Sie sind auf Seite 1von 64

Meditory

Number 1

GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN KRISTAL URIN DARI


ORANG YANG MEMINUM AIR MINUM KEMASAN ISI ULANG
(AIR GALON) DAN ORANG YANG MEMINUM AIR MINUM DARI
SUMUR GALI
Reni Yunus 1, Tuty Yuniarty2

Abstract:
Background: In Indonesia, each person requires between 30-60 liters of water every
day. Among water utilities is very important is the need to drink. Drinking water that
consumed have special requirements so that the water does not cause the disease to
humans. Drinking water should be clean and clear, colorless, odorless, and does not
contain suspended. Objective:The purpose of this study was to determine procentage
calcium oxalate of urine crystals from people who consume drinking water refill and
drinking water from dug wells. Methods: This research was a descriptive study. The
total samples of 30, taken by simple random sampling from the urine of people who
consume drinking water refill as many as 15 samples and urine of people who consume
drinking water from wells dug as many as 15 samples. Results: Based on the
examination, was find out that urine samples of people who consume drinking water
refill as many as 7 people (47%) positive urine crystals with the type of calcium oxalate
while the remaining 8 (53%) negative crystal urine. While the results of the people who
consume water from dug wells is 1 (7%) positive his urine crystals contain calcium
oxalate. Conclusion In this research concluded that the urine samples are most
commonly found urine crystals type calcium oxalate is urine samples from people who
consume drinking water refill.
Keywords : Urine crystal, drinking water refill and Water Dug Wells

PENDAHULUAN Menurut perhitungan WHO di negara-


Air merupakan zat yang paling penting negara maju tiap orang memerlukan air
dalam kehidupan setelah udara. Air antara 60-120 liter per hari. Sedangkan di
memegang peranan penting dalam proses negara-negara berkembang, termasuk di
metabolisme tubuh, dimana air merupakan Indonesia tiap orang memerlukan air antara
pelarut universal dan hampir semua jenis zat 30-60 liter per hari. Di antara kegunaan-
dapat larut dalam air. Kebutuhan air bagi kegunaan air tersebut yang sangat penting
manusia diantaranya adalah kebutuhan untuk adalah kebutuhan untuk minum (termasuk air
air minum. Air yang bersih dan sehat
merupakan kualifikasi yang sangat
diperlukan untuk pemenuhan kebutuhan 1.,2.,
tersebut. Kualitas air yang dikonsumsi Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes
masyarakat dapat menentukan derajat Kendari
kesehatan. Penyakit-penyakit yang Korespondensi : Reni Yunus1, Jurusan
menyerang manusia dapat ditularkan dan Analis Kesehatan, Poltekes Kendari
disebarkan melalui air. Penyakit-penyakit
tersebut merupakan akibat semakin tingginya Email : reni_yunus@yahoo.co.id
kadar pencemar yang memasuki air1.

Meditory | Vol. 4, No.1, Juni 2016 1


Reni Yunus, et al : GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN KRISTAL URIN DARI ORANG YANG MEMINUM AIR MINUM
KEMASAN ISI ULANG (AIR GALON) DAN ORANG YANG MEMINUM AIR MINUM DARI SUMUR GALI
masak). Air harus mempunyai persyaratan mempengaruhi kualitas air minum isi ulang
CHOLERAE
khusus agar air tersebut tidak menimbulkan yaitu hygiene sanitasi depot dan proses
penyakit bagi manusia. Air minum harus pengolahan air minum isi ulang8.
bersih dan jernih, tidak berwarna dan tidak Jenis air minum yang sekarang ini banyak
berbau, dan tidak mengandung bahan dimanfaatkan oleh masyarakat di Kota
tersuspensi atau kekeruhan2. Menurut Kendari adalah air minum yang dihasilkan
PERMENKES NOMOR dari air isi ulang (air galon). Hal ini
92/MENKES/PER/IV/2010 Tentang disebabkan karena harganya yang murah dan
persyaratan kualitas air Minum, air minum hasil olahannya siap untuk dikonsumsi.
aman bagi kesehatan apabila memenuhi Untuk pemanfaatan sumur gali, saat ini
persyaratan fisika, mikrobiologis, kimiawi kualitas air minum dari sumur gali di kota-
dan radioaktif yang dimuat dalam parameter kota besar di Indonesia masih
wajib dan parameter tambahan3. memprihatinkan. Kepadatan penduduk, tata
Keterbatasan penyediaan air bersih yang ruang yang salah dan tingginya eksploitasi
memenuhi syarat memicu pada perlunya sumber daya air sangat berpengaruh pada
teknologi tepat guna untuk pengolahanya kualitas air. Di wilayah Kabupaten Konawe
yang disesuaikan dengan keadaan Selatan, tepatnya di Kecamatan Konda
lingkungan. Oleh karena itu untuk cukup banyak masyarakat yang
memperoleh air bersih minimal diperlukan menggunakan air sumur gali sebagai air
suatu proses pengolahan standar dengan minum.
kapasitas produksi yang sangat besar, agar Penggunaan air minum untuk dikonsumsi
dapat dinikmati oleh masyarakat4. Menurut hendaknya bersih dan sehat, sebab
Sandra5 air minum merupakan air yang dapat penggunaan air yang tidak memenuhi syarat
diminum langsung tanpa dimasak terlebih kesehatan, dapat menyebabkan masyarakat
dahuliu. Sedangkan air bersih merupakan air mengalami keadaan abnormal dalam
yang digunakan keperluan sehari-hari, pemeriksaan urin, karena adanya senyawa
memenuhi syarat kesehatan dan dapat kimia dalam air minum melebihi ambang
diminum setelah dimasak terlebih dahulu. batas konsentrasi yang diizinkan. Selain itu
Air minum yang ideal harus jernih, tidak dapat menimbulkan penyakit dan gangguan
berwarna, tidak berasa, tidak berbau dan fungsi organ tubuh seperti fungsi ginjal, hati,
tidak mengandung kuman patogen. Air otak, gigi bahkan kelainan mental. Senyawa
seharusnya tidak korosif, tidak meninggalkan kimia ini bisa secara alamiah maupun akibat
endapan pada seluruh jaringan distribusinya6. kegiatan manusia mencemari air minum.
Komposisi mineral dalam air minum yang Beberapa zat kristal dalam urin yang bersifat
bersumber dari air permukaan (dataran abnormal terhadap tubuh manusia adalah
tinggi/rendah) didominasi oleh unsur calsium oksalat, triple fosfat, cilinder dan
kalsium dan magnesium. Hal inilah yang sebagainya9.
harus diwaspadai karena diduga dapat Pemeriksaan sediment urin merupakan
mengakibatkan hipereksresi kalsium urin dan salah satu jenis pemeriksaan rutin, yaitu
supersaturasi (kristalisasi kalsium oksalat) suatu jenis pemeriksaan yang menggunakan
yang merupakan proses awal terjadinya batu metode mikroskopik menggunakan
saluran kemih7. instrumen Mikroskop dalam pemeriksaanya.
Kebutuhan masyarakat akan air minum Pada pemeriksaan ini harus menyebut jumlah
terus meningkat seiring dengan cepatnya unsur sediment yang bermakna per lapangan
pertumbuhan jumlah penduduk, sehingga penglihatan khususnya jenis pemeriksaan
masyarakat terdorong untuk mencari kristal urin dan unsur-unsur non-organik
alternatif lain guna memenuhi kebutuhan yang menyusun kristal urin.
akan air minum salah satunya adalah dengan Berdasarkan hal tersebut di atas, maka
air minum isi ulang. Beberapa hal yang dapat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

Meditory | Vol. 4, No.1, Juni 2016 2


Reni Yunus, et al : GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN KRISTAL URIN DARI ORANG YANG MEMINUM AIR MINUM
KEMASAN ISI ULANG (AIR GALON) DAN ORANG YANG MEMINUM AIR MINUM DARI SUMUR GALI

CHOLERAEGambaran Kristal Urin dari orang


mengenai Jalannya penelitian di mulai dengan tahap
yang Mengkonsumsi Air Minum Kemasan pra analitik berupa persiapan sampel dimana
Isi Ulang dan orang yang mengkonsumsi Air sampel urine ditampung 20 – 30 ml dalam
Minum dari Sumur Gali. wadah penampung urine yang tertutup dan
rapat yang langsung dikeluarkan dari uretra.
METODE Pada tahap analitik sampel urine dimasukkan
Jenis penelitian yang digunakan adalah sebanyak 10 ml dalam tabung sentrifuge
deskriptif. Penelitian ini bertujuan urin. Selanjutnya dimasukan dan
menentukan prosentase kalsium oksalat dipusingkan menggunakan Sentrifuge selama
kristal urin dari orang yang mengkonsumsi 10 Menit dan kecepatan 1500 Rpm,
air minum kemasan isi ulang dan orang yang kemudian dilanjutkan dengan membuang
mengkonsumsi air minum dari sumur gali. cairan urin dalam tabung sentrifuge, sampai
Pemeriksaan dengan uji laboratorium tersisa endapan untuk diamati. Pada tahap
dilakukan untuk melihat adanya endapan selanjutnya endapan dituang pada slide untuk
urin melalui metode pemeriksaan selanjutnya diperiksa di mikroskop diperiksa
mikroskopik.. pada pembesaran 10 X, kemudian dicatat
Populasi dalam penelitian ini adalah hasil pengamatan. Pada tahap pasca analitik,
masyarakat yang mengkonsumsi air minum hasil pengamatan dilihat berdasarkan nilai
isi ulang yang berada di kota Kendari dan rujukan kristal pada urin11.
masyarakat yang mengkonsumsi air minum
dari sumur gali yang berada di Kabupaten HASIL DAN PEMBAHASAN
Konawe Selatan. Pengambilan sampel 1. HASIL
dilakukan dengan cara simple random
sampling, yaitu 15 sampel urine dari Pada penelitian ini dapat dilihat data
masyarakat yang menkonsumsi air minum isi distribusi responden menurut jenis kelamin
ulang, dan 15 sampel urine dari masyarakat dan distribusi responden menurut umur pada
yang mengkonsumsi air minum sumur gali. tabel 1 dan tabel 2.
Sampel urin yang diambil adalah urin
sewaktu.

Tabel 1. Distribusi Responden Menurut Jenis kelamin

No Jenis kelamin n %
1 Laki-laki 12 40
2 Perempuan 18 60
Total 30 100

Tabel 1 menunjukkan bahwa terdapat 12 responden laki-laki (40%) dan responden


perempuan sebanyak 18 responden (60 %).

Tabel 2. Distribusi Responden Menurut umur

No Kelompok Umur (tahun) n %


1 17 - 26 6 20
2 27 - 36 13 43,33
≥ 37 11 36,63
Total 30 100

Meditory | Vol. 4, No.1, Juni 2016 3


Reni Yunus, et al : GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN KRISTAL URIN DARI ORANG YANG MEMINUM AIR MINUM
KEMASAN ISI ULANG (AIR GALON) DAN ORANG YANG MEMINUM AIR MINUM DARI SUMUR GALI

CHOLERAE
Tabel 2 menunjukkan bahwa jumlah Data hasil pemeriksaan kristal urin dari
responden kelompok umur 17 sampai 26 sampel orang yang mengkonsumsi air
(20%), responden kelompok umur 27-36 kemasan isi ulang dan sampel orang yang
sebanyak 13 orang (43,33%), dan responden mengkonsumsi air minum dari sumur gali
≥ 37 sebanyak 11 orang (36,63 %). dapat dilhat pada tabel 3.

Tabel 3. Hasil uji laboratorium pemeriksaan kristal urin dari sampel orang yang
mengkonsumsi air minum kemasan isi ulang dan orang yang mengkonsumsi air sumur gali

Variabel Hasil Pemeriksaan Total Jenis Kristal urin

Positif Persentase Negatif Persentase N %


(%) (%)
Orang yang 7 47 8 53 15 100 Kalsium Oksalat
mengkonsumsi
air minum isi
ulang
Orang yang 1 7 14 93 15 100 Kalsium Oksalat
mengkonsumsi
air sumur gali

Tabel 3 menunjukan bahwa pemeriksaan kemasan isi ulang lebih banyak ditemukan
sampel urin orang yang mengkonsumsi air kristal urin dengan jenis kalsium oksalat
minum isi ulang didapatkan kristal urin dibandingkan dengan sampel urin dari orang
yang positif kalsium oksalat berjumlah 7 yang mengkonsumsi air minum dari sumur
orang (47%), sedangkan kristal urin yang gali. Menurut Alaerts12 pada umumnya air
negatif kalsium oksalat berjumlah 8 orang tanah mempunyai tingkat kesadahan yang
(53%). Dari sampel urin orang yang tinggi. Hal ini disebabkan oleh karena air
mengkonsumsi air sumur gali didapatkan tanah mengalami kontak dengan batuan
kristal urin yang positif kalsium oksalat kapur sehingga dapat digolongkan pada
berjumlah 1 orang (7%), sedangkan kristal kategori kesadahan lunak sampai dengan
urin yang negatif kalsium oksalat berjumlah tinggi. Kesadahan air ini merupakan
14 orang (93%). kesadahan sementara yang dapat dikurangi
(pengendapan) dan bahkan dihilangkan
B. PEMBAHASAN dengan cara pemanasan yang
Berdasarkan analisa data hasil mengakibatkan terbentuknya garam kalsium
pemeriksaan yang dilakukan pada sampel karbonat yang tidak larut dan mengendap13.
urin yang mengkonsumsi air minum Pembentukan kristal urin berkaitan
kemasan isi ulang terdapat 7 orang dengan konsentrasi berbagai garam di dalam
(47%)yang positif kristal urin dengan jenis urin yang berhubungan dengan metabolisme
kalsium oksalat. Sedangkan pada sampel makanan dan asupan cairan serta dampak
urin yang mengkonsumsi air minum dari dari perubahan yang terjadi dalam urin.
sumur gali terdapat 1 orang (7%) positif Ginjal sangat berperan dalam ekskresi
kristal urinnya mengandung kalsium metabolit dan pemeliharaan homeostasis,
oksalat, dan kristal urin yang negatif dimana produk akhir dari metabolisme
kalsium oksalat berjumlah 14 orang (93%) ditemukan dalam konsentrasi tinggi dalam
dari jumlah 15 sampel. urin. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya
Data tersebut menunjukkan bahwa dari pengendapkan kristal. Salah satu jenis
sampel urin yang mengkonsumsi air minum kristal urin yang dianggap abnormal adalah
Meditory | Vol. 4, No.1, Juni 2016 4
Reni Yunus, et al : GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN KRISTAL URIN DARI ORANG YANG MEMINUM AIR MINUM
KEMASAN ISI ULANG (AIR GALON) DAN ORANG YANG MEMINUM AIR MINUM DARI SUMUR GALI

CHOLERAE
kalsium oksalat. Kalsium oksalat yang perlu dilakukan penyuluhan pada
paling sering diamati pada urin memiliki masyarakat mengenai pola konsumsi air
bentuk yang bervariasi, antara lain bentuk minum sebanyak 1,5 liter per hari.
dihidrat, oktahedral, dan kristal berwarna b. Bagi peneliti selanjutnya
mirip bentuk amplop. Bentuk lainnya adalah Penelitian ini dapat dikembangkan
monohidrat, berbentuk seperti halter atau dengan mengkaji faktor-faktor kebiasaan
elips14. pola konsumsi air masyarakat yang dapat
Adanya kristal dalam urin dapat menjadi faktor resiko peningkatan kadar
mengindikasikan adanya gangguan pada kalsium oksalat dalam urin.
fungsi ginjal. Selain itu terbentuknya kristal
dalam urin juga menunjukkan adanya DAFTAR PUSTAKA
predisposisi antara lain infeksi, yang dapat 1. Suriawiria, U. Mikrobiologi Air dan
memungkinkan timbulnya penyakit yang Dasar-dasar Pengolahan Buangan
sering disebut dengan kencing batu. Secara Biologis. Bandung: Penerbit
Penyakit ini ditandai dengan terbentuknya Alumni; 2008.
batu ginjal pada saluran kemih, yang dapat 2. Buckle, K.A., R.A. Edwarda. GH. Fleet
menyebabkan fragmen sel epitel terkelupas. dan M. Wooton. Ilmu Pangan
Pembentukan batu pada saluran kemih ini (diterjemahkan oleh Hari Purnomo dan
dapat disertai adanya kristal urin14. Adiono, 1987). Jakarta:UI Press: 2009.
Menurut Izhar15 tidak ada hubungan 3. Peraturan Menteri Kesehatan No.
antara kesadahan air minum dengan 492/Menkes/PER/IV/2010 tentang
terbentuknya kristal kalsium oksalat dalam persyaratan kualitas air minum.
urin, tapi terbentuknya kristal kalsium 4. Sutrisno, C. Totok. Teknologi
oksalat dalam urin dipengaruhi oleh Penyediaan Air Bersih. Jakarta :Rineka
konsumsi makanan yang mengandung Cipta; 2004;17:32 – 33.
kalsium dan phospor, asam sitrat dan asam 5. Sandra, Christyana dan Lilis
urat serta kebiasaan minum kurang dari 1,5 Sulistyorini. Hubungan Pengetahuan
liter/hari. Orang yang memiliki kebiasaan dan kebiasaan konsumen air minum isi
minum kurang dari 1,5 liter/hari memiliki ulang dengan penyakit diare. Artikel
risiko lebih besar untuk mengalami Fakultas Kesehatan Masyarakat.
pembentukan sedimen kalsium oksalat pada Universitas Airlangga Surabaya. 2007.
urinnya. Selain faktor-faktor tersebut 6. Kharismajaya, Theo. Pengawasan Dinas
pengolahan air minum juga diketahui sangat Kesehatan Pemerintah Kabupaten
signifikan berpengaruh terhadap tingkat Banyumas Terhadap Kualitas air
kesadahan air minum , namun hal tersebut minum isi Ulang (Skripsi). Fakultas
masih perlu dikaji lebih lanjut. Hukum Universitas jendral sudirman;
2013.
SIMPULAN DAN SARAN 7. Siener, R., Jahnen, A.Dan Hesse, A.
1. Simpulan Influence of a Mineral Water Rich in
Hasil pemeriksaan sampel urin Calcium, Megnesium and Bicarbonater
menunjukkan bahwa kristal urin dengan on urine Composition and The Risk of
jenis kalsium oksalat lebih banyak Calcium Oxalate Crystallization:
ditemukan pada orang yang mengkonsumsi Original Communication.
air minum kemasan isi ulang. Eur.K.Clin.Nutr 2004, 58: 270-276.
8. Latif, Lin Wahyuni. Studi Kualitas Air
2.Saran Minum Isi Ulang Ditinjau dari Proses
a. Bagi masyarakat Ozonizazi, ultraviolet dan reserved
Untuk mengurangi resiko terhadap Osmosis Di Kecamatan Kota Tengah
terbentuknya sedimen kalsium oksalat maka dan kecamatan Kota Selatan Kota

Meditory | Vol. 4, No.1, Juni 2016 5


Reni Yunus, et al : GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN KRISTAL URIN DARI ORANG YANG MEMINUM AIR MINUM
KEMASAN ISI ULANG (AIR GALON) DAN ORANG YANG MEMINUM AIR MINUM DARI SUMUR GALI

CHOLERAE
Gorontalo (Skripsi.) Fakultas Ilmu-ilmu Avaiable from:
Kesehatan dan Keolahragaan http://www/waterhardness.com
Universitas Gorontalo; 2012. (Accessed 12 Oktober 2015).
9. Warman, Y. 2008. Pengawasan 13. Alaerts, G. Dan santika,S.S. Metode
Kualitas Air Minum Isi Ulang oleh Penelitian Air. Usaha Nasional.1984.
DINKES Kota Pekanbaru tahun 2008. 14. Margatan, Arcole. Kencing Batu Dapat
(online). http://www.wordpress.com. Memicu Gagal Ginjal. Solo : Cv Aneka.
(15 april 2014) 2013;20, 25.
10. Notoatmojo,S. Metodologi Penelitian 15. Izhar, Dody M., Haripurnomo K, dan
Kesehatan Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Darmoatmodjo Suhardi. Hubungan
Cipta; 2010. Antara Kesadahan Air Minum, Kadar
11. Gandasoebrata, R. Penuntun Kalsium dan Sedimen Kalsium Oksalat
Laboratorium Klinik. Jakarta: Dian Urin Pada Anak Usia Sekolah Dasar.
rakyat. 2006. Berita kedokteran Masyarakat 2007;
12. Wilson, A. Water Hardness. Virginia; 23(4): 200-2008.
Virginia State University. 1999.

Meditory | Vol. 4, No.1, Juni 2016 6


Meditory

Number 2

PROFIL BERAT MOLEKUL OUTER MEMBRANE PROTEIN C,


OUTER MEMBRANE PROTEIN F DAN OUTER MEMBRANE
PROTEIN A Salmonella Typhi
DARI ISOLAT PENDERITA DEMAM TIFOID DI SURABAYA
Heri Setiyo Bekti1, Pestariati2, Inne Soesanti3

Abstract :
Backgrounds Typhoid fever (typhoid fever) is an acute infection in humans caused by
the bacterium Salmonella typhi, in case is still quite high, especially in developing
countries with poor environmental sanitation levels. Identification of typhoid fever can
be enforced by using widal serological test, but has the disadvantage of low sensitivity
and specificity. Outer Membrane Proteins located on the surface of the bacteria
Salmonella typhi antigen that can induce an immune response. Objectives To know the
molecular weight profile of Outer Membrane Protein C, Outer Membrane Protein F
and Outer Membrane Protein A Salmonella typhi from typhoid fever patients isolates in
Surabaya. Methods The observational studies have been done by observing and
comparing profiles molecular weight Outer Membrane Protein between isolates
samples that do SDS-PAGE (Sodium Duodecyl sulfate polyacrylamide gel
electrophoresis). Results The SDS-PAGE results showed that two of nine samples have
only two band. Three Outer Membrane Protein, namely: Outer Membrane Protein C
(38.5 kDa), Outer Membrane Proteins F (37.5 kDa) and Outer Membrane Protein A
(34.5 kDa) from all samples showed different molecular weights. Conclusions from 9
samples tested SDS-page, all sampel had Outer Membrane Protein, although 7 sampels
showed three Outer Membrane Protein, dan 2 sampels showed two Outer Membrane
Protein.

Key Words: Typhoid fever, Outer Membrane Protein Salmonella typhi, SDS-PAGE.

PENDAHULUAN
Demam tifoid yang disebabkan oleh 600.000-1.500.000/tahun dengan 91% kasus
bakteri Salmonella typhi merupakan ini terjadi pada usia 3-19 tahun. Di RSUD
penyakit infeksi sistemik, bersifat endemis Dr. Soetomo Surabaya selama periode
dan masih merupakan masalah kesehatan di 5 tahun (1991-1995) telah dirawat
Indonesia. Demam tifoid ini berhubungan
1,
erat dengan penurunan kualitas air, Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes
kontaminasi makanan, dan tingkat Denpasar
2.,3
kebersihan yang kurang baik, yang banyak Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes
terjadi di negara berkembang. 1, 2 Surabaya
Demam tifoid merupakan masalah Korespondensi : Heri Setiyo Bekti1, Jurusan
kesehatan masyarakat yang serius. Analis Kesehatan, Poltekes Denpasar, Jalan
Dilaporkan di seluruh dunia kasus demam Sanitasi No. 1 Sidakarya, Denpasar-Bali
tifoid 22.000.000/tahun dengan kasus 80224, Indonesia.
kematian 200.000/tahun. Di Indonesia kasus Telp. +62-361-710 527, Fax. +62-361-710
demam tifoid tersebar secara merata di 448
seluruh provinsi dengan kejadian kasus Email : meditoryjournal@gmail.com

Meditory | Vol. 4, No.1, Juni 2016 7


Heri Setiyo Bekti, et al : PROFIL BERAT MOLEKUL OUTER MEMBRANE PROTEIN C, OUTER MEMBRANE PROTEIN C DAN
OUTER MEMBRANE PROTEIN A Salmonella Typhi DARI ISOLAT PENDERITA DEMAM TIFOID DI SURABAYA

586 orang penderita demam tifoid dengan


CHOLERAE pemeriksaan laboratorium yang berupa
angka kematian 1,4% dan selama periode pemeriksaan imunoserologi) di Surabaya
1996-2000 telah dirawat 1.563 orang pada tahun 2006-2009. Bahan penelitian
penderita demam tifoid dengan angka adalah feces pasien demam tifoid, yang
kematian 1,09%.1, 3, 4 dilakukan kultur bakteri dan dilanjutkan
Penelitian Outer Membrane Protein dengan identifikasi secara biokimia dengan
bakteri Salmonella typhi telah berkembang Terumo Kit. Outer Membrane Protein
pesat, dan beberapa penelitian menunjukan bakteri Salmonella typhi diisolasi dengan
hasil bahwa Outer Membrane Protein menggunakan metode enzimatik (lysosim),
merupakan protein imunogenik yang dapat dan hasil isolasi Outer Membrane Protein
menginduksi sistem imun tubuh seseorang, tersebut kemudian diukur kadar proteinnya
dan mengisi hampir setengah bagian untuk menetukan kandungan protein yang
membran luar bakteri.5, 6 ada, dengan mengunakan metode Bradford
Outer Membrane Protein terletak di assay,8 lalu sampel Outer Membrane
permukaan bakteri gram negatif yang Protein di ukur berat molekunya dengan gel
menurut beberapa penelitian dianggap elektrophoresis (SDS-PAGE).
sebagai antigen penting dalam menginduksi
suatu respon imun spesifik dan diketahui HASIL dan PEMBAHASAN
kemudian, bahwa gen Outer Membrane Isolasi Outer Membrane Protein,
Protein C (OmpC), Outer Membrane mengandung 2 mayor protein (OmpC,
Protein F (OmpF) dan Outer Membrane OmpF) dan OmpA. Dari 24 sampel feces
Protein A (OmpA) berturut-turut mengkode pasien penderita demam tifoid, setelah
protein mayor porin Outer Membrane dilakukan kultur bakteri dan uji biokimia,
Protein C dengan berat molekul 38,5 kDa, didapatkan 9 sampel yang terdapat bakteri
Outer Membrane Protein F dengan berat Salmonella typhi Hasil dari isolasi dari
molekul 37,5 kDa dan protein non porin Outer Membrane Protein bakteri Salmonella
Outer Membrane Protein A dengan berat typhi, dilakukan uji SDS-PAGE, untuk
molekul 34,5 kDa.6, 7 mengetahui berat molekul Outer Membrane
Protein yang berhasil disiolasi, dan
METODE menunjukan hasil 7 sampel memiliki ketiga
Jenis penelitian yang digunakan dalam Outer Membrane Protein (sampel dengan
penelitian ini adalah deskriptif dan kode T8, T22, T27, T34, T38, T41, dan
rancangan penelitian yang digunakan adalah T42), dan 2 sampel memiliki 2 Outer
rancangan penelitian observational. Populasi Membrane Protein (sampel dengan kode T9
penelitian adalah pasien demam tifoid (yang dan T37).
ditegakan dengan gejala klinik dan

Gambar 1. Hasil Running SDS-page

Meditory | Vol. 4, No.1, Juni 2016 8


Heri Setiyo Bekti, et al : PROFIL BERAT MOLEKUL OUTER MEMBRANE PROTEIN C, OUTER MEMBRANE PROTEIN C DAN
OUTER MEMBRANE PROTEIN A Salmonella Typhi DARI ISOLAT PENDERITA DEMAM TIFOID DI SURABAYA

CHOLERAE gambar:
Keterangan
1 = Sampel kode T8
2 = Sampel kodeT9
3 = Marker protein
4 = Sampel kode T22
5 = Sampel kode T27
6 = Sampel kode T34
7 = Sampel kode T37
8 = Sampel kode T38
9 = Sampel kode T41
10 = Sampel kode T42

Tabel 1. Hasil Profil Berat Molekul Outer Membrane Protein sampel


No Kode Sampel Band ke- Rf (cm) Berat Molekul (kDa)
1 3,0 40,0
1 T8 2 3,2 36,7
3 3,3 35,0
1 3,1 38,3
2 T9
2 3,2 36,7
1 3,0 40,0
3 T22 2 3,2 36,7
3 3,4 33,4
1 3,2 36,7
4 T27 2 3,3 35,0
3 3,4 33,4
1 3,0 40,0
5 T34 2 3,2 36,7
3 3,3 35,0
1 3,2 36,7
6 T37
2 3,4 33,4
1 3,2 36,7
7 T38 2 3,3 35,0
3 3,4 33,4
1 3,1 38,3
8 T41 2 3,2 36,7
3 3,3 35,0
1 3,0 40,0
9 T42 2 3,2 36,7
3 3,4 33,4

