Sie sind auf Seite 1von 9

PENGARUH PENERAPAN METODE EKSPERIMEN DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK

MATERI EKOSISTEM TERHADAP KREATIVITAS, SIKAP ILMIAH


DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK DI SMP

Nurlaili1, Yusrizal2, Azhar3


1
Mahasiswa Program Studi Pendidikan IPA PPs Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
2
Program Studi Fisika FKIP Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
3
Program Tarbiyah Kimia FITK Uin Ar-raniry Banda Aceh
*Coresponding Author. Email: nurlaili93NU@gmail.com

Abstrack

This study aims to find out the effect of the application of experimental methods to keativity,
scientific attitudes and student learning outcomes, and to study the relationship between the two. The
method used is the pretest-posttest control group design. The research subjects were taken by purposive
sampling technique. The research data was collected using creativity observation sheets, scientific attitude
questionnaires, and test questions in the form of multiple choices totaling 30 items. The data obtained
were analyzed using the SPSS version 20 program, and microsof excel, and Independent t-test samples at
a significant level of 0.05. The results of the analysis that the t test by the N-Gain values were 59 in the
experimental class and 24 in the control class and there was a positive correlation between the two with
values 0.515. The level of creativity of students provides a real role through the experimental method.
There are differences in the scientific attitudes of students between the experimental and control classes.
Based on the results of the study it can be concluded that the application of experimental methods can be
used to improve creativity, scientific attitudes and learning outcomes of students at Junior High School.

Keywords: Experimental Method, Scientific Approach, Creativity, Scientific Attitude of Learning


Outcomes, and Ecosystems.

