Sie sind auf Seite 1von 18

Jurnal Akuntansi dan Investasi, Vol. 17 No.

2, Hlm: 158-175, Juli 2016


Artikel ini tersedia di website: http://journal.umy.ac.id/index.php/ai
DOI: 10.18196/jai.2016.0052.158-175

Pengaruh Partisipasi Anggaran terhadap Senjangan Anggaran


dengan Asimetri Informasi, Penekanan Anggaran dan Komitmen
Organisasional sebagai Variabel Pemoderasi
Muh. Irfan*; Budi Santoso; Lukman Effendi
Program Magister Akuntansi Universitas Mataram, Jl. Pemuda No. 35 Mataram, NTB, Indonesia

ARTICLE INFO ABSTRACT

Article history: This study aimed to examine the effect of budget participation toward budgetary slack with
received 12 Mar 2016 three moderating variables, namely: information asymmetry, budget emphasis and
revised 5 Agu 2016 organizational commitment. Inconsistencies in previous studies on the effect of budget
accepted 20 Okt 2016 participation toward budgetary slack was become motivation in this study. Data were
collected using a questionnaire distributed to the Local Government’s Unit/SKPD
Structural Officials of consisting of Echelon II, III and IV at the Regional Government of
Dompu Regency. Respondents was selected by purposive sampling method in which
Keywords: officers involved in the budgeting process, of the 100 distributed questionnaires, all
Budget Participation; questionnaires were returned. The analysis method employs variant-based SEM using
Information Asymmetry; SmartPLS Version 2.0 M3. The research instrument has passed the test of validity and
Budget Emphasis; reliability. The results showed that budget participation has an influence on budgetary
Organizational
Commitment;
slack. This research may prove interaction with information asymmetry budget
Budgetary Slack participation, budget emphasis has a significant negative effect, while the organizational
commitment significantly influence budgetary slack. The implications of this study that the
interaction of budget participation on information asymmetry and budget emphasis can
reduce budgetary slack, otherwise committed organizations can improve budgetary slack.
© 2016 JAI. All rights reserved

PENDAHULUAN juga struktur organisasi yang terdesentralisasi sehingga


pemerintah daerah mempunyai kekuasaan dan
Diberlakukannya otonomi daerah sesuai dengan tanggungjawab dalam perencanaan, pelaksanaan dan
amanat UU Nomor 32 Tahun 2004 yang diubah pengawasan.
dengan UU Nomor 23 tahun 2014 tentang Peme- Reformasi penganggaran merupakan perubahan
rintahan Daerah, telah menyebabkan perubahan dari sistem anggaran tradisional (traditional budget
signifikan pada prosedur penyusunan Anggaran Pen- system) ke sistem anggaran berbasis kinerja (per-
dapatan dan Belanja Daerah (APBD). Perubahan formance budget system). Perubahan sistem pengang-
dimaksud mengacu pada meningkatnya keterlibatan garan tersebut merupakan konsep New Public
berbagai pihak dalam penyusunan anggaran daerah Management (NPM). Mahmudi (2003) menyatakan
tersebut, mulai dari kepala daerah hingga Satuan bahwa penerapan konsep New Public Management
Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang berada di menyebabkan terjadinya perubahan manajemen
bawahnya. Hal ini dapat diartikan sebagai mening- sektor publik yang drastis dari sistem manajemen
katnya partisipasi pegawai dari tingkatan bawah dalam tradisional yang kaku, birokratis dan hierarkis
proses penyusunan anggaran. Fitriatsuri (2005) menjadi model manajemen sektor publik yang
menyatakan perlunya dilakukan budgeting reform fleksibel dan lebih mengakomodasi pasar. Suartana
atau reformasi anggaran. Reformasi anggaran ini (2010) menyatakan bahwa sistem anggaran berbasis
meliputi proses penyusunan, pengesahan, pelaksa- kinerja merupakan proses pembangunan yang efisien
naan dan pertanggungjawaban anggaran. Perbedaan dan partisipatif dengan harapan dapat meningkatkan
lain yang mendasar dalam reformasi anggaran adalah kinerja agen. Anggaran daerah disusun eksekutif
sistem penyusunan anggaran yang bersifat bottom-up. sebagai agen dan disahkan oleh legislatif sebagai
Sistem yang melibatkan manajer atau pimpinan yang prinsipal. Namun, penilaian kinerja berdasarkan
lebih rendah ini sering disebut dengan istilah par- target anggaran akan mendorong agen untuk mela-
tisipasi. Melalui reformasi anggaran ini diterapkan kukan senjangan anggaran (budgetary slack) demi

*Corresponding author, e_mail address: sagitafian.com@gmail.com


Irfan et al. – Pengaruh Partisipasi Anggaran

jenjang karir yang lebih baik di masa mendatang. senjangan anggaran (budgetary slack) pada belanja.
Selain itu, senjangan anggaran juga sering terjadi pada Dengan mengadopsi istilah 3E (ekonomis, efesiensi,
tahap perencanaan dan persiapan anggaran daerah, efektifitas) pada anggaran berbasis kinerja, maka tidak
karena penyusunan anggaran seringkali didominasi tercapainya target anggaran tersebut merupakan efe-
oleh kepentingan eksekutif dan legislatif, serta kurang siensi belanja, jika dikaitkan dengan anggaran tradi-
mencerminkan kebutuhan masyarakat (Kartiwa, sional atau basis kas, tidak tercapainya target anggaran
2004). tersebut merupakan sisa anggaran atau saldo kas yang
Senjangan anggaran sendiri merupakan perbe- merupakan penerimaan untuk tahun berikutnya yang
daan antara anggaran yang direalisasikan dengan disebut dengan istilah SiLPA (Sisa Perhitungan Lebih
estimasi terbaik yang jujur diprediksikan (Suartana, Anggaran Tahun Sebelumnya). Efesiensi tersebut
2010). Hasanah dan Suartana (2014) menyatakan dipersepsikan sebagai peningkatan kinerja yakni
bahwa senjangan anggaran diciptakan oleh manajer penghematan, padahal realisasi tersebut bukan meru-
dengan menyembunyikan beberapa informasi pribadi pakan yang sesungguhnya dari belanja yang telah di-
dari atasan dan sengaja menggambarkan informasi tentukan lebih tinggi dari estimasinya, yang meru-
yang hanya dapat menguntungkan diri sendiri melalui pakan indikasi dari senjangan anggaran pada belanja.
pengenalan slack (senjangan). Hal ini dapat ber- Anggaran Pemerintah Kabupaten Dompu me-
dampak buruk pada organisasi sektor publik yaitu miliki perencanaan yang disesuaikan dengan harapan
terjadi kesalahan alokasi sumber daya dan bias dalam dan kebutuhan masyarakat melalui prioritas kebi-
evaluasi kinerja agen terhadap unit pertanggung- jakan belanja yang tidak akan terlepas dari Rencana
jawabannya. Menurut persepektif teori agensi (agency Kerja Pemerintah Daerah (RKPD), sesuai dengan
theory), adanya perbedaan informasi (asimetri infor- arah pembangunan daerah Pemerintah Kabupaten
masi) antara bawahan (agent) dengan atasan (prinsi- Dompu dapat tercermin melalui Laporan Realisasi
pal) dalam proses partisipasi anggaran dikarenakan Anggaran tahun 2014 di pos pendapatan dan belanja
menggiring bawahan (agent) untuk memberikan yang dirilis Dinas PPKAD Kabupaten Dompu.
informasi yang bias kepada atasanya (prinsipal) Berdasarkan Tabel 1, dapat dilihat bahwa fenomena
mengenai potensi yang dimiliki oleh organisasi, bahwa perkembangan APBD Pemerintah Kabupaten
dengan cara menciptakan senjangan anggaran, yakni Dompu Tahun anggaran tahun 2014, angka realisasi
anggaran pendapatan ditentukan lebih rendah dari pendapatan untuk beberapa item pendapatan, jika
yang seharusnya. dibandingkan anggaran dan realisasinya, terdapat be-
Berdasarkan teori agensi (agency theory) dan berapa item realisasi pendapatan lebih tinggi dengan
penelitian terdahulu diatas, penentuan target penda- anggaran yang telah ditetapkan. Kondisi ini mem-
patan (revenue) yang dicapai, memiliki kecende- proyeksikan kearah senjangan anggaran (budgetary
rungan dianggarkan lebih rendah dari kemampuan slack) dimana realisasi pendapatan selalu lebih tinggi
maksimalnya (underestimate). Dengan target yang dari anggaran pendapatan daerah.
lebih rendah, yang tentunya target anggaran akan Sedangkan pada Tabel 2 ditunjukkan angka
mudah dicapai, dapat dilihat pada pencapaian reali- realisasi belanja tidak mencapai 100%, artinya
sasi anggaran yang cendrung lebih besar dari ang- anggaran belanja tidak diserap secara maksimal.
garannya, sehingga persepsi akan kinerja meningkat Kondisi ini memproyeksikan kearah senjangan
pula, padahal realisasi tersebut merupakan potensi anggaran dimana realisasi belanja selalu lebih rendah
sesungguhnya dari pendapatan yang telah ditentukan dari anggaran belanja daerah. Walaupun anggaran
lebih rendah dari estimasinya, yang merupakan indi- Pemerintah Kabupaten Dompu dari tahun ketahun
kasi dari senjangan anggaran pada pendapatan. mengalami surplus tetapi pengestimasian, khususnya
Berbeda dengan pendapatan, belanja (expenditure) belanja dan pendapatan, cenderung terjadi slack
yang dicapai memiliki kecendrungan dianggarkan (senjangan). Suartana (2010) menyatakan senjangan
lebih tinggi dari yang seharusnya (over-estimate). anggaran terjadi karena penentuan pendapatan yang
Karena hal tersebut, maka realisasi belanja akan lebih terlalu rendah dan biaya yang terlalu tinggi.
rendah dari anggaran yang merupakan indikasi dari

