Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Identification of 1, Page
Self 78 – 87, June
Position and 2016
Basic Attitude
GUIDENA | Journal of Guidance and Counseling
ISSN : Print 2088-9623 – Online 2442-7802
GUIDENA
J O U R N A L
Abstract: The purpose of this study are to know: (1) self-position of counselor which was
adopted from the text of Semar, (2) The basic attitude which was adopting from the text
of Semar, (3) The technic for communicating base attitude of counselor are using the
metaphor in counseling. This research uses the Qualitative approach by Gadamerian
hermeneutic method. Gadamerian hermeneutics is a kind of objective hermeneutic
research (Objectivist hermeneutics). Gadamerian hermeneutics unifying thought is
contained in a hermeneutic circle pattern. The circle consists of a pattern of up and down
between the parts (part) and overall (whole) to understand the meaning of a text. The
Data of research are including two texts such as what and who Semar is? (Mulyono, 1978)
and Semar as spiritual world of Javanese (Sumukti, 2006), data of interview with Ki
Manteb Sudarsono, Ki Purbo Asmoro, S.Kar., M.Hum and Dra. Sri Saptaningsih, MM
and data watching the video of wayang. The result of research show that self-position of
counselor which was adopted from the text of Semar are: (1) advicer, (2) motivator, (3)
deterrent, (4) servant. The basic attitude which was adopting from the text of Semar are:
(1) hospitable, (2) wise, (3) honest, (4) care. The technic for communicating basic attitude
of counselor are using advice technique.
78
Galang Surya Gumilang
terbang ke langit ke hadapan Sang Hyang keturunan dewa yang suci dari hati nurani
Wenang. Setiba dihadapan Sang Hyang yang paling dalam yang menjadi abdi bagi
Wenang, telur tersebut menetas sendiri, Pandawa dan bersifat misterius karena
dan terwujudlah tiga makhluk memiliki dua bentuk yaitu laki-laki atau
antropomorfis yang muncul dari kulit perempuan.
telur, dinamai Tejamantri, lalu tampaklah
Semar tidak terlepas dari peran
Ismaya yang berasal dari putih telur dan
konselor. Jika dalam pewayangan, Semar
Manikmaya terjadi dari kuning telur itu.
abdi, pamong, dan pengayom bagi para
Sumukti (2006: 21) versi kedua ksatria serta sebagai orang tua dalam
menyebutkan bahwa alam semesta muncul punakawan dan para ksatria dan didukung
sebagai sesuatu yang tercipta sekaligus. oleh penyataan Ki Manteb Sudarsono,
Diceritakan bahwa sebutir telur yang bahwa siapa saja yang di bimbing oleh
dipegang Sang Hyang Wenang menetas Semar, pasti akan menjadi lebih baik lagi.
dengan sendirinya, dan tampaklah langit, Hal tersebut tidak lepas dari tugas seorang
bumi dan cahaya atau teja, serta dua konselor yaitu memberikan bimbingan
makhluk anthropomorphis, Manik dan kepada konseli serta mengarahkan untuk
Maya. Kalau versi pertama dan kedua perubahan yang lebih baik. Akan tetapi,
dibandingkan, ada persamaannya. Ismaya Masih banyak konselor yang tidak
dari versi pertama dan Maya dari versi memberikan pelayanan yang baik kepada
kedua, terjadi dari putih telur, dan konseli.
keduanya bertugas memelihara bumi.
Hasil pra-lapangan wawancara
Manikmaya dan Manik merupakan
dengan salah satu konselor sekolah di kota
transformasi dari kuning telur, dan
Surakarta yang mengatakan bahwa bahwa
keduanya menjadi raja para dewa di surga.
konselor harus memberikan layanan
Dalam kedua versi itu Manikmaya dan
konseling secara berkelanjutan. Tetapi
Manik menjadi Bathara Guru, yang
kenyataan di lapangan menyebutkan
keturunannya tersebar di surga dan di
bahwa guru BK kurang memberikan
bumi, sedangkan Ismaya dan Maya
pelayanan konseling karena berbagai
dinamakan Semar dan dijadikan pelindung
macam kendala yang meliputi guru
bumi (dunia). Jelas disini bahwa Semar
pendiam, cuek, kurang terbuka,
merupakan tokoh dominan di alam
berorientasi oleh uang, kurang sabar,
semesta dan sebagai pelindung bumi erat
kurang tulus, serta kurang monitoring
hubungannya dengan penduduk bumi.
