Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
BUKU INFORMASI
2011
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi untuk jabatan kerja Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan
Beton ini dibuat sesuai dengan ketentuan dalam Surat Perjanjian Kerja Konsultansi No.
10/KONTRAK/PPK/Kt/2011, tanggal 14 Juni 2011 yang telah ditanda tangani oleh Pihak Kesatu
Pejabat Pembuat Komitmen Pusat Pembinaan Kompetensi dan Pelatihan Konstruksi, Badan
Pembinaan Konstruksi, Kementerian Pekerjaan Umum dan Pihak Kedua Direktur Utama PT
Binatama Wirawredha Konsultan.
Dalam penyusunan Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi jabatan kerja Pelaksana Lapangan
Perkerasan Jalan Beton ini adalah agar tercapai penyusunan materi latih di bidang perkerasan
jalan beton dalam upaya mendukung kelancaran pelatihan berbasis kompetensi. Selain itu
penyusunan Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi menuangkan hasil identifikasi silabus,
strategi pencapaian tujuan pelatihan dan pembelajaran dalam formal Kurikulum Pelatihan
Berbasis Kompetensi yang terdiri dari Buku Kerja, Buku Informasi dan Buku Penilaian.
Demikian Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi untuk Jabatan Kerja Pelaksana Lapangan
Perkerasan Jalan Beton kami susun sesuai dengan ketentuan Permen No. 14/PRT/M/2009 dan
Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang diharapkan dapat memberikan informasi mengenai tahapan-
tahapan kegiatan yang telah dilaksanakan.
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI i
BAB I
PENGANTAR 1
BAB II
STANDAR KOMPETENSI 4
2.1 Peta Paket Pelatihan 4
2.2 Pengertian Unit Standar 4
2.3 Unit Kompetensi yang dipelajari 4
2.3.1 Judul Unit 4
2.3.2 Kode Unit 4
2.3.3 Deskripsi Unit 5
2.3.4 Elemen Kompetensi dan Kriteria Unjuk Kerja 5
2.3.5 Batasan Variabel 6
2.3.6 Panduan Penilaian 6
2.3.7 Kompetensi Kunci 7
BAB III
STRATEGI DAN METODE PELATIHAN 8
3.1 Strategi Pelatihan 8
3.2 Metode Pelatihan 8
BAB IV
PENGENDALIAN MUTU DAN WAKTU DALAM PELAKSANAAN PERKERASAN
JALAN BETON 10
4.1 Umum 10
4.1.1 Urutan Pelaksanaan Pekerjaan 10
4.1.2 Jadwal Waktu Pelaksanaan 10
4.1.3 Percepatan Pekerjaan 10
4.1.4 Pengendalian Mutu 11
BAB V
SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI 55
5.1 Sumber Daya Manusia 55
5.1.1 Pelatih (Instruktur) 55
5.1.2 Penilai 59
5.1.3 Peserta Pelatihan 59
5.1.4 Teman Kerja/Sesama Teman pelatihan 59
LAMPIRAN 61
BAB I
PENGANTAR
Selain itu, sebelum penulisan Bab IV, Buku Informasi ini dilengkapi dengan 3 Bab yang
mendahuluinya yaitu berturut-turut Kata Pengantar, Standar Kompetensi, dan Strategi
dan Metode Pelatihan. Kemudian setelah penulisan Bab IV selesai, Buku Informasi
diselesaikan dengan Bab V Sumber-sumber Yang Diperlukan Untuk Mencapai
Kompetensi, yang menguraikan Sumber Daya Manusia, Sumber Perpustakaan, dan
Daftar Peralatan/Mesin dan Bahan. Dengan substansi-substansi yang dicakup dalam
Buku Informasi tersebut diharapkan pelatih maupun peserta pelatihan mendapatkan
informasi yang cukup untuk mencapai maksud dan tujuan pelatihan.
Judul Modul : Pelaksanaan Pengendalian Mutu dan Waktu Dalam Halaman: 1 dari 1
Pelaksanaan Perkerasan Jalan Beton Ver: 1.1.2011
Buku Informasi
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton SPL.KS21.225.00
2. Buku kerja
Buku Kerja ini harus digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencatat setiap
pertanyaan dan kegiatan praktek baik dalam pelatihan klasikal maupun pelatihan
individual /mandiri.
Buku diberikan kepada peserta pelatihan dan berisi:
1) Kegiatan yang akan membantu peserta pelatihan untuk mempelajari dan
memahami informasi.
2) Kegiatan pemeriksaan yang digunakan untuk memantau pencapaian keterampilan
peserta pelatihan .
3) Kegiatan penilaian untuk menilai kemampuan peserta pelatihan dalam melaksanakan
praktek kerja.
3. Buku penilaian
Buku Penilaian ini digunakan oleh pelatih untuk menilai jawaban dan tanggapan peserta
pelatihan pada Buku Kerja dan berisi:
1) Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh peserta pelatihan sebagai pernyataan
keterampilan.
2) Metode-metode yang disarankan adalah proses penilaian keterampilan peserta
pelatihan.
3) Sumber-sumber yang digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencapai
keterampilan.
4) Semua jawaban pada setiap pertanyaan yang diisikan pada Buku Kerja.
5) Petunjuk bagi pelatih untuk menilai setiap kegiatan praktek.
6) Catatan pencapaian keterampilan peserta pelatihan.
Judul Modul : Pelaksanaan Pengendalian Mutu dan Waktu Dalam Halaman: 2 dari 2
Pelaksanaan Perkerasan Jalan Beton Ver: 1.1.2011
Buku Informasi
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton SPL.KS21.225.00
terkini (RCC). Berarti anda tidak akan dipersyaratkan untuk belajar kembali agar dapat diakui telah
memiliki kompetensi pada unit kompetensi dimaksud.
Anda mungkin telah memiliki pengetahuan dan keterampilan, karena anda telah:
1.3.1 Bekerja dalam suatu pekerjaan yang memerlukan suatu pengetahuan dan keterampilan
yang sama,
1.3.2 Berpartisipasi dalam pelatihan yang mempelajari kompetensi yang sama, atau
1.3.3 Mempunyai pengalaman lainnya yang mengajarkan pengetahuan dan keterampilan yang
sama.
Standardisasi
Standardisasi adalah proses merumuskan, menetapkan serta menerapkan suatu standar tertentu.
Pelatihan
Pelatihan adalah proses pembelajaran yang dilaksanakan untuik mencapai suatu kompetensi
tertentu dimana materi, metode dan fasilitas pelatihan serta lingkungan belajar yang ada terfokus
pada pencapaian unjuk kerja pada kompetensi yang dipelajari.
Kompetensi
Kompetensi adalah kemampuan seseorang untuk menunukkan aspek sikap, pengetahuan dan
keterampilan serta penerapan dari ketiga aspek tersebut di tempat kerja untuk mencapai unjuk
kerja yang ditetapkan.
Standar Kompetensi
Standar Kompetensi adalah standar yang ditampilkan dalam istilah-istilahhasil serta memiliki
format standar yang terdiri dari judul unit, deskripsi unit, elemen kompetensi, kriteria unjuk kerja,
ruang lingkup serta pedoman bukti.
Sertifikat Kompetensi
Sertifikat Kompetensi adalah pengakuan tertulis atas penguasaan suatu kompetensi tertentu
kepada seseorang yang dinyatakan kompeten, yang diberikan oleh Lembaga Sertifikasi Profesi.
Judul Modul : Pelaksanaan Pengendalian Mutu dan Waktu Dalam Halaman: 3 dari 3
Pelaksanaan Perkerasan Jalan Beton Ver: 1.1.2011
Buku Informasi
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton SPL.KS21.225.00
Sertifikasi Kompetensi
Sertifikasi Kompetensi adalah proses penerbitan sertifikat kompetensi melalui proses penilaian/uji
kompetensi.
Judul Modul : Pelaksanaan Pengendalian Mutu dan Waktu Dalam Halaman: 4 dari 4
Pelaksanaan Perkerasan Jalan Beton Ver: 1.1.2011
Buku Informasi
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton SPL.KS21.225.00
BAB II
STANDAR KOMPETENSI
Judul Modul : Pelaksanaan Pengendalian Mutu dan Waktu Dalam Halaman: 5 dari 5
Pelaksanaan Perkerasan Jalan Beton Ver: 1.1.2011
Buku Informasi
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton SPL.KS21.225.00
Judul Modul : Pelaksanaan Pengendalian Mutu dan Waktu Dalam Halaman: 6 dari 6
Pelaksanaan Perkerasan Jalan Beton Ver: 1.1.2011
Buku Informasi
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton SPL.KS21.225.00
4. Unit ini mendukung kinerja efektif unit kompetensi yang diperlukan dalam Pelaksanaan
Lapangan Perekerasan Jalan Beton yang terkait dengan :
1) Penerapan ketentuan keteknikan.
