Sie sind auf Seite 1von 13

PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG SEBAGAI SARANA PENDIDIKAN

KARAKTER INSAN PARIWISATA INDONESIA

Oleh : Rosita, S. S., M. A.


(Email: rosita1019@upi.edu

Abstract

Modernization of transport in the global era world allows people to travel to different
countries of different cultures and languages . Cross-cultural and language going on there .
The important thing is the role of foreign language in the world is determined by the role of
tourism in the cross-cultural and language . Related to that, foreign languages are taught in
vocational high schools and tourism majors in college . Japanese is one of the foreign
language that is taught to students and student tourism. This is certainly due to
considerations of the number of tourists from Japan after the fifth most tourists from Australia
, Singapore , Malaysia , and China . In Management Studies Program Resort & Leisure (
Prodi MRL ) , one of the courses of tourism under the auspices of the Faculty of Social
Sciences Education , UPI , the Japanese language is taught as an optional course in the
semester 2, 3 , and 4 as 2 credits per semester . With a total of 6 credits , the Japanese
language learning requires clear targets and careful planning . Additionally multidisciplinary
tourism and growing demand for student learning Japanese tourism is always up to date . In
this case , Prodi MRL makes monitoring activity on the job training as a means of evaluating
and updating targets and plan learning Japanese . The results of these evaluations bring new
ideas to direct learning towards character education for students , prospective human
Indonesian tourism .

