Sie sind auf Seite 1von 10

I

PENGGUNAAN COMPUTER BASED-TEST DI INDONESIA: UTOPIA ATAU

KENISCAYAAN?

Arief Fahmie

Abstract

The use of computer technology in psychology has been

increasing rapidly. Commonly, computer is used at research

activities, exspecially for analizing data. Computer using should

be increased in application of psychology in Indonesia. In other

countries, many psychologists are using computer when they

are testing, councelling, or building research (not only for

analizing data). Computer·based test is one of applied technology

in psychological testing. Actually, the application of computer·

based test has big opportunity in Indonesia because people have

good appreciation on computer technology development, and

they use computer in some activities. Amount of CPU

(Computer Personal Unit) has been increasing both in institutes

of education and government, as well as in bussiness

organizations. On the other hand, there are some problems in

applying computer-based test which must be solved. Breaking

the intellectual rights is the big difficulty to protect the new

technology. Government must uphold the laws. The other

problem is innovation of psychologists both on academic and

application area at low degree. It must be developed with personal

way as well as organizational way continous/y. If it can not be

conducted, developmental of psychology in Indonesia will be left

behind rather than the other countries.

A PENGANTAR

Sesuai dengan perkembangan itmu bisnis telah banyak penggunaan

dan teknologi yang cepat, maka komputer sebagai perangkat untuk

penggunaan teknologi informasi telah mengakses internet sehingga muncul

merambah seluruh kehidupan manusia. e-banking. Sampai dengan Februari

Tappscott dalam Ancok (2000) 2002, telah terdapat sembilan bank yang

mengemukakan bahwa keterlibatan membuka fasilitas tersebut (Internet,

teknologi informasi dalam kehidupan 2002). Di akhir 2002 bahkan muncul

manusia sangat besar, misalnya layanan perbankan yang menggunakan

perancangan dan pembuatan produk, SMS (short message service) atau

proses kerja, pusat informasi yang mobile banking. Demikian pula di sektor

digerakkan oleh komputer. Di sektor pendidikan, Universitas Islam Indonesia

PSIKOLOGIKA Nemer 1 5 Volume VIII Tahun 2003 27


Arief Fahmie

Yogakarta telah banyak aplikasi psikolog. Campbell, Welsh, dan

teknologi informatika yang digunakan Dahlstrom dalam Mcintire dan Miller (2000)

dalam proses administrasi, misalnya mengemukakan bahwa penggunaan

SIMAK (Sistem lnformasi Manajemen komputer dalam pengukuran psikologi

Akademik) atau UA (Layanan lnfonnasi telah dilakukan sejak tahun 1970-an.

Akademik). Fenomena tersebut menunjukkan bahwa

Di bidang psikologi, baik secara kurikulum pendidikan psikologi belum

aplikatif maupun teoritis, penggunaan mampu memanfaatkan perkembangan

teknologi internet telah berkembang teknologi informasi padahal Ancok (2002)

dengan pesat. Barak (1999) menjelaskan mengemukan perlu adanya pergeseran

bahwa aplikasi teknologi tersebut adalah paradigma dalam pengelolaan pendidikan

sebagai sumber informasi tentang psikologi yang salah satunya adatah

konsep dan isu yang mutakhir tentang kurikulum pendidikan psikologi yang

psikologi, panduan menggunakan adaptif.

aplikasi untuk membantu diri sendiri, Secara teoritis, computer-besed test

testing, informasi tentang pelayanan (CBT} mempunyai keuntungan lebih

psikologi, konsultasi dan terapi lewat e­ cepat, objektif, dan fleksibel (Kleinmuntz

mail atau chatting, web telephony, dan dan Mclean, 1992). Pendapat serupa

videoconferencing baik secara individual dikemukakan oleh Harris, Lievens dan

maupun kelompok, dan riset. Harris, Schmidt dalam Ployhart (2002)

Salah satu penggunaan teknologi yang mengatakan bahwa tes psikologi

internet di bidang ilmu psikologi yang yang menggunakan komputer akan

menarik untuk dikaji lebih lanjut adalah meningkatkan efisiensi waktu dan biaya,

dalam pengukuran psikologis. Schmidt mengurangi kemungkinan data yang

dan Statonton pada akhir 90-an hilang, dapat dilakukan bersamaan dari

memprediksikan dalam mengatakan berbagai lokasi, dan dapat dilakukan

bahwa penggunaan komputer dan skoring dengan cepat. Namun di sisi lain,

internet dalam testing dan asesmen penggunaan CBT juga mempunyai

akan meningkat pesat (Ployhart, 2002). kendala-kendala yang harus diatasi,

Hal ini terbukti pada saat ini, di negara­ misalnya yang dikemukakan American

negara maju aplikasi psikologi yang Psychological Association (1985) bahwa

memanfaatkan teknologi informasi tes dan kuesioner yang dipublikasikan di

begitu pesat berkembang, misalnya internet banyak yang belum memenuhi

Tes Kecerdasan Emosional yang dapat standar penyusunan alat ukur psikologis.

