bahwa memang
Dalam penelitian ini peneliti tertarik
cara tercepat dan yang dapat diandalkan
dengan kegiatan komunitas wisata Grobogan
bagi wisatawan untuk mencapai pendirian
pada akun Instagram @wisatagrobogan.
pariwisata adalah dengan melalui internet.
Komunitas wisata Grobogan terbentuk dari
Penelitian yang telah dilakukan gabungan beberapa pengguna Instagram
sebelumnya menunjukan manfaat dari yang mencoba mencari peluang dalam
penggunaan media sosial. Penelitian dari mendorong dan mengembangkan potensi
Fantanti dan Suyadnya (2015) menunjukan pariwisata daerah yang belum dikelola
bagaimana Instagram membuat destinasi dengan baik oleh pemerintah melalui akunnya
merek pariwisata di Indonesia khususnya @wisatagrobogan.
di Bali dan Malang. Instagram berguna
Dalam upaya mempromosikan potensi
untuk mendorong promosi sebuah tempat
pariwisata, biasanya @wisatagrobogan
menjadi tujuan wisata. Adanya fasilitas
menggunakan foto dan video sebagai
dalam Instagram seperti fotografi, geo-
bahan promosi pariwisata yang tujuannya
tagging, geolocation,hashtag, dan suka
dapat menarik calon wisatawan. Tetapi
dapat mempermudah bagi pengguna
penggunaannya sebagian besar
atau wisatawan untuk mencari informasi
menggunakan foto dalam mempromosikan
tentang lokasi tujuan wisata. Semua fasilitas
potensi pariwisata daerah. Apalagi Instagram
yang ditawarkan oleh Instagram memiliki
menemukan bahwa penggunaan foto lebih
potensi untuk mendukung dan menciptakan
diminati karena dirasa menarik dibanding
destination brand, terutama di bidang
dengan penggunaan check-in (measure).
pariwisata. Pengguna berdasarkan media
Menurut Goodman (dalam Martínez et al.,
sosial atau User Generated Content (UGC)
2014) menyatakan bahwa media sosial
melalui media sosial dapat menciptakan minat
tersebut telah memberikan kontribusi untuk
terhadap produk dan tujuan. Seperti dalam
mengungkap pentingnya fotografi digital
penggunaan dikedua akun yang dimiliki oleh
sebagai sarana ekspresi dan komunikasi,
admin Bali dan admin Malang yang dijelaskan
tidak hanya di kalangan teman-teman dan
dengan melalui Instagramkeduanya memiliki
keluarga, tetapi juga pada orang asing.
potensi untuk melanjutkan, mengembangkan
Dengan digunakannya foto yang diambil
dan membuat gambar baru untuk tujuan
langsung dari tempat aslinya dalam suatu
pariwisata di Instagram.
tempat pariwisata dapat menjadikannya daya
Dengan adanya fenomena tersebut, tarik tersendiri bagi wisatawan.
membuka peluang besar bagi siapa saja
Untuk itu peneliti memilih Instagram
dalam menggunakan Instagram untuk sarana
dikarenakan media tersebut juga banyak
berkomunikasi dan juga bisa digunakan
digemari untuk berbagi foto dan video. Serta
sebagai sarana untuk mempromosikan
penulis memilih akun @wisatagrobogan
potensi pariwisata. Biasanya potensi pariwisata
dikarenakan akun tersebut milik komunitas
masih minim diperhatikan pemerintah. Atas
yang aktif dalam mempromosikan pariwisata
dasar itulah banyak bermunculan promosi-
daerah. Dalam upaya mempromosikan
promosi pariwisata yang dilakukan oleh satu
potensi pariwisata daerah, komunitas
atau dua orang, atau bahkan oleh komunitas.
selalu tidak terlepas dari penggunaan
Komunitas yang dimaksud disini adalah
media sosial Instagram serta dalam upaya
komunitas yang berkomunikasi melalui media
mempromosikan potensi pariwisata daerah
sosial yang biasa disebut sebagai komunitas
ini @wisatagrobogan melakukannya secara
Pemanfaatan Instagram oleh Komunitas Wisata Grobogan 129

sukarelatanpaadanyaikutcampurdanbantuan mempunyai layanan berbagi foto adalah


dari dinas. Hal tersebutlah yang mendorong Instagram. Instagram merupakan aplikasi
dan menarik untuk diteliti oleh peneliti. Maka yang juga menyediakan fitur seperti update
dilakukannya penelitian ini bertujuan untuk status, check-in, retweet, seperti pesan
mengetahui komunikasi pariwisata yang langsung, dan merekomendasikan bagi
dilakukan oleh komunitas wisata Grobogan pengguna untuk memperbarui informasi.
serta untuk dapat mengetahui bagaimana Instagram awalnya hanya digunakan sebagai
pemanfaatan Instagram oleh komunitas sarana untuk fotografi secara daring, sekarang
wisata Grobogan yang digunakan sebagai berubah sebagi penyedia informasi yang
sarana mempromosikan potensi pariwisata cepat, tepat dan akurat serta sebagai sarana
daerah khususnya di daerah Grobogan. untuk berpromosi, pemasaran, distribusi
baik untuk barang ataupun jasa (Hoffman &
Novak; Doolin et.al; & Sweeney dalam Fatanti
B. TELAAH PUSTAKA & Suyadnya, 2015).
Komunikasi Pariwisata Dalam Media Sosial Stepchenkova dan Zhan ( dalam Fatanti
Berbasis Fotografi & Suyadnya, 2015), menyatakan mengambil
Menurut Urry (dalam Liu, 2016) fotografi foto berarti media “menangkap” realitas.
menggambarkan bagaimana wisatawan Hal tersebut dapat menggambarkan ketika
membagikan pengalaman wisatamereka dan fenomena capture wisata dilakukan melalui
menggambarkan terjalinnya hubungan antara kamera ponsel mereka berarti mereka
pengalaman wisata dengan fotografi wisata. mencoba untuk mengirim kenyataan sebagai
Adanya fotografi yang dilakukan bukan hanya pesan untuk dirinya sendiri maupun untuk
memungkinkan mereka berbagi pengalaman orang lain terhadap pengalamannya sebagai
wisata tetapi juga bisa menghasilkan wisatawan. Telah banyak fenomena yang
dampak yang dramatis pada orang lain. muncul dimana wisatawan lebih percaya
Dimana menurut Tussyadiah dan Fesenmaier pada gambar/foto dan opini wisatawan lain
(dalamLiu, 2016) menyatakan bahwa hal dibandingkan dalam perusahaan wisata
tersebut juga dapat berfungsi sebagai yang sudah menyediakan informasi. Dalam
sumber informasi wisata bagi wisatawan lain konteks pariwisata, fotografi secara daring
yang ingin merencanakan perjalanan wisata menciptakan persepsi yang positif dari
mereka. wisatawan mengenai tujuan wisata.
Penggunaan gambar atau foto dijadikan Didalam penggunaan Instagramterdapat
hal yang menarik dalam komunikasi beberapa kemungkinan yang dapat
pariwisata.Gambar merupakan salah satu mempermudah kita, seperti:1) Instamazing,
dasar yang mendukung baik pada tingkat yang memungkinkan kita mencari
konsumsi maupun pada tingkat produksi. geolocations untuk melihat letak foto-foto
Fotografi dan media sosial menjadi teknologi terbaru, memungkinkan mencari pengguna
mediator dalam penciptaan dan difusi citra dan hashtag yang memberikan hasil kata
tujuan wisata. Akehurst (dalam Martínez pencarian baik untuk semua orang yang
et al., 2014), penggunaan gambar pada termasuk kata itu serta sejumlah foto dengan
media sosial kini menjadi salah satu alat masing-masing hashtag, 2) Findergram,
promosi tertinggi dalam bidang pariwisata. memungkinkan pencarian hashtag,
Hal tersebut diakibatkan karena menurut memberikan pilihan untuk menampilkan
McQuail (dalam Liu, 2016), pengguna tanpa gambar yang sedang diunggah mereka, hasil
sadar dipengaruhi oleh media yang mereka pencarian terbatas karena hanya menunjukan
gunakan.Sehingga keputusan wisatawan jumlah foto-fotoyang dikelompokan, 3)
dalam merencanakan perjalanan dapat WorldCam, untuk search engine foto
diubah dengan menggunakan situs umum geolocated tidak hanya di kota tetapi di
yaitu dengan media sosial. tempat-tempat tertentu di berbagai kota,
4)Webstagram, memungkinkan mencari
Salah satu contoh media sosial yang
130 Komuniti, Vol. VIII, No. 2, September 2016 p-ISSN: 2087-085X, e-ISSN: 2549-5623

