Sie sind auf Seite 1von 22

PENGARUH PYRAMID OF STRUCTURE DAN

PENGUNGKAPAN TRANSAKSI PIHAK BERELASI TERHADAP


TINDAKAN EKSPROPRIASI, DIMODERASI OLEHTATA KELOLA PERUSAHAAN

Fadli Fendi Malawat


Sutrisno
Imam Subekti
Universitas Brawijaya

ABSTRACT
The objective of this study is to analyze the effect of company’s ownership through pyramid structure, and
related party transaction disclousure, on expropriation practices, with corporate governance as
moderating variable. The concept of expropriation practices in this study is measured by related party
transaction assets, liabilities (RPT AL) and related party transaction sales, expenses (RPT SE).
Analytical technique used is hierarchical regression analysis for testing hypotheses developed in this
study. Research population is a manufacturing company listed in Indonesia Stock Exchange (IDX) during
years 2014-2016, and the sample is selected using purposive sampling method. The results of this study
fails to prove effect of company’s ownership through pyramid structure, and related party transaction
disclousure on expropriation practices. Furthermore, this study indicates the corporate governance can
to increase the level of related party transactions disclosure, but has not been to reduce the expropriation
practices caused by company’s ownership through pyramid structure. This study contributes to the
theory of agency type II which discusses conflict of interest between controlling and non-controlling
shareholders, especially the problem of information asymmetry, which can be minimized by the role of
corporate governance.
Keywords: pyramid of structure, related party transactions disclosure, corporate governance,
expropriation, and related party transactions (RPT).

PENDAHULUAN transaksi pembelian dan penjualan aset


Kajian empiris penelitian dibawah harga pasar, penyewaaan aset,
sebelumnya, menemukan bahwa pemegang kompensasi eksekutif yang berlebihan, dan
saham pengendali melakukan ekspropriasi pemberian jaminan atas pinjaman dari
dengan tunneling activities, (La Porta et perusahaan. Tunneling merupakan salah satu
al.,1999a; Johnson et al., 2000; Glaeser et bentuk ekspropriasi, yang biasanya di
al., 2001; Chang, 2003; Cheung et al, 2006). jembatani oleh transaksi antar perusahaan
Tunneling merupakan transfer sumber daya berafiliasi yang memiliki hubungan
dari perusahaan untuk kepentingan pihak istimewa, dan umumnya transaksi ini
tertentu melalui self-dealing transactions. disebut dengan transaksi pihak berelasi atau
Transaksi tersebut termasuk tindakan related party transactions (RPT).
pencurian atau penipuan, yang ilegal, seperti

Jurnal Akuntansi dan Auditing 69


Volume 15/No. 1 Tahun 2018: 69-90
Penelitian sebelumnya yang diungkapkan pada RUPS dan RUPS-LB
mendeteksi tunneling sebagai akibat dari kepada pemegang saham minoritas. Kedua,
tindakan ekspropriasi melalui RPT, antara Pembelian Zero Coupond Bond yang
lain; Ying & Wang (2013), Kang et al. diterbitkan oleh PT. Sumalindo Hutani Jaya
(2014), Dewi, (2014), Pozzoli & Venuti, (anak), tanpa ada jaminan hutang. Selain
(2014), dan Utama & Utama (2014). itu ditemukan pemegang saham pengendali
Transaksi pihak berelasi dilakukan oleh yang menjabat sebagai dewan komisaris atau
direksi perusahaan sebagai pemegang saham direksi pada perusahaan induk dan anak, atas
pengendali dengan pihak-pihak yang masih nama David. Panggabean (2013), dalam
memiliki hubungan keluarga diantara liputan6.com mengungkapkan bahwa,
mereka sendiri. Fenomena kasus di seluruh pemegang saham PT. SULI
Indonesia yang telah terindikasi maupun semuanya memiliki hubungan kekeluargaan
terbukti melakukan tindakan ekspropriasi yang berpotensi terjadinya conflict of
yang merugikan pemegang saham non- interest. pemegang saham mayoritas PT.
pengendali yaitu, terjadi pada PT Sumalindo SULI adalah keluarga Sunarko. Fakta
Lestari Jaya Tbk (SULI). Ditemukan adanya hubungan kekerabatan di antara direksi dan
transaksi yang mengandung benturan pengendali saham mayoritas PT. SULI ini
kepentingan serta rendahnya asas sangat mempengaruhi semua kebijakan yang
transparansi dalam berbagai kegiatan terjadi yang berorientasi kepada keuntungan
perusahaan. Dewan direksi dan pemegang sepihak dan sesaat juga telah merugikan
saham mayoritas diduga turut andil dalam kepentingan pemegang saham minoritas atau
transaksi afiliasi yang menimbulkan publik
kerugian pemegang saham minoritas. Peneliti-peneliti sebelumnya
Beberapa transaksi yang dianggap berpendapat bahwa, RPT dapat dianggap
merugikan PT. SULI yaitu; pertama, sebagai bisnis yang sehat, dalam memenuhi
Transaksi inbreng aset Hutan Tanaman kebutuhan perusahaan, meningkatkan
Industri, atau pelepasan aset oleh SULI efisiensi melalui penciptaan pasar internal
kepada anak perusahaannya yaitu, PT. dalam kelompok perusahaan. RPT ini
Sumalindo Alam Lestari, dengan nilai disebut sebagai propping, atau efficient
transaksi yang tidak wajar. Bahkan transaction hypothesis (Friedman et al.
informasi transaksi tersebut tidak pernah 2003; Pozzoli & venuti 2014). Ketika

Pengaruh Pyramid of Structure dan Pengungkapan Transaksi Pihak Berelasi Terhadap Tindakan Ekspropriasi, dimoderasi OlehTata Kelola
70 Perusahaan
Fadli Fendi Malawat
Sutrisno
Imam Subekti
Universitas Brawijaya
Asrudin Hormati
perusahaan berada pada risiko tingkat kerangka teori agensi tipe ke II untuk
menengah, pemegang saham pengendali menyikapi permasalahan yang telah
mempunyai insentif yang kuat untuk diuraikan. Berdirinya suatu perusahaan
melakukan “propped up”. Begitu mereka dengan struktur kepemilikan terkonsentrasi,
telah berhasil dalam melakukannya, melalui model struktur kepemilikan
pemegang saham ini kemudian terlibat piramida atau pyramid of structure akan
dalam tunneling melalui transaksi pihak memunculkan pemegang saham pengendali
berelasi (Ying & Wang, 2013). Oleh karena atau keluarga yang cenderung akan terlibat
itu, pemangku kepentingan harus sebagai insider. Sebagai insider, pemegang
memperhatikan relation party transaction saham pengendali akan memiliki banyak
(RPT) sebagai peluang adanya tindakan informasi dan memiliki kendali penuh atas
ekspropriasi. Berbeda dari penelitian perusahaan. Timbulnya masalah agensi pada
sebelumnya yang melihat adanya perusahaan yang dikendalikan oleh pihak
ekspropriasi dari besaran RPT berdasarkan keluarga disebabkan oleh konflik antara
sales dan purchases (Cheung et al., 2006; pemegang saham pengendali dan non-
Ying & Wang, 2013; Kang et al., 2014; pengendali, bukan konflik tradisional antara
Dewi, 2014; Pozzoli & Venuti, 2014;), dan pemilik dan manajer. (Fama & Jensen, 1983;
kemudian penelitian yang dilakukan oleh Jensen & Meckling, 1976; Nekhili & Cherif,
Utama & Utama (2014), yang hanya 2011; Du et al., 2013; Fernando et al.,
mengukur besaran RPT dari proksi aset dan 2013).
liabilitas. Penelitian ini mencoba Kendali atas perusahaan akan
dikembangkan dengan melihat besara RPT didasarkan pada fenomena pemisahan antara
pada pos keuangan seperti, laporan laba- hak kontrol (Control Right atau CR) dan
rugi (sales dan expenses) dan neraca (asset hak arus kas (Cash Flow Right atau CFR).
dan liabilities) yang di anggap relevan Selain itu, masalah asimetri informasi dapat
dalam laporan keuangan memiliki mempengaruhi pengungkapan laporan
proposisi hubungan istimewa dengan pihak keuangan sebagai informasi perusahaan
berelasi yang akan di bandingkan dengan kepada publik. Bahkan, Henry et al. (2012)
total ekuitas perusahaan. menunjukkan keprihatinan kritis mengenai
Penelitian ini dibangun berdasarkan pengungkapan RPT : "Masalahnya adalah
literatur sebelumnya, dan menggunakan transaksi yang dilaporkan, jika tidak

