Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
si Paralaks
Paralaks
parallax fic·tion
noun
noun
1. literature in the form of prose, that de-
noun: the effect whereby the position or
scribes imaginary events and people.
direction of an object appears to differ when
viewed from different positions, e.g., through
synonyms: novels, stories, (creative) writing,
the viewfinder and the lens of a camera.
(prose) literature; informallit
the angular amount of parallax in a particular
“the popularity of South American fiction”
case, especially that of a star viewed from
different points in the earth's orbit.
invention or fabrication as opposed to fact.
plural noun: parallaxes
Dirinya Sendiri
Membocorkan
Fiksi yang
kekertasan
Peristiwa
PR O L O G
Menggembirakan Paralaks
Pengalaman-pengalaman
dalam Galaksi Fiksi dan
1-22 (detail)
One dreams collectively
and wakes up in
individualized nightmares
2018
1-22 (detail)
One dreams collectively
and wakes up in
individualized nightmares
2018
INSTITUT
SENI DAN Menyoal kertas sebagai gagasan teknologi
R E K A C I P TA lewat program hibrid berkarya sambil meneliti
di pengkolan temu antar praktek desain, seni,
teknologi dan teori.
Bentuk kegiatan:
Open Call pendaftaran
peserta residensi Paralaksis Jalur 1. workshop, ceramah dan diskusi umum
Institut! seputar, perspektif sistem dan design fiction
15-19 desember / 26-30 Desember 2018
dikusi terbuka untuk umum 20 Desember 2018
untuk pendaftaran kirimkan kuliah terbuka untuk umum 16,17 Desember dan 27
biodata, dan portfolio serta 3 Desember pukul 14:00
paragraf alasan ketertarikan
untuk ikut serta Jalur 2. Merancang jalur pembelajaran bersama dan
proses berkarya sesuai minat dan proyek
ke studio.hanafi72@gmail.com
masing-masing.
Narahubung: Selvi Agnesia
+62857 2194 1986
Jalur 3. Berpikir dengan menggambar. (terbuka
untuk publik) tanggal 16-19 Desember / 26-30
Desember 2018
34
35
36
Cecil Mariani
2016 Irama visual Exhibition. ADGI Jakarta, 2007 “One Globe One Flag ” Poster, Joint
Irama Nusantara + QUBE JAKARTA CULTUART, Poster exhibition FGDexpo 2007, 8th-12th
Vinyl cover design for Bubi Chen, August, Jakarta
Sunset Limited, Kemang, Jakarta
2005 Carte Blanches #6, “dis-as trum diag
2015, “Unjuk Rasa. Protes dan Afirmasi ramma” Modified Snake & Ladder Board
Politis Game, Carte Blanches #6, Vague, Centre
dalam poster”, kurator: Antariksa 2 Culturel Francais (CCF), Jakarta, currator: Rifki
3-30 October 2015, c2o Library & Collabtive, Effendi
www.diysub.com, Surabaya.
Karya: Upacita--an alternatif funding platform 2015 URBAN/CULTURE, CP Biennale 2005
for the arts and cultural actors. “Imagining Jakarta” Card Game Karya,,
Jakarta
2015 OK Video, Indonesia Media Arts Festival
2015 “Orde Baru”, Indonesia National Galery, 2004 “Imagining Jakarta” Card Game Karya,
14 June-14 July 2015 Jakarta. Imagining Jakarta 2005, Cemara6 Gallery
Kurator: Mahardika Yudha currator: Marco Kusumawijatya & Rifki
karyas: “lecture presentation video on; Effendi
Heroes with 200 millions faces”
2003 “Melihat Indonesia Damai”
—Joint Graphic Poster, FGD expo.
2015 FGD EXPO, TECH PROVOKE,
6-9 August 2015, ADGI Designer’s Pavilliun, 2001 Pameran Finalis Philip Morris
Jakarta Convention Center, Jakarta Indonesian Art Award exhibition,
Galeri Nasional, Jakarta
2015 Designer’s Response: Jakarta City,
ADGI (Asociation of Indonesian Graphic
Designers) exhibition, Co-Workinc, Kemang,
Jakarta
38
LARING PROJECT :
Laring project adalah ruang kekaryaan bersama Gema Swaratyagita dalam
bermedium bunyi yang dibentuk oleh karya “Alice(s) in the Wonderland” yang
Gema Swaratyagita (komponis) sejak dipentaskan di Bentara Budaya Jakarta
tahun 2012. Diawali dengan sekuel (2016). Pada tahun 2018 ini, Laring
karya pertunjukkan berjudul Laring Project juga menampilkan salah satu
: Sound of Differences (2012) dan karya Gema yang berjudul “Tuwakatsa”
Laring 2 : Ragahulu (2013) yang banyak untuk gong, vokal dan dalang pada
mengeksplorasi bunyi bambu, Gema International Gamelan Festival 2018 di
melihat bahwa menelusuri bunyi itu Solo, Jawa Tengah; Pementasan hibah
sebegitu menariknya, hingga seperti seni karya inovatif Kelola dengan karya
bertamasya dan terus antusias melihat “Tubuka” (kolaborasi dengan Firsty Soe-
setiap hal menarik yang ditemui. Lighting Artists dan Fiameta Gabriela-
Melalui pengalaman 2 karya tersebut Visual Artist) untuk vokal dan tubuh di
lah kemudian Gema berupaya untuk Bentara Budaya Jakarta ; dan terakhir
melanjutkan ruang berkarya tersebut Gema membawa Laring project untuk
dalam sejumlah karya berbasis seni mementaskan karyanya yang berjudul
kontemporer, terutama yang berkaitan “Ngangon Kaedan” yang dipentaskan
dengan kerja kolaborasi antar seniman pada Pekan Komponis Indonesia di
lintas seni, sekaligus menjadi wadah Salihara Jakarta.