PENDAHULUAN sudah melakukan semua kegiatan pembelajaran


IPA adalah salah satu mata pelajaran yang dengan baik, namun masih ada sebagian materi
dapat mengembangkan pengetahuan, yang tidak melakukan kegiatan eksperimen
keterampilan, kreativitas dan sikap percaya diri terutama pada materi ekosistem. Pembelajaran IPA
serta kemampuan berpikir analitis induktif dan pada materi ekosistem di kelas VII secara umum
deduktif dalam menyelesaikan masalah yang memilki hasil yang cukup baik, namun secara
berkaitan dengan peristiwa alam sekitar proses peserta didik belum terbiasa melakukan
(Sukarmin, 2016). Materi ekosistem sebagai kegiatan eksperimen dikarenakan kurangnya
bagian dari IPA yang diajarkan di sekolah pelaksanaan untuk melakukan kegiatan tersebut,
memiliki peranan penting dalam kehidupan sehari- sehingga mempengaruhi hasil belajar, dengan
hari, yang dapat diamati di sekeliling lingkungan. demikian kreativitas peserta didik belum terlihat.
Faktor biotik dan abiotik yang saling berhubungan Pembelajaran maksimal dapat terjadi disebabkan
di dalam suatu ekosistem sehingga perlu diajarkan oleh adanya penyampaian materi dengan jelas dan
untuk mencapai pembelajaran yang perpusat pada didukung oleh kegiatan eksperimen. penggunaan
peserta didik melalui pendekatan saintifik laboratorium alam meningkatkan hasil belajar
sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan baik. biologi peserta didik dengan pokok bahasan
Hasil belajar dipengaruhi oleh rendahnya ekosistem kelas 7 SMP (Sitanggang dan
kreativitas peserta didik. Secara keseluruhan guru Yulistiana, 2015).
1
Berdasarkan observasi awal di SMPN 1 memudahkan kegiatan pembelajaran dapat
Baitussalam diperoleh informasi bahwa berjalan sesuai yang diharapkan untuk melakukan
pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah aktivitas supaya lebih giat dan semangat. Adanya
umumnya masih teoritik serta masih menekankan penerapan metode yang cocok dalam proses
pada hasil akhir saja, proses belajar di kelas belajar yaitu metode eksperimen. Menurut Ahmadi
menggunakan metode ceramah dan jarang (2005) metode eksperimen adalah cara penyajian
melaksanakan praktikum disebabkan karena pelajaran, di mana peserta didik melakukan
berbagai hal salah satunya kesediaan alat dan percobaan dengan mengalami dan membuktikan
bahan yang sangat terbatas di laboratorium dan sendiri sesuatu yang dipelajari di kelas maupun di
guru menganggap pada materi ekosistem bisa lingkungan sekolah dan juga sangat cocok
diajarkan dengan diskusi saja sehingga jarang diterapkan di sekolah menengah karena
sekali melakukan eksperimen, sehingga penyampaian konsep oleh guru sangat tepat
berdampak kepada rendahnya pencapaian kriteria disampaikan kepada peserta didik (Okono dkk.,
ketuntasan minimum (KKM). Data yang diperoleh 2015).
pada awal bulan Desember 2017 terhadap proses Meningkatnya hasil belajar peserta didik
pembelajaran IPA khususnya materi ekosistem di perlu menggunakan pendekatan pembelajaran
SMPN 1 Baitussalam menunjukkan bahwa nilai yang tepat sehingga akan berpengaruh positif pada
yang diperoleh peserta didik pada umumnya masih hasil belajar peserta didik. Untuk memacu
di bawah KKM. Hanya sekitar 25 dari 29 orang keaktifan dalam proses pembelajaran didukung
yang memperoleh nilai rata-rata 60. Hal ini dengan pendekatan saintifik. Pendekatan saintifik
menunjukkan nilai rata-rata masih di bawah KKM adalah suatu jalan yang ditempuh guru dan peserta
yaitu 70 (data hasil belajar peserta didik Tahun didik dalam proses pembelajaran dengan memberi
ajaran 2017-2018). pengalaman langsung pada peserta didik melalui
Berdasarkan wawancara guru bidang studi kegiatan observasi, menanya, mengumpulkan
IPA SMPN 1 Baitussalam telah memberikan informasi, mencoba, menganalisis dan
gambaran bahwa ketidak tercapaiannya KKM mengkomunikasikan. Pendekatan ini dapat
peserta didik dikarenakan kegiatan pembelajaran membuat peserta didik terlibat aktif dalam
biologi khususnya materi ekosistem, lebih menemukan sendiri beberapa konsep dan prinsip
mengutamakan penguasan teori dengan materi yang sedang dipelajari dengan bimbingan
keterbatasan waktu. Sehingga sehingga guru. Hal ini diharapkan dapat menciptakan suatu
menyebabkan kurang memahami konsep yang proses pembelajaran yang menyenangkan bagi
dipelajari. Hal ini sebaiknya guru dapat peserta didik dan saling membantu untuk
memanfaatkan lingkungan sekolah dalam proses mengusai materi pelajaran guna mencapai hasil
belajar mengajar. Pengalaman langsung sangat yang maksimal.
bermanfaat bagi materi yang membutuhkan Hal yang menarik mengapa perlu
pembuktian di lapangan. Dalam hal ini, sekolah penerapan metode eksperimen dengan pendekatan
memiliki tempat yang sesuai dengan kebutuhan saintifik penting untuk diteraapkan adalah
untuk memperkuat materi pembelajaran yang ditujukan oleh beberapa penelitian sebelumnya.
disampaikan salah satunya yaitu laboratorium Hasil ini menunjukkan bahwa dengan adanya
untuk melakukan kegiatan eksperimen. pendekatan saintifik melalui metode eksperimen
Setiap proses pembelajaran diperlukan dalam proses pembelajaran dapat membantu
metode yang tepat dan sesuai dengan materi peserta didik untuk meningkatkan hasil belajarnya,
pelajaran yang dipelajari agar hasil belajar dan hal ini ditunjukkan dengan nilai yang diperoleh
kreativitas dapat dimiliki oleh peserta didik. dalam penelitian tersebut berkategori cukup baik
Rendahnya kreativitas dan hasil belajar yang (Jaya dkk, 2014). Pendekatan santifik sangat
dimiliki dalam melakukan percobaan, peserta didik membantu dalam proses pembelajaran sehingga
yang kurang aktif dalam mencari permasalahan tercapai hasil yang baik (Duran dan Dokme,
serta pemecahannya dan rendahnya yang kurang 2016). Pembelajaran menggunakan metode
aktif untuk mencari pengetahuannya sendiri eksperimen keaktifan belajar tinggi ternyata
sehingga menganggap bahwa mata pelajaran IPA hasilnya lebih baik peserta didik yang belajar
itu sulit (Gratia dkk, 2017). Kemudian untuk menggunakan eksperimen (Witanti dkk, 2014).