Jurnal Akuntansi dan Auditing 71


Volume 15/No. 1 Tahun 2018: 69-90
diidentifikasi sebagai adanya transaksi teori ini menjelaskan hubungan agensi ada
hubungan pihak berelasi, maka akan ketika, pendelegasian wewenang yang
mendistorsi realitas ekonomi melalui posisi diberikan oleh pemilik (principal) kepada
keuangan perusahaan. Lebih lanjut, manajer (agent) sebagai pihak penerima
penelitian ini akan mengkaji mekanisme wewenang. Ketika agent tidak
pengawasan yang dapat menjamin hak-hak melaksanakan tugasnya sesuai kepentingan
minoritas, yaitu dengan menerapkan sistem principal, maka akan timbul masalah agensi
tata kelola perusahaan yang baik (Good (agency problem). Agent atau manajer
Corporate Governance atau GCG) pada dengan banyak informasi yang dimiliki
perusahaan tersebut (Lin et al. 2014). akan mampu mengusai perusahaan, dan
Tujuan dari penelitian ini adalah, Untuk cenderung tidak membagiakan informasi
menguji dan memberikan bukti empiris tersebut kepada pihak principal. Asimetri
pengaruh kosentrasi kepemilikan melalui informasi dapat memberikan celah kepada
pyramid of structure, dan menilai manajer untuk dapat mempengaruhi angka-
pengungkapan transaksi pihak berelasi yang angka akuntansi yang disajikan dalam
diwajibkan oleh regulasi di Indoneisa, laporan keuangan (Dewi, 2014).
terhadap tindakan ekspropriasi. Selain itu, Perkembangan perekonomian saat
dalam penelitian ini akan diuji efektifitas ini, khususnya dalam bidang akuntansi,
peran mekanisme tata kelola perusahaan menjadikan teori agensi kini semakin
sebagai upaya mereduksi kosentrasi banyak digunakan untuk menjelaskan
kepemilikan melalui pyramid of structure permasalahan pada perusahaan. Beberapa
dan meningkatkan transparansi laporan peneliti telah mengembangkan permasalahan
keuangan, khususnya pengungkapan yang terjadi pada perusahaan yang
transaksi pihak berelasi. disebabkan karena benturan kepentingan
TINJAUAN PUSTAKA DAN atau conflict of interest yang disebut sebagai
PENGEMBANGAN HIPOTESIS masalah agensi tipe II. Dalam artikel,
Teori Agensi Pagano & Röell (1998), menganalisis secara
Teori agensi telah dikenal pada optimal dispersi pemegang saham, dari
kalangan akademis khususnya di bidang perspektif pemegang saham pengendali
akuntansi, yang mulanya diprakarsai oleh perusahaan. Mereka menyatakan bahwa :
Jensen & Meckling (1967). Prinsip utama

Pengaruh Pyramid of Structure dan Pengungkapan Transaksi Pihak Berelasi Terhadap Tindakan Ekspropriasi, dimoderasi OlehTata Kelola
72 Perusahaan
Fadli Fendi Malawat
Sutrisno
Imam Subekti
Universitas Brawijaya
Asrudin Hormati
"The main conflict of interest is that Pyramid of Structure merupakan
between the controlling shareholder and bentuk dari struktur kepemilikan, yang
the minority shareholders, rather than sering digunakan oleh perusahaan-
between hired managers and the perusahaan di Indonesia. Penelitian ini akan
generality of shareholders". menganalisa kepemilkan terkonsentrasi
Pada negara-negara dengan kepemilikan sampai pengendali akhir dengan
saham perusahaan terkonsolidasi atau menggunakan konsep struktur piramida.
terkonsentrasi sering terjadi benturan Kepemilikan atas perusahaan dapat
kepentingan antara pemegang saham tercermin pada lembar saham, yaitu hak arus
pengendali dan pemegang saham non- kas masing-masing pemegang saham
pengendali, namun bukan lagi sebaliknya melalui laba. Hal ini berdasarkan aturan
antara manajer dan generalitas pemegang pada umumnya one share one vote
saham. Ketika pemegang saham pengendali (Grossman & Hart, 1987). Akan tetapi
berinisiatif untuk mengendalikan dengan struktur kepemilikan piramida,
perusahaan, maka sebagian besar dari aturan tersebut dapat berubah melalui
mereka akan terlibat sebagai pihak insider ketidakseimbangan antara hak kontrol dan
atau manajer perusahaan. Dengan demikian, hak arus kas.
mereka akan memanfaatkan hal tersebut Dalam penelitian yang dilakukan
untuk mendapatkan keuntungan pribadi oleh Cheung et al. (2006), Siregar (2007;
dengan pembebanan diberikan kepada 2008), Kang et al. (2014) Lin et al. (2014),
pemegang saham non-pengendali. Secara dan Yodhianto & Diyanty (2016),
probabilitas tindakan ekspropriasi didalam menyatakan bahwa kepemilikan
perusahaan akan dilakukan karena terkonsentrasi dapat diproksikan dengan
kecenderungan pemegang saham pengendali deviasi antara hak kontrol dan hak arus kas
memiliki hak kontrol yang lebih besar dari pengendali akhir dalam rantai kepemilikan,
pada hak arus kasnya melalui mekanisme sehingga dapat diketahui adanya upaya
kepemilikan terkonsentrasi. Hal ini akan peningkatan kontrol melalui mekanisme
berdampak pada timbulnya masalah ketidak pyramid of structure. Kang et al. (2014),
asimetrian informasi. Lin et al. (2014), dan Siregar (2007),
Struktur Piramida (Pyramid of Structure) menemukan adanya pengaruh negatif antara
cash flow right leverage atau peningkatan

