Sie sind auf Seite 1von 8

STUDI AWAL SINTESA CARBOXY METHYL CELLULOSE-GRAFT-

POLY(ACRYLIC ACID)/MONMORILONIT SUPERABSORBEN


POLIMER HIDRO GEL KOMPOSIT MELALUI PROSES
KOPOLIMERISASI CANGKOK

Lik Anah*, Nuri Astrini, Suharto, Asep Nurhikmat dan Agus Haryono
*
Pusat Penelitian Kimia – LIPI, Bandung
e-mail : likanah@yahoo.com

Naskah diterima tanggal : 30 April 2010

PRELIMINARY STUDY ON SYNTHESIS OF CARBOXY METHYL CELLULOSE-


GRAFT-POLY(ACRYLIC ACID)/MONTMORILLONITE SUPERABSORBEN
COMPOSITES HYDRO GEL POLYMER BY GRAFT COPOLYMERIZATION

ABSTRACT
A carboxymethyl cellulose-graft-poly(acrylic acid)/montmorillonite superabsorbent polymer
composite (SAPCs) or hydro gel was prepared by graft-copolymerization among carboxymethyl
cellulose (CMC), acrylic acid (AA), and montmorillonite (MMT) in aqueous solution. In this research,
factors influencing water absorbency or swelling ratio of the hydro gel such as reaction of
temperature, concentration of benzoylperoxide (BPO) initiator and concentration of methyl
bisacrylamide crosslinker (MBA) were studied. As fixed variable were used time of reaction is five
hours and speed of mechanic agitation is 300 rpm. Hydro gel acquired the highest equilibrium water
absorbency of 126.56 g/g when ratio of AA to CMC is 10 : 1; 2.5 wt% BPO; 3.75 wt% MBA; and 10
wt% MMT was incorporated. In this experiment the hydro gel PAA Absorb commercial was used as
standard that has equilibrium water absorbency of 123 g/g. The graft-copolymerization reaction
mechanism, morphology, and thermal stability of the composites were also investigated by FTIR,
SEM, and TGA, respectively. FTIR spectra showed –OH of CMC participated in graft polymerization
with AA. The introduced CMC and MMT endowed the composite a higher thermal stability.

Keywords : CMC-g-poly(AA)/MMT, superabsorbent polymer composites, hydro gel, BPO, MBA

INTISARI
Material superabsorben polimer komposit (SAPCs) atau hidro gel karboksimetil selulosa –
cangkok - asam poliakrilat / monmorilonit dipersiapkan melalui proses graft-kopolimerosasi antara
karboksimetil selulosa, asam akrilat (AA), dan monmorilonit (MMT) dalam larutan encer. Dalam
penelitian ini telah dipelajari faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kemampuan hidro gel dalam
menyerap air seperti suhu reaksi, konsentrasi inisiator benzoil peroksida (BPO), dan konsentrasi
pengikat silang metil bisakrilamida (MBA). Variabel tetap yang digunakan adalah waktu reaksi 5 jam
dan kecepatan pengadukan 300 rpm. Hidro gel hasil penelitian memberikan serapan air atau swelling
ratio tertinggi 126,56 g H2O/g hidro gel pada kondisi operasi yaitu rasio AA terhadap CMC adalah 10
: 1, konsentrasi BPO 2,5% w/w, MBA 3,75% w/w, dan MMT 10% w/w. Hidro gel PAA Absorb
komersial digunakan sebagai standar dengan kesetimbangan penyerapan air123 g/g. Mekanisme
reaksi kopolimerisasi cangkok, morfologi, dan kestabilan panas dari SAPCs dipelajari melalui analisa
FTIR, SEM, dan TGA. Hasil spektra FTIR menunjukkan gugus fungsional –OH dari CMC berperan
aktif dengan AA. Penggunaan CMC dan MMT dalam proses kopolimerisasi cangkok telah
memberikan kestabilan panas yang lebih tinggi pada material hidro gel.

