Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
di Indonesia
Roadmap Keuangan Berkelanjutan
Roadmap for Sustainable Finance in Indonesia
di Indonesia
Roadmap For Sustainable Finance In 2015-2019
Indonesia
Green
Indeks Green
Obligasi 2015-2019
Index
Hijau Bond
Hijau
Produk Green
Eco label Transportasi
Ramah transport-
Goods Hijau
Lingkungan ation
Renewable
Energi Energy
Konservasi
Energy
Terbarukan Efficiency
Energi
Pariwisata
Eco Organic
Pertanian
Ramah
Tourism Agriculture
Lingkungan Organik
2015-2019
Desember/December 2014
Daftar Isi
Table of Contents
BAB 2. TUJUAN DAN PRINSIP KEUANGAN BERKELANJUTAN DI INDONESIA / Chapter 2. Goal and
Principle of Sustainable Finance in Indonesia..................................................................................................... 16
A. Definisi Keuangan Berkelanjutan di Indonesia / Definition of Sustainable Finance in
Indonesia................................................................................................................................................................ 16
B. Tujuan dan Prinsip Keuangan Berkelanjutan / Goal and Principle of Sustainable Finance........ 16
BAB 3. RENCANA DAN IMPLEMENTASI PENGUATAN KEUANGAN BERKELANJUTAN / .Chapter 3. Plan and
Implementation to Strengthen Sustainable Finance........................................................................................ 19
A. Peningkatan Supply Pendanaan Keuangan Berkelanjutan / Increase Supply
of Sustainable Financing.................................................................................................................................... 22
B. Peningkatan Demand Bagi Produk Keuangan Berkelanjutan / Increase in Demand
Sustainable Finance Products .......................................................................................................................... 23
C. Pengawasan Implementasi Keuangan Berkelanjutan serta Koordinasi dengan
Instansi Terkait / Oversight of Sustainable Finance Implementation and Coordination with
the Relevant Ministries/Agencies.................................................................................................................... 24
P S
embangunan berkelanjutan sebagai ustainable development as a new paradigm
paradigma baru dalam mengejar in generating economic growth has gained
pertumbuhan ekonomi, telah menarik the attention and commitment of many
perhatian dan komitmen banyak lembaga dan institutions and countries. This issue is so important,
negara. Begitu pentingnya issue ini sehingga that the United Nations in cooperation with various
Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) bekerjasama governments, civil society and other economic
dengan perbagai pemerintah, civil society players have developed a sustainable development
dan pelaku ekonomi lainnya telah menyusun framework that is expected to bring economic and
kerangka kerja pembangunan berkelanjutan environmental sustainability interests together,
yang diharapkan mampu mempertemukan provide economic transformation process, and
kepentingan ekonomi dan keberlanjutan/ expand access for the poor to get out of poverty,
kelestarian alam, menyediakan proses and enforce justice. This also takes into account that
transformasi ekonomi, serta memperluas akses the social and environmental issues which have
masyarakat untuk keluar dari kemiskinan, dan not been included in the economic calculations
penegakan keadilan. Hal ini dengan pertimbangan have become important elements that need to be
bahwa permasalahan sosial dan lingkungan considered. The balance between the importance
hidup yang selama ini belum dimasukkan dalam to make profits does not legitimize a lower attention
perhitungan ekonomi menjadi unsur penting and commitment to protecting the environment
yang perlu untuk diperhatikan. Keseimbangan and a better social life.
antara kepentingan untuk memperoleh profit
tidak berarti dapat memberikan legitimasi untuk
menurunkan perhatian dan komitmen menjaga
lingkungan dan kehidupan sosial yang lebih baik.
Inisiatif global dari beberapa lembaga keuangan A number of global initiatives from several
di dunia telah dibentuk untuk mendukung financial institutions worldwide were established
pembangunan berkelanjutan. Beberapa inisatif to support sustainable development, such as the
global dimaksud diantaranya seperti Kesepakatan RIO+ Agreement which includes the commitment
RIO+ yang memuat komitmen negara-negara of developed countries to reduce greenhouse
maju untuk mengurangi emisi gas rumah gas emissions globally and to help developing
kaca secara global dan membantu negara- countries to also undertake economic development
negara berkembang juga melakukan program programs that are environmentally friendly, The
pembangunan ekonomi yang ramah lingkungan, Equator Principles (EP) which are observed by 70
The Equator Principles (EP) yang diikuti 70 institusi financial institutions committed to not provide
keuangan yang berkomitmen untuk tidak akan loans to projects worth USD 10 million or more if
memberikan pinjaman atas proyek bernilai USD the prospective debtor does not comply with the
10 juta atau lebih jika calon debiturnya tidak prevailing social and environmental regulations and
mematuhi aturan-aturan sosial dan lingkungan follow procedures established by the EP. The United
hidup yang berlaku dan untuk mengikuti Nations Environment Programme - Finance Initiative
prosedur yang ditetapkan oleh EP. United Nations (UNEP-FI) which was established since 1972 to 2013
Environment Programme – Finance Initiative has members of more than 200 financial institutions,
(UNEP-FI) yang didirikan sejak tahun 1972 sampai including two (2) Indonesian banks, BNI and Bank
dengan 2013 telah memiliki anggota lebih dari Jabar Banten. The Global Reporting Initiative (GRI)
200 lembaga keuangan termasuk 2 (dua) bank is another international initiative.The GRI guidelines
dari Indonesia yaitu BNI dan Bank Jabar Banten. were adopted from the UN Environment Programme
Inisiatif dari internasional lainnya adalah Global (funded by the UN Development Fund), and serves
Indonesia sebagai salah satu negara G20, Indonesia as one of the G20 countries, has
juga telah menunjukkan komitmennya untuk also demonstrated its commitment to reduce
menurunkan emisi gas rumah kaca di tahun greenhouse gas emissions by 2020 at the Pittsburgh
2020 pada Pittsburgh Summit di tahun 2009. Summit in 2009. Indonesia’s commitment to reduce
Komitmen Indonesia untuk menurunkan 26% greenhouse gas emission (GHG) by 26% at its own
emisi gas rumah kaca dengan upaya sendiri expense or up to a 41% reduction with international
dan 41% dengan bantuan Internasional telah supporthas been translated into a National Action
diterjemahkan kedalam Rencana Aksi Nasional Plan for the Reduction of Greenhouse Gas Emission
Gerakan Rumah Kaca (RAN GRK). Pada rencana (RAN GRK). The plan states that the 26% reduction of
tersebut disampaikan bahwa penurunan emisi greenhouse gas emissions will come from forestry
gas rumah kaca sebesar 26% akan diperoleh dari and peatland 50%, energy and transportation 3.8%,
kehutanan dan lahan gambut sebesar 50%, energi agriculture 18%, industry 1.8% and waste 5.9%.