Keywords: Japanese learning, character education, resort and leisure management

A. Pendahuluan
Perkembangan dunia pendidikan 133 negara yang mempelajari bahasa Jepang
Bahasa Jepang di Indonesia terbilang cukup di 13.639 institusi. Korea Selatan adalah
pesat. Hasil survei yang dilakukan oleh CBI negara dengan jumlah pembelajar bahasa
Education & Skills Survey tahun 2012 Jepang terbanyak, sekitar 30,6%. Diikuti
menyatakan terdapat sepuluh bahasa asing negara China sebanyak 23%, Australia
yang banyak dipelajari oleh orang Indonesia 12,3%, Indonesia 9,2%, Taiwan 6,4% dan
dan salah satunya bahasa Jepang. Menurut terakhir Amerika Serikat sebanyak 4%.
Cultural Affairs Agency di luar negara Berdasarkan hasil survey oleh The Japan
Jepang, terdapat hampir 2,98 juta orang di Foundation yang dilakukan secara rutin
setiap tiga tahun sekali, dinyatakan bahwa pariwisata. Tidak heran jika pada akhirnya
lebih dari 800.000 orang Indonesia saat ini pembelajaran Bahasa Jepang disekolah-
sedang belajar bahasa Jepang (Portal KBRI sekolah maupun jurusan kepariwisataan
pada 15 July 2013 (13:44)). Berkembangnya disamakan dengan pembelajaran Bahasa
jumlah pembelajar Bahasa Jepang di Jepang pada umumnya. Padahal dari tujuan
Indonesia dipengaruhi oleh maraknya pembelajaran dan jam belajar sudah jauh
budaya pop-culture Jepang, anime, manga berbeda dengan jurusan Bahasa Jepang.
(komik Jepang), dan kuliner Jepang. Data Hasilnya, Bahasa Jepang dasar menjadi sulit
dari survey The Japan Foundation juga dikuasai dan tujuan terkait pariwisatanya pun
menyebutkan bahwa sebelum 2003 hanya tidak tercapai.
ada 43 universitas di Indonesia yang
B. Problematika Pembelajaran Bahasa
membuka jurusan bahasa Jepang tetapi pada
Jepang di Prodi MRL
2004 meningkat menjadi 78 universitas, dan
Terdapat tiga program studi
setiap tahunnya mengalami peningkatan.
kepariwisataan di Universitas Pendidikan
Ditambah dengan mulai dijadikannya Bahasa
Indonesia, Bandung yaitu, 1) Program
Jepang sebagai mata pelajaran muatan lokal
Studi Manajemen Resort & Leisure
di beberapa Sekolah Menengah atas (SMA)
(MRL), 2) Program Studi Manajemen
juga Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Pemasaran Pariwisata (MPP), 3) Program
Pembelajaran Bahasa Jepang di Studi Manajemen Industri Katering
universitas-universitas yang ada di Indonesia (MIK). Ketiga program studi tersebut
sejauh ini memang lebih dititik-beratkan berada di bawah naungan Fakultas
pada pembelajaran linguistik dan sastra. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Namun dengan dipelajarinya juga Bahasa (FPIPS).
Jepang di jurusan atau pun program studi
Pada ketiga program studi tersebut
kepariwisataan, secara otomatis
diberikan mata kuliah bahasa asing sebagai
memperlebar kajian Bahasa Jepang ke arah
mata kuliah wajib pilihan selama 3 semester
kepariwisataan, khususnya perhotelan.
di semester 2, 3, dan 4, dan sebagai mata
Bahasa Jepang untuk lingkup khusus
kuliah pilihan saja selama 1 semester di
(Japanese for Specific Purpose) memang
semester 5. Artinya mahasiswa dapat
belum banyak dikaji, terutama untuk lingkup
memilih mata kuliah bahasa asing sesuai
kajian kepariwisataan. Belum ada buku ajar
minatnya. Di Prodi MRL dan MPP diberikan
dengan standar yang tepat untuk
pilihan bahasa asing Mandarin dan Jepang.
pembelajaran Bahasa Jepang untuk
Sedangkan di Prodi MIK diberikan pilihan
bahasa asing Prancis dan Jepang. Bahasa tahun 2007 yang memungkinkan akan
asing yang ditawarkan disesuaikan dengan adanya pertukaran pelajar yang mempelajari
bidang konsentrasi pembelajaran. bahasa Mandarin, dan motivasi mahasiswa
Pembelajaran di Prodi MRL dan MPP akan terutama yang sudah mempelajari bahasa
banyak berkaitan dengan wisatawan karena Jepang di tingkat SMA untuk mempelajari
itu ditawarkan kedua bahasa asing tersebut bahasa asing yang lain. Sedangkan faktor-
sesuai dengan asal negara wisatawan faktor yang menyebabkan peningkatan
mancanegara terbanyak di Indonesia. Di kembali jumlah mahasiswa yang belajar
Prodi MIK sendiri karena akan banyak Bahasa Jepang antara lain adalah motivasi
bersentuhan dengan dunia kuliner yang terbalik dengan angkatan sebelumnya
ditawarkan bahasa Prancis sebagai bahasa yaitu motivasi meneruskan kembali
asing negara pusat kuliner dunia dan Jepang mempelajari bahasa Jepang yang sudah
sebagai pusat kuliner asia. Pada intinya dapat dipelajari di tingkat SMA, tingkat kesulitan
dilihat bahwa bahasa Jepang menjadi bahasa huruf dan tata bahasa Mandarin yang
asing yang dipelajari pada ketiga program dianggap lebih tinggi, dan factor pengajar
