Sie sind auf Seite 1von 9

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/318596448

Diagnosis Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan pada Anak Menggunakan


Forward Chaining dan Certainty Factor

Conference Paper · February 2017

CITATIONS READS

0 2,093

2 authors, including:

Ida Wahyuni
STMIK Asia Malang
17 PUBLICATIONS   42 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Rainfall Prediction Using Tsukamoto FIS & Genetic Algorithm View project

Waste Management of TPAS Talangagung View project

All content following this page was uploaded by Ida Wahyuni on 21 July 2017.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Seminar Nasional Inovasi Teknologi ISSN: 2549-7952
UN PGRI Kediri, 22 Februari 2017

Diagnosis Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan pada


Anak Menggunakan Forward Chaining dan Certainty
Factor
Ida Wahyuni1), Chynthia Kusumawati2)
1
Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya Malang
1,2
Fakultas Teknik Informatika, STMIK Asia Malang
E-mail: * ida.wahyuni8@gmail.com, 2chchynthia.radjasa@gmail.com
1

Abstrak – Gangguan infeksi saluran disease, the treatment can be done as early as
pernapasan pada anak merupakan penyakit possible. Therefore need a method for
yang cukup berbahaya, sehingga butuh diagnosing respiratory infections in children.
penanganan dokter ahli dalam mendiagnosis In this study, created a design method
penyakit tersebut. Namun, terbatasnya jumlah pendiagnosis respiratory tract infections in
dokter ahli membuat penanganan terhadap children using a forward chaining and
infeksi saluran pernapasan pada anak certainty factor (CF). Stages of development
menjadi lamban. Apabila orang awam of this method begins by acquiring knowledge
khususnya orang tua dapat mendeteksi secara of pediatricians and then build the knowledge
dini tentang gejala penyakit tersebut, maka base and provide value CF at each symptom.
penanganan dapat dilakukan sedini mungkin. New things to do in this study is to apply the
Oleh karena itu butuh sebuah metode untuk method certainty factor (CF) after the forward
mendiagnosis penyakit infeksi saluran chaining. With the use of such methods of
pernapasan pada anak. Pada penelitian ini, respiratory tract infections in children can be
dibuat sebuah rancangan metode diagnosed with an accuracy of 90.91%.
pendiagnosis penyakit infeksi saluran
pernapasan pada anak menggunakan forward Keywords — Diagnosis of Diseases,
chaining dan certainty factor (CF). Tahapan Respiratory Infections Children, Forward
pembangunan metode ini dimulai dengan Chaining, Certainty Factor
mengakuisisi pengetahuan dari dokter ahli
anak kemudian membangun basis
pengetahuan dan memberikan nilai CF pada 1. PENDAHULUAN
setiap gejala. Hal baru yang dilakukan pada
penelitian ini adalah dengan menerapkan Kondisi geografis Indonesia yang berada
metode certainty factor (CF) setelah proses di daerah tropis menyebabkan berbagai
forward chaining. Dengan penggunaan macam virus dan bakteri berkembang dengan
metode tersebut penyakit infeksi saluran cepat. Sistem kekebalan tubuh pada anak yang
pernapasan pada anak dapat didiagnosis masih belum sempurna membuat anak sangat
dengan akurasi sebesar 90,91%. rentan terhadap serangan virus dan bakteri bila
dibandingkan dengan orang dewasa. Ancaman
Kata Kunci — Diagnosis Penyakit, Infeksi virus yang paling sering dialami salah satunya
Saluran Pernapasan Anak, Forward adalah virus yang menyebabkan infeksi pada
Chaining, Certainty Factor saluran pernafasan. Kurangnya kepekaan
terhadap gejala serangan virus dan bakteri
merupakan ketakutan tersendiri bagi orang
Abstract – Impaired respiratory tract
tua, karena kebanyakan orang tua masih awam
infections in children is a disease that is quite
terhadap masalah tersebut.
dangerous, so it took a doctor's care experts in Apabila terjadi gangguan kesehatan pada
diagnosing the disease. However, the number anak, maka orang tua lebih mempercayakan
of medical experts to make the handling of
pada dokter ahli [1]. Namun solusi tersebut
respiratory tract infections in children to be
masih mempunyai kelemahan antara lain
sluggish. If ordinary people, especially the
adalah kurangnya jumlah dokter ahli dibidang
elderly can detect early on the symptoms of the

