Sie sind auf Seite 1von 9

59

Lampiran 10. Artikel Ilmiah

HUBUNGAN NILAI FRAKSI EJEKSI VENTRIKEL KIRI


PADA PASIEN GAGAL JANTUNG DENGAN TINGKAT
GEJALA DEPRESI YANG DIUKUR DENGAN
THE BECK DEPRESSION INVENTORY-II (BDI-II)
Reza Nofita Sari1, Faisal Habib2

1
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara
2
Departemen Ilmu Penyakit Dalam dan Kardiologi Universitas Muhammadiyah
Sumatera Utara
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara
Jln. Gedung Arca No.53, Medan – Sumatera Utara, 20217
Telp : (061)7350163, Email : rezanofitasari01@gmail.com
faisalhabib@umsu.ac.id

ABSTRACT
Introduction : Heart failure is a disease where the amount of blood pumped by a
person’s heart every minute is not able to complete the normal needs of the metabolism
for the human body. In 2016 according to WHO there were 17.7 million people dying
because of cardiovascular disease and it representing 31% of the world’s death. There is
a high risk of death in heart failure patients with decreased ejection fraction and
increased symptoms of depression. Depression disorders are often found in patient with
cardiovascular disease such as Chronic Heart Failure (CHF). Around 21.5% of
depressive symptoms are also present in patients with CHF and it increases along with
increasing severity of CHF. Objective : This study aims to determine the relationship
between the value of left ventricular ejection fraction in heart failure patients with the
level of depressive symptoms. Method : this was analytic descriptive with cross sectional
design. Data is processed using the SPSS kruskal-wallis test. Result : The results showed
that the relationship between the value of left ventricular ejection fraction in heart failure
patients with the level of depressive symptoms in RSU Mitra Medika Amplas and RS TK II
Putri Hijau Medan showed a p value of 0.0001 (p <0.05). Conclusion : There is a
significant relationship between the value of left ventricular ejection fraction in heart
failure patients with the level of depressive symptoms in RSU Mitra Medika Amplas and
RS TK II Putri Hijau Medan.

