Sie sind auf Seite 1von 11

ANALISIS HUBUNGAN MODAL SOSIAL TERHADAP KEBERDAYAAN

PETANI KARET
(Studi Kasus Petani Karet Di Kecamatan Gunung Toar Kabupaten Kuantan
Singingi)

ANALYSIS OF SOCIAL CAPITAL RELATIONSHIP TO


EMPOWERMENT RUBBER FARMERS
( Case Study Rubber Farmers in Gunung Toar District Kuantan Singingi
Regency )

Bima Ferdinan Putra1, Roza Yulida2, Kausar2


Jurusan Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universtas Riau
Jln. HR. Subrantas Km 12,5 Simpang Baru, Pekanbaru 28294
E-mail :Bimaferdinanputra22@gmail.com
Contact Person: 08127639805

ABSTRACT

This research aims to: 1) analyze the social capital owned rubber farmers, 2)
analyze the empowerment owned rubber farmers, and 3) to analyze the
relationship of social capital towards the empowerment of the rubber farmers.
This research was conducted in Gunung Toar of District Kuantan Singingi of
regency. The sampling method using purposive sampling technique with the count
of respondents 85 farmers. Collecting data in this research by using interviews and
surveys. The data analysis using descriptive methods. Score calculation of social
capital and the empowerment of rubber farmers using Likert scale and the
relationship between social capital towards the empowerment of rubber farmers
using Spearman rank correlation analysis. The results shown from this research
(1) social capital rubber farmers in Gunung Toar of District has a scored of 3.88 in
the high category (2) empowerment of rubber farmers in in Gunung Toar of
Districtscored 3.31 in enough category (3) the relationship of social capital to the
empowerment of rubber farmers as a whole has a very weak correlation. Thus, the
high social capital is not unduly influence on the empowerment of rubber farmers
in Kuantan Singingi. The problem that occurs is the lack of empowerment of
rubber farmers in the Gunung Toar district. So the government in this case, have
to cooperated with related institution to implement the empowerment process and
fulfill the infrastructure is inadequated for the rubber farmers.

Keywords : Social Capital, Empowerment, Rubber Farmers

1
Mahasiswa Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian
2
Staf Pengajar Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian

Jom Faperta Vol.3 No.1 Februari 2016


PENDAHULUAN struktur sosial kehidupan masyarakat
baik individu terhadap individu,
Indonesia merupakan salah satu individu terhadap kelompok maupun
negara di kawasan asia yang terkenal antarkelompok. Bentuk modal sosial
dengan julukan negara agraris. Dengan terdiri dari jaringan kerja, kepercayaan
julukan seperti itulah Indonesia dan norma. Jaringan kerja akan
memiliki beranekaragam komoditas membuat petani karet perkebunan
perkebunan antara lain perkebunan rakyat dapat saling bekerja sama dalam
karet. Komoditas perkebunan Karet kegiatan usahataninya. Kerjasama antar
(Hevea brasiliensis Muell petani karet perkebunan rakyat tercipta
Arg)merupakan salah satu komoditas dengan adanya saling memiliki rasa
yang menjadi unggulan di Indonesia percaya dan norma yang terdapat di
khususnya Provinsi Riau, karena karet dalam kehidupan bermasyarakat petani.
dapat tumbuh subur di berbagai Modal sosial kehidupan
wilayah Indonesia. Hal ini dapat dilihat bermasyarakat petani karet tidak hanya
dari besarnya luas areal perkebunan antar sesama petani karet melainkan
karet yang terdapat diseluruh wilayah juga adanya keterlibatan pihak lain
Indonesia. seperti lembaga terkait dan pemerintah.
Menurut data dari Badan Pusat Campur tangan pemerintah dan
Statistik Indonesia (BPS)tahun 2014 lembaga terkait dalam modal sosial
luas areal perkebunan karet di petani karet yang membentuk jaringan
Indonesia pada tahun 2013 yaitu kerja, kepercayaan, dan norma juga
3,555,800 Ha sedangkan luas areal dapat berpengaruh pada petani karet itu
perkebunan karet di provinsi Riau sendiri. Pengaruh dari kedua lembaga
adalah 405,100 Ha (11,39%). tersebut yaitu dapat meningkatkan
Kemudian berdasarkan data dari keberdayaan petani karet dengan
jumlah produksi perkebunan karet di melalui proses pemberdayaan yang
Indonesia pada tahun 2013, yaitu biasanya dilakukan oleh pemerintah
jumlah produksi karet sekitar 3,012,260 dan lembaga terkait. Pemberdayaan
Ton sedangkan jumlah produksi karet yang dilakukan pemerintah dan
di provinsi Riau adalah 398,920 Ton lembaga terkait salah satunya adalah
(13,24%). Berdasarkan data jumlah penyuluhan kepada petani karet.
luas areal perkebunan karet dan jumlah Penyuluhan kepada petani karet
produksi karet Provinsi Riau tersebut merupakan cara memberdayakan petani
menunjukkan bahwa Riau memiliki karet sehingga dapat meningkatkan
potensi yang besar dalam keberdayaan petani itu sendiri.
perkembangan perkebunan tanaman Adapun tujuan penelitian ini
karet (Hevea brasiliensis Muell Arg) di adalah sebagai berikut: (1)
Indonesia. Menganalisis modal sosial yang
Perkebunan karet rakyat di dimiliki petani karet di Kecamatan
Indonesia dewasa ini lebih berorientasi Gunung Toar Kabupaten Kuantan
pada modal ekonomi dan modal Singingi;(2) Menganalisis keberdayaan
manusia sehingga melupakan aspek petani karet di Kecamatan Gunung
lainnya yaitu modal sosial. Modal Toar Kabupaten Kuantan Singingi; (3)
sosial merupakan modal yang tidak Menganalisis hubungan modal sosial
terlihat secara kasat mata namun sangat terhadap keberdayaan petani karet di
berperan penting, yaitu dengan Kecamatan Gunung Toar Kabupaten
melakukan interaksi sosial didalam Kuantan Singingi.

