Sie sind auf Seite 1von 16

PENGARUH KESULITAN BELAJAR MENGOLAH MAKANAN

KONTINENTAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR


PADA SISWA SMK

Dwi Ariyani
dwiariyani1404@gmail.com
Prodi Tata Boga AKS AKK Yogyakarta

Abstrak Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui This study aimed to know the


gambaran kesulitan belajar mengolah description of learning difficulties of cooking
makanan kontinental dan prestasi belajar serta continental foods and learning achievement
dan pengaruh kesulitan belajar mengolah and to know the influence of learning
makanan kontinental terhadap prestasi belajar difficulties of cooking continental foods and
mata pelajaran Pengolahan Makanan learning achievement of continental food
Kontinental. Penelitian ini termasuk jenis management subject. The type of the study
penelitian ex-post facto. Metode pengumpulan was ex-post facto. Data collection methods
data menggunakan metode angket dan used questionnaires and documentation. Data
dokumentasi. Teknik analisis data analysis methods used a qualitative analysis
menggunakan teknik analisis deskriptif dan and hypothesis testing by using correlation
uji hipotesis menggunakan uji korelasi product moment that was started by normality
Product Moment yang didahului uji and linearity test. Based on the result of
persyaratan, yaitu uji normalitas dan linieritas. hypothesis analysis, the score of robs was
Berdasarkan hasil uji hipotesis, diperoleh 0.603 > 0.235. It could be stated there was a
rhitung = 0,603 > 0,235. Artinya, ada pengaruh negative influence of learning difficulties of
negatif kesulitan belajar mengolah makanan cooking continental foods and learning
kontinental terhadap prestasi belajar. Hal ini achievement of continental food management
berarti semakin tinggi kesulitan belajar subject. it means that the higher difficulty, so
semakin rendah prestasi mengolah makanan the lower learning achievement of continental
kontinental. Kesulitan belajar mengolah food management subject. This study shows
makanan kontinental dalam kategori cukup that learning difficulties of cooking
dengan frekuensi relatif 72,46% dan prestasi continental foods was in enough category with
belajar dalam kategori cukup dengan the percentage 72.46% and learning
frekuensi relatif 78,26%. Harga koefisien achievement was in enough category with the
determinan (R2) sebesar 0,364, artinya percentage 78.26%. The determinant
besarnya sumbangan yang diberikan oleh coefficient (R2) was 0.364, it means that
variabel X terhadap variabel Y adalah sebesar parents’ income gave contribution for about
36,4%. 36.4%.

Kata Kunci: kesulitan belajar, prestasi belajar Key words: learning difficulties, learning
achievement

PENDAHULUAN kegiatan jiwa dan raga untuk


Kegiatan belajar pada prinsipnya memperoleh suatu perubahan tingkah
merupakan usaha untuk memperoleh laku sebagai hasil dari pengalaman
sesuatu. Menurut S.B Djamarah individu dalam interaksi dengan
(2011:13) belajar adalah serangkaian lingkungannya yang menyangkut

iii
kognitif, afektif, dan psikomotor”. mencakup pengetahuan, keahlian, baik
Sedangkan menurut Slameto (2010: 2) secara personal, sosial dan kemampuan
“belajar ialah suatu proses usaha yang siswa dalam penyiapan, pengolahan dan
dilakukan seseorang untuk memperoleh penyajian macam-macam hidangan
suatu perubahan tingkah laku yang baru kontinental (Eropa dan Amerika)
secara keseluruhan sebagai hasil meliputi: breakfast, one dish meal,
pengalamannya sendiri dalam interaksi appetizer, soup, main course dan
dengan lingkungannya”. dessert. Dalam proses belajar untuk
Prestasi belajar merupakan hal mencapai tujuan selalu diikuti oleh
yang tidak dapat dipisahkan dari pengukuran dan penilaian. Kedudukan
kegiatan belajar karena kegiatan belajar siswa di dalam kelas, siswa tersebut
merupakan proses, sedangkan prestasi masuk dalam kelompok siswa pandai,
merupakan hasil proses belajar. Prestasi sedang, atau kurang, dapat kita ketahui
belajar adalah tingkat keberhasilan dari prestasi belajarnya. Prestasi belajar
siswa dalam mempelajari materi ini dinyatakan dalam bentuk angka,
pelajaran di sekolah dan dinyatakan huruf atau simbol, dalam buku rapot
dalam bentuk skor yang diperoleh dari setiap pada akhir semester. Dengan
hasil tes mengenai materi pelajaran demikian dapat disimpulkan bahwa
yang telah diajarkan. yang dimaksud dengan prestasi belajar
Menurut Sutratinah Tirtonegoro mengolah makanan kontinental adalah
(2001:43) yang dimaksud dengan penguasaan pengetahuan, pemahaman
prestasi belajar adalah hasil dari dan ketrampilan/keahlian yang
pengukuran serta penilaian usaha diperoleh dari kegiatan belajar yang
belajar. Penilaian hasil usaha kegiatan bersifat kognitif dan ditentukan melalui
belajar dinyatakan dalam bentuk penilaian.
simbol, angka, huruf maupun kalimat Proses pembelajaran merupakan
yang dapat mencerminkan hasil yang suatu aspek lingkungan sekolah yang
sudah dicapai oleh setiap anak dalam diorganisasi. Lingkungan ini diawasi
periode tertentu. dan diatur sedemikian rupa sehingga
Prestasi belajar yang dimaksud proses pembelajaran terarah pada tujuan
dalam penelitian ini adalah prestasi yang telah ditetapkan. Namun dalam
belajar mengolah makanan kontinental proses pembelajaran kegiatan belajar