Tabel 1. Komposisi Pendapatan Pemerintah Kabupaten Dompu Tahun 2014 (dalam rupiah)
TAHUN 2014
Uraian Pendapatan
Anggaran Realisasi %
Penpatan Asli Daerah 71.373.940.344 75.370.940.344 105
Pendapatan Transfer 714.014.076.360 713.417.226.120 99
Lain-lainya yang sah 10.918.827.500 11.794.299.900 108
Sumber: Dinas PPKAD Pemerintah Kabupten Dompu

159
Jurnal Akuntansi dan Investasi, 17 (2), 158-175, Juli 2016

Tabel 2. Komposisi Belanja Pemerintah Kabupaten Dompu Tahun 2014 (dalam rupiah)
TAHUN 2014
Uraian Belanja
Anggaran Realisasi %
Belanja Operasi 649.497.724.236 606.209.803.509 93
Pendapatan Transfer 128.296.026.656 120.607.395.775 94
Lain-lainya yang sah 1.260.756.739 398.943.000 31
Sumber: Dinas PPKAD Pemerintah Kabupten Dompu

Beberapa penelitian telah dilakukan mengenai Pemerintah Daerah (TAPD), sedangkan atasan
faktor-faktor yang dapat mengarah pada kecenderu- berperan dalam melaksanakan pengawasan. Menurut
ngan menciptakan senjangan anggaran (slack budge- teori ini, hubungan antara bawahan dan atasan pada
ting). Salah satu yang dianggap memiliki kecenderu- dasarnya sering berseberangan karena adanya kepen-
ngan terjadinya slack adalah Pertisipasi Anggaran. tingan masing-masing pihak yang berbeda. Sehingga
Partisipasi pengganggaran adalah proses yang meng- dalam partisipasi penganggaran, bawahan dapat me-
gambarkan individu-individu terlibat dalam penyu- nyembunyikan sebagian dari informasi pribadi mere-
sunan anggaran dan mempunyai pengaruh terhadap ka, yang dapat menyebabkan senjangan anggaran (bu-
target anggaran dan perlunya penghargaan atas pen- dgetary slack).
capaian target anggaran tersebut (Falikhatun, 2007). Berdasarkan penjelasan diatas maka yang men-
Proses partisipasi anggaran terbilang efektif karena jadi salah satu faktor yang diduga mempengaruhi
terjadi pertukaran informasi yang efektif sehingga hubungan partisipasi anggaran terhadap senjangan
besaran anggaran yang disetujui merupakan hasil dari anggaran (budgetary slack) adalah asimetri informasi
keahlian dan pengetahuan pribadi dari pembuat yaitu perbedaan informasi yang dimiliki agen dan
anggaran yang dekat dengan lingkungan operasi prinsipal, sehingga prinsipal tidak mampu memonitor
(Govindarajan dan Anthony, 2007). kemampuan agen yang sesungguhnya (Brahmayanti
Menurut beberapa penelitian, partisipasi ang- dan Sholihin, 2006). Asimetri informasi merupakan
garan dinilai dapat memicu perilaku negatif yang suatu kondisi apabila prinsipal tidak mempunyai
dapat timbul dari keterlibatan bawahan (agent) dalam informasi yang cukup mengenai kinerja agen baik itu
penyusunan anggaran, yaitu dengan cara menciptakan dalam kinerja aktual, motivasi dan tujuan, sehingga
senjangan anggaran (Lau dan Eggleton, 2003; atasan tidak dapat menentukan kontribusi bawahan
Veronika dan Komang, 2009; Afiani, 2010). Namun terhadap hasil aktual perusahaan atau organisasi
demikian, menurut Tjahjanti (2004), Sujana (2010), (Govindaradjan dan Anthony, 2007). Dunk (1993)
Dunk (1993), Supanto (2010), partisipasi yang tinggi menyatakan bahwa kinerja agen dinilai berdasarkan
dalam penyusunan anggaran juga dapat mengurangi tercapai atau tidaknya target anggaran, maka agen ter-
terjadinya budget slack. Dari berbagai hasil penelitian motivasi untuk tidak memberikan seluruh informasi
yang menunjukkan adanya ketidak konsistenan yang dimilikinya pada saat perencanaan anggaran.
antara penelitian yang satu dengan yang lainnya, Senjangan anggaran akan menjadi lebih besar dalam
maka diduga ada variabel lain mempengaruhi hubu- kondisi asimetri informasi karena asimetri informasi
ngan antara partisipasi dalam penyusunan anggaran mendorong bawahan atau pelaksana anggaran
dengan kemungkinan timbulnya slack anggaran. membuat senjangan anggaran (Suartana, 2010). Hasil
Govindarajan (1986) menyatakan bahwa perbe- penelitian Young (1985), Utomo (2006), Djasuli dan
daan hasil penelitian tersebut dapat diselesaikan me- Fadilah (2011) menyatakan bahwa interaksi par-
lalui pendekatan kontinjensi (contingency approach). tisipasi anggaran dan asimetri informasi berpengaruh
Hal ini dilakukan dengan memasukkan variabel lain positif dan signifikan pada senjangan anggaran. Ber-
yang mungkin mempengaruhi hubungan partisipasi beda dengan hasil Falikhatun (2007) yang menya-
dengan senjangan anggaran (budgetary slack). Dalam takan bahwa asimetri informasi tidak mampu mem-
penelitian ini variabel yang diajukan adalah variabel perkuat pengaruh penganggaran partisipatif pada
asimetri informasi, penekanan anggaran dan komit- senjangan anggaran.
men organisasional. Mengacu pada Fitri (2004), di- Variabel lain yang diduga mempengaruhi hubu-
jelaskan bahwa senjangan terjadi disebabkan karena ngan antara partisipasi anggaran terhadap senjangan
terdapat asimetri informasi antara manajer (bawahan) anggaran adalah penekanan anggaran, yaitu peru-
dengan atasan dalam suatu organisasi. Hubungan sahaan menjadikan anggaran menjadi satu faktor yang
keagenan dalam konteks pemerintah daerah antara paling dominan dalam pengukuran kinerja bawahan
atasan dan bawahan, dimana bawahan melakukan (Veronica dan Krisnadewi, 2008). Rani (2015) men-
proses perencanaan, pelaksanaan serta pelaporan atas jelaskan bahwa penekanan anggaran merupakan
anggaran daerah dengan membentuk Tim Anggaran desakan dari atasan pada bawahan untuk melak-

160
Irfan et al. – Pengaruh Partisipasi Anggaran

sanakan anggaran yang telah dibuat dengan baik, yang dan kepala SKPD (agent) sebagai wujud adopsi teori
berupa sanksi jika kurang dari target anggaran dan keagenan sektor publik. Selain itu, penelitian ini
kompensasi jika mampu melebihi target anggaran. diharapkan dapat mendukung teori kontinjensi.
Hasil Penelitian Afiani (2010), Chalos dan Poon Terdapat ketidak konsistenan penelitian-
(2000), Purgianto (2009) yang menunjukkan hasil penelitian terdahulu mengenai hubungan partisipasi
siginifikan antara pengaruh penekanan anggaran ter- anggaran terhadap senjangan anggaran, hal ini me-
hadap senjangan anggaran. Berbeda dengan pene- nunjukkan ada variabel lain yang mempengaruhi
litian yang dilakukan Dunk (1993) menemukan bah- hubungan partisipasi anggaran dengan kemungkinan
wa penekanan anggaran yang tinggi maka senjangan menimbulkan senjangan anggaran yang bersifat situa-
anggaran rendah. sional yang dikenal dengan istilah variabel kon-
Faktor lain yang diduga dapat mempengaruhi tinjensi. Jika hasil penelitian ini menunjukkan varia-
hubungan partisipasi anggaran terhadap senjangan bel bebas (partisipasi anggaran) berpengaruh terha-
anggaran adalah Komitmen organisasional. Komit- dap senjangan anggaran dengan asimetri informasi,
men organisasional ditunjukkan dalam sikap pe- penekanan anggaran dan komitmen organisasional
nerimaan, keyakinan yang kuat terhadap nilai-nilai sebagai variabel kontinjensi yang memoderasi penga-
dan tujuan sebuah organisasi serta adanya dorongan ruh tersebut, maka hal tersebut akan memperkuat
yang kuat untuk mempertahankan keanggotaan teori kontinjensi. Secara praktis, hasil penelitian ini
dalam organisasi demi tercapai tujuan organisasi dapat memberikan informasi kepada Pemerintah
(Robbin, 2008). Hasil penelitian Ikhsan dan Ane Daerah Kabupaten Dompu dan dapat dijadikan
(2007) menyatakan bahwa komitmen organisasional bahan pertimbangan mengenai hal-hal yang mesti
mampu memoderasi pengaruh anggaran partisipatif dilakukan agar dalam menentukan dan menciptakan
pada senajngan anggaran. Sementara dalam pene- anggaran yang efektif dan efesien.
litian Desmiyati (2009) menyatakan bahwa interaksi
anggaran partisipatif dan komitmen organisasional
berpengaruh negatif dan tidak signifikan pada sen- TINJAUAN LITERATUR DAN
jangan anggaran. Hal serupa dengan penelitian yang PERUMUSAN HIPOTESIS
dilakukan Minan (2005) menyatakan bahwa komit-
men organisasional tidak mempengaruhi hubungan Teori Keagenan
antara anggaran partisipatif dengan senjangan ang-
garan. Inti dari teori keagenan adalah kontrak kerja
Penelitian ini termotivasi oleh penelitian yang didesain dengan tepat untuk menyelaraskan
Supanto (2010) yang mengkaji pengaruh partisipasi kepentingan antara prinsipal dengan agen (Supanto,
anggaran terhadap senjangan anggaran dengan asime- 2010). Praktik senjangan anggaran mengandung
tri informasi, motivasi dan budaya organisasi sebagai pengertian dari teori keagenan, yaitu adanya konflik
variabel moderasi. Perbedaan penelitian ini dengan kepentingan antara agen (manajemen) dengan prin-
penelitian-penelitian sebelumnya terletak pada pemi- cipal. Teori keagenan yang dijelaskan oleh Anthony
lihan variabel moderasi yang digunakan yakni meng- dan Govindarajan (2007) merupakan suatu fenomena
ganti budaya organisasi dalam penelitian Supanto yang terjadi apabila atasan mendelegasikan wewenang
(2010), tidak mampu memoderasi hubungan parti- kepada bawahan untuk melakukan suatu otoritas atau
sipasi anggaran terhadap senjangan anggaran dengan tugas dalam membuat keputusan. Hubungan ke-
variabel penekanan anggaran dan komitmen orga- agenan dalam konteks pemerintah daerah antara
nisasional serta waktu penelitian, dan teknik analisis atasan dan bawahan, dimana bawahan melakukan
data dengan Partial Least Square (PLS). Selain itu, proses perencanaan, pelaksanaan serta pelaporan atas
penelitian ini menganggkat realita fenomena senja- anggaran daerah dengan membentuk Tim Anggaran
ngan anggaran yang terjadi di Pemerintah Daerah Pemerintah Daerah (TAPD), sedangkan atasan
Kabupaten Dompu. berperan dalam melaksanakan pengawasan. Menurut
Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan teori ini hubungan antara bawahan dan atasan pada
dapat menambah literatur mengenai akuntansi sektor dasarnya sering berseberangan karena adanya ke-
publik, terutama berkaitan dengan anggaran. Kepala pentingan masing-masing pihak yang berbeda.
daerah sebagai principal yang menjalankan fungsi
pengawasan, serta mendelegasikan wewenang kepada Teori Kontinjensi
kepala SKPD sebagai agent yang menjalan fungsi
perencanaan, pelaksanaan dan pertanggungjawaban Pendekatan kontinjensi dalam perilaku orga-
agar bekerjasama sehingga anggaran yang disusun nisasi adalah lingkungan yang berbeda menyebabkan
merupakan partisipasi dari kepala daerah (principal) adanya perilaku yang berbeda pula. Teori kontinjensi