Jom Faperta Vol.3 No.1 Februari 2016


METODE PENELITIAN berbagai lembaga terkait seperti
kecamatan, desa, dan lain-lain.
1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di 3. Analisis Data
Kecamatan Gunung Toar yaitu di Desa Analisis data dengan metode
Petapahan dan Toar. Penelitian ini deskriptif, adapun tujuan pertama, dan
dimulai dari bulan Maret hingga kedua dianalisis dengan Skala Likert’s
Desember 2015. Summated Rating (SLR) dan untuk
tujuan ketiga menggunakan analisis
2. Metode Pengambilan Sampel Korelasi Rank Spearman. Pengujian
Dan Data instrumen penelitian menggunakan uji
Penelitian ini dilaksanakan di validitas dan uji reliabilitas.
Kecamatan Gunung Toar dengan 3.1. Metode Skala Likert
menggunakan metode wawancara dan Skala likert adalah skala yang
survei. Populasi penelitian adalah digunakan untuk mengukur sikap,
kelompoktani yang ada di Desa pendapat,dan persepsi seseorang atau
Petapahan dan Desa Toar Kecamatan
Gunung Toar Kabupaten Kuantan kelompok tertentu tentang fenomena
Singingi. Jumlah kelompoktani di Desa sosial (Sugiyono, 2002). Yang mana
Petapahan 9 kelompoktani dengan umumnya opsi jawaban terdiri atas
anggota keseluruhannya 255 petani dan lima opsi sebagai berikut : (1) Sangat
di Desa Toar 4 kelompoktani dengan Rendah (SR); (2) Rendah (R); (3)
anggota keseluruhannya 125 petani. Sedang (S); (4) Tinggi (T); (5) Sangat
Pengambilan sampel dilakukan dengan
Tinggi (ST) (Sugiyono, 2002).
cara yaitu mengambil sampel petani
sebanyak 45 orang dari 9 kelompoktani Tabel 1. Interval skala likert
yang ada di Desa Petapahan dan di Kategori Skala Skor
Desa Toar sebanyak 40 orang dari 4
Sangat Rendah 1 1,00 – 1,79
kelompoktani yang ada.
Teknik pengambilan sampel Rendah 2 1,80 – 2,59
yaitu dengan teknik Purposive Cukup 3 2,60 – 3,39
Sampling (pengambilan sampel secara Tinggi 4 3,40 – 4,19
sengaja) untuk 3 pengurus (ketua, Sangat Tinggi 5 4,20 – 5,00
sekretaris, dan bendahara
kelompoktani) dan beberapa anggota 3.2. Metode Korelasi Spearman
yang memiliki pengalaman dalam Dengan menggunakan koefisien
berusahatani karet, sehingga jumlah korelasi Rank Spearman dapat
sampel penelitian ini keseluruhannya diketahui erat atau tidaknya kaitan
berjumlah 85 sampel. antara masing-masing variabel
Metode pengambilan data (Riduwan, 2010). Dalam memudahkan
dilakukan dengan teknik wawancara perhitungan data, maka data diolah
dan survei terhadap responden. Data melalui program computer yang
yang digunakan merupakan data primer menggunakan software SPSS.
dan data sekunder. Data primer Adapun menurut Riduwan
didapatkan dari wawancara langsung (2010)batas nilai koefisien korelasi
terhadap responden yaitu petani karet yang diinterpretasikan dalam tabel
sedangkan data sekunder merupakan batas – batas koefisien korelasi rank
data pendukung yang diperoleh dari

