Sie sind auf Seite 1von 8

HUBUNGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT ( PHBS ) DENGAN KONDISI RUMAH

PADA PASIEN TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LAWANG

Nindi Yunarista Rois(1), Niluh Dyah ASD(2), Ika Yuli S(3)


(1)Mahasiswa Program Studi S1 Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kepanjen
(2,3)
Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kepanjen
JL. Trunojoyo No 16 Pangungrejo Kepanjen-Malang 65163
E-mail sitilutfia910@gmail.com

Abstract : The relationship between clean and healthy behavior (phbs) with home conditions in
pulmonary TB patients in the work area of Puskesmas Lawang. Tuberculosis (TB) is a contagious
infectious disease that has long been a problem in society. The cause of tuberculosis disease is that
Tuberculosis bacillus which belongs to the genus Microbacterium can live for 1-2 hours even days,
weeks weeks depending on the presence or absence of ultraviolet, good ventilation, humidity, home
temperature and population density in the house, and home is one of the factors that play a role in the
spread of tuberculosis bacteria.
The design of this study uses descriptive correlational research with a cross sectional approach,
observation or data collection approach at a time and researchers only conduct interviews and variable
measurement observations at one particular time. This study results from the spearman rank
correlation analysis obtained p-value which is 0.426 which indicates that there is no correlation
between clean and healthy living behavior with the condition of the house. So that applying clean and
healthy lifestyle with home conditions is very influential on the incidence of TB patients.It is
recommended for future researchers to carry out research related to the relationship between Clean
and Healthy Behavior and Home Conditions with Pulmonary Events and broaden the range in several
other factors, adding to the question points so that they can connect between Clean and Healthy
Behavior with Home Conditions in Lung TB Patien.

Keywords: PHBS, Home Condition, Paien TB

Abstrak : Hubungan perilaku hidup bersih dan sehat ( phbs ) dengan kondisi rumah pada
pasien tb paru di wilayah kerja puskesmas lawang. Tuberkulosis ( TB ) merupakan penyakit infeksi
menular yang telah lama menjadi permasalahan di masyarakat. Penyebab terjadinya peyakit
tuberculosis adalah basil Tuberkulosis yang termasuk dalam genus Microbacterium bakteri tersebut
dapat hidup selama 1 – 2 jam bahkan sampai berhari hari, berminggu minggu tergantung pada ada
tidaknya ultraviolet, ventilasi yang baik, kelembapan, suhu rumah dan kepadatan penduduk dalam
rumah tersebut, dan rumah adalah salah satu factor yang berperan dalam penyebaran bakteri
tuberculosis tersebut. Disain penelitian ini dengan menggunakan jenis penelitian descriptive
korelasional dengan pendekatan cross sectional, pendekatan observasi atau pengumpulan data pada
suatu saat dan peneliti hanya melakukan wawancara dan observasi pengukuran variable pada waktu
satu tertentu saja. Penelitian ini hasil analisis korelasi spearman rank di daptkan hasil p-value yaitu
0,426 yang menunjukan bahwa tidak ada korelasi antara perilaku hidup bersih dan sehat dengan
kondisi rumah. Sehingga menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat dengan kondisi rumah sangat
berpengaruh terhadap kejadian penderita Tb. Dianjurkan pada peneliti selanjutnya untuk melakukan
penelitian yang berkaitan dengan hubungan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Dan Kondisi Rumah
Dengan Kejadian Tb Paru dan memperluas jangkauan dalam beberapa factor lain, menambah poin
pertanyaan sehingga dapat mengubungkan antara Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Dengan Kondisi
Rumah Pada Pasien TB Paru.