427
Seminar Nasional Inovasi Teknologi ISSN: 2549-7952
UN PGRI Kediri, 22 Februari 2017

tersebut, dan keterbatasan jam kerja atau jam 2. METODE PENELITIAN


praktik dokter. Orang tua selaku pemakai jasa
lebih membutuhkan sebuah media yang bisa Metodologi yang digunakan dalam
mempermudah mereka dalam berkonsultasi penelitian ini dimulai dari pengumpulan data.
mengenai gejala penyakit yang dialami [2]. Pengumpulan data dilakukan dengan cara
Hal tersebut akan bermanfaat untuk deteksi observasi, wawancara langsung kepada dokter
lebih awal terhadap penyakit yang diderita ahli, melakukan dokumentasi atas data dan
tanpa harus berkonsultasi dengan dokter ahli. informasi yang telah diperoleh dengan studi
Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian pustaka. Data yang didapatkan dari pakar
menggunakan metode sistem pakar untuk adalah berupa jenis penyakit, gejala, dan nilai
mendeteksi infeksi saluran pernafasan pada CF masing-masing gejala. Kemudian dari data
anak sejak dini. tersebut akan dilakukan penganalisaan dan
Seperti yang disebutkan sebelumnya, perancangan sistem. Jenis penyakit infeksi
dibutuhkan sebuah sistem pakar dan metode saluran pernasafan dan gejala ditunjukkan
yang biasa digunakan untuk sistem pakar pada Tabel 1.
adalah adalah forward chaining. Algoritma
forward chaining pernah digunakan oleh 2.1. Analisis masalah
Tutik, Delima, & Proboyekti [3] untuk
diagnosa anak penderita autism dengan Langkah awal pada analisis masalah
akurasi sebesar 72,73%. Selain itu, algoritma adalah dengan memetakan gejala setiap
forward chaining juga pernah dilakukan oleh penyakit sebagai input-an, kemudian hasil
Nurlaela [4] untuk mendeteksi penyakit gigi gejala yang sudah dipetakan akan dilakukan
pada manusia namun tidak dijelaskan berapa pembentukan rule. Langkah selanjutya mesin
akurasi sistemnya. Penelitian mengenai sistem inferensi akan melakukan penelusuran dengan
pakar pendeteksi penyakit pernafasan pada forward chaining dan certainty factor untuk
anak sudah pernah dilakukan oleh Dhany [1] menentukan kesimpulan. Data mengenai kode
dengan algoritma forward chaining juga. penyakit, jenis penyakit, dan gejala penyakit
Namun solusi pada penelitian tersebut belum ditunjukkan pada Tabel 1 sedangkan data kode
maksimal karena hanya menggunakan satu dan nama gejala ditunjukkan pada dan Tabel
algoritma. Selain itu penelitian yang sama 2.
juga pernah dilakukan oleh Prabowo [5] yang
mendiagnosa penyakit infeksi saluran Tabel 1 Jenis Penyakit Infeksi Saluran
pernafasan akut berbasis web. Namun hasil Pernapasan Anak
dari penelitian tidak ditekankan pada hasil
akurasi. Kode Jenis Penyakit Gejala
Perlu adanya metode tambahan yang Batuk, demam,
digunakan dalam penyelesaian masalah pilek, sakit kepala,
P01 Common Cold badan panas, nyeri
diagnosa penyakit maupun deteksi. Pada
saat menelan,
penelian ini akan menambahkan metode bersin.
certainty factor yang digunakan untuk Batuk, demam,
menghitung nilai kepastiannya agar hasil yang sesak napas, pilek,
diputuskan lebih tepat dengan diketahui P02 Bronkiolitis
mengi, napas
presentase keakuratannya. cepat.
Diharapkan penelitian ini akan Batuk, sesak
membantu orang tua dalam melakukan deteksi P03 Bronkitis napas, pilek,
dini terhadap penyakit infeksi saluran mengi.
pernafasan pada anak, sehingga kedepannya Demam, sesak
P04 Bronkopneumonia napas, napas
penanganan terhadap penyakit tersebut dapat cepat, diare.
dilakukan secepat mungkin. Dengan Batuk, demam,
dilakukan penanganan awal secara cepat dapat pilek, nafsu
mencegah penyakit tersebut bertambah parah. makan berkurang,
P05 Laringitis
Sehingga, tingkat kematian pada anak akibat suara serak, nyeri
penyakit infeksi saluran pernafasan dapat saat menelan, sulit
ditekan. bicara.
Batuk, pilek,
P06 Pertusis Kataralis
nafsu makan