Keywords : Ejection Fraction, Heart Failure, Depression

Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara


60

PENDAHULUAN nomor satu adalah penyakit gagal


Gagal jantung yang dikenal jantung kongestif. Dari tahun ke tahun
dengan istilah “heart failure atau terjadi peningkatan prevalensi penyakit
cardiac failure” adalah penyakit dimana jantung di Indonesia.5 Berdasarkan
jumlah darah yang dipompa oleh jantung wawancara terdiagnosis dokter di
seseorang setiap menitnya tidak mampu Indonesia, prevalensi gagal jantung
memenuhi kebutuhan normal pada didapatkan sebesar 0,13% dan 0,3%
metabolisme tubuh manusia.1 Selain itu, untuk yang terdiagnosis dokter atau
gagal jantung juga diartikan sebagai gejalanya.6
suatu kondisi kronis atau akut yang
disebabkan oleh tidak berfungsinya Gangguan depresi sering
dengan baik ventrikel kiri atau ventrikel dijumpai pada penderika gangguan
kanan atau bahkan keduanya, yang kardiovaskular seperti pada kondisi
membuat jantung mengalami kegagalan Chronic Heart Failure (CHF). Hal
dalam melaksanakan fungsi utamanya tersebut tentu dapat menyebabkan
untuk memompa darah dan mencukupi terjadinya peningkatan risiko buruk dan
kebutuhan jaringan serta organ tubuh status kesehatan yang makin menurun,
dari oksigen dan nutrisi yang terdapat serta saat ini menjadi masalah umum
didalam darah tersebut.2 Ejection yang mempengaruhi kesehatan.
Fraction (EF) yang mengalami Diperkirakan sekitar 21,5% gejala
penurunan ataupun stabil pada penderita depresi juga terdapat pada pasien dengan
gagal jantung di masyarakat memiliki CHF dan makin meningkat seiring
tingkat kematian yang tinggi. Namun, dengan terjadinya peningkatan
terdapat risiko yang berbeda antara EF keparahan dari CHF.7 Jika dilihat di
yang menurun dan EF yang stabil, Amerika Serikat, depresi hampir
dimana pasien dengan EF yang stabil mengenai tujuh belas juta penduduk
cenderung memiliki risiko kematian pada tiap tahunnya, dimana depresi
lebih rendah dibanding dengan pasien sering berkomorbiditas dengan penyakit
gagal jantung dengan EF yang kardiovaskular seperti coronary artery
mengalami penurunan.1 disease (CAD) dengan persentase
sekitar 20-40% penderita CAD juga
Jika dilihat dari prevalensi mengalami depresi. Kemudian, dari
terjadinya gagal jantung meningkat salah satu penelitian rumah sakit di
cukup signifikan sejalannya dengan Indonesia yaitu rumah sakit jantung
pertambahan usia dengan persentase 6- harapan kita menunjukan sekitar 57,4%
10% pada usia diatas 65 tahun. Gagal penderita pasca-infark miokard akut
jantung sekarang menjadi masalah (IMA) juga menderita depresi dan
kesehatan yang jumlah penderitanya terlihat bahwa adanya hubungan yang
lebih dari 20 juta jiwa dan terus positif antara derajat keparahan IMA
berkembang didunia.3 World Health dengan derajat berat depresi.8 Lalu pada
Organization (WHO) menyebutkan beberapa penelitian yang di publikasikan
bahwa kasus kematian terbanyak oleh Naoko Kato menunjukan bahwa
diseluruh dunia adalah penyakit terdapat risiko kematian yang tinggi
kardiovaskular. Pada tahun 2016 pada pasien gagal jantung dengan fraksi
menurut WHO terdapat 17,7 juta orang ejeksi yang menurun dan peningkatan
meninggal akibat penyakit gejala depresi.9 Sekitar lebih dari 300
kardiovaskular yang mewakili 31% juta jiwa telah terkena dampaknya.
kematian didunia.4 Depresi dapat menyebabkan
terganggunya kehidupan normal seperti
Jika dilihat di Indonesia, terganggunya dalam hal bekerja, sekolah
penyakit yang menjadi pembunuh dan juga dalam kehidupan keluarga,

Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara


61

sehingga gejala-gejala depresi dapat pasien gagal jantung dengan riwayat


menyebabkan kondisi kesehatan yang penyakit gagal ginjal end stage, pasien
serius dan terlihat dari adanya kasus gagal jantung dengan disabilitas yang
bunuh diri yang hampir 800.000 jiwa bermakna, pasien yang mengkonsumsi
meninggal pada setiap tahunnya.10 obat-obatan seperti anti depresan dan
anti ansietas.
Berdasarkan latar belakang Penelitian ini menggunakan
diatas, maka peneliti tertarik untuk penarikan sampel dengan metode
melakukan penelitian mengenai convenience sampling, yaitu golongan
hubungan nilai fraksi ejeksi ventrikel dari non probability sampling dimana
kiri pada pasien gagal jantung dengan sampel yang diambil mudah ditemui dan
tingkat gejala depresi yang diukur dijangkau oleh peneliti.11
dengan The Beck Depression Iventory II. Data yang dikumpulkan penelitian
ini adalah data primer. Data primer
METODE PENELITIAN adalah data yang diperoleh langsung
Adapun jenis penelitian yang melalui kuesioner oleh peneliti yang
digunakan dalam penelitian ini adalah dilakukan secara langsung terhadap
studi analitik dengan desain cross- sampel penelitian. Instrumen penelitian
sectional yang merupakan suatu bentuk terdiri dari lembar penjelasan, lembar
studi non-eksperimental. Jenis penilitian persetujuan, status pasien gagal jantung,
ini sesuai dengan tujuan penelitian yaitu dan kuesioner BDI-II.
untuk mengetahui hubungan antara nilai Pengolahan data penelitian ini
fraksi ejeksi ventrikel kiri pada pasien dengan editing, coding, entry, cleaning
gagal jantung dengan gejala depresi data, dan saving. Data yang diperoleh
yang diukur dengan menggunakan The dari hasil pengukuran dengan
Beck Depression Iventory II (BDI-II). menggunakan kuesioner BDI-II dan
Penelitian ini dilakukan pada nilai fraksi ejeksi akan diolah dengan
dua rumah sakit di kota Medan, yaitu menggunakan bantuan SPSS. Analisis
RSU Mitra Medika Amplas dan Rumah data pada penelitian ini disajikan dalam
Sakit TK II Putri Hijau. Proses dua bentuk, yaitu: Analisis univariat dan
penelitian ini dilakukan pada bulan analisis bivariat dengan menggunakan
Desember 2018 hingga Januari 2019. uji kruskal-wallis.
Populasi pada penelitian ini adalah
pasien yang telah terdiagnosis penyakit HASIL PENELITIAN
gagal jantung di poli jantung RSU Mitra Penelitian ini dilaksanakan pada
Medika Amplas dan Rumah Sakit TK II dua rumah sakit di kota Medan yaitu
Putri Hijau Medan yang memenuhi RSU Mitra Medika Amplas dan Rumah
kriteria penelitian berjumlah 40 orang. Sakit TK II Putri Hijau. Data yang
Sampel pada penelitian ini diambil adalah data dari kuesioner yang
adalah pasien yang telah terdiagnosis diberikan kepada pasien gagal jantung
penyakit gagal jantung di poli jantung yang datang rumah sakit untuk
RSU Mitra Medika Amplas dan Rumah memeriksakan kondisi kesehatanya.
Sakit TK II Putri Hijau Medan dengan Kuesioner BDI-II dan data status pasien
kriteria inklusi : pasien gagal jantung gagal jantung diberikan secara langsung
yang memiliki nilai fraksi ejeksi normal dan dijelaskan oleh peneliti.
atau menurun, pasien gagal jantung yang Pengambilan data penelitian dilakukan
berusia minimal 13 tahun, bersedia dengan memperhatikan kriteria inklusi
mengikuti penelitian. Sedangkan kriteria dan eksklusi. Pada penelitian ini
eksklusi : pasien yang telah terdiagnosis didapatkan sampel penelitian sebanyak
atau mempunyai riwayat gangguan 40 responden.
depresi atau gangguan psikiatri lain,

Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara


62

Analisis Univariat III 3 7,5


Lama Teriagnosis
Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi 0-6 Bulan 6 15,0
berdasarkan Karakteristik 7-12 Bulan 21 52,5
Responden (Usia, Jenis Kelamin, 13-24 Bulan 9 22,5
Riwayat Penyakit, Pekerjaan, 25-36 Bulan 4 10,0
Pendidikan, Penghasilan, Status Karakteristik responden pada
Pernikahan, Klasifikasi NYHA (New penelitian ini terdiri dari usia, jenis
York Heart Association), dan Lama kelamin, riwayat penyakit, pekerjaan,
Terdiagnosis) pendidikan, penghasilan, status
Variabel F (%) pernikahan, klasifikasi NYHA, dan lama
terdiagnosis yang dijelaskan pada tabel
Usia 4.1. yang menunjukan hasil bahwa usia
< 45 7 17,5
responden sebagian besar berumur >60
46-60 14 35,0
tahun tahun yaitu sebanyak 19
> 60 19 47,5
responden (47,5%), kebanyakan berjenis
Jenis Kelamin kelamin perempuan yaitu sebanyak 23
Laki-laki 17 42,5
responden (57,5%). Dari hasil riwayat
Perempuan 23 57,5
penyakit yang paling banyak dialami
Riwayat Penyakit responden adalah riwayat penyakit PJK
Tidak ada / Tidak Tahu 3 7,5
dengan jumlah 11 responden (27,5%)
DM 3 7,5
dengan pekerjaan yang paling banyak
PJK 11 27,5
adalah sebagai ibu rumah tangga
HHD 9 22,5
sebanyak 18 responden (45,0%).
DM, PJK 2 5,0
Tingkat pendidikan responden sebagian
DM, HHD 2 5,0
besar adalah SMA yaitu sebanyak 24
PJK, HHD 5 12,5
responden (60,0%), penghasilan
DM, PJK, HHD 5 12,5
responden paling banyak sebesar 1-3
Pekerjaan juta perbulan dengan jumlah 17
Tidak Bekerja 6 15,0
responden (42,5%), lalu sebagian besar
Ibu Rumah Tangga 18 45,0
responden memiliki status menikah
PNS 5 12,5
sebanyak 30 rang (75,0%), klasifikasi
Wiraswasta 8 20,0
NYHA yang banyak dijumpai pada
Swasta 1 2,5
responden adalah dengan kelas NYHA I
Pensiunan PNS 2 5,0
dengan jumlah 19 responden (47,5%),
Pendidikan dan terllihat bahwa paling banyak
SD 5 12,5
responden dengan lama terdiagnosis 7-
SMP 5 12,5
12 bulan sebanyak 21 responden
SMA 24 60,0
(52,5%).
S1 5 12,5
Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi
S2 1 2,5
berdasarkan Nilai Fraksi Ejeksi dan
Penghasilan
Tingkat Gejala Depresi pada Pasien
< 1 Juta 16 40,0
Gagal Jantung
1-3 Juta 17 42,5
> 3 Juta 7 17,5 Variabel F (%)
Status Pernikahan Fraksi Ejeksi
Menikah 30 75,0 Preserve 25 62,5
Janda/Duda 10 25,0 Midrange 11 27,5
Klasifikasi NYHA Reduced 4 10,0
I 19 47,5
II 18 45,5

Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara


63

Tingkat Gejala reduced. Pada responden dengan nilai


Depresi fraksi ejeksi preserve (50-70%)
Minimal 11 27,5 ditemukan responden dengan tingkat
Ringan 19 47,5 gejala depresi terbanyak adalah ringan
Sedang 7 17,5 berjumlah 14 responden (35,0%), lalu
Berat 3 7,5 disusul oleh tingkat gejala depresi
Berdasarkan tabel 4.2. terdapat minimal dengan jumlah 10 responden
nilai fraksi ejeksi pada pasien gagal (25,0%) dan sebanyak 1 responden
jantung terbanyak adalah dengan nilai (2,5%) dengan tingkat depresi berat,
preserve (50-70%) sebanyak 25 sementara itu tidak ditemukan
responden (62,5%) dan tingkat gejala responden dengan tingkat depresi
depresi pada responden paling banyak sedang. Sedangkan pada responden
adalah tingkat gejala depresi ringan dengan nilai fraksi ejeksi midrange (41-
dengan jumlah 19 responden (47,5%). 49%), dijumpai responden dengan
tingkat gejala depresi ringan dan sedang
Analisis Bivariat paling banyak yang masing-masing
Dalam analisis bivariat ini berjumlah 5 responden (12,5%), lalu
peneliti menggunakan uji statistik diikuti oleh responden dengan gejala
dengan kruskal-wallis untuk mengetahui depresi minimal sebanyak 1 responden
ada tidaknya hubungan nilai fraksi ejeksi (2,5%), dan tidak terdapat responden
ventrikel kiri pada pasien gagal jantung dengan tingkat gejala depresi berat. Pada
dengan tingkat gejala depresi di RSU responden dengan fraksi ejeksi yang
Mitra Medika Amplas dan Rumah Sakit reduced (<40%) didapati hasil sebanyak
TK II Putri Hijau Medan. Tingkat 2 responden (5%) dengan tingkat gejala
kemaknaan yang digunakan adalah α= depresi yang sedang dan berat, dan tidak
0,05. Variabel akan dikatakan ada dijumpai responden dengan tingkat
berhubungan secara signifikan apabila gejala depresi minimal dan ringan.
nilai p<0,05. Hasil penelitian bivariat
dapat dijelaskan pada tabel 4.3. PEMBAHASAN