OmpC = 38,5kDa
OmpF = 37,5kDa
OmpA= 34,5kDa
Meditory | Vol. 4, No.1, Juni 2016 9
Heri Setiyo Bekti, et al : PROFIL BERAT MOLEKUL OUTER MEMBRANE PROTEIN C, OUTER MEMBRANE PROTEIN C DAN
OUTER MEMBRANE PROTEIN A Salmonella Typhi DARI ISOLAT PENDERITA DEMAM TIFOID DI SURABAYA

Adapun penyebab profil dan berat dalam terjadinya perbedaan berat molekul
molekul Outer Membrane Protein bakteri
CHOLERAE Outer Membrane Protein bakteri Salmonella
Salmonella typhi berbeda-beda, telah typhi.
dijelaskan oleh beberapa penelitian yang
telah dipublikasikan, yaitu: (1) isolasi Outer SIMPULAN dan SARAN
Membrane Protein dapat terkontaminasi Simpulan
dengan LPS (lipopolisakarida) sekitar 4% Beberapa hal yang dapat disimpulkan
dan protein flagella, hal ini dapat dari hasil penelitian ini adalah sebagai
menyebabkan kemurnian Outer Membrane berikut:
Protein bakteri yang didapatkan tidak baik, 1. Hasil dari 9 sampel memiliki Outer
sehingga dapat memberikan hasil yang tidak Membrane Protein, dimana 7 sampel
signifikan5; (2) Migrasi/separasi protein terdapat ketiga Outer Membrane Protein,
dalam gel SDS-PAGE, sangat tergantung dan 2 sampel terdapat dua Outer
dari reagen (MgCl2, MnCl2 dan NaCl),9 Membrane Protein.
detergent (SDS) dan kandungan ammonium 2. Hasil dari 9 sampel yang diuji SDS-page,
persulfat yang terdapat pada gel10; (3) menunjukan berat molekul Outer
Metode isolasi Outer Membrane Protein Membrane Protein yang berbeda-beda.
bakteri (misal: pemanasan, kontaminasi
protein flagel) juga dapat menyebabkan Saran
perbedaan berat molekul Outer Membrane Perlu dilakukan penelilitian lebih lanjut
Protein bakteri5; (4) Strain kuman mengenail OMP Salmonella typhi
Salmonella typhi dari daerah yang berbeda menggunakan strain kuman yang berbeda,
juga menyebabkan berat molekul Outer mengunakan metode isolasi OMP yang
Membrane Protein bakteri berbeda11; lebih baik, dan penelitian uji respon imun
mutagenesis transporan pada dinding sel OMP baik secara invitro ataupun secara
kuman Salmonella typhi, dapat invivo.
menyebabkan depresi pada OmpS1 yang
diketahui bahwa OmpS1 adalah gen DAFTAR PUSTAKA
penyandi porin (outer membran mayor)
1.
pada kuman Salmonella typhi, sehingga Wardhani, Puspa. Prihatini.
dapat menyebabkan profil berat molekul Probohoesodo M.Y. Kemampuan uji
Outer Membrane Protein bakteri berbeda; tabung widal menggunakan antigen
(5) Ekpresi Outer Membrane Protein import dan antigen lokal Indonesia.
bakteri, dipengaruhi hal yang berbeda-beda, Indonesian journal of clinical pathology
seperti ekspresi OmpC dipengaruhi and medical laboratory. 2005: 12
osmolaritas (ekpresi OmpC berbeda pada (1);…...
2.
level osmolaritas tinggi dengan osmolaritas Faundez, Gustavo. Aron, Lieselotte and
rendah), ekspresi OmpF tidak dipengaruhi Cabello C Felipe. Chromosal DNA, Iron
osmolaritas (ekpresi OmpF sama pada level – Transport systems,outer membrane
osmolaritas tinggi dengan osmolaritas proteins , and enterotoxin (heat labile)
rendah), dan untuk OmpA ekspresinya production in Salmonella typhi strains.
dipengaruhi oleh panas. Regulasi ekspresi Journal clinical microbiology.
OmpF hampir sama dengan regulasi 2003:….;….
ekspresi OmpC dan OmpF pada E. coli.12 3.
Hamid, Noushen and Jain S. K.
Dengan pemanasan, OmpA terdeteksi pada Characterization of an outer membrane
berat molekul 32kDa dan tanpa pemanasan proteins of Salmonella that confers
OmpA terdeteksi pada berat molekul protection against typhoid. American for
28kDa.5, 13 Human Erors juga merupakan society microbiology. 2008:…;…
salah satu faktor yang perlu diperhatikan

Meditory | Vol. 4, No.1, Juni 2016 10


Heri Setiyo Bekti, et al : PROFIL BERAT MOLEKUL OUTER MEMBRANE PROTEIN C, OUTER MEMBRANE PROTEIN C
DAN OUTER MEMBRANE PROTEIN A Salmonella Typhi DARI ISOLAT PENDERITA DEMAM TIFOID DI SURABAYA
4.
Prasetyo, V Risky dan Ismoedijanto. Protein From The Outer Membrane Of
CHOLERAE
Metode diagnostik demam tifoid pada E. Coli Upon Sodium Dodecyl Sulfate
anak. [internet] 1998. Cited from: Gel Electrophoresis. Journal Of
Http://en.wikipedia.org/wiki. Bacteriology. 1997:…;…
5. 10.
Harn, Lay Gay. Antibody responses to Lobos S.R and Morro G.C. Aleration in
bacterial outer membrane and flagellar electrophoratic motility of OmpC due to
proteins in thypoid fever, Institute of variation in ammonium persulfate
advanced studies, University of Malaya. concertration in sodium dodecyl sulfate-
1992 polyacrilamid gel electrophoresis.
6.
Muliawan, Y Sylvia dan Surjawidjaja, E. Electrophoresis. 1991.
11.
Julius. Diagnosis dini demam tifoid Pang, T Koh, C.L and Puthucheary S.D.
dengan menggunakan protein membrane Tyhoid fever startegis for the 90’s uni
luar Salmonella typhi sebagai antigen scientific publishing. Singapore.
spesifik, Indonesia. Cermin dunia Singapore in press. 1992.
12.
kedokteran. 1999: 124;…. Flourez-Valdes, Maria Alberto. Luis
7.
Moehario, LH, E.S. Firdaus, P Puenta, Jose and Calva, Edmundo.
Sudarmono. Asessment of reactivities of Negative Osmoregulation Of The
typhoid fever sero against outer Salmonella OmpS1 Porin Gene
membrane protein preparation from Independently Of Omp in hns
strain of salmonell typhi in Jakarta, Background. Mexico. Journal Of
Indonesia. Medical journal Indonesia. Bacteriology. 2003:…;…
13.
1997:….;…. Konings R.N.H., Hulsebos, T and Van
8.
Bollag, M Daniel, Rozycki D Michael, dan Hondel, L.A Identification and
Edelstin J Stuart. Protein Method characterization of the in vitro synthesis
Second Edition. New York: Wiley-Liss gane products of bacteriopaghe M13.
inc. 1996. J.Virol. 1975: 15; 570-84
9.
Mc Michael J.C and Ou J.T. Metal Ion
Dependence Of a Heat Modifiable

Meditory | Vol. 4, No.1, Juni 2016 11


Meditory

Number 3

KADAR ASAM URAT PADA WANITA MENOPAUSE DI DESA


SIDAKARYA, KECAMATAN DENPASAR SELATAN
Nyoman Triana Sulistyadewi1, I Nyoman Jirna2, Heri Setiyo Bekti3

Abstract :
Background Gout is a disease resulted from an overload of uric acid concentration in
the body, which is signed by the elevation of uric acid level in blood (hyperuricemia).
According to the initial survei that had been carried out by researcher showed that
community in Sidakarya Village, particularly the menopausal women tended to have a
decrease of uric acid level in their blood. Objective This study aims to describe uric
acid concentration among menopausal women in Sidakarya Village. Metode This study
was a descriptive study with a cross sectional approach, which was describing uric acid
concentration among menopausal women by doing examination on their uric acid
concentration measure by method uricase peroxidase. The samples of 28 menopause
women were selected around 56–60 years old. The results of the examination of uric
acid concentration on menopausal women in Sidakarya showed that 75% (21
menopausal women) have normal uric acid level, whereas only 25% (7 menopausal
women) have high level of uric acid. Conclution The categories of respondents who
have normal level of uric acid were having normal body mass index, consuming low
level purine foods, and working as sellers. Meanwhile, the categories of those who have
high level of uric acid were having obesity, consuming high purine foods, and working
as housewife.

Keywords : uric acid, hyperuricemia, menopause.

PENDAHULUAN menopause, barulah wanita mengalami


Penyakit gout dengan gejala utamanya peningkatan kadar asam urat dalam darah.
berupa radang sendi atau artritis, adalah Jika peningkatan asam urat ini melewati
penyakit yang terjadi akibat penumpukan ambang batas, persoalan akan timbul
asam urat didalam tubuh secara berlebihan pertama pada ginjal, sendi, dan saluran
yang ditandai dengan adanya peningkatan kemih2.
kadar asam urat di dalam darah Berdasarkan hasil survey awal yang
(hiperurisemia). Penyakit ini bias terjadi dilakukan oleh peneliti, masyarakat Desa
akibat produksi asam urat yang meningkat Sidakarya khususnya wanita yang telah
atau proses pembuangannya melalui ginjal
menurun, bisa pula disebabkan peningkatan
asupan makanan tinggi purin1. 1.,2.,3.,
Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes
Kadar asam urat pada wanita mengalami Denpasar
peningkatan dimulai sejak masa menopause. Korespondensi : Nyoman Triana
Sebelum menopause, wanita mempunyai Sulistyadewi1, Jurusan Analis Kesehatan,
hormon estrogen yang ikut membantu Poltekes Denpasar, Jalan Sanitasi No. 1
pembuangan asam urat lewat urin, Sidakarya, Denpasar-Bali 80224, Indonesia.
sehinggap embuangan asam uratnya ikut Telp. +62-361-710 527, Fax. +62-361-710
terkontrol. Ketika sudah tidak mempunyai 448
hormon estrogen seperti pada saat Email : meditoryjournal@gmail.com
Meditory | Vol. 4, No.1, Juni 2016 12
Nyoman Triana Sulistyadewi, et al : KADAR ASAM URAT PADA WANITA MENOPAUSE DI DESA SIDAKARYA,
KECAMATAN DENPASAR SELATAN
CHOLERAE
mengalami menopause (umur 56-60 berumur 56-60 tahun. Jumlah sampel yang
tahun) cenderung mengalami peningkatan diambil adalah 10% dari populasi 278 orang
kadar asam urat pada darah atau wanita menopause (56-60 tahun) di Desa
hiperurisemia, didukung dengan adanya Sidakarya, Denpasar Selatan yaitu sebanyak
penurunan atau hilangnya hormon estrogen 28 wanita menopause4. Pengambilan sampel
pada wanita menopause tersebut. dilakukan dengan simple random sampling
Masyarakat Desa Sidakarya gemar yaitu memberikan peluang yang sama pada
mengkonsumsi makanan tinggi purin tanpa setiap individu dalam populasi untuk dipilih
didukung dengan gaya hidup yang sehat. sebagai sampel penelitian3 .
Berdasarkan hal tersebut diatas, Pengumpulan data dilakukan oleh
penelitian ini bertujuan untuk melihat peneliti dengan metode observasi,
gambaran kadar asam urat pada wanita wawancara dan metode urikase-peroksidase
menopause, dengan cara mengukur kadar untuk pemeriksaan kadar asam urat dengan
asam urat serta menentukan gambaran kadar alat fotometer merk Cobas Integra 400 plus
asam urat pada wanita menopause. dari sampel serum pada responden yaitu
Mengingat tingginya prevalensi wanita menopause berumur 56-60 tahun.
hiperurisemia agar bias mengurangi Data yang diperoleh dalam penelitian ini
prevalensi hiperurisemia di wilayah kemudian dikelompokkan dalam bentuk
Denpasar, khususnya di daerah Desa tabel dan narasi. Kemudian dilakukan
Sidakarya, Denpasar Selatan. analisis secara deskriptif untuk
membandingkan kenyataan di lapangan atau
METODE hasil pemeriksaan terhadap asam urat darah
Jenis penelitian yang digunakan adalah pada wanita menopause dengan teori.
penelitian deskriptif dengan pendekatan
secara cross sectional, yaitu HASIL DAN PEMBAHASAN
menggambarkan kadar asam urat dari 1. Kadar asam urat pada wanita menopause
wanita menopause tersebut secara objektif Berdasarkan hasil penelitian dari 28
dengan melakukan observasi atau orang responden yang diperiksa didapatkan
pengumpulan data sekaligus dengan data kadar asam urat normal sebanyak 21
melakukan pemeriksaan kadar asam urat orang (75%), dan kadar asam urat tinggi
yang diukur sekali dalam waktu yang sama3. sebanyak 7 orang (25%) .Data selengkapnya
Sampel dalam penelitian ini adalah wanita dapat dilihat pada tabel 1di bawah ini
yang telah mengalami menopause yang

Tabel 1. Kadar Asam Urat pada Wanita Menopause di Desa Sidakarya

No. Hasil Pemeriksaan Kadar Asam Urat Jumlah %


1 Kadar Asam Urat Tinggi 7 25
2 Kadar Asam Urat Normal 21 75
Total 28 100

2. Kadar asam urat pada wanita menopause berdasarkan umur.


Berdasarkan hasil penelitian dari 28 kelompok umur 58 tahun sebanyak 3 orang
responden yang diperiksa didapatkan data (10,7%) kadar asam urat normal dan 2 orang
pada kelompok umur 56 tahun sebanyak 9 (7,1%) kadar asam urat tinggi. Pada
orang (32,1%) kadar asam urat normal dan 2 kelompok umur 59 tahun sebanyak 2 orang
orang (7,1%) kadar asam urat tinggi. Pada (7,1%) kadar asam urat normal dan1orang
kelompok umur 57 sebanyak 4 orang (3,6%) kadar asam urat tinggi. Sedangkan
(14,3%) kadar asam urat normal. Pada pada kelompok umur 60 tahun sebanyak 3
Meditory | Vol. 4, No.1, Juni 2016 13
Nyoman Triana Sulistyadewi, et al : KADAR ASAM URAT PADA WANITA MENOPAUSE DI DESA SIDAKARYA,
KECAMATAN DENPASAR SELATAN
CHOLERAE
orang (10,7%) kadar asam urat normal dan selengkapnya dapat dilihat pada gambar 1.
2 orang (7,1%) kadar asam urat tinggi. Data

Gambar 1
Kadar Asam Urat Responden Berdasarkan Kelompok Umur
3. Kadar asam urat pada wanita menopause normal. Pada responden dengan kategori
di Desa Sidakarya berdasarkan kategori IMT normal sebanyak18 orang (64,3%)
IMT kadar asam urat normal, sedangkan pada
Berdasarkan hasil penelitian dari 28 responden dengan kategori IMT obesitas
responden yang diperiksa didapatkan data sebanyak 7 orang (25%) kadar asam urat
pada responden dengan kategori IMT kurus tinggi (tabel 8). Data selengkapnya dapat
sebanyak3 orang (10,7%) kadar asam urat dilihat pada gambar 2 dibawah ini :

Gambar 2
Kadar Asam Urat Responden Berdasarkan IMT

4. Kadar asam urat pada wanita menopause tinggi. Pada kelompok konsumsi makanan
di Desa Sidakarya berdasarkan jenis purin sedang sebanyak 16 orang (57,1%)
konsumsi makanan dengan kandungan kadar asam urat normal dan 3 orang (10,7%)
purin kadar asam urat tinggi. Sedangkan pada
Berdasarkan hasil penelitian dari 28 konsumsi makanan purin rendah sebanyak 5
responden yang diperiksa didapatkan data orang (17,9%) kadar asam urat normal. Data
pada konsumsi makanan purin tinggi selengkapnya dapat dilihat pada gambar 3
sebanyak 4 orang (14,3%) kadar asam urat dibawah ini :

Gambar 3
Kadar Asam Urat Responden Berdasarkan Konsumsi Makanan yang Mengandung Purin
Meditory | Vol. 4, No.1, Juni 2016 14
Nyoman Triana Sulistyadewi, et al : KADAR ASAM URAT PADA WANITA MENOPAUSE DI DESA SIDAKARYA,
KECAMATAN DENPASAR SELATAN
CHOLERAE

5. Kadar asam urat pada wanita menopause pekerjaan IRT sebanyak 7 orang (25%)
berdasarkan jenis pekerjaan. kadar asam urat normal dan 5orang (17,8%)
Berdasarkan hasil penelitian dari 28 kadar asam urat tinggi. Sedangkan pada
responden yang diperiksa didapatkan data pekerjaan sebagai petani sebanyak 1 orang
pekerjaan sebagai pedagang sebanyak13 (3,6%) kadar asam urat normal. Data
orang (46,4%) kadar asam urat normal dan2 selengkapnya dapat dilihat pada gambar 4
orang (7,2%) kadar asam urat tinggi. Pada dibawah ini :

Gambar 4
Kadar Asam Urat Responden Berdasarkan Pekerjaan

PEMBAHASAN terhadap peningkatan kadar asam urat dalam


Kadar asam urat yang melebihi batas darah. Lemak berlebih pada obesitas akan
normal dapat dipengaruhi oleh beberapa mengganggu fungsi ginjal untuk
faktor, diantaranya : konsumsi makanan mengekskresikan kelebihan asam urat.
yang tinggi purin, faktor genetik, obesitas, Kelebihan lemak pada bagian perut dapat
konsumsi alkohol, dan penyakit tertentu menekan ginjal, sehingga dapat menganggu
(hipertensi, diabetes mellitus, fungsi kerja dari ginjal6.
hiperlipidemia, dan penyakit gagal ginjal)5. Obesitas lebih berpotensi menyebabkan
Hasil penelitian pada 28 orang wanita terjadinya serangan gout. Berat badan yang
menopause didapatkan kadar asam urat berlebihan akan memperbesar gaya beban
serum tinggi sebanyak 7 orang (25%). tubuh sehingga semakin tinggi daya
Tingginya kadar asam urat serum pada rembesan asam urat dari plasma darah ke
wanita menopause akan meningkat terkait dalam ruang antarsendi. Penurunan berat
dengan penurunan produksi hormon badan dapat membantu menurunkan risiko
estrogen. Estrogen sangat penting untuk serangan gout yang berulang. Hal ini paling
membantu pengaturan sekresi asam urat baik dicapai dengan mengurangi lemak dari
melalui urin6,8. makanan dan asupan kalori, dikombinasikan
Hasil pemeriksaan kadar asam urat pada dengan program olahraga yang teratur5.
kategori IMT obesitas yaitu pada 7 orang Selain itu dilakukan wawancara
(25%) diperoleh kadarasam urat yang tinggi. mengenai konsumsi makanan yang
Obsesitas dapat dikatakan sebagai keadaan mengandung purin pada responden.Purin
dimana terjadi kelebihan lemak di dalam adalah satu kelompok struktur kimia
tubuh yang dapat mengganggu metabolisme pembentuk DNA6. Purin utama yang
tubuh. faktor obesitas sangat mempengaruhi terkandung dalam makanan terdiri dari
kadar asam urat darah, dalam studinya adenin dan hypoxanthin. Sumber purin
menyimpulkan bahwa obesitas sebagai eksogen berasal dari tumbuhan dan hewan.
faktor risiko yang berpengaruh kuat Purin merupakan bagian dari protein

Meditory | Vol. 4, No.1, Juni 2016 15


Nyoman Triana Sulistyadewi, et al : KADAR ASAM URAT PADA WANITA MENOPAUSE DI DESA SIDAKARYA,
KECAMATAN DENPASAR SELATAN

penyusun tubuh makhluk yang dikonsumsi mempermudah penumpukan asam urat pada
sebagai makanan, baik makanan nabati persendian. Pergerakan yang dilakukan oleh
maupun hewani. Setiap makanan tubuh dapat dianggap sebagai kegiatan
mengandung purin yang berbeda-beda olahraga yang ringan.
sehingga pengaruh yang ditimbulkannya Aktivitas fisik ringan yang teratur dapat
juga berbeda-beda. Ada klasifikasi makanan memperbaiki kondisi kekuatan dan
berdasarkan tinggi rendahnya kandungan kelenturan sendi yang sangat berguna
purin. memperkecil risiko terjadinya kerusakan
Gambaran kadar asam urat pada wanita sendi akibat radang sendi. Selain itu,
menopause yang dikaitkan dengan jenis aktivitas fisik ringan juga dapat
makanan dengan kandungan purin yang menghangatkan tubuh sehingga mencegah
dikonsumsi adalah pada konsumsi makanan pengendapan asam urat pada persendian
dengan kandungan purin tinggi diperoleh yang dingin karena kurang mendapat
sebanyak 4 orang (14,3 %) dengan kadar pasokan darah, juga dapat mengurangi berat
asam urat tinggi. Hal ini kemungkinan badan yang membebani sendi1.
disebabkan karena konsumsi makanan yang Olahraga yang ringan seperti latihan
mengandung purin yang dapat aerobik dan latihan beban yang ringan dapat
mempengaruhi kadar asam urat pada darah. dijadikan pilihan olahraga yang baik.
Selain karena tubuh memang telah Kemampuan dalam berolahraga harus
memproduksi asam urat sebagai hasil disesuaikan dengan kemampuan tubuh.
metabolisme, asupan purin dari makanan Latihan yang berat dapat menyebabkan
akan menambah jumlah purin yang beredar kelelahan, kelelahan dapat memicu
di dalam tubuh. Secara teknis, penambahan pembentukkan asam laktat yang akan
purin yang beredar di dalam darah menghambat pengeluaran asam urat. Asam
tergantung pada jumlah purin yang berasal laktat terbentuk dari proses glikolisis yang
dari makanan. Semakin banyak konsumsi terjadi di otot. Jika otot berkontraksi
makanan dengan kandungan purin tinggi, didalam media anaerob, yaitu media yang
semakin tinggi kadar asam urat dalam tidak memiliki oksigen maka glikogen yang
tubuh6,7. menjadi produk akhir glikolisis akan
Perubahan pola makan dapat membantu menghilang dan muncul laktat sebagai
mengurangi kadar asam urat dalam darah. produksi akhir utama. Peningkatan asam
Karena purin dikonversi oleh tubuh menjadi laktat dalam darah akan menyebabkan
asam urat, sebaiknya makanan kaya purin penurunan pengeluaran asam urat oleh
dihindari. Contoh makanan kaya purin ginjal6.
diantaranya daging, kerang, jeroan seperti Jika kadar asam urat yang melebihi batas
hati, otak, ginjal, paru, dan ikan laut. Para normal, asam urat tersebut tidak akan bisa
peneliti melaporkan, secara umum bahwa larut kembali dalam darah untuk
konsumsi daging atau makanan laut dikeluarkan melalui ginjal. Pada akhirnya
meningkatkan risiko serangan gout5. akan mengendap menjadi kristal urat dan
Aktivitas fisik juga dapat mempengaruhi masuk ke organ-organ tubuh, khususnya ke
kadar asam urat pada darah. Dari hasil dalam sendi. Hal tersebut memicu sel-sel
penelitian yang dilakukan, diperoleh kekebalan tubuh untuk memusnahkannya.
gambaran hasil kadar asam urat pada wanita Sel-sel kekebalan tubuh akan menelan
menopause yang diteliti didapatkan kristal asam urat dan terbentuklah reaksi
gambarankadarasam urattinggi tinggi peradangan, sehingga menyebabkan nyeri
sebanyak 5 orang (17,8 %) pada wanita yang hebat, rasa panas, dan bengkak
menopause berprofesi sebagai ibu rumah kemerahan dari jaringan sendi. Inilah yang
tangga. Hal ini disebabkan karena disebut sebagai penyakit radang sendi atau
kurangnya aktivitas tubuh dapat artritis gout. Sehingga dapat disimpulkan

Meditory | Vol. 4, No.1, Juni 2016 16


Nyoman Triana Sulistyadewi, et al : KADAR ASAM URAT PADA WANITA MENOPAUSE DI DESA SIDAKARYA,
KECAMATAN DENPASAR SELATAN
CHOLERAE
bahwa semakin tinggi kadar asam urat maka 3. Notoatmodjo, S., 2010, Metodologi
peluang terjadinya artritis gout akan menjadi Penelitian Kesehatan, Jakarta : Rineka
semakin tinggi5. Cipta.
4. Arikunto, S., 2006, Prosedur Penelitian
SIMPULAN DAN SARAN Suatu Pendekatan Praktik,Jakarta : PT
Simpulan Rineka Cipta.
a. Hasil pemeriksaan kadar asam urat pada 5. Mulyanto, D., 2012, Panjang Umur
28 wanita menopause di Desa Sidakarya dengan Kontrol Kolesterol & Asam
diperoleh kadar asam urat yang normal Urat, Yogyakarta : Cahaya Atma
sebanyak 21 orang (75%) dan kadar Pustaka.
asam urat yang tinggi sebanyak 7 orang 6. Lingga, L., 2012, Bebas Penyakit Asam
(25%). Urat Tanpa Obat, Jakarta : PT
b. Gambaran secara umum kadar asam urat Agromedia Pustaka.
pada wanita menopause di Desa 7. Hensen, T. R. P., 2007, Hubungan
Sidakarya, Kecamatan Denpasar Konsumsi Purin Dengan Hiperurisemia
Selatan. Responden yang memiliki kadar Pada Suku Bali Di Daerah Pariwisata
asam urat normal dengan kategori : IMT Pedesaan, (online), available : [http
normal, konsumsi makanan purin ://ejournal.unud.ac.id/abstrak/4%282%2
sedang, dan berprofesi sebagai 9.pdf]
pedagang. Responden yang memiliki 8. Rambulangi, 2005, Tantangan, Harapan
kadar asam urat yang tinggi, dengan Dan Pengobatan Alternatif Dalam
kategori : IMT obesitas, konsumsi Meningkatkan Produktivitas Dan
makanan purin tinggi, dan berprofesi Kualitas Hidup Wanita Menopause,
sebagai IRT. (online), available : [www.med.
unhas.ac.id]
Saran
Kepada wanita menopause di Desa
Sidakarya sebaiknya lebih menjaga pola
makan dan pola hidup agar dapat terhindar
dari penyakit akibat tingginya kadar asam
urat dalam darah, mengingat bahaya yang
dapat ditimbulkan dari penyakit tersebut.
Diharapkan pula agar mengurangi konsumsi
makanan ataupun minuman seperti makanan
dari hewan laut, jeroan, dan minuman
beralkohol, yang dapat memicu terjadinya
peningkatan kadar asam urat dalam darah.

DAFTAR PUSTAKA
1. Sustrani, L., S, Alam, dan I, Hadibroto,
2004, Asam Urat, Informasi Lengkap
Untuk Penderita Dan Keluarganya,
Edisi 6. Jakarta :Gramedia.
2. Kasdu, 2004, Kiat sehat & bahagia di
usia menopause, Jakarta : Puspawara
Gramedia.

Meditory | Vol. 4, No.1, Juni 2016 17


Meditory

Number 4

KUALITAS FISIK DAN BILANGAN PEROKSIDA MINYAK


GORENG TANPA MEREK YANG BEREDAR
DI PASAR PAYANGAN

Ni Wayan Windy Ferina1, I Gusti Ayu Sri Dhyanaputri2,


Cok Dewi Widhya Hana Sundari3

Abstract :
Background, Cooking oil is food ingredients that made of the process of purifying fat
animal or a plant which is use for frying. The high necessity of cooking oil make the
production of branded cooking oil and unbranded cooking oil distribute in market
elevate. Cooking oil can be damage during the process of manufacture, use and the
storage, that could be known from the physical qualities and the peroxide value.
Objective, This research aims to understand the quality of physical and peroxide value
of cooking oil without brand that circulates in the Payangan market. Methode, this
research applied observational design. The sample that used is a sample of cooking oil
without brand that is sold in the Payangan market.The content of peroxide was analysis
usingiodometri titration.Total sample used in this study were six samples. Results, Six
samples being tested, the odor of the samples M.C 1, M.C 2, M.C 3, M.C 4, M.T 1, and
M.T 2 were normal, and the colors were clear yellow for M.C 1, 2, 3, and 4, pale yellow
for M.T 1, and green yellow for M.T 2. For the peroxide value M.C 1 had peroxide
value that exceeds the standard of SNI 3741-2013. Conculsions,The high number of the
peroxide value in the samples was caused by the oxidation by the presence of the
temperature and lights from sunlight. The oxidation at oil can be speed up the
occurrence of the process oil damage that characterized by the emergence of peroxide
value.

