Sie sind auf Seite 1von 7

ISSN 2302-1616

Vol 4, No. 1, Juni 2016, hal 34-40


Available online http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/biogenesis

Viabilitas Sel Bakteri Dengan Cryoprotectant Agents Berbeda (Sebagai Acuan


Dalam Preservasi Culture Collection di Laboratorium Mikrobiologi)

LELA SUSILAWATI1, ETHIK SUSIAWATI PURNOMO1


1
Prodi Pendidikan Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Jl. Laksda Adisutjipto No. 1 Yogyakarta 55282
email: lela.susilawati@uin-suka.ac.id

ABSTRACT
The aim of this research was to determine the viability of bacterial cells on different
cryoprotectant agents. Three kind of cryoprotectant agents and two types of mixed cryprotectant
were applied to evaluate the ability of bacteria to growth on Agar medium. Four isolates were used
namely Escherichia coli ATCC 35218, Staphylococcus aureus ATCC 25923, Shigella flexneri
ATCC 12022 and Bacillus subtilis ATCC 6051. All strains were preserved in 10% skimmed milk,
10% glycerol, 10% DMSO, 10% glycerol:10% skimmed milk and 10% DMSO:10% skimmed milk
at -80°C for sixty days. Immediately after preserved, the bacteria were tested their viability at day
30 and 60 during storage. The enumeration of samples taken from cultures in NA media. Better
survival of bacterial cells after freezing was shown in all tested cryprotectant agents. Highest
microbial viability was shown in 10% skimmed milk, 10% glycerol and mixed 10%DMSO:10%
skimmed milk. Hence, those three types of cryoprotectant agents can be recommended to preserve
bacterial cell for long term storage.

Keywords: bacterial cell, cryoprotectant agents, preservation, viability

INTISARI
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji viabilitas atau kemampuan hidup sel bakteri
dengan komposisi agensia cryprotectant berbeda. Jenis cryoprotectant yang digunakan dalam
penelitian ini adalah 10% gliserol, 10% DMSO, 10% gliserol, kombinasi 10% gliserol : 10% skim
milk dan kombinasi 10% DMSO : 10% skim milk. Kultur yang digunakan adalah Escerichia coli
ATCC 35218, Staphylococcus aureus ATCC 25923, Shigella flexneri ATCC 12022 dan Bacillus
subtilis ATCC 6051. Bakteri di simpan dalam freeze -80°C (simpan beku) selama 60 hari dan setiap
30 hari bakteri di uji daya viabilitasnya menggunakan metode plate count yang di tumbuhkan pada
media NA. Lima perlakuan dengan beragam agensia cryoprotectant memberikan daya viabilitas
yang relatif baik karena jumlah koloni setelah di simpan beku dengan starter awal relatif stabil.
Akan tetapi perlakuan simpan beku dalam cryoprotectant 10% skim milk, 10% gliserol dan 10%
DMSO:10% skim milk memberikan jumlah koloni yang relatif bertambah dari hasil sampling 30
hari dan setelah 60 hari.

Kata kunci: agensia cryprotectant, bakteri, preservasi, viabilitas

PENDAHULUAN ada di alam ini merupakan perwujudan dari


Keanekaragaman hayati tidak hanya keanekaragaman hayati termasuk di dalamnya
terbatas pada spesies tumbuhan dan hewan adalah hewan, tumbuhan dan mikrobia.
tetapi termasuk di dalamnya keanekaragaman Telah banyak dikaji secara mendalam
mikrobia. Menurut Sembiring (2004) akan peran mikrobia terutama untuk
mikrobia memiliki peran paling crusial dan kepentingan pemenuhan kebutuhan manusia
unik di alam karena keterlibatannya pada seperti perannya dalam bidang industri obat,
berbagai siklus elemen penting yang sangat makanan, pertanian dan bidang lainnya
dibutuhkan semua jasad hidup di alam. bahkan memanipulasi gennya untuk
Dengan demikian seluruh jasad hidup yang menghasilkan metabolit tertentu yang
Vol 4, Juni 2016 Biogenesis 35

