Sie sind auf Seite 1von 8

Penerapan Terapi Keterampilan Sosial Dan Cognitive Behaviour Therapy

Pada Klien Isolasi Sosial Dan Halusinasi

Nuria Muliani
Prodi Keperawatan STIKes Muhammadiyah Pringsewu
Email : nuriamuliani@gmail.com

Abstract : The Application Of Social Therapy Dan Cognitive Behavior Therapy To Client
Social Isolation And Hallucination. Schizophrenia is a mental disorder manifested by decreased
and inability to communicate, reality disorder, dull affects, cognitive impairment and difficulty
performing daily activities. Negative signs and symptoms that result in social isolation, and signs
of positive symptoms that appear to cause hallucinations. The purpose of this case is to know the
change of symptom signs and ability of social isolation client and hallucinations after given
nursing action, social skill training and cognitive behavior therapy. The design of writing is a case
study with four respondents. Handling cases on the same topic has been done, but what
distinguishes this case is the theoretical approach used is Stuart's adaptation and interpersonal
theory of Peplau. Data were collected before and after clients were given nursing actions ners,
social skill training and cognitive behavior therapy. The results of case handling showed that there
was a decrease of symptoms of social isolation and hallucinations as well as increased ability of
client socializing, cognitive and behavior after given nursing action, social skill training and
cognitive behavior therapy.

Keyword : schizophrenia, social isolation, hallucination, social skill training, cognitive behaviour
therapy

Abstrak : Penerapan Terapi Keterampilan Sosial Dan Cognitive Behaviour Therapy Pada
Klien Isolasi Sosial Dan Halusinasi. Skizofrenia adalah ganguan jiwa yang dimanifestasikan
dengan penurunan dan ketidakmampuan berkomunikasi, gangguan realita, afek tumpul, gangguan
kognitif serta kesulitan melakukan aktivitas sehari-hari. Tanda dan gejala negatif yang muncul
mengakibatkan isolasi sosial, dan tanda gejala positif yang muncul mengakibatkan halusinasi.
Tujuan penanganan kasus ini adalah diketahuinya perubahan tanda gejala dan kemampuan klien
isolasi sosial dan halusinasi setelah diberikan tindakan keperawatan ners, social skill trainingdan
cognitive behaviour therapy.Desain penulisan adalah studi kasus dengan responden empat orang.
Penanganan kasus tentang topik yang sama sudah pernah dilakukan, namun yang membedakan
dengan kasus ini adalah pendekatan teori yang digunakan yaitu teoriadaptasi Stuart dan
interpersonal Peplau. Data dikumpulkan sebelum dan sesudah klien diberikan tindakan
keperawatan ners, social skill training dan cognitive behavior therapy. Hasil penanganan kasus
menunjukan bahwa terjadi penurunan tanda gejala isolasi sosial dan halusinasi serta peningkatan
kemampuan klien bersosialisasi, kognitif dan perilaku setelah diberikan tindakan keperawatan
ners, social skill training dan cognitive behaviour therapy.

Kata kunci : skizofrenia, isolasi sosial, halusinasi,social skill training, cognitive behaviour
therapy

