Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Abstract
Literasi be one benchmark to determine the quality of education and human
resources of a country. Indonesia compared to other Asian countries is included in
the sequence below related to literacy. Accordingly, one of the primary schools in
Tuban Regency, SDN Sidorejo I has low literacy skills. This is obtained from the
result of literacy ability on prasiklus with an average of 13.5. The study aimed to
improve literacy ability with tree literasi. Literature tree is chosen because it can
build the creativity of learners that includes the power of thought and creativity,
and motivate students to always read. In addition, the literacy tree is very simple
and easy to implement. Literate trees are expected to improve the literacy ability of
learners. This research is the Classroom Action Research (CAR) conducted in two
cycles, with each cycle consisting of four phases of activity: (1) planning, (2)
action, (3) observation, and (4) reflection. The subjects were students of class I
SDN Sidorejo I Tuban Semester II Academic Year of 2017/2018. The instruments
used in the research are syllabus, learning implementation plan, observation sheet,
and literacy skill test. Based on the results of research and data analysis, it can be
concluded that the literacy of students in grade I SDN Sidorejo I Tuban has
increased with the media literasi tree. In prasiklus, participants' literacy skills are
said to have a low category with an average of 13.5. In cycle I, literacy ability of
participants is said to have low category with average is 39,2. In cycle II, literacy
ability of participants is said to have medium category with average is 55.
Indonesia disinyalair sedang dalam 2013: 67). Sejalan dengan hasil surve
keadaan darurat literasi. Dampak dari yang dilakukan oleh PISA, berdasarkan
literasi rendah dikhawatirkan dapat surve yang diselenggarakan oleh Trends
menyebabkan dampak penurunan kualitas in International Mathematics and Science
hidup, sosial bahkan ekonomi. Dampak Study (TIMSS) yang dilakukan setiap
lainnya dari literasi yang rendah adalah empat tahun sekali pada tahun 2007
turunnya kualitas diri terutama budaya Indonesia berada di peringkat ke 35 dari
literasi membaca. Budaya ini 49 negara dan tahun 2011 Indonesia
berhubungan dengan etika dan moral berada di peringkat 40 dari 42 negara
seseorang. Hal ini sesuai dengan (NCES, 2012: 3). Hasil ini menunjukkan
penelitian Olasehinde (2015: 194) yaitu bahwa skor rata-rata literasi Indonesia
‘explains that a student who does not berada di bawah rata-rata skor
possess good reading skills tends to grow Internasional. Selain hasil tersebut, telah
a negative attitude towards learning and dilakukan penelitian serupa untuk
this can even lead to his having self- mengetahu kemampuan literasi yaitu
esteem problems in later life’. kemampuan literasi sains calon guru di
sekolah dasar yang memberikan hasil
Indonesia dibandingkan dengan
yang masih rendah (Anggun dkk, 2017).
negara-negara di Asia lainnya termasuk
dalam urutan di bawah terkait kemapuan Tujuan pelaksanaan evaluasi
literasi. Hasil surve yang dilakukan oleh pendidikan oleh OECD melalu PISA dan
Programme for International Student NCES melalui TIMSS adalah
Assessment (PISA) menunjukkan skor memperbaiki kualitas pendidikan.
literasi peserta didik Indonesia berturut- Perbaikan kualitas pendidikan akan
turut adalah 393, 395, 395 untuk tahun berpengaruh pada tingkat kualitas hidup,
2000, 2003, dan 2006 (Bybee et al., 2009: sosial bahkan ekonomi negara-negara
5). Hasil surve PISA tahun 2009 anggota. Seperti yang kita ketahui
menunjukkan skor literasi Indonesia bersama, negara-negara yang memiliki
mencapai 383 dan masuk urutan 57 dari prestasi yang baik pada evaluasi PISA
65 negara (Walker, 2011: 105). Hasil rata-rata memiliki tingkat perekonomian
survey PISA tahun 2012 menunjukkan dan kualitas hidup yang terlihat dari ilmu
skor literasi Indonesia yaitu 382 dan pengetahuan dan teknologi yang dimiliki
masuk urutan 63 dari 64 negara (OECD, semakin maju.
Jurnal Teladan, Volume 3 No. 1, Mei 2018 17
ISSN: 2527-3191
dan mudah untuk diterapkan. Pohon pembelajaran. Tema yang diambil dalam
literasi diharapkan dapat meningkatkan penelitian adalah peristiwa alam dengan
kemampuan literasi peserta didik. subtema bencana alam. Pembelajaran
dalam subtema tersebut berjumlah 6
Dalam pelaksanaannya, pembelajaran
pembelajaran sehingga terdapat dua siklus
dengan pohon literasi dapat dilakukan
dalam penelitian.
dengan sistem kelompok. Pada tahap awal
guru membuatkan cabang dan peserta Instrumen yang digunakan dalam
didik melengkapi daun dan buah. Pada penelitian adalah silabus, rencana
tahap berikutnya, cabang bisa dibuat oleh pelaksaan pembelajaran, lembar
peserta didik sehingga dalam proses observasi, dan tes kemampuan literasi.