Kata Kunci : PHBS, Kondisi Rumah, Paien TB


PENDAHULUAN menempati urutan ke 3 penyebab,
kematian umum, selain menyerang
Tuberkulosis ( TB ) merupakan paru, tuberculosis dapat menyerang
penyakit infeksi menular yang telah organ lain atau extra apulmonari (hasil
lama menjadi permasalahan di suekesnas 2001)
masyarakat. Sejak tahu 1993 di Dengan berbagai upaya
deklarasikan sebagai Global pengendalian yang dilakukan untuk
Emergency oleh World Health menurunkan angka kejadian
Organisasion ( WHO ) ( Susanto, 2010 tuberculosis.Namun di Indonesia dan
). Penyebab terjadinya peyakit Cina merupakan Negara dengan
tuberculosis adalah basil Tuberkulosis tuberculosis terbanyak yaitu 23 %, 20
yang termasuk dalam genus %, 10 % dari seluruh penderita di dunia.
Microbacterium bakteri tersebut dapat Pada tahun 2015 ditemukan banyak
hidup selama 1 – 2 jam bahkan sampai pemyakit tuberculosis dengan jumalah
berhari hari, berminggu minggu 330.910 kasus, meningkat bila
tergantung pada ada tidaknya dibandingkan dengan tahu 2014
ultraviolet, ventilasi yang baik, dengan jumlah kasus 324.539 kasus.
kelembapan, suhu rumah dan Dan di Indonesia dilaporkan kasus
kepadatan penduduk dalam rumah tertinggi terdapat di provinsi dengan
tersebut, dan rumah adalah salah satu jumlah penduduk terbesar yaitu Jawa
factor yang berperan dalam penyebaran Barat, Jawa Timur dan Jawa Tengah.(
bakteri tuberculosis tersebut ( Pedoman Kemenkes RI 2015 ).Di Jawa Timur
Nasional Pengendalian Tuberkulosis, pada tahun 2014 tecatat 22.244 kasus
Kemenkes RI P2PL, 2014 ). tuberculosis paru positif dari jumlah
Penyakit Tuberkulosis Paru TBC tersebut dapat menjadikan Jawa Timur
merupakan masalah yang serius bagi sebagai peringkat kedua dengan jumlah
dunia.Karena menjadi penyebab kasus tb terbanyak setelah Jawa Barat
kematian terbanyak di bandingkan dengan jumlah 31.469. ( Kemenkes RI
dengan penyakit infeksi 2015 ).
lainya.Diperkirakan 95% dari kasus Berdasarkan Profil Kesehatan
TBC, terbanyak ketiga di dunia setelah Kabupaten Malang (2016) didapatkan
china (Depkes |RI, 2009). Situasi TB di data di Dinas Kabupaten Malang
paru di dunia semakin memburuk ditemukan jumlah kasus 968 dari total
dengan jumlah kasus yang terus dua juta penduduk di kabupaten malang
meningkat terutama Negara Negara di level kronis. Pada tahun 2016 di
yang di kelompokan dalam 22 negara Kecamatan lawang sendiri tercatat
dengan masalah TBC, sehingga pada pendireta Tb dengan jumlah kasus70
tahun 1993 organisasi kesehatan dengan jumlah BTA + sebanyak 16
sedunia (WHO) mencanangkan orang, dari data 2016 tersebut
tuberculosis paru sebagai salah satu dinyatakan 1 orang drop outdan sisanya
emerging diseases yaitu penyakit yang dinyatakan sembuh pada tahun 2017,
gawat dan memerlukan penanganan dengan jumlah BTA+ sebanyak 25
segera (Kemenkes RI, 2010) orang dari tahun 2016 tersebut 22 di
Di Indonesia pada tahun 2017 nyatakan sembuh 31 orang masih
ditemukan jumlah kasus tuberkulosis dalam masa pengobatan 1 orang
sebanyak 690.000 kasus dan kejadian dinyatakan meninggal duinia dan tidak
diperkirakan adalah 450.000kasus baru ada yang drop out yang tersebar di
pertahun (WHO, 2011), perkiraan wilayah 10 Desa dan 2 Kelurahan
jumlah kematian akibat TB adalah dengan kondisi geografis dan social
64.000 kematian pertahun di Indonesia ekonomi yang sebagian masyarakat
termasuk memiliki kenaikan tertinggi adalah dengan status ekonomi
dan Indonesia memiliki kenaikan menengah kebawah dan untuk
tertinggi jumlah epidemi HIV, epidemic geografisnya sebagian besar
HIV terkonsentrasi kecuali papua. pegunungan. Kondisi lingkungan rumah
Penyakit Tb paru di Indonesia sebagian besar penderita penyakit Tb