PENDAHULUAN yang sesuai bahkan dibeberapa negara


berkembang, sebanyak 90 % klien dengan
Kesehatan jiwa merupakan kondisi sehat skizofrenia dibiarkan begitu saja. Di
emosional, psikologis dan sosial yang terlihat Indonesia prevalensi penyakit skizofrenia
dari hubungan interpersonal yang memuaskan, menempati urutan terbesar dalam kelompok
perilaku dan koping yang efektif, konsep diri klien gangguan jiwa. Skizofrenia adalah
yang positif dan kestabilan emosional (Johnson, ganguan jiwa yang dimanifestasikan. Tanda
1997, dalam Videbeck, 2011). gejala dengan penurunan dan
World Health Organization (2011) ketidakmampuan berkomunikasi, gangguan
menyebutkan bahwa 450 juta orang mengalami realita, afek tumpul, gangguan kognitif serta
gangguan jiwa dengan prevalensi skizofrenia kesulitan melakukan aktivitas sehari-hari
saat ini adalah 1,7 permil penduduk dewasa dan (Keliat, 2006). Klien skizofrenia memiliki
terbanyak pada usia 15-35 tahun serta lebih dari tanda gejala positif dan negatif (Townsend,
50% klien skizofrenia tidak mendapat perawatan 2014). Gejala positif yang muncul antara lain
83_Jurnal Ilmiah Kesehatan, Volume 6 No 2 Januari 2017
halusinasi (90%), delusi (75%), waham, fisiologis berhubungan dengan interaksi
perilaku agitasi dan agresif, serta gangguan antara pikiran, perilaku dan emosi
berpikir dan pola bicara. Gejala negatif yaitu (Pedneault, 2008).
afek datar, alogia (sedikit bicara), apatis, Wahyuni, Keliat dan Sabri (2010)
penurunan perhatian dan penurunan aktifitas dalam penelitiannya terhadap 28 klien
sosial (Varcarolis & Halter 2010). skizofrenia yang mengalami halusinasi dan
Fokus diagnosa dalam penelitian ini diberikan CBT dapat menurunkan gejala
adalah isolasi sosial dengan halusinasi. halusinasi dan meningkatkan kemampuan
Tindakan yang dapat diberikan pada klien mengontrol halusinasi. Tahapan cognitive
isolasi sosial dan halusinasi berupa pengobatan behaviour therapy terdiri dari empat sesi.
dan pemberian asuhan keperawatan.Tindakan Sesi satu mengidentifikasi pengalaman yang
keperawatan ners untuk klien isolasi sosial tidak menyenangkan dan menimbulkan
meliputi latihan cara berkenalan, latihan pikiran otomatis negatif dan perilaku serta
berbicara saat melakukan kegiatan, dan latihan cara melawannya, sesi dua melawan pikiran
berbicara dalam kegiatan sosial, sedangkan otomatis negatif atau mengubah perilaku
tindakan keperawatan ners yang diberikan pada negatif kedua, sesi tiga memanfaatkan sistem
klien halusinasi adalah latihan menghardik, pendukung, dan sesi ke empat mengevaluasi
minum obat, bercakap-cakap, dan latihan manfaat pikiran negatif dan mengubah
melakukan kegiatan (Workshop Keperawatan perilaku negatif.
Jiwa FIK UI, 2013). Pengobatan yan biasanya Pada studi kasus ini, penulis
diberikan adalah obat antipsikotik golongan memfokuskan untuk mengatasi masalah
tipikal ataupun antipsikotik atipikal.Pemberian keperawatan isolasi sosial dengan terapi
anti psikotik saja tidak mampu menurunkan social skill training (SST) dan cognitive
tanda gejala positif dan gejala negatif pada klien behavior therapy (CBT) untuk meningkatkan
skizofrenia (Harrow, Jobe & Faull, 2014). kemampuan klien dalam mengatasi masalah
Novick et al (2015) sosial dan halusinasi dengan pendekatan
Menyatakan bahwa 67,8% klien adaptasi Stuart dan model interpersonal
skizofrenia yang mendapatkan pengobatan Peplau. Model adaptasi Stuart (2013) terdiri
antipsikotik konvensional seperti olanzapine atas pengkajian, untuk menetapkan diagnosa
mengalami kekambuhan kurang dari satu tahun keperawatandan pelaksanaan tindakan sesuai
pengobatan. Tindakan keperawatan diharapkan model interpersonal Peplau yang
dapat memperbaiki kondisi ini. Upaya menjelaskan bahwa keperawatan adalah
perawatan yang telah dilaksanakan salah terapeutik yang merupakan satu seni
satunya adalah pelaksanaan psikoterapi. Terapi menyembuhkan, menolong individu yang
yang dinilai berhasil dalam memperbaiki fungsi sakit atau membutuhkan pelayanan kesehatan
sosial klien adalah social skill trainingdimana (Alligood, 2014).
secara signifikan klien skizofrenia mengalami Asuhan keperawatan dilakukan dengan
peningkatan pada komponen pengetahuan dan mengintegrasikan teori adaptasi stuart dan
kemampuan berbicara dalam kelompok (Yadav, interpersonal Peplau. Teori model
2015). interpersonal peplau sebelumnya oleh
Tindakan keperawatan ners telah Napoleon, Keliat dan Mustikasari (2012)
dilaksanakan di hampir seluruh Rumah Sakit di sudah pernah digunakan pada klien isolasi
Indonesia, namun tindakan keperawatan ners sosial dengan terapi social skill training dan
saja belum maksimal dalam memperbaiki cognitive behaviour therapy.Perbedaan pada
keadaan klien sehingga dibutuhkan tindakan penelitian ini penulis menerapkan terapi tidak
keperawatan ners spesialis.Tahapan terapi social hanya pada klien isolasi sosial tetapi
skill training terdiri dari empat sesi yaitu ditambahkan pada klien isolasi sosial dan
berkenalan, menjalin persahabatan, bekerjasama halusinasi sehingga bisa dilihat penurunan
dalam kelompok, dan menghadapi situasi sulit. tanda dan gejala serta kemampuan klien
Tindakan keperawatan ners spesialis yang halusinasi.
diberikan pada klien isolasi sosial selain social Di RSMM Bogor penulis menemukan
skill training adalah cognitive behaviour therapy data dari 486 klien yang dirawat dari tanggal
dimana pada klien isolasi sosial mengalami 04 September – 10 November 2016, 438
penurunan kemampuan dalam melakukan klien atau 90% mengalami isolasi sosial.
interaksi sosial karena pengalaman yang tidak Ruangan Utari sendiri dari 67 orang klien
menyenangkan dan pikiran negatif yang muncul yang dirawat penulis 32 mengalami isolasi
pada individu sebagai ancaman individu, hal ini sosial. Tujuan penulisan adalah memberikan
didasarkan teori bahwa tanda dan gejala gambaran hasil penerapan terapi social skill

