Sie sind auf Seite 1von 9

UPAYA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM

MENGEMBANGKAN KARAKTER CERDAS PESERTA DIDIK DI SMA


N 1 KOTO XI TARUSAN

JURNAL

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh


Gelar Sarjana Pendidikan Strata Satu (S1)

Oleh:

YUDI PURNAMA
NPM 09060186

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT
PADANG
2015
UPAYA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGEMBANGKAN
KARAKTER CERDAS PESERTA DIDIK DI SMA N 1 KOTO XI TARUSAN

Oleh:

Yudi Purnama

Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat

ABSTRACT

The background of research was the result observation by researcher to do at SMAN 1


Koto XI. It has guidance counselor has do action, almoust student whichs attituded and unpolite
attituded, then they called their parents and give individual conclucation then has had program
about it. Many students whichs not came to the class when teaching learning process, freedom
ceremony, and then dorve motorcyling with high speed, it has always distrubed the people, until
to their bad attitude in teaching learning process, like chitting. The research used qualitative
research, and also used descriptive method. The porpuse this research is to describe how the way
perventive, kurative, and presevative has did by an. So guidance counselor, into development
characteristic the student achievement. It can be seen from how to choice the topic, material,
media, evaluation, analysis, and judgement to development of students achivement in teaching
process by individual information service, individual counceling, and guidance counselor.
Although, who the informan in this research has (1). guidance counselor teacher, (2) headmaster.
The data of research has collected used interview. Based on interview about the way how guidance
counselor to development characteristic studentys achievement at SMAN 1 koto XI, Tarusan. It
can be conclude from choiced the topic, material, media, evaluatin, judgement, analysis. Who the
guidance counselor has do information service, individual counceling, and guidence of group has
systematis.

Keyword : Guidance counselor, how the way, character student

Latar Belakang Masalah menjadi warga Negara yang demokratis dan


Karakter merupakan bagian integral bertanggung jawab.
yang harus dibangun, agar generasi muda Pendidikan yang bermutu tidak cukup
memiliki sikap dan pola pikir yang dilakukan hanya melalui transformasi ilmu
berlandaskan moral yang kokoh dan benar. pengetahuan dan teknologi, tetapi juga harus
Pendidikan karakter untuk generasi muda didukung oleh peningkatan profesionalisasi
atau para peserta didik harus dilakukan dan sistem manajemen tenaga kependidikan
secara komprehensif dan integral, baik di serta pengembangan kemampuan peserta
lingkungan sekolah, rumah dan lingkungan didik untuk menolong diri sendiri dalam
masyarakat. Darman (2008:5) menyatakan, memilih dan mengambil keputusan demi
kontribusi pendidikan diharapkan bagi pencapaian cita-citanya. Kemampuan seperti
perkembangan para peserta didik termaktub itu tidak hanya menyangkut aspek
dalam Undang-undang No. 20 tahun 2003 perkembangan pribadi, sosial, kematangan
Bab II Pasal 3 yang berbunyi Pendidikan intelektual, dan sistem nilai. Oleh karena itu,
Nasional bertujuan untuk berkembangnya pendidikan yang bermutu merupakan
potensi peserta didik agar menjadi manusia pendidikan yang seimbang, tidak hanya
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan mampu mengantarkan peserta didik pada
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, pencapaian standar kemampuan akademis,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan tetapi juga mampu membuat perkembangan
diri yang sehat dan produktif.