hashtag dan kata kunci yaitu dengan atau tentang even sebagai penawaran
menemukan foto dimana kata itu muncul destinasi akan mempengaruhi permintaan
dalam beberapa cara atau yang lain, baik pariwisata. Adanya perpindahan tempat saat
sebagai hashtag (memberikan jumlah melakukan perjalanan wisata memungkinkan
total foto) atau hanya sebagian dari nama di tempat pariwisata tersebut pasti akan terjadi
pengguna dari judul foto, 5)Search Stagram, komunikasi antara pihak penduduk setempat
dengan mesin pencari dengan kata kunci dengan pihak pendatang atau wisatawan
dan hashtag dimana ia dapat menyarankan yang datang berkunjung ke tempat tersebut.
hashtag terkait, 6) Nitrogram, situs yang fokus
Komunikasi dalam pemasaran produk
pada menawarkan pengguna Instagram
pariwisata biasanya dapat dilakukan secara
kemungkinan menjaga kontrol dari aktivitas
tatap muka, dengan cara komunikasi antar
mereka dan interaksi dengan pengguna
pribadi dan dengan cara bermedia, seperti
lain. Menghasilkan statistik berdasarkan
yang dilakukan melalui media sosial dalam
jumlah foto diunggah, pada suka dan jumlah
Instagram misalnya. Biasanya komunikasi
komentar yang diterima (Martínez et al., 2014).
pariwisata melalui media sosial yang
Instagram telah unggul sebagai alat diarahkan pada tujuan promosi pariwisata
komunikasi dan alat pemasaran yang efektif bersifat membujuk wisatawan (Oktavia, 2015).
untuk menampilkan produk dengan deskripsi Paran media sosial sendiri sangat diperlukan
visual. Dilihat dari data penggunaan layanan untuk melakukan komunikasi kepada calon
statistik, terdapat 200 juta pengguna terdaftar, pembeli agar permintaannya dapat tercapai
foto yang telah diposting sejumlah 20 miliar, (Utama, 2014).
dan perharinya rata-rata foto yang diunggah
Melalui media sosial, orang dapat
berjumlah 60 juta. Dari hasil tersebut
berbagi gambar, komentar dll yang bisa
Instagram dianggap menjadi media sosial
digunakan untuk berbagi dengan keluarga,
yang paling populer untuk berbagi foto dan
teman dan bahkan bisa juga dengan
juga dapat digunakan untuk berinteraksi
orang asing (Martínez et al., 2014). Melalui
dengan teman,orang lain maupun brand di
media sosial pengguna lain juga bisa
seluruh dunia(Ara et al., 2014).
mengomentari publikasi, berbagi, memberi
Oleh karena itu, peran teknologi tag, menyebarkan gambar dan komentar
informasi dalam sarana distribusi, promosi mereka sendiri. Menurut Buhalis (dalam
dan koordinasi sangat penting. Penggunaan Bash, 2015), dengan adanya perkembangan
media sosial telah tumbuh menjadi salah satu teknologi internet menjadikan media sosial
cara yang paling efektif bagi wisatawan untuk sebagai sarana baru yang dimanfaatkan oleh
mencari informasi dan berbagi pengalaman organisasi dan wisatawan dalam mencari
bepergian (Cox et al;. Gretzel; Yoo & Gretzel tujuan wisata. Facebook, youtube, twitter, dan
dalam Gohil, 2015). Instagram merupakan beberapa contoh dari
media sosial dan bisa juga dikenal sebagai
Komunikasi Pariwisata Oleh Komunitas Web 2.0.
Daring
Tantangan dalam bisnis pariwisata adalah
Pariwisata merupakan suatu yang tuntutan penyediaan berbagai kegiatan dan
berkaitan dengan adanya orang asing fasilitas yang dapat memenuhi kebutuhan
yang tinggal di suatu tempat tapi tidak atau kegiatan wisatawan, memelihara dan
untuk menetap hanya untuk tujuan rekreasi, mengendalikan mutu layanan. Menurut
pengembangan pribadi dan mempelajari (Oktavia, 2015), komunikasi dalam kegiatan
keunikan suatu wisata (Oktavia, 2015). promosi produk pariwisata di bagi menjadi
Sedangkan dasar dari kegiatan promosi tiga bagian penting, yaitu:
ataupun pemasaran adalah komunikasi.
Komunikasi dimaksudkan terjadinya interaksi 1. Harus ada komunikator yang
berupa pertukaran informasi. Dalam konteks bertanggung jawab terhadap
pariwisata informasi tentang sebuah destinasi pemasaran produk yang dihasilkan
Pemanfaatan Instagram oleh Komunitas Wisata Grobogan 131

industri pariwisata di daerahnya. dalam industri pariwisata juga menciptakan


Mereka merumuskan berita (messages) peluang bisnis (baru). Komunitas daring ini
yang akan disampaikan pada calon terbentuk dari komunitas lokal yang berupaya
konsumen (receive) dalam perencanaan pengembangan potensi
2. Harus ada receiver yang akan menerima pariwisata melalui media sosial. Melalui
berita dari komunikator media sosial tersebut mampu digunakan
untuk melakukan gerakan perubahan.
3. Harus ada alat untuk menyampaikan
Dijelaskan oleh Astuti dalam (Ardella, 2015),
messege berupa chanel yang bertindak
bahwa para pengguna media sosial ini bisa
sebagai media saluran berita.
disebut sebagai produsen sekaligus sebagai
Dilihat dari fenomena sekarang ini, banyak konsumen dalam kegiatan saling bertukar
wisatawan yang menggunakan media sosial informasi.
berbasis internet untuk berkomunikasi dalam
Dibandingkan dengan media cetak,
upaya mencari tahu informasi mengenai
media sosial dipilih sebagai sarana komunikasi
pariwisata dan juga digunakan sebagi acuan
dan promosi yang paling banyak diminati
mereka dalam bepergian. Menurut (Fatanti
karena penggunaannya dirasa mudah,
& Suyadnya, 2015), adanya media sosial juga
hemat biaya, dan efektif dalam pemasaran
memberikan kesempatan bagi pengguna
pariwisata bagi suatu daerah (Gohil, 2015).
untuk berpartisipasi, mengembangkan
Pemanfaatan teknologi oleh komunitas
dan memperbarui informasi apapun. Hal
daring mempermudah dan mempercepat
tersebutlah yang memicu terbentuknya
jangkauan komunikasi dengan relasi ke
komunitas daring.
komunitas industri maupun wisatawan, baik
Komunitas daring/ virtual merupakan one to one, one to many, maupun many to
komunitas yang media dalam many, serta dapat membantu pelanggan
komununikasinya dilakukan melalui internet dengan baik dalam mempertahankan
yang cakupannya lebih luas dibanding relasi juga memfasilitasi adanya pertukaran
komunitas offline. Menurut para ahli sosiologi, informasi, ide produk, dan pelayanan untuk
sebuah komunitas memiliki empat ciri utama, memenuhi kebutuhan dan keinginan pasar
yaitu; adanya keanggotaan di dalamnya, (Hasan, 2015).
adanya saling mempengaruhi antara anggota
Adanya penyediaan informasi
satu dengan yang lainnya, adanya integrasi
mengenai pariwisata menjadikan komunitas
dan pemenuhan kebutuhan antar anggota
daringini semakin diminati oleh wisatawan.
dan adanya ikatan emosional. Jadi komunitas
Menurut (Hasan, 2015), Adanya Komunitas
adalah adanya kelompok orang yang
daringmenggunakan media sosial sebagai
memiliki identitas yang hampir sama dimana
sarana komunikasi dalam hal pariwisata
faktor lokasi tidak menjadi penghalang
disebabkan karena media sosial mempunyai
(Komputindo, 2008).
tiga power atau kelebihan dalam pemasaran:
Komunitas daring berperan dalam
1. Media sosial tidak komersial
memberikan informasi serta memfasilitasi
promosi pariwisata tehadap wisatawan(Hasan, Memungkinkan orang lebih mudah
2015). Untuk itu, banyak wisatawan yang untuk berhubungan dengan teman
beralih ke komunitas perjalanan daring untuk dan keluarga mereka, untuk membuat
memenuhi kegiatan yang berhubungan hubungan dengan orang lain dengan
dengan perjalanan mereka, mulai dari minat yang sama, dan untuk mendukung
mencari informasi wisata dan tips, membuat kegiatan sosial yang dilakukan komunitas
transaksi wisata, membina hubungan dengan daring.
orang-orang dari jauh, menemukan teman 2. Media sosial dapat melakukan yang
perjalanan, atau hanya bermain game untuk terbaik
tujuan hiburan.
Dapat dijadikan sebagai media untuk
Hadirnya komunitas daring yang bergerak kampanye yang paling populer dan
132 Komuniti, Vol. VIII, No. 2, September 2016 p-ISSN: 2087-085X, e-ISSN: 2549-5623