dan transportasi sebesar 3,8%, pertanian sebesar Furthermore, the government has also incorporated
18%, industri 1,8% dan limbah sebesar 5,9%. the sustainable development framework in the
Disamping itu, pemerintah juga telah memasukkan Medium and Long Term Development Plan that
framework pembangunan berkelanjutan dalam comprises four aspects of sustainable development,
Rencana Pembangunan Jangka Menengah namely the social, economic, environmental and
dan Panjang yang menyebutkan empat aspek institutional aspects.
dalam pembangunan berkelanjutan yaitu sosial,
ekonomi, lingkungan dan kelembagaan.
Sebagai salah satu otoritas pada Negara Kesatuan As an integral part of the Republic of Indonesia, OJK
Republik Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) certainly plays a role in achieving this commitment
tentunya memiliki peran untuk mensukseskan through its sustainable finance program. The
komitmen tersebut melalui program keuangan program is carried out through the cooperation
berkelanjutan (sustainable finance). Program of various parties to create financial support
ini dilakukan melalui kerjasama berbagai pihak to industries that practice sustainable finance
sehingga tercipta dukungan pembiayaan kepada principles. The sustainable finance program not
lembaga yang menerapkan prinsip keuangan only seeks to increase financing but also to increase
berkelanjutan. Program keuangan berkelanjutan the durability and competitiveness of financial
tidak hanya berupaya untuk meningkatkan porsi services institutions. The development orientation
pembiayaan namun juga untuk meningkatkan to increase durability and competitiveness is
daya tahan dan daya saing lembaga jasa based on the premise that sustainable finance is
keuangan. Arah pengembangan untuk a challenge and a new opportunity that FSI can
peningkatan daya tahan dan daya saing didasari benefit from to grow and develop more stably.
atas pemikiran bahwasanya sustainable finance Furthermore, to achieve this through systematic
merupakan sebuah tantangan dan peluang baru stages, OJK in cooperation with relevant institutions
dimana Lembaga Jasa Keuangan (LJK) dapat have developed a Sustainable Finance Roadmap.
memanfaatkan untuk tumbuh dan berkembang This roadmap sets forth the end goal of sustainable
dengan lebih stabil. Selanjutnya untuk mencapai financein Indonesia to be achieved in the medium
Seiring dengan tingginya kebutuhan energi untuk Due to the high energy requirements to support
mendukung pembangunan, kegiatan sustainable development, sustainable finance activities at
finance di awal tahun akan memprioritaskan pada the beginning of the year will give priority to the
upaya pengembangan energi baru terbarukan development of new renewable energy and energy
maupun konservasi energi. Posisi Indonesia yang conservation. Indonesia, which currently needs
saat ini tengah membutuhkan pertumbuhan a fairly high economic growth to take advantage
ekonomi cukup tinggi untuk pemanfaatan of the demographic bonus and to get out of the
demografi bonus dan untuk keluar dari middle middle income trap, requires a fairly high energy
income trap, membutuhkan pasokan energi supply. Support to the energy sector will be
yang cukup tinggi. Dukungan kepada sektor accompanied by support for the development of
energi akan dibarengi dengan dukungan untuk the priority economic sectors, namely sectors that
pengembangan sektor-sektor ekonomi prioritas have a high multiplier effect such as agriculture in
yaitu sektor-sektor yang memiliki multiplier effect the broadest sense, manufacturing, infrastructure,
tinggi seperti pertanian dalam arti luas, industri SMEs and energy.
pengolahan, infrastruktur, UMKM serta energi.
Dalam jangka panjang, penyaluran kepada industri In the long term, the distribution of sustainable
sektor strategis dengan konsep pembiayaan financing to strategic sector industries is expected
berkelanjutan diharapkan akan mendorong to encourage sustainable economic growth, which
tumbuhnya ekonomi secara berkelanjutan yang in turn will provide a larger market for financial
pada akhirnya akan memberikan pasar yang services institutions. The creation of a larger market
lebih besar bagi industri jasa keuangan. Pasar along with its generated economic growth will have
yang lebih besar akan tercipta seiring dengan a positive impact on the sustainability of Financial
pertumbuhan ekonomi yang dihasilkan yang Services Institutions in particular, and is also expected
kemudian akan memberikan dampak positif to reduce Indonesia’s balance of payments deficit.
terhadap keberlangsungan Sektor Jasa Keuangan
pada khususnya dan diharapkan juga dapat
mengurangi defisit neraca pembayaran Indonesia.
OJK selaku otoritas pengawas LJK, mengucapkan OJK as the supervisory authority of Financial
terima kasih dan apresiasi kepada International Services Industry, would like to thank the
Finance Corporation (IFC)-World Bank dan Swiss International Finance Corporation (IFC)-World Bank
State Secretariat for Economic Affairs (SECO) yang and Swiss State Secretariat for Economic Affairs
telah bekerjasama memberikan masukan kajian (SECO) who has collaborated in providing feedback
Akhir kata, semoga segala upaya kita dalam Finally, we hope the Allah Almighty will guide and
membangun bangsa ini dengan keuangan facilitate our efforts in building this nation through
berkelanjutan memperoleh petunjuk serta sustainable finance. Thank you.
kemudahan dari Allah SWT. Sekian dan terima
kasih.
