Sie sind auf Seite 1von 14

KONSEP DESAIN RUMAH TINGGAL BERKELANJUTAN DI KOTA MEDAN

The Concept of Sustainable House Design in The City of Medan


2 3
Syahreza Alvan1, Irma Novrianty Nst, dan Putri Lynna A. Luthan
1 Fakultas Teknik – Universitas Negeri Medan

Jl. Willem Iskandar Pasar V Medan Estate, Medan


e-mail : syahrezalvan@gmail.com
2 Fakultas Teknik – Universitas Negeri Medan

Jl. Willem Iskandar Pasar V Medan Estate, Medan


e-mail : putri.lynna@gmail.com
3 Fakultas Teknik – Universitas Negeri Medan

Jl. Willem Iskandar Pasar V Medan Estate, Medan


e-mail : irma_nst11@yahoo.com

Tanggal diterima : 14 November 2014 ; Tanggal disetujui: 31 Maret 2015

ABSTRACT
The direction of Medan’s modern development has had a bearing on the practice of construction and architecture. Norms
in construction practice have tended to prioritize the immediate physical factors in buildings and often disregard local
building rules, lack context with the surrounding environment and create an unfavourable use of space. This study aimed
to identify new concepts for community housing in the city of Medan by proposing a planning model based approach to
sustainable construction concepts. The method used to develop the model involved a review of diverse literature, analysis
of case studies and follow up group discussions. Data were analyzed by descriptive analysis and then discussed in group
in order to enrich the study. This allowed a deep exploration of issues and perspectives from professional practitioners,
goverment agencies, developers, and economist. The sustainable construction planning model generated by this study
provides a comprehensive approach to planning, design, and a system for construction management. The results provide a
practical method for planning and design that effectively incorporates sustainable criteria such as; land use, building mass,
spatial layout, material selection and construction management. However, there are challenges that must be addressed:
capacity and cultural challenges facing the city of Medan in implementing such a model. Nonetheless, this research can
be used as a basis to advance practice based research in sustainable planning practice for other cities sharing Medan’s
development characteristics

Keywords: concepts, sustainable design, residential houses, Medan

Abstrak
Arah perkembangan Kota Medan yang modern dan metropolis cenderung memberi dampak pada konsep berpikir atau
perilaku masyarakatnya, terutama di bidang konstruksi dan arsitektur. Perilaku dalam praktek konstruksi cenderung
mengutamakan faktor fisik bangunan tanpa memperdulikan tata aturan bangunan yang telah ditetapkan, konteks
bangunan terhadap alam dan lingkungan sekitar, serta kualitas ruang yang tercipta dari hasil perancangan dan
perencanaan praktek konstruksi tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi konsep desain yang tepat dengan
pendekatan konstruksi berkelanjutan. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah menggali data dan informasi,
serta mengelaborasi data studi pustaka, hasil analisis kasus, dan diskusi kelompok. Data yang terkumpul dianalisa
secara deskriptik analitik. Data yang telah dianalisis kemudian didiskusikan dalam forum kelompok untuk menggali
lebih dalam masalah terkait penelitian dari perspektif profesional, instansi pemerintah, dan ekonom guna memperoleh
masukan dalam memperkaya tulisan ini. Model perencanaan konstruksi berkelanjutan yang dihasilkan dalam penelitian
ini berupa rekomendasi perencanaan dan perancangan dengan pendekatan ide perancangan dan sistem pengelolaan
konstruksi. Hasil penelitian berupa rekomendasi dalam bentuk konsep desain yang menerapkan aspek-aspek tata guna
lahan, massa bangunan, tata letak ruang, pemilihan material, serta pengelolaan konstruksi secara umum terkait nilai-
nilai berkelanjutan. Teknologi konstruksi secara struktural yang lebih ekonomis dan dapat diterapkan oleh masyarakat
kota Medan secara luas.