perkembangan konseli secara
Berdasarkan paparan pra-lapangan berkelanjutan. Kendala seperti itulah yang
wawancara dengan dalang sekaligus dosen membuat konselor kurang memiliki
ISI Surakarta yaitu Ki Purbo Asmoro S.Kar, pribadi altruistik yaitu mengutamakan
M.Hum mengatakan bahwa Semar muncul kepentingan konseli dalam memberikan
pada kisah Sudamala dari zaman layanan konseling secara prima dan
majapahit sebagai trah dewa yang memilih berkelanjutan.
menjadi abdi yang mengemong satria yang Konseling adalah sebuah ” an
memberikan nasihat dan menjadi altruistic and noble profession” (Gladding,
motivator bagi para Pandawa untuk 2009: 34). Pada umumnya profesi ini
mengingatkan ketika menyimpang dan menarik orang-orang yang peduli terhadap
kembali ke jalan kebenaran. Hal tersebut orang lain, ramah, bersahabat, dan sensitif.
juga ditegaskan oleh dalang Ki Manteb Orang yang bercita-cita menjadi seorang
Sudarsono yang mengatakan bahwa bahwa konselor sebaiknya mengamati diri sendiri
Semar asli dari Indonesia sebagai dulu, sebelum benar-benar berkomitmen
79
Identification of Self Position and Basic Attitude
80
Galang Surya Gumilang
2 Ngudi laku utama kanthi Wejangan/nasihat tersebut Siapa yang menebar kebaikan
sentosa ing budi(ingin dituturkan Semar untuk harus diimbangi dengan akhlak
melakukan yang baik memberikan motivasi yang baik pula.
harus disertai budi yang kepada Pandawa khususnya
kuat). Arjuna di kala bingung
dalam mengambil
keputusan.
3 Wong cilik ora sugih Wejangan/nasihat tersebut Kaya harta bukan merupakan
bandha nanging sugih dituturkan Semar ketika jaminan kebahagiaan dan bisa
rasa(orang kecil/rakyat Pandawa dan ibu Kunthi sirna sewaktu-waktu. Tetapi
tidak kaya harta tetapi ketika Nakula dan Sadewa kaya rasa (ilmu) tetap abadi dan
kaya hati). kelaparan. Semar bermanfaat bagi orang lain.
menjelaskan bahwa Satria
itu harus kaya hati
ketimbang kaya harta.
Satria harus bisa menahan
81
Identification of Self Position and Basic Attitude
82
Galang Surya Gumilang
83
Identification of Self Position and Basic Attitude
84
Galang Surya Gumilang
85
Identification of Self Position and Basic Attitude
86
Galang Surya Gumilang
87
Identification of Self Position and Basic Attitude
Hikmawati, F. 2014. Bimbingan dan Rivera, E. T., Phan, L.T., Maddux, C.D.,
Konseling. Jakarta: PT Wilbur, J.R., Arredondo, P. 2006.
RajaGrafindo Persada. Honesty in Multicultural
Counseling: A Pilot Study of the
Jarvis, M. 2015. Teori-teori Psikologi: Counseling Relationship.
Pendekatan Modern untuk Interamerican Journal of
Memahami Perilaku, Perasaan, & Psychology, Vol. 40 No.1 Hal 37-
Pikiran Manusia. Terjemahan 45.
SPA-Teamwork. 2015. Bandung:
Nusa Media. Rogers, C. R. 1957. The Necessary and
Sufficient Conditions of
Komalasari, G., Wahyuni, E., Karsih. 2011. Therapeutic Personality Change.
Teori dan Teknik Konseling. Journal of Consulting Psychology,
Jakarta: Indeks. Vol. 21 Hal 95–103.
88