161
Jurnal Akuntansi dan Investasi, 17 (2), 158-175, Juli 2016

memotivasi adanya analisis situasi sebelum diambil dengan intrumen Dunk (1993). Masih Menurut
tindakan dan menghilangkan perilaku yang biasa Dunk (1993) manajer lebih cendrung menyusun
dilakukan berdasarkan asumsi tentang keprilakuan. anggaran yang lebih mudah untuk dicapai. Prilaku
Sehingga, teori kontinjensi dapat digunakan untuk manajer melakukan senjangan anggaran dipengaruhi
semua pengetahuan yang mutakhir tentang organisasi oleh kebijakan direktur yang menilai kinerja manajer
dengan cara yang paling tepat, karena tindakan yang berdasarkan pencapaian sasaran anggaran. Senjangan
tepat bergantung pada variabel situasional (Davis dan anggaran biasanya dilakukan dengan meninggikan
Newstrom, 1985). Govindarajan (1986) hubungan biaya atau menurunkan pendapatan dari yang seha-
antara partisipasi anggaran terhadap senjangan rusnya, supaya anggaran mudah dicapai. Schiff dan
anggaran dapat diselesaikan melalui pendekatan Lewin (1970) mengindikasikan manajer dapat men-
kontinjensi (contingency approach), yakni dengan ciptakan senjangan anggaran dengan memperkecil
memasukkan variabel-variabel lain yang dapat pendapatan dan membebankan biaya menjadi lebih
memoderasi hubungan antara partisipasi anggaran tinggi. Senjangan anggaran diciptakan oleh manajer
dan senjangan anggaran. Dalam penelitian ini faktor yang dapat mengatur untuk menyembunyikan be-
kontinjensi (contingency approach) adalah asimetri berapa informasi pribadi dari atasan mereka dan
informasi dan komitmen organisasional. Variabel- sengaja menggambarkan informasi yang hanya dapat
variabel tersebut yang akan memoderasi hubungan menguntungkan diri mereka sendiri melalui penge-
antara partisipasi anggaran dan senjangan anggaran. nalan senjangan (Hasanah dan Suartana, 2014).
Praktik senjangan anggaran mengandung pen-
New Public Manajement (NPM) gertian dari teori keagenan, yaitu adanya konflik
kepentingan antara agen (manajemen) dengan prin-
NPM berakar dari teori manajemen yang ber- cipal. Govindarajan dan Anthony (2007) men-
anggapan bahwa praktik bisnis komersial dan mana- jelaskan bahwa konsep teori keagenan terjadi apabila
jemen sektor swasta adalah lebih baik dibandingkan atasan mendelegasikan wewenang kepada bawahan
dengan praktik dan manajemen sektor publik. Oleh untuk melakukan suatu otoritas atau tugas dalam
karena itu, agar kinerja sektor publik dapat menjadi membuat keputusan. Hubungan keagenan dalam
lebih baik, maka perlu untuk diadopsi beberapa konteks pemerintah daerah antara atasan dan bawah-
praktik dan teknik manajemen yang diterapkan di an, dimana bawahan melakukan proses perencanaan,
sektor swasta ke dalam sektor publik (Mardiasmo, pelaksanaan serta pelaporan atas anggaran daerah
2009). Konsep NPM juga memiliki keterkaitan sedangkan atasan berperan dalam melaksanakan
dengan permasalahan manajemen kinerja sektor pengawasan. Hasil Penelitian terdahulu yang di-
publik karena pengukuran kinerja menjadi salah satu lakukan oleh Afiani (2010), Young (1985) dan
prinsip NPM yang utama (Mahmudi, 2003). Falikhatun (2007) menunjukkan bahwa partisipasi
Penerapan konsep New Public Management ini yang tinggi dalam proses penyusunan anggaran, dapat
menyebabkan terjadinya perubahan manajemen menimbulkan senjangan anggaran (budgetslack) yang
sektor publik yang drastis dari sistem manajemen tinggi pula. Namun hasil yang berlawanan ditunjukan
tradisional yang kaku, birokratis dan hierarkis dari penelitian Sujana (2010), Dunk (1993), Supanto
menjadi model manajemen sektor publik yang (2010), Schift dan Lewin (1970) menunjukan bahwa
fleksibel dan lebih mengakomodasi pasar. Penerapan partisipasi yang tinggi dalam penyusunan anggaran
konsep NPM dapat dipandang sebagai bentuk dapat mengurangi terjadinya senjangan anggaran
modernisasi atau reformasi manajemen dan (budgetslack). Hasil penelitian ini menunjukkan
administrasi publik, depolitasi kekuasaan, atau adanya ketidak konsistenan antara penelitian yang
desentralisasi wewenang atau desentralisasi wewenang satu dengan yang lainnya, hal ini menunjukkan ada
yang mendorong demokrasi dalam pemerintahan variabel lain mempengaruhi hubungan antara partisi-
(Mahmudi, 2003). pasi dalam penyusunan anggaran dengan kemung-
kinan timbulnya slack anggaran.
Senjangan Anggaran Govindarajan (1986) menyatakan bahwa per-
bedaan hasil penelitian tersebut dapat diselesaikan
Senjangan anggaran (budget slack) adalah perbe- melalui pendekatan kontinjensi (contingency app-
daan antara jumlah anggaran dan jumlah estimasi roach). Hal ini dilakukan dengan memasukkan varia-
terbaik (Anthony dan Govindarajan, 2005). Senjang- bel-variabel lain yang dapat memoderasi hubungan
an anggaran adalah perbedaan antara anggaran yang antara partisipasi anggaran dan senjangan anggaran.
dinyatakan dan estimasi anggaran terbaik yang secara Dalam penelitian ini faktor kontinjensi (contingency
jujur dapat diprediksi serta dibuat oleh penyusun approach) adalah asimetri informasi, penekanan
anggaran dalam penganggaran. Variabel ini diukur anggaran dan komitmen organisasional. Variabel-

162
Irfan et al. – Pengaruh Partisipasi Anggaran

variabel tersebut yang akan memoderasi hubungan anggaran dapat memberikan pengaruh positif dalam
antara partisipasi anggaran dan senjangan anggaran. mencapai tujuan organisasi (Arifin W, 2012). Tingkat
Berdasarkan hasil penelitian terdahulu dan keterlibatan dan penagruh bawahan dalam proses
landasan teori yang telah diuraikan, peneliti meng- penyusunan anggaran merupakan faktor utama yang
identifikan 1 (satu) variabel eksogen (independen) membedakan anggaran partisipasif dan non par-
yakni Partisipasi Anggaran, 1 (satu) variabel endogen tisipasif. Partisipasi dalam penyusunan anggaran me-
(dependen) yakni senjangan anggaran dan 3 (tiga) mungkinkan manajer (sebagai bawahan) untuk me-
variabel moderasi yakni Asimetri Informasi, Pene- lakukan negosiasi dengan atasan mengenai target
kanan Anggaran dan Komitmen organisasional yang anggaran yang dapat dicapai (Syam dan Djalil, 2006).
diduga memoderasi pengaruh partsipasi anggaran Terjadinya senjangan anggaran dalam partisipasi
terhadap Senjangan Anggaran sebagai variabel de- anggaran dikarenakan konstribusi bawahan (agent)
penden. Adapun rerangka konseptual penelitian ini yang tinggi dalam proses penyusunan anggaran. Peri-
dapat dilihat pada Gambar 1. laku ini dapat dijelaskan dengan teori keagenan, yang
menjelaskan fenomena yang terjadi, ketika atasan
Pengaruh Partisipasi Anggaran terhadap Senjangan (prinsipal) men delegasikan kepada bawahan (agent)
Anggaran untuk bertanggungjawab melakukan suatu tugas dan
membuat keputusan. Agen diberikan wewenang un-
Partisipasi anggaran adalah suatu proses dalam tuk terlibat dalam proses partisiapsi anggaran. Ke-
organisasi yang melibatkan individu-individu, yakni terlibatan bawahan (agent) dalam partisipasi anggaran
manajer dalam penyusunan anggaran untuk me- akan memungkinkan manajer mempunyai informasi
nentukan tujuan anggaran dan mempunyai target terkait organisasi. Senjangan anggaran timbul karena
anggaran (Brownell, 1982). Proses penganggaran manajer yang ikut berpatisipasi dalam penyusunan
dapat dilakukan dengan metode top down, bottom anggaran memberikan informasi yang bias kepada
up, dan partisipasif. Penyusunan anggaran merupa- atasan (prinsipal), padahal bawahan (agent) memiliki
kan salah satu sarana untuk berpartisipasi dalam informasi yang dapat digunakan untuk membantu ke-
pengambilan keputusan. Proses penyusunan anggar- akuratan anggaran organisasi. Bawahan (agent) men-
an merupakan bagian dari rangkaian proses anggaran ciptakan senjangan dengan mengestimasi pendapatan
yang disusun direktur (prinsipal) dan manajer (agen). lebih rendah dan beban lebih tinggi agar target ang-
Partisipasi anggaran diharapkan mampu mengako- garan dapat dicapai. Sehingga partisipasi bawahan
modasikan anggaran yang diperlukan oleh unit dan dalam proses penyusunan anggaran akan memicu ba
rencana yang telah diprogramkan (Coryanata, 2006; bawahan (agent) melakukan tindakan yang ingin dica-
Purwantini dan Suratno, 2007). pai yaitu dengan menciptakan senjangan anggaran.
Partisipasi seluruh tingkat manajemen mulai dari Pernyataan diatas didukung oleh Afiani (2010),
proses penyusunan anggaran mulai dari proses Lowe dan Shaw (1968), Young (1985), menunjukkan
penyusunan anggaran sampai dengan pelaksanaan