84_Jurnal Ilmiah Kesehatan, Volume 6 No 2 Januari 2017


training dan cognitive behaviour therapy pada
klien isolasi sosial dan halusinasi dengan Tabel 3 menunjukkan bahwa faktor
pendekatan teori adaptasi Stuart dan Peplau di predisposisi yang paling banyak adalah
Ruang Utari Rumah Sakit Marzoeki Mahdi penyakit gangguan jiwa sebelumnya,
Bogor. pengalaman tidak menyenangkan, keinginan
tidak terpenuhi, dan kepribadian tertutu, tidak
ILUSTRASI KASUS bekerja, ekonomi kurang dan sosialisasi
kurang.
Studi kasus ini dilakukan di ruangan Utari RS
Dr. Marzoeki Mahdi Bogor periode bulan Tabel 4. Faktor Presipitasi Diruang Utari
September – November 2016. Dilakukan pada 4 Rumah Sakit Dr. Marzoeki
orang klien skizofrenia yang mengalami isolasi Mahdi Bogor (N=4)
sosial dan halusinasi.

Tabel 1. Karakteristik klien kelolaan


berdasarkan usia, pendidikan,
pekerjaan,dan status pernikahan
di ruang uteri rumah sakit Dr.
Marzoeki mahdi bogor (n=4)

Tabel 4 menunjukkan faktor presipitasi


terbanyak adalah putus obat, pengalaman
yang tidak menyenangkan keinginan yang
belum terpenuhi

Tabel 5. Sumber Koping Klien Isolasi


Tabel diatas menunjukkan bahwa Sosial dengan Halusinasi
sebagian besar klien usia dewasa, berpendidikan diruang utari rumah sakit Dr.
SD, tidak bekerja, Status janda, care giver orang Marzoeki Mahdi Bogor (N=4)
tua dan pembiayaan BPJS

Tabel 2. Karakteristik Klien Berdasarkan


Lama Sakit Dan Riwayat Masuk
Rumah Sakit Dr. Marzoeki Mahdi
Bogor (N=4)

Berdasarkan tabel di atas klien yang Pada tabel 5 di atas menunjukkan


dikelola rata-rata lama sakitnya 3,5 tahun, dan 2 bahwa sumber koping klien sebagian besar
kali riwayat masuk rumah sakit, dan jarak tidak mengetahui cara dan tidak memiliki
kekambuhan klien rata-rata selama 2 tahun. kemampuan mengatasi isolasi sosial dan
halusinasi, orang tua sebagai social support,
Table 3 Faktor Predisposisi Klien Diruang memiliki BPJS, fasilitas kesehatan dekat dan
Utari Rumah Sakit Dr. Marzoeki terjangkau, serta klien yakin akan sembuh
Mahdi Bogor (N=4) dan yakin terhadap pelayanan kesehatan.