Keywords: cooking oil, peroxide value, iodometri titration

Minyak adalah bahan pangan yang utama kerusakan minyak adalah oksidasi.
terbuat dari proses pemurnian lemak hewan Kerusakan akibat oksidasi ini merupakan
maupun tumbuhan yang digunakan untuk kerusakan yang paling besar pengaruhnya
menggoreng. Minyak goreng merupakan terhadap cita rasa. Hasil yang diakibatkan
bahan pokok pangan penting yang dari oksidasi lemak antara lain peroksida,
digunakan hampir oleh seluruh lapisan
masyarakat, hal ini mengakibatkan
1.,2.,3.,
konsumsi minyak goreng tinggi di Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes
masyarakat. Konsumsi minyak goreng di Denpasar
masyarakat terbagi menjadi dua kategori Korespondensi : Ni Wayan Windy Ferina1,
yaitu minyak goreng bermerek dan minyak Jurusan Analis Kesehatan, Poltekes
goreng tanpa merek1. Denpasar, Jalan Sanitasi No. 1 Sidakarya,
Umumnya minyak adalah suatu senyawa Denpasar-Bali 80224, Indonesia.
yang mudah mengalami kerusakan karena Telp. +62-361-710 527, Fax. +62-361-710
peristiwa oksidasi dan hidrolitik baik 448
enzimatik maupun non enzimatik. Penyebab Email : meditoryjournal@gmail.com

Meditory | Vol. 4, No.1, Juni 2016 18


Ni Wayan Windy Ferina, et al : KUALITAS FISIK DAN BILANGAN PEROKSIDA MINYAK GORENG TANPA MEREK
YANG BEREDAR DI PASAR PAYANGAN
DI PASAR PAYANGAN
CHOLERAE 2
asam lemak, aldehid dan keton . Kombinasi Berdasarkan hasil observasi dan survei
dari suhu, oksigen dan cahaya dapat pendahuluan, masyarakat di Payangan lebih
mempercepat proses oksidasi pada minyak. gemar mengkonsumsi minyak goreng
Suhu yang tinggi akan menyebabkan tradisional karena memiliki cita rasa yang
minyak atau lemak lebih cepat mengalami lebih gurih dan khas dan menurut pedagang
oksidasi. Selama penyimpanan dan minyak goreng di pasar Payangan,
distribusi jika produk yang mengandung konsumen juga lebih banyak yang membeli
minyak atau lemak terpapar cahaya dan minyak goreng curah daripada minyak
suhu tinggi, reaksi oksidasi akan terjadi dan goreng bermerek. Minyak goreng tanpa
mengakibatkan timbulnya bilangan merek adalah minyak goreng yang tidak
peroksida. Cahaya berpengaruh sebagai memilki label produk atau brand. Secara
akselerator pada oksidasi konstituen tidak nasional konsumsi minyak goreng tanpa
jenuh dalam lemak. Radiasi ionisasi juga merek (curah) mencapai 80%1. Rumusan
merupakan salah satu akselerator, masalah dalam penelitian ini adalah,
sedangkan sinar ultraviolet dan sinar-sinar bagaimanakah kualitas fisik dan bilangan
gelombang pendek berfungsi sebagai peroksida minyak goreng tanpa merek yang
fotolisis persenyawaan aldehida, sehingga beredar di pasar Payangan. Penelitian ini
menghasilkan radikal bebas3. Peroksida bertujuan untuk mengetahui kualitas fisik
menyebabkan timbulnya bau tengik pada dan bilangan peroksida minyak goreng
bahan pangan dan minyak goreng. Hal ini tanpa merek yang beredar di pasar
terjadi karena peroksida yang terdapat Payangan.
dalam minyak akan mengalami degradasi
menjadi senyawa aldehid dan keton. METODE
Aldehid dan keton yang timbul Jenis rancangan penelitian yang
menyebabkan bau tengik pada minyak . digunakan adalah deskriptif observasional,
Peroksida pada bahan pangan minyak untuk mendeskripsikan atau
goreng yang melebihi standar mutu akan menggambarkan suatu fenomena yang
menyebabkan minyak tersebut bersifat terjadi di dalam masyarakat, tanpa
beracun dan tidak dapat dikonsumsi. Nilai memberikan intervensi pada variabel yang
gizi minyak goreng yang telah teroksidasi diteliti6. Sampel minyak yang digunakan
lebih rendah dibandingkan dengan minyak pada penelitian ini berjumlah enam sampel
goreng yang masih segar, sehingga dapat yang terdiri dari dua sampel minyak goreng
mengganggu kesehatan dan pencernaan. tradisional yang diberi kode sampel M.T,
Gangguan kesehatan yang terjadi antara lain dan minyak goreng curah yang diberi label
gatal pada tenggorokan, iritasi saluran M.C. Penentuan kadar bilangan peroksida
pencernaan, dan kanker4. Kadar maksimal ditentukan dengan menggunakan metode
bilangan peroksida pada minyak menurut titrasi iodometri7,8.Bilangan peroksida
SNI 3741-2013 yaitu sebesar 10 mek ditentukan berdasarkan jumlah iodin yang
Oksigen/1000g5. dibebaskan setelah minyak ditambahkan KI.
Oksidasi pada minyak juga dapat Minyak direaksikan dengan KI dalam
menyebabkan perubahan warna pada pelarut asam asetat dan kloroform,
minyak. Minyak goreng pada umumnya kemudian iodin yang terbentuk ditentukan
berwarna kuning hingga kuning pucat, dengan titrasi menggunakan Na2SO3.
adanya proses oksidasi pada minyak Penilaian kualitas fisik minyak dilakukan
mengakibatkan degradasi zat alamiah pada dengan menilai baud an warna minyak
minyak, yaitu warna gelap disebabkan oleh goring oleh panelis.
proses oksidasi terhadap tokoferol (vitamin
E)3.

Meditory | Vol. 4, No.1, Juni 2016 19


Ni Wayan Windy Ferina, et al : KUALITAS FISIK DAN BILANGAN PEROKSIDA MINYAK GORENG TANPA MEREK
YANG BEREDAR DI PASAR PAYANGAN
CHOLERAE
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pemeriksaan kualitas fisik sampel
1. Hasil minyak goreng tanpa merek dapat dilihat
a. Kualitas Fisik minyak goreng tanpa pada table 1
merek.

Tabel 1. Kualitas Fisik Minyak Goreng Curah dan Minyak Goreng Tradisional

Ciri- Ciri Fisik Minyak Goreng


No. Sampel Bau Warna
Replikasi I Replikasi II Replikasi I Replikasi II
1 MC 1 Tidak tengik Tidak tengik Kuning jernih Kuning jernih

2 MC 2 Tidak tengik Tidak tengik Kuning jernih Kuning jernih

3 MC 3 Tidak tengik Tidak tengik Kuning jernih Kuning jernih


4 MC 4 Tidak tengik Tidak tengik Kuning jernih Kuning jernih
5 M.T 1 Tidak tengik Tidak tengik Kuning pucat Kuning pucat
6 M.T 2 Tidak tengik Tidak tengik Kuning kehijauan Kuning kehijauan
Keterangan : MC = minyak curah
MT = minyak tradisional

Kualitas fisik minyak goreng curah pada memiliki bau tidak tengik dan warna yang
tabel satu dapat diketahui bahwa sampel tidak normal yaitu kuning kehijauan.
minyak curah 1 sampai dengan sampel
minyak curah 4 berdasarkan uji organoleptik b. Hasil pengujian bilangan peroksida pada
atau uji kualitas fisik bau dan warna pada minyak goreng tanpa merek
replikasi 1 dan 2 dinyatakan normal karena Bilangan peroksida minyak goreng tanpa
memiliki bau tidak tengik dan warna kuning merek yang beredar di pasar Payangan.
jernih.Kualitas fisik minyak goreng Standar bilangan peroksida minyak goreng
tradisional1 dinyatakan normal berdasarkan SNI 3741-2013 yaitu maksimal
karenaberdasarkan uji organoleptik pada 10 mek/kg. Hasil pemeriksaan kadar
replikasi 1 dan 2 memiliki bau tidak tengik bilangan peroksida pada sampel minyak
dan warna kuning pucat, sedangkan pada goreng yang diperiksa dengan metode titrasi
sampel minyak goreng tradisional 2 iodometri dapat dilihat pada tabel 2:

Tabel 2. Kadar Bilangan Peroksida Sampel Minyak Goreng Curah dan Tradisional

Bilangan Peroksida mek O2 /kg Rata-rata Bilangan


Sampel
Rata-rata replikasi I Rata-rata replikasi II Peroksida mek O2 /kg
M. C 1 11,4880 13,1047 12,2963
M. C 2 6,6800 6,4124 6,5462
M. C 3 4,5424 4,6699 4,6061
M. C 4 5,0768 5,8548 5,4658
M.T 1 2,3380 1,8819 2,1099
M. T 2 5,1436 6,0639 5,6037

Dari tabel 2 diketahui bahwa sampel peroksida sebesar 12,2963 mek oksigen/kg
minyak curah 1 memiliki rata-rata bilangan yang melebihi SNI, sedangkan sampel
Meditory | Vol. 4, No.1, Juni 2016 20
Ni Wayan Windy Ferina, et al : KUALITAS FISIK DAN BILANGAN PEROKSIDA MINYAK GORENG TANPA MEREK
YANG BEREDAR DI PASAR PAYANGAN

minyak curah 2, minyak curah 3, dan 1 memiliki bau tidak tengik dan warna
minyak curah 4 memiliki bilangan peroksida kuning pucat, serta pada minyak goreng
yang memenuhi SNI. tradisional 2 memiliki bau tidak tengik dan
Kadar bilangan peroksida minyak goreng warna kuning kehijauan. Warna kuning
tradisional berdasarkan table 2, diketahui kehijauan pada minyak goreng tradisional 2
bahwa memilki bilangan peroksida yang dinyatakan tidak normal berdasarkan SNI
memenuhi SNI maksimal 10 mek 01-3741-2013.
oksigen/kg, yaitu minyak goreng tradisional Sampel minyak goreng tradisional 2 yang
1 sebesar 2,1009 mek oksigen/kg, dan berwarna kuning kehijauan dapat
minyak tradisional 2 sebesar 5,6037 mek disebabkan oleh adanya zat warna alamiah
oksigen/kg. yaitu klorofil pada minyak yang berasal dari
perasan daun papaya yang ditambahkan saat
2. Pembahasan proses pembuatan minyak. Minyak goreng
Pengolahan, penyimpanan, dan yang terbuat dari kelapa maupun kelapa
pendistribusian minyak yang tidak baik sawit umumnya berwarna kuning sampai
dapat mengakibatkan minyak mengalami dengan kuning pucat. Hal ini disebabkan
oksidasi. Oksidasi minyak inilah yang dapat karena minyak kelapa memilki zat warna
memicu timbulnya bilangan peroksida yang alamiah yang berupa karotenoid yang
merupakan indikator tingkat kerusakan menyebabkan timbulnya warna kuning.
minyak. Berdasarkan SNI 3741-2013 kadar Berdasarkan hasil pengujian bilangan
maksimal bilangan peroksida pada minyak peroksida terhadap sampel minyak goreng
goreng adalah sebesar 10 mek O2/kg, curah didapatkan hasil yaitu minyak goreng
sedangkan untuk kualitas fisik minyak curah 1; 12,2963 mek O2 /kg, minyak
goreng menurut SNI 3741-2013 untuk goreng curah 2; 6,5462 mek O2 /kg, minyak
warna minyak yaitu normal (kuning sampai goreng curah 3; 4,6061 mek O2 /kg, dan
kuning pucat), dan bau normal (tidak minyak goreng curah 4; 5,4658 mek O2 /kg.
tengik). Minyak goreng curah adalah minyak yang
Berdasarkan uji organoleptik untuk didistribusikan dan diperjualkan dengan
kualitas fisik (bau dan warna) dari sampel risiko tinggi mengalami oksidasi. Oksidasi
minyak yang diteliti, diperoleh hasil yaitu pada minyak goreng terjadi karena adanya
minyak curah 1 sampai minyak curah 4 pengaruh suhu, cahaya serta oksigen.
berbau tidak tengik dan berwarna kuning Minyak goreng curah yang dipasarkan di
jernih. Semua sampel minyak goreng curah pasar Payangan, dijual secara eceran oleh
dinyatakan memiliki kualitas fisik yang pedagang atau dibungkus dengan botol
normal sesuai dengan SNI 01-3741-2013. plastik, maupun dibungkus dengan plastik.
Bau yang tidak tengik dan warna kuning Minyak curah yang dijual secara eceran
jernih pada minyak curah menunjukan menyebabkan minyak curah mengalami
bahwa minyak tersebut memiliki kualitas kontak dengan oksigen di udara sehingga
fisik yang baik. Kualitas dari minyak dapat mempercepat terjadinya proses oksidasi dan
ditentukan berdasarkan ciri-ciri fisik menimbulkan bilangan peroksida. Minyak
minyak, dan uji kimia. curah yang dibungkus plastik maupun botol
Warna minyak dikatakan normal apabila plastik bening akan mengalami proses
berwarna kuning sampai dengan kuning oksidasi oleh adanya sinar matahari. Plastik
pucat (BSN, 2013). Warna pada minyak dan botol plastik yang berwarna bening
terdiri dari dua jenis yaitu zat warna alamiah tidak dapat melindungi minyak dari paparan
(Natural Coloring Matter), dan warna dari sinar matahari karena sinar matahari dapat
hasil degradasi zat warna alamiah. Hasil dari menembusnya sehingga minyak tersebut
uji kualitas fisik sampel minyak goreng terkena paparan sinar langsung dan
tradisional adalah minyak goreng tradisional menyebabkan oksidasi.

Meditory | Vol. 4, No.1, Juni 2016 21


Ni Wayan Windy Ferina, et al : KUALITAS FISIK DAN BILANGAN PEROKSIDA MINYAK GORENG TANPA MEREK
YANG BEREDAR DI PASAR PAYANGAN
DI PASAR PAYANGAN
CHOLERAE
Pedagang minyak goreng curah 1 dan peroksidanya yaitu minyak goreng kemasan
pedagang minyak goreng curah 4 membeli (bermerek) cenderung memilki bilangan
minyak dari distributor yang sama, peroksida yang lebih baik dibandingkan
sedangkan pedagang minyak goreng curah 2 minyak goreng curah10.
dan pedagang minyak goreng curah 3 Minyak goreng tradisional 1 memiliki
membeli minyak dari distributor yang bilangan peroksida 2,1099 mek O2 /kg, dan
berbeda dengan pedagang minyak goreng minyak goreng tradisional 2 memiliki
curah 1 dan 4. Dari hasil pengujian sampel bilangan peroksida 5,6037 mek O2 /kg.
minyak goreng curah 1, 2, 3, dan 4 memiliki Perbedaan bilangan peroksida pada kedua
bilangan peroksida yang berbeda-beda. sampel minyak goreng tradisional ini dapat
Perbedaan bilangan peroksida ini terjadi disebabkan oleh proses pembuatan yang
karena perbedaan tingkat oksidasi yang berbeda. Sampel minyak goreng tradisional
terjadi. Tingginya kadar bilangan peroksida 1 dan 2 diproduksi oleh pedagang yang
dapat disebabkan oleh faktor suhu, cahaya berbeda. Hal ini menyebabkan minyak ini
atau penyinaran, dan kontak dengan mengalami perlakuan yang berbeda
oksigen. Pada sampel minyak goreng curah sehingga timbulnya kadar bilangan
1 tingginya kadar bilangan peroksida terjadi peroksida pada dua sampel ini tidak sama.
karena adanya proses oksidasi yang tinggi, Timbulnya bilangan peroksida yang berbeda
hal ini dapat dilihat saat dilakukan survei pada minyak goreng tradisional 1 dan 2
lapangan bahwa sampel minyak goreng dapat disebabkan oleh proses pemanasan
curah 1 dijual dengan kondisi terkena yang berbeda pada pembuatan minyak.
paparan sinar matahari langsung berbeda Proses pemanasan ini dapat menyebabkan
dengan minyak goreng curah 2, minyak terjadinya oksidasi pada minyak yang akan
goreng curah 3, dan minyak goreng curah 4. menimbulkan bilangan peroksida.
Sampel minyak goreng curah 1 berasal dari Standar bilangan peroksida menurut SNI
distributor yang sama dengan minyak 01-3741-2013 adalah sebesar 10 mek O2 /
goreng curah 4, namun sampel minyak kg. Dari pengujian enam sampel minyak
goreng curah 1 mengalami tingkat oksidasi goreng tanpa merek satu sampel memiliki
oleh suhu dan cahaya yang lebih tinggi bilangan peroksida yang melebihi sntandar
yang disebabkan minyak goreng curah 1 SNI 01 -3741-2013 yaitu pada sampel
ditempatkan pada tempat yang terkena minyak goreng curah 1 dengan kadar
paparan sinar matahari oleh pedagang bilangan peroksida sebesar 12, 2963 mek O2
sehingga menyebabkannya memiliki / kg.Adanya bilangan peroksida yang
bilangan peroksida yang lebih besar. Suhu melebihi standar pada minyak goreng, jika
dan cahaya adalah faktor yang dapat dikonsumsi secara terus menerus dapat
mempercepat terjadinya proses oksidasi menyebabkan gangguan kesehatan
pada minyak yang menyebabkan timbulnya Untuk kedepannya masyarakat
bilangan peroksida. diharapkan agar lebih hati-hati dalam
Penelitian tentang bilangan peroksida membeli minyak goreng, cara yang paling
pada minyak goreng yang dilakukan, mudah untuk melihat kualitas minyak
menunjukan bahwa minyak goreng curah tersebut masih baik adalah dengan melihat
memiliki bilangan peroksida yang lebih tingkat kejernihan warna minyak tersebut.
tinggi dibandingkan dengan minyak goreng Selain itu, disarankan untuk masyarakat agar
kemasan9. Minyak goreng curah adalah melihat paparan cahaya pada minyak saat
minyak hasil olahan pengusaha industri ingin membeli minyak. Jika minyak tersebut
kecil yang proses pengolahnnya bersifat terpapar suhu dan cahaya tinggi sebaiknya
tradisional. Karena itu mutu minyak goreng masyarakat menghindari membelinya. Agar
curah berbeda dengan minyak goreng kualitas minyak tetap terjaga, hendaknya
kemasan, termasuk pada bilangan minyak disimpan dalam wadah tertutup,

Meditory | Vol. 4, No.1, Juni 2016 22


Ni Wayan Windy Ferina, et al : KUALITAS FISIK DAN BILANGAN PEROKSIDA MINYAK GORENG TANPA MEREK
YANG BEREDAR DI PASAR PAYANGAN
DI PASAR PAYANGAN
CHOLERAE
terhindar dari suhu tinggi dan juga terhindar 3741-2013 untuk kadar bilangan
dari paparan cahaya, karena suhu dan peroksida.
cahaya dapat menyebabkan minyak lebih
cepat mengalami oksidasi sehingga 2. Saran
terbentuk bilangan peroksida yang a. Bagi pedagang minyakgoreng tanpa
menandakan terjadi penurunan kualitas atau merek, minyak curah maupun minyak
mutu minyak tersebut. goreng tradisional diharapkan agar lebih
memperhatikan tempat memajang
SIMPULAN DAN SARAN minyak agar terhindar dari sinar matahari
1. Simpulan dan suhu tinggi agar minyak tidak mudah
Berdasarkan hasil penelitian kulitas fisik mengalami oksidasi.
dan bilangan peroksida minyak goreng b. Bagi masyarakat diharapkan agar lebih
tanpa merek yang beredar di Pasar berhati-hati dan selektif dalam membeli
Payangan, dapat disimpulkan: minyak goreng. Cara yang paling mudah
a. Kualitas fisik minyak goreng curah yang untuk menentukan kualitas minyak
beredar di pasar Payangan adalah normal adalah dengan melihat warna minyak dan
dengan ciri-ciri fisik: minyak goreng aroma minyak. Minyak yang memiliki
curah 1, 2, 3, dan 4 berbau tidak tengik kualitas yang baik memiliki warna
dan berwarna kuning jernih. kuning jernih dan tidak berbau tengik.
b. Kualitas fisik minyak goreng tradisional
yang beredar di pasar Payangan adalah DAFTAR PUSTAKA
minyak goreng tradisional 1 dan minyak 1. Sipayung, T., 2012, Ekonomi Agribisnis
goreng tradisional 2 memiliki bau tidak Minyak Sawit, Bogor: PT. Penerbit IPB
tengik, dan warna kuning pucat pada Press.
minyak goreng tradisional 1, serta 2. Kusnandar, F., 2010. Kimia Pangan
minyak kuning kehijauan pada minyak Komponen Makro, Jakarta: Dian
goreng tradisional 2. Rakyat.
c. Bilangan peroksida minyak goreng curah 3. Ketaren, S., 2008, Minyak dan Lemak
yang beredar di pasar Payangan adalah: Pangan. Jakarta: UI Press.
minyak goreng curah 1; 12, 2963 mek O2 4. Aminah, S., 2010, Bilangan Peroksida
/kg, minyak goreng curah 2; 6,5462 mek Minyak Goreng Curah Dan Sifat
O2 /kg, minyak goreng curah 3; 4,6061 Organoleptik Tempe Pada
mek O2 /kg, dan minyak goreng curah 4; Pengulangan Penggorengan, Jurnal
5,4658 mek O2 /kg. Pangan dan Gizi Vol. 01 tahun 2010,
d. Bilangan peroksida minyak goreng (online), available: http:
tradisional adalah: minyak goreng //jurnal.unimus.ac.id. Diakses pasa 09
tradisional 1; 2,1099 mek O2 /kg, minyak Desember 2014.
goreng tradisional 2; 5,6037 mek O2 /kg. 5. Badan Standarisasi Nasional. 2013. SNI
e. Bilangan peroksida pada minyak goreng 3741-2013: Minyak Goreng, Jakarta:
tanpa merek yang beredar di pasar BSN.
Payangan, sampel minyak goreng curah 1 6. Notoatmodjo, S., 2012, Metodologi
tidak memenuhi syarat SNI 3741-2013 Penelitian Kesehatan, Jakarta: Rineka
karena memiliki bilangan peroksida Cipta.
melebihi 10 mek O2 /kg. Minyak goreng 7. Basset, J., Denney, R.C., Jeffery,J.,
curah 2, minyak goreng curah 3, minyak Mendham, Alih Bahasa Hadyano
goreng curah 4, minyak goreng Pudjatmaka, 1994, Vogel Kimia
tradisional 1 dan minyak goreng Analisis Kuantitatif Anoganik, Edisi
tradisional 2 memenuhi syarat SNI 01- Keempat, Jakarta: Buku Kedokteran
EGC.

Meditory | Vol. 4, No.1, Juni 2016 23


Ni Wayan Windy Ferina, et al : KUALITAS FISIK DAN BILANGAN PEROKSIDA MINYAK GORENG TANPA MEREK
YANG BEREDAR DI PASAR PAYANGAN
DI PASAR PAYANGAN
CHOLERAE
8. Day, R.A., & Underwood, A.L., Alih Kota Denpasar , Karya Tulis Ilmiah
Bahasa Iis Sopyan, 2002, Analis Kimia Analis Kesehatan Poltekkes Denpasar.
Kuantitatif, Edisi Keenam, Jakarta: 10. Trubus, 2005, Mengolah Minyak
Erlangga. Goreng Bekas, Surabaya: Trubus
9. Epiyanti, 2013, Tinjauan Bilangan Agrisarana
Peroksida Minyak Goreng Pada
Pedagang Gorengan di Desa Sidakarya

Meditory | Vol. 4, No.1, Juni 2016 24


Meditory

Number 1
5

PERBEDAAN ZONA HAMBAT PERTUMBUHAN


PROPIONIBACTERIUM ACNES PADA PEMBERIAN BERBAGAI
KONSENTRASI PERASAN DAUN BELIMBINGWULUH
(AVERRHOA BILIMBI LINN)
SECARA IN VITRO

Ayu Megarani ID1, Merta IW2, Sudarmanto IG3

Abstract :
Background Bilimbi is one of the medicine plants known by people for a long time.
Parts of bilimbi that often used are the leaves, fruits, and flowers. The leaves of bilimbi
have antimicrobial substances, those are tannins and formic acidwhich can inhibit the
growth of microorganism. ObjectiveThis research aims to identify the differentiation of
inhibition zone growth to Propionibacterium acnes at various concentration of bilimbi
leaf filtrate (AverrhoabilimbiLinn) in vitro. MethodThe method of this research is
posttest only control group design. The antibacterial activity test uses Kirby-Bauer disk
diffusion method.Result There are zero zone of inhibition on concentration of 10% and
20%, on 30% concentration is 6 mm of inhibition zone, on 40% concentration is 7 mm
of inhibition zone, and on 50% concentration is 8 mm of inhibition zone. The result is
not in normal data distribution on the test of Kolmogorov Smirnov, so the data tested on
Kruskal Wallis test and continued by Mann Whitney test. ConclusionThe result of this
research shows that there is the differentiation of inhibition zone growth to
Propionibacterium acnes, in which the inhibition zone is varied depend on the
concentration of bilimbi leaf filtrate (Averrhoabilimbi Linn).

Keywords : Bilimbi leaf, Propionibacterium acnes, inhibition

PENDAHULUAN jerawat adalah Propionibacterium acnes.


Belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi Propionibacterium acnes biasanya
Linn) merupakan salah satu tanaman yang ditemukan pada lesi-lesi jerawat, dimana
telah lama dimanfaatkan sebagai obat Propionibacterium acnes dapat
tradisional oleh masyarakat yang menghidrolisis trigliserida menjadi asam
mempunyai khasiat sebagai anti bakteri. lemak bebas dan gliserol, asam lemak bebas
Tidak hanya buah dari belimbing wuluh tersebut memungkinkan terjadinya lesi
yang dapat digunakan sebagai obat, namun
daunnya-pun memiliki banyak khasiat,
1.,2.,3.,
diantaranya untuk obat sakit perut, anti Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes
radang, untuk encok, menurunkan demam Denpasar
serta sebagai obat untuk kulit gatal dan Korespondensi : Ayu Megarani ID1, Jurusan
menghilangkan bekas jerawat atau cacar1. Analis Kesehatan, Poltekes Denpasar, Jalan
Dalam daun belimbing wuluh terdapat Sanitasi No. 1 Sidakarya, Denpasar-Bali
senyawa yang bersifat sebagai anti bakteri, 80224, Indonesia.
yaitu tanin dan asam format2. Telp. +62-361-710 527, Fax. +62-361-710
Organisme utama yang pada umumnya 448
member kontribusi terhadap terjadinya Email : meditoryjournal@gmail.com
Meditory | Vol. 4, No.1, Juni 2016 25
Ayu Megarani ID, et al : PERBEDAAN ZONA HAMBAT PERTUMBUHAN PROPIONIBACTERIUM ACNES PADA
PEMBERIAN BERBAGAI KONSENTRASI PERASAN DAUN BELIMBINGWULUH (AVERRHOA BILIMBI LINN)
SECARA IN VITRO

komedo. Jerawat merupakan suatu


peradangan kronis dari folikel polisebasea METODE
yang ditandai dengan adanya komedo, Penelitian ini merupakan true experiment
papul, pustule dan kista pada daerah-daerah dengan rancangan penelitian posttest only
muka, bahu, lengan atas, dada, dan control group design Konsentrasi perasan
punggung. Meskipun jerawat bukan daun belimbing wuluh yang digunakan
penyakit infeksi serius, banyak remaja yang adalah 10%, 20%, 30%, 40% dan 50%.
mendapatkan jerawat mengalami rasa Dalam penelitian ini dilakukan tiga kali
3
kurang percaya diri pengulangan dan replikasi sebanyak dua kali
Sampai saat ini penggunaan antibiotic sehingga diperoleh 30 data. Kontrol yang
baik oral maupun topical masih tetap dipakai adalah kontrol positif dengan
digunakan dalam pengobatan masalah menggunakan antibiotic Tetrasiklin dan
jerawat. Namun, obat-obatan tersebut control negative menggunakan aquades
memiliki efek samping berupa iritasi kulit steril. Penelitian ini dilakukan di
dengan gejala kemerahan, kulit berserpih Laboratorium Mikrobiologi Universitas
dan gatal, serta penggunaan antibiotic Udayana. Data-data yang diperoleh
cenderung menyebabkan peningkatan dianalisis dengan uji Kruskal Wallis dan uji
infeksi saluran nafas atas4. Mann Whitney.
Efek samping yang merugikan bagi Karakteristik daun belimbing wuluh
pengguna serta kemungkinan resistensi (Averrhoa bilimbiLinn) yang digunakan
bakteri terhadap antibiotic sintetik, membuat adalah daun belimbing wuluh yang masih
peneliti ingin meningkatkan penggunaan muda dan segar dengan 15-21 pasang anak
tumbuhan berkhasiat obat di kalangan daun,permukaan atas daun berwarna hijau
masyarakat sebagai antibakteri terutama muda, hijau, sampai hijau kecoklatan. Helai
untuk Propionibacterium acnes. daun yang digunakan adalah helai daun
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, pertama hingga helai daun ke-10.
penulis tertarik meneliti perbedaan zona Daun belimbing wuluh ditimbang dengan
hambat pertumbuhan propionibacterium neraca sebanyak 500 gram.Kemudian daun
acnes pada pemberian berbagai konsentrasi belimbing wuluh dicuci dan dihaluskan
perasan daun belimbing wuluh dengan mortar dan pestel. Daun yang telah
(averrhoabilimbiiinn) secara in vitro. halus diperas dengan kain kasa steril dan
Pemilihan perasan daun belimbing wuluh ditampung dalam gelas ukur sehingga
sebagai alternative pencegahan maupun diperoleh perasan daun belimbing wuluh
pengobatan jerawat dikarenakan 100 %
pengaplikasiannya yang mudah di
masyarakat.
Cara pengenceran perasan daun belimbing wuluh dalam volume 5 ml

Perasan daun belimbing Perasan daun belimbing Aquadest steril


wuluh wuluh 100%
Konsentrasi 10 % 0,5 ml 4,5 ml

Konsentrasi 20 % 1 ml 4 ml

Konsentrasi 30 % 1,5 ml 3,5 ml


Konsentrasi 40 % 2 ml 3 ml
Konsentrasi 50 % 2,5 ml 2,5 ml

Meditory | Vol. 4, No.1, Juni 2016 26


Ayu Megarani ID, et al : PERBEDAAN ZONA HAMBAT PERTUMBUHAN PROPIONIBACTERIUM ACNES PADA
PEMBERIAN BERBAGAI KONSENTRASI PERASAN DAUN BELIMBINGWULUH (AVERRHOA BILIMBI LINN)
SECARA IN VITRO

HASIL DAN PEMBAHASAN mm, 6 mm, dan 7 mm. Pada replikasi II dari
Hasil tiga kali pengulangan diperoleh panjang
Karakteristik daun belimbing wuluh diameter zona hambat sebesar 6 mm.
(Averrhoa bilimbiLinn) yang digunakan Sehingga rerata panjang diameter zona
adalah daun belimbing wuluh yang masih hambat yang diperoleh dari replikasi I dan
muda dan segar dengan 15-21 pasang anak replikasi II adalah 6,16 mm ≈ 6 mm.
daun, permukaan atas daun berwarna hijau Berdasarkan tabel NCCLS (diameter zona
muda, hijau, sampai hijau kecoklatan. hambat 19 mm), perasan daun belimbing
Helaid aun yang digunakan adalah helai wuluh konsentrasi 30% termasuk dalam
daun pertama hingga helai daun ke- kategori resisten.
10.Berdasarkan hasil pengamatan, diameter Pada perasan daun belimbing wuluh
zona hambat yang terbentuk yaitu sebagai konsentrasi 40%, diameter zona hambat
berikut: untuk kontrol positif dengan yang terbentuk pada replikasi I dan replikasi
menggunakan antibiotik Tetrasiklin 30 mcg II dalam tiga kali pengulangan berturut-turut
menunjukkan adanya diameter zona hambat sebesar 7 mm. Sehingga rerata panjang
mulai dari replikasi I hingga replikasi II diameter zona hambat yang diperoleh dari
dengan hasil rerata 26 mm. Kontrol negatif replikasi I dan replikasi II adalah 7 mm.
dengan aquades steril tidak menunjukkan Berdasarkan tabel NCCLS (diameter zona
adanya zona hambat baik pada replikasi I hambat 19 mm), perasan daun belimbing
hingga replikasi II, hal ini dikarenakan wuluh konsentrasi 40% termasuk dalam
dalam control negative tidak terkandung zat kategori resisten.
anti bakteri yang mampu menghambat Pada perasan daun belimbing wuluh
pertumbuhan Propionibacterium acnes. konsentrasi 50% menunjukkan adanya
Perasan daun belimbing wuluh diameter zona hambat pada replikasi I dan
konsentrasi 10% yang ditanam pada media replikasi II. Panjang diameter zona hambat
Mueller Hinton Agar tidak menunjukkan perasan daun belimbing wuluh konsentrasi
adanya diameter zona hambat. Nilai rerata 50% yang terbentuk pada replikasi I dalam
diameter zona hambat perasan daun tiga kali pengulangan berturut- turut sebesar
belimbing wuluh konsentrasi 10% pada 8 mm. Pada replikasi II dalam tiga kali
replikasi I dan replikasi II dalam tiga kali pengulangan berturut- turut sebesar 7 mm, 8
pengulangan adalah 0 mm. Berdasarkan mm, dan 8 mm. Sehingga rerata panjang
tabel NCCLS (diameter zonahambat 19 diameter zona hambat yang diperoleh dari
mm), perasan daun belimbing wuluh replikasi I dan replikasi II adalah sebesar
konsentrasi 10% termasuk dalam kategori 7,83 mm ≈ 8 mm. Berdasarkan tabel
resisten. NCCLS (diameter zona hambat 19 mm),
Perasan daun belimbing wuluh perasan daun belimbing wuluh konsentrasi
konsentrasi 20% tidak menunjukkan adanya 50% termasuk dalam kategori resisten.
diameter zona hambat. Nilai rerata diameter Data hasil penelitian diuji dengan
zona hambat perasan daun belimbing wuluh Kolmogorov Smirnov dan didapat data
konsentrasi 20% pada replikasi I dan berdistribusi tidak normal. Kemudian
replikasi II dalam tiga kali pengulangan dilanjutkan dengan uji Kruskal Wallis untuk
adalah 0 mm. Berdasarkan tabel NCCLS mengetahui apakah terdapat perbedaan zona
(diameter zona hambat 19 mm), perasan hambat pertumbuhan Propionibacterium
daun belimbing wuluh konsentrasi 20% acnes pada berbagai konsentrasi perasan
termasuk dalam kategori resisten. daun belimbing wuluh. Setelah dilakukan
Panjang diameter zona hambat perasan analisis, diperoleh hasil nilai probabilitas (p)
daun belimbing wuluh konsentrasi 30% 0,000 (p < α) yang berarti ada perbedaan
yang terbentuk pada replikasi I dalam tiga zona hambat pertumbuhan
kali pengulangan berturut-turut sebesar 6 Propionibacterium acnes pada berbagai

Meditory | Vol. 4, No.1, Juni 2016 27


Ayu Megarani ID, et al : PERBEDAAN ZONA HAMBAT PERTUMBUHAN PROPIONIBACTERIUM ACNES PADA
PEMBERIAN BERBAGAI KONSENTRASI PERASAN DAUN BELIMBINGWULUH (AVERRHOA BILIMBI LINN)
SECARA IN VITRO

konsentrasi perasan daun belimbing wuluh. tidak mengandung zat atau bahan tertentu
Hasil uji Mann Whitney menunjukkan yang dapat mempengaruhi pertumbuhan
bahwa terdapat perbedaan zona hambat pada bakteri, khususnya dalam menghambat
masing-masing konsentrasi perasan daun pertumbuhan Propionibacterium acnes.
belimbing wuluh, kecuali pada konsentrasi Diameter zona hambat yang terbentuk
10% dengan 20%.Hal tersebut dapat dilihat pada masing- masing konsentrasi perasan
dari nilai probabilitas (p) masing- masing daun belimbing wuluh berbeda-beda. Pada
konsentrasi yang kurang dari 0,05. konsentrasi 10% dan 20% tidak terbentuk
zona hambat (0 mm), sedangkan pada
Pembahasan konsentrasi 30%, 40% dan 50% membentuk
Berdasarkan hasil penelitian, panjang diameter zona hambat dengan rerata
diameter zona hambat rerata pada control berturut-turut sebesar 6 mm, 7 mm dan 8
positif adalah 26 mm, ini termasuk kategori mm. Berdasarkan hasil tersebut dapat
sensitive karena melebihi batas diameter dilihat bahwa diameter zona hambat terkecil
zona hambat pada NCCLS yaitu sebesar 19 terbentuk pada konsentrasi 30% dan
mm. Kontrol negative menggunkan aquades diameter zona hambat terbesar terbentuk
steril, tidak terbentuk zona hambat karena pada konsentrasi 50%.

Gambar 1.Perbedaan diameter zona hambat pertumbuhan Propionibacterium acnes terhadap


pemberian berbagai konsentrasi perasan daun belimbing wuluh secara in vitro

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa berbanding lurus dengan pembentukan zona
terdapat perbedaan diameter zona hambat hambat mulai pada konsentrasi 30 %
yang terbentuk pada masing-masing sampai dengan konsentrasi 50%. Hasil
konsentrasi perasan daun belimbing wuluh. penelitian ini bila dibandingkan dengan
Perbedaan diameter zona hambat tersebut penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
ditunjukkan dari adanya peningkatan Damayanti (2014)7. Pada uji aktivitas
panjang diameter zona hambat. Pada bakteri dengan menggunakan metode difusi
konsentrasi yang lebih tinggi aktivitas agar cakram membuktikan bahwa larutan
bakteri banyak dapat menghambat bawang putih menunjukkan adanya daya
pertumbuhan bakteri. Perbandingan hambat pada bakteri Propionibacterium
konsentrasi perasan daun belimbing wuluh acnes,yaitu pada konsentrasi 55% dengan

Meditory | Vol. 4, No.1, Juni 2016 28


Ayu Megarani ID, et al : PERBEDAAN ZONA HAMBAT PERTUMBUHAN PROPIONIBACTERIUM ACNES PADA
PEMBERIAN BERBAGAI KONSENTRASI PERASAN DAUN BELIMBINGWULUH (AVERRHOA BILIMBI LINN)
SECARA IN VITRO
diameter zona hambat sebesar 17,67 mm virus. Asam format akan bereaksi dengan
artinya larutan bawang putih mempunyai protein sehingga dapat mengganggu kerja
kemampuan menghambat pertumbuhan mikro organisme6.
bakteri lebih baik bila dibandingkan dengan Hasil penelitian ini memiliki kelemahan
daun belimbing wuluh, begitu pula dengan jika dibandingkan dengan penelitian
hasil penelitian sebelumnya juga yaitu sebelumnya yang dilakukan oleh Damayanti
Ayunastuti (2013) terhadap bakteri pada (2014)7. Pada uji aktivitas bakteri dengan
jerawat dengan ekstrak etanol biji pisang, menggunakan metode difusi agar cakram
dimana pada konsentrasi 80 % terbentuk membuktikan bahwa larutan bawang putih
zone hambat sebesar 2, 97 mm, artinya menunjukkan adanya daya hambat pada
belimbing wuluh mempunyai daya hambat bakteri Propionibacterium acnes, yaitu pada
lebih besar dari biji pisang. Aktivitas konsentrasi 55% dengan diameter zona
antibakteri dari perasan daun belimbing hambat sebesar 17,67 mm, sedangkan dalam
wuluh mulai terlihat pada konsentrasi 30%, penelitian ini zona hambat yang terbentuk
dimana pada konsentrasi 30% zat aktif pada konsentrasi terbesar yaitu perasan daun
dalam perasan daun belimbing wuluh belimbing wuluh konsentrasi 50% adalah 8
mulai menghambat pertumbuhan mm. Faktor yang menyebabkan hal tersebut
Propionibacterium acnes. Aktivitas adalah pemilihan konsentrasi perasan daun
antibakteri tersebut meningkat seiring belimbing wuluh yang kurang tepat,
kenaikan konsentrasi perasan daun dikarenakan tidak dilakukannya uji
belimbing wuluh, dimana zona hambat pendahuluan terhadap perasan daun
terbesar terbentuk pada konsentrasi 50%, belimbing wuluh, dimana konsentrasi
yakni dengan rerata 8 mm. Hal tersebut perasan daun belimbing wuluh yang
dikarenakan, pada konsentrasi yang lebih digunakan dalam penelitian masih rendah,
besar terdapat kandungan zat antibakteri sehingga zona hambat yang terbentuk belum
yang lebih banyak, sedangkan pada mencapai kategori sensitif.
konsentrasi perasan daun belimbing wuluh
yang lebih kecil terdapat kandungan zat anti SIMPULAN DAN SARAN
bakteri yang lebih sedikit sehingga belum Terdapat perbedaan zona hambat
mampu menghabat pertumbuhan pertumbuhan Propionibacterium acnes pada
Propionibacterium acnes. masing-masing konsentrasi perasan daun
belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi Linn)
Tanin dan asam format merupakan secara in vitro kecuali pada konsentrasi 10%
senyawad alam daun belimbing wuluh yang dengan 20%, yang menunjukkan bahwa
telah diketahui memiliki aktivitas sebagai semakin tinggi konsentrasi perasan daun
anti bakteri. Tanin yang merupakan turunan belimbing wuluh, maka semakin panjang
senyawa etanol memiliki aktivitas anti diameter zona hambat yang terbentuk.
bakteri dengan cara mempresipitasi protein, Peneliti menyarankan kepada masyarakat
inaktivasi enzim, dan destruksi atau untuk memanfaatkan tanaman sekitar
inaktivasi materi genetic sehingga khususnya belimbing wuluh sebagai
pembentukan dinding sel menjadi kurang antibiotik alami untuk pencegahan dan
sempurna. Sifat anti bakteri tannin pengobatan jerawat. Bagi peneliti lain yang
tergantung pada struktur kimia dan berat ingin melanjutkan penelitian ini, penulis
molekul. Tanin dengan berat molekul menyarankan untuk menggunakan
rendah memiliki aktivitas yang lebih baik konsentrasi perasan yang lebih tinggi,
dari pada tannin dengan berat molekul yang sehingga dapat diperoleh konsentrasi yang
lebih besar5. Senyawa asam format tepat dalam menghambat pertumbuhan
merupakan desinfektan yang efektif untuk Propionibacterium acnes.
bakteri vegetatif, jamur dan banyak jenis

Meditory | Vol. 4, No.1, Juni 2016 29


Ayu Megarani ID, et al : PERBEDAAN ZONA HAMBAT PERTUMBUHAN PROPIONIBACTERIUM ACNES PADA
PEMBERIAN BERBAGAI KONSENTRASI PERASAN DAUN BELIMBINGWULUH (AVERRHOA BILIMBI LINN)
SECARA IN VITRO
5. Fitriani, E. Uji Aktivitas Antibakteri
DAFTAR PUSTAKA Ekstrak Etanol Daun Sirsak (Annona
1. Adi, L.T.Tanaman Obat & Jus Untuk muricta L.) Terhadap Shigella flexneri
Asam Urat & Rematik,Jakarta Selatan: Secara In Vitro (Jurnal), Pontianak :
PT AgroMedia Pustaka; 2006. Fakultas Kedokteran Universitas
2. Putra, W.S. 68 Buah Ajaib Penangkal Tanjungpura; 2012
Penyakit,Yogyakarta: Katahati; 2003. 6. Cahyono, A.D. Kemampuan Perasan
3. Kabau, S. Hubungan Antara Pemakaian Daun Belimbing Wuluh (Averrhoa
Jenis Kosmetik Dengan Kejadian Akne bilimbi) Dalam Menghambat
Vulgaris(Jurnal), Semarang: Fakultas Pertumbuhan Bakteri Lactobacillus
Kedokteran Universitas Diponegoro; sp.(Jurnal), Jember : FKG Universitas
2012. Jember; 2007
4. Aziz, S.Uji Aktivitas Antibakteri 7. Damayanti, M., Uji Efektivitas Larutan
Ekstrak Etanol Daun danUmbi Bakung Bawang Putih (Allium Sativum)
Putih (Crinum asiaticum L.) Terhadap Terhadap Pertumbuhan Bakteri
Bakteri Penyebab Jerawat Propionibacterium acnes Secara In
(Jurnal),Jakarta: Fakultas Kedokteran Vitro (Jurnal), Jakarta: Fakultas
dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan UIN
Hidayatullah; 2010 Syarif Hidayatullah; 2014

Meditory | Vol. 4, No.1, Juni 2016 30


Meditory

Number 1
6

TES TYPHOID DIPSTICK SEBAGAI TES SARING PENDERITA


SUSPEK DEMAM TIFOID

Ida Bagus Artha

Abstract :
Introduction, Typhoid fever, also known as typhoid, is a common worldwide illness,
transmitted by the ingestion of food or water contaminated by the feces of an infected
person, which contain the bacterium Salmonella enterica serovar typhi. The bacteria
then perforate through the intestinal wall and are phagocytized by macrophages. The
diagnosis of these infections are challenging because it can have diverse clinical
manifestations with symptoms that overlap with a wide spectrum of other diseases.
Application of a dipstick assay is for detection of Salmonella typhi-specific IgM
antibodies. The dipstick assay may thus also be useful for the serodiagnosis of culture-
negative patients with clinical signs and symptoms consistent with typhoid fever.
Methods, Dipstick assay is based on the binding of human Brucella- or Salmonella
enterica serovar typhi-specific Immunoglobulin M (IgM) antibodies with the respective
antigen, which is detected with an anti-human IgM dye conjugate. IgM has been
reported to appear a few days after infection, reaching a peak within 3 to 4 weeks, and
then it declines gradually over a similar period of time. The samples was incubated for
2 h at 35°C. The built-in internal control band provided a check on the integrity of the
detection reagent and the presence of serum. Conclusion, The advantages of the
dipstick assay are that the result can be obtained on the same day allowing a prompt
treatment, that only a small volume of serum is needed, and that no special laboratory
equipments are needed to perform the assay. The stability of the reagents of the dipstick
and the simplicity of the assay allows its use in places with lack of laboratory facilities.

Keyword : Typhoid, Dipstick assay, Diagnostic

PENDAHULUAN terdiri dari lipopolisakarida antigen H


Demam tifoid merupakan suatu penyakit (flagel), antigen Vi (pili). Antigen O adalah
infeksi sistemik akut yang disebabkan oleh komponen lipopolisakarida dinding sel yang
Salmonella typhi yang masih dijumpai stabil terhadap panas, sedangkan antigen H
secara luas di berbagai negara berkembang
yang terutama terletak di daerah tropis dan
subtropis.1 Salmonella typhi adalah suatu 1.,
Poliklinik Kantor Gubernur Bali
basil gram negatif; dapat bergerak, bersifat Korespondensi : Ida Bagus Artha, Kantor
motil, tidak membentuk spora, dan tidak Gubernur Provinsi Bali
berkapsul. Organisme salmonella tumbuh
secara aerob dan mampu tumbuh secara Email : arthaidabagus135@gmail.com
anaerob fakultatif. Salmonella memiliki 3
antigen utama yaitu antigen O (somatik)

Meditory | Vol. 4, No.1, Juni 2016 31


Ida Bagus Artha : TES TYPHOID DIPSTICK SEBAGAI TES SARING PENDERITA SUSPEK DEMAM TIFOID

adalah protein labil terhadap panas.2 sama pada beberapa penyakit lain pada
Salmonella typhi yang biasanya terdapat anak, terutama pada minggu pertama sakit.l
dalam feses dan urin dari penderita demam Manifestasi klinis demam tifoid
tifoid, masuk ke dalam tubuh manusia seringkali tidak khas dan sangat bervariasi
melalui makanan dan air yang tercermar.1 yang sesuai dengan patogenesis demam
Di dalam usus halus, Salmonella typhi akan tifoid. Spektrum klinis demam tifoid tidak
masuk ke dalam sirkulasi darah menuju khas dan sangat lebar, dan asimtomatik atau
organ sistem retikuloendothelial untuk yang ringan, berupa panas disertai diare
bereplikasi dan terjadi bakteriemia primer.10 yang mudah disembuhkan sampai dengan
Masa inkubasi 10-14 hari diawali dengan bentuk klinis yang berat baik berupa gejala
gejala prodromal, kemudian timbul demam sistemik panas tinggi, gejala septik yang
yang besifat menetap terutama sore dan lain, ensefalopati atau timbul komplikasi
malam hari.3 gastrointestinal berupa perforasi usus atau
Penyakit ini juga merupakan masalah perdarahan. Hal ini mempersulit penegakan
kesehatan masyarakat yang penting karena diagnosis berdasarkan gambaran klinisnya
penyebarannya berkaitan erat dengan saja, sehingga dalam penegakan diagnosis
urbanisasi, kepadatan penduduk, kesehatan diperlukan konfirmasi pemeriksaan
lingkungan yang kurang memadai, sumber laboratorium sebagai penunjang untuk
air dan sanitasi yang buruk serta standar penegakan diagnosis demam tifoid.5
higiene industri pengolahan makanan yang Berbagai metode diagnostik masih terus
masih rendah.1 dikembangkan untuk mencari cara yang
Besarnya angka pasti kasus demam tifoid cepat, mudah dilakukan dan murah biayanya
di dunia sangat sulit ditentukan karena dengan sensitivitas dan spesifisitas yang
penyakit ini dikenal mempunyai gejala tinggi. Hal ini penting untuk membantu
dengan spektrum klinis yang sangat luas. usaha penatalaksanaan penderita secara
Data World Health Organization (WHO) menyeluruh yang juga meliputi penegakan
tahun 2003 memperkirakan terdapat sekitar diagnosis sedini mungkin dimana pemberian
17 juta kasus demam tifoid di seluruh dunia terapi yang sesuai secara dini akan dapat
dengan insidensi 600.000 kasus kematian menurunkan ketidaknyamanan penderita,
tiap tahun. Di Indonesia kasus ini tersebar insidensi terjadinya komplikasi yang berat
secara merata di seluruh propinsi dengan dan kematian serta memungkinkan usaha
insidensi di daerah pedesaan 358/100.000 kontrol penyebaran penyakit melalui
penduduk/tahun dan di daerah perkotaan identifikasi karier.4
760/100.000 penduduk/tahun atau sekitar Salah satu kunci keberhasilan
600.000 dan 1.5 juta kasus per tahun. Umur pengendalian demam tifoid adalah pencarian
penderita yang terkena di Indonesia kasus yang diikuti dengan terapi dini dan
dilaporkan antara 3-19 tahun pada 91% akurat disamping penyuluhan kesehatan,
kasus.4 dan vaksinasi. Untuk keperluan pencarian
Beberapa faktor penyebab demam tifoid kasus dibutuhkan sarana diagnosis yang
masih terus menjadi masalah kesehatan akurat, praktis, dan murah, yang dapat
penting di negara berkembang meliputi pula menegakkan diagnosis lebih dini.6
keterlambatan penegakan diagnosis pasti.1 Dalam menegakkan diagnosis diperlukan
Penegakan diagnosis demam tifoid saat ini ketersediaan alat deteksi dini yang praktis
dilakukan secara klinis dan melalui dalam mendeteksi antibodi IgM spesifik
pemeriksaan laboratorium. Diagnosis tifoid pada penderita suspek demam tifoid.
demam tifoid secara klinis seringkali tidak Tes Typhoid Dipstick merupakan suatu tes
tepat karena tidak ditemukannya gejala baru yang dapat mendeteksi antibodi IgM
klinis spesifik atau didapatkan gejala yang spesifik terhadap antigen Salmonella typhi
dengan tingkat sensitifitas spesifisitas yang

Meditory | Vol. 4, No.1, Juni 2016 32


Ida Bagus Artha : TES TYPHOID DIPSTICK SEBAGAI TES SARING PENDERITA SUSPEK DEMAM TIFOID

tinggi.7 Tes tifoid dipstik (Serotype Typhi komplikasi pendarahan dan perforasi
IgM dipstick assay) ditemukan oleh H.L. intestinal. Kemudian kuman Salmonella
Smits dari Departement of Biomedical typhi ini menembus ke lamina propia,
Research, Royal Tropical Institute, masuk aliran limfe dan mencari kelenjar
Amsterdam, The Netherlands. Tes Typhoid limfe mesenterial yang juga mengalami
Dipstick dapat mendeteksi antibody IgM hipertrofi. Melalui kelenjar limfe
spesifik terhadap antigen LPS S. typhi mesenterial , kuman masuk aliran darah
dengan membran nitroselulosa yang sistemik dan mencapai sel-sel retikulo
mengandung 2-mm garis lebar dari endothelial, hati dan limpa. Setelah
immobilized antigen S. typhi sebagai pita melewati kelenjar limfe ini, kuman
pendeteksi dan garis yang terpisah dari Salmonella typhi masuk aliran darah melalui
antibodi IgM anti-human immobilized ductud thoracicus. Kuman Salmonella typhi
sebagai reagen control. Bagian yang lain mencapai hati melalui sirkulasi portal
mengandung nitrocellulose dilekatkan pada dari usus. Salmonella typhi bersarang di
bidang belakang yang kaku.8 plaque Peyeri, limpa, hati, dan bagian-
bagian lain system retikuloendotelial.
PEMBAHASAN Semula disangka demam dan gejala-gejala
Kuman Salmonella typhi berbentuk toksemia pada demam tifoid disebabkan
basil gram negatif, bergerak, tidak oleh endotoksemia. Tapi kemudian
berkapsul, tidak membentuk spora, tetapi berdasarkan penelitian eksperimental
memiliki fimbria, bersifat aerob dan anaerob disimpulkan bahwa endotoksemia bukan
fakultatif Basil Salmonella typhi ini merupakan penyebab utama demam dan
mempunyai struktur yang terdiri dari gejala-gejala toksemia pada demam tifoid.
antigen somatic O, antigen flagel H, antigen Kuman Salmonella typhi menghasilkan
Vi. Kuman ini biasanya terdapat di dalam endotoksin yang merupakan kompleks
kotoran, urine manusia, dan juga pada lipopolisakarida dan dianggap berperan
makanan dan minuman yang tercemar penting pada patogenesis demam tifoid,
kuman yang dibawa oleh lalat. Jadi karena membantu terjadinya proses
makanan atau minuman yang dikonsumsi inflamasi local pada jaringan tempat kuman
manusia telah tercemar oleh komponen Salmonella typhi berkembang biak. Demam
feses atau urine dari pengidap penyakit pada tifoid disebabkan karena Salmonella
demam tifoid. Beberapa kondisi kehidupan typhi dan endotoksinnya merangsang
manusia yang berperan seperti kebersihan sintesis dan pelepasan zat pirogen oleh
dari perorangan yang rendah, kebersihan leukosit pada jaringan yang meradang. Oleh
makanan dan minuman yang rendah, karena Salmonella ini bersifat intraseluler
sanitasi lingkungan yang kumuh dan kotor, maka hampir semua bagian tubuh dapat
penyediaan air bersih bagi warga yang tidak diserang dan kadang-kadang pada jaringan
memadai, belum memadainya program yang terinvasi dapat timbul fokal-fokal
imunisasi untuk demam tifoid.9 infeksi.10

Patogenesis Demam Tifoid Mekanisme pelaksanaan tes Typhoid


Kuman ini masuk tubuh manusia melalui Dipstick sebagai tes saring penderita
mulut dengan makanan dan minuman yang suspek demam tifoid
tercemar. Sebagian kuman dimusnahkan Beberapa faktor penyebab demam tifoid
oleh asam lambung. Sebagian lagi masuk ke masih terus menjadi masalah kesehatan
usus halus dan mencapai jaringan limfoid penting di negara berkembang meliputi pula
plaque Peyeri di ileum terminalis yang keterlambatan penegakan diagnosis pasti.
mengalami hipertrofi sebagai tempat untuk Penegakan diagnosis demam tifoid saat ini
berkembang biak. Di tempat ini juga terjadi dilakukan secara klinis dan melalui