Kata kunci : CMC-g-poli(AA)/MMT, superabsorben polimer komposit, hidro gel, BPO, MBA

1
Berita Selulosa, Vol. 45, No. 1, Juni 2010 : 1 - 8

PENDAHULUAN cangkok pati – asam akrilat yang dipreparasi


melalui polimerisasi larutan (Kiatkamjornwong,
Superabsorben polimer (SAP) atau hidro
S., 2007).
gel adalah jaringan rantai polimer tiga dimensi
Hidro gel pertama kali dikembangkan
dengan ikatan silang ringan yang membawa
oleh Departemen Pertanian AS pada 1960 dan
dissosiasi gugus fungsi ionik seperti asam
dikomersialkan pertama kali pada 1970 dalam
karboksilat, karbokamida, hidroksil, amina,
bentuk polimer berbasis pati / akrilonitril /
imida, dan gugus lainnya. SAP hidro gel ini
akrilamida dan diaplikasikan dalam agrikultur
memiliki sifat dasar dapat menyerap fluida lebih
atau hortikultur sebagai hidro gel untuk
dari 15 kali berat keringnya sendiri, bisa
menahan kelembaban air pada tanah selama
membengkak (swelling) karena meningkatnya
pertumbuhan dan transportasi. Dalam
entropi jaringan polimer dan fluida yang telah
perkembangannya, ikatan silang poliakrilat dan
diserap sukar untuk lepas dan hidro gel tersebut
modifikasi eter selulosa juga dikomersialkan
tidak larut oleh solvasi molekul-molekul air
pada 1982 di Jepang sebagai pati-cangkok-
melalui ikatan hidrogen karena adanya gugus
poliakrilat ikatan silang dengan karakteristik
ionik alami dan struktur yang saling
memiliki daya serap air yang tinggi. Pada 1985
bersambungan (interconnected). Faktor-faktor
penggunaan SAPs di Jepang diestimasi
yang menyediakan tenaga untuk menyerap air
mencapai 12.000 metric ton. Pada 2010 pasar
adalah tekanan osmotik, yang berdasar pada ion
SAPs di AS dan Eropa diproyeksikan mencapai
penukar yang dapat berpindah dan afinitas
419.000 ton dan di Asia-Pasific mencapai
antara polimer elektrolit dan air. Faktor yang
207.000 metric ton (www.plastemart.com.,
menahan tenaga penyerapan sebagai lawannya
2009).
adalah adanya elastisitas gel hasil dari struktur
jaringannya. Karena karakteristiknya yang
unggul maka hidro gel dipakai secara luas
seperti agrikultur, holtikultur, sanitary dan
medis. Kemampuan gel yang membengkak dan
melepaskan air ke sekelilingnya secara
terkendalitelah menjadikan material hidro gel
dipakai untuk produk-produk pengendali
kelembaban, keperluan farmasi, dan sebagai
pengkondisi tanah. Karakteristik lain dari hidro
gel adalah sifat seperti karet alam yang dapat
digunakan untuk mengendalikan konsistensi
produk dalam bidang kosmetik, dan dipakai
untuk memberi sifat-sifat yang berdampak segel
untuk produk-produk yang kontak dengan air
atau larutan encer, seperti kawat dan kabel
bawah tanah. Jadi kapasitas penyerapan air atau
water absorption capacity (WAC) adalah
Gambar 1. Mekanisme Kopolimerisasi
karakteristik utama untuk hidro gel. Kapasitas
Graft Untuk Kopolimer
air yang terserap dapat diukur dengan metoda
poli(A)-g-poli(B)
volumetrik gravimetrik, spektroskopik dan
gelombang mikro. Metoda volumetrik
mengukur perubahan volume SAP atau air Kopolimer cangkok adalah rantai
sebelum dan sesudah penyerapan, metoda makromolekular dengan satu spesies blok atau
gravimetrik mengukur perubahan berat SAP, lebih yang disambungkan ke rantai utama
metoda spektroskopik mengukur perubahan sebagai rantai sisi (Athawale, 2005). Batang
spektrum UV dari SAP dan metoda gelombang tubuh polimer utama polimer(A) yang memiliki
mikro adalah mengukur penyerapan gelombang cabang-cabang rantai polimer(B) yang berasal
mikro melalui perubahan energi. Pada tahap dari titik yang berbeda dan tercangkok pada
preparasi, salah satu cara untuk mensintesa sepanjang rantai utama, secara umum ditulis
hidro gel adalah melalui kopolimerisasi sebagai poli(A)-cangkok-poli(B) atau poli(A)-g-
cangkok. Tipe hidro gel yang paling banyak poli(B) seperti pada Gambar 1 (Zohuriaan-
tersedia di pasar komersial adalah polimer Mehr, 2005).