Tabel 6. Distribusi Diagnose Keperawatan


Yang Menyertai Klien Isolasi
Social Di Ruang Uteri Rumah
Sakit Dr. Marzoeki Mahdi Bogor
(N=4)

85_Jurnal Ilmiah Kesehatan, Volume 6 No 2 Januari 2017


Tabel 10. Distribusi Evaluasi Respons
Tabel 6 menunjukkan bahwa klien yang Terhadap Streasor Klien
dirawat tidak hanya memiliki satu diagnosa Halusinasi Setelah Pemberian
keperawatan saja, namun juga memiliki Cognitif Behaviour Therapy
diagnosa keperawatan lain yang menyertainya. Di Ruang Utari rumah sakit
Terapi yang akan diberikan fokus terhadap Dr. Marzoeki Mahdi Bogor
diagnosa isolasi sosial dan halusinasi (n=4)

Tabel 7. Distribusi Diagnose Keperawatan


Yang Menyertai Klien Isolasi
Social Di Ruang Uteri Rumah
Sakit Dr. Marzoeki Mahdi Bogor
(N=4)

Pemberian terapi psikofarmaka jenis


psikotik atipikal terbanyak pada Risperidone 2
mg.

Tabel 8. Distribusi Pelaksanaan Tindakan


Keperawatan Pada Klien Isolasi
Social Dan Halusinasi Di Ruang
Utari rumah sakit Dr. Marzoeki
Mahdi Bogor (n=4)

Tabel 10 menunjukkan bahwa secara


umum klien mengalami penurunantanda
gejala halusinasi.
Tindakan keperawatan ners dan tindakan
keperawatan spesialis dilakukan kepada 4 klien Tabel 11 Perubahan Kemampuan Klien
isolasi sosial dan halusinasi, ratarata dilakukan Isolasi Sosial Yang Dirawat
3-4 kali. Diruang Utari Rumah Sakit Dr.
Marzoeki Mahdi Bogor (N=4)
Tabel 9 Distribusi Evaluasi Respons
Terhadap Streasor Klien Isolasi
Social Setelah Pemberian Social
Skill Training Diruang Utari
Rumah Sakit Dr. Marzoeki
Mahdi Bogor (N=4)

Tabel 11 menggambarkan seluruh


klien mampu berkenalan dengan sikap yang
baik, menjalin persahabatan, bekerjasama
dalam kelompok dan mengatasi situasi sulit.

