Sie sind auf Seite 1von 20

Jurnal Teknologi Pendidikan

Vol: 06/01 Juni 2018/hal: 01 – 106


Online ISSN: 2622-4283 Print ISSN: 2338-9184

http://dx.doi.org/10.31800/jtp.kw.v6n1.p23--42

PENGEMBANGAN MOBILE VIRTUAL


LABORATORIUM UNTUK PEMBELAJARAN
PRAKTIKUM SISWA SMA
Development of Mobile Virtual Laboratorium for Experimental Learning
to Senior High School Students
Manikowati*, Dody Iskandar
Balai Pengembangan Multimedia Pendidikan dan Kebudayaan, Kemendikbud
Jl. Mr. Koessoebiyono Tjondro Wibowo, Kel. Pakintelan, Kec. Gunungpati, Semarang

Pos-el: manikowati@kemdikbud.go.id* , dody.iskandar@kemdikbud.go.id

INFORMASI ARTIKEL ABSTRACT:


The schools and or students number compared with the
Riwayat Artikel: experimental laboratories was still not proportional. The
Diterima : 30 Mei 2018 available virtual laboratory media had not accommodated the
Direvisi : 07 Juni 2018
anywhere and anytime learning mobility. This research was
Disetujui : 22 Juni 2018
to develop mobile V-Lab for senior high school. This research
and development was conducted along May – December
Keywords: 2016. It started from identifying problems, analyzing needs,
Media, virtual lab, mobile
designing mobile V-Lab, producing the applications,
learning, mobile V-Lab, senior implementing and evaluating them. Instruments used were
high school. closed and opened quessionaires, observation sheet, and
interview sheet. From the data identified, it was needed an
Kata kunci:
offine mobile V-Lab with simulation format and completed
Media, virtual lab, mobile with an experiment sheet. Information and perform/
learning, mobile V-Lab, SMA
experiment features linked with the downloadable
experiment sheet was designed. Two prototypes were
developed by using Unity and implemented in web www.m-
edukasi.kemdikbud.go.id dan google play. Those, then, were
evaluated and revised to get qualified applications and
implemented. Considering the results, it was recommended
to make more apps.

ABSTRAK:
Perbandingan antara jumlah sekolah dan atau siswa
dengan laboratorium praktikum belum proporsional.

K- JTP: Vol. 06, No.01/Juni 2018/hal: 01 – 106. 23


Media pembelajaran virtual lab yang sudah dikem-
bangkan belum bisa mengakomotir mobilitas pem-
belajaran yang bisa dilakukan dimana saja dan kapan
saja. Untuk itu, penelitian ini bertujuan untuk
mengembangkan mobile virtual lab dengan sasaran
SMA. Penelitian dan pengembangan ini dilaksanakan
dengan rentang waktu Mei – Desember 2016. Penelitian
dimulai dari identifikasi masalah, analisis kebutuhan,
perancangan mobile V-Lab, produksi aplikasi, imple-
mentasi, dan diakhiri dengan evaluasi formatif.
Instrumen yang digunakan adalah kuesioner tertutup,
kuesioner terbuka, lembar observasi, dan panduan
wawancara. Dari permasalahan yang teridentifikasi,
didapatkan kemudian kebutuhan mobile V-Lab yang
bersifat offline pada aplikasinya, berformat sajian
simulasi, dan dilengkapi dengan Lembar kerja
Praktikum (LKP) sebagai panduan praktikum. Untuk
itu, pada desainnya, mobile V-Lab dilengkapi dengan
fitur informasi dan performa serta LKP yang bisa
diunduh melalui aplikasi. Dua prototipe aplikasi mobile
V-Lab dibuat dengan menggunakan Unity dan
selanjutnya diimplementasikan di web www.m-
edukasi.kemdikbud.go.id dan google play. Kedua
prototipe tersebut akhirnya diuji coba dan direvisi
sehingga mendapatkan aplikasi yang berkualitas dan
layak untuk dimanfaatkan dalam pembelajaran.
Memperhatikan hasil yang telah diperoleh direkomen-
dasikan kemudian agar mobile V-Lab tersebut dikem-
bangkan lebih banyak lagi.

PENDAHULUAN model pembelajaran ini perlu dilak-


Laboratorium (lab) merupakan tem- sanakan. Akan tetapi, tidak semua
pat siswa biasanya melakukan eks- sekolah memiliki lab atau bahkan
perimen terhadap suatu objek yang piranti lab yang cukup memadai.
butuh dipastikan kebenarannya. Berdasarkan dokumen dari Kemen-
Dengan mengalami percobaan atau dikbud (2015) sampai tahun ajaran
eksperimen secara langsung, keber- 2015/ 2016 persentase jumlah sekolah
adaan lab diasumsikan akan memiliki pada jenjang SMA dengan jumlah lab
pengaruh yang cukup signifikan ter- yang layak hanya sekitar 36.23%. Dari
hadap hasil belajar siswa. Untuk itu, data tersebut sekolah negeri memiliki