Judul Modul : Pelaksanaan Pengendalian Mutu dan Waktu Dalam Halaman: 7 dari 7
Pelaksanaan Perkerasan Jalan Beton Ver: 1.1.2011
Buku Informasi
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton SPL.KS21.225.00
Judul Modul : Pelaksanaan Pengendalian Mutu dan Waktu Dalam Halaman: 8 dari 8
Pelaksanaan Perkerasan Jalan Beton Ver: 1.1.2011
Buku Informasi
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton SPL.KS21.225.00
BAB III
STRATEGI DAN METODE PELATIHAN
3.1.4 Implementasi
1. Menerapkan pelatihan kerja yang aman.
2. Mengamati indikator kemajuan personal melalui kegiatan praktek.
3. Mempraktekkan keterampilan baru yang telah anda peroleh.
3.1.5 Penilaian
Melaksanakan tugas penilaian untk penyelesaian belajar anda.
Judul Modul : Pelaksanaan Pengendalian Mutu dan Waktu Dalam Halaman: 9 dari 9
Pelaksanaan Perkerasan Jalan Beton Ver: 1.1.2011
Buku Informasi
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton SPL.KS21.225.00
Judul Modul : Pelaksanaan Pengendalian Mutu dan Waktu Dalam Halaman: 10 dari 10
Pelaksanaan Perkerasan Jalan Beton Ver: 1.1.2011
Buku Informasi
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton SPL.KS21.225.00
BAB IV
PENGENDALIAN MUTU DAN WAKTU PELAKSANAAN
PERKERASAN JALAN BETON
4.1 Umum
Materi Pelatihan ini mencakup pengendalian mutu dan waktu pelaksanaan dalam pelaksanaan
pekerjaan perkerasan jalan beton, dibatasi pada 4 (empat) elemen kompetensi yang telah
ditentukan dalam SKKNI Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton, yaitu :
1. Menyusun urutan pelaksanaan pekerjaan
2. Menghitung waktu pelaksanaan pekerjaan untuk setiap jenis pekerjaan dan menyiapkan
jadwal waktu pelaksanaan pekerjaan
3. Melaksanakan percepatan pekerjaan jika terjadi keterlambatan di lapangan
4. Melaksanakan pengendalian mutu pekerjaan di lapangan dengan berpedoman pada
spesifikasi teknis yang digunakan
Dengan demikian substansi jasa konstruksi yang diambil untuk materi Pelatihan ini adalah yang
terkait dengan ketiga elemen kompetensi dimaksud.
Judul Modul : Pelaksanaan Pengendalian Mutu dan Waktu Dalam Halaman: 11 dari 11
Pelaksanaan Perkerasan Jalan Beton Ver: 1.1.2011
Buku Informasi
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton SPL.KS21.225.00
kontrak. Oleh karena itu apabila penyedia jasa mulai memasuki “wilayah terlambat
dalam pelaksanaan” maka penyedia jasa harus segera mengevaluasi kemampuannya,
mencari penyebabnya, dan mencari jalan keluar untuk keluar dari keterlambatan. Jika
penyebab keterlambatan adalah karena kesalahan pengguna jasa, penyedia jasa harus
segera mengajukan perpanjangan waktu kepada pengguna jasa dan tidak terkena denda
keterlambatan.
Perpanjangan waktu pelaksanaan dapat diberikan oleh pengguna jasa kepada penyedia
jasa apabila terjadi peristiwa kompensasi atau adanya perubahan-perubahan pekerjaan
yang tidak memungkinkan bagi penyedia jasa untuk menyelesaikan rencana tanggal
penyelesaian sesuai dengan jadwal yang direncanakan semula.
Judul Modul : Pelaksanaan Pengendalian Mutu dan Waktu Dalam Halaman: 12 dari 12
Pelaksanaan Perkerasan Jalan Beton Ver: 1.1.2011
Buku Informasi
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton SPL.KS21.225.00
2. Penyiapan pembetonan
Sebelum memulai pekerjaan beton, setelah terselesaikannya pekerjaan penyiapan tanah
dasar, pekerjaan persiapan selanjutnya adalah:
1) Pemasangan acuan perkerasan beton semen, yang berguna untuk mempermudah pe-
laksanaan penghamparan beton.
2) Pemasangan ruji (dowel), yakni sepotong baja polos lurus yang dipasang pada setiap
jenis sambungan melintang dengan maksud sebagai sistem penyalur beban, sehingga
pelat yang berdampingan dapat bekerja sama tanpa terjadi perbedaan penurunan yang
berarti, batang pengikat dan tulangan pelat,
3) Pemasangan tulangan, yang ditempatkan pada kedudukan yang kokoh sehingga tidak
bergerak saat beton dihampar.
3. Pembetonan
Pekerjaan pembetonan meliputi kegiatan-kegiatan:
1) Penentuan proporsi campuran beton semen.
2) Pengadukan beton semen.
3) Pengangkutan adukan beton.
4) Pengecoran, penghamparan, dan pemadatan.
5) Pembentukan tekstur permukaan.
6) Perlindungan dan perawatan.
7) Pembukaan acuan.
4. Pembuatan sambungan
Jenis sambungan meliputi:
1) Sambungan lidah alur (key ways joint), yakni jenis sambungan pelaksanaan memanjang
dimana sebagai sistem penyalur bebannya digunakan hubungan lidah alur sedangkan
untuk memegang pergerakan pelat ke arah horizontal digunakan batang pengikat.
2) Sambungan muai (expansion joint), yakni jenis sambungan melintang yang dibuat untuk
membebaskan tegangan pada perkerasan beton dengan cara menyediakan ruangan un-
tuk pemuaian.
3) Sambungan pelaksanaan (construction joint), yakni jenis sambungan melintang atau
memanjang yang dibuat untuk memisahkan bagian-bagian yang dicor/dihampar pada
saat yang berbeda, ditempatkan di antara beton hasil penghamparan lama dengan be-
ton hasil penghamparan baru.
4) Sambungan tidak sejalur (mismatched joint), yakni suatu pola sambungan, di mana sam-
bungan di antara pelat-pelat yang berdekatan tidak berada dalam satu garis (jalur).
5) Sambungan susut (contraction joint), yakni jenis sambungan melintang yang dibuat den-
gan maksud untuk mengendalikan retak susut beton, serta membatasi pengaruh tegan-
gan lenting yang timbul pada pelat akibat pengaruh perubahan temperatur dan kelem-
baban.
Judul Modul : Pelaksanaan Pengendalian Mutu dan Waktu Dalam Halaman: 13 dari 13
Pelaksanaan Perkerasan Jalan Beton Ver: 1.1.2011
Buku Informasi
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton SPL.KS21.225.00
3. Penutup sambungan
Permukaan sambungan harus bersih dan bebas dari bahan-bahan lain yang akan
melemahkan ikatan dengan bahan penutup. Kerusakan pada permukan sambungan
seperti lepasnya agregat, masuknya material luar yang akan menghalangi
pergerakan bebas ketika penutup sambungan ditekan perlu diperbaiki.
Lalu-lintas tidak diperbolehkan lewat pada lajur perkerasan sebelum sambungan
diberi bahan penutup permanen atau sementara.
Judul Modul : Pelaksanaan Pengendalian Mutu dan Waktu Dalam Halaman: 14 dari 14
Pelaksanaan Perkerasan Jalan Beton Ver: 1.1.2011
Buku Informasi
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton SPL.KS21.225.00
Bilamana resap ikat diperlukan, maka bisa dilakukan dengan kuas atau penyemprot.
Untuk sambungan perkerasan beton pada proyek yang besar penggunaan
penyemprot lebih cocok.
Hampir semua bahan resap ikat memerlukan waktu untuk mengering sebelum
penutup sambungan dipasang. Setelah pembersihan akhir dan pemberian resap ikat
pada sambungan, bahan anti lekat harus dipasang sesuai kedalaman yang cukup
untuk memudahkan pemasangan penutup sambungan.
Setelah sambungan diisi dengan bahan penutup, harus diperiksa untuk memastikan
tidak terdapat rongga udara, ikatan yang baik serta berpenampilan yang seragam
dan rapi.
1. Pengecoran
Pengecoran beton harus dilakukan secara hati-hati agar tidak terjadi segregasi.
Apabila dalam pengecoran digunakan mesin pengaduk di tempat, penuangan
adukan beton dapat dilakukan menggunakan baket (bucket) dan talang. Untuk
beton tanpa tulangan adukan beton dapat dituangkan di atas permukaan yang telah
disiapkan di depan mesin penghampar. Harus diusahakan agar penumpahan adukan
beton dari satu adukan ke adukan berikutnya berlangsung secara
berkesinambungan sebelum terjadi pengikatan akhir (final setting).
Bila pelaksanaan perkerasan dilakukan pada cuaca panas dan bila temperatur beton
basah (fresh concrete) di atas 240 C, pencegahan penguapan harus dilakukan. Air
harus dilindungi dari panas sinar matahari, dengan cara melakukan pengecatan tanki
air dengan warna putih dan mengubur pipa penyaluran atau dengan cara lain yang
sesuai. Temperatur agregat kasar diturunkan dengan menyemprotkan air.
Kehilangan kadar air yang cepat dari permukaan perkerasan akan menghasilkan
kekakuan yang lebih awal dan mengurangi waktu yang tersedia untuk
menyelesaikan pekerjaan akhir. Dalam keadaan seperti ini tidak diperbolehkan
menambahkan air ke permukaan pelat. Pada kondisi yang sangat terpaksa
berkurangnya kadar air bisa diimbangi dengan melakukan pengkabutan.