1
Desmita (2009:36) mengemukakan Salah satu hadits Bukhari (Bahreisy
peserta didik itu adalah “Orang-orang yang 1980:6003) pernah mengatakan bahwa
sedang mengalami proses perkembangan “Orang mukmin yang paling sempurna
yang memiliki karakteristik, kebutuhan, dan imannya adalah yang paling baik akhlak di
tugas-tugas perkembangan yang harus antara mereka.” Jika ternyata baiknya
dipenuhinya”. Pencapaian standar akhlak menjadikan sempurnanya iman,
kemampuan akademis dan tugas-tugas maka tidak ada alasan bagi sekolah untuk
perkembangan peserta didik, memerlukan menomorduakan keseriusan dalam upaya
kerjasama yang harmonis antara para pembentukkan akhlak atau karakter
pengelola atau manajemen pendidikan, dibanding keseriusan mengejar keunggulan
pengajaran, dan bimbingan, sebab ketiganya teknologi.
merupakan bidang-bidang utama dalam Berdasarkan Al-qur’an surat Lukman
pencapaian tujuan pendidikan. Para peserta ayat 13 yang artinya “Dan (ingatlah) ketika
didik memandang sekolah sebagai lembaga Luqman berkata kepada anaknya, diwaktu ia
yang dapat mewujudkan cita-cita mereka. memberi pelajaran kepadanya: "Hai
Sementara orang tua menaruh harapan anakku, janganlah kamu mempersekutukan
kepada sekolah untuk dapat mendidik anak Allah, sesungguhnya mempersekutukan
agar menjadi orang yang pintar dan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang
berakhlak mulia. Apa yang diharapkan dari besar.”( Qs. 31: 13)
pendidikan untuk perkembangan peserta Ayat di atas menjelaskan bahwa
didik, setiap negara atau bangsa memiliki menanamkan nilai-nilai keislaman dan nilai-
orientasi dan tujuan yang relatif berbeda nilai karakter pada diri anak tersebut
(Yusuf dan Nurihsan, 2005:3). diberikan melalui pemberian bimbingan.
Menurut Majid (2011:12) “Karakter Di beberapa sekolah, pelaksanaan
adalah sifat batin manusia yang konsep karakter cerdas ini diintegrasikan ke
mempengaruhi segenap pikiran dan dalam Mata Pelajaran dengan menggunakan
perbuatannya”. Sedangkan menurut format klasikal, termasuk di dalamnya
Gunawan (2012:4) “Karakter berarti pelayanan bimbingan konseling. Dalam
individu memiliki pengetahuan tentang penyelenggaraannya materi pendidikan
potensi dirinya. Individu juga memiliki karakter cerdas diintegrasikan ke dalam
kesadaran untuk berbuat yang terbaik atau materi pelayanan bimbingan konseling yang
unggul, dan individu juga mampu bertindak dituangkan ke dalam program-program
sesuai potensi dan kesadarannya tersebut”. pelayanan dan Rancangan Pelaksanaan
Selanjutnya menurut Prayitno Layanan (RPL), maupun Satuan Pendukung
(2010:24) Karakter adalah sifat pribadi yang (satkung). Hal ini merupakan upaya yang
relatif stabil pada diri indvidu yang menjadi ditujukan untuk pembentukkan karakter
landasan bagi penampilan perilaku dalam cerdas pada setiap jenjang dan unsur
standar nilai dan norma yang tinggi. pendidikan. Nilai karakter cerdas yang
Sedangkan Kecerdasan adalah Kemampuan terbentuk diharapkan sesuai dengan
memanipulasi unsur-unsur kondisi yang pengembangan nilai-nilai karakter beriman
dihadapi untuk sukses mencapai tujuan”. dan bertakwa, jujur, cerdas, tangguh, dan
Jadi dapat disimpulkan karakter cerdas peduli yang mengacu kepada butir nilai-nilai
adalah sifat pribadi yang relatif stabil pada pancasila.
diri individu yang menjadi landasan bagi Prayitno (2010:2) menyebutkan nilai-
penampilan perilaku dalam standar nilai dan nilai karakter cerdas tersebut direfleksikan
norma yang disertai dengan kemampuan kepada tugas perkembangan siswa itu
dalam memanipulasi kondisi untuk sukses sendiri diantaranya:
mencapai tujuan. Para pakar pendidikan (1) Mencapai hubungan-hubungan baru
yaitu Prayitno dan Belferik Manullang yang dan lebih matang dengan teman sebaya antar
telah melakukan kesepakatan terkhususnya jenis kelamin yang sama atau berbeda. (2)
di Sumatera Barat memilih konsep Karakter Mencapai peranan sosial sebagai pria dan
Cerdas sebagai “Brand Name” model wanita. (3) Menerima kesatuan tubuh
pendidikan karakter pada setiap jenjang dan sebagaimana adanya dan menggunakannya
unsur pendidikan di Sumatera Barat. secara efektif. (4) Mencapai kemerdekaan
emosional terhadap orang tua dan orang

