Sie sind auf Seite 1von 11

Volume 6 Number

Identification of 1, Page
Self 78 – 87, June
Position and 2016
Basic Attitude
GUIDENA | Journal of Guidance and Counseling
ISSN : Print 2088-9623 – Online 2442-7802
GUIDENA
J O U R N A L

IDENTIFICATION OF SELF POSITION AND BASIC ATTITUDE OF


COUNSELORS BY SEMAR TEXT
(Study Analysis of Hermeneutik Gadamerian)

Galang Surya Gumilang


Program Studi Bimbingan dan Konseling
Universitas Nusantara PGRI Kediri
galangsuryagumilang@yahoo.com

Abstract: The purpose of this study are to know: (1) self-position of counselor which was
adopted from the text of Semar, (2) The basic attitude which was adopting from the text
of Semar, (3) The technic for communicating base attitude of counselor are using the
metaphor in counseling. This research uses the Qualitative approach by Gadamerian
hermeneutic method. Gadamerian hermeneutics is a kind of objective hermeneutic
research (Objectivist hermeneutics). Gadamerian hermeneutics unifying thought is
contained in a hermeneutic circle pattern. The circle consists of a pattern of up and down
between the parts (part) and overall (whole) to understand the meaning of a text. The
Data of research are including two texts such as what and who Semar is? (Mulyono, 1978)
and Semar as spiritual world of Javanese (Sumukti, 2006), data of interview with Ki
Manteb Sudarsono, Ki Purbo Asmoro, S.Kar., M.Hum and Dra. Sri Saptaningsih, MM
and data watching the video of wayang. The result of research show that self-position of
counselor which was adopted from the text of Semar are: (1) advicer, (2) motivator, (3)
deterrent, (4) servant. The basic attitude which was adopting from the text of Semar are:
(1) hospitable, (2) wise, (3) honest, (4) care. The technic for communicating basic attitude
of counselor are using advice technique.

Keywords: position counselor, the basic attitude of counselor, Semar text

PENDAHULUAN dianggap dapat memberikan petunjuk bagi


Dunia internasional mengakui orang hidup. Cerita wayang juga
wayang sebagai seni pertunjukan asli dari mengandung kearifan lokal, nilai-nilai,
Indonesia yang memiliki nilai-nilai luhur. karakter yang luhur dan ajaran
Wayang tidak hanya memiliki nilai estetika kebijaksanaan serta yang relevan untuk
yang tinggi, tetapi juga menggambarkan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-
karakter-karakter tokoh-tokoh hari.
pewayangan. Wayang diakui oleh
Salah satu tokoh wayang yang
perserikatan bangsa-bangsa (PBB) melalui
paling digemari oleh masyarakat
The United Nations Educational Scientific
khususnya masyarakat Jawa yaitu Semar.
and Cultural Organization (UNESCO)
Menurut Sumukti (2006: 20-21) ada dua
mengeluarkan penghargaan berupa
versi utama yang menceritakan asal-usul
sertifikat tertanggal 7 November 2003 yang
Semar. Pertama, mengatakan bahwa surga
isinya menyatakan bahwa wayang sebagai
(langit) dan bumi dikuasai oleh Sang
Masterpiece of The Oral and Intangible of
Hyang Wenang. Sang Hyang Wenang
Humanity (karya agung budaya dunia).
berputra satu bernama Sang Hyang
Di Indonesia, wayang merupakan Tunggal. Sang Hyang Tunggal memperistri
bentuk seni pertunjukan yang penuh Dewa Rekawati, putri kepiting raksasa
makna. Wayang juga diartikan sebagai yang bernama Rekatama. Pada suatu hari
bayangan yang artinya yaitu wayang Rekawati bertelur dan seketika itu telur itu