2
Studi Awal Sintesa Carboxy Methyl Cellulose-Graft-Poly
(Acrylic Acid)/Monmorilonit... : Lik Anah, dkk.

Selulosa adalah bahan organik alami yang METODOLOGI


tersedia melimpah di dunia dan dapat digunakan
Bahan dan Alat
untuk preparasi berbagai macam material baru.
Turunan selulosa seperti CMC dengan gugus CMC dengan spesifikasi teknis diperoleh
karboksimetil (-CH2-COOH) yang terikat ke secara komersial dari P.T. Brataco. Asam akrilat
beberapa gugus hidroksil dari monomer dengan spesifikasi teknis dibeli dari P.T.
glukopiranosa yang bersenyawa dengan batang Pridana Eka. Sedangkan inisiator BPO dengan
tubuh selulosa memiliki aplikasi potensial spesifikasi pure analyse dan monmorilonit serta
sebagai polimer fungsional yang ramah pengikatsilang MBA dengan spesifikasi pure
lingkungan karena bersifat dapat dibiodegradasi analyse dibeli dari E-Merck.
dan sumber terbarukan. Saat ini metoda cangkok Rangkaian peralatan yang digunakan
telah dipakai secara luas dalam preparasi dalam penelitian ini terdiri dari reaktor gelas
kopolimer selulosa (Feng Yan, 2008). Benzoil leher empat yang dilengkapi dengan kondensor,
peroksida (Bz2O2) atau disingkat BPO termometer, selang aliran gas nitrogen dan
digunakan sebagai inisiator radikal dalam proses water bath seperti dalam Gambar 2.
kopolimerisasi. Ikatan lemah oksigen-oksigen
memberi celah homolitik untuk membentuk
radikal bebas benzoil sebagai pemicu reaksi
kimia selanjutnya. N,N1- metilenbiakrilamida
(MBA) adalah pengikatsilang yang digunakan
selama pembentukan polimer, memiliki formula
C7H10N2O2.
Nanoteknologi akan memainkan peranan
utama dalam pengembangan produksi SAPs dan
SAPCs yang memberikan kinerja yang lebih
tinggi (Kiatkamjornwong, S., 2007). Studi
nanokomposit organik-anorganik telah menjadi
suatu bidang yang sangat penting, salah satunya
untuk perbaikan kekuatan produk material
polimer. Memperkuat polimer dengan
menggunakan sejumlah kecil kaolin telah
banyak dilakukan karena turunan material
heterostruktural memperlihatkan impresif
mekanik, termal, optik, dan sifat-sifat lain yang Gambar 2. Peralatan Proses Polimerisasi
meningkatkan nilai teknologinya. Tipe-tipe
kaolin phyllosilikat seperti kaolinite,
monmorilonit, hectrite, saponite, dan smica Metoda
sintetik adalah material anorganik yang banyak Uraian dari tahap-tahap pelaksanaan
dipakai untuk preparasi komposit hidro gel. percobaan adalah sebagai berikut :
Suatu seri multifungsi kompsit
superabsorben asam poliakrilat – ko - 1. Proses kopolimerisasi cangkok (graft
akrilamida / Ca-monmorilonit / sodium humat copolymerization) dilaksanakan dengan
telah menunjukkan hasil penyerapan air sistem batch dalam reaktor kapasitas 1 L
tertinggi (Yian Zheng, 2008). yang meliputi :
Tulisan ini menyampaikan hasil a. Sintesa Asam Poliakrilat (PAA)
penelitian proses kopolimerisasi cangkok Asam Poliakrilat (PAA) disintesa
antara karboksimetil selulosa CMC), asam melalui proses polimerisasi radikal
akrilat (AA), dan monmorilonit (MMT) melalui terhadap monomer asam akrilat (AA)
teknik polimerisasi larutan. Benzoil peroksida menggunakan pelarut organik (air
digunakan sebagai inisiator dan distilat) dalam suasana atmosferik.
metilbisakrilamida sebagai pengikat silang. Mekanisme sintesa PAA meliputi
Produk hidro gel hasil penelitian ini akan inisiasi suhu, propagasi dan terminasi
diaplikasikan sebagai pengkondisi tanah untuk seperti ditunjukkan dalam Gambar 3.
lahan pertanian kering.