K- JTP: Vol. 06, No.01/Juni 2018/hal: 01 – 106. 24


44.33%, sedangkan sekolah swasta sistematis sesuai panduan yang ada
memiliki 28.11%. Nilai prosentase di dalam media dan waktu yang
antara jumlah sekolah dengan jumlah digunakan. Untuk praktikum juga
lebih efektif karena guru tidak perlu
lab seharusnya minimal 50%. Data
mencatat langkah kerja di papan tulis.
tersebut juga mengisyaratkan adanya
Memperhatikan kedua penelitian ter-
kesenjangan yang cukup besar, se- sebut, kelebihan dalam pengembang-
kitar 37%. Untuk itu, diperlukan annya adalah terdapatnya perangkat
sumber belajar lainnya untuk menun- pembelajaran seperti RPP, buku ba-
jang pembelajaran praktikum. caan, dan lembar kerja untuk mem-
Kekurangan laboratorium tersebut bantu proses pembelajaran praktikum
sehingga pemahaman konsep pun
yang mendasari dikembangkannya
lebih baik. Kekurangannya adalah
model pembelajaran laboratorium media hanya dimanfaatkan di kom-
maya. Disebut maya, karena tidak puter atau laptop yang tidak bisa
dilakukan di ruang laboratorium mobile.
yang sesungguhnya. Selain itu, maya Perkembangan penggunaan inter-
karena kontennya direkayasa menye- net khususnya di kalangan para siswa
rupai kondisi sesungguhnya. Dengan lebih dominan menggunakan perang-
model pembelajaran laboratorium kat mobile (handphone atau smart-
maya ini, diasumsikan siswa akan phone) dibandingkan dengan kompu-
mengalami pembelajaran yang me- ter dan laptop (Chalim dan Anwas,
nyerupai pembelajaran riil di lab. 2018).
Swandi dkk. (2014) mengembangkan Akram Alkouz dan Mohammed
laboratorium maya dengan berbasis Otair (2007) mengembangkan mobile
komputer pada mata pelajaran fisika. virtual lab dengan sistem online untuk
Hasilnya, bahwa media laboratorium mahasiswa teknik. Dalam modelnya,
virtual yang dilengkapi dengan pe-
diberikan fasilitas zoom in – zoom out,
rangkat berupa rencana pelaksanaan
pembelajaran, buku bacaan, dan untuk mempermudah pengguna da-
lembar kerja peserta didik dalam lam menentukan ukuran grafisnya.
bentuk hardcopy dan softcopy autorun Shah, dkk. (2014) juga mengembang-
CD telah mampu mengaktifkan kan model mobile virtual lab dalam
meningkatkan pemahaman konsep bentuk online untuk mahasiswa tek-
peserta didik. Henleti dkk. (2014)
nik. Dalam pengembangannya, model
dengan objek materi yang berbeda,
sudah diberikan simulasi secara
memperoleh hasil penelitian bahwa
dengan komputer lab virtual pelak- online. Bhosale dan Livingston (2014)
sanaan praktikum lebih terarah mengembangkan online mobile virtual
karena siswa dapat bekerja secara lab untuk pengamanan jaringan. Hasil

K- JTP: Vol. 06, No.01/Juni 2018/hal: 01 – 106. 25


pengembangan menunjukkan bahwa sia sudah mencapai 54.68%. Selain itu,
mobile virtual lab mampu digunakan menurut penelitian APJII yang lebih
untuk mengontrol pengamanan ja- detil tentang penetrasi jaringan
ringan. Oluwole, dkk (2015) melaku- internet, diperoleh gambaran sebagai
kan pengembangan online mobile berikut. Pengguna internet di
virtual lab tetapi dengan platform Sumatera mencapai 19.09%, di Jawa
pengembangan yang berbeda dan 58.08%, di Bali dan Nusa Tenggara
untuk mahasiswa sains. Pengembang- mencapai 5.63%, di Kalimantan
an yang dilakukan memiliki kolerasi 7.97%, di Sulawesi 6.73%, serta Ma-
terhadap konsep pembelajaran dan luku dan Papua mencapai 2.49%.
pemanfaataan pada mobile gadgets Berdasarkan data tersebut, terlihat
tetapi belum terhadap outcome bahwa persebaran jaringan internet di
pembelajaran. Memperhatikan pe- Indonesia masih belum merata, masih
ngembangan mobile virtual lab didominasi oleh penduduk di Jawa
tersebut, model yang dikembangkan (58.08%). Hal ini yang kemudian
dapat dimanfaatkan kapan pun dan harus dipertimbangkan dalam pe-
dimana pun dengan memanfaatkan ngembangan mobile virtual lab secara
jaringan internet. Mungkin karena di online di Indonesia. Memperhatikan
luar negeri jaringan internet tidak ada kondisi yang ada, penggunaan
kendala, maka mobile virtual lab jaringan sebaiknya diminimalisir.
yang bersifat online dapat dioptimal- Arista (2016) mengembangkan
kan. aplikasi laboratorium virtual fisika
Jika dibandingkan dengan kondisi "ViPhyLab" berbasis smartphone An-
penyebaran internet di Indonesia, droid untuk meningkatkan keman-
kondisi ketersediaan jaringan di luar dirian belajar dan pemahaman konsep
negeri mungkin cukup berbeda. dinamika rotasi siswa SMA. Hasil
Menurut survey yang dilakukan oleh penelitiannya menyatakan bahwa
Asosiasi Penyelengara Jaringan In- aplikasi tersebut sangat layak digu-
ternet Indonesia (APJII) bekerja sama nakan terbukti dapat meningkatkan
dengan Kementerian Komuni-kasi keman-dirian dan peningkatan
dan Informasi (Kominfo) pada tahun pemahaman konsep materi pada
2017 menunjukkan bahwa dari 262 siswa. Memperhatikan penelitian
juta penduduk Indonesia sudah tersebut, terlihat bahwa aplikasi
143,26 juta yang memanfaatkan mobile virtual lab sangat membantu
jaringan internet. Dengan kata lain, dalam membelajarkan kemandirian
penetrasi jaringan internet di Indone- siswa berpraktikum. Sayangnya, ma-

K- JTP: Vol. 06, No.01/Juni 2018/hal: 01 – 106. 26


sih terbatas pada mata pelajaran berasal dari guru dan dosen sebagai
fisika, belum pada mata pelajaran narasumber konten yang dikem-
lainnya, yang tentu saja memiliki sifat bangkan, praktisi pengembang seba-
materi dan karakteristik yang ber- gai narasumber pengembangan apli-
beda. kasi yang dikembangkan, ahli reka-
Berdasarkan beberapa penelitian yasa perang-kat lunak, ahli desain
dan pengembangan virtual lab yang komunikasi visual, dan ahli desain
sudah dilakukan sebelumnya, peneli- instruksional sebagai validator
tian ini bermaksud untuk mengem- rancangan, tim produksi yang
bangkan model pembelajaran virtual bertugas membuat prototipe beserta
lab dengan memperhatikan kele- jaringannya, serta guru dan siswa
bihan-kelebihan yang ada dengan yang menilai kualitas prototipe yang
tetap memperhatikan kondisi riil telah dibuat. Adapun kegiatan ini
jaringan internet di Indonesia. berlang-sung selama kurun waktu
Penelitian ini bertujuan untuk Mei s.d. Desember 2016. Langkah-
mengembangkan model mobile langkah yang dilakukan selama
virtual lab yang kemudian disebut penelitian dan pengembangan adalah:
mobile V-Lab untuk pembelajaran (1) mengidentifikasi masalah, (2) me-
praktikum. Penelitian dan pengem- lakukan analisis kebutuhan, (3) mem-
bangan ini terbatas sampai dengan validasi rancangan model, 4) mem-
tersedianya prototipe model yang buat prototipe model, (5) mengim-
teruji kualitasnya. plementasikan prototipe ke jaringan
internet, (6) mengevaluasi kualitas
METODE PENELITIAN prototipe model.
Penelitian dan pengembangan ini Identifikasi masalah dilakukan
menggunakan metode research and untuk merumuskan masalah-masalah
development. Penelitian dilakukan yang berhubungan dengan pembela-
pada tahap analisis kebutuhan, pe- jaran praktikum secara riil. Iden-
rancangan, dan evaluasi. Sementara, tifikasi ini dilaksanakan dengan mela-
pengembangan dilakukan pada tahap kukan wawancara terhadap lima
produksi dan implementasi prototipe. orang guru yang berasal dari lima
Penelitian dan pengembangan ini sekolah di Semarang dan lima orang
berlangsung di Semarang, Yogya- dosen yang berasal dari Universitas
karta, Solo, Pekalongan, Kudus, Negeri Semarang pada mata pelajaran
Jambi, dan Mataram. Sumber data matematika dan sains, serta lima
penelitian dan pengembangan ini orang praktisi pengembang yang