78
Galang Surya Gumilang

terbang ke langit ke hadapan Sang Hyang keturunan dewa yang suci dari hati nurani
Wenang. Setiba dihadapan Sang Hyang yang paling dalam yang menjadi abdi bagi
Wenang, telur tersebut menetas sendiri, Pandawa dan bersifat misterius karena
dan terwujudlah tiga makhluk memiliki dua bentuk yaitu laki-laki atau
antropomorfis yang muncul dari kulit perempuan.
telur, dinamai Tejamantri, lalu tampaklah
Semar tidak terlepas dari peran
Ismaya yang berasal dari putih telur dan
konselor. Jika dalam pewayangan, Semar
Manikmaya terjadi dari kuning telur itu.
abdi, pamong, dan pengayom bagi para
Sumukti (2006: 21) versi kedua ksatria serta sebagai orang tua dalam
menyebutkan bahwa alam semesta muncul punakawan dan para ksatria dan didukung
sebagai sesuatu yang tercipta sekaligus. oleh penyataan Ki Manteb Sudarsono,
Diceritakan bahwa sebutir telur yang bahwa siapa saja yang di bimbing oleh
dipegang Sang Hyang Wenang menetas Semar, pasti akan menjadi lebih baik lagi.
dengan sendirinya, dan tampaklah langit, Hal tersebut tidak lepas dari tugas seorang
bumi dan cahaya atau teja, serta dua konselor yaitu memberikan bimbingan
makhluk anthropomorphis, Manik dan kepada konseli serta mengarahkan untuk
Maya. Kalau versi pertama dan kedua perubahan yang lebih baik. Akan tetapi,
dibandingkan, ada persamaannya. Ismaya Masih banyak konselor yang tidak
dari versi pertama dan Maya dari versi memberikan pelayanan yang baik kepada
kedua, terjadi dari putih telur, dan konseli.
keduanya bertugas memelihara bumi.
Hasil pra-lapangan wawancara
Manikmaya dan Manik merupakan
dengan salah satu konselor sekolah di kota
transformasi dari kuning telur, dan
Surakarta yang mengatakan bahwa bahwa
keduanya menjadi raja para dewa di surga.
konselor harus memberikan layanan
Dalam kedua versi itu Manikmaya dan
konseling secara berkelanjutan. Tetapi
Manik menjadi Bathara Guru, yang
kenyataan di lapangan menyebutkan
keturunannya tersebar di surga dan di
bahwa guru BK kurang memberikan
bumi, sedangkan Ismaya dan Maya
pelayanan konseling karena berbagai
dinamakan Semar dan dijadikan pelindung
macam kendala yang meliputi guru
bumi (dunia). Jelas disini bahwa Semar
pendiam, cuek, kurang terbuka,
merupakan tokoh dominan di alam
berorientasi oleh uang, kurang sabar,
semesta dan sebagai pelindung bumi erat
kurang tulus, serta kurang monitoring
hubungannya dengan penduduk bumi.
perkembangan konseli secara
Berdasarkan paparan pra-lapangan berkelanjutan. Kendala seperti itulah yang
wawancara dengan dalang sekaligus dosen membuat konselor kurang memiliki
ISI Surakarta yaitu Ki Purbo Asmoro S.Kar, pribadi altruistik yaitu mengutamakan
M.Hum mengatakan bahwa Semar muncul kepentingan konseli dalam memberikan
pada kisah Sudamala dari zaman layanan konseling secara prima dan
majapahit sebagai trah dewa yang memilih berkelanjutan.
menjadi abdi yang mengemong satria yang Konseling adalah sebuah ” an
memberikan nasihat dan menjadi altruistic and noble profession” (Gladding,
motivator bagi para Pandawa untuk 2009: 34). Pada umumnya profesi ini
mengingatkan ketika menyimpang dan menarik orang-orang yang peduli terhadap
kembali ke jalan kebenaran. Hal tersebut orang lain, ramah, bersahabat, dan sensitif.
juga ditegaskan oleh dalang Ki Manteb Orang yang bercita-cita menjadi seorang
Sudarsono yang mengatakan bahwa bahwa konselor sebaiknya mengamati diri sendiri
Semar asli dari Indonesia sebagai dulu, sebelum benar-benar berkomitmen

79
Identification of Self Position and Basic Attitude

terhadap profesi ini. Shertzer & Stone digunakan untuk menginterpretasikan


(1980: 8-9) menyatakan ciri-ciri “helping kitab injil (bible) (Mulyono, 2013: 20-21;
relationship” yaitu (1) helping relationship Palmer, 1969: 36). Perkembangan
adalah penuh makna dan bermanfaat, (2) selanjutnya digunakan untuk
afeksi sangat mencolok dalam “helping menginterpretasikan tindakan sosial dan
relationship”, (3) keutuhan pribadi tampil karya sastra.
atau terjadi dalam “helping relationship” Alvesson dan Skoldberg (2000: 56-
(4) “helping relationship” terbentuk 58) riset hermeneutik dibagi menjadi dua
melalui kesepakatan bersama individu- yaitu hermeneutik objektif (objectivst
individu yang terlibat, (5) saling hubungan hermeneutics) dan hermeneutik alektik
terjalin karena individu yang hendak (alectic hermeneutics). Tataran ini
dibantu membutuhkan informasi, menjelaskan bahwa hermeneutik
pelajaran, nasehat, bantuan, pemahaman Gadamerian merupakan jenis riset
dan perhatian dari orang lain, (6) “helping hermeneutik objektif (objectivist
relationship” dilangsungkan melalui hermeneutics). Pokok pemikiran
komunikasi dan interaksi, (7) struktur yang hermeneutika Gadamerian yaitu terdapat
jelas dalam “helping relationship”, (8) pada sebuah pola lingkaran hermeneutik.
upaya yang bersifat kerja sama menandai Lingkaran tersebut terdiri dari pola naik
profesi bantuan, (9) orang-orang dalam turun antara bagian (part) dan
“helping relationship” dapat dengan keseluruhan (whole) untuk memahami
mudah ditemui atau didekati makna dalam sebuah teks. Menurut
(approachable), dan (10) perubahan Rahardjo (2008) bagian (part) akan
merupakan tujuan “helping relationship”. mengubah pemahaman kita pada
keseluruhan dan sebaliknya pengubahan
pada pemahaman kita terhadap
METODE
keseluruhan (whole) akan mengubah
Penelitian ini menggunakan pemahaman kita pada bagian dan
pendekatan kualitatif dengan metode seterusnya. Lingkaran hermeneutik sering
hermeneutik. Menurut Palmer (1969: 8) digambarkan sebagai logika antara part
menyatakan hermeneutika adalah studi dan whole dalam Gambar 1
pemahaman, khususnya tugas pemahaman
teks.Mappiare (2013: 118) menjelaskan
hermeneutika (Hika) harus mempunyai
tujuan yang lebih dari tujuan negasi untuk
mengatasi hambatan dalam cara
menemukan kembali tujuan asli penulis.
Tipe riset hermeneutika melibatkan kiat
mencoba suatu teks sehingga maksud dan Gambar 1. Lingkaran Hemeneutik
makna di balik pengalaman yaitu butir- Gadamerian (Alvesson dan
butir peristiwa dan makna-makna Skoldberg, 2000: 57)
dipahami secara penuh.
Secara spesifik, peneliti Gambar diatas menunjukkan bahwa
menggunakan hermeneutik Gadamerian hermeneutik Gadamerian sebagai metode
dalam menemukan makna di balik penafsiran teks masa lalu agar dapar
karakter Semar. Hermeneutik merupakan dipahami pada masa sekarang melalui
sebuah disiplin ilmu dalam menafsirkan siklus antara part dan whole dengan
makna yang terdapat di dalam teks. menggunakan bahasa sebagai alat utama
Perkembangan awal hermeneutik dalam menafsirkan makna teks.