Kata Kunci: konsep, desain berkelanjutan, rumah tinggal, kota Medan

65
Jurnal Sosek Pekerjaan Umum, Vol. 7 No.1 April 2015, hal 1- 79

PENDAHULUAN berkelanjutan merupakan salah satu upaya yang


Saat ini setengah penduduk dunia tinggal di kota giat dilaksanakan untuk menekan efek gas rumah
dan akan terus meningkat sampai mungkin hampir kaca. Konsep ini mengandung tiga pilar utama
70-80%. Pertumbuhan kota di negara berkembang yang saling terkait dan saling menunjang yaitu
sekitar 20-30% dan dengan cepat menuju kondisi pembangunan ekonomi, pembangunan sosial
50% yang akan menyamai penduduk kota di dan pelestarian lingkungan hidup. Tujuan dari
negara maju, yaitu 70-90% (Kuswartojo 2006). konstruksi berkelanjutan adalah menciptakan
Dinamika perkotaan dapat diindikasikan dari bangunan berdasarkan desain yang memperhatikan
tingkat ketersediaan fasilitas sosial, fasilitas umum, ekologi, menggunakan sumberdaya alam secara
prasarana, pelayanan publik, taman kota, dan efisien, dan ramah lingkungan selama operasional
produk-produk beradab serta berbudaya yang bangunan.
dihasilkan oleh kota. Fenomena pertumbuhan Itewi dan Alsafasfeh (European Scientific
penduduk yang tinggi di daerah perkotaan serta Journal 2012) menjelaskan bahwa proses desain
merta menjadi penyebab perubahan lingkungan berkelanjutan merupakan proses ‘stovepipe’ yaitu
kota. Pengelolaan kota harus dinilai dan dipantau di mana setiap ahli yang terlibat dalam proyek
dengan tujuan mengarahkan, mengakomodasi, dan bekerja secara terpisah. Lain halnya pada proses
mengatasi akibat yang ditimbulkan, agar dinamika berkelanjutan, para ahli secara bersama-sama
kota dapat berwujud perkembangan kualitas membentuk tim bekerjasama memberikan masukan
hidup secara berkelanjutan. Dengan kata lain, berupa ide-ide yang terbuka dan membangun
pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat secara terintegrasi untuk menyelesaikan seluruh
khususnya di perkotaan harus dapat diikuti oleh permasalahan yang dihadapi. Pada proses desain
kemampuan memfasilitasinya sebelum muncul konvensional ditemui proses pengembangan yang
masalah yang berkaitan dengan lingkungan. linier, ahli kunci sering kali terlambat mengambil
Secara umum, keterhubungan arsitektur tindakan penting dan berkontribusi secara penuh
dengan konsep berkelanjutan adalah menciptakan dalam masalah-masalah desain yang dihadapi.
ruang hidup manusia yang aman dan menunjang Dengan kata lain, kolaborasi dapat mengurangi
perkembangan secara fisik dan psikologis biaya operasional dan dalam waktu yang sama
manusianya (Harjoko 2013). Dalam skala yang juga mengurangi biaya secara keseluruhan ketika
lebih kecil, arsitektur juga berperan dalam proses mempertimbangkan tujuan yang berdasarkan
bangunan dan industri yang terkait dengannya. masalah lingkungan dan sosial. Pengembangan
Arsitektur menempati ruang pada lahan alami, yang yang berkelanjutan menyediakan sebuah konsep
dikenal sebagai tapak ekologis. Secara alamiah, yang menjembatani antara berbagai disiplin ilmu
arsitektur dapat dilihat sebagai penyumbang dan mengintegrasi prosesnya.
terbesar dari kerusakan alam pada suatu kota yang Dalam jurnal tersebut juga disebutkan bahwa
berkembang melalui pendirian beragam bangunan pada awal konsep berkelanjutan berkembang,
untuk pemukiman dan industri. Untuk berfungsi banyak desain fokus hanya pada satu isu dalam satu
secara tepat, bangunan membutuhkan energi. waktu, yaitu efisiensi atau pengggunaan material
Pengelolaan energi yang tepat pada bangunan bekas. Tetapi sejak tahun 1980-an dan 1990-an,
akan menciptakan kualitas hidup manusia para perencana dan perancang mulai menyadari
dalam lingkungan mikro dan makro yang lebih bahwa integrasi seluruh faktor dapat menghasilkan
berkelanjutan. Namun, jika sumber energi alami desain berkelanjutan yang baik. Saat ini, banyak
tidak dikelola dengan tepat maka kelangsungan bangunan berkelanjutan telah dikombinasikan
hidup manusia dan alam akan terganggu, kedalam beberapa fokus pembahasan seperti;
pemenuhan kualitas hidup tidak tercapai dan pemilihan lahan, efisiensi energi, konservasi air,
kualitas hidup akan menurun. efisiensi sumber material, dan kualitas lingkungan
Fenomena pemanasan global yang disebabkan di dalam ruang.
oleh efek gas rumah kaca di bumi diyakini oleh
para peneliti bahwa salah satu penyebabnya adalah KAJIAN PUSTAKA
kegiatan pembangunan (Ervianto 2012). Praktek Kerangka berkelanjutan telah disampaikan
konstruksi merupakan salah satu industri yang berbagai pihak dan diungkapkan oleh UIA
paling besar memanfaatkan sumber daya alam, (International Union of Architect) pada kongres
baik sumber daya yang terbarukan maupun tak arsitek sedunia pada Deklarasi Copenhagen pada 7
terbarukan, yang membawa dampak kerusakan Desember 2009. UIA merupakan organisasi asosiasi
(Dixit 2010). arsitek non-profit dan dalam deklarasi tersebut
UIA menyampaikan bahwa bangunan dan industri
Dalam hal ini, konsep pembangunan