K- JTP: Vol. 06, No.01/Juni 2018/hal: 01 – 106. 27


berasal dari Bandung, Yogyakarta, tiga komponen; ahli rekayasa perang-
Purbalingga, Semarang, dan Demak kat lunak, ahli desain komunikasi
dengan menggunakan panduan
visual, dan ahli desain pembelajaran.
wawancara sebagai instrumennya.
Penggalian data dilaksana-kan pada Penelitian ini dilaksanakan pada
bulan Mei 2016. bulan Juni 2016 dengan menggu-
Analisis kebutuhan dilaksanakan
nakan notetaking sebagai bahan
untuk mengevaluasi kelebihan dan
kekurangan prototipe-prototipe mo- masukan terhadap draft rancangan
bile virtual lab yang dikembangkan yang telah disusun tim perancang.
sebelumnya sehingga diperoleh kebu-
Tahap produksi dilaksanakan un-
tuhan model mobile V-Lab yang
tuk mendapatkan prototipe yang
terbarukan. Kegiatan ini juga dilaku-
sesuai dengan rancangan model mo-
kan pada bulan Mei 2016 dengan
bile V-Lab yang telah disusun.
melibatkan lima orang guru dan lima
Pelaksanaan ini dilakukan bulan
orang dosen yang berasal dari mata
Agustus – November 2016. Pelaksa-
pelajaran matematika dan sains, serta
naannya melibatkan seluruh kompo-
lima orang praktisi pengembang.
nen pengembang mulai dari; penulis,
Instrumen yang digunakan adalah
pengkaji, dan tim produksi. Adapun
berupa notetaking.
sasaran penelitian dimulai dari
Tahap perancangan mobile virtual
penyusunan naskah, Garis-garis Be-
lab dilakukan dengan tujuan untuk sar Isi Media (GBIM), Jabaran Materi
mendapatkan gambaran sistem/ mo- (JM), dan naskah multimedia V-Lab
sampai dengan prototipe terproduksi.
del yang menjadi panduan untuk
Data dan informasi pada tahap
memproduksi, mengelola, dan me- produksi ini diperoleh dari dokumen
manfaatkannya. Untuk memperoleh naskah dan catatan laporan dari para
pengkaji, baik pengkaji materi, media,
hasil yang diharapkan, diperlukan
dan pembelajaran.
para ahli untuk memvalidasi ran- Implementasi prototipe model
cangan model mobile V-Lab yang mobile V-Lab dilakukan untuk menge-

dikembangkan. Para ahli yang men- tahui kemudahan pengaksesan proto-


tipe yang telah dibuat. Tahapan ini
jadi validator atas rancangan model
dilaksanakan pada bulan November
mobile V-Lab yang disusun terdiri dari 2016 dengan melibatkan 30 karyawan

K- JTP: Vol. 06, No.01/Juni 2018/hal: 01 – 106. 28


BPMPK. Adapun instrumen yang masalah. Suryana (2010) menyatakan
digunakan adalah kuesioner. bahwa identifikasi masalah berupaya
Evaluasi dilaksanakan terbatas untuk mencari masalah yang paling
pada evaluasi formatif, yaitu untuk relevan untuk diteliti. Masalah yang
mengetahui kualitas prototipe yang paling relevan itulah yang kemudian
telah dihasilkan serta untuk menga- akan menjadi variabel penelitian.
nalisis kelebihan dan kekurangan Pada tahap penelitian ini dida-
prototipe tersebut. Adapun prototipe patkan beberapa variable mengenai
yang diujikan adalah mobile V-Lab karakteristik konten yang butuh
berjudul Trigonometri (Matematika) dikembangkan, sistem atau model
dan Lensa Tipis (Fisika). Ujicoba multimedia yang butuh dikembang-
dilaksanakan di lima provinsi di kan, format sajian yang digunakan
Indonesia pada bulan November untuk merepresentasikan praktikum
sampai dengan Desember 2016 de- yang dilakukan, serta bahan ajar yang
ngan menggunakan angket dengan dibutuhkan. Variabel-variabel terse-
skala Likert 1 - 4 dan kuesioner terbu- but kemudian dengan instrumen
ka sebagai instrumen pemerolehan panduan wawancara digunakan
data. Adapun teknik pengolahan untuk mendapatkan data dan infor-
datanya menggunakan teknik analisis masi yang diperlukan. Berikut adalah
deskripstif. detil data dan informasi yang
diperoleh.
HASIL DAN PEMBAHASAN Diperoleh data dan informasi
Identifikasi Masalah bahwa pada kenyataannya biaya
Masalah merupakan inti dari perso- praktikum sekolah itu mahal, mahal
alan yang harus dipecahkan. Masalah harga bahan praktikumnya maupun
muncul karena adanya kesenjangan cara mendapatkannya. Contohnya
(discrepancy) antara kondisi riil de- adalah pada praktikum biologi.
ngan kondisi yang diharapkan. Untuk melakukan praktikum menge-
Untuk itu, kesenjangan harus diteliti nai kandungan zat pada makanan,
agar menghasilkan solusi atau peme- cairan tester yang digunakan harga-
cahan yang terbaik. Agar penelitian nya cukup mahal. Selain itu, ada
yang dilakukan lebih terarah, maka beberapa cairan yang tidak selalu
hal pertama yang perlu dilakukan tersedia di toko bahan kimia. Dengan
adalah mengidentifikasi masalah. kondisi yang demikian, guru harus
Identifikasi masalah merupakan berhemat dengan tidak memberi
proses dan hasil dari inventarisasi kesempatan kepada semua siswa