Jurnal Akuntansi dan Auditing 73


Volume 15/No. 1 Tahun 2018: 69-90
kontrol terhadap nilai perusahan, melalui H1: Pyramid of structure berpengaruh
positif terhadap tindakan
kebijakan deviden ketika pemegang saham
ekspropriasi
pengendali terlibat dalam manajemen
H1a: Pyramid of structure berpengaruh
perusahaan. Hal sebaliknya ditemukan oleh
positif terhadap RPT AL
penelitian Cheung et al. (2006), dan Siregar
H1b: Pyramid of structure berpengaruh
(2008), yang menunjukan bahwa tidak ada
positif terhadap RPT SE
pengaruh antara cash flow right leverage
dengan ekspropriasi yang dapat
Pengungkapan Transaksi Pihak Berelasi
menyebabkan penilaian perusahaan semakin
Penelitian oleh, Apriani (2015),
rendah.
mengungkapkan bahwa, struktur
Hasil penelitian yang berbeda oleh
kepemilikan dalam perusahaan dapat
Dyanty et al. (2012) dan Fitri (2015),
mempengaruhi pengungkapan oleh
menunjukan bahwa struktur kepemilikan
perusahaan, khususnya terjadi pada
berpengaruh positif terhadap risiko
perusahaan go public di Asia Timur yang
ekspropriasi. Hal ini dipengaruhi oleh
menganut sistem civil law dengan
adanya kepemilikan terkonsentrasi sehingga
perlindungan hukum yang lemah. Bahkan,
muncul hak kontrol yang terpusat oleh
Henry et al. (2012), menunjukkan
pengendali/pihak keluarga. Kondisi seperti
keprihatinan kritis mengenai pengungkapan
ini, memiliki peluang besar terjadinya
RPT: "Masalahnya adalah, transaksi yang
ekspropriasi terhadap pemegang saham non
dilaporkan atau diungkapkan, jika tidak
pengendali. Kemudian hasil yang sama juga
diidentifikasi sebagai adanya hubungan
ditemukan Yodhianto & Diyanty (2016),
pihak berelasi, maka akan mendistorsi
terdapat pengaruh positif antara efek
realitas ekonomi melalui posisi keuangan
entrenchment dengan ekspropriasi yang
perusahaan". Oleh karenanya,
berdampak pada biaya hutang. Oleh karena
pengungkapan RPT dibenarkan untuk
itu, mengingat ekspropriasi dapat dilakukan
pemantauan yang efektif dari transaksi
dengan memanfaatkan hubungan pihak
tersebut berdasarkan Standar Akuntansi
berelasi atau RPT. Maka dapat dirumuskan
Internasional (IAS) 24 yang diadopsi PSAK
hipotesis penelitian sebagai berikut :
no. 7 (Penyesuaian 2015) dan Bapepam-LK
no VIII.G.7 tentang hubungan pihak
berelasi: mengharuskan perusahaan untuk

Pengaruh Pyramid of Structure dan Pengungkapan Transaksi Pihak Berelasi Terhadap Tindakan Ekspropriasi, dimoderasi OlehTata Kelola
74 Perusahaan
Fadli Fendi Malawat
Sutrisno
Imam Subekti
Universitas Brawijaya
Asrudin Hormati
mengungkapkan hubungan pihak berelasi, dengan ekspropriasi melalui manajemen
kompensasi personil manajemen kunci dan laba. Artinya, tingkat pengungkapan RPT
sifat transaksi. dapat memperkecil tindakan ekspropriasi
Penelitian Otaviana (2016), yang dilakukan perusahaan. Oleh karena itu
menemukan bukti bahwa dominasi dapat dirumuskan hipotesis penelitian
kepemilikaan perusahaan oleh keluarga, sebagai berikut :
menyebabkan semakin rendah tingkat
pengungkapan laporan keuangan. Lebih H2 : Pengungkapan RPT berpengaruh
negatif terhadap tindakan
lanjut, Peng et al. (2011), dan Cheung et al.
ekspropriasi
(2006), menemukan bukti bahwa
H2a: Pengungkapan RPT berpengaruh
mengungkapkan transaksi pihak berelasi
negatif terhadap RPT AL
dapat menyebabkan reaksi pasar yang
H2b: Pengungkapan RPT berpengaruh
negatif, dan secara tidak langsung diangggap
negatif terhadap RPT SE
sebagai tindakan ekspropriasi terhadap
pemegang saham minoritas. Hwang et al.
Tata Kelola Perusahaan (Corporate
(2013), mengemukakan bahwa rendahnya
Governance)
transparansi dapat menyebabkan manajeman
Tata kelola perusahaan dapat
melakukan tindakan ekspropriasi melalui
menjadi insentif melalui ukuran kinerja,
transaksi pihak terkait (RPT), seperti
guna meningkatkan kesuksesan sebuah
kesempatan untuk memanipulasi laba yang
perusahaan. Terlebihnya lagi, dapat
dilaporkan. Utama (2015), menemukan
meningkatkan kesejahteraan melalui
bukti bahwa, terdapat pengaruh positif
penilaian akuntabilitas dan transparansi,
antara tingkat pengungkapan RPT terhadap
sehingga mampu meningkatkan nilai
besaran RPT. Hal ini didukung oleh
perusahaan, yang didistribusikan secara
penelitian yang dilakukan oleh Utama &
merata dan dapat dipertanggungjawabkan.
Utama (2014), menemukan hasil yang sama.
Menurut, Lukviarman (2016), menegaskan
Namun pada penelitian yang
bahwa konsepsi dari corporate governance
dilakukan oleh Juvita & siregar (2013),
(CG) akan selalu muncul ketika peran dari
menemukan bukti yang berbeda, bahwa
institional investors sebagai pemegang
pengungkapan RPT memiliki pengaruh
saham pengendali memiliki dorongan untuk
signifikan negatif antara besaran RPT
melakukan perubahan pada perusahaan.

Jurnal Akuntansi dan Auditing 75


Volume 15/No. 1 Tahun 2018: 69-90
Dalam kasus yang sebelumnya ditemukan antara Pyramid of structure
terhadap RPT AL
adanya dorongan pemegang saham
pengendali untuk menentukan kebijakan H3b: Tata Kelola Perusahaan
memperlemah pengaruh positif
perusahaan secara sepihak, tanpa
antara Pyramid of structure
mempertimbangkan keputusan dari terhadap RPT SE
pemegang non pengendali. Oleh karena itu,
Ketidakasimetrian informasi yang
perlu dilakukan kajian dan analisis tentang
terjadi dalam perusahaan menyebabkan
penilaian praktik corporate governance
kecilnya kualitas informasi yang akan di
yang diharapkan dapat meminimalisasi
ungkapkan. Oleh sebab itu, pungungkapan
tindakan ekspropriasi.
laporan keuangan yang bersifat transparan
Bukti empiris dari penelitian
juga akan menjadi masalah. Seperti
sebelumnya mengungkapkan bahwa
pembahasan pada bab sebelumnya bahwa,
tindakan ekspropriasi akibat dari kontrol
pihak pemegang saham pengendali yang
yang berlebihan oleh pemegang saham
terlibat sebagai insider, dikhawatirkan akan
pengendali dapat di minimalisasi dengan
memberikan sedikit informasi perusahaan
penerapan tata kelola perusahaan (Liu et al.,
sehingga akan merugikan pihak non
2007; Dyanty et al., 2012; Utama, 2015).
pengendali. Oleh karena itu, diperlukan
Hasil penelitian yang dilakukan oleh
peran dari atribut internal tata kelola
Dyanty et al. (2012), menunjukan bahwa
perusahaan guna menyelesaikan masalah
tingkat efektifitas penerapan mekanisme
tersebut berdasarkan prinsip good corporate
CG dapat mengurangi pengaruh cash flow
governance.
leverage pemegang saham pengendali
Beberapa bukti empiris oleh, Utama
terhadap besaran transaksi pihak berelasi.
(2015); Juvita & Siregar (2013); Akmyga &
Oleh karenanya, dapat dirumuskan hipotesis
Mita (2015), dan Yodhianto & Diyanty
penelitian sebagai berikut :
(2016), menemukan pengaruh positif yang
signifikan dari corporate governance dalam
H3: Tata Kelola Perusahaan
memperlemah pengaruh positif upaya meningkatkan kualitas informasi
antara Pyramid of structure
perusahaan sehingga dapat mengurangi
terhadap tindakan ekspropriasi
tindakan ekspropriasi. Mereka
H3a: Tata Kelola Perusahaan
memproksikan konsep dari variable tata
memperlemah pengaruh positif