3
Berita Selulosa, Vol. 45, No. 1, Juni 2010 : 1 - 8

Inisiasi : I – I → 2 I● menjadi PAA. Setelah reaksi


polimerisasi selesai, polimer
Propagasi : I● + M → IM● dikeringkan, selanjutnya diberi curing-
agent yang berfungsi menambah derajat
IM● + M → IM2● ikatan silang pada permukaan partikel
. polimer, sehingga kinerja serapan airnya
. menjadi lebih bagus dan lebih mudah
IMn● + M → IMn+1 ● dikontrol.

Terminasi : IMn●+IMm● → IM(n+m)I c. Polimerisasi larutan (Solution


polymerization)
Proses polimerisasi larutan
Gambar 3. Mekanisme Sintesa PAA
dilaksanakan dengan mengikuti
prosedur sebagai berikut :
 CMC 1,2 g dan aquades 120 mL
b. Proses Ikatan-silang (crosslink)
dimasukkan dalam reaktor gelas.
Reaksi ikatan silang pada saat
Campuran bahan dipanaskan sampai
polimerisasi sangat penting untuk
suhu reaksi yang diinginkan
menghasilkan jejaring polimer (yang
menggunakan sumber panas hot
dapat menyerap air. Pengikat silang
plate dibawah suasana aliran gas N2
yang digunakan dalam penelitian ini
selama 30 menit dan dilakukan
adalah N,N′-metilenbisakrilamida
pengadukan dengan kecepatan 300
(MBA) yang bereaksi dengan gugus
rpm. Diagram alir proses
fungsi karboksil pada rantai polimer
kopolimerisasi cangkok disajikan
sehingga terbentuk jejaring polimer
dalam Gambar 5.
seperti yang ditunjukkan pada Gambar
4. Kemampuan polimer dalam  Inisiator BPO 1,2 g (2,5% w/w AA)
menyerap air sangat bergantung pada ditambahkan ketika suhu reaksi yang
derajat ikat silang. diinginkan tercapai dan tunggu
sampai 15 menit. Campuran asam
akrilat 12 g yang dinetralkan dengan
larutan NaOH dan pengikatsilang
MBA 0,45 g (3,75% w/w AA)
ditambahkan ke dalam reaktor.
 Waterbath dikendalikan pada suhu
yang diinginkan dan dipertahankan
selama 5 jam reaksi. Setelah itu
masukkan monmorillonit (10% w/w
AA) kedalam reaktor dan tunggu
sampai 15 menit. Setelah itu
tambahkan hidrokuinon 40 mL dan
tunggu 5 menit. Reaksi selesai.
 Tuang hasil reaksi kedalam nampan
Gambar 4. Proses Ikatan Silang PAA dan keringkan dalam oven 40oC
sampai kering. Selanjutnya
Polimerisasi dilakukan dengan
dilakukan pencucian dengan aquades
melarutkan monomer asam akrilat
dua kali dan aceton satu kali.
dalam aquades pada suhu proses yang
Keringkan kembali dalam oven
diinginkan (50oC – 90oC), tekanan
sampai kering.
atmosferik dan menggunakan BPO
 Produk material komposit hidro gel
sebagai inisiator yang berfungsi untuk
SAPC disimpan dalam kantong
membentuk radikal yang sangat reaktif
plastik dan diberi label sesuai dengan
sehingga monomer AA bergabung
kode percobaan.