diperoleh dengan downloadpada http:/ Standar terse but meliputi konstruksi dan

/www.utne.com/cgi-binteg). seleksi item, konsistensi internal,

Berbeda dengan negara yang lebih reliabilias tes utang, serta validitas

maju maka di Indonesia selama ini ekstemal maupun internal

administrasi tes dilaksanakan dengan Bagaimanakah sebenarnya prospek

paper-and-pencil yang berarti bahwa lebih lanjut dari aplikasi CBT? Apa saja

testee akan mengerjakan psikotes kendala yang mungkin terjadi bila CBT

dengan alat tulis (pensil atau pena) di dikembangkan di Indonesia? Serta

kertas lembar jawaban. Setelah selesai solusi apa yang tepat agar ilmu psikologi

dikerjakan, lembar jawaban tersebut di Indonesia dapat lebih memanfaatkan

diskor atau diinterpretasi oleh seorang teknologi komputer dan internet dalam

28 PSIKOLOGIKA Nomer 1 5 Volume VIII Tahun 2003


Penggunaan Komputer Based-Test di Indonesia: Utopia atau Keniscayaan

asesmen psikologis? Pertanyaan­ atau adaptasi dari paper-and-pencil test.

pertanyaan tersebut menarik dikaji lebih lsinya pun ada yang lengkap namun ada

jauh untuk mendapatkan jawaban­ pula yang hanya beberapa item.

jawaban yang tepat. Pemanfaatan komputer dalam tes

psikologi secara lebih terinci dijelaskan

B. MEMAHAMI CBT oleh Sampson (2002), yaitu untuk

Computer-based test adalah alat ukur administrasi tes, misalnya penggunaan

psikologi yang menggunakan komputer keyboard sebagai alat untuk mema­

dalam proses administrasi, skoring, dan sukkan (input) data, penggunaan scanner

interpretasi, sedangkan paper-and-pencil untuk memasukkan data yang telah

test adalah alat ukur psikologi yang tercantum dalam lembar jawaban,

menggunakan kertas dan alat tulis penggunaan keyt,oard oleh testersebagai

sebagai material tes, serta proses skorng alat untuk menjawab datam tes psikologi.

dan interpretasinya dilakukan secara Di samping itu komputer dapat digunakan

manual. Saat ini pada umumnya, praktisi untuk skoring, pembuatan profil skor tes,

psikologi di Indonesia menggunakan interpretasi naratif, dan interpretasi tes

paper-and-pencil testdan sangatjarang, yang berbasis video yang dapat secara

bahkan mungkin tidak ada, yang langsung mengikuti administrasi tes.

menggunakan CBT. Sepanjang penge­ Secara teoritis, computer-based test

tahuan penulis, wacana tentang CBT mempunyai keuntungan lebih cepat,

pernah dimunculkan di UGM dan objektif, dan fleksibel (Kleinmuntz dan

Universitas Gunadarma tetapi belum Mclean. 1992). Secara lebih terpefinci,

ditindaklanjuti. Penggunaan komputer Mcintire dan Miller (2000) membahas

untuk suatu pengetesan lebih dikenal kelebihan dan kekurangan dari

dalam salah satu tes bahasa lnggris. computer-based test. Kelebihan dari

yaitu TOEFL (Test of English es a CBT adalah efisiensi, pelaksanaannya

Foreign Language). Hal ini tentu saja dapat dijadwalkan sesuai dengan

menunjukkan perkembangan psikologi kebutuhan, dapat dilaksanakan secara

yang sangat lambat karena di Amerika individual dalam suasana yang nyaman,

Serikat pada tahun 1986 telah terdapat merrberikan adrrinistrasi dam skoring yang

169 vendor yang setiap bulan menyajikan standar dan mengurangi human error,

informasi tentang computer-based test. mempunyai prosedur testing yang

Bila secara kongkrit CBT tidak ditemui menggunakan teknologi, dan mempunyai

di Indonesia maka hal tersebut tidak kesempatan lebih pada seseorang yang

menjadi masalah. Berbagai website secara mental atau fisik cacat sehingga

menyediakan tes dan kuesioner untuk tidal< dapat meoggunakan alat tulis.