2
dewasa lainnya. (5)Mencapai keadaan ke dalam mata pelajaran secara tidak
dimilikinya jaminan untuk kemerdekaan langsung, salah satunya dalam pelayanan
ekonomi. (6) Memilih dan mempersiapkan Bimbingan dan Konseling. Pelayanan
diri untuk suatu pekerjaan. (7) Bimbingan Konseling di sekolah, diberikan
Mempersiapkan diri untuk pernikahan dan oleh Guru BK yang merupakan salah satu
kehidupan berkeluarga. (8) Mengembangkan komponen pendidikan yang berperan dalam
keterampilan intelektual dan konsep-konsep pembentukkan karakter siswa.
yang perlu untuk kehidupan sebagai Warga Berdasarkan hasil observasi yang
Negara. (9) Mengembangkan hasrat dan penulis lakukan di lapangan pada hari Rabu
mencapai kemampuan bertingkah laku yang tanggal 8 Januari 2014 di SMA N 1 Koto XI
dapat dipertimbangkan secara sosial. (10) Tarusan terlihat bahwa Guru BK sudah
Menguasai seperangkat nilai dan sistem melakukan tindakan atau perlakuan bagi
etika sebagai pedoman. kebanyakan siswa yang memiliki sikap dan
Ciri-ciri siswa yang berkarakter cerdas perilaku tidak normatif tersebut dengan
menurut Prayitno (2010:2) diantaranya pemanggilan orang tua dan pemberian
yaitu: layanan konseling individual bahkan telah
a. Beriman dan Bertakwa disusun program mengenai hal itu. Namun
1) Beragama : percaya kepada Tuhan masih banyak siswa yang belum bisa
Yang Maha Esa, 2) melaksanakan berperilaku secara normatif, seperti masih
perintah dan menjauhi larangan Tuhan ada siswa yang membolos di jam pelajaran,
sesuai dengan ajaran agama yang dianut, cabut pada saat upacara bendera, membawa
3) amanah, 4) bersyukur, 5) ikhlas. siswa dari sekolah lain secara ilegal ke
b. Jujur lingkungan sekolah yang menjadi pemicu
1) Berkata apa adanya, 2) berbuat atas tawuran antar pelajar, melakukan aksi
dasar kebenaran, 3) membela kebenaran, ‘convoy’ sepeda motor yang acap kali
4) bertanggung jawab, 5) menepati hak meresahkan masyarakat setempat karena
dan kewajiban, 6) memegang janji. mengendarainya dengan kecepatan yang
c. Cerdas tinggi, serba serbi gaya pacaran para siswa,
1) Aktif/dinamis, 2) terarah/berfikir sampai kepada perilaku curang akademis,
logis, 3) analisis dan objektif, 4) mampu seperti mencontek dan sejenisnya.
memecahkan masalah/menemukan Berdasarkan fenomena di lapangan
solusi, 5) kreatif : menciptakan hal baru, penulis akan melakukan penelitian mengenai
6) Berpikiran maju, 7) konsisten, 8) Upaya Guru BK dalam Mengembangkan
berpikiran positif, 9) terbuka. Karakter Cerdas Peserta Didik di SMA N 1
d. Tangguh Koto XI Tarusan.
1) Sabar/mengendalikan diri, 2) disiplin,
3) ulet/tidak putus asa, 4) bekerja keras, Identifikasi Masalah
5) terampil, 6) berani berkorban, 7) Berdasarkan latar belakang masalah di
berani menanggung resiko. atas, maka identifikasi masalah dalam
e. Peduli penelitian ini adalah sebagai berikut.
1) Mematuhi peraturan/hukum yang 1. Adanya siswa yang bolos di jam
berlaku, 2) sopan/santun, 3) loyal dengan pelajaran,
menaati perintah sessuai dengan tugas 2. Adanya siswa yang cabut pada saat
dan kewajiban, 4) demokratis, 5) sikap upacara bendera,
kekeluargaan, 6) gotong royong, 7) 3. Adanya siswa yang membawa siswa dari
toleransi/suka menolong, 8) sekolah lain secara ilegal ke lingkungan
musyawarah, 9) tertib/menjaga sekolah yang menjadi pemicu tawuran
ketertiban, 10) damai/anti kekerasan, 11) antar pelajar,
pemaaf, 12) menjaga kerahasiaan. 4. Adanya siswa yang melakukan ‘convoy’
SMA N 1 Koto XI Tarusan meskipun sepeda motor yang meresahkan
bukan merupakan piloting dari pelaksanaan masyarakat setempat, karena berkendara
pendidikan karakter di Sumatera Barat ugal-ugal,
namun sekolah ini merupakan salah satu 5. Adanya siswa yang memiliki gaya
sekolah di Kabupaten Pesisir Selatan yang pacaran yang melampaui norma-norma
mengintegrasikan nilai-nilai karakter cerdas agama, dan adat istiadat,