80
Galang Surya Gumilang

HASIL DAN PEMBAHASAN Sikap dasar konselor dengan


diadopsi dari teks Semar yaitu (1) ramah,
Hasil penelitian menunjukkan (2) bijaksana, (3) jujur, (4) peduli.
bahwa posisi diri konselor dengan diadopsi
dari teks Semar yaitu (1) penasehat, (2) Tabel 3.3 Sikap Dasar Konselor Dengan
Diadopsi Dari Teks Semar
penyemangat, (3) pencegah, (4) pelayan.
No Data Teks Kode*
1 Ramah ASS Ram j
Tabel 3.2Posisi Diri Konselor
2 Bijaksana SDBOJ Bij e/ SDBOJ
Dengan Diadopsi Dari Teks Bij k/ SDBOJ Bij l/
Semar SDBOJ Bij o
Data Teks Kode* 3 Jujur SDBOJ Juj g/ SDBOJ
No
Juj h
1 Penasehat ASS Pen a/ SDBOJ
4 Peduli ASS Ped e/ SDBOJ Ped
Pen a/ SDBOJ Pen m
f
2 Penyemangat ASS Peny b
3 Pencegah ASS Prev c/ ASS Prev
d Catatan:
Pelayan ASS Pel i/ SDBOJ Pel * Hurufpadakolomkodemenjelaskann
4
b/ SDBOJ Pel d omorurut dalam teks Semar

Catatan: Teknik untuk mengomunikasikan


* Huruf pada kolom kode sikap dasar konselor yaitu menggunakan
menjelaskan nomor urut dalam teknik metafora dalam konseling
teks Semar berbentuk Wejangan/pepatah Jawa (Lihat
Tabel 3.4).

Tabel 3.4 Teknik Untuk Mengomunikasikan Sikap Dasar Konselor.

No Wejangan/nasihat Deskripsi Makna


Semar
1 Mbegegeg ugeg-ugeg Wejangan/nasihat tersebut Siapa yang mau berusaha
hemel hemel sak dituturkan Semar ketika meskipun hasilnya tidak
dulita(diam, pertama kalinya muncul seberapa (sedikit) lebih baik
bergerak/berusaha, dalam cerita lakon daripada tidak berusaha sama
makan, walaupun sedikit, pewayangan. sekali.
abadi).

2 Ngudi laku utama kanthi Wejangan/nasihat tersebut Siapa yang menebar kebaikan
sentosa ing budi(ingin dituturkan Semar untuk harus diimbangi dengan akhlak
melakukan yang baik memberikan motivasi yang baik pula.
harus disertai budi yang kepada Pandawa khususnya
kuat). Arjuna di kala bingung
dalam mengambil
keputusan.
3 Wong cilik ora sugih Wejangan/nasihat tersebut Kaya harta bukan merupakan
bandha nanging sugih dituturkan Semar ketika jaminan kebahagiaan dan bisa
rasa(orang kecil/rakyat Pandawa dan ibu Kunthi sirna sewaktu-waktu. Tetapi
tidak kaya harta tetapi ketika Nakula dan Sadewa kaya rasa (ilmu) tetap abadi dan
kaya hati). kelaparan. Semar bermanfaat bagi orang lain.
menjelaskan bahwa Satria
itu harus kaya hati
ketimbang kaya harta.
Satria harus bisa menahan