Meditory | Vol. 4, No.1, Juni 2016 33


Ida Bagus Artha : TES TYPHOID DIPSTICK SEBAGAI TES SARING PENDERITA SUSPEK DEMAM TIFOID

pemeriksaan laboratorium. Diagnosis Tes tifoid dipstick (Serotype typhi IgM


demam tifoid secara klinis seringkali tidak dipstick assay )ditemukan oleh H.L. Smits
tepat karena tidak ditemukannya gejala dari Departement of Biomedical Research,
klinis spesifik atau didapatkan gejala yang Royal Tropical Institute, Amsterdam, The
sama pada beberapa penyakit lain pada Netherlands. Tes tifoid dipstick dapat
anak, terutama pada minggu pertama sakit. mendeteksi antibody IgM spesifik terhadap
Hal ini menunjukkan perlunya pemeriksaan antigen LPS S.typhi dengan membran
penunjang laboratorium untuk konfirmasi nitroselulosa yang mengandung immobilized
penegakan diagnosis demam tifoid.11 antigen S. typhi sebagai pita pendeteksi dan
Berbagai metode diagnostik masih terus antibodi IgM anti-human immobilized
dikembangkan untuk mencari cara yang sebagai reagen kontrol. Bagian yang
cepat, mudah dilakukan dan murah biayanya mengandung nitrocellulose dilekatkan pada
dengan sensitivitas dan spesifisitas yang suatu bidang belakang yang kaku.2,8
tinggi. Hal ini penting untuk membantu Penelitian yang dilakukan oleh Gasem
usaha penatalaksanaan penderita secara dkk (2002) mendapatkan bahwa sensitivitas
menyeluruh yang juga meliputi penegakan uji tifoid dipstik yang diterapkan pada
diagnosis sedini mungkin dimana pemberian sampel serum yang dikumpulkan pada
terapi yang sesuai secara dini akan dapat waktu diterima di rumah sakit sebesar
menurunkan ketidaknyamanan penderita, 69,6% bila dibandingkan dengan kultur dari
insidensi terjadinya komplikasi yang berat aspirasi sumsum tulang dan 86,5% bila
dan kematian serta memungkinkan usaha dibandingkan dengan kultur darah dengan
kontrol penyebaran penyakit melalui spesifisitas 88,9 % dan nilai prediktif positif
identifikasi karier.12 sebesar 94,6%. Ismail dkk (2002)
Salah satu kunci keberhasilan mendapatkan sensitifitas sebesar 65,3%
pengendalian demam tifoid adalah pencarian yang makin meningkat pada pemeriksaan
kasus yang diikuti dengan terapi dini dan serial yang menunjukan adanya
akurat disamping penyuluhan kesehatan, serokonversi pada penderita demam tifoid.2
dan vaksinasi. Untuk keperluan pencarian Antibodi IgM spesifik pada Salmonella
kasus dibutuhkan sarana diagnosis yang terdeteksi pada beberapa hari pertama
akurat, praktis, dan murah,yang dapat timbulnya penyakit dan ini dipengaruhi oleh
menegakkan diagnosis lebih dini. Dalam penggunaan antibiotik. Disamping itu, pada
menegakkan diagnosis diperlukan tes tifoid dipstik, tidak ada perbedaan
ketersediaan alat deteksi dini yang praktis kecepatan deteksi untuk memperoleh hasil
dalam mendeteksi antibodi IgM spesifik demam tifoid pada pasien yang diobservasi
tifoid pada penderita suspek demam tifoid.13 pada minggu pertama, kedua maupun ketiga
Uji serologis dengan pemeriksaan dipstik dari timbulnya penyakit. Kecepatan deteksi
dikembangkan di Belanda yang dapat tes tifoid dipstik untuk pasien yang
mendeteksi antibodi IgM spesifik terhadap dilaporkan menggunakan antibiotik
antigen LPS Salmonella typhi dengan sebelumnya lebih tinggi yaitu kira-kira 84,2
menggunakan membran nitroselulosa yang % dibandingkan dengan kecepatan
mengandung antigen Salmonella typhi mendeteksi pada pasien yang tidak
sebagai pita pendeteksi dan antibodi IgM menggunakan antibiotik yaitu 64,7%.8
anti-human immobilized sebagai reagen Disamping itu, tes dipstik memiliki
kontrol.14 sensitifitas yang lebih tinggi daripada Widal
TO tes (titer ≥ 1/400) dengan spesifisitas ≥
Kelebihan dan Kekurangan Tes Typhoid 0.93 (P<0.00l). IgM dipstik assay yang
Dipstick sebagai tes saring penderita mendeteksi antibodi IgM melawan seluruh
suspek demam tifoid. serotype typhi, memiliki kemampuan sama
baiknya dengan anti-LPS IgM elisa dan

Meditory | Vol. 4, No.1, Juni 2016 34


Ida Bagus Artha : TES TYPHOID DIPSTICK SEBAGAI TES SARING PENDERITA SUSPEK DEMAM TIFOID

lebih sensitif daripada Widal TO test (Titer konfirmasi hasil dari uji hapusan. Ketepatan
≥ 1/400).2,3 dan spesifisitas uji widal tabung lebih baik
Hasil yang ditunjukan tes tifoid dipstik dibandingkan dengan uji widal hapusan.
untuk mendeteksi antibodi IgM serotype Selama ini laboratorium klinik yang tidak
LPS atau semua jenis bakteri lebih baik memiliki sarana mikrobiologi klinik yang
dibandingkan tes Widal TO. Uji ini terbukti lengkap tidak dapat melaksanakan uji widal
mudah dilakukan, cepat, dapat diandalkan tabung, mereka hanya dapat melaksanakan
serta mungkin lebih besar manfaatnya pada pemeriksaan uji widal hapusan dengan nilai
penderita yang menunjukan gambaran klinis ketepatan dan spesifisitas yang lebih rendah
tifoid dengan hasil kultur negatif atau di dibanding uji widal tabung. Padahal,
tempat dimana penggunaan antibiotik tinggi diagnosis demam tifoid sebaiknya
dan tidak tersedia perangkat pemeriksaan ditegakkan dengan memakai metode
kultur secara luas. Pemeriksaan ini pemeriksaan yang memiliki ketepatan,
menggunakan komponen yang sudah sensitivitas dan spesifitas yang baik.12,13
distabilkan, tidak memerlukan alat yang Interpretasi dari uji Widal ini harus
spesifik dan dapat digunakan di tempat yang memperhatikan beberapa faktor antara lain
tidak mempunyai fasilitas laboratorium yang sensitivitas, spesifisitas, stadium penyakit,
lengkap. Salah satu kelemahan tes Typhoid faktor penderita seperti status imunitas dan
Dipstick ini adalah harganya yang lebih status gizi yang dapat mempengaruhi
mahal dibandingkan tes lainnya.15 pembentukan antibodi, gambaran
imunologis dari masyarakat setempat
Perbandingan antara tes widal dengan tes (daerah endemis atau non-endemis), faktor
Typhoid Dipstick sebagai tes antigen, teknik serta reagen yang
saring penderita suspek demam tifoid. digunakan.1 Ada beberapa kesulitan yang
Uji Widal merupakan suatu metode berhubungan dengan evaluasi tes widal,
serologi baku dan rutin digunakan sejak diantaranya level aglutinin yang berbeda-
tahun 1896. Di Indonesia pemeriksaan beda ditemukan pada populasi non infeksi
Widal sebagai pemeriksaan penunjang untuk dari area berbeda. Variasi ini tergantung
menegakkan diagnosis tifoid paling sering pada derajat penyakit endemik pada daerah
digunakan. Meskipun ternyata pemeriksaan tersebut. Kondisi tersebut juga tergantung
ini sering menimbulkan kerancuan dan pada level infeksi pada Salmonella yang lain
mengakibatkan kesalahan diagnosis.1 dengan reaksi antigen si1ang.1,7
Prinsip uji Widal adalah memeriksa Uji widal memiliki kelemahan sehingga
reaksi antara antibodi aglutinin dalam serum dapat memberi informasi yang tidak relevan.
penderita yang telah mengalami Kelemahan uji widal antara lain:
pengenceran berbeda-beda terhadap antigen 1. Uji ini merupakan tes imunologik dan
somatik (O) dan flagela (H) yang seharusnya dikerjakan dalam keadaan
ditambahkan dalam jumlah yang sama yang baku.
sehingga terjadi aglutinasi. Pengenceran 2. S.typhi mempunyai antigen O dan
tertinggi yang masih menimbulkan antigen H yang sama dengan
aglutinasi menunjukkan titer antibodi dalam Salmonella lainnya, maka kenaikan titer
serum.1,12 antibodi ini tidak spesifik untuk S.typhi.
Teknik aglutinasi ini dapat dilakukan 3. Penentuan hasil positif mungkin
dengan menggunakan uji hapusan (slide didasarkan atas titer antibodi dalam
test) atau uji tabung (tube test). Uji hapusan populasi daerah endemis yang secara
dapat dilakukan secara cepat dan digunakan konstan terpapar dengan organisme
dalam prosedur penapisan sedangkan uji tersebut dan mempunyai titer antibodi
tabung membutuhkan teknik yang lebih mungkin lebih tinggi daripada daerah
rumit tetapi dapat digunakan untuk

Meditory | Vol. 4, No.1, Juni 2016 35


Ida Bagus Artha : TES TYPHOID DIPSTICK SEBAGAI TES SARING PENDERITA SUSPEK DEMAM TIFOID

non endemis pada orang yang tidak menyimpulkan bahwa titer aglutinin H dan
sakit sekalipun. O ≥1/320 sebagai diagnosis yang
4. Tidak dihasilkannya antibodi terhadap signifikan.5 Sehingga, uji Widal sulit
Salmonella karena rendahnya stimulus dijadikan pegangan sebagai metode standar
yang dapat merangsang timbulnya diagnosis yang baku karena belum ada
antibodi, sehingga produksi antibodi kesepakan nilai standar aglutinasi (Cut- off
terganggu dan hasil uji Widal menjadi point) Sehingga untuk mencari standar titer
negatif.13 uji widal harus diketahui titer dasar
Berdasarkan kemungkinan-kemungkinan (Baseline titer) anak sehat pada populasi
uji Widal tersebut di atas, maka walaupun daerah endemis seperti Indonesia.6
secara bakteriologik dinyatakan positif S. Tes widal juga dipengaruhi oleh
typhi, hasil uji Widal dapat memberi hasil antibiotik yang dikonsumsi penderita
negatif; sebaliknya hasil uji Widal negatif sebelumnya, yang dapat mengakibatkan
belum dapat menyingkirkan diagnosis hasil tes menjadi false positive. Pada area
demam tifoid (False Negative). Akan tetapi endemik, dimana populasi secara konstan
perlu diperhatikan pula bahwa Salmonella terpapar faktor risiko, respon terhadap
serogrup D lainnya dan beberapa organisme infeksi lebih cepat, lebih sering
grup A dan B memiliki antigen yang mengkonsumsi antibiotik, sehingga dapat
digunakan pada uji Widal, oleh karena itu meningkatkan titer aglutinin dibandingkan
uji Widal tidak spesifik untuk S. typhi populasi yang sedikit mengkonsumsi
saja.7,15 antibiotik pada daerah non-endemik.
Kelemahan lainnya adalah, rendahnya Disamping itu, widal juga dipengaruhi
sensitifitas dan spesifisitas serta sulitnya persiapan standar antigen yang buruk,
melakukan interpretasi. Disebut sensitifitas imunisasi sebelumnya dengan vaksin TAB,
rendah, karena adanya sejumlah penderita dan teknik pemeriksaan yang berbeda-
dengan hasil biakan positif tetapi tidak beda.1,5,6
pernah dideteksi adanya antibodi dengan uji
Widal. Dikatakan spesifisitas rendah, karena SIMPULAN
semua grup D salmonella mempunyai Dari pemaparan di atas, maka dapat
antigen O, demikian juga grup A dan B ditarik suatu kesimpulan bahwa :
salmonella. Semua grup D Salmonella 1. Tes Typhoid Dipstick dapat membantu
mempunyai fase H antigen yang sama menegakkan diagnosis lebih dini pada
dengan Salmonella typhi. Titer H tetap penderita suspek demam tifoid yang
meningkat dalam waktu sesudah infeksi. demam kurang dari tujuh hari.
Berdasarkan percobaan yang dilakukan 2. Tes Typhoid Dipstick dapat dilakukan
Tikky pang dkk., pada area endemik seperti di tingkat Puskesmas atau Rumah sakit
Malaysia, aglutinin S. typhi antara H dan O yang belum mempunyai fasilitas
dikatakan normal sampai titer 1/160. laboratorium lengkap.
Penemuan ini diperkuat dengan hasil 3. Pada Tes Typhoid Dipstick dapat
penelitian pada daerah endemik lainnya mendeteksi antibodi pada pasien yang
seperti Sri Lanka, dimana titer aglutinin diobservasi pada minggu pertama,
sampai 1/80 dianggap normal, sehingga kedua maupun ketiga dari timbulnya
terdapat perbedaan dasar interpretasi untuk penyakit.
tiap-tiap daerah.5,6,10 4. Tes Typhoid Dipstick memiliki
Titer 1/50 dan 1/100 pada spesimen sensitifitas dan spesifisitas yang lebih
tunggal, merupakan hasil yang signifikan tinggi dibandingkan tes widal TO.
pada area non endemik, tetapi bukan 5. Tes Typhoid Dipstick mudah dilakukan,
diagnosis yang signifikan pada area cepat, dapat diandalkan serta
endemik. Beberapa penelitian bermanfaat bagi penderita yang

Meditory | Vol. 4, No.1, Juni 2016 36


Ida Bagus Artha : TES TYPHOID DIPSTICK SEBAGAI TES SARING PENDERITA SUSPEK DEMAM TIFOID

menunjukan gambaran klinis tifoid 8. Hatta M., Goris MGA, Heerkens E,


dengan hasil kultur negatif atau di Gooskens J, Smits HL. 2002. Simple
tempat dimana penggunaan antibiotik Dipstick Assay for the Detectionb of
tinggi dan tidak tersedia perangkat Salmonella typhi-Specific IgM
pemeriksaan kultur secara luas. Antibodies and The Evaluation of the
6. Dalam menegakkan diagnosis Immune Respone in Patients With
diperlukan ketersediaan alat deteksi dini Typhoid Fever. Journal Tropical
yang praktis dalam mendeteksi antibodi Medicine and Hygiene. 66:416-421.
IgM spesifik tifoid pada penderita 9. Karim A, Rusli B, Hardjoeno, Hatta M.
suspek demam tifoid. 2002. Dalam : Hardjoeno H (edt.).
7. Tes Typhoid Dipstick dapat mendeteksi Interpretasi Hasil Laboratorium
antibody IgM spesifik terhadap antigen Diagnostik. Makasar. Hasanudin
LPS. Universitiy Press. 335-353.
10. Olsen, Sonja J. Evaluation of Rapid
DAFTAR PUSTAKA Diagnostic Tests for Typhoid Fever.
1. Prasetyo RV, Ismoedijanto. 2008. 2004. Journal Microbiology. 42;5.
Metode Diagnostik Demam Tifoid pada 11. Bhutta ZA. 2006. Current concepts in
Anak. Available at : the diagnosis and treatment of typhoid
http://avg.urlseek.vmn.net/search.php?. fever. British Medical Journal. 333:78-
2008. Accessed July 5th 2008. 82.
2. Gasem MH, Smits HL, Goris MGA, 12. Nelwan, R.H.H. 2012. Tata Laksana
Dolmans WMV. 2002. Evaluation of a Terkini Demam Tifoid. Divisi Penyakit
Simple and Rapid Dipstick Assay for the Tropik dan Infeksi Departemen Ilmu
Diagnosis of Typhoid Fever in Penyakit Dalam, FKUI/RSCM. Jakarta
Indonesia. Journal Clinical 13. Juwono R. 1996. Demam Tifoid. Dalam
Microbiology. 37:2882-2886. : Tjokronegoro A, Utama H. Buku Ajar
3. Butler T, Scheld WM, 2004. Typhoid Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 3. Jilid I.
Fever. In: Goldman, Ausiello (eds). Jakarta : Balai Penerbit FKUI. 435-442.
Cecil Textbook of Medicine. 22nd ed. 14. World Health Organization. 2003.
Philadelphia : Saunders. 1847-1852. Background document : The diagnosis,
4. Ratihrochmat. 2008. Demam Tifoid. treatment and prevention of typhoid
Available at : fever. Available :
http://yayanakhyar.wordpress.com/.Acc www.who.int/entity/vaccine/documents
essed July 5th 2008. /en/typhoid_diagnosis. Accessed July
5. Parry CM, Hien TT, Dougan G, White 11st 2008.
NJ, Farrar JJ. 2002 : Typhoid Fever. 15. Rampengan TH. 2007. Penyakit Infeksi
New England Journal Medical. 347:22. Tropik Pada Anak. Edisi 2. Jakarta :
6. Pang, Tikky, Savithri D. Putchucheary. EGC. 46-63.
1983. Significance and Value of the 16. Lesser CF, Miller S I. 2005.
Widal Test in the Diagnosis of Typhoid Salmonellosis. In : Kasper D L, Facusi
Fever in an Endemic Area. Journal A S, Long DL, Braunwald E, Hauser S
Clinical Pathology. 36:471-475. L, Jameson J L (edt). Harrison’s
7. Sujarwo, Widodo : Overdiagnosis Internal Medicie. 16th ed : 1. USA : mc
Demam Tifoid. 2008. Available at : Graw-Hill. 897-902.
http://jangan terlalu cepat
menerima.htm.. Accessed July 12th
2008.

Meditory | Vol. 4, No.1, Juni 2016 37


Meditory

Number 7

KADAR TANIN PADA AIR REBUSAN DAUN SIRIH MERAH


(Piper crocatum)
Ida Ayu Made Sri Arjani

Abstract :
Red betel (Piper crocatum) is a type of betel nut that grows in many tropical regions,
particularly Indonesia. Phytochemical compounds contained in red betel include
alkaloids, flavonoids, karvakol, eugenol, saponins and tannins. The active substance
can stimulate the central nervous, stimulate thought, increases peristalsis, and relieve
snoring. It also has the effect of preventing premature ejaculation, expectorant,
antiseptic, antibiotic, anti-fungi, anti-convulsive, analgesic, relieving spasms in smooth
muscle, suppressing motion control, reduce the secretion vaginal secret, suppressing
the immune system, liver protective, and anti-diarrhea, Tannins are generally soluble in
water and will increase when dissolved in hot water, the highest levels of tannins is on
the water with temperature 100ºC or in boiling water (rasanya ada kata sambung
yang kurang. Coba diperhatikan lagi). In addition, processing techniques of boiled
drugs is convenient and practically regarded by public (susunan katanya kurang
tepat. Coba diperbaiki lagi). Consuming red betel leaf decoction regularly and with the
proper dose would be able to lower blood sugar levels.

Keyword : Piper crocatum, tanin, boiling water

PENDAHULUAN obat mulai terungkap sejak diperkenalkan


Pemanfaatan daun sirih merah (Piper oleh seorang produsen obat di jalan
crocatum) untuk kesehatan hanya dilakukan Bulnyaherjo (?), Yogyakarta.3 Ciri-ciri sirih
berdasarkan pengalaman yang diperoleh merah yaitu memiliki aroma yang khas,
secara turun- temurun. Masyarakat di Jawa daun yang berlendir dan terasa pahit, warna
memanfaatkan daun sirih merah untuk daun bagian atas hijau bercorak warna putih
menyembuhkan penyakit ambeien, keabu-abuan, dan warna daun bagian bawah
keputihan, obat kumur, menghilangkan bau berwarna merah hati cerah.4 Senyawa
badan dan luka bakar.1 Namun dalam fitokimia yang terkandung dalam sirih
perkembangannya daun sirih merah ini merah meliputi alkaloid, flavonoid,
digunakan untuk mengobati berbagai karvakol,
macam penyakit. Meminum air rebusan 1.,
daun sirih merah setiap hari dapat Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes
menurunkan kadar gula darah sampai pada Denpasar
Korespondensi : Ida Ayu Made Sri
tingkat yang normal.2. Arjani1, Jurusan Analis Kesehatan,
Sirih merah (Piper crocatum) Poltekes Denpasar, Jalan Sanitasi No. 1
merupakan jenis sirih yang banyak tumbuh Sidakarya, Denpasar-Bali 80224,
di daerah tropis, khususnya Indonesia. Sirih Indonesia. Telp. +62-361-710 527,
jenis ini populer sebagai tanaman hias pada Fax. +62-361-710 448
tahun 1990-an. Khasiat sirih merah sebagai Email : meditoryjournal@gmail.com
Meditory | Vol. 4, No.1, Juni 2016 38
Ida Ayu Made Sri Arjani : KADAR TANIN PADA AIR REBUSAN DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum)

CHOLERAE
eugenol, saponin, dan tanin.3 Zat aktif a-glukosidase sebagai salah satu katalisator
tersebut dapat merangsang saraf pusat, yang berfungsi mengikat hidrolisis
merangsang daya pikir, meningkatkan karbohidrat menjadi glukosa (gula
peristaltik, dan meredakan sifat mendengkur. sederhana) di usus. 1
Selain itu juga memiliki efek mencegah Senyawa tanin berperan penting untuk
ejakulasi prematur, ekspektoran, antiseptik, melindungi tumbuhan dari pemangsaan oleh
antibiotik, mematikan cendawan, antikejang, herbivora dan hama, serta dalam pengaturan
analgesik, pereda kejang pada otot polos, pertumbuhan.10 Tanin lebih banyak ada
penekan kendali gerak, mengurangi sekresi pada daun yang muda (pucuk) atau pun pada
sekret vagina, penekan kekebalan tubuh, buah yang masih muda. Dari beberapa
pelindung hati, dan anti diare.5 penelitian yang berkaitan tentang tanin pada
Tanin (atau tanin nabati, sebagai lawan daun diketahui bahwa ada perbedaan
tanin sintetik) adalah suatu senyawa kandungan tanin sesuai dengan tingkat umur
polifenol yang berasal dari tumbuhan, daunnya.10 Dengan mengonsumsi rebusan
berasa pahit dan kelat, bereaksi dan daun sirih merah secara teratur dan dengan
menghasilkan protein, atau berbagai dosis yang tepat akan mampu menurunkan
senyawa organik lainnya (maksud kalimat kadar gula darah.11 Rebusan daun sirih
ini bagaimana? Bereaksi dengan merah mampu menurunkan kadar gula darah
mengumpulkan protein?) termasuk asam penderita Diabetes Mellitus.12
amino dan alkaloid.6 Tanin merupakan salah Tanin adalah suatu senyawa polifenol
satu hasil metabolisme sekunder yang yang berasal dari tumbuhan, berasa pahit
berkhasiat sebagai obat, dikarenakan tanin dan kelat, yang bereaksi dengan
bersifat antimikroba (bakteri dan virus).3 mengumpulkan protein, atau berbagai
Beberapa penelitian terhadap aktivitas senyawa organik lainnya termasuk asam
antimikroba daun sirih merah telah amino dan alkaloid.13 Menurut batasannya,
dilakukan, namun belum memperhatikan tanin dapat bereaksi dengan protein
umur daun sirih merah yang digunakan membentuk kapolismer mantap yang tidak
sebagai sampel. larut dalam air. Dalam industri, tanin adalah
Tujuan penulisan ini adalah untuk senyawa yang berasal dari tumbuhan, yang
mengetahui kadar tanin pada air rebusan mampu mengubah kulit hewan yang mentah
daun sirih merah. Pemilihan air rebusan menjadi kulit siap pakai karena
sebagai teknik pengolahan sirih merah kemampuannya menyambung silang
dikarenakan merebus adalah cara 14
protein. Tanin dapat ditemukan dalam
pengolahan obat tradisional yang paling bagian yang berbeda dari tumbuhan,
mudah dan dianggap praktis oleh misalnya pada daun, periderm, jaringan
masyarakat.8 Selain itu, dinyatakan juga pembuluh, buah yang belum masak, kulit
bahwa tanin yang larut dalam air memiliki biji, dan jaringan yang tumbuh karena
kelarutan yang tinggi dalam air panas.9 adanya penyakit. Tanin dapat ditemukan
dalam sel biasa atau dalam idioblas. Di
PEMBAHASAN dalam sel, tanin terdapat dalam vakuola atau
Daun sirih merah merupakan salah satu dalam bentuk tetes dalam sitoplasma dan
tanaman yang berkhasiat menurunkan sering kali masuk ke dalam dinding sel,
kadar gula darah. Daun sirih merah misalnya jaringan gabus. Tanin berperan
mengandung senyawa kimia yang dapat sebagai pelindung tumbuhan untuk melawan
menurunkan kadar gula darah yaitu dehidrasi, pembusukan, dan perusakan oleh
flavonoid, alkaloid, dan tanin. Pada hewan. Secara komersial, tanin digunakan
penelitian lain telah diteliti mengenai khususnya dalam industri penyamakan
mekanisme cara kerja flavonoid yang kulit.15
berperan untuk aktivasi inhibitor

Meditory | Vol. 4, No.1, Juni 2016 39


Ida Ayu Made Sri Arjani : KADAR TANIN PADA AIR REBUSAN DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum)

CHOLERAE
Senyawa-senyawa tanin ditemukan pada bakterostatik, fungistatik dan merupakan
banyak jenis tumbuhan. Berbagai senyawa racun.9 Tanin adalah senyawa organik yang
ini berperan penting untuk melindungi terdiri dari campuran senyawa polifenol
tumbuhan dari pemangsaan oleh herbivora kompleks, dibangun dari elemen C, H dan O
dan hama, serta dalam pengaturan serta sering membentuk molekul besar
pertumbuhan. Tanin lebih banyak ada pada dengan berat molekul lebih besar dari
daun yang muda (pucuk), yang secara fisik, 2000.13 Tanin merupakan senyawa hasil
akan jelas kelihatan perbedaan antara pucuk metabolisme sekunder yang termasuk dalam
dan daun yang tua sedangkan untuk kelompok senyawa fenolat juga merupakan
mengetahui kadarnya mesti dianalisa secara salah satu kandungan utama dari daun sirih
kuantitatif. Tanin yang terkandung dalam merah (Piper crocatum) yang berperan
buah muda menimbulkan rasa kelat (sepat); sebagai antimikroba.
perubahan-perubahan yang terjadi pada Sirih merah memiliki aroma yang khas,
senyawa tanin bersama berjalannya waktu daun yang berlendir dan terasa pahit, warna
berperan penting dalam proses pemasakan daun bagian atas hijau bercorak putih keabu-
buah.10 abuan, dan daun bagian bawah berwarna
Tanin memiliki efek diuretik, yaitu dapat merah hati cerah. Jika tanaman daun sirih
mengurangi jumlah air pada plasma darah merah ditanam di daerah yang memiliki
dengan membuangnya melalui urin. tingkat panas atau mendapatkan sinar
Mekanisme ini sangat penting untuk matahari secara langsung, maka batang-
mengatur tekanan darah dan untuk batangnya akan mengering dan zat-zat yang
membuang komponen-komponen toksik terkandung dalam daun sirih merah ini
keluar dari tubuh kita. Selain itu, tanin perlahan-lahan akan menghilang.4
bersifat antibakteri dan antivirus.16 Tanin Pengolahan ramuan daun sirih merah
dapat merusak membran sel bakteri dan dapat dilakukan secara tunggal ataupun
mengerutkan dinding/membran sel bakteri pencampuran dengan tanaman obat yang
sehingga dapat mengganggu permeabilitas lain. Biasanya ramuan tersebut diolah
sel bakteri, hingga pertumbuhan bakteri dengan cara direbus. Perebusan tidak saja
akan terhambat atau bahkan mati. Sebagai berdasarkan menit / jam tetapi dilihat dari
antivirus, tanin dapat menghambat aktivitas banyaknya pengurangan jumlah air, dan
enzim yang diperlukan virus untuk biasanya terjadi pengurangan sekitar
memperbanyak diri sehingga virus sulit separuhnya. Sirih merah biasanya
berkembang.17 dimanfaatkan untuk mengobati berbagai
Tanin memiliki sifat umum, yaitu macam penyakit, seperti kencing manis,
memiliki gugus phenol dan bersifat koloid, jantung koroner, kanker rahim, kanker
sehingga jika terlarut dalam air bersifat payudara, ambeien, TBC, obat eksim, obat
koloid dan asam lemah. Tanin dapat larut sakit gigi, sariawan, keputihan akut, bau
dalam air (kalimat ini dihilangkan saja). badan, penyakit kelamin dan masih banyak
Kelarutannya besar dan akan meningkat lagi penyakit yang dapat diobati dengan
apabila dilarutkan dalam air panas. Begitu sirih merah.18 Produk olahan daun sirih
juga tanin akan larut dalam pelarut organik merah yang banyak ditemukan di kalangan
seperti metanol, etanol, aseton dan pelarut masyarakat dalam bentuk kapsul yang bisa
organik lainnya. Ikatan kimia yang terjadi langsung dikonsumsi. Tetapi ada juga
antara tannin-protein atau polimer-polimer sebagian masyarat meramunya sendiri baik
lainnya terdiri dari ikatan hidrogen, ikatan untuk obat luar ataupun obat dalam.
ionik, dan ikatan kovalen. Tanin berwarna Misalnya, ramuan sirih merah yang
putih kekuning-kuningan sampai coklat digunakan untuk kanker payudara adalah
terang, tergantung dari sumber tanin daun sirih yang dipilih bawahnya berwarna
tersebut. Tanin mempunyai sifat atau daya merah merata dan segar kemudian dicuci