pengukuran psikologis bagi penggunanya. Bila dikaitkan dengan teknologi

Beberapa jenis tes disajikan khusus untuk internet maka beberapa keuntungan CBT

mengukur aspek-aspek yang spesifik, dapat bertambah yaitu dapat diakses oleh

seperti 10, sikap terhadap suatu objek, berbagai kalangan di berbagai tempat,

kecerdasan emosional,juga yang bersffat perbaikan dalam instruksi, item, teknik

lebih umum, misalnya kepribadian, minal skoring, dan norma dapat mudah

Di internet dapat terdapat CST yang didistribusikan, dan penghematan dalam

sesuai dengan bentuk tes yang asli tetapi pembelian materi tes (Barak, 1999).

ada juga yang hanya versi elektroniknya

PSIKOLOGIKA Namer 1 5 Volume VIII Tahun 2003 29


Arief Fahmie

Di sisi lain terdapat kekurangan CBT 2002) karena terdapat keuntungan lebih

yaitu tidak adil bagi yang tidak mampu cepat, objektif, dan fleksibel (Kleinmuntz

mengoperasionalkan komputer atau dan Mclean, 1992}, namun di sisi lain,

memiliki fobia komputer, memberikan penggunaan CBT perlu dikaji terutama

kesempatan latihan sehingga dapat dalam hal refiabilitasnya. Hal ini sesuai

mengurangi kualitas tes, interpretasi dengan Guidelines for Computer-Based

dapat tidak akurat, terdapat kemungkinan Testing (Olsen, 2002) yang rrengharuskan

tidak equivalen secara psikometrik, tidak salah satu standar yang mendasar dari

memberi kesempatan menggunakan CBT adalah reliabilitas. Senada dengan hal

strategi yang sama dengan paper-and­ tersebut, APA Guidelines on Computer­

pencil test, misalnya tidak boleh melihat Based Tests and Jnter-pretations (Van de

item sebelumnya atau merubahnya Vijver & Harsveld; Green dalam

(Mcintire dan Miller, 2000). Biggerstaff, dkk., 2002} memandang

Seiring dengan perkembangan pertu diperhatikan reliabilitas dalam

komputer yang luar biasa maka kemung­ menggunakan CBT. Di samping itu,

kinan-kemungkinan pengembangan CBT secara umum penelitian tentang aspek

menjadi terbuka luas. Barak (1999) psikometrik CBT perlu diteliti lebih jauh

menengarai bahwa CST dapat dikem­ mengingat bahwa hasil-hasil penelitian

bangkan dengan penggunaan teknologi menunjukkan hasil yang tidak selalu

tiga dimensi, virtual reality, dan antarmuka sama (Mcintire dan Miller, 2000).

grafikal. Sebagai contoh bi1a aspek yang Secara umum, reliabilitas alat ukur

diukur adalah kemampuan spasial maka dipengaruhi beberapa faktor. Mcintire dan

pengukurannya dapat dilakukan dengan Miller (2000) mengemukakan bahwa

tes psikologi yang menggunakan teknologi faktor-faktor yang mempengaruhi

tiga dimensi. Riva dalam Barak ( 1999) reliabititas yaitu tes itu sendiri, administrasi

mengungkapkan bahwa penggunaan tes, skoring tes, dan orang yang

virtual reality dalam pengukuran mengerjakan tes. Bila dianalisis tebih jauh

psikologis dapat digunakan untuk dalam konteks penggunaan CBT, maka

mengetahui body image seseorang. reliabilitas tes ulang dari CBT dan paper­

Oemikian pula dengan teknologi video­ and-pencil test dapat tinggi dengan

conferencing yang akan meningkatkan memperhatikan faktor-faktor di atas.

efisiensi dalam pengukuran psikologis Artinya reliabilitas CBT sebagai adaptasi

terutama berkaitan dengan jarak geografis dari paper-and-pencil test perlu

antara para ahti dengan kliennya. Ball, memperhatikan hal-hal berikut:

Scott, Mclearn, and Watson dalam 1. Format tes, misalnya tidak meng­

Barak (1999) menemukan bahwa ubah item-item tes dari paper-and­

pengukuran psikologis pada para pencil test, tampitan di layar kom­

penderita depresi. gangguan gerakan, puter yang tidak menimbulkan

dan schizophrenia dapat dilakukan kesulitan membaca pertanyaan atau

dengan baik melalui videoconferencing. instruksi.

Penggunaan CBT memang menjan­ 2. Administrasi tes, misalnya diberi­

jikan efisieosi sehingga tidak heran banyak kan instruksi yang standar, pen­

organisasi dan ahli tes psikologi cantuman lnstruksi dalam tampilan

menggantikan paper-and-pencil test di komputer, ruang tes yang nyaman

dengan CBT (Stanton dalam Pk>yhart, (tidak bising, tidak panas)