dikehendaki. Laporan penelitian tentang untuk menghasilkan produk tertentu. Usaha


keanekaragaman hayati mikrobia terkait maintenance dan preservasi kultur dibutuhkan
perannya di alam telah banyak dilaporkan. komitmen dan kerja keras karena kemampuan
Yanti et al. (2009) berhasil mengidentifikasi metabolik kultur dan keotentikannya harus
bakteri Bacillus megaterium PSA10 yang terjaga dengan baik.
diisolasi dari limbah cair sagu sebagai strain Preservasi mikroba untuk keperluan
yang dapat menghasilkan PHB yaitu polimer jangka pendek maupun panjang merupakan
bahan dasar plastik yang bersifat degradable. tahapan crusial dalam mengkaji mikrobiologi
Anggota genus lain yang juga unggul dalam dalam rangka memelihara dan menjaga
memproduksi granula PHB adalah aktivitas metaboliknya tidak berubah.
Alcaligenes eutropus (Arun et al., 2006) dan Menurut Machmoed (2001), tujuan dilakukan
Bacillus subtilis (Singh et al., 2009). preservasi adalah untuk menahan laju
Peran mikrobia dalam bidang medis aktivitas metabolisme mikroba sehingga
sangat signifikan, hal ini dimulai sejak viabilitas atau daya tumbuhnya dapat
ditemukannya antibiotik penicillin secara dipertahankan dan juga untuk memelihara
serendipity oleh Alexander Flemming yang isolat mikroba sehingga mempunyai recovery
diproduksi oleh Penicillium notatum (daya tumbuh kembali) dan kelangsungan
(Satyanarayana, 2005). Sejak saat itu mulai hidup yang tinggi dengan perubahan karakter
dieksplorasi lebih mendalam tentang peran yang minimum. Metode preservasi ditentukan
penting mikrobia dalam menghasilkan natural oleh sifat mikroba dan juga preservasi
product yang bermanfaat sebagai obat. (Machmoed, 2001). Lebih lanjut dijelaskan
Menurut Peláez (2005) antibiotik yang saat Machmud bahwa sifat mikroba meliputi ciri
ini beredar di pasaran berasal dari produk morfologi, ciri fisiologis dan biokimia dan
alami yang dihasilkan mikrobia. Streptomisin, kemampuan mikroba untuk hidup pada
penisilin, eritromisin, vancomisin dan lingkungan alami maupun buatan. Oleh
daptomisin (Peláez, 2005) merupakan contoh karena itu tujuan preservasi untuk jangka
metabolit yang dihasilkan mikrobia dan telah pendek atau jangka panjang perlu disesuaikan
dikomersilkan mendunia dengan nama merk dengan tujuan dari program yang akan
dagang berbeda. Tercatat lebih dari 69.000 dirancang (Machmoed, 2001).
spesies fungi dari 5.100 genus, 3.600 spesies Penyimpanan jangka pendek mikroba
bakteri dari 700 genus telah dilaporkan. dilakukan untuk kepentingan rutin di lab
Jumlah spesies ini cukup kecil akan tetapi misal untuk penelitian dan praktikum.
mampu memberikan kontribusi signifikan Caranya adalah dengan memindahkan
pada berbagai bidang. mikroba dari media lama ke media baru dan
Untuk mempelajari mikroorganisme dilakukan secara rutin misal sebulan sekali.
diperlukan pengetahuan yang komprehensif Adapun preservasi jangka panjang diperlukan
tentang biokimiawi atau aktivitas metabolik cryoprotectan agent sebagai pelindung sel
dari mikrobia tersebut karena menurut selama proses penyimpanann dalam freezer
Cánovas & Iborra (2003) sifat biokimiawi dengan suhu -80°C. Menurut Badjoeri (2010)
terkait dengan komposisi kimia, reaksi kimia cryoprotectan agent yang ditambahkan pada
dan karakteristik khas metabolisme yang kultur sel akan menjaga sel dari penyimpanan
terjadi pada jasad hidup tertentu sehingga dengan suhu ekstrim (sangat dingin) dan
dengan mengetahuinya dapat dieksplorasi meminimalisir kerusakan sel selama
manfaatnya. pembekuan. Beberapa agensia cryprotective
Terdapat keterkaitan antara biokimiawi seperti dimethysulfoxide (Me2SO), gliserol,
dengan culture collection. Kultur yang DMSO, dan polyvinylpyrrolidone (PVP).
disimpan dapat dikaji lebih mendalam Saat ini preservasi mikroba untuk jangka
aktivitas metaboliknya sehingga potensial panjang telah dilakukan di beberapa
untuk dilakukan manipulasi gen atau Laboratorium Mikrobiologi tidak terkecuali di
diaplikasikan langsung misal dalam bioproses Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Sains
LELA SUSILAWATI, ETHIK SUSIAWATI PURNOMO Biogenesis 36