2
tidak senantiasa berhasil, sering kali Kesulitan belajar tidak selalu
muncul hambatan- hambatan atau disebabkan oleh faktor intelegensi tetapi
kesulitan belajar yang dialami oleh dapat juga karena faktor non
siswa. Terjadinya kesulitan belajar intelegensi. IQ yang tinggi belum tentu
dikarenakan siswa tidak mampu menjamin keberhasilan dalam belajar.
mengaitkan antara pengetahuan baru Kesulitan belajar dapat ditandai dengan
dengan pengetahuan lamanya sehingga nilai rata-rata belajar siswa rendah.
menimbulkan ketidakpahaman atau Nilai rata-rata siswa yang rendah dapat
ketidakjelasan terhadap suatu materi disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu
pelajaran. faktor internal dan faktor eksternal.
Menurut Abu Ahmadi dan Faktor internal yang dapat
Widodo Supriyono (2004:77), menyebabkan kesulitan belajar bagi
“kesulitan belajar adalah suatu keadaan siswa antara lain: kemampuan
dimana siswa tidak dapat belajar intelektual, motivasi, minat, sikap.
sebagaimana mestinya, hal ini tidak Sedangkan faktor eksternal yang
selalu disebabkan oleh faktor menyebabkan kesulitan belajar siswa
intelegensi, akan tetapi dapat juga berupa materi pembelajaran, guru,
disebabkan oleh faktor non intelegensi”. lingkungan keluarga, lingkungan
Menurut S.B. Djamarah (2002:201), sekolah dan lingkungan masyarakat.
“kesulitan belajar merupakan kondisi Siswa yang mengalami masalah
dimana anak didik tidak dapat belajar dengan belajarnya biasanya ditandai
dengan baik, disebabkan adanya adanya gejala: (1) prestasi yang rendah
ancaman dan gangguan dalam proses atau di bawah rata-rata yang dicapai
belajar yang berasal dari faktor internal oleh kelompok kelas; (2) hasil yang
siswa maupun dari faktor eksternal dicapai tidak seimbang dengan usaha
siswa”. Menurut Dalyono (2005:239) yang dilakukan; (3) lambat dalam
faktor-faktor yang menimbulkan melakukan tugas belajar. Kesulitan
kesulitan dalam belajar, yaitu “faktor belajar bahkan dapat menyebabkan
intern atau faktor dari dalam diri siswa suatu keadaan yang sulit dan mungkin
sendiri dan faktor ekstern yaitu faktor menimbulkan suatu keputusasaan
yang timbul dari luar siswa”. sehingga memaksakan seorang siswa
untuk berhenti di tengah jalan. Menurut