2
yang kurang memenuhi syarat rumah tercapainya rumah dengan kondisi yang
sehat serta geografis yang demikian sehat.
memungkinkan sulitnya jarak dan Dari teori diatas peneliti tertarik dan
fasilitas, sehingga tergolong biaya terdorong untuk mengadakan penelitian
transportasi tinggi maka masyarakat tentang “Hubungan Perilaku dan
terutama penderita tuberkulosis paru Kondisi Rumah dengan Kejadian
yang berada di lingkungan ekonomi Penderita TB Paru di Wilayah Kerja
yang rendah akan mementingkan biaya Puskesmas Lawang”
sehari-hari dari pada pergi
untukberobat.
Ada beberapa faktor - faktor yang METODE PENELITIAN
erat hubungannya dengan kejadian
tuberkulosis paru adalahadanya sumber Disain penelitian ini dengan
penularan, riwayat kontak penderita, menggunakan jenis penelitian
tingkat sosial ekonomi, virulensi basil, descriptive korelasional dengan
daya tahan tubuh rendah berkaitan pendekatan cross sectional. Dengan
dengan genetik, keadaan gizi, usia, menggunakan pendekatan cross
nutrisi, imunisasi, keadaan perumahan sectional, peneliti ini digunakan
meliputi (bahan bangunan dalam untuk mempelajari dinamika kolerasi
rumah, ventilasi, pencahayaan dalam antara factor resiko dengan efek,
rumah, kelembaban rumah, kepadatan pendekatan observasi atau
penghuni dan lingkungan sekitar pengumpulan data pada suatu saat
rumah) dan pekerjaan dan perilaku dan peneliti hanya melakukan
(Amir, 2008). wawancara dan observasi
Salah satu pencegahan penularan pengukuran variable pada waktu
penyakit Tb adalah menjaga kesehatan satu tertentu saja. Pengukuran
lingkungan dengan cara menghindari variable tidak terbatas harus tepat
kerumunan orang banyak yang terlalu pada satu waktu bersamaan tapi
padat, dan meningkatkan ventilasi memiliki arti bahwa setiap subjek
rumah (john crofton 2002). Selain itu yang diteliti hanya dikenai satu kali
penderita Tb harus menerapkan pengukuran ( Saryono dan Mekar
perilaku hidup bersih dan sehat serta 2013 ).
menjaga kelembapan rumah (Mulyanto Populasi dalam peneliti ini
2014). adalah keluarga yang ada anggota
Perilaku hidup bersih dan sehat ( keluarganya menderita atau
PHBS ) juga menjadi salah satu factor terdiagnosa TB paru yang masih
penyebab terjadinya penyakit aktif menjalani pengobatan di
tuberculosis karena kebiasaan yang Puskesmas Lawang Kabupaten
salah dalam kehidupan sehari hari itu Malang yaitu dengan jumlah 33
sangat sulit sekali untuk dirubah orang.
karenah sudah melekat dan menjadi Disain penelitian yang
salah satu rutinitas yang dilakukan digunakan adalah dengan teknik
sehai hari, maka dari itu mengajak door to door, metode survey dan
merubah kebiasaan yang tidak sehat wawancara menggunakan kuisioner
menjadi kebiasaan yang sehat itu dan checklist. Pengolahan data dan
sangatlah sulit, sebagian besar analisa Editing, coding, entry data,
penderita Tb di puskesmas lawang cleaning data menggunakan
adalah pasien yang kurang Spearman rank.
memperhatikan masalah kebersihan
rumah atau rumah yang kurang HASIL PENELITIAN
memiliki standart rumah sehat.Perilaku
hidup bersih dan sehat merupakan
salah satu tercapainya kondisi rumah Data Umum
yang memenuhi criteria sehingga dapat Tabel 1 Karakteristik
Berdasarkan Usia

