Sie sind auf Seite 1von 6

Penanganan Agar Terhindar dari

Penyakit Otitis Eksterna


Rahma Nafiiaira Indrayani
Prodi Kedokteran, Fakultai Kedokteran,
Univeriitai Sebelai Maret, Surakarta, Indoneiia
rahma.nafissa05@gmail.com

Abstract : Ear is one of the important human organs with its major role in daily activities.
Abnormalities of ear and exposure to excessive noise can lead to hearing impairment which
causes difficulty in socialization and decreased study ability especially in school age children
and adolescent. One of the diseases in the external ear otitis externa. Otitis Externa is
inflammation of the outer ear canal. The inflammation is divided into two: acute and chronic
ear inflammation caused by bacterial, fungal and viral infections. The factor that facilitates
inflammation of the outer ear is the change in pH in the ear canal, which is usually normal or
acidic. When the pH becomes alkaline, protection against infection decreases. In warm and
humid conditions, germs and fungi grow easily. The effects of otitis externa generally feel
mild at first, but can deteriorate faster if the infection spreads and is not immediately
developed. Mild problems with otitis externa include itching and redness in the ear canal.
Another effect is pain when taken and taken from a clear liquid that is not drawn. Pain is also
felt when the ear tragus is completed. Tragus is a lump in front of the ear hole. At a more
severe stage, the ear canal will become red. The ears will feel itchy and sore. More liquid
comes out, even pus can come out. Otitis externa is thought to affect 10% of people at some
stage, and can present in acute, chronic, or necrotising forms. Otitis externa may be
associated with eczema of the ear canal, and is more common in swimmers, humid
environments, people with absence of ear wax or with narrow ear canals, hearing-aid users,
and after mechanical trauma.

Keywords : chronic otitis externa, acute otitis externa, external ear, abnormalitties of ear,
swimmers

1. PENDAHULUAN
Telinga merupakan salah satu alat indra yang penting dan berperan besar dalam
aktivitas sehari-hari. Kelainan dan penyakit pada telinga serta paparan bising berlebihan dapat
menyebabkan gangguan pendengaran yang berdampak pada kesulitan bersosialisasi serta
penurunan kemampuan belajar terutama pada anak dan remaja usia sekolah. Salah satu
penyakit di telinga luar adalah otitis eksterna. Otitis Eksterna merupakan radang pada liang
telinga luar. Radang tersebut dibagi menjadi dua yaitu radang telinga akut maupun kronis yang
disebabkan infeksi bakteri, jamur dan virus (Hafil, et., Al., 2007). Faktor yang mempermudah
radang telinga luar ialah perubahan pH di liang telinga, yang biasanya normal atau asam. Bila
pH menjadi basa, proteksi terhadap infeksi menurun (Adam & Boies, 1997). Pada keadaan
udara yang hangat dan lembab, kuman dan jamur mudah tumbuh. Gejala otitis eksterna
umumnya terasa ringan di awal, namun bisa semakin memburuk jika infeksi menyebar dan
tidak segera ditangani. Gejala ringan pada otitis eksterna antara lain gatal dan merah di liang
telinga. Gejala lainnya adalah terasa sakit jika daun telinga ditarik dan keluar cairan bening
yang tidak berbau. Nyeri juga dirasakan saat tragus telinga ditekan. Tragus adalah tonjolan
yang berada di depan lubang telinga.Pada tahap yang lebih berat, liang telinga akan semakin
merah. Telinga akan terasa gatal dan nyeri. Cairan yang keluar lebih banyak, bahkan bisa
keluar nanah. Liang telinga akan terasa penuh karena terjadi penyumbatan sebagian akibat
pembengkakan, cairan, dan kotoran. Penurunan pada kemampuan mendengar juga bisa terjadi.
Gejala sudah termasuk parah jika nyeri hebat menjalar ke wajah, leher, dan kepala. Daun
telinga akan bengkak dan merah, serta penderita akan mengalami demam dan pembengkakan
kelenjar getah bening di leher. Pada tahap ini, seluruh liang telinga sudah tersumbat. Namun,
dari gejala di atas merupakan gejala umum pada otitis eksterna. Otitis eksterna diduga
mempengaruhi 10% orang pada tahap tertentu, dan dapat muncul dalam bentuk akut, kronis,
atau nekrotikans. Otitis eksterna dapat dikaitkan dengan eksim saluran telinga, dan lebih sering
terjadi pada perenang, lingkungan lembab, orang-orang yang tidak memiliki lilin telinga atau
saluran telinga yang sempit, pengguna alat bantu dengar, dan setelah trauma mekanik.