3
Oemar Hamalik, (2005:117), faktor- Amerika) meliputi: breakfast, one dish
faktor yang bisa menimbulkan kesulitan meal, appetizer, soup, main course dan
belajar dapat digolongkan menjadi 4 dessert. Berdasarkan silabus Jasa Boga
(empat), yaitu: faktor-faktor dari diri SMKN I Sewon, Bantul pada mata
sendiri, faktor-faktor dari lingkungan pelajaran Pengolahan Makanan
sekolah, faktor-faktor dari lingkungan Kontinental terdapat kompetensi dasar
keluarga, faktor-faktor dari lingkungan diantaranya: prinsip pengolahan
masyarakat. makanan kontinental, mengolah kaldu
Mata pelajaran Pengolahan (stock), sup (soup), saus (sauce),
Makanan Kontinental merupakan mengolah hidangan pembuka dingin
komponen mata pelajaran keahlian yang (cold appetizer) dan hidangan pembuka
mempunyai arti sangat luas dalam panas (hot appetizer), mengolah
memberikan pemahaman dasar-dasar sandwich, mengolah hidangan berbahan
Pengolahan Makanan Kontinental, terigu, mengolah hidangan dari telur,
dimana siswa diberikan pelajaran teori unggas, daging dan seafood,
dan pelajaran praktik dengan menggunakan peralatan pengolahan
perbandingan pelajaran teori 40% dan makanan. Dari kompentensi dasar yang
pelajaran praktik 60%. Dalam proses ada diharapkan siswa akan memiliki
belajar diharapkan adanya suatu ketrampilan dalam mengolah makanan
keefektifan belajar yang merupakan kontinental.
tingkat pencapaian pengetahuan pada Menurut Winarno (1993)
mata pelajaran Pengolahan Makanan Pengolahan makanan adalah kumpulan
Kontinental. teknik yang digunakan untuk mengubah
Mata pelajaran pengolahan bahan mentah menjadi makanan atau
makanan kontinental merupakan mengubah makanan menjadi bentuk lain
pelajaran produktif yang harus untuk komsumsi oleh manusia atau oleh
ditempuh oleh siswa SMK kelas XI industri pengolahan makanan.
jurusan Jasa Boga. Materi mata Sedangkan Menurut Tuti Soenardi dkk
pelajaran Pengolahan Makanan (2013:6) kuliner dapat diartikan
Kontinental berisi tentang penyiapan, sebagai: rangkaian kegiatan untuk
pengolahan dan penyajian macam- menghasilkan makanan sehat dengan
macam hidangan kontinental (Eropa dan penampilan menarik yang dimulai dari

4
memilih bahan makanan yang pengolahan, bahan dan bumbu
berkualitas, mempersiapkan teknik pengolahan hidangan kontinental.
pengolahan yang tepat dan aman serta Prestasi belajar siswa
menghasilkan selera sesuai tujuan. dipengaruhi oleh faktor dari dalam dan
Mengolah makanan kontinental adalah luar siswa. Kesulitan mengolah
mengolah atau memasak makanan makanan kontinental merupakan faktor
dengan bahan, teknik, penyajian dan ekstern yang mempengaruhi prestasi
menu berasal dari negara kontinental belajar siswa. Kesulitan belajar yang
yaitu daratan Eropa dan Amerika (Acah dialami siswa yaitu kesulitan dalam
Sumiarsah, 2010:1). belajar praktek mengolah makanan
Mata pelajaran Pengolahan kontinental, ditandai dengan kurangnya
Makanan Kontinental penting untuk pemahaman siswa tentang materi
dipelajari karena merupakan bekal mengolah makanan kontinental.
utama bagi siswa untuk memasuki Kurangnya pemahaman siswa
dunia kerja seperti perhotelan dan dunia ditunjukkan dengan kesalahan-
usaha seperti katering. Permasalahan kesalahan yang masih dilakukan dalam
yang sering terjadi adalah kurangnya mengolah makanan kontinental.
penguasaan materi yang telah diajarkan Kesulitan yang ada disebabkan oleh
oleh guru di kelas sehingga siswa materi pelajaran dalam pengolahan
kurang memiliki bekal yang cukup hidangan kontinental sebagian besar
untuk melaksanakan kegiatan menggunakan istilah asing dan
selanjutnya. Permasalahan yang sering merupakan mata pelajaran yang masih
dihadapi siswa menyebabkan kesulitan asing bagi siswa, dimana sebelumnya
dalam belajar mengolah makanan belum pernah dikenal dengan baik
kontinental antara lain: 1) Siswa kurang dalam kehidupan sehari-hari di rumah
memahami prosedur pada teknik maupun di sekolah, padahal siswa
pengolahan kontinental sehingga hasil dituntut untuk mendapatkan
akhir masakan tidak sesuai yang pengetahuan, kecakapan dan
diharapkan, 2) Siswa mengalami ketrampilan dalam pengolahan
kesulitan dalam penggunaan alat hidangan kontinental.
khusus, 3) kurangnya pemahaman siswa Hasil belajar praktek siswa
terhadap istilah-istilah asing pada teknik berupa hidangan kontinental yang