Jom Faperta Vol.3 No.1 Februari 2016


spearman baik positif maupun negatif tabel R. Butir pertanyaan dikatakan
dapat dilihat pada Tabel berikut : valid jika nilai R hitung > R tabel atau
nilai p < 0,05.
Tabel 2. Batas nilai koefisien korelasi Untuk mendapatkan skala
Koefisien Koefisien
Korelasi
Interprest
Korelasi
Interprest pengukuran instrument yang baik,
asi asi
Positif Negatif harus dilakukan pengujian reliabilitas
Korelasi
Korelasi
berlawan
yang akan digunakan dalam penelitian.
0,00 – searah 0,00 – (-
0,20 sangat 0,20)
an Untuk menentukan nilai reliabilitas
sangat
lemah
lemah yaitu membandingkan nilai Alpha
0,21 –
Korelasi
(-0,21) –
Korelasi Cronbach dengan nilai R tabel produk
searah berlawan
0,40
lemah
(-0,40)
an lemah momen pearson. Apabila nilai Alpha
0,41 –
Korelasi
searah
(-0,41) –
Korelasi
berlawan
Cronbach lebih besar daripada nilai R
0,70
kuat
(-0,70)
an kuat tabel produk momen pearson maka
Korelasi
korelasi
berlawan
instrument tersebut reliabel. Untuk
0,71 – searah (-0,71) –
0,90 sangat (-0,90)
an mengukur reliabilitas digunakan
sangat
kuat
kuat
program SPSS 16.
Korelasi
Korelasi
berlawan
searah
0,91 – (-0,91) – an
sangat
1,00
kuat
(-1,00) sangat HASIL DAN PEMBAHASAN
kuat
sekali
sekali 1. Modal Sosial Petani Karet
Secara keseluruhan modal
sosial petani karet di Kecamatan
3.3. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
Gunung Toar berada pada “kategori
Untuk mendapatkan skala tinggi” dengan skor 3,88. Modal sosial
pengukuran atau instrument yang baik, merupakan metode yang digunakan
harus memiliki validitas dan reliabilitas untuk mengukur kualitas hubungan
instrument yang akan digunakan dalam antar anggota kelompoktani
penelitian tersebut. Validitas adalah mempererat hubungan kerjasama.
sejauh mana instrument penelitian Kerjasama tersebut seperti pola
mengukur dengan tepat konstruk interelasi timbal balik yang saling
variabel yang diteliti. Valid berarti menguntungkan atas dasar
instrument tersebut dapat digunakan kepercayaan, norma, dan jaringan yang
untuk mengukur apa yang seharusnya kuat diatas prinsip kebersamaan yang
diukur (Sugiyono, 2009). Untuk dibangun oleh anggota kelompoktani.
menguji validitas instrument yang Berikut rekapitulasi dari modal sosial :
digunakan penelitian, peneliti harus
menggunakan nilai practical Tabel 3. Rekapitulasi modal sosial
significance. petani karet.
Untuk menguji apakah Rata
instrumen yang digunakan valid atau No
Indikator Skor Kategori
tidak yaitu dengan korelasi produk 1 Kepercayaan 3,90 Tinggi
momen pearson. Cara analisisnya Norma-
2 3,75 Tinggi
adalah mengkorelasikan antara masing- norma sosial
masing nilai pada nomor pertanyaan Partisipasi
dengan nilai total dari nomor dalam
3 Tinggi
pertanyaan tersebut. Selanjunya jaringan
koefisien korelasi yang diperoleh R sosial 3,99
masih harus diuji signifikansinya
Rata-rata 3,88 Tinggi
dengan membandingkannya dengan