2. Penghamparan
Penghamparan beton semen dapat dilakukan dengan dua metoda:
1) Metoda menerus.
Pada metoda ini beton dicor secara menerus. Sambungan-sambungan
melintang dapat dibuat ketika beton masih basah atau dengan cara digergaji
sebelum retak susut terjadi.
2) Metoda panel-berselang.
Pada metoda ini beton dicor dengan sistem panel-panel berselang. Panel-panel
yang kosong di antara panel-panel yang sudah dicor, pengecorannya dikerjakan
setelah 4 – 7 hari berikutnya.
Pada pekerjaan besar harus disediakan penghampar jenis dayung (paddle) atau
ulir (auger), atau ban berjalan, maupun jenis wadah (hopper) dan ulir, kecuali
apabila digunakan penghampar acuan gelincir. Pada mesin penghampar acuan
Judul Modul : Pelaksanaan Pengendalian Mutu dan Waktu Dalam Halaman: 15 dari 15
Pelaksanaan Perkerasan Jalan Beton Ver: 1.1.2011
Buku Informasi
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton SPL.KS21.225.00
3. Pemadatan
Pemadatan beton dapat dilakukan dengan dua metoda:
1) Pemadatan dengan tangan (hand tamping)
Alat ini biasanya digunakan untuk pekerjaan-pekerjaan kecil. Alat ini dapat
dibuat dari balok kayu berukuran 22,5 x 7,5 mm2 dengan panjang sesuai lebar
jalur yang dicor. Bagian bawah tepi balok kayu diperkuat dengan pelat besi tebal
5 mm.
Untuk memadatkan beton, mula-mula alat ini dipasang mendatar di atas
permukaan beton, kemudian diangkat dan dijatuhkan secara berulang-ulang.
Setelah pemadatan selesai, alat ini bisa sekaligus dipakai untuk meratakan dan
merapikan permukaan beton.
sekitar 340 gr/m2 dapat menghasilkan tekstur dengan kedalaman sekitar 1,5
mm. Biasanya untuk mendapatkan tekstur permukaan yang memuaskan
diperlukan penarikan burlap sebanyak dua kali, di mana penarikan pertama
untuk pembuatan tekstur awal dan yang berikutnya untuk pembuatan tekstur
permukaan akhir.
Burlap harus dijaga agar selalu lembab dan bersih sepanjang hari.
2) Penyapu/penyikat melintang
Penyapu/penyikat cocok untuk jalan dengan kecepatan lalu-lintas yang rendah
maupun yang tinggi di daerah yang peka terhadap kebisingan. Penyikat bisa
dikerjakan dengan cara manual atau mekanis yang akan menghasilkan tekstur
permukaan yang seragam sampai kedalamam 1,5 mm seperti diperlihatkan
pada Gambar 6a.
Penyikatan biasanya dilakukan dalam arah melintang.
Sikat harus terbuat dari kawat kaku dan lebar sikat tidak boleh kurang dari 45
cm. Sikat harus terdiri dari dua baris dengan jarak 2 cm dari sumbu ke sumbu,
masing-masing baris terdiri dari beberapa ikatan kawat dengan jarak antar
ikatan 1 cm, yang setiap ikatan terdiri dari 14 kawat. Letak ikatan kawat harus
dipasang secara zigzag. Panjang kawat 10 cm dan harus diganti apabila
panjangnya menjadi 9 cm.
2. Pengujian kerataan
Setelah pelepaan selesai dan kelebihan air dibuang, semetara beton masih lembek,
bagian-bagian yang melesak harus segera diisi dengan beton baru, ditempa,
dikonsolidasi dan dilakukan penyelesaian lagi. Daerah yang menonjol/berlebih harus
dipotong dan dilakukan penyelesaian lagi. Sampbungan harus diperiksa kerataannya
lagi. Permukaan harus terus diperiksa dan dibetulkan sampai tidak ada lagi
perbedaan tinggi pada permukaan dan perkerasan beton sesuai dengan kelandaian
dan tampang melintang yang ditentukan.
Perbedaan tinggi permukaan menurut pengujian mal datar (straightedge) tidak
boleh melebihi toleransi yang ditentukan dalam Spesifikasi.
Pengujian dengan mal datar 3 meter dilakukan saat beton mengeras dengan
ketentuan:
1) Daerah yang menunjukkan ketinggian lebih dari 3 mm tetapi tidak lebih dari
12,5 mm sepanjang 3 meter harus ditandai dan segera diturunkan dengan alat
gerinda sehingga ketidak-rataan permukaan tidak lebih dari 3 mm.
2) Bila penyimpangan penampang melintang lebih dari 12,5 mm, lapisan beton
harus dibongkar. Bagian yang dibongkar tidak boleh kurang dari 3 meter atau
kurang dari lebar jalur yang harus dibongkar.
Judul Modul : Pelaksanaan Pengendalian Mutu dan Waktu Dalam Halaman: 17 dari 17
Pelaksanaan Perkerasan Jalan Beton Ver: 1.1.2011
Buku Informasi
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton SPL.KS21.225.00
3. Perlindungan
Setelah beton dicor dan dipadatkan, hingga berumur beberapa hari, beton harus
dilindungi terhadap kerusakan yang disebabkan oleh faktor lingkungan.
4. Perawatan
Perawatan perlu dilakukan dengan seksama karena sangat menentukan mutu akhir
beton.
Setelah pelaksanaan akhir dan pengteksturan seluruh permukaan beton harus dira-
wat.
Judul Modul : Pelaksanaan Pengendalian Mutu dan Waktu Dalam Halaman: 18 dari 18
Pelaksanaan Perkerasan Jalan Beton Ver: 1.1.2011
Buku Informasi
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton SPL.KS21.225.00
5. Menguji Spesifikasi
6. Menguji Syarat-syarat Kontrak
7. Menganalisa pekerjaan yang diperlukan untuk setiap kegiatan
8. Menentukan urutan pekerjaan
9. Menentukan biaya proyek
Ada beberapa jenis jadwal yang dapat dipergunakan, tergantung kepada kebutuhan
proyek antara lain sebagai berikut :
1. Metoda Lintasan Kritis (Critical Path Method/CPM)
2. Diagram Balok – asli dan terkait (Bar Charts – basic and linked)
3. Jadwal Kemajuan Keuangan – Kurva S (Financial Progress Schedule – S Curve)
Judul Modul : Pelaksanaan Pengendalian Mutu dan Waktu Dalam Halaman: 20 dari 20
Pelaksanaan Perkerasan Jalan Beton Ver: 1.1.2011
Buku Informasi
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton SPL.KS21.225.00
dan diakhiri tepat waktu, sebab apabila meleset pelaksanaannya akan menunda
penyelesaian proyek.
Berikut adalah penjelasan lebih rinci tentang penggunaan Critical Path Method
untuk keperluan menyiapkan suatu Network Planning :
14
2
17
D(16)
A(14)
0 33 F(17) 50
C(0)
1 4 5
Start 0 33 50
B(15)
E(18)
Finish
15
3
15
Judul Modul : Pelaksanaan Pengendalian Mutu dan Waktu Dalam Halaman: 21 dari 21
Pelaksanaan Perkerasan Jalan Beton Ver: 1.1.2011
Buku Informasi
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton SPL.KS21.225.00
Dari lintasan kritis B, E, dan F di atas dapat dijelaskan lebih lanjut sebagai berikut:
1) Waktu yang disediakan untuk menyelesaikan kegiatan-kegiatan di lintasan
kritis tidak boleh dilampaui sebab apabila dilampaui akan mengakibatkan
tertundanya penyelesian pekerjaan.
2) Controlling secara ketat harus dilakukan terhadap kegiatan-kegiatan di lintasan
kritis agar penyelesaian pekerjaan tidak tertunda.
3) Sementara kelonggaran waktu yang terdapat pada kegiatan lain (dalam kasus
di atas adalah kegiatan A dan D) dapat dipertimbangkan untuk dimanfaatkan
(tenaga, peralatan, bahan, dan barangkali juga biaya) bagi percepatan
penyelesaian kegiatan B, E, dan F.
Permasalahan yang sering dihadapi adalah bagaimana dengan manajemen
penyelenggaraan proyek jalan dan jembatan, apakah memerlukan network
planning berupa Critical Path Method seperti di atas? Perlu diketahui bahwa
proyek jalan dan jembatan terdiri dari proyek-proyek tahunan dan proyek-proyek
“multi year”. Pengalaman selama ini menunjukkan bahwa jarang ada pelaku proyek
jalan dan jembatan yang memanfaatkan Critical Path Method sebagai salah satu
cara untuk mengendalikan pelaksanaan proyek, namun fakta menunjukkan bahwa
cukup banyak proyek-proyek jalan dan jembatan yang tidak selesai tepat waktu
(memerlukan perpanjangan waktu pelaksanaan konstruksi) baik pada proyek-
proyek tahunan maupun multi year. Penyebabnya bisa bermacam-macam, mulai
dari ketidakmampuan kontraktor di lapangan sampai ketidakjelasan kemampuan
pemberi pekerjaan menyediakan alokasi dana yang diperlukan untuk membiayai
proyek sebagai akibat dari berbagai perubahan di sektor ekonomi.