Pengaruh Pyramid of Structure dan Pengungkapan Transaksi Pihak Berelasi Terhadap Tindakan Ekspropriasi, dimoderasi OlehTata Kelola
76 Perusahaan
Fadli Fendi Malawat
Sutrisno
Imam Subekti
Universitas Brawijaya
Asrudin Hormati
kelola perusahaan berbeda-beda, seperti dari laporan tahunan perusahaan, maupun
halnya Utama (2015), berdasarkan prinsip laporan berkelanjutan perusahaan
GCG (good corporate governance). manufaktur. Pengumpulan data dilakukan
Kemudian, Juvita & Siregar (2013), dengan teknik (archival) melalui sumber
berdasarkan Komite Audit dan Dewan data di peroleh melalui situs resmi BEI :
Komisaris Independen, sedangkan www.idx.co.id.
Yodhianto & Diyanty (2016), hanya
berdasarkan komposisi dewan komisaris Ekspropriasi
Independen karena dianggap memiliki Besaran related party transaction (RPT)
pengaruh yang signifikan. Maka berdasarkan menjadi proksi variable dependen dari
hasil penelitian ini dapat dirumuskan konsep ekspropriasi yang biasa dilakukan
hipotesis penelitian sebagai berikut : melalui dua kategori berdasarkan penyajian
laporan keuangan yaitu, Neraca pada item
H4: Tata Kelola Perusahaan memperkuat (asset & liabilities) dan Laba-Rugi, pada
pengaruh negatif antara
Pengungkapan RPT terhadap item (sales & expenses). Peraturan OJK
tindakan Ekspropriasi Nomor VIII.G.7, tentang penyajian laporan

H4a: Tata Kelola Perusahaan keuangan, menjelaskan bahwa transaksi


memperkuat pengaruh negatif antara dangan pihak berelasi dapat dilihat pada
Pengungkapan RPT terhadap RPT AL
catatan atas laporan keungan dengan melihat
H4b: Tata Kelola Perusahaan : (1) Akun aktiva, yang terkait pihak
memperkuat pengaruh negatif antara
Pengungkapan RPT terhadap RPT SE berelasi; (2) Akun kewajiban yang terkait
pihak berelasi; (3) Jumlah penjualan yang
METODE PENELITIAN terkait dengan hubungan pihak berelasi; (4)
Populasi dan Sampel Jumlah masing-masing pembelian atau
Popualasi penelitian ini adalah beban dari hubungan pihak berelasi.
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Selanjutnya total dari masing-masing
Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2014- kategori tersebut akan dibagikan dengan
2016. Metode pengambilan sampel dalam total equity, yang bertujuan untuk
penelitian ini menggunakan teknik mengetahui dampak dari adanya transaksi
purposive sampling. Data yang digunakan pihak berelasi terhadap pemegang saham
dalam penelitian ini adalah data sekunder yang akan di bagi dalam dua kategori :

Jurnal Akuntansi dan Auditing 77


Volume 15/No. 1 Tahun 2018: 69-90
Kategori 1 :
𝑹𝑷𝑻 𝒂𝒔𝒔𝒆𝒕 + 𝑹𝑷𝑻 𝒍𝒊𝒂𝒃𝒊𝒍𝒊𝒕𝒊𝒆𝒔
𝑹𝑻𝑷 𝑨𝑳 = 𝑬𝒒𝒖𝒊𝒕𝒚

Kategori 2 :
Pengungkapan Transaksi Pihak Berelasi
𝑹𝑷𝑻 𝒔𝒂𝒍𝒆𝒔 + 𝑹𝑷𝑻 𝒆𝒙𝒑𝒆𝒏𝒔𝒆𝒔
𝑹𝑻𝑷 𝑺𝑬 = Pengungkapan transaksi pihak
𝑬𝒒𝒖𝒊𝒕𝒚

Keterangan: berelasi didasarkan pada penelitian (Juvita &


RPT AL : Transaksi pihak berelasi (Asset &
Liabilities) Siregar, 2013; Apriani, 2016; dan Utama,
RPT SE : Transaksi pihak berelasi (sales &
Expenses) 2015). Untuk mengidentifikasi informasi
pengungkapan RPT, dapat diperoleh dari
Pyramid of structure aspek yang di wajibkan oleh regulasi di
Konsep Pyramid of structure Indonesia melalui PSAK no 7 Revisi (2015)
merupakan salah satu bentuk konsentrasi dan peraturan Bapepam Nomor
kepemilikan untuk tujuan meningkatkan VIII.G.7 tentang sifat dan transaksi pihak
kontrol terhadap perusahaan. Jika semakin berelasi. Prosedur scoring digunakan
besar deviasi hak kontrol dan hak arus kas, dengan penilaian dikotomi, yaitu dengan
maka semakin tinggi upaya peningkatan memberikan penilaian 1 pada indikator RPT
kontrol oleh pemegang saham pengendali yang diungkapkan dan nilai 0 jika indikator
melebihi hak arus kasnya (La Porta et al., RPT tidak diungkapkan pada setiap aspek
1999; Cheung et al. 2006; Siregar, oleh perusahaan. Untuk menghitungan
2007,2008; dan Yudhiyanto & Diyanty, pengungkapan transaksi pihak berelasi atau
2016). Dalam penelitian ini, cash flow right RPT dapat diperoleh dari membagikan nilai
leverage (CFR_L) akan di gunakan sebagai dari aspek yang diungkapkan perusahaan
proksi dari konsep pyramid of structure, dengan total nilai keseluruhnya dari aspek
yang ditentukan dari deviasi antara hak pengungkapan. Sehingga dapat dirumuskan
kontrol dan hak arus kas. Karena hak kontrol adalah sebagai berikut :
lebih besar atau minimal sama dengan hak
aliran kas, maka cash flow right leverage 𝒅𝒊𝒔𝒄_𝑹𝑷𝑻 =
𝒏𝒑
𝐱 𝟏𝟎𝟎%
𝒕𝒑
adalah positif atau nol. Sehingga dapat
dirumuskan sebagai berikut; Keterangan :

𝐶𝐹𝑅_𝐿 = 𝐻𝑎𝑘 𝑘𝑜𝑛𝑡𝑟𝑜𝑙 − 𝐻𝑎𝑘 𝑎𝑟𝑢𝑠 𝑘𝑎𝑠 disc_RPT : Skor pengungkapan RPT
(Cheung et al., 2006)