81
Identification of Self Position and Basic Attitude

No Wejangan/nasihat Deskripsi Makna


Semar
lapar, haus, serta tidak
cengeng.
4 Ngunduh wohing Wejangan/nasihat tersebut Perilaku sebagai ilustrasi bagi
pakarti(seseorang akan dituturkan Semar ketika ada pribadi seseorang.
dapat balasan setimpal Satria (Pandawa) yang
karena tingkah lakunya). melakukan penyimpangan.
Jika melakukan perbuatan
yang tidak baik, maka di
kemudian hari kita pun
akan mendapatkan sesuatu
yang tidak baik.
5 Memayu hayuning jiwa, Wejangan/nasihat tersebut Instrospeksi diri sendirisebelum
memayu hayuning dituturkan Semar untuk menata (memikirkan) orang lain.
keluwarga, memayu mengajak Pandawa
hayuning sasama, dan bagaimana cara menjalani
memayu hayuning hidup yang baik dengan
bawana(piawai menata dimulai dari diri sendiri
diri, piawai menata sebelum melihat ke orang
keluarga, piawai menata lain.
golongan/kelompok, dan
piawai menata
masyarakat).
6 Tumindak kanthi duga Wejangan/nasihat tersebut Jangan gegabah sebelum
lan prayoga (bertindak dituturkan Semar untuk melakukan sesuatu. Sebelum
harus berpikir dan mengajarkan kebijaksanaan mengambil keputusan, perlu
dipertimbangkan). kepada Pandawa ketika dipikirkan matang-matang biar
mengambil suatu hasilnya maksimal.
keputusan.
7 Rame ing gawe sepi ing Wejangan/nasihat tersebut Ikhlas dalam memberikan segala
pamrih, memayu dituturkan Semar untuk sesuatu yang terbaik untuk
hayuning bawana mengajarkan keikhlasan kemaslahatan umat.
(banyak berkarya tanpa kepada Pandawa dalam
menuntut balas jasa, memberikan sesuatu kepada
membangun kebahagiaan orang lain.
dunia).
8 Mulat salira, tansah eling Wejangan/nasihat tersebut Di dunia ini manusia harus
lan waspada (mawas diri dituturkan Semar ketika berhati-hati dan ingat bahwa
selalu ingat dan waspada). mencegah Pandawa Allah SWT selalu mengawasi
(Werkudara/Bima) jika setiap saat.
melakukan penyimpangan
dan tidak bisa mengontrol
emosinya saat menghadapi
satria angkara murka
(Kurawa).
9 Sing sapa ngudi Wejangan/nasihat tersebut Setiap orang diwajibkan
kautaman, upayanen dituturkan Semar untuk menuntut ilmu serta
ngelmu kang karya mengajarkan kepedulian mengamalkannya secara positif
tentreming ati (barang kepada Pandawa saat dalam kehidupan sehari-hari.
siapa mencari keutamaan, menuntut ilmu kemudian
usahakan ilmu yang dapat mengamalkannya dalam
menentramkan hati). kepada masyarakat.

82
Galang Surya Gumilang

No Wejangan/nasihat Deskripsi Makna


Semar
10 Sing sapa mung arep Wejangan/nasihat tersebut Maju tanpa mennyakiti orang
gawe seriking liyan, kuwi dituturkan Semar untuk lain, naik tinggi tanpa
uga arep nemahi cilaka mengajarkan kejujuran menjatuhkan orang lain.
(barang siapa yang hanya kepada Pandawa agar selalu
akan membuat sakit hati berbuat baik kepada orang
orang lain, itu juga akan lain yang menyakitinya.
celaka).