428
Seminar Nasional Inovasi Teknologi ISSN: 2549-7952
UN PGRI Kediri, 22 Februari 2017

berkurang, badan G10 Suara serak


panas, nyeri saat
G11 Badan panas
menelan.
Batuk, mengi, G12 Nyeri saat menelan
Pertusis
P07 muka kemerahan, G13 Mudah lelah
Spasmodik
suara kering.
Demam, sesak G14 Nyeri dada
napas, nafsu G15 Hidung tersumbat
makan berkurang, G16 Kepala berat
P08 Pneumonia
sakit kepala,
napas cepat, nyeri G17 Bersin
dada, mual. G18 Sulit bicara
Batuk, demam,
G19 Mual
sakit kepala, suara
P09 Sinusitis serak, hidung G20 Berat badan menurun
tersumbat, kepala G21 Muka kemerahan
berat.
Batuk, demam, G22 Nyeri perut
sesak napas, nafsu G23 Suara kering
makan berkurang, G24 Nyeri sendi
mengi, sakit
P10 Flu Burung kepala, diare,
mudah lelah, nyeri Proses selanjutnya adalah memetakan
dada, sulit bicara, data gejala dengan nilai certainty factor (CF)
berat badan pada masing-masing gejala. Ada dua data
menurun. pemetaan niai CF, yaitu nilai CF dari user dan
Batuk, demam, dari pakar. Nilai CF untuk user ditunjukkan
sesak napas, nafsu pada Tabel 3, sedangkan nilai CF dari pakar
makan berkurang, ditunjukkan pada Tabel 4.
P11 Tuberculosis
diare, mudah
lelah, nyeri perut, Pengetahuan yang telah diuraikan, akan
nyeri sendi. direpresentasikan kedalam rule yang
menghasilkan konklusi atau jenis penyakit
Tabel 2 Gejala Penyakit Infeksi Saluran
dari tiap gejala yang mempengaruhinya. Rule
Pernapasan Anak
yang sudah dibentuk ditunjukkan pada Tabel
5.
Kode Gejala
G01 Batuk Tabel 3 Nilai CF untuk User
G02 Demam No Keterangan Nilai
G03 Sesak napas 1 Tidak 0
G04 Pilek 2 Tidak tahu 0,2
G05 Nafsu makan berkurang 3 Sedikit yakin 0,4
G06 Mengi 4 Cukup yakin 0,6
G07 Sakit kepala 5 Yakin 0,8
G08 Nafas cepat 6 Sangat yakin 1
G09 Diare

429
Seminar Nasional Inovasi Teknologi ISSN: 2549-7952
UN PGRI Kediri, 22 Februari 2017

Tabel 4 Nilai CF Pakar untuk Masing-Masing Penyakit

P01 P02 P03 P04 P05 P06 P07 P08 P09 P10 P11
G01 0.6 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.6 0.8
G02 0.8 0.4 0.8 0.4 0.8 0.6 0.8 0.8
G03 0.6 0.8 0.6 0.6 0.8 0.8
G04 0.8 0.6 0.4 0.6 0.6
G05 0.6 0.6 0.4 0.4 0.6
G06 0.8 0.6 0.8 0.6
G07 0.4 0.6 0.6 0.4
G08 0.4 0.8 0.8
G09 0.6 0.4 0.4
G10 0.6 0.8 0.6
G11 0.6 0.6
G12 0.6 0.8
G13 0.6 0.8
G14 0.4 0.4
G15 0.8
G16 0.6
G17 0.6
G18 0.6 0.4
G19 0.4
G20 0.4
G21 0.4
G22 0.4
G23 0.8
G24