Pengaruh Pyramid of Structure dan Pengungkapan Transaksi Pihak Berelasi Terhadap Tindakan Ekspropriasi, dimoderasi OlehTata Kelola
78 Perusahaan
Fadli Fendi Malawat
Sutrisno
Imam Subekti
Universitas Brawijaya
Asrudin Hormati
np : Indikator yang diungkapkan pada Regression Analysis) dan Moderated
aspek i
Regression Analysis (MRA). Penggunaan
tp : Jumlah indikator pada aspek i
dari kedua teknik analisis ini, dikarenakan
ingin menguji pengaruh variabel
Good Corporate Governance
independen terhadap variable dependen
Variabel moderasi dalam penelitian
dengan dimoderasi oleh variabel
ini adalah penerapan corporate governance
pemoderasi. Variabel dependen yang
(CG) atau tata kelola perusahaan. Prosedur
dianalisis adalah RPT AL dan RPT SE,
dalam melakukan scoring akan merujuk
dan variable independennya adalah CFR_L
pada pertanyaan-pertanyaan lima aspek
dan disc_RPT, sedangkan CG_I sebagai
utama melalui metode penilaian corporate
variabel moderasi. Dalam penelitian ini akan
governance index yang di kembangkan oleh
menggunakan dua model persamaan regresi,
OECD. Terdapat 184 poin penting dalam
dengan tujuan melihat dominasi tindakan
penilaian corporate governance yang
ekspropriasi melalui RPT AL dan RPT SE.
diwajibkan oleh ACMF. Masing-masing
Berikut persamaan model regresi:
dari poin penilaian tersebut, berasal dari
aspek Rights of shareholders (26), Equitable
Persamaan Model Penelitian Pertama :
treatment of shareholders (17), Role of 𝑅𝑃𝑇 𝐴𝐿 = α + β1 CFR_Lit + β2 disc_RPTit +
Stakeholders (21), Disclosure and 𝛆1 ……………………(1)
Transparency (41), dan Responsibilities of 𝑅𝑃𝑇 𝐴𝐿 = α + β3 CFR_Lit + β4 disc_RPTit +
the Board (79). Perhitungan index CG dalam β5 CG_I it + 𝛆2 …………….(2)

penelitian ini dapat dirumuskan sebagai


berikut: ……..................……………………(3)

Jumlah item yang dipublikasikan


𝐶𝐺𝐼 = Persamaan Model Penelitian Kedua :
Total keseluruhan item indikator OECD
𝑅𝑃𝑇 𝑆𝐸 = α + β11 CFR_Lit + β12 disc_RPTit +
(Agustina, 2016)
𝛆1 ……………………(1)
𝑅𝑃𝑇 𝑆𝐸 = α + β13 CFR_Lit + β14 disc_RPTit +
Model Penelitian
β15 CG_I it + 𝛆2 …………….(2)
Analisis data dalam penelitian ini
𝑅𝑃𝑇 𝑆𝐸 = α + β16 CFR_Lit + β17 disc_RPTit +
menggunakan dua jenis analisis regresi β18 CG_I it + β19 CFR_Lit ∗ CG_I it + β20 disc_RPTit ∗
yaitu, analisis regresi berganda (Multiple CG_I it + 𝛆2 …………….(3)

Jurnal Akuntansi dan Auditing 79


Volume 15/No. 1 Tahun 2018: 69-90
Keterangan : CFR_L : Selisih hak kontrol dan
hak arus kas pada
RPT AL : Ekspropriasi melalui
perusahaan i tahun ke t
transaksi pihak berelasi
disc_RPT : Pengungkapan transaksi
melalui asset dan
pihak berelasi pada
liabilities pada
perusahaan i tahun ke t
perusahaan i tahun ke t
RPT SE : Ekspropriasi melalui
CG_I : indeks Corporate
transaksi pihak berelasi
governance pada
melalui sales dan
perusahaan i pada tahun
expenses pada
ke t
perusahaan i tahun ke t
ε : Error
α : Konstanta
β1-β5 : Koefisien variable
independen pada
perusahaan i tahun ke t

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penyajian data dan expenses lebih besar dibandingkan


pada table diatas, dapat simpulkan bahwa transaksi pihak berelasi melalui asset dan
nilai rata-rata RPT AL (asset, liabilitas) liabilitas. Oleh karenanya, pemegang saham
adalah sebesar 0,1458, sedangkan RPT SE lebih merasakan dapak dari transaksi pihak
(sales, expenses) adalah sebesar 0,5242. berelasi yang tinggi pada RPT SE.
Artinya besaran transaksi pihak berelasi Pyramid of structure yang
yang dilakukan perusahaan melalui sales diproksikan pada CFR_L (cash flow right

Pengaruh Pyramid of Structure dan Pengungkapan Transaksi Pihak Berelasi Terhadap Tindakan Ekspropriasi, dimoderasi OlehTata Kelola
80 Perusahaan
Fadli Fendi Malawat
Sutrisno
Imam Subekti
Universitas Brawijaya
Asrudin Hormati
laverage) memiliki nilai rata-rata sebesar nilai rata-rata mengindikasikan bahwa
0,079. Artinya terdapat upaya yang terdapat variasi kecil antara nilai minimum
dilakukan oleh pemegang saham pengendali dan maksimum selama periode pengamatan
melalui peningkatan hak kontrol atau tidak terdapat kesenjangan yang besar
dibandingkan hak arus kasnya melalui dari pengungkapan transaksi pihak berelasi.
kepemilikan piramida walaupun sedikit Peran tata kelola perusahaan yang
yaitu 7 %. Nilai maksimum dan minimum diproksikan pada indeks pengungkapan
Pyramid of structure masing-masing sebesar corporate governance atau CG_I memiliki
0,25 dan 0,000. Nilai standar deviasi nilai rata-rata, yaitu sebesar 0,244, artinya
variabel ini sebesar 0,082. Nilai standar pelaksanaa corporate governance didalam
deviasi yang lebih besar dari nilai rata-rata perusahaan belum mampu berjalan secara
mengindikasikan bahwa terdapat variasi efektif, hal ini dapat disebabkan karena
yang tinggi antara nilai minimum dan terdapat beberapa item pengungkapan yang
maksimum selama periode pengamatan. belum dilaksanakan oleh perusahaan pada
Pengungkapan RPT yang aspek peran pemangku kepentingan
diproksikan pada disc_RPT memiliki nilai (stakeholders). Lebih lanjut, nilai
rata-rata sebesar -0,551, artinya tingkat maksimum dan minimum pada variabel
kepatuhan perusahaan dalam CG_I adalah sebesar 0,146 dan 0.37,
mengungkapkan transaksi pihak berelasi sedangkan stadar deviasinya sebesar 0,056.
yang diwajibkan oleh regulasi di Indonesia Nilai standar deviasi yang lebih kecil dari
sudah efektif, namun yang diungkapkan oleh nilai rata-rata mengindikasikan bahwa
perusahaan umumnya transaksi pihak terdapat variasi kecil antara nilai minimum
berelasi yang sifatnya efisien. Nilai dan maksimum selama periode pengamatan
maksimum dan minimum sebesar 0,118 dan atau tidak terdapat kesenjangan yang besar
1,00 sedangkan stadar deviasinya 0,521. dari corporate governance.
Nilai standar deviasi yang lebih kecil dari

Jurnal Akuntansi dan Auditing 81


Volume 15/No. 1 Tahun 2018: 69-90
Hasil Analisi Regresi

Analisis regresi berganda digunakan berupa arah negatif atau positif, berdasarkan
untuk mengetahui pengaruh variabel hipotesis penelitian yang telah dirumuskan.
independen terhadap variabel dependen baik Untuk mengetahui hipotesis di terima atau