5
disajikan oleh siswa dan dinilai oleh KKM. Hal tersebut menunjukkan bukti
guru. Kesulitan yang ada akan adanya kesulitan belajar yang dialami
menyebabkan hasil masakan menjadi siswa pada mata pelajaran Pengolahan
kurang optimal sehingga mempengaruhi Makanan Kontinental.
nilai praktek siswa. Berarti kesulitan Berdasarkan uraian pada
belajar yang dialami siswa akan pembatasan masalah, maka dapat
menyebabkan prestasi belajar siswa dikemukakan perumusan masalah
menjadi rendah. Hal tersebut didukung sebagai berikut: Apakah ada pengaruh
oleh hasil penelitian dari Nur Wahyuni kesulitan belajar mengolahan makanan
(2005) menyatakan bahwa tingkat kontinental terhadap prestasi belajar
kesulitan membuat hidangan pada siswa kelas XI program keahlian
kontinental pada siswa kelas II Program tata boga SMKN 1 Sewon Bantul?
keahlian restoran SMK Negeri 4 Bagaimana gambaran kesulitan belajar
termasuk dalam kategori sedang dan mengolahan makanan kontinental pada
Mitha Octavyan (2013) menyatakan siswa kelas XI program keahlian Jasa
bahwa kesulitan belajar berpengaruh Boga SMK 1 Sewon Bantul Tahun
negatif terhadap prestasi belajar siswa Pelajaran 2016/2017. Bagaimana
dalam mata pelajaran produktif gambaran prestasi belajar Pengolahan
akuntansi kelas X Administrasi Makanan Kontinental pada siswa kelas
Perkantoran Pasundan 1 Bandung. XI program keahlian Jasa Boga SMK 1
Mengacu data yang diperoleh di Sewon Bantul Tahun Pelajaran
lapangan, masih ada beberapa siswa 2016/2017.
yang mendapatkan nilai rata-rata 75,
sedangkan standar Kriteria Ketuntasan
METODE PENELITIAN
Minimal (KKM) untuk mata pelajaran
Penelitian ini termasuk jenis
Pengolahan Makanan Kontinental di
penelitian ex-post facto dan
SMKN I Sewon adalah 82. Hal ini
menggunakan pendekatan analisis
menunjukkan bahwa masih ada siswa
korelasional. Penelitian ini dilaksanakan
yang belum memenuhi standar KKM.
di SMK Negeri I Sewon.
Oleh sebab itu sekolah mengadakan
Penelitian ini memiliki dua
remidi sebagai upaya memperbaiki
variabel, yaitu variabel bebas (kesulitan
prestasi belajar siswa untuk memenuhi
belajar mengolah makanan kontinental)

6
dan variabel terikat. Variabel bebas kemudian dikategorikan menjadi tinggi,
dalam penelitian ini adalah kesulitan sedang, rendah.
belajar mengolah makanan kontinental Prestasi belajar yang penulis
(X)dengan indikator persiapan maksud dalam penelitian ini adalah
pengolahan makanan, teknik prestasi belajar mata pelajaran
pengolahan dan penyajian makanan Pengolahan Makanan Kontinental yang
kontinnetal.Variabel terikat adalah dimaksud dalam penelitian ini adalah
pretasi belajar (Y) yang diperoleh dari nilai yang diperoleh dari ujian akhir
nilai raport semester gasal. semester pada mata pelajaran
Kesulitan belajar yang penulis Pengolahan Makanan Kontinental.
maksud dalam penelitian ini adalah Prestasi belajar mata pelajaran
kesulitan siswa dalam memahami Pengolahan Makanan Kontinental
materi mata pelajaran pengolahan diperoleh dari dokumentasi nilai
kontinental, seperti: a) siswa kurang pelajaran Pengolahan Makanan
memahami prosedur pada teknik Kontinental kelas XI.
pengolahan kontinental sehingga hasil Populasi yang diambil adalah
akhir masakan tidak sesuai yang siswa kelas XI Jasa Boga SMKN 1
diharapkan, b) siswa mengalami Sewon Bantul yang berjumlah 125
kesulitan dalam penggunaan alat siswa. Penelitian ini termasuk penelitian
khusus, c) kurangnya pemahaman siswa sampel. Teknik pengambilan sampel
terhadap istilah-istilah asing pada teknik menggunakan proportional random
pengolahan, bahan dan bumbu sampling, yaitu sampel yang diambil
pengolahan hidangan kontinental. secara proporsional sebesar 50% dari
Kesulitan mengolah hidangan jumlah populasi 125 yaitu 63 ditambah
kontinental diukur melalui 3 aspek, 10% dari sampel untuk kebutuhan
yaitu: persiapan pengolahan hidangan missing data dan non respons. Jadi,
kontinental (mise en place), proses sampel keseluruhannya adalah 63 + 6 =
pengolahan hidangan kontinental dan 69 siswa.
penyajian makanan kontinental.
Data, Instrumen, dan Teknik
Pengukuran dilakukan dengan
Pengumpulan Data
menggunakan angket dengan skala
Teknik pengumpulan data
likert, jumlah skor yang diperoleh
menggunakan angket dan dokumentasi.