Unsur-unsur dan Deskripsi Posisi didahului dengan tanggapan terhadap


Diri Konselor Dengan Diadopsi Dari adanya tujuan. Dari pengertian yang
Teks Semar dikemukakan ini mengandung tiga elemen
penting:
Penasehat
Doyle (1998: 230) menjelaskan peran a. Motivasi itu mengawali terjadinya
menasihati digunakan ketika konselor perubahan energi pada diri setiap
ingin membantu konseli memikirkan solusi individu manusia. Perkembangan
untuk masalah, merenungkan ide yang motivasi akan membawa beberapa
diungkapkan dan mungkin saja bisa perubahan energi di dalam sistem
digunakan, serta merencanakan tindakan neurophysiological yang ada pada
atau mengembangkan pilihan-pilihan yang organisme manusia. Karena
ada. Peran ini juga dapat dibicarakan menyangkut perubahan energi manusia
melalui diskusi yaitu: meminta konseli (walaupun motivasi itu muncul dari
untuk menyebutkan setiap saran yang dalam diri manusia), penampakannya
telah ia dengar dan yang berhubungan akan menyangkut kegiatan fisik
dengan masalah yang sedang dihadapi manusia.
untuk mengenalkan dan menguji saran b. Motivasi ditandai dengan munculnya
secara obyektif. Peran ini juga berlaku rasa/fellin, afeksi seseorang. Dalam hal
ketika konselor merasa bahwa masalah ini ini motivasi relevan dengan persoalan-
perlu dialih tangankan kepada ahli lain persoalan kejiwaan, afeksi dan emosi
yang lebih profesional. yang dapat menentukan tingkah-laku
Sebagai konselor harus hati-hati di manusia.
setiap memberikan saran kepada konseli, c. Motivasi akan dirangsang karena
karena sangat berarti bagi konselisebagai adanya tujuan. Jadi motivasi dalam hal
kerangka acuan, dan praktis untuk konseli. ini sebenarnya merupakan respons dari
Selanjutnya, rekomendasi yang harus suatu aksi, yakni tujuan. Motivasi
dibuat hanya bila konselor pikir itu perlu memang muncul dari dalam diri
untuk memajukan proses konseling dan di manusia, tetapi kemunculannya karena
mana konselor hanya memiliki beberapa terangsang/terdorong oleh adanya
pengetahuan yang jelas dan memliki unsur lain, dalam hal ini adalah tujuan.
keahlian (Benjamin, 1987; Cormier & Tujuan ini akan menyangkut soal
Cormier, 1991; Epstein, 1985 dalam Doyle, kebutuhan.
1998: 231). Menurut Maslow (dalam Jarvis:
2015: 94) mengembangkan teori manusia
Penyemangat yang tujuannya menjelaskan segala jenis
Menurut Mc. Donald (dalam kebutuhan manusia dan mengurutkannya
Sardiman, 2011: 73-74) motivasi adalah menurut tingkat prioritas manusia dalam
perubahan dengan munculnya felling dan pemenuhannya.

83
Identification of Self Position and Basic Attitude

Pencegah berkorban (waktu, tenaga, dan mungkin


Berkaitan dengan upaya konselor materi) untuk kepentingan kebahagiaan
untuk senantiasa mengantisipasi berbagai atau kesenangan orang lain. Konselor
masalah yang mungkin terjadi dan sebagai helping profesion harus melayani
berupaya untuk mencegahnya, supaya konselinya dengan ikhlas, ramah, serta bisa
tidak dialami oleh konseli (Hikmawati, menjaga konfidensialitas dari konseli.
2014: 18). Melalui fungsi ini, konselor
Rogers (1957: 95-103) konselor harus
meemberikan bimbingan kepada konseli
berhati-hati dalam melakukan diagnosis,
tentang cara menghindarkan diri dari
memaknai pernyataan yang diungkapkan
perbuatan atau kegiatan yang
oleh konseli, dan memahami konseli secara
membahayakan dirinya.
utuh. Kehati-hatian yang ditunjukkan
Menurut Asmani (2010: 58) juga konselor ditampilkan untuk menghindari
menjelaskan bahwa dalam fungsi adanya kesalahan persepsi yang
pencegahan ini, layanan yang diberikan menyebabkan konseli merasa tidak
berupa bantuan bagi para siswa agar nyaman berada dalam situasi konseling.
terhindar dari berbagai masalah yang
dapat menghambat perkembangannya.
Unsur-unsur dan Deskripsi Sikap
Dasar Konselor Dengan Diadopsi
Pelayan Dari Teks Semar
Pelayanan bimbingan dan konseling
di sekolah/madrasah merupakan usaha
Ramah
untuk membantu peserta didik dalam
Pribadi yang ramah merupakan
pengembangan kehidupan pribadi,
penerimaan tanpa syarat. Mappiare (2011:
kehidupan sosial, kegiatan belajar, serta
105) menjelaskan bahwa Penerimaan
perencanaan dan pengembangan karier
sebagai salah satu sikap dasar konselor
(Asmani, 2010: 133-134)
mengacu pada kesediaan konselor
Hikmawati (2014: 21) pelayanan memiliki penghargaan tanpa menggunakan
bimbingan dan konseling memfasilitasi standar ukuran prasyaratan tertentu
pengembangan peserta didik, secara terhadap individu sebagai manusia atau
individual, kelompok, dan/atau klasikal pribadi yang utuh.
sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat,
Komalasari, dkk. (2011: 268)
minat, perkembangan, kondisi, serta
acceptance adalah menunjukkan
peluang-peluang yang dimiliki.
penghargaan yang spontan terhadap
Konselor sebagai fasilitator dan konseli, dan menerimanya sebagai individu
reflektor. Disebut fasilitator karena yang berbeda dengan konselor. Perbedaan
konselor memfasilitasi atau antara konselor dapat terjadi pada nila-
mengakomodasi konseli mencapai nilai, persepsi diri, maupun pengalaman-
pemahaman diri. Disebut reflektor karena pengalaman hidupnya. Penerimaan ini
konselor mengklarifikasi dan bertujuan membangun hubungan
memantulkan kembali pada konseli terapeutik menjadi lebih konstruktif.
perasaan dan sikap yang diekspresikannya
terhadap konselor sebagai representasi
Bijaksana
orang lain (Gibson & Mitchell, 2011: 216).
Dalam bimbingan dan konseling,
Konselor sebagai pribadi yang konselor yang bijaksana adalah konselor
altruistik. Mappiare (2011: 102) pribadi sadar dirinya sebagai seorang helping
yang altruistik ditandai dengan kesediaan prefession. Self awarenes sendiri

