Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Number 1
Abstract:
Background: In Indonesia, each person requires between 30-60 liters of water every
day. Among water utilities is very important is the need to drink. Drinking water that
consumed have special requirements so that the water does not cause the disease to
humans. Drinking water should be clean and clear, colorless, odorless, and does not
contain suspended. Objective:The purpose of this study was to determine procentage
calcium oxalate of urine crystals from people who consume drinking water refill and
drinking water from dug wells. Methods: This research was a descriptive study. The
total samples of 30, taken by simple random sampling from the urine of people who
consume drinking water refill as many as 15 samples and urine of people who consume
drinking water from wells dug as many as 15 samples. Results: Based on the
examination, was find out that urine samples of people who consume drinking water
refill as many as 7 people (47%) positive urine crystals with the type of calcium oxalate
while the remaining 8 (53%) negative crystal urine. While the results of the people who
consume water from dug wells is 1 (7%) positive his urine crystals contain calcium
oxalate. Conclusion In this research concluded that the urine samples are most
commonly found urine crystals type calcium oxalate is urine samples from people who
consume drinking water refill.
Keywords : Urine crystal, drinking water refill and Water Dug Wells
No Jenis kelamin n %
1 Laki-laki 12 40
2 Perempuan 18 60
Total 30 100
CHOLERAE
Tabel 2 menunjukkan bahwa jumlah Data hasil pemeriksaan kristal urin dari
responden kelompok umur 17 sampai 26 sampel orang yang mengkonsumsi air
(20%), responden kelompok umur 27-36 kemasan isi ulang dan sampel orang yang
sebanyak 13 orang (43,33%), dan responden mengkonsumsi air minum dari sumur gali
≥ 37 sebanyak 11 orang (36,63 %). dapat dilhat pada tabel 3.
Tabel 3. Hasil uji laboratorium pemeriksaan kristal urin dari sampel orang yang
mengkonsumsi air minum kemasan isi ulang dan orang yang mengkonsumsi air sumur gali
Tabel 3 menunjukan bahwa pemeriksaan kemasan isi ulang lebih banyak ditemukan
sampel urin orang yang mengkonsumsi air kristal urin dengan jenis kalsium oksalat
minum isi ulang didapatkan kristal urin dibandingkan dengan sampel urin dari orang
yang positif kalsium oksalat berjumlah 7 yang mengkonsumsi air minum dari sumur
orang (47%), sedangkan kristal urin yang gali. Menurut Alaerts12 pada umumnya air
negatif kalsium oksalat berjumlah 8 orang tanah mempunyai tingkat kesadahan yang
(53%). Dari sampel urin orang yang tinggi. Hal ini disebabkan oleh karena air
mengkonsumsi air sumur gali didapatkan tanah mengalami kontak dengan batuan
kristal urin yang positif kalsium oksalat kapur sehingga dapat digolongkan pada
berjumlah 1 orang (7%), sedangkan kristal kategori kesadahan lunak sampai dengan
urin yang negatif kalsium oksalat berjumlah tinggi. Kesadahan air ini merupakan
14 orang (93%). kesadahan sementara yang dapat dikurangi
(pengendapan) dan bahkan dihilangkan
B. PEMBAHASAN dengan cara pemanasan yang
Berdasarkan analisa data hasil mengakibatkan terbentuknya garam kalsium
pemeriksaan yang dilakukan pada sampel karbonat yang tidak larut dan mengendap13.
urin yang mengkonsumsi air minum Pembentukan kristal urin berkaitan
kemasan isi ulang terdapat 7 orang dengan konsentrasi berbagai garam di dalam
(47%)yang positif kristal urin dengan jenis urin yang berhubungan dengan metabolisme
kalsium oksalat. Sedangkan pada sampel makanan dan asupan cairan serta dampak
urin yang mengkonsumsi air minum dari dari perubahan yang terjadi dalam urin.
sumur gali terdapat 1 orang (7%) positif Ginjal sangat berperan dalam ekskresi
kristal urinnya mengandung kalsium metabolit dan pemeliharaan homeostasis,
oksalat, dan kristal urin yang negatif dimana produk akhir dari metabolisme
kalsium oksalat berjumlah 14 orang (93%) ditemukan dalam konsentrasi tinggi dalam
dari jumlah 15 sampel. urin. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya
Data tersebut menunjukkan bahwa dari pengendapkan kristal. Salah satu jenis
sampel urin yang mengkonsumsi air minum kristal urin yang dianggap abnormal adalah
Meditory | Vol. 4, No.1, Juni 2016 4
Reni Yunus, et al : GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN KRISTAL URIN DARI ORANG YANG MEMINUM AIR MINUM
KEMASAN ISI ULANG (AIR GALON) DAN ORANG YANG MEMINUM AIR MINUM DARI SUMUR GALI
CHOLERAE
kalsium oksalat. Kalsium oksalat yang perlu dilakukan penyuluhan pada
paling sering diamati pada urin memiliki masyarakat mengenai pola konsumsi air
bentuk yang bervariasi, antara lain bentuk minum sebanyak 1,5 liter per hari.
dihidrat, oktahedral, dan kristal berwarna b. Bagi peneliti selanjutnya
mirip bentuk amplop. Bentuk lainnya adalah Penelitian ini dapat dikembangkan
monohidrat, berbentuk seperti halter atau dengan mengkaji faktor-faktor kebiasaan
elips14. pola konsumsi air masyarakat yang dapat
Adanya kristal dalam urin dapat menjadi faktor resiko peningkatan kadar
mengindikasikan adanya gangguan pada kalsium oksalat dalam urin.
fungsi ginjal. Selain itu terbentuknya kristal
dalam urin juga menunjukkan adanya DAFTAR PUSTAKA
predisposisi antara lain infeksi, yang dapat 1. Suriawiria, U. Mikrobiologi Air dan
memungkinkan timbulnya penyakit yang Dasar-dasar Pengolahan Buangan
sering disebut dengan kencing batu. Secara Biologis. Bandung: Penerbit
Penyakit ini ditandai dengan terbentuknya Alumni; 2008.
batu ginjal pada saluran kemih, yang dapat 2. Buckle, K.A., R.A. Edwarda. GH. Fleet
menyebabkan fragmen sel epitel terkelupas. dan M. Wooton. Ilmu Pangan
Pembentukan batu pada saluran kemih ini (diterjemahkan oleh Hari Purnomo dan
dapat disertai adanya kristal urin14. Adiono, 1987). Jakarta:UI Press: 2009.
Menurut Izhar15 tidak ada hubungan 3. Peraturan Menteri Kesehatan No.
antara kesadahan air minum dengan 492/Menkes/PER/IV/2010 tentang
terbentuknya kristal kalsium oksalat dalam persyaratan kualitas air minum.
urin, tapi terbentuknya kristal kalsium 4. Sutrisno, C. Totok. Teknologi
oksalat dalam urin dipengaruhi oleh Penyediaan Air Bersih. Jakarta :Rineka
konsumsi makanan yang mengandung Cipta; 2004;17:32 – 33.
kalsium dan phospor, asam sitrat dan asam 5. Sandra, Christyana dan Lilis
urat serta kebiasaan minum kurang dari 1,5 Sulistyorini. Hubungan Pengetahuan
liter/hari. Orang yang memiliki kebiasaan dan kebiasaan konsumen air minum isi
minum kurang dari 1,5 liter/hari memiliki ulang dengan penyakit diare. Artikel
risiko lebih besar untuk mengalami Fakultas Kesehatan Masyarakat.
pembentukan sedimen kalsium oksalat pada Universitas Airlangga Surabaya. 2007.
urinnya. Selain faktor-faktor tersebut 6. Kharismajaya, Theo. Pengawasan Dinas
pengolahan air minum juga diketahui sangat Kesehatan Pemerintah Kabupaten
signifikan berpengaruh terhadap tingkat Banyumas Terhadap Kualitas air
kesadahan air minum , namun hal tersebut minum isi Ulang (Skripsi). Fakultas
masih perlu dikaji lebih lanjut. Hukum Universitas jendral sudirman;
2013.
SIMPULAN DAN SARAN 7. Siener, R., Jahnen, A.Dan Hesse, A.
1. Simpulan Influence of a Mineral Water Rich in
Hasil pemeriksaan sampel urin Calcium, Megnesium and Bicarbonater
menunjukkan bahwa kristal urin dengan on urine Composition and The Risk of
jenis kalsium oksalat lebih banyak Calcium Oxalate Crystallization:
ditemukan pada orang yang mengkonsumsi Original Communication.
air minum kemasan isi ulang. Eur.K.Clin.Nutr 2004, 58: 270-276.
8. Latif, Lin Wahyuni. Studi Kualitas Air
2.Saran Minum Isi Ulang Ditinjau dari Proses
a. Bagi masyarakat Ozonizazi, ultraviolet dan reserved
Untuk mengurangi resiko terhadap Osmosis Di Kecamatan Kota Tengah
terbentuknya sedimen kalsium oksalat maka dan kecamatan Kota Selatan Kota
CHOLERAE
Gorontalo (Skripsi.) Fakultas Ilmu-ilmu Avaiable from:
Kesehatan dan Keolahragaan http://www/waterhardness.com
Universitas Gorontalo; 2012. (Accessed 12 Oktober 2015).
9. Warman, Y. 2008. Pengawasan 13. Alaerts, G. Dan santika,S.S. Metode
Kualitas Air Minum Isi Ulang oleh Penelitian Air. Usaha Nasional.1984.
DINKES Kota Pekanbaru tahun 2008. 14. Margatan, Arcole. Kencing Batu Dapat
(online). http://www.wordpress.com. Memicu Gagal Ginjal. Solo : Cv Aneka.
(15 april 2014) 2013;20, 25.
10. Notoatmojo,S. Metodologi Penelitian 15. Izhar, Dody M., Haripurnomo K, dan
Kesehatan Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Darmoatmodjo Suhardi. Hubungan
Cipta; 2010. Antara Kesadahan Air Minum, Kadar
11. Gandasoebrata, R. Penuntun Kalsium dan Sedimen Kalsium Oksalat
Laboratorium Klinik. Jakarta: Dian Urin Pada Anak Usia Sekolah Dasar.
rakyat. 2006. Berita kedokteran Masyarakat 2007;
12. Wilson, A. Water Hardness. Virginia; 23(4): 200-2008.
Virginia State University. 1999.
Number 2
Abstract :
Backgrounds Typhoid fever (typhoid fever) is an acute infection in humans caused by
the bacterium Salmonella typhi, in case is still quite high, especially in developing
countries with poor environmental sanitation levels. Identification of typhoid fever can
be enforced by using widal serological test, but has the disadvantage of low sensitivity
and specificity. Outer Membrane Proteins located on the surface of the bacteria
Salmonella typhi antigen that can induce an immune response. Objectives To know the
molecular weight profile of Outer Membrane Protein C, Outer Membrane Protein F
and Outer Membrane Protein A Salmonella typhi from typhoid fever patients isolates in
Surabaya. Methods The observational studies have been done by observing and
comparing profiles molecular weight Outer Membrane Protein between isolates
samples that do SDS-PAGE (Sodium Duodecyl sulfate polyacrylamide gel
electrophoresis). Results The SDS-PAGE results showed that two of nine samples have
only two band. Three Outer Membrane Protein, namely: Outer Membrane Protein C
(38.5 kDa), Outer Membrane Proteins F (37.5 kDa) and Outer Membrane Protein A
(34.5 kDa) from all samples showed different molecular weights. Conclusions from 9
samples tested SDS-page, all sampel had Outer Membrane Protein, although 7 sampels
showed three Outer Membrane Protein, dan 2 sampels showed two Outer Membrane
Protein.
Key Words: Typhoid fever, Outer Membrane Protein Salmonella typhi, SDS-PAGE.
PENDAHULUAN
Demam tifoid yang disebabkan oleh 600.000-1.500.000/tahun dengan 91% kasus
bakteri Salmonella typhi merupakan ini terjadi pada usia 3-19 tahun. Di RSUD
penyakit infeksi sistemik, bersifat endemis Dr. Soetomo Surabaya selama periode
dan masih merupakan masalah kesehatan di 5 tahun (1991-1995) telah dirawat
Indonesia. Demam tifoid ini berhubungan
1,
erat dengan penurunan kualitas air, Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes
kontaminasi makanan, dan tingkat Denpasar
2.,3
kebersihan yang kurang baik, yang banyak Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes
terjadi di negara berkembang. 1, 2 Surabaya
Demam tifoid merupakan masalah Korespondensi : Heri Setiyo Bekti1, Jurusan
kesehatan masyarakat yang serius. Analis Kesehatan, Poltekes Denpasar, Jalan
Dilaporkan di seluruh dunia kasus demam Sanitasi No. 1 Sidakarya, Denpasar-Bali
tifoid 22.000.000/tahun dengan kasus 80224, Indonesia.
kematian 200.000/tahun. Di Indonesia kasus Telp. +62-361-710 527, Fax. +62-361-710
demam tifoid tersebar secara merata di 448
seluruh provinsi dengan kejadian kasus Email : meditoryjournal@gmail.com
CHOLERAE gambar:
Keterangan
1 = Sampel kode T8
2 = Sampel kodeT9
3 = Marker protein
4 = Sampel kode T22
5 = Sampel kode T27
6 = Sampel kode T34
7 = Sampel kode T37
8 = Sampel kode T38
9 = Sampel kode T41
10 = Sampel kode T42
OmpC = 38,5kDa
OmpF = 37,5kDa
OmpA= 34,5kDa
Meditory | Vol. 4, No.1, Juni 2016 9
Heri Setiyo Bekti, et al : PROFIL BERAT MOLEKUL OUTER MEMBRANE PROTEIN C, OUTER MEMBRANE PROTEIN C DAN
OUTER MEMBRANE PROTEIN A Salmonella Typhi DARI ISOLAT PENDERITA DEMAM TIFOID DI SURABAYA
Adapun penyebab profil dan berat dalam terjadinya perbedaan berat molekul
molekul Outer Membrane Protein bakteri
CHOLERAE Outer Membrane Protein bakteri Salmonella
Salmonella typhi berbeda-beda, telah typhi.
dijelaskan oleh beberapa penelitian yang
telah dipublikasikan, yaitu: (1) isolasi Outer SIMPULAN dan SARAN
Membrane Protein dapat terkontaminasi Simpulan
dengan LPS (lipopolisakarida) sekitar 4% Beberapa hal yang dapat disimpulkan
dan protein flagella, hal ini dapat dari hasil penelitian ini adalah sebagai
menyebabkan kemurnian Outer Membrane berikut:
Protein bakteri yang didapatkan tidak baik, 1. Hasil dari 9 sampel memiliki Outer
sehingga dapat memberikan hasil yang tidak Membrane Protein, dimana 7 sampel
signifikan5; (2) Migrasi/separasi protein terdapat ketiga Outer Membrane Protein,
dalam gel SDS-PAGE, sangat tergantung dan 2 sampel terdapat dua Outer
dari reagen (MgCl2, MnCl2 dan NaCl),9 Membrane Protein.
detergent (SDS) dan kandungan ammonium 2. Hasil dari 9 sampel yang diuji SDS-page,
persulfat yang terdapat pada gel10; (3) menunjukan berat molekul Outer
Metode isolasi Outer Membrane Protein Membrane Protein yang berbeda-beda.
bakteri (misal: pemanasan, kontaminasi
protein flagel) juga dapat menyebabkan Saran
perbedaan berat molekul Outer Membrane Perlu dilakukan penelilitian lebih lanjut
Protein bakteri5; (4) Strain kuman mengenail OMP Salmonella typhi
Salmonella typhi dari daerah yang berbeda menggunakan strain kuman yang berbeda,
juga menyebabkan berat molekul Outer mengunakan metode isolasi OMP yang
Membrane Protein bakteri berbeda11; lebih baik, dan penelitian uji respon imun
mutagenesis transporan pada dinding sel OMP baik secara invitro ataupun secara
kuman Salmonella typhi, dapat invivo.
menyebabkan depresi pada OmpS1 yang
diketahui bahwa OmpS1 adalah gen DAFTAR PUSTAKA
penyandi porin (outer membran mayor)
1.
pada kuman Salmonella typhi, sehingga Wardhani, Puspa. Prihatini.
dapat menyebabkan profil berat molekul Probohoesodo M.Y. Kemampuan uji
Outer Membrane Protein bakteri berbeda; tabung widal menggunakan antigen
(5) Ekpresi Outer Membrane Protein import dan antigen lokal Indonesia.
bakteri, dipengaruhi hal yang berbeda-beda, Indonesian journal of clinical pathology
seperti ekspresi OmpC dipengaruhi and medical laboratory. 2005: 12
osmolaritas (ekpresi OmpC berbeda pada (1);…...