dan Teknologi UIN Sunan Kalijaga. Preparasi Cryprotectant agents:


Cryoprotectant agent yang seringkali Penelitian menggunakan tiga agensia
digunakan adalah gliserol yang dikombinasi Cryprotectant yaitu gliserol, skim milk dan
dengan skim milk karena gliserol tidak toksik DMSO. Ketiga jenis cryprotectant tersebut
dan penambahan skim milk sebagai protective akan di kombinasikan yaitu gliserol:skim
additive dapat mendukung efektivitas milk dan DMSO:skim milk (dengan
penyimpanan. Akan tetapi pemilihan jenis perbandingan 1:1). Konsentrasi gliserol dan
cryprotectant dan protective additive ini perlu DMSO dibuat 10% (Machmoed, 2001), skim
dikembangkan lebih lanjut mengingat jenis milk 10% (Rahayu, 2003).
sel mikroba yang dikoleksi Lab Mikrobiologi Preparasi pelet sel bakteri. Kultur cair
cukup beragam dari jenis bakteri dan kapang. bakteri (umur 24-48 jam) di masukkan pada
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui microtube 1.5ml dan di sentrifuge selama 15
viabilitas atau daya hidup sel bakteri koleksi menit (12,000 rpm). Supernatan di buang dan
Lab Mikrobiologi dengan agensia pelet sel di cuci dengan akuades steril selama
cryprotectant berbeda. 2 kali. Setiap isolat di siapkan masing-masing
Inisiasi pembuatan culture collection di 5 microtube.
Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Sains Penambahan cryprotectant agents.
dan Teknologi UIN Sunan Kalijaga dimulai Setiap microtube (isi pelet sel) ditambahkan
sejak 2012 (Ainy et al., 2012). cryprotectant dengan volume total 1 ml
Keberadaannya sangat membantu dalam dengan rancangan perlakukan sebagai berikut:
kegiatan praktikum maupun penelitian karena 1. Microtube 1: ditambahkan 1 ml gliserol
digunakan sebagai reference strain sehingga 10%
memperlancar proses kegiatan tersebut. Untuk 2. Microtube 2: ditambahkan 1 ml DMSO
memelihara koleksi kultur tersebut diperlukan 10%
teknik penyimpanan yang sesuai dengan 3. Microtube 3: ditambahkan skim milk
sarana dan prasaran yang ada di laboratorium. 10%
Laboratorium di Fakultas Sains dan 4. Microtube 4: ditambahkan 0.5 ml gliserol
Teknologi UIN Sunan Kalijaga telah 10% - 0.5 ml skim milk 10%
dilengkapi dengan freezer dengan suhu -80oC 5. Microtube 5: ditambahkan 0.5 ml DMSO
sehingga memungkinkan apabila dilakukan 10% - 0.5 ml skim milk 10%
metode penyimpanan jangka panjang. Penyimpanan dalam freezer. Microtube
yang berisi pelet dan crypcrotectant
METODE selanjutnya di simpan dalam freezer -80°C.
Preparasi kultur. Kultur yang Secara periodik (satu bulan sekali) di uji daya
digunakan untuk penelitian ini adalah viabilitasnya.
Escherichia coli ATCC 35218, Uji viabilitas sel. Uji viabilitas dilakukan
Staphylococcus aureus ATCC 25923 dan dengan enumerasi melalui serangkaian seri
Shigella flexneri ATCC 12022 diperoleh dari pengenceran (Harley & Prescott, 2001).
Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Pengujian di lakukan dengan cara mengambil
Kedokteran Umum UGM, dan Bacillus 0.2ml (200µl) kultur dari freezer selanjutnya
subtilis ATCC 6051 diperoleh dari Lab di inokulasikan pada media NB. Inkubasikan
Bioteknologi UGM. Isolat diremajakan pada selama 24-48 jam (suhu 37°C). Selanjutnya
media Nutrient Agar (NA) dan diinkubasikan diambil 1ml kultur dan dimasukkan pada 9ml
pada suhu 37°C selama 24-48 jam. akuades steril (nilai pengenceran 10-1),
Purifikasi isolat. Isolat bakteri di diambil 1ml dari pengenceran sebelumnya
purifikasi beberapa kali menggunakan media dan dimasukkan pada 9ml akuades steril (nilai
NA. Pengamatan kemurnian isolat dilakukan pengenceran 10-2). Pengenceran dilakukan
dengan pengecatan Gram. Isolat dikatakan hingga diperoleh nilai pengenceran 10-6. Dari
murni apabila memiliki reaksi Gram dan pengenceran 10-5-10-6 masing-masing di
bentuk sel yang seragam. ambil 1ml dan diinokulasikan pada media NA
Vol 4, Juni 2016 Biogenesis 37