Asimetri Penekanan
Informasi Anggaran

Partisipasi Senjangan
Anggaran Anggaran
( Y)

Komitmen
Organisasi
onal

Gambar 1. Rerangka Konseptual Penelitian

163
Jurnal Akuntansi dan Investasi, 17 (2), 158-175, Juli 2016

bahwa partisipasi yang tinggi dalam proses penyusun- motivasi agen untuk melakukan asimetri informasi
an anggaran, dapat menimbulkan senjangan anggaran untuk memudahkan pencapaian anggaran. Peneltian
(budget slack) yang tinggi pula. Namun hasil yang ini, didukung oleh Young (1985), Utomo (2006),
berlawanan ditunjukan dari penelitian Sujana (2010), Djasuli dan Fadilah (2011) bahwa interaksi peng-
Dunk (1993), Supanto (2010), Schift dan Lewin anggaran partisipatif dan asimetri informasi ber-
(1970) menunjukan bahwa partisipasi yang tinggi da- pengaruh positif dan signifikan pada budgetary slack.
lam penyusunan anggaran dapat mengurangi terjadi- Menurut Falikhatun (2007), eksekutif sebagai agen
nya budget slack. Hasil penelitian ini menunjukkan cenderung melakukan budgetary slack, karena ber-
adanya ketidak konsistenan antara penelitian yang tujuan untuk mengamankan posisinya di pemerin-
satu dengan yang lainnya, maka diusulkan hipotesis tahan.
sebagai berikut: Berdasarkan tinjaun literatur dan hasil penelitian
H1: Partisipasi anggaran berpengaruh terhadap sen- terdahulu, dapat disimpulkan bahwa asimetri infor-
jangan anggaran. masi yaitu ketidakseimbangan informasi antara prin-
sipal dan agen dapat menimbulkan senjangan ang-
Kemampuan Asimetri Informasi Memoderasi garan karena kinerja agen hanya diukur berdasarkan
Pengaruh Partisipasi Anggaran terhadap Senjangan pencapaian anggaran yang memotivasi agen mela-
Anggaran kukan asimetri informasi. Sehingga dalam partisipasi
anggaran agen dapat menyembunyikan sebagian info-
Rani (2015) menyatakan bahwa penentuan rmasi yang dapat menyebabkan senjangan anggaran
anggaran yang tepat memang tidak mudah dan akan (slack budgeting) dengan kata lain asimetri informasi
menjadi masalah apabila bawahan mempunyai infor- mampu mempengaruhi hubungan partisipasi ang-
masi yang lebih baik dibandingkan informasi yang garan terhadap senjangan anggaran. Dengan demi-
dipunyai atasan. Perbedaan informasi yang dimiliki kian, peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut:
antara atasan dan bawahan inilah yang dinamakan H2: Asimetri Informasi memperkuat pengaruh par-
informasi asimetri. Adanya informasi asimetri meru- tisipasi anggaran terhadap senjangan Anggaran.
pakan salah satu faktor yang menimbulkan perilaku
negatif dalam hal ini adalah senjangan anggaran. Kemampuan Penekanan Anggaran Memoderasi
Suartana (2010) menjelaskan bahwa konsep infor- Pengaruh Partisipasi Anggaran terhadap Senjangan
masi asimetris yaitu atasan anggaran mungkin mem- Anggaran
punyai pengetahuan dan wawasan yang lebih dari
pada bawahan, ataupun sebaliknya. Bila kemung- Penekanan Anggaran merupakan desakan dari
kinan yang pertama terjadi, akan muncul tuntutan atasan pada bawahan untuk melaksanakan anggaran
atau motivasi yang lebih besar dari atasan kepada yangtelah dibuat dengan baik. Pengukuran kinerja
bawahan mengenai pencapaian target anggaran yang berdasarkan anggaran yang telah disusun membuat
menurut bawahan terlalu tinggi. Namun, bila kemu- bawahan akan berusaha memperoleh variance yang
ngkinan yang kedua terjadi, bawahan akan menya- menguntungkan dengan menciptakan slack, antara
takan target lebih rendah daripada yang dimung- lain dengan merendahkan penghasilan dan meninggi-
kinkan untuk dicapai. kan biaya pada saat penyusunan anggaran (Rani,
Berdasarkan teori keagenan, manusia akan 2015). Menurut Gamal (2001) jika penilaian kinerja
bertindak opportunistik yaitu mengutamakan kepen- seseorang karyawan sangat ditentukan oleh anggaran
tingan pribadi daripada kepentingan organisasi. Agen yang telah disusun, maka bawahan cendrung melaku-
akan termotivasi untuk meningkatkan kompensasi di kan senjangan anggaran. Bila bawahan diransang
masa mendatang guna meningkatkan kinerjanya, dengan adanya reward positif yang besar jika kerja
sedangkan prinsipal termotivasi untuk meningkatkan melampaui anggaran dan bawahan akan dikenakan
utilitas dan profitabilitasnya. Prinsipal tidak dapat me- reward negatif bila kerjanya dibawah anggaran, maka
monitor kegiatan agen setiap hari. Sebaliknya, agen bawahan akan cndrung melonggarkan anggaran
mengetahui informasi penting mengenai kapasitas dalam penyusunan supaya anggaran mudah dicapai
diri, lingkungan kerja dan organisasinya secara kese- atau dengan kata lain melakukan senjangan anggaran.
luruhan. Hal inilah yang menimbulkan asimetri Penekanan anggaran merupakan suatu kecendrungan
informasi yaitu ketidakseimbangan informasi antara yang terjadi untuk mencapai keberhasilan anggaran
prinsipal dan agen. dengan cara termudah.
Asimetri informasi yang terjadi antara prinsipal Penekanan anggaran merupakan desakan dari
dan agen yang berpartisipasi dalam penganggaran direktur pada manajer untuk melaksanakan anggaran
dapat menimbulkan budgetary slack. Karena, kinerja yang telah dibuat sesuai dengan target. Penekanan
yang dinilai dari tingkat pencapaian anggaran menjadi anggaran dapat mempengaruhi senjangan anggaran.