2
Pendidikan IPA diarahkan untuk “mencari Skor kreativitas Kriteria
tahu” dan “berbuat” sehingga dapat membantu (%)
peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang 81,00 – 100 Sangat kreatif
lebih mendalam tentang alam sekitar, serta 61,00 – 80,99 Kreatif
mencari tau tentang alam secara sistematis untuk 41,00 – 60,99 Cukup kreatif
mengetahui pengetahuan fakta-fakta, konsep- 21,00 – 40,99 Kurang kreatif
konsep proses penemuan dan memiliki sikap 0 – 20,99 Tidak kreatif
ilmiah (Suparmi dkk., 2012). Sikap yang
dikembangkan dalam pelajaran IPA adalah sikap Skala penilaian kreativitas sama dengan
ilmiah yang dikenal dengan scientific attitude. skala penilaian validasi, yakni seperti yang
Sikap ilmiah merupakan salah satu komponen disajikan pada Tabel 1.
penting dalam pembelajaran IPA. Sikap ilmiah Angket sikap ilmiah dan hasil belajar dianalisis
dapat diperoleh peserta didik dengan kelompok menggunakan langkah-langkah yang sama seperti
dan pembuktian dengan percobaan yang dilakukan analisis data validasi. Peneliti menggunakan skala
di dalam maupun di luar laboratorium. Suatu penilaian untuk acuan penilaian data yang
masalah harus diselesaikan melalui eksperimen, dihasilkan dari angket. Analisis data untuk
sehingga proses pembelajaran dapat meningkatkan menghitung indeks sikap ilmiah yaitu dengan
pengetahuan dan sikap ilmiah peserta didik. Sikap persamaan:
F
mempunyai pengaruh yang kuat terhadap perilaku P = × 100%
N
dalam belajar, karena sikap itu membantu peserta
didik dalam merasakan dan memberikan pedoman Hasil pretes dan postes dianalisis
kepada prilaku yang dapat membantu dalam menggunakan uji N-gain untuk mengetahui
menjelaskan dunianya. peningkatan hasil belajar setelah dilakukan proses
pembelajaran (Meltzer, 2008).
METODE Data yang diperoleh harus berdisitribusi
Pendekatan penelitian ini bersifat normal. Uji normalitas pada penelitian ini
eksperimen semu (quasi eksperimen).Desain yang digunakan program SPSS 20 pada taraf signifikan
digunakan dalam penelitian ini adalah α =0,05. Apabila signifikan yang diperoleh lebih
“nonequivalent control group pretest-postest besar dari (α=0,05) maka data berdistribusi
design”; Pemilihan sampel menggunakan teknik normal, sebaliknya apabila signifikan yang
purposive sampling, yaitu dengan melakukan uji diperoleh lebih kecil dari (α=0,05) maka data
tingkat pemahaman dasar terhadap materi berdistribusi tidak normal.
ekosistem, selanjutnya terpilih kelas VII-1 sebagai Uji-t digunakan untuk mengetahui
kelas eksperimen dan VII-2 sebagai kelas kontrol efektivitas metode eksperimen terhadap hasil
dalam penelitian ini yang masing-masing belajar peserta didik berdasarkan hasil pretes dan
berjumlah 28 peserta didik, kelas eksperimen posttes. Menurut Arikunto (1998) rumus uji-t yang
diberi perlakuan dengan penerapan metode Pengujian hipotesis menggunakan taraf signifikan
eksperimen sedangkan di kelas kontrol tanpa (α= 0,05). Kriteria pengujian yang digunakan
perlakuan yaitu metode ceramah; tehnik adalah jika t hitung & lt; t tabel, maka H0 diterima,
pengumpulan data menggunakan rubrik penilaian hal ini menunjukkan tidak dapat meningkatkan
kreativitas, angket sikap dan soal tes. Data yang sikap ilmiah dan hasil belajar peserta didik,
diperoleh dianalisis menggunakan program SPSS sebaliknya jika t hitung ≥ ttabel Ho ditolak, hal ini
versi 20, Proanal Tes dan Microsof Exsel, serta uji menunjukkan metode eksperimen dapat
independen sampelt-test pada taraf signifikan 0,05. meningkatkan sikap ilmiah dan hasil belajar
peserta didik.
Analisis data untuk menghitung indeks HASIL DAN PEMBAHASAN
kreativitas yaitu dengan menganalisis lembar Penerapan metode dapat dinilai dari tiga
observasi dengan persamaan: aspek yaitu kreativitas, sikapilmiah dan hasil
F
P = N × 100% belajar dengan memberikan soal tes yang telah
dilakukan uji coba instrumen. Hasil belajar dinilai
Tabel 1. Kriteria penilaian kreativitas peserta didik dengan cara memberikan pretest dan posttest.