3
No Usia Frekuensi Presentase PHBS Kondisi P
Rumah value
1 18-25 3 12% Baik 2 Memenuhi 3 0,426
2 26-33 10 40 % Kurang 23 Tidak 22
3 34-41 9 36 % memenuhi
4 42-49 3 12 % 25 25
Total 25 100 %
Sumber Data kuesioner, Januari 2019
PEMBAHASAN
1. Perilaku Hidup Bersih dan
Dari tabel diatas Sehat (PHBS)
menunjukan bahwa sebagian besar Berdasarkan hasil yang di
responden berusia 34-41 Tahun peroleh dari penelitian yang
dengan prosentase (36 %). dilaksanakan di wilayah kerja
Puskesmas Lawang di dapatkan
Tabel 2 Karakteristik data jumlah kasus Tb sebanyak 25
Berdasarkan Pendidikan yang di dapatkan bahwa sebagian
responden sudah melakukan atau
Perse menerapkan perilaku hidup bersih
Jenis dan sehat dengan jumlah hasil yang
No Frekuensintase
Pendidikan
(%) di dapat pada penelitian adalah
1 SD 1 4% sebanyak 25 orang atau dengan
2 SMP 7 28 % prosentase 100 %. Beberapa factor
3 SMA 17 68 % yang mempengaruhi hasil tersebut
4 D3/S1 0 0% adalah pola membisakan diri untuk
Total 25 100% sadar dan berperilaku hidup bersih
Sumber Data kuesioner, Januari 2019 dan sehat serta menerapkannya
pada kegiatan sehari hari di rumah.
Berdasarkan data dari table
Factor usia, pendidikan dan
menunjukan bahwa sebagian besar
pekerjaan sangat mempengaruhi
responden berpendidikan SMA
pola pikir responden untuk
dengan prosentase (68 %).
menjawab pertanyaan yang
berhubungan dengan perilaku hidup
Tabel 3 Karakteristik
bersih dan sehat, hal ini
Berdasarkan Pekerjaan
menunjukan bahwa perilaku hidup
bersih dan sengat sangat
No Pekerjaan Frekuensi Perse
ntasi berpengaruh terhadap kesehatan
(%) kita di dalam keluarga. Dengan cara
1 PNS 0 0% memberikan informasi ataupun
2 Swasta 3 12 % memberikan pendidikan kesehatan
3 Wiraswasta 8 32 % kepada responden akan
4 Tidak 14 56 % meningkatkan kesaradan akan
bekerja pentingnya perilaku hidup bersih
Total 25 100% dan sehat.
2. Kondisi Rumah Pada Pasien
TB
Data Khusus Berdasarkan hasil yang di
peroleh dari penelitian yang
Distribusi Tabulasi Silang dilaksanakan di wilayah kerja
Responden Berdasarkan Puskesmas Lawang di dapatkan
Klasifikasi Lembar Pertanyaan saat obeservasi door to door ke
Indikator PHBS dan Lembar rumah penderita didapatkan bahwa
Cheklist Observasi Kondisi sebagian rumah tidak memenuhi
Rumah syarat dengan jumlah 14 rumah
responden atau 56 % kondisi rumah
4
tidak memenuhi syarat dan yang menerapkan perilaku hidup
sebagian besar tidak memenuhi bersih da sehat dari pada yang
syarat tedapat pada indikator menerapkan dengan baik,
kepadatan hinian, ventilasi dan jenis sedangkan pada variable 2 kondisi
lantai. Kebanyakan responden rumah di dapatkan 3 responden
menyatakan bahwa rumah yang tidak memenuhi criteria rumah sehat
ditinggali oleh banyak anggota yang di lakukan pada saat
keluarga dengan kondisi rumah mengobservasi keadaan rumah
yang sempit ventilasi yang kurang maka diperoleh nilai p value 0, 426
dan jenis lantai yang kurang hasil menunjukan bahwa nilai lebih
memenuhi syarat sehingga besar dari 0,05 ( 0,426> 0,05 ) maka
beberapa factor tersebut dapat dapat disimpulkan bahwa H0
memengaruhi kondisi kesehatan diterima HI ditolak artinya variable
pada penghuni rumah. independen tidak mempengaruhi
Kondisi rumah dengan terjadinya penyakit TB di wilayah
keadaan yang kurang memenuhi kerja Puskesmas Lawang.
syarat juga sangat berperan dalam Perilaku hidup bersih dan
terjadinya penularan penyakit yang sehat sangat berkaitan dengan
akandi tularkan jika dalam satu perilaku yang di dasarkan pada
rumah terdapat orang sakit. prinsip – prinsip kesehatang yang di
Kepadatan hunian, jenis lantai, hubungkan dengan kondisi rumah.
ventilasi yang kurang terstandart Beberapa factor yang
juga erat berkaitan dengan factor mempengaruhi perilaku hidup bersih
social ekonomi seseorang, karena dan sehat serta kondisi rumah yang
pendapatan kecil membuat orang memenuhi syarat diantaranya
tidak dapat hidup layak yang adalah factor umur, pekerjaan, dan
memenuhi syarat syarat kesehatan. pendidikan responden. Pada
Standart untuk perumahan umum responden dengan pendidikan SD
pada dasarnya ditujukan untuk didapatkan semua tidak
menyediakanrumah tinggal yang menerapkan PHBS dan kondisi
cukup baikdalam bentuk disai, letak rumah dengan keadaan yang tidak
dan luas ruangan serta ventilasi memenuhi syarat, pada responden
lainya agar dapat memenuhi dengan klasifikasi menurut
kebutuhan keluarga atau dapat pekerjaan di dapatkan 14
memenuhi persyaratan rumah responden tidak memiliki pekerjaan
tinggalyang sehat dan menunjukan bahwa reponden
menyenangkan. Rumah atau tempat kurang mendapatkan pengetahuan
tinggal yang buruk atau kumuh tentang menerapkan PHBS dan
dapat mendukung terjadinya kondisi rumah yang memenuhi
penularan penyakit dan gangguan standart.
kesehatan seperti TB Paru ( Hasil penelitian menunjukan
Chandra, 2006 ). bahwa tidak ada hubungan antara
Perilaku Hidup Bersih dan sehat
3. Hubungan antara Perilaku Dengan Kondisi Rumah Pada
Hidup Bersih dan Sehat Penderita TB paru. Dengan
(PHBS) Dan Kondisi Rumah demikian peneliti berpendapat
Dengan Kejadian TB Paru bahwa semakin orang dapat
menerapkan Perilaku Hidup Bersih
Dari hasil analisis tabulasi dan sehat dengan Kondisi Rumah
silang pada tabel 4.7 diketahui jika 2 yang memenuhi syarat maka
dari 25 responden tidak penderita Tb akan mencegah
menerapkan perilaku PHBS terjadinya penularan pada penyakit
ditunjukan dengan lembar kuisioner TB.
yang dibagikan pada saat penelitian Factor yang mempengaruhi
yang artinya lebih sedikit orang perilaku hidup berish dan sehat