164
Irfan et al. – Pengaruh Partisipasi Anggaran

Hal ini dapat dijelaskan dengan teori keagenan yang men organisasional adalah dorongan dari dalam
menjelaskan fenomena pemberian wewenang dari individu untuk berbuat sesuatu agar dapat menunjang
atasan kepada bawahan untuk bertanggungjawab keberhasilan organisasi sesuai dengan tujuan dan
melakukan suatu tugas dan keputusan. Dalam teori lebih mengutamakan kepentingan organisasi. Semen-
keagenan direktur senantiasa mendesak agar manajer tara Luthan (1998) mendefinisikan komitmen organi-
melakukan efesiensi dalam menjalankan aktivitas sasional dalam tiga pengertian, yaitu: (1) keinginan
operasi dengan mengurangi beban dan meningkatkan kuat untuk tetap sebagai organisasi tertentu; (2)
pendapatan perusahaan. Target anggaran yang keinginan untuk berusaha keras sesuai keinginan
terlampau sulit mempengaruhi manajer untuk men- organisasi; dan (3) keyakinan, penerimaan nilai dan
gambil tindakan jangka pendek yang mudah dicapai. tujuan organisasi.
Penekanan anggaran yang diterapkan memicu Komitmen organisasional merupakan dimensi
terjadinya upaya manajer melakukan senjangan agar prilaku yang dapat digunakan untuk menilai kecen-
anggaran yang telah disusun di unit masing-masing derungan karyawan untuk bertahan sebagai anggota
mudah dicapai antara lain dengan cara melonggarkan organsasi, identifikasi dan keterlibatan seseorang yang
anggaran. Manajer berusaha memperoleh perbedaan relatif kuat terhadap organisasi, keinginan anggota
yang menguntungkan dengan cara menciptakan organisasi untuk mempertahankan kenggotaannya
senjangan anggaran untuk mencapai target anggaran. dalam organisasi dan bersedia berusaha keras bagi
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Afiani pencapaian tujuan organisasi (Sopiah, 2008). Dalam
(2010), Chalos dan Poon (2000), Setiadi et al. (2013), proses penganggaran mengandung komitmen mana-
Triana et al. (2012) dan Purgianto (2009) yang jemen untuk mencapai target yang telah ditetapkan.
menunjukkan hasil siginifikan antara pengaruh pene- Komitmen organisasional dapat berfungsi sebagai alat
kanan anggaran (budget emphasis) terhadap senja- bantu psikologis dalam menjalankan organisasi ter-
ngan anggaran. Namun, hasil penelitian yang dilaku- tentu. Kemudian, hasil proses penganggaran juga
kan oleh Dunk (1993) dan Sujana (2010) yang ditentukan oleh komitmen pelaksananya. Oleh kare-
menunjukkan penekanan anggaran (budget empha- na itu komitmen karyawan atau sumber daya manusia
sis) tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap dalam pelaksanaan proses penganggaran sangat
senjangananggaran. Penekanan anggaran berpenga- diperlukan untuk mendapat hasil yang optimal.
ruh terhadap slack anggaran karena adanya pengu- Komitmen organisasional yang kuat di dalam
kuran kinerja manajer berbasis anggaran dalam suatu diri individu akan menyebabkan individu berusaha
organisasi. kerasmencapai tujuan organisasi sesuai dengan tujuan
Berdasarkan argument di atas, dapat disimpul- dan kepentingan organisasiserta akan memiliki pan-
kan bahwa target yang terlampau sulit akan mem- dangan positif dan lebih berusaha berbuat yang
pengaruhi individu mengambil tindakan jangka terbaik demi kepentingan organisasi (Porter,1974).
pendek yang mudah dicapai yakni dengan cara melo- Hal ini dapat dijelaskan dengan teori keagenan yang
nggarkan anggaran sehingga memperoleh perbedaan menjelaskan fenomena pemberian wewenang dari
yang menguntungkan dengan cara menciptakan sen- atasan kepada bawahan untuk bertanggungjawab
jangan anggaran untuk mencapai target anggaran. melakukan suatu tugas dan keputusan. Latuheru
Dengan kata lain, penekanan anggaran mampu mem- (2005) menyatakan bahwa naik atau turunnya sen-
pengaruhi hubungan partisipasi anggaran terhadap jangan anggaran tergantung pada apakah individu
senjangan anggaran. Dengan demikian, peneliti me- memilih untuk mengejar kepentingannya sendiri atau
ngajukan hipotesis sebagai berikut: justru bekerja untuk kepentingan organisasi. dengan
H3: Penekanan anggaran memperkuat pengaruh par- kata lain bahwa komitmen organisasional mampu
tisipasi anggaran terhadap Senjangan Anggaran. mempengaruhi hubungan partsipasi anggaran terha-
dap senjangan anggaran. Sebaliknya, individu dengan
Kemampuan Komitmen Organisasional Memoderasi komitmen rendah akan mementingkan dirinya atau
Pengaruh Partisipasi Anggaran terhadap Senjangan kelompoknya. Dia tidak memiliki keinginan untuk
Anggaran menjadikan organisasi ke arah yang lebih baik, sehi-
ngga memungkinkan terjadinya senjangan anggaran
Menurut Robbin (2008) komitmen organisasi- apabila dia terlibat dalam penyusunan anggaran
onal merupakan keyakinan dan dukungan yang kuat (Kartika, 2010). Hasil penelitian terdahulu yang
terhadap nilai dan sasaran yang ingin dicapai orga- dilakukan Ikhsan dan Ane (2007) menyatakan bahwa
nisasi yang menggambarkan sejauh mana seorang komitmen organisasional mampu memoderasi peng-
karyawan memihak sebuah organisasi serta tujuan- aruh anggaran partisipatif pada senjangan anggaran.
tujuan dan keinginan untuk mempertahankan Berdasarkan tinjaun literatur dan hasil pe-
keanggotaan. Darlis (2002) menyatakan bahwa komit- nelitian terdahulu, dapat disimpulkan bahwa proses

165
Jurnal Akuntansi dan Investasi, 17 (2), 158-175, Juli 2016

partisipasi anggaran juga ditentukan oleh komitmen METODE PENELITIAN


pelaksananya, ketika individu mengejar kepentingan
pribadi yakni memiliki komitmen organisasional ren- Populasi dan Sampel Penelitian
dah, maka individu tersebut dalam partisipasi peng-
anggaran akan berusaha melakukan senjangan angga- Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh
ran agar kinerjanya terlihat baik,sehingga akan meni- aparat/pejabat struktural pada Eselon II, III, dan IV
ngkatkan senjangan anggaran, dengan kata lain bahwa pada Pemerintah Kabupaten Dompu sebanyak 538
komitmen organisasional mampu mempengaruhi orang yang tersebar di 37 SKPD. Teknik pe-
hubungan partsipasi anggaran terhadap senjangan ngambilan sampel dilakukan dengan metode pur-
anggaran. Dengan demikian, peneliti mengajukan posive sampling, didasarkan pada pertimbangan
hipotesis sebagai berikut: bahwa sampel tersebut adalah aparat/pejabat teknis
H4: Komitmen organisasional yang rendah semakin yang terlibat dalam penyusunan, pelaksanaan dan
meningkatkan senjangan anggaran pada proses pelaporan anggaran di setiap SKPD, jumlah sampel
partisipasi anggaran. yaitu 100 responden.

Tabel 3. Instrumen Pengukuran Variabel


No Variabel Indikator Sumber/Skala
1) Senjangan Anggaran (Y) a. Jumlah anggaran pendapatan yang dibuat Begum (2009)/Skala Likert
lebih rendah dari seharusnya. dengan skor 1 s/d 5
b. Jumlah anggaran belanja yang dibuat lebih
tinggi dari seharusnya disusun.
2) Partisipasi Anggaran ( ) a. Kemampuan memberikan pendapat dalam Supriyatno (2010)/Skala
penyusunan anggaran. Likert dengan skor 1 s/d 5
b. Frekuensi memberikan pendapat/usulan
tentang anggaran kepada atasan
c. Frekuensi atasan meminta pendapat ketika
anggaran disusun
d. Konstribusi dalam penyusunan anggaran
3) Asimetri Informasi ( ) a. Kecukupan informasi Novita et al. (2015)/Skala
b. Kualitas informasi Likert dengan skor 1 s/d 5
c. Kuantitas informasi
d. Pemahaman informasi
4) Penekanan Anggaran ( ) a. Anggaran sebagai fungsi pengawasan Rani (2015)/ Skala Likert
b. Anggaran sebagai tolak ukur kinerja dengan skor 1 s/d 5
c. Kemampuan dalam mencapai target
anggaran
d. Reward (penghargaan) ketika mencapai
target anggaran
e. Anggaran yang ditetapkan meningkatkan
kinerja.
5) Komitmen organisasional ( ) a. Kesanggupan untuk bekerja diatas rata-rata Sumarno (2005)/Skala
b. Kebanggaan terhadap organisasi tempat Likert dengan skor 1 s/d 5
bekerja
c. Kesediaan untuk mengerjakan semua
pekerjaan
d. Kesesuian nilai individu dengan nilai
organisasi
e. Kebanggaan menjadi bagian organisasi
f. Penangaruh organisasi dalam berprestasi
g. Kepuasan memilih organisasi tempat
bekerja
h. Kepedulian tehadap masa depan organisasi
i. Penilian pegawai terhadap organisasi

Variabel Penelitian dan Pengukurannya ran, Variabel Endogen adalah senjangan annggaran,
Variabel Moderasi adalah Asimetri Informasi, Pene-
Variabel dalam penelitian ini dibagi menjadi kanan Anggaran dan Komitmen organisasional.
lima yaitu Variabel Eksogen adalah Partisipasi angga- Pengukuran Variabel disajikan pada Tabel 3.

166
Irfan et al. – Pengaruh Partisipasi Anggaran

Analisis Data harus di drop (dibuang) dari model. Hal ini dapat
dilihat pada Tabel 5.
Metode analisis data yang digunakan dalam
pengujian hubungan antar variabel penelitian ini Tabel 4. Hasil analisis Indikator loading factor < 0,50
adalah metode Partial Least Square (PLS). Analisis
Indikator Loading factor < 0,50 Keterangan
data meliputi uji validitas dan reliabilitas instrumen,
evaluasi inner model dan pengujian hipotesis secara X1.3 0,475 drop
sraristik (Sofyani dan Akbar, 2013; 2015). X1.4 0,439 drop
X4.2 0,276 drop
X4.5 0,048 drop
X4.7 0,348 drop
HASIL DAN PEMBAHASAN
X4.8 0,067 drop
Evaluasi Model Pengukuran (Outer Model)
Tabel 5. Hasil analisis Indikator loading factor < 0,50
Model pengukuran digunakan untuk menguji Indikator Loading factor < 0,50 Keterangan
validitas konstruk dan reliabilitas dari instrumen
penelitian, yakni angket kuesioner yang dibgikan X2.3 0,316 drop
kepada sampel penelitian. Uji validitas dalam pene-
litian ini yaitu convergent validity dan discriminant Setelah indikator-indikator tersebut didrop, sela-
validity, sedangkan untuk uji reliabilitas yaitu njutnya dilakukan analisis kembali terhadap model.
composite reliability. Berdasarkan hasil analisis, indikator-indikator memi-
liki nilai loading factor > 0,50. Hasil analisis dapat
Uji Validitas dilihat pada Gambar 5.
Model struktural awal pada Gambar 2 telah
Pengujian validitas indikator konstruk dilakukan mengalami perubahan menjadi seperti Gambar 3.
dengan convergent validity, dan discriminant validity. Selain melihat loading factor, rule of thumb yang
Convergent validity dari model pengukuran dengan digunakan untuk convergent validity adalah outer
refleksif indicator dinilai berdasarkan korelasi antara loading > 0,7, Communality > 0,5 dan average vari-
item score/component score dengan construct score ance extracted (AVE) > 0,5, nilai AVE dan Commu-
yang dihitung dengan PLS (Ghozali, 2008:24). Hal nality ditunjukkan pada Tabel 6.
senada juga disampaikan oleh Hartono (2011) uji
validitas konvergen dalam PLS dengan indikator Tabel 6. Nilai AVE dan Communality
reflektif dinilai berdasarkan loading factor (korelasi AVE Communnality
antara skor item/skor komponen dengan skor X1 0,772025 0,772025
konstruk) indikator-indikator yang mengukur kons- X1*X2 0,763162 0,763162
truk tersebut. Menurut Chin (1995) dalam Jogiyanto, X1*X3 0,772335 0,772335
(2011) rule of thumb yang digunakan untuk validitas X1*X4 0,739909 0,739909
konvergen adalah Communality > 0,5 dan Average X2 0,561358 0,561358
Variance Extracted (AVE) > 0,5. Hasil analisis dapat X3 0,615480 0,615480
dilihat pada Gambar 3. X4 0,513453 0,513453
Berdasarkan hasil analisis ditemukan masih Y 0,710114 0,710114
terdapat variabel manifes/teramati/indikator yang
memiliki nilai loading factor < 0,50, yaitu X1.3, X1.4, Dari Tabel 6 dapat dilihat nilai AVE dan
X4.2, X4.3, X4.5, X4.7 dan X4.8,maka indikator- communality > 0,50, sehingga memenuhi persyaratan
indikator tersebut harus di drop dari model. Hal ini rule of thumb yang digunakan untuk convergent
dapat dilihat pada Tabel 4. Setelah indikator-indi- validity. Discriminant validity dari model pengukuran
kator tersebut didrop, selanjutnya dilakukan analisis dengan refleksif indikator dinilai berdasarkan cross
kembali dengan menggunakan PLS terhadap model. loading pengukuran dengan konstruknya. Metode
Hasil dari analisis kembali ini dapat disimak pada lain untuk menilai discriminant validity adalah
Gambar 4. membandingkan nilai square root of average variance
Berdasarkan hasil analisis, ditemukan masih extrated (AVE) setiap konstruk dengan korelasi
terdapat variabel manifes/teramati/indikator yang antara konstruk dengan konstruk lainnya dalam
memiliki nilai loading factor < 0,50, yaitu X2.3. Dari model. Dalam penelitian ini metode yang dipakai
hasil tersebut maka indikator yang nilainya < 0,50 adalah dengan melihat nilai cross loading. Berdasar-