Tabel 12 Perubahan Kemampuan Klien


Tabel 9 Menunjukkan Bahwa Secara Halusinasi Yang Dirawat
Umum Klien Mengalami Penurunan Tanda Diruang Utari Rumah Sakit Dr.
Gejala Isolasi Sosial. Marzoeki Mahdi Bogor (N=4)
86_Jurnal Ilmiah Kesehatan, Volume 6 No 2 Januari 2017
tipe kepribadian introvert. Faktor predisposisi
pada aspek sosial yang terbanyak adalah
tidak bekerja, ekonomi kurang dan sosialisasi
kurang.Townsend (2014) menyatakan bahwa
status sosioekonomi yang rendah lebih
banyak mengalami gangguan jiwa
dibandingkan tingkat sosioekonomi tinggi
dimana seperti tidak memadainya fasilitas
untuk akomodasi, tidak adekuatnya nutrisi,
rendahnya pemenuhan kebutuhan perawatan
untuk anggota keluarga, kurangnya sumber
pendukung untuk mengatasi situasi stress,
dan perasaan tidak berdaya akan
Tabel 13 menggambarkan adanya mempengaruhi perilaku individu dalam
peningkatan kemampuan baik ners maupun kehidupannya sehari-hari.
spesialis. Individu dari kelas sosial ekonomi
rendah berdasarkan data statistik
PEMBAHASAN epidemiologi lebih besar mengalami gejala-
gejala yang berhubungan dengan skizofrenia
Karakteristik klien. Rata-rata klien dibandingkan yang berasal dari kelompok
skizofrenia adalah usia dewasa, hal ini sejalan sosial ekonomi yang lebih tinggi (Black dkk,
dengan pernyataan Al Yahya (2014) bahwa rata- 2011). Klien dengan gangguan jiwa berta
rata klien yang terdiagnosa skizofrenia adalah yang meiliki status ekonomi rendah dan
dewasa awal yaitu 38 tahun. Rata-rata tingkat pendidikan yang rendah sering
berpendidikan SD. Menurut Stuart (2013) mendapatkan stigma dari lingkungan
bahwa pendidikan yang rendah merupakan salah sosialnya, sehingga akan membuat mereka
satu faktor penyebab terjadinya gangguan jiwa lebih memilih tidak terlibat dalam kegiatan
karena klien dengan pendidikan rendah kurang sosial.
mampu menyampaikan ide maupun Faktor Presipitasi. Faktor presipitasi
pendapatnya, sehingga akan mempengaruhi biologis yang paling banyak dialami klien
klien dalam mewujudkan harapan dan keinginan adalah diagnosa medis skizofrenia paranoid,
yang ingin dicapai dalam hidupnya. Klien keluhan fisik dan putus obat. Wardani (2009)
isolasi sosial dan halusinasi yang dirawat menyatakan bahwa alasan klien tidak patuh
sebagian semuanya tidak bekerja. Townsend minum obat karena klien dan keluarga tidak
(2014) mengatakan bahwa sosial ekonomi yang merasakan manfaat minum obat dan merasa
rendah merupakan salah satu faktor sosial yang tidak nyaman khususnya secara fisik dengan
menyebabkan tingginya angka gangguan jiwa mengkonsumsi obat-obat antipsikotik serta
termasuk skizofrenia.Status pernikahan klien kurangnya informasi kepada klien dan
yang dirawat sebagian besar janda.Klien yang keluarga yang adekuat dari fasilitas
gagal membina hubungan rumah tangga dapat pelayanan kesehatan tentang manfaat dan
menjadi sumber stress.Sejalan pernyataan Stuart efek obat berdampak pada kekambuhan
bahwa individu yang mengalami perceraian sehingga memperburuk kondisi klien.
termasuk kelompok risiko tinggi mengalami Stressor presipitasi isolasi sosial dari factor
gangguan jiwa. menggunakan psikologis diantaranya adalah intelegensia,
Faktor Predisposisi.Sebagian besar keterampilan verbal, moral, kepribadian dan
faktor biologis pada klien adalah adanya riwayat kontrol diri, pengalaman yang tidak
gangguan jiwa. Secara terperinci Townsend menyenangkan, serta kurangnya motivasi
(2014) menyatakan bahwa terjadinya gangguan menimbulkan terjadinya isolasi sosial.
perilaku dapat disebabkan terjadinya Penilaian Terhadap Stressor
ketidakseimbangan dari beberapa Kognitif. Hasil yang diperoleh dari klien
neurotransmitter misalnya dopamin, serotonin, mengenai respon kognitif yang paling banyak
epinefrin dan lainnya. Pada aspek psikologis adalah ingin sendirian, berfikir ditolak orang
klien mempunyai keinginan yang tidak lain dan berfikir tidak dipedulikan orang lain.
terpenuhi dan kepribadian tertutup. Stuart Menurut Stuart & Laraia (2015) respon
(2013) menyatakan bahwa faktor psikologis kognitif memegang peran sentral dalam
yang meliputi konsep diri, intelektualitas, proses adaptasi, dimana faktor kognitif
kepribadian, moralitas, pengalaman masa lalu, mempengaruhi dampak suatu kejadian yang
koping dan ketermpilan komunikasi secara penuh dengan stress, memilih koping yang
verbal mempengaruhi perilaku individu dengan
87_Jurnal Ilmiah Kesehatan, Volume 6 No 2 Januari 2017
akan digunakan, dan reaksi emosi, fisiologis, orang lain, klien di ajarkan bagaimana cara
perilaku dan sosial seseorang. bersosialisasi, menjalin persahabatan,