84
Galang Surya Gumilang

merupakan sikap dasar yang kemudian konseling yang memperhitungkan


membentuk sikap-sikap lainnya. Maka perbedaan budaya dan termasuk kejujuran
seorang konselor harus mampu menjawab sebagai salah satu karakteristik pribadi
jelas pertanyaan siapakah saya?, apakah yang penting dari konselor. Kesadaran diri
yang penting bagi saya?, apakah membantu seorang helper membentuk
signifikansi sosial bagi saya apa yang saya kejujuran terhadap dirinyaa sendiri dan
lakukan dan mengapa saya menjadi terhadap konseli mereka dan juga
seorang helper/konselor? (Mappiare, 2011: membantu para helper menghindari, dan
100). memperalat secara tidak bertanggung
jawab atautidak etis terhadap konseli bagi
Konselor juga bijaksana dalam
kepentingan pemuasan kebutuhan pribadi
menerima konseli yang berlatar belakang
konseli sendiri (Mappiare, 2011: 100).
budaya yang berbeda. Ahmed, dkk (2011: 1-
12) bahwa konselor tidak boleh
menggunakan stereotypes, menilai, dan Peduli
memaksakan nilai yang dipegang oleh Kepedulian ada kaitannya dengan
konselor kepada konseli. Konselor harus rasa empati kepada orang lain. Taufik
memiliki kesadaran dan rasa menghargai (2012: 41-42) empati merupakan suatu
akan adanya perbedaan budaya antara aktivitas untuk memahami apa yang
konselor dan konseli. sedang dipikirkan dan dirasakan oleh yang
bersangkutan (observer, perceiver)
terhadap kondisi yang sedang dialami oleh
Jujur
orang lain, tanpa yang bersangkutan
Mappiare (2011: 109) kesejatian
kehilangan kontrol dirinya.
(Authenticity) pada dasarnya menunjuk
pada keselarasan (harmoni) yang mesti ada Empati adalah atribut pada diri
dalam pikiran dan perasaan konselor konselor yang sangat penting dan sangat
dengan apa yang terungkap melalui berpengaruh terhadap hasil konseling
perbuatan ataupun ucapan verbalnya. (Chung & Bemak, 2002; DeGeorge &
Beliau juga menjelaskan keterbukaan Constantino, 2012; Rogers, 1957; Rogers,
(Openess atau disclosure) pada konselor 1975). Rogers juga mengemukakan bahwa
merupakan kualitas pribadi yang dapat empati dipercaya sebagai aspek yang
disebut sebagai cara konselor menarik dari interaksi manusia pada
mengungkapkan kesejatiannya. umumnya dan sebagai komponen utama
dari profesi bantuans pada khususnya
Congruence (kongruensi) adalah
(Myers, 1999: 141-152).
ketulusan, realness (tidak berpura-pura),
keterbukaan, transparansi, dan presence Rogers (1961: 34) mendefinisikan
(kesadaran) (Nelson-Jones, 2011: 109). empati sebagai kemampuan konselor
Gladding (2009: 209) kesejatian untuk memasuki dunia konseli. Empati
merupakan kondisi transparan di dalam sebagai kemampuan konselor untuk ikut
hubungan terapi dengan menghilangkan merasakan apa yang dirasakan konseli
aturan penghalang. Hal ini adalah kesiapan (Capuzzi & Gross, 2007: 9). Rogers
konselor untuk mengesampingkan menyatakan bahwa empati ini tidak hanya
kepedulian dan kesibukan pribadi dan ada menyampaikan perasaan yang dirasakan
serta terbuka di dalam hubungan dengan konselor melalui kata-kata, akan tetapi
konseli. juga mengekspresikan pengalaman konseli
(Brodley, 1996: 1-10).
Martinez (dalam Rivera, dkk; 2006:
1-9) yang menyatakan bahwa hubungan Komalasari,dkk (2011: 269) empathy
konseling yang efektif adalah hubungan atau deep understanding adalah