Jom Faperta Vol.3 No.1 Februari 2016


Tabel 3. diatas menunjukkan Norma-norma sosial yang
bahwa indikator kepercayaan petani dimiliki petani karet memiliki skor
karet memiliki skor 3,90 yang berarti 3,75 berada pada“kategori tinggi”.
“berkategori tinggi”. Kepercayaan Norma sosial terdiri dari pemahaman,
petani karet terhadap kelompok mereka nilai-nilai yang dimiliki bersama, dan
sangat kuat karena mereka saling harapan.Selain terbentuk oleh aturan-
menjaga dan saling melindungi aturan tertulis,norma sosial juga ada
sehingga memudahkan pekerjaan yang tidak tertulis seperti sikap setiap
mereka. Kesadaran akan pentingnya perilaku anggota kelompoktani. Dalam
saling percaya, terbuka, dan jujur, penelitian ini norma sosial yang
kebersamaan dalam kelompoktani yang dimaksud dalam komunitas petani karet
terjalin dalam lingkungan petani karet yaitu, norma sosial yang tidak memiliki
sangat baik dan kuat. aturan-aturan. Norma sosial atau nilai-
Hasil penelitian menunjukan nilai dalam penelitian ini yang
bahwa kelompoktani tersebut memiliki dimaksud adalah nilai-nilai tradisional
hubungan yang dibangun atas dasar yang mengandung kualitas moral,
kepercayaan yang sangat kuat di misalnya: nilai-nilai kejujuran, saling
dalamnya ditopang oleh sikap keadilan, menghormati, saling menghargai,
toleransi, dan keramahan sesama saling menjaga, kebersamaan,
mereka. Sikap saling percaya (adil, kesetiaan, dan pemenuhan kewajiban.
toleransi, dan keramahan) merupakan Hasil penelitian menunjukkan
suatu hal yang sangat penting dalam norma sosial dalam setiap tindakan
sebuah kelompokuntuk membangun yang dibangun dengan memegang
hubungan agar anggota kelompoktani prinsip dalam berhubungan selalu
dapat mengatasi konflik perbedaan menghargaiatau menghormati sesama
pendapat antara anggota kelompoktani. anggota kelompoktani adalah sikap
Kepercayaan merupakan modal penting kejujuran dan saling menjaga yang
untuk saling melindungi dan saling dibangun atas dasar pekerjaan,
menjaga ketika terjadinya masalah- keluarga dan teman dekat untuk
masalah dalam kelompoktani, mencapai harapan dan tujuan bersama.
Kepercayaan yang ada pada petani Setiap perilaku anggota kelompoktani
karet terbangun bukan hanya unsur karetdalam berinteraksi dengan
pertemanan tetapi dari ikatan anggota lain tanpa sengaja bersumber
kekeluargaan oleh karena itu sikap dari nilai-nilai yang diajarkan oleh para
percaya, adil, toleransi, dan orang tua mereka, seperti memberikan
keramahanserta terbuka yang timbul nasehat ataupun teguran untuk
karena faktor keluarga, kerabat dari bertingkah laku di tempat orang serta
satu etnis yang sama yang telah lama ikatan keluarga menjadi peran penting
tumbuh ditengah-tengah mereka. Petani untuk saling memberikan perlindungan
karet juga tidak mudah percaya tetapi atau penjagaan antara sesama anggota
memiliki cara penilaian dalam hal kelompoktani. Aturan-aturan seperti ini
membangun hubungan atau yang dipakai dalam melakukan
mempercayai seseorang sepertimenilai interaksi sosial dengan anggota lain,
tingkah laku anggota kelompoktani, sehingga norma sosial ini dapat
sifat baik buruknya yang dimiliki tercermin dari setiap anggota
anggota kelompoktani, sehingga dapat kelompoktani yang dimaksudkan untuk
menilai baik tidaknya anggota tersebut. mencapai harapan dan tujuan bersama.