3
6. Adanya perilaku curang akademis siswa Hasil penelitian ini juga diharapkan
seperti mencontek dan sejenisnya. mampu memberikan informasi mengenai
upaya dalam mengembangkan siswa
Fokus Penelitian berkarakter cerdas, sehingga dapat
Berdasarkan identifikasi masalah di membantu meningkatkan prestasi siswa.
atas maka fokus penelitian ini adalah sebagai 4. Guru BK
berikut: Sebagai referensi umum bagi tenaga
1. Upaya preventif yang dilakukan Guru pendidik terutama Guru BK dalam
BK dalam mengembangkan karakter mengembangkan siswa berkarakter
cerdas peserta didik. cerdas.
2. Upaya kuratif yang dilakukan Guru BK 5. Pengelola Program Studi Bimbingan dan
dalam mengembangkan karakter cerdas Konseling
peserta didik. Sebagai masukan untuk mempersiapkan
3. Upaya presevatif yang dilakukan Guru calon guru BK dengan wawasan dan
BK dalam mengembangkan karakter keterampilan yang handal mengenai
cerdas peserta didik. upaya guru BK dalam mengembangkan
karakter cerdas peserta didik nantinya.
Rumusan Masalah 6. Kepala Sekolah
Berdasarkan batasan masalah di atas, Sebagai masukan untuk melakukan
rumusan masalah pada penelitian ini adalah kegiatan yang bermanfaat dengan
“Bagaimana upaya guru BK dalam melibatkan guru BK dalam
mengembangkan karakter cerdas peserta mengembangkan karakter cerdas peserta
didik di SMA N 1 Koto XI Tarusan tahun didik di sekolah.
ajaran 2014/2015”?
7. Peneliti
Tujuan Penelitian Bagi peneliti ini akan sangat bermanfaat
Berdasarkan rumusan masalah di atas karena menambah wawasan dan
penelitian bertujuan untuk mendeskripsikan: kemampuan peneliti dibidang Bimbingan
1. Upaya preventif yang dilakukan Guru dan Konseling. Penelitian ini nantinya
BK dalam mengembangkan karakter juga akan memberikan pengalaman
cerdas peserta didik. berharga yang sangat berarti bagi peneliti
2. Upaya kuratif yang dilakukan Guru BK sehingga bisa dijadikan pelajaran untuk
dalam mengembangkan karakter cerdas ke depannya, serta salah satu syarat
peserta didik. untuk memperoleh gelar kesarjanaan
3. Upaya presevatif yang dilakukan Guru Strata 1 (S-1) pada program studi
BK dalam mengembangkan karakter Bimbingan Konseling.
cerdas peserta didik.
Metodologi Penelitian
Manfaat Penelitian Berdasarkan permasalahan dan tujuan
Peneliti berharap agar penelitian ini penelitian yang telah ditetapkan, maka dapat
bermanfaat bagi: ditentukan bahwa penelitian ini adalah
1. Peserta Didik penelitian kualitatif yang menghasilkan data
Hasil penelitian diharapkan agar mampu deskriptif. Disini penulis menggambarkan
menerima informasi bagi peserta didik tentang bagaimana upaya guru BK dalam
mengenai cara guru BK dalam mengembangkan karakter cerdas peserta
mengembangkan siswa berkarakter didik di sekolah, berkaitan dengan hal itu,
cerdas yang harus diterapkan dalam Moleong (2010:6) menyatakan bahwa
kehidupan di sekolah maupun sehari- Penelitian kualitatif adalah penelitian yang
hari. bermaksud untuk memahami fenomena
2. Orang tua tentang apa yang dialami oleh subjek
Penelitian ini bermanfaat untuk penelitian misalnya perilaku, persepsi,
memberikan informasi bagi orang tua motivasi, tindakan, dll., secara holistik, dan
membentuk/membantu siswa dalam dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-
mengembangkan siswa berkarakter kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus
cerdas.
3. Guru Mata Pelajaran