Terlepas dari penyebab-penyebab yang mempengaruhi jadwal penyelesaian
proyek, nampaknya perlu dipertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
1) Dalam merencanakan construction schedule suatu proyek, kontraktor perlu
secara tajam mencari, dari sejumlah kegiatan yang akan dilakukan dalam
rangka menyelesaikan proyek, kegiatan-kegiatan mana yang potensial menjadi
kritis. Jika telah ditemukan jenis kegiatan di maksud, maka kontraktor perlu
Judul Modul : Pelaksanaan Pengendalian Mutu dan Waktu Dalam Halaman: 22 dari 22
Pelaksanaan Perkerasan Jalan Beton Ver: 1.1.2011
Buku Informasi
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton SPL.KS21.225.00
3a
3 4 3 3c 4
3
b
apakah terjadi pada kegiatan pada lintasan kritis atau bukan, atau apakh
dengan adanya pekerjaan tambah yang memerlukan waktu tambahan ter-
sebut akan mengubah lintasan kritisnya dan menambah durasi totalnya.
Judul Modul : Pelaksanaan Pengendalian Mutu dan Waktu Dalam Halaman: 24 dari 24
Pelaksanaan Perkerasan Jalan Beton Ver: 1.1.2011
Buku Informasi
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton SPL.KS21.225.00
Judul Modul : Pelaksanaan Pengendalian Mutu dan Waktu Dalam Halaman: 25 dari 25
Pelaksanaan Perkerasan Jalan Beton Ver: 1.1.2011
Buku Informasi
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton SPL.KS21.225.00
Judul Modul : Pelaksanaan Pengendalian Mutu dan Waktu Dalam Halaman: 26 dari 26
Pelaksanaan Perkerasan Jalan Beton Ver: 1.1.2011
Buku Informasi
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton SPL.KS21.225.00
kontrak untuk setiap hari keterlambatan sejak rencana tanggal penyelesaian. Pengguna
jasa dapat memotong denda keterlambatan tersebut dari pembayaran-pembayaran
kepada penyedia jasa. Pembayaran denda keterlambatan tidak mempengaruhi
kewajiban-kewajiban penyedia jasa.
Apabila rencana tanggal penyelesaian diundurkan setelah denda keterlambatan
dibayarkan, maka direksi pekerjaan wajib melakukan koreksi atas kelebihan
pembayaran denda keterlambatan dengan menyesuaikan sertifikat pembayaran
berikutnya. Penyedia jasa harus mendapatkan pembayaran bunga dari pembayaran
lebih, terhitung dari hari pembayaran kembali dengan sejumlah nilai tertentu yang telah
disahkan oleh direksi pekerjaan dalam waktu tertentu (misalnya 28 hari) terhitung sejak
tanggal disahkannya sertifikat pembayaran oleh direksi pekerjaan.
Apabila penyedia jasa terlambat melaksanakan pekerjaan sesuai jadwal, maka pengguna
jasa harus memberikan peringatan secara tertulis atau dikenakan ketentuan pasal
kontrak kritis sesuai ketentuan dokumen kontrak.
Apabila keterlambatan pelaksanaan pekerjaan disebabkan oleh pengguna jasa, maka
dikenakan ketentuan pasal kompensasi sesuai ketentuan dokumen kontrak.
Apabila keterlambatan pelaksanaan pekerjaan disebabkan oleh keadaan kahar, maka
butir-butir tersebut di atas tidak diberlakukan.
Judul Modul : Pelaksanaan Pengendalian Mutu dan Waktu Dalam Halaman: 28 dari 28
Pelaksanaan Perkerasan Jalan Beton Ver: 1.1.2011
Buku Informasi
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton SPL.KS21.225.00
(1) Pada saat kontrak dinyatakan kritis direksi pekerjaan menerbitkan surat pe-
ringatan kepada penyedia jasa dan selanjutnya menyelenggarakan SCM Ta-
hap I.
(2) Dalam SCM direksi pekerjaan, direksi teknis dan penyedia jasa membahas
dan menyepakati besaran kemajuan fisik yang harus dicapai oleh penyedia
jasa dalam periode waktu tertentu (uji coba pertama) yang dituangkan da-
lam berita acara SCM Tahap I.
(3) Apabila penyedia jasa gagal pada uji coba pertama, maka harus diselengga-
rakan SCM Tahap II yang membahas dan menyepakati besaran kemajuan fi-
sik yang harus dicapai oleh penyedia jasa dalam periode waktu tertentu (uji
coba kedua) yang dituangkan dalam berita acara SCM Tahap II.
(4) Apabila penyedia jasa gagal pada uji coba kedua, maka harus diselenggara-
kan SCM Tahap III yang membahas dan menyepakati besaran kemajuan fisik
yang harus dicapai oleh penyedia jasa dalam periode waktu tertentu (uji co-
ba ketiga) yang dituangkan dalam berita acara SCM Tahap III.
(5) Pada setiap uji coba yang gagal, pengguna jasa harus menerbitkan surat pe-
ringatan kepada penyedia jasa atas keterlambatan realisasi fisik pelaksa-
naan pekerjaan.
(6) Apabila pada uji coba ketiga masih gagal, maka pengguna jasa dapat menye-
lesaikan pekerjaan melalui kesepakatan tiga pihak atau memutuskan kon-
trak secara sepihak dengan mengesampingkan pasal 1266 Kitab Undang-
Undang Hukum Perdata.
Judul Modul : Pelaksanaan Pengendalian Mutu dan Waktu Dalam Halaman: 29 dari 29
Pelaksanaan Perkerasan Jalan Beton Ver: 1.1.2011
Buku Informasi
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton SPL.KS21.225.00
3. Dalam SCM disepakati target uji coba kemampuan (test case) dalam waktu 1 (satu)
bulan, dengan menyebutkan uraian pekerjaan yang harus dikerjakan dan prosen-
tase prestasi kerja yang harus dicapai oleh kontraktor.
4. Penyedia jasa membuat jadwal pelaksanaan target uji coba kemampuan (test case)
dan program pelaksanaan secara detail dan lengkap dengan data-data pendu-
kungnya.
5. Hasil dari SCM harus dituangkan dalam suatu berita acara dan dikirimkan ke berba-
gai pihak-pihak terkait sebagai laporan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan uji coba kemampuan (test case)
1. Selama pelaksanaan uji coba, direksi pekerjaan melakukan pemantauan terhadap
kegiatan kontraktor.
2. Apabila hasil uji coba menunjukkan tendensi yang tidak sesuai kesepakatan, maka
pengguna jasa mengeluarkan surat peringatan dengan tembusan dikirimkan
kepada direksi pekerjaan.
3. Pada akhir uji coba dilakukan evaluasi terhadap semua pencapaian selama uji coba,
dan bila diperlukan dapat dilakukan uji coba lagi.
persyaratan teknis. Bahan jadi yang merupakan hasil dari proses lanjut bahan olahan pada
prinsipnya juga harus memenuhi persyaratan-persyaratan teknis. Namun yang termasuk ke
dalam pengertian persyaratan-persyaratan teknis untuk bahan jadi bukan hanya
persyaratan sebagaimana dicontohkan dalan Tabel 6.1. saja akan tetapi juga mencakup
persyaratan toleransi dimensi dan persyaratan toleransi lainnya misalnnya toleransi
terhadap ketepatan lokasi/posisi konstruksi sebagaimana ditentukan atau diatur di dalam
spesifikasi teknis
1) Pekerjaan awal
(1) Mempelajari gambar rencana dan spesifikasi.
(2) Pemahaman lebih dalam terhadap lokasi proyek, lajur dan kemiringan.
(3) Peralatan dan organisasi kontraktor.
(4) Penentuan tugas dan tanggung jawab.
(5) Menentukan pengujian, pencacatan dan laporan yang diperlukan.
(6) Peralatan dan fasilitas untuk pemeriksaan, pengujian dan pengendalian.
2) Bahan
Semua bahan harus diidentifikasi mengenai sumber, jumlah dan kesesuaian dengan
persyaratan, penanganan, penimbangan dan pembuangan bahan yang ditolak.
Bahan tersebut meliputi:
(1) Semen.
(2) Agregat
(3) Air.
(4) Bahan tambah.
(5) Tulangan, ruji, dan bahan pengikat.
(6) Material perawatan beton.
(7) Bahan sambungan.