studi kepariwisataan di UPI. serta metode pembelajaran yang mereka
ketahui dari senior. Faktor-faktor tersebut
Permasalahan pembelajaran bahasa
diketahui dari hasil wawancara dengan
Jepang pada penelitian kali ini hanya akan
mahasiswa yang akan mengontrak mata
dibatasi pada pembelajaran di Prodi MRL
kuliah di semester 2 saat bimbingan
saja. Hal ini dikarenakan peneliti telah
akademik.
mengajar lebih lama di prodi tersebut di
banding pada kedua prodi lainnya, yaitu Hal menarik dari fenomena di atas
selama 7 tahun lebih sejak 2006 sampai adalah adanya anggapan tingkat kesulitan
sekarang. Selama 7 tahun tersebut terjadi huruf dan tata bahasa Mandarin yang lebih
fluktuasi jumlah mahasiswa yang memilih tinggi sehingga mahasiswa lebih memilih
mata kuliah Bahasa Jepang. Dari tahun 2007 yang dianggap mudah yaitu bahasa Jepang.
sampai dengan 2009 jumlah mahasiswa Anggapan tersebut sebagian besar lahir dari
menurun namun naik kembali di tahun 2010 observasi mereka sendiri melalui percakapan
sampai 2013. Penurunan terjadi karena dengan senior yang telah memepelajari
beberapa faktor yaitu, tingginya jumlah bahasa asing tersebut terlebih dahulu.
wisman asal China di tahun-tahun tersebut, Anggapan ini tidak muncul pada mahasiswa
adanya beberapa kunjungan dari Universitas angkatan 2007 sampai angkatan 2009. Jika
di China untuk tujuan MOU dengan UPI di diamati ulang, sejak tahun 2009 mahasiswa
tidak lagi menggunakan buku teks Bahasa sebagian besar materi yang telah dipelajari.
Jepang yang ditulis dalam huruf Jepang Sehingga satu pertemuan saja tidak cukup
(Minna no Nihongo). Huruf Hiragana dan untuk mengulang kembali materi yang sudah
katakana hanya diperkenalkan di 4 sesi awal dipelajari tapi banyak dilupakan.
pertemuan dan selanjutnya pembelajaran
Mencermati hal tersebut, peneliti
bahasa Jepang dilakukan tanpa menuliskan
yang juga merupakan pengajar Bahasa
huruf Jepang tapi dengan menggunakan
Jepang di Prodi MRL mencoba untuk
huruf romawi saja. Dari segi tata bahasa
mengekstraksi kendala atau problematika
memang bahasa Jepang relatif lebih mudah
yang terjadi penyebab rendahnya
dibandingkan dengan bahasa Mandarin.
kemampuan bahasa Jepang mahasiswa Prodi
Asalkan mengikuti tata aturan pola kalimat
MRL. Dengan cara mengevaluasi setiap
yang ada bahasa Jepang dapat mudah
perkuliahan dan ujian yang dilaksanakan,
dipelajari karena tidak banyak tata bahasa
problematika di bawah ini juga diekstraksi
pengecualiannya.
berdasarkan hasil komparatif dengan
Namun sesungguhnya kemudahan kemampuan mahasiswa Prodi MRL yang
yang sudah ada itu hanya mampu mempelajari Bahasa Mandarin. Problematika
meningkatkan minat mempelajari Bahasa mendasar yang dapat teridentifikasi oleh
Jepang namun belum dapat meningkatkan peneliti adalah:
kemampuan bahasa Jepang mahasiswa Prodi
1. Kedudukan mata kuliah Bahasa Jepang
MRL, khususnya dalam kemampuan
sebagai mata kuliah pilihan
berbicara. Hal tersebut tampak pada setiap
2. Jumlah 2 sks selama 3 semester
pertemuan kuliah, hanya sebagian kecil
3. Keterkaitan dengan ilmu yang dipelajari
mahasiswa yang masih mengingat kosa-kata
mahasiswa relatif sedikit
serta pola kalimat yang telah dipelajari
Ketiga problematika mendasar di atas
minggu-minggu sebelumnya. Pada
diidentifikasi berpengaruh besar pada
pertemuan akhir sebelum UTS dan UAS
motivasi belajar dan peningkatan penguasaan
adalah pertemuan yang digunakan untuk
materi dan kemampuan berbicara mahasiswa
mengulang pelajaran-pelajaran lalu tanpa
Prodi MRL pada umumnya.
menambah kosa-kata atau pun pola kalimat
baru, dan diberikan latihan soal untuk 1. Kedudukan Mata Kuliah Bahasa
mengecek terlebih dahulu sejauh mana Jepang sebagai Mata Kuliah Pilihan
penguasaan materi yang mereka miliki. Sebagai mata kuliah pilihan artinya
Tampak mahasiswa sudah melupakan mata kuliah ini diambil sesuai minat
mahasiswa masing-masing. Namun SKS ini terbilang sangat minim. Untuk
dorongan minat ini tidak melulu datang dari memenuhi tuntutan tersebut pengajar harus
internal mahasiswa tapi juga dipengaruhi mampu memilih pola kalimat dan kosa-kata
oleh faktor-faktor eksternal seperti tingkat yang efektif digunakan dalam praktik-praktik
kesulitan, tugas yang dibebankan, pemberian di atas. Jadi tidak semua pola kalimat dasar
nilai, dan pendapat para senior. Pengetahuan dipelajari. Banyak tahapan pembelajaran
mengenai hal-hal tersebut bisa jadi dirasakan bahasa Jepang dasar yang harus dilompati
tidak sesuai ketika mahasiswa menjalani menyebabkan pemahaman tidak utuh.
perkuliahan sebenarnya. Dari sini terjadi
Selain itu, 2 SKS selama satu