melalui metode pour plate. Plate kemudian Berdasarkan Tabel 2 tampak bahwa
diinkubasikan (suhu 37°C; 24-48 jam). Hasil jumlah koloni setiap sel bakteri uji bervariasi
jumlah koloni yang telah dihitung setelah masa simpan 30 hari dan 60 hari.
dibandingkan dengan perlakukan penambahan Secara keseluruhan diketahui bahwa
cryprotectant berbeda. perlakuan penyimpanan dengan gliserol 10%
(perlakuan 1), skim milk 10% (perlakuan 3)
HASIL dan kombinasi 10% DMSO : 10% gliserol
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap (perlakuan 5) memberikan daya viabilitas
daya hidup sel (viabilitas) melalui lebih baik dibandingkan perlakuan lainnya.
perhitungan jumlah koloni pada media NA Viabilitas bakteri E. coli setelah masa
tampak pada beberapa perlakuan tidak simpan 30 hari dan 60 hari paling baik jika
berbeda jumlah koloninya, tetapi pada digunakan agen cryprotectant skim milk
perlakuan lainnya jumlah koloni mengalami meski dengan selisih jumlah koloni awal dan
penurunan pada periode sampling hari ke-60. setelah disimpan relatif besar yaitu dari 3,82 x
Jumlah koloni starter awal sebelum perlakuan 107 cfu/ml dan setelah 60 hari masa simpan
dan data hasil perhitungan jumlah koloni sel menurun menjadi 2,48 x 107 cfu/ml. Selisih
bakteri setelah masa penyimpanan dua bulan starter awal dan setelah masa simpan untuk
(60 hari) disajikan pada Tabel 1. dan Tabel 2. bakteri uji lain relatif sama.

Tabel 1. Jumlah koloni awal bakteri uji sebelum perlakuan


Bakteri Jumlah koloni (cfu/ml)
B. subtilis 1,50 x 108
E. coli 3,82 x 107
S. flexnery 1,64 x 107
S. aureus 2,28 x 107

