Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
https://ejournal.unuja.ac.id/index.php/edureligia
Siti Masulah1
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Syariah Nahdlatul Ulama Bengkulu
70
Siti Masulah / edureligia Vol. 2, No. 1, 2018
71
Siti Masulah / edureligia Vol. 2, No. 1, 2018
72
Siti Masulah / edureligia Vol. 2, No. 1, 2018
73
Siti Masulah / edureligia Vol. 2, No. 1, 2018
aktif) dan 2.2 Meneladani Bani di Analisa dari perspektif hermeneutik dalam
menunjukk perilaku Umayyah Damaskus
an sikap yang .
Relevansi Dalil (Ayat atau Hadits) yang
mulia dari
sebagai Khalifah Terkenal. Mampu digunakan dalam Materi.
bagian dari Bani a. Prestasi mempresentasi Karena buku yang di analisa adalah buku
solusi atas Umayyah khalifah kan Sejarah Kebudayaan Islam (SKI), jadi di
berbagai Damaskus Muawiya tentang
permasala
dalam materi-materi yang disampaikan
sebagai h bin Abi perkemba
han bangsa implementas Sufyan. ngan hanya berkisah seputar kejadian masa
dalam i dari b. Prestasi ilmu lampau. Sementara itu, prinsip pendidikan
berinteraks pemahaman khalifah dan bertujuan untuk memberikan orientasi ke
i secara mengenai Marwan kemajuan
efektif
masa depan, sehingga materi SKI
dinasti Bani bin peradaban
dengan Umayyah di Hakam. pada masa seharusnya juga memberikan analisis pada
lingkungan Damaskus. c. Prestasi itu. Pada manfaat bagi pengembangan keilmuan dan
sosial dan 2.3 khalifah penyampa daya saing peserta didik. Oleh sebab it u, M.
alam, serta Menunju Walid bin ian materi Jusuf Kalla, Wakil Presiden RI, dalam
dalam kkan Abdul di bab ini
menempat sikap Malik kekuranga sejumlah kesempatan menegaskan bahwa
kan diri dinamis d. nnya perbedaan antara sekolah/universitas dan
sebagai sebagai Prestasi adalah museum, yakni kalau museum adalah
cerminan implemen khalifah pembahas melihat ke masa lalu, puing-puing sejarah
bangsa tasi dari Umar bin an
dalam pemaham Abdul langsung masa lalu apa adanya tanpa pemaknaan baru
pergaulan an Aziz. pada untuk kepentingan masa kini, sehingga tidak
dunia. tentang 3. Kebijakan- prestasi ada inovasi baru di dalam museum. Sebuah
keberhasil Kebijakan masing-
anak bangsa tidak boleh terlena dengan
an Bani Pemerinta masing
Umayyah han Bani khalifah kemajuan dan kejayaan masa lalu, sebab hal
di Umayyah tanpa ada itu bagian dari sejarah, itu kejayaan mereka
Damasku 1 pendahulu di masa lalu, tetapi yang harus dilakukan
s. Damaskus an seperti: anak bangsa adalah bagaimana membuat
2.4 . a. Profil
Mencintai khalifah. sejarah baru dengan kesuksesan diri anak
ilmu b. Proses bangsa yang hidup pada zamannya. Salah
pengetahuan pengangka satu contohnya, orang Makassar misalnya
yang tan. tidak boleh terus menerus membanggakan
ditunjukkan Model (bentuk)
dengan kepemimp kehebatan kapal Pinisi, kapal buatan orang
semangat inan. Bugis terbuat dari kayu namun sangat kuat
belajar yang untuk digunakan sebagai pengangkut
maksimal. barang, sedangkan saat ini untuk
2.5 Memiliki
sikap mengangkut kontainer, telah terbuat kapal
semangat yang mempunyai teknologi canggih. Dengan
mengemban demikian, anak bangsa ini dengan adanya
gkan ilmu sekolah (atau universitas) harus mampu
pengetahuan
dan membuka wawasan dan ilmu yang melihat
kerja ke masa depan, bukan ke masa lalu
keras (Abdullah & Bella, 2015). Dengan demikian,
sebagai sekolah harus memiliki visi ke masa depan
implemen
tasi dari yang harus dipenuhi oleh inovasi dan daya
pemaham saing, sehingga materi pelajaran harus selalu
an diperbaharui sesuai dengan kebutuhan
tentang zaman agar materi pelajaran mampu
pusat-
pusat memberikan pencerahan bagi peserta didik
peradaban sehingga bisa meningkatkan kemampuan
Islam pada inovasi dan daya saing. Dengan demikian,
masa tujuan dari materi-materi Sejarah
pemerintaha
n Bani Kebudayaan Islam dimaksudkan untuk
Umayyah membuat peserta didik dapat mengetahui
Damaskus. dan memahami, meneladani serta dapat
2.6 mengambil ibrah dan pembelajaran dari
Menghargai
karya orang peristiwa-peristiwa yang telah terjadi untuk
lain sebagai kepentingan inovasi dan daya saing dalam
implementasi menghadapi persaingan global yang
dari kompetitif.