Muliaman D Hadad
S A
esuai dengan amanat dari UU 32 Tahun 2009 s mandated by Law No. 32 of 2009 concerning
tentang Perlindungan dan Pengelolaan the Protection and Management of the
Lingkungan Hidup maka salah satu Environment, among the instruments that
instrumen dalam upaya pencegahan pencemaran can be utilized to mitigate environmental pollution
dan kerusakan lingkungan adalah instrumen and damage other than the command and control
ekonomi lingkungan hidup disamping instrumen and community empowerment instruments is
“command and control” (atur dan awasi) dan the green economic instrument. It is expected
instrumen pemberdayaan masyarakat. Melalui that this instrument will be able to help motivate
instrumen ini diharapkan adanya dorongan and generate support from various concerned
dan dukungan dari berbagai pihak untuk dapat parties with regards to the implementation of the
mengimplementasikan amanat tersebut. aforementioned mandate.
Melalui berbagai kebijakan serta program- The Ministry of Environmental Affairs and
program Kementerian LH dan Kehutanan yang Forestry aims to achieve a paradigm shift in the
telah dikembangkan maka diharapkan akan initiative to protect and manage our environment
terjadi perubahan paradigma dalam melindungi through the development of various policies and
dan mengelola lingkungan hidup kita. Upaya programs. The effort to protect and manage the
melindungi dan mengelola bukanlah untuk environment is not solely aimed to conserve the
tujuan perlindungan fungsi lingkungan semata function of the environment, but also to open up
tetapi juga mampu memberikan peluang bagi opportunities for the creation of new economic
penciptaan usaha kegiatan ekonomi baru, activities, development and enhancement of the
perluasan dan peningkatan kualitas tenaga kerja, quality of manpower, as well as the development of
serta pengembangan teknologi dan budaya environmentally friendly technology and culture.
ramah lingkungan.
Dalam hal penciptaan usaha kegiatan ekonomi The initiative to contribute towards the creation of
baru yang lebih ramah lingkungan maka kegiatan new environmentally friendly economic activities
ini haruslah diimbangi dengan pembentukan must be carried out simultaneously with the
aturan dan kebijakan pembiayaan keuangan yang initiative to develop financing regulations and
mempersyaratkan perlindungan dan pengelolaan policies that requires banks and non-bank financial
lingkungan hidup pada sistem lembaga keuangan institutions to uphold the environmental protection
bank dan lembaga keuangan non-bank. and management principles.
Dengan dicanangkannya “Roadmap Keuangan The Ministry of Environmental Affairs and Forestry
Berkelanjutan“ ini, Kementerian Lingkungan fully endorses and appreciates the publication of
Hidup dan Kehutanan sangat mendukung this “Roadmap for Sustainable Finance”, which we
dan mengapresiasi momen ini, karena dengan believe provides clear guidance that will be the key
“Roadmap” ini nantinya menampilkan arahan in the endeavor to internalize and mainstream the
yang jelas bagi upaya internalisasi lingkungan environmental protection principles among banks
hidup dan pengarus utamaan lingkungan hidup and non-bank financial institutions.
pada lembaga jasa keuangan bank dan non bank.
Sekali lagi Saya menyambut baik dengan adanya Once again, I applaud this ongoing cooperation
kerjasama antara Kementerian Lingkungan Hidup between the Ministry of Environmental Affairs
dan Kehutanan dengan Otoritas Jasa Keuangan and Forestry and Financial Service Authority (OJK),
yang telah terbangun ini, sehingga dapat which already demonstrated good synergy in
terjadi sinergi yang kuat dalam upaya bersama our joint effort towards of achieving sustainable
menciptakan pembangunan yang berkelanjutan development as our common goal in line with
sesuai dengan visi Nawacita dari pemerintahan Nawacita or the priority agenda under the current
Joko Widodo dan Jusuf Kalla. Saya selaku Menteri leadership of President Joko Widodo and Vice
Lingkungan Hidup dan Kehutanan sangat President Jusuf Kalla. I, the Minister of Environmental
bergembira dengan adanya Roadmap Keuangan Affairs and Forestry, fully support the development
Berkelanjutan 2015-2019 ini, semoga apa yang of this 2015-2019 Roadmap for Sustainable Finance.
telah dibuat dapat menjadi pedoman dan acuan I hope that the Roadmap will be able to serve as the
yang kuat bagi sektor jasa keuangan untuk main directive and reference for development in the
mendukung tercapainya sistem keuangan yang sustainable finance sector and contribute towards
berkelanjutan dan akhirnya dapat mendorong achieving sustainable development in Indonesia.
terciptanya pembangunan yang berkelanjutan
untuk kemakmuran rakyat Indonesia.
Siti Nurbaya
Rencana Pembangunan Jangka Panjang The Long Term Development Plan (RPJP) for
(RPJP) 2005-2025, mencantumkan delapan misi the period of 2005-2025 stated eight national
pembangunan nasional dengan misi keenam development missions. The sixth mission, “Realizing
adalah mewujudkan Indonesia asri dan lestari. a greener and sustainable Indonesia”, among others
Misi keenam ini mencakup antara lain: comprises of:
Draft Rencana Pembangunan Jangka The RPJM draft for the period of 2015-2019 includes
Menengah (RPJM) 2015-2019 mencantumkan environmental aspects as one of the sustainable
aspek lingkungan hidup sebagai salah development pillars and recommends taking in the
satu pilar pembangunan berkelanjutan environmental aspects as one of the main pillars
dan merekomendasikan lebih lanjut untuk together with economic and social aspects.
mengembangkan aspek lingkungan hidup
sebagai salah satu pilar utama setara dengan
aspek ekonomi dan sosial.
Dalam sasaran pokok dan arah kebijakan The main objectives of economic development
pembangunan ekonomi, disebutkan juga policy also mentioned food resilience and energy
pembangunan ketahanan pangan dan resilience as its priorities.
pembangunan ketahanan energi sebagai
prioritas pembangunan ekonomi.