Tabel 2. Jumlah koloni bakteri uji setelah masa simpan 60 hari pada freezer -80°C dengan perlakuan
berbeda.
Bakteri Uji Perlakuan Jumlah koloni (cfu/ml) hari ke-
30 60
E. coli 1 2,88 x 107 2,62 x 107
2 1,92 x 108 2,89 x 107
7
3 1,64 x 10 2,48 x 107
4 2,44 x 107 2,65 x 107
8
5 1,52 x 10 2,67 x 107
8
B. subtilis 1 2,72 x 10 1,41 x 107
8
2 1,09 x 10 2,2 x 107
3 3 x 107 2,23 x 108
7
4 8,1 x 10 2,49 x 107
7
5 1,55 x 10 2,9 x 107
S. aureus 1 9,65 x 106 1,95 x 107
7
2 2,93 x 10 2,73 x 107
7
3 2,89 x 10 2,92 x 107
7
4 2,16 x 10 2,73 x 107
5 1,39 x 108 2,36 x 107
7
S. flexnery 1 2,73 x 10 2,64 x 107
7
2 1,98 x 10 1,31 x 107
3 2,58 x 108 1,99 x 107
7
4 1,74 x 10 1,60 x 107
7
5 2,96 x 10 2,36 x 107
LELA SUSILAWATI, ETHIK SUSIAWATI PURNOMO Biogenesis 38

PEMBAHASAN sehingga mencegah terjadinya pembentukan


Agensia cryoprotectant yang digunakan kristal es yang dapat berakibat pada
dalam penelitian ini memberikan daya terbentuknya intracellular ice. Akan tetapi
viabilitas sel yang bervariasi. Untuk bakteri B. pemilihan cryoprotectant tergantung tipe sel
subtilis dan E.coli agensia skim milk yang di simpan. DMSO lebih mudah
merupakan agensia cryprotenctant paling berpenetrasi ke dalam sel dan biasanya lebih
baik. Penggunaan skim milk sebagai banyak digunakan untuk sel-sel yang lebih
cryoprotectant telah banyak dilaporkan kompleks seperti protista (Simione, 2009).
(Rathnayaka, 2013; Tršić-Milanović et al., Agensia DMSO mampu menjadikan
2001; Cody et al., 2008). Umumnya skim membran sel lebih plastis sehingga dapat
milk paling baik sebagai cryopreserve untuk mengikat air dalam sel secara colligative yang
anggota bakteri asam laktat atau BAL pada akhirnya akan mencegah dehidrasi sel,
(Hubálek, 2003). Rathnayaka (2013) mereduksi sifat racun garam dan mencegah
melaporkan anggota genus BAL terbentuinya kristal es dalam sel (Hubálek,
Lactobacillus rhamnosus dan L. plantarum 2003).
menunjukkan daya viabilitas paling unggul Bakteri S. aureus menunjukkan daya
setelah di simpan dalam UHT milk saja tanpa viabilitas tinggi ketika di simpan pada agensia
campuran agensia cryprotectant lainnya cryoprotectant 10% gliserol (Tabel 2).
seperti trehalose, sorbitol dan sukrosa. Hubálek (2003) telah merangkum beberapa
Penggunaan skim milk 10% sebagai hasil penelitian yang melaporkan bahwa
cryprotectant telah direkomendasikan oleh pemilihan gliserol sebagai cryprotectant harus
Cody et al. (2008) karena berdasarkan hasil disesuaikan dengan tipe sel yang akan di
penelitiannya, skim milk 10% memberikan simpan. Gliserol memiliki daya protektif
daya viabilitas tinggi pada beberapa bakteri rendah terhadap bakteri genus
yang diujikan antara lain E. coli, Methylococcus, Methylomonas dan
Pseudomonas aeruginosa, Salmonella Methylocystic (Green et al., 1992 cit
enterica, P. putida, Klebsiella pneumonia dan Hubálek, 2003), tetapi memiliki daya
beberapa bakteri lainnya. viabilitas tinggi terhadap Leptospira
Skim milk 10% sebagai cryprotectant sel interrogans (Stalheim, 1971 cit Hubálek,
bakteri dikatakan lebih unggul dalam 2003). Tršić-Milanović et al. (2001)
mempertahankan daya hidup sel melaporkan bahwa Bifidobacterium breve
dibandingkan gliserol 15% (Cody et al., A71 memiliki daya survival tinggi ketika di
2008), hal ini di dimungkinkan karena adanya simpan dalam cryoprotectant kombinasi 5%
efek dari skim milk terhadap kandungan asam lakotas:1,5% 1% gelatin:gliserol) dengan
lemak yang terdapat pada membran sel persentase survival 83,3%. Gliserol
sehingga mengubah fluiditas membran merupakan agensia cryoprotectant yang dapat
(Carvalho et al., 2004 cit Cody et al., 2008), mencegah sel rusak karena adanya proses
mungkin juga di sebabkan adanya kalsium freezing.
(Ca) pada skim milk yang berkontribusi Gliserol dan DMSO secara luas telah
terhadap enzim selular (Barach et al., 1976 cit dikenal dan dimanfaatkan sebagai
Cody et al., 2008). cryoprotectant sel bakteri melalui meode
Bakteri uji B. subtilis menunjukkan simpan beku (freezing storage) karena
kenaikan jumlah koloni setelah 60 hari masa mampu meminimalisir efek larutan yang
simpan di freezer -80°C dengan dapat menyebabkan terbentuknya kristal es
cryoprotectant kombinasi 10% DMSO : 10% dalam sel (Park et al., 2001). Penetrasi
skim milk yang semula 1,55 x 107 cfu/ml naik agensia cryoprotectant ke dalam sel akan
menjadi 2,9 x 107 cfu/ml (Tabel 2). Menurut menstimulasi pembentukan struktur kristalin
Rojas-Tapias et al., (2013) DMSO dan es halus (quasiamorphous) selanjutnya
gliserol merupakan agensia cryoprotectant membentuk fase gel-type glass di bawah
yang dapat mereduksi eutentic point air eutectic point sehingga hal ini akan mencegah
Vol 4, Juni 2016 Biogenesis 39