Tabel 5 Rule atau Aturan IF Batuk AND Demam AND Sakit


kepala AND Hidung tersumbat AND
9
Aturan Kepala berat AND Suara serak
Aturan
ke- THEN Sinusitis
IF Batuk AND Demam AND Bersin IF Batuk AND Demam AND Nafsu
AND Pilek AND Nyeri saat menelan makan berkurang AND Sesak napas
1 AND Diare AND Mudah lelah AND
AND Sakit kepala AND Badan panas 10
THEN Common Cold Mengi AND Sakit kepala AND Nyeri
IF Batuk AND Demam AND Pilek dada AND Berat badan menurun
2 AND Sesak napas AND Mengi AND THEN Flu burung
napas cepat THEN Bronkiolitis IF Batuk AND Demam AND Nafsu
IF Batuk AND Pilek AND Sesak makan berkurang AND Sesak napas
3 11 AND Diare AND Mudah lelah AND
napas AND Mengi THEN Bronkitis
IF Sesak napas AND Napas cepat Nyeri perut AND Nyeri sendi THEN
4 AND Demam AND Diare THEN Tuberculosis
Bronkopneumonia
IF Batuk AND Demam AND Nafsu 2.2. Mesin Inferensi
makan berkurang AND Pilek AND
5 Sulit berbicara AND Nyeri saat Mesin inferensi mempunyai pengertian
menelan AND Suara serak THEN yaitu bagian yang mengandung mekanisme
Laringitis fungsi berpikir dan pola- pola penalaran
IF Batuk AND Pilek AND Nafsu sistem yang digunakan oleh seorang pakar [6].
makan berkurang AND Badan panas
6 Terdapat dua tipe teknik inferensi yaitu
AND Suara serak THEN Pertusis
kataralis pelacakan ke depan atau forward chaining
IF Batuk AND Mengi AND Suara dengan pengertian pencarian kesimpulan yang
7 kering AND Muka kemerahan dimulai dari sekumpulan hipotesa menuju
THEN Pertusis Spasmodik fakta-fakta yang mengandung hipotesa
IF Sesak napas AND Napas cepat tersebut dan pelacakan ke belakang atau
AND Demam AND Nafsu makan backward chaining. Dalam penelitian ini,
8 berkurang AND Sakit kepala AND metode inferensi yang digunakan adalah
Mual AND Nyeri dada THEN forward chaining yang dimulai dengan
Pneumonia
menanyakan gejala-gejala kemudian dari