Aspek Sosial / Social Aspects Aspek Ekonomi / Economic Aspects Aspek Lingkungan / Aspek Kelembagaan /
1. Pemerataan / Equal distribution 1. Struktur Ekonomi / Economic Structure Enviromental Aspects Institutional Aspects
2. Kesehatan / Health 2. Pola Konsumsi dan Produksi / 1. Atmosfir / Atmosphere 1. Kerangka Kelembagaan /
3. Pendidikan / Education Consumption and Production Pattern 2. Tanah / Land Institutional Framework
10
6. Kependudukan / Population 5. Infrastruktur/Konektivitas / Infrastucture/ 5. Keaneka-ragaman Hayati / Apparatus Capacity
Connectivity Biodiversity
MDG dan Post-2015 Development Lingkungan dan Keanekaragaman Tata Kelola dan Pemberantasan
Agenda / MDG and Post-2015 Ekonomi Hijau / Green Economy Hayati / Environment and Korupsi / Governance and
Development Agenda Biodiversity Corruption Eradication
Untuk mencapai target penurunan emisi GRK pada To achieve the GHG emission reduction target by
tahun 2020 tersebut, telah dikeluarkan Peraturan 2020, the Presidential Regulation of the Republic
Presiden Republik Indonesia Nomor 61 Tahun of Indonesia Number 61 of 2011 concerning the
2011 tentang Rencana Aksi Nasional Penurunan National Action Plan for the Reduction of Greenhouse
Emisi Gas Rumah Kaca. Dalam RAN GRK ini, Gas Emission was issued. The GHG Emission
pembiayaan kegiatan mitigasi dan adaptasi tidak Reduction Action Plan not only allocates funding for
saja dialokasikan dari sektor publik, tetapi juga mitigation and adaptation activities from the public
mengikutsertakan kontribusi pembiayaan dari sector, but also includes funding contribution from
sektor swasta. Laporan Indonesia’s First Mitigation the private sector. A breakdown of the said funding
Fiscal Framework3 menjabarkan biaya indikatif for mitigation and adaptation activities as set forth
kegiatan mitigasi dan adaptasi seperti dijabarkan in the Indonesia’s First Mitigation Fiscal Framework3
dalam Grafik 2 berikut ini: Report can be viewed in Table 2 below:
_______________ _______________
1 Lukita Dinarsyah Tuwo, Kementerian Perencanaan 1 Lukita Dinarsyah Tuwo, Ministry of National Development
Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Planning/National Development Planning Agency,
Nasional, Presentasi Rancangan Teknokratik RPJMN Presentation on the Technocratic Design of the RPJMN for the
2015-2019, acara Penjaringan Aspirasi Masyarakat sebagai period of 2015-2019, delivered in the event on Mapping of the
Masukan Rancangan Teknokratik RPJMN 2015-2019, Community’s Aspiration to Serve as Inputs to the Technocratic
Pontianak, 20 Februari2014. Design of the RPJMN 2015-2019, Pontianak, 20 February2014.
2 Irfa Amri, PhD, Badan Kebijakan Fiskal, Kemenkeu, 2 Irfa Amri, PhD, Fiscal Policy Agency, Ministry of Finance,
Pendanaan Perubahan Iklim Indonesia, Presentasi pada Climate Change Funding in Indonesia, Presentation in the
Diskusi Publik Kesiapan Indonesia Menghadapi Perundingan Public Discussion on Indonesia’s Preparedness in Approaching
Perubahan Iklim Doha, 19 Desember 2012. the Doha Climate Change Negotiation, 19 December 2012.
3 Diolah dari laporan Ministry of Finance (2012) 3 Data was derived from Ministry of Finance (2012)
Indonesia’s First Mitigation Fiscal Framework. Indonesia’s First Mitigation Fiscal Framework.
Rp. Triliun/tahun
IDR Trillion/year
100 91
90
81 Pemerintah / Government
80 Swasta / Private Sectors
70
58
60 52
50
40
30
20
11 12
10 1 1 3 4
0
Kehutanan / Energi & Transportasi / Pertanian / Industri / Industry Limbah / Waste
Forestry Energy&Transportation Agriculture
Total pendanaan kegiatan untuk mendukung Total funding to support the reduction of GHG
penurunan emisi GRK sebanyak 26% pada tahun emissions by 26% by 2020 is estimated to be at
2020, secara indikatif adalah sebesar Rp. 314 Rp. 314 trillion per year, or Rp. 1,570 trillion for 2015-
triliun per tahun atau sebesar Rp. 1.570 triliun 2019. Government funding is expected to cover as
selama 2015-2019. Sumber pendanaan aktivitas much 47% of the total funding needed and as much
RAN GRK ini diharapkan sebanyak 47% berasal as 53% comes from the private sector financing.
dari pemerintah dan sebanyak 53% berasal dari
pihak swasta.
Keterlibatan sektor swasta dalam mengelola risiko Private sector involvement in managing
lingkungan hidup dan sosial juga diatur dalam environmental and social risks is also governed
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang under Law Number 32 of 2009 concerning
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Environmental Protection and Management
Hidup yang antara lain mengatur kewajiban bagi which among others regulate the obligations of
industri untuk melindungi alam dan lingkungan industries to protect nature and the environment.
hidup. Kewajiban ini diatur dalam Pasal 68 yang This obligation is stated in Article 68, which requires
mewajibkan setiap orang yang melakukan usaha every person conducting business and/or activities
dan/atau kegiatan untuk: to:
• memberikan informasi yang terkait dengan • provide information relating to the environmental
perlindungan dan pengelolaan lingkungan protection and management in a correct,
hidup secara benar, akurat, terbuka, dan tepat accurate, transparent, and timely manner;
waktu;
• menjaga keberlanjutan fungsi lingkungan • sustain environmental functions; and
hidup; dan
• menaati ketentuan tentang baku mutu • comply with the provisions on environmental
lingkungan hidup dan/atau kriteria baku quality standards and/or standard criteria to
kerusakan lingkungan hidup. avoid environmental damages.
_______________ _______________
4 Ibid. 4 Ibid.
Pasal 1 ayat 33 UU PPLH No. 32/2009 ini juga Article 1, paragraph 33 of Law No. PPLH 32/2009 also
mengatur mengenai instrumen ekonomi regulates the environmental economic instruments,
lingkungan hidup, yang merupakan seperangkat which is a set of economic policies to encourage
kebijakan ekonomi untuk mendorong Pemerintah, the Government, local government, or any person
pemerintah daerah, atau setiap orang ke arah towards environment conservation. Environmental
pelestarian fungsi lingkungan hidup. Instrumen economic instruments include:
ekonomi lingkungan hidup ini mencakup:
1. Insentif dan disinsentif bagi sektor jasa 1. Incentive and disincentives that require
keuangan seperti bank, industri keuangan financial institutions and capital market to
non bank, dan pasar modal yang ramah comply with environmentally friendly practices,
lingkungan hidup, pendanaan jasa lingkungan to provide financing for environmental services
hidup dan asuransi lingkungan hidup. and to develop insurance scheme support
environmentally friendly practices.