4
Studi Awal Sintesa Carboxy Methyl Cellulose-Graft-Poly
(Acrylic Acid)/Monmorilonit... : Lik Anah, dkk.

Swelling ratio (g air/g hidrogel) =


(Wt – W0 – Wn) / W0 ………. (1)

b. Analisa Gugus fungsi


Mekanisme kopolimerisasi
cangkok dan gugus fungsi yang terjadi
dianalisa menggunakan Fourier
transform infrared (FTIR)
spectroscopy.

c. Uji kestabilan bahan terhadap panas


Kestabilan bahan hidro gel
terhadap panas dianalisa menggunakan
Thermal Gravimetry Analyser (TGA).

d. Uji homogenitas dan morfology


Morfology bahan dianalisa
menggunakan Scanning Electron
Micrograph (SEM)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Suhu terhadap Swelling Ratio


Gambar 5. Diagram Alir Proses
Kopolimerisasi Cangkok Hasil percobaan proses kopolimerisasi
cangkok pada berbagai suhu proses (50oC –
90oC) dapat dilihat pada Gambar 6.
2. Karakterisasi
a. Swelling Ratio
Tahapan swelling ratio adalah :
 Berat kantung nilon ditimbang
terlebih dahulu (Wn)
 Berat material komposit hidro gel
SAPC ditimbang sebagai W0
 Kantung nilon yang telah diisi
dengan contoh hidro gel
kemudian dicelupkan kedalam
wadah yang berisi air aquades
pada suhu ruang selama 10
menit, kemudian diangkat dan
digantung di udara selama 15
menit. Waktu, menit
 Berat kantung nilon termasuk
berat hidro gel yang telah Gambar 6. Pengaruh Suhu Terhadap Swelling
menyerap air ditimbang sebagai Ratio
Wt pada t = 10 menit.
 Selanjutnya dicelup lagi dan Gambar 6. memperlihatkan bahwa
ditimbang lagi sebagai Wt pada kenaikan swelling ratio yang sangat tajam
20 menit. Demikian seterusnya terjadi pada waktu reaksi 10 menit. Setelah 10
sampai 2 jam, dan 24 jam untuk menit memperlihatkan kenaikannya berkurang
kesetimbangan swelling. dan cenderung mencapai kesetimbangan
 Swelling ratio dihitung dengan swelling. Untuk suhu 50oC memberikan
rumus sebagai berikut : swelling tertinggi 94,047 g H2O/g hidro gel,

