Sie sind auf Seite 1von 8

Riptek Vol. 12, No. I, Tahun 2018 Hal.

89-96

KAJIAN KONSERVASI BANGUNAN CAGAR BUDAYA PADA


KORIDOR JL. KEPODANG KOTA SEMARANG
Eko Anton Rubiantoro, S.T.,M.T.*)1

Abstract

The city of Semarang is rich in heritage objects. The existence of cultural heritage
buildings in the Old City of Semarang for decades has suffered damage due to the age factor
of buildings and natural factors such as: floods, rob and sea water intrusion and extreme
weather. Another factor that causes damage or disappearance of cultural heritage buildings is
to become a victim of development that is oriented to capital power. Learning from
experience, the Semarang City Government has made several efforts to maintain the
existence and existence of existing cultural heritage buildings. The effort was initiated by the
issuance of Mayor Decree 650/50/1992 for 102 ancient or historic buildings in the city of
Semarang that are worth protecting. Subsequently followed by the issuance of the Semarang
City Regulation Number 16/2003 concerning the Old City Building and Environment Planning
System. The Semarang City Government has collaborated with various elements of the
community to make conservation efforts in several cultural heritage buildings in the Old City
Region of Semarang. The type of conservation that is carried out as much as possible
maintains the condition of the existing building forms, namely through preservation and
restoration / rehabilitation. Conservation needs to be continuously improved through
collaboration between the Government, Area Management Organizations, Building Owners
and Investors. The Semarang City Government needs to continue to play an active role in
conservation activities, especially related to policies and funding side.
Keywords : Objects / Heritage Buildings, Old City, Conservation

Abstrak

Kota Semarang kaya akan warisan benda cagar budaya. Keberadaan bangunan cagar
budaya di Kota Lama Semarang pada beberapa dekade telah mengalami kerusakan akibat
dari faktor usia bangunan dan faktor alam seperti : bencana banjir, rob dan intrusi air laut
serta cuaca ekstrim. Faktor lain yang menyebabkan kerusakan atau menghilangnya bangunan
cagar budaya adalah menjadi korban pembangunan yang berorientasi pada capital power.
Belajar dari pengalaman, Pemerintah Kota Semarang telah melakukan beberapa upaya untuk
mempertahankan keberadaan dan eksistensi bangunan cagar budaya yang ada. Upaya
tersebut dimulai terbitnya SK Walikota 650/50/1992 untuk 102 bangunan kuno atau
bersejarah di Kota Semarang yang patut dilindungi. Selanjutnya disusul dengan keluarnya
Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 16/2003 tentang Rencana Tata Bangunan dan
Lingkungan Kawasan Kota Lama. Pemerintah Kota Semarang telah bekerja sama dengan
berbagai elemen masyarakat melakukan upaya-upaya konservasi pada beberapa bangunan
cagar budaya di Kawasan Kota Lama Semarang. Jenis konservasi yang dilakukan sebisa
mungkin mempertahankan kondisi bentuk bangunan yang ada yaitu dengan melalui
preservasi maupun Restorasi/Rehabilitasi. Konservasi perlu untuk terus ditingkatkan melalui
kerjasama antara Pemerintah, Organisasi Pengelola Kawasan, Pemilik Bangunan serta
Investor. Pemerintah Kota Semarang perlu untuk terus berperan aktif didalam kegiatan
konservasi terutama terkait kebijakan dan sisi pendanaan.
Kata Kunci : Benda/Bangunan Cagar Budaya, Kota Lama, Konservasi

1
Staf Pengajar Jurusan PWK Universitas Semarang
Ketua Laboratorium Geomatika Fakultas Teknik Universitas Semarang
Kajian Konservasi Bangunan
Cagar Budaya Pada Koridor
Jl. Kepodang Kota Semarang (Eko Anton Rubiantoro)