30 PSIKOLOGIKA Nomer 1 5 Volume VIII Tahun 2003


Penggunaan Komputer Based-Test di Indonesia: Utopia atau Keniscayaan

3. Skoring tes, yaitu skoring tes harus didukung oleh faktor apresiasi masy arakat

sesuai dengan perintah di manual tes. ndonesia yang


I bai k terhadap perk em­

4. Orang yang mengerjakan tes, bangan teknologi komputer dan makin

misalnya tidak mengalami kele­ meningkatnya jumlah unit komputer, k


bai

lahan, sakit, serta didorong untuk di rumah, sekolah, atau perusahaan.

serius dan jujur. A presiasi tersebut dapat d ili hat dari

Berkaitan dengan penggunaan diresm i kannya P usat K omputer

komputer untuk pengukuran psikologis A pkomindo G odl ok Plaza pada bulan

maka perlu juga diperhatikan faktor Maret 2003 yang d i ha r ap k an dapat

kebiasaan dalam penggunaan komputer. menjadi jendela dan barometer bagi

Penelitian yang ditakukan Eastin dan pe rkembangan teknologi i nformasi di

Larose (2000) menunjukkan bahwa Indonesia ( http://www.sinarharapan.

individu yang mempunyai efikasi diri yang co. id/b e r i ta / 0 3 0 3 / 0 8 / e k o0 6 . h t m l ) .

tinggi akan suka menggunakan komputer lnd i k ator yang la i n tentu mudah

untuk mencari data. Secara lebih spesifik ditemukan s eperti R encana Strategi

Mcintire dan Miller(2000) mengungkap­ U niversitas Ai rlangga 1997- 2005 yang

kan bahwa salah satu faktor dalam mengembangkan Pusat K omputer

penggunaan CBT adalah diskriminasi me njadi P usat La yanan lnformasi (http:/

bagi yang tidak mampu mengopera­ /w ww. d ikti .o rg / rens tra/u na ir. html ) ,

sionalkan komputer atau memiliki fobia mara knya pemerintah daerah me ngem­

komputer. lndividu yang dapat mengo­ bangkan a-government ( http://www.

perasionalkan komputer akan lebih takalar.go.id), j umlah penghuni kamar

mudah memahami instruksi yang ada. chatting dari ndonesia yang menempati
I

Hal ini berkaitan juga dengan kondisi urutan kedua s etelah J epang.

psikologis ketika menghadapi tes. D ari sisi j umlah perangkat keras,

lndividu yang memiliki kemampuan telah terjadi peningkatan pembelian

mungkin tidak mengalami kecemasan unit komputer cukup s i gni f i kan di

sehingga penggunaan komputer tidak I ndones i a. U ntuk tahun 2003 s aja,

mempengaruhi hasil tes. Penelitian lain diprediksikan penjualan komputer d i

ternyata menunjukkan hasil yang Indonesia sedikitnya mencapai

berbeda. Clariana dan Wallace {2003) 7 20.000 unit senilai U S$ 720 uta atau
j

telah meneliti tentang penggunaan naik 0


2 persen diband i ngkan tahun

komputer dalam mengukur kemampuan 2001, y ang penjualannya baru mencapai

kognitif. Hasit penelitian menunjukkan 600 .000 unit se nilai US$ 600 juta (http:/