430
Seminar Nasional Inovasi Teknologi ISSN: 2549-7952
UN PGRI Kediri, 22 Februari 2017

gejala-gejala tersebut disimpulkan sebuah 2.3.3. Certainty Factor Paralel


jenis penyakit yang diderita.
Certainty Factor Paralel merupakan CF
2.3. Certainty Factor (Faktor Kepastian) yang diperoleh dari beberapa premis pada
sebuah aturan. Besarnya CF dipengaruhi oleh
Faktor kepastian diperkenalkan oleh CF user untuk masing-masing premis dan
Shortliffe Buchanan dalam pembuatan operator dari premis. Rumus dari masing-
MYCIN. Certainty factor merupakan nilai masing premis operator dapat dilihat pada
parameter klinis yang diberikan MYCIN Persamaan 4.
untuk menunjukkan besarnya nilai
kepercayaan. Metode ini dapat menunjukkan CF(x Dan y)=Min (CF (x),CF (y))
ukuran kepastian terhadap suatu fakta atau CF (x Atau y)=Max (CF (x),CF (y))
aturan [7]. Berikut ini adalah beberapa CF (Tidak x)= -CF (x)…………………..(3)
tahapan dalam algoritma certainty factor: Dimana:
CF(x dan y): Nilai CF pada rule antara premis
2.3.1. Certainty Factor Sekuensial c Dan premis Y, maka dipilih CF pakar
terkecil atau min antara premis x dan premis
Bentuk dasar rumus certainty factor y.
sekuensial adalah sebuah aturan jika E maka CF(x dan y): Nilai CF pada rule antara premis
H seperti yang ditunjukkan pada Persamaan 1. c Dan premis Y, maka dipilih CF pakar
terbesar atau max antara premis x dan premis
𝐶𝐹 (𝐻, 𝑒) = 𝐶𝐹 (𝐸, 𝑒) ∗ 𝐶𝐹 (𝐻, 𝐸)……...(1) y.
CF(Tidak x): Jika bukan atau Not premis x,
Dimana:
maka nilai CF dari premis dikalikan dengan -
CF(H,e): certainty factor hipotesis yang
1.
dipengaruhi oleh evidence e.
CF(E,e): certainty factor evidence E yang
dipengaruhi oleh evidence.
CF(H,e): certainty factor hipotesis dengan 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
asumsi evidence diketahui dengan pasti, yaitu
ketika CF (E,e)=1. Pada bagian pembahasan akan dilakukan
proses forward chaining dan certainty factor
2.3.2. Certainty Factor Combine (CF untuk memprediksi satu jenis penyakit
Gabungan) berdasarkan input-an gejala dari user. Data
input-an dari user ditunjukkan pada Tabel 6.
Certainty factor akhir dari sebuah aturan Jawaban user pada Tabel 6 akan diproses
dengan aturan lain yang digabungkan untuk dengan pencarian forward chaining. Dari
mendapatkan nilai CF terakhir bagi calon proses forward chaining diketahui terdapat
konklusi tersebut. Rumus untuk melakukan satu rule yang terpenuhi, yaitu rule kelima.
perhitungan CF gabungan ditunjukkan pada
Persamaan 2. Rule 5
IF Batuk AND Demam AND Nafsu
𝐹𝑐(𝐶𝐹1 , 𝐶𝐹2 ) = 𝐶𝐹1 + 𝐶𝐹2 (1 − 𝐶𝐹1 ); jika makan berkurang AND Pilek AND Sulit
𝐶𝐹1 dan 𝐶𝐹2 keduanya positif berbicara AND Nyeri saat menelan AND
Suara serak THEN Laringitis
𝐶𝐹𝑐(𝐶𝐹1 , 𝐶𝐹2 ) = 𝐶𝐹1 + 𝐶𝐹2 (1 + 𝐶𝐹1 ); jika
𝐶𝐹1 dan 𝐶𝐹2 keduanya negative Tabel 6 Tabel Contoh Kasus Jawaban User

𝐶𝐹𝑐(𝐶𝐹1 , 𝐶𝐹2 ) = {𝐶𝐹1 + 𝐶𝐹2 }/(1 − Kode Jenis CF


User CF
min {|𝐶𝐹1 |, |𝐶𝐹2 |}); Gejala Gejala User
jika salah satu negative …………………..(2) G01 Batuk
Cukup
0,6 0,8
yakin
Dimana: Tidak
G02 Demam 0,2 0,4
tahu
𝐶𝐹1 : Nilai CF yang diperoleh dari perhitungan
CF sekuensial pada rule pertama. G04 Pilek Yakin 0,8 0,6
𝐶𝐹2 : Nilai CF yang diperoleh dari perhitungan Nafsu
Cukup
G05 makan 0,6 0,6
CF sekuensial pada rule kedua. yakin
berkurang