167
Jurnal Akuntansi dan Investasi, 17 (2), 158-175, Juli 2016

Gambar 2. Ilustrasi Model Struktural Awal

Gambar 3. Model Pengukuran (Outer Model) I

168
Irfan et al. – Pengaruh Partisipasi Anggaran

Gambar 4. Model Pengukuran (Outer Model) II

Gambar 5. Model Pengukuran (Outer Model) III

169
Jurnal Akuntansi dan Investasi, 17 (2), 158-175, Juli 2016

kan nilai cross loading untuk semua konstruk > 0,60 mampu menjelaskan 13,74 % perubahan pada
sehingga memenuhi persyaratan discriminant validity. variabel laten endogen Y1 dan sisanya sebesar 86,26
% dijelaskan oleh faktor lain diluar yang diteliti.
Uji Reliabilitas
Pengujian Hipotesis
Uji reliabiltas pada model pengukuran (outer
model) pada indikator reflektif dengan melihat nilai Setelah analisis model dilakukan, analisis
Composite Reliability. Indikator dinyatakan reliabel selanjutnya adalah pengujian hipotesis, analisis ini
atau memiliki reliabilitas baik apabila nilai Composite dilakukan dengan membandingkan nilai T-table
Reliability > 0,70. Hasil perhitungan Composite dengan nilai T-statistics yang dihasilkan dari proses
Reliability dalam penelitian ini, ditampilkan pada bootstrapping dalam PLS. Hipotesis diterima (ter-
Tabel 7 berikut: dukung) jika nilai T-statistics lebih tinggi daripada
nilai T-table (1,65) dengan signifikansi level 10% (two
Tabel 7. Nilai Composite Reliability tailed) (Ghozali, 2012:85). Hasil proses bootstrapping
Composite Reliability PLS dapat dilihat pada Gambar 6 dan Tabel 8.
X1 0,910197
X1*X2 0,966612 Pengujian Pengaruh Partisipasi Anggaran terhadap
X1*X3 0,980705
Senjangan Anggaran
X1*X4 0,971519
X2 0,791768
X3 0,888427 Analisis yang digunakan dalam penelitian ini
X4 0,807783 adalah analisis PLS-SEM biasa disebut dengan
Y 0,829124 Component Based SEM atau sering disebut juga
dengan soft modeling untuk menentukan pengaruh
Tabel 7 di atas menunjukkan bahwa nilai com- variabel eksogen terhadap variabel endogen.
posite reliability > 0,70, sehingga dapat disimpulkan Berdasarkan hasil analisis pada Tabel 8, hipotesis 1
bahwa semua indikator konstruk adalah reliabel atau yang menyatakan bahwa partisipasi anggaran
memenuhi uji reliabilitas. berpengaruh signifikan terhadap senjangan anggaran.
Hasil uji hipotesis menunjukkan path coeficient
Evaluasi Inner Model antara partisipasi anggaran dengan senjangan
anggaran memiliki nilai T-statistics (1,689012) >T-
Evaluasi inner model dilakukan dengan uji table (1,65) dengan signifikansi level 10% (two tailed),
bootstrapping. Evaluasi model struktural (inner menunjukkan bahwa partisipasi anggaran ber-
model) merupakan model struktural untuk mem- pengaruh signifikan terhadap senjangan anggaran.
prediksi hubungan kausalitas antar variabel laten Artinya hipotesis 1 diterima.
melalui uji bootstrapping, untuk memprediksi adanya Hubungan keagenan antara Kepala Daerah
hubungan kausalitas model structural (inner model) (Bupati) dan Kepala Dinas/Kantor/Badan adalah
dievaluasi dengan menggunakan R-square untuk Kepala Daerah (Bupati) berperan sebagai prinsipal
konstruk dependen, Stone-Geiser Q-square test dan Kepala Dinas/Kantor/Badan sebagai agen,
untuk predictive relevance dan uji t serta signifikansi dimana risiko ketidakpastian lingkungan dan peni-
dari koefisien parameter jalur struktural. Dalam laian kinerja menjadi motivasi kepala SKPD untuk
menilai model dengan PLS dengan melihat R-square melakukan budgetary slack. Agen termotivasi untuk
untuk setiap variabel laten eksogen. Dari hasil analisis mengembangkan karir ke jenjang yang lebih tinggi
ditemukan nilai R-square untuk variabel laten dan meningkatkan kompensasinya di masa men-
endogen Y1 adalah 0,13740 yang berarti model ini datang. Senjangan anggaran (budgetari slack) yang

Tabel 8. Path Coefficients (Mean, STDEV, T-Values)


Original Sampel Standard Deviation Standard Error T Statistics
Sample (O) Mean (M) (STDEV) (STERR) (|O/STERR|)
X1 - > Y 1,122651 0,788910 0,664679 0,664679 1,689012
X1*X2 -> Y -1,386598 -0,827653 0,743916 0,743916 1,863918
X1*X3 -> Y -1,442018 -0,697624 0,766708 0,766708 1,880793
X1*X4 -> Y 1,487704 0,604677 0,895833 0,895833 1,660693
X2 0,532835 0,362965 0,310194 0,310194 1,717747
X3 0,525465 0,196901 0,352782 0,352782 1,489491
X4 -0,373976 -0,033076 0,367766 0,367766 1,016887

170
Irfan et al. – Pengaruh Partisipasi Anggaran

Gambar 6. Hasil Proses Bootstrapping

diciptakan oleh perangkat daerah cenderung meru- garan terhadap senjangan anggaran. Artinya hipotesis
pakan senjangan anggaranyang positif, karena 2 ditolak. Hal ini terjadi karena koefisien jalur
menjaga hubungannya dengan kepala daerah dan berlawanan dengan hipotesis yaitu bernilai negatif
mengamankan pekerjaan dan posisi atau jabatan di sebesar –1,386598. Hasil tersebut menunjukkan
pemerintahan (Mardiasmo, 2001). Jadi partisipasi bahwa interaksi partisipasi anggaran dan asimetri
anggaran yang tinggi dapat menyebabkan terjadinya informasi berpengaruh signifikan negatif terhadap
senjangan anggaran. Hal dapat diartikan bahwa senjangan anggaran (budgetary slack), artinya kondisi
partisipasi pegawai dalam anggaran, akan membuat asimetri informasi yang terjadi antara agen dan
pegawai leluasa dalam menentukan apa yang akan di prinsipal yang berpartisipasi dalam penganggaran,
capai untuk kepentingannya sendiri bukan kepenting- dapat menurunkan kemungkinan terjadinya sen-
an organisasi atau institusi. Hasil penelitian ini sejalan jangan anggaran.
dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Lau Kondisi asimetri informasi artinya pegawai
dan Eggleton (2003), Veronika dan Komang (2009) , semakin mengenal secara teknis tentang pekerjaan
Afiani (2010), Lowe dan Shaw (1968), Merchant dan pegawai mempunyai pemahaman lebih baik
(1981), Young (1985), menunjukkan bahwa partisi- mengenai apa yang dapat dicapai di area tanggung
pasi yang tinggi dalam proses penyusunan anggaran, jawab masing-masing, sehingga secara tidak langsung
dapat menimbulkansenjangan anggaran (budgetslack) terjadi penurunan kesenjangan anggaran dikarenakan
yang tinggi pula. anggaran sudah tepat sasaran. Tindakan yang diambil
Berdasarkan hasil analisis pada Tabel 8, hipo- pegawai sebagai pihak yang mempunyai kepentingan
tesis 2 yang menyatakan bahwa pengaruh interaksi terhadap perencanaan anggaran, melaporkan ke-
partisipasi anggaran dengan asimetri informasi ter- konsistenan terhadap target kinerja yang diharapkan
hadap senjangan angaran memiliki nilai koefisien atau menyatukan hubungan antara masukan (input)
jalur sebesar –1,386598 dan T-Stastistics (1,863918) dengan keluaran (output) suatu program/kegiatan
>T-table (1,65) dengan signifikansi level 10% (two sesuai dengan kenyataan yang ada sehingga terjadi
tailed), menunjukkan interaksi antara partisipasi ang- penurunan kesenjangan anggaran.
garan dengan asimetri informasi terdapat pengaruh Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan pene-
negatif signifikan, artinya bahwa asimetri informasi litian terdahulu yang dilakukan oleh Young (1985),
tidak mampu memperkuat hubungan partisipasi ang- Utomo (2006), Djasuli dan Fadilah (2011) menya-