sukses dalam pemasaran melalui gerakan bisa jadi akan menjadi anggota berulang
sosial (social marketing), yang dirancang dari satu atau lebih dari komunitas ini, dan
agar masyarakat berkeinginan untuk dari waktu ke waktu akan beralih menjadikan
berbuat baik serta untuk terlibat dalam komunitas daring ini sumber informasi dan
membentu orang lain interaksi sosial.
3. Merek yang kuat memiliki kelebihan
dalam media sosial
C. METODE
Destinasi, resort, dan atraksi yang
mempunyai posisi merek yang jelas Metode yang digunakan dalam
cenderung akan bisa mengungguli penelitaian ini adalah deskriptif kualitatif.
merek lain dalam media sosial. Alasan peneliti menggunakan metode
tersebut dikarenakan peneliti berusaha untuk
Dalam bidang wisata, komunikasi yang mendiskripsikan dan memperoleh informasi-
dilakukan oleh komunitas daring menunjukan informasi mengenai fenomena atau peristiwa
respon positif dalam mempengaruhi secara sistematis secara apa adanya. Seperti
wisatawan baru dimana model tersebut pada fenomena pemanfaatan sosial media
menekankan efektivitas komunikasi bukan Instagram oleh komunitas yang dijadikan
efisiensi (Hasan, 2015).Pengembagan warisan sebagai sarana dalam memromosikan potensi
budaya lokal tergantung inisiatif masyarakat daerah. Menurut Mardalis (2006) dalam
setempat yang membentuk suatu komunitas melakukan penelitian maka peneliti dituntut
daring. untuk mengetahui dan menerapkan prinsip-
Suatu daerah biasanya mempunyai prinsip seperti penelitian perlu dirancang
potensi akan pariwisatanya. Apalagi dalam dan diarahkan guna memecahkan sesuatu
bidang ekonomi pariwisata mempunyai masalah tertentu, penelitian tekanannya
banyak manfaat seperti: dapat mendatangkan untuk mengembangkan generalisasi,
devisa bagi negara yang diperoleh dari prinsip-prinsip, serta teori-teori, berangka
wisatawan mancanegara, memperluas dan bermula pada masalah atau objek yang
lapangan kerja masyarakat, meningkatkan diteliti serta penelitian memerlukan observasi
pendapatan masyarakat terutama yang dan deskripsi yang akurat. Dengan kata
tinggal disekitar objek wisata,meningkatkan lain penelitian deskriptif bertujuan untuk
pendapatan asli daerah (PAD), antara lain memperoleh informasi-informasi mengenai
pendapatan yang berasal dari biaya karcis keadaan saat ini dan melihat kaitan antara
masuk, biaya parkir kendaraan dan yang variabel-variabel yang ada.
lainnya (Karyati, Mulyani, Rachmat, Junarti, & Objek dalam penelitian ini adalah akun
Sunarto, 2007). Instagram @wisatagrobogan. Untuk meneliti
Adanya komunitas daring yang bergerak objek penelitian tersebut, maka penting bagi
dalam bidang pariwisata telah semakin diakui peneliti untuk melakukan wawancara kepada
sebagai sumber informasi penting bagi para admin dari akun @wisatagrobogan sebagai
konsumen dan sebagai saluran pemasaran/ pihak yang bertanggung jawab dalam
promosi yang efektif bagi pemasar (Sciences, menjalankan akun tersebut serta wawancara
2008). Melihat fenomena tersebut dimana kepada pendiri komunitas, fotografer dan
wisatawan beralih menggunakan media anggota yang berperan aktif dalam komunitas.
daringdalam pemenuhan kebutuhan, untuk Serta tidak kalah penting juga melakukan
itu Kozinets (dalam Ballantine & Ballantine, observasi pada akun @wisatagrobogan itu
2016) menyatakan bahwa semakin lama sendiri.
pengguna internet melakukan kegiatan Wawancara yang dilakukan peneliti
daring, semakin besar kemungkinan untuk dalam penelitian ini adalah wawancara
tertarik pada kelompokdaringatau sejenisnya. mendalam dan wawancara semi terstruktur,
Sekali konsumen berinteraksi dengan orang dengan cara melakukan tanya jawab
lain secara daring, diasumsikan bahwa mereka mengenai satu topik yang telah ditentukan
Pemanfaatan Instagram oleh Komunitas Wisata Grobogan 133