bahwa frekuensi penggunaan komputer /www .sinarharapan.eo.id/berita/0303/

tidak mempengaruhi hasil tes, baik 08/eko06.html). Data lain dari As osiasi

disajikan da1am bentuk komputer P engusaha K omputer Indonesia

maupun kertas. ( A pkom i ndo) menun j ukkan bah wa

selama triwufan pertama tahun 2003

C. PROSPEK DAN KENDALA belanja Personal Computer(PC) sektor

PENGGUNAAN CBT DI INDONESIA pemer i nt a h menga l am i kenaikan

Bagaimanakah prospek dan kendala signifikan dengan menyerap hingga

penggunaan CBT di Indonesia? Sebe­ 4 0% dan total pen j ualan sebesar

namya penggunaan CBT di Indonesia 150.000 unit (http://kominfo.go.id/

mempunyai peluang yang besar. Hal ini berita_detail.asp?id=166). A nimo yang

PSIKOLOGIKA Nomer 1 5 Volume VIII Tahun 2003


31
Arief Fahmie

tinggi dari masyarakat umum untuk persoalan psikolinguistik bayi, sampai

memiliki komputer juga terjadi di daerah. psikologi Soeharto. Memang belum

Pameran komputer murah yang digefar pernah ada penelitian yang secara

outlet Sriwijaya Computers (Sriwijaya eksplisit menyimpulkan bahwa kuantitas

Comp) diperpanjang karena antusiasme dan k ua lita s pen e li ti an psikologi di

masyarakat terhadap pameran ini. Indonesia rendah tetapi indikator dari

Semula parneran komputerdirencanakan laporan Oikti .http://www.dikti.org/p3m/

mulai 30 Januari hingga 14 Februari 2003 o3m3.html bahwa b i dang ilmu dari

tapi melihat prospek pasar masih bagus kegiatan penelitian Hibah Bersaing I

diperpanjang lagi hingga 2 Maret 2003. sampai dengan IV menurut konsorsium

(http://www.indomedia.com/sripo/). adalah Pertanian 46%, Teknologi 17% ,

Bagaimana dengan kendalanya? MIPA 1 1 % , Kesehatan 8%, Pendidikan

Secara umum terdapat dua kendala 7%, Sosial 6%, Ekonomi 2%, H ukum ,

dalam penggunaan CST di Indonesia, Sen i dan Olahraga, dan P si k o l o gi

yaitu masih kurangnya kuantitas dan masing-masing 1 % layak digunakan

kualltas penelitian di bidang psikologi. dan untuk m e ngamb i l k esimpulan bahwa

lemahnya penegakan hukum, terutama memang pene liti an ps i ko l og i pe r lu

tentang Hak atas Kekayaan lntelektual ditingkatkan.

(HaKI). Kedua hal tersebut sebenamya Mengapa mtotivasi untuk meneliti

berkaitan sangat erat namun memiliki rendah? Persoalannya, menurut Sujanto

perkembangan masing-masing. (Kompas, 2003), dibutuhkan biaya untuk

Pada umumnya alasan utama melakukan sebuah penel i t i an yang

sebagian besar dosen untuk melakukan berkualitas dan bukan soal yang mudah

penelitian adalah kenaikan pangkat untuk mencar i biaya penel iti an di

kepegawaian. Selebihnya motivasi Indonesia. Jumlah anggaran penelitian

dosen melakukan penelitian untuk dari pemerintah minim, se dangkan

pengembangan keilmuan yang digeluti dukungan dari institusi pendidikan juga

jum1ahnya paling banyak 10 persen dari kurang. Kondisi ini jelas tidak menarik

total dosen yang melakukan penelitian minat dosen untuk melakukan penelitian

(Sujanto dalam Kompas, 2003). Kondisi yang serius dan membutuhkan waktu

serupa juga dapat ditangkap dari lama dengan hasil yang bermutu. Di

Rencana Strategis Universitas Airlangga samping itu, kemampuan dosen tentang

Surabaya yang mencatumkan salah satu metodologi sangat beragam, dan minat

kelemahan di Universitas tersebut adalah untuk melakukan penelitian serius yang

Motivasi dan minat meneliti di kalangan menda-lam dan membutuhkan waktu

dosen yang mas i h rendah se h ingga lama masih sangat keciL Bahkan bagi

dalam Strategi Oasar Pengembangan, dosen senior justru sering kali masih

masalah penelitian perlu diselesaikan. disibukkan dengan tugas-tugas keilmuan

(htto://www.dikti.ora/reostralunair,html). lainnya daripada melakukan penelitian

S ar li to (Kompas, 2003) mencoba yang mendalam dan membutuh k an

mengimbangi bah w a sebenarnya waktu lama.

aktivitas penelitian di lingkungan Penelitian tentang CST, baik da1am

Fakultas Psikologi UI cukup banyak. bentuk penelitian dasar maupun terapan,

Dari s kr i p si sa j a, persoalan y ang mernang menuntut biaya yang besar dan

diangkat sangat beragam, mulai dari waktu yang lama karena mernbutuhkan

32 PSIKOLOGIKA Namer 1 5 Volume VIII Tahun 2003


Penggunaan Komputer Based-Test di Indonesia: Utopia atau Keniscayaan

infrastruktur dengan biaya yang tinggi dan m engharuskan Indonesia menyesua kan i

menyangkut sesuatu yang baru. sega a l peraturan perundangannya di

Dibutuhkan motivasi yang tinggi untuk b dai ng Ha k Ke kayaan lntelektual den gan

terus menerus menemukan formula CBT sta ndar TRI Ps' ( Trade Related Aspects

yang valid dan reliabel. Penulis telah of Intellectual Property Rights) yang

mencoba meneliti tentang CBT dengan d mui lai sejak tahun 1997 dan dipe rbaharui

membandingkan Tes 16PF dalam fonnat pada 2000 dan 2 001. Hal in i juga aki bat

CBT dan PPT. Hasil penelitian da ri dirati fi kas i k o n v e n s i- k o n v e n s i

menyimpulkan bahwa skor Tes 16PF int ernasional Hak Kekayaan lntelektual

dalam format PPT dan CBT menunjukkan dan juga menyesua ikan dengan

hasi1 yang sama pada MD, FaktorA, B, C, ketentuan -ketentuan yang diharus kan

E, F, G, H, L, 0, Q3, dan 04, sedangkan ya tu i Undang-undang tentang Hak

pada Faktor I, M, N, 01, dan Q2terdapat Cipta, D e s a in ln d ustri , Desain Tata