Pendahuluan 2011 silam, sebanyak 2 (dua) bangunan


Kota Semarang merupakan salah Cagar Budaya roboh di kawasan Kota
satu kota besar yang memiliki sejarah Lama, tepatnya di Jl. Kepodang,
panjang di Indonesia. Menurut Semarang. Hal ini disebabkan oleh
Wijanarka (2007), Kota Semarang pada faktor usia bangunan dan faktor alam
awalnya adalah permukiman tradisional seperti : bencana banjir, rob dan intrusi
Jawa (Kawasan Kanjengan), namun air laut serta cuaca ekstrim (Kompas,
ketika Semarang dikuasai oleh Edisi 13/1/2013).
pemerintah Kolonial Belanda, struktur Dapat dikatakan bahwa keputusan
Kota Semarang berkembang menjadi untuk melakukan pelestarian dan
kota berstruktur Eropa terutama pada pemanfaatan bangunan kuno disebabkan
kawasan Kota Lama Semarang. antara lain karena bangunan tersebut
Kawasan Kota Lama merupakan bernilai seni (seni bangunan/arsitektur,
suatu kawasan bersejarah, yang pada seni rupa, dan sebagainya.) dan
jaman penjajahan Belanda menjadi pusat merupakan benda cagar budaya bernilai
pemerintahan, bisnis dan pemukiman sejarah (berumur lama). Nilai-nilai lain
orang Eropa, sehingga sering disebut dalam bidang-bidang keilmuan dan
dengan “Little Netherland”. Namun kebudayaan tentu melekat bersama
setelah tahun 1906 ketika terjadi wabah nilai-nilai memorial dan nilai-nilai masa
penyakit pes orang Eropa pindah ke atas sekarang (Dunia Artikel, Edisi,
yaitu daerah Candi, tetapi pusat 14/1/2010).
ekonomi dan pemerintahan tetap Masih dalam artikel yang sama
berada di kawasan bawah. Setelah (Dunia Artikel, Edisi, 14/1/2010),
kemerdekaan kawasan ini masih dinyatakan bahwa bangunan-bangunan
dijadikan kawasan bisnis, namun lama kuno bersejarah telah lama menjadi
kelamaan kawasan kota lama ini korban pembangunan berorientasi
semakin ditinggalkan, hal ini disebabkan capital power, sejak Kanjengan (Rumah
kondisi lingkungan yang semakin tidak Bupati Semarang) dihancurkan untuk
menguntungkan (Widiastuti. 2014). menjadi Kanjengan Shopping Center,
Pada tahun 2015 lalu, Kota Lama disusul oleh eks Stasiun Jurnatan
Semarang ditetapkan masuk sebagai (stasiun kereta api pertama di
tentative list atau daftar sementara world Indonesia) menjadi ”Pusat Pertokoan
heritage site oleh UNESCO. Menurut Jurnatan” (Budihardjo, 1997: 126) dan
UNESCO, Kota Lama Semarang belakangan gedung ”GRIS” (menjadi
merupakan Best Preserved Colonial City kompleks Paragon City).
karena merupakan saksi dari beberapa Pada tahun 1992, Pemerintah Kota
fase sejarah penting dalam ranah Semarang mengeluarkan SK Walikota
ekonomi, politik, dan sosial bagi Asia 650/50/1992 untuk 102 bangunan kuno
Tenggara dan dunia. Kota Lama atau bersejarah di Kota Semarang yang
Semarang adalah suatu kota puat patut dilindungi. Pada tahun 2006,
pelabuhan dengan lanskap perkotaan Badan Perencanaan Pembangunan
yang unik pada masanya. Karena itu, Daerah (Bappeda) Kota Semarang
UNESCO menetapkan Kota Semarang melansir 325 bangunan kuno yang perlu
sebagai tentative world heritage site dikonservasi berdasarkan kriteria usia
(Werdiningsih, 2017). bangunan di atas 50 tahun. Wilayah
Kondisi bangunan cagar budaya Kota Lama oleh Pemerintah Kota
pada kawasan kota lama Semarang Semarang dijadikan area konservasi dan
dirasa sangat perlu untuk diperhatikan. Wali Kota Semarang Soetrisno Suharto
Pada pertengahan Januari dan April pada 1999 memasang paving block jalan-