untuk memperoleh hasil yang diinginkan menjadi beberapa kategori, sebagai berikut:
peneliti, serta penggunaan wawancara semi
terstruktur menurut (Herdiansyah, 2013), Komunikator
tepat digunakan dalam penelitian kualitatif Preece (dalam Wang, Yu, & Fesenmaier,
karena peneliti diberi kebebasan sebebas- 2002) menyatakan bahwa di dalam komunitas
bebasnya dalam bertanya dan memiliki daring keberadaan anggota merupakan
kebebasan dalam mengatur alur dan aset yang paling penting karena komunitas
setting wawancara. Sedangkan observasi itu terbentuk dengan adanya kesamaan
yang dilakukan oleh peneliti terhadap akun pehamanan maupun kebutuhan disemua
Instagram @wisatagrobogan dari postingan anggotanya. Daring disini berarti komunitas
periode bulan Oktober 2015 hingga Mei ini sosialisasi dan komunikasinya dilakukan
2016. Peneliti melakukan observasi pada tidak dengan bertatap muka secara langsung.
bulan-bulan tersebut dikarenakan pada Penggambaran komunitas daring tersebut
bulan-bulan tersebut terlihat dalam akun @ seperti dalam komunitas wisata Grobogan
wisatagrobogan banyak melakukan promosi dimana komunitas ini menggunakan media
melalui kegiatan yang diadakan oleh sosial sebagai sarana untuk berpromosi,
komunitas wisata Grobogan, baik kegiatan sosialisai dan berkomunikasi baik dengan
yang dilakukan secara online maupun pengguna lain maupun dengan anggota
offline yang bertujuan bukan hanya untuk komunitasnya sendiri.
meningkatkan dan mendorong eksistensi akun
Komunitas wisata ini mempunyai visi
@wisatagrobogan dalam mempromosikan
dan misi. Visi misi komunitas sendiri adalah
pariwisata daerah tetapi juga untuk menarik
yang pertama ingin memperkenalkan wisata
para pengguna Instagram lain agar mau
Grobogan itu saja terlebih dahulu, jadi
berpartisipasi ikut serta dalam kegiatan yang
mereka ingin Grobogan tidak dipandang
diadakan oleh komunitas. Dalam penelitian
sebelah mata dan supaya wisata disitu juga
ini, peneliti juga melakukan pengkatagorian
bisa ramai seperti daerah-daerah yang
data meliputi: proses promosi pariwisata dan
lain. Dari penjelasan visi misi oleh informan
penggunaan Instagram itu sendiri.
tersebut lah yang membuat orang lain tertarik
Selanjutnya untuk mengecek validitas untuk mau ikut bergabung dan berpartisipasi
data, yang peneliti lakukan ialah melakukan langsung mempromosikan potensi pariwisata
observasi terdahulu terhadap akun @ daerah Grobogan. Salah satu anggota aktif
wisatagrobogan kemudian melakukan komunitas yaitu Eko, dia mau bergabung
wawancara dengan tujuan sebagai pelengkap dalam komunitas wisata Grobogan. Eko
informasi yang berasal dari observasi. mengatakan:
Kemudian data yang telah didapatkan tersebut
“Alasannya sederhana mbak, karena saya
dikonfirmasi, dideskripsikan, dikategorikan
ini juga pecinta alam secara sukarela”-
mana pandangan yang sama, yang berbeda
(wawancara dengan Eko, tanggal 31 Juni
dan mana yang spesifik dari sumber-sumber
2016).
data tersebut. Terakhir, data dianalisis peneliti
hingga menghasilkan kesimpulan. Teknik Kegiatan komunitas daring ini tidak
analisis yang digunakan peneliti tersebut dapat terlepas dari penggunaan media sosial
adalah teknik analisis triangulasi sumber. dalam bertukar dan saling membagikan
informasi mengenai potensi pariwisata
daerah Grobogan dengan pengguna lain.
D. HASIL DAN PEMBAHASAN
Untuk dapat terlaksana dan tercapai tujuan
Adanya pemanfaatan media sosial komunitas, maka diperlukan koordinasi dan
Instagram sebagai sarana oleh komunitas komunikasi yang baik bagi pengguna lain
wisata Grobogan dalam mempromosikan maupun untuk anggota komunitas sendiri.
potensi pariwisata daerah, maka peneliti akan Penggunaan media sosial sendiri menurut
mendeskripsikan dan mengelompokan hasil infoman dapat mempermudah mereka
observasi dan wawancara yang telah dilakukan dalam berkomunikasi langsung walau tanpa
134 Komuniti, Vol. VIII, No. 2, September 2016 p-ISSN: 2087-085X, e-ISSN: 2549-5623

tatap muka secara langsung. Selain itu untuk cuma trik saja biar orang tertarik komen di
berkomunikasi dengan paraanggotanya pun situ” - (wawancara dengan Iyan, tanggal
juga sebagian besar dilakukan melalui media 25 Mei 2016).
sosial. Media sosial disini seperti Instagram
Dari keterangan informan tersebut
memang dapat digunakan untuk interaksi dua
sejalan seperti yang dikatakan oleh Bakhsi
arah secara langsung (Fatanti & Suyadnya,
dalam (Hiram, Winnie, Ernest, & Sally, 2015),
2015).
menjelaskan bahwa penggunaan gambar
Informan juga menjelaskan mereka juga lebih menarik dan efektif untuk menjalin
membuat grup khusus untuk para anggotanya komunikasi yang lebih luas dibandingkan
dalam berdiskusi mengenai kegiatan promosi dengan penggunaan kata-kata. Di dalam
yang akan dilakukan. Penggunaan grup Instagram sendiri memang merupakan media
tersebut dirasa sangat efektif dan maksimal sosial yang telah unggul dalam hal deskripsi
dalam berkomunikasi antara satu anggota visual berupa gambar dibandingkan dengan
dengan yang lain. Namun ada salah satu sosial media yang lain. Informan juga
informan yang mempunyai perbedaan menjelaskan dalam menyeleksi foto mereka
pendapat, seperti Iyan yang mengatakan: juga tidak harus bertemu, bisa langsung
dikirim secara daring.
“ saya juga ada grup, kalau grup
menurut saya juga nggak maksimal. Saya Adanya pernyataan tersebut menunjukan
mending kalau menghubungi itu one bahwa dengan media sosial mereka dapat
by one. Seumpama telepon juga saya menggunakannya dalam mengembangkan
langsung telepon jadi kayak gitu. Jadi ide, mengumpulkan bahan, bertukar informasi
saya nggakseneng grup itu kan kadang dan membujuk pengguna lain untuk mau ikut
bisa bikin pro krontra bisa bikin masalah”- terlibat dan berpartisipasi dengan komunitas
(wawancara dengan Iyan, tanggal 25 Mei wisata Grobogan.
2016)
Pesan
Selain itu, beberapa anggota komunitas
wisata Grobogan mempunyai kemampuan Melihat dari hasil observasi dan
fotografi. Agar pesan dalam foto yang wawancara dalam penggunaan Instagram
digunakan untuk mempromosikan potensi juga memainkan peran penting sebagai
pariwisata daerah selaras dan berimbang sumber informasi yang dipercaya oleh banyak
serta sesuai dengan tujuan komunitas orang. Jaringan internet banyak digunakan
maka ditunjuklah seorang admin akun oleh wisatawan untuk memperoleh informasi
@wisatagrobogan. Adminlah yang mengenai wisata, menjalin hubungan, berbagi
bertanggung jawab untuk memilih mana pengalaman dan juga bisa berbagi tujuan
yang akan diunggah dan mana yang tidak. ataupun semua produk yang berhubungan
Hal tersebut menurut informan dilakukan dengan pariwisata (Sciences, 2008). Seperti
agar bisa menarik perhatian pengguna lain. pemanfaatan media sosial berbasis internet
Jadi memang harus ada trik-trik tertentu yang yang dilakukan komunitas wisata Grobogan.
digunakan, dengan apa yang mereka unggah Dari hasil observasi dan wawancara maka
agar followernya cepat menjadi banyak dan dalam pengkatagorian pesan dibagi lagi
bagaimana orang mau juga berkomentar menjadi 2 bagian, antara lain:
dalam foto yang di unggah. Seperti yang 1. Foto
dikatakan Iyan selaku admin dan juga pendiri
Dengan adanya fotografi digital
komunitas yang mengatakan:
memungkinkan wisatawan selain bisa
“bagaimana orang itu bisa biar tertarik menyimpan sebagai referensi visual,
dengan yang kita unggah gimana kadang mereka juga bisa berbagi didalam media
saya bikin sesuatu yang kontroversial. sosial dan dapat mewujudkan representasi
Ketika gambar kita upload kita bikin sosial tertentu dalam sebuah gambar yang
editannya terlalu. Iya ada kan, sebenernya disebarkan hingga bisa juga memunculkan
Pemanfaatan Instagram oleh Komunitas Wisata Grobogan 135