Pengaruh Pyramid of Structure dan Pengungkapan Transaksi Pihak Berelasi Terhadap Tindakan Ekspropriasi, dimoderasi OlehTata Kelola
82 Perusahaan
Fadli Fendi Malawat
Sutrisno
Imam Subekti
Universitas Brawijaya
Asrudin Hormati
ditolak, dapat diketahui dengan melihat nilai mendukung hipotesis 2 (baik H2a dan
signifikasi. apabila nilai signifikasi lebih H2b).
kecil dari alfa 5 % maka dapat disimpulkan • Hipotesis ketiga menyatakan bahwa tata
bahwa hipotesis diterima. Pengujian kelola perusahaan (CG_I) mampu
hipotesis 1 dan 2 dilakukan dengan melihat memperlemah pengaruh positif pyramid
koefisien dan signifikansi pada persamaan 1, of structure terhadap tindakan
sedangkan hipotesis 3 dan 4 diuji dengan eksproprasi melalui RPT AL dan RPT
melihat koefisien dan signifikasi pada SE. Hipotesis tersebut dapat didukung
persamaan 2 dan 3. jika nilai koefisiennya bernilai negatif
• Hipotesis satu menyatakan bahwa dengan alfa dibawah 5%. Seperti
pyramid of structure (CFR_L) tampak pada tabel 5.2 dan 5.3
berpengaruh positif terhadap tindakan menunjukan nilai koefisien yang
ekspropriasi melalui RPT AL dan RPT negatif, namun tidak signifikan,
SE. Hipotesis tersebut dapat didukung sehingga data tidak mendukung
jika nilai koefisiennya bernilai positif hipotesis 3 (baik H3a dan H3b).
dengan alfa dibawah 5%. Seperti • Hipotesis keempat menyatakan bahwa,
tampak pada tabel 5.2 dan 5.3 tata kelola perusahaan mampu
menunjukan nilai koefisien yang negatif memperkuat pengaruh negatif antara
dan tidak signifikan, sehingga data tidak pengungkapan RPT dengan tindakan
mendukung hipotesis 1, (baik H1a dan ekspropriasi melalui RPT AL dan RPT
H1b). SE. Hipotesis tersebut dapat didukung
• Hipotesis kedua menyatakan bahwa jika nilai koefisiennya bernilai negatif
pengungkapan RPT (disc_RPT) dengan alfa dibawah 5%. Seperti
berpengaruh negatif terhadap tindakan tampak pada tabel 5.2 dan 5.3
ekspropriasi melalui RPT AL dan RPT menunjukan nilai koefisien yang
SE. Hipotesis tersebut dapat didukung negatif, namun signifikan hanya pada
jika nilai koefisiennya bernilai negatif RPT AL dan tidak signifikan pada RPT
dengan alfa dibawah 5%. Seperti SE. oleh karenanya data mendukung
tampak pada tabel 5.2 dan 5.3 hipotesis H4a
menunjukan nilai koefisien yang positif
dan tidak signifikan, sehingga data tidak Pembahasan

Jurnal Akuntansi dan Auditing 83


Volume 15/No. 1 Tahun 2018: 69-90
Masalah agensi tipe kedua perusahaan keluarga dengan kepemilikan
merupakan isu yang sentral, terkait konflik terkonsentrasi. Oktaviana (2016),
kepentingan yang terjadi antara pemegang menyatakan bahwa, pemegang saham
saham pengendali dan pemegang saham non pengendali memilih untuk mengungkapkan
pengendali dalam kepemilikan sedikit informasi disebabkan keterlibatanya
terkonsentrasi melalui mekanisme sebagai manajemen dapat mengetahui
kepemilikan piramida. Menurut argument informasi internal perusahaan secara
negative entrenchment effect (NEE), langsung sehingga mereka beranggapan
pemegang saham pengendali sering tidak perlu untuk mengungkapkan
memanfaatkan hak kontrolnya yang tinggi informasi kepada stakeholder lainnya.
untuk memperoleh keuntungan privat seperti Oleh karenanya, dibutukan peran regulasi
melakukan tindakan ekspropriasi terhadap untuk mendisiplinkan perusahaan guna
pemegang saham non pengendali atau meningkatkan transparansi laporan
monoritas, melalui pyramid of structure atau keuangan khususnya transaksi pihak berelasi
kepemilikan piramida.. Hasil penelitian ini seperti dalam peraturan BAPEPAM Nomor.
tidak mendukung argumen NEE dalam VIII.G.7 (Kep-347/BL/2012) dan PSAK no
hipotesis pertama, hasil penelitian ini sejalan 7. Hasil penelitian ini tidak mendukung
dengan Cheung et al. (2006). Peneliti hipotesis 2 yang menyatakan bahwa
menduga bahwa pemegang saham pengungkapan RPT memiliki pengaruh
pengendali pada perusahaan manufaktur di negatif terhadap tindakan ekspropriasi. Hasil
Indonesia dengan kepemilikan piramida, penelitian ini mengindikasikan bahwa
lebih memilih untuk melakukan prop-up perusahaan di Indonesia cenderung
atau menopang perusahaan-perusahaan yang mengungkapkan transaksi pihak berelasi,
berafiliasi. Hal ini disebabkan karena namun transaksi yang diungkapkan tidak
kestabilan perekonomian di Indonesia yang bersifat opurtunistik atau merugikan,
tidak menentu terjadi selama periode sehingga tindakan ekspropriasi tidak terjadi
pengamatan dari tahun 2014-2016. pada perusahaan.
Masalah ketidak asimetrian Secara teori, salah satu alasan
informasi menjadi isu yang sentral dalam mekanisme CG perlu diterapkan adalah,
menilai efektifitas perusahaan secara adanya kepemilikan terkonsentrasi baik
keseluruhan. Hal ini biasanya terjadi pada individu atau keluarga, yang akan memiliki

Pengaruh Pyramid of Structure dan Pengungkapan Transaksi Pihak Berelasi Terhadap Tindakan Ekspropriasi, dimoderasi OlehTata Kelola
84 Perusahaan
Fadli Fendi Malawat
Sutrisno
Imam Subekti
Universitas Brawijaya
Asrudin Hormati
kebijakan penuh untuk menetukan arah antara pengungkapan RPT dan ekspropriasi
perusahaan yang menyebabkan timbulnya melalui RPT AL, namun tidak signifikan
benturan kepentingan antara pemegang pada RPT SE. penelitian ini menemukan dua
saham pengendali dan non pengendali. implikasi yang berbeda. Pertama, Hasil
Untuk mengurangi dominasi pengendali atau penelitian ini didukung oleh beberapa hasil
pihak keluarga dalam perusahaan, maka penelitian terdahulu seperti, Utama (2015);
diwajibkan mengacu pada peraturan dan Juvita & Siregar (2013); Akmyga & Mita
prisip-prinsip good corporate governance (2015). Hal ini terkait dengan masalah
(GCG) yang secara tidak langsung ketidakasimetrian informasi, yang terjadi
mendisiplinkan perusahaan melalui aspek pada perusahan yang dikendalikan
penilaian tata kelola perusahaan atau pemegang saham pengendali atau keluarga.
corporate governance index. Hal ini dapat Keterlibatan pengendali sebagai pihak
menjadi acuan perusahaan untuk bertindak insider menyebabkan rendahnya kualitas
independen untuk menjamin menjamin keterbukaan informasi. Kedua, peran tata
keadilan bagi seluruh pemegang saham kelola perusahaan tidak digunakan untuk
dan investor, serta untuk mendapatkan memperkuat pengungkapan RPT sebagai
kepercayaan publik. Hasil penelitian ini upaya mengurangi tindakan ekspropriasi
tidak mendukung hipotesis ke 3, hal ini khususnya RPT SE. Hal ini juga
dapat dipengaruhi oleh penerapan tata kelola disebabkan oleh tingginya kesadaran
yang belum sepenuhnya dilaksanakan oleh perusahaan yang hanya menerapkan GCG
perusahaan. Terlebihnya lagi, jika tata kelola sebagai suatu kebutuhan, bukan hanya
perusahaan lebih didominasi oleh institusi sekedar untuk memenuhi kepatuhan
legal-formal oleh pihak keluarga. Hal ini terhadap regulasi di Indonesia. Selain itu,
akan menyebabkan adanya insentif yang ditemukan adanya beberapa item
kuat pihak keluarga yang menjabat sebagai pengungkapan yang belum dilaksanakan
komisaris atau direksi sehingga dapat oleh perusahaan seperti, pada item
mempengaruhi keputusan dewan komisaris penyelenggaraan RUPS, pemungutan suara,
yang independen pada perusahaan. dan perlindungan kepada pemangku
Hasil penelitian ini menemukan kepentingan. Hal ini yang menyebabkan tata
pengaruh signifikan tata kelola perusahaan kelola perusahaan sebagai variabel moderasi
dalam meningkatkan hubungan negatif