4
yang alamiah dan dengan memanfaatkan informan atau orang yang diwawancarai
berbagai metode alamiah. dengan atau tanpa menggunakan pedoman
Sementara Yusuf (2005:83) (guide) wawancara”.
mengemukakan “Penelitian deskriptif adalah Sejalan dengan itu Afifuddin dan Beni
salah satu penelitian yang bertujuan Ahmad Saebani (2012:131) menjelaskan
mendeksripsikan secara sistematis, faktual “Wawancara adalah metode pengambilan
dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat data dengan cara menanyakan sesuatu pada
populasi tertentu”. seseorang yang menjadi informan atau
Dari pernyataan di atas dapat responden”. Wawancara yang dilakukan
disimpulkan bahwa penelitian kualitatif akan oleh peneliti menggunakan wawancara
menghasilkan data deskriptif tentang kata- terbuka. Dimana informan mengetahui
kata dan tindakan dari perilaku yang diamati. bahwa sedang diwawancarai dan
Serta aktivitas yang diperlukan dengan mengetahui pula apa maksud dan tujuan
melihat, meninjau dan mencari informasi wawancara ini. Dalam hal ini peneliti
data, kemudian digambarkan dengan jelas menggunakan wawancara terbuka, menurut
dan tepat menurut semestinya. Dalam Narbuko (2005:84) wawancara terbuka yang
penelitian ini yang akan diungkap oleh dilakukan “yaitu Wawancara yang
peneliti adalah mendeskripsikan upaya guru menggunakan panduan pokok masalah yang
BK dalam mengembangkan karakter cerdas diteliti”. Wawancara terbuka yang peneliti
peserta didik di SMA N 1 Koto XI Tarusan. lakukan menggunakan pedoman wawancara
yang berisi butir-butir pertanyaan mengenai
Lokasi Penelitian Upaya Guru BK dalam Mengembangkan
Penelitian ini dilakukan di SMA N 1 Karakter Cerdas Peserta Didik di SMA N 1
Koto XI Tarusan. Pemilihan lokasi ini Koto XI Tarusan dan hambatan serta
sebagai tempat penelitian didasarkan pada penanggulangannya dalam pembentukan
pertimbangan bahwa pada lokasi ini peneliti karakter cerdas.
menemukan gejala-gejala atau fenomena
yang menjadi permasalahan yang akan Teknik Keabsahan Data
diteliti dan sekolah ini telah memiliki Guru Untuk menjamin keabsahan data dan
BK yang berlatar belakang pendidikan DIII kepercayaan data penelitian yang peneliti
dan S1 Bimbingan dan Konseling. peroleh dilakukan dengan cara sebagaimana
dikemukakan Sugiyono (2011:366), yaitu:
Informan Penelitian kepercayaan (credibility), keteralihan
Informan kunci dalam penelitian ini (transferability), dapat dipercaya
adalah tiga orang Guru BK. Selain itu (depenability).
informan tambahan dalam penelitian ini
adalah satu orang kepala sekolah di SMA N Teknik Pengolahan Data
1 Koto XI Tarusan. Penenetuan informan Setelah data terkumpul, kemudian
lanjutan ditentukan melalui teknik purposive peneliti akan mengolah data dengan
sampling. Penentuan informan lanjutan menggunakan teknik analisis data deskriptif
dijajaki melalui petunjuk arah dan saran dari analitik maksudnya data yang diperoleh
informan kunci. tidak dituangkan dalam bentuk angka
statistik melainkan tetap dalam bentuk
Teknik Pengumpulan Data kualitatif. Data dalam yang dikumpulkan
Dalam mendapatkan data yang akurat selanjutnya dianalisis, Miles dan Hubman
untuk mengungkapkan permasalahan di atas, (Sugiono, 2011:338) menjelaskan bahwa
maka peneliti menggunakan instrumen yaitu: dalam penelitian kualitatif ada 3 tahapan
1. Wawancara analisis, yaitu: Reduksi data (data
Penelitian ini menggunakan teknik reduction), Penyajian data (display data),
wawancara untuk memperoleh data secara Penarikan kesimpulan (verifikasi).
langsung dari subjek yang diwawancarai.
Bungin (2011:111) mengemukakan bahwa Hasil dan Pembahasan
“Wawancara mendalam adalah proses 1. Upaya preventif yang dilakukan oleh
memperoleh keterangan untuk tujuan guru BK melaui layanan informasi yaitu
penelitian dengan cara tanya jawab sambil degan cara memilih topik yang sesuai
bertatap muka anatara pewawancara dan dengan kebutuhan peserta didik dengan