umpan balik. Kekuatan foto sendiri juga bisa dua, tiga bahkan lebih. Yang pasti
bisa digunakan sebagai mediator teknologi setiap harinya @wisatagrobogan selalu
dalam penciptaan dan difusi citra tujuan mengunggah foto minimal satu. Hal tersebut
wisata (Martínez et al., 2014).Seperti yang dikarenakan kebanyakan orang cenderung
dilakukan oleh komunitas wisata Grobogan, mendukung dalam penggunaan gambar
dimana dalam penggunaan Instagram @ untuk mendapatkan fenomena yang bisa
wisatagrobogan biasanya pesan yang langsung disajikan dalam media jejaring
disampaikan komunitas salah satunya dengan daring dan dalam kehidupan nyata (Ara et al.,
menggunakan foto. Agar pesan dengan 2014).
melalui foto ini dapat menarik perhatian para
Dimana telah disimpulkan bahwa
pengguna Instagram lain Iyan mengatakan :
76,1% orang-orang memposting foto-
“Misalnya kalau dari gambar-gambar foto perjalanan mereka menggunakan
itu kan dari gambar kadang kan kondisi media sosisal seperti Instagram. Selain itu
di lingkungan misalnya kotor gitu ya, itu dalam penggunaan foto dalam Instagram
langsung tak ambil gambarnya gimana mencapai 1.265.080 foto yang diposting
reaksi mereka. Kadang kan banyak juga pengguna(Ara et al., 2014). Serta didukung
dari temen-temen melihat tak posting dengan Syed-Ahmad, Tussyadian dan
foto kotor itu mereka mengajak “ayo Fesenmi dier (dalam Martínez, Berrozpe, &
kita kapan bersih-bersih?” -(wawancara Lasarte, 2014) yang juga menunjukan bahwa
dengan Iyan, tanggal 25 Mei 2016). faktanya, kebanyakan wisatawan memang
lebih percaya gambar dan opini wisatawan
Jadi dari wawancara dengan Iyan di atas
lain dibandingkan dengan apa yang telah
menyebutkan bahwa dengan foto keadaan
disajikan perusahaan yang jelas ada pada
asli ditempat wisata dapat memunculkan
bidang wisata lainnya. Opini wisatawan lain
pesan tersendiri untuk dapat menarik
disini dari hasil observasi yang dilakukan
perhatian pengguna Instagram lain. Adanya
peneliti pada akun @wisatagrobogan juga
penggunaan foto yang dilakukan komunitas
tercantum dalam bentuk komentar-komentar
tersebut merupakan bentuk praktek baru
para wisatawan atau para pengguna lain yang
dalam kegiatan M-tourism (pariwisata mobile)
ada pada setiap foto yang diunggah admin
(Martínez et al., 2014).
pada Instagramnya tersebut.
Foto-foto yang diunggah menurut
Sehingga foto disini memang diutamakan
informan juga harus memiliki kriteria
oleh komunitas wisata Grobogan untuk dapat
tertentu agar pengguna lain tertarik. Untuk
dengan mudah menarik perhatian pengguna
memperoleh kriteria foto yang diinginkan
lain dan dirasa efektif untuk menunjukan
maka harus ada penyeleksian terhadap
keaadaan asli pada tempat wisata yang
foto-foto yang didapat. Seleksi foto tersebut
diubah dalam bentuk visual.
seperti: memilih foto-foto yang bagus,
tempat yang belum terekspos media, foto 2. Caption
yang diambil dari sudut yang berbeda walau
Sebagian besar dalam mengunggah
masih dalam satu tempat wisata dan tentunya
foto, komunitas wisata Grobogan juga
pada wisata-wisata yang baru yang belum
menyertakan caption pada setiap foto-foto
dikenal masyarakat luas. Kegiatan seleksi foto
unggahannya. Hasan (2015) mengatakan
ini menurut informan dilakukan oleh admin,
bahwa promosi merupakan kegiatan
namun disisi lain anggota yang lain juga
pemasaran yang tujuannya untuk menarik
bisa menyarankan foto yang mana yang bisa
perhatian wisatawan potensial ke destinasi
diusulkan kepada admin agar bisa diunggah.
wisata tertentu dan menikmati berbagai
Foto-foto yang diunggah dalam @ kegiatan yang di rancang dalam pariwista.
wisatagrobogan sendiri dari hasil observasi Disebutkan juga bahwa dalam berpromosi
menunjukan bahwa dalam setiap harinya juga mempunyai cara berbeda-beda,
untuk jumlah unggahannya tidak menentu, tergantung dimana akan berpromosi, daring
136 Komuniti, Vol. VIII, No. 2, September 2016 p-ISSN: 2087-085X, e-ISSN: 2549-5623

atau offline atau kombinasi keduanya. lomba maupun kopdar.


Dalam mempromosikan potensi Saluran
pariwisata daerah, Yayang menyatakan bahwa
bukan hanya foto saja yang digunakan untuk Komunitas wisata Grobogan disini
menarik perhatian pengguna Instagramlain, menggunakan Instagram sebagai saluran
melainkan juga didalam foto tersebut juga untuk mempromosikan potensi pariwisata
ada ajakan untuk ke tempat wisata serta ajakan daerah. Instagrammenurut informan
agar pengguna lain mau bergabung dalam merupakan media sosial yang saat ini lagi tren,
komunitas dan ikut berpartisipasi langsung booming dan banyak yang menggunakan.
dalam komunitas. Salah satu captionnya yaitu: Memang Instagram adalah aplikasi yang paling
populer yang menggabungkan smartphone
“Mari bergabung dengan wisata dengan kamera dan kemungkinan dapat akses
Grobogan dan menjadi bagian dalam konstan ke media sosial yang memungkinkan
aksinya”- (caption pada foto unggahan mudah untuk berbagi gambar dari kehidupan
tanggal 18 Januari 2016) masyarakat (Ara et al., 2014). Seperti yang
Bukan hanya itu saja penggunaan caption telah disebutkan Abbott et al (dalam Hiram et
yang dilakukan. Eko berkata: al., 2015) dimana pada tahun 2013 Instgram
digunakan oleh 100 juta orang dan foto yang
“Biasanya kalau di foto gitu selalu diunggah berjumlah kurang lebih 4 miliar.
diberi keterangan lengkap mbak, jadi Selain itu pada 2014 Smith (dalam Hiram et al.,
orang lebih mudah untuk mau pergi 2015) juga menunjukan data dimana adanya
ke tempatnya”- (wawancara dengan kenaikan pengguna Instagram berjumlah 75
informan 4, tanggal 30 Mei 2016). juta orang tiap harinya. dan jumlah foto yang
Jadi dari hasil wawancara yang diunggah juga meningkat menjadi 16 miliar.
dinyatakan Eko menunjukan bahwa caption Hal tersebut menunjukan bahwa Instagram
di sini juga berisikan mengenai informasi semakin diminati oleh banyak orang.
lengkap mengenai lokasi tempat wisatanya. Selain itu seperti yang ditunjukan oleh
Dari observasi yang dilakukan peneliti Iyan dimana ia juga telah membuktikan
juga menjunjukan adanya caption yang sebelumnya dahulu sudah punya akun
menginformasikan keterangan lokasi lengkap Instagram tapi peminatnya sedikit, sedangkan
foto, seperti salah satu contohnya yaitu: sekarang ia memasang Instagram lagi dan
membuat akun lagi di Instagram yaitu @
wisatagrobogan peminatnya banyak serta
mendapatkan respon cepat dari pengguna
lain. Sebenarnya banyak media sosial yang
mereka pakai, tetapi Yayang mengatakan:
“Tapi menurutku malah efektif di
Instagram. Instagram efektif, fanspage
juga. Tapi tak lihat juga banyak, kok tau
Gambar1.1 (caption pada foto unggahan acara ini dari mana pasti kebanyakan
tanggal 29 Desember 2015) dari Instagram gitu.Followernya banyak”-
(wawancara dengan Yayang, 31 Mei
Caption foto disini menurut informan 2016).
digunakan bukan hanya untuk itu saja. Caption Memang menurut informan lainnya juga
foto juga dibuat terkadang untuk menyatakan menyatakan bahwa Instagram dianggap
ucapan selamat kepada pengguna lain yang media yang paling efektif yang digunakan
fotonya direpost dan juga untuk keterangan oleh komunitas wisata Grobogan ini. Sama
lengkap yang digunakan saat komunitas seperti menurut Abbott (dalam (Hiram et al.,
wisata Grobogan dalam menyebarkan 2015), yang menyatakan bahwa Instagram
informasi saat akan membuat berbagai acara, merupakan media yang efektif untuk
Pemanfaatan Instagram oleh Komunitas Wisata Grobogan 137