431
Seminar Nasional Inovasi Teknologi ISSN: 2549-7952
UN PGRI Kediri, 22 Februari 2017

Suara Sedikit Langkah selanjutnya adalah menghitung


G10 0,4 0,6
serak yakin CF paralel dari semua rule yang digunakan
Nyeri saat Tidak sebagai penentu hasil diagnosa. Hasil
G12 0,2 0,8
menelan tahu diagnosa akan diketahui dengan nilai CF
Sulit Sedikit
G18
bicara yakin
0,4 0,6 paralel terbesar atau max nilai CF paralel dari
setiap rule. Data hasil perhitungan CF paralel
ditunjukkan pada Tabel 8. Sedangkan hasil CF
3.1. Certainty Factor (Faktor Kepastian)
paralel maksimum dan penghitungan akurasi
Untuk mengetahui tingkat ditunjukkan pada Tabel 9.
keyakinannya maka semua rule akan dihitung Berdasarkan hasil perhitungan CF
nilai kepastiannya dengan menggunakan paralel pada Tabel 8, ditunjukkan bahwa
certainty factor untuk mengetahui jenis diagnosis yang dilakukan dengan
penyakit dengan tingkat presentase yang menggunakan forward chaining dan certainty
paling besar. factor berhasil mendiagnosa penyakit dengan
benar, dengan presentase 95,72% untuk
3.1.1. Certainty Factor Sekuensial dan penyakit Laringitis. Selain itu, berdasarkan
Certainty Factor Combine (CF hasil perhitungan pada yang ditampilkan pada
Gabungan) Tabel 9, algoritma forward chaining dan
certainty factor dapat mendeteksi dengan
Penghitungan CF akan dimulai dengan benar 10 penyakit dari 11 jenis penyakit yang
menghitung CF sekuensial kemudian diujikan, sehingga didapatkan nilai akurasi
dilakukan perhitungan CF gabungan. Hasil sebesar 90,91%. Hasil ini lebih baik jika
perhitungan CF sekuensial dan CF Gabungan dibandingkan hasil diagnosa menggunakan
ditunjukkan pada Tabel 7. metode forward chaining saja (Tutik, Delima,
Proboyekti, 2009) yang hanya menghasilkan
3.1.2. Certainty Factor Paralel akurasi sebesar 72,73%.

Tabel 7 Hasil Perhitungan CF Sekuensial & CF Gabungan


Rule Kode
Gejala yang Masuk CF Sekuensial CF Gabungan
ke- Gejala
1 G01 Batuk 0,36 0,36
G02 Demam 0,16 0,4624
G04 Pilek 0,64 0,8065
G12 Nyeri saat menelan 0,24 0,8529
2 G01 Batuk 0,48 0,48
G02 Demam 0,08 0,5216
G04 Pilek 0,48 0,7512
3 G01 Batuk 0,48 0,48
G04 Pilek 0,32 0,6464
4 G02 Demam 0,16 0,16
5 G01 Batuk 0,48 0,48
G02 Demam 0,08 0,5216
G04 Pilek 0,48 0,7512
G05 Nafsu makan berkurang 0,36 0,8408
G10 Suara serak 0,48 0,9172
G12 Nyeri saat menelan 0,32 0,9437
G18 Sulit bicara 0,24 0,9572
6 G01 Batuk 0,48 0,48
G04 Pilek 0,48 0,7269
G05 Nafsu makan berkurang 0,36 0,8269

432
Seminar Nasional Inovasi Teknologi ISSN: 2549-7952
UN PGRI Kediri, 22 Februari 2017

G10 Suara serak 0,64 0,9377


7 G01 Batuk 0,48 0,48
8 G02 Demam 0,16 0,16
G05 Nafsu makan berkurang 0,24 0,3616
9 G01 Batuk 0,48 0,48
G02 Demam 0,12 0,5424
G10 Suara serak 0,48 0,762
10 G01 Batuk 0,36 0,36
11 G02 Demam 0,16 0,4624
G05 Nafsu makan berkurang 0,24 0,5914
G01 Batuk 0,48 0,48
G02 Demam 0,16 0,5632
G05 Nafsu makan berkurang 0,36 0,7204

Tabel 8 Perhitungan CF Pararel dalam Persen

Kasus P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11


1 85,2 75,1 64,6 16 95,72 93,7 48 36,1 76,2 59,1 72,0
2 63,4 79,1 79,4 59,1 69,3 66,7 64,6 85,5 76,2 95,3 89,7
3 46,2 69,3 72,9 59,1 69,3 66,7 48 59,1 54,2 84,2 94,1
4 91,3 75,1 64,6 16 83,0 72,9 48 26,0 59,7 50,5 56,3
5 80,6 86,6 78,8 56,5 75,1 72,9 56,3 56,5 54,2 67,8 70,3
6 63,4 52,1 48 16 63,6 64,6 48 56,3 89,1 63,4 56,3
7 66,72 78,76 76,35 24 66,72 66,72 56,32 24 48 61,7 64,64
8 66,72 66,72 60,48 0 84,77 88,95 48 32 54,24 56,48 72,96
9 36 64,64 60,48 0 48 48 83,08 0 48 51,36 48
10 64 63,44 48 89,97 32 0 0 84,33 48 85,77 85,77
11 72,64 63,44 48 84,33 48,32 24 0 94,73 66,72 89,01 85,77