5
materi pengembangan potensi diri, pertanyaan terbuka, dorongan minimal,
pribadi yang berkarakter, serta materi penjajakkan, penafsiran yang dilakukan
tentang potensi, kemampuan, arah dan kepada peserta didik dalam upaya
kondisi karir peserta didik nantinya. merubah perilakunya yang berlawanan
Materi layanan itu dilakukan melalui dengan karakter cerdas agar bisa menjadi
metode ceramah, dan tanya jawab peserta didik yang berkarakter cerdas.
dengan peserta didik. Selanjud nya guru Dalam Peraturan Menteri
BK menggunakan media berupa media Pendidikan dan Kebudayaan Republik
tulis, pamflet dan LCD. Selanjut nya Indonesia No. 81 A Tahun 2013 tentang
dilaksanakan di ruangan kelas dengan 1 Implementasi Kurikulum menyebutkan :
jam pertemuan setiap minggunya, Layanan Bimbingan Konseling
dievaluasi dengan tanya jawab dengan adalah kegiatan Guru Pembimbing atau
pesertaa didik. Analisis dan tindak lanjut Konselor dalam menyusun rencana
yang dilakukan yaitu menganalisis dari pelayanan Bimbingan Konseling,
hasil evaluasi yang telah dilakukan melaksanakan pelayanan Bimbingan dan
selanjutnya ditindaklanjuti dengan cara Konseling, mengevaluasi proses dan
memberi layanan lanjutan pada peserta hasil pelayanan Bimbingan Konseling
didik. serta melakukan perbaikan tindak lanjut
Menurut Prayitno (2001:6) tugas memanfaatkan hasil evaluasi.
pokok Guru BK yaitu; Berdasarkan uraian tentang peran
(1) Mengumpulan data siswa, (2) Guru BK dapat dipahami bahwa seorang
Memberikan layanan informasi, (3) Guru BK (Konselor Sekolah) juga
Memberikan konseling perorangan, (4) merupakan pendidik, yaitu tenaga
Memberikan konseling kelompok, (5) profesional yang bertugas merencanakan
memberikan bimbingan karir, (6) dan menyelenggarakan proses
Memberikan layanan penempatan, (7) pembelajaran, menilai hasil
Melakukan layanan konsultasi, baik pembelajaraan dan melakukan
dengan siswa, orang tua, atau dengan pembimbingan dan pelatihan.
personil sekolah lainnya, (8) Melakukan 3. Upaya presevatif yang dilakukan oleh
tindak lanjut dari hasil konsultasi guru BK melaui layanan bimbingan
Dalam menjalankan tugas dan kelompok yaitu dengan cara memilih
kewajiban, seyogyanya Guru BK topik tugas yang sangat berkaitan dengan
menjalankan perannya dengan baik. kebutuhan pemeliharaan dan
Menjalankan peran sebagai Guru BK pengembangan karakter cerdas peserta
dengan baik akan membantu satu sama didik, tentang kemampuan dan kondisi
lain. Selain terselesainya program yang pribadi yang pembahasannya
telah direncanakan, peserta didik juga diorientasikan pada pemahaman dan
bisa dibantu dari permasalahan yang pengembangan nilai-nilai karakter
dihadapinya. seperti; potensi diri, kiat menyalurkan
Jadi peran guru BK adalah bakat, kegemaran serta hobi, sikap
melaksanakan semua kegiatan layanan terhadap narkoba, KKN, sikap terhadap
bimbingan dan konseling dan bencana alam. Selanjutnya topik tentang
memberikan bantuan kepada peserta pengembangan karir, seperti; hidup
didik yang membutuhkan, baik untuk untuk bekerja dan memilih pekerjaan.
penyelesaian masalah ataupun Materi itu disesuaikan dengan
pengembangan kemampuan terhadap pemeliharaan dan perkembangan
dirinya. karakter cerdas peserta didik. Metode
2. Cara dalam merubah peserta didik yang ceramah, interaktif atau tanya jawab
berperilaku berlawanan dengan karakter dengan peserta didik, memancing peserta
cerdas menjadi peserta didik yang didik untuk aktif agar bisa menanamkan
berkarakter cerdas, yang dilakukan guru dan menjalankan dalam keseharian nya
BK adalah dengan melaksanakan baik di sekolah maupun di rumah. Media
layanan konseling individual dengan yang digunakan oleh guru BK untuk
menggunakan berbagai macam teknik- layanan bimbingan kelompok di SMA N
teknik dalam konseling seperti 1 Koto XI Tarusan yaitu, berupa alat