Jom Faperta Vol.3 No.1 Februari 2016


Partisipasi dalam jaringan sosial sehingga masyarakat memiliki daya
petani karet di Kecamatan Gunung upaya serta peluang atau kesempatan
Toar memiliki skor 3,99 berada pada untuk mengembangkan dan
“kategori tinggi”. Karena setiap meningkatkan kehidupannya sendiri.
anggota kelompoktani karet memiliki Keberdayaan dalam penelitian ini
jiwa sosial yang tinggi. Jiwa sosial terdiri dari beberapa indikator yaitu,
yang tinggi akan mendorong kerjasama aksesibilitas informasi, keterlibatan
dan saling mendukung untuk atau partisipasi, akuntabilitas, serta
meningkatkan kemampuan petani karet kapasitas organisasi lokal. Dari empat
dalam berusahatani. Hasil penelitian indikator tersebut dapat dilihat hasil
menunjukkan bahwa refleksi dari rekapitulasi keberdayaan petani karet di
partisipasi dalam jaringan sosial Kecamatan Gunung Toar sebagai
merupakan terjadinya interaksi- berikut :
interaksi sesama anggota kelompoktani
karet maupun interaksi dengan pihak Tabel 4. Rekapitulasi keberdayaan
luar. Interaksi-interaksi tersebut dapat petani karet
menjadi dorongan bagi petani karet Indikator Rata-
N
untuk dapat mengembangkan Keberdayaa rata Katego
o
kemampuan dalam berusahatani karet n Skor ri
menjadi lebih baik lagi.. Aksesibilitas
1 3,31 Cukup
Secara keseluruhan modal informasi
Keterlibatan
sosial petani karet di Kecamatan
2 atau 2,75 Cukup
Gunung Toar berada pada “kategori partisipasi
tinggi” dengan skor 3,88. Modal sosial Akuntabilita
merupakan metode yang digunakan 3 3,20 Cukup
s
untuk mengukur kualitas hubungan Kapasitas
antar seluruh anggota kelompoktani, 4 organisasi 3,96 Tinggi
mempererat hubungan dan kekuatan lokal
anggota kelompoktani.Kemampuan Cukup
Rata-rata 3,31
untuk berkerjasama, membangun suatu
jaringan untuk mencapai tujuan
Berdasarkandata pada tabel 4.
bersama. Kerjasama tersebut seperti
diatas menunjukkan bahwa rekapitulasi
pola interelasi timbal balik yang saling
keberdayaan petani karet terlihat bahwa
menguntungkan atasdasar kepercayaan,
aksesibilitas informasi yang dimiliki
norma, dan jaringan yang kuat diatas
petani karet di Kecamatan Gunung
prinsip kebersamaan yang dibangun
Toar memiliki skor 3,31 dan termasuk
oleh anggota kelompoktani.
pada ‘kategori cukup”. Artinya
sebagian petani karet telah mempunyai
2. Keberdayaan Petani Karet akses terhadap semua informasi seperti
Secara keseluruhan variabel peluang yang muncul saat ikut serta
keberdayaan petani karet memiliki skor dalam kelompoktani. Untuk mengakses
3,31 dan berada pada “kategori cukup”. dan mengelola informasi yang
Proses keterbentukan keberdayaan bermanfaat, agar dapat bermanfaat bagi
masyarakat merupakan suatu program para anggota kelompoktani.
yang berkesinambungan, kemudian Keterlibatan atau partisipasi
daripada itu keberdayaan masyarakat petani karet di Kecamatan Gunung
juga mengandung arti mengembangkan Toar memiliki skor 2,75 dan termasuk
kondisi dan situasi sedemikian rupa pada “kategori cukup”, proses

Jom Faperta Vol.3 No.1 Februari 2016


partisipasi petani karet telah dilakukan cukup berkomunikasi antar anggota
dengan benar. Artinya cukup upaya kelompoktani maupun pengurus.
yang dilandasi niat jujur untuk Tujuan kelompoktani karet adalah
menampung pendapat anggota untuk menjadikan mereka mampu
kelompoktani terhadap kebijakan yang bekerja sama, mengorganisir seluruh
menyangkut ruang hidup mereka dapat warga yang terlibat dan memobilisasi
menjadi tidak berhasil, jika pendapat sumberdaya untuk memecahkan
yang diharapkan tidak mewakili masalah yang timbul.
kepentingan semua unsur masyarakat
petani karet yang kemudian hanya 3. Hubungan Modal Sosial
diproses sekedarnya saja, tanpa upaya Terhadap Keberdayaan Petani
memahami pertimbangan apa dibalik Karet
pendapat yang diutarakan tersebut.
Analisa ini menggunakan uji
Upaya melibatkan masyarakat petani
statistik Rank Spearman untuk melihat
karet dalam pengertian yang benar
hubungan antara modal sosial terhadap
adalah memberi kewenangan untuk
keberdayaan petani karet di Kecamatan
memutuskan sendiri mengenai
Gunung Toar dapat dilihat pada tabel
partisipasinya dalam hal penetapan
sebagai berikut:
sasaran pembangunan, partisipasi
dalam usaha bersama, dan lain-lain.
Tabel 5. Hubungan modal sosial
Akuntabilitas petani karet di
terhadap keberdayaan petani karet
Kecamatan Gunung Toar memiliki skor N Keberdayaa Spearman
Modal Sosial Sig
3.20 dan termasuk pada “kategori o n 's rho
cukup”. Artinya sebagian anggota a.Kepercayaa 0.07
kelompoktani telah memiliki kesadaran n -0.194 4
b.Norma- 0.34
akan kewajiban untuk memberikan norma sosial Aksesibilita -0.104 5
1.
pertanggungjawaban atau untuk c. Partisipasi s informasi