85
Identification of Self Position and Basic Attitude

kemampuan konselor untuk memahami konselor mengembangkan hubungan yang


permasalahan konseli, melihat melalui solid dan mengeksplorasi isu-isu yang
sudut pandang konseli, pekat terhadap berkaitan dengan kepedulian konseli.
perasaan-perasaan konseli, sehingga Memberikan nasihat lebih dari
konselor mengetahui sebagaimana konseli memberikan perintah untuk memberikan
merasakan perasaannya. Kemampuan tanggapan atau reaksi dari informasi yang
empati konselor pada konseli telah dibahas sebelumnya, nasihat
diejawantahkan dalam Gambar 4.2. memiliki penilaian atau perbaikan dari
informasi yang sebenarnya (Johnson, 1997;
Gambar 1 menunjukkan bagaimana
Moursund, 1990 dalam Doyle, 1998: 231).
konselor bertindak empatik kepada
konselinya. Suatu saat konselor (a) Doyle (1998: 231) penggunaan
memasuki dunia pribadi konseli (a1), nasihat secara langsung dalam konseling
namun dia tidak berubah menjadi konseli adalah kontroversial dan dapat menjadi
(b). Pada saatnya dia ke luar lagi menjadi kontraproduktif karena beberapa alasan.
dirinya sendiri (a2). Pertama, bisa menggagalkan komunikasi
yang efektif dengan konseli bila digunakan
secara prematur atau ketika memotong
dialog penting atau mengganggu
membangun hubungan yang solid. Kedua,
mungkin menimbulkan ketergantungan
dan mendorong konseli untuk
menghindari tanggapan yang mengganggu
mereka ketika mereka belajar untuk
menangani persoalan-persoalan yang
penting. Ketiga, dapat meningkatkan
Gambar 4.2 Empati Konselor Pada Konseli pertahanan ketika konseli menolak nasihat
(Triyono, 2008: 9) kita tersebut. Keempat, dapat dengan tepat
menawarkan alih tangan saat nasihat yang
Label dan Deskripsi Teknik Untuk diperlukan oleh konseli bukan hal yang
Mengomunikasikan Sikap Dasar kita ketahui atau kita tidak ahli dalam hal
Konselor tersebut atau saat mengajukan solusi yang
mudah atau sederhana untuk masalah yang
kompleks. Kelima, nasihat konselor dapat
Teknik Nasihat disalahartikan oleh konseli. Keenam,
Teknik untuk mengomunikasikan konseli mungkin tidak mengikuti nasihat
sikap dasar konselor menggunakan teknik atau alternatif yang diberikan karena
advice/nasihat. Doyle (1998: 231) mungkin mereka tidak dapat melakukan
memberikan nasihat harus dengan tujuan sesuatu tersebut. Dan yang terakhir,
yang jelas. Namun, respon memberikan konseli mungkin tidak mendengarkan
nasihat dapat bervariasi yaitu, dengan nasihat atau alternatif yang konselor
direktif (dinyatakan dalam nada tegas berikan karena konseli mungkin tidak
dalam memberikan nasihat), atau lebih setuju dengan keyakinan atau pendapat
ringan dan lebih permisif (disampaikan tentang topik tersebut.
dalam peran yang sangat hangat).
Memberikan nasihat dilakukan KESIMPULAN
dalam tahap ketiga dan keempat dari Berdasarkan penelitian yang telah
proses konseling, lebih tepatnya setelah dilaksanakan oleh penulis di SMP BSS

86
Galang Surya Gumilang

Malang, dan berdasarkan paparan data dan DAFTAR PUSTAKA


temuan penelitian, dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut: Ahmed, S., Wilson, B.K., Henrikson, Jr.
C.R., Jones, W.W.J. 2011. What
Pertama, Posisi diri konselor Does It Mean to Be a Culturally-
dengan diadopsi dari teks Semaryaitu (a) Competent Counselor? Journal for
penasehat, (b) penyemangat, (c) pencegah, Social Action in Counseling and
dan (d) jujur. Kedua, Sikap dasar konselor Psychology, Vol. 3 No. 1, Hal 17-
28.
dengan diadopsi dari teks Semar yaitu (a)
ramah, (b) bijaksana, (c) jujur, dan (d) Alvesson, M & Skoldberg, K. 2000.
peduli. Ketiga, Teknik untuk Reflexive Methodology New Vistas
mengomunikasikan sikap dasar konselor For Qualitative Research. London:
menggunakan teknik nasihat. SAGE Publications Inc.
Berdasarkan hasil penelitian yang Asmani, J.M. 2010. Panduan Efektif
telah dilakukan, dapat diajukan saran Bimbingan dan Konseling Di
sebagai berikut: Sekolah. Yogyakarta. Diva Press
Pertama, bagi Asosiasi Bimbingan Brodley, B. T. 1996. Empathic
dan Konseling Indonesia (ABKIN) sebagai Understanding and Feelings in
salah acuan dalam pengembangan Client-Centered Therapy. The
kompetensi bimbingan dan konseling Person-Centered Journal, 3 (1):
multibudaya calon konselor yang perhatian 22-30.
pada bimbingan dan konseling berbasis
Capuzzi, D & Gross, D.R. 2007. Counseling
multi budaya. Kedua, bagi S1 Jurusan and Psychotherapy: Theories and
Bimbingan dan Konseling di Indonesia Interventions. New Jersey:
sebagai referensi untuk mengembangkan Pearson Prentice-Hall.
ide-ide penelitian lainnya mengenai
bimbingan dan konseling berbasis Chung, R. C & Bemak, F. 2002. The
Relationship of Culture and
multibudaya. Ketiga, bagi Akademisi/
Emphaty in Cross-Culture
dosen S1 Jurusan Bimbingan dan Counseling. Journal of Counseling
Konseling di Indonesia sebagai rujukan and Development, Vol. 80 Hal
mengenai tokoh/kearifan lokal yang bisa 154-159.
dijadikan sebagai tambahan bahan ajar di
matakuliah konseling multibudaya. DeGeorge, J & Constantino, M. J. 2012.
Perceptions of Analogue Therapist
Keempat, bagi Konselor sebagai Empathy as a Function of Salient
acuan dasar mengenai model pribadi Experience Similarity. Journal of
konselor dalam bimbingan dan konseling Psychotherapy Integration, Vol 22
berbasis multibudaya yang bersumber dari No. 1. Hal 52–59.
salah satu kearifan lokal yaitu Semar.
Doyle, R.E. 1998. Essential Skills And
Kelima, Mahasiswa S1 Jurusan Bimbingan Stategies in the Helping Process.
dan Konseling/peneliti lain sebagai dasar United State of America:
untuk melakukan research lanjutan Brooks/Cole Publishing Company.
mengenai bimbingan dan konseling
multibudaya dengan mengangkat tema Gibson, R.L & Mitchell, M.H. 2011.
Bimbingan dan Konseling.
kearifan lokal Indonesia yang beraneka
Yogyakarta. Pustaka Pelajar.
ragam nan unik untuk dijadikan karya
ilmiah (skripsi). Gladding, T.S. 2009. Counseling A
Comprehensive Profession. New