2.
level osmolaritas tinggi dengan osmolaritas Faundez, Gustavo. Aron, Lieselotte and
rendah), ekspresi OmpF tidak dipengaruhi Cabello C Felipe. Chromosal DNA, Iron
osmolaritas (ekpresi OmpF sama pada level – Transport systems,outer membrane
osmolaritas tinggi dengan osmolaritas proteins , and enterotoxin (heat labile)
rendah), dan untuk OmpA ekspresinya production in Salmonella typhi strains.
dipengaruhi oleh panas. Regulasi ekspresi Journal clinical microbiology.
OmpF hampir sama dengan regulasi 2003:….;….
ekspresi OmpC dan OmpF pada E. coli.12 3.
Hamid, Noushen and Jain S. K.
Dengan pemanasan, OmpA terdeteksi pada Characterization of an outer membrane
berat molekul 32kDa dan tanpa pemanasan proteins of Salmonella that confers
OmpA terdeteksi pada berat molekul protection against typhoid. American for
28kDa.5, 13 Human Erors juga merupakan society microbiology. 2008:…;…
salah satu faktor yang perlu diperhatikan
Number 3
Abstract :
Background Gout is a disease resulted from an overload of uric acid concentration in
the body, which is signed by the elevation of uric acid level in blood (hyperuricemia).
According to the initial survei that had been carried out by researcher showed that
community in Sidakarya Village, particularly the menopausal women tended to have a
decrease of uric acid level in their blood. Objective This study aims to describe uric
acid concentration among menopausal women in Sidakarya Village. Metode This study
was a descriptive study with a cross sectional approach, which was describing uric acid
concentration among menopausal women by doing examination on their uric acid
concentration measure by method uricase peroxidase. The samples of 28 menopause
women were selected around 56–60 years old. The results of the examination of uric
acid concentration on menopausal women in Sidakarya showed that 75% (21
menopausal women) have normal uric acid level, whereas only 25% (7 menopausal
women) have high level of uric acid. Conclution The categories of respondents who
have normal level of uric acid were having normal body mass index, consuming low
level purine foods, and working as sellers. Meanwhile, the categories of those who have
high level of uric acid were having obesity, consuming high purine foods, and working
as housewife.
Gambar 1
Kadar Asam Urat Responden Berdasarkan Kelompok Umur
3. Kadar asam urat pada wanita menopause normal. Pada responden dengan kategori
di Desa Sidakarya berdasarkan kategori IMT normal sebanyak18 orang (64,3%)
IMT kadar asam urat normal, sedangkan pada
Berdasarkan hasil penelitian dari 28 responden dengan kategori IMT obesitas
responden yang diperiksa didapatkan data sebanyak 7 orang (25%) kadar asam urat
pada responden dengan kategori IMT kurus tinggi (tabel 8). Data selengkapnya dapat
sebanyak3 orang (10,7%) kadar asam urat dilihat pada gambar 2 dibawah ini :
Gambar 2
Kadar Asam Urat Responden Berdasarkan IMT
4. Kadar asam urat pada wanita menopause tinggi. Pada kelompok konsumsi makanan
di Desa Sidakarya berdasarkan jenis purin sedang sebanyak 16 orang (57,1%)
konsumsi makanan dengan kandungan kadar asam urat normal dan 3 orang (10,7%)
purin kadar asam urat tinggi. Sedangkan pada
Berdasarkan hasil penelitian dari 28 konsumsi makanan purin rendah sebanyak 5
responden yang diperiksa didapatkan data orang (17,9%) kadar asam urat normal. Data
pada konsumsi makanan purin tinggi selengkapnya dapat dilihat pada gambar 3
sebanyak 4 orang (14,3%) kadar asam urat dibawah ini :
Gambar 3
Kadar Asam Urat Responden Berdasarkan Konsumsi Makanan yang Mengandung Purin
Meditory | Vol. 4, No.1, Juni 2016 14
Nyoman Triana Sulistyadewi, et al : KADAR ASAM URAT PADA WANITA MENOPAUSE DI DESA SIDAKARYA,
KECAMATAN DENPASAR SELATAN
CHOLERAE
5. Kadar asam urat pada wanita menopause pekerjaan IRT sebanyak 7 orang (25%)
berdasarkan jenis pekerjaan. kadar asam urat normal dan 5orang (17,8%)
Berdasarkan hasil penelitian dari 28 kadar asam urat tinggi. Sedangkan pada
responden yang diperiksa didapatkan data pekerjaan sebagai petani sebanyak 1 orang
pekerjaan sebagai pedagang sebanyak13 (3,6%) kadar asam urat normal. Data
orang (46,4%) kadar asam urat normal dan2 selengkapnya dapat dilihat pada gambar 4
orang (7,2%) kadar asam urat tinggi. Pada dibawah ini :
Gambar 4
Kadar Asam Urat Responden Berdasarkan Pekerjaan
penyusun tubuh makhluk yang dikonsumsi mempermudah penumpukan asam urat pada
sebagai makanan, baik makanan nabati persendian. Pergerakan yang dilakukan oleh
maupun hewani. Setiap makanan tubuh dapat dianggap sebagai kegiatan
mengandung purin yang berbeda-beda olahraga yang ringan.
sehingga pengaruh yang ditimbulkannya Aktivitas fisik ringan yang teratur dapat
juga berbeda-beda. Ada klasifikasi makanan memperbaiki kondisi kekuatan dan
berdasarkan tinggi rendahnya kandungan kelenturan sendi yang sangat berguna
purin. memperkecil risiko terjadinya kerusakan
Gambaran kadar asam urat pada wanita sendi akibat radang sendi. Selain itu,
menopause yang dikaitkan dengan jenis aktivitas fisik ringan juga dapat
makanan dengan kandungan purin yang menghangatkan tubuh sehingga mencegah
dikonsumsi adalah pada konsumsi makanan pengendapan asam urat pada persendian
dengan kandungan purin tinggi diperoleh yang dingin karena kurang mendapat
sebanyak 4 orang (14,3 %) dengan kadar pasokan darah, juga dapat mengurangi berat
asam urat tinggi. Hal ini kemungkinan badan yang membebani sendi1.
disebabkan karena konsumsi makanan yang Olahraga yang ringan seperti latihan
mengandung purin yang dapat aerobik dan latihan beban yang ringan dapat
mempengaruhi kadar asam urat pada darah. dijadikan pilihan olahraga yang baik.
Selain karena tubuh memang telah Kemampuan dalam berolahraga harus
memproduksi asam urat sebagai hasil disesuaikan dengan kemampuan tubuh.
metabolisme, asupan purin dari makanan Latihan yang berat dapat menyebabkan
akan menambah jumlah purin yang beredar kelelahan, kelelahan dapat memicu
di dalam tubuh. Secara teknis, penambahan pembentukkan asam laktat yang akan
purin yang beredar di dalam darah menghambat pengeluaran asam urat. Asam
tergantung pada jumlah purin yang berasal laktat terbentuk dari proses glikolisis yang
dari makanan. Semakin banyak konsumsi terjadi di otot. Jika otot berkontraksi
makanan dengan kandungan purin tinggi, didalam media anaerob, yaitu media yang
semakin tinggi kadar asam urat dalam tidak memiliki oksigen maka glikogen yang
tubuh6,7. menjadi produk akhir glikolisis akan
Perubahan pola makan dapat membantu menghilang dan muncul laktat sebagai
mengurangi kadar asam urat dalam darah. produksi akhir utama. Peningkatan asam
Karena purin dikonversi oleh tubuh menjadi laktat dalam darah akan menyebabkan
asam urat, sebaiknya makanan kaya purin penurunan pengeluaran asam urat oleh
dihindari. Contoh makanan kaya purin ginjal6.
diantaranya daging, kerang, jeroan seperti Jika kadar asam urat yang melebihi batas
hati, otak, ginjal, paru, dan ikan laut. Para normal, asam urat tersebut tidak akan bisa
peneliti melaporkan, secara umum bahwa larut kembali dalam darah untuk
konsumsi daging atau makanan laut dikeluarkan melalui ginjal. Pada akhirnya
meningkatkan risiko serangan gout5. akan mengendap menjadi kristal urat dan
Aktivitas fisik juga dapat mempengaruhi masuk ke organ-organ tubuh, khususnya ke
kadar asam urat pada darah. Dari hasil dalam sendi. Hal tersebut memicu sel-sel
penelitian yang dilakukan, diperoleh kekebalan tubuh untuk memusnahkannya.
gambaran hasil kadar asam urat pada wanita Sel-sel kekebalan tubuh akan menelan
menopause yang diteliti didapatkan kristal asam urat dan terbentuklah reaksi
gambarankadarasam urattinggi tinggi peradangan, sehingga menyebabkan nyeri
sebanyak 5 orang (17,8 %) pada wanita yang hebat, rasa panas, dan bengkak
menopause berprofesi sebagai ibu rumah kemerahan dari jaringan sendi. Inilah yang
tangga. Hal ini disebabkan karena disebut sebagai penyakit radang sendi atau
kurangnya aktivitas tubuh dapat artritis gout. Sehingga dapat disimpulkan
DAFTAR PUSTAKA
1. Sustrani, L., S, Alam, dan I, Hadibroto,
2004, Asam Urat, Informasi Lengkap
Untuk Penderita Dan Keluarganya,
Edisi 6. Jakarta :Gramedia.
2. Kasdu, 2004, Kiat sehat & bahagia di
usia menopause, Jakarta : Puspawara
Gramedia.
Number 4
Abstract :
Background, Cooking oil is food ingredients that made of the process of purifying fat
animal or a plant which is use for frying. The high necessity of cooking oil make the
production of branded cooking oil and unbranded cooking oil distribute in market
elevate. Cooking oil can be damage during the process of manufacture, use and the
storage, that could be known from the physical qualities and the peroxide value.
Objective, This research aims to understand the quality of physical and peroxide value
of cooking oil without brand that circulates in the Payangan market. Methode, this
research applied observational design. The sample that used is a sample of cooking oil
without brand that is sold in the Payangan market.The content of peroxide was analysis
usingiodometri titration.Total sample used in this study were six samples. Results, Six
samples being tested, the odor of the samples M.C 1, M.C 2, M.C 3, M.C 4, M.T 1, and
M.T 2 were normal, and the colors were clear yellow for M.C 1, 2, 3, and 4, pale yellow
for M.T 1, and green yellow for M.T 2. For the peroxide value M.C 1 had peroxide
value that exceeds the standard of SNI 3741-2013. Conculsions,The high number of the
peroxide value in the samples was caused by the oxidation by the presence of the
temperature and lights from sunlight. The oxidation at oil can be speed up the
occurrence of the process oil damage that characterized by the emergence of peroxide
value.
Minyak adalah bahan pangan yang utama kerusakan minyak adalah oksidasi.
terbuat dari proses pemurnian lemak hewan Kerusakan akibat oksidasi ini merupakan
maupun tumbuhan yang digunakan untuk kerusakan yang paling besar pengaruhnya
menggoreng. Minyak goreng merupakan terhadap cita rasa. Hasil yang diakibatkan
bahan pokok pangan penting yang dari oksidasi lemak antara lain peroksida,
digunakan hampir oleh seluruh lapisan
masyarakat, hal ini mengakibatkan
1.,2.,3.,
konsumsi minyak goreng tinggi di Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes
masyarakat. Konsumsi minyak goreng di Denpasar
masyarakat terbagi menjadi dua kategori Korespondensi : Ni Wayan Windy Ferina1,
yaitu minyak goreng bermerek dan minyak Jurusan Analis Kesehatan, Poltekes
goreng tanpa merek1. Denpasar, Jalan Sanitasi No. 1 Sidakarya,
Umumnya minyak adalah suatu senyawa Denpasar-Bali 80224, Indonesia.
yang mudah mengalami kerusakan karena Telp. +62-361-710 527, Fax. +62-361-710
peristiwa oksidasi dan hidrolitik baik 448
enzimatik maupun non enzimatik. Penyebab Email : meditoryjournal@gmail.com
Tabel 1. Kualitas Fisik Minyak Goreng Curah dan Minyak Goreng Tradisional
Kualitas fisik minyak goreng curah pada memiliki bau tidak tengik dan warna yang
tabel satu dapat diketahui bahwa sampel tidak normal yaitu kuning kehijauan.
minyak curah 1 sampai dengan sampel
minyak curah 4 berdasarkan uji organoleptik b. Hasil pengujian bilangan peroksida pada
atau uji kualitas fisik bau dan warna pada minyak goreng tanpa merek
replikasi 1 dan 2 dinyatakan normal karena Bilangan peroksida minyak goreng tanpa
memiliki bau tidak tengik dan warna kuning merek yang beredar di pasar Payangan.
jernih.Kualitas fisik minyak goreng Standar bilangan peroksida minyak goreng
tradisional1 dinyatakan normal berdasarkan SNI 3741-2013 yaitu maksimal
karenaberdasarkan uji organoleptik pada 10 mek/kg. Hasil pemeriksaan kadar
replikasi 1 dan 2 memiliki bau tidak tengik bilangan peroksida pada sampel minyak
dan warna kuning pucat, sedangkan pada goreng yang diperiksa dengan metode titrasi
sampel minyak goreng tradisional 2 iodometri dapat dilihat pada tabel 2:
Tabel 2. Kadar Bilangan Peroksida Sampel Minyak Goreng Curah dan Tradisional
Dari tabel 2 diketahui bahwa sampel peroksida sebesar 12,2963 mek oksigen/kg
minyak curah 1 memiliki rata-rata bilangan yang melebihi SNI, sedangkan sampel
Meditory | Vol. 4, No.1, Juni 2016 20
Ni Wayan Windy Ferina, et al : KUALITAS FISIK DAN BILANGAN PEROKSIDA MINYAK GORENG TANPA MEREK
YANG BEREDAR DI PASAR PAYANGAN
minyak curah 2, minyak curah 3, dan 1 memiliki bau tidak tengik dan warna
minyak curah 4 memiliki bilangan peroksida kuning pucat, serta pada minyak goreng
yang memenuhi SNI. tradisional 2 memiliki bau tidak tengik dan
Kadar bilangan peroksida minyak goreng warna kuning kehijauan. Warna kuning
tradisional berdasarkan table 2, diketahui kehijauan pada minyak goreng tradisional 2
bahwa memilki bilangan peroksida yang dinyatakan tidak normal berdasarkan SNI
memenuhi SNI maksimal 10 mek 01-3741-2013.
oksigen/kg, yaitu minyak goreng tradisional Sampel minyak goreng tradisional 2 yang
1 sebesar 2,1009 mek oksigen/kg, dan berwarna kuning kehijauan dapat
minyak tradisional 2 sebesar 5,6037 mek disebabkan oleh adanya zat warna alamiah
oksigen/kg. yaitu klorofil pada minyak yang berasal dari
perasan daun papaya yang ditambahkan saat
2. Pembahasan proses pembuatan minyak. Minyak goreng
Pengolahan, penyimpanan, dan yang terbuat dari kelapa maupun kelapa
pendistribusian minyak yang tidak baik sawit umumnya berwarna kuning sampai
dapat mengakibatkan minyak mengalami dengan kuning pucat. Hal ini disebabkan
oksidasi. Oksidasi minyak inilah yang dapat karena minyak kelapa memilki zat warna
memicu timbulnya bilangan peroksida yang alamiah yang berupa karotenoid yang
merupakan indikator tingkat kerusakan menyebabkan timbulnya warna kuning.
minyak. Berdasarkan SNI 3741-2013 kadar Berdasarkan hasil pengujian bilangan
maksimal bilangan peroksida pada minyak peroksida terhadap sampel minyak goreng
goreng adalah sebesar 10 mek O2/kg, curah didapatkan hasil yaitu minyak goreng
sedangkan untuk kualitas fisik minyak curah 1; 12,2963 mek O2 /kg, minyak
goreng menurut SNI 3741-2013 untuk goreng curah 2; 6,5462 mek O2 /kg, minyak
warna minyak yaitu normal (kuning sampai goreng curah 3; 4,6061 mek O2 /kg, dan
kuning pucat), dan bau normal (tidak minyak goreng curah 4; 5,4658 mek O2 /kg.
tengik). Minyak goreng curah adalah minyak yang
Berdasarkan uji organoleptik untuk didistribusikan dan diperjualkan dengan
kualitas fisik (bau dan warna) dari sampel risiko tinggi mengalami oksidasi. Oksidasi
minyak yang diteliti, diperoleh hasil yaitu pada minyak goreng terjadi karena adanya
minyak curah 1 sampai minyak curah 4 pengaruh suhu, cahaya serta oksigen.
berbau tidak tengik dan berwarna kuning Minyak goreng curah yang dipasarkan di
jernih. Semua sampel minyak goreng curah pasar Payangan, dijual secara eceran oleh
dinyatakan memiliki kualitas fisik yang pedagang atau dibungkus dengan botol
normal sesuai dengan SNI 01-3741-2013. plastik, maupun dibungkus dengan plastik.