2. METODE PENELITIAN
Pada penelitian ini, metode yang digunakan penulis adalah metode deskripsi kualitatif
dengan teknik pengumpulan data studi literatur. Penelitian kualitatif merupakan suatu
penelitian yang berdasarkan kualitas dari tujuan dari penelitian tersebut (Sukardi, 2013:19).
Menurut Sugiyono (2005) adalah suatu metode yang digunakan untuk menggambarkan atau
menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang
lebih luas. Pada penelitian ini, penulis melakukan wawancara terhadap seorang dokter dan
melakukan kajian pustaka dari publikasi ilmiah.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

1.1 HASIL
Untuk memenuhi keperluan pengamatan dari penelitian ini, penulis telah melakukan
wawancara kepada salah seorang pasien yang menderita penyakit otitis eksterna. Pasien
tersebut menderita penyakit OE sejak enam bulan yang lalu, pasien tersebut pertama kali hanya
mengalami sakit pada telinganya, namun karena semakin lama pasien tersebut merasakan sakit
yang menurut pasien tersebut semakin parah hingga mengeluarkan nanah pada liang telinganya
dan juga liang telinga semakin merah bahkan terkadang merasa gatal akhirnya pasien tersebut
memeriksan ke dokter spesialis THT. Pasien tersebut selain menceritakan gejala yang telah
dijelaskan seperti sebelumnya, pasien mengatakan bahwa sebelum merasakan gejala seperti itu
ia memang tidak membersihkan liang telinga cukup lama dan. Setelah dokter melakukan
pemeriksaan lebih lanjut, dokter pun mengatakan bahwa pasien tersebut mengalami
peradangan atau disebut otitis eksterna dan dokter meminta pasien tersebut rutin untuk
melakukan terapi obat-obatan tropika.

1.2 PEMBAHASAN
Otitis eksterna merupakan problematika yang kerap dialami oleh masyarakat terutama
yang sering beraktivitas di air, misalnya : berenang, berselancar, dan juga mendayung.
Otitis eksterna sendiri dibagi menjadi 4 seperti yang sudah dijelaskan di awal, berikut
klasifikasi otitis eksterna (OE) yaitu :
a) OE akut
Terdapat 2 kemungkian otitis eksterna akut yaitu otitis eksterna sirkumskripta dan otitis
eksterna difus.
1) Otitis eksterna difus, biasanya mengenai kulit liang telinga 2/3 dalam. Tampak
kulit liang telinga hiperemis dan edema yang tidak jelas batasnya. Kuman penyebab
biasanya golongan Pseudomonas.
Gejalanya adalah nyeri tekan tragus, liang telinga sangat sempit, kadang kelenjar
getah bening regional membesar dan nyeri tekan, terdapat sekret yang berbau. Sekret
ini tidak berbau. Sekret ini tidak mengandung lendir (musin) seperti sekret yang
keluar dari kavum timpani pada otitis media.
Pengobatannya dengan membersihkan liang telinga, memasukkan tampon yang
mengandung antibiotik ke liang telinga supaya terdapat kontak yang baik antara obat
dengan kulit yang meradang. Kadang-kadang diperlukan obat antibiotik sistemik.
2) Otitis eksterna sirkumskripta, yaitu infeksi folikel rambut yang menimbulkan
furunkel atau biasa disebut bisul di liang telinga luar. Oleh karena kulit di sepertiga
luar liang telinga mengandung adneksa kulit, seperti folikel rambut, kelenjar
sebasea, dan kelenjar serumen, maka di tempat itu dapat terjadi infeksi pada
pilosebaseus, sehingga membentuk furunkel. Kuman penyebab biasanya
Staphylococcus aureus atau Staphylococcus albus.
Gejalanya adalah rasa nyeri yang hebat, tidak sesuai dengan besar bisul. Hal ini
disebabkan karena kulit liang telinga tidak mengandung jaringan longgar di
bawahnya, sehingga rasa nyeri timbul pada penekanan perikondrium. Rasa nyeri
dapat juga timbul spontan pada waktu membuka mulut (sendi temporomandibula).
Selain itu terdapat juga gangguan pendengaran, bila furunkel besar dan menyumbat
liang telinga.
Terapi tergantung pada keadaan furunkel. Bila sudah menjadi abses, diaspirasi
secara steril untuk mengeluarkan nanahnya. Lokal diberikan antibiotik dalam bentuk
salep, seperti polymixin B, atau bacitracin, atau bisa juga antiseptik (asam asetat 2-5
% dalam alkohol)
Kalau dinding furunkel tebal, dilakukan insisi, kemudian dipasang salir (drain) untuk
mengalirkan nanahnya. Biasanya tidak perlu diberikan obat simtomatik seperti
analgetik dan obat penenang.
b) OE kronik
c) OE ekzematoid, yang merupakan manifestasi dari kelainan dematologis. Seperti
dermatitis atopik, psoariasis, atau SLE.
d) OE nekrotikans