K- JTP: Vol. 06, No.01/Juni 2018/hal: 01 – 106. 29


melakukan praktikum. Dampaknya, senyawa-senyawa yang berbeda akan
tidak semua siswa mendapatkan mengakibatkan perubahan senyawa
pembelajaran yang optimal sehingga campuran. Jika siswa tidak memper-
hasil belajar yang dicapai pun tidak hatikan prosedur pencampuran de-
optimal karena tidak dialami sendiri. ngan benar atau bahkan melakukan
Belajar secara langsung atau ber- kesalahan pencampuran bahan, maka
eksperimen atau melakukan prak- kemungkinan untuk terjadinya ledak-
tikum akan mempunyai dampak an sangat besar sekali. Untuk meng-
yang paling baik bagi siswa. antisipasi bahkan mengatasi kondisi
Memperhatikan kondisi riil yang tersebut, media atau sumber belajar
terjadi, jika kondisi tersebut terus yang merepresentasikan simulasi-
berlangsung maka dikhawatirkan simulasi terhadap bahan-bahan kimia
output pembelajaran semakin hari tersebut sangat diperlukan.
semakin tidak bagus. Untuk itu, Fenomena pembelajaran praktikum
dibutuhkan media pembelajaran lainnya adalah sulitnya siswa mene-
yang dapat digunakan dalam pem-
rima materi-materi karena sifatnya
belajaran praktikum agar biaya
praktikum yang mahal dapat diefi- yang abstrak. Sebagai contoh adalah
sienkan. pembentukan bayangan pada lensa
Tidak hanya karena biaya prak-
mata. Siswa akan sulit mengetahui
tikum yang mahal, efek praktikum
yang berbahaya juga menjadi hal bagaimana proses pembentukan
yang perlu diperhatikan dalam bayangan pada lensa. Yang se-
pengembangan model virtual lab ini.
lanjutnya dilakukan oleh guru ada-
Dari wawancara yang dilakukan,
diperoleh data dan informasi bahwa lah dengan mendemonstrasikan
ada beberapa materi yang memiliki kepada mereka menggunakan alat
efek yang berbahaya apabila dalam
peraga. Akan tetapi, penggunaan alat
pelaksanaan praktikum-nya tidak
peraga ini, disampaikan kurang
berhati-hati dan memperhati-kan
prosedur yang seharusnya ditempuh. efektif dan efisien karena: (1) jumlah
Praktikum yang dimungkin-kan alat peraganya terbatas, (2) alat
memiliki efek yang cukup berbahaya
peraga yang digunakan tidak besar,
saat praktikum misalnya adalah
praktikum Kimia. Percampuran ba- dan (3) jumlah siswa yang jumlahnya
han-bahan kimia yang mengandung tidak proporsional dengan alat pe-

K- JTP: Vol. 06, No.01/Juni 2018/hal: 01 – 106. 30


raganya. Akibatnya, tidak semua Memperhatikan kondisi tersebut,

siswa mampu mengamati prosesnya. diharapkan ada media yang bisa


digunakan setiap saat dibutuhkan
Hal ini berdampak pada ketidak-
dengan tidak terbatas ruang dan
seimbangnya hasil pembejaran yang waktu. Dengan kondisi seperti ini
diperoleh oleh siswa. Dikatakan siswa akan melakukan pengulangan
dan atau penguatan terhadap
bahwa kondisi tersebut akan berbeda
praktikum yang dilakukan kapan pun
jika masing-masing siswa mengamati dan di mana pun dengan menggu-
secara langsung. nakan panduan-panduan yang diberi-
kan oleh guru.
Memperhatikan kondisi riil terse-
but, diperoleh kebutuhan adanya
Analisis Kebutuhan
pembe-lajaran mandiri agar anak bisa
Memperhatikan permasalahan yang
mengamati sendiri hal-hal atau mate-
terjadi pada pembelajaran praktikum,
ri yang bersifat abstrak. Dengan
seperti mahalnya pembiayaan, bah-
melakukan sendiri diharapkan hasil
aya yang ditimbulkan, abstraknya
bela-jar yang diperoleh pun bisa
materi, dan keefektivan waktu yang
optimal sesuai target pembelajaran.
diperlukan, perlu kemudian menga-
Untuk itu, diperlukan media pem-
nalisis beberapa prototipe model
belajaran mandiri yang mampu
mobile V-Lab yang telah dikembang-
mengkonkretkan materi-materi yang
kan sebelumnya. Dengan cara
bersifat abstrak.
demikian, diharapkan dapat ditemu-
Selain itu, berdasarkan hasil
kan formula baru untuk model yang
wawancara yang dilakukan diperoleh
sesuai kebutuhan pembelajaran.
data dan informasi bahwa pada saat
Pada tahap ini ada empat prototipe
akan melakukan praktikum dibutuh-
dianalisis. Memperhatikan kelebihan
kan waktu persiapan praktikum yang
dan kekurangan keempat prototipe
cukup lama. Dengan kondisi yang
yang telah dikembangkan tersebut
demikian, waktu yang digunakan
serta memperhatikan permasalahan
untuk melakukan praktikum menja-
atau kondisi masyarakat Indonesia,
di berkurang. Akibatnya, siswa tidak
kebutuhan mobile virtual lab yang
akan menuntaskan atau menye-
sangat memungkinkan untuk dikem-
lesaikan praktikumnya sehingga sera-
bangkan adalah sebagai berikut.
pan materi yang mereka terima pun
Pertama, sebaiknya bersifat offline.
menjadi tidak optimal.
Artinya, mobile V-Lab dalam penggu-

K- JTP: Vol. 06, No.01/Juni 2018/hal: 01 – 106. 31


naannya akan tertanam di dalam Mengenai pemilihan gadget yang
mobile gadget. Online hanya digunakan digunakan, validator menyampaikan
untuk mengakses dan mengunduh
bahwa untuk optimalisasi eksperi-
kontennya. Kedua, karena tertanam
di dalam mobile gadget maka konten men atau praktikum yang dilakukan,
yang sangat lengkap sebaiknya mobile gadget yang sebaiknya digu-
dihindari. Hal ini untuk mengurangi
nakan adalah tablet. Selanjutnya, fitur-
besarnya ukuran file konten aplikasi.
Dengan demikian, yang diperlukan fitur yang digunakan dalam aplikasi
pada mobile V-Lab adalah konten- sebaiknya fitur yang sederhana.
konten yang ringan dan praktis.
Artinya, fitur-fitur tersebut memang
Simulasi menjadi objek konten utama
pada mobile V-Lab ini. Dikarenakan digunakan dalam melakukan prak-
masih sifatnya ekperimen, maka tikum. Untuk mempermudah peng-
diperlukan panduan percobaan dan
guna dalam memanfaatkan aplikasi
materi sederhana yang berhubungan
nantinya, petunjuk penggunaan se-
dan dibutuhkan dalam simulasi yang
dilakukan. baiknya diberikan secara detil.