Bau yang tidak tengik dan warna kuning Minyak curah yang dijual secara eceran
jernih pada minyak curah menunjukan menyebabkan minyak curah mengalami
bahwa minyak tersebut memiliki kualitas kontak dengan oksigen di udara sehingga
fisik yang baik. Kualitas dari minyak dapat mempercepat terjadinya proses oksidasi dan
ditentukan berdasarkan ciri-ciri fisik menimbulkan bilangan peroksida. Minyak
minyak, dan uji kimia. curah yang dibungkus plastik maupun botol
Warna minyak dikatakan normal apabila plastik bening akan mengalami proses
berwarna kuning sampai dengan kuning oksidasi oleh adanya sinar matahari. Plastik
pucat (BSN, 2013). Warna pada minyak dan botol plastik yang berwarna bening
terdiri dari dua jenis yaitu zat warna alamiah tidak dapat melindungi minyak dari paparan
(Natural Coloring Matter), dan warna dari sinar matahari karena sinar matahari dapat
hasil degradasi zat warna alamiah. Hasil dari menembusnya sehingga minyak tersebut
uji kualitas fisik sampel minyak goreng terkena paparan sinar langsung dan
tradisional adalah minyak goreng tradisional menyebabkan oksidasi.
Number 1
5
Abstract :
Background Bilimbi is one of the medicine plants known by people for a long time.
Parts of bilimbi that often used are the leaves, fruits, and flowers. The leaves of bilimbi
have antimicrobial substances, those are tannins and formic acidwhich can inhibit the
growth of microorganism. ObjectiveThis research aims to identify the differentiation of
inhibition zone growth to Propionibacterium acnes at various concentration of bilimbi
leaf filtrate (AverrhoabilimbiLinn) in vitro. MethodThe method of this research is
posttest only control group design. The antibacterial activity test uses Kirby-Bauer disk
diffusion method.Result There are zero zone of inhibition on concentration of 10% and
20%, on 30% concentration is 6 mm of inhibition zone, on 40% concentration is 7 mm
of inhibition zone, and on 50% concentration is 8 mm of inhibition zone. The result is
not in normal data distribution on the test of Kolmogorov Smirnov, so the data tested on
Kruskal Wallis test and continued by Mann Whitney test. ConclusionThe result of this
research shows that there is the differentiation of inhibition zone growth to
Propionibacterium acnes, in which the inhibition zone is varied depend on the
concentration of bilimbi leaf filtrate (Averrhoabilimbi Linn).
Konsentrasi 20 % 1 ml 4 ml
HASIL DAN PEMBAHASAN mm, 6 mm, dan 7 mm. Pada replikasi II dari
Hasil tiga kali pengulangan diperoleh panjang
Karakteristik daun belimbing wuluh diameter zona hambat sebesar 6 mm.
(Averrhoa bilimbiLinn) yang digunakan Sehingga rerata panjang diameter zona
adalah daun belimbing wuluh yang masih hambat yang diperoleh dari replikasi I dan
muda dan segar dengan 15-21 pasang anak replikasi II adalah 6,16 mm ≈ 6 mm.
daun, permukaan atas daun berwarna hijau Berdasarkan tabel NCCLS (diameter zona
muda, hijau, sampai hijau kecoklatan. hambat 19 mm), perasan daun belimbing
Helaid aun yang digunakan adalah helai wuluh konsentrasi 30% termasuk dalam
daun pertama hingga helai daun ke- kategori resisten.
10.Berdasarkan hasil pengamatan, diameter Pada perasan daun belimbing wuluh
zona hambat yang terbentuk yaitu sebagai konsentrasi 40%, diameter zona hambat
berikut: untuk kontrol positif dengan yang terbentuk pada replikasi I dan replikasi
menggunakan antibiotik Tetrasiklin 30 mcg II dalam tiga kali pengulangan berturut-turut
menunjukkan adanya diameter zona hambat sebesar 7 mm. Sehingga rerata panjang
mulai dari replikasi I hingga replikasi II diameter zona hambat yang diperoleh dari
dengan hasil rerata 26 mm. Kontrol negatif replikasi I dan replikasi II adalah 7 mm.
dengan aquades steril tidak menunjukkan Berdasarkan tabel NCCLS (diameter zona
adanya zona hambat baik pada replikasi I hambat 19 mm), perasan daun belimbing
hingga replikasi II, hal ini dikarenakan wuluh konsentrasi 40% termasuk dalam
dalam control negative tidak terkandung zat kategori resisten.
anti bakteri yang mampu menghambat Pada perasan daun belimbing wuluh
pertumbuhan Propionibacterium acnes. konsentrasi 50% menunjukkan adanya
Perasan daun belimbing wuluh diameter zona hambat pada replikasi I dan
konsentrasi 10% yang ditanam pada media replikasi II. Panjang diameter zona hambat
Mueller Hinton Agar tidak menunjukkan perasan daun belimbing wuluh konsentrasi
adanya diameter zona hambat. Nilai rerata 50% yang terbentuk pada replikasi I dalam
diameter zona hambat perasan daun tiga kali pengulangan berturut- turut sebesar
belimbing wuluh konsentrasi 10% pada 8 mm. Pada replikasi II dalam tiga kali
replikasi I dan replikasi II dalam tiga kali pengulangan berturut- turut sebesar 7 mm, 8
pengulangan adalah 0 mm. Berdasarkan mm, dan 8 mm. Sehingga rerata panjang
tabel NCCLS (diameter zonahambat 19 diameter zona hambat yang diperoleh dari
mm), perasan daun belimbing wuluh replikasi I dan replikasi II adalah sebesar
konsentrasi 10% termasuk dalam kategori 7,83 mm ≈ 8 mm. Berdasarkan tabel
resisten. NCCLS (diameter zona hambat 19 mm),
Perasan daun belimbing wuluh perasan daun belimbing wuluh konsentrasi
konsentrasi 20% tidak menunjukkan adanya 50% termasuk dalam kategori resisten.
diameter zona hambat. Nilai rerata diameter Data hasil penelitian diuji dengan
zona hambat perasan daun belimbing wuluh Kolmogorov Smirnov dan didapat data
konsentrasi 20% pada replikasi I dan berdistribusi tidak normal. Kemudian
replikasi II dalam tiga kali pengulangan dilanjutkan dengan uji Kruskal Wallis untuk
adalah 0 mm. Berdasarkan tabel NCCLS mengetahui apakah terdapat perbedaan zona
(diameter zona hambat 19 mm), perasan hambat pertumbuhan Propionibacterium
daun belimbing wuluh konsentrasi 20% acnes pada berbagai konsentrasi perasan
termasuk dalam kategori resisten. daun belimbing wuluh. Setelah dilakukan
Panjang diameter zona hambat perasan analisis, diperoleh hasil nilai probabilitas (p)
daun belimbing wuluh konsentrasi 30% 0,000 (p < α) yang berarti ada perbedaan
yang terbentuk pada replikasi I dalam tiga zona hambat pertumbuhan
kali pengulangan berturut-turut sebesar 6 Propionibacterium acnes pada berbagai
konsentrasi perasan daun belimbing wuluh. tidak mengandung zat atau bahan tertentu
Hasil uji Mann Whitney menunjukkan yang dapat mempengaruhi pertumbuhan
bahwa terdapat perbedaan zona hambat pada bakteri, khususnya dalam menghambat
masing-masing konsentrasi perasan daun pertumbuhan Propionibacterium acnes.
belimbing wuluh, kecuali pada konsentrasi Diameter zona hambat yang terbentuk
10% dengan 20%.Hal tersebut dapat dilihat pada masing- masing konsentrasi perasan
dari nilai probabilitas (p) masing- masing daun belimbing wuluh berbeda-beda. Pada
konsentrasi yang kurang dari 0,05. konsentrasi 10% dan 20% tidak terbentuk
zona hambat (0 mm), sedangkan pada
Pembahasan konsentrasi 30%, 40% dan 50% membentuk
Berdasarkan hasil penelitian, panjang diameter zona hambat dengan rerata
diameter zona hambat rerata pada control berturut-turut sebesar 6 mm, 7 mm dan 8
positif adalah 26 mm, ini termasuk kategori mm. Berdasarkan hasil tersebut dapat
sensitive karena melebihi batas diameter dilihat bahwa diameter zona hambat terkecil
zona hambat pada NCCLS yaitu sebesar 19 terbentuk pada konsentrasi 30% dan
mm. Kontrol negative menggunkan aquades diameter zona hambat terbesar terbentuk
steril, tidak terbentuk zona hambat karena pada konsentrasi 50%.
Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa berbanding lurus dengan pembentukan zona
terdapat perbedaan diameter zona hambat hambat mulai pada konsentrasi 30 %
yang terbentuk pada masing-masing sampai dengan konsentrasi 50%. Hasil
konsentrasi perasan daun belimbing wuluh. penelitian ini bila dibandingkan dengan
Perbedaan diameter zona hambat tersebut penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
ditunjukkan dari adanya peningkatan Damayanti (2014)7. Pada uji aktivitas
panjang diameter zona hambat. Pada bakteri dengan menggunakan metode difusi
konsentrasi yang lebih tinggi aktivitas agar cakram membuktikan bahwa larutan
bakteri banyak dapat menghambat bawang putih menunjukkan adanya daya
pertumbuhan bakteri. Perbandingan hambat pada bakteri Propionibacterium
konsentrasi perasan daun belimbing wuluh acnes,yaitu pada konsentrasi 55% dengan
Number 1
6
Abstract :
Introduction, Typhoid fever, also known as typhoid, is a common worldwide illness,
transmitted by the ingestion of food or water contaminated by the feces of an infected
person, which contain the bacterium Salmonella enterica serovar typhi. The bacteria
then perforate through the intestinal wall and are phagocytized by macrophages. The
diagnosis of these infections are challenging because it can have diverse clinical
manifestations with symptoms that overlap with a wide spectrum of other diseases.
Application of a dipstick assay is for detection of Salmonella typhi-specific IgM
antibodies. The dipstick assay may thus also be useful for the serodiagnosis of culture-
negative patients with clinical signs and symptoms consistent with typhoid fever.
Methods, Dipstick assay is based on the binding of human Brucella- or Salmonella
enterica serovar typhi-specific Immunoglobulin M (IgM) antibodies with the respective
antigen, which is detected with an anti-human IgM dye conjugate. IgM has been
reported to appear a few days after infection, reaching a peak within 3 to 4 weeks, and
then it declines gradually over a similar period of time. The samples was incubated for
2 h at 35°C. The built-in internal control band provided a check on the integrity of the
detection reagent and the presence of serum. Conclusion, The advantages of the
dipstick assay are that the result can be obtained on the same day allowing a prompt
treatment, that only a small volume of serum is needed, and that no special laboratory
equipments are needed to perform the assay. The stability of the reagents of the dipstick
and the simplicity of the assay allows its use in places with lack of laboratory facilities.
adalah protein labil terhadap panas.2 sama pada beberapa penyakit lain pada
Salmonella typhi yang biasanya terdapat anak, terutama pada minggu pertama sakit.l
dalam feses dan urin dari penderita demam Manifestasi klinis demam tifoid
tifoid, masuk ke dalam tubuh manusia seringkali tidak khas dan sangat bervariasi
melalui makanan dan air yang tercermar.1 yang sesuai dengan patogenesis demam
Di dalam usus halus, Salmonella typhi akan tifoid. Spektrum klinis demam tifoid tidak
masuk ke dalam sirkulasi darah menuju khas dan sangat lebar, dan asimtomatik atau
organ sistem retikuloendothelial untuk yang ringan, berupa panas disertai diare
bereplikasi dan terjadi bakteriemia primer.10 yang mudah disembuhkan sampai dengan
Masa inkubasi 10-14 hari diawali dengan bentuk klinis yang berat baik berupa gejala
gejala prodromal, kemudian timbul demam sistemik panas tinggi, gejala septik yang
yang besifat menetap terutama sore dan lain, ensefalopati atau timbul komplikasi
malam hari.3 gastrointestinal berupa perforasi usus atau
Penyakit ini juga merupakan masalah perdarahan. Hal ini mempersulit penegakan
kesehatan masyarakat yang penting karena diagnosis berdasarkan gambaran klinisnya
penyebarannya berkaitan erat dengan saja, sehingga dalam penegakan diagnosis
urbanisasi, kepadatan penduduk, kesehatan diperlukan konfirmasi pemeriksaan
lingkungan yang kurang memadai, sumber laboratorium sebagai penunjang untuk
air dan sanitasi yang buruk serta standar penegakan diagnosis demam tifoid.5
higiene industri pengolahan makanan yang Berbagai metode diagnostik masih terus
masih rendah.1 dikembangkan untuk mencari cara yang
Besarnya angka pasti kasus demam tifoid cepat, mudah dilakukan dan murah biayanya
di dunia sangat sulit ditentukan karena dengan sensitivitas dan spesifisitas yang
penyakit ini dikenal mempunyai gejala tinggi. Hal ini penting untuk membantu
dengan spektrum klinis yang sangat luas. usaha penatalaksanaan penderita secara
Data World Health Organization (WHO) menyeluruh yang juga meliputi penegakan
tahun 2003 memperkirakan terdapat sekitar diagnosis sedini mungkin dimana pemberian
17 juta kasus demam tifoid di seluruh dunia terapi yang sesuai secara dini akan dapat
dengan insidensi 600.000 kasus kematian menurunkan ketidaknyamanan penderita,
tiap tahun. Di Indonesia kasus ini tersebar insidensi terjadinya komplikasi yang berat
secara merata di seluruh propinsi dengan dan kematian serta memungkinkan usaha
insidensi di daerah pedesaan 358/100.000 kontrol penyebaran penyakit melalui
penduduk/tahun dan di daerah perkotaan identifikasi karier.4
760/100.000 penduduk/tahun atau sekitar Salah satu kunci keberhasilan
600.000 dan 1.5 juta kasus per tahun. Umur pengendalian demam tifoid adalah pencarian
penderita yang terkena di Indonesia kasus yang diikuti dengan terapi dini dan
dilaporkan antara 3-19 tahun pada 91% akurat disamping penyuluhan kesehatan,
kasus.4 dan vaksinasi. Untuk keperluan pencarian
Beberapa faktor penyebab demam tifoid kasus dibutuhkan sarana diagnosis yang
masih terus menjadi masalah kesehatan akurat, praktis, dan murah, yang dapat
penting di negara berkembang meliputi pula menegakkan diagnosis lebih dini.6
keterlambatan penegakan diagnosis pasti.1 Dalam menegakkan diagnosis diperlukan
Penegakan diagnosis demam tifoid saat ini ketersediaan alat deteksi dini yang praktis
dilakukan secara klinis dan melalui dalam mendeteksi antibodi IgM spesifik
pemeriksaan laboratorium. Diagnosis tifoid pada penderita suspek demam tifoid.
demam tifoid secara klinis seringkali tidak Tes Typhoid Dipstick merupakan suatu tes
tepat karena tidak ditemukannya gejala baru yang dapat mendeteksi antibodi IgM
klinis spesifik atau didapatkan gejala yang spesifik terhadap antigen Salmonella typhi
dengan tingkat sensitifitas spesifisitas yang
tinggi.7 Tes tifoid dipstik (Serotype Typhi komplikasi pendarahan dan perforasi
IgM dipstick assay) ditemukan oleh H.L. intestinal. Kemudian kuman Salmonella
Smits dari Departement of Biomedical typhi ini menembus ke lamina propia,
Research, Royal Tropical Institute, masuk aliran limfe dan mencari kelenjar
Amsterdam, The Netherlands. Tes Typhoid limfe mesenterial yang juga mengalami
Dipstick dapat mendeteksi antibody IgM hipertrofi. Melalui kelenjar limfe
spesifik terhadap antigen LPS S. typhi mesenterial , kuman masuk aliran darah
dengan membran nitroselulosa yang sistemik dan mencapai sel-sel retikulo
mengandung 2-mm garis lebar dari endothelial, hati dan limpa. Setelah
immobilized antigen S. typhi sebagai pita melewati kelenjar limfe ini, kuman
pendeteksi dan garis yang terpisah dari Salmonella typhi masuk aliran darah melalui
antibodi IgM anti-human immobilized ductud thoracicus. Kuman Salmonella typhi
sebagai reagen control. Bagian yang lain mencapai hati melalui sirkulasi portal
mengandung nitrocellulose dilekatkan pada dari usus. Salmonella typhi bersarang di
bidang belakang yang kaku.8 plaque Peyeri, limpa, hati, dan bagian-
bagian lain system retikuloendotelial.