3
Penerapan metode eksperimen hanya dilakukan Angket yang diberikan sebanyak 36 pertanyaan
pada kelas eksperimen sedangkan kelas kontrol dengan empat pilihan jawaban. Hasil analisis
tidak. Kreativitas diukur dengan menggunakan angket sikap ilmiah menunjukkan bahwa semua
lembar observasi . indikator sikap ilmiah dikelas eksperimen
Kreativitas Peserta Didik berkategori baik, dan dikelas kontrol berkategori
Kreativitas sangat penting bagi peserta cukup. Hal ini sesuai dengan pendapat Hal ini
didik. Kreativitas adalah kemampuan individu sejalan dengan ungkapan Puryadi, dkk (2017)
untuk menciptakan sesuatu yang baru. Menurut metode dapat meningkatkan sikap ilmiah peserta
Budiarti (2015) kemampuan kreativitas di artikan didik.
sebagai penemuan atau penciptaan suatu ide yang
baru ide yang belum pernah ada sebelumnya.
tingkat kreativitas peserta didik di SMPN 1
Baitussalam dapat diketahui dari data hasil angket
kemudian dianalisis berdasarkan empat kategori Tabel 3. Rekapitulasi Nilai Sikap Ilmiah
yaitu, sangat kreatif, kreatif, cukup kreatif, dan Berdasarkan Indikator
tidak kreatif.. Data persentase penilaian kreativitas No Indikator Kelas Kelas
dapat dilihat pada Tabel 1. sikap Ilmiah Eksperimen Kontrol
Tabel 2. Kreativitas Peserta Didik 1 Sikap ingin 74 70
Produk Sangat Kreatif tahu
kreatif 2 Sikap respek 71 67
Jaring-jaring 82,14 17,86 terhadap fakta
makanan 3 Sikap berpikir 73 74
Kliping 78,57 21,43 kritis
Berdasarkan Tabel 1 diketahui bahwa, 4 Sikap 70 68
penemuan dan
kreativitas peserta didik pada pembuatan jaring- kreativitas
jaring makanan kategori pencapaian adalah 5 Sikap berpikir 73 67
82,14% “sangat kreatif” dan 17,86% “kreatif. Pada terbuka dan
pembuatan kliping kategori penncapaian peserta kerjasama
didik 78,57% “sangat kreatif dan 21,43% 6 Sikap 73 66
“kreatif”. Kreativitas peserta didik dapat diukur ketekunaan
dari kemampuan peserta didik dalam mengaitkan 7 Sikap peduli 75 67
ilmu dalam pembuatan produk dengan baik. lingkungan
Menurut Mustaji (2005) Kreativitas merupakan
salah satu tolak ukur potensi kualitas sumberdaya Hasil analisis Tabel 2 perolehan sikap
manusia. kreativitas dapat dipandang sebagai suatu ilmiah dengan nilai tertinggi dikelas eksperimen
proses yang melibatkan pengalaman dalam adalah 75 pada indikator sikap peduli lingkungan
menghasilkan gagasan baru. Kreativitas sesuai sedangkan nilai terendah adalah 70 pada indikator
dengan pernyataan Kenedi (2017) kreativitas sikap penemuan dan kreativitas. Kemudian
mampu meningkatkan kemampuan peserta didik perolehan sikap ilmiah kelas kontrol dengan nilai
berpikir lebih kreatif sehingga mampu tertinggi adalah 74, indikator sikap berpikir kritis
mengembangkan gagasan. dan nilai terendah adalah 66, indikator sikap
ketekunan.
Sikap Ilmiah Peserta Didik Tabel 4. Skor Sikap Ilmiah Peserta Didik Pada
Sikap ilmiah peserta didik pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
pembelajaran materi ekosistem diukur dengan Hasil perhitungan Kelas Kelas
pemberian angket kepada peserta didik. Angket Eksperimen Kontrol
tersebut diberikan kepada peserta didik di kelas Rata-rata sikap 73 69
ilmiah
eksperimen yang diajarkan dengan pembelajaran
Standar Deviasi 4,18 3,79
metode eksperimen dan kelas kontrol diajarkan
Varians 18,15 14,91
dengan metode ceramah dan tanya jawab. Angket thit 7,08
diberikan setelah pembelajaran selesai diajarkan. ttab 2,03

