Sie sind auf Seite 1von 5

ANYAMAN KERTAS

Anyam merupakan salah satu teknik pembuatan karya seni kriya tradisional nusantara. Teknik ini bisa dilakukan
secara manual menggunakan tangan. Pemanfaatannya bisa digunakan untuk pembuatan tempat makanan (bakul
dan tampah), tas, eternit rumah, hiasan, bahkan pada jaman dahulu digunakan untuk dinding rumah.

Jenis anyam itu sendiri beragam baik pola dan bahannya. Jika dilihat dari bahannya, anyam bisa dibuat dari Bambu,
Daun, Plastik, dan Kertas. Pada proses pembelajaran Seni Budaya MTs Negeri Babakan Kelas 8 B Tahun Ajaran
2012 - 2013, telah dilakukan praktek pembuatan anyaman berbahan dasar kertas. Bagi yang tertarik untuk
membuatnya, kami sajikan bahan, alat, dan proses pembuatannya.

 Bahan - Bahan yang Diperlukan:

1. Kertas Manila atau Kertas Asturo;


2. Lem Perekat.

 Alat - Alat yang Digunakan:

1. Gunting;
2. Pemotong/Cutter;
3. Penggaris;
4. Pinsil

 Cara atau Langkah - Langkah Membuatnya

1. Membuat bentuk persegi dari kertas satu warna dengan panjang masing-masing sisi 40 Cm (bisa disesuaikan
dengan kreasi Peserta Didik);
2. Mengukur pada sisi kanan dan kiri dari atas ke bawah dengan lebar 1 Cm berderet hingga ke bawah;
3. Kemudian buat garis lurus menggunakan pinsil dari kanan ke kiri sesuai dengan ukuran yang telah dibuat (1 Cm)
untuk acuan;
4. Sayat menggunakan cutter (pemotong) dengan memberi ruang 1 Cm pada setiap sisi kanan dan kiri;
5. Buat rajutan menggunakan kertas yang berwarna lain dengan ukuran lebar 1 Cm dan panjang 40 Cm dengan
cara menyerupai;
6. Masukkan rajutan pada nbentuk persegi dengan cara bersilang;
7. Rekatkan pada setiap samping rajutan yang sudah dimasukkan secara bersilang agar terkunci dan tidak mudah
lepas.

Berikut ini kami tampilkan anyaman kertas hasil karya anak-anak Sanggar Model Kelas 8 B MTs Negeri Babakan
Tahun Ajaran 2012 - 2013 dan salah satunya memberikan hadiah dengan membuat pola yang membentuk kode
huruf mengajar Guru Seni Budayanya (SK - Sri Kuncoro):
Anyaman Karya M. Iqbal dan M. Sagise Ainun Naim

Anyaman Karya Faiq Abdillah dan Aldora Agata

Anyaman Karya M. Hamamul Fikri

MEMBUAT BATIK TEKNIK JUMPUTAN (IKAT CELUP)


Jumputan merupakan salah satu jenis batik yang pembuatannya dilakukan dengan cara mengikat kencang di
beberapa bagian kain kemudian dicelupkan pada pewarna. Oleh karena itu, sebagian orang juga menyebut
Jumputan sebagai batik ikat celup.

Pada akhir semester gasal tahun ajaran 2012-2013 kelas 8 I (Putri) MTs N Babakan telah berhasil mempraktekkan
teknik jumputan. Kegiatan ini menjadi media bagi mereka untuk berekspresi dan berkreasi pada mata pelajaran seni
rupa sekaligus menjadi upaya untuk mengasah ketrampilan dibidang tekstil. Adapun persiapan dan tahapan mereka
dalam mempraktekkan pembuatan Batik Jumputan (ikat celup) adalah sebagai berikut:

A. Bahan-bahan yang dibutuhkan:

1. Kain berjenis Blaco, Mori prima, Primissima;


2. Dua sendok Garam dan Cuka secukupnya;
3. Dua liter Air untuk satu kemasan warna;
4. Pewarna dan penguatnya dalam satu kemasan (Wenter ataupun Wantex).

B. Alat-alat yang digunakan:

1. Karet gelang;
2. Kelereng, Uang koin, Batu;
3. Kompor;
4. Bejana (Panci);
5. Sendok kayu sebagai alat pengaduk;
6. Ember.