171
Jurnal Akuntansi dan Investasi, 17 (2), 158-175, Juli 2016

takan bahwa interaksi partisipasi anggaran dan terhadap slack anggaran karena adanya pengukuran
asimetri informasi berpengaruh positif dan signifikan kinerja agen, berbasis anggaran dalam suatu
pada budgetary slack. Namun hasil penelitian ini, organisasi. Falikhatun (2008) menyatakan bahwa
sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan bawahan menciptakan slack anggaran dipengaruhi
oleh Falikhatun (2007) yang menyatakan bahwa oleh keinginan dan kepentingan agen sehingga akan
asimetri informasi tidak mampu memperkuat memudahkan pencapaian target anggaran, terutama
pengaruh partisipasi anggaran terhadap senjangan. jika penilaian prestasi agen ditentukan berdasarkan
Hal tersebut disebabkan karena peraturan yang jelas pencapaian anggaran. Keberhasilan dalam pelak-
mengenai tugas dan kewajiban setiap aparat termasuk sanaan anggaran akan menunjukkan kinerja yang
aturan yang terkait informasi yang dimiliki oleh bagus. Peran atasan dalam melakukan pengawasan
bawahan yang harus dilaporkan kepada atasannya karena memiliki informasi yang lebih dan memas-
maupun kepada dinas instansi terkait anggaran, tikan anggarannya berada dalam tingkat yang relevan
seperti dinas PPKAD, BAPPEDA dan LITBANG untuk dicapai, sehingga bawahan yang mencoba
secara berkala, mengenai perkembangan anggaran memperoleh penghasilan yang lebih, promosi, naik
pendapatan dan belanja daerah (APBD). Jadi, dapat jabatan, atau penghargaan lainnya dengan cara
dinyatakan bahwa asimetri informasi dapat mem- menciptakan senjangan anggaran akan dapat dihin-
perlemah pengaruh partisipasi anggaran pada sen- dari. Jadi, dapat dinyatakan bahwa penekanan angga-
jangan anggaran (budgetary slack) di SKPD Kabu- ran dapat memperlemah pengaruh partisipasi angga-
paten Dompu. ran pada senjangan anggaran di SKPD Kabupaten
Berdasarkan hasil analisis pada Tabel 8, hipo- Dompu.
tesis 3 yang menyatakan bahwa pengaruh interaksi Berdasarkan hasil analisis pada Tabel 8, hipo-
partisipasi anggaran dengan penekanan anggaran tesis 4 yang menyatakan bahwa pengaruh interaksi
terhadap senjangan angaran memiliki nilai koefisien partisipasi anggaran dengan komitmen organisasional
jalur sebesar –1,442018 dan T-Stastistics (1,880793) terhadap senjangan angaran memiliki nilai T-Statistics
>T-table (1,65) dengan signifikansi level 10% (two (1,660693) >T-table (1,65) dengan signifikansi level
tailed), menunjukkan interaksi antara partisipasi 10% (two tailed), menunjukkan bahwa terdapat
anggaran dengan penekanan anggaran terdapat peng- pengaruh signifikan yakni komitmen organisasional
aruh negatif signifikan, artinya bahwa penekanan memoderasi hubungan partisipasi anggaran terhadap
anggaran tidak mampu memperkuat hubungan par- senjangan anggaran. Artinya hipotesis 4 diterima.
tisipasi anggaran terhadap senjangan anggaran. Arti- Komitmen organisasional mempengaruhi motivasi
nya hipotesis 3 ditolak. Hal ini terjadi karena koe- individu untuk melakukan suatu hal (Yulianti, 2014).
fisien jalur berlawanan dengan hipotesis yaitu bernilai Partisipasi anggaran dapat merusak motivasi bawahan
negatif sebesar –1,442018. dan menurunkan usaha pencapaian tujuan organisasi
Hasil tersebut menunjukkan bahwa interaksi jika terdapat kecacatan dalam goal setting
partisipasi anggaran dan penekanan anggaran ber- (Muhammad,2001). Hal ini disebabkan oleh bebe-
pengaruh negative signifikan pada senjangan ang- rapa faktor yaitu siapa yang seharusnya dilibatkan
garan, artinya penekanan anggaran yang dilakukan dalam penyusunan anggaran dan keputusan-kepu-
atasan (principal) yang berpartisipasi dalam peng- tusan apa saja yang memerlukan partisipasi. Kele-
anggaran, mampu menurunkan kemungkinan terja- mahan yang lain yaitu dapat menciptakan partisipasi
dinya senjangan anggaran yakni ketika atasan mem- semu yaitu agent seakan-akan berpartisipasi tapi
punyai informasi yang lebih baik dibandingkan kenyataannya tidak, agent biasanya hanya dikum-
bawaahan, pengawasan terhadap penyusunan ang- pulkan dan diminta menandatangani anggaran yang
garan akan lebih baik, sehingga menghindari bawa- telah disusun. Sehingga walaupun komitmen orga-
han melakukan senjangan anggaran. Hasil penelitian nisasional tinggi, belum mampu menurunkan senja-
ini, tidak sejalan dengan penelitian terdahulu yang ngan anggaran, dikarenakan menurunnya motivasi
dilakukan oleh oleh Afiani (2010), Chalos dan Poon dan semangat kerja serta agen seakan-akan ber-
(2000), Setiadi et al. (2013), Triana et al. (2012) dan partisipasi tapi kenyatannya tidak. Hasil penelitian ini
Purgianto (2009) yang menunjukkan hasil signifikan sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan
antara pengaruh budget emphasis terhadap slack oleh Ikhsan dan Ane (2007) menyatakan bahwa
anggaran. Namun, penelitian ini sejalan dengan komitmen organisasional mampu memoderasi peng-
penelitian yang dilakukan Dunk (1993) menemukan aruh anggaran partisipatif pada budgetary slack. Jadi,
bahwa penekanan anggaran yang tinggi maka sen- dapat dinyatakan bahwa komitmen organisasional
jangan anggaran rendah. dapat memperkuat pengaruh partisipasi anggaran
Penjelasan di atas, tentunya akan sesuai dengan pada senjangan anggaran (budgetary slack) di SKPD
konsep keagenan, penekanan anggaran berpengaruh Kabupaten Dompu.

172
Irfan et al. – Pengaruh Partisipasi Anggaran

SIMPULAN pada satu Provinsi, agar dapat melakukan perban-


dingan antara Kabupaten satu dengan yang lainnya.
Berdasarkan pengujian yang dilakukan dengan Penelitian selanjutnya dapat mengembangkan model
SmartPLS 2.0 dapat disimpulkan bahwa dari hasil penelitian dengan menambahkan faktor-faktor lain
pengujian peneliti menemukan bukti adanya peng- yang dapat mempengaruhi partisipasi penganggaran
aruh signifikan antara partisipasi anggaran terhadap dan kinerja aparat. Variabel lain yang dapat disaran-
senjangan anggaran. Hal ini menunjukkan bahwa kan untuk dimasukkan ke penelitian selanjutnya
partisipasi anggaran pada Pemerintah Daerah Kabu- adalah variabel ketepatan anggaran, ketidakpastian
paten Dompu yang tinggi dapat meningkatkan lingkungan, dan kapasitas individu.
senjangan anggaran. Kemudian masih terdapat faktor
lain yang mempengaruhi senjangan anggaran ( slack
budgeting) pada Pemerintah Daerah Kabupaten DAFTAR PUSTAKA
Dompu. Hasil pengujian terhadap asimetri informasi
dan penekanan anggaran menemukan bukti penga- Afiani, D. N. 2010. Pengaruh Partisipasi Anggaran
ruh negatif signifikan terhadap senjangan anggaran, dan Asimetri Informasi Terhadap Sejangan
hal ini menunjukkan bahwa asimetri informasi dan Anggaran Pada Pemerintah Daerah. Skripsi,
penekanan anggaran dapat menurunkan senjangan Universitas Diponogoro.
anggaran sehingga asimetri informasi dan penekanan Arifin W., B. 2012. Pengaruh Partisipasi Anggaran,
anggaran bukan merupakan variabel pemoderesi, Kejelasan Sasaran Anggaran, Pengendalian
sedangkan hasil pengujian komitmen organisasional Akuntansi dan Sistem Pelaporan terhadap
menemukan bukti pengaruh signifikan meterhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
senjangan anggaran, hal ini menunjukkan bahwa Daerah dengan Komitmen organisasional
komitmen organisasional dapat meningkatkan sen- Sebagai Variabel Pemoderasi. Jurnal Akun-
jangan anggaran, sehingga komitmen organisasional tansi dan Investasi, 13 (1), 15-27.
merupakan variabel pemoderasi. Begum, A. 2009. Pengaruh Penganggaran Partisipatif
Secara praktis, hasil penelitian ini dapat membe- Terhadap Kesenjangan Anggaran Dengan
rikan implikasi bahwa dalam proses penyusunan Budaya Organisasi Sebagai Variabel Pemo-
anggaran partisipasif di pemerintah daerah dan derasi. Tesis, Universitas Indonesia.
pimpinan organisasi SKPD, perlu untuk dipertim- Brahmayanti dan Sholihin. 2006. Pengaruh Kepu-
bangan faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi tusan Hubungan Antara Asimetri Informasi
penganggaran yang dapat berdampak pada senjangan Dengan Senjangan Anggaran dibawah Metode
anggaran, yaitu: asimetri informasi, penekanan ang- Kompensasi Truth Inducing. Journal of Indo-
garan dan komitmen organisasional. Secara teoritis, nesian Economy Business, 21 (2).
hasil penelitian ini memberikan penjelasan bahwa Brownell, P. 1982. The Role of Accounting Data in
partisipasi anggaran yang tinggi di pemerintah daerah Performance Evaluation, Budgetary Partisipa-
justru meningkatkan senjangan anggaran. tive, and Organizational Effectiveness. Journal
Dalam penelitian ini, ditemukan terdapat varia- of Accounting Research, 12-27.
bel-variabel yang bersifat situasional yang mem- Chalos, P. dan M. C. Poon. 2000. Participation and
pengaruhi hubungan partisipasi anggaran terhadap Performance in Capital Budgeting
senjangan anggaran diantaranya asimetri informasi Teams.Behavioral Research in Accounting, 12,
yakni adanya perbedaan informasi antara agen 199.
(bawahan) dan prinsipal (atasan), penekanan angga- Coryanata, I. 2006. Partisipasi Anggaran dan
ran yakni anggaran dijadikan tolak ukur kinerja dan Orientasi Tujuan Sistem Organisasi sebagai
komitmen organisasional, yakni komitmen individu- Variabel Moderating dalam Hubungan antara
individu dalam organisasi. Ketiga variabel tersebut Orientasi Profesional dan Konflik Peran pada
dalam penelitian ini berpengaruh signifikan terhadap Rumah Sakit Di Prop. Bengkulu. Jurnal
hubungan partisipasi anggaran terhadap senjangan Akuntansi dan Investasi, 7 (2), 268-287.
anggaran. Hasil ini semakin memperkuat konsep dari Darlis, E. 2002. Analisis Pengaruh Komitmen
teori kontinjensi sebagaimana yang dipaparkan di organisasionalonal dan Ketidakpastian Ling-
bagian sebelumnya. kungan terhadap Hubungan antara Partisipasi
Beberapa saran yang dapat dilakukan dalam Anggaran dengan Senjangan Anggaran. Jurnal
penelitian mendatang adalah Penelitian selanjutnya Riset dan Akuntansi Indonesia, 5 (1).
hendaknya memperluas obyek penelitiannya, tidak Davis, K., dan J. W. Newstrom. 1985. Human
terbatas pada satu Kabupaten saja melainkan lebih Behavior at Work. Organizational Behavior
dari pada satu kabupaten/kota atau lingkup penelitian