5
adalah pengetahuan yang kurang berhubungan dengan
sehingga penerapan perilaku hidup perilaku hidup bersih dan
bersih dan sehat menjadi kurang, sehat serta kondisi rumah
serta kondisi rumah yang kurang yang memenuhi syarat atau
memenuhi syarat berkaitan erat rumah sehat di wilayah kerja
dengan kondisi social ekonomi Puskesmas Lawang
seseorang, sehingga mereka sehingga akan menekan
kurang memperdulikan perilaku kejadian ataupun penularan
hidup bersih dan sehat, kondisi penyakit yang bersumber
rumah yang layak yang memenuhi dari kurangnya penerapan
syarat kesehatan. perilaku hidup bersih dan
sehat.
KESIMPULAN DAN SARAN 2. Melakukan home visit atau
kunjungan rumah untuk lebih
dekat dengan masyarakat
1) Kesimpulan sehingga perilaku hidup
Berdasarkan hasil penelitian bersih dan sehat serta
yang telah dilakukan di wilayah kondisi rumah yang
kerja Puskesmas Lawang tentang memenuhi syarat dapat
Hubungan Perilaku Hidup Bersih tercapai.
dan Sehat Dengan Kondisi Rumah 2. Bagi Responden
Pada Pasien TB Paru Di Wilayah Diharapkan dapat
Kerja Puskesmas Lawang sehingga meningkatkan penerapan
peneliti dapat menyimpulkan perilaku hidup bersih dan sehat
sebagai berikut: serta dapat mengupayakan
1. Responden yang menerapkan kondisi rumah yang memenuhi
Perilaku Hidup bersih dan Sehat syarat.
dari 25 reponden 2 yang 3. Bagi Peneliti Selanjutnya
menerapkan 23 tidak Dianjurkan pada peneliti
menerapkan perilaku hidup selanjutnya untuk melakukan
bersih dan sehat penelitian yang berkaitan
2. Responden dengan kondisi dengan hubungan Perilaku
rumah yang memenuhi syarat Hidup Bersih dan Sehat Dan
dari 25 responden 3 Kondisi Rumah Dengan
respondengan dengan kondisi Kejadian Tb Paru dan
rumah yang memenuhi standart memperluas jangkauan dalam
dan 22 tidak memenuhi syarat. beberapa factor lain,
3. Dari hasil analisis korelasi menambah poin pertanyaan
spearman rank di daptkan hasil sehingga dapat mengubungkan
p-value yaitu 0,426 yang antara Perilaku Hidup Bersih
menunjukan bahwa tidak ada dan Sehat Dengan Kondisi
korelasi antara perilaku hidup Rumah Pada Pasien TB Paru.
bersih dan sehat dengan kondisi
rumah. Sehingga menerapkan DAFTAR PUSTAKA
perilaku hidup bersih dan sehat
dengan kondisi rumah sangat
berpengaruh terhadap kejadian Amalia, 2015. Hubungan Kondisi Fisik
penderita Tb Rumah dengan Kejaidn
Tuberkulosis TB paru di wilyah kerja
2) Saran Puskesmas Ngemplak boyolali.
Tesis Universitas Surakarta,
1. Bagi Lahan Penelitian Fakultas Ilmu kesehatan.
1. Diharapkan meningkatkan http://eprits.ums.ac.id/33053/18/nas
kegiatan penyuluhan kah%20PUBLIKASI.pdf
promosi kesehatan yang