PEMBAHASAN Semula disangka demam dan gejala-gejala
Kuman Salmonella typhi berbentuk toksemia pada demam tifoid disebabkan
basil gram negatif, bergerak, tidak oleh endotoksemia. Tapi kemudian
berkapsul, tidak membentuk spora, tetapi berdasarkan penelitian eksperimental
memiliki fimbria, bersifat aerob dan anaerob disimpulkan bahwa endotoksemia bukan
fakultatif Basil Salmonella typhi ini merupakan penyebab utama demam dan
mempunyai struktur yang terdiri dari gejala-gejala toksemia pada demam tifoid.
antigen somatic O, antigen flagel H, antigen Kuman Salmonella typhi menghasilkan
Vi. Kuman ini biasanya terdapat di dalam endotoksin yang merupakan kompleks
kotoran, urine manusia, dan juga pada lipopolisakarida dan dianggap berperan
makanan dan minuman yang tercemar penting pada patogenesis demam tifoid,
kuman yang dibawa oleh lalat. Jadi karena membantu terjadinya proses
makanan atau minuman yang dikonsumsi inflamasi local pada jaringan tempat kuman
manusia telah tercemar oleh komponen Salmonella typhi berkembang biak. Demam
feses atau urine dari pengidap penyakit pada tifoid disebabkan karena Salmonella
demam tifoid. Beberapa kondisi kehidupan typhi dan endotoksinnya merangsang
manusia yang berperan seperti kebersihan sintesis dan pelepasan zat pirogen oleh
dari perorangan yang rendah, kebersihan leukosit pada jaringan yang meradang. Oleh
makanan dan minuman yang rendah, karena Salmonella ini bersifat intraseluler
sanitasi lingkungan yang kumuh dan kotor, maka hampir semua bagian tubuh dapat
penyediaan air bersih bagi warga yang tidak diserang dan kadang-kadang pada jaringan
memadai, belum memadainya program yang terinvasi dapat timbul fokal-fokal
imunisasi untuk demam tifoid.9 infeksi.10
lebih sensitif daripada Widal TO test (Titer konfirmasi hasil dari uji hapusan. Ketepatan
≥ 1/400).2,3 dan spesifisitas uji widal tabung lebih baik
Hasil yang ditunjukan tes tifoid dipstik dibandingkan dengan uji widal hapusan.
untuk mendeteksi antibodi IgM serotype Selama ini laboratorium klinik yang tidak
LPS atau semua jenis bakteri lebih baik memiliki sarana mikrobiologi klinik yang
dibandingkan tes Widal TO. Uji ini terbukti lengkap tidak dapat melaksanakan uji widal
mudah dilakukan, cepat, dapat diandalkan tabung, mereka hanya dapat melaksanakan
serta mungkin lebih besar manfaatnya pada pemeriksaan uji widal hapusan dengan nilai
penderita yang menunjukan gambaran klinis ketepatan dan spesifisitas yang lebih rendah
tifoid dengan hasil kultur negatif atau di dibanding uji widal tabung. Padahal,
tempat dimana penggunaan antibiotik tinggi diagnosis demam tifoid sebaiknya
dan tidak tersedia perangkat pemeriksaan ditegakkan dengan memakai metode
kultur secara luas. Pemeriksaan ini pemeriksaan yang memiliki ketepatan,
menggunakan komponen yang sudah sensitivitas dan spesifitas yang baik.12,13
distabilkan, tidak memerlukan alat yang Interpretasi dari uji Widal ini harus
spesifik dan dapat digunakan di tempat yang memperhatikan beberapa faktor antara lain
tidak mempunyai fasilitas laboratorium yang sensitivitas, spesifisitas, stadium penyakit,
lengkap. Salah satu kelemahan tes Typhoid faktor penderita seperti status imunitas dan
Dipstick ini adalah harganya yang lebih status gizi yang dapat mempengaruhi
mahal dibandingkan tes lainnya.15 pembentukan antibodi, gambaran
imunologis dari masyarakat setempat
Perbandingan antara tes widal dengan tes (daerah endemis atau non-endemis), faktor
Typhoid Dipstick sebagai tes antigen, teknik serta reagen yang
saring penderita suspek demam tifoid. digunakan.1 Ada beberapa kesulitan yang
Uji Widal merupakan suatu metode berhubungan dengan evaluasi tes widal,
serologi baku dan rutin digunakan sejak diantaranya level aglutinin yang berbeda-
tahun 1896. Di Indonesia pemeriksaan beda ditemukan pada populasi non infeksi
Widal sebagai pemeriksaan penunjang untuk dari area berbeda. Variasi ini tergantung
menegakkan diagnosis tifoid paling sering pada derajat penyakit endemik pada daerah
digunakan. Meskipun ternyata pemeriksaan tersebut. Kondisi tersebut juga tergantung
ini sering menimbulkan kerancuan dan pada level infeksi pada Salmonella yang lain
mengakibatkan kesalahan diagnosis.1 dengan reaksi antigen si1ang.1,7
Prinsip uji Widal adalah memeriksa Uji widal memiliki kelemahan sehingga
reaksi antara antibodi aglutinin dalam serum dapat memberi informasi yang tidak relevan.
penderita yang telah mengalami Kelemahan uji widal antara lain:
pengenceran berbeda-beda terhadap antigen 1. Uji ini merupakan tes imunologik dan
somatik (O) dan flagela (H) yang seharusnya dikerjakan dalam keadaan
ditambahkan dalam jumlah yang sama yang baku.
sehingga terjadi aglutinasi. Pengenceran 2. S.typhi mempunyai antigen O dan
tertinggi yang masih menimbulkan antigen H yang sama dengan
aglutinasi menunjukkan titer antibodi dalam Salmonella lainnya, maka kenaikan titer
serum.1,12 antibodi ini tidak spesifik untuk S.typhi.
Teknik aglutinasi ini dapat dilakukan 3. Penentuan hasil positif mungkin
dengan menggunakan uji hapusan (slide didasarkan atas titer antibodi dalam
test) atau uji tabung (tube test). Uji hapusan populasi daerah endemis yang secara
dapat dilakukan secara cepat dan digunakan konstan terpapar dengan organisme
dalam prosedur penapisan sedangkan uji tersebut dan mempunyai titer antibodi
tabung membutuhkan teknik yang lebih mungkin lebih tinggi daripada daerah
rumit tetapi dapat digunakan untuk
non endemis pada orang yang tidak menyimpulkan bahwa titer aglutinin H dan
sakit sekalipun. O ≥1/320 sebagai diagnosis yang
4. Tidak dihasilkannya antibodi terhadap signifikan.5 Sehingga, uji Widal sulit
Salmonella karena rendahnya stimulus dijadikan pegangan sebagai metode standar
yang dapat merangsang timbulnya diagnosis yang baku karena belum ada
antibodi, sehingga produksi antibodi kesepakan nilai standar aglutinasi (Cut- off
terganggu dan hasil uji Widal menjadi point) Sehingga untuk mencari standar titer
negatif.13 uji widal harus diketahui titer dasar
Berdasarkan kemungkinan-kemungkinan (Baseline titer) anak sehat pada populasi
uji Widal tersebut di atas, maka walaupun daerah endemis seperti Indonesia.6
secara bakteriologik dinyatakan positif S. Tes widal juga dipengaruhi oleh
typhi, hasil uji Widal dapat memberi hasil antibiotik yang dikonsumsi penderita
negatif; sebaliknya hasil uji Widal negatif sebelumnya, yang dapat mengakibatkan
belum dapat menyingkirkan diagnosis hasil tes menjadi false positive. Pada area
demam tifoid (False Negative). Akan tetapi endemik, dimana populasi secara konstan
perlu diperhatikan pula bahwa Salmonella terpapar faktor risiko, respon terhadap
serogrup D lainnya dan beberapa organisme infeksi lebih cepat, lebih sering
grup A dan B memiliki antigen yang mengkonsumsi antibiotik, sehingga dapat
digunakan pada uji Widal, oleh karena itu meningkatkan titer aglutinin dibandingkan
uji Widal tidak spesifik untuk S. typhi populasi yang sedikit mengkonsumsi
saja.7,15 antibiotik pada daerah non-endemik.
Kelemahan lainnya adalah, rendahnya Disamping itu, widal juga dipengaruhi
sensitifitas dan spesifisitas serta sulitnya persiapan standar antigen yang buruk,
melakukan interpretasi. Disebut sensitifitas imunisasi sebelumnya dengan vaksin TAB,
rendah, karena adanya sejumlah penderita dan teknik pemeriksaan yang berbeda-
dengan hasil biakan positif tetapi tidak beda.1,5,6
pernah dideteksi adanya antibodi dengan uji
Widal. Dikatakan spesifisitas rendah, karena SIMPULAN
semua grup D salmonella mempunyai Dari pemaparan di atas, maka dapat
antigen O, demikian juga grup A dan B ditarik suatu kesimpulan bahwa :
salmonella. Semua grup D Salmonella 1. Tes Typhoid Dipstick dapat membantu
mempunyai fase H antigen yang sama menegakkan diagnosis lebih dini pada
dengan Salmonella typhi. Titer H tetap penderita suspek demam tifoid yang
meningkat dalam waktu sesudah infeksi. demam kurang dari tujuh hari.
Berdasarkan percobaan yang dilakukan 2. Tes Typhoid Dipstick dapat dilakukan
Tikky pang dkk., pada area endemik seperti di tingkat Puskesmas atau Rumah sakit
Malaysia, aglutinin S. typhi antara H dan O yang belum mempunyai fasilitas
dikatakan normal sampai titer 1/160. laboratorium lengkap.
Penemuan ini diperkuat dengan hasil 3. Pada Tes Typhoid Dipstick dapat
penelitian pada daerah endemik lainnya mendeteksi antibodi pada pasien yang
seperti Sri Lanka, dimana titer aglutinin diobservasi pada minggu pertama,
sampai 1/80 dianggap normal, sehingga kedua maupun ketiga dari timbulnya
terdapat perbedaan dasar interpretasi untuk penyakit.
tiap-tiap daerah.5,6,10 4. Tes Typhoid Dipstick memiliki
Titer 1/50 dan 1/100 pada spesimen sensitifitas dan spesifisitas yang lebih
tunggal, merupakan hasil yang signifikan tinggi dibandingkan tes widal TO.
pada area non endemik, tetapi bukan 5. Tes Typhoid Dipstick mudah dilakukan,
diagnosis yang signifikan pada area cepat, dapat diandalkan serta
endemik. Beberapa penelitian bermanfaat bagi penderita yang
Number 7
Abstract :
Red betel (Piper crocatum) is a type of betel nut that grows in many tropical regions,
particularly Indonesia. Phytochemical compounds contained in red betel include
alkaloids, flavonoids, karvakol, eugenol, saponins and tannins. The active substance
can stimulate the central nervous, stimulate thought, increases peristalsis, and relieve
snoring. It also has the effect of preventing premature ejaculation, expectorant,
antiseptic, antibiotic, anti-fungi, anti-convulsive, analgesic, relieving spasms in smooth
muscle, suppressing motion control, reduce the secretion vaginal secret, suppressing
the immune system, liver protective, and anti-diarrhea, Tannins are generally soluble in
water and will increase when dissolved in hot water, the highest levels of tannins is on
the water with temperature 100ºC or in boiling water (rasanya ada kata sambung
yang kurang. Coba diperhatikan lagi). In addition, processing techniques of boiled
drugs is convenient and practically regarded by public (susunan katanya kurang
tepat. Coba diperbaiki lagi). Consuming red betel leaf decoction regularly and with the
proper dose would be able to lower blood sugar levels.
CHOLERAE
eugenol, saponin, dan tanin.3 Zat aktif a-glukosidase sebagai salah satu katalisator
tersebut dapat merangsang saraf pusat, yang berfungsi mengikat hidrolisis
merangsang daya pikir, meningkatkan karbohidrat menjadi glukosa (gula
peristaltik, dan meredakan sifat mendengkur. sederhana) di usus. 1
Selain itu juga memiliki efek mencegah Senyawa tanin berperan penting untuk
ejakulasi prematur, ekspektoran, antiseptik, melindungi tumbuhan dari pemangsaan oleh
antibiotik, mematikan cendawan, antikejang, herbivora dan hama, serta dalam pengaturan
analgesik, pereda kejang pada otot polos, pertumbuhan.10 Tanin lebih banyak ada
penekan kendali gerak, mengurangi sekresi pada daun yang muda (pucuk) atau pun pada
sekret vagina, penekan kekebalan tubuh, buah yang masih muda. Dari beberapa
pelindung hati, dan anti diare.5 penelitian yang berkaitan tentang tanin pada
Tanin (atau tanin nabati, sebagai lawan daun diketahui bahwa ada perbedaan
tanin sintetik) adalah suatu senyawa kandungan tanin sesuai dengan tingkat umur
polifenol yang berasal dari tumbuhan, daunnya.10 Dengan mengonsumsi rebusan
berasa pahit dan kelat, bereaksi dan daun sirih merah secara teratur dan dengan
menghasilkan protein, atau berbagai dosis yang tepat akan mampu menurunkan
senyawa organik lainnya (maksud kalimat kadar gula darah.11 Rebusan daun sirih
ini bagaimana? Bereaksi dengan merah mampu menurunkan kadar gula darah
mengumpulkan protein?) termasuk asam penderita Diabetes Mellitus.12
amino dan alkaloid.6 Tanin merupakan salah Tanin adalah suatu senyawa polifenol
satu hasil metabolisme sekunder yang yang berasal dari tumbuhan, berasa pahit
berkhasiat sebagai obat, dikarenakan tanin dan kelat, yang bereaksi dengan
bersifat antimikroba (bakteri dan virus).3 mengumpulkan protein, atau berbagai
Beberapa penelitian terhadap aktivitas senyawa organik lainnya termasuk asam
antimikroba daun sirih merah telah amino dan alkaloid.13 Menurut batasannya,
dilakukan, namun belum memperhatikan tanin dapat bereaksi dengan protein
umur daun sirih merah yang digunakan membentuk kapolismer mantap yang tidak
sebagai sampel. larut dalam air. Dalam industri, tanin adalah
Tujuan penulisan ini adalah untuk senyawa yang berasal dari tumbuhan, yang
mengetahui kadar tanin pada air rebusan mampu mengubah kulit hewan yang mentah
daun sirih merah. Pemilihan air rebusan menjadi kulit siap pakai karena
sebagai teknik pengolahan sirih merah kemampuannya menyambung silang
dikarenakan merebus adalah cara 14
protein. Tanin dapat ditemukan dalam
pengolahan obat tradisional yang paling bagian yang berbeda dari tumbuhan,
mudah dan dianggap praktis oleh misalnya pada daun, periderm, jaringan
masyarakat.8 Selain itu, dinyatakan juga pembuluh, buah yang belum masak, kulit
bahwa tanin yang larut dalam air memiliki biji, dan jaringan yang tumbuh karena
kelarutan yang tinggi dalam air panas.9 adanya penyakit. Tanin dapat ditemukan
dalam sel biasa atau dalam idioblas. Di
PEMBAHASAN dalam sel, tanin terdapat dalam vakuola atau
Daun sirih merah merupakan salah satu dalam bentuk tetes dalam sitoplasma dan
tanaman yang berkhasiat menurunkan sering kali masuk ke dalam dinding sel,
kadar gula darah. Daun sirih merah misalnya jaringan gabus. Tanin berperan
mengandung senyawa kimia yang dapat sebagai pelindung tumbuhan untuk melawan
menurunkan kadar gula darah yaitu dehidrasi, pembusukan, dan perusakan oleh
flavonoid, alkaloid, dan tanin. Pada hewan. Secara komersial, tanin digunakan
penelitian lain telah diteliti mengenai khususnya dalam industri penyamakan
mekanisme cara kerja flavonoid yang kulit.15
berperan untuk aktivasi inhibitor
CHOLERAE
Senyawa-senyawa tanin ditemukan pada bakterostatik, fungistatik dan merupakan
banyak jenis tumbuhan. Berbagai senyawa racun.9 Tanin adalah senyawa organik yang
ini berperan penting untuk melindungi terdiri dari campuran senyawa polifenol
tumbuhan dari pemangsaan oleh herbivora kompleks, dibangun dari elemen C, H dan O
dan hama, serta dalam pengaturan serta sering membentuk molekul besar
pertumbuhan. Tanin lebih banyak ada pada dengan berat molekul lebih besar dari
daun yang muda (pucuk), yang secara fisik, 2000.13 Tanin merupakan senyawa hasil
akan jelas kelihatan perbedaan antara pucuk metabolisme sekunder yang termasuk dalam
dan daun yang tua sedangkan untuk kelompok senyawa fenolat juga merupakan
mengetahui kadarnya mesti dianalisa secara salah satu kandungan utama dari daun sirih
kuantitatif. Tanin yang terkandung dalam merah (Piper crocatum) yang berperan
buah muda menimbulkan rasa kelat (sepat); sebagai antimikroba.