turunnya motivasi bahkan keputusasaan
semester artinya satu kali pertemuan dalam
untuk berhenti. Motivasi yang turun sama
satu minggu. Sedangkan mempelajari bahasa
halnya seperti pada perkuliahan lain,
asing disamping belajar memerlukan banyak
mahasiswa akan jarang hadir. Tapi efek pada
latihan. Kesempatan berlatih di luar kelas
pembelajaran bahasa yang berjenjang akan
bagi mahasiswa Prodi MRL tergolong sulit
lebih berganda jika mahasiswa sendiri tidak
di dapatkan jika dibandingkan dengan
berusaha mengejar ketinggalan dengan
mahasiswa bahasa Jepang pada umumnya.
belajar. Jika ia tidak hadir pada pertemuan
Di luar kelas bahasa Jepang mahasiswa Prodi
sebelumnya tentu saja mahasiswa tidak dapat
MRL akan lebih fokus belajar hal-hal
serta merta dengan mudah mengikuti tahap
mengenai kepariwisataan. Jadi dapat
pembelajaran selanjutnya. Hal ini biasanya
dikatakan wajar jika mahasiswa kesulitan
mendorong pada keputusasaan untuk
mengingat materi yang sudah mereka
berhenti dan mengambil alternatif
pelajari.
mengulang mata kuliah bahasa asing yang
lain. 3. Keterkaitan dengan ilmu yang
dipelajari mahasiswa
2. Jumlah 2 SKS Selama 3 Semester
Seperti telah dipaparkan di atas
Jika dibandingkan dengan mata
bahwa mahasiswa Prodi MRL memiliki
kuliah lain di Prodi MRL, total 6 sks (2 SKS
sedikit kesempatan berinteraksi dengan
selama 3 semester) untuk satu mata kuliah
bahasa Jepang yang mereka pelajari.
dapat dikatakan relatif banyak. Namun
Kesempatan interaksi itu pun sulit dibangun
sebagai mata kuliah bahasa asing dengan
karena keterkaitan bahasa Jepang dengan
tuntutan kompetensi dapat berbicara terkait
ilmu yang dipelajari mahasiswa Prodi MRL
kepariwisataan seperti guiding, melayani
relatif tak terkait. Bukan dipaksakan, namun
tamu di hotel atau restoran, tentu jumlah
sebenarnya kepariwisataan terkait dengan
dunia hospitaliti, dan bahasa asing sebagai melihat dunia kerja yang akan dihadapi oleh
alat komunikasi merupakan bagian dari mahasiswa Prodi MRL. Jika memang dalam
dunia hospitaliti. Namun, aspek aspek kajian belum ada keterkaitan secara
kepariwisataan yang dikaji di Prodi MRL langsung kemampuan bahasa asing yang
lebih pada pengkajian aspek manajemen di diberikan pada mahasiswa setidaknya harus
bidang perencanaan, pengelolaan dan memiliki tujuan memberikan wawasan
pengembangan suatu destinasi wisata yang mengenai budaya internasional dan
bukan pada tingkatan operasional. Jadi kompetensi lebih terkait dunia kerja industri
tingkat keterkaitan dan kepentingannya kepariwisataan dan hospitaliti.
dalam pandangan mahasiswa memang relatif
Sebagai bentuk observasi dan
sangat rendah. Sehingga setiap tahunnya
evaluasi untuk menentukan kompetensi
meskipun hanya sekitar 15-20%, mahasiswa
Bahasa Jepang yang tepat untuk mahasiswa
yang sudah menyelesaikan semua mata
Prodi MRL, peneliti dalam hal ini
kuliahnya belum dapat mengikuti ujian
memanfaatkan kegiatan monitoring on the
sidang karena belum lulus mata kuliah
job training (OJT) ke lokasi-lokasi tempat
pilihan bahasa asing ini.
mahasiswa Prodi MRL melaksanakan
Dari identifikasi 3 problematika kegiatan OJT-nya. Kegiatan ini rutin
umum di atas, dirasa perlu adanya upaya- dilaksanakan setiap tahun pada sekitar bulan
upaya untuk meningkatkan motivasi belajar Oktober sampai Januari. Selain
mahasiswa, mengefektifkan jumlah memonitoring keberadaan dan kondisi
pertemuan yang minim, dan juga mahasiswa OJT, para dosen yang datang
meningkatkan tingkat keterkaitan dan langsung ke lokasi akan bertemu langsung
kepentingan pembelajaran Bahasa Jepang dengan pembimbing di lokasi tersebut.
untuk mahasiswa Prodi MRL. Upaya yang Pertemuan ini selain mendiskusikan
penting dilakukan dalam hal ini pertama kemampuan mahasiswa dalam pelaksanaan
adalah menentukan target pembelajaran. kegiatan OJT-nya juga terfokus pada
Kompetensi Bahasa Jepang yang bagaimana kesesuaian antara kurikulum yang diterapkan
yang harus dikuasai oleh mahasiswa Prodi dan berbagai kompetensi yang diberikan
MRL? Untuk menentukan kompetensi yang dengan kompetensi yang dibutuhkan di dunia
sesuai dengan tuntutan pembelajaran Bahasa kerja nyata di bidang kepariwisataan.
Jepang Pariwisata dan mengatasi
Lokasi OJT tahun 2013-2014
problematika yang ada diperlukan observasi
sebanyak 29 lokasi yang terdiri dari hotel,
dan evaluasi secara berkelanjutan dengan
resort, kementrian pariwisata, dan lembaga
terkait kepariwisataan lainnya. 8 lokasi dapat 6. The Trans B. inggris Berkomunika Baik
Bandung & si dalam
dikunjungi untuk monitoring secara Mandarin pelayanan
pada tamu
langsung, beberapa lokasi dimonitoring asing