meningkatkan peluang bisnis maupun untuk menyebutkan bahwa #wisatagrobogan lah


eksistensi diri dengan menciptakan identitas. yang sering digunakan. Selain itu, hashtag-
Instagram mempunyai kelebihan seperti hashtag lain seperti #dolanpurwodadi
mempunyai fitur-fitur seperti: #exploreindonesia #wonderfullindonesia
#instapic #jatengeksis #indonesia dsb juga
1. Sharing
sering dicantumkan pada setiap mengunggah
Sharing disini ialah komunitas berbagi foto dalam @wisatagrobogan.
foto potensi pariwisata Grobogan dengan
Tujuan menggunggah foto dengan
memanfaatkan hashtag tujuannya agar
pemberian hashtag tersebut adalah agar
potensi pariwisata daerah Grobogan banyak
pengguna lain dapat dengan mudah
yang mengetahuinya. Seperti yang dikatakan
menemukan foto-foto. Sedangkan fungsi
oleh Eko:
hashtag memang sama seperti pernyataan
“kemungkinan Instagram itu kan popular (Sheldon & Bryant, 2016), dimana fitur hashtag
sebagai salah satu tempat sharing hasil (#) dalam Instagram ini berfungsi untuk
foto mbak”- (wawancara dengan Eko, 30 menandai foto-foto yang diunggah pengguna
Mei 2016) agar pengguna lain saat mencari dengan
Dari pernyataan Eko menunjukan hal kata kunci hashtag tersebut dapat dengan
yang sama seperti yang dinyatakan oleh mudah menemukan foto yang kita unggah.
Frommer (dalam Sheldon & Bryant, 2016), Hal tersebut menunjukan bahwa hashtag
dimana Instagram merupakan media daring merupakan fasilitas penting dalam Instagram
yang lebih berfokus pada konteks foto dan dimana dapat memfasilitasi pengguna untuk
video, sehingga memungkinkan pengguna mendukung dalam penyebaran foto ke
Instagram bisa menyebar atau mengambil pengguna Instagram lain. Selain itu fungsi
foto maupun video yang telah di unggahnya hashtag juga bisa untuk pengelompokan
sendiri maupun yang telah diunggah dalam konten wisata, untuk pencarian konten
pengguna lain. perjalanan, dapat memperluas postingan
pariwisata serta dapat juga digunakan untuk
Selain itu didalam unggahan foto mempromosikan produk pariwisata. Fungsi-
tersebut dari hasil observasi yang dilakukan fungsi tersebut menunjukan Instagram
juga terdapat komentar yang isinya dimana memberikan kekuatan yang bisa dimanfaatkan
@wisatagrobogan saling berbagi informasi sebagai media promosi kontemporer (Fatanti
dengan pengguna Instagram lain. Seperti & Suyadnya, 2015).
contoh berbagi informasi mengenai potensi
pariwisata baru, informasi mengenai letak 3. Repost
lokasi wisata danmengenai informasi kegiatan Mengenai repost foto, biasanya ini
offline yang diadakan komunitas. Hal tersebut juga berkaitan dengan penggunaan
menunjukan penggunaan media ini bisa #wisatagrobogan. Iyan mengatakan:
untuk berinteraksi dengan orang lain (Hiram
“jadi kalau temen-temenpengen di repost
et al., 2015).
harus pakai hashtag itu”- (wawancara
Sehingga sharing disini dilakukan dengan dengan Iyan, tanggal 25 Mei 2016)
tujuan untuk saling berbagi informasi antara
Intidaripenggunaanrepostyangdilakukan
satu dengan yang lain. Dan komunitas wisata
menurut informan ialah fungsinya sama yaitu
Grobogan disini mencoba menyediakan
untuk promosi. Jika pengguna Instagram
informasi dengan melalui sharing terhadap
lain menggunakan #wisatagrobogan berarti
pengguna lain yang berguna sebagai
hal tersebut menunjukan bahwa pengguna
referensi mereka sebelum melakukan
Instagram lain tersebut sudah pernah
perjalanan wisata.
kesana. Dengan adanya hashtag tersebut
2. Hashtag (#) keuntungannya orang menjadi lebih banyak
Hashtag di sini juga sering digunakan. mengetahui wisata-wisata yang ada di
Dari hasil observasi dan wawancara infoman Grobogan. Dan juga dalam melakukan repost
138 Komuniti, Vol. VIII, No. 2, September 2016 p-ISSN: 2087-085X, e-ISSN: 2549-5623

foto Eko berkata: melalui Findergram memungkinkan pencarian


hashtag, yang juga memberikan pilihan
“Itu terkadang dari kita wisata Grobogan
dalam menampilkan gambar yang sedang
belum sempat datang ke lokasi akhirnya
diunggah mereka secara real-waktu. Namun
untuk mempromosikannya kita ngambil-
pencarian hashtag disini lebih terbatas,karena
ngambil foto dari akun lain yang juga
hanya menampilkan foto yang menggunakan
mendukung wisata Grobogan tersebut”
hashtag tertentu yang fungsinya juga bisa
-(wawancara dengan Eko, tanggal 30 Mei
untuk pengelompokan foto-foto.
2016).
5. WorldCam
Dari hasil wawancara dengan Eko
tersebut menguatkan pendapat dari Untuk penggunaan WorldCam sendiri
informan lainnya dimana repost foto bisa juga dalam @wisatagrobogan dari hasil observasi
digunakan untuk menunjukan potensi wisata sering dicantumkan pencarian umum
yang belum pernah dikunjungi atau diketahui dengan menggunakan beberapa hashtag
komunitas dapat dipromosikan kembali seperti #indonesia #wonderfullindonesia
dengan menyebarluaskan kembali melalui #jatengeksis dsb. Menurut semua informan
akun @wisatagrobogan dengan merepost keuntungan menggunakan hashtag umum
pengguna lain yang memberikan tag pada @ tersebut dikarenakan hashtag-hashtag
wisatagrobogan. tersebut banyak yang menggunakan.
Sehingga bisa untuk memperkenalkan
Intinya repost disini digunakan untuk
Indonesia sendiri dalam cakupan yang lebih
menarik perhatian pengguna lain agar
luas lagi. Semakin banyak hashtag yang
mau melakukan tag foto dan memakai
dipakai dapat membuat semakin banyak
#wisatagrobogan yang akhirnya foto
followernya. Seperti salah satu informan
pengguna lain tersebut berkesempatan
tersebut yang mengatakan:
bisa direpost dalam @wisatagrobogan.
Hal tersebut seperti yang dikatakana oleh “kita memakai hashtag-hashtag itu biar
Fatanti & Suyadnya (2015) bahwa Instagram lebih dikenal, itu kan kalau memakai
memberikan kesempatan untuk tujuan wisata berbagai hashtag biasanya terkait
baru berdasarkan pengalaman individu dengan akun lain. jadi pengguna akun
sebelumnya. lain bisa melihat istilahnya gambar-
gambar dari uploadan kita sendiri sama
4. Findergram
bisa naikin follower”-(wawancara dengan
Penggunaan Findergram terkait dengan Eko, tanggal 30 Mei 2016).
penggunaan hashtag. Di dalam akun @
Pemanfaatan WorldCam tersebut bisa
wisatagrobogan Iyan mengatakan:
untuk seacrh engine untuk menemukan
“Iya memakai, ya kadang ada yang geolocated foto yang tidak hanya di kota
menandai dan kadang saya searching melainkan bisa pada tempat-tempat lain dari
melalui hashtag tersebut. Ada yang berbagai kota (Martínez et al., 2014).Dengan
masuk nggak”- (wawancara dengan Iyan, dipakainya worldcam ini maka seluruh orang
tanggal 25 Mei 2016) pengguna Instagram baik yang berasal di
Sehingga keuntungan dalam dalam Indonesia maupun yang tinggal di
menggunakan Findergram menurut informan luar negeri bisa menemukan unggahan foto
adalah gampang untuk menemukan foto. yang dilakukan komunitas wisata Grobogan
Foto disini yang di maksut adalah foto-foto tersebut.
yang memakai hashtag#wisatagrobogan 6. SearchStagram
dan foto tersebut akan berkesempatan untuk Penggunaan SearchStagram pada akun @
dipilih dan di repost ke @wisatagrobogan. wisatagrobogan terlihat dengan adanya akun
Keuntungan dalam menggunakan lain yang direkomendasikan oleh komunitas
Findergram tersebut sama seperti yang telah wisata Grobogan dalam akunnya seperti
dijabarkan oleh (Martínez et al., 2014) bahwa merekomendasikan akun @visitgrobogan
Pemanfaatan Instagram oleh Komunitas Wisata Grobogan 139