5
Berita Selulosa, Vol. 45, No. 1, Juni 2010 : 1 - 8

tetapi setelah 10 menit sudah mencapai menuju pada kesetimbangan swelling. Hasil
kesetimbangan swelling dan pada 120 menit percobaan menunjukkan bahwa besarnya
memberikan kesetimbangan swelling 104,806 swelling ratio meningkat tajam dengan
g/g. Untuk proses dengan suhu 90oC setelah 10 kenaikan konsentrasi BPO (1,88% - 2,5%) dan
menit masih memperlihatkan kenaikan swelling jika konsentrasi terus ditingkatkan (3,13% -
ratio meskipun kenaikannya landai. Proses pada 3,75%) maka besarnya swelling ratio
90oC memberikan kesetimbangan swelling ratio cenderung menurun menurun karena jumlah
126 g/g. Pada gambar 6 terlihat bahwa hidro gel radikal yang diproduksi meningkat akibat dari
komersial PAA Absorb sebagai standard kenaikan konsentrasi BPO. Peningkatan
memperlihatkan pada waktu 10 menit produksi radikal pada konsentrasi inisiator yang
memberikan kenaikan swelling ratio yang tajam lebih tinggi meningkatkan kecepatan
yaitu 101,647 g/g dan setelah 10 menit polimerisasi yang berakibat pada menurunnya
memperlihatkan kenaikan swelling ratio yang kerapatan ikatan silang dan faktor ini
landai dan cenderung mencapai kesetimbangan responsibel untuk penurunan kapasitas swelling
swelling 123,564 g/g yang dicapai pada waktu polimer (Sahoo, P., et al., 2006). Konsentrasi
120 menit. Dari hasil tersebut terlihat bahwa BPO 2,5% memberikan hasil swelling ratio
hidro gel hasil penelitian pada suhu proses 90 oC tertinggi 126,56 g/g yang dicapai pada waktu
yang dikomposit dengan monmorilonit memberi 120 menit.
hasil kesetimbangan swelling yang lebih tinggi
dari hidro gel komersial. Penelitian Liu, Z., et Pengaruh Konsentrasi Pengikat Silang
al., 2009 memberi hasil bahwa kopolimerisasi Terhadap Swelling Ratio
AA dengan polisakarida seperti CMC, pati,
kitosan menunjukkan hasil terbaik pada proses Hasil percobaan proses kopolimerisasi
dengan suhu 75oC. cangkok pada berbagai konsentrasi
pengikatsilang MBA yaitu 2,5% - 4,38% w/w
Pengaruh Konsentrasi Inisiator Terhadap AA dapat dilihat pada Gambar 8.
Swelling Ratio

Hasil percobaan proses kopolimerisasi


cangkok pada berbagai konsentrasi inisiator
BPO yaitu 1,88% - 3,75% w/w AA dapat dilihat
pada Gambar 7.

Waktu, menit

Gambar 8. Pengaruh Pengikat Silang MBA

Pada percobaan dengan berbagai


konsentrasi MBA yang hasilnya disajikan pada
Waktu, menit Gambar 8. terlihat bahwa semakin tinggi
konsentrasi MBA yaitu 2,5 % w/w, 3,13 % w/w
Gambar 7. Pengaruh Inisiator BPO dan 3,75 % w/w memberikan swelling ratio
atau penyerapan air yang cenderung meningkat.
Terlihat pada Gambar 7. bahwa seluruh Dan swelling ratio tertinggi 126,56 g/g dicapai
proses pada berbagai konsentrasi inisiator rata- pada proses dengan konsentrasi MBA 3,75 %
rata pada waktu 10 menit memberikan kenaikan w/w. Selanjutnya jika konsentrasi pengikat
swelling ratio yang sangat tajam dan sesudah 10 silang MBA terus ditingkatkan menjadi 4,38 %
menit memperlihatkan kenaikan yang landai dan w/w maka menunjukkan penyerapan air yang