90
Riptek Vol. 12, No. I, Tahun 2018 Hal. 89-96

jalan dan memasang lampu-lampu c. Memiliki arti khusus bagi sejarah,


dengan desain seperti di Belanda. ilmu pengetahuan, pendidikan,
Selanjutnya, pada Tahun 2003 keluar agama, dan/atau kebudayaan; dan
Peraturan Daerah (Perda) Kota d. Memiliki nilai budaya bagi penguatan
Semarang No. 16 Th. 2003 tentang kepribadian bangsa.”
Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan Pelestarian Benda Cagar Budaya
(RTBL) Kawasan Kota Lama (Dunia wajib untuk dilakukan. Nia Kurmasih
Artikel, Edisi, 14/1/2010). Pontoh (1992:36), mengemukakan
Kegiatan perlindungan kawasan bahwa konsep awal pelestarian adalah
cagar budaya antara lain : pendataan dan konservasi, yaitu upaya melestarikan
penetapan bangunan cagar budaya, dan melindungi sekaligus memanfaatkan
inventarisasi kepemilikan bangunan sumber daya suatu tempat dengan
cagar budaya, perlindungan hukum adaptasi terhadap fungsi baru, tanpa
terhadap BCB dan penertiban menghilangkan makna kehidupan
pelanggaran hukum (Widyawati & budaya.
Syahbana, 2013). Eko Budihardjo (1994:22), upaya
Mengingat pentingnya makna preservasi mengandung arti
peninggalan dari bangunan cagar budaya mempertahankan peninggalan arsitektur
di Kota Lama, sudah selayaknya dan lingkungan tradisional/ kuno persis
pemerintah wajib melakukan konservasi seperti keadaan asli semula. Karena sifat
untuk menyelamatkan aset-aset sejarah preservasi yang statis, upaya pelestarian
tersebut. Konservasi merupakan suatu memerlukan pula pendekatan
upaya yang dapat menghidupkan konservasi yang dinamis, tidak hanya
kembali vitalitas lama yang telah pudar. mencakup bangunannya saja tetapi juga
Termasuk upaya konservasi bangunan lingkungannya (conservation areas) dan
kuno dan bersejarah. Peningkatan nilai- bahkan kota bersejarah (histories towns).
nilai estetis dan historis dari sebuah Dengan pendekatan konservasi,
bangunan bersejarah sangat penting berbagai kegiatan dapat dilakukan,
untuk menarik kembali minat menilai dari inventarisasi bangunan
masyarakat untuk mengunjungi kawasan bersejarah kolonial maupun tradisional,
atau bangunan tersebut. Sebagai bukti upaya pemugaran (restorasi),
sejarah dan peradaban dari masa ke rehabilitasi, rekonstruksi, sampai dengan
masa. Upaya konsevasi bangunan revitalisasi yaitu memberikan nafas
bersejarah dikatakan sangat penting. kehidupan baru.
Selain untuk menjaga nilai sejarah dari Dalam Piagam Burra Tahun 1981
bangunan, dapat pula menjaga bangunan disepakati istilah konservasi sebagai
tersebut untuk bisa dipersembahkan istilah bagi semua kegiatan pelestarian,
kepada generasi mendatang. yaitu segenap proses pengelolaan suatu
tempat agar makna kultural yang
Kajian Teori dikandungnya terpelihara dengan baik.
Undang-undang No.11 tahun 2010 Konservasi dapat meliputi segala
tentang cagar budaya; Pasal 5 kegiatan pemeliharaan dan sesuai
menyatakan bahwa “Benda, bangunan, dengan situasi dan kondisi setempat
atau struktur dapat diusulkan sebagai dapat pula mencakup preservasi,
Benda Cagar Budaya, Bangunan Cagar restorasi, rekontruksi, adaptasi dan
Budaya, atau Struktur Cagar Budaya revitalisasi.
apabila memenuhi kriteria: Catanese & Snyder (1979)
a. Berusia 50 (lima puluh) tahun atau mengatakan bahwa kegiatan preservasi
lebih; dan konservasi bangunan bersejarah
b. Mewakili masa gaya paling singkat pada dasarnya merupakan bagian yang
berusia 50 (lima puluh) tahun; bersatu dengan perencanaan kota atau
”the urban planning‟. Preservasi dan
91
Kajian Konservasi Bangunan
Cagar Budaya Pada Koridor
Jl. Kepodang Kota Semarang (Eko Anton Rubiantoro)