Untuk mencegah infeksi telinga luar, penting untuk tidak mengiritasi atau merusak
saluran telinga. Benda berujung tidak boleh dimasukkan ke dalam lubang telinga. Tetapi
hanya dengan mencoba membersihkan telinga Anda dengan cotton buds dapat
menyebabkan kerusakan pada saluran telinga juga. Toh tidak perlu menggunakan cotton
buds karena telinga Anda membersihkan diri dengan memproduksi kotoran telinga. Ketika
kotoran telinga keluar dari telinga Anda, Anda dapat menghapusnya (dan kotoran di
dalamnya) dengan tisu. Jika jumlah yang lebih besar menumpuk atau "sumbat" keras
berkembang, kotoran telinga dapat melunak, misalnya dengan minyak zaitun,
memungkinkannya meninggalkan telinga lebih mudah. Sangat penting untuk berhati-hati.
Jika Anda tidak yakin, mungkin lebih baik meminta dokter membersihkan telinga Anda
dan membuang kotoran telinga yang sudah menumpuk.
Hal-hal berikut juga dapat membantu mencegah infeksi telinga luar:
a) Topi renang yang pas bisa membantu menjaga air keluar dari telinga Anda saat
berenang, mandi atau mandi.
b) Orang yang menggunakan penyumbat telinga saat berenang harus memastikan bahwa
penyumbat telinga lunak dan pas.
c) Jika air masuk ke telinga Anda, biasanya Anda hanya perlu memiringkan kepala ke
samping untuk membiarkan air mengalir keluar. Menarik daun telingamu dengan
perlahan dan melompat-lompat sedikit bisa membantu.
d) Jika Anda memiliki saluran telinga yang sensitif, jangan gunakan sumbat telinga
untuk melindungi telinga Anda dari kebisingan, debu, atau air terlalu sering. Hal yang
sama berlaku untuk headphone in-ear. Anda bisa mencoba headphone jenis lain.
e) Jika Anda telah memperhatikan bahwa sampo, sabun, atau produk kosmetik tertentu
menyebabkan infeksi telinga, yang terbaik adalah menggunakan produk lain.

TABEL OBAT-OBATAN TOPIKAL UNTUK TERAPI OTITIS EKSTERNA

NAMA OBAT SPEKTRUM ORGANISME


Kolistin Pseudomonas aeruginosa
Golongan Klebsiella-Enterobacter
Escherichia coli
Polimiksin B Pseudomonas aeruginosa
Golongan Klebsiella-Enterobacter
Escherichia coli
Neomisin Staphylococcus aureus dan S. Albus
Escherichia coli
Golongan Proteus
Kloramfenikol Staphylococcus aureus dan S. Albus
Golongan Klebsiella-Enterobacter
Escherichia coli
Golongan Proteus
Nistatin
Klotrimazol
Mikonazol Organisme jamur
Tolnaftat
Karbol-fuhsin
(Castellani’s paint)
Timol/alkohol Terutama organisme jamur, namun dapat
Asam salisilat/alkohol pula efektif pada infeksi bakteri dengan
Asam borat/alkohol cara merendahkan pH kulit liang telinga
Asam asetat/alkohol
M-kresil asetat Umumnya antiseptik
Mertiolat akueus