dari kerusakan hyperosmotik terhadap sel atau Kompetensi Integrasi-Interkoneksi Tahun


dikenal dengan efek larutan (solution effects) Anggaran 2015.
(Hubálek, 2003).
Konsentrasi agensia cryoprotectant akan DAFTAR PUSTAKA
berpengaruh pada viskositasnya. Pop et al., Ainy EQ, Susilawati L and Susiawati E. 2015.
(2015) melaporkan bahwa 40% gliserol tidak Pioneering of Culture Collection in
efisien untuk digunakan sebagai Microbiology Laboratory (As a Means to
cryoprotectant sel bakteri Bifidobacterium Provide Reference Strains on Microbial
lactis 300B karena viskositasnya tinggi. Research). Integrated Lab Journal. vol
DMSO dan gliserol umumnya digunakan 03(01): 30-38.
pada konsentrasi 5 – 10% (v/v) (Simione, Badjoeri M. 2010. Preservasi Mikroba untuk
2009). Susu skim (susu bebas lemak padat) Pelestarian dan Stabilitas Plasma Nutfah.
pada konsentrasi 1 – 10% (rata-rata 10%), Warta Limnologi Tahun XXIII No. 45: 1-
kadang juga dikombinasikan dengan 9.
cryoprotectant yang lain (Hubálek, 2003). Cody WL, Wilson JW, Hendrixson DR,
Metode penyimpanan jangka panjang Mclver KS, Hagman KE, Ott CM,
yang paling efektif dan banyak dilakukan Nickerson CA and Schurr MJ. 2008.
adalah metode liofilisasi atau kering beku Skim milk enhances the preservation of
(liophylization atau freeze drying) dan thawed -80°C bacterial stocks. J
kriopreservasi (cryopreservation atau Microbiol Methods. vol 75(1): 135–138.
cryogenic preservation) (Badjoeri, 2010; Cánovas M and Jose L Iborra. 2003. Culture
Machmoed, 2001). Kedua teknik tersebut Collection and Biochemistry. Int.
dilaporkan paling berhasil untuk Microbiol. (6): 105-112.
penyimpanan jangka panjang berbagai Hubálek Z. 2003. Protectants used in the
mikroba. Pemilihan metode preservasi sangat cryopreservation of microorganisms.
ditentukan oleh jenis mikroba dan tujuan Cryobiology. (46): 205-229.
preservasi (Machmoed, 2001). Metode yang Harley JP and Prescott LM. 2001. Laboratory
dipilih ini harus dapat mempertahankan sifat Exercise in Microbiology fifth edition.
sel mikroba, sifat genetiknya tetap stabil, The McGraw-Hill Companies.
hemat biaya serta tenaga (Machmoed, 2001). Machmoed M. 2001. Teknik Penyimpanan
dan Pemeliharaan Mikrobia. Buletin Agri
KESIMPULAN Bio. (4): 24-32.
Lima perlakuan agensia cryoprotectant Park SH, Sang Lee H and Kum Lee H. 2001.
yang digunakan dalam penelitian ini Preservation of Marine Heterotropic
menunjukkan daya viabilitas sel yang relatif Bacteria by Using a Deep-freezing