2. Pendanaan, yang mengatur mengenai dana 2. Financing, which regulates the guarantee fund
jaminan pemulihan untuk sektor tambang, for recovery activities in the mining sector, fund
dana penanggulangan pencemaran dan/atau for pollution prevention and/or environmental
kerusakan dan pemulihan serta dana amanah damage and recovery as well as trust funds for
atau bantuan untuk konservasi conservation activities.
3. Perencanaan yang mengatur PDB/PDRB, 3. Planning which regulates GDP and regional GDP,
kompensasi imbal jasa antar daerah, neraca compensation fee for inter-provincial activities,
sumber daya alam dan lingkungan hidup balance of natural resources/environment and
serta internalisasi biaya lingkungan hidup. internalization of environmental costs.
Pada saat penyusunan roadmap ini, Otoritas Jasa At the time of the development of this roadmap,
Keuangan (OJK) sedang menyusun Master Plan the Financial Service Authority (OJK) is preparing a
Sektor Jasa Keuangan Indonesia (MPSJKI) 2015 Master Plan for Indonesia’s Financial Service Sector
-2024. Dalam draft MPSJKI ini dicantumkan sektor (MPSJKI) for the period of 2015 -2024. This MPSJKI
industri, energi, pertanian, infrastruktur dan draft identified the industry, energy, agriculture,
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) infrastructure and Micro Small and Medium
sebagai sektor prioritas yang ditingkatkan porsi Enterprises (MSME) sectors as the priority sectors
pendanaannya untuk mendukung pencapaian that were granted an increased funding portion
RPJP 2005-2025 dan RPJM 2015-2019. Kebutuhan to support the achievement of the Long Term
pendanaan pada sektor-sektor tersebut dilakukan Development Plan / RPJP (2005-2025) and Medium
melalui perbankan, pasar modal maupun industri Term Development Plan / RPJM for the period of
keuangan non-bank (IKNB). 2015-2019. The financing needs of those sectors are
envisioned to be obtained through banking, capital
market as well as non bank financial industry (IKNB)
activities.
Peningkatan pendanaan dalam industri Financing increase in the banking industry is done
perbankan antara lain dilakukan melalui by means of requiring a specific percentage of the
penetapan persentase tertentu dari total total financing portofolio of each bank to be allocated
portofolio pendanaan masing-masing bank untuk to support the priority sectors and assigning
mendukung sektor prioritas serta penugasan certain banks who are deemed equipped with
kepada bank tertentu yang dinilai memiliki capabilities in specific areas. The determination of
kemampuan dibidang tertentu. Penetapan such specific percentage and assignment to certain
persentase tertentu dan penugasan bank akan banks will be made based on an evaluation involving
ditetapkan setelah kajian yang melibatkan OJK OJK and other relevant agencies that includes BI and
dan instansi terkait antara lain BI dan Kementerian the Ministries overseeing the priority sectors. One
yang membidangi sektor prioritas. Salah satu of the financing increase programs is the Pollution
program peningkatan pendanaan tersebut adalah Abatement Equipment program (PAE Program)
program Pollution Abatement Equipment (PAE which provided financial assistance to support
Program) yang memberikan bantuan keuangan simple and affordable environmental financing.
untuk membiayai lingkungan hidup dengan
mudah dan murah.
Dari IKNB, peningkatan pendanaan dapat In the Non Bank Financial Industry sector (IKNB),
dilakukan dengan cara mendorong para pelaku financing increase can be done by encouraging
usaha untuk mengasuransikan usahanya the industry players to insure their business within
dalam rangka meminimalisir risiko lingkungan the framework of minimizing environmental risk. In
hidup. Selain itu, pelaku usaha juga diajak addition, the industry players are also encouraged
untuk merancang produk asuransi yang ramah to design an environmentally friendly insurance
lingkungan hidup sehingga masyarakat memiliki product to provide greater variety of product
pilihan produk yang semakin beragam. options to the public.
Penyempurnaan terhadap isi Roadmap ini Specify the measures and recommendations that
dimungkinan dalam hal terdapat perubahan baik need to be adopted in the form of an integrated work
internal maupun eksternal OJK. plan involving all financial service institutions. This
work plan may be revised and adjusted periodically
as deemed necessary.
_______________
5 Definition of Sustainable Finance in Indonesia, 2014, Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit
(GIZ) GmbH, Regional Economic Development Program (RED)
1.
Prinsip Pengelolaan Risiko yang 1. Risk Management Principle which integrates
mengintegrasikan aspek perlindungan aspects of environmental and social protection
lingkungan hidup dan sosial dalam manajemen in FSI’s risk management to avoid, mitigate
risiko LJK guna menghindari, mencegah dan and minimize the negative impacts that may
meminimalisir dampak negatif yang timbul arise and promote increased value in the FSI’s
serta mendorong peningkatan kemanfaatan financing and operational activities.
kegiatan pendanaan dan operasional IJK.
3. Prinsip Tata Kelola Lingkungan Hidup 3. Environmental and Social Governance and
dan Sosial dan Pelaporan dengan Reporting Principle by implementing robust
menyelenggarakan praktek-praktek tata and transparent environmental and social
kelola lingkungan hidup dan sosial yang governance practices in the Financial Service
kokoh dan transparan di dalam kegiatan Institution’s operational activities as well as
operasional LJK dan terhadap praktek-praktek ensuring that the same environmental and
tata kelola lingkungan hidup dan sosial yang social governance practices are implemented
diselenggarakan oleh nasabah-nasabah LJK; by the FSI’s clients; and periodically reports the
serta secara berkala melaporkan kemajuan LJK progress of FSIs in implementing the principles
dalam menerapkan prinsip-prinsip keuangan of sustainable finance to the public.
berkelanjutan ini kepada masyarakat.