Terakhir, berhubungan dengan


Desain
pengelolaan konten mobile V-Lab,
Berdasarkan catatan-catatan yang
diperoleh, terdapat beberapa disampaikan bahwa rencana pembu-
masukan yang diberikan oleh para atan rak konten mobile V-Lab memang
ahli. Pertama, berkaitan dengan
diperlukan untuk mempermudah
sistem yang dibangun pada model
mobile V-Lab. Disampaikan oleh vali- monitoring pergerakan updating dan
dator bahwa sistem yang dipakai, pemanfaatan konten. Berikut adalah
sistem mobile learning dengan
bagan sistem mobile V-Lab.
memanfaatkan jaringan internet dan
google play untuk mendapatkan
aplikasinya adalah sudah tepat.
Demikian pula dengan sistem

aplikasinya. Sebaiknya aplikasi yang

sudah terinstall memang bersifat

offline pada gadget yang digunakan.

K- JTP: Vol. 06, No.01/Juni 2018/hal: 01 – 106. 32


Gambar 1. Sistem Model Mobile V-Lab bol-simbol yang mudah diidentifi-
Adapun desain sistem aplikasi
kasi oleh pengguna. Terakhir,
mobile V-Lab terlihat seperti diagram
berkaitan dengan tata letak, penem-
berikut.
patan variabel-variabel inputan
sebaiknya agak besar dan diberikan
tanda kunci untuk melock nilai
variabel yang dikehendaki. Berikut
adalah gambaran desain tampilan
aplikasi mobile V-Lab.

Gambar 2. Sistem Aplikasi Mobile V-Lab

Kedua, berhubungan dengan de-


sain komunikasi visual. Diberikan
masukan oleh validator beberapa
masukan sebagai berikut. Berkaitan
dengan pewarnaan yang digunakan
sebaiknya menggunakan warna dasar
biru karena BPMPK berada di bawah
Gambar 3. Menu Utama
naungan Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan. Selanjutnya, berhu-
bungan dengan fontasi, disampaikan
agar diperhatikan jenis font dan
ukuran yang digunakan sehingga ter-
baca jelas oleh pengguna. Mengenai
spesifikasi aplikasi yang dikembang-
kan, validator juga memberikan
masukan untuk memberikan logo Gambar 4. Informasi
unik pada setiap mata pelajaran. Hal
ini untuk mempermudah pengguna
memanfaatkan aplikasi yang dibu-
tuhkan nantinya. Begitu pula dengan
simbol-simbol yang digunakan pada
buttonnya. Diberikan masukan oleh
validator untuk menggunakan sim-

K- JTP: Vol. 06, No.01/Juni 2018/hal: 01 – 106. 33


Berkaitan dengan desain pembe-
lajaran yang dikembangkan dengan
model mobile V-Lab, berikut adalah
beberapa masukan yang diberikan
oleh validator. Pada petunjuk
pembelajaran sebaiknya dijelaskan
secara detil bagaimana penggunaan
Gambar 5. Link LKP simulasi yang harus dilakukan
sehingga pengguna mudah untuk
melakukan praktikum. Mengenai ba-
han belajar yang kemudian disebut
Praktikum Praktikum
Lembar Kerja Praktikum (LKP)
1 2
validator menyampaikan bahwa
sistematika yang digunakan sudah
benar. Akan tetapi, validator mengi-
ngatkan agar konten yang ada pada
Gambar 6. Performa LKP bukan sekedar latihan melainkan
tahapan-tahapan atau langkah-lang-
kah yang perlu dilalui pengguna
untuk mendapatkan presisi belajar
Area Praktikum yang diharapkan. Berhubungan de-
ngan peman-faatan model, validator
menyatakan bahwa bahwa desain
pemanfaatan yang disusun sudah
baik. Meskipun demikian perlu diper-
Gambar 7. Area Praktikum
hatikan langkah-langkah yang perlu
dilakukan dalam pembelajaran se-
hingga model mobile V-Lab ini
nantinya dapat meningkatkan perfor-
man siswa dalam melakukan praktik-
um. Gambaran LKP yang digunakan
disajikan pada gambar 9.
Berdasarkan catatan-catatan dari

validator tersebut, desain model dan


Gambar 8. Closing

aplikasi selanjutnya disempurnakan

K- JTP: Vol. 06, No.01/Juni 2018/hal: 01 – 106. 34


untuk menghasilkan produk yang Produksi

sesuai kebutuhan. Naz dan Akbar Penyusunan naskah merupakan


langkah awal pada proses produksi.
(2012) dalam Manikowati (2017)
Naskah yang pertama kali dibuat
menyatakan bahwa ketika media adalah naskah GBIM dan JM.
dirancang dengan baik dan tepat Dokumen ini dibuat sebagai treatment
atau acuan untuk mengem-bangkan
maka akan memberikan beberapa
konten yang akan ditulis pada naskah
dampak, diantaranya penggunaan multimedia V-Lab. Berdasarkan data
waktu yang lebih efisien, mening- yang diperoleh, ditemukan bahwa
kekurangan yang terdapat pada
katnya daya tarik pengguna, perha-
penyusunan GBIM dan JM ini
tian pengguna juga lebih fokus, terdapat pada pemilihan media yang
memperjelas konsep yang disam- tepat untuk merepresentasikan materi
yang dikembangkan serta cara
paikan, mempertajam poin-poin
memvisualisasikan dan mendeskrip-
penting, meningkatkan kemampuan
sikan materinya. Dengan adanya
daya pikir dan memori otak, dan temuan ini berarti penulis masih
sebagainya. memiliki keterbatasan kompetensi
dalam penulisan naskah GBIM dan
JM. Akan tetapi, jika ditinjau dari
dokumen yang dihasilkan, maka
keterbatasan tersebut dapat ditang-
gulangi. Hal ini sangat dimungkinkan
karena adanya kerjasama tim yang
baik.