87
Identification of Self Position and Basic Attitude

Jersey: Pearson Education, Inc., Wacana Politik Gus Dur. Malang:


Upper Saddle River. UIN-Malang Press.

Hikmawati, F. 2014. Bimbingan dan Rivera, E. T., Phan, L.T., Maddux, C.D.,
Konseling. Jakarta: PT Wilbur, J.R., Arredondo, P. 2006.
RajaGrafindo Persada. Honesty in Multicultural
Counseling: A Pilot Study of the
Jarvis, M. 2015. Teori-teori Psikologi: Counseling Relationship.
Pendekatan Modern untuk Interamerican Journal of
Memahami Perilaku, Perasaan, & Psychology, Vol. 40 No.1 Hal 37-
Pikiran Manusia. Terjemahan 45.
SPA-Teamwork. 2015. Bandung:
Nusa Media. Rogers, C. R. 1957. The Necessary and
Sufficient Conditions of
Komalasari, G., Wahyuni, E., Karsih. 2011. Therapeutic Personality Change.
Teori dan Teknik Konseling. Journal of Consulting Psychology,
Jakarta: Indeks. Vol. 21 Hal 95–103.

Mappiare, A. 2011. Pengantar Konseling Rogers, C. R. 1961. On Becoming Person: A


dan Psikoterapi, Edisi Kedua. Therapist’s View of
Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Psychotherapy. London.
Constable.
Mappiare, A. 2013. Tipe-tipe Metode Riset
Kualitatif Untuk Eksplanasi Sosial Rogers, C. R. 1975. Empathic: An
Budaya dan Bimbingan Konseling. Unappreciated Way of Being. The
Malang: Elang Emas (Anggota Counseling of Psychologist, Vol. 5
IKAPI No:119/JTI/2010) bersama Hal 2-10.
Prodi Bimbingan dan Konseling.
Sardiman, A.M. 2011. Interaksi & Motivasi
Mulyono, E. 2013. Belajar Hermeneutika Belajar Mengajar. Jakarta: PT
Dari Konfigurasi Filosofis Menuju Rajagrafindo Persada.
Praksis Islamic Studies.
Yogyakarta: IRCiSoD. Shertzer, B & Stone, S. C. 1980.
Fundamentals of Counseling
Mulyono, S. 1978. Apa dan Siapa Semar. Boston : Houghton Mifflin
Jakarta: Gunung Agung Company.
MCMLXXXII.
Sumukti, T. 2006. Semar Dunia Batin
Myers, S. 1999. Empathy: Is that What I Orang Jawa. Yogyakarta: Galang
Hear You Saying? The Person- Press.
Centered Journal, Vol. 6 No. 2 Hal
141-152. Taufik. 2012. Empati Pendekatan Psikologi
Sosial. Jakarta: PT RajaGrafindo
Nelson-Jones, R. 2011. Teori dan Praktik Persada.
Konseling dan Terapi, Edisi
Keempat. Terjemahan Soetjipto, Triyono. 2008. Memaknai Bahasa Tubuh
P.H & Soetjipto, M.S. 2011. Dalam Konseling Humanistik:
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Kajian Pengaruh Budaya Jawa.
Bimbingan dan Konseling Jurnal
Palmer, R.E. I969. Hermeneutics. Teori dan Praktik, Vol. 18 No. 2
Evanston: Northwestern Hal. 9.
University Press.

Rahardjo, M. 2008. Hermeneutika


Gadamerian Kuasa Bahasa dalam

88

Das könnte Ihnen auch gefallen