Definisi dan prinsip keuangan berkelanjutan di This definition and principles of sustainable finance
Indonesia ini dapat direvisi berdasarkan masukan in Indonesia may be revised based on inputs from
dari berbagai pihak terutama dari Kementerian various parties especially the relevant Ministries as
terkait dan industri jasa keuangan dan dituangkan well as financial service institutions and set forth
dalam kebijakan/regulasi OJK (lihat Tabel Rencana in the form of policy/regulation issued by OJK (see
Kerja Keuangan Berkelanjutan). Chapter 3, Chart on Implementation Plan).
Fokus aktivitas di atas diterapkan secara bertahap The above strategic activities will be implemented
dalam Jangka Menengah dan Jangka Panjang, gradually in the Medium Term and Long Term, as
dengan uraian sebagai berikut: described below:
1. Jangka Menengah (2015-2019), kegiatan 1. Medium Term (2015-2019), the strengthening
penguatan keuangan berkelanjutan of sustainable finance will focus on the basic
difokuskan pada kerangka dasar pengaturan regulatory framework and reporting system,
dan sistem pelaporan, peningkatan increase understanding, knowledge and
pemahaman, pengetahuan serta kompetensi competence of the human resources in the
sumberdaya manusia pelaku industri jasa financial services industry, provision of incentives
keuangan, pemberian insentif serta koordinasi and coordination with related agencies.
dengan instansi terkait.
2. Jangka panjang (2020-2024), kegiatan 2. Long Term (2020-2024), the activities will
difokuskan pada integrasi manajemen risiko, focus on integrated risk management, corporate
tata kelola perusahaan, penilaian tingkat governance, bank rating, and the development
kesehatan bank dan pembangunan sistem of an integrated sustainable finance information
informasi terpadu keuangan berkelanjutan. system.
A.
Dalam Jangka Menengah (2015-2019) A. In the Medium Term (2015-2019) the basic
diharapkan kerangka dasar pengaturan regulatory framework and reporting system are
dan sistem pelaporan telah terbangun expected to be established and running well. The
dan berjalan dengan baik. Pemahaman, understanding, knowledge and competence
pengetahuan serta kompetensi sumberdaya on sustainable finance of the human resources
manusia pelaku industri jasa keuangan terkait in the financial services industry are expected
keuangan berkelanjutan juga diharapkan to increase and the provision of incentives and
telah meningkat serta pemberian insentif serta coordination with related agencies have been
koordinasi dengan instansi terkait telah terjalin well executed and carried out regularly. A system
secara baik dan dilakukan secara berkala. Juga to monitor the increase in financing volume of
diharapkan telah terbentuknya sistem untuk priority economic sectors that adapt sustainable
memonitor peningkatan volume pendanaan finance principles is expected to be established.
di sektor ekonomi prioritas yang menerapkan
prinsip-prinsip keuangan berkelanjutan.
B.
Dalam Jangka Panjang (2020-2024), B. In the Long Term (2020-2024), FSIs are expected
LJK diharapkan telah mengintegrasikan to have integrated environmental and social
aspek lingkungan hidup dan sosial dalam aspects in its risk management and corporate
manajemen risiko dan tata kelola perusahaan governance, and provide regular progress
serta melaporkan kemajuan penerapan reports on sustainable finance implementation
keuangan berkelanjutan secara berkala kepada to the public. An integrated information
masyarakat. Sistem informasi terpadu dengan system with relevant institutions to support the
institusi terkait untuk mendukung penerapan implementation of sustainable finance has been
keuangan berkelanjutan telah terbentuk dan established and running well. The sustainable
berjalan dengan baik. Diharapkan juga bahwa finance program is also expected to contribute to
program keuangan berkelanjutan ini dapat reducing the national greenhouse gas emission.
meningkatkan kontribusi terhadap target kerja
strategis emisi gas rumah kaca nasional.
Target dan rencana kegiatan di masing- Further adjustments of the target and activity plan
masing area rencana kerja strategis selanjutnya for each focus area will be made to align with each
disesuaikan dengan kondisi tiap bidang area of oversight managed by OJK namely on the
pengawasan di bawah OJK yaitu perbankan, pasar banking, capital market and Non Bank Financial
modal dan IKNB. Berikut adalah uraian rencana Service Industry (IKNB). The following are the
kerja strategis keuangan berkelanjutan: breakdown of the strategic activities to implement
sustainable finance sustainable finance:
Grafik 4 menjelaskan mengenai capaian roadmap Graphic 4 describe the roadmap achievements in
dalam jangka menengah dan jangka panjang. the medium term and long term.
Peningkatan supply pendanaan keuangan The increase in supply of sustainable financing aims
berkelanjutan ditujukan untuk meningkatkan to enhance FSIs competitiveness in sustainable
daya saing IJK di Indonesia dalam pengembangan finance development in Indonesia. This increase in
keuangan berkelanjutan. Peningkatan supply supply requires regulatory support and incentives to
ini memerlukan dukungan kebijakan serta increase the volume of sustainable financing in the
insentif untuk mendorong peningkatan priority economic sectors, to encourage innovation
volume pendanaan sektor ekonomi in developing environmentally friendly products,
prioritas berkelanjutan, mendorong inovasi to improve the quality and provision of access to
pengembangan produk ramah lingkungan hidup, information and access to the use of global public
peningkatan kompetensi dan penyediaan akses fund.
informasi serta akses penggunaan dana publik
internasional (global public fund).
Cakupan insentif terkait penerapan keuangan Incentives linked to the implementation of the
berkelanjutan dapat meliputi: sustainable finance program in general comprise of
the following:
• Pengembangan insentif fiskal maupun • Development of incentives, both fiscal as well
non-fiskal termasuk penyusunan kajian as non-fiscal incentives, including conducting
mengenai pembentukan fund dan instrument assessments on the establishment of incentive
insentif yang sesuai dengan kebutuhan fund and instruments that addresses the
pendanaan/investasi sektor ekonomi prioritas sustainable financing/investment needs in the
berkelanjutan. Insentif ini juga ditujukan untuk priority economic sector. This incentive also aims
meningkatkan efisiensi proses pendanaan dari to increase the efficiency of the funding process
IJK kepada nasabah. from FSIs to its clients.