3) Perbandingan campuran
(1) Pengujian agregat meliputi : gradasi, berat jenis, penyerapan, kadar lempung
(2) Data perencanaan campuran meliputi : kadar semen, proporsi agregat, air, rongga
udara, kelecakan dan kekuatan
(3) Volume takaran meliputi : ukuran takaran, berat material dalam takaran dan
koreksi kadar air agregat
4) Unit penakar / penimbang
(1) Pemeriksaan peralatan untuk menimbang dan mengukur: semen, agregat, air dan
bahan tambah
(2) Pemeriksaan peralatan untuk penanganan material, pengangkutan dan skala
timbangan
5) Unit pencampur ;
Pemeriksaan peralatan pencampur, lama waktu pencampuran, alat pengatur waktu dan
penghitungan jumlah takaran sebelum pengecoran beton semen:
(1) Acuan: kecocokan acuan, alinemen, kemiringan dan ruji
(2) Tanah dasar: kerataan, pemeriksaan permukaan akhir dan kadar air
(3) Sambungan muai: bahan sambungan, lokasi, alinemen, dudukan dan ruji
6) Pembetonan
Judul Modul : Pelaksanaan Pengendalian Mutu dan Waktu Dalam Halaman: 31 dari 31
Pelaksanaan Perkerasan Jalan Beton Ver: 1.1.2011
Buku Informasi
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton SPL.KS21.225.00
(1) Persiapan: bahan, perlengkapan peralatan, tenaga kerja dan bahan pelindung cuaca
(2) Pencampuran: jenis peralatan, konsistensi, kadar udara, pemisahan butir (segrega-
si) dan keterlambatan
(3) Pengangkutan: batas waktu, pengecekan pemisahan butir dan perubahan konsis-
tensi
(4) Pengecoran: penempatan adukan, pemisahan butir, tinggi jatuh, penyebaran,
pemadatan, penggetaran, penempatan sambungan dan pemeriksaan sambungan
(5) Penyelesaian akhir: melintang dan memanjang, kelurusan dan kerataan,
lingkungan, pengteksturan dan perapihan tepi
(6) Pembentukan sambungan susut: pembentukan sambungan, alinemen, perapihan
tepi dan pemeriksaan permukaan sambungan
7) Setelah pembetonan
(1) Waktu pembongkaran acuan: kerusakan agar dihindari
(2) Perawatan: metoda, peralatan dan bahan, keseragaman, waktu mulai perawatan
dan lama waktu perawatan
(3) Perlindungan: beton basah, hujan, lalu-lintas, cuaca dingin, cuaca panas dan
pencatatan temperatur
(4) Sambungan yang digergaji: peralatan, waktu penggergajian dan pelebaran bagian
atas pada sambungan
(5) Penutup sambungan: peralatan, temperatur, bahan penutup, pembersihan
sambungan dan penutupan
(6) Pemeriksaan permukaan: kelurusan dan kerataan, perbaikan atau penggantian
8) Pengujian beton semen.
(1) Campuran beton basah : pengujian kelecakan (dengan slump) dan kadar udara.
(2) Pengujian kekuatan : pengambilan contoh, pembuatan benda uji, penyimpanan dan
perawatan benda uji, pengujian kuat tekan, pengujian kuat tarik lentur, pengambi-
lan contoh inti dan penggergajian perkerasan untuk pengujian kuat tarik lentur.
4. Toleransi penyimpangan
2) Ketebalan.
Perkerasan beton harus dilaksanakan sesuai tebal yang diinginkan. Jika dipandang perlu
untuk menentukan ketebalan perkerasan setelah penghamparan, bisa dilakukan dengan
mengukur contoh inti ( core drill) dari perkerasan. Satu bor inti harus diambil dari setiap
140 m2 perkerasan yang dihamparkan pada setiap lajur. Masing masing hasil
pengeboran harus diukur sesuai dengan ASTM C 174. Penerimaan pekerjaan harus
didasarkan pada hasil pengujian contoh inti yang diambil dari pekerjaan yang telah
selesai.
Bilamana hasil pengukuran bor inti meragukan diperlukan dua contoh inti tambahan
yang diambil dengan jarak 10 meter (satu sebelumnya dan satu lagi sesudahnya) dari
lokasi pengambilan bor inti yang pertama, lubang bekas pengeboran harus ditutup
Judul Modul : Pelaksanaan Pengendalian Mutu dan Waktu Dalam Halaman: 32 dari 32
Pelaksanaan Perkerasan Jalan Beton Ver: 1.1.2011
Buku Informasi
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton SPL.KS21.225.00
Pemilihan Jenis-jenis
Bahan Baku sesuai
dengan item pekerjaan
Lingkup pengendalian
Tidak - Lingkup Dimensi
- Lingkup kualitas
Struktur pengendalian
- Jenis pemeriksaan
Pengendalian
mutu bahan - Metoda pemeriksaan
baku - Frekwensi
- Spesifikasi mutu
- Toleransi
TAHAP I Ya
Bahan
siap olah
Lingkup pengendalian
Tidak - Lingkup Dimensi
- Lingkup kualitas
Struktur pengendalian
Pengendalian - Jenis pemeriksaan
mutu bahan - Metoda pemeriksaan
olahan - Frekwensi
- Spesifikasi mutu
Ya - Toleransi
TAHAP II
Komponen
Bahan untuk
pekerjaan jadi
telah siap
Lingkup pengendalian
- Lingkup Dimensi
Tidak - Lingkup kualitas
Struktur pengendalian
- Jenis pemeriksaan
Pengendalian
mutu pekerja - Metoda pemeriksaan
an jadi - Frekwensi
- Spesifikasi mutu
- Toleransi
Ya
TAHAP III
Pekerjaan jadi
(pelaksanaan pay item
sesuai kontrak)
Judul Modul : Pelaksanaan Pengendalian Mutu dan Waktu Dalam Halaman: 33 dari 33
Pelaksanaan Perkerasan Jalan Beton Ver: 1.1.2011
Buku Informasi
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton SPL.KS21.225.00
1. Jenis sambungan
Judul Modul : Pelaksanaan Pengendalian Mutu dan Waktu Dalam Halaman: 34 dari 34
Pelaksanaan Perkerasan Jalan Beton Ver: 1.1.2011
Buku Informasi
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton SPL.KS21.225.00
Kemiringan 1:4
0,2 h 0,2 h
0,1 h
Judul Modul : Pelaksanaan Pengendalian Mutu dan Waktu Dalam Halaman: 35 dari 35
Pelaksanaan Perkerasan Jalan Beton Ver: 1.1.2011
Buku Informasi
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton SPL.KS21.225.00
h/4
h/4
225 225
mm mm
h
25 mm
Tulangan polos
8) Sambungan isolasi
Sambungan isolasi memisahkan perkerasan dengan bangunan yang lain,
misalnya manhole, jembatan, tiang listrik, jalan lama, persimpangan dan lain
sebagainya. Contoh persimpangan yang membutuhkan sambungan isolasi
diperlihatkan pada Gambar 7.
Sambungan isolasi harus dilengkapi dengan bahan penutup (joint sealer) setebal
5 – 7 mm dan sisanya diisi dengan bahan pengisi (joint filler) sebagai mana
diperlihatkan pada Gambar 11.
Judul Modul : Pelaksanaan Pengendalian Mutu dan Waktu Dalam Halaman: 37 dari 37
Pelaksanaan Perkerasan Jalan Beton Ver: 1.1.2011
Buku Informasi
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton SPL.KS21.225.00
Bahan
penutup Pelindung muai
12 mm
Bahan pengisi 20 mm ditumpulkan
50 mm
h/2
h
12 mm
Ruji polos jarak Dilapisi pelumas 1,2 h 1500 mm
30 cm sumbu ke sumbu
Bahan
penutup
Bahan pengisi
Bangunan saluran,
manhole
h
Sambungan isolasi yang digunakan pada bangunan lain, seperti jembatan perlu
pemasangan ruji sebagai transfer beban. Pada ujung ruji harus dipasang
pelindung muai agar ruji dapat bergerak bebas. Pelindung muai harus cukup
panjang sehingga menutup ruji 50 mm dan masih mempunyai ruang bebas yang
cukup dengan panjang minimum lebar sambungan isolasi ditambah 6 mm
seperti diperlihatkan pada Gambar 8a.
Sambungan isolasi pada persimpangan dan ram tidak perlu diberi ruji tetapi
diberikan penebalan tepi untuk mereduksi tegangan. Setiap tepi sambungan
ditebalkan 20% dari tebal perkerasan sepanjang 1,5 meter seperti diperlihatkan
pada Gambar 8b.
Sambungan isolasi yang digunakan pada lubang masuk ke saluran, manhole,
tiang listrik dan bangunan lain yang tidak memerlukan penebalan tepi dan ruji,
ditempatkan di sekeliling bangunan tersebut sebagai mana diperlihatkan pada
Gambar 8c, 9 dan 10.
Sambungan
Sambungan
melintang
memanjang
Sambungan
isolasi lebar 12 mm minimum
30 cm
Sambungan
isolasi lebar 12 mm Sambungan Sambungan
melintang memanjang
Judul Modul : Pelaksanaan Pengendalian Mutu dan Waktu Dalam Halaman: 38 dari 38
Pelaksanaan Perkerasan Jalan Beton Ver: 1.1.2011
Buku Informasi
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton SPL.KS21.225.00
min
30 cm
min min 30 cm
30 cm
Sambungan
Sambungan isolasi melintang
lebar 12 mm
Sambungan isolasi
lebar 12 mm
Gambar 10 Tampak atas penempatan sambungan isolasi pada lubang masuk saluran
9) Pola sambungan
Pola sambungan pada perkerasan beton semen harus mengikuti batasan-
batasan sebagai berikut :
(1) Hindari bentuk panel yang tidak teratur. Usahakan bentuk panel sepersegi
mungkin. Perbandingan maksimum panjang panel terhadap lebar adalah
1,25.