Setelah penyusunan naskah GBIM


dan JM, langkah berikutnya yang
dilaksanakan adalah penulisan nas-
kah mobile V-Lab. Berdasarkan catatan
pengkaji ditemukan bahwa kekurang-
an naskah yang disusun hanya pada
cara penuangan ide atau gagasan ke
dalam template naskah yang diberi-
Gambar 9. Desain LKP kan. Akan tetapi, jika dilihat dari

K- JTP: Vol. 06, No.01/Juni 2018/hal: 01 – 106. 35


dokumen naskah yang ditulis, sarkan catatan laporan script
kekurangan tersebut sudah meng- conference, ditemukan bahwa terdapat
hilang. Hal ini menunjukkan bahwa materi yang cukup panjang pada
terdapat kerjasama yang baik antara naskah mobile V-Lab yang akhirnya
penulis dan tim pengkaji untuk disarankan untuk dialihkan atau
mendapatkah naskah yang layak dipindahkan ke naskah LKP. Data
diproduksi. tersebut menunjukkan kurangnya
Penyusunan naskah mobile V-Lab konsep penyusun dalam membatasi

tersebut diikuti dengan penulisan materi yang akan dibuat dalam


aplikasi. Data ini akhirnya menim-
nas-kah bahan ajar berupa Lembar
bulkan dampak terjadinya kesepa-
Kerja Praktikum yang kemudian katan terhadap batasan materi yang
disingkat LKP. LKP merupakan dikembangkan dalam aplikasi.
Setelah pelaksanaan script con-
dokumen pelengkap yang digunakan
ference, pembuatan prototipe selanjut-
sebagai panduan bagi pengguna nya dilakukan. Dalam pembuatannya,
untuk melakukan praktikum meng- aplikasi yang digunakan untuk
membuat aplikasi mobile V-Lab adalah
gunakan aplikasi mobile V-Lab yang
unity. Selama proses pembuatan
dikembangkan. Berdasarkan catatan berlangsung, penilaian dilakukan per
dari para pengkaji, tidak ada minggu antara pihak pembuat de-
ngan tim leader. Berdasarkan pantau-
kekurangan yang berarti dari para
an yang dilakukan, diperoleh data
penulis dalam menyusun LKP. Ada-
bahwa terdapat kendala-kendala
pun kekurangan yang ada adalah yang dialami. Kendala-kendala terse-
perlunya penambahan materi dalam but misalnya, penempatan petunjuk
penggunaan dan petunjuk pembe-
LKP. Kekurangan tersebut akhirnya
lajaran, fasilitasi navigasi yang diper-
dapat disempurnakan dan dibuat lukan, dan presisi hasil simulasi yang
dengan format pdf. dilakukan. Memperhatikan kendala-
kendala tersebut tersirat bahwa
Sebelum naskah diproduksi,
visualisasi terhadap petunjuk peng-
terdapat satu langkah yang perlu
gunaan dan petunjuk pembelajaran
dilaksanakan untuk meminimalkan
belum dinyatakan secara jelas pada
kesalahan produksi. Langkah ter-
desain model mobile V-Lab, termasuk
sebut adalah script conference. Berda-
navigasi-navigasi yang dibutuhkan.

K- JTP: Vol. 06, No.01/Juni 2018/hal: 01 – 106. 36


Sementara, kurang akuratnya/presisi dapat diimplemtasikan dan diujicoba-
output simulasi pada aplikasi kan.
menunjukkan kurangnya jelinya tim
produksi. Implementasi
Merujuk pada Chen, Chang, dan
Pasca pelaksanaan pembuatan pro-
Hang (2006) bahwa implementasi
totipe, dilakukan penilaian lagi
merupakan proses menempatan
terhadap produk yang dihasilkan.
aplikasi agar mudah diakses dan
Penilaian tersebut dilaksanakan
digunakan oleh pengguna, maka
dalam bentuk previu produk yang
berikut adalah implementasi dari
divalidasi oleh tiga tim ahli-ahli
prototipe mobile V-Lab. Prototipe-
rekayasa perangkat lunak, desain
prototipe mobile V-Lab yang telah
komunikasi visual, dan pembelajaran.
berhasil dibuat ditempatkan pada
Dari catatan-catatan yang dikum-
URL yang merupakan website resmi
pulkan, diperoleh informasi bahwa
Balai Pengembangan Multimedia Pen-
secara umum, produk mobile V-Lab
didikan dan Kebudayaan (BPMPK)
sudah bagus. Secara operasionalisasi
dengan alamat di www.m-edu-
sistem yang ada pada aplikasi sudah
kasi.kemdikbud.go.id. Penempatan
tidak mengalami gangguan. Akan
kedua dilakukan pada google playstore
tetapi, pada pewarnaan dan fontasi
dengan kata kunci V-Lab.
masih memerlukan perhatian agar
Setelah dilakukan uji terbatas cara
produk menjadi eye-catching terhadap
pengaksesan aplikasi mobile V-Lab
pengguna. Sementara pada sisi
oleh beberapa calon pengguna de-
pembelajaran, diberikan masukan
ngan melakukan observasi dan
agar produk ini tetap diberikan
wawancara, diperoleh simpulan bah-
relevansi antara isi materi dengan
wa implementtasi mobile V-Lab di
praktik kehidupan sehari-mengiden-
kedua alamat tersebut sudah tepat.
tifihari. Selain itu, perlu diperhatikan
Hal ini terbukti tidak adanya kendala
mengenai presisi hasil belajar.
yang dialami oleh calon pengguna
Dari masukan-masukan yang dibe-
saat mengakses aplikasi mobile V-Lab
rikan para ahli tersebut menun- yang diperlukan. Bahkan, proses
jukkan masih ada kekurangan-ke- installingnya pada mobile gadget yang

kurangan yang perlu diperbaiki pada dimiliki.