melalui telepon. Dalam kegiatan monitoring 7. Angklung B. Inggris Berkomunika Baik


Udjo si dengan
tersebut ditanyakan pada pembimbing di wisatawan
asing
masing-masing lokasi yaitu para supervisor
8. Aston B. Inggris Berhadapan Cukup
maupun manajer HRD, mengenai: Primera dengan tamu baik
asing

1. Kemampuan bahasa asing yang 9. Novotel B. Inggris Melayani Baik


Bandung tamu asing
dibutuhkan
10. P2Par ITB Tidak Tidak perlu Tidak
2. Dalam hal apa kemampuan bahasa asing perlu Perlu

tersebut dibutuhkan 11. Garuda TV Tidak Tidak perlu Tidak


perlu perlu
3. Bagaimana kemampuan bahasa asing
12. Drajat Pass Tidak Tidak perlu Tidak
mahasiswa Prodi MRL Garut perlu perlu

Jawaban dari pertanyaan di atas dapat 13. Kemenparek Semua Menerjemahk Baik
raf bahasa an
dirangkum sebagai berikut: asing

14. KupuKupu B. Inggris Melayani Baik


Tabel 1 Jimbaran tamu asing namun
Hasil Monitoring Lokasi OJT perlu lebih
banyak
Nama komunikas
No 1 2 3
Lokasi i lisan