pembelajaran peran guru hanyalah sebagai Sebelum digunakan sebagai instrumen
fasilitator. penelitian, semua instrumen tersebut telah
2. METODE PENELITIAN diverifikasi dan divalidasi oleh validator.
Jenis penelitian ini merupakan
Teknik pengumpulan data
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang
menggunakan lembar observasi aktifitas
dilakukan dalam dua siklus, dimana setiap
belajar peserta didik, dan tes yang berupa
siklus terdiri dari empat tahap kegiatan
kemampuan literasi. Tujuan penelitian ini
yaitu (1) planning, (2) action, (3)
adalah untuk mendeskripsikan langkah-
observation, serta (4) reflection.
langkah pembelajaran dengan media
Rancangan penelitian tindakan kelas
pohon literasi yang dapat meningkatkan
merujuk dari Kemmis Mc. Taggart (dalam
kemampuan literasi. Pembelajaran dengan
Arikunto, 2014:137)
media pohon literasi terdiri dari 4 langkah,
Penelitian ini dilaksanakan di SDN yaitu 1) penyajian materi, 2) membuat
Sidorjo I Tuban TP 2017/2018 semester daun dn buah selanjutnya dirangkai pada
genap, dengan subjek peserta didik kelas pohon literasi, 3) merangkai menjadi
I yang berjumlah 27 yang terdiri dari 17 kalimat dari daun dan buah yang telah
laki-laki dan 10 perempuan. Tema yang dibuat, mempraktekkan kegiatan yang
diajarakan dalam penelitian adalah tema berhubungan dengan tema dan subtema
peristiwa alam dengan subtema bencana pada pohon literasisecara kreatif serta 4)
alam. PTK yang dilakukan terdiri dari dua evaluasi. Merancang pohon literasi
siklus, masing-masing siklus terdiri dari 3 dilakukan secara berkelompok sehingga
20 Siti Nurhayati, Anggun Winata; Pembelajaran
dengan…
mempunyai nilai dibawah 25 dari setiap dapat dilihat dari Gambar 2 berikut.
indikator. Hasil kemampuan literasi awal
Berdasarkan Gambar 2 tersebut dapat didik perempuan memperoleh nilai 10, (4)
diperoleh informasi bahwa kemampuan indikator 4 memperoleh rata-rata nilai 7
literasi awal peserta didik masih dikatakan yang terdiri dari rata-rata peserta didik
memiliki kategori rendah. Hal ini laki-laki mendapatkan nilai 6 dan peserta
ditunjukkan bahwa untuk masing-masing didik perempuan memperoleh nilai 8,
indikator banyak yang memperoleh hasil serta (5) indikator 5 memperoleh rata-rata
< 40. Hasil masing-masing indikator nilai 15 yang terdiri dari rata-rata peserta
ditunjukkan bahwa: (1) indikator 1 didik laki-laki mendapatkan nilai 20 dan
memperoleh rata-rata nilai 23 yang terdiri peserta didik perempuan memperoleh nilai
dari rata-rata peserta didik laki-laki 10. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat
mendapatkan nilai 25 dan peserta didik disimpulkan bahwa pada prasiklus,
perempuan memperoleh nilai 21, (2) kemampuan literasi peserta dikatakan
indikator 2 memperoleh rata-rata nilai 11 memiliki kategori rendah karena
yang terdiri dari rata-rata peserta didik kemampuan literasi rata-rata adalah 13,5
laki-laki mendapatkan nilai 12 dan peserta atau <40. Ketidak mampuan peserta didik
didik perempuan memperoleh nilai 10, (3) dalam kemampuan literasi membuktikan
indikator 3 memperoleh rata-rata nilai 10 bahwa peserta didik belum mampu
yang terdiri dari rata-rata peserta didik memecahkan masalah dalam kehidupan
laki-laki mendapatkan nilai 10 dan peserta sehari-hari secara ilmiah dan
22 Siti Nurhayati, Anggun Winata; Pembelajaran
dengan…
kemampuan literasi rata-rata adalah 39,2 baik dalam menyelesaikan soal serta dapat
atau < 40. memilih strategi pemecahan masalah, (3)
Beberapa faktor yang menjadi bekerja secara efektif dengan model dan
penyebab kemampuan literasi peserta dapat memilih serta mengiterprestasikan
didik masih dalam kategori rendah yaitu representasi yang berbeda, kemudian
peserta didik belum terbiasa dalam menghubungkan kedunia nyata, (4)
pembelajaran gengan menggunakan media bekerja dengan model untuk situasi yang
pohon literasi. Hal ini disebabkan oleh kompleks serta dapat menyelesaikan
pohon literasi merupakan salah satu media masalah yang rumit, (5) menggunakan
pembelajaran yang membutuhkan penalarannya dalam menyelesaikan
kreativitas peserta didik dengan cara masalah matematis, dapat membuat
membuat daun dan buah yang disesuaikan generalisasi, merumuskan serta
pengan pembelajarannya pada saat itu. mengkomunikasikan hasil temuannya.