Jurnal Akuntansi dan Auditing 85


Volume 15/No. 1 Tahun 2018: 69-90
tidak berpengaruh terhadap ekspropriasi of Director (BOD), dapat mempengaruhi
yang dilihat dari RPT SE. penilaian dari tata kelola perusahaan
semakin rendah. Namun, hasil penelitian ini
KESIMPULAN DAN SARAN membuktikan bahwa, peran tata kelola
Hasil penelitian ini memberikan mampu meningkatkan keterbukaan
bukti adanya indikasi ekspropriasi sangat informasi, sehingga dapat mengurangi
dominan dilakukan melalui transaksi tindakan ekspropriasi melalui transaksi
pembelian dan penjualan dibandingkan pihak berelasi. Penelitian ini juga
transaksi pihak berelasi dari aspek piutang menyimpulkan bahwa perusahaan di
dan hutang. oleh karenanya, peneliti Indonesia masih menerapkan GCG sebagai
menyimpulkan bahwa manipulasi harga suatu kebutuhan, bukan hanya sekedar
jual-beli dibawah nilai wajar sering untuk memenuhi kepatuhan terhadap
dilakukan oleh pihak pengendali, sehingga regulasi di indonesia.
menimbulkan transaksi yang mengandung Hasil penelitian ini dapat menjadi
benturan kepentingan. Lebih lanjut, hasil masukan bagi pihak regulasi untuk
penelitian ini gagal membuktikan meningkatakan kebijakanya melalui
pengungkapan transaksi pihak berelasi dapat peraturan-peraturan yang telah ada, dengan
mengurangi tindakan ekspropriasi. Hal ini mewajibkan perusahaan melakukan
diduga karena sebagian besar transaksi pengungkapan struktur kepemilikan ultimate
berelasi yang diungkapkan oleh perusahaan dan pembatasan terkait kosentrasi
bersifat efisien. kepemilikan, seperti membatasi kepemilikan
Hasil penelitian ini juga saham dan jabatan pihak keluarga yang
membuktikan bahwa, keberadaan peran tata merengkap menjadi dewan direksi atau
kelola perusahaan dapat mengurangi komisaris pada perusahaan berafiliasi.
transaksi-transaksi yang bersifat Menelusuri kepemilikan pengendali
opurtunistik. Namun, hasil penelitian ini akhir melalui rantai kepemilikan, menjadi
gagal membuktikan peran tata kelola keterbatasan yang dialami oleh peneliti,
perusahaan dalam mengurangi kontrol karena terdapat beberapa perusahaan yang
pemegang saham pengendali yang tinggi. tidak mengungkapkan informasi mengenai
Hal ini disebabkan karena keterlibatan pengendali akhir perusahaan didalam
pemegang saham pengendali sebagai Board laporan tahunan. Selanjutnya, hasil

Pengaruh Pyramid of Structure dan Pengungkapan Transaksi Pihak Berelasi Terhadap Tindakan Ekspropriasi, dimoderasi OlehTata Kelola
86 Perusahaan
Fadli Fendi Malawat
Sutrisno
Imam Subekti
Universitas Brawijaya
Asrudin Hormati
penelitian ini masih menunjukan adjusted R2 terhadap Pengungkapan Kompensasi
Manajemen Kunci di Laporan
yang masih rendah, hal ini diduga terdapat
Keuangan. Jurnal Akuntansi dan
varibel lain yang tidak diikutsertakan dalam Keuangan Indonesia, Vol. 12, No 1,
19 – 36.
penelitian ini. Selanjutnya konsep
ekspropriasi yang diproksikan dari transaksi Agustina, I., 2016, Pengaruh Corporate
Governance terhadap Nilai Perusahaan
melalui aset, liabilitas, penjualan dan Melalui Enterprise Risk Management
pembelian dianggap keterbatasan, karena (Erm) Dan Sustainability
Management. Tesis. Fakultas Ekonomi
transaksi tersebut dapat bersifat opurtunistik dan Bisnis Universitas Brawijaya.
atau efisien.
Dewi, C, A., 2014, Faktor-Faktor yang
Diharapkan untuk penelitian Mempengaruhi Ekspropriasi di
selanjutnya untuk melakukan penelusuran Indonesia. Skripsi. Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Brawijaya.
lebih jauh terkait kepemilikan pengendali
akhir melalui rantai kepemilikan berpola Apriani, H, W., 2015, Pengaruh Corporate
Governance dan Karakteristik
pyramid of structure. Selain itu penelitian Perusahaan Terhadap Luas
selanjutnya perlu menambahkan beberapa Pengungkapan Transaksi Pihak
Berelasi Di Indonesia. Jurnal
variabel penelitian yang berhubungan Akuntansi Indonesia, Vol. 4, No. 1, 36
dengan tidakan ekspropriasi seperti, – 50.

keterlibatan pemegang saham kedua, dan Chang, S, J., 2003, Ownership Structure,
Expropriation, And Performance Of
melihat dampak tindakan ekspropriasi
Group-Affiliated Firms In Korea.
terhadap kebijakan deviden. Lebih lanjut Academy of Management Journal,
Vol. 46, 238–253.
penelitian selanjutnya harus mampu
menelusuri lebih jauh sifat dari transaksi Cheung, Y,L., Rau, P, R., & Stouraitis, A.,
2006, Tunneling, Propping, and
pihak berelasi, yang dianggap opurtunistik Expropriation: Evidence From
dan efisien. Connected Party Transactions in Hong
Kong, Journal of Financial
Economics, Vol. 82, No. 2, 343-386.

DAFTAR PUSTAKA Dewi, C, A., 2014, Faktor-Faktor yang


Mempengaruhi Ekspropriasi di
Indonesia. Skripsi. Fakultas Ekonomi
ACMF., 2011, ASEAN Corporate
dan Bisnis Universitas Brawijaya.
Governance Scorecard. ACMF.
Du, J., He, Q., & Yuen, S, W., 2013,
Akmyga, S, F., & Mita, A, F., 2015,
Tunneling and The Decision To Go
Pengaruh Struktur Corporate
Private: Evidence from Hong Kong,
Governance dan Kualitas Audit

Jurnal Akuntansi dan Auditing 87


Volume 15/No. 1 Tahun 2018: 69-90
Pacific Basin Finance Journal, Vol. Investigative Accounting, Vol. 4, No.1,
22, No. 1, 50–68. 186 - 213