Afektif . Respon afektif yang paling bekerjasama dalam kelompok dan
banyak dialami klien adalah afek datar. Stuart menghadapi situasi sulit. Halusinasi yang
(2013) menyatakan bahwa pada respon afektif muncul pada klien isolasi sosial dimana klien
erat kaitannya dengan respon emosi dalam menunjukkan pikiran negatif dan berperilaku
menghadapi masalah. Respon yang muncul tidak rasional, klien diberikan terapi
dapat berupa perasaan sedih, gembira, takut, cognitive behaviour therapy dengan
tidak menerima, tidak percaya dan menolak mengajarkan cara mengidentifikasi pikiran
hubungan dengan orang lain. penilaian afektif dan perilaku negatif, melawan pikiran
sangat bergantung dari lama dan intensitas negative dengan pikiran rasional, mengubah
stresor yang diterima. perilaku negatif dengan perilaku positif,
Fisiologis. Respon fisiologis yang banyak memanfaatkan sistem pendukung dan
dialami klien adalah susah tidur, lelah, tidak mengevaluasi manfaat melawan pikiran
bergairah dan wajah murung. Stuart dan Laraia negatif dan mengubah perilaku negatif.
(2015) menyatakan bahwa manifestasi fisik Mekanisme Koping. Mekanisme
pada klien isolasi social berupa hipertensi dan koping dipakai oleh klien dalam menghadapi
gangguan psikosomatis. Berdasarkan hasil stressor yang berfokus pada masalah tetapi
pengkajian diperoleh data bahwa klien isolasi klien terkadang menggunakan mekanisme
sosial berfokus pada persepsi dan pikirannya koping yang destruktif sehingga
sendiri. Hal tersebut yang menyebabkan memperburuk keadaan seperti menarik diri
menurunnya motivasi sehingga menghambat dari orang lain. Dengan pendekatan model
aktivitas sehari-hari. adaptasi Stuart dan interpersonal Peplau
Perilaku. Respon perilaku yang paling menempatkan mekanisme koping sebagai
banyak ditampilkan klien adalah asyik dengan proses dalam membantu klien meningkatkan
pikirannya sendiri, tidak ada kontak mata, kemampuannya dalam berinteraksi dengan
melamun, tidak melakukan kegiatan sehari-hari orang lain sehingga masalah isolasi sosial
dan berdiam diri. Hal ini sesuai pernyataan dengan halusinasi pada klien teratasi. Social
Stuart dan Laraia (2015) bahwa respon perilaku skill training dan cognitive behaviour therapy
dihubungkan dengan tingkah laku yang dalam hal ini sebagai terapi yang efektif
ditampilkan berkaitan langsung dengan untuk mempererat mekanisme koping dalam
pandangan terhadap diri sendiri, orang lain dan funsi kognitif, afektif, perilaku dan sosial
lingkungan. klien yang mengalami isolasi sosial dengan
Sosial. Hasil pengkajian pada klien isolasi halusinasi.
sosial ditemukan terbanyak adalah menghindar Proses. Aplikasi teori interpersonal
dan tidak dapat mempertahankan Peplau digunakan dalam melakukan asuhan
interaksi.Respon sosial merupakan hasil keperawatan dengan tujuan dapat membantu
perpaduan dari respon kognitif, afektif, meningkatkan keterampilan kognitif, perilaku
fisiologis dan perilaku yang akan mempengaruhi dan komunikasi pada klien isolasi sosial dan
hubungan atau interaksi dengan orang lain. halusinasi. Pengkajian dengan menggunakan
Respon perilaku dan sosial memperlihatkan pendekatan model adaptasi Stuart sangat
bahwa klien dengan isolasi sosial lebih banyak efektif dalam menggambarkan kondisi klien
memberikan respon menghindar terhadap dan proses terjadinya diagnosa keperawatan
stressor yang dialaminya. isolasi sosial dan halusinasi. Pengkajian yang
Sumber Koping. Klien isolasi sosial dilakukan penting untuk mengetahui proses
sering tidak nyaman dalam masyarakat karena maladaptif dalam rentang kehidupan klien
munculnya stigma dan masyarakat terhadap dan dapat dijadikan landasan dalam
klien dengan gangguan jiwa sehingga keluarga pemberian terapi keperawatan. Selain itu,
merasa anggota keluarga yang mengalami dilakukan pengkajian sesuai dengan respon
gangguan jiwa dianggap mengganggu eksistensi klien sehinga dapat dirumuskan masalah
mereka dengan masyarakat. Pernyataan tersebut keperawatan berdasarkan prioritas kebutuhan
sesuai yang diungkapkan oleh Viedebeck (2011) klien. Sejalan dengan teori yang
bahwa gangguan jiwa oleh sebagian besar orang dikemukakan Peplau, pada tahap pengkajian
dianggap sebagai penyakit yang membahayakan ini sesuai dengan fase identifikasi dari
sehingga perlu diasingkan dari masyarakat dan peplau, dimana fase ini melakukan
dirawat di Rumah Sakit. Pemberian social skill identifikasi keseluruhan tentang klien denga
training, klien dibantu dalam mengatasi masalah isolasi sosial dan halusinasi.Pengkajian yang
kesulitan berhubungan dan berinteraksi dengan dilakukan terkait dengan respon kognitif,