perubahan-perubahan yang terjadi pada Sirih merah memiliki aroma yang khas,
senyawa tanin bersama berjalannya waktu daun yang berlendir dan terasa pahit, warna
berperan penting dalam proses pemasakan daun bagian atas hijau bercorak putih keabu-
buah.10 abuan, dan daun bagian bawah berwarna
Tanin memiliki efek diuretik, yaitu dapat merah hati cerah. Jika tanaman daun sirih
mengurangi jumlah air pada plasma darah merah ditanam di daerah yang memiliki
dengan membuangnya melalui urin. tingkat panas atau mendapatkan sinar
Mekanisme ini sangat penting untuk matahari secara langsung, maka batang-
mengatur tekanan darah dan untuk batangnya akan mengering dan zat-zat yang
membuang komponen-komponen toksik terkandung dalam daun sirih merah ini
keluar dari tubuh kita. Selain itu, tanin perlahan-lahan akan menghilang.4
bersifat antibakteri dan antivirus.16 Tanin Pengolahan ramuan daun sirih merah
dapat merusak membran sel bakteri dan dapat dilakukan secara tunggal ataupun
mengerutkan dinding/membran sel bakteri pencampuran dengan tanaman obat yang
sehingga dapat mengganggu permeabilitas lain. Biasanya ramuan tersebut diolah
sel bakteri, hingga pertumbuhan bakteri dengan cara direbus. Perebusan tidak saja
akan terhambat atau bahkan mati. Sebagai berdasarkan menit / jam tetapi dilihat dari
antivirus, tanin dapat menghambat aktivitas banyaknya pengurangan jumlah air, dan
enzim yang diperlukan virus untuk biasanya terjadi pengurangan sekitar
memperbanyak diri sehingga virus sulit separuhnya. Sirih merah biasanya
berkembang.17 dimanfaatkan untuk mengobati berbagai
Tanin memiliki sifat umum, yaitu macam penyakit, seperti kencing manis,
memiliki gugus phenol dan bersifat koloid, jantung koroner, kanker rahim, kanker
sehingga jika terlarut dalam air bersifat payudara, ambeien, TBC, obat eksim, obat
koloid dan asam lemah. Tanin dapat larut sakit gigi, sariawan, keputihan akut, bau
dalam air (kalimat ini dihilangkan saja). badan, penyakit kelamin dan masih banyak
Kelarutannya besar dan akan meningkat lagi penyakit yang dapat diobati dengan
apabila dilarutkan dalam air panas. Begitu sirih merah.18 Produk olahan daun sirih
juga tanin akan larut dalam pelarut organik merah yang banyak ditemukan di kalangan
seperti metanol, etanol, aseton dan pelarut masyarakat dalam bentuk kapsul yang bisa
organik lainnya. Ikatan kimia yang terjadi langsung dikonsumsi. Tetapi ada juga
antara tannin-protein atau polimer-polimer sebagian masyarat meramunya sendiri baik
lainnya terdiri dari ikatan hidrogen, ikatan untuk obat luar ataupun obat dalam.
ionik, dan ikatan kovalen. Tanin berwarna Misalnya, ramuan sirih merah yang
putih kekuning-kuningan sampai coklat digunakan untuk kanker payudara adalah
terang, tergantung dari sumber tanin daun sirih yang dipilih bawahnya berwarna
tersebut. Tanin mempunyai sifat atau daya merah merata dan segar kemudian dicuci
CHOLERAE
bersih diolah dengan cara merebus 6 lembar maka dalam penggunaannya tidak dilakukan
daun sirih ukuran besar dan batangnya dalam jangka waktu yang lama dan harus
sepanjang 15 cm dengan 4 gelas air (800 ml) memperhatikan dosisnya, misalnya yang
sampai mendidih dan tersisa 2 gelas, dibutuhkan sebagai obat efektif 500 mg, tapi
kemudian disaring. Ramuan ini bisa tanaman itu hanya 5 mg.20 Tanaman herbal
digunakan untuk 2 hari dan diminum selagi termasuk sirih merah memang bermanfaat
hangat 2 hari sekali, dan sekali minum 0,5 untuk kesehatan dan pencegahan penyakit.
gelas. Dalam penggunaannya, bisa Namun, tanaman herbal tidak dapat
ditambahkan 2 sendok teh madu murni. digunakan sebagai obat utama, tetapi hanya
Sedangkan untuk sariawan, ramuan sirih boleh sebagai pelengkap. 22 Penderita kanker
merah diolah dengan cara daun sirih merah payudara stadium II dan keputihan, dapat
yang tua dan segar sebanyak 5 lembar dan mengonsumsi kapsul ekstrak sirih merah,
temu mangga lima jari dicuci bersih dan teh celup sirih merah dan teh herbal yang
diiris tipis. Kedua bahan direbus dengan 2 bahan bakunya juga ada daun sirih
gelas air hingga tersisa 1 gelas. Setelah merahnya. Setelah minggu ketujuh
dingin, diminum 0,5 gelas dan sisanya untuk menggunakan sirih merah sebagai obat
kumur-kumur sampai habis. Jika cara ini alternatif, benjolan tinggal tersisa sangat
dilakukan selama 3 hari berturut-turut, kecil, pipih dan sama sekali tidak sakit.
biasanya radang pada gusi dan sariawan Bersama dengan sembuhnya benjolan di
akan sembuh pada hari keempat.19 payudara, keluhan infeksi disaluran mulut
Seluruh bagian tanaman sirih merah rahim pun berangsur sembuh.19
mengandung unsur-unsur zat kimia yang Walaupun kandungan senyawa aktif
bermanfaat untuk pengobatan, tetapi bagian dalam sirih merah belum banyak diketahui
tanaman sirih merah yang paling banyak tetapi banyak penderita penyakit menahun
digunakan sebagai obat adalah daunnya.18 mengaku sembuh berkat sirih merah. Seperti
Disamping sebagai antioksidan, sirih merah pada gangguan jantung, maag kronis, TBC
juga bersifat sebagai antiseptik, artinya ia tulang, keputihan akut, tumor payudara, dan
mampu mengeliminasi pertumbuhan komplikasi diabetes. Sebagai obat kumur,
mikroorganisme pada kulit. Misalnya jamur sirih membantu mencegah pembentukan
Candida albicans penyebab sariawan pada plak gigi dan radang gusi. Sirih merah juga
mulut dan gatal-gatal pada alat kelamin. dapat digunakan sebagai obat untuk
Golongan senyawa yang memiliki sifat penyakit yang berhubungan dengan darah,
sebagai antiseptik pada daun sirih merah obat stres (penenang), ekspektoran, obat
yaitu alkaloid, saponin, flavonoid, minyak batuk, menghentikan pendarahan, penurun
atsiri dan tannin. Tanaman sirih merah dapat demam, hingga tifus.5 Penyakit kanker juga
dimanfaatkan sebagai obat, baik untuk obat dinyatakan dapat disembuhkan dengan
luar ataupun obat yang diminum.20 Zat aktif serbuk atau rebusan dari daun sirih merah.
yang terkandung diseluruh bagian tanaman Selain itu, beberapa pengalaman di
dapat merangsang saraf pusat, daya pikir, masyarakat menunjukkan bahwa sirih merah
meningkatkan peristaltik, merangsang juga dapat menurunkan penyakit darah
kejang dan meredakan sifat dengkur.18 tinggi dan juga dapat menyembuhkan
Disamping kedua fungsi dan peran yang penyakit hepatitis.4
menguntungkan, sirih merah juga dapat Dalam salah satu penelitian, daun sirih
bersifat toksis artinya pada dosis berlebih merah segar ditimbang sebanyak 50 g,
akan menyebabkan keracunan, dan karena ditambahkan akuades sebanyak 250 ml, lalu
sifat antiseptiknya sirih merah dapat direbus dengan air mendidih sampai
menyebabkan ovarium kering jika volumenya menjadi 25 ml. Setelah itu
digunakan secara terus menerus.21 Agar sirih rebusan disaring untuk mendapatkan ekstrak
merah dapat bermanfaat dengan semestinya air daun sirih merah. Dari penelitian tersebut
CHOLERAE
diketahui pemberian ekstrak hingga dosis 20 Tanin yang teroksidasi akan mengubah
g per kg berat badan aman dikonsumsi dan fosmolibdat dalam folin denis menjadi
tidak bersifat toksik (racun).23 Adapun resep fosmolibdenim yang berwarna biru yang
tunggal rebusan daun sirih merah yaitu dapat menyerap sinar pada daerah panjang
: petik 4-6 lembar daun sirih merah dari gelombang ultraviolet-visibel.1 Kadar tanin
tanaman berumur 4-5 bulan yang segar, pada setiap jenis daun berbeda-beda, yang
warna merahnya cerah, serta bentuknya dapat dipengaruhi oleh tingkat umur daun.
lebar dan tebal. Cuci bersih sirih merah Namun tidak menutup kemungkinan bahwa
menggunakan air mengalir secara berulang. kondisi tanah, pemberian pupuk serta stress
Selanjutnya, iris daun sirih merah berukuran lingkungan baik secara fisik, biologis
kecil-kecil dan rebus dengan air sebanyak maupun kimiawi, perbedaan ruas daun dan
tiga gelas (600 ml) hingga mendidih dan jumlah kerapatan trikoma daun juga turut
tersisa satu setengah gelas. Minum ramuan mempengaruhi. 25
ini 2-3 kali, sekali minum setengah gelas.
Bagi penderita penyakit berat dianjurkan SIMPULAN
meminum ramuan ini selama dua minggu Senyawa fitokimia yang terkandung
berturut-turut.19 dalam rebusan daun sirih merah meliputi
Penelitian terhadap air rebusan daun sirih alkaloid, flavonoid, karvakol, eugenol,
merah dilakukan karena umumnya tanin saponin, dan tanin. Zat aktif tersebut dapat
dapat larut dalam air dan akan meningkat merangsang saraf pusat, merangsang daya
apabila dilarutkan dalam air panas.9 pikir, meningkatkan peristaltik, dan
Kelarutan kadar tanin tertinggi pada air meredakan sifat mendengkur. Selain itu juga
dengan suhu 100ºC atau pada air memiliki efek mencegah ejakulasi prematur,
mendidih.11 Selain itu merebus merupakan ekspektoran, antiseptik, antibiotik,
teknik pengolahan obat tradisional yang mematikan cendawan, antikejang, analgesik,
paling mudah dan dianggap praktis oleh pereda kejang pada otot polos, penekan
masyarakat. Ramuan daun sirih merah untuk kendali gerak, mengurangi sekresi pada
menurunkan kadar glukosa darah dapat cairan liang vagina, penekan kekebalan
dipadukan dengan tanaman obat lain atau tubuh, pelindung hati, dan anti diare. Pada
bisa digunakan secara tunggal yaitu dengan umumnya kadar tanin pada daun sirih merah
merebus 3 lembar daun sirih merah dengan dapat larut dalam air dan akan meningkat
3 gelas air hingga menjadi 1,5 gelas air. apabila dilarutkan dalam air panas.
Setelah dingin, air hasil rebusan diminum Kelarutan kadar tanin tertinggi pada air
sebanyak tiga kali sehari sebelum makan, dengan suhu 100ºC atau pada air mendidih.
dan sekali minum 0,5 gelas.24 Selain itu merebus merupakan teknik
Pemeriksaan kadar tanin pada air rebusan pengolahan obat tradisional yang paling
daun sirih merah dilakukan dengan metode mudah dan dianggap praktis oleh
spektrofotometri ultraviolet-visibel. masyarakat.
Keberadaan senyawa tanin, sterol, flavonoid
dan fenol hidrokuinon pada suatu ekstrak Saran
daun masing-masing ditunjukkan oleh Untuk masyarakat yang gemar minum
warna biru tua atau hijau kehitaman, hijau, ramuan herbal, disarankan untuk
dan merah.14 Untuk dapat dibaca serapannya mengonsumsi daun sirih merah untuk
pada daerah panjang gelombang ultraviolet- mencegah berbagai macam penyakit dan
visibel maka tanin harus direaksikan dengan menjaga kesehatan. Adapun resep tunggal
reagen pembentuk warna, yaitu folin denis. rebusan daun sirih merah yaitu : Petik 4-6
Pembentukan warnanya berdasarkan reaksi lembar daun sirih merah dari tanaman
reduksi oksidasi, dimana tanin sebagai berumur 4-5 bulan yang segar, warna
reduktor dan folin denis sebagai oksidator. merahnya cerah, serta bentuknya lebar dan
CHOLERAE
tebal. Cuci bersih sirih merah menggunakan 8. Kurniasih, 2013, Khasiat & Manfaat
air mengalir secara berulang. Selanjutnya, Daun Kelor, Yogyakarta : Pustaka Baru
iris daun sirih merah berukuran kecil-kecil Press.
dan rebus dengan air sebanyak tiga gelas 9. Ismarani, 2012, Potensi Senyawa Tanin
(600 ml) hingga mendidih dan tersisa satu dalam Menunjang Produksi Ramah
setengah gelas. Minum ramuan ini 2-3 kali, Lingkungan,
sekali minum setengah gelas. Bagi penderita (online)available,http://www.ejournalun
penyakit berat dianjurkan meminum ramuan isma.net/ojs/index.php/cefar/article/vie
ini selama dua minggu berturut-turut. w/659/591, (7 Maret 2015).
10. Sanjani, A., 2014, Tanin, (online)
available,
DAFTAR PUSTAKA https://www.academia.edu/7167644/uji
1. Andriyani, D. Pri I. P., & Binar A. D., _tanin, (7 Maret 2015).
2010, Penetapan Kadar Tanin Daun 11. Pardini, N. M. A., 2014, Perbedaan
Rambutan (Nephelium lappaceum.L) Kadar Tanin Pada Teh Hitam Celup
Dengan Variasi Umur Secara Berdasarkan Temperatur Air, Denpasar
Spektrofotometri Ultraviolet Visibel, : Poltekkes Kemenkes Denpasar
(online) available, Jurusan Analis Kesehatan.
http://jurnal.ump.ac.id/index.php/pharm 12. Ningtyas P. Z., Erma P., Endang S.,
acy/article/view/362, (6 Februari 2015). 2013, Pengaruh Kombinasi Urutan
2. Bassett, J., Denney, R. C., Jeffery, G. Daun Stephania hernandifolia Walp.
H., dan J. Mendham, 1994, Kimia dan Penambahan Volume Air terhadap
Analisis Kuantitatif Anorgnik, Jakarta : Kualitas dan Sineresis Cincau selama
Kedokteran EGC. Penyimpanan, (online) available,
3. Mardiana, L., 2013, Daun Ajaib http://ejournal.undip.ac.id/index.php/jan
Tumpas Penyakit, Jakarta : Penebar afis/article/view/3860, (12 Maret 2015).
Swadaya 13. Risnasari, I., 2002, Pemanfaatan Tanin
4. Rosdiana, A. & Wulan M. P., 2014, Sebagai Bahan Pengawet Kayu,
Khasiat Ajaib Daun Sirih Tumpas (online) available,
Berbagai Penyakit, Jakarta : Padi. http://library.usu.ac.id/download/fp/Hut
5. Trubus, 2012, Herbal Indonesia an-Iwan6.pdf, (7 Maret 2015).
Berkhasiat, Bukti Ilmiah & Cara Racik, 14. Harborne, J B. 1987. Metode Fitokimia.
Depok : PT Trubus Swadaya. ITB, Bandung.
6. Rizky, A., 2014, Buku Dasar-dasar 15. Mulyani, S., 2006, Anatomi Tumbuhan,
FarmakognosiKurikulum Jogjakarta : Kanisius.
2013BagiSMK Farmasi 16. Shofianti D., 2006, Potensi Antioksidi
KelasX(sepuluh)(online)available,https: Daun Mahkota Dewa (Phaleria
//books.google.co.id/books?id=CTBhB macrocarpa
AAAQBAJ&pg=PA26&dq=tanin&hl=i (Scheff.)Boerl.),(online)available,
d&sa=X&ei=vorVPLiNtC8uATRsYHI http://repository.ipb.ac.id/bitstream/han
CQ&redir_esc=y#v=onepage&q=tanin dle/123456789/47947/G06dso.pdf?sequ
&f=false,(7 Maret 2015). ence=1, (12 Maret 2015).
7. Reveny, J., 2011, Daya Antimikroba 17. Shabella, R., 2012, Terapi Daun Sukun,
Ekstrak dan Fraksi Daun Sirih Merah Klaten : Cable Book.
(Piper 18. Syariefa, E. 2006. Resep sirih Wulung
crocatum),(online)availablehttp://downl untuk Putih Merona Hingga Kanker
oad.portalgaruda.org/article.php?article Ganas, dalam Majalah Trubus No.434,
=95259&val=1576, (5 Februari 2015). tahun XXXVII Januari 2006, hlm 88.