66
Konsep Desain Rumah Tinggal Berkelanjutan di Kota Medan
Syahreza Alvan, Irma Novrianty Nst, dan Putri Lynna A. Luthan

konstruksi berdampak kepada perubahan iklim kualitas hidup, mempromosikan kesetaraan


yang terjadi saat ini. Dan berbagai dampak ini dapat baik lokal maupun global, memajukan
dikurangi dengan menentukan sistem lingkungan kesejahteraan ekonomi, serta menyediakan
binaan (built environment). Dalam kesempatan kesempatan-kesempatan untuk kegiatan
ini UIA berkomitmen untuk mengurangi dampak bersama masyarakat dan pemberdayaan
kerusakan melalui “Sustainable By Design Strategy” masyarakat;
program atau “Strategi Desain Berkelanjutan” h) SbD mengenal juga keterkaitan lokal dan sistem
(Tanuwidjaja 2011). planet bumi yang mempengaruhi segenap
Konsep strategi desain berkelanjutan UIA ini umat manusia. SbD juga mengakui bahwa
dijabarkan dalam sembilan poin, yaitu : populasi urban tergantung pada sistem desa-
kota yang terintegrasi, saling terkait untuk
a) Sustaniable by Design (SbD) dimulai pada keberlangsungan hidupnya (air bersih, udara,
tahapan awal proyek dan melibatkan komitmen makanan, tempat tinggal, pekerjaan, pendidikan,
seluruh pihak: klien, desainer, insinyur, kesehatan, kebudayaan, dan lain-lain;
pemerintah, kontraktor, pemilik, pengguna dan i) SbD juga mendukung pernyataan UNESCO
komunitas; mengenai keberagaman budaya sebagai sumber
b) SbD harus mengintegrasikan semua aspek pertukaran, penemuan, kreativitas yang sangat
dalam konstruksi dan penggunaannya di masa diperlukan oleh umat manusia.
depan berdasarkan “full life cycle analysis and Perencanaan rumah yang berkelanjutan tidak
management”; terlepas dari aspek biaya, jadwal, dan produktivitas
c) SbD harus mengoptimalkan efisiensi melalui bagi kontraktor. Persyaratan konstruksi yang
desain. Penggunaan energi terbarukan, berkelanjutan berpengaruh terhadap proses
teknologi modern dan ramah lingkungan harus desain, proses pengadaan material, pemilihan
diintegrasikan dalam praktek penyusunan kontraktor, proses konstruksi, penyerahan proyek
konsep proyek tersebut; kepada pemilik, tahap operasional dan perawatan
d) SbD harus menyadari bahwa proyek-proyek bangunan. Persyaratan ini berdampak pada cara
arsitektur dan perencanaan merupakan kerja kontraktor, sub-kontraktor, serta seluruh
sistem interaktif yang kompleks dan terkait stakeholder selama pelaksanaan di lapangan.
pada lingkungan sekitarnya yang lebih luas, Pengelolaan konstruksi yang berkelanjutan ini
mencakup warisan sejarah, kebudayaan, nilai- menimbulkan berbagai permasalahan terkait
nilai sosial masyarakatnya; dengan lingkup kerja, risiko bagi kontraktor, aspek
pembiayaan, penciptaan perilaku bagi kontraktor,
e) SbD harus mencari “healthy materials” (material
sistem administrasi, sistem dokumentasi, sistem
bangunan yang sehat) untuk menciptakan
manajemen konstruksi, dan lainnya. Dengan kata
bangunan yang sehat, tata guna lahan yang
lain, penting pengelolaan dan perencanaan yang
terhormat secara ekologis dan visual, dan kesan
tepat selama pelaksanaan konstruksi berlangsung.
estetik yang menginspirasi, meyakinkan dan
memuliakan; 1. Proses Perencanaan Konstruksi Berkelanjutan
f) SbD harus bertujuan untuk mengurangi “carbon Dalam merencanakan konstruksi berkelanjutan,
imprints”, mengurangi penggunaan material ada beberapa tahapan penting (Ervianto 2012).
berbahaya, dan berdampak pada kegiatan Tahapan-tahapan ini berlaku untuk pekerjaan
manusia, khususnya dalam lingkup lingkungan dalam skala besar maupun lingkup rumah tinggal,
binaan, terhadap lingkungan; dan merupakan tahapan yang ideal dalam proses
g) SbD terus mengusahakan untuk meningkatkan