(2) Jarak maksimum sambungan memanjang 3 - 4 meter.
(3) Jarak maksimum sambungan melintang 25 kali tebal pelat, maksimum 5,0
meter.
(4) Semua sambungan susut harus menerus sampai kerb dan mempunyai keda-
laman seperempat dan sepertiga dari tebal perkerasan masing-masing un-
tuk lapis pondasi berbutir dan lapis stabilisasi semen.
(5) Antar sambungan harus bertemu pada satu titik untuk menghindari terja-
dinya retak refleksi pada lajur yang bersebelahan.
(6) Sudut antar sambungan yang lebih kecil dari 60 derajat harus dihindari den-
gan mengatur 0,5 m panjang terakhir dibuat tegak lurus terhadap tepi per-
kerasan.
(7) Apabila sambungan berada dalam area 1,5 meter dengan manhole atau
bangunan yang lain, jarak sambungan harus diatur sedemikian rupa sehing-
ga antara sambungan dengan manhole atau bangunan yang lain tersebut
membentuk sudut tegak lurus. Hal tersebut berlaku untuk bangunan yang
berbentuk bundar. Untuk bangunan berbentuk segi empat, sambungan ha-
rus berada pada sudutnya atau di antara dua sudut.
(8) Semua bangunan lain seperti manhole harus dipisahkan dari perkerasan
dengan sambungan muai selebar 12 mm yang meliputi keseluruhan tebal
pelat.
Judul Modul : Pelaksanaan Pengendalian Mutu dan Waktu Dalam Halaman: 39 dari 39
Pelaksanaan Perkerasan Jalan Beton Ver: 1.1.2011
Buku Informasi
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton SPL.KS21.225.00
(9) Perkerasan yang berdekatan dengan bangunan lain atau manhole harus di-
tebalkan 20% dari ketebalan normal dan berangsur-angsur berkurang sam-
pai ketebalan normal sepanjang 1,5 meter seperti diperlihatkan pada Gam-
bar 8b.
(10) Panel yang tidak persegi empat dan yang mengelilingi manhole harus
diberi tulangan berbentuk anyaman sebesar 0,15% terhadap penampang
beton semen dan dipasang 5 cm di bawah permukaan atas. Tulangan harus
dihentikan 7,5 cm dari sambungan.
Tipikal pola sambungan diperlihatkan pada Gambar 11 dan 12.
melintang£ 2%
h
7500 mm
Sambungan tipe B
Sambungan tipe C
h +75 s/d 150
7800 - 14400 mm
Judul Modul : Pelaksanaan Pengendalian Mutu dan Waktu Dalam Halaman: 40 dari 40
Pelaksanaan Perkerasan Jalan Beton Ver: 1.1.2011
Buku Informasi
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton SPL.KS21.225.00
Masukkan bahan pengisi kedalam
sambungan minimum setebal 12 mm,
dibagian atas kerb hanya bagian cekung
D
E B atau C
7500 mm
A
Awal pengecoran B
B lajur
Akhir dari
kerja harian A F
B atau C
D Bila diperlukan
D B B
D
tauC
B a
B A
B
A
Jarak Jarak
Normal Normal
7800 - 14400 mm
2. Pembuatan sambungan
Pembuatan sambungan bisa dilaksanakan pada saat beton masih plastis atau
dengan melakukan penggergajian untuk pengendalian retak. Teknik penggergajian
merupakan cara terbaik saat ini, dan harus dipertimbangkan untuk ruas-ruas jalan
utama. Untuk ruas-ruas yang tidak begitu penting teknik pembentukan basah lebih
ekonomis.
Judul Modul : Pelaksanaan Pengendalian Mutu dan Waktu Dalam Halaman: 41 dari 41
Pelaksanaan Perkerasan Jalan Beton Ver: 1.1.2011
Buku Informasi
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton SPL.KS21.225.00
2) Sambungan basah
Sambungan susut melintang basah dilakukan dengan memasukkan lembaran
plastik dengan cara menekan batang berbentuk “T” ke dalam beton yang masih
plastis, seperti diperlihatkan pada Gambar 13.
Sambungan susut melintang basah harus diberi penutup.
Batang "T"
terbuat dari baja
d/4
Lembar plastik
6 mm
d/2
d
Judul Modul : Pelaksanaan Pengendalian Mutu dan Waktu Dalam Halaman: 42 dari 42
Pelaksanaan Perkerasan Jalan Beton Ver: 1.1.2011
Buku Informasi
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton SPL.KS21.225.00
3) Penutup sambungan
Permukaan sambungan harus bersih dan bebas dari bahan-bahan lain yang
akan melemahkan ikatan dengan bahan penutup. Kerusakan pada permukan
sambungan seperti lepasnya agregat , masuknya material luar yang akan
menghalangi pergerakan bebas ketika penutup sambungan ditekan perlu
diperbaiki.
Lalu-lintas tidak diperbolehkan lewat pada lajur perkerasan sebelum
sambungan diberi bahan penutup permanen atau sementara.
Judul Modul : Pelaksanaan Pengendalian Mutu dan Waktu Dalam Halaman: 43 dari 43
Pelaksanaan Perkerasan Jalan Beton Ver: 1.1.2011
Buku Informasi
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton SPL.KS21.225.00
2. Penghamparan
Ada dua metoda penghamparan beton semen:
1) Metoda menerus;
Pada metoda ini beton dicor secara menerus. Sambungan-sambungan
melintang dapat dibuat ketika beton masih basah atau dengan cara digergaji
sebelum retak susut terjadi.
2) Metoda panel-berselang.
Pada metoda ini beton dicor dengan sistem panel-panel berselang. Panel-
panel yang kosong di antara panel-panel yang sudah dicor, pengecorannya
dikerjakan setelah 4 – 7 hari berikutnya.
Pada pekerjaan besar harus disediakan penghampar jenis dayung (paddle)
atau ulir (auger), atau ban berjalan, maupun jenis wadah (hopper) dan ulir,
kecuali apabila digunakan penghampar acuan gelincir. Pada mesin
penghampar acuan gelincir, peralatan penghampar biasanya sudah menyatu.
Semua peralatan harus dioperasikan secara seksama. Pada pekerjaan yang
lebih kecil, penghamparan dapat dilakukan dengan cara manual.
Beton harus dihampar dengan ketebalan yang sesuai dengan tipe dan
kapasitas alat pemadat.
Apabila perkerasan beton menggunakan tulangan, pemasangan tulangan
harus diperkuat oleh dudukan kemudian beton dicor dan dipadatkan dari atas.
3. Pemadatan
Adukan beton harus dipadatkan dengan sebaik-baiknya. Ada dua metoda untuk
memadatkan beton yaitu : pemadatan dengan tangan dan pemadatan dengan
getaran.
1) Pemadatan dengan tangan (hand tamping)
Alat ini biasanya digunakan untuk pekerjaan-pekerjaan kecil. Alat ini dapat
dibuat dari balok kayu berukuran 22,5 x 7,5 mm2 dengan panjang sesuai lebar
jalur yang dicor. Bagian bawah tepi balok kayu diperkuat dengan pelat besi
tebal 5 mm seperti diperlihatkan pada Gambar 14.
Untuk memadatkan beton, mula-mula alat ini dipasang mendatar di atas
permukaan beton, kemudian diangkat dan dijatuhkan secara berulang-ulang.
Judul Modul : Pelaksanaan Pengendalian Mutu dan Waktu Dalam Halaman: 44 dari 44
Pelaksanaan Perkerasan Jalan Beton Ver: 1.1.2011
Buku Informasi
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton SPL.KS21.225.00
Setelah pemadatan selesai, alat ini bisa sekaligus dipakai untuk meratakan dan
merapikan permukaan beton.
Judul Modul : Pelaksanaan Pengendalian Mutu dan Waktu Dalam Halaman: 45 dari 45
Pelaksanaan Perkerasan Jalan Beton Ver: 1.1.2011
Buku Informasi
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton SPL.KS21.225.00
Judul Modul : Pelaksanaan Pengendalian Mutu dan Waktu Dalam Halaman: 46 dari 46
Pelaksanaan Perkerasan Jalan Beton Ver: 1.1.2011
Buku Informasi
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton SPL.KS21.225.00
(2) Jika menyimpang lebih dari 8 mm, maka perkerasan harus dibongkar.
(3) Penyimpangan permukaan maksimum dalam segala arah beton yang akan
dilapis ulang dengan suatu lapisan aspal tidak boleh lebih dari 10 mm.
Judul Modul : Pelaksanaan Pengendalian Mutu dan Waktu Dalam Halaman: 47 dari 47
Pelaksanaan Perkerasan Jalan Beton Ver: 1.1.2011
Buku Informasi
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton SPL.KS21.225.00
(a) (b)
Gambar 17 Alat dan pembuatan tekstur permukaan dengan sikat kawat
3) Penyapu/penyikat melintang
Penyapu/penyikat cocok untuk jalan dengan kecepatan lalu-lintas yang rendah
maupun yang tinggi di daerah yang peka terhadap kebisingan. Penyikat bisa di-
kerjakan dengan cara manual atau mekanis yang akan menghasilkan tekstur
permukaan yang seragam sampai kedalamam 1,5 mm seperti diperlihatkan pa-
da Gambar 6a.