konservasi terhadap bangunan Gambaran Kondisi Bangunan


bersejarah pada dasarnya juga terkait Terdapat beberapa bangunan cagar
erat dengan tiga hal penting, yaitu: (a) budaya di koridor Jl. Kepodang, antara
sejarah perkembangan kota, (b) lain : Bank Niaga, Bank Dagang Negara,
kawasan atau lingkungan kota lama Bank Bumi Daya (Sekarang Bank
bernilai sejarah dan (c) konteks ragam Mandiri), Kantor Advokad, Kanwil
“arsitektur kota‟ dan ragam gaya Koperasi Jawa Tengah, Borsumij Wehry
arsitektur pada bangunan lama Indonesia, dan PT. Rajawali Nusantara
bersejarah. Karena itu pada kegiatan Indonesia.
preservasi dan konservasi selalu ada Dari beberapa obyek diatas ada
benang merah antara peninggalan karya empat obyek bangunan yang telah
arsitektur dengan nilai-nilai budaya yang dikonservasi, yaitu Bank Bumi Daya
berlangsung pada masyarakatnya di (Sekarang Bank Mandiri), Kantor
masa lampau. Advokad, Kanwil Koperasi Jawa Tengah,
Dalam pelaksanaan konservasi dan PT. Rajawali Nusantara Indonesia.
terhadap kawasan/ bangunan cagar
budaya, maka ada tindakan-tindakan Metode Penelitian
khusus yang harus dilakukan dalam Pada kegiatan penelitian ini,
setiap penanganannya (Burra Charter, pendekatan yang digunakan adalah
1999), antara lain: kuantitatif yaitu dengan menggunakan
1. Konservasi yaitu semua kegiatan teknik survei intensif dikombinasikan
pemeliharaan suatu tempat dengan pendekatan kualitatif yaitu
sedemikian rupa sehingga dengan teknik wawancara mendalam.
mempertahankan nilai kulturalnya Alasan digunakannya metode ini karena
2. Preservasi adalah dengan survei intensif akan didapat data
mempertahankan bahan dan tempat yang aktual serta komprehensif,
dalam kondisi eksisting dan sedangkan wawancara mendalam
memperlambat pelapukan digunakan untuk menggali peran serta
3. Restorasi / Rehabilitasi adalah masyarakat dalam pelestarian benda
upaya mengembalikan kondisi fisik cagar budaya, sehingga diperoleh data
bangunan seperti sediakala dengan yang actual, terpercaya dan
membuang elemen-elemen komprehensif.
tambahan serta memasang kembali Analisa data yang digunakan dalam
elemen-elemen orisinil yang telah penelitian ini adalah analisis deskriptif
hilang tanpa menambah bagian baru interaktif, analisis ini digunakan untuk
4. Rekonstruksi yaitu mengembalikan mendapatkan gambaran tentang upaya
sebuah tempat pada keadaan semula pelestarian dari benda cagar budaya,
sebagaimana yang diketahui dengan sehingga hasilnya dapat digunakan
menggunakan bahan lama maupun sebagai pedoman untuk pengembangan
bahan baru dan dibedakan dari berikutnya. Dalam melakukan analisis
restorasi deskriptif interaktif peneliti bergerak
5. Adaptasi / Revitalisasi adalah diantara pengumpulan data dan sajian
segala upaya untuk mengubah data, di mana setiap tahap pengumpulan
tempat agar dapat digunakan untuk data dilakukan analisis dengan tujuan
fungsi yang sesuai agar kekurangan-kekurangan data dapat
6. Demolisi adalah penghancuran atau segera diketahui dan analisis ini
perombakan suatu bangunan yang berlangsung terus menerus sampai
sudah rusak atau membahayakan. tahap pengumpulan data selesai.