Kreativitas yang dimaksud meliputi daya Peningkatan yang terbesar adalah
pikir dan daya cipta. Krativitas dari indikator 1 dan indikator 5. Indikator-
peserta didik tersebut tidak serta merta indikator yang mengalami peningkatkan
dapat mencul begitu saja, namun terkait penyelesian masalah yang meliputi
membutuhkan proses latihan berulang- menyelesaiakan soal rutin dan dapat
ulang dan pembiasaan. Selain kreativitas, menyelesaikan masalah yang konteksnya
memotivasi peserta didik untuk selalu umum dan menyelesaikan masalah
membaca dan membiasakan membaca matematis serta membuat generalisasi,
dalam keseharian tidak dapat dilakukan merumuskan dan mengkomunikasikan
secara medah dan cepat sehingga hasil temuannya. Kemampuan literasi
membutuhkan waktu untuk melatih dan tersebut masih termasuk level yang rendah
membiasakan peserta didik. Hal ini sesuai yaitu menyelesaikan masalah dari konsep
dengan teori belajar menurut Thorndike. yang telah dimiliki dan termasuk berada
Indikator yang digunakan dalam pada level 1. Hal ini sesuai dengan hasil
menentukan kemampuan literasi meliputi dari PISA dan TIMSS (OECD, 2009: 54;
(1) menggunakan pengetahuannya untuk NCES, 2012 :3 & OECD, 2013: 67) yaitu
menyelesaiakan soal rutin dan dapat menunjukkan bahwa sebagian besar
menyelesaikan masalah yang konteksnya peserta didik Indonesia memiliki
umum, (2) melaksanakan prosedur dengan pengetahuan ilmiah terbatas yang hanya
Jurnal Teladan, Volume 3 No. 1, Mei 2018 25
ISSN: 2527-3191
dapat diterapkan pada beberapa situasi disiapkan oleh guru, peserta didik secara
yang familiar. kreatif merangkai kata-kata yang dibaut
Secara keseluruhan kemampuan untuk dijadikan kalimat. Pada meteri
literasi siklus I lebih meningkat matematika, peserta didik mengisi
dibandingkan prasiklus karena penjumpahan dan pengurangan yang
penggunaan media pohon literasi dapat dituliskan guru pada daun dan buah
digunakan sebagai saranan untuk setelah itu ditempelkan pada pohon
mempermudah peserta didik dalam literasi. Selain itu, pada daun dan buah
menerima konsep dalam pembelajaran. yang disiapkan guru, peserta didik
Salah satunya kegiatan pada siklus I dibimbing guru untuk menempelkan
adalah peserta didik diminta untuk gambar yang berhubungan dengan
membuat daun dan buah untuk bencana alam yang telah disiapkan guru
melengkapi pohon literasi. Setelah selesai dan peserta didik bergantian menceritakan
melengkapi pohon literasi dengan kata- kejadian tersebut. Kegiatan yang
kata yang disiapkan oleh guru pada dilakukan pada siklus I ditunjukkan pada
gambar daun atau buah yang telah Gambar4.
siklus ke siklus I dan II berturut turut Khoirudin, A., Setyawati, R.D., &
Nursyahida, F. 2017. Profil
adalah 55% sampai 72 % dan 65%-85%.
Kemampuan Literasi Matematika
Pada prasiklus, kemampuan literasi Siswa Berkemampuan Matematis
Rendah dalam Menyelesaikan Soal
peserta dikatakan memiliki kategori
Berbentuk PISA. AKSIOMA.
rendah karena kemampuan literasi rata- 8(2): 33-42.
rata adalah 13,5 atau <40. Pada siklus I, Ma’sum. A. 2014. Profil Kemampuan
kemampuan literasi peserta dikatakan Penalaran Matematis Siswa dalam
Menyelesaikan Soal Bangun
memiliki kategori rendah karena Ruang Sisi Lengkung. Prodi
kemampuan literasi rata-rata adalah 39,2 Pendidikan Matematika. STKIP
PGRI Jombang.
atau <40. Pada siklus II, kemampuan
literasi peserta dikatakan memiliki Maryanto, M. D. 2006. Quantum Seni.
Semarang: Dahara Prize.
kategori sedang karena kemampuan
literasi rata-rata adalah 55 (antara 41-70). National Research Council (NRC).
1996. National Science Education
Standarts. Washington: National
5. REFERENSI Academy Press.
Alfiyah. 2016. Peningkatan Literasi
Cerita Wayang sebagai Upaya OECD. 2000. PISA 2006: Science
Pemertahanan Nilai-Nilai Budaya Competencies for Tomorrow’s
Lokal. Jurnal Ikadbudi. 5(12):1-7. World. (Online) (http://
www.oecd.org/dataoecd/15/13/
30 Siti Nurhayati, Anggun Winata; Pembelajaran
dengan…