4
Gambar 1 .Nilai Rata-rata Pretest, Posttest dan N-
Hasil analisis pada Tabel 3 menunjukkan gain
bahwa nilai t-hit (7,08), sedangkan nilai t-tab a. Uji Statistik Peningkatan Hasil Belajar
adalah 2,013. Berdasarkan data tersebut dapat Uji statistik dilakukan dalam penelitian ini
disimpulkan bahwa t-hit (7,08) > t-tab (2,013). Hal untuk melihat peningkatan hasil belajar siswa
ini membuktikan terdapat perbedaan yang dengan melakukan uji prasyarat yaitu uji
signifikan antara sikap ilmiah kelas eksperimen normalitas, homogenitas dan pengujian terhadap
dengan penerapan metode eksperimen dengan hipotesis yang dijelaskan sebagai berikut:
pendekatan saintifik dengan sikap ilmiah kelas Uji Normalitas dan Uji Homogenitas
kontrol dengan metode ceramah. Hal ini sejalan Uji normalitas diuji dengan Shapiro-Wilk,
dengan pendapat Masanah (2016) mata pelajaran sedangkan homogenitas diuji dengan levene tes.
ilmu pengetahun alam mampu membuat peserta Kedua pengujian tersebut dilakukan dengan
didik sukses mencapai hasil belajar dengan metode menggunaakan aplikasi software SPSS versi 20
eksperimen Oleh karena itu hipotesis yang pada taraf signifikan 0,05. Hasil pengolahan data
menyatakan sikap ilmiah peserta didik dengan dapat lihat pada Tabel 5.
penerapan metode eksperimen lebih baik daripada Tabel 5. Hasil Uji Normalitas dan Homogenitas
metode ceramah dan tanya jawab pada materi Terhadap Nilai Pretest, Posttest dan N-
ekosistem SMPN 1 Baitussalam. gain.
Pembelajaran dengan praktikum mampu Hasil Kelas Normalita Homogenitas
memacu peserta didik untuk mengembangkan Belajar s **)
sikap ilmiahnya, serta berdampak pada *)
peningkatan sikap ilmiah peserta didik. Hal ini Eksperimen 0,70
Pretest 0,251
sejalan dengan pendapat Sudrajat (2018) Kontrol 0,116
Eksperimen 0,176
menyatakan untuk memperoleh ilmu pengetahuan Posttest 0,935
Kontrol 0,104
tidak hanya dengan cara membaca. Metode Eksperimen 0,244
eksperimen sesuai untuk mengembangkan sikap N-gain 0,001
Kontrol 0,208
ilmiah, dengan menggunakan metode ini akan Keterangan:
mudah mengamati bagaimana peserta didik belajar *) = Uji Shapiro-Wilk, jika Sig.>0,05 (Normal)
Peserta didik mengalami peningkatan sikap ilmiah **)= Uji Levene Test, jika Sig.>0,05 (Homogen)
setelah pembelajaran berlangsung. Hal ini
berdasarkan pendapat Dayaskini & Hudaniyah Berdasarkan Tabel 5 menunjukkan bahwa
(2009) menyatakan bahwa sikap seseorang selalu uji normalitas kelas eskperimen sebesar sig. 0,370
dinamis, sikap dapat berubah karena kondisi dan > 0,05 dan kelas kontrol sig. 0,116 > 0,05, maka
situasi lingkungannya. dapat dinyatakan kedua kelas terdistribusi normal.
Uji homogenitas kedua kelas eksperimen dan
Hasil Belajar kontrol dengan sig. 0,244 > 0,05, maka dapat
Hasil analisis data hasil belajar peserta dikatakan data kedua kelas berdistribusi homogen.
didik materi ekosistem yang diuji terhadap kelas b. Uji Hipotesis Hasil Belajar
eksperimen dan kontrol yang dinilai dari pretest, Berdasarkan analisis data menggunakan
posttest dan N-gain. Data peningkatan hasil belajar statistik telah diketahui nilai pretest dan posttest
peserta didik kelas eksperimen dan kontrol lebih peserta didik berdistribusi normal dan homogen,
jelas disajikan pada Gambar 1. tahap selanjutnya adalah menguji hipotesis dalam
75 penelitian ini dengan menggunakan uji t melalui
Skor rata-rata hasil

80 59
49
software SPSS versi 20. Hasil uji t dapat dilihat
60 3934 pada Tabel 5.
Eksperimen
belajar

40 24
20 Kontrol Tabel 6. Uji Beda Rata-rata Pretest, Posttest dan
0 N-gain hasil belajar peserta didik
Uji t
Sumbe
Kelas thit ttabel Kesimpulan
r Data
ung

5
Eksperimen 0, 1,99
Tidak ada
peserta didik ketika mengamati lingkungan
Pretest 10 6 sekolah untuk mendapatkan data mengenai
Kontrol perbedaan
7 komponen-komponen dalam ekosistem,
Eksperimen 0, 1,99 mengamati merupakan salah satu aspek dari
Terdapat
Posttest 00 6 pendekatan saintifik yang dapat merangsang
Kontrol perbedaan
0
peserta didik untuk lebih memperhatikan pelajaran
Eksperimen 0, 1,99
Terdapat bahkan mampu membuat peserta didik lebih
N-gain 80 6
Kontrol perbedaan bersemangat dalam mengikuti pelajaran. Hal ini
3
Keterangan: menunjukkan bahwa ada perhatian dari peserta
Uji t = Bila thitung<ttabel (tidak ada perbedaan), didik selama proses belajar berlangsung dengan
bila thitung≥ttabel (terdapat perbedaan) menggunakan metode eksperimen peserta didik
terlihat aktif mengajukan pertanyaan-pertanyaan
Tabel 6 menunjukkan bahwa uji tentang materi yang diajarkan. Dalam hal ini
normalitas hasil belajar kelas eksperimen dan menanya merupakan aspek dari pendekatan
kontrol adalah signifikan yaitu 0,244 dan 0,208 saintifik (Dayanto, 2014), menunjukkan bahwa
serta uji homogenitas tidak signifikan yaitu 0,001. pendekatan saintifik sangat berpengaruh pada
Hasil diperoleh dari kedua uji sig>0,05, dapat proses pembelajaran. Penelitian menunjukan
disimpulkan bahwa kedua data bersebut bahwa metode inquiry dan eksperimen
berdistribusi normal dan tidak homogen. Uji beda berpengaruh terhadap hasil belajar yang di tinjau
rata-rata preetest sebesar 0,107>0,05 maka dari keaktifan belajar (Witanti dkk, 2014).
disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang
120
signifikan antara hasil belajar kelas eksperimen
Skor kreativitas peserta