1. BanyanTree B. Inggris Berhadapan Perlu 15. Hard Rock B. Inggris Berkomunika Perlu
Bintan dengan tamu latihan Bali si dengan latihan
asing lisan tamu,
membaca dan
2. Nirwana B. Inggris Berhadapan Perlu menulis
Garden & dengan tamu pembiasaa dokumen,
Mandarin asing n peraturan,
SOP,dll
3. Holiday Inn B. Inggris Operasional Baik
Batam yang Dari tabel hasil monitoring di atas
berhubungan
langsung dapat diketahui bahwa kemampuan bahasa
dengan tamu
asing asing yang dianggap perlu oleh industri
4. Grand aston B. Inggris Berhadapan Perlu sebagian besar adalah Bahasa Inggris,
Medan & dengan tamu banyak
Mandarin asing latihan sebagian kecil Bahasa Mandarin dan bahasa
5. Hilton B. Inggris Semua aspek Cukup asing lain termasuk Jepang. Kemampuan
Bandung pekerjaan baik
karena berkomunikasi dalam bahasa Inggris secara
komunikasi
lewat tulisan lisan maupun tulisan dianggap perlu
hanya
menggunakan terutama jika pekerjaan yang dilakukan
B. Inggris
langsung berhadapan dengan tamu atau
wisatawan asing. Sedangkan Bahasa Jepang yang ada dan layak memang tujuan atau
dianggap perlu di lembaga kementrian target inilah yang sebaiknya terlebih dahulu
kaitannya dengan penerjemahan baik secara diprioritaskan.
lisan maupun tulisan. Namun kebutuhan
C. Pembelajaran Bahasa Jepang sebagai
dalam hal penerjemahan ini membutuhkan
Sarana Pendidikan Karakter
kompetensi bahasa Jepang tingkat lanjutan
Character education is the deliberate
bukan dasar, sehingga sulit bagi mahasiswa
effort to help people understand, care
Prodi MRL untuk memenuhinya.
about, and act upon core ethical values.
Jika keterkaitan antara kajian ilmu When we think about the kind of
dan dunia kerja terdapat kesenjangan jauh character we want for our children, it is
seperti ini pembelajaran Bahasa Jepang di clear that we want them to be able to
Prodi MRL menjadi kurang bermakna. judge what is right, care deeply about
Dipelajari kemudian terlupakan. Tentunya what is right, even in the face of pressure
tidak harus seperti ini. Dalam kegiatan from without and temptation from
monitoring OJT aspek kompetensi lain turut within.(Elkind & Sweet dalam Rohinah:
pula didiskusikan. Dari kebanyakan diskusi 2012)
dengan pihak lokasi OJT, mereka secara
Masih teringat dalam benak peneliti
tersurat menyatakan bahwasannya dunia
ketika menerima pelajaran Bahasa Jepang
kerja tidak menuntut para mahasiswa
pertama kali di universitas oleh almarhumah
memiliki kompetensi yang semestinya
Ibu Wiwi Martalogawa, salah satu dosen
dibutuhkan. Dunia industri hospitaliti
senior di Jurusan Bahasa dan Sastra Jepang
sejatinya lebih menitikberatkan pada
UNPAD waktu itu, beliau mengatakan pada
kemampuan seseorang untuk beradaptasi
kami selaku mahasiswa baru, J ka anda
dengan lingkungan pekerjaan, motivasi yang
akan mempelajari Bahasa Jepang, apakah
tinggi untuk belajar dan belajar. Attitude atau
anda tahu perbedaan antara orang Jepang dan
sikap positif lah yang sebenarnya
orang Indonesia? Lalu kebanyakan kami
dibutuhkan, keterampilan kerja yang lain
menjawab perbedaan itu secara fisik. Saat itu
bisa dipelajari dan dilatih. Sikap positif ini
almarhumah Ibu Wiwi memberikan
yang seharusnya dibentuk sedini mungkin
jawabannya setelah sebelumnya
oleh para mahasiswa di kampus, karena
menggelengkan kepala pada semua jawaban
sikap ini yang akan membawa kesuksesan
yang kami ajukan, perbedaannya adalah
mahasiswa di dunia kerja nyata. Jawaban
setelah anda-anda semua meninggalkan
inilah yang menjadi titik temu kesenjangan
ruangan ini. Saat itu kami semua mahasiswa
baru berkumpul di hall untuk mengikuti nglakoni (menyadari, menginsafi dan
tahapan-tahapan acara penerimaan melakukan). Dalam pemikiran Islam karakter
mahasiswa baru. Orang Jepang jika dapat dikaitkan dengan kondisi hati yang
berkumpul di ruangan seperti ini, sebelum iman dan ikhsan. Atau dalam ungkapan
dan setelah kegiatan ruangan sama bersih Aristotles karakter dibangun atas kebiasaan
dan rapihnya. Tapi begitu anda-anda keluar yang secara berkelanjutan diamalkan.