perbedaan skor (Fahmie, 2003). Di sisi Letak rkuitTerpadu, Rahasia


Si Dagang,

lain, jumlah penelitian berkelanjutan Paten dan Me rek (http://www.dgip.go.id/

memang minim. Sujanto (Kompas, indonesia/pengantar. htm ). Direktorat

2003) menengarai bahwa tidak adanya Jenderal Hak Ke kayaan lnte ektua t l

lanjutan dari sebuah penelitian, memang (Ditjen. H K!) yan g berada d i bawah

bisa disebabkan karena tidak adanya Departemen Kehakiman dan HAM

minat pada suatu persoalan, atau Repubfik Indo nesia a datah instansi yan g

memang kemampuan dosen itu masih be rwenang dalam men gelola Hak

rendah, sehingga sulit untuk melanjutkan Kekayaan l n t e le k t u a l d i Indonesia.

sebuah penelitian. Lebih sulit lagi jika Khusus untuk mengelo a l informasi H KI

muncul pertanyaan: kenapa harus juga telah d ibentuk Direktorat Teknol ogl

memikirkan tes psikologi yang baru lnformas i d i bawah D t i j en HK I.

(administrasinya), sedangkan tes P erkembangan terse but menun jukkan

psikologi yang sekarang digunakan bahwa pen gakuan HK I d i I n d onesia

masih harus dipertanyakan validitas dan mendapat pe rhatian yang se rius. (http://

reliabilitasnya. w w w . d g i p . g o . i d / i n d o n e s i a /

Selain problem berupa motivasi pengantar2.htm). Hal ini berart i bahwa

untuk meneliti, masih ada kendala besar sean dainya CBT berhas l i dibuat dan

yang bersifat ekstemal yaitu pertindungan dipatenkan maka sebenarnya perlin ­

Hak atas Kekayaan lntelektual (HaKI). dun gan terha dap hak ciptanya telah

Secara umum Hak Kekayaan lntelektual mempunyai payung hu kum. Pe rlindungan

dapat terbagi dalam dua kategori yaitu yang bersungguh-sungguh atas kekayaan

Hak Cipta dan Hak Kekayaan lndustri. intelektual me rupakan hal yang vita l bag i

Hak Kekayaan lndustri meliputi Paten, pertu mbuhan indus triTeknologi lnfonnasi

Merek, Desain lndustri, Desain Tata Letak di Indonesia. Kepastian hukum akan

Sirkuit Te rpadu, Rahasia Dagang, dan semakin men ngkatkan i kepercayaan

Varietas Tanaman. Sebenamya proses te rhadap suatu sistem di mana inovasi

perlindungan hak -hak intelektual d i akan mendapat im b alan dan ha k atas

Indonesia telah menu ju arah yang kekayaan intelektual mendapat

menggembirakan. D iawali dengan pen ghargaan. Hanya dalam lingkungan

keikutse rtaan Indo nesia sebagai a nggota semacam itulah industri perangkat

WTO (World Trade OrganizaOon) yan g lunak lokal dapat tumbuh dan

PSIKOLOGIKA Namer 1 5 Volume VIII Tahon 2003 33


Arief Fahmie

berkembang (http;J/www. micro d alam sistem hu k um di I ndonesia .

s o f t , c o m /i n d o n e s ia/n e w s / 1 O· S ebagai bahan perbandingan, Business

12dealer.aso) S oftware Alli ance menyimpulkan bahwa

Bila masalah perlindungan hukumnya pe mbajakan perangkat lunak adalah isu

telah ada maka yang menjadi pertanyaan besar yang dihadapi Indonesia. Menu rut

adalah penegakan hukumnya. Sampai mereka , ling kat pembajakan di ndonesia


I

saat ini telah ada beberapa keputusan di tahun 2000 adalah 89 perse n, salah

pengadilan tentang pelanggaran hak cipta. satu ang tertinggi di dunia.


y P embajakan

Keputusan Pengadilan Negeri Jakarta sebesar i ni berarti kerugian sebesar

Barat pada tanggal 28 September 2001 hampir 70 juta do lar AS bagi industri (httQ;L

terhadap Procomm merupakan kasus twww.microsoft.coov'i ndonesia /news/10-


pelanggaran hak cipta perangkat lunak 12dealecasp ).

sejenis yang pertama di Indonesia dan H al ini tentu menyimpan pertanyaan

menandai tonggak sejarah baru dalam besarbagi na sib CBT di Indon esia. B ukan

perlindungan atas hak kekayaan tidak mungkin bila akan beredarCBT da lam

intelektual di Indonesia. Pengadilan versi bajakan, sepertl nasib program

Negeri memutuskan bahwa Procomm kornputeryang lain. Kondisi ini tentu sangat

diwajibkan membayar US$4,4 juta kepada meru gikan bagi pencipta program tersebut

Microsoft untuk pelanggaran hak cipta. dan akhimya dapat menurunkan moliv asi

Kasus lain terjadi di Pengadilan Negeri untuk mengembangkan CBT.