dengan kelas kontrol, sehingga diketahui pada 100


kedua kelas tersebut mempunyai kemampuan awal 80
yang tidak jauh berbeda. tingginya pengetahuan 60
didik

awal yang ditunjukkan dengan hasil pretest


40
dimungkinkan karena pada dasarnya materi
ekosistem sudah dipelajari oleh peserta didik di 20 y = 0.535x + 50.609
sekolah dasar dan sering materi ini dipandang 0 R² = 0.2659
sebagai materi yang cukup mudah dalam pelajaran 0 50 100 150
Biologi di sekolah (Lodang dkk, 2014). Nilai hasil belajar peserta didik
Uji beda rata-rata posttest pada kedua
kelas diperoleh hasil memiliki perbedaan yang Gambar 2. Persamaan garis regesi antara kreativitas
signifikan yaitu 0,000>0,05, sehingga dapat dengan hasil belajar
disimpulkan terdapat perbedaan signifikan hasil
belajar kelas eksperimen dan kontrol, dapat
Gambar 2 menjelaskan arah regresi
disimpulkan nilai hasil belajar yang diperoleh
kreativitas dengan hasil belajar peserta didik.
peserta didik menggunakan metode eksperimen
Persamaan tersebut sesuai dengan data yang
lebih tinggi dibanding dengan metode ceramah dan
diperoleh sehingga terbentuk diagram terpancar
tanya jawab.
tersebut dan pancaran tersebut ada yang
N-Gain hasil belajar peserta didik di kelas
membentuk garis lurus dengan persamaan. Adapun
kesperimen lebih tinggi dibandingkan kelas
hasil analisis regresi linier sederhana nilai akhir
kontrol, hasil dari uji beda rata-rata didapat dari uji
kreativitas (X) dan hasil belajar (Y) adalah sebagai
statistik nonparametrik mamm withney
berikut: y = 0,535x + 50,609 sangat signifikan dan
dikarenakan pada uji normalitas data diperoleh
linier. Model regresi tersebut mengandung arti
berdistribusi normal sedangkan pada uji
bahwa setiap kenaikan skor kreativitas akan diikuti
homogenitas data tidak homogen sehingga nilai t=
oleh kenaikan skor hasil belajar sebesar 0,53 pada
0,083<0,05sehingga disimpulkan terdapat
konstanta 50,609 dan sebaliknya. Setelah
perbedaan yang signifikan pada kedua kelas.
didapatkan persamaan maka dihitung korelasi.
Penerapan metode eksperimen yang melibatkan