7
Angket digunakan untuk mengunkap mengolah makanan kontinental yang
data kesulitan belajar mengolah diperoleh dari angket dan prestasi
makanan kontinental siswa kelas XI belajar mata pelajaran pengolahan
Jasa Boga di SMK Negeri 1 Sewon makanan kontinental yang diperoleh
Bantu Yogyakarta. dari nilai raport. Deskripsi hasil
Instrumen penelitian untuk penelitian dijelaskan sebagai berikut.
variabel kesulitan belajar mengolah a. Variabel kesulitan belajar
makanan kontinental terdiri dari 40 mengolahan makanan kontinental
butir pertanyaan. Uji coba instrumen (X) terdiri dari 37 item pertanyaan
penelitian dilakukan 30 siswa di luar dengan menggunakan 4 pilihan
anggota sampel tetapi masih dalam satu jawaban sehingga skor tertinggi
populasi. Berdasarkan hasil uji validitas ideal = 100, skor terendah ideal =
data angket kesulitan belajar mengolah 37, mean ideal = 92,5, standar
hidangan kontinental diperoleh 3 butir deviasi ideal = 18,5, sedangkan
soal yang gugur, yaitu nomor 17 dengan skor tertinggi observasi = 138,
nilai rxy = 0,183 < rtabel = 0,361, nomor skor terendah observasi = 47,
24 dengan nilai rxy = 0,184 < rtabel = mean observasi = 93,8, standar
0,361, dan nomor 35 dengan nilai rxy = deviasi = 23,2, median = 106, dan
0,313 < rtabel = 0,361. Berdasarkan hasil modus = 106.
uji reliable diperoleh nilai alpha hitung b. Variabel prestasi belajar mata
sebesar 0,908 > 0,60 sehingga pelajaran Pengolahan Makanan
instrumen kesulitan makanan Kontinental (Y) memiliki skor
kontinental dapat dikatakan reliabel tertinggi ideal = 100, skor
Teknik analisis data terendah ideal = 0, mean ideal =
menggunakan teknik analisis deskriptif 50, standar deviasi ideal = 16,7,
dan uji hipotesis menggunakan uji sedangkan skor tertinggi observasi
korelasi Product Moment yang = 90, skor terendah observasi = 70
didahului uji persyaratan analisis, yaitu mean observasi = 79,4, standar
uji normalitas dan linieritas. deviasi = 3,4 median = 79, dan
modus = 79.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Deskripsi data variabel kesulitan
Deskripsi data menggambarkan
belajar mengolah makanan kontinental
data hasil penelitian kesulitan belajar

8
dan prestasi belajar mata pelajaran dilihat pada tabel 1.
Pengolahan Makanan Kontinental dapat

Tabel 1. Deskripsi Data Penelitian


Skor Observasi Skor Ideal
Variabel Skor Skor Skor Skor Med Mo
Mean SD Mean SD
Max Min Max Min
X 138 47 93,8 17,4 148 37 92,5 18,5 95 106
Y 90 70 79,7 3,7 100 0 50 16,7 80 78
(Sumber: analisis data penelitian)

Hasil diskripsi data skor observasi Hasil kategori kesulitan


kedua variabel tersebut digambarkan belajar mengolah makanan
melalui tabel distribusi frekuensi dan kontinental selengkapnya dapat
kategori skor dengan penjelasan sebagai dilihat pada tabel 2.
berikut.
a. Kesulitan belajar mengolah
makanan kontinental (X)

Tabel 2. Kategori Kesulitan Belajar Mengolah Makanan Kontinental (X)


No Kategori Interval Skor Frekuensi Relatif (%)
1 Tinggi 109 – 138 10 14,50%
2 Cukup 78 – 108 50 72,46%
3 Rendah 47 – 77 9 13,04%
Total 69 100%
(Sumber: analisis data penelitian)

Berdasarkan tabel 2 dapat Berdasarkan analisis data di atas,


dijelaskan terdapat 10 responden dapat disimpulkan bahwa kesulitan
dalam kategori tinggi dengan belajar mengolah makanan
frekueansi relatif 14,50%, 50 kontinental dalam kategori cukup
responden termasuk dalam dengan frekuensi relatif 72,46%.
kategori cukup dengan frekuensi Data kategori kesulitan belajar
relatif 72,46%, dan 9 responden mengolah makanan kontinental
termasuk dalam kategori rendah dijelaskan melalui histogram pada
dengan frekuensi relatif 13,04%. gambar 1.