Meditory | Vol. 4, No.1, Juni 2016 40


Ida Ayu Made Sri Arjani : KADAR TANIN PADA AIR REBUSAN DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum)

CHOLERAE
bersih diolah dengan cara merebus 6 lembar maka dalam penggunaannya tidak dilakukan
daun sirih ukuran besar dan batangnya dalam jangka waktu yang lama dan harus
sepanjang 15 cm dengan 4 gelas air (800 ml) memperhatikan dosisnya, misalnya yang
sampai mendidih dan tersisa 2 gelas, dibutuhkan sebagai obat efektif 500 mg, tapi
kemudian disaring. Ramuan ini bisa tanaman itu hanya 5 mg.20 Tanaman herbal
digunakan untuk 2 hari dan diminum selagi termasuk sirih merah memang bermanfaat
hangat 2 hari sekali, dan sekali minum 0,5 untuk kesehatan dan pencegahan penyakit.
gelas. Dalam penggunaannya, bisa Namun, tanaman herbal tidak dapat
ditambahkan 2 sendok teh madu murni. digunakan sebagai obat utama, tetapi hanya
Sedangkan untuk sariawan, ramuan sirih boleh sebagai pelengkap. 22 Penderita kanker
merah diolah dengan cara daun sirih merah payudara stadium II dan keputihan, dapat
yang tua dan segar sebanyak 5 lembar dan mengonsumsi kapsul ekstrak sirih merah,
temu mangga lima jari dicuci bersih dan teh celup sirih merah dan teh herbal yang
diiris tipis. Kedua bahan direbus dengan 2 bahan bakunya juga ada daun sirih
gelas air hingga tersisa 1 gelas. Setelah merahnya. Setelah minggu ketujuh
dingin, diminum 0,5 gelas dan sisanya untuk menggunakan sirih merah sebagai obat
kumur-kumur sampai habis. Jika cara ini alternatif, benjolan tinggal tersisa sangat
dilakukan selama 3 hari berturut-turut, kecil, pipih dan sama sekali tidak sakit.
biasanya radang pada gusi dan sariawan Bersama dengan sembuhnya benjolan di
akan sembuh pada hari keempat.19 payudara, keluhan infeksi disaluran mulut
Seluruh bagian tanaman sirih merah rahim pun berangsur sembuh.19
mengandung unsur-unsur zat kimia yang Walaupun kandungan senyawa aktif
bermanfaat untuk pengobatan, tetapi bagian dalam sirih merah belum banyak diketahui
tanaman sirih merah yang paling banyak tetapi banyak penderita penyakit menahun
digunakan sebagai obat adalah daunnya.18 mengaku sembuh berkat sirih merah. Seperti
Disamping sebagai antioksidan, sirih merah pada gangguan jantung, maag kronis, TBC
juga bersifat sebagai antiseptik, artinya ia tulang, keputihan akut, tumor payudara, dan
mampu mengeliminasi pertumbuhan komplikasi diabetes. Sebagai obat kumur,
mikroorganisme pada kulit. Misalnya jamur sirih membantu mencegah pembentukan
Candida albicans penyebab sariawan pada plak gigi dan radang gusi. Sirih merah juga
mulut dan gatal-gatal pada alat kelamin. dapat digunakan sebagai obat untuk
Golongan senyawa yang memiliki sifat penyakit yang berhubungan dengan darah,
sebagai antiseptik pada daun sirih merah obat stres (penenang), ekspektoran, obat
yaitu alkaloid, saponin, flavonoid, minyak batuk, menghentikan pendarahan, penurun
atsiri dan tannin. Tanaman sirih merah dapat demam, hingga tifus.5 Penyakit kanker juga
dimanfaatkan sebagai obat, baik untuk obat dinyatakan dapat disembuhkan dengan
luar ataupun obat yang diminum.20 Zat aktif serbuk atau rebusan dari daun sirih merah.
yang terkandung diseluruh bagian tanaman Selain itu, beberapa pengalaman di
dapat merangsang saraf pusat, daya pikir, masyarakat menunjukkan bahwa sirih merah
meningkatkan peristaltik, merangsang juga dapat menurunkan penyakit darah
kejang dan meredakan sifat dengkur.18 tinggi dan juga dapat menyembuhkan
Disamping kedua fungsi dan peran yang penyakit hepatitis.4
menguntungkan, sirih merah juga dapat Dalam salah satu penelitian, daun sirih
bersifat toksis artinya pada dosis berlebih merah segar ditimbang sebanyak 50 g,
akan menyebabkan keracunan, dan karena ditambahkan akuades sebanyak 250 ml, lalu
sifat antiseptiknya sirih merah dapat direbus dengan air mendidih sampai
menyebabkan ovarium kering jika volumenya menjadi 25 ml. Setelah itu
digunakan secara terus menerus.21 Agar sirih rebusan disaring untuk mendapatkan ekstrak
merah dapat bermanfaat dengan semestinya air daun sirih merah. Dari penelitian tersebut

Meditory | Vol. 4, No.1, Juni 2016 41


Ida Ayu Made Sri Arjani : KADAR TANIN PADA AIR REBUSAN DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum)

CHOLERAE
diketahui pemberian ekstrak hingga dosis 20 Tanin yang teroksidasi akan mengubah
g per kg berat badan aman dikonsumsi dan fosmolibdat dalam folin denis menjadi
tidak bersifat toksik (racun).23 Adapun resep fosmolibdenim yang berwarna biru yang
tunggal rebusan daun sirih merah yaitu dapat menyerap sinar pada daerah panjang
: petik 4-6 lembar daun sirih merah dari gelombang ultraviolet-visibel.1 Kadar tanin
tanaman berumur 4-5 bulan yang segar, pada setiap jenis daun berbeda-beda, yang
warna merahnya cerah, serta bentuknya dapat dipengaruhi oleh tingkat umur daun.
lebar dan tebal. Cuci bersih sirih merah Namun tidak menutup kemungkinan bahwa
menggunakan air mengalir secara berulang. kondisi tanah, pemberian pupuk serta stress
Selanjutnya, iris daun sirih merah berukuran lingkungan baik secara fisik, biologis
kecil-kecil dan rebus dengan air sebanyak maupun kimiawi, perbedaan ruas daun dan
tiga gelas (600 ml) hingga mendidih dan jumlah kerapatan trikoma daun juga turut
tersisa satu setengah gelas. Minum ramuan mempengaruhi. 25
ini 2-3 kali, sekali minum setengah gelas.
Bagi penderita penyakit berat dianjurkan SIMPULAN
meminum ramuan ini selama dua minggu Senyawa fitokimia yang terkandung
berturut-turut.19 dalam rebusan daun sirih merah meliputi
Penelitian terhadap air rebusan daun sirih alkaloid, flavonoid, karvakol, eugenol,
merah dilakukan karena umumnya tanin saponin, dan tanin. Zat aktif tersebut dapat
dapat larut dalam air dan akan meningkat merangsang saraf pusat, merangsang daya
apabila dilarutkan dalam air panas.9 pikir, meningkatkan peristaltik, dan
Kelarutan kadar tanin tertinggi pada air meredakan sifat mendengkur. Selain itu juga
dengan suhu 100ºC atau pada air memiliki efek mencegah ejakulasi prematur,
mendidih.11 Selain itu merebus merupakan ekspektoran, antiseptik, antibiotik,
teknik pengolahan obat tradisional yang mematikan cendawan, antikejang, analgesik,
paling mudah dan dianggap praktis oleh pereda kejang pada otot polos, penekan
masyarakat. Ramuan daun sirih merah untuk kendali gerak, mengurangi sekresi pada
menurunkan kadar glukosa darah dapat cairan liang vagina, penekan kekebalan
dipadukan dengan tanaman obat lain atau tubuh, pelindung hati, dan anti diare. Pada
bisa digunakan secara tunggal yaitu dengan umumnya kadar tanin pada daun sirih merah
merebus 3 lembar daun sirih merah dengan dapat larut dalam air dan akan meningkat
3 gelas air hingga menjadi 1,5 gelas air. apabila dilarutkan dalam air panas.
Setelah dingin, air hasil rebusan diminum Kelarutan kadar tanin tertinggi pada air
sebanyak tiga kali sehari sebelum makan, dengan suhu 100ºC atau pada air mendidih.
dan sekali minum 0,5 gelas.24 Selain itu merebus merupakan teknik
Pemeriksaan kadar tanin pada air rebusan pengolahan obat tradisional yang paling
daun sirih merah dilakukan dengan metode mudah dan dianggap praktis oleh
spektrofotometri ultraviolet-visibel. masyarakat.
Keberadaan senyawa tanin, sterol, flavonoid
dan fenol hidrokuinon pada suatu ekstrak Saran
daun masing-masing ditunjukkan oleh Untuk masyarakat yang gemar minum
warna biru tua atau hijau kehitaman, hijau, ramuan herbal, disarankan untuk
dan merah.14 Untuk dapat dibaca serapannya mengonsumsi daun sirih merah untuk
pada daerah panjang gelombang ultraviolet- mencegah berbagai macam penyakit dan
visibel maka tanin harus direaksikan dengan menjaga kesehatan. Adapun resep tunggal
reagen pembentuk warna, yaitu folin denis. rebusan daun sirih merah yaitu : Petik 4-6
Pembentukan warnanya berdasarkan reaksi lembar daun sirih merah dari tanaman
reduksi oksidasi, dimana tanin sebagai berumur 4-5 bulan yang segar, warna
reduktor dan folin denis sebagai oksidator. merahnya cerah, serta bentuknya lebar dan

Meditory | Vol. 4, No.1, Juni 2016 42


Ida Ayu Made Sri Arjani : KADAR TANIN PADA AIR REBUSAN DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum)

CHOLERAE
tebal. Cuci bersih sirih merah menggunakan 8. Kurniasih, 2013, Khasiat & Manfaat
air mengalir secara berulang. Selanjutnya, Daun Kelor, Yogyakarta : Pustaka Baru
iris daun sirih merah berukuran kecil-kecil Press.
dan rebus dengan air sebanyak tiga gelas 9. Ismarani, 2012, Potensi Senyawa Tanin
(600 ml) hingga mendidih dan tersisa satu dalam Menunjang Produksi Ramah
setengah gelas. Minum ramuan ini 2-3 kali, Lingkungan,
sekali minum setengah gelas. Bagi penderita (online)available,http://www.ejournalun
penyakit berat dianjurkan meminum ramuan isma.net/ojs/index.php/cefar/article/vie
ini selama dua minggu berturut-turut. w/659/591, (7 Maret 2015).
10. Sanjani, A., 2014, Tanin, (online)
available,
DAFTAR PUSTAKA https://www.academia.edu/7167644/uji
1. Andriyani, D. Pri I. P., & Binar A. D., _tanin, (7 Maret 2015).
2010, Penetapan Kadar Tanin Daun 11. Pardini, N. M. A., 2014, Perbedaan
Rambutan (Nephelium lappaceum.L) Kadar Tanin Pada Teh Hitam Celup
Dengan Variasi Umur Secara Berdasarkan Temperatur Air, Denpasar
Spektrofotometri Ultraviolet Visibel, : Poltekkes Kemenkes Denpasar
(online) available, Jurusan Analis Kesehatan.
http://jurnal.ump.ac.id/index.php/pharm 12. Ningtyas P. Z., Erma P., Endang S.,
acy/article/view/362, (6 Februari 2015). 2013, Pengaruh Kombinasi Urutan
2. Bassett, J., Denney, R. C., Jeffery, G. Daun Stephania hernandifolia Walp.
H., dan J. Mendham, 1994, Kimia dan Penambahan Volume Air terhadap
Analisis Kuantitatif Anorgnik, Jakarta : Kualitas dan Sineresis Cincau selama
Kedokteran EGC. Penyimpanan, (online) available,
3. Mardiana, L., 2013, Daun Ajaib http://ejournal.undip.ac.id/index.php/jan
Tumpas Penyakit, Jakarta : Penebar afis/article/view/3860, (12 Maret 2015).
Swadaya 13. Risnasari, I., 2002, Pemanfaatan Tanin
4. Rosdiana, A. & Wulan M. P., 2014, Sebagai Bahan Pengawet Kayu,
Khasiat Ajaib Daun Sirih Tumpas (online) available,
Berbagai Penyakit, Jakarta : Padi. http://library.usu.ac.id/download/fp/Hut
5. Trubus, 2012, Herbal Indonesia an-Iwan6.pdf, (7 Maret 2015).
Berkhasiat, Bukti Ilmiah & Cara Racik, 14. Harborne, J B. 1987. Metode Fitokimia.
Depok : PT Trubus Swadaya. ITB, Bandung.
6. Rizky, A., 2014, Buku Dasar-dasar 15. Mulyani, S., 2006, Anatomi Tumbuhan,
FarmakognosiKurikulum Jogjakarta : Kanisius.
2013BagiSMK Farmasi 16. Shofianti D., 2006, Potensi Antioksidi
KelasX(sepuluh)(online)available,https: Daun Mahkota Dewa (Phaleria
//books.google.co.id/books?id=CTBhB macrocarpa
AAAQBAJ&pg=PA26&dq=tanin&hl=i (Scheff.)Boerl.),(online)available,
d&sa=X&ei=vorVPLiNtC8uATRsYHI http://repository.ipb.ac.id/bitstream/han
CQ&redir_esc=y#v=onepage&q=tanin dle/123456789/47947/G06dso.pdf?sequ
&f=false,(7 Maret 2015). ence=1, (12 Maret 2015).
7. Reveny, J., 2011, Daya Antimikroba 17. Shabella, R., 2012, Terapi Daun Sukun,
Ekstrak dan Fraksi Daun Sirih Merah Klaten : Cable Book.
(Piper 18. Syariefa, E. 2006. Resep sirih Wulung
crocatum),(online)availablehttp://downl untuk Putih Merona Hingga Kanker
oad.portalgaruda.org/article.php?article Ganas, dalam Majalah Trubus No.434,
=95259&val=1576, (5 Februari 2015). tahun XXXVII Januari 2006, hlm 88.

Meditory | Vol. 4, No.1, Juni 2016 43


Ida Ayu Made Sri Arjani : KADAR TANIN PADA AIR REBUSAN DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum)

CHOLERAE
19. Sudewo, B. 2005. Basmi Penyakit http://download.portalgaruda.org/article
dengan Sirih Merah. PT. AgroMedia .php?article=5313&val=199&title, (5
Pustaka, Jakarta. Maret 2015).
20. Cahyana, D. 2006. Sirtih Merah Musuh 24. Kharismawati, M., Pri I. P., & Retno
Baru Beragam Penyakit, dalam Majalah W., 2009, Penentuan Kadar Tanin
Trubus No.434, tahun XXXVII Januari Dalam Infusa Daun
2006, hlm 86. Salam(Syzygiumpolyanthum(Wight.)Wa
21. Duryatmo, S. 2006. Wajah Ganda Sirih lp),http://jurnal.ump.ac.id/index.php/ph
Merah, dalam Majalah Trubus No.434, armacy/article/view/388,(7 Maret 2015)
tahun XXXVII Januari 2006, hlm 93. 25. Kuntorini, E. M., Setya F., Maria D. A.,
22. Dasuki, U. 1994. Sistematika 2013, Struktur Anatomi dan Uji
Tumbuhan Tinggi. Pusat Antar Aktivitas Antioksidan Ekstrak Metanol
Universitas Bidang Ilmu Hayati. ITB, Daun Kersen (Muntingia calabura),
Bandung (online) available,
23. Safithri, M., Farah F., & Paramitha W. http://jurnal.fmipa.unila.ac.id/index.php
N. M., 2012, Analisis Proksimat dan /semirata/article/view/685/505, (11
Toksisitas Akut Ekstrak Daun Sirih, Maret 2015).
Yang Berpotensi Sebagai Antidiabetes,
(online) available,

Meditory | Vol. 4, No.1, Juni 2016 44


Meditory

Number 18

PERBEDAAN KADAR TANIN PADA TEH HITAM CELUP


BERDASARKAN TEMPERATUR AIR PENYEDUHAN
Made Anggi Edita Pardini1., Cok Dewi Widhya Hana Sundari2., I Wayan Merta3.

Abstract :
Background black tea contains polyphenol compounds, one of them is tannin. Tannins
have a great degree of solubility, can be increased when dissolved in hot water. The
increment of temperature causes the contact between the particles of substances
(tannins) with molecular medium (water) in which the colloidal particles will be greater
so that obtained higher levels. Objective this research aims to determine the differences
levels of tannins in the black tea bag which brewed with variety of water temperature.
Methods this research is quasi experimental with posttest-only design. The treatment is
brewed with water temperature of 60 degrees Celcius, 75 degrees Celcius, 90 degrees
Celcius and 100 degrees Celcius. Results the average levels of tannins in water
temperature of 60 degrees Celcius, 75 degrees Celcius, 90 degrees Celcius and 100
degrees Celcius are 0.363%, 0.432%, 0.477% and 0.511%, respectively. Conclusions
based on statistical tests with One-Way ANOVA Test and LSD test, showed asymp sig
value <0.05, suggesting there are significant differences between the levels of tannins in
all treatment groups.

Keywords: tannins; black tea bag; water temperature.

PENDAHULUAN dipanaskan sampai temperatur 990–1020C.


Teh merupakan salah satu minuman yang Semua jenis tanin dapat larut dalam air.
sangat digemari oleh seluruh lapisan Kelarutannya akan bertambah besar apabila
masyarakat Indonesia karena manfaatnya dilarutkan dalam air panas. Begitu juga
yang cukup banyak dan harganya yang tanin akan larut dalam pelarut organik,
ekonomis. Terdapat beberapa jenis teh, seperti metanol, etanol, aseton dan pelarut
salah satunya teh hitam yang memiliki organik lainnya.3
kandungan zat bermanfaat seperti tanin. Di era globalisasi masyarakat cenderung
Tanin adalah senyawa polifenol dari lebih memilih sesuatu yang serba cepat dan
kelompok flavonoid yang berfungsi sebagai praktis, begitu pula dengan pemilihan
antioksidan kuat, antiperadangan dan jenis teh yang dikonsumsi. Konsumen lebih
antikanker. Tanin dikenal juga sebagai zat memilih teh celup dibandingkan dengan the
samak untuk pengawetan kulit, yang
merupakan efek tanin yang utama yaitu
1.,2.,3.,
sebagai adstringensia yang banyak Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes
digunakan dalam kosmetik sebagai Denpasar
pengencang kulit.1 Tanin adalah komponen Korespondensi : Made Anggi Edita Pardini1,
yang banyak terdapat pada teh, cranberies Jurusan Analis Kesehatan, Poltekes
dan buah delima. Komponen inilah yang Denpasar, Jalan Sanitasi No. 1 Sidakarya,
memberikan rasa pahit pada bahan pangan Denpasar-Bali 80224, Indonesia.
tersebut.2 Telp. +62-361-710 527, Fax. +62-361-710
Tanin akan terurai menjadi pirogallol, 448
pirokatekol dan floroglusinol, bila Email : meditoryjournal@gmail.com
Meditory | Vol. 4, No.1, Juni 2016 45
Made Anggi Edita Pardini, et al : PERBEDAAN KADAR TANIN PADA TEH HITAM CELUP BERDASARKAN
TEMPERATUR AIR PENYEDUHAN

CHOLERAE
seduh biasa karena umumnya membutuhkan spektrofotometri. Sampel teh celup diseduh
waktu yang lebih singkat dalam proses dengan air suling (aquadest) yang telah
penyeduhannya. Setiap orang memiliki dipanaskan dan diukur temperaturnya sesuai
kebiasaan yang berbeda dalam proses masing-masing perlakuan, direaksikan
penyeduhan teh celup. Perbedaan kebiasaan dengan reagen follin denish dan natrium
ini umumnya meliputi lama waktu carbonat kemudian dibaca absorbansinya
penyeduhan teh, temperatur air yang dengan spektrofotometer Uv-Vis pada
digunakan untuk menyeduh teh atau panjang gelombang 725 nm. Data yang
kebijakan untuk mempergunakan teh celup diperoleh diolah secara manual kemudian
secara berulang. Penyeduhan teh disajikan dalam bentuk tabel dan narasi.
memerlukan temperatur optimum sehingga Analisis data dilakukan dengan software
kandungan zat–zat dalam teh dapat terlarut statistik menggunakan uji One-Way Anova
dengan baik dalam air. Namun, tidak semua dan uji LSD.
orang memperhatikan temperatur air yang
mereka gunakan dalam menyeduh teh celup. HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian tentang Pengaruh Temperatur Hasil
Terhadap Kadar Tanin pada Pembuatan Teh Objek pada penelitian ini ialah teh hitam
Botol Sosro di PT. Sinar Sosro KPB Deli celup merk tertentu yang banyak dijual di
Serdang menyatakan bahwa ada pengaruh pasaran dengan harga Rp 4.500. Dalam satu
perbedaan temperatur terhadap kadar tanin kotak kemasan berisi 25 kantong teh hitam
pada penyeduhan teh dimana temperatur celup. Kantong teh terbuat dari kertas putih
yang baik digunakan dalam penyeduhan teh yang berbahan seperti kertas saring.
guna mempertahankan kandungan zat dalam Kantong teh digantung pada benang putih
teh adalah 900C.4 yang juga berisi label merk teh untuk
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis mempermudah proses penyeduhan teh.
tertarik untuk meneliti perbedaan kadar Kantong teh celup berukuran 5,5 cm x 4,5
tanin pada teh hitam celup berdasarkan cm. Kantong teh ini berisi serbuk kasar daun
temperatur air penyeduhan. Penelitian ini teh yang berwana coklat kehitaman dengan
bertujuan untuk mengetahui adanya berat bersih ± 1,9 gram.
perbedaan kadar tanin pada teh hitam celup Setelah dilakukan penyeduhan selama 5
yang diseduh dengan berbagai temperatur menit terhadap teh hitam celup pada
air. aquadest dengan berbagai temperatur tanpa
dilakukan pengadukan, terdapat perbedaan
METODE tampilan teh pada setiap perlakuan. Teh
Penelitian ini menggunakan jenis yang diseduh pada temperatur 1000C
penelitian quasi experimental dengan memiliki warna coklat paling pekat serta
posttest-only design. Sampel dalam aroma yang kuat dibandingkan dengan
penelitian ini adalah teh hitam celup merk perlakuan yang lain sedangkan teh yang
tertentu yang banyak dijual di pasaran dan diseduh pada temperatur 600C memiliki
dipilih secara acak. Ada empat perlakuan warna coklat paling muda di antara
yang diberikan yaitu penyeduhan dengan air perlakuan yang lain sehingga dapat dilihat
bertemperatur 600C, 750C, 900C dan 1000C. bahwa semakin tinggi temperatur air yang
Pengulangan dilakukan sebanyak dua kali digunakan untuk meyeduh teh hitam celup,
dan replikasi empat kali. Penelitian maka akan semakin pekat warna dan
dilakukan di Laboratorium Fakultas semakin kuat aroma dari teh tersebut. Dari
Teknologi Pertanian Universitas Udayana segi rasa teh tanpa penambahan gula, teh
pada bulan Maret-Mei 2014. hitam celup yang diseduh dengan
Data kadar tanin diperoleh melalui temperatur 1000C memiliki rasa lebih pahit
pengukuran di laboratorium dengan metode dibandingkan dengan perlakuan lainnya.