88_Jurnal Ilmiah Kesehatan, Volume 6 No 2 Januari 2017


afektif, fisiologis, perilaku dan sosial dari klien Processes of executive function —
yang mengalami isolasi sosial dan halusinasi. mindfulness , self-control , and
Pada tahapan ini diharapkan klien mampu working memory — and their
mengungkapkan apa yang sedang dialaminya relationships with mental and
dan perawat sudah dapat mengidentifikasi apa behavioral health. Springer Science-
yang akan diberikan kepada klien sesuai Business Media, 179–185.
kebutuhannya. http://doi.org/10.1007/s12671-
Asuhan keperawatan yang dilaksanakan 0110057-2
dengan menggunakan model adaptasi Stuart dan Cacioppo, J. T., Cacioppo, S., Capitanio, J.
interpersonal Peplau.Melalui pendekatan ini, P., Cole, S. W., Cacioppo, J. T.,
interaksi yang dilakukan terhadap klien saat Cacioppo, S., … Cole, S. W. (2015).
memberikan tindakan keperawatan dapat The Neuroendocrinology of Social
dilakukan lebih terarah. Penurunan tanda dan Isolation Social Isolation.
gejala isolasi sosial yang ditujukan klien sesuai http://doi.org/10.1146/annurev-psych-
dengan penelitian Cacioppo (2015) bahwa 010814-015240
setelah diberikan kombinasi farmakoterapi dan Harrow, M., Jobe, T. H., & Faull, R. N.
latihan keterampilan sosial pada klien (2014). Does treatment of
skizofrenia ditemukan penurunan tanda gejala schizophrenia with antipsychotic
isolasi sosial meliputi menurunkan tingkat medications eliminate or reduce
keparahan penyakit dan meningkatkan fungsi psychosis ? A 20-year multi-follow- up
tubuh, meningkatkan fungsi kognitif, study. Psychological Medicine, 1–10.
meningkatkan hubungan interpersonal, serta http://doi.org/10.1017/S0033291714
kemampuan bekerja, sedangkan hasil pemberian 000610
cognitive behavior therapy berdasarkan Keliat, B.A. et al. (2006). Peran Serta
pernyataan Sudiatmika (2011) dapat Keluarga Dalam Perawatan Klien
menurunkan gejala halusinasi serta Gangguan Jiwa. Jakarta: EGC
meningkatkan kemampuan kognitif, afektif dan Novick, D., Montgomery, W., Treuer, T.,
perilaku pada klien halusinasi. Aguado, J., Kraemer, S., & Haro, J. M.
(2015). Relationship of insight with
KESIMPULAN medication adherence and the impact
on outcomes in patients with
1. Diskusi diatas memberikan gambaran bahwa schizophrenia and bipolar disorder :
penurunan tanda gejala isolasi social dan results from a 1-year European
halusinasi, serta peningkatan kemampuan outpatient observational study. BMC
klien bersosialiasi, kognitif dan perilaku Psychiatry, 1–8.
dipengaruhi oleh cara perawat melakukan http://doi.org/10.1186/s12888-015-0
asuhan keperawatan kepada klien. Napoleon, Keliat dan Mustikasari.
2. Manajemen pelayanan, manajemen asuhan (2012). Penerapan Terapi Spesialis
dan manajemen pengobatan yang terstruktur Keperawatan Jiwa SST dan CBT
dan terukur akan memberikan dampak positif Pada Klien Isolasi Sosial di RS
terhadap perubahan sumber koping sehingga Marzoeki Mahdi Bogor. KIA. FIK.
klien memiliki mekanisme koping yang Universitas Indonesia
konstruktif. Pedneault. (2008) Efficacy of an acceptance-
based behavior therapy for generalized
DAFTAR PUSTAKA anxiety disorder: evaluation in a
randomized controlled trial.
Alligood.M.R. (2014). Pakar teori keperawatan http://doi.org/10.1037/a0012720
dan karya mereka, (Edisi 8). (Hamid A.Y, Stuart, G. W. (2013). Prinsip dan praktik
Ibrahim Kusman). keperawatan kesehatan jiwa Stuart
Al-yahya, N. M. (2014). Effects of Psycho (Edisi 10). ( Keliat B.A dan Pasaribu J)
Education Intervention in Improving Singapore: Elsevier. (Buku orisinil di
Insight and Medication Compliance of publikasikan 2013)
Schizophrenic Clients, Riyadh, Saudi Stuart, G. W. & Laraia, M.T. (2015).
Arabia, 11 (3) , 289 – 300. Principles and Practice of psychiatric
http://doi.org/10.5829/idosi.wjms.2014.11 Nursing, 8th ed. Missouri: Mosby, inc
.3.84256 Sudiatmika, IK. (2011). Efektivitas Cognitive
Black, D. S., Semple, R. J., Pokhrel, P., Behaviour Therapy dan Rational
Grenard, J. L. (2011). Component Emotive Behaviour Therapy Terhadap