9
Frekeunsi

Kategori Skor

Gambar 1. Histogram Kategori Kesulitan Belajar Mengolah


Makanan Kontinental

b. Prestasi belajar mata pelajaran mata pelajaran pengolahan


Pengolahan Makanan Kontinental makanan kontinental (Y) dapat
(Y) dilihat pada tabel 3.
Rangkuman hasil perhitungan
kategori variabel prestasi belajar

Tabel 3. Kategori Prestasi Belajar Mata Pelajaran Pengolahan


Makanan Kontinental (Y)
No Kategori Interval Skor Frekuensi Relatif (%)
1 Tinggi 84 – 90 8 11,59%
2 Cukup 77 – 83 54 78,26%
3 Rendah 70 – 76 7 10,15%
Total 69 100%
(Sumber: analisis data penelitian)

Tabel kategori di atas dengan frekuensi relatif 78,26%,


menjelaskan bahwa 8 responden dan 7 responden dalam kategori
dalam kategori tinggi dengan rendah dengan frekuensi 10,15%.
frekuensi relatif 11,59%, 54 Berdasarkan analisis data di atas,
responden dalam kategori cukup dapat dijelaskan bahwa prestasi

9
belajar mata pelajaran Pengolahan relatif 78,26%. Tabel kategori
Makanan Kontinental dalam dijelaskan kembali melalui
kategori cukup dengan frekuensi histogram pada gambar 2.

Frekeunsi

Kategori Skor

Gambar 2. Histogram Kategori Prestasi Belajar


Mata Pelajaran Pengolahan Makanan Kontinental

Uji normalitas bertujuan tidak. Uji normalitas menggunakan


untuk mengetahui apakah data dari perhitungan Chi Kuadrat. Hasil uji
masing-masing variabel memiliki normalitas kedua variabel dapat
karakteristik distribusi normal atau dilihat pada tabel 4.

Tabel 4. Hasil Uji Normalitas


x² tabel
No Variabel dk χ² hitung Kriteria
(5%)
1. Kesulitan belajar mengolah 5 4,489 11,07 Normal
makanan kontinental
2. Prestasi belajar mata 5 3,120 11,07 Normal
pelajaran pengolahan
makanan kontinental
(Sumber: analisis data penelitian)

Berdasarkan hasil uji kesulitan belajar mengolahan


normalitas pada tabel 4, diketahui makanan kontinental adalah 4,489
bahwa harga χ²hitung variabel < 11,07 dan harga χ²hitung data

10
prestasi belajar mata pelajaran Uji linieritas dalam
Pengolahan Makanan Kontinental penelitian ini digunakan untuk
adalah 3,120 < 11,07. Dapat mengetahui pengaruh variabel
dijelaskan bahwa kedua data bebas dengan variabel terikat linier
dinyatakan normal atau sebenarnya atau tidak. Hasil perhitungan uji F
normal pada taraf signifikan 5% diperoleh harga Fhitung = 0,468 <
karena harga χ² hitung di bawah harga Ftabel = 1,88. Hasil uji linieritas
χ²tabel. kedua variabel selengkapnya dapat
dilihat pada tabel 5.

Tabel 5. Hasil Uji Linieritas.


Variabel dk F hitung F tabel (5%) Kriteria
XY 14/53 0,468 1,88 Linier
(Sumber: analisis data penelitian)

Berdasarkan tabel 5 dapat Moment, diperoleh nilai koefisien


dijelaskan harga Fhitung lebih kecil korelasi rhitung sebesar 0,603. Untuk
dari Ftabel dengan taraf signifikan di menguji signifikan nilai tersebut harus
bawah 5%, sehingga kedua variabel dikonsultasikan pada tabel nilai-nilai rxy
tersebut dinyatakan linier. dengan nilai N = 69 pada taraf
Pengujian hipotesis mengguna- signifikan 5% adalah 0,235. Jadi, nilai
kan teknik analisis korelasi Product rhitung yang diperoleh di atas nilai rtabel,
Moment. Berdasarkan hasil uji hipotesis yaitu 0,603 > 0,235. Hasil pengujian
menggunakan korelasi Product hipotesis dapat dilihat pada tabel 6.