menjawab dan menerangkan mengenai dalam


jaringan 0.24
pelaksanaan kegiatan maupun sosial -0.129 0
pertanggungjawaban kegiatan serta a.Kepercayaa 0.52
n -0.069 9
kinerja dan tindakan penyelenggara
b.Norma- Keterlibata 0.25
kelompoktani kepada pihak yang 2. norma sosial n atau 0.124 9
memiliki hak atau berkewenangan c. Partisipasi partisipasi
dalam
untuk meminta keterangan atau jaringan 0.02
pertanggjawaban. sosial 0.248* 2
Kapasitas organisasi lokal a.Kepercayaa 0.19
n -0.143 3
petani karet di Kecamatan Gunung
b.Norma- 0.88
Toar skor 3,96 dan termasuk pada 3. norma sosial Akuntabilit -0.017 1
as
“kategori tinggi”. Kapasitas organisasi c. Partisipasi
dalam
lokal adalah kemampuan organisasi jaringan 0.52
petani kaitannya dengan kemampuan sosial -0.069 8
bekerjasama, mengorganisir warga a.Kepercayaa 0.31
n -0.111 0
masyarakat, serta memobilisasi
b.Norma- Kapasitas 0.99
sumberdaya untuk memecahkan 4. norma sosial organisasi 0.000 8
masalah-masalah yang masyarakat c. Partisipasi local
dalam
hadapi. Artinya kapasitas kelompoktani jaringan 0.36
karet telah dapat melakukan tindakan sosial 0.099 9
pengorganisasian yang cukup baik dan

Jom Faperta Vol.3 No.1 Februari 2016


Berdasarkan hasil dari tabel 5. -0,143. Norma sosial mempunyai
Diatas menunjukkan bahwa analisis hubungan yang sangat lemah pada
korelasi rank spearman menunjukkan korelasi berlawanan terhadap
bahwa kepercayaan mempunyai akuntabilitas dengan nilai koefisien rs =
hubungan yang sangat lemah pada -0,017.Partisipasi dalam jaringan sosial
korelasi berlawanan terhadap mempunyai hubungan yang sangat
aksesibilitas informasi dengan nilai lemah pada korelasi searah terhadap
koefisien rs = -0,194. Norma-norma akuntabilitas dengan nilai koefisien rs =
sosial mempunyai hubungan yang 0,069. Hubungan modal sosial dengan
sangat lemah pada korelasi berlawanan akuntabilitas di Kecamatan Gunung
terhadap aksesibilitas informasi dengan Toar dilihat dari hasil analisis korelasi
nilai koefisien rs = -0,104.Partisipasi Rank Spearman yang mengindikasikan
dalam jaringan sosial mempunyai bahwa hubungan inimempunyai
hubungan yang sangat lemah pada hubungan yang sangat lemah pada
korelasi berlawanan terhadap korelasi berlawanan.
aksesibilitas informasi dengan nilai Kepercayaan memiliki korelasi
koefisien rs = -0,129.Hubungan modal hubungan yang sangat lemah pada
sosial dengan aksesibilitas informasi di korelasi berlawanan terhadap kapasitas
Kecamatan Gunung Toar dilihat dari organisasi lokal dengan nilai koefisien
hasil analisa korelasi Rank Spearman rs = -0,111. Norma-norma sosial
yangmengindikasikan bahwa hubungan mempunyai hubungan yang sangat
ini mempunyai hubungan yangsangat lemah pada korelasi searah terhadap
lemahpada korelasiberlawanan. kapasitas organisasi lokal dengan nilai
Kepercayaan memiliki korelasi koefisien rs = 0,000.Partisipasi dalam
hubungan yang sangat lemah pada jaringan sosial mempunyai hubungan
korelasi berlawanan terhadap yangsangat lemah pada korelasi searah
keterlibatan atau partisipasi dengan terhadap kapasitas organisasi lokal
nilai koefisien rs = -0,069. Norma- dengan nilai koefisien rs = 0,099.
norma sosial mempunyai hubungan Hubungan modal sosial dengan
yang sangat lemah pada korelasi searah kapasitas organisasi lokal di
terhadap keterlibatan atau partisipasi Kecamatan Gunung Toar dilihat dari
dengan nilai koefisien rs = hasil analisis korelasi Rank Spearman
0,124.Partisipasi dalam jaringan sosial yang mengindikasikan bahwa
mempunyai hubungan yang signifikan hubungan ini mempunyai hubungan
terhadap keterlibatan atau partisipasi yangsangat lemah pada korelasi searah.
termasuk kedalam kategori korelasi Hubungan variabel modal sosial
lemah searah dengan nilai koefisien rs = terhadap variabel keberdayaan secara
0,248. Hubungan modal sosial dengan keseluruhan memiliki korelasi
keterlibatan atau partisipasi di hubungan yang sangat lemah dan tidak
Kecamatan Gunung Toar dilihat dari signifikan. Akan tetapi, hubungan
hasil analisa korelasi Rank Spearman modal sosial terhadap indikator
yang mengindikasikan bahwa keberdayaan yaitu keterlibatan atau
hubungan ini mempunyai hubungan partisipasi memiliki nilai yang
yangsangat lemah pada korelasi searah. signifikan. Signifikan terjadi karena
Kepercayaan memiliki korelasi modal sosial yaitu pada indikator
hubungan yang sangat lemah pada partisipasi jaringan sosial memiliki
korelasi berlawanan terhadap parameter keadaban. Parameter
akuntabilitas dengan nilai koefisien rs = keadaban memiliki skor yang tinggi