Jakarta Pusat yang pada tanggal 4 Oktober Me ngembangkan CBT di Indonesia

2001 memutuskan bahwa PT Panca Putra dapat disikapi dengan oplimis da n pes imis.

Komputindo (PT Panca), HM Computer O ptimis bila m elihat bahwa penggunaan

(HM), HJ Computer dan Altec Computer CBT di Indonesia merupakan sebuah

yang beralamat di Mangga Dua, Jakarta, keharusan sebagai konsekuensi dari

telah melakukan pelanggaran terhadap pe rkembangan teknologi. Psikotogi di

undanq-undanq hak cipta Indonesia. Indonesia tid ak dapat berdiam diri dan

Pengadilan Negeri Jakarta Pusat ha nya menjadi konsumen terus menerus

memutuskan bahwa keempat dealer tapi haru s dapat bersai ng dengan neqera­

komputer ini bersalah telah menginstal kopi negara lain. K enda1a yang ada harus

yang tidak sah dari perangkat lunak segera diatasi, peluang y ang ada harus

Microsoft Windows dan Microsoft Office dimanfaatkan. S ementara y ang pesimis

di komputer4<:omputeryang mereka jual ke sebenarnya ti dak boleh disa l ahkan

konsumen. (http://www.microsoft.com/ ka r ena kenda l a yang ada bers if at

indonesia/oews/1 0-12dea\er.aso ). sistemik sehingga memerlukan upaya

Contoh--contoh tersebut tentu rnenq­ y an g sangat keras untu k menqu­

gembirakan walaupun harus d ii ngat ranginya. T erlepas d ari optimis atau

bahwa secara umum penegakan hukum pesimis namun beberapa upaya dapat

di I ndonesia masih lemah . Ti dak dicoba untuk mengembangkan CBT di

terbilang analisis para pakar maupun Indonesia, y aitu

in f ormas i ya ng d i s ampa i kan oleh 1. M eningkatkan motivasi bagi

ma syarakat bahwa kualitas keputusan peneliti, tidak hanya dosen, untuk

perad i lan belum memuaskan rasa mengembangkan CBT baik s ecara

keadilan masyarakat. er1ebih lagi dalam


T indi vi dual maupun institu s i onal ,

kasus HaKI yang terbilang masih baru misalnya H IMPSI atau F akultas

34 PSIKOLOGIKA Nomer 1 5 Volume VIII Tahun 2003


Penggunaan Komputer Based-Test di Indonesia: Utopia atau Keniscayaan

Psikologi mengadakan seminar, Penggunaan computer-based test di

pelatihan, workshop, atau Jomba Indonesia sebenarnya mempunyai

yang berkaitan dengan CBT. peluang yang besar, yaitu apresiasi yang

2. Membangun kesadaran masyarakat baik dari masyarakat terhadap perkem­

umum dan kalangan psikologi akan bangan teknologi komputer dan jumlah

isu-isu pembajakan dan HaKI melalui unit komputer yang ma kin meningkat. Di

seluruh media, salah satu dapat sisi lain terdapat sejumlah permasalahan

menggunakan www.stopiracy.com, yang perlu d is e l e s a i k a n yaitu

sebuah situs Web yang dimaksudkan perlindungan terhadap hak cipta dan

untuk meningkatkan pengetahuan motivasi meneliti yang masih rendah.

tentang HaKI. Sebagai sebuah perkembangan jaman

3. Memperluas jaringan dengan disiplin yang lidak terelakkan maka penggunaan

ilmu lain, misal hukum dan teknik computer-based test di Indonesia perlu

informasi, sehingga pengembangan lebih dikembangkan jika tidak maka

CBT menggunakan pendekatan psikologi di Indonesia akan lebih

multidisipliner. tertinggal.

4. Memanfaatkan jumlah unit komputer

di institusi pendidikan, bisnis, atau

pemerintahan yang semakin me­ DAFTAR PUSTAKA

ningkat untuk digunakan sebagai

laboratorium sehingga tidak selalu ___ . 2002. E-banking Di Indonesia.

setiap Fakuttas Psikologi harus Internet. Edisi 15 Januari -15

memitiki laboratorium komputer Februari 2002.

sendiri.