dari ruangan ini, makan sampah-sampah tisu
Tujuan pendidikan karakter itu
dan bekas makanan akan berserakan di
sendiri adalah untuk meningkatkan mutu
ruangan ini. Itu perbedaannya jawab beliau
proses dan hasil pendidikan yang mengarah
tegas.
pada pembentukan karakter dan akhlak mulia
Itulah salah satu bentuk pendidikan peserta didik. Melalui pendidikan karakter
karakter yang dapat dirasakan langsung oleh ini mereka diharapkan mampu secara
peneliti. Tidak memerlukan 2 SKS penuh mandiri meningkatkan dan menggunakan
untuk mengajari pentingnya kebersihan, pengetahuannya, mengkaji dan
perlunya membuang sampah pada menginternalisasikan serta
tempatnya, serta akibat-akibat yang mempersonalisasikan nilai-nilai karakter dan
ditimbulkan oleh sampah yang dibuang akhlak mulia sehingga terwujud dalam
sembarangan, bentuk pengenalan perbedaan perilaku sehari-hari (Mulyasa 2011).
budaya yang positif seperti yang dilakukan
Berdasarkan grand design yang
oleh almarhumah di atas dapat menjadi
dikembangkan Kemendiknas (2010), secara
bentuk pendidikan karakter yang efektif.
psikologis dan sosial cultural pembentukan
Pendidikan karakter sesungguhnya karakter dalam diri individu merupakan
adalah pendidikan moral atau akhlak yang fungsi dari seluruh potensi individu manusia
berpijak pada nilai-nilai moral universal. (kognitif, afektif, konatif, dan psikomotorik
Nilai perilaku dalam hubungannya dengan dalam konteks interaksi sosial kultural
Tuhan Yang Maha Esa, pribadi, sesama (dalam keluarga, sekolah, dan masyarakat)
mahluk, lingkungan dan bangsa yang muncul dan berlangsung sepanjang hayat.
dalam pikiran, perasaan, perilaku dan Bagaimana pengimplementasiannya?
perbuatan. Bersesuaian dengan hal tersebut Menurut Mulyasa (2011) pada umumnya
Ki Hajar Dewantara, Bapak Pendidikan pendidikan karakter menekankan pada
Indonesia pun menyatakan hal yang harus keteladanan, penciptaan lingkungan, dan
dilaksanakan dalam pendidikan karakter pembiasaan; melalui berbagai tugas
adalah yang dididik harus ngerti-ngroso- keilmuan dan kegiatan kondusif. Dengan
demikian apa yang dilihat, didengar, terjaga oleh tradisi. Sedangkan Indonesia
dirasakan dan dikerjakan oleh peserta didik merupakan negara berkembang yang sangat
dapat membentuk karakter mereka. heterogen dari sisi sosial maupun budayanya.
Persamaan dan perbedaan budaya ini
Menurut Endang Sumantri dalam
seharusnya dapat memberikan pemahaman
Rohinah (2012), dalam pendidikan karakter
yang mempengaruhi seluruh potensi individu
terdapat enam nilai etik utama seperti
mahasiswa baik kognitif, afektif, konatif, dan
tertuang dalam Deklarasi aspen yaitu: 1)
psikomotoriknya. Target ini yang belum
dapat dipercaya (trustworthy) seperti sifat
difokuskan betul pada pembelajaran Bahasa
jujur (honesty) dan integritas (integrity), 2)
Jepang khususnya di Prodi MRL sendiri.
memperlakukan orang lain dengan hormat
Lantas bagaimana mengimplementasikan
(treats people with respect), 3) bertanggung
target yang hendak dicapai ini? Tugas
jawab (responsible), 4) adil (fair), 5) kasih
keilmuan dan beberapa kegiatan kondusif
sayang (caring), 6) warga negara yang baik
yang dapat menggerakkan daya pikir, rasa,
(good citizen).
dan motivasi bertindak sesuai nilai-nilai
Mencermati sedikit penjelasan- moral dapat masuk dalam perencanaan
penjelasan di atas, sesungguhnya pembelajaran (Silabus dan SAP)
pembelajaran Bahasa Jepang di prodi pembelajaran Bahasa Jepang. Untuk Bahasa
kepariwisataan, khususnya Prodi MRL, Jepang dasar pada mata kuliah Pengantar
dapat menjadi sarana pendidikan karakter Bahasa Jepang Pariwisata di Prodi MRL
yang sangat efektif untuk melahirkan insan- peneliti memasukkan beberapa tugas dan
insan pariwisata Indonesia berkualitas baik kegiatan seperti di bawah ini:
keilmuannya maupun karakternya.
Tabel 2
Pembelajaran bahasa asing seharusnya Tugas dan Kegiatan Pembelajaran
terintegritas dengan pemahaman budaya Te Topik Tugas/ke Penjelasan Nilai yang
sang pemilik bahasa yang pada akhirnya mu giatan dipelajari