musisi dan seniman untuk mengeksplorasi
bunyi. Sebut saja Sekartaji Suminto
(Visual Artist-Yogyakarta), pernah
berkolaborasi bersama laringproject
dalam karya berjudul “Benang
Merah” untuk instalasi visual art dan
performance, yang dipentaskan di Perak
Project, Surabaya (2015). Selain itu, Atieq
SS Listyowati (performance artist), juga
berkolaborasi
39
G EM A S WAR ATYAGITA
residensi Pegiat Budaya ke New Zealand
(komponis di balik Laring Project)
ini juga memimpin sebuah organisasi
nirlaba yang terfokus pada pendidikan
Gema Swaratyagita, lahir di Jakarta,
dan komunitas musik, bernama
1984. Dia adalah seorang komponis,
Pertemuan Musik, berbasis di Surabaya,
performer dan pengajar musik. Sebagai
Jakarta, Pekanbaru dan Bogor. Sejak
komponis, karya-karyanya pernah
tahun 2012, Gema mulai merintis Laring
dimainkan di sejumlah event nasional
Project, sebagai aktivitas kekaryaan
dan internasional, sebut saja YCMF
berbasis bunyi dan seni kontemporer,
(Yogyakarta Contemporary Music
yang diawali dengan karya Laring : Sound
Festival), Festival Musik Tembi, October
Of Difference (2012) dan Laring 2 :
Meeting (Yogyakarta), Indonesia
Ragahulu (2013). Terakhir, Ia bersama
Lab (Frankfurt) dan Holland Festival
Laring Project menampilkan karya
(Amsterdam). Perempuan yang pernah
“Tuwakatsa” untuk gong, vokal dan
meraih EWA Kelola 2012-2013 dan
dalang pada Solo International Gamelan
Hibah Seni Karya Inovatif 2018 ini juga
Festival 2018; “Tubuka” untuk vokal dan
pernah berkolaborasi dengan sejumlah
Tubuh (kolaborasi dengan Firsty Soe-
musisi dan seniman, seperti Ensemble
Lighting Artists dan Fiametta Gabriela-
Modern (Frankfurt), Dorris Hochschied
Visual Artist) di Bentara Budaya Jakarta;
dan Frans van Ruth (Belanda), Jerome
dan terakhir karyanya yang berjudul
Kavanagh (New Zealand), dan sejumlah
“Ngangon Kaedan” dipentaskan pada
kolaborasi lainnya dengan theater, visual
acara Pekan Komponis Indonesia 2018 di
art dan performance art. Karyanya yang
Salihara Jakarta.
berjudul “Da-Dha-Dah” untuk ansambel
dan alat musik bambu dimainkan oleh
Karya yang akan ditampilkan di Pameran
Ensemble Modern (Frankfurt) di
‘Paralaks Fiksi’ karya Cecil Mariani di
Frankfurt, Indonesia dan Amsterdam.
Galeri Kertas Studio Hanafi :
Gema pernah belajar komposisi dengan
“Ngangon Kaedan” untuk vokal,
Slamet Abdul Sjukur, Dieter Mack,
mainan anak, suling dan bel
Roderik de Man, Manfred Stahnke, dan
musisi : Gema Swaratyagita, Tessa Prianka dan
Gatot Danar Sulistiyanto. Selain aktivitas
Ronal Lisand.
berkarya, saat ini perempuan yang
pernah menjalani
40 G A L ER I KE RTAS
HA N AFI A D IN DA LU TH VIA N TI R AT U SE LV I AG NE SI A
Perupa sekaligus pendiri Stu- Adinda Luthvianti, lahir di Lahir di Bandung, 30 November
diohanafi. Dalam program-pro- Purwakarta, 30 Agustus 1962. 1986, lulusan Magister Antro-
gram Studiohanafi, ia sering Aktif berkesenian sejak remaja pologi, Universitas Indonesia.