92
Riptek Vol. 12, No. I, Tahun 2018 Hal. 89-96

Analisis Bentuk Konservasi kondisi yang kurang baik. Lahan parkir


Bangunan Cagar Budaya pada bangunan ini terletak di sebelah
bangunan. Namun karena lahan parkir
1. Bank Bumi Daya yang tidak cukup luas, beberapa ada
Bank Bumi Daya sekarang ini lebih yang parkir di bagian bahu jalan.
kita kenal dengan Bank Mandiri.
Bangunan ini beralamat di Jl. Kepodang 2. Kantor Advokad
No. 34. Bangunan ini semula adalah Kantor Advokad beralamat di Jl.
Kantor Harian Semarangsch Nieuws en Kepodang No. 38 dan termasuk dalam
Advertentieblad. Pada tahun 1863 jenis obyek bangunan usaha
berganti nama menjadi de Locomotief /perkantoran. Bangunan ini diperkirakan
pada tahun 1875, berpindah tangan ke didirikan pada akhir abad XIX dan awal
CE Van Kesteran. Pada tahun 1885 abad XX. Bangunan ini dulunya adalah
harian de Locomotief sempat ditutup. Bekas kantor pendiri perusahaan
Kemudian pada tahun 1947 harian ini multinasional pertama di Asia Tenggara,
mencoba kembali berdiri kembali, tetapi Oei Tiong Ham atau lebih dikenal
tahun 1956 harian tersebut dihapuskan sebagai raja gula dari semarang.
dan gedung ini diambil alih oleh Bank Dahulu bangunan ini dijadikan
Bumi Daya. Pada tahun 1999 Bank Bumi kantor Advokad, saat ini bangunan telah
Daya marger dengan beberapa bank lain difungsikan kembali sebagai tempat
berubah nama menjadi Bank Mandiri. usaha jasa (Rumah Makan Pringsewu).
Bangunan ini memiliki bentuk seperti
rumah tinggal. Diduga bangunan ini
bangunan rumah toko pada zaman
belanda karena lokasinya berada di
komplek pertokoan.
Sumber: Telaah Dokumen & Observasi Lapangan,
2018
Gambar 1
Konservasi Bank Bumi Daya (Sekarang :
Bank Mandiri)
Sumber: Telaah Dokumen & Observasi Lapangan,
Tapak bangunan Bank Bumi Daya 2018
mempunyai nilai historis yang cukup Gambar 2
tinggi karena merupakan wadah bagi Konservasi Kantor Advokad
Kantor Surat Kabar yang sangat
terkenal pada masa Kolonial Belanda. Sebelum tahun 2015 bangunan ini
Upaya konservasi yang dilakukan telah mengalami kerusakan, seperti atap
pada bangunan ini adalah dengan bocor, cat memudar, dan pelapukan
Preservasi yaitu mempertahankan bahan pada bagiatan atap. Tetapi pada tahun
dan tempat dalam kondisi eksisting dan 2016 telah dilakukan upaya-upaya
memperlambat pelapukan. Pemeliharaan konservasi untuk bangunan ini. Bentuk
dilakukan dengan tetap menjaga bentuk konservasi yang dilakukan terhadap
asli bangunan dengan dilakukan bangunan adalah melalui Restorasi /
pengecatan ulang dan perbaikan Rehabilitasi yaitu mengembalikan
terhadap beberapa bagian bangunan kondisi fisik bangunan seperti sediakala
yang sudah mengalami kerusakan. dengan membuang elemen-elemen
Kondisi bangunan saat ini masih terlihat tambahan serta memasang kembali
kokoh, sangat baik, dan terawat. elemen-elemen orisinil yang telah hilang
Beberapa bagian seperti jendela, masih tanpa menambah bagian baru.
asli. Sedangkan pintu pada bagian Kondisi fisik bangunan saat ini baik
entrance mengalami penggantian karena dan terawat. Saat ini bangungan baru