bervariasi. Akan tetapi secara keseluruhan Method. The Journal of Microbiology.
kelima perlakuan tersebut dapat di gunakan. vol 39 (3): 240-243.
Penggunaan 10% skim milk, 10% gliserol dan Peláez F. 2006. The Historical delivery of
kombinasi 10% DMSO: 10% skim milk dapat Antibiotics from Microbial Natural
direkomendasikan untuk di gunakan sebagai Products-can history repeat?. Biochem
referensi simpan beku (freezing) sel bakteri di Pharm. (71): 981-990.
Lab Mikrobiologi. Akan tetapi tetap harus Pop OL, Diaconeasa Z, Brandau T, Cuizan O,
dengan mempertimbangkan jenis sel mikroba Pamfil D, Vodnar DC and Socaciu C.
yang akan di preservasi. 2015. Effect of glycerol, as cryoprotectat
in the encapsulation and Freeze Drying of
UCAPAN TERIMA KASIH Microspheres Containing Probiotic Cells.
Penelitian ini dapat terlaksana atas Bulletin UASVM Food Science and
pendanaan yang disediakan oleh LPPM UIN Technology. vol 72 (1): 27-32.
Sunan Kalijaga Yogyakarta melalui skema Rojas-Tapias D, Ortiz-Vera M, Rivera D,
Hibah Penelitian Pengembangan Berbasis- Kloepper J and Bonnilai R. 2013.
LELA SUSILAWATI, ETHIK SUSIAWATI PURNOMO Biogenesis 40

Evaluation of three methods for Disampaikan pada seminar nasional


preservation of Azotobacter chroococcum Biologi “peranan biosistematika dalam
and Azotobacter vinelandii. Univ. menunjang pemanfaatan keanekaragaman
Scientarum Journal of the Faculty of hayati” 25 September 2004. Surabaya:
sciences. vol 18(2): 129-139. ITS.
Rathnayaka K. 2013. Effect of freeze-drying Simione PF. 1998. Preservation Manual.
on viability and probiotic properties of a Nalge Nunc International Corp.
mixture of probiotic bacteria. Journal of Tršić-Milanović. N., A. Kodźić. J. Baras & S.
Science and Technology. vol 3(11): 1074. Dimitrijević-Branković. 2001. The
Rahayu ES. 2003. Lactic Acid Bacteria in Influence of a cryprotective medium
fermented foods of Indonesian origin. containing gkycerol on the lyophilization
Agritech. vol 23 (22): 75-84. of lactic acid bacteri. J. Serb. Chem. Soc.
Satyanarayana. 2005. Microbial Diversity. vol 66 (7): 435-441.
Current Science (89): 926-928. Yanti N, Arfa, Sembiring L dan Margino S.
Sembiring L. 2004. Sistematika Mikrobia 2009. Production of Poly-α-
Sebagai Sarana Penyingkap hydroxybutyrate (PHB) from Sago Starch
Keanekaragaman Mikrobia Dalam by the Native Isolate Bacillus
Upaya Pelestarian dan Pemanfaatan megaterium PSA10. Indonesian Journal
Sumberdaya Hayati Mikrobia. of Biotechnology (14): 1111-1116.

Das könnte Ihnen auch gefallen