dapat membawa pembelajarnya memahami 1 Memperk - Memberik Memperla


enalkan an kukan
lebih dalam budaya yang ia miliki dan diri pemahama orang lain
n makna
budaya yang ia pelajari. Pembelajaran Perken dengan dengan
yoroshiku
alan saling onegai hormat
bahasa seperti inilah yang harus ada di memberi shimasu (treats
kepariwisataan. kan kartu - Mengenal people
nama kan with
budaya respect)
Jepang merupakan negara maju yang mementin
gkan
tetap memiliki budaya khas unik yang lawan
bicara/ora
ng lain Tarik daya wisata sebagai
dalam Wisata tarik yang tidak insane
berkomuni wisata sekedar pariwisata
kasi bersifat
sejarah yang baik
2 Praktek - Menanam kasih rekreatif
kan dan namun (good
memand sayang
budaya budaya edukatif citizen)
u tamu (caring)
sukarela di Jepang dan
ke
mengantar tanggung
Mengg tempat kan/mema jawab
unakan yang ndu saat (responsib
Kata dituju menunjuk
le)
Tunjuk kan
tempat/jal
8 Membuat - Memperke Keadilan
an
makalah nalkan (fair)
3 Presentas - Membuka warga
Hotel konsep salah satu
i Festifal- daya pikir negara model
Menye festival dan yang baik penginap
pengemba
butkan kreatifitas an
Budaya (good ngan
pelestarian tradision
tanggal di Jepang citizen) wisata
budaya al Jepang pedesaan
tradisi
dan
menjadi
daya tarik Indonesia
wisata
4 Belajar - Mengenal Integritas Delapan macam kegiatan dan tugas
membaca kan (integrity)
Menye budaya pembelajaran di atas dapat dikembangkan
jadwal dan
pengharga
butkan bis dan tanggung lebih jauh dalam pelaksanaannya. Tidak
an pada
waktu kereta di jawab
waktu hanya budaya positif Jepang terus menerus
Jepang - Memberi (responsib
pemahama le) yang harus kita usung, budaya lokal sendiri
n
ungkapan pun dapat diangkat sebagai pembanding
omatasesh
imashita untuk membuka lebih luas pandangan, daya
5 Praktek - Memberi jujur nalar, juga rasa memiliki dan cinta negeri
percakap pemahama (honesty)
Menye an n para mahasiswa. Misalnya pada kegiatan
butkan pentingny
penjual
harga
a budaya menonton video Nihon no Shiki, setelahnya
dan konfirmasi
pembeli dapat dilanjutkan dengan kegiatan diskusi
di toko
souvenir
singkat mengenai musim di Indonesia dan
bagaimana cara kita sebagai warga negara
6 Menonto - Membang kasih
n video kitkan sayang Indonesia yang baik dapat mengapresiasi
( Nihon no rasa cinta (caring)
keindahan musim yang ada. Dari kegiatan ini
) Shiki
dan cinta
lingkunga diharapkan tumbuh rasa cinta pada
Iklim n
dan keindahan dan lingkungan sekitar. Nilai-nilai
Cuaca yang dapat dipelajari dan dibangkitkan
7 Membac - Memperke warga dalam setiap kegiatan atau tugas tentunya
a brosur nalkan negara
Daya beberapa daya tarik juga tidak terpaku hanya pada satu atau dua nilai
saja. Bisa jadi pada satu kegiatan, nilai yang Daftar Pustaka
ditargetkan untuk dipelajari ternyata tidak
Danasasmita, W. , Pendidikan Bahasa
sampai tapi justru nilai-nilai positif lain yang Jepang Di Indonesia Sebuah Refleksi.
berkembang. Makalah. Universitas Pendidikan
Indonesia
Jadi pada dasarnya penetapan target
Mulyasa, Manajemen Pendidikan Karakter,
pembelajaran jangan sampai hanya terpaku Bumi Aksara, Jakarta, 2011
pada kompetensi di ranah kognitif saja atau
Rohinah, The Hidden Curriculum, Insan
hanya sekedar menyesuaikannya dengan Madani, Yogyakarta, 2012
kebutuhan industry semata. Integrasi semua
Survey on Japanese Language Education
ranah potensi individu mahasiswa harus Abroad,
digali. Jika dari sisi kemampuan kognitif
http://www.jpf.go.jp/e/japanese/survey/result
mereka sulit mengalami peningkatkan maka
Yoshida Reiji, How Hard Is it Really to
sesungguhnya kita dapat meningkatkan Learn Japanese?, artikel,
http://www.japantimes.co.jp/news/200
kemampuan di aspek yang lain. Pemahaman
8/06/17/reference/how-hard-is-it-
akan perbedaan budaya yang dapat membuka really-to-learn-japanese/
wawasan pemikiran, rasa, dan tindakan tidak
hanya akan meningkatkan motivasi
mahasiswa untuk mau belajar dan mandiri
untuk belajar, tapi juga dapat melihat
banyaknya keterkaitan antara aspek-aspek
yang secara kasat mata dilihat tidak memiliki
kaitan.

Das könnte Ihnen auch gefallen