173
Jurnal Akuntansi dan Investasi, 17 (2), 158-175, Juli 2016

Seventh Edition. Buku Terjemahan Mc. Graw Hubungan Antara Partisipasi Penyusunan
Hill, inc. Edisi 7. Jilid 1. Surabaya: Erlangga. Anggaran dengan Senjangan Anggaran. E-
Desmiyati. 2009. Pengaruh Partisipasi Penganggaran Jurnal Akuntansi Universitas Udayana.
terhadap Senjangan Anggaran dengan Ikhsan, A. dan L. Ane. 2007. Pengaruh Partisipasi
Komitmen organisasional sebagai Variabel Anggaran terhadap Senjangan Anggaran
Moderating. Jurnal Pekbis, 1 (2), 91-99. dengan Menggunakan Lima Variabel
Djasuli, M., dan N. I. Fadilah. 2011. Efek Interaksi Pemoderasi. Paper dipresentasikan pada
Informasi Asimetri, Budaya Organisasi, Group Simposium Nasional Akuntansi X, Makassar.
Cohesiveness dan Motivasi dalam Hubungan Jogiyanto. 2011. Konsep dan Aplikasi Structural
Kausal antara Budgeting Participation dan Equation Modelling Berbasis Varian dalam
Budgetary slack. ISSN: 1858-2559. Proceeding Penelitian Bisnis. Yogyakarta: UPP STIM
PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, YPKN.
Arsitektur dan Sipil) Vol. 4. Kartiwa, H. A. 2004. Proses Penyusunan Anggaran
Dunk, A. S. 1993. The Effect of Budget Emphasis (APBD) dan Arah Kebijakan Umum
and Information Asymmetry on the Relation .Makalah. Sukabumi, 8 Desember 2004.
Between Budgetary Participation and slack. Luthan, F. 1998. Organisasi Behavior, Eighth
The Accounting Review, 68,400-410. Edition. New York: McGraw-Hill, Inter-
Falikhatun. 2007. Interaksi Informasi Asimetri, national Book Company.
Budaya Organisasi dan Group Cohesiveness Mahmudi, 2003. New Public Management (NPM);
dalam Hubungan Antara Partisipasi Peng- Pendekatan Baru Manajemen Sektor Publik.
anggaran dan Budgetarys Sack. Paper dipre- Sinergi. Kajian Bisnis dan Manajemen, 6 (1) ,
sentasikan pada Simposium Nasional Akun- 69-79
tansi X, Makassar. Minan, K. 2005. Pengaruh Komitmen organisasional
Fitri, Y. 2004. Pengaruh Informasi Asimetri, terhadap Hubungan antara Partisipasi Peng-
Partisipasi Penganggaran, dan Komitmen anggaran dengan Senjangan Anggaran pada
Organisasi Terhadap Timbulnya Senjangan Perguruan Tinggi Swasta di Kota Medan.
Anggaran. Paper dipresentasikan pada Simpo- Tesis, Universitas Sumatera Utara.
sium Nasional Akuntansi VII, Denpasar. Novita, D., I. Sam dan S. Jumaili. 2009. Analisis
Fitriatsuri. 2005. Pengaruh Partisipasi Anggaran Pengaruh Partisipasi Penganggaran, Informasi
Terhadap Senjangan Anggaran dengan Asimetri, Komitmen organisasional Terhadap
Variabel Moderat Komitmen Organisasional, 78 Budgetary Slack di PDAM Tirta Mayang
Desentralisasi dan Ketidakpastian Lingkungan Kota Jambi. Jurnal Cakrawala Akuntansi , 1 (1),
pada Pemerintah Kota Palembang. Tesis. 1-10.
Universitas Bina Darma. Purgianto. E. 2009. Analisis Pengaruh Strategi
Gamal, M. 2001. Pengaruh Interaksi Partisipasi Institusi, Tekanan Anggaran dan Conflict of
Anggaran, Informasi Asimetris dan Penekanan Interest Terhadap Senjangan Anggaran. Jurnal
Anggaran Terhadap Budgetslack (Studi Kasus Akuntansi Universitas Muhamadiyah Yogya-
pada Samudra Indonesia Group). Tesis, karta, 5.
Universitas Diponegoro. Purwantini, C., dan I. B. Suratno. 2007. Perbedaan
Ghozali, I., dan H. Latan. 2012. Partial Least Square Partisipasi Anggaran Ditinjau dari Jenis
Konsep, Teknik dan Aplikasi Smart PLS 2.0. Jabatan, Tingkat Pendidikan, Jenis Kelamin
Semerang: M3.BP-Universitas Diponegoro. dan Pengalaman Kerja (Studi Empirik pada
Ghozali, I. 2008. Structural Equation Modeling Perguruan Tinggi Swasta di Daerah Istimewa
Alternatif dengan Partial Least Square (PLS). Yogyakarta). Jurnal Akuntansi dan Investasi , 8
Semerang: M3.BP-Universitas Diponegoro. (1), 33-45.
Govindarajan, V. 1986. Impact of Participation in Rani, A. 2015. Kemampuan Asimetri Informasi,
The Budgetary Process on Managerial Ketidakpastian Lingkungan, Budget Emphasis,
Attitudes and Performance: Universaliticand Dan Kapasitas Individu Sebagai Variabel
Contingency Perspective. Decision Sciences, Moderasi Terhadap Partisipasi Anggaran Pada
17, 496-516. Budgetary Slack (Studi Kasus Pada SKPD Di
Govindarajan, V. dan R. N. Anthony. 2007. Kabupaten Badung). Tesis, Universitas
Management Control Systems. Twelfth Udayana.
Edition. McGraw-Hill International Edition. Robbin, S. P. dan Judge.2008. Prilaku Organisasi .
Hasanah dan Suartana. 2014. Pengaruh Interaksi Jakarta : Salemba Empat
Motivasi Dan Budaya Organisasi Pada

174
Irfan et al. – Pengaruh Partisipasi Anggaran

Suartana, I. W. 2010. Akuntansi Keperilakuan Teori Kabupaten Badung. Jurnal Akuntansi Fakultas
dan Implementasi. Yogyakarta: C.V Andi Ekonomi Udayana.
Offset.
Sofyani, H. dan R. Akbar. 2013. Hubungan Faktor
Internal Institusi dan Implementasi Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
(SAKIP) di Pemerintah Daerah. Jurnal Akun-
tansi dan Keuangan Indonesia, 10 (2), 184-
205.
Sofyani, H. dan R. Akbar. 2015. Hubungan
Karakteristik Pegawai Pemerintah Daerah Dan
Implementasi Sistem Pengukuran Kinerja:
Perspektif Ismorfisma Institusional. Jurnal
Akuntansi & Auditing Indonesia, 19 (2), 153-
173.
Sopiah, 2008. Perilaku Organisasi, Andi, Yogyakarta
Sujana, I. K., 2010. Pengaruh Partisipasi Peng-
anggaran, Penekanan Anggaran, Komitmen
organisasional, Asimetri Informasi, dan Keti-
dakpastian Lingkungan terhadap Budgetary
slack. Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Bisnis, 5
(2).
Sumarno, J. 2005. Pengaruh Komitmen organi-
sasional dan Gaya Kepemimpinan terhadap
Hubungan antara Partisipasi Anggaran dan
Kinerja Manajerial. Jurnal Bisnis Strategi, 14
(2).
Supanto 2010. Analisis Pengaruh Partisipasi
Penganggaran Terhadap Budgetaryslack
Dengan Informasi Asimetri, Motivasi, Budaya
Organisasi Sebagai Pemoderasi (Studi Kasus
Pada Politeknik Negeri Semarang). Tesis,
Universitas Diponegoro.
Supriyatno. 2010. Pengaruh Partisipasi Pejabat Struk-
tural dalam Penyusunan Anggaran, Komitmen
organisasional, Profesionalisme dan Struktur
Organisasi pada Kinerja Manajerial
Pemerintah Kota Denpasar. Tesis, Universitas
Udayana.
Syam dan Djalil, 2006. Pengaruh Orientasi
Profesional Terhadap Konflik Peran :
Interaksi Antara Partisipasi Anggaran dan
Pengunaan Anggaran Sebagai Alat Ukur
Kinerja Dengan Orientasi Manajerial (Suatu
Penelitian Empiris pada Perguruan Tinggi
Negeri dan Swasta di Provinsi Nanggroe Aceh
Darussalam), Simposium Nasional Akuntansi
IX, Padang
Utomo. 2006. Administrasi Publik Baru Indonesia.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Veronika, A. dan K. A. Krisnadewi. 2008. Pengaruh
Partisipasi Penganggaran, Tekanan anggaran,
Komitmen organisasional, dan Kompleksitas
Tugas Terhadapslack Anggaran Pada BPR di

175

Das könnte Ihnen auch gefallen