melakukan kolaborasi dengan di Bandung. Bergabung dengan Bekerja sebagai penulis lepas
seniman lintas disiplin dan group teater Bel Bandung seni budaya dan art manager.
memberikan pendampingan pro- pada tahun 1982. Mendirikan Sejak 2015 bergabung dengan
gram seni rupa di daerah-daerah Studiohanafi bersama suaminya, manajemen Studiohanafi se-
pemekaran. Hanafi secara Hanafi pada tahun 1999. bagai asisten manajer program,
formal belajar seni rupa di SSRI humas dan pengelola galeriker-
Yogyakarta tahun 1976-1979. Ia Membuat komunitas teater anak tas studiohanafi.
termasuk Top 10 Phillip Morris Studiohanafi pada tahun 2006.
Award tahun 1997. Sejak 1992, ia Menulis naskah teater anak,
telah melakukan pameran tung- menyutradarai, sekaligus mel-
gal dan bersama lebih dari atih teater anak. Bergabung di
100 kali, baik di dalam Dewan Kesenian Jakarta, komite
ataupun di luar negeri. teater, sambil menjalankan
program Studiohanafi sebagai
konseptor program studiohanafi.
Menyelenggarakan pameran
T I AR A S ASMI TA
Hanafi di dalam dan di luar negri
Lahir di Solok, Sumatera Barat,
sejak tahun 1994 –sampai seka-
31 Desember 1991.
rang. Pada tahun 2015 bersama
Lulusan Sastra Inggris,
teman-teman di Studiohanafi
Universitas Andalas.
membuat ekosistem kesenian di
Tiara merupakan pengelola
daerah pemekaran baru di Tuba-
galerikertas.
ba-Lampung. Atas undangan
dari British Council Indonesia
menghadiri Edinburgh Festival
Fringe 2017.
43
S E MI IKR A A N G G A RA M ILLIYA HE R U JO NI P UT R A
Semi Ikra Anggara, lahir di Lulusan Komunikasi Jurnalistik Lahir 13 Oktober 1990 di
Surabaya 28 Desember 1985. UIN Bandung, pernah mengikuti Payakumbuh (Sumatra
Menulis puisi, bermain teater, kelas teater di Studiklub Teater Barat). Lulusan Sastra Inggris
menyutradarai, dramaturg Bandung. Ia bergabung di Universitas Andalas dan kini
dan menjadi stage manager Studiohanafi di tahun 2014 bergiat Pascasarjana Cultural
di beberapa pameran Hanafi, untuk mengelola Teater Anak Studies Universitas Indonesia.
di antaranya “Oksigen Jawa” Studiohanafi. Kini, ia bertang- Buku puisi-naratifnya Badrul
(2015) dan “Derau Jawa (2017). gungjawab pada kesekretaria- Mustafa Badrul Mustafa Badrul
Empat tahun terakhir tinggal tan manajemen dan keuangan Mustafa (2017) beroleh daftar
dan mengkoordinir program studiohanafi dan galerikertas. pendek Kusala Sastra Khatulis-
kesenian di Tubaba, Lampung. tiwa untuk kategori Buku Perta-
ma dan kategori Buku Puisi, dan
mendapat penghargaan Tokoh
Seni 2017 oleh Majalah TEMPO,
serta diikutkan dalam London
Book Fair 2018. Heru menjadi
penanggungjawab galerikertas
studiohanafi.
44 Galerikertas- Studio Hanafi Dan
Cecil Mariani Mengucapkan Terima Kasih
Kepada:
Faber- Castell Bubun Anggraeni Widiasih
Paperina komunitas Salihara Eka Fathma
Laring Project dan Gema Ratu Selvi Agnesia Fazar Sargani
Swaratyagita Milliya Larasati Utomo
Majalah Dewi Tiara Sasmita Hizkia Yosie Polimpung
Media Indonesia Victor EPS Priska Sabrina Luvita
Whiteboardjournal.com Zulfikar Arief Yogi Ishabib
Indoartnow Hari Wibowo Alexandra Elkbakya
www.Mugos.Tv Hafidh Ahmad Irfanda Sean Dockray
Thinkarchipelago.com Napiun Evita Sukajadi
Depok24jam.com Dedeng Budi Sulistio
Keluarga Cecil Mariani Fajar Francy Vidriani
Ugeng T. Moetidjo Ibra Aghari
Geger Riyanto Ary Sendi ‘Jimged’ Seluruh pihak yang membantu
Agung Hujatnika Sari Julia dalam pameran,
Peter Natadihardja Idaman Andarmosoko “Paralaks Fiksi” Cecil Mariani
Goenawan Mohamad Aini Willinsen
rekanan media