Penyikatan biasanya dilakukan dalam arah melintang.
Sikat harus terbuat dari kawat kaku dan lebar sikat tidak boleh kurang dari 45
cm. Sikat harus terdiri dari dua baris dengan jarak 2 cm dari sumbu ke sumbu,
masing-masing baris terdiri dari beberapa ikatan kawat dengan jarak antar ika-
tan 1 cm, yang setiap ikatan terdiri dari 14 kawat. Letak ikatan kawat harus di-
pasang secara zigzag. Panjang kawat 10 cm dan harus diganti apabila panjang-
nya menjadi 9 cm.
Judul Modul : Pelaksanaan Pengendalian Mutu dan Waktu Dalam Halaman: 48 dari 48
Pelaksanaan Perkerasan Jalan Beton Ver: 1.1.2011
Buku Informasi
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton SPL.KS21.225.00
2. Pengujian kerataan
1) Kerataan permukaan baik melintang atau memanjang.
Penyimpangan kerataan permukaan, dari garis lurus bisa ditentukan dengan
menggunakan mistar perata (straight edge) dengan panjang 3 meter.
Toleransi permukaan pada jalan dengan volume lalu lintas ringan untuk jalan
perkotaan dengan kecepatan rendah ialah 6 mm, sedangkan untuk kecepatan
tinggi 3 mm dengan menggunakan mistar perata 3 meter.
2) Ketebalan.
Perkerasan beton harus dilaksanakan sesuai tebal yang diinginkan. Jika
dipandang perlu untuk menentukan ketebalan perkerasan setelah
penghamparan, bisa dilakukan dengan mengukur contoh inti ( core drill) dari
perkerasan. Satu bor inti harus diambil dari setiap 140 m2 perkerasan yang
dihamparkan pada setiap lajur. Masing masing hasil pengeboran harus diukur
sesuai dengan ASTM C 174. Penerimaan pekerjaan harus didasarkan pada hasil
pengujian contoh inti yang diambil dari pekerjaan yang telah selesai.
Bilamana hasil pengukuran bor inti meragukan diperlukan dua contoh inti
tambahan yang diambil dengan jarak 10 meter (satu sebelumnya dan satu lagi
sesudahnya) dari lokasi pengambilan bor inti yang pertama, lubang bekas
pengeboran harus ditutup kembali dengan sempurna. Pertimbangan yang
diperlukan sebagai dasar penerimaan pekerjaan sehubungan dengan toleransi
tebal, sesuai dengan spesifikasi yang berlaku.
Penggunaan karung goni yang lembab untuk menutup permukaan beton dapat
dipergunakan, lembar penutup harus diletakkan sedemikian rupa sehingga
menempel pada permukaan beton, tetapi tidak boleh diletakkan sebelum beton
cukup mengeras guna mencegah pelekatan. Penutup harus dipertahankan
dalam keadaan basah dan pada tempatnya selama minimal 7 hari.
2) Perlindungan
Setelah beton dicor dan dipadatkan, hingga berumur beberapa hari, beton
harus dilindungi terhadap kerusakan yang disebabkan oleh faktor lingkungan.
Judul Modul : Pelaksanaan Pengendalian Mutu dan Waktu Dalam Halaman: 50 dari 50
Pelaksanaan Perkerasan Jalan Beton Ver: 1.1.2011
Buku Informasi
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton SPL.KS21.225.00
3) Perawatan
Perawatan perlu dilakukan dengan seksama karena sangat menentukan mutu
akhir beton.
Setelah pelaksanaan akhir dan pengteksturan seluruh permukaan beton harus
dirawat. Salah satu perawatan yang baik adalah dengan cara penyemprotan ba-
han larutan yang sesuai, seperti pigmen putih (white-pigmented), bahan dasar
resin (resin-based) atau bahan dasar karet klorinat (chlorinated-rubber-base), se-
laput kompon yang sesuai dengan ASTM C309. Kompon harus disemprotkan
dengan jumlah 0,3 ltr/m2 (3,75 m2/ltr) untuk tebal pelat 12,5 cm dan 0,2 ltr/m2
(2,5 m2/ltr) untuk tebal pelat 12,5 cm.
Judul Modul : Pelaksanaan Pengendalian Mutu dan Waktu Dalam Halaman: 51 dari 51
Pelaksanaan Perkerasan Jalan Beton Ver: 1.1.2011
Buku Informasi
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton SPL.KS21.225.00
Bidang-bidang tepi perkerasan harus segera dilapisi paling lambat 60 menit sete-
lah acuan dibongkar. Apabila pada masa perawatan terjadi kerusakan lapisan
perawatan, maka lapisan perawatan tersebut harus segera diperbaiki.
Metoda perawatan yang lain seperti dengan lembaran plastik putih dapat dila-
kukan bilamana perawatan dengan selaput kompon tidak memungkinkan.
Penempatan lembaran plastik putih harus dilaksanakan pada saat permukaan
beton masih basah. Jika permukaan terlihat kering sebelum beton mengeras,
harus dibasahi dengan cara pengkabutan sebelum lembaran plastik tersebut
dipasang. Sambungan lembaran penutup harus dipasang tumpang tindih selebar
50 cm dan harus dibebani sedemikian rupa sehingga tetap lekat dengan
permukaan perkerasan beton. Lembaran penutup harus dilebihkan pada tepi
perkerasan beton dengan lebar yang cukup sehingga dapat menutup sisi
samping dari permukaan pelat beton setelah acuan samping dibuka. Lembaran
tersebut hendaknya masih berada pada tempatnya selama waktu perawatan.
Penggunaan karung goni yang lembab untuk menutup permukaan beton dapat
dipergunakan, lembar penutup harus diletakkan sedemikian rupa sehingga
menempel pada permukaan beton, tetapi tidak boleh diletakkan sebelum beton
cukup mengeras guna mencegah pelekatan. Penutup harus dipertahankan
dalam keadaan basah dan pada tempatnya selama minimal 7 hari.
Catatan :Apabila bahan yang serupa diambil dari sumber-sumber yang berbeda
maka lokasi dari bahan-bahan ini pada pekerjaan harus dicatat.
Judul Modul : Pelaksanaan Pengendalian Mutu dan Waktu Dalam Halaman: 53 dari 53
Pelaksanaan Perkerasan Jalan Beton Ver: 1.1.2011
Buku Informasi
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton SPL.KS21.225.00
Ini termasuk daftar kemajuan pekerjaan, bagan alir kegiatan (analisa jalur kritis
untuk pekerjaan-pekerjaan). Dan grafik mengenai pengendalian pengeluaran
biaya proyek diplot untuk menggambarkan biaya dan kemajuan proyek . Harus
juga dibuat persiapan untuk membandingkan pelaksanaan pengeluaran biaya
yang sebenarnya terhadap rencana pengeluaran biaya.
3) Ramalan proyek.
Ramalan ini diperlukan untuk mengantisipasi pengeluaran biaya dan
pengendalian di masa mendatang atau keperluan-keperluan proyek yang lain.
Ramalan ini akan memperhitungkan kualitas pekerjaan, keterlambatan yang
disebabkan karena kerusakan-kerusakan atau modifikasi / perubahan, dan
penampilan pelaksanaan Kontraktor secara umum.
4) Keandalan mutu.
Ini akan dicatat untuk menunjukkan banyaknya inspeksi dan pengujian lapangan
yang dilaksanakan (sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan). Hasil-hasil akan
dibandingkan terhadap spesifikasi, dan tindakan yang dicatat dan ditindak-
lanjuti terhadap semua cacat-cacat dan kerusakan.
Judul Modul : Pelaksanaan Pengendalian Mutu dan Waktu Dalam Halaman: 54 dari 54
Pelaksanaan Perkerasan Jalan Beton Ver: 1.1.2011
Buku Informasi
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton SPL.KS21.225.00
BAB V
SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN
UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI
Berikut ini adalah penjelasan lebih lanjut tentang Sumber Daya Manusia :
2. Peran Pelatih
Pelatih (instruktur) dipilih karena dia telah berpengalaman.
Judul Modul : Pelaksanaan Pengendalian Mutu dan Waktu Dalam Halaman: 55 dari 55
Pelaksanaan Perkerasan Jalan Beton Ver: 1.1.2011
Buku Informasi
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton SPL.KS21.225.00
3. Kurikulum Pelatihan
Judul Modul : Pelaksanaan Pengendalian Mutu dan Waktu Dalam Halaman: 56 dari 56
Pelaksanaan Perkerasan Jalan Beton Ver: 1.1.2011
Buku Informasi
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton SPL.KS21.225.00
4. Proses pembelajaran
Kegiatan Instruktur Kegiatan Peserta Pendukung
1. Ceramah Pembukaan :
Menjelaskan Tujuan Pelatihan Mengikuti penjelasan
sesuai dengan KPBK. Mengajukan
Merangsang motivasi peserta pertanyaan apabila
dengan memberi kesempatan kurang jelas. HO – 1 atau
kepada peserta untuk OHT -1
mengajukan pertanyaan-
pertanyaan selama proses
pembelajaran.