Tabel 9 Nilai Akurasi

Max Hasil Diagnosis Target Kasus Kecocokan


95,72% Laringitis Laringitis 1
95,36% Flu burung Flu burung 1
94,14% Tuberkulosis Tuberkulosis 1
91,34% Common Cold Common Cold 1
86,66% Bronkiolitis Bronkiolitis 1
89,18% Sinusitis Sinusitis 1
78,76% Bronkiolitis Bronkitis 0
88,95% Pertusis kataralis Pertusis kataralis 1
83,08% Pertusis spasmodik Pertusis spasmodic 1
89,97% Bronkopneumonia Bronkopneumonia 1
94,73% Pneumonia Pneumonia 1
Akurasi 90,91%

Pada penelitian ini, forward chaining


4. SIMPULAN dan certainty factor dapat mendiagnosa

433
Seminar Nasional Inovasi Teknologi ISSN: 2549-7952
UN PGRI Kediri, 22 Februari 2017

penyakit infeksi saluran pernapasan pada anak DAFTAR PUSTAKA


dengan akurasi yang baik. Hal ini ditunjukkan
dengan hasil akurasi yang mencapai 95,72% [1] S. Dhany, “Perancangan Sistem Pakar
untuk prediksi penyakit Laringitis. Secara untuk Diagnosa Penyakit Anak,”
umum metode yang diajukan sudah dapat Comput. Sci. Dep. USU Repos., 2009.
memprediksi penyakit dengan tepat, hanya [2] A. Syatibi, “Sistem Pakar Diagnosa
ada satu penyakit yang gagal dideteksi dari Awal Penyakit Kulit Sapi Berbasis
sebelas jenis penyakit yang diujikan. WEB dengan Menggunakan Metode
Sehingga, akurasi dari proses pengujian Certainty Factor,” Progr. Pascasarj.
mencapai angka 90,91% dari 11 model Univ. Diponegoro Semarang, 2012.
pertanyaan dan 11 jenis penyakit. Hasil [3] G. A. K. Tutik, R. Delima, and U.
akurasi tersebut lebih baik jika dibandingkan Proboyekti, “Penerapan Forward
dengan penelitian sebelumnya yang Chaining Pada Program Diagnosa
memprediksi penyakit hanya menggunakan Anak Penderita Autisme,” J. Inform.,
metode forward chaining saja yang hanya vol. 5, no. 2, pp. 46–60, 2009.
menghasilkan akurasi sebesar 72,73%. [4] F. Nurlaela, “Sistem Pakar untuk
Mendeteksi Penyakit Gigi pada
Manusia,” Indones. J. Comput. Sci. -
5. SARAN Speed – IJCSS, vol. 10, no. 4, pp. 76–
82, 2013.
Diharapkan sistem untuk mendeteksi [5] A. B. Prabowo, “Sistem Pakar Untuk
penyakit infeksi saluran pernapasan pada anak Mendiagnosa Penyakit Infeksi
menggunakan forward chaining dan certainty Saluran Pernafasan Akut ( ISPA )
factor dapat diterapkan, sehingga dapat Berbasis Web,” Unpublished, pp. 1–6.
mengantisipasi terjadinya akibat yang lebih [6] W. Widiastuti, D. Destiani, and D. J.
buruk. Penggunaan etode prediksi lain seperti Damiri, “Aplikasi Sistem Pakar
Tsukamoto FIS juga dapat digunakan untuk Deteksi Dini pada Penyakit
membandingkan hasil akurasi pada penelitian Tuberkulosis,” J. Algoritm. Sekol.
selanjutnya. Tinggi Teknol. Garut, vol. 9, no. 6, pp.
1–10, 2012.
[7] S. Rohajawati and R. Supriyati,
UCAPAN TERIMAKASIH “Sistem Pakar Diagnosis Penyakit
Unggas dengan Metode Certainty
dr. Fahru Udin Sp.A, M.Kes, Gama, Dhika, Factor,” J. CommIT, vol. 4, no. 1, pp.
Auli, dan Beny 41–46, 2010.

434

View publication stats

Das könnte Ihnen auch gefallen