6
peraga, media tulis, pamflet, LCD, kursi menganalisis dan tindak lanjutnya. Yang
dan chart. Cara pelaksanaanya melalui mana guru BK sudah melaksanakan
beberapa tahapan yaitu tahap layanan informasi secara sistematis dan
pembentukan, tahap peralihan, tahap sudah sesuai dengan
kegiatan, dan tahap pengakhiran. Cara pengoperasionalsasian layanan.
mengevaluasi yang dilakukan guru BK 2. Upaya guru BK dalam mengembangkan
yaitu dengan tanya jawab dengan karakter cerdas peserta didik dilihat
pesertaa didik menilai pada saat layanan pada upaya kuratif melalui layanan
berlangsung dan pada pengakhiran. konseling individual dalam merubah
Analisis dan tindak lanjut yang dilakukan peserta didik yang berperilaku
yaitu menganalisis dari hasil evaluasi berlawanan dengan karakter cerdas
yang telah dilakukan selanjutnya menjadi peserta didik yang berkarakter
ditindak lanjuti dengan cara memberi cerdas, maka penjelasan di atas dapat
layanan lanjutan pada peserta didik. disimpulkan bahwa perencana yang
Hamdani dan Afifuddin dilakukan, cara melaksanakannya, cara
(2012:213) menjelaskan mengenai peran mengevaluasinya, menganalisis dan
Guru BK, diantaranya: tindak lanjutnya. Yang mana guru BK
1) Guru harus memahami melaksanakan layanan konseling
perbedaan individual peserta didik. (2) individual sudah sesuai dengan
Guru perlu melakukan identifikasi atas pengoperasionalsasian layanan dan
kekuatan dan kekurangan atau kelemahan sistematis.
dari masing-masing peserta didik. (3) 3. Upaya guru BK dalam mengembangkan
Guru mencoba mengelompokkan peserta karakter cerdas peserta didik dilihat
didik di kelas dalam beberapa kelompok pada upaya presevatif melalui layanan
sesuai dengan tingkat permasalahan yang bimbingan kelompok maka dapat
perlu diatasi. (4) Guru bekerja sama disimpulkan penjelasan di atas
dengan orang tua untuk mendapatkan menyatakan bahwa mulai dari cara
hasil pembelajaran yang optimal. (5) pemilihan topik, materi yang diberikan,
Menyiapkan materi, strategi, dan media media yang digunakan, pelaksanaanya,
pembelajaran yang sesuai dengan mengevaluasi, menganalisis dan tindak
kebutuhan peserta didik. (6) lanjutnya. Yang mana guru BK sudah
Mengevaluasi dari yang telah dilakukan melaksanakan layanan bimbingan
sebelumnnya. (7) Umpan balik dari kelompok secara sistematis dan sudah
keberhasilan perubahan yang dilakukan sesuai dengan pengoperasionalsasian
peserta didik. layanan.
Peran guru BK adalah
melaksanakan semua kegiatan layanan Saran
bimbingan dan konseling dan Berdasarkan kesimpulan di atas maka
memberikan bantuan kepada peserta dalam penelitian ini, saran peneliti adalah
didik yang membutuhkan, baik untuk bagi :
penyelesaian masalah ataupun 1. Guru BK
pengembangan kemampuan terhadap Agar dapat meningkatkan perannya serta
dirinya. pemahaman akan nilai-nilai karakter
cerdas melalui banyak membaca buku-
Kesimpulan buku konseling dan pendidikan karakter
Berdasarkan hasil penelitian maka atau dengan mengikuti pelatihan-
dapat dikemukakan kesimpulan sebagai pelatihan, serta mengidentifikasi karakter
berikut: secara komprehensif supaya mencakup
1. Upaya guru BK dalam mengembangkan pemikiran, perasaan dan perilaku,
karakter cerdas peserta didik dilihat selanjutnya menggunakan pendekatan
pada upaya preventif melalui layanan yang tajam, proaktif dan efektif untuk
informasi maka dapat disimpulkan mengembangkan karakter cerdas dan
penjelasan di atas menyatakan bahwa hendaknya memvariasikan metode,
mulai dari cara pemilihan topik, materi media dalam pemberian layanan.
yang diberikan, media yang digunakan, 2. Guru Bidang Studi
pelaksanaanya, megevaluasi,