6
Studi Awal Sintesa Carboxy Methyl Cellulose-Graft-Poly
(Acrylic Acid)/Monmorilonit... : Lik Anah, dkk.

kembali menurun. Dengan demikian terbukti cm-1. Analisa spektral pada pita serapan yang
bahwa kenaikan konsentrasi pengikat silang terjadi pada range bilangan gelombang tersebut
akan memberikan kenaikan swelling ratio, tetapi disajikan pada Tabel 1.
jika konsentrasinya terus ditingkatkan maka
memberikan kecenderungan penurunan kembali Tabel 1. Karakteristik Pita Serapan FTIR
swelling ratio. Fenomena ini terjadi akibat dari
bertambahnya titik-titik ikatan silang selama Bilangan
polimerisasi yang menyebabkan pembentukan gelombang Gugus fungsi yang terjadi
jaringan juga bertambah dan hal ini yang (cm-1)
membuat ruangan untuk tempat air yang masuk 804 C – C stretch
menjadi berkurang. Fenomena tersebut sesuai 1020 C-OH stretch
dengan teori Flory’s network (Flory, 1953). 1433 C-OH in-plane bend
1585 NH2 deformation CONH2 groups
1767 C = OH stretch
Hasil Analisa Gugus Fungsi
2308 H-bonded OH stretch (solid and
liquid state)
Hasil spektra FTIR terhadap hidro gel 2376 H-bonded OH stretch (solid and
hasil penelitian dapat dilihat pada Gambar 9. liquid state

100
Hasil Analisa Kestabilan Bahan
97.5 %T

%T 95

90

82.5
90

85
Hasil analisa kestabilan hidro gel
75
80
terhadap panas disajikan pada Gambar 10.
67.5 75
2154.49

2056.12
2301.08

1951.96

60 70
545.85

3577.95
675.09

65
2183.42
634.58

2158.35

52.5
3327.21

2310.72
2353.16

1913.39
2719.63
856.39

3174.83

2565.33

2463.10
3035.96

2501.67
2798.71

866.04

60
2839.22

729.09

526.57
931.62

902.69

825.53

45
3537.45

1625.99

678.94
813.96
2727.35

2580.76

1728.22

1612.49

1147.65
2661.77

1367.53
1060.85

55
1695.43

1049.28
1411.89
1436.97

970.19
987.55

37.5
1244.09
1614.42

1301.95
1635.64

50
983.70
2987.74
3113.11
3072.60
3039.81

1411.89

1236.37
1298.09

30
1190.08

45
1712.79
1728.22

22.5

40

4000 3600 3200 2800 2400 2000 1800 1600 1400 1200 1000 800 600 4000 3600 3200 2800 2400 2000 1800 1600 1400 1200 1000 800 600
asam akrilat 1/cm 3 OK 1/cm

(a) (b)
100 100

%T
%T

97.5
a
95

95

90 92.5
b
3657.04

90
85

87.5

80
85

82.5
75

80
2376.30

1651.07
2308.79

1552.70

70
3444.87

3261.63

1838.16

1585.49

77.5
3566.38
3608.81

3336.85

1757.15

1433.11

1361.74

1282.66

1116.78
3151.69

1303.88

75
65
2872.01

1020.34

898.83
2384.02

72.5
2310.72

2171.85

804.32

682.80

596.00
935.48

651.94

576.72

60
542.00
1680.00

894.97

70
1004.91
1028.06
1514.12

767.67
1828.52

1130.29
1637.56

839.03

596.00
1589.34

1082.07

677.01

55 67.5
553.57
1249.87
1429.25

1319.31
1743.65

65

50

62.5

45 60

4000 3600 3200 2800 2400 2000 1800 1600 1400 1200 1000 800 600 4000 3600 3200 2800 2400 2000 1800 1600 1400 1200 1000 800 600
4 OK 1/cm 8 OK 1/cm

(c) (d)
Gambar 10. Kurva TGA:
a) Hidro gel SAP,
Gambar 9. Kurva FTIR : b) Hidro gel SAPC
a) AA, Monmorilonit
b) CMC,
c) Hidro gel SAP hasil Pada Gambar 10. terlihat bahwa
Penelitian, penurunan berat hidro gel SAPC monmorilonit
d) Hidro gel SAPCs hasil (Gambar 10b.) pada suhu yang sama yaitu
Riset 217oC adalah 10 % (90% Tg) yang berarti lebih
kecil dari pada penurunan berat hidro gel SAP
(Gambar 10a.) yang mencapai 18,5% (81,5%
Gambar 9. adalah spektra FTIR untuk TG). Dengan demikian terbukti bahwa dengan
hidro gel hasil proses kopolimerisasi cangkok memasukkan CMC dan monmorilonit dalam
CMC-Asam akrilat yang dikomposit dengan proses kopolimerisasi cangkok memberikan
monmorilonit pada kondisi optimum. FTIR hasil kestabilan terhadap panas yang lebih
dilakukan pada daerah 4000 cm-1 sampai 500 tinggi.