pemahaman
tentang Dari segi analisa hermeneutika, dalam buku
ini yang menjadi salah satu kekurangannya
74
Siti Masulah / edureligia Vol. 2, No. 1, 2018
adalah tiap-tiap materi yang disampaikan Berdasarkan analisis tersebut, kajian ini
meskipun cukup mudah dipahami karena dapat memberikan sumbangan terhadap
ringkas dan jelas, tidak menyertakan dalil pembangan mata pelajaran Ilmu Sejarah
baik berupa ayat al-Qur’an maupun hadits Kebudayaan Islam di lingkungan Madrasah
sebagai pendukung materi dalam setiap Aliyah yang dapat diuraikan sebagai berikut:
pembahasannya, sehingga untuk
a. Mata Pelajaran SKI seharusnya tidak
mempertajam materi analisis dan
hanya memaparkan kondisi empiris
memperkuat landasan pembacaan ideal
yang terjadi di masa lampau, tetapi ada
moral setiap peristiwa belum bisa dilakukan
pemaknaan yang aktual untuk
secara optimal. Dengan meminjam bahasa
kepentingan masa kini, misalnya di
Khaled Abou El Fadl dalam karyanya yang
dalam pelajaran pesantren atau
berjudul Speaking in God’s Name: Islamic
madrasah, ada materi ihya’ al-mawat
Law, Authority, and Women, penulis dapat
(menghidupkan tanah tak bertuan) di
menerangkan bahwa jika pembahasan
dalam kitab kuning hanya sekedar itu
sejarah tidak dilakukan secara kritis, maka
maknanya tidak dikaitkan dengan
pembacaan terhadap peradaban masa lalu
kondisi aktual saat ini untuk
menjadi otoriter, sedangkan yang
kepentingan pembukaan lahan sejuta
dibutuhkan untuk membaca sejarah
hektar untuk kepentingan masyarakat,
kebudayaan Islam adalah pembacaan kritis
izin penggunaan lahan PTPN atau
berdasarkan dalil-dalil otoritatif, yakni al-
hutan lindung. Demikian juga materi
Qur’an dan hadis. Oleh sebab itu,
Dlaman tapi tidak pernah diaktualkan
pembacaan sejarah kritis terhadap sejarah
dengan bank garansi.
kebudayaan Islam diharapkan mampu
membongkar wacana dogmatis pendidikan b. Secara garis besar, mata pelajaran SKI
agama Islam, misalnya bidang sejarah seharusnya tidak terlalu fokus pada
kebudayaan Islam terutama masalah doktrin persoalan perang yang pernah dilakukan
khilafah (negara Islam) yang dipahami kaum Nabi SAW, sahabat dan penerusnya
Muslim fundamentalis seperti Jamaah tetapi seharusnya bisa memaknai apa
Islamiyah sebagai doktrin, sehingga dengan rahasia di balik adanya perang itu dan
demikian, paradigma doktrinal itu harus alasan apa yang melatarbelakangi
diubah dan harus diposisikan sebagai hasil perang tersebut, sehingga hal itu bisa
ijtihad manusia yang relatif. Implikasinya, menjadi pelajaran untuk kemajuan umat
jika paradigma ijtihad itu diubah dalam Islam, apa sekedar untuk berkuasa
memahami sistem khilafah itu, maka sistem (penaklukan sebuah wilayah) atau ada
khilafah itu bukan lagi diposisikan sebagai misi dakwah. Kenapa selama masa Nabi
doktrin, tetapi hal itu adalah hasil SAW dan para sahabat peperangan
ijtihad/pembacaan dari produk sejarah atau penaklukan yang telah
kebudayaan Islam masa lalu yang saat ini dilakukan itu lebih banyak berhasilnya
harus dikaji ulang dan dipahami ulang daripada gagalnya?.
secara kritis dalam kehidupan modern dan
c. Mata pelajaran SKI hingga kini belum
demokratis di masa kini berdasarkan dalil-
pernah memberikan ulasan yang sangat
dalil otoritatif, yakni al-Qur’an dan hadis (El
detail dan jelas, mengapa dinasti
Fadl, 2003). Dalam pembacaan kritis ini,
Umayyah dan Abbasiyah yang dinilai
pluralitas pemahaman keislaman dapat
sebagai sebuah negara (dinasti) super
terwujud yang mana hal itu sangat relevan di
power pada masa itu dengan segala
Negara Kesatuan Republik Indonesia
kemajuan ilmu pengetahuan dan
(NKRI) yang sangat majemuk.
teknologinya yang tidak tertandingi
Negara Indonesia yang terbentang dari pada saat itu hingga jatuh dan runtuh,
Sabang sampai Merauke dan dari Miangas maka pasti akan memunculkan
sampai pulau Rote tampak berjajar pulau- pertanyaan besar, mengapa peradaban
pulau dengan komposisi dan kontruksi yang ilmu pengetahuan dan teknologi itu
beragam. Di pulau-pulau tersebut berdiam tidak mampu bangkit lagi sedahsyat
penduduk dengan ragam suku bangsa, yang pernah dimiliki Islam dan
bahasa, budaya, agama, adat istiadat, dan memenangkan persaingan peradaban
keberagaman lainnya ditinjau dari berbagai pada masa sekarang, bahkan ironisnya
aspek. Secara keseluruhan, pulau-pulau di hingga kini Timur Tengah sebagai
Indonesia berjumlah 17.508 buah pulau pusat peradaban Islam yang pernah
besar dan kecil (Sekretariat Jenderal MPR- maju masihberkecamuk dalam perang
RI, 2012). saudara. Mengapa hal ini bisa terjadi?
Kondisi ini harus kita pikirkan lebih
75
Siti Masulah / edureligia Vol. 2, No. 1, 2018
76
Siti Masulah / edureligia Vol. 2, No. 1, 2018
77