Berdasarkan data tersebut, dapat
produk yang dibuat. Dari perbaikan
disimpulkan bahwa implementasi
yang dilakukan, produk tersebut

K- JTP: Vol. 06, No.01/Juni 2018/hal: 01 – 106. 37


mobile V-Lab sudah sesuai dengan Pada prototipe berjudul “Trigono-
rancangan model yang telah disusun metri”, penilaian responden terhadap
sebelumnya. Kemandirian pengguna kualitas produk ini adalah 3.34.
untuk meng-akses dan Dengan nilai di atas 3.01, maka
memanfaatkan mobile V-Lab dimana kualitas produk ini dapat dinyatakan
pun dan kapan pun mengguna-kan sangat bagus. Jika ditinjau lebih
mobile gadget dapat terlaksana dengan dalam pada 10 komponen penilaian
baik. yang ada, nilai yang diperoleh pada
Evaluasi aplikasi Trigonometri ini berada di
Batasan penilaian kualitas prototipe atas 3.01. Artinya, keselurahan aspek
mobile V-Lab ini adalah sebagai atau komponen berinilai sangat
berikut. Dikatakan sangat tidak bagus bagus. Pada aspek pernyataan
apabila prototipe memiliki nilai kompetensi, aplikasi ini bernilai 3.34.
dengan rentang 0–1,00. Prototipe Nilai ini mengindikasikan bahwa teks
tidak bagus kualitasnya jika memiliki terbaca dengan jelas, benar
nilai pada rentang 1,01–2,00. Pada bacaannya, mudah dipahami, dan
rentang 2,01–3,00 menanda-kan isinya tertuang pada aplikasi.
bahwa kualitas prototipe tersebut Pada aspek petunjuk penggunaan,
bagus. Terakhir, berkualitas sangat aplikasi ini memiliki nilai 3.52, sangat
bagus apabila prototipe memiliki bagus kualitasnya. Artinya, pada
rentang 3,01 – 4,00. petunjuk penggunaan teks terbaca
Berdasarkan data dan informasi jelas, benar bacaannya, dan mudah
yang terhimpun, diperoleh data dipahami serta gambarnya mudah
sebagai berikut. dipahami. Pada petunjuk belajar, nilai
aplikasinya adalah 3.37. Artinya, teks
Tabel 1. Hasil Uji Coba Prototipe terbaca jelas, benar bacaannya, dan
Nilai
mudah dipahami serta petunjuk
No. Komponen Penilaian Trigono Lensa
metri Tipis belajar memudahkan eksperimen.
1 Pernyataan Kompetensi 3.34 3.67
2 Petunjuk Penggunaan 3.52 3.8 Pada fitur performa/eksperimen,
3 Petunjuk Belajar 3.37 3.54 aplikasi memperoleh nilai 3.11.
4 Performa/ Eksperimen 3.11 3.46
5 Lembar Kerja Praktikum Artinya, pengguna terfasilitasi
3.35 3.76
(LKP)
6 Penggunaan Teks 3.37 3.27
dengan komponen media yang tepat,
7 Penggunaan Gambar 3.4 3.51 mudah melakukan eksperimen dan
8 Pewarnaan Aplikasi 3.44 3.4
9 Tombol Navigasi pada berpindah ke eksperimen lainnya
3.27 3.34
Aplikasi serta hasil percobaannya mendekati
10 Operasional Aplikasi 3.13 3.43
Rata-Rata Nilai 3.34 3.52 keakuratan.

K- JTP: Vol. 06, No.01/Juni 2018/hal: 01 – 106. 38


Selanjutnya, pada unsur LKP, kesepuluh komponen penilaian
aplikasi ini menggunakan teks yang tersebut, aplikasi ini memiliki nilai
terbaca dengan jelas, benar paling rendah di unsur performa/
bacaannya, dan mudah dipahami eksperimen. Hal ini ternyata
serta dapat digunakan untuk berbanding lurus dengan informasi
menunjang aplikasi. Mengenai yang diberikan pada kuesioner
unsur/komponen media yang diguna- terbuka. Diperoleh data bahwa pada
kan, fontasi aplikasi ini dari sisi prototipe berjudul Trigonometri
ukuran, pemilihan jenis font, terdapat ketidakakuratan hasil
keterbacaan teks, dan kesesuaian simulasi/percoba-an yang dilakukan.
kaidah penulisan dapat diterima Untuk itu disarankan untuk menam-
dengan sangat baik. Adapun gambar bah variabel angka yang digunakan
yang digunakan dapat terlihat dan tidak terbatas pada 15 cm.
dengan jelas, tidak pecah, memiliki Terhadap penilaian aplikasi mobile
ukuran yang sesuai, dan V-Lab yang berjudul “Lensa Tipis”,
mencerminkan atau mengilustrasikan aplikasi ini memiliki nilai yang lebih
isi materi. baik dibanding dengan aplikasi
Sementara pewarnaan yang “Trigonometri”. Akan tetapi, apabila
digunakan dalam aplikasi ini sudah diperhatikan keseluruhan penilaian
seimbang unsur pewarnaannya, jelas, terhadap komponen atau unsurnya,
sesuai dengan objek sehingga nilai terendah pada aplikasi ini
memberi-kan kenyamanan saat terdapat pada teks atau fontasi yang
menggunakan aplikasi mobile V-Lab digunakan. Hal ini ternyata
ini. Untuk interaktivitas, tombol- berbanding lurus dengan data di
tombol yang digunakan sebagai kuesioner terbuka. Diperoleh masu-
navigasi sangat mudah dipahami, kan bahwa mobile V-Lab ini me-
konsisten letaknya, sesuai ukurannya, merlukan fasilitas zoom in dan zoom
dan memiliki link tampilan yang out untuk memperbesar fontasi, teru-
benar. tama pada fitur informasi.
Terakhir, mengenai pengopera- Penggunaan tombol sebaiknya
sionalan dan tampilan, diperoleh data diperbesar ukuran dan dipilih simbol
bahwa aplikasi ini sangat mudah di- tombol yang lebih mudah dipahami.
instal dan dijalankan, memiliki tata Secara khusus, diperoleh masukan
letak tampilan yang seimbang, agar ukuran fontasi dan kotak input
memiliki ukuran layar yang sesuai. pada prototipe berjudul Lensa Tipis
Apabila dianalisa lebih lanjut, dari

K- JTP: Vol. 06, No.01/Juni 2018/hal: 01 – 106. 39


diperbesar. Ditambah mengenai duh) dan ditemukan di situs resmi
keakuratan hasil simulasi yang Kementerian Pendidikan dan Kebu-
menunjukkan perbedaan hasil pada dayaan. Selanjutnya, model ini bersi-
lensa cembung dengan jarak 100. fat simple. Bersifat sederhana karena
model ini hanya terdiri dari tiga fitur
Memperhatikan kedua data
utama; kompetensi, petunjuk, dan
tersebut dapat disimpulkan bahwa
praktikum serta navigasi-navigasi
secara umum prototipe-prototipe
yang mudah diingat dan diketahui.
yang dihasilkan sudah memiliki
Kelebihan lainnya adalah bersifat
kualitas yang sangat bagus. Akan
lengkap. Lengkap karena model ini
tetapi, beberapa hal seperti presisi
disertai dengan Lembar Kerja
hasil simulasi dan fontasi perlu
Praktikum (LKP) sebagai panduan
diperbaiki agar prototipe-prototipe
siswa dalam melakukan praktikum.
tersebut memiliki kualitas yang lebih
Kelebihan-kelebihan yang dimiliki
baik dan siap digunakan oleh
model mobile V-Lab ini karena dilaku-
masyarakat pebelajar.
kan secara bertahap dan memakan