CHOLERAE
19. Sudewo, B. 2005. Basmi Penyakit http://download.portalgaruda.org/article
dengan Sirih Merah. PT. AgroMedia .php?article=5313&val=199&title, (5
Pustaka, Jakarta. Maret 2015).
20. Cahyana, D. 2006. Sirtih Merah Musuh 24. Kharismawati, M., Pri I. P., & Retno
Baru Beragam Penyakit, dalam Majalah W., 2009, Penentuan Kadar Tanin
Trubus No.434, tahun XXXVII Januari Dalam Infusa Daun
2006, hlm 86. Salam(Syzygiumpolyanthum(Wight.)Wa
21. Duryatmo, S. 2006. Wajah Ganda Sirih lp),http://jurnal.ump.ac.id/index.php/ph
Merah, dalam Majalah Trubus No.434, armacy/article/view/388,(7 Maret 2015)
tahun XXXVII Januari 2006, hlm 93. 25. Kuntorini, E. M., Setya F., Maria D. A.,
22. Dasuki, U. 1994. Sistematika 2013, Struktur Anatomi dan Uji
Tumbuhan Tinggi. Pusat Antar Aktivitas Antioksidan Ekstrak Metanol
Universitas Bidang Ilmu Hayati. ITB, Daun Kersen (Muntingia calabura),
Bandung (online) available,
23. Safithri, M., Farah F., & Paramitha W. http://jurnal.fmipa.unila.ac.id/index.php
N. M., 2012, Analisis Proksimat dan /semirata/article/view/685/505, (11
Toksisitas Akut Ekstrak Daun Sirih, Maret 2015).
Yang Berpotensi Sebagai Antidiabetes,
(online) available,
Number 18
Abstract :
Background black tea contains polyphenol compounds, one of them is tannin. Tannins
have a great degree of solubility, can be increased when dissolved in hot water. The
increment of temperature causes the contact between the particles of substances
(tannins) with molecular medium (water) in which the colloidal particles will be greater
so that obtained higher levels. Objective this research aims to determine the differences
levels of tannins in the black tea bag which brewed with variety of water temperature.
Methods this research is quasi experimental with posttest-only design. The treatment is
brewed with water temperature of 60 degrees Celcius, 75 degrees Celcius, 90 degrees
Celcius and 100 degrees Celcius. Results the average levels of tannins in water
temperature of 60 degrees Celcius, 75 degrees Celcius, 90 degrees Celcius and 100
degrees Celcius are 0.363%, 0.432%, 0.477% and 0.511%, respectively. Conclusions
based on statistical tests with One-Way ANOVA Test and LSD test, showed asymp sig
value <0.05, suggesting there are significant differences between the levels of tannins in
all treatment groups.
CHOLERAE
seduh biasa karena umumnya membutuhkan spektrofotometri. Sampel teh celup diseduh
waktu yang lebih singkat dalam proses dengan air suling (aquadest) yang telah
penyeduhannya. Setiap orang memiliki dipanaskan dan diukur temperaturnya sesuai
kebiasaan yang berbeda dalam proses masing-masing perlakuan, direaksikan
penyeduhan teh celup. Perbedaan kebiasaan dengan reagen follin denish dan natrium
ini umumnya meliputi lama waktu carbonat kemudian dibaca absorbansinya
penyeduhan teh, temperatur air yang dengan spektrofotometer Uv-Vis pada
digunakan untuk menyeduh teh atau panjang gelombang 725 nm. Data yang
kebijakan untuk mempergunakan teh celup diperoleh diolah secara manual kemudian
secara berulang. Penyeduhan teh disajikan dalam bentuk tabel dan narasi.
memerlukan temperatur optimum sehingga Analisis data dilakukan dengan software
kandungan zat–zat dalam teh dapat terlarut statistik menggunakan uji One-Way Anova
dengan baik dalam air. Namun, tidak semua dan uji LSD.
orang memperhatikan temperatur air yang
mereka gunakan dalam menyeduh teh celup. HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian tentang Pengaruh Temperatur Hasil
Terhadap Kadar Tanin pada Pembuatan Teh Objek pada penelitian ini ialah teh hitam
Botol Sosro di PT. Sinar Sosro KPB Deli celup merk tertentu yang banyak dijual di
Serdang menyatakan bahwa ada pengaruh pasaran dengan harga Rp 4.500. Dalam satu
perbedaan temperatur terhadap kadar tanin kotak kemasan berisi 25 kantong teh hitam
pada penyeduhan teh dimana temperatur celup. Kantong teh terbuat dari kertas putih
yang baik digunakan dalam penyeduhan teh yang berbahan seperti kertas saring.
guna mempertahankan kandungan zat dalam Kantong teh digantung pada benang putih
teh adalah 900C.4 yang juga berisi label merk teh untuk
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis mempermudah proses penyeduhan teh.
tertarik untuk meneliti perbedaan kadar Kantong teh celup berukuran 5,5 cm x 4,5
tanin pada teh hitam celup berdasarkan cm. Kantong teh ini berisi serbuk kasar daun
temperatur air penyeduhan. Penelitian ini teh yang berwana coklat kehitaman dengan
bertujuan untuk mengetahui adanya berat bersih ± 1,9 gram.
perbedaan kadar tanin pada teh hitam celup Setelah dilakukan penyeduhan selama 5
yang diseduh dengan berbagai temperatur menit terhadap teh hitam celup pada
air. aquadest dengan berbagai temperatur tanpa
dilakukan pengadukan, terdapat perbedaan
METODE tampilan teh pada setiap perlakuan. Teh
Penelitian ini menggunakan jenis yang diseduh pada temperatur 1000C
penelitian quasi experimental dengan memiliki warna coklat paling pekat serta
posttest-only design. Sampel dalam aroma yang kuat dibandingkan dengan
penelitian ini adalah teh hitam celup merk perlakuan yang lain sedangkan teh yang
tertentu yang banyak dijual di pasaran dan diseduh pada temperatur 600C memiliki
dipilih secara acak. Ada empat perlakuan warna coklat paling muda di antara
yang diberikan yaitu penyeduhan dengan air perlakuan yang lain sehingga dapat dilihat
bertemperatur 600C, 750C, 900C dan 1000C. bahwa semakin tinggi temperatur air yang
Pengulangan dilakukan sebanyak dua kali digunakan untuk meyeduh teh hitam celup,
dan replikasi empat kali. Penelitian maka akan semakin pekat warna dan
dilakukan di Laboratorium Fakultas semakin kuat aroma dari teh tersebut. Dari
Teknologi Pertanian Universitas Udayana segi rasa teh tanpa penambahan gula, teh
pada bulan Maret-Mei 2014. hitam celup yang diseduh dengan
Data kadar tanin diperoleh melalui temperatur 1000C memiliki rasa lebih pahit
pengukuran di laboratorium dengan metode dibandingkan dengan perlakuan lainnya.
CHOLERAE
Data kadar tanin pada teh hitam celup dapat dilihat pada tabel berikut:
dengan berbagai temperatur air penyeduhan
Perlakuan
Kadar Tanin (%)
600C 750C 900C 1000C
Terendah 0,332 0,416 0,460 0,497
Tertinggi 0,382 0,447 0,492 0,520
Rata-rata 0,363 0,432 0,477 0,511
Data hasil pengamatan kadar tanin pada temperatur air penyeduhan. Melalui uji
masing-masing kelompok perlakuan diuji LSD, dapat diketahui bahwa terdapat
terlebih dahulu dengan uji Kolmogorov- perbedaan yang signifikan pada semua
Smirnov untuk mengetahui distribusi data kelompok perlakuan yang ditandai dengan
normal atau tidak. Dari uji yang dilakukan nilai asymp < 0,05.
diperoleh hasil bahwa data pada seluruh
kelompok perlakuan memiliki distribusi Pembahasan
normal dengan nilai signifikansi > 0,05. Berdasarkan hasil pemeriksaan kadar
Hasil analisis yang dilakukan dengan uji tanin pada teh hitam celup yang diseduh
One-Way Anova memperoleh hasil asymp dengan berbagai temperatur air, diperoleh
sig < 0,05 sehingga Ho ditolak yang rata-rata kadar tanin sesuai pada grafik
menandakan bahwa ada perbedaan kadar berikut :
tanin pada teh hitam celup dengan berbagai
Gambar 1 menunjukkan bahwa kadar semakin tinggi kadar tanin yang terdapat
tanin pada teh hitam celup yang diseduh dalam teh hitam celup.
dengan temperatur air 600C memiliki kadar Hasil penelitian didukung oleh beberapa
tanin terendah dan semakin tinggi teori, seperti penelitian tentang sifat utama
temperatur air yang digunakan maka tanin tumbuh-tumbuhan tergantung pada
CHOLERAE
gugusan phenolik-OH yang terkandung sedangkan pada penelitian ini suhu tertinggi
dalam tanin, dan semua jenis tanin dapat yang digunakan 1000C.
larut dalam air. Kelarutannya besar, dan Peningkatan kadar tanin akibat
akan bertambah besar apabila dilarutkan dilakukannya peningkatan suhu juga terjadi
dalam air panas. Semakin tinggi suhu, pada proses ekstraksi tanin dari tumbuhan,
kontak yang terjadi antara partikel zat misalnya pada proses ekstraksi tanin dari
(tanin) dengan molekul dari medium (air) di jambu mete. Kenaikan suhu akan
mana partikel koloid itu berada akan menyebabkan terjadinya peningkatan kadar
semakin besar sehingga kadar tanin semakin tannin.8 Penelitian kadar tanin pada
meningkat.5 pembuatan Teh Botol Sosro di PT. Sinar
Berdasarkan rata-rata kadar tanin Sosro KPB Deli Serdang, kadar tanin yang
(gambar 1) dapat dilihat bahwa persentase diperoleh dari teh yang dilarutkan dengan
kadar tanin dalam teh celup yang diseduh air pada temperatur 900C tertinggi
dengan temperatur 1000C lebih tinggi jika dibandingkan dengan penyeduhan pada
dibandingkan dengan masing-masing temperatur air 650C, 700C dan 800C.4
kelompok perlakuan. Hal ini terjadi karena Berdasarkan keseluruhan uraian di atas,
perlakuan tersebut memiliki temperatur diperoleh kesesuaian bahwa semakin tinggi
paling tinggi dibandingkan dengan temperatur air yang digunakan untuk
kelompok perlakuan yang ada. Hasil menyeduh teh, maka akan semakin tinggi
penelitian sesuai dengan penelitian pula kadar tanin yang diperoleh. Kadar tanin
terdahulu yang menyatakan bahwa kelarutan tertinggi yang diperoleh pada penelitian ini
tanin yang tinggi terjadi dalam keadaan didapat dari teh yang diseduh dengan air
panas atau dalam proses pendidihan karena bertemperatur 1000C atau dapat dikatakan
ikatan-ikatan pada tanin pecah sehingga sebagai air mendidih. Oleh karena itu, dapat
dihasilkan bentuk monomer-monomer tanin disarankan kepada masyarakat untuk
bebas.6 menyeduh teh hitam celup dengan air
Tanin merupakan bagian dari substansi mendidih sehingga diperoleh kadar tanin
fenol yang terdapat di dalam teh. Penelitian yang maksimal, namun kualitas teh yang
sejenis tentang pengaruh suhu dan waktu baik tidak hanya dipengaruhi oleh
penyeduhan terhadap sifat fisiko-kimia teh temperatur air penyeduhan saja melainkan
hitam kayu manis yang menggunakan suhu juga oleh faktor-faktor lain seperti jenis teh,
penyeduhan 850C, 900C dan 950C serta maupun lama penyeduhan teh, sehingga
waktu penyeduhan 5 menit, 10 menit dan 15 faktor-faktor tersebut juga harus
menit memperoleh hasil bahwa kadar total diperhatikan.
fenol dipengaruhi oleh suhu penyeduhan
dimana suhu penyeduhan optimum untuk SIMPULAN DAN SARAN
menghasilkan kadar total fenol tertinggi Berdasarkan hasil penelitian yang telah
adalah 950C.7 Hasil penelitian tersebut dilaksanakan maka dapat disimpulkan ada
sejalan dengan hasil peneliti dimana perbedaan kadar tanin pada teh hitam celup
semakin tinggi temperatur, kadar senyawa yang diseduh dengan air bertemperatur
yang diperoleh juga semakin tinggi. Namun 600C, 750C, 900C dan 1000C. Masyarakat
terdapat perbedaan antara penelitian agar memperhatikan temperatur air yang
sebelumnya dengan penelitian ini yaitu pada digunakan dalam menyeduh teh khususnya
penelitian sebelumnya diukur kadar teh hitam celup. Masyarakat sebaiknya
keseluruhan total fenol, sedangkan pada menyeduh teh hitam celup dengan air
penelitian ini yang diukur hanya kadar tanin bertemperatur 1000C (air mendidih) untuk
(bagian substansi fenol). Selain itu dari segi memperoleh kadar tanin yang optimal
metode serta suhu tertinggi yang digunakan sehingga berkhasiat baik bagi tubuh serta
pada penelitian sebelumnya adalah 950C, memperhatikan faktor-faktor lain seperti
DAFTAR PUSTAKA
1. Yuliarti, N. A to Z Food Supplement.
Yogyakarta: Penerbit ANDI; 2009.
2. Astawan, M. Khasiat Warna-warni
Makanan. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama; 2008.
3. Risnasari, I. Pemanfaatan Tanin
Sebagai Bahan Pengawet Kayu [online]
2001 [cited 2 Februari 2014] Didapat
dari URL : http: //
repository.usu.ac.id/bitstream/
123456789/288952/7/pdf.
4. Tampubolon, T. W. Pengaruh
Temperatur Terhadap Kadar Tanin pada
Pembuatan Teh Botol Sosro di PT.
Sinar Sosro KPB Deli Serdang [online]
2011 [cited 2 Februari 2014]. Didapat
dari URL :
http://repository.usu.ac.id/bitstream/
123456789/28629/6/pdf.
5. Dewi, C.K. Pengaruh Lama
Perendaman Daun Teh Hijau Terhadap
Konsentrasi Tanin Pada Pembuatan
Frestea Green Tea Di PT. COCA-
COLA Bottling Indonesia Unit Medan
[online] 2010 [cited 2 Juli 2014].
Didapat dari URL:
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123
456789/22751/3/pdf.
6. Ahmad. Percobaan IV Penapisan
Fitokimiawi [online] 2014 [cited 2 Juli
2014]. Didapat dari URL: http://coret-
coretannajih.blogspot.com/2014/03/01a
rchive.html.
7. Iwansyah, dkk. Pengaruh Suhu dan
Waktu Terhadap Sifat Fisiko-Kimia
Teh Hitam Kayu Manis [online] 2013
[cited 2 Juli 2014]. Didapat dari URL:
http://id.scribd.com/doc/23632560/Prosi
ding-teh-kayu-manis-celup.
Number 9
Abstract :
Early detection and diagnosis for several diseases is one of the efforts to improve the
quality of health. Early detection and diagnosis can be used to reduce the cost of
patient care. However, the diagnostic techniques have several of limitations, such as
expensive, slow response, specialized personnel, and high sample volume. There is an
urgent need to develop a new method that is more efficient, low cost, fast response,
easy operation, and reliable, such as bio-sensing technologies. Biosensor is an
analytical device that uses a biological recognition system to target molecules or
macromolecules. Usually, a biosensor is coupled to a physicochemical transducer that
converts this recognition into a detectable output signal. Typically biosensor consists of
three main components; the detector, the transducer and the signal processing system.
Almost of biosensor used enzyme for the biorecognition element with electrochemical
transducer. These enzymes were immobilized in a supporting material on the surface of
the electrode. The first biosensor is introduced by Clark and Lyons, for the detection of
blood glucose in the 1962. This biosensor called ‘enzyme-electrode’, because they
coupled the enzyme glucose oxidase to an amperometric electrode for PO2. The glucose
biosensor was first commercialized by Yellow Spring Instrument based on enzymatic
oxidation reaction of glucose. The second glucose biosensor was developed in a single-
use testing format. These biosensors was used a chemical mediator such as
ferrocyanide and enzyme glucose dehydrogenase as a biorecognition element. The third
generations of glucose biosensors are based on direct electron transfer between enzyme
and electrode. In addition to glucose, biosensor for a wide variety of metabolites such
as cholesterol, uric acid, urea and creatinine was also developed.