• Workshop dan pelatihan untuk meningkatkan • Workshop and training to enhance FSIs
kompetensi IJK dalam meningkatkan kegiatan competencies to increase financing/investment
pendanaan/investasi pada sektor ekonomi activities in the sustainable finance priority
prioritas keuangan berkelanjutan. economic sector;
• Pengembangan produk dan/atau skema
untuk pendanaan/investasi dalam • Development of financing/investment products
rangka peningkatan portofolio keuangan and/or schemes with the aim to increase the
berkelanjutan termasuk kajian produk, sustainable finance portfolio including product
pengembangan pedoman pendanaan/ assessment, development of the financing/
investasi untuk memudahkan SDM IJK investment guideline to support the FSI’s staffs
melakukan analisa kelayakan pendanaan/ in conducting analysis of the feasibility of
investasi pada sektor ekonomi prioritas implementing sustainable financing/investment
berkelanjutan. in the priority economic sector;
• Pemberian award tahunan kepada IJK yang • Annual awards to FSIs deemed to have set the
dinilai memenuhi standar terbaik dalam highest standard in implementing sustainable
menerapkan keuangan berkelanjutan. finance.
Untuk meningkatkan pemahaman publik secara Regular, structured and targeted outreach
umum mengenai keuangan berkelanjutan sangat campaign and socialization program is required
diperlukan pelaksanaan program kampanye to increase public understanding on sustainable
dan sosialisasi yang dilakukan secara berkala, finance. This outreach and socialization also aims to
terstruktur dan tepat sasaran. Kampanye dan enhance the community’s active role in increasing
sosialisasi ini juga ditujukan untuk meningkatkan environmentally friendly financing through capital
peran aktif masyarakat dalam meningkatkan market financing and the use of environmentally
pendanaan yang ramah lingkungan hidup melalui friendly financial products.
pendanaan pasar modal dan penggunaan produk-
produk keuangan yang ramah lingkungan hidup.
Kegiatan sosialisasi dan training yang dilakukan Regular socialization and training by a competent
secara berkala oleh lembaga training yang training institution is required to increase potential
kompeten juga diperlukan untuk meningkatkan of environmentally friendly project implementers.
potensi pelaksana proyek ramah lingkungan
hidup.
Pengawasan implementasi program keuangan The oversight of the sustainable finance program
berkelanjutan ini dilakukan melalui upaya implementation will be done through the
penguatan penerapan manajemen risiko, tata strengthening of risk management, corporate
kelola perusahaan dalam aspek lingkungan hidup governance in environmental and social aspects, as
dan sosial, serta mempercepat aturan pelaksanaan well as the acceleration of the implementation of the
UU Lingkungan Hidup. Payung kebijakan berikut Environmental Law. The policy/regulation umbrella
untuk mendukung penerapan program keuangan to support the implementation of sustainable
berkelanjutan: finance shall comprise of:
a. Kebijakan umum terkait Prinsip Keuangan a. General policies on Sustainable finance Principles
Berkelanjutan yang mengatur kewajiban that governs the FSI’s obligations to observe the
LJK untuk memperhatikan keseimbangan balance of the 4P (pro-growth, pro-jobs, pro-
4P (pro-growth, pro-jobs, pro-poor, dan pro- poor, and pro-environment), protection and
environment), perlindungan dan pengelolaan management of natural resources, as well as all
kekayaan alam, serta partisipasi semua pihak parties’ participation in every financing activities
dalam setiap kegiatan pendanaan di Indonesia. in Indonesia.
b. Kebijakan yang mengatur kewajiban IJK untuk b. Policies governing the FSI’s obligations to issue
menerbitkan sustainability report bersama a sustainability report together with the annual
dengan laporan tahunan dimana penerapan report based on which the implementation of
kebijakan ini akan disesuaikan dengan kesiapan this policy will be adjusted to line up with each
dari masing-masing bidang pengawasan. oversight division’s level of readiness.
c. Kebijakan yang mengatur manajemen risiko c. Risk management policies governing the
aspek lingkungan hidup dan sosial dalam environmental and social aspects of the FSIs
kegiatan pendanaan yang dilakukan LJK. financing activities.
Penerapan masing-masing kebijakan diatas, The execution of the above mentioned policies require
memerlukan kajian yang menghasilkan an assessment that will result in specific policies/
kebijakan/regulasi khusus bagi penerapan yang regulations to support the effective implementation
efektif pada masing-masing bidang pengawasan of the sustainable finance program in each oversight
terutama perbankan dan IKNB seperti kebijakan/ division, especially in the banking and non-
regulasi manajemen risiko, target peningkatan banking financial service industry (IKNB) such as risk
portofolio pendanaan sektor ekonomi prioritas management policy/regulation, target to increase
berkelanjutan, pelaporan serta pengawasan the sustainable financing portfolio in the priority
penerapan keuangan berkelanjutan dan penilaian economic sectors, reporting as well as oversight on the
tingkat kesehatan perbankan/IKNB. Dalam bidang implementation of the sustainable finance program
pengawasan pasar modal, kebijakan/regulasi and evaluation on the banks/non-bank financial
khusus yang diperlukan adalah kajian serta service industry’s level of soundness. With respect to
kebijakan/regulasi terkait mekanisme pelaporan capital market supervision, there is a requirement for
keuangan berkelanjutan. specific policies/regulations governing the reporting
mechanism on sustainable financing.
Selain itu, penerapan program keuangan Furthermore, the implementation of the sustainable
berkelanjutan memerlukan koordinasi antar- finance program requires coordination among the
pelaku untuk menjamin terciptanya integrasi dan players to ensure effective integration and synergy
sinergi yang baik antara kementerian maupun among the ministries as well as between the national
1. Lemahnya koordinasi dalam pengelolaan data 1. Weak coordination in managing data and
dan informasi sehingga tidak tepat sasaran. information, thus halting efforts to achieve the
2. Lemahnya keterkaitan proses perencanaan, target.
proses penganggaran dan proses pelaksanaan. 2. Weak correlation between the planning, budgeting
3. Lemahnya sistem pemantauan, evaluasi dan and implementation process.
pengendalian (safe guarding). 3. Weak monitoring, evaluation and safeguarding
4. Kurangnya koordinasi antara pemerintah pusat system.
dan pemerintah daerah. 4. Lack of coordination between the national and sub
national government.