7
Agar dapat meningkatkan perannya Gunawan Heri. 2012. Pendidikan Karakter
dalam pembentukan karakter peserta Konsep dan Implementasi.
didik dan dapat mengembangkan Bandung: Alfabeta.
karakter peserta didik lebih baik lagi ke Hamdani dan Afifuddin. 2012. Bimbingan
depannya. dan Penyuluhan. Bandung:
3. Peserta Didik Pustaka Setia.
Agar dapat mengaplikasikan pelajaran Majid Abdul. 2011. Pendidikan Karakter
karakter yang diberikan guru dalam Perspektif Islam. Bandung: PT.
kehidupan sehari-hari baik di lingkungan Remaja Rosdakarya.
sekolah maupun di masyarakat. Margono, S. 2010. Metodologi Penelitian
4. Kepala Sekolah Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka
Agar bisa membantu menanamkan Cipta.
karakter yang lebih baik sehingga peserta Moleong, Lexy J. 2010. Metode Penelitian
didik memiliki karakter yang mulia. Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
5. Pengelola Program Studi Bimbingan dan Rosdakarya.
Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat Prayitno, Afriva Khaidir. 2010. Model
Agar dapat membentuk calon guru BK Pendidikan Karakter Cerdas.
yang berkarakter sehingga bisa menjad i Padang : BK FIP UNP.
model dan teladan baik di sekolah Prayitno. 2010. Modul Pendidikan Profesi
maupun di masyarakat. Pendidik : Tujuan dan Materi
Pembelajaran. Padang : BK FIP
6. Peneliti selanjutnya UNP.
Penulis mengharapkan skripsi ini bisa Prayitno. 2001. Panduan Kegiatan
bermanfaat sebagai pedoman dalam Pengawasan Bimbingan dan
melakukan penelitiaan selanjutnya Konseling di Sekolah. Jakarta: PT.
dengan meneliti berbagai variabel yang Rineka Cipta.
berbeda dengan variabel penelitian ini. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian
Pendidikan Pendidikan
KEPUSTAKAAN Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Al-qur’an. Yusuf, A. Muri. 2005. Metode Penelitian.
Bahreisy Hussein. 1980. Himpunan Hadits Padang: UNP.Press.
Pilihan Shahih Bukhari. Yusuf, Syamsu & Nurihsan, A. Juntika.
Surabaya: Al-ikhlas. 2005. Landasan Bimbingan dan
Bungin, Burhan. 2011. Data Penelitian Konseling. Bandung: Remaja
Kualitatif. Jakarta: Rajawali Pers. Rosdakarya.
Cholid Narbuko, dkk. 2005. Metodologi
Penelitian. Jakarta : Bumi Aksara.
Darman, Flavianus. 2008. Undang-undang
Republik Indonesia No.20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional. Jakarta: Visimedia.
Desmita. 2009. Psikologi Perkembangan
Peserta Didik. Jakatra: PT.
Remaja Rosdakarya.

Das könnte Ihnen auch gefallen