CHOLERAE
melakukan pemeriksaan rutin terhadap sebagai metode baru dalam pemeriksaan
sampel darah serta pemeriksaan terkait rutin.1,2
lainnya. Sejak beberapa dekade terakhir, Secara umum, sensor adalah alat yang
pemeriksaan rutin terhadap sampel darah mampu menerima dan merespon rangsangan
dan cairan biologis telah banyak dilakukan dari lingkungan. Biosensor merupakan suatu
di laboratorium-laboratorium klinik, baik di alat analisis yang mampu mengintegrasikan
rumah sakit, klinik swasta, maupun tempat sinyal biologis dari molekul seperti enzim,
perawatan kesehatan yang lain. Sebagian antibodi, fag-aptamer, atau rantai tunggal
besar metode yang digunakan untuk DNA dengan suatu transduser fisikokimia
melakukan pemeriksaan rutin tersebut yang sesuai, menjadi sinyal elektrik yang
memiliki beberapa keterbatasan karena bermakna.1,2
memerlukan teknik analisis yang khas, Biosensor terdiri dari 3 bagian utama, yaitu
sehingga harus dioperasikan oleh personel bioreseptor, transduser, dan sistem pemroses
dengan keahlian khusus. Selain itu, proses sinyal. Bioreseptor terdiri dari komponen
analisis yang memakan waktu relatif lama biokimia seperti antibodi, asam nukleat,
dengan volume sampel yang banyak serta enzim, sel, atau fag yang diimobilisasi dan
biaya yang cukup tinggi, mendorong terus mampu mendeteksi target analit yang
dikembangkannya metode baru untuk spesifik. Transduser merupakan konverter
melakukan pemeriksaan rutin terhadap yang mampu mengubah sinyal biologi yang
sampel klinik.1 Keterbatasan metode analisis dihasilkan dari reaksi antara bioreseptor
tersebut,mendorong berkembangnya metode dengan target analit menjadi sinyal elektrik.
pemeriksaan klinik berbasis biosensor. Selanjutnya, sinyal elektrik yang dihasilkan
Metode biosensor menawarkan beberapa oleh transduser akan diperbesar dan
keunggulan antara lain murah, memiliki diteruskan menuju ke sistem pemroses data,
sensitivitas yang relatif tinggi, respon cepat, sehingga dihasilkan data yang proposional
akurat, reliabel, serta mudah digunakan. dengan interaksi spesifik yang terjadi antara
Metode ini juga tidak memerlukan target analit dengan lapisan bioreseptor.2,3,4
instrumen yang canggih dan personel Gambar biosensor secara umum ditunjukkan
dengan keahlian khusus, sehingga mudah pada Gambar 1.
digunakan dan sesuai untuk dikembangkan
Gambar 1. Biosensor
Pada pengembangan lapisan bioreseptor, film dan membran polimer, gel, karbon dan
material pendukung yang digunakan harus grafit.4 Teknik imobilisasi yang paling
disesuaikan dengan sifat biomolekul dan umum, dilakukan melalui proses adsorpsi,
teknik imobilisasi yang digunakan. Material taut-silang, penyerapansecara fisik, ikatan
pendukung yang banyak digunakan pada kovalen serta enkapsulasi ke dalam material
berbagai jenis biosensor antara lain adalah mikro.
51
Meditory | Vol. 4, No.1, Juni 2016
Nur Habibah : PEMERIKSAAN KLINIK BERBASIS BIOSENSOR
CHOLERAE
PEMBAHASAN biomimetik, sedangkan berdasarkan jenis
Klasifikasi Biosensor transduser yang digunakan, biosensor dibagi
Biosensor dapat diklasifikasikan menjadi 4 jenis, yaitu biosensor
berdasarkan mekanisme sinyal biologi dan elektrokimia, biosensor pizoelektrik,
jenis transduser yang digunakan. biosensor kalorimetri dan biosensor optik.2
Berdasarkan mekanisme sinyal biologi atau Metode biosensing terhadap berbagai jenis
jenis bioreseptor yang digunakan, biosensor mekanisme sinyal biologi dan jenis
dibagi menjadi 5 jenis yaitu: biosensor transduser yang digunakan ditunjukkan pada
enzim, immunosensor, biosensor DNA/ Gambar 2.
asam nukleat, biosensor sel, dan biosensor
b
Gambar 2. Metode biosensing berdasarkan (a) mekanisme sinyal biologis dan (b) jenis
transduser yang digunakan
52
Meditory | Vol. 4, No.1, Juni 2016
Nur Habibah : PEMERIKSAAN KLINIK BERBASIS BIOSENSOR
CHOLERAE
Dalam hal biosensor, enzim merupakan sehingga perlu dikembangkan teknik
biomolekul yang paling banyak digunakan analisis yang praktis, cepat, akurat, dan
sebagai material biosensing. Sifat enzim reliabel.
yang spesifik dan selektif dapat Pengembangan biosensor glukosa telah
dimanfaatkan untuk meningkatkan dimulai sejak puluhan tahun yang lalu.
spesifisitas dan selektivitas biosensor. Pemeriksaan glukosa dengan biosensor ini
Enzim dapat mengkatalisis reaksi secara pertama kali dikembangkan pada tahun
selektif serta membantu proses 1962 oleh Clark dan Lyons. Biosensor
pembentukan ikatan, sehingga biosensor glukosa ini merupakan biosensor berbasis
dapat digunakan dalam sampel dengan transduser elektrokimia, dengan teknik
matriks yang kompleks, seperti darah dan amperometri, yaitu suatu teknik yang paling
cairan tubuh. Enzim sangat sensitif terhadap banyak digunakan pada biosensor glukosa
kelembapan dan cahaya, serta perubahan pH komersial.1,5 Amperometri adalah teknik
sehingga dapat mengurangi efektivitas dan elektrokimia yang didasarkan pada reaksi
akurasi pengukuran. Hal ini menuntut desain oksidasi atau reduksi spesies kimia tertentu
sistem biosensor yang cukup baik, sehingga pada permukaan elektroda. Teknik
mampu melindungi biosensor hingga proses amperometri ini melibatkan dua jenis
pemeriksaan dilakukan.4 elektroda, yaitu elektroda kerja, seperti
Biosensor Glukosa elektroda platina atau emas, dan elektroda
Seiring dengan peningkatan kejadian referensi, seperti elektroda Ag/AgCl yang
penyakit diabetes mellitus (DM), dihubungkan dengan tegangan tertentu.
pemeriksaan kadar glukosa darah menjadi Elektroda kerja akan memonitor
salah satu jenis pemeriksaan klinik yang pembentukan produk atau pengurangan
paling sering dilakukan. Diabetes mellitus reaktan sebagai hasil dari bioreaksi yang
adalah penyakit metabolik yang ditandai melibatkan analit yang akan diukur.
dengan terjadinya hiperglikemi akibat Bioreaksi ini terjadi di dekat permukaan
adanya gangguan pada proses sekresi atau elektroda. Selanjutnya spesies yang
kerja insulin, sehingga terjadi abnormalitas dimonitor tersebut akan berdifusi ke
dalam metabolisme karbohidrat, lemak, dan permukaan elektroda dan mengalami reaksi
protein. Diagnosis DM dapat ditegakkan redoks. Reaksi ini akan menghasilkan arus,
berdasarkan hasil pemeriksaan kadar yang digunakan sebagai dasar pengukuran
glukosa darah. Oleh karena itu, pemeriksaan kuantitatif terhadap analit.5 Secara umum
kadar glukosa darah, utamanya pada pasien skema biosensor enzim berbasis
DM, harus dilakukan secara kontinyu, amperometri disajikan pada Gambar 3.
CHOLERAE
CHOLERAE
beberapa kekurangan karena dapat monolayer mikroperoksidase, yang
mengalami kontaminasi pada permukaan diimobilisasi secara kovalen pada elektroda
elektroda oleh protein faktor koagulasi serta Au-alkanatiolat. Biosensor ini cukup
resiko terhadap tromboembolisme, sehingga responsif, bahkan dengan adanya interferen
tidak dapat mengukur kadar glukosa darah seperti asam askorbat, asam piruvat maupun
secara langsung. Oleh karena itu, biosensor asam urat.8
glukosa dengan sampel darah subkutan lebih Biosensor kolesterol lainnya
menguntungkan untuk digunakan.1 dikembangkan dengan cara mengimobilisasi
Selain biosensor berbasis amperometri, enzim kolesterol oksidasi dan peroksidase
biosensor optik untuk pemeriksaan glukosa pada film sol-gel, yaitu film polipirol yang
juga telah dikembangkan. Biosensor optik didoping dengan asam dodesilbenzena
didasarkan pada pengukuran sifat optik sulfonat. Respon amperometri yang
suatu materi seperti fluoresensi, diperoleh menunjukkan bahwa arus yang
luminesensi, absorbansi atau reflektansi. terukur linier terhadap konsentrasi kolesterol
Pengembangan biosensor optik untuk yang digunakan.9
pemeriksaan klinik dilakukan dengan cara Biosensor Asam Urat
memasangkan pengukuran sifat optik Asam urat adalah produk utama dari
tersebut dengan reaksi enzimatik untuk proses pemecahan purin. Pengukuran asam
pengukuran sampel klinik tertentu. Salah urat penting dilakukan untuk mendeteksi
satu contoh aplikasi pertama biosensor optik adanya penyakit yang berkaitan dengan
untuk pemeriksaan klinik adalah tes strip perubahan metabolisme purin, gout atau
untuk pemeriksaan glukosa dalam sampel hiperuricemia. Tingginya kadar asam urat
urin yang telah dikomersialkan pada tahun dapat ditemukan pada berbagai kondisi,
1957 oleh Miles Laboratories. Pada seperti leukemia, peunomia, hipertensi,
biosensor ini, enzim glukosa oksidase dan cedera ginjal, dan lain-lain. Teknik
peroksidase diimobilisasi pada bantalan amperometri banyak digunakan pada
selulosa, kemudian H2O2 yang terbentuk pengembangan biosensor untuk
akan bereaksi redoks dengan zat warna pemeriksaan asam urat.2 Salah satu
ortotoluidin yang juga telah diimobilisasi. penelitian tentang pengembangan biosensor
Produk oksidasi dari reaksi tersebut diamati untuk pemeriksaan asam urat yang
secara visual untuk pengukuran glukosa dilakukan oleh Shaolin, Jinqing, dan
secara semikuantitatif.5 Jianbing menunjukkan bahwa arus yang
Biosensor Kolesterol dihasilkan oleh elektroda polianilin/uricase
Pemeriksaan klinik lain yang juga sangat berbanding lurus dengan konsentrasi asam
penting dan banyak dilakukan adalah urat yang diukur.10
pemeriksaan kolesterol. Pemeriksaan ini Biosensor Urea dan Kreatinin
penting dilakukan karena kadar kolesterol Pemeriksaan urea dan kreatinin
yang tidak normal sering terkait dengan merupakan pemeriksaan klinik yang penting
beberapa penyakit seperti hipertensi, dilakukan untuk monitoring fungsi ginjal,
hipertiroid, anemia atau jantung koroner. dan penyakit lain yang muncul akibat
Pengukuran kolesterol didasarkan pada kelainan fungsi ginjal. Biosensor urea
reaksi enzimatik yang spesifik sehingga banyak dikembangkan berdasarkan teknik
konsentrasi kolesterol dalam darah dapat amperometri. Dalam beberapa literatur,
diukur secara akurat.2 disebutkan bahwa pengembangan biosensor
Biosensor kolesterol berbasis urea dan kreatinin dilakukan dengan
amperometri telah dikembangkan oleh mengimobilisasi enzim urease pada
Vengatajalabathy dan Mizutani. Biosensor komposit film seperti polipirol, polivinil
ini menggunakan enzim kolesterol oksidase sulfonat, poli (N-vinil karbazol/asam
dan poli (stirensulfonat) pada lapisan stearat), yang dihubungkan dengan suatu
55
Meditory | Vol. 4, No.1, Juni 2016
Nur Habibah : PEMERIKSAAN KLINIK BERBASIS BIOSENSOR
CHOLERAE
elektroda. Sebagian besar elektroda yang Applications, J. of App. Biomed. 12
digunakan pada biosensor urea adalah (2014) 1–15.
elektroda yang sensitif terhadap NH4+ dan 3. A. Tereshchenko, M. Bechelany, R.
HCO3─ 2. Viter, V. Kranovskyy, V. Smyntyna, N.
Starodub, and R. Yakimova, Optical
SIMPULAN DAN SARAN Biosensors Based On ZnO
Simpulan Nanostructures: Advantages And
Berdasarkan uraian diatas dapat Perspectives. A Review, Sens.& Act.: B.
disimpulkan bahwa pengembangan Chem., 229 (2016) 664–677.
biosensor di bidang pemeriksaan klinik 4. B.D. Malhotra and A. Chaubey,
memiliki banyak keuntungan karena Biosensor for Clinical Diagnostic
spesifisitas, sensitivitas, respon yang cepat, Industry, Sens. & Act.: B. Chem., 91
akurat, reliabel, serta mudah digunakan (2003) 117-127.
sehingga dapat digunakan secara mandiri 5. P. D’Ozario, Biosensor in Clinical
oleh pasien. Sebagian besar biosensor yang Chemistry-2011 Update, Clin. Cim.
digunakan untuk pemeriksaan klinik Acta,412 (2011) 1749-1761.
merupakan biosensor elektrokimia berbasis 6. S. Sasso, R. Pierce, R. Walla, and A.
amperometri. Penggunaan enzim yang Yacynych, Electropolymerized 1,2-
diimobilisasi pada permukaan elektroda diaminonbenzene as a Means to Prevent
amperometri sebagai material biosensing Interferences and Fouling and to
dapat meningkatkan sensitivitas, Stabilize Immobilized Enzymes in
selektivitas, dan spesifisitas sensor karena Electrochemical Biosensors, Anal.
mampu mengatasi limitasi sensing akibat Chem., 62 (1990) 1-7.
kompleksnya matriks. 7. S. Emr, and A. Yacyncyh, Use of
Saran olymer Films in Amperometric
Perlu disampaikan review pengembangan Biosenors, Electroanalysis, 7 (1995)
biosensor untuk pemeriksaan klinik yang 13-23.
lain seperti pemeriksaan HIV, hormon, 8. G.K. Vengatajalabathy and F. Mizutani,
bakteri dan atau virus sehingga dapat Layer-by-layer Construction of an
memberikan tambahan wawasan bagi aActive Multilayer Enzyme Electrode
pembaca dan proses deteksi dini serta Applicable for Direct Determination of
monitoring penyakit juga dapat dilakukan Cholesterol, Sens. Act. B: Cem., 80
secara mandiri oleh pasien. Di samping itu, (2001) 272-277.
pelaksanaan kontrol kualitas terhadap hasil 9. A. Kumar, Rajesh, S.K. Grover, B.D.
yang diberikan oleh alat biosensor ini perlu Malhotra, Co-immobilization of
dikembangkan, agar hasil yang diberikan Cholesterol Oxidase and Horse Radish
selalu akurat dari waktu ke waktu. Peroxidase in Sol-gel Films, Anal.
Chim. Acta, 414 (2000) 43-50.
DAFTAR PUSTAKA 10. M. Shaolin, K. Jinqing, Z. Jianbing,
1. E.B. Bahadir and M.K. Sezgintürk, Bioelectrochemical Responses of
Applications of Commercial Biosensors Polyaniline Uricase Electrode, J.
in Clinical, Food, Environmental, and Electroanal. Chem., 334 (1992) 121-
Biothreat/Biowarfare Analyses, Anal. 132.
Biochem., 478 (2015) 107–120.
2. V. Perumal and U. Hashim, Advances In
Biosensors: Principle, Architecture And
56
Meditory | Vol. 4, No.1, Juni 2016
Meditory
Number 110
Abstract :
Background : Coliform bacteria are normal flora in the digestive tract of humans and
animals. Their existence in the outside of the human body can be used as indicator of
foods or water sanitation. Their existence is also considered to have a high association
with the discovery of germs (pathogens) in water and food. Objective : The aim of this
cross sectional study is to determine the bacteriological quality of traditional foods in
Elementary School canteen at Desa Susut, Kecamatan Susut, Kabupaten Bangli by
seeing the result of TPC and MPN. Result :The result of MPN showed that three
samples are contains coliform bacteria, the result of MPN E. coli showed that three
samples are contaminated by E. coli. Conclusion : Some traditional foods in
Elementary School canteen contain bacteria more than the standard agreed. The foods
sanitation hygiene quality is affected by many factors, such as food processing,
behavior of traders and handlers, as well as the environment. Therefore, it needs
supervision and coaching to improve the foods quality itself.