Jom Faperta Vol.3 No.1 Februari 2016


dilihat dari skala likert yang menunjukkan bahwa masyarakat petani
didapatkan. Berdasarkan skala likert karet memiliki kekuatan modal sosial
tersebut bahwa responden ikut untuk mengatasi masalah-masalah
berpartispasi dalam jaringan sosial sosial secara kolektif. Tetapi dalam
disebabkan oleh rasa saling menghargai memperkuat potensi atau keberdayaan
terhadap anggota kelompoktani yang yang dimiliki petani karet merupakan
lain. Sedangkan kalau dilihat dari proses pemberdayaan yang
indikator keberdayaan yaitu berhubungan dengan penyediaan input
keterlibatan atau partisipasi yang produksi dan modal untuk memperkuat
termasuk dalam kategori cukup, posisi petani dalam mengembangkan
mengindikasikan bahwa petani karet di usahatani karet.
Kecamatan Gunung Toar akan ikut Keberdayaan masyarakat petani
berpartisipasi dalam kegiatan karet dari segi penguatan modal
kelompoktani apabila petani tersebut usahatani dilaksanakan melalui usaha
memiliki waktu luang dan bahkan juga pemberian bantuan sarana produksi
motif petani tersebut ikut terlibat dalam untuk meringankan biaya produksi,
kegiatan kelompoktani apabila terutama biaya variabel yang setiap
memberikan keuntungan bagi petani itu musim membebani petani karet, karena
sendiri baik dari segi finansial dan lain- pupuk dan pestisida setiap musim
lain. Oleh karena itu, terdapat tanam selalu berfluktuasi.Dengan
sinkronisasi antara indikator modal pemberian bantuan sarana produksi ini
sosial tersebut dengan indikator petani karet dapat meningkatkan
keberdayaan yaitu keterlibatan atau produksi usahatani untuk memperkuat
partisipasi sehingga dalam kelembagaan desa, sehingga program
hubungannya memiliki nilai yang ketahanan ekonomi di pedesaan dapat
signifikan. tercapai, pengembangan kelompoktani
Kepercayaan, norma sosial, dan adalah bentuk keberdayaan yaitu untuk
Partisipasi dalam jaringan sosial petani membantu petani karet yang
karet Kecamatan Gunung Toar tinggi kekurangan modal usahatani dalam
karena adat setempat yang masih suatu kelompoktani dengan pemberian
menjunjung tinggi kegiatan hubungan modal usaha secarabergulir agar petani
sosial, tetapi tidak didukung dari segi karet dapat mengelolausahataninya
pendidikan dan keterampilan petani secara berkerjasama untuk menambah
karet sehingga keberdayaan petani kekuatan pengembangan kelembagaan
karet dalam aksesibilitas informasi, desa, sehingga ketahanan ekonomi di
keterlibatan, akuntabilitas, dan pedesaan dapat tercapai secara
kapasitas organisasi lokal cukup berkelanjutan.
rendah. Bertahannya modal sosial Oleh karena itu, hubungan
petani karet di Kecamatan Gunung modal sosial terhadap keberdayaan
Toar menjadi faktor penting hanya petani karet di Kecamatan Gunung
dalam keberlangsungan hubungan Toar memiliki hubungan yang sangat
sosial petani karet saja, bukan terhadap lemah sehingga tidak terlalu
usahatani karet secara signifikan. mempengaruhi terhadap peningkatan
Karena nilai budaya dan modal sosial keberdayaan petani karet dalam
setempat menjadi inti kekuatan yang mengembangkan usahatani karet.
mampu mengakomodasi kebutuhan Peningkatan keberdayaan petani karet
sosial masyarakat petani karet secara di Kecamatan Gunung Toar lebih
kolektif. Terdapatnya komunitas dipengaruhi oleh input seperti sarana