Meditory | Vol. 4, No.1, Juni 2016 46


Made Anggi Edita Pardini, et al : PERBEDAAN KADAR TANIN PADA TEH HITAM CELUP BERDASARKAN
TEMPERATUR AIR PENYEDUHAN

CHOLERAE
Data kadar tanin pada teh hitam celup dapat dilihat pada tabel berikut:
dengan berbagai temperatur air penyeduhan

Tabel 1. Data Kadar Tanin Pada Teh Hitam Celup

Perlakuan
Kadar Tanin (%)
600C 750C 900C 1000C
Terendah 0,332 0,416 0,460 0,497
Tertinggi 0,382 0,447 0,492 0,520
Rata-rata 0,363 0,432 0,477 0,511

Data hasil pengamatan kadar tanin pada temperatur air penyeduhan. Melalui uji
masing-masing kelompok perlakuan diuji LSD, dapat diketahui bahwa terdapat
terlebih dahulu dengan uji Kolmogorov- perbedaan yang signifikan pada semua
Smirnov untuk mengetahui distribusi data kelompok perlakuan yang ditandai dengan
normal atau tidak. Dari uji yang dilakukan nilai asymp < 0,05.
diperoleh hasil bahwa data pada seluruh
kelompok perlakuan memiliki distribusi Pembahasan
normal dengan nilai signifikansi > 0,05. Berdasarkan hasil pemeriksaan kadar
Hasil analisis yang dilakukan dengan uji tanin pada teh hitam celup yang diseduh
One-Way Anova memperoleh hasil asymp dengan berbagai temperatur air, diperoleh
sig < 0,05 sehingga Ho ditolak yang rata-rata kadar tanin sesuai pada grafik
menandakan bahwa ada perbedaan kadar berikut :
tanin pada teh hitam celup dengan berbagai

Gambar 1. Grafik Rata-Rata Kadar Tanin

Gambar 1 menunjukkan bahwa kadar semakin tinggi kadar tanin yang terdapat
tanin pada teh hitam celup yang diseduh dalam teh hitam celup.
dengan temperatur air 600C memiliki kadar Hasil penelitian didukung oleh beberapa
tanin terendah dan semakin tinggi teori, seperti penelitian tentang sifat utama
temperatur air yang digunakan maka tanin tumbuh-tumbuhan tergantung pada

Meditory | Vol. 4, No.1, Juni 2016 47


Made Anggi Edita Pardini, et al : PERBEDAAN KADAR TANIN PADA TEH HITAM CELUP BERDASARKAN
TEMPERATUR AIR PENYEDUHAN

CHOLERAE
gugusan phenolik-OH yang terkandung sedangkan pada penelitian ini suhu tertinggi
dalam tanin, dan semua jenis tanin dapat yang digunakan 1000C.
larut dalam air. Kelarutannya besar, dan Peningkatan kadar tanin akibat
akan bertambah besar apabila dilarutkan dilakukannya peningkatan suhu juga terjadi
dalam air panas. Semakin tinggi suhu, pada proses ekstraksi tanin dari tumbuhan,
kontak yang terjadi antara partikel zat misalnya pada proses ekstraksi tanin dari
(tanin) dengan molekul dari medium (air) di jambu mete. Kenaikan suhu akan
mana partikel koloid itu berada akan menyebabkan terjadinya peningkatan kadar
semakin besar sehingga kadar tanin semakin tannin.8 Penelitian kadar tanin pada
meningkat.5 pembuatan Teh Botol Sosro di PT. Sinar
Berdasarkan rata-rata kadar tanin Sosro KPB Deli Serdang, kadar tanin yang
(gambar 1) dapat dilihat bahwa persentase diperoleh dari teh yang dilarutkan dengan
kadar tanin dalam teh celup yang diseduh air pada temperatur 900C tertinggi
dengan temperatur 1000C lebih tinggi jika dibandingkan dengan penyeduhan pada
dibandingkan dengan masing-masing temperatur air 650C, 700C dan 800C.4
kelompok perlakuan. Hal ini terjadi karena Berdasarkan keseluruhan uraian di atas,
perlakuan tersebut memiliki temperatur diperoleh kesesuaian bahwa semakin tinggi
paling tinggi dibandingkan dengan temperatur air yang digunakan untuk
kelompok perlakuan yang ada. Hasil menyeduh teh, maka akan semakin tinggi
penelitian sesuai dengan penelitian pula kadar tanin yang diperoleh. Kadar tanin
terdahulu yang menyatakan bahwa kelarutan tertinggi yang diperoleh pada penelitian ini
tanin yang tinggi terjadi dalam keadaan didapat dari teh yang diseduh dengan air
panas atau dalam proses pendidihan karena bertemperatur 1000C atau dapat dikatakan
ikatan-ikatan pada tanin pecah sehingga sebagai air mendidih. Oleh karena itu, dapat
dihasilkan bentuk monomer-monomer tanin disarankan kepada masyarakat untuk
bebas.6 menyeduh teh hitam celup dengan air
Tanin merupakan bagian dari substansi mendidih sehingga diperoleh kadar tanin
fenol yang terdapat di dalam teh. Penelitian yang maksimal, namun kualitas teh yang
sejenis tentang pengaruh suhu dan waktu baik tidak hanya dipengaruhi oleh
penyeduhan terhadap sifat fisiko-kimia teh temperatur air penyeduhan saja melainkan
hitam kayu manis yang menggunakan suhu juga oleh faktor-faktor lain seperti jenis teh,
penyeduhan 850C, 900C dan 950C serta maupun lama penyeduhan teh, sehingga
waktu penyeduhan 5 menit, 10 menit dan 15 faktor-faktor tersebut juga harus
menit memperoleh hasil bahwa kadar total diperhatikan.
fenol dipengaruhi oleh suhu penyeduhan
dimana suhu penyeduhan optimum untuk SIMPULAN DAN SARAN
menghasilkan kadar total fenol tertinggi Berdasarkan hasil penelitian yang telah
adalah 950C.7 Hasil penelitian tersebut dilaksanakan maka dapat disimpulkan ada
sejalan dengan hasil peneliti dimana perbedaan kadar tanin pada teh hitam celup
semakin tinggi temperatur, kadar senyawa yang diseduh dengan air bertemperatur
yang diperoleh juga semakin tinggi. Namun 600C, 750C, 900C dan 1000C. Masyarakat
terdapat perbedaan antara penelitian agar memperhatikan temperatur air yang
sebelumnya dengan penelitian ini yaitu pada digunakan dalam menyeduh teh khususnya
penelitian sebelumnya diukur kadar teh hitam celup. Masyarakat sebaiknya
keseluruhan total fenol, sedangkan pada menyeduh teh hitam celup dengan air
penelitian ini yang diukur hanya kadar tanin bertemperatur 1000C (air mendidih) untuk
(bagian substansi fenol). Selain itu dari segi memperoleh kadar tanin yang optimal
metode serta suhu tertinggi yang digunakan sehingga berkhasiat baik bagi tubuh serta
pada penelitian sebelumnya adalah 950C, memperhatikan faktor-faktor lain seperti

Meditory | Vol. 4, No.1, Juni 2016 48


Made Anggi Edita Pardini, et al : PERBEDAAN KADAR TANIN PADA TEH HITAM CELUP BERDASARKAN
TEMPERATUR AIR PENYEDUHAN

jenis teh dan lama penyeduhan teh yang


CHOLERAE 8. Artati, Fadillah. Pengaruh Kecepatan
juga dapat mempengaruhi kualitas teh. Perlu Putar Pengadukan dan Suhu Operasi
penelitian lebih lanjut mengenai variabel Pada Ekstraksi Tanin dari Jambu Mete
lain yang dapat mempengaruhi kadar tanin dengan Pelarut Aseton [online] 2007
pada teh seperti jenis teh dan lama [cited 2 Juli 2014]. Didapat dari URL:
penyeduhan serta menggunakan metode http://eprints.uns.ac.id/678/1/jurnal-
pemeriksaan lain seperti gravimetri atau tanin.pdf.
titrimetri.

DAFTAR PUSTAKA
1. Yuliarti, N. A to Z Food Supplement.
Yogyakarta: Penerbit ANDI; 2009.
2. Astawan, M. Khasiat Warna-warni
Makanan. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama; 2008.
3. Risnasari, I. Pemanfaatan Tanin
Sebagai Bahan Pengawet Kayu [online]
2001 [cited 2 Februari 2014] Didapat
dari URL : http: //
repository.usu.ac.id/bitstream/
123456789/288952/7/pdf.
4. Tampubolon, T. W. Pengaruh
Temperatur Terhadap Kadar Tanin pada
Pembuatan Teh Botol Sosro di PT.
Sinar Sosro KPB Deli Serdang [online]
2011 [cited 2 Februari 2014]. Didapat
dari URL :
http://repository.usu.ac.id/bitstream/
123456789/28629/6/pdf.
5. Dewi, C.K. Pengaruh Lama
Perendaman Daun Teh Hijau Terhadap
Konsentrasi Tanin Pada Pembuatan
Frestea Green Tea Di PT. COCA-
COLA Bottling Indonesia Unit Medan
[online] 2010 [cited 2 Juli 2014].
Didapat dari URL:
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123
456789/22751/3/pdf.
6. Ahmad. Percobaan IV Penapisan
Fitokimiawi [online] 2014 [cited 2 Juli
2014]. Didapat dari URL: http://coret-
coretannajih.blogspot.com/2014/03/01a
rchive.html.
7. Iwansyah, dkk. Pengaruh Suhu dan
Waktu Terhadap Sifat Fisiko-Kimia
Teh Hitam Kayu Manis [online] 2013
[cited 2 Juli 2014]. Didapat dari URL:
http://id.scribd.com/doc/23632560/Prosi
ding-teh-kayu-manis-celup.

Meditory | Vol. 4, No.1, Juni 2016 49


Meditory

Number 9

PEMERIKSAAN KLINIK BERBASIS BIOSENSOR


Nur Habibah1

Abstract :
Early detection and diagnosis for several diseases is one of the efforts to improve the
quality of health. Early detection and diagnosis can be used to reduce the cost of
patient care. However, the diagnostic techniques have several of limitations, such as
expensive, slow response, specialized personnel, and high sample volume. There is an
urgent need to develop a new method that is more efficient, low cost, fast response,
easy operation, and reliable, such as bio-sensing technologies. Biosensor is an
analytical device that uses a biological recognition system to target molecules or
macromolecules. Usually, a biosensor is coupled to a physicochemical transducer that
converts this recognition into a detectable output signal. Typically biosensor consists of
three main components; the detector, the transducer and the signal processing system.
Almost of biosensor used enzyme for the biorecognition element with electrochemical
transducer. These enzymes were immobilized in a supporting material on the surface of
the electrode. The first biosensor is introduced by Clark and Lyons, for the detection of
blood glucose in the 1962. This biosensor called ‘enzyme-electrode’, because they
coupled the enzyme glucose oxidase to an amperometric electrode for PO2. The glucose
biosensor was first commercialized by Yellow Spring Instrument based on enzymatic
oxidation reaction of glucose. The second glucose biosensor was developed in a single-
use testing format. These biosensors was used a chemical mediator such as
ferrocyanide and enzyme glucose dehydrogenase as a biorecognition element. The third
generations of glucose biosensors are based on direct electron transfer between enzyme
and electrode. In addition to glucose, biosensor for a wide variety of metabolites such
as cholesterol, uric acid, urea and creatinine was also developed.

Keywords: biosensor, clinical biosensor, amperometric biosensor

PENDAHULUAN dapat menekan peningkatan penyakit


Perubahan zaman dan perkembangan degeneratif serta mengurangi biaya
teknologi yang terjadi dewasa ini, membawa perawatan.
banyak perubahan dalam kehidupan Diagnosis dan monitoring berbagai jenis
masyarakat. Perubahan pola hidup yang penyakit memerlukan banyak upaya untuk
terjadi dalam masyarakat, terutama pada
pola makan, sering dihubungkan dengan
1.,
meningkatnya prevalensi penyakit Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes
degeneratif seperti dibetes mellitus, Denpasar
hiperkolesterolemia, stroke, asam urat, Korespondensi : Nur Habibah, Jurusan
jantung dan lain-lain. Penatalaksanaan Analis Kesehatan, Poltekes Denpasar, Jalan
penyakit degeneratif tersebut memerlukan Sanitasi No. 1 Sidakarya, Denpasar-Bali
perhatian, upaya dan biaya yang cukup 80224, Indonesia.
besar. Proses deteksi dini dan diagnosis Telp. +62-361-710 527, Fax. +62-361-710
yang tepat, penanganan yang komprehensif, 448
serta monitoring yang kontinyu, diharapkan Email : meditoryjournal@gmail.com
50
Meditory | Vol. 4, No.1, Juni 2016
Nur Habibah : PEMERIKSAAN KLINIK BERBASIS BIOSENSOR

CHOLERAE
melakukan pemeriksaan rutin terhadap sebagai metode baru dalam pemeriksaan
sampel darah serta pemeriksaan terkait rutin.1,2
lainnya. Sejak beberapa dekade terakhir, Secara umum, sensor adalah alat yang
pemeriksaan rutin terhadap sampel darah mampu menerima dan merespon rangsangan
dan cairan biologis telah banyak dilakukan dari lingkungan. Biosensor merupakan suatu
di laboratorium-laboratorium klinik, baik di alat analisis yang mampu mengintegrasikan
rumah sakit, klinik swasta, maupun tempat sinyal biologis dari molekul seperti enzim,
perawatan kesehatan yang lain. Sebagian antibodi, fag-aptamer, atau rantai tunggal
besar metode yang digunakan untuk DNA dengan suatu transduser fisikokimia
melakukan pemeriksaan rutin tersebut yang sesuai, menjadi sinyal elektrik yang
memiliki beberapa keterbatasan karena bermakna.1,2
memerlukan teknik analisis yang khas, Biosensor terdiri dari 3 bagian utama, yaitu
sehingga harus dioperasikan oleh personel bioreseptor, transduser, dan sistem pemroses
dengan keahlian khusus. Selain itu, proses sinyal. Bioreseptor terdiri dari komponen
analisis yang memakan waktu relatif lama biokimia seperti antibodi, asam nukleat,
dengan volume sampel yang banyak serta enzim, sel, atau fag yang diimobilisasi dan
biaya yang cukup tinggi, mendorong terus mampu mendeteksi target analit yang
dikembangkannya metode baru untuk spesifik. Transduser merupakan konverter
melakukan pemeriksaan rutin terhadap yang mampu mengubah sinyal biologi yang
sampel klinik.1 Keterbatasan metode analisis dihasilkan dari reaksi antara bioreseptor
tersebut,mendorong berkembangnya metode dengan target analit menjadi sinyal elektrik.
pemeriksaan klinik berbasis biosensor. Selanjutnya, sinyal elektrik yang dihasilkan
Metode biosensor menawarkan beberapa oleh transduser akan diperbesar dan
keunggulan antara lain murah, memiliki diteruskan menuju ke sistem pemroses data,
sensitivitas yang relatif tinggi, respon cepat, sehingga dihasilkan data yang proposional
akurat, reliabel, serta mudah digunakan. dengan interaksi spesifik yang terjadi antara
Metode ini juga tidak memerlukan target analit dengan lapisan bioreseptor.2,3,4
instrumen yang canggih dan personel Gambar biosensor secara umum ditunjukkan
dengan keahlian khusus, sehingga mudah pada Gambar 1.
digunakan dan sesuai untuk dikembangkan

Gambar 1. Biosensor

Pada pengembangan lapisan bioreseptor, film dan membran polimer, gel, karbon dan
material pendukung yang digunakan harus grafit.4 Teknik imobilisasi yang paling
disesuaikan dengan sifat biomolekul dan umum, dilakukan melalui proses adsorpsi,
teknik imobilisasi yang digunakan. Material taut-silang, penyerapansecara fisik, ikatan
pendukung yang banyak digunakan pada kovalen serta enkapsulasi ke dalam material
berbagai jenis biosensor antara lain adalah mikro.

51
Meditory | Vol. 4, No.1, Juni 2016
Nur Habibah : PEMERIKSAAN KLINIK BERBASIS BIOSENSOR

CHOLERAE
PEMBAHASAN biomimetik, sedangkan berdasarkan jenis
Klasifikasi Biosensor transduser yang digunakan, biosensor dibagi
Biosensor dapat diklasifikasikan menjadi 4 jenis, yaitu biosensor
berdasarkan mekanisme sinyal biologi dan elektrokimia, biosensor pizoelektrik,
jenis transduser yang digunakan. biosensor kalorimetri dan biosensor optik.2
Berdasarkan mekanisme sinyal biologi atau Metode biosensing terhadap berbagai jenis
jenis bioreseptor yang digunakan, biosensor mekanisme sinyal biologi dan jenis
dibagi menjadi 5 jenis yaitu: biosensor transduser yang digunakan ditunjukkan pada
enzim, immunosensor, biosensor DNA/ Gambar 2.
asam nukleat, biosensor sel, dan biosensor

b
Gambar 2. Metode biosensing berdasarkan (a) mekanisme sinyal biologis dan (b) jenis
transduser yang digunakan

52
Meditory | Vol. 4, No.1, Juni 2016
Nur Habibah : PEMERIKSAAN KLINIK BERBASIS BIOSENSOR

CHOLERAE
Dalam hal biosensor, enzim merupakan sehingga perlu dikembangkan teknik
biomolekul yang paling banyak digunakan analisis yang praktis, cepat, akurat, dan
sebagai material biosensing. Sifat enzim reliabel.
yang spesifik dan selektif dapat Pengembangan biosensor glukosa telah
dimanfaatkan untuk meningkatkan dimulai sejak puluhan tahun yang lalu.
spesifisitas dan selektivitas biosensor. Pemeriksaan glukosa dengan biosensor ini
Enzim dapat mengkatalisis reaksi secara pertama kali dikembangkan pada tahun
selektif serta membantu proses 1962 oleh Clark dan Lyons. Biosensor
pembentukan ikatan, sehingga biosensor glukosa ini merupakan biosensor berbasis
dapat digunakan dalam sampel dengan transduser elektrokimia, dengan teknik
matriks yang kompleks, seperti darah dan amperometri, yaitu suatu teknik yang paling
cairan tubuh. Enzim sangat sensitif terhadap banyak digunakan pada biosensor glukosa
kelembapan dan cahaya, serta perubahan pH komersial.1,5 Amperometri adalah teknik
sehingga dapat mengurangi efektivitas dan elektrokimia yang didasarkan pada reaksi
akurasi pengukuran. Hal ini menuntut desain oksidasi atau reduksi spesies kimia tertentu
sistem biosensor yang cukup baik, sehingga pada permukaan elektroda. Teknik
mampu melindungi biosensor hingga proses amperometri ini melibatkan dua jenis
pemeriksaan dilakukan.4 elektroda, yaitu elektroda kerja, seperti
Biosensor Glukosa elektroda platina atau emas, dan elektroda
Seiring dengan peningkatan kejadian referensi, seperti elektroda Ag/AgCl yang
penyakit diabetes mellitus (DM), dihubungkan dengan tegangan tertentu.
pemeriksaan kadar glukosa darah menjadi Elektroda kerja akan memonitor
salah satu jenis pemeriksaan klinik yang pembentukan produk atau pengurangan
paling sering dilakukan. Diabetes mellitus reaktan sebagai hasil dari bioreaksi yang
adalah penyakit metabolik yang ditandai melibatkan analit yang akan diukur.
dengan terjadinya hiperglikemi akibat Bioreaksi ini terjadi di dekat permukaan
adanya gangguan pada proses sekresi atau elektroda. Selanjutnya spesies yang
kerja insulin, sehingga terjadi abnormalitas dimonitor tersebut akan berdifusi ke
dalam metabolisme karbohidrat, lemak, dan permukaan elektroda dan mengalami reaksi
protein. Diagnosis DM dapat ditegakkan redoks. Reaksi ini akan menghasilkan arus,
berdasarkan hasil pemeriksaan kadar yang digunakan sebagai dasar pengukuran
glukosa darah. Oleh karena itu, pemeriksaan kuantitatif terhadap analit.5 Secara umum
kadar glukosa darah, utamanya pada pasien skema biosensor enzim berbasis
DM, harus dilakukan secara kontinyu, amperometri disajikan pada Gambar 3.

Gambar 3. Skema biosensor enzim berbasis amperometri


53
Meditory | Vol. 4, No.1, Juni 2016
Nur Habibah : PEMERIKSAAN KLINIK BERBASIS BIOSENSOR

CHOLERAE

Biosensor glukosa yang dikembangkan Biosensor glukosa komersial pertama


oleh Clark dan Lyons ini, dikenal dengan yang berbasis amperometri, dikembangkan
nama elektroda enzim karena melibatkan oleh Yellow Spring Instrument (YSI)
imobilisasi enzim glukosa oksidase pada berdasarkan pada reaksi oksidasi glukosa
permukaan elektroda amperometri. yang dikatalisis oleh enzim glukosa
Biosensor ini dikembangkan dengan cara oksidase, dilanjutkan dengan deteksi H2O2
memasangkan enzim glukosa oksidase pada elektroda platina.1 Biosensor ini
dengan elektroda amperometrik untuk memiliki limitasi karena reaksi oksidasi
mengukurPO2. Proses oksidasi glukosa yang glukosa secara enzimatik bergantung pada
dikatalisis oleh enzim akan menurunkan konsentrasi O2 yang ada dalam sampel. Pada
PO2 dalam larutan sampel. Penurunan PO2 sistem biosensor YSI ini, sampel yang akan
akan terukur oleh elektroda dan besarnya diukur, diencerkan dengan larutan buffer
penurunan, proporsional dengan konsentrasi dengan perbandingan 1:10, agar equilibrium
glukosa dalam sampel. Prinsip pengukuran dengan PO2 di atmosfer. Pendekatan lain
kadar glukosa dalam sampel darah ini yang digunakan untuk mengatasi limitasi
didasarkan reaksi pada persamaan 1.5 biosensor ini dilakukan dengan cara
glucose oxidase
glucose + O2 gluconic acid+H2O2
(1) menggunakan membran semi permeabel
Biosensor glukosa yang lain untuk membatasi difusi analit primer ke
dikembangkan oleh Updike dan Hicks tanpa lapisan enzim. Membran semipermeabel
melakukan imobilisasi enzim. Biosensor ini yang banyak digunakan antara lain
menggunakan elektroda Ag/AgCl sebagai polikarbonat, polivinil klorida, poliuretan,
elektroda referensi. Jika tegangan polarisasi dan emulsi silikon.5
dari elektroda PO2 ini dibalik, maka H2O2 Biosensor glukosa generasi kedua
yang terbentuk pada persamaan 1 dapat dikembangkan dengan konsep single-use
terurai seperti ditunjukkan pada persamaan sensor. Biosensor glukosa generasi ini
2, dan menghasilkan arus yang besarnya dibuat seukuran pena sehingga dapat
proporsional dengan konsentrasi glukosa digunakan untuk monitoring kadar glukosa
dalam sampel.5 darah di rumah. Biosensor glukosa ini
2H+ + O2 + 2e- menggunakan mediator kimia seperti
H2O2 (2) ferrosianida dengan enzim glukosa
Pada umumnya, oksidasi H2O2 pada dehidrogenase sebagai material
persamaan 2 memerlukan tegangan over biorekognisinya. Hingga saat ini terdapat
potensial yang cukup tinggi, sehingga beberapa mediator kimia lain yang
komponen lain yang ada dalam sampel digunakan pada biosensor glukosa komersial
dapat teroksidasi dan menjadi interferensi. seperti benzoquinon, hexa-amin-
Beberapa strategi dilakukan untuk rutenium(III) klorida dan osmium (II)
mengurangi pengaruh interferensi yang polipiridin. Biosensor glukosa komersial
ditemukan pada biosensor berbasis generasi ketiga dikembangkan berdasarkan
amperometri. Strategi yang paling banyak transfer elektron secara langsung antara
dilakukan adalah dengan cara menggunakan enzim dengan elektroda. Elektroda generasi
membran selektif permeabel, yang dapat ini didesain dapat melakukan pengukuran
melewatkan H2O2 ke permukaan elektroda, berulang untuk monitoring glukosa darah
tetapi mampu menahan komponen lain secara in vivo.1
berdasarkan perbedaan ukuran partikel atau Hingga saat ini, biosensor glukosa yang
muatan. Membran selektif permeabel yang digunakan untuk monitoring kadar glukosa
banyak digunakan pada biosensor berbasis dalam darah terdiri dari dua jenis, yaitu
amperometri adalah selulosa asetat dan poli- biosensor glukosa intravena dan subkutan.
(fenil-diamin).5, 6, 7 Biosensor glukosa intravena memiliki
54
Meditory | Vol. 4, No.1, Juni 2016
Nur Habibah : PEMERIKSAAN KLINIK BERBASIS BIOSENSOR

CHOLERAE
beberapa kekurangan karena dapat monolayer mikroperoksidase, yang
mengalami kontaminasi pada permukaan diimobilisasi secara kovalen pada elektroda
elektroda oleh protein faktor koagulasi serta Au-alkanatiolat. Biosensor ini cukup
resiko terhadap tromboembolisme, sehingga responsif, bahkan dengan adanya interferen
tidak dapat mengukur kadar glukosa darah seperti asam askorbat, asam piruvat maupun
secara langsung. Oleh karena itu, biosensor asam urat.8
glukosa dengan sampel darah subkutan lebih Biosensor kolesterol lainnya
menguntungkan untuk digunakan.1 dikembangkan dengan cara mengimobilisasi
Selain biosensor berbasis amperometri, enzim kolesterol oksidasi dan peroksidase
biosensor optik untuk pemeriksaan glukosa pada film sol-gel, yaitu film polipirol yang
juga telah dikembangkan. Biosensor optik didoping dengan asam dodesilbenzena
didasarkan pada pengukuran sifat optik sulfonat. Respon amperometri yang
suatu materi seperti fluoresensi, diperoleh menunjukkan bahwa arus yang
luminesensi, absorbansi atau reflektansi. terukur linier terhadap konsentrasi kolesterol
Pengembangan biosensor optik untuk yang digunakan.9
pemeriksaan klinik dilakukan dengan cara Biosensor Asam Urat
memasangkan pengukuran sifat optik Asam urat adalah produk utama dari
tersebut dengan reaksi enzimatik untuk proses pemecahan purin. Pengukuran asam
pengukuran sampel klinik tertentu. Salah urat penting dilakukan untuk mendeteksi
satu contoh aplikasi pertama biosensor optik adanya penyakit yang berkaitan dengan
untuk pemeriksaan klinik adalah tes strip perubahan metabolisme purin, gout atau
untuk pemeriksaan glukosa dalam sampel hiperuricemia. Tingginya kadar asam urat
urin yang telah dikomersialkan pada tahun dapat ditemukan pada berbagai kondisi,
1957 oleh Miles Laboratories. Pada seperti leukemia, peunomia, hipertensi,
biosensor ini, enzim glukosa oksidase dan cedera ginjal, dan lain-lain. Teknik
peroksidase diimobilisasi pada bantalan amperometri banyak digunakan pada
selulosa, kemudian H2O2 yang terbentuk pengembangan biosensor untuk
akan bereaksi redoks dengan zat warna pemeriksaan asam urat.2 Salah satu
ortotoluidin yang juga telah diimobilisasi. penelitian tentang pengembangan biosensor
Produk oksidasi dari reaksi tersebut diamati untuk pemeriksaan asam urat yang
secara visual untuk pengukuran glukosa dilakukan oleh Shaolin, Jinqing, dan
secara semikuantitatif.5 Jianbing menunjukkan bahwa arus yang
Biosensor Kolesterol dihasilkan oleh elektroda polianilin/uricase
Pemeriksaan klinik lain yang juga sangat berbanding lurus dengan konsentrasi asam
penting dan banyak dilakukan adalah urat yang diukur.10
pemeriksaan kolesterol. Pemeriksaan ini Biosensor Urea dan Kreatinin
penting dilakukan karena kadar kolesterol Pemeriksaan urea dan kreatinin
yang tidak normal sering terkait dengan merupakan pemeriksaan klinik yang penting
beberapa penyakit seperti hipertensi, dilakukan untuk monitoring fungsi ginjal,
hipertiroid, anemia atau jantung koroner. dan penyakit lain yang muncul akibat
Pengukuran kolesterol didasarkan pada kelainan fungsi ginjal. Biosensor urea
reaksi enzimatik yang spesifik sehingga banyak dikembangkan berdasarkan teknik
konsentrasi kolesterol dalam darah dapat amperometri. Dalam beberapa literatur,
diukur secara akurat.2 disebutkan bahwa pengembangan biosensor
Biosensor kolesterol berbasis urea dan kreatinin dilakukan dengan
amperometri telah dikembangkan oleh mengimobilisasi enzim urease pada
Vengatajalabathy dan Mizutani. Biosensor komposit film seperti polipirol, polivinil
ini menggunakan enzim kolesterol oksidase sulfonat, poli (N-vinil karbazol/asam
dan poli (stirensulfonat) pada lapisan stearat), yang dihubungkan dengan suatu
55
Meditory | Vol. 4, No.1, Juni 2016
Nur Habibah : PEMERIKSAAN KLINIK BERBASIS BIOSENSOR

CHOLERAE
elektroda. Sebagian besar elektroda yang Applications, J. of App. Biomed. 12
digunakan pada biosensor urea adalah (2014) 1–15.
elektroda yang sensitif terhadap NH4+ dan 3. A. Tereshchenko, M. Bechelany, R.
HCO3─ 2. Viter, V. Kranovskyy, V. Smyntyna, N.
Starodub, and R. Yakimova, Optical
SIMPULAN DAN SARAN Biosensors Based On ZnO
Simpulan Nanostructures: Advantages And
Berdasarkan uraian diatas dapat Perspectives. A Review, Sens.& Act.: B.
disimpulkan bahwa pengembangan Chem., 229 (2016) 664–677.
biosensor di bidang pemeriksaan klinik 4. B.D. Malhotra and A. Chaubey,
memiliki banyak keuntungan karena Biosensor for Clinical Diagnostic
spesifisitas, sensitivitas, respon yang cepat, Industry, Sens. & Act.: B. Chem., 91
akurat, reliabel, serta mudah digunakan (2003) 117-127.
sehingga dapat digunakan secara mandiri 5. P. D’Ozario, Biosensor in Clinical
oleh pasien. Sebagian besar biosensor yang Chemistry-2011 Update, Clin. Cim.
digunakan untuk pemeriksaan klinik Acta,412 (2011) 1749-1761.
merupakan biosensor elektrokimia berbasis 6. S. Sasso, R. Pierce, R. Walla, and A.
amperometri. Penggunaan enzim yang Yacynych, Electropolymerized 1,2-
diimobilisasi pada permukaan elektroda diaminonbenzene as a Means to Prevent
amperometri sebagai material biosensing Interferences and Fouling and to
dapat meningkatkan sensitivitas, Stabilize Immobilized Enzymes in
selektivitas, dan spesifisitas sensor karena Electrochemical Biosensors, Anal.
mampu mengatasi limitasi sensing akibat Chem., 62 (1990) 1-7.
kompleksnya matriks. 7. S. Emr, and A. Yacyncyh, Use of
Saran olymer Films in Amperometric
Perlu disampaikan review pengembangan Biosenors, Electroanalysis, 7 (1995)
biosensor untuk pemeriksaan klinik yang 13-23.
lain seperti pemeriksaan HIV, hormon, 8. G.K. Vengatajalabathy and F. Mizutani,
bakteri dan atau virus sehingga dapat Layer-by-layer Construction of an
memberikan tambahan wawasan bagi aActive Multilayer Enzyme Electrode
pembaca dan proses deteksi dini serta Applicable for Direct Determination of
monitoring penyakit juga dapat dilakukan Cholesterol, Sens. Act. B: Cem., 80
secara mandiri oleh pasien. Di samping itu, (2001) 272-277.
pelaksanaan kontrol kualitas terhadap hasil 9. A. Kumar, Rajesh, S.K. Grover, B.D.
yang diberikan oleh alat biosensor ini perlu Malhotra, Co-immobilization of
dikembangkan, agar hasil yang diberikan Cholesterol Oxidase and Horse Radish
selalu akurat dari waktu ke waktu. Peroxidase in Sol-gel Films, Anal.
Chim. Acta, 414 (2000) 43-50.
DAFTAR PUSTAKA 10. M. Shaolin, K. Jinqing, Z. Jianbing,
1. E.B. Bahadir and M.K. Sezgintürk, Bioelectrochemical Responses of
Applications of Commercial Biosensors Polyaniline Uricase Electrode, J.
in Clinical, Food, Environmental, and Electroanal. Chem., 334 (1992) 121-
Biothreat/Biowarfare Analyses, Anal. 132.
Biochem., 478 (2015) 107–120.
2. V. Perumal and U. Hashim, Advances In
Biosensors: Principle, Architecture And

56
Meditory | Vol. 4, No.1, Juni 2016
Meditory

Number 110

TINJAUAN KUALITAS BAKTERIOLOGIS


JAJANAN TRADISIONAL DI KANTIN SEKOLAH DASAR
DESA SUSUT KECAMATAN SUSUT KABUPATEN BANGLI
Luh De Trisna Dewi1, Nyoman Mastra2, I Wayan Merta3

Abstract :
Background : Coliform bacteria are normal flora in the digestive tract of humans and
animals. Their existence in the outside of the human body can be used as indicator of
foods or water sanitation. Their existence is also considered to have a high association
with the discovery of germs (pathogens) in water and food. Objective : The aim of this
cross sectional study is to determine the bacteriological quality of traditional foods in
Elementary School canteen at Desa Susut, Kecamatan Susut, Kabupaten Bangli by
seeing the result of TPC and MPN. Result :The result of MPN showed that three
samples are contains coliform bacteria, the result of MPN E. coli showed that three
samples are contaminated by E. coli. Conclusion : Some traditional foods in
Elementary School canteen contain bacteria more than the standard agreed. The foods
sanitation hygiene quality is affected by many factors, such as food processing,
behavior of traders and handlers, as well as the environment. Therefore, it needs
supervision and coaching to improve the foods quality itself.