Pemilihan Tim Proyek Menerapkan proses


Menetapkan prioritas proyek
perencanaan terintegrasi
berkelanjutan

Mendapatkan masukan dari


berbagai pihak

Serah terima kepada pemilik Pelaksanaan Proses Kontruksi Disain yang akan digunakan

Gambar 1. Tahap eksekusi proyek berkelanjutan


Sumber : Ervianto, 2012

67
Jurnal Sosek Pekerjaan Umum, Vol. 7 No.1 April 2015, hal 1- 79

konstruksi. Namun, seiring perkembangan dan pembangunan, melakukan daur ulang,


kebutuhan di lapangan dapat berubah sewaktu- menjamin bangunan yang dihasilkan akan
waktu. memberikan kesehatan bagi penghuninya,
melakukan dokumentasi pada tahap konstruksi
Penjelasan tahapan tersebut adalah : untuk keperluan sertifikat berkelanjutan.
• Prioritas dalam hal ini adalah menentukan hal- • Pemilik proyek memiliki tugas merawat
hal yang lebih diutamakan dalam konservasi bangunan sesuai dengan dokumen operasi dan
energi dibandingkan pemanfaatan air atau perawatan yang telah disusun dan ditetapkan
mengutamakan kualitas udara dalam ruang. oleh perencana.
Pertimbangan dalam menentukan prioritas 2. Peran Aktif Kontraktor
adalah lokasi tempat dimana bangunan akan
Peran kontraktor adalah menjalankan proses
dibangun.
konstruksi sesuai persyaratan yang telah diatur
• Dalam hal pemilihan tim proyek dilandasi dalam dokumen kontrak. Kontraktor sebagai
oleh kualifikasi yang ditetapkan oleh pemilik pihak yang memiliki tanggung jawab sosial dalam
proyek untuk arsitek, desain interior, arsitek menjalankan profesinya akan berpartisipasi aktif
lanskap, konstruktor, mekanikal dan elektrikal, dalam mewujudkan konstruksi berkelanjutan
serta ahli-ahli lainnya untuk bersama-sama dengan beberapa alasan:
bekerja dalam proses perencanaan konstruksi
berkelanjutan. • Pengguna jasa mensyaratkan penyedia jasa/
pemasok berorientasi terhadap lingkungan
• Mengingat konsep berkelanjutan adalah hal
dan menyediakan semua material dan jasa
yang baru dalam industri jasa konstruksi
yang ramah terhadap lingkungan, termasuk di
maka dibutuhkan interaksi dan komunikasi
dalamnya kontraktor yang proaktif terhadap
dari berbagai pihak yang terlibat. Dan semua
lingkungan.
pihak dalam tim proyek diharapkan dapat
memahami tujuan utama yaitu, efisiensi, • Kontraktor yang ada di lapangan, termasuk
berkelanjutan, dan sertifikasi bangunan seluruh karyawannya mempunyai komitmen
sehat. Dalam rancangan konvensional setiap terhadap lingkungan dan mengutamakan cara
pihak akan memulai pekerjaan sesuai dengan kerja yang ramah terhadap lingkungan, sehingga