SIMPULAN kurun waktu yang cukup panjang


untuk penelitian dan pengembangan
Pengembangan mobile V-Lab dengan
dengan melibatkan narasumber yang
menggunakan piranti mobile gadget
terkaitan dengan pembelajaran
berhasil dilakukan. Hal ini terbukti
praktikum, pengembangan aplikasi,
adanya prototipe-prototipe yang ber-
dan calom pengguna.
hasil dibuat, yaitu mobile V-Lab
Memperhatikan simpulan di atas,
Trigono-metri pada pelajaran Mate-
maka sesungguhnya pengembangan
matika dan mobile V-Lab Lensa Tipis
model mobile virtual lab (mobile V-Lab)
untuk mata pelajaran Fisika. Kele-
sudah menghasilkan prototipe-
bihan dari mobile V-Lab tersebut
prototipe yang berkualitas. Untuk itu,
adalah bersifat portable, pembelajaran
pengem-bangan model mobile V-Lab
dapat dilakukan kapan pun dan
ini perlu ditindaklanjuti dengan
dimana pun karena menggunakan
mengembangkan jumlah aplikasi
perangkat genggam yang menye-
yang lebih banyak sehingga materi-
suaikan mobilitas pengguna.
materi dengan sifat praktikum yang
Selain itu, model ini bersifat
lain dapat terakomodir. Dampaknya
accessible. Artinya mudah diakses ka-
akan memperkecil kesenjangan antara
rena tidak memerlukan koneksi
jumlah siswa dengan jumlah
jaringan penuh (hanya saat mengun-
laboratorium yang ada.

K- JTP: Vol. 06, No.01/Juni 2018/hal: 01 – 106. 40


Pustaka Acuan MHP Video and Graphics Subsystem
Akram Alkouz1, A. Y. Al-Zoubi and on Xilinx ML310 Platform. Online:
Mohammed Otair. 2007. J2ME- IEEE Journal DOI:10.1109/IIH-
Based Mobile Virtual Laboratory for MSP.2006. 265066
Engineering Education. Online:
Henleti dkk. 2014. Pengembangan
http://www.aeche.psut.edu.jo/rlp/
Media Praktikum Laboratorium
project/Puplications/J2ME-
Virtual untuk Pembelajaran Optika
Based%20 Kelas VIII SMP Negeri 1 Tungkal
Mobile%20Virtual%20Laboratory Ulu. Jurnal Edu-Sains, Vol. 3 no.2.
%20for%20Engineering%20Educa Online: https://media.neliti.com/
tion. Pdf. media/publications/59612-ID-
APJII. 2017. Penetrasi dan Perilaku pengembangan-mediapraktik um-
Pengguna Internet Indonesia Survey laboratoriu.pdf.
2017. Online:https://web.kominfo.
go.id/sites/default/files/Laporan% Kemendikbud. 2016. Statistik Sekolah
20Survei%20APJII_2017_v1.3.pdf Menengah Atas (SMA) 2015/ 2016.
Jakarta: Pusat Data dan Statistik
Arista, F.S. 2016. Pengembangan Apli-
Dikbud. Online: http://publikasi.
kasi Laboratorium Virtual Fisika
data.kemdikbud.go.id/uploadDir/
“ViPhyLab” Berbasis Smartphone
isi_583FC30B-53E3-42F5-88EB-
Android untuk Meningkatkan
940540 BB8E5A_.pdf
Kemandirian Belajar dan
Pemahaman Konsep Dinamika Manikowati dan Bharati, D.A.L. 2017.
Rotasi Siswa SMA. Online: http:// The Effectiveness of Multimedia in
eprints.uny.ac.id/id/ eprint/33721 Teaching Writing to Students with
Different Learning Styles. Online:
Bhosale, Y.S. dan Livingston, J. 2014.
EEJ, Vol.7 no.2.
V-Lab: A Mobile Virtual Lab for
Network Security Studies. Inter- Oluwole, dkk. 2015. Mobile Virtual
national Journal of Computer Laboratory in Nigeria. International
Applications Vol. 93. Journal of Engineering and Com-
puter Science, Vol. 4 Issue 4.
Chalim, Saifuddin dan Anwas, Oos
Online:
M. 2018. Peran Orangtua dan Guru
http://www.ijecs.in/issue/v4-
dalam Membangun Internet sebagai
i4/58%20ijecs.pdf.
Sumber Pembelajaran. Jurnal
Penyuluhan, Pascasarjana IPB. Shah, K.B., dkk. 2014. Enhancing
Maret 2018 Vol. 14 No. 1. Hal 42 - Engineering Educational Using
52. http://jurnal.ipb .ac.id/index. Virtual Lab Technology. http://
php/jupe/article/view/19558. www.asee.org/documents/zones/
zone1/2014/Student/PDFs/180.pdf.
Chen, Min-Hong; Chang, Feng-cheng;
dan Hang, Shueh-ming. 2006. Suryana. 2010. Metode Penelitian:
Design and Implementation of an Model Praktis Penelitian Kuantitatif

K- JTP: Vol. 06, No.01/Juni 2018/hal: 01 – 106. 41


dan Kualitatif. Online: https://
simdos.unud.ac.id/uploads/file_p
enelitian_1_dir/23731890cdc81899
68cf15105c651573.pdf.
Swandi dkk. 2014. Pengembangan
Media Pembelajaran Lab Virtual
untuk Mengatasi Miskonsepsi pada
Materi Fisika Inti di SMAN 1
Binamu, Jeneponto. Jurnal Fisika
Indonesia Vol. 18 No. 52. Online:
http://pdm-
mipa.ugm.ac.id/ojs/index.php/jfi/
article/view/923
Waldman, Jack. 2013. Deep and Surface
Learning: The Literature. Online:
http://www.psy.gla.ac.uk.

K- JTP: Vol. 06, No.01/Juni 2018/hal: 01 – 106. 42

Das könnte Ihnen auch gefallen