Tabel 6. Hasil Uji Hipotesis


Koefisien
r hitung rtabel
Variabel Determinan Keterangan
(rxy) ( N=69, α=5%)
(R2)
XY 0,603 0,235 0,217 Ada pengaruh
(rxy > r tabel)
(Sumber: analisis data penelitian)

11
Hasil tersebut menggambarkan contoh ketika membuat hidangan poach
ada pengaruh negatif, artinya semakin egg, kesalahan yang sering dijumpai
tinggi kesulitan belajar mengolah yaitu ketika merebus dengan api besar
makanan kontinental maka semakin sehingga terdapat banyak buih yang
rendah prestasi belajar siswa dan menyebabkan pecahnya putih telur dan
signifikan antara variabel kesulitan terlalu lamanya dalam proses perebusan
belajar mengolah makanan kontinental sehingga kuning telur sudah tidak
terhadap prestasi belajar mata pelajaran meleleh. Siswa juga cukup sulit dalam
Pengolahan Makanan Kontinental membuat dan membedakan macam-
karena rhitung di atas rtabel pada taraf macam potongan bahan pada
signifikan 5%. pengolahan hidangan kontinental karena
Besarnya koefisien determinan pada pengolahan hidangan kontinental
(R2) sebesar 0,364, artinya besarnya terdapat bermacam-macam potongan
sumbangan yang diberikan oleh variabel sayuran, ikan, daging dan unggas
kesulitan belajar mengolah makanan dengan istilah asing yang harus dihafal
kontinental (X) terhadap variabel oleh siswa.
prestasi belajar mata pelajaran Berdasarkan hasil analisis di
Pengolahan Makanan Kontinental (Y) atas, dapat dijelaskan bahwa prestasi
adalah sebesar 36,4%, sedangkan belajar mata pelajaran Pengolahan
sisanya 63,6% dipengaruhi oleh faktor Makanan Kontinental dalam kategori
lain yang tidak dibahas dalam penelitian cukup dengan frekuensi relatif 78,26%.
ini. Artinya, siswa cukup memiliki
Kesulitan belajar mengolah pengetahuan tentang materi mata
makanan kontinental dalam kategori pelajaran pengolahan makanan
cukup dengan frekuensi relatif 72,46%. kontinental. Siswa telah memperoleh
Artinya, siswa cukup sulit dalam pengetahuan tentang pengolahan
mengolah hidangan kontinenal. Hal ini makanan kontinental tetapi belum
disebabkan karena siswa kurang mencapai prestasi yang maksimal.
memahami langkah-langkah pada SMKN I Sewon sebagai sekolah
teknik pengolahan kontinental sehingga menengah kejuruan favorit di kabupaten
masih dijumpai kesalahan-kesalahan Bantul memiliki akreditasi A sehingga
dalam proses pengolahan. Sebagai dalam penerimaan siswa baru juga

12
memiliki standar yang cukup tinggi. pelajaran pengolahan makanan
Siswa-siswa yang dapat bersekolah di kontinental. Kesulitan mengolah
SMK I Sewon tergolong siswa-siswa hidangan kontinental memberikan
yang memiliki prestasi belajar pengaruh terhadap prestasi belajar
menengah ke atas. Prestasi belajar mata siswa. Prestasi belajar siswa akan
pelajaran pengolahan makanan meningkat seiring dengan semakin
kontinental dalam kategori cukup dapat sedikitnya kesulitan yang ditemui siswa.
disebabkan karena adanya kesulitan Pemanfaatan media informasi bagi
yang masih dialami siswa. Kesulitan siswa dapat membantu dalam
yang dialami siswa dalam pengolahan mengurangi kesulitan mengolah
hidangan kontinental antara lain dalam hidangan kontinental. Siswa
pembuatan hidangan yang memanfaatkan gadget untuk
membutuhkan proses tertentu sedang memperoleh informasi tentang istilah
siswa kurang memahami prosedurnya macam-macam bahan-bahan, bumbu
sehingga hasil akhir masakan tidak impor dan resep terbaru dari internet.
sesuai yang diharapkan. Kesulitan yang Besarnya sumbangan yang
ditemui siswa dapat terjadi ketika diberikan oleh kesulitan belajar
membuat hidangan tertentu dan pengolahan makanan kontinental
memerlukan alat khusus. Siswa terhadap prestasi belajar dapat diketahui
mengalami kesulitan dalam dari harga koefisien determinan.
menggunakan alat khusus tersebut Koefisien determinan (R2) yang
karena sebelumnya siswa belum pernah diperoleh sebesar 0,364, artinya
menggunakan. besarnya sumbangan yang diberikan
Hasil analisis korelasi Product oleh variabel kesulitan belajar
Moment menunjukkan bahwa ada pengolahan makanan kontinental (X)
pengaruh negatif dan signifikan terhadap variabel kesulitan belajar
kesulitan mengolah makanan pengolahan makanan kontinental (Y)
kontinental terhadap prestasi belajar adalah sebesar 36,4%, sedangkan
mata pelajaran pengolahan makanan sisanya 63,6% dipengaruhi oleh faktor
kontinental. Artinya, semakin sulit lain, diantaranya seperti motivasi,
mengolah makanan kontinental, maka minat, bakat, dan intelegensi.
semakin rendah prestasi belajar mata Sumbangan tersebut tergolong kecil.