93
Kajian Konservasi Bangunan
Cagar Budaya Pada Koridor
Jl. Kepodang Kota Semarang (Eko Anton Rubiantoro)

saja selesai dilakukan kegiatan pengecatan bangunan, pintu, jendela dan


pembangunan atau renovasi. Bangunan ornamen lainnya.
yang dulu warna cat dindingnya sudah
pudar dan mengelupas, saat ini sudah 4. PT. Rajawali Nusantara
terlihat bersih dan baru. Detail Indonesia (PT RAJAWALI
bangunan juga direnovasi dengan tetap NUSINDO)
mempertahankan bentuk aslinya. Bangunan PT. Rajawali Nusantara
Namun untuk detail atap bangunan Indonesia yang beralamat di Jl.
dapat terlihat terjadi perubahan dari Kepodang No. 25 – 27 ini dulunya
bentuk aslinya. Saat ini juga sudah tidak merupakan Kantor Dagang Oei Tiong
ada pedagang kaki lima yang berjualan di Ham Concern. Sekarang ini bengunan
bagian serambi. berfungsi sebagai Kantor Rajawali
Nusantara Indonesia dan Kantor
3. Kanwil Koperasi Jawa Tengah Pharos.
Kanwil Koperasi Jawa Tengah atau
sekarang kita kenal dengan Monod Huis
beralamat di Jl. Kepodang No. 12-13.
Bangunan ini pernah digunakan oleh Oei
Tiong Ham, pada tahun 1920 untuk
kantor ekspor impor dan kemudian
baru berpindah fungsi menjadi Koperasi.

Sumber: Telaah Dokumen & Observasi Lapangan,


Sumber: Telaah Dokumen & Observasi Lapangan, 2018
2018 Gambar 4
Gambar 3 Konservasi Kantor PT Rajawali
Konservasi Kanwil Koperasi Jawa Tengah Nusantara Indonesia (Nusindo)
(Sekarang : Monod Huis)
Bangunan yang dirancang oleh
Bangunan ini memiliki massa yang arsitek Liem Bwan Tjie didirikan tahun
sederhana. Bangunan ini tidak memiliki 1930 dan difungsikan sebagai kantor
halaman dan terhadap bangunan di dagang Oei Tiong Ham Concern milik
sekitarnya. Bangunan ini di koservasi raja gula Oei Tiong Ham, saudagar
pada tahun 2017. Adapaun bentuk keturunan cina terkaya di Semarang.
konservasi yang dilakukan terhadap Setelah nasionalisasi bangunan ini tetap
bangunan adalah melalui Preservasi yaitu dimiliki oleh keturunannya dengan
dengan cara mempertahankan bahan perusahaannya PT Rajawali Nusindo.
dan tempat dalam kondisi eksisting dan Bangunan ini memberikan suasana
memperlambat pelapukan. Preservasi gaya arsitektur tersendiri di sepanjang
dilakukan menginggat kualitas bahan deretan fasade Jl. Kepodang dengan
bangunan yang dimiliki masih cukup bentuk garis-garis bangunan tegas
bagus. Jika dibandingkan dengan kondisi sementara disekitarnya didominasi
fisik bangunan sebelumnya, bangunan ini bentuk lengkung. Kondisi bangunan
terlihat baru saja mengalami kegiatan terawat baik. Untuk jenis upaya
renovasi. Hal ini terlihat dari kondisi konservasi yang dilakukan pada
fisik bangunan yang saat ini cukup bagus bangunan ini adalah dengan
dan terawat, baik itu dari segi Preservasi yaitu mempertahankan bahan