dan @persipurpurwodadi. Keuntungan sama dalam mempermudah bagi pengguna


menggunakan SearchStagram sendiri lain untuk menunjukan lokasi dimana foto itu
menurut informan hal tersebut istilahnya diambil langsung.
untuk saling membantu mempromosikan
Fitur tersebut memang digunakan
Grobogan, karena mereka sama-sama di
untuk menambahkan informasi lokasi foto
Grobogan dan memakai nama Grobogan.
diambil oleh pengguna. Jika pengaturan
Berbeda dengan Uul yang menyatakan
map foto diaktifkan maka secara otomatis
penggunaan seacrhstagram sendiri ia belum
akan melampirkan lokasi pada foto. Ketika
begitu mengetahuinya.
pengguna melampirkan lokasi tersebut maka
Ketika pengguna melakukan tag foto pengguna lain juga akan bisa melihat dimana
tersebut, maka Instagram secara otomatis anda mengambil foto yang anda unggah
mengaitkan tag foto tersebut langsung ke tersebut (Landsverk, 2014).
akun penggunanya. Bukan hanya itu saja,
Namun sayangnya penggunaan
bila pengguna lain melakukan pencarian
geolocation pada @wisatagrobogan tidak
melalui tag tersebut maka pengguna lain
disetiap foto ada. Penggunaan geolocation
juga langsung bisa melihat akun yang
yang mencantumkan letak lokasi wisata secara
dikaitkan bahkan bisa membuat pengguna
otomatis tidak sering digunakan karena
lain mengikuti akun tersebut juga (Landsverk,
menurut Iyan yang sekaligus menjadi admin
2014). Pernyataan lain juga dinyatakan oleh
menyatakan bahwa biasanya pada tempat-
(Martínez et al., 2014), bahwa penggunaan
tempat yang baru lokasi sulit ditemukan
seacrhstagaram memang dapat digunakan
melalui GPS. Karena juga penggunaan HP
dalam pencarian kata kunci dan hashtag
yang tidak mendukung.
serta di dalamnya juga menyarankan atau
merekomendasikan hashtag terkait. Komunikan
Sehingga dengan search stagram ini Komunikan disini dibagi menjadi 3
para pengguna lain bisa dengan mudah bagian untuk di diskripsikan secara rinci,
saling berkomunikasi dan saling membantu pembagiannya sebagai berikut:
satu sama lain untuk saling berpromosi dan
1. Follower
dapat memperkuat upaya mereka dalam
mempromosikan produk masing-masing Dari hasil observasi pada akun @
tanpa ada yang dirugikan namun yang ada wisatagrobogan terlihat jumlah followernya
saling menguntungkan satu sama lain. dari awal bulan Oktober, November 2015
yang hanya mencapai 6 ribu follower kini
7. Geolocation
pada bulan Mei 2016 meningkat menjadi 18
Geolocation digunakan baru-baru ini, ribufollower.
dari bulan Oktober 2015 sampai Mei 2016
penggunaan geolocation paling banyak
digunakan dari bulan April sampai Mei
2016. Sebelumnya geolocation juga sempat
dicantumkan, seperti pada bulan Februari
dan Maret 2015, namun penggunaannya
hanya dibeberapa foto saja tidak semuanya
memakai.
Untuk penggunaan geolocation sendiri
pengoperasian dan penggunaannya Gambar 1.2 (Tabel kenaikan follower)
dilakukan oleh admin yang bertanggung
jawab memegang akun Instagram komunitas. Dapat dilihat dalam tabel tersebut
Sebenarnya geolocation menurut Fatanti & menunjukan upaya mempromosikan potensi
Suyadnya (2015) bisa juga disebut sebagai pariwisata Grobogan melalui Instagram
geo-tagging yang mempunyai fasilitas yang mendapatkan respon dari pengguna. Dari
140 Komuniti, Vol. VIII, No. 2, September 2016 p-ISSN: 2087-085X, e-ISSN: 2549-5623

situ membuktikan banyak yang tertarik pada 2. Repost


akun @wisatagrobogan hingga mereka mau Repost foto menurut informan memang
mengikuti aktivitas @wisatagrobogan dan sengaja dilakukan untuk mendapatkan
mau menjadi followernya. perhatian dari pengguna lain. Repost foto
Hal tersebut terkait dengan adanya dari dilakukan agar pengguna lain terpacu untuk
awal Instagram diluncurkan pada Oktober mau berpartisipasi supaya mau membagikan
2010 mengalami peningkatan jumlah fotonya dengan komunitas wisata Grobogan
pengguna dan upload foto. Tercatat bahwa dengan cara mencamtumkan #wisatagroboan
pada 2013 hampir 46.000.000 pengguna dan meng tag @wisatagrobogan. Selain itu
aktif setiap bulan, 9 juta setiap hari, menurut informan juga menjelaskan bahwa dalam
App Data (dalam Martínez et al., 2014).Serta melakukan repost foto biasanya diseleksi
banyaknya follower dalam akun komunitas terlebih dahulu dan tidak asal di repost oleh
wisata juga menunjukan bahwa ketika admin. Hal tersebut dikarenakan banyaknya
seseorang dalam merencanakan perjalanan pengguna lain yang berpartisipasi ingin
biasanya mereka cenderung terlebih dahulu membagikannya di akun @wisatagrobogan.
melakukan pencarian informasi yang ekstentif Di lain sisi repost foto juga bermanfaat
terhadap lokasi wisata. Serta banyaknya untuk menambah informasi serta referensi
follower yang didapat juga merupakan salah baru terhadap potensi wisata yang belum
bukti bahwa komunitas daring memainkan sempat dikunjungi oleh komunitas. Seperti
peran penting dalam penyediaan sumber yang dikatakan oleh Eko mengenai alasan
informasi yang dapat dipercaya di pasar melalukan repost foto yaitu:
global yang dinamis (Sciences, 2008). “ Itu terkadang dari kita wisata Grobogan
Karena yang memegang akun @ belum sempat datang ke lokasi akhirnya
wisatagrobogan adalah admin dan untuk mempromosikannya kita ngambil-
hanya satu orang saja , maka yang paling ngambil foto dari akun lain yang juga
banyak mengetahui lalu lintas dalam @ mendukung wisata Grobogan tersebut”(
wisatagrobogan adalah admin. Mengenai wawancara dengan Eko, tanggal 30 Mei
follower, Iyan berpendapat: 2016).

“saya melihat kok dunia maya kan banyak Dijelaskan sebelumnya bahwa saat ini
kayak Instagram dll semua tak cobain fotografi dianggap sebagai alat yang sangat
responnya yang bagus yang mana gitu. ampuh untuk mengungkapkan perasaan dan
Saya bikin Instagram itu cepet banget, menceritakan tentang peristiwa kehidupan
jadi satu hari itu lebih dari seratus orang yang penting untuk sejumlah orang. Biasanya
follower itu lebih dari seratus oraang tiap fenomena sekarang ini terlihat foto memainkan
hari. Jadi ini cepet banget pokoknya. peran penting dalam mengabdikan moment
Sehari semalam itu kurang lebih seratus tertentu, bisa dari pengalaman perjalanan
orang” ( wawancara dengan informan 1, wisata ke objek wisata tertentu dan lain-lain.
tanggal 25 Mei 2016). Dengan repost foto ini menurut (Ara
Selain itu, dalam mempromosikan et al., 2014) memungkinkan kita untuk
potensi pariwisata daerah menurut semua megidentifikasikan praktik pengguna dan
informan tidak ada bidikan untuk orang- akibatnya, kumungkinan hal tersebut masuk
orang tertentu supaya datang berkunjung tren baru mengenai bagaimana orang
ke Grobogan. Hanya saja yang paling utama berinteraksi dan berbagi fotografi di era baru
targetnya ialah masyarakat Grobogan itu dari jaringan media sosial.
sendiri mau mencintai wisatanya, pertama itu 3. Feedback
dulu. Terutama untuk kalangan muda yang
biasanya aktif juga dalam menggunakan Mengenai Feedback antara komunitas
media sosial. dengan para pengguna Instagram lain
dapat dilihat pada akun @wisatagrobogan
dimana banyak terdapat pengguna lain
Pemanfaatan Instagram oleh Komunitas Wisata Grobogan 141