6
Hasil uji korelasi antara kreativitas dengan belajar peserta didik di kelas eksperimen dapat
hasil belajar pada kelas eksperimen yang diajarkan
dilihat pada Gambar 3.
dengan menerapkan metode eksperimen
didapatkan hasil koefisien korelasi (r) adalah
0,515. Apabila koefisien mendekati +1 bermakna Gambar 3 menjelaskan arah regresi sikap
terdapat hubungan posistif yang cukup kuat ilmiah dengan hasil belajar peserta didik.
dengan interprestasi sedang atau cukup (Sugiyono, Persamaan tersebut sesuai dengan data yang
2014). Dengan demikian, semakin tinggi diperoleh sehingga terbentuk diagram terpancar
kreativitas maka semakin meningkatnya hasil tersebut dan pancaran tersebut ada yang
belajar. Besarnya hubungan tersebut ditentukan membentuk garis lurus dengan persamaan. Adapun
oleh hasil analisis koefisien determinasi atau hasil analisis regresi linier sederhana nilai akhir
koefisien penentu (R2) yang menunjukkan bahwa sikap ilmiah (X) dan hasil belajar (Y) adalah
0,26 atau 26% hasil belajar peserta didik di kelas sebagai berikut: y = 0,2767 + 57,645. Model
oleh kreativitas terhadap metode pembelajaran, regresi tersebut mengandung arti bahwa setiap
sedangkan sisanyan 74% disebabkan oleh faktor kenaikan skor kreativitas akan diikuti oleh
lain. kenaikan skor hasil belajar sebesar 0,27 pada
Hubungan yang cukup kuat antara konstanta 57,645 dan sebaliknya. Setelah
kreativitas dan hasil belajar dipengaruhi oleh didapatkan persamaan maka dihitung korelasi.
penggunaan metode eksperimen, karena dalam Hasil uji korelasi antara sikap ilmiah
proses pembelajaran peserta didik dapat dengan hasil belajar diperoleh hasil koefisien
mengamati langsung konsep-konsep yang akan korelasi (r) dengan menerapkan metode
dipelajari, sehingga menumbuhkan tingkat eksperimen adalah 0,423. Apabila koefisien
kreativitas lebih tinggi. Hasil belajar dipengaruhi mendekati +1 bermakna terdapat hubungan
oleh LKPD dan proses pembuatan jaring-jaring posistif yang cukup kuat. Hal ini menunjukkan
makanan, karena pada saat pembelajaran peserta bahwa sikap ilmiah dengan hasil belajar peserta
didik bekerja secara mandiri sehingga lebih kreatif didik memiliki korelasi atau hubungan posistif
dan sangat antusias dalam memahami materi yang dengan interprestasi sedang atau cukup (Sugiyono,
diajarkan. Kreativitas dan hasil belajar peserta 2014). Besarnya hubungan tersebut ditentukan
didik dipengaruhi oleh penerapan metode oleh hasil analisis koefisien determinasi atau
eksperimen dengan pendekatan saintifik. Metode koefisien penentu (R2) yang menunjukkan bahwa
tersebut mampu mendorong peserta didik untuk 0,17 atau 17% (Gambar 3) hasil belajar peserta
belajar mandiri dan mengembangkan kreativitas didik di kelas oleh tanggapan sikap ilmiah
sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna. terhadap metode pembelajaran, sedangkan
Usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan perlu sisanyan 83% disebabkan oleh faktor lain.
diarahkan pada pengembangan potensi kreativitas Semakin tinggi sikap ilmiah maka semakin
dalam proses pembelajaran (Sambada, 2012). meningkatnya hasil belajar (Razak dan
Semakin tinggi kreativitas peserta didik, maka Kamaruddin, 2018). Hubungan yang cukup kuat
semakin besar pula peluangnya untuk mencapai antara sikap ilmiah dan hasil belajar dipengaruhi
tujuan dari pendidikan. Hasil belajar yang oleh penggunaan metode eksperimen, karena
diperoleh sangat berkaitan erat dengan kreativitas dalam proses pembelajaran peserta didik dapat
yang dimilikinya. mengamati langsung konsep-konsep yang akan
d.Hubungan sikap ilmiah dengan hasil belajar dipelajari, sehingga menumbuhkan tingkat sikap
Hubungan antara kreativitas dengan hasil ilmiah lebih baik.

100 PENUTUP
Didik

Berdasarkan hasil penelitian yang telah


80 dilakukan dapat diambil beberapa kesimpulan
anatra lain; 1) penerapan metode eksperimen dapat
Skor Sikap Ilmiah eserta

60
y = 0.2767x + 57.645 meningkatkan kreativitas peserta didik, peserta
40 R² = 0.176 didik yang meliputi proses pembuatan jarring-