13
Hal ini disebabkan karena siswa masih Implikasi
cukup menemui kesulitan dalam Hasil penelitian
mengolah makananan kontinental, menunjukkan bahwa kesulitan
sehingga prestasi belajar siswa belajar mengolah makanan
tergolong cukup dan perlu ditingkatkan. kontinental dan prestasi belajar mata
pelajaran pengolahan makanan
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN
kontinental dalam kategori cukup
SARAN
dan ada pengaruh negatif dan
Simpulan
signifikan antara kesulitan belajar
Berdasarkan hasil analisis pada
mengolah makanan kontinental
pembahasan sebelumnya, dapat ditarik
terhadap prestasi belajar mata
beberapa kesimpulan sebagai berikut.
pelajaran pengolahan makanan
1. Ada pengaruh negatif dan
kontinental, sehingga implikasinya
signifikan kesulitan belajar
adalah siswa yang mengalami
mengolah makanan kontinental
kesulitan belajar akan mengalami
terhadap prestasi belajar mata
ketertinggalan dalam proses
pelajaran Pengolahan Makanan
belajarnya sehingga menyebabkan
Kontinental pada siswa kelas XI
prestasi belajarnya menjadi kurang
program keahlian tata boga SMKN
baik. Kesulitan belajar yang dialami
1 Sewon Bantul.
siswa akan menyebabkan prestasi
2. Kesulitan belajar mengolah
belajar siswa menjadi rendah.
makanan kontinental pada siswa
kelas XI program keahlian Jasa Saran
Boga SMK 1 Sewon Bantul Tahun Berdasarkan hasil penelitian,
Ajaran 2016/2017 sebagian besar peneliti menyampaikan beberapa saran
dalam kategori cukup. yang tidutukan kepada:
3. Prestasi belajar mata pelajaran 1. Sekolah
pengolahan makanan kontinental a. Memberikan kebijakan seluas-
siswa kelas XI program keahlian luasnya kepada guru untuk
Jasa Boga SMK 1 Sewon Bantul meningkatkan prestasi belajar
Tahun Pelajaran 2016/2017 siswa dengan menggunakan
sebagian besar dalam kategori berbagai metode pembelajaran
cukup. yang bervariasi.

14
b. Melengkapi sarana dan c. Memotivasi siswa agar lebih
prasarana yang dibutuhkan siswa meningkatkan keterampilannya
dan guru untuk menunjang dengan cara mengolah makanan
kegiatan belajar teori dan kontinental di rumah.
praktik. d. Peneliti lain yang berminat
2. Guru melakukan penelitian lanjutan
a. Mengembangkan metode diharapkan melibatkan lebih
pembelajaran yang sesuai banyak responden dan
dengan karakteristik siswa agar memasukan faktor motiasi,
siswa mudah memahami istilah- minat, bakat, dan intelegensi.
istilah asing dalam pengolaan
makanan kontinental.
b. Memperbanyak kegiatan belajar
praktik, sehingga siswa memiliki
bekal pengetahuan dan
keterampilan.

Daftar Pustaka
Acah Sumiarsah. 2010. MODUL Pengolahan Makanan Kontinental. Bandung: Dinas
Pendidikan Pemerintah Kota Bandung.
Ahmadi A. Dan Supriyono W. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Dalyono. 2005. Psikologi Pendidikan. Jakarta. Rineka Cipta.
Oemar Hamalik. 2005. Psikologi Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru.
Slameto, 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka
Cipta.
Suharsimi Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT.
Rineka Cipta.
Sutratinah Tirtonegoro. 2001. Anak Supernormal dan program Pendidikannya.Jakarta:
Bumi Aksara.
Syaiful Bahri Djamarah, 2011. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta
Tim Penyusun Bahan Ajar Kursus dan Pelatihan. 2010. Manajemen Jasa Usaha
Makanan. Jakarta: Kementrian Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal
Pendidikan Nonformal dan Informal Direktorat Pembinaan Kursus dan
Kelembagaan.
Tuti Soenardi, dkk. 2013. Teori Dasar Kuliner, Teori Dasar Memasak Untuk Siswa,
Peminat Dan Calon Profesional.Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

15

Das könnte Ihnen auch gefallen