Kementerian dan institusi yang terkait dalam The ministries and agencies relevant to the sustainable
program keuangan berkelanjutan antara lain finance program includes, among others, Ministries
Kementerian (Perindustrian, Pertanian, Koperasi (Industry, Agriculture, Cooperatives and SME, Energy
dan UKM, Energi dan Sumber Daya Mineral/ESDM, and Mineral Resources, Finance, National Development
Keuangan, Perencana Pembangunan Nasional/ Planning/BAPPENAS, Public Works), Indonesia Stock
BAPPENAS, Pekerjaan Umum), Bursa Efek Exchange (BEI) and Law Enforcement Agencies.
Indonesia (BEI) dan lembaga penegakan hukum.
Beberapa hal utama yang perlu dikoordinasikan Some of the key issues that require coordination with
terkait penerapan keuangan berkelanjutan di respect to the implementation of sustainable finance
Indonesia adalah: in Indonesia are:
1. Solusi atas kendala umum (bottle neck) yang 1. Solution to bottle necks frequently faced by each
kerap dihadapi dalam setiap pelaksanaan of the relevant ministries in implementing the
program keuangan berkelanjutan pada sustainable finance program.
masing-masing kementerian terkait.
2. Penetapan target pendanaan/investasi untuk 2. Determination of the sustainable financing/
masing-masing sektor ekonomi prioritas investment target for each priority economic sector
berkelanjutan setiap tahun. on an annual basis.
3. Monitoring dan evaluasi pencapaian secara 3. Monitoring and evaluation of periodical
periodik termasuk perlu dibangunnya sistem achievements, including identifying the need to
teknologi informasi untuk mendukung develop the supporting information technology
pengawasan penerapan keuangan system to supervise the implementation of
berkelanjutan. sustainable finance.
4. Koordinasi kebijakan dan peraturan diharapkan 4. Policy and regulatory coordination is expected to
akan menghasilkan poin-poin konkrit untuk generate concrete action points to promulgate
menetapkan aturan dan kebijakan yang rules and policies that support the effective
mendukung penerapan program keuangan implementation of the sustainable finance
berkelanjutan yang efektif. program.
5. Pengembangan insentif baik insentif fiskal 5. Development of incentives, both fiscal as well
maupun non-fiskal termasuk penyusunan as non-fiscal incentives, including conducting
kajian mengenai pembentukan fund dan assessments on the establishment of incentive fund
instrument insentif yang sesuai dengan and instruments that addresses the sustainable
kebutuhan pendanaan/investasi sektor financing/investment needs in the priority
ekonomi prioritas berkelanjutan. economic sector.
Berikut adalah bagan rekomendasi dan The following are the chart of implementation plan
implementasi yang akan menjadi acuan that will guide the implementation activities of
pelaksanaan aktivitas program keuangan the sustainable finance program.
berkelanjutan.
1. Kelompok Kerja Keuangan Berkelanjutan OJK / Sustainable Finance Working Group of OJK
2. Sdri./Ms. Rahajeng Pratiwi, International Finance Corporation (IFC) - World Bank Group
3. Kontributor / Contributors
a. Kelompok Kerja Keuangan berkelanjutan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan /
Sustainable Finance Working Group of the Ministry of Environmental Affairs and Forestry
b. Prof. Dr. Emil Salim
c. Ir Wahyuningsih Darajati Msc, Direktur Lingkungan Hidup, Badan Perencanaan Pembangunan
Nasional (Bappenas) / Director of Environmental Affairs, National Development Planning Agency
(Bappenas)
d. Ir Maritje Hutapea, Direktur Konservasi Energi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM)
/ Director of Energy Conservation, Ministry of Energy and Mineral Resources
e. Sdr./Mr. Choirul Djamhari, Ph. D., Deputi Bidang Pembiayaan, Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil
dan Menengah (UKM) / Deputy for Financing Division, Ministry of Cooperatives and Small & Medium
Enterprises
f. Sdr./Mr. Mulyadi Hendiawan, Direktur Pembiayaan Kementerian Pertanian / Director for Financing
Division, Ministry of Agriculture
g. Sdr./Mr. Ferry Irawan, Kepala Bidang Analisis Moneter & Lembaga Keuangan, Badan Kebijakan Fiskal,
Kementerian Keuangan / Head of Analysis on Monetary and Financial Institution Division, Fiscal Policy
Office, Ministry of Finance
h. Sdr./Mr. Benny Soetrisno, Staf Khusus Menteri Perindustrian, Bidang Pengembangan Investasi &
Percepatan Proyek Investasi Industri Prioritas, Kementerian Perindustrian / Special Advisor to the
Minister of Industry
i. Sdr./Mr. Ito Warsito, Presiden Direktur, Bursa Efek Indonesia (BEI) / President Director of Indonesia Stock
Exchange
j. Sdri./Ms. Retno Setianingsih, Sdr./Mr. Raymond Bona, dan Sdri./Ms. Retno Soebagio, Indonesia Clean
Energy Development (ICED-USAID) / Indonesia Clean Energy Development - USAID (ICED-USAID)
k. Sdr./Mr. Glenn Mandey, Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ)
4. Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada seluruh narasumber dan peserta Focus Group
Discussion Keuangan Berkelanjutan. Special thanks are conveyed to resource persons and participations
of Focus Group Discussions on Sustainable Finance
Renewable Energy
Energy Efficiency
Eco Organic
Tourism Agriculture
MenaraRadius
Menara RadiusPrawiro,
Prawiro,Kompleks
KompleksPerkantoran
Perkantoran Bank
Bank Indonesia
Indonesia
Indonesia
JalanMH
Menara RadiusJalan MHKompleks
Prawiro, ThamrinNo.
Thamrin No.2
No.2 Jakarta-10350
2 Jakarta-10350
Jakarta-10350
Perkantoran Bank Indonesia
Jalan MH Thamrin No.2 Jakarta-10350