20
7
0
Gambar 3. 0Persamaan garis
50 regresi antara
100 sikap ilmiah
150
Nilai Hasil
dengan Belajar
hasil Peserta Didik
belajar
jaring makanan dan pembuatan kliping; 2) sikap metode eksperimen pada pembelajaran
ilmiah peserta didik lebih meningkat dengan fisika siswa kelas x mia 3 SMA Negeri 1
penerapan metode eksperimen; 3) terdapat Tenggarong (materi suhu dan kalor).
perbedaan hasil belajar kognitif antara kelas Jurnal Saintifika, 16(2) 22-29.
eksperimen dengan kelas kontrol, penerapan Kenedi. (2017) Pengembangan kreativitas siswa
metode eksperimen pada kelas eksperimen dalam proses pembelajaran di kelas ii SMP
memperoleh hasil belajar lebih tinggi Negeri 3 Rokan iv Koto. Jurnal Ilmu
dibandingkan dengan kelas kontrol mempunyai Pendidikan Sosial, Sains dan Humaniora,
nilai lebih rendah tanpa menggunakan metode 3(2) 330-347.
eksperimen dan terdapat hubungan yang positif Okono, E.O, Sat, L.P., & Awuor, F.M (2015).
antara kreativitas dengan hasil belajar dan sikap Experimental approach as methodology in
ilmiah dengan hasil belajar. teaching physics in schools. Internationl
Saran yang dapat diberikan penulis yaitu Journal Of Academic Research In Business
sebaiknya penelitian lebih lanjut dilakukan dengan and Social Sciences, 5(6) 1-18.
sampel yang lebih banyak. Masanah. (2016) Peningkatan hasil belajar IPA
DAFTAR PUSTAKA materi tumbuhan hijau melalui metode
eksperimen kelas v SDN Babadan Semester
Ahmadi, A. (2005). strategi belajar mengajar. 1 Tahun ajaran 2015/2016. Jurnal Refleksi
Bandung: Pustaka setia. Edukatika, 7(1) 2-26.
Arikunto, S. (1998). Prosedur penelitian: Meltzer. 2008. The Relationship Between
suatu pendekatan praktek. Jakarta: Rineka Mathematics Preparation And Conceptual
Cipta. Learning Gains In Physics A Posibble
Budiarti, Y. (2015) Pengembangan kemampuan Hidden Variable in Diagnostik Pretes
kreativitas dalam pembelajaran IPS. Score. Ames Lowa: Departement of
Jurnal Promosi, 3(1) 61-72. Psysics and Astronomy.
Dayanto. (2014). Pendekatan pembelajaran Mustaji, S. (2005). pengembangan kreativitas
saintifik kurikulum 2013. Jakarta: gava anak berbakat. Jakarta: Rineka Cipta
Media. Puryadi, Shono, B & Turjai. (2017) Penerapan
Dayaskini, T., & Hudaniyah. (2009). Psikologi metode eksperimen untuk meningkatkan
sosial. Malang: UMM Pres. sikap ilmiah dan prestasi belajar siswa
Duran, M., dan Dokme, I. (2016). The effect of the (studi pada mata pelajaran IPA di Kelas v
inquiry-based learning approach SD Negeri Gugus II Taba Penanjung
onstudent’s critical-thinkingskills. Eurasia Bengkulu Tengah. Jurnal Ilmiah Teknologi
Journal of Mathematics, Science & Pendidikan, 7(2) 132-140.
Technology Education, 12(12) 2887-2908. Razak, F., & Kamaruddin, R. (2018). Pengaruh
Gratia, F., Kristin F., & Anugraheni, I. (2017). sikap ilmiah siswa terhadap hasil belajar
Peningkatan kreativitas dan hasil belajar materi bangun ruang siswa kelas Viii SMP
IPA melalui model pembelajaran Negeri 3 Minasatene. Jurnal Mosharafa,
contextual teaching and learning (ctl) 7(1) 133-142.
siswa kelas 5 SD. Jurnal Pendidikan Sambada, D. (2012). Peranan kreativitas siswa
Dasar Perkhasa, 3(1) 246-258. terhadap kemampuan memecahkan
Lodang, K., Syamsiah, & Paramma, A.I. (2014). masalah fisika dalam pembelajaran
Hasil belajar biologi materi ekosistem kontekstual. Jurnal Penelitian Fisika dan
siswa yang dibelajarkan dengan Aplikasinya, 2(2):37-47.
menggunakan media camtasia Studio dan Sitanggang, H.D.N., & Yulistiani. (2015).
media powerpoint pada kelas vii SMP Peningkatan hasil belajar ekosistem
Negeri 1 Sungguminasa. Jurnal Bionature, melalui laboratorium alam. Jurnal
15(1) 61-66. Formatif, 5(2) 156-167.
Jaya, W.G., Patasik, B., Sembel, E.K.R.N., Sudrajat. (2018). Penggunaan metode eksperimen
Subagiyo, R., & Yunus, M. (2014). untuk meningkatkan pemahaman konsep
Penerapan pendekatan saintifik melalui dan keterampilan proses siswa tentang

8
pengaruh kegiatan manusia terhadap
keseimbangan lingkungan dalam pelajaran
IPA di kelas iv SD Negeri Lambanagara
Raya Kecamatan Ciamis Kabupaten
Ciamis. Jurnal PETIK, 4(1) 44-56.
Sugiyono. (2014). Metode penelitian kuantitatif,
kualitatif dan r dan d pendidikan. Bandung:
Alfabeta.
Sukarmin, Suparmin, & Katimo. (2016) Pengaruh
pembelajaran dengan pendekatan saintifik
menggunakan metode eksperimen dan
demontrasi terhadap prestasi belajar dan
kreativitas ditinjau dari sikap ilmiah. Jurnal
Inkuiri, 5(2) 87-93.
Suparmi, Sunanrno, W., & Siswati H.E. (2012).
Pengaruh pembelajaran dengan pendekatan
saintifik menggunakan metode eksperimen
dan demontrasi terhadap hasil belajar dan
kreativitas ditinjau dari sikap ilmiah. Jurnal
Inkuiri, 1(2) 132-141.
Wintanti, R., Anitah, S., dan Akhyar, M. (2014).
Perbedaan pengaruh penerapan metode
inquiri dan eksperimen terhadap hasil
belajar IPA ditinjau dari keaktifan siswa
kelas iv SD di Dabin v Kecamatan
Purwodadi tahun pelajaran 2012/2013.
Jurnal Teknologi Pendidikan dan
Pembelajaran, 2(1) 57-66.

Das könnte Ihnen auch gefallen