Keywords: Traditional foods, MPN, TPC

PENDAHULUAN karena rendahnya mutu bahan baku,


Pangan jajanan adalah bagian dari teknologi pengolahan, belum diterapkan
pangan siap saji yang merupakan makanan praktik sanitasi dan higiene yang memadai
dan minuman yang diolah produsen dan kurangnya kesadaran pekerja maupun
makanan di tempat penjualan dan atau produsen yang menangani makanan
disajikan sebagai makanan siap santap untuk tradisional.2 Menurut Peraturan Pemerintah
dijual bagi masyarakat umum. Pangan Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2004
jajanan sudah menjadi bagian yang tidak tentang Keamanan, Mutu Dan Gizi Pangan
terpisahkan dari kehidupan masyarakat. yang disahkan pada 5 Oktober 2004,
Keunggulan pangan jajanan adalah murah menyatakan keamanan pangan adalah
dan mudah didapat, cita rasanya enak dan
cocok dengan selera kebanyakan
1.,2.,3.,
masyarakat. Pangan jajanan masih berisiko Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes
terhadap kesehatan karena penanganannya Denpasar
sering tidak higienis, yang memungkinkan Korespondensi : Luh De Trisna Dewi1,
pangan jajanan terkontaminasi mikroba Jurusan Analis Kesehatan, Poltekes
berbahaya karena proses pembuatannya Denpasar, Jalan Sanitasi No. 1 Sidakarya,
tidak bersih.1 Makanan tradisional pada Denpasar-Bali 80224, Indonesia.
umumnya memiliki kelemahan dalam hal Telp. +62-361-710 527, Fax. +62-361-710
keamanan terhadap bahaya biologi atau 448
mikrobiologi, kimia atau fisika. Adanya Email : meditoryjournal@gmail.com
cemaran tersebut seringkali ditemukan
57
Meditory | Vol. 4, No.1, Juni 2016
Luh De Trisna Dewi, et al : TINJAUAN KUALITAS BAKTERIOLOGIS JAJANAN TRADISIONAL DI KANTIN SEKOLAH
DASAR DESA SUSUT KECAMATAN SUSUT KABUPATEN BANGLI

CHOLERAE
kondisi dan upaya perbaikan untuk METODE
mencegah pangan dari kemungkinan Jenis penelitian adalah deskriptif analisis
cemaran biologis, kimia, dan benda lain yang didesain dengan rancangan Survey
yang dapat mengganggu, merugikan, dan Cross Sectional yang merupakan suatu
membahayakan kesehatan manusia.3 Infeksi penelitian untuk mempelajari dinamika
Escherichia coli (E.coli) sering kali berupa korelasi antara faktor-faktor risiko dengan
diare yang disertai darah, kejang perut, efek, dengan cara pendekatan, observasi
deman, dan terkadang dapat menyebabkan atau pengumpulan data sekaligus pada suatu
gangguan pada ginjal. Sebagian besar saat.6 Penelitian dilaksanakan di seluruh
penyakit yang disebabkan oleh infeksi E. kantin Sekolah Dasar Desa Susut,
coli ditularkan melalui makanan yang tidak Kecamatan Susut, Kabupaten Bangli yang
masak dan daging yang terkontaminasi. terdiri dari 3 Sekolah Dasar dan tahap
Penularan penyakit dapat terjadi melalui analisis akan dilakukan di UPT. Balai
kontak langsung dan biasanya terjadi di Laboratorium Kesehatan Provinsi Bali.
tempat yang memiliki sanitasi dan Populasi penelitian adalah keseluruhan
lingkungan yang kurang bersih.4 Hasil subyek penelitian atau subyek yang diteliti.6
monitoring rutin yang dilakukan oleh Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
BPOM melalui sampling Pangan Jajanan jajanan tradisional di Kantin Sekolah Dasar,
Anak Sekolah (PJAS) di 26 ibukota provinsi Desa Susut, Kecamatan Susut Kabupaten
di Indonesia pada tahun 2007 menunjukan Bangli. Sampel penelitian adalah bagian
54,72% sampel PJAS memenuhi syarat dan yang diambil dari keseluruhan subyek yang
45,28% tidak memenuhi persyaratan diteliti dan dianggap mewakili seluruh
terhadap satu atau beberapa parameter yang populasi. Sampel dalam penelitian ini adalah
diuji. Data Kejadian Luar Biasa (KLB) pada jajanan tradisional yang diambil secara Non
tahun 2007 menunjukan bahwa 28 kejadian Random (Non Probability) Sampling.6 Data
keracunan pangan (16%) terjadi di yang dikumpulkan adalah data primer yaitu
lingkungan sekolah dengan korban terpapar data yang diperoleh langsung dari penelitian
3894 siswa dan korban sakit 1336 siswa. meliputi hasil pemeriksaan MPN dan TPC.
Pangan jajanan berkontribusi sebesar Data sekunder merupakan data yang telah
28,57% sebagai pangan penyebab KLB disusun oleh pihak lain, digunakan sebagai
keracunan pangan di lingkungan sekolah data pendukung penelitian.7 Data sekunder
dan siswa sekolah dasar (SD) merupakan dalam penelitian ini berupa gambaran kantin
kelompok yang paling sering (67%) Sekolah Dasar Desa Susut, Kecamatan
mengalami keracunan PJAS.5 Berdasarkan Susut, Kabupaten Bangli. Data yang
hasil penelitian oleh Agustina, F., dkk. diperoleh dari hasil pengujian MPN dan
bahwa dari 23 responden terdapat 52,2% TPC kemudian diolah dan disajikan dalam
responden dengan higiene perorangan sudah bentuk tabel dan diberi narasi. Data
baik dan 47,8% tidak baik. Tujuan dari dianalisis dengan cara dideskripsikan dan
penelitian ini adalah untuk mengetahui dicocokan dengan standar menurut BPOM
kualitas bakteriologis jajanan tradisional di Nomor HK.00.06.1.52.4011 tahun 2009
Kantin Sekolah Dasar Desa Susut tentang penetapan batas maksimum cemaran
Kecamatan Susut Kabupaten Bangli. mikroba dan kimia dalam makanan.1

58
Meditory | Vol. 4, No.1, Juni 2016
Luh De Trisna Dewi, et al : TINJAUAN KUALITAS BAKTERIOLOGIS JAJANAN TRADISIONAL DI KANTIN SEKOLAH
DASAR DESA SUSUT KECAMATAN SUSUT KABUPATEN BANGLI

HASIL DAN PEMBAHASAN


CHOLERAE
1. Hasil :
a. Hasil Pemeriksaan TPC / ALT
TPC Jajanan Tradisional di Kantin SDN 1 Susut

Standar
No. Sampel jajanan TPC/ALT Kategori
koloni/gram
1. Bulung/agar-agar 38.000 1 x 104 Tidak memenuhi standar
2. Sumping waluh 89.500 1 x 104 Tidak memenuhi standar
3. Onde-onde 0 1 x 104 Memenuhi standar
4. Pisang goreng 8.700 1 x 104 Memenuhi standar
5. Tahu isi 9.450 5 x 104 Memenuhi standar

Berdasarkan data di atas, dari lima bulung (agar-agar) dan sumping waluh
sampel jajanan tradisional yang diperiksa (nagasari), sedangkan tiga sampel jajanan
terdapat dua sampel jajanan tradisional tradisional lainnya (60%) memenuhi
(40%) yang tidak memenuhi standar yaitu standar.

TPC Jajanan Tradisional di Kantin SDN 2 Susut

Standar
No. Sampel jajanan TPC/ALT Kategori
Koloni/g
1. Pisang goreng 6.670 1 x 104 Memenuhi standar
2. Tahu isi 10.800 5 x 104 Memenuhi standar
3. Bubur kacang ijo 2.950 1 x 104 Memenuhi standar

Berdasarkan data di atas, semua sampel tahun 2009 tentang penetapan batas
jajanan tradisional yang diperiksa memenuhi maksimum cemaran mikroba dan kimia
standar BPOM Nomor HK.00.06.1.52.4011 dalam makanan.

TPC Jajanan Tradisional di Kantin SDN 3 Susut

Standar
No. Sampel jajanan TPC/ALT Kategori
Koloni/g
1. Getuk lendri 3.300 1 x 104 Memenuhi standar
2. Tahu isi 44. 710 5 x 104 Memenuhi standar

Berdasarkan data di atas, semua sampel tahun 2009 tentang penetapan batas
jajanan tradisional yang diperiksa memenuhi maksimum cemaran mikroba dan kimia
standar BPOM Nomor HK.00.06.1.52.4011 dalam makanan.

59
Meditory | Vol. 4, No.1, Juni 2016
Luh De Trisna Dewi, et al : TINJAUAN KUALITAS BAKTERIOLOGIS JAJANAN TRADISIONAL DI KANTIN SEKOLAH
DASAR DESA SUSUT KECAMATAN SUSUT KABUPATEN BANGLI

b.CHOLERAE
Hasil Pemeriksaan MPN
MPN Coliform Jajanan Tradisional di Kantin SDN 1 Susut
MPN/APM Standar
No Sampel jajanan Katagori
Coliform /g
1. Bulung (agar-agar ) 38 <3 Tidak memenuhi standar

2. Sumping waluh (nagasari) 0 20 Memenuhi standar

3. Onde-onde 0 20 Memenuhi standar


4. Pisang goreng 12 20 Memenuhi standar
5. Tahu isi 2,2 20 Memenuhi standar

Berdasarkan data di atas, terdapat satu dan empat sampel jajanan tradisional
sampel jajanan tradisional (20%) yang tidak lainnya (80%) memenuhi standar.
memenuhi standar yaitu bulung (agar-agar),

MPN Coliform Jajanan Tradisional di Kantin SDN 2 Susut


No Sampel jajanan MPN/APM Standar Katagori
Coliform /g
1. Pisang goreng 38 20 Tidak memenuhi standar
2. Tahu isi 2,2 20 Memenuhi standar
3. Bubur kacang ijo 0 <3 Memenuhi Standar

Berdasarkan data di atas, dari ketiga pisang goreng, dan dua sampel jajanan
sampel jajanan tradisional yang diperiksa tradisional lainnya (66,7%) memenuhi
terdapat satu sampel jajanan tradisional standar.
(33,3%) yang tidak memenuhi standar yaitu

MPN/APM Coliform Jajanan Tradisional di Kantin SDN 3 Susut


No Sampel jajanan MPN/APM Standar Katagori
Coliform /g
1. Getuk lendri 2,2 20 Memenuhi standar
2. Tahu isi 96 20 Tidak memenuhi standar

Berdasarkan data di atas, dari dua sampel tidak memenuhi standar yaitu tahu isi dan
jajanan tradisional yang diperiksa terdapat satu sampel jajanan tradisional (50%)
satu sampel jajanan tradisional (50%) yang memenuhi standar.

MPN/APM fecal coli (E.coli) Jajanan Tradisional di Kantin SDN 1 Susut


No Sampel jajanan MPN/APM Standar Katagori
fecal coli /g
(E.coli)
1. Bulung (agar-agar ) 38 <3 Tidak memenuhi standar
Sumping waluh
2. 0 <3 Memenuhi standar
(nagasari)
3. Onde-onde 0 <3 Memenuhi standar
4. Pisang goreng 12 <3 Tidak memenuhi standar
5. Tahu isi 2,2 <3 Memenuhi standar
60
Meditory | Vol. 4, No.1, Juni 2016
Luh De Trisna Dewi, et al : TINJAUAN KUALITAS BAKTERIOLOGIS JAJANAN TRADISIONAL DI KANTIN SEKOLAH
DASAR DESA SUSUT KECAMATAN SUSUT KABUPATEN BANGLI

CHOLERAE
Berdasarkan data di atas, dari lima (agar-agar) dan pisang goreng, sedangkan
sampel jajanan tradisional yang diperiksa tiga sampel jajanan tradisional lainnya
terdapat dua sampel jajanan tradisional (60%) memenuhi standar.
(40%) tidak memenuhi standar yaitu bulung

MPN/APM fecal coli (E.coli) Jajanan Tradisional di Kantin SDN 2 Susut


No Sampel jajanan MPN/APM fecal Standar Katagori
coli (E.coli) /g
1. Pisang goreng 2,2 <3 Memenuhi standar
2. Tahu isi 2,2 <3 Memenuhi standar
3. Bubur kacang ijo 0 10 Memenuhi standar

Berdasarkan data di atas, semua sampel


jajanan tradisional yang diperiksa,
memenuhi standar.

MPN/APM fecal coli (E.coli) Jajanan Tradisional di Kantin SDN 3 Susut


No Sampel MPN/APM Standar Katagori
jajanan fecal coli /g
(E.coli)
1. Getuk lendri 2,2 <3 Memenuhi standar
2. Tahu isi 96 <3 Tidak memenuhi standar

Berdasarkan data di atas, dari dua sampel satu sampel jajanan tradisional lainnya
jajanan tradisional yang diperiksa terdapat (50%) memenuhi standar.
satu sampel jajanan tradisional (50%) yang
tidak memenuhi standar yaitu tahu isi dan

2. Pembahasan : memenuhi standar, 6 sampel (60%)


Dalam pemeriksaan kualitas bakteri memenuhui standar BPOM Nomor
MPN Coliform pada 10 sampel jajanan HK.00.06.1.52.4011 tahun 2009 tentang
tradisional di kantin SDN Desa Susut, penetapan batas maksimum cemaran
Kecamatan Susut, Kabupaten Bangli mikroba dan kimia dalam makanan dan 1
didapatkan hasil 3 sampel (30%) tidak sampel (10%) memenuhi standar SNI
memenuhi standar, dan 7 sampel (70%) Nomor 7388 tahun 2009 tentang batas
memenuhi standar. Standar yang digunakan maksimum cemaran mikroba dalam pangan.
adalah peraturan BPOM Nomor Sampel yang tidak memenuhi standar adalah
HK.00.06.1.52.4011 tahun 2009 tentang bulung (agar-agar) dan pisang goreng dari
penetapan batas maksimum cemaran kantin SDN 1 Susut dan tahu isi dari kantin
mikroba dan kimia dalam makanan. Sampel SDN 3 Susut.
jajanan yang tidak memenuhi standar yaitu, Hasil pemeriksaan kualitas bakteri
bulung (agar-agar) dari kantin SDN 1 Susut, dengan cara TPC/ALT pada 10 sampel
pisang goreng dari kantin SDN 2 Susut dan jajanan tradisional di kantin SDN Desa
tahu isi dari kantin SDN 3 Susut. Susut, Kecamatan Susut, Kabupaten Bangli,
Dalam pemeriksaan kualitas bakteri didapatkan hasil 2 sampel (20%) yang tidak
MPN fecal coli/E.coli pada 10 sampel memenuhi standar, dan 8 sampel (80%)
jajanan tradisional di kantin SDN Desa memenuhi standar BPOM Nomor
Susut, Kecamatan Susut, Kabupaten Bangli HK.00.06.1.52.4011 tahun 2009 tentang
didapatkan hasil 3 sampel (30%) yang tidak penetapan batas maksimum cemaran
61
Meditory | Vol. 4, No.1, Juni 2016
Luh De Trisna Dewi, et al : TINJAUAN KUALITAS BAKTERIOLOGIS JAJANAN TRADISIONAL DI KANTIN SEKOLAH
DASAR DESA SUSUT KECAMATAN SUSUT KABUPATEN BANGLI

CHOLERAE
mikroba dan kimia dalam makanan. Sampel pasar, dalam mengangkut jajanan, sering
yang tidak memenuhi standar adalah bulung dijadikan dalam satu wadah dengan barang
(agar-agar) dan sumping waluh (nagasari) dagangan lainnya, sehingga bisa
dari kantin SDN 1 Susut. menimbulkan kontaminasi silang.
Dari observasi yang dilakukan, 5 sampel Lingkungan, perilaku penjaga kantin
jajanan tradisional (50%) disajikan di maupun penjamah, juga menjadi faktor
tempat yang terbuka, ada beberapa jajanan terjadinya kontaminasi pada makanan dan
yang ditutup, akan tetapi saat ditutup kadang minuman. Ketersediaan tempat sampah
masih ada celah yang mejadi jalan yang tidak tertutup tentunya akan dapat
lalat/serangga lain keluar masuk ke mengundang keberadaan lalat, kecoa, tikus
makanan . Salah satu jajanan yang dan serangga lainnya yang nantinya menjadi
penyajiannya kurang baik adalah bulung perantara kontaminasi bakteri pada makanan
(agar-agar) dimana wadahnya sering dan minuman. Fasilitas sanitasi merupakan
dibiarkan terbuka kemudian saat sarana dan kelengkapan yang harus tersedia
menyajikannya kepada pembeli, tangan untuk memelihara kualitas lingkungan. Hal
pedagang ikut kontak/bersentuhan langsung ini sesuai dengan penelitian Anton Wibawa
dengan jajanan tersebut. Menurut Munif tahun 2008 tentang faktor penentu
tahun 2012, menjajakan/menyajikan kontaminasi bakteriologi pada makanan
makanan dengan keadaan terbuka dapat jajanan di SD. Hasil penelitian menyatakan
meningkatkan risiko tercemarnya makanan berbagai faktor yang berhubungan dengan
oleh lingkungan sekitar, baik itu debu, kontaminasi bakteriologi pada makanan
maupun serangga. Penyajian makanan adalah kondisi peralatan, sarana air bersih,
adalah tahap akhir proses pengolahan pengetahuan dan perilaku penjaga kantin.
makanan. Penyajian makanan yang baik Perilaku yang tidak baik akan meningkatkan
adalah ditempatkan dalam wadah yang risiko kontaminasi bakteriologi pada
terpisah, kering bersih, dan diusahakan makanan jajanan. Hal yang sama juga
tertutup dengan rapat. Hal ini juga didukung dinyatakan pada jurnal Kurniadi, Y., Saam,
oleh hasil penelitian Kurniadi, Y., Saam, Z., Z., dan Afandi,D. tahun 2013 tentang faktor
dan Afandi, D. tahun 2013 tentang faktor kontaminasi bakteri E.coli pada makanan
kontaminasi bakteri E.coli pada makanan jajanan di lingkungan kantin SD wilayah
jajanan di lingkungan kantin SD wilayah Kecamatan Bangkinang yang menyatakan
Kecamatan Bangkinang. Kesimpulan penyajian makanan, fasilitas sanitasi dan
penelitiannya menunjukan bahwa faktor tenaga penjamah memiliki hubungan yang
yang paling dominan terhadap kontaminasi signifikan, artinya apabila variabel ini
E.coli pada makanan jajanan di lingkungan memenuhi syarat tentunya akan mengurangi
SD wilayah Bangkinang adalah variabel kontribusi terjadinya kontaminasi E.coli
penyajian makanan. pada makanan jajanan.
Tidak hanya faktor penyajian makanan Dalam jumlah yang berlebihan bakteri E.
yang dapat mempengaruhi kualitas coli dapat mengakibatkan diare, dan bila
makanan, ada pula faktor pengangkutan bakteri ini menjalar ke sistem/organ tubuh
dimana 10 sampel jajanan tradisional yang yang lain dapat menginfeksi sistem/organ
dijual di kantin SD Desa Susut, Kecamatan tersebut. Beberapa galur E. coli menjadi
Susut, Kabupaten Bangli sebagian besar penyebab infeksi pada manusia seperti
tidak dibuat sendiri, melainkan dibeli di infeksi saluran kemih, infeksi meningitis
pasar dan dijual kembali di kantin sekolah, pada neonatus, dan infeksi usus halus
sehingga proses pengangkutan makanan (gastroenteritis). Ketiga penyakit infeksi
juga menjadi faktor terjadinya kontaminasi tersebut sangat bergantung pada ekspresi
pada jajanan. Hasil wawancara dengan faktor virulensi masing-masing serotipe E.
penjaga kantin yang membeli makanan di coli dan kemampuan pertahanan tubuh
62
Meditory | Vol. 4, No.1, Juni 2016
Luh De Trisna Dewi, et al : TINJAUAN KUALITAS BAKTERIOLOGIS JAJANAN TRADISIONAL DI KANTIN SEKOLAH
DASAR DESA SUSUT KECAMATAN SUSUT KABUPATEN BANGLI

4
CHOLERAE
hospes. Dalam usus, bakteri ini b. Kepada pihak pengelola sekolah
menghasilkan racun yang mengiritasi dan sebaiknya melakukan pengawasan dan
akhirnya merusak lapisan usus, pembinaan terhadap kantin serta
menyebabkan kolitis hemolitik atau lingkungan sekolah terutama di sekitar
hemoragik. Kerusakan jaringan akan kantin, serta menyediakan fasilitas yang
memicu kram perut dan diare berdarah yang memadai seperti tempat sampah tertutup,
bisa berlangsung selama lebih dari dan tempat mencuci piring.
seminggu.12
DAFTAR PUSTAKA :
SIMPULAN DAN SARAN 1. BPOM, 2007, Buletin BPOM RI
1. Simpulan Keamanan Pangan, (online), available:
a. Hasil pemeriksaan Total Plate Count http://perpustakaan.pom.go.id/KoleksiL
(TPC/ALT) pada 10 sampel jajanan ainnya/Buletin%20Keamanan%20Pang
tradisional menunjukkan 8 sampel (80%) an/0207.pdf (diakses 6 Februari 2015).
memenuhi standar BPOM Nomor
HK.00.06.1.52.4011 tahun 2009 tentang 2. Agustina, F., Randit, P., dan Fatmalina,
penetapan batas maksimum cemaran F., 2009. Hygiene, Sanitasi Pada
mikroba dan kimia dalam makanan dan 2 Pedagang Jajanan Makanan
sampel (20%) tidak memenuhi standar. Tradisional Di Lingkungan Sekolah
b. Hasil pemeriksaan MPN/APM Coliform Dasar di Kelurahan Demang Lebar
pada 10 sampel jajanan tradisional Daun Palembang, (online), available:
menunjukkan 7 sampel (70%) memenuhi http://eprints.unsri.ac.id/64/3/Abstrak8.
standar BPOM Nomor pdf (diakses pada 20 januari 2015).
HK.00.06.1.52.4011 tahun 2009 dan 3
sampel (30%) tidak memenuhi standar. 3. Peraturan Pemerintah Republik
Hasil pemeriksaan MPN/APM fecal Indonesia Nomor 28 Tahun 2004
coli/E.coli pada 10 sampel jajanan tentang Keamanan, Mutu, dan Gizi
tradisional menunjukkan 6 sampel (60%) pangan, Jakarta: Presiden RI.
memenuhi standar dan 3 sampel (30%)
tidak memenuhi standar BPOM Nomor 4. Radji, M., 2011, buku ajar mikrobiologi
HK.00.06.1.52.4011 tahun 2009 tentang panduan mahasiswa farmasi dan
penetapan batas maksimum cemaran keedokteran, cerakan tahun 2011,
mikroba dan kimia dalam makanan dan 1 Jakarta: EGC.
sampel (10%) memenuhi standar SNI
Nomor 7388 tahun 2009 tentang batas 5. Anonim, 2008, Info BPOM, Keamanan
maksimum cemaran mikroba dalam Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS)
pangan. Serta Upaya Penamgulangannya,
c. Sesuai hasil pemeriksaan TPC/ALT dan (online), available:
MPN/APM, mutu higiene sanitasi jajanan http://perpustakaan.pom.go.id/KoleksiL
tradisional di kantin SD Desa Susut, ainnya/Buletin%20Info%20POM/0208.
Kecamatan Susut, Kabupaten Bangli pdf (diakses 6 Februari 2015).
cukup baik. 6. Natoatmojo,S., 2012, Metode Penelitian
2. Saran Kesehatan, cetakan ke 2, Edisi Revisi,
a. Kepada pihak penjaga kantin SD dalam Jakarta: Rineka Cipta.
menyajikan makanan agar ditempatkan di
tempat yang bersih dan ditutup dengan 7. Sugiyono, 2014, Metode Penelitian
rapat. Untuk kebersihan perorangan lebih Kuantitatif Kualitatif dan R &D,
memperhatikan kebersihan tangan, cetakan ke-20, Bandung: Alfabeta
rambut, dan kuku.
63
Meditory | Vol. 4, No.1, Juni 2016
Luh De Trisna Dewi, et al : TINJAUAN KUALITAS BAKTERIOLOGIS JAJANAN TRADISIONAL DI KANTIN SEKOLAH
DASAR DESA SUSUT KECAMATAN SUSUT KABUPATEN BANGLI

8.CHOLERAE
Badan Standar Nasional (BSN), 2009,
Standar Nasional Indonesia No 7388
tentang Batas Maksimum Cemaran
Mikroba Dalam Pangan, Jakarta: BSN
(Badan Standardisasi Nasional).

9. Munif, 2012, Prinsip dan Prosedur


Higiene Sanitasi Makanan, online,
available:
http://helpingpeopleideas.com/publiche
alth/prinsip-higiene-sanitasi-makanan/
(diakses pada 25 januari 2015).

10. Kurniadi, Y., Saam, Z., dan Afandi, D,


2013. Faktor Kontaminasi Bakteri E.
Coli Pada Makanan Jajanan
Dilingkungan Kantin Sekolah Dasar
Wilayah Kecamatan Bangkinan.
(online). Available:
http://download.portalgaruda.org/article
.Faktor-Kontaminasi-Bakteri-E.coli-
Pada-Makanan-Jajanan-Dilingkungan-
Kantin-Sekolah-Dasar-Wilayah-
Kecamatan-Bangkinan . (diakses pada
30 januari 2015).

11. Wibawa, A., 2008, faktor penentu


kontaminasi bakteriologi pada makanan
jajanan di sekolah dasar, Online,
Available:
http://download.portalgaruda.org/article
.faktor-penentu-kontaminasi-
bakteriologi-pada-makanan-jajanan-di-
sekolah-dasar (diakses pada 30 januari
2015).
12. Puspitasari, R. L.,2013, Kualitas
Jajanan Siswa di Sekolah Dasar,
(online), Available :
http://jurnal.uai.ac.id/index.php/SST/art
icle/download/99/pdf_14 (diakses pada
25 januari 2015).

64
Meditory | Vol. 4, No.1, Juni 2016

Das könnte Ihnen auch gefallen