CHOLERAE
kondisi dan upaya perbaikan untuk METODE
mencegah pangan dari kemungkinan Jenis penelitian adalah deskriptif analisis
cemaran biologis, kimia, dan benda lain yang didesain dengan rancangan Survey
yang dapat mengganggu, merugikan, dan Cross Sectional yang merupakan suatu
membahayakan kesehatan manusia.3 Infeksi penelitian untuk mempelajari dinamika
Escherichia coli (E.coli) sering kali berupa korelasi antara faktor-faktor risiko dengan
diare yang disertai darah, kejang perut, efek, dengan cara pendekatan, observasi
deman, dan terkadang dapat menyebabkan atau pengumpulan data sekaligus pada suatu
gangguan pada ginjal. Sebagian besar saat.6 Penelitian dilaksanakan di seluruh
penyakit yang disebabkan oleh infeksi E. kantin Sekolah Dasar Desa Susut,
coli ditularkan melalui makanan yang tidak Kecamatan Susut, Kabupaten Bangli yang
masak dan daging yang terkontaminasi. terdiri dari 3 Sekolah Dasar dan tahap
Penularan penyakit dapat terjadi melalui analisis akan dilakukan di UPT. Balai
kontak langsung dan biasanya terjadi di Laboratorium Kesehatan Provinsi Bali.
tempat yang memiliki sanitasi dan Populasi penelitian adalah keseluruhan
lingkungan yang kurang bersih.4 Hasil subyek penelitian atau subyek yang diteliti.6
monitoring rutin yang dilakukan oleh Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
BPOM melalui sampling Pangan Jajanan jajanan tradisional di Kantin Sekolah Dasar,
Anak Sekolah (PJAS) di 26 ibukota provinsi Desa Susut, Kecamatan Susut Kabupaten
di Indonesia pada tahun 2007 menunjukan Bangli. Sampel penelitian adalah bagian
54,72% sampel PJAS memenuhi syarat dan yang diambil dari keseluruhan subyek yang
45,28% tidak memenuhi persyaratan diteliti dan dianggap mewakili seluruh
terhadap satu atau beberapa parameter yang populasi. Sampel dalam penelitian ini adalah
diuji. Data Kejadian Luar Biasa (KLB) pada jajanan tradisional yang diambil secara Non
tahun 2007 menunjukan bahwa 28 kejadian Random (Non Probability) Sampling.6 Data
keracunan pangan (16%) terjadi di yang dikumpulkan adalah data primer yaitu
lingkungan sekolah dengan korban terpapar data yang diperoleh langsung dari penelitian
3894 siswa dan korban sakit 1336 siswa. meliputi hasil pemeriksaan MPN dan TPC.
Pangan jajanan berkontribusi sebesar Data sekunder merupakan data yang telah
28,57% sebagai pangan penyebab KLB disusun oleh pihak lain, digunakan sebagai
keracunan pangan di lingkungan sekolah data pendukung penelitian.7 Data sekunder
dan siswa sekolah dasar (SD) merupakan dalam penelitian ini berupa gambaran kantin
kelompok yang paling sering (67%) Sekolah Dasar Desa Susut, Kecamatan
mengalami keracunan PJAS.5 Berdasarkan Susut, Kabupaten Bangli. Data yang
hasil penelitian oleh Agustina, F., dkk. diperoleh dari hasil pengujian MPN dan
bahwa dari 23 responden terdapat 52,2% TPC kemudian diolah dan disajikan dalam
responden dengan higiene perorangan sudah bentuk tabel dan diberi narasi. Data
baik dan 47,8% tidak baik. Tujuan dari dianalisis dengan cara dideskripsikan dan
penelitian ini adalah untuk mengetahui dicocokan dengan standar menurut BPOM
kualitas bakteriologis jajanan tradisional di Nomor HK.00.06.1.52.4011 tahun 2009
Kantin Sekolah Dasar Desa Susut tentang penetapan batas maksimum cemaran
Kecamatan Susut Kabupaten Bangli. mikroba dan kimia dalam makanan.1
58
Meditory | Vol. 4, No.1, Juni 2016
Luh De Trisna Dewi, et al : TINJAUAN KUALITAS BAKTERIOLOGIS JAJANAN TRADISIONAL DI KANTIN SEKOLAH
DASAR DESA SUSUT KECAMATAN SUSUT KABUPATEN BANGLI
Standar
No. Sampel jajanan TPC/ALT Kategori
koloni/gram
1. Bulung/agar-agar 38.000 1 x 104 Tidak memenuhi standar
2. Sumping waluh 89.500 1 x 104 Tidak memenuhi standar
3. Onde-onde 0 1 x 104 Memenuhi standar
4. Pisang goreng 8.700 1 x 104 Memenuhi standar
5. Tahu isi 9.450 5 x 104 Memenuhi standar
Berdasarkan data di atas, dari lima bulung (agar-agar) dan sumping waluh
sampel jajanan tradisional yang diperiksa (nagasari), sedangkan tiga sampel jajanan
terdapat dua sampel jajanan tradisional tradisional lainnya (60%) memenuhi
(40%) yang tidak memenuhi standar yaitu standar.
Standar
No. Sampel jajanan TPC/ALT Kategori
Koloni/g
1. Pisang goreng 6.670 1 x 104 Memenuhi standar
2. Tahu isi 10.800 5 x 104 Memenuhi standar
3. Bubur kacang ijo 2.950 1 x 104 Memenuhi standar
Berdasarkan data di atas, semua sampel tahun 2009 tentang penetapan batas
jajanan tradisional yang diperiksa memenuhi maksimum cemaran mikroba dan kimia
standar BPOM Nomor HK.00.06.1.52.4011 dalam makanan.
Standar
No. Sampel jajanan TPC/ALT Kategori
Koloni/g
1. Getuk lendri 3.300 1 x 104 Memenuhi standar
2. Tahu isi 44. 710 5 x 104 Memenuhi standar
Berdasarkan data di atas, semua sampel tahun 2009 tentang penetapan batas
jajanan tradisional yang diperiksa memenuhi maksimum cemaran mikroba dan kimia
standar BPOM Nomor HK.00.06.1.52.4011 dalam makanan.
59
Meditory | Vol. 4, No.1, Juni 2016
Luh De Trisna Dewi, et al : TINJAUAN KUALITAS BAKTERIOLOGIS JAJANAN TRADISIONAL DI KANTIN SEKOLAH
DASAR DESA SUSUT KECAMATAN SUSUT KABUPATEN BANGLI
b.CHOLERAE
Hasil Pemeriksaan MPN
MPN Coliform Jajanan Tradisional di Kantin SDN 1 Susut
MPN/APM Standar
No Sampel jajanan Katagori
Coliform /g
1. Bulung (agar-agar ) 38 <3 Tidak memenuhi standar
Berdasarkan data di atas, terdapat satu dan empat sampel jajanan tradisional
sampel jajanan tradisional (20%) yang tidak lainnya (80%) memenuhi standar.
memenuhi standar yaitu bulung (agar-agar),
Berdasarkan data di atas, dari ketiga pisang goreng, dan dua sampel jajanan
sampel jajanan tradisional yang diperiksa tradisional lainnya (66,7%) memenuhi
terdapat satu sampel jajanan tradisional standar.
(33,3%) yang tidak memenuhi standar yaitu
Berdasarkan data di atas, dari dua sampel tidak memenuhi standar yaitu tahu isi dan
jajanan tradisional yang diperiksa terdapat satu sampel jajanan tradisional (50%)
satu sampel jajanan tradisional (50%) yang memenuhi standar.
CHOLERAE
Berdasarkan data di atas, dari lima (agar-agar) dan pisang goreng, sedangkan
sampel jajanan tradisional yang diperiksa tiga sampel jajanan tradisional lainnya
terdapat dua sampel jajanan tradisional (60%) memenuhi standar.
(40%) tidak memenuhi standar yaitu bulung
Berdasarkan data di atas, dari dua sampel satu sampel jajanan tradisional lainnya
jajanan tradisional yang diperiksa terdapat (50%) memenuhi standar.
satu sampel jajanan tradisional (50%) yang
tidak memenuhi standar yaitu tahu isi dan
CHOLERAE
mikroba dan kimia dalam makanan. Sampel pasar, dalam mengangkut jajanan, sering
yang tidak memenuhi standar adalah bulung dijadikan dalam satu wadah dengan barang
(agar-agar) dan sumping waluh (nagasari) dagangan lainnya, sehingga bisa
dari kantin SDN 1 Susut. menimbulkan kontaminasi silang.
Dari observasi yang dilakukan, 5 sampel Lingkungan, perilaku penjaga kantin
jajanan tradisional (50%) disajikan di maupun penjamah, juga menjadi faktor
tempat yang terbuka, ada beberapa jajanan terjadinya kontaminasi pada makanan dan
yang ditutup, akan tetapi saat ditutup kadang minuman. Ketersediaan tempat sampah
masih ada celah yang mejadi jalan yang tidak tertutup tentunya akan dapat
lalat/serangga lain keluar masuk ke mengundang keberadaan lalat, kecoa, tikus
makanan . Salah satu jajanan yang dan serangga lainnya yang nantinya menjadi
penyajiannya kurang baik adalah bulung perantara kontaminasi bakteri pada makanan
(agar-agar) dimana wadahnya sering dan minuman. Fasilitas sanitasi merupakan
dibiarkan terbuka kemudian saat sarana dan kelengkapan yang harus tersedia
menyajikannya kepada pembeli, tangan untuk memelihara kualitas lingkungan. Hal
pedagang ikut kontak/bersentuhan langsung ini sesuai dengan penelitian Anton Wibawa
dengan jajanan tersebut. Menurut Munif tahun 2008 tentang faktor penentu
tahun 2012, menjajakan/menyajikan kontaminasi bakteriologi pada makanan
makanan dengan keadaan terbuka dapat jajanan di SD. Hasil penelitian menyatakan
meningkatkan risiko tercemarnya makanan berbagai faktor yang berhubungan dengan
oleh lingkungan sekitar, baik itu debu, kontaminasi bakteriologi pada makanan
maupun serangga. Penyajian makanan adalah kondisi peralatan, sarana air bersih,
adalah tahap akhir proses pengolahan pengetahuan dan perilaku penjaga kantin.
makanan. Penyajian makanan yang baik Perilaku yang tidak baik akan meningkatkan
adalah ditempatkan dalam wadah yang risiko kontaminasi bakteriologi pada
terpisah, kering bersih, dan diusahakan makanan jajanan. Hal yang sama juga
tertutup dengan rapat. Hal ini juga didukung dinyatakan pada jurnal Kurniadi, Y., Saam,
oleh hasil penelitian Kurniadi, Y., Saam, Z., Z., dan Afandi,D. tahun 2013 tentang faktor
dan Afandi, D. tahun 2013 tentang faktor kontaminasi bakteri E.coli pada makanan
kontaminasi bakteri E.coli pada makanan jajanan di lingkungan kantin SD wilayah
jajanan di lingkungan kantin SD wilayah Kecamatan Bangkinang yang menyatakan
Kecamatan Bangkinang. Kesimpulan penyajian makanan, fasilitas sanitasi dan
penelitiannya menunjukan bahwa faktor tenaga penjamah memiliki hubungan yang
yang paling dominan terhadap kontaminasi signifikan, artinya apabila variabel ini
E.coli pada makanan jajanan di lingkungan memenuhi syarat tentunya akan mengurangi
SD wilayah Bangkinang adalah variabel kontribusi terjadinya kontaminasi E.coli
penyajian makanan. pada makanan jajanan.
Tidak hanya faktor penyajian makanan Dalam jumlah yang berlebihan bakteri E.
yang dapat mempengaruhi kualitas coli dapat mengakibatkan diare, dan bila
makanan, ada pula faktor pengangkutan bakteri ini menjalar ke sistem/organ tubuh
dimana 10 sampel jajanan tradisional yang yang lain dapat menginfeksi sistem/organ
dijual di kantin SD Desa Susut, Kecamatan tersebut. Beberapa galur E. coli menjadi
Susut, Kabupaten Bangli sebagian besar penyebab infeksi pada manusia seperti
tidak dibuat sendiri, melainkan dibeli di infeksi saluran kemih, infeksi meningitis
pasar dan dijual kembali di kantin sekolah, pada neonatus, dan infeksi usus halus
sehingga proses pengangkutan makanan (gastroenteritis). Ketiga penyakit infeksi
juga menjadi faktor terjadinya kontaminasi tersebut sangat bergantung pada ekspresi
pada jajanan. Hasil wawancara dengan faktor virulensi masing-masing serotipe E.
penjaga kantin yang membeli makanan di coli dan kemampuan pertahanan tubuh
62
Meditory | Vol. 4, No.1, Juni 2016
Luh De Trisna Dewi, et al : TINJAUAN KUALITAS BAKTERIOLOGIS JAJANAN TRADISIONAL DI KANTIN SEKOLAH
DASAR DESA SUSUT KECAMATAN SUSUT KABUPATEN BANGLI
4
CHOLERAE
hospes. Dalam usus, bakteri ini b. Kepada pihak pengelola sekolah
menghasilkan racun yang mengiritasi dan sebaiknya melakukan pengawasan dan
akhirnya merusak lapisan usus, pembinaan terhadap kantin serta
menyebabkan kolitis hemolitik atau lingkungan sekolah terutama di sekitar
hemoragik. Kerusakan jaringan akan kantin, serta menyediakan fasilitas yang
memicu kram perut dan diare berdarah yang memadai seperti tempat sampah tertutup,
bisa berlangsung selama lebih dari dan tempat mencuci piring.
seminggu.12
DAFTAR PUSTAKA :
SIMPULAN DAN SARAN 1. BPOM, 2007, Buletin BPOM RI
1. Simpulan Keamanan Pangan, (online), available:
a. Hasil pemeriksaan Total Plate Count http://perpustakaan.pom.go.id/KoleksiL
(TPC/ALT) pada 10 sampel jajanan ainnya/Buletin%20Keamanan%20Pang
tradisional menunjukkan 8 sampel (80%) an/0207.pdf (diakses 6 Februari 2015).
memenuhi standar BPOM Nomor
HK.00.06.1.52.4011 tahun 2009 tentang 2. Agustina, F., Randit, P., dan Fatmalina,
penetapan batas maksimum cemaran F., 2009. Hygiene, Sanitasi Pada
mikroba dan kimia dalam makanan dan 2 Pedagang Jajanan Makanan
sampel (20%) tidak memenuhi standar. Tradisional Di Lingkungan Sekolah
b. Hasil pemeriksaan MPN/APM Coliform Dasar di Kelurahan Demang Lebar
pada 10 sampel jajanan tradisional Daun Palembang, (online), available:
menunjukkan 7 sampel (70%) memenuhi http://eprints.unsri.ac.id/64/3/Abstrak8.
standar BPOM Nomor pdf (diakses pada 20 januari 2015).
HK.00.06.1.52.4011 tahun 2009 dan 3
sampel (30%) tidak memenuhi standar. 3. Peraturan Pemerintah Republik
Hasil pemeriksaan MPN/APM fecal Indonesia Nomor 28 Tahun 2004
coli/E.coli pada 10 sampel jajanan tentang Keamanan, Mutu, dan Gizi
tradisional menunjukkan 6 sampel (60%) pangan, Jakarta: Presiden RI.
memenuhi standar dan 3 sampel (30%)
tidak memenuhi standar BPOM Nomor 4. Radji, M., 2011, buku ajar mikrobiologi
HK.00.06.1.52.4011 tahun 2009 tentang panduan mahasiswa farmasi dan
penetapan batas maksimum cemaran keedokteran, cerakan tahun 2011,
mikroba dan kimia dalam makanan dan 1 Jakarta: EGC.
sampel (10%) memenuhi standar SNI
Nomor 7388 tahun 2009 tentang batas 5. Anonim, 2008, Info BPOM, Keamanan
maksimum cemaran mikroba dalam Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS)
pangan. Serta Upaya Penamgulangannya,
c. Sesuai hasil pemeriksaan TPC/ALT dan (online), available:
MPN/APM, mutu higiene sanitasi jajanan http://perpustakaan.pom.go.id/KoleksiL
tradisional di kantin SD Desa Susut, ainnya/Buletin%20Info%20POM/0208.
Kecamatan Susut, Kabupaten Bangli pdf (diakses 6 Februari 2015).
cukup baik. 6. Natoatmojo,S., 2012, Metode Penelitian
2. Saran Kesehatan, cetakan ke 2, Edisi Revisi,
a. Kepada pihak penjaga kantin SD dalam Jakarta: Rineka Cipta.
menyajikan makanan agar ditempatkan di
tempat yang bersih dan ditutup dengan 7. Sugiyono, 2014, Metode Penelitian
rapat. Untuk kebersihan perorangan lebih Kuantitatif Kualitatif dan R &D,
memperhatikan kebersihan tangan, cetakan ke-20, Bandung: Alfabeta
rambut, dan kuku.
63
Meditory | Vol. 4, No.1, Juni 2016
Luh De Trisna Dewi, et al : TINJAUAN KUALITAS BAKTERIOLOGIS JAJANAN TRADISIONAL DI KANTIN SEKOLAH
DASAR DESA SUSUT KECAMATAN SUSUT KABUPATEN BANGLI
8.CHOLERAE
Badan Standar Nasional (BSN), 2009,
Standar Nasional Indonesia No 7388
tentang Batas Maksimum Cemaran
Mikroba Dalam Pangan, Jakarta: BSN
(Badan Standardisasi Nasional).
64
Meditory | Vol. 4, No.1, Juni 2016