Tabel 4.3. Hubungan Niai Fraksi Pada penelitian ini didapatkan


Ejeksi Ventrikel Kiri pada Pasien responden yang paling banyak
Gagal jantung dengan Tingkat ditemukan adalah berusia > 60 tahun
Depresi yang Diukur dengan The dengan jumlah 19 responden (47,5%).
Beck Depression Inventory-II (BDI-II) Penelitian ini juga sejalan dengan
di RSU Mitra Medika Amplas dan penelitian Christin Tatukude, dimana
Rumah Sakit TK II Putri Hijau menjukan bahwa usia > 60 tahun paling
Medan banyak menderita gagal jantung kronik
dengan persentase 44,7%.12 Pada usia
tua terdapat penurunan fungsi jantung
yang juga disertai dengan perubahan
pada sistem kardiovaskular seperti
adalah penebalan dinding jantung,
penyempitan arteri oleh adanya plak,
serta pengecilan pada bilik jantung.13
Bertambahnya usia dapat meningkatkan
risiko terkena serangan jantung.
Dari tabel 4.3. diatas Perbedaan usia juga terlihat dari jenis
menunjukan hasil perbandingan pada kelamin yang dipengaruhi oleh faktor
tingkat gejala depresi dengan nilai farksi hormonal. Sebagian besar responden
ejeksi yang preserve, midrange, dan merupakan usia lanjut, yang

Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara


64

menyebabkan tingkat kepasrahan diri dapat meringankan gejala gagal jantung,


terhadap kondisi kesehatan dibanding sedangkan kondisi pasien gagal jantung
responden yang berusia muda lebih baik. dapat diperburuk dengan aktifitas yang
Sehingga semakin tua usia seseorang berlebihan.14 Penelitian ini menunjukan
maka semakin rendah tingkat bahwa penderita gagal jantung memiliki
depresinya.14 Selain itu, tingginya tingkat pendidikan paling banyak adalah
depresi yang sering terjadi pada orang SMA yang berjumlah 26 responden
muda bisa disebabkan oleh adanya (65,0%). Penelitian yang dilakukan oleh
perbedaan anatra persepsi status Kaawon juga didapati bahwa pada
fungsional dan harapan pasien yang pasien gagal jantung 53,2% dengan
besar. Dimana berdasarkan penelitian tingkat pendidikan SMA. Tingkat
yang dilakukan oleh Merchilia W. pendidikan akan mempengaruhi
Savitri menyatakan bahwa penyakit kepatuahan terhadap pengobatan yang
gagal jantung pada usia yang lebih muda dijalani seseorang.2 Tingkat pendidikan
lebih mengganggu kualitas hidup erat kaitannya dengan pengetahuan dan
mereka dari skor emosionalnya15 tidak menjadikan sebagai salah satu
Karakteristik responden menunjukan penyebab terjadinya penyakit jantung,
bahwa perempuan merupakan responden namun lebih mengarah pada pola hidup
terbanyak yang dijumpai pada penderita seseorang. Tingkat pendidikan dan
gagal jantung sebanyak 22 responden pengetahuan yang semakin tinggi
(55%), dimana terdapat sedikit berhubungan dengan peningkatan
perbedaan dengan laki-laki dengan perilaku hidup sehat. Kemampuan
jumlah 18 responden (45,%). Pada kognitif seseorang akan membentuk
penelitian Wanudya S.P menunjukan kemampuan untuk mamahami faktor-
bahwa penderita gagal jantung pada faktor yang berhubungan dengan
perempuan memiliki risiko lebih kecil penyakit untuk menjaga kesehatan
dikarena oleh hormon esterogen yang tubuhnya sendiri.16 Selain itu pendidikan
melindungi pembuluh darahnya. Namun, juga mempengaruhi tingkat kepatuhan
saat kadar hormon esterogen jauh karena adanya pengalaman yang
berkurang seperti halnya setelah berperan dalam pengembangan
menopause, risiko perempuan untuk kemampuandan kualitas seseorang, serta
terkena penyakit jantungpun akan kemampuan untuk memanfaatkan
mudah terjadi.14 Berdasarkan riwayat pengtahuannya juga akan semakin
penyakit PJK yang paling banyak besar.5 Karakteristik berdasarkan
ditemui pada respoden sebanyak 11 penghasilan perbulan pada responden
orang (27,5%). Penelitian ini sejalan terlihat bahwa sebagian besar
dengan Christin Tatukude dimana PJK berpenghasilan 1-3 juta sebanya 17
menjadi riwayat penyakit paling banyak orang (42,5%). Penghasilan tidak hanya
yaitu 19 responden (50%).12 Tingkat dihubungkan dengan kemampuan dalam
keparahan dan banyaknya riwayat mencukupi kebutuhan hidup namun juga
penyakit seseorang akan mempengaruhi termasuk didalamnya kebutuhan
kualitas hidup penderita tersebut. pelayanan kesehatan responden.
Berdasarkan pekerjaan pada penelitian Semakin rendah pendapatan seseorang
ini paling banyak dijumpai adalah ibu maka kemampuan untuk mencukupi
rumah tangga sebanyak 18 orang kebutuhanpun akan berkurang yang
(45,0%). Pekerjaan biasanya akan mempengaruhi tingkat gejala
berhubungan dengan aktivitas fisik depresi.14 Dari status responden paling
seseorang. Aktivitas fisik pada pasien banyak dijumpai adalah menikah
CHF harus disesuaikan dengan tingkat berjumlah 30 responden (75,0%). Status
gejalanya. Aktivitas fisik yang cukup pernikahan seseorang ikut serta

Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara


65

mempengaruhi tingkat gejala depresi. hidup serta peningkatan mortalitas pada


Orang yang tidak mempunyai hubungan pasien gagal jantung. Gejala depresi erat
interpersonal yang erat atau bercerai kaitanya dengan gejala gagal jantung,
seringkali terjadi peningkatan kejadian dimana dengan adanya keterbatas fisik
depresi.17 Karakteristik berdasarkan sehari-hari pada pasien gagal jantung
klasifikasi NYHA pada responden akan meningkatkan terjadinya depresi
terlihat bahwa sebagian besar responden dan menyebabkan pertambahan berat
dengan NYHA I sebanyak 19 orang gejala pada gagal jantung.12 Penelitian
(47,5%). Semakin meningkat klasifikasi lain juga dari Merchilia W. Savitri juga
NYHA maka tingkat keparahan penyakit menyebutkan bahwa tingkat keparahan
akan semakin tinggi yang ditandai disfungsi diastolik yang lebih besar
dengan adanya keterbatasan dalam umumnya memiliki skor emosi yang
melakukan aktifitas. Peningkatan tidak selalu tinggi karena pasien merasa
klasifikasi NYHA dapat menyebabkan pasrah terhadap penyakitnya sehingga
terjadinya peningkatan tingkat angka depresinya cenderung rendah.
kecemasan yang akan memicu Berbeda dengan fungsi diastolik yang
terjadinya depresi dan berpengaruh masih baik pada pasien yang memiliki
terhadap kualitas hidup pasien. Lamanya skor emosi yang tinggi karena
sakit seseorang pasien dapat kecemasan dan depresi terhadap
mempengaruhi pengetahuannya dalam kesembuhan atas penyakitnya.15
pengobatan penyakut yang dideritanya.
Semakin lama seseorang menderita Fraksi ejeksi ventrikel kiri dapat
suatu penyakit, maka umumnya mewakili fraksi volumetrik darah yang
kepatuhan dalam menjalani pengobatan dipompa keluar dari ventrikel kiri
akan semakin menurun.14 jantung pada setiap denyut jantung atatu
siklus jantung Fraksi ejeksi mewakili isi
Pada penelitian ini, korelasi sekuncup sebagai persentase dari
antara fraksi ejeksi pada gagal jantung volume akhir diastolik ventrikel kiri.18
dengan gejala depresi dengan uji Pada pasien gagal jantung dengan Heart
statistik kruskal-wallis didapatkan hasil Failure with preserved Ejection
p = 0,0001 (p<0,05). Variabel akan Fraction (HFpEF) umumnya berkaitan
dikatakan berhubungan secara signifikan dengan komorbiditas dan kemampuan
apabila nilai p < 0,05. Hal ini bermakna adaptasi yang lebih lemah terhadap
bahwa terdapat hubungan secara penyakit gagal jantung kronik dari pada
signifikan antara nilai fraksi ejeksi pada Heart Failure with reduced Ejection
pasien gagal jantung dengan tingkat Fraction (HfrEF). Pasien HFpEF
gejala depresi di RSU Mitra Medika memilki permasalahan pada pengobatan
Amplas dan Rumah Sakit TK II Putri dan sistem medis yang lebih sering serta
Hijau Medan. Pada penelitian ini terlihat kesulitan untuk beradaptasi dengan
bahwa semua responden dengan fraksi penyakitnya namun mempunyai status
ejeksi yang reduced (<40%) yang kesehatan umum yang lebih baik.
berjumlah 4 responden memiliki tingkat Sedangkan pada pasien HFrEF memiliki
gejala depresi sedang dan berat yang tingkat kematian yang lebih tinggi pada
masing-masing berjumlah 2 responden masa tindak lanjut pengobatannya
(5,0%). Hal ini sejalan dengan penelitian dibanding pasien HFpEF yang memiliki
yang dilakukan oleh Christin Tatukude kualitas hidup yang terkompensasi.15
dilihat dari pasien gagal jantung yang
memiliki fraksi ejeksi rendah (<40%) Dari hasil penelitian yang
memiliki tingkat depresi yang lebih dilakukan oleh peneliti, terlihat bahwa
tinggi (42%). Dimana dengan adanya tingkat gejala depresi yang paling
depresi akan memperburuk kualitas banyak adalah ringan sebanyak 19

Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara


66

responden (47,5%). Hal ini sejalan untuk peneliti selanjutnya agar


dengan penelitian Wanudya SP dari menambahkan jumlah sampel penelitian
hasil penelitianny terdapat tingkat dan faktor-faktor lain yang berhubungan
depresi ringan sebanyak 38 responden dengan tingkat gejala depresi pada
(54%) pada pasien gagal jantung. Selain pasien gagal jantung.
dari faktor karakteristik responden,
tingkat depresi seseorang juga dapat REFERENSI
dipengaruhi oleh mekanisme koping. 1. Dewi IP. Kualitas tidur pasien
Dimana mekanisme koping merupakan gagal jantung dan penanganannya.
cara penyelesaian masalah oleh individu. Jurnal Keperawatan Komprehensif.
Mekanisme koping dapat terbagi dua, 2017;3(1):18-24.
yaitu adaptif dan maladaptif. Mekanisme
koping adaptif dapat mendukung fungsi 2. Kaawoan AYA. Hubungan Self
integrasi yang mampu mengurangi Care dan Depresi dengan Kualitas
risiko kejadian depresi. Sebaliknya Hidup Pasien Heart Failure di
mekanisme koping maladaptif adalah RSUP DR RD Kandou Manado
hal yang menghambat fungsi integrasi.19 [tesis]. Depok: Universitas
Berdasarkan penelitian dari A.D Farcas Indonesia; 20
dan L.E Nastasa didapatkan bahwa pada 3. Mahanani AR. Gambaran Kualitas
pasien yang menderita gagal jantung Hidup pada Pasien Gagal Jantung
umumnya memiliki mekanisme koping Kongestif di Kota Surakarta.
paling besar adalah Acceptance (69,3%) Universitas Muhammadiyah
selain itu ada juga religion (64%) lalu Surakarta; 2017.
positive thinking sebesar 58,6%.20
4. World Health Organization.
KESIMPULAN Cardiovascular disease. 2017.
Berdasarkan hasil penelitian Available from :
yang dilakukan peneliti pada pasien http://www.who.int/cardiovascular_
gagal jantung di RSU Mitra Medika diseases/en/
Amplas dan RS TK II Putri Hijau
Medan terdapat hubungan yang 5. Ufara A, Purnamasari E, Usniah.
bermakna antara penurunan nilai fraksi Hubungan kepatuhan minum obat
ejeksi ventrikel kiri dengan peningkatan dengan kejadian rawat inap ulang
gejala depresi. pada pasien gagal jantung kongestif
SARAN di RSU kabupaten tangerang.
Untuk tenaga kesehatan JKFT. 2016;9(2):77-88.
diharapkan agar juga melakukan
pencegahan serta mengatasi masalah 6. Badan Penelitian dan
psikososial seperti depresi pada pasien Pengembangan Kesehatan. Riset
dengan penyakit jantung dalam hal Kesehatan Dasar (RISKESDAS)
dukungan dan motivasi dengan pasien 2013. Bakti Husada; 2013.
gagal jantung sehingga bisa 7. Shimizu Y, Suzuki M, Okumura H.
mempengaruhi kualitas hidup pasien Risk factors for onset of depression
menjadi lebih baik, kemudian kepada after heart failure hospitalization.
pasien sebaiknya meningkatkan Journal of Cardiology.
kepatuhan terhadap pengobatan 2014;64(1):37-42.
sehingga juga bisa meningkatkan
kualitas hidupnya dengan menurunkan 8. Tengguna L, Andri. Depresi dan
stres akibat penyakit dan berefek pada penyakit jantung. CDK.
penurunan tingkat gejala depresi, lalu 2015;42(2):118-122.

Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara


67

9. Kato N, Kinugawa K, Shiga T. ed. Jakarta: FK-UI; 2013.


Depressive symptoms are common
and associated with adverse clinical 18. Dutta H, Ghosh S, Dutta DJ. Left
outcomes in heart failure with ventricular ejection fraction as a
reduced and preserved ejection severity indicator of post
fraction. Journal of Cardiology. myocardial infarction depression.
2012;60:23-30. Delhi Psychiatry J. 2015;18(1):25-
31.
10. World Health Organization.
Depression. 2017. Available from : 19. Krisdianto MA, Mulyanti.
http://www.who.int/news- Mekanisme koping yang
room/fact-sheets/detail/depression berhubungan dengan tingkat
depresi pada mahasiswa tingkat
11. Amirullah. Populasi Dan Sampel. akhir. Journal Ners and Midwifery
Bayumedia Publishing Malang; Indonesia. 2015;3(2).
2015.
20. Farcas AD, LE Nastasa. Coping in
12. Tatukude C, Rampengan SH, Panda patients with heart failure. Bulletin
AL. Hubungan tingkat depresi dan of the Transilvania University of
kualitas hidup pada pasien gagal Brasov. 2011;4(2).
jantung kronik. Jurnal e-Clinic
(eCl). 2016;4(1).

13. Fachrunnisa, Nurchayati S,


Arneliwati. Faktor-faktor yang
berhubungan dengan kualitas tidur
pada pasien congestive heart
failure. JOM. 2015;2(2):1094.

14. Praptiwi WS (Universitas MS.


Gambaran Tingkat Depresi pada
Penderita Congestive Heart Failure
(CHF) di Poliklinik Jantung Rumah
Sakit Umum Pusat Dokter Soeradji
Tirtonegoro Klaten. Universitas
Muhammadiyah Surakarta; 2017.

15. Savitri MW, Sofia SN, Setiawati E.


Hubungan antara fungsi diastolik
dengan kualitas hidup pada pasien
gagal jantung kronik dengan fraksi
ejeksi normal. Jurnal Kedokteran
Diponegoro. 2016;5(4):1214-1223.

16. Wahyuni A, Fitrianola R.


Pemberdayaan dan efikasi diri
pasien penyakit jantung koroner
melalui edukasi kesehatan
terstruktur. Jurnal IPTEKS
Terapan. 2014;9(2).

17. Utama H. Buku Ajar Psikiatri. 2nd

Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

Das könnte Ihnen auch gefallen