4. KESIMPULAN
Otitis eksterna merupakan radang merata pada kulit liang telinga luar yang
disebabkan oleh bakteri maupun jamur (otomikosis) akibat sering mengorek telinga dengan
tanda – tanda atau gejalanya yaitu rasa tidak enak di liang telinga, deskuamasi, sekret di liang
telinga dan cenderung untuk kambuh. Klasifikasi otitis eksterna terbagi atas otitis eksterna
sirkumskripta, otitis eksterna difusi, otitis eksterna kronik, ekzematoid, dan otitis eksterna
nekrotikans. Diagnosis dapat ditegakkan dari anamnesis dan pemeriksaan fisik dan jika
diperlukan pemeriksaan penunjang.

5. SARAN
Meskipun pasien dapat meningkatkan fungsi adaptif dengan terapi obat – obatan topikal yang
sudah tersedia pada penderita otitis eksterna, tetapi juga penderita sebaiknya mengontrolkan rutin
dengan dokter spesialis THT agar tidak terjadi penyakit lainnya dan juga diharapkan penderita selalu
menjaga kebersihan telinganya.
6. DAFTAR PUSTAKA

BUKU

Adam, G.L. Boies, L.R. Higler, Boies.Buku Ajar Penyakit THT. Ed. Ke-6. Jakarta: EGC.
1997. (Adam & Boies, 1997)

Hafil, F., Sosialisman, Helmi. Kelainan Telinga Luar dalam Buku Ajar, Hidung, Tenggorok,
Kepala & Leher.Ed.ke-6.Fakultas Kedokteran Unversitas Indonesia. Jakarta, 2007. (Hafil, et.,
Al., 2007)

Soepardi, P., Iskandar, P., Bashiruddin, P. and Restuti, D. (2019). BUKU AJAR ILMU
KESEHATAN TELINGA HIDUNG TENGGOROK KEPALA & LEHER. 7th ed. JAKARTA,
2012: FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA.

JURNAL

https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/eclinic/article/view/14218

WEBSITE

Charles PS Hui, I. (2019). Acute otitis externa. [online] PubMed Central (PMC). Available at:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3567906/ [Accessed 24 Jun. 2019].

J, W. (2019). Otitis externa. - PubMed - NCBI. [online] Ncbi.nlm.nih.gov. Available at: https://
www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/24439876 [Accessed 23 Jun. 2019].

Overview, O. (2019). Outer ear infection: Overview. [online] Ncbi.nlm.nih.gov. Available at:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK279353/ [Accessed 24 Jun. 2019].

RF, S. (2019). Acute otitis externa: an update. - PubMed - NCBI. [online] Ncbi.nlm.nih.gov.
Available at: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/23198673 [Accessed 23 Jun. 2019].

S, H. (2019). Otitis externa. - PubMed - NCBI. [online] Ncbi.nlm.nih.gov. Available at: https://
www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/21418684 [Accessed 24 Jun. 2019].
Lampiran

Tabel 1. Hasil Wawancara dengan Penderita Otitis Eksterna


Poin Pertanyaan Hasil Kuotasi
Sejak kapan mengalami sakit Sejak 6 bulan yang lalu Sejak 6 bulan yang lalu gara-
telinga gara lam tidak membersihkan
telinga dan juga ketika
membersihkan telinga
terkadang tidak rutin
Gejala awal Sakit di liang telinganya Pada awalnya telinga terasa
sakit, namun lama kelamaan
tidak hanya terasa sakit tetapi
juga mengeluarkan nanah
dan terasa gatal
Apakah pernah mengalami Tidak baru sejak 6 bulan yang lalu
hal tersebut sebelumnya saja

Telinga sebelah mana yang Telinga sebelah kanan tetapi setelah beberapa
sakit minggu yang sakit kedua
telinganya

Setelah itu, pasien memeriksakan telinganya dan melakukan pemeriksaan lebih lanjut dengan
dokter.

Das könnte Ihnen auch gefallen