94
Riptek Vol. 12, No. I, Tahun 2018 Hal. 89-96

dan tempat dalam kondisi eksisting dan Catannese, Anthoni & Synder. 1979.
memperlambat pelapukan. Hal ini dapat Introduction to Urban Planing.
dilihat dari pemeliharaan yang dilakukan MC Graw hill, Inc.
secara berkala misalnya untuk
pengecatan dinding bangunan yang Dunia Artikel, Pelestarian dan
dilakukan secara berkala. Terdapat areal Pemanfaatan Bangunan Kuno.
parkir didepan bangunan namun Edisi Kamis, 14 Januari 2010.
terbatas untuk kendaraan roda dua. http://duniaartikelartikel.blogspot.
Penggunaan bangunan awalnya com/2010/01/pelestarian-dan-
adalah kantor dagang Oei Tiong Ham pemanfaatan-bangunan.html
Concern. Saat ini digunakan oleh (diakses 22/08/2018)
keturunannya sebagai kantor PT
Rajawali Nusantara Indonesia Kompas, Bangunan Tua di Kota Lama
(Nusindo). Semarang Roboh. 2013.
http://regional.kompas.com/read/2
Kesimpulan 013/01/13/1613465/Bangunan.Tua
 Keberadaan Bangunan cagar budaya .di.Kota.Lama.Semarang.Roboh.....,
di Kawasan Kota Lama khususnya di Edisi 13/1/2013 (diakses
Jl. Kepodang perlu terus untuk 22/08/2018)
dilakukan agar keberadaan bangunan
cagar budaya pada kawasan tersebut Peraturan Daerah Kota Semarang
tetap terjaga keberadaannya salah Nomor 8 Tahun 2003 tentang
satunya melalui konservasi. Rencana Tata Bangunan dan
 Kegiatan Konservasi di Kawasan Lingkungan (RTBL) Kawasan Kota
Kota Lama perlu untuk terus Lama Semarang
ditingkatkan dengan meningkatkan
kerjasama antara Pemerintah, The Burra Charter for the
Organisasi Pengelola Kawasan, Conservation of Place of Cultural
Pemilik Bangunan serta Investor. Significane.1981
 Pemerintah Kota Semarang perlu
untuk terus berperan aktif didalam Pontoh, N. K. 1992. Preservasi dan
kegiatan konservasi terutama terkait Konservasi Suatu Tinjauan Teori
kebijakan dan sisi pendanaan Perancangan Kota. Jurnal PWK, IV
(6) : 34-39
DAFTAR PUSTAKA
Budihardjo, Eko.1994. Percikan Masalah The Burra Charter: The Australia
Arsitektur Perumahan Perkotaan. ICOMOS Charter for the
Semarang : Gadjah Mada Conservation of Places of
University Press Cultural Significance.1999

Budihardjo, Eko. Cetakan I 1983, Undang-undang No.11 tahun 2010


cetakan III 1991. Arsitektur dan Tentang Cagar Budaya
Kota di Indonesia. Bandung:
Alumni Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 11 Tahun 2010 tentang
Budiharjo, Eko. 1997. Arsitektur dan Benda Cagar Budaya
Kota di Indonesia. Bandung : PT.
Alumni

95
Kajian Konservasi Bangunan
Cagar Budaya Pada Koridor
Jl. Kepodang Kota Semarang (Eko Anton Rubiantoro)

Werdiningsih, Hermin. 2017.


Pelestarian Dan Pengembangan
Kawasan Kota Lama Sebagai
Landasan Budaya Kota Semarang.
ISSN : 0853-2877 MODUL Vol.17
No.1 Januari-Juni 2017

Widiastuti, 2014. Revitalisasi Benda


Cagar Budaya di Kota Semarang.
Majalah Ilmiah Pawiyatan Vol :
XXI, No : 2, Oktober 2014

Widyawati, Linda Widyawati &


Syahbana, Joesron Alie. 2013.
Keseriusan dan Konsekuensi
Sikap Pemerintah Daerah
Terhadap Pelestarian di Kawasan
Kota Lama Semarang. Jurnal
Teknik PWK II (2) : 303-313

Wijanarka, 2007. Semarang Tempo


Dulu, Teori Desain Kawasan
Bersejarah. Yogjakarta: Ombak.

96

Das könnte Ihnen auch gefallen