C. Cara membuatnya:

1. Pastikan kain dalam kondisi bersih;


2. Membuat bentuk/desain motif dengan mengikat Kelereng, Uang koin, atau Batu pada beberapa bagian kain
menggunakan karet secara kencang dan bervariatif;
3. Rebus air menggunakan Bejana (Panci) hingga mendidih;
4. Setelah mendidih, campurkan pewarna dan penguat yang berada dalam satu kemasan Wenter ataupun Wantex;
5. Tambahkan garam dua sendok makan dan cuka secukupnya disertai dengan mengaduk larutan hingga merata;
6. Basahi kain yang telah diikati dan dibuat motif dengan air bersih;
7. Celupkan kain tersebut pada cairan warna. Bila menginginkan satu warna, celupkan seluruh bagian kain dalam
larutan pewarna yang mendidih.
8. Aduk dalam waktu 20-30 menit agar warna merata dan merekat kuat;
9. Bila menginginkan warna lain, langkah pada no. 6 (enam) hanya mencelupkan sebagian pada cairan pewarna
pertama dan mencelupkan kain yang belum terkena warna pada cairan pewarna lainnya.
10. Celupkan berkali-kali sesuai jumlah warna yang dikehendaki;
11. Apabila proses pencelupan warna selesai, kain diangkat dan dibilas menggunakan air dingin yang bersih;
12. Kemudian sumua ikatan dilepas, kain ditiris dan dikeringkan;
13. Setelah kering, rapikan dengan menyetrika kain tersebut.
Suasana praktek Jumputan menggunakan media yang minimalis

Sulak atau Kemoceng merupakan alat manual yang berfungsi untuk membersihkan debu pada benda dengan cara
dikibas-kibaskan. Alat ini biasanya berbahan dasar tali ataupun bulu yang bersifat halus. Jika berbahan dasar tali,
maka bentuk alatnya terdiri dari tangkai dan helai rambut untuk menghapus debu. Namun, jika berbahan dasar bulu,
maka bentuk alatnya terdiri dari tangkai dan daun pembersih.

Pada proses pembelajaran Seni Budaya dan Keterampilan MTs Negeri Babakan, tepatnya di kelas 8F (Putri), pernah
mempraktekkan cara membuat sulak atau kemoceng yang berbahan dasar Tali Rafia. Pertimbangan penggunaaan
Tali Rafia adalah lebih mudah mendapatkan dan merangkainya dibanding bahan dasar dari bulu. Berikut ini foto
Sulak atau Kemoceng karya anak-anak Kelas 8F MTs Negeri Babakan:
Karya Siswi Kelas 8F MTs Negeri Babakan

Beberapa hal yang berkaitan dengan proses pembuatan Sulak atau Kemoceng dari Tali Rafia bisa disimak di bawah
ini:
A. Bahan-Bahan yang Diperlukan:

1. Tali Rafia secukupnya


2. Batang kayu sepanjang 30-40 Cm

B. Alat-Alat yang Digunakan:

1. Gunting;
2. Cutter/Pemotong;
3. Sisir paku (terbuat dari kayu dan ditancapi paku runcing)
4. Jarum/Peniti

C. Cara Membuatnya:

1. Potong tali Rafia dengan ukuran 20-30 Cm untuk membuat helai rambut (tali pendek);
2. Rentangkan tali Rafia sepanjang 2-3 m (tali panjang) sebagai tali pengikat utama;
3. Ikatan sebanyak mungkin tali Rafia yang sudah dipotong (pendek) dengan bentuk terbagi dua sama panjang
pada rentangan tali pengikat utama;
4. Jika ikatan pada tali pengikat utamanya sudah banyak dan memanjang hingga 2-3 m, sisir menggunakan sisir
paku hingga berbentuk serabut atau helai rambut tipas, kecil, dan halus. Jika belum mempunyai sisir paku, bisa
menggunakan jarum atau peniti untuk menyayat dan membentuk rafia menjadi serabut halus;
5. Jika sudah halus, potong bagian rambut yang belum rapi menggunakan gunting agar sama panjang;
6. Setelah rapi, ikatkan dengan kencang melingkar (spiral) pada batang kayu dimulai dari atas hingga ke bawah
(sekitar 3/4 ukuran batang kayu);
7. Sisihkan tempat (1/4 ukuran batang kayu) sebagai pegangan dan hias serta buat tempat gantungan
menggunakan sisa tali Rafia.

NB: Untuk mempercantik tampilan, gunakan tali rafia yang berwarna cerah dan bervariasi jenis warnanya.
Demikian cara membuat Sulak atau Kemoceng dari Tali Rafia yang dilakuakan oleh siswi Kelas 8F MTs Negeri
Babakan. Berikut ini gambar yang diambil selama proses berkreasi Kelas 8F MTs Negeri Babakan Semester Gasal
Tahun Ajaran 2012-2013.

Das könnte Ihnen auch gefallen