Dyanty, V., Utama S., Rossieta H., dan Hwang, N,C,R., Chiou, J.R., & Wang, Y,C,
Veronica S., 2012, Pengaruh 2013, Effect of Disclosure Regulation
Kepemilikan Pengendali Akhir On Earnings Management Through
terhadap Transaksi Pihak Berelasi, Related-Party Transactions: Evidence
Makalah dalam Simposium Nasional from Taiwanese firms operating in
Akuntansi XV Banjarmasin. China, Journal of Accounting and
Public Policy, Vol. 32, No. 4, 292-
Fama, E., & Jensen, M. C., 1983, Separation 313.
of Ownership and Control, Journal of
Law and Economics, Vol. 26, 301– Jensen, M. C., & Meckling, W. H., 1976,
325. Theory of the Firm: Managerial
Behaviour, Agency Costs, and
Fernando, G. D., Schneible, R. A., & Suh, Ownership Structure. Journal of
S., 2013, Family Firms and Financial Economics, Vol. 3, No. 4,
Institutional Investors, Family 305–360.
Business Review, Vol. 27, No. 4, 328 –
345. Juvita, D., & Siregar, S, V., 2013, Pengaruh
Corporate Governance Terhadap
Fitri, N., 2015, Dampak Struktur Hubungan Besaran Dan
Kepemilikan Terhadap Risiko Pengungkapan Hubungan Pihak
Ekspropriasi. Tesis, Fakultas Berelasi Dengan Manajemen Laba :
Ekonomi dan Bisnis Universitas Studi Empiris Perubahan PSAK no. 7.
Brawijaya. Jurnal Akuntansi dan Auditing, Vol.
10, No. 1, 45-67.
Friedman, E., Johnson, S., & Mitton, T.,
2003, Propping and Tunneling. Johnson, S., Porta, R. L., Lopez-de-silanes,
Journal of Comparative Economics. F., & Shleifer, A., 2000, Tunneling.
Vol. 31, No. 4, 732-750. Discussion Paper Number, 1887
Glaeser, E., Johnson, S., & Shleifer, A., Kim, J., 2005, Accounting Transparency of
2001, Coase versus the Coasians. Korean Firms: Measurements and
Quarterly Journal of Economics, Vol. Determinant Analysis. Journal of
116, 853–899. American Academy of Business,
Cambridge, Vol. 6, No. 2, 222 - 229
Grossman, S,J., & Hart, O.D., 1987, One
Share/ One Vote and the Market For Kang, M., Lee, H, Y., Lee, M, G., & Park, J,
Corporate Control. National Bureau of C., 2014, The Association between
Economic Research. Working Paper Related-Party Transactions and
No. 2347. Control- Ownership Wedge: Evidence
from Korea, Pacific-Basin Finance
Henry, E., Gordon, E., Reed, B., & Louwers, Journal, Vol. 29, 272-296.
T., 2012, The Role of Related Party
Transactions in Fraudulent Financial La Porta, R., Lopez-de-Silanes, F., Shleifer,
Reporting, Journal of Forensic & A., & Vishny, R., 1999a, Investor

Pengaruh Pyramid of Structure dan Pengungkapan Transaksi Pihak Berelasi Terhadap Tindakan Ekspropriasi, dimoderasi OlehTata Kelola
88 Perusahaan
Fadli Fendi Malawat
Sutrisno
Imam Subekti
Universitas Brawijaya
Asrudin Hormati
Protection and Corporate Governance, Panggabean, E., 2013, Diduga Corporate
Journal of Financial Economic, Vol. Crime, Sumalindo Digugat Bayar Rp
58, No. 1–2, 3-27. 18,7 Triliun (Online).
http://news.liputan6.com/read/729338/
La Porta, R., Lopez-de-Silanes, F., & diduga-corporate-crime-sumalindo-
Shleifer, A., 1999b, Corporate digugat-bayar-rp-187-triliun, (Diakses
Ownership Around the World, Journal 30 Maret 2017)
of Finance. 54, 471–517.
Pagano, & Röell., 1998, The Choice of
Lin, C., Chen, Y., & Yen, J., 2014, On the Stock Ownership Structure: Agency
Determinant of Bank Loan Contracts: Costs, Monitoring and the Decision to
The Roles of Borrowers’ Ownership Go Public. The Quarterly Journal of
and Board Structures, The Quarterly Economics, Vol. 113, 187–188.
Review of Economics and Finance,
Vol. 54, 500-512 Peng, W, Q., Wei, K.C., & Yang, Z., 2011,
Tunneling Or Propping: Evidence
Liu, Q., & Lu, Z, J., 2007, Corporate From Connected Transactions In
Governance and Earnings China. Journal of Corporate Finance.
Management in the Chinese Listed Vol. 17, No. 2, 306–325.
Companies: A Tunneling Perspective,
Journal of Corporate Finance, Vol. Pozzoli, M., & Venuti M., 2013, Related
13, 881-906. Party Transactions and Financial
Performance: Is There a Correlation?
Lukviarman, Niki., 2016, Coporate Empirical Evidence from Italian Listed
Governance. Solo: PT Era Adicitra Companies, Open Journal of
Intermedia. Accounting, Vol. 3, 28-37.

Nekhili, M., & Cherif, M., 2011, Related Sari, C, S., & Baridwan, Z., 2014, Current
Parties Transactions And Firm’s Asset Tunneling And Firm
Market Value: The French Case. Performance In An Emerging Market,
Review of Accounting and Finance, Jurnal Akuntansi dan Keuangan
Vol. 10, No. 3, 291 - 315 Indonesia, Vol. 11, No. 2, 165 – 176.
Otoritas Jasa Keuangan., 2012, Peraturan Siagian, F., Siregar, V, S., & Yan, R.,
Otoritas Jasa Keuangan Nomor 2013, Corporate Governance,
VIII.G.7 tentang Pedoman Penyajian Reporting Quality, And Firm Value:
Laporan Keuangan. Jakarta: Otoritas Evidence From Indonesia, Journal of
Jasa Keuangan. Accounting in Emerging Economies,
Vol. 3, No. 1, 4-20.

Siregar, B., 2007, Pengaruh Pemisahan Hak


Aliran Kas Dan Hak Kontrol Terhadap
Dividen. Simposium nasional
Akuntansi X. Universitas Hasanudin,
Makassar, 1-44.

Jurnal Akuntansi dan Auditing 89


Volume 15/No. 1 Tahun 2018: 69-90
Siregar, B., 2008, Ekspropriasi Pemegang
Saham Minoritas dalam Struktur
Kepemilikan Ultimat. Jurnal Riset
Akuntansi Indonesia, Vol. 1, 237-263.

Utama, C, A., 2015, Penentu Besaran


Transaksi Pihak Berelasi: Tata Kelola,
Tingkat Pengungkapan, Dan Struktur
Kepemilikan, Jurnal Akuntansi dan
Keuangan Indonesia, Vol.12, No. 1,
37 – 54

Utama, C. A., & Susmantoro, T, D., 2012,


Company Disclosure in Indonesia:
Corporate Governance Practice,
Ownership Structure, Competition,
and Total Assets. Asian Journal of
Business and Accounting, Vol 5, No.
1, 1-25.

Utama, C, A., & Utama, S., 2014. Corporate


Governance, Size and Disclosure of
Related Party Transactions, and Firm
Value: Indonesia Evidence,
International Journal of Disclosure
and Governance, Vol. 11, No. 4, 341-
365.

Ying, Q., & Wang, L., 2013, Propping by


Controlling Shareholders, Wealth
Transfer and Firm Performance:
Evidence from Chinese Listed
Companies, Journal of Accounting
Research.Vol. 6, 133–147.

Yodhianto, A., & Diyanty, V., 2016, Efek


Entrenchment dan Alignment
Pengendali Akhir Keluarga dan Peran
Dewan Komisaris Terhadap Biaya
Utang, Simposium Nasional Akuntansi
XIX, Lampung.

Pengaruh Pyramid of Structure dan Pengungkapan Transaksi Pihak Berelasi Terhadap Tindakan Ekspropriasi, dimoderasi OlehTata Kelola
90 Perusahaan
Fadli Fendi Malawat
Sutrisno
Imam Subekti
Universitas Brawijaya
Asrudin Hormati

Das könnte Ihnen auch gefallen