yang berkomunikasi dengan admin wisata sosial tersebut dipilih karena mempunyai
Grobogan melalui komentar-komentar pada banyak kelebihan dan banyak memberikan
setiap foto yang diunggah @wisatagrobogan. keuntungan. Komunikasi pariwisata oleh
Banyak komentar yang menunjukan mereka komunitas wisata Grobogan dilakukan
bangga terhadap potensi wisata yang telah melalui empat tahapan dengan adanya
diunggah oleh admin di @wisatagrobogan. komunikator yang di tunjuk sebagai penyebar
Hal tersebut menunjukan bahwa dalam informasi serta yang bertanggung jawab
Instagram juga bisa memungkinkan pada @wisatagrobogan, adanya pesan
komunikasi dua arah dapat berlangsung berupa informasi wisata yang disampaikan
(Fatanti & Suyadnya, 2015). dalam bentuk foto dan captionsebagai
pelengkap informasi foto, adanya saluran
Selain itu pada akun @wisatagrobogan
yaitu Instagram yang dipilih sebagai media
juga mencantumkan atau menyediakan
penyebar informasi wisata dan adanya
media sosial lain bagi para pengguna
komunikan dimana komunikan disini yang
Instagram lain yang ingin berkomunikasi
paling utama adalah masyarakat Grobogan
menanyakan seputar wisata Grobogan. Untuk
yang menjadi target sasaran komunitas. Selain
lebih jelasnya bisa juga menggunakan BBM,
itu komunitas wisata Grobogan lebih memilih
Line, WA dan juga di sediakan nomor admin.
Instagram dikarenakan dibanding dengan
Iyan juga menambahkan bahwa:
media konvensional, Instagram dalam
“ada juga yang dari luar negeri ada yang upaya mempromosikan pariwisata daerah
sering komen ada juga yang sering BBM lebih banyak mempunyai fitur yang dapat
an dari Malaysia juga sering tanya-tanya. dimanfaatkan. Fitur-fitur dalam Instagram
Jadi bisa memperkenalkan Indonesia berupasharing, hashtag, repost, findergram,
sendiri lebih luas lagi”- (wawancara worldcam, seacrhstagram, dan geolocation.
dengan informan 1, tanggal 25 Mei 2016) Dari beberapa fitur-fitur tersebut yang paling
Pernyataan Iyan tersebut terlihat bahwa utama dan yang paling bisa digunakan untuk
follower dari @wisatagrobogan sendiri menarik pengguna lain yaitu dengan sharing
berisikan bukan hanya masyarakat Grobogan foto dan repost foto, sedangkan fitur-fitur
melainkan masyarakat luar Indonesia pun yang lain digunakan sebagai pendukung
juga menjadi salah satu followernya. Adanya tambahan dalam mempromosikan potensi
pernyataan tersebut juga menunjukan pariwisata daerah.
dimana semua media sosial yang berbasis
internet memungkinkan antara satu orang
F. PERSANTUNAN
dengan ratusan orang bahkan ribuan orang
bisa berkomunikasi (Martínez et al., 2014) Peneliti ingin mengucapkan terimakasih
kepada banyak pihak yang telah membantu
dalam menyelesaikan penelitian ini.
E. PENUTUP Diantaranya kepada:
Komunikasi pariwisata yang dilakukan 1. Ibu Palupi, MA selaku pembimbing
oleh komunitas wisata Grobogan yaitu skripsi.
dengan dengan cara menyebarkan informasi 2. Keempat informan peneliti yang sudah
potensi wisata melalui Instagram. Media membantu penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Referensi dari Jurnal:


Ara, C. S., Paulo, L., Corrˆ, D., Paula, A., Prates, R. O., & Jr, W. M. (2014). It is not just a picture :
Revealing some user practices in Instagram, (May).
142 Komuniti, Vol. VIII, No. 2, September 2016 p-ISSN: 2087-085X, e-ISSN: 2549-5623

Ardella, A. M. P. (2015). Pemanfaatan Media Sosial Oleh Senyum Community Sebagai


Persuasi Cyber Social Enterprise. Journal UMS.
Ballantine, P., & Ballantine, P. W. (2016). Forming Parasocial Relationships in Online
Communities Forming Parasocial Relationships in Online Communities, (April).
Bash, E. (2015). Making Strategis in Destination Branding: What is the online tourism
promotional material saying abaut Portugal? PhD Proposal, 1(March 2013), 1–8. http://
doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
Cangara, H. (2006). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Djamarah, S. B. (2004). Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak dalam Keluarga. Jakarta: Rineka
Cipta.
Fatanti, M. N., & Suyadnya, I. W. (2015). Beyond User Gaze: How Instagram Creates Tourism
Destination Brand? Procedia - Social and Behavioral Sciences, 211, 1089–1095. http://
doi.org/10.1016/j.sbspro.2015.11.145
Gohil, N. (2015). Role and Impact of Social Media in Tourism : A Case Study on the Initiatives
of Madhya Pradesh State Tourism INTRODUCTION : REVIEW OF LITERATURE :, 5(4),
8–15.
Hasan, A. (2015). Tourism Marketing. Yogyakarta: CAPS (Center For Academic Publishing
Service).
Herdiansyah, H. (2013). Wawancara, Observasi dan Focus Group: Sebagai Instrumen
Penggalian Data Kualitatif. Jakarta: Rajawali Pers.
Hiram, T., Winnie, W. P. M., Ernest, C. de R., & Sally, L. Y. C. (2015). Beliefs about the Use of
Instagram : An Exploratory Study, (January).
Ismayanti. (2011). Pengantar Pariwisata. Jakarta: Grasindo.
Karyati, T., Mulyani, S., Rachmat, Junarti, & Sunarto. (2007). Pendidikan Lingkungan Budaya
Jakarta. Jakarta: Ganeca Exacf.
Komputindo, E.-M. (2008). Membangun Komunitas Online Praktisgratis. Jakarta: Elex Media
Komputindo.
Kume, T. (2015). The Effect of Father Involvement in Childcare on the Psychological Well-
being of Adolescents: A Cross-Cultural Study. ISSN 1839-7816 ~ VOL. 4, ISSUE 1, 38-
51.
Landsverk, K. H. (2014). The Instagram Handbook. London: PrimeHead Limited.
Liu, B. (2016). A Flash of Culinary Tourism : Understanding The Influences of Online Food
Photography on People ’ s Travel Planning Process on Flickr, (January 2013).
M. Liga Suryadana, V. O. (2015). Pengantar Pemasaran Pariwisata. Bandung: Alfabeta.
Mardalis. (2006). METODE PENELITIAN: Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Martínez, M. P. L., Berrozpe, T. I., & Lasarte, M. P. (2014). Image-focused social media for
a market analysis of tourism consumption. International Journal of Technology
Management, 64(1), 17. http://doi.org/10.1504/IJTM.2014.059234
Oktavia, M. L. (2015). Pengantar Pemasaran Pariwisata. Bandung: Alfabeta. Sciences, T.
(2008). Web 2 . 0 : A study of online travel community, 70–81. Retrieved from http://
dblp.uni-trier.de/db/conf/enter/enter2008.html#ChungB08
Sheldon, P., & Bryant, K. (2016). Instagram: Motives for its use and relationship to narcissism
and contextual age. Computers in Human Behavior, 58(May), 89–97. http://doi.
Pemanfaatan Instagram oleh Komunitas Wisata Grobogan 143

org/10.1016/j.chb.2015.12.059
Utama, I. G. (2014). Pengantar Industri Pariwisata: Tantangan & Peluang Bisnis Kreatif.
Yogyakarta: Deepublish.
Wang, Y., Yu, Q., & Fesenmaier, D. R. (2002). Defining the virtual tourist community:
Implications for tourism marketing. Tourism Management, 23(4), 407–417. http://doi.
org/10.1016/S0261-5177(01)00093-0

Das könnte Ihnen auch gefallen