7
Berita Selulosa, Vol. 45, No. 1, Juni 2010 : 1 - 8

Hasil Analisa Morfologi UCAPAN TERIMA KASIH


Terimakasih disampaikan kepada
Uji homogenitas dan morfologi hasilnya
saudara Yaty Ruchyati, Hartini Sari Purwani,
dapat dilihat pada Gambar 11.
Hidayat dan Samsudin yang telah turut
berpartisipasi dalam pelaksanaan percobaan di
Laboratorium Proses Kimia.

DAFTAR PUSTAKA
Athawale, V.D.; Rathi, S.C.; 1999. Graft
Polymerization : Starch as a Model
Substrate. Journal Macromol.Sci,-
Rev.Macromol.Chem.Phys, C39, 445-480.
Feng Yan L.; Wei Tao; 2008. Graft
(a) (b)
copolymerization of N,N
dimethylacrylamide to cellulose in
homogenous media using atom transfer
Gambar 11. Kurva SEM:
radical polymerization for
a) Hidro gel SAP,
hemocompatibility. Journal of
b) Hidro gel SAPC
Biomedical Science and Engineering, 1,
Monmorilonit
37-43.
Flory, P.J. (1953). Principles of polymer
Pada Gambar 11a. terlihat bahwa struktur
chemistry. Ithaca, NY: Cornell University
morfologi partikel tampak besar-besar dan tidak
Press.
homogen. Pada Gambar 11b. struktur morfologi
Kiatkamjornwong, S., 2007. Superabsorben
partikel tampak kecil dan seragam meskipun
Polymers and Superabsorben Polymer
terlihat partikel tidak terpisah atau kurang
Composites. Science Asia 33 Supplement
menyebar.
1: 39-43.
Liu Z., Miao Y., Wang Z., Yin G., 2009.
KESIMPULAN
Synthesis and Characterization of a novel
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan Super-absorben Based on Chemically
maka dapat disimpulkan bahwa proses modified pulverized Wheat Straw and
komposit hidro gel dengan bahan organik Acrylic Acid. Carbohydrate Polymer.
polimer alam selulosa yaitu CMC dan bahan Sahoo, P., et al, ”J. Material Science” (2006)
anorganik monmorilonit melalui proses 41: 6470-6475
kopolimerisasi cangkok dalam larutan encer Super absorben polymer are poised for good
telah memberikan produk hidro gel dengan growth. Tersedia di www.plastemart.com.
swelling ratio tertinggi 126,56 g H2O/g hidro Yian Zheng et al, 2008. Preparation, Swelling,
gel dicapai pada suhu 90oC, konsentrasi and Slow-release : Characteristics of
inisiator BPO 2,5% dan konsentrasi pengikat Superabsorben Composite Sodium
silang MBA 3,75%. Hidro gel SAPC Humate. Ind.Eng.Chem.Res, 47(6),
monmorilonit memiliki kestabilan yang lebih p.1766-1773.
tinggi terhadap panas dibandingkan dengan Zohuriaan-Mehr, M.J., 2005. Advances in
hidro gel SAP. Dan juga memiliki unjuk kerja Chitin and Chitosan Modification through
yang sama (swelling ratio) dengan hidro gel Graft Copolymerization : A
komersial PAA Absorb sebagai standard yang Comprehensive Review. Iranian Polymer
memiliki swelling ratio 123 g H2O/g hidro gel. Journal, 14 (3), 235-265.

Das könnte Ihnen auch gefallen