89_Jurnal Ilmiah Kesehatan, Volume 6 No 2 Januari 2017


Klien Dengan Perilaku kekerasan dan Menghadapi Ketidakpatuhan
Halusinansi di Rumah Sakit Dr. H. Anggota Keluarga dengan
Marzoeki Mahdi Bogor. Tesis FIK UI. Skizofrenia dalam Mengikuti
Tidak dipublikasikan Regiment Terapeutik: Pengobatan.
Townsend, M. C. (2014). Essentials of Tesis FIK UI. Tidak dipublikasikan
psychiatric mental health nursing conceps Workshop Keperawatan Jiwa FIK
of care in evidence - based practice (6th UI. (2013). Draft Standar Asuhan
ed.). philadelphia: F A Davis Company. Program Spesialis Keperawatan
Varcarolis, E.M.,. (2010). Foundations of Jiwa. Tidak dipublikasikan
Psychiatric MentalHealth Nursing a World Health Organization, (2011).
Clinical Approach. Missouri: Improving health systems and services
Saunders Elsevier for mental health (Mental health policy
Videbeck, S. L. (2011). Psychiatric-mental and service guidance package),
health nursing (5th ed.). Amkeny, Iowa: Geneva, Switzerland : WHO Press.
Lippincott Williams & Wilkins. Yadav, B. L. (2015). Efficacy of Social
Wahyuni, Keliat, B.A dan Sabri L. (2010). Skills Training in Schizophrenia : A
Pengaruh Cognitive Behaviour Therapy Nursing Review Efficacy of Social
Klien Halusinansi di Rumah Sakit Jiwa Skills Training in Schizophrenia : A
Pempropsu Medan. Tesis FIK UI. Tidak Nursing, Current Nursing Journal.
dipublikasikan 2(2): 26-34.
Wardani. (2009). Pengalaman Keluarga

90_Jurnal Ilmiah Kesehatan, Volume 6 No 2 Januari 2017

Das könnte Ihnen auch gefallen