Uraian-uraian di atas tentu masih --=--· 2003. Glodok Plaza Jadi

sangat mungkin untuk dilengkapi, Barometer Perkembangan IT di

didebat, bahkan disatahkan, baik I n d o n e s i a . h ttp:llwww.

sebagian atau bahkan seluruhnya. Satu sinarharapan.co.id/berita/03031081

hal yang pentmq adalah gagasan yang eko06.html. 20 Februari 2003.

relatif baru (karena tidak baru sama

sekali) memang harus digulirkan. ___ . 2003. Pengadilan Indonesia

Terlepas dari apakah sikap optimis atau Mengeluarkan Satu Lagi Keputusan

pesimis yang diambil tetapi menanggapi Penting Untuk lndustri Teknologi

secara tertutls tentu lebih penting. lnformasi Di Indonesia. Kepercayaan

lndustri IT Lokal Semakin Kuat

D. KESIMPULAN DAN SARAN Pelaku Diwajibkan Membayar 4,76

Penggunaan teknologi komputer Juta Dolar AS Total http://www.

datam bidang psikologi telah meningkat microsoft.comlindonesialnews/10-

sangat pesat namun Di Indonesia, 12dealer.asp. 20 Februari 2003.

komputer lebih banyak digunakan dalam

banyak aktivitas riset. Di negara yang ��-- 2003. Pengakuan Hak

lebih maju sepertl AS dan lnggris, telah Kekayaan lntelektuat (HKI) di

banyak penggunaan komputer untuk Indonesia http://www.dgip.go.id/

aplikasi psikologi, misalnya compuler­ indonesia/pengantar.htm. 20

based test, computer-based learning. Februari 2003.

PSIKOLOGIKA Nomer 1 5 Volume VIII Tahun 2003 35


Arief Fahmie

www.personal. psu.edu/faculty/r/b/

__ . 2003. Pengakuan Hak Kekayaan rbc4nest_mode.doc. 20Januali 2003.

lntelektual (HKI) di Indonesia http://

w w w . d g i p . g o . id/in d o n e s i a / Eastin, M.S. , LaRose, R. 2002.

pengantar2.htm. 20 Februari 2003. Internet Self-Efficacy and the

Psychology of the Digital Divide.

___ . 2003. Renstra Universitas JCMC 6 ( 1 ) September 2000 http:/

Air l a n qq a 1997-2005. http:// /www.ascusc.org/jcmc/vof6/issue1/

www. dikti. orglrenstralunair. html. easfin.htmf. 16 Oesember 2002.

20 Februari 2003.

Fahmie, A. 2003. Efektivitas Tes 16 PF

___ . 2003. Belanja PC Pemerintah dalam Format Computer Based-Test

Meningkat Tajam http://kominfo.go.id/ untuk Mengganti Format Paper-and­

berita_detail.asp?id=166. 20 Februari Pencil Test. Laporan Penelitian

2003. (Tidak diterbitkan). Lembaga

Penelitian Universitas Islam

___ . 2003. Pameran Komputer Indonesia. Yogyakarta.

Harga Diskon. http://www.

indomedia.comlsripol. 20 Febru ari Kompas. 2003. Penelitian untuk Alasan

2003. Kenaikan Pangkat http://www.

kompas.com/kompas%2Dcetak/

----· 2003. Program Penelitian 0302/21/dikbud/140917.htm. 20

Hibah Bersaing. http://www. Februari 2002.

dikti.org/p3m/p3m3.html. 20

Februari 2003. Mcintire, S.A., Miller, L.A. 2000.

Foundation of Psychological Testing.

Azwar, S.1997. Reliabilitasdan Validffas. McGraw-Hill Companies. Boston.

Pustaka Pe1ajar. Yogyakarta.

Olsen, J.B. 2002. Guidelines for

Barak, A. 1999. Psychological Computer-Based Testing. http://

applications on the Internet: A www. isoc. orglotilarticles/05001

discipline on the threshold of a new olsen.html. 30 Oktober 2002.

m i l l e n n i u m . h t t p : / /

construct.haifa.ac.iV-azylapp-r.htm. Ployhart, R.E. 2002. Web-Based vs.

Paper-and-Pencil Testing: Are Test

Biggerstaff, S. 2002. Equivalence of the Scores Comparable Across

Computer-Based Aviation Selection Applicants and Incumbents?. http:/

Test Battery (ASTB). http://www. lwww. isoc. orglotilarticles/0500/

ijoa.orglimta96/paper47.html. 30 olsen.hfml. 30 Oktober 2002.

Oktober 2002.

Sampson, J.P.Jr. 2002. Computer-Assisted

Clariana, R.B., Wallace, P.A . . 2003. Paper­ Testing in Counseling and Therapy.

Based Versus Computer-Based ERIC Digest. http://www.ed.gov/

Assessment: Key Factors Associated da t a b a s e s ! E R I C _ D i g e s t s l

with the Test Mode Effect. http:// ed391983.htmf. 30 Oktober 2002.

36 PSIKOLOGIKA Nomer 15 Volume Vitt Tahun 2003

Das könnte Ihnen auch gefallen