6
Pusat Promosi Kesehatan Departemen
Departemen Kesehatan RI tahun 2007, Kesehatan RI, 2006 Panduan
Tentang Rumah Sehat Integrasi Promosi Kesehatan dalam
program – program Kesehatan di
Departemen Kesehatan Republik Kabupaten / Kota Jilid I
Indonesia Tahun 2007 tentang
Program Penanggulangan
Tuberculosis Indonesia, Jakarta Peraturan Pemerintah Republik
Departemen Kesehatan Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2014,
Indonesia. Tentang Persyaratan Rumah Sehat

Field Book, Perilaku Hidup Bersih dan Pertaturan Pemerintah RI nomor 14


Sehat Dan Penyakit Berbasis Tahun 2006 Tentang Persyaratan
Lingkungan Rumah Sehat.
Field Lab FK UNS, 2011 Komunikasi https://Peraturan.bkpm/idih/files/bat
Informasi Edukasi PHBS ( Perilaku ang/KEPMENKES.1428 2006.pdf
Hidup Bersih dan Sehat )

Sutanto, 2010. PanduanPencegahan


KemenkesRI, Direktorat P2PL, 2014 dan Pengobatan Penyakit Menular.
Pedoman Nasional Penegendalian Jakarta : EDSA Mahkota
Tuberculosis.

Kementrian Kesehatan Republik Sudjana, dkk. 2014. Pengaruh Sanitasi


Indonesia Tahun 2011 Pusat Rumah Terhadap Kejadian Penyakit
Promosi Kesehatan Bekerja sama TB Paru, Jakarta : Erlangga
dengan TimPenggerak PKK Pusat

Sari, 2014. Hbungan Antara Kondisi


Kementrian Kesehatan RI 2012, Rumah Dengankejadian TB Paru di
Pedoman Puskesmas Bersih ( Di Peuskesmas Kismantoro Kabupaten
susun dalam rangka Gerakan Wonogiri. Tesis Univ Muhamadiyah
Indonesia Bersih ) Surakarta. Fakultas Kesehatan
http://eprits.ums.ac.id/40316/18/nas
kah%20PUBLIKASI.pdf
Kementrian Kesehatan RI Bekerja
sama dengan Persekutuan Paru Peserta. Makasar : Jurnal
Pelayanan Kristen untuk Kesehatan Kesehatan.
di Indonesia ( PELKESI ), 2011 Sugiyono. 2013. Metode Penelitian
Buku Pegangan Perilaku Hidup
Pendidikan.Bandung :
Bersih dan Sehat di Keluarga
Jemaat bagi Kader Jemaat Alfabeta.
Sutikno, ekawati.2011. Hubungan
Fungsi Keluarga
Notoadmodjo, Sukidjo Tahun 2012, dengan Kualitas Hi
Ilmu Kesehatan Masyarakat, Prinsip
– Prinsip Dasar, Jakarta. Rineka
Cipta

Notoadmodjo, Sukidjo Tahun 2014,


Promosi Kesehatan dan Ilmu
Perilaku, Jakarta. Rineka Cipta

7
8

Das könnte Ihnen auch gefallen