Waktu : 5 menit.
2. Penjelasan : Bab 1 Pengantar, Bab 2
Standar Kompetensi dan Bab 3 Mengikuti penjelasan
Strategi dan Metode Pelatihan instruktur dengan
Materi Pelatihan ini tekun dan aktif.
merepresentasikan unit Mencatat hal-hal
kompetensi. penting.
Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Mengajukan
Kompetnsi pertanyaan bila perlu.
Penjelasan Materi Pelatihan (Buku
Informasi, Buku Kerja dan Buku HO – 2 atau
Penilaian) OHT - 2
Pengakuan Kompetensi Terkini
Pengertia-pengertian istilah
Pengertian Unit Standar
Unit Kompetensi yang dipelajari
Panduan Penilaian
Kompetensi Kunci
Strategi pelatihan
Metode pelatihan
Waktu : 5 menit.
Mengikuti penjelasan
3. Penjelasan Sub Bab 4.1. Umum
instruktur dengan
mengenai:
tekun dan aktif.
Urutan pelaksanaan pekerjaan
Mencatat hal-hal HO – 3 atau
Jadwal waktu pelaksanaan
penting. OHT - 3
Percepatan pekerjaan
Mengajukan
Pengendalian mutu
pertanyaan bila perlu.
Waktu : 5 menit.
4. Penjelasan Sub Bab 4.2 Penyusunan Mengikuti penjelasan
Urutan Pelaksanaan Pekerjaan instruktur dengan
mengenai: tekun dan aktif. HO – 4 atau
Penyusunan Urutan Pembuatan Mencatat hal-hal OHT - 4
Sambungan penting.
Penyusunan Urutan Pengecoran, Mengajukan
Judul Modul : Pelaksanaan Pengendalian Mutu dan Waktu Dalam Halaman: 57 dari 57
Pelaksanaan Perkerasan Jalan Beton Ver: 1.1.2011
Buku Informasi
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton SPL.KS21.225.00
Judul Modul : Pelaksanaan Pengendalian Mutu dan Waktu Dalam Halaman: 58 dari 58
Pelaksanaan Perkerasan Jalan Beton Ver: 1.1.2011
Buku Informasi
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton SPL.KS21.225.00
5.1.2 Penilai
Penilai melaksanakan program pelatihan terstruktur untuk penilaian di tempat kerja.
Penilai akan :
1. Melaksanakan penilaian apabila peserta telah siap dan merencanakan proses belajar
dan penilaian selanjutnya dengan peserta.
2. Menjelaskan kepada peserta mengenai bagian yang perlu untuk diperbaiki dan
merundingkan rencana pelatihan selanjutnya dengan peserta.
3. Mencatat pencapaian / perolehan peserta dalam memahami substansi Buku
Informasi.
(hand out) tersebut berupa OHT (overhead transparency). Namun apabila Pelatih
menyiapkan bahannya dalam bentuk file komputer yang disimpan di flash disk atau
CD/DVD, maka yang diperlukan adalah laptop (yang telah diisi dengan sistem operasi
misalnya Windows dan sejumlah software yang dapat digunakan untuk membuka dan
menayangkan bahan paparan (hand out), proyektor LCD dan layar. Mungkin Pelatih
menganggap perlu menayangkan film-film dokumentasi yang berkaitan dengan materi
pelatihan, maka lap top tersebut perlu dilengkapi dengan peralatan audio berupa speaker
yang bisa dihubungkan ke laptop agar suara tayangan film dokumentasi tersebut dapat
didengar oleh peserta pelatihan. Selain itu, ada kemungkinan penayangan paparan (hand
out) perlu dibantu dengan menambahkan white board untuk memudahkan pelatih
menggambarkan/menuliskan rincian penjelasan materi pelatihan. Fungsi white board dapat
juga digantikan dengan papan tulis atau blackboard sesuai dengan pertimbangan, bahan
yang mana yang mudah didapatkan di lokasi pelatihan.
2. Untuk menyelenggarakan pengujian yang akan dilakukan oleh asesor, peralatan/bahan yang
diperlukan tergantung jenis uji kompetensi yang akan dilakukan. Jika ujian kompetensi
dilakukan secara tertulis, bahan yang diperlukan adalah materi uji kompetensi yang
digandakan sebanyak peserta uji kompetensi dan format penilaian beberapa rangkap sesuai
kebutuhan untuk pertanggungjawaban administrasi penyelenggaraan uji kompetensi.
3. Untuk Peserta Pelatihan, yang diperlukan adalah ruang kelas, meja dan kursi yang layak
untuk keperluan pelatihan dilengkapi dengan OHP atau LCD jika Pelatih akan menayangkan
materi pelatihan, Buku Informasi dan Buku Kerja, bahan-bahan hand out dan lain-lain sesuai
dengan kondisi di tempat pelatihan.
4. Kesimpulan
Untuk dapat menyelenggarakan pelatihan ini, peralatan dan bahan yang diperlukan adalah :
1) Ruang kelas, pendingin ruangan (AC), saklar listrik, rol kabel listrik, microphone, meja
tulis dan kursi sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan pelatihan.
2) OHP (Overhead Projector) dan layar, jika paparan (hand out) tersebut berupa OHT
(overhead transparency), atau laptop, LCD dan layar sesuai dengan yang dikehendaki
oleh pelatih.
3) White board dilengkapi dengan alat tulis dan penghapus tulisan di white board atau,
4) Black board dilengkapi dengan alat tulis dan penghapus tulisan di black board.
5) Hand out, Buku Informasi, Buku Kerja dan Materi Uji Kompetensi.
Jumlah dan jadwal penggunaan peralatan dan bahan tersebut di atas disesuaikan dengan
kebutuhan penyelenggaraan pelatihan dan uji kompetensi.
Judul Modul : Pelaksanaan Pengendalian Mutu dan Waktu Dalam Halaman: 60 dari 60
Pelaksanaan Perkerasan Jalan Beton Ver: 1.1.2011
Buku Informasi
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton SPL.KS21.225.00
LAMPIRAN
Judul Modul : Pelaksanaan Pengendalian Mutu dan Waktu Dalam Halaman: 61 dari 61
Pelaksanaan Perkerasan Jalan Beton Ver: 1.1.2011
Buku Informasi
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton SPL.KS21.225.00
Judul Modul : Pelaksanaan Pengendalian Mutu dan Waktu Dalam Halaman: 62 dari 62
Pelaksanaan Perkerasan Jalan Beton Ver: 1.1.2011
Buku Informasi
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton SPL.KS21.225.00
Judul Modul : Pelaksanaan Pengendalian Mutu dan Waktu Dalam Halaman: 63 dari 63
Pelaksanaan Perkerasan Jalan Beton Ver: 1.1.2011
Buku Informasi
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton SPL.KS21.225.00
Judul Modul : Pelaksanaan Pengendalian Mutu dan Waktu Dalam Halaman: 64 dari 64
Pelaksanaan Perkerasan Jalan Beton Ver: 1.1.2011
Buku Informasi
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton SPL.KS21.225.00
Judul Modul : Pelaksanaan Pengendalian Mutu dan Waktu Dalam Halaman: 65 dari 65
Pelaksanaan Perkerasan Jalan Beton Ver: 1.1.2011
Buku Informasi
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton SPL.KS21.225.00
Judul Modul : Pelaksanaan Pengendalian Mutu dan Waktu Dalam Halaman: 66 dari 66
Pelaksanaan Perkerasan Jalan Beton Ver: 1.1.2011
Buku Informasi
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton SPL.KS21.225.00
Judul Modul : Pelaksanaan Pengendalian Mutu dan Waktu Dalam Halaman: 67 dari 67
Pelaksanaan Perkerasan Jalan Beton Ver: 1.1.2011
Buku Informasi
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton SPL.KS21.225.00
Judul Modul : Pelaksanaan Pengendalian Mutu dan Waktu Dalam Halaman: 68 dari 68
Pelaksanaan Perkerasan Jalan Beton Ver: 1.1.2011
Buku Informasi
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton SPL.KS21.225.00
Judul Modul : Pelaksanaan Pengendalian Mutu dan Waktu Dalam Halaman: 69 dari 69
Pelaksanaan Perkerasan Jalan Beton Ver: 1.1.2011
Buku Informasi
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton SPL.KS21.225.00
Judul Modul : Pelaksanaan Pengendalian Mutu dan Waktu Dalam Halaman: 70 dari 70
Pelaksanaan Perkerasan Jalan Beton Ver: 1.1.2011
Buku Informasi
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton SPL.KS21.225.00
Judul Modul : Pelaksanaan Pengendalian Mutu dan Waktu Dalam Halaman: 71 dari 71
Pelaksanaan Perkerasan Jalan Beton Ver: 1.1.2011
Buku Informasi
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton SPL.KS21.225.00
Judul Modul : Pelaksanaan Pengendalian Mutu dan Waktu Dalam Halaman: 72 dari 72
Pelaksanaan Perkerasan Jalan Beton Ver: 1.1.2011
Buku Informasi