Jom Faperta Vol.3 No.1 Februari 2016


produksi dan pelatihan secara berkala. hubungan modal sosial dengan
Karena sarana produksi dan pelatihan keterlibatan atau partisipasi dan
petani karet dalam pengembangan kapasitas organisasi lokal
usahatani karet masih kurang memadai.
sedangkan korelasi berlawanan
adalah hubungan modal sosial
KESIMPULAN DAN SARAN dengan aksesibilitas informasi
1. Kesimpulan dan akuntabilitas.
1. Modal sosial petani karet di
Kecamatan Gunung Toar 2. Saran
berada pada kategori tinggi
dengan rata-rata sebesar 3,88. 1. Berdasarkan hasil penelitian
Partisipasi dalam jaringan sosial bahwa modal sosial petani karet
yang terdapat di Kecamatan
yang dimiliki petani berkategori
Gunung Toar termasuk dalam
tinggi, kepercayaan petani karet kategori Tinggi sedangkan
berkategori tinggi, norma- keberdayaan petani karet yang
norma sosial yang dimiliki terdapat di Kecamatan Gunung
petani berkategori tinggi. Toar termasuk dalam kategori
2. Keberdayaanpetani karet di cukup. Dengan hasil penelitian
tersebut saya harap pemerintah
Kecamatan Gunung Toar
dan lembaga terkait harus
berada pada kategori cukup dapata bekerjasama dalam
dengan rata-rata sebesar 3,31. meningkatkan keberdayaan
Kapasitas organisasi lokal petani karet yang terdapat di
petani berkategori tinggi. Kecamatan Gunung Toar agar
Aksesibilitas informasi yang keberdayaan petani karet
dimiliki petani berkategori menjadi tinggi. Meningkatkan
keberdayaan petani karet dapat
cukup. Akuntabilitas yang
dilakukan dengan metode
dimiliki petani karet berkategori pelatihan pertanian yang rutin
cukup. Keterlibatan atau dan pengaplikasian teknologi
partisipasi yang dimiliki petani yang tepat guna.
karet berkategori cukup. 2. Berdasarkan hasil penelitian ini
3. Hubungan modal sosial modal sosial di Kecamatan
terhadap keberdayaan petani Gunung Toar sangat tinggi.
Sehingga saya berharap dapat
karet di Kecamatan Gunung
dipertahankan karena modal
Toar mengindikasikan bahwa sosial juga penting dalam
hubungan ini memiliki korelasi proses perkembangan pertanian
yang sangat lemah. Arah walaupunkurang mempengaruhi
korelasi pada hubungan modal dalam peningkatan keberdayaan
sosial terhadap keberdayaan petani.
3. Meningkatkan keberdayaan
petani karet di Kecamatan
petani pemerintah setempat
Gunung Toar memiliki korelasi harus memberikan fasilitas yang
searah dan berlawanan. Adapun memadai untuk mendidik dan
korelasi yang searah adalah melatih petani yang pada

Jom Faperta Vol.3 No.1 Februari 2016


dasarnya memiliki potensi yang
cukup baik dari berbagai aspek.

DAFTAR PUSTAKA

BPS (Badan Pusat Statistik) Kabupaten


Kuantan Singingi (2014),
Kuantan Singingi Dalam Angka
2014.

BPS (Badan Pusat Statistik) Kabupaten


Kuantan Singingi (2014),
Gunung Toar Dalam Angka
2014.

Riduwan. 2010. Skala Pengukuran


Variabel-variabel Penelitian,
Alfabeta, Bandung.
Sugiyono. 2002. Statiska Untuk
Penelitian. Alfabeta: Bandung.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian
Bisnis ( Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R & D ).
Alfabeta:Bandung.

Jom Faperta Vol.3 No.1 Februari 2016

Das könnte Ihnen auch gefallen