kerangka waktu masing-masing. Sedangkan mampu memberikan kontribusi dalam mencari
rancangan yang berkelanjutan, semua pihak solusi, bukan malah menjadi sumber masalah.
berkewajiban memberi masukan sepanjang • Kontraktor bertanggungjawab atas pemenuhan
proses perencanaan. undang-undang lingkungan dan regulasi yang
• Pada tahapan mendapatkan masukan dari ditetapkan.
berbagai pihak, seluruh pihak yang terlibat • Meningkatnya overhead cost sebagai usaha
melakukan konsolidasi, antara lain tim untuk pemenuhan undang-undang tentang
proyek, pemilik, pengguna, dan pihak lain lingkungan serta regulasi yang ditetapkan
yang ikut berkontribusi dalam proyek guna dengan cara mengalihkan risiko kepada pihak
menyelaraskan dan mendiskusikan berbagai ketiga/pihak asuransi.
hal yang menjadi kendala dan hambatan yang Meningkatnya kepedulian masyarakat terhadap
mungkin dihadapi untuk merealisasikan lingkungan akan menyebabkan pemerintah
bangunan yang berkelanjutan. menetapkan regulasi yang semakin ketat terhadap
• Finalisasi rancangan. Hasil rancangan harus seluruh industri termasuk jasa konstruksi yang
telah memikirkan dan mengakomodasi tahapan tidak proaktif terhadap lingkungan.
desain, pengembangan desain, penyusunan
dokumen proyek, dan dokumen untuk 3. Sistem Pengelolaan Proyek
memperoleh sertifikasi berkelanjutan. Dalam pengelolaan proyek berkelanjutan seluruh
• Proses konstruksi adalah melaksanakan proses harus menciptakan nilai berkelanjutan
rancangan yang telah ditetapkan oleh tim yang bagi dirinya sendiri dan pada tahapan berikutnya.
terintegrasi. Kontraktor bertanggung jawab Dalam mengelola proyek berkelanjutan terdapat
menciptakan nilai berkelanjutan bagi dirinya berbagai jenis project delivery system, namun
sendiri dan akan berkembang pada tahap untuk menentukan delivery system yang tepat perlu
operasi bangunan. Nilai berkelanjutan bagi pemikiran dan pertimbangan yang mendalam
kontraktor adalah meminimalkan gangguan agar diperoleh manfaat yang maksimal dan sesuai
kesehatan di lokasi pekerjaan, melindungi karakter proyek yang diinginkan. Dalam Ervianto
hewan dan tumbuhan, meminimalkan proses (2010:27), delivery system yang berpotensi dalam
mewujudkan konstruksi berkelanjutan adalah
68
Konsep Desain Rumah Tinggal Berkelanjutan di Kota Medan
Syahreza Alvan, Irma Novrianty Nst, dan Putri Lynna A. Luthan

pengelolaan proyek dengan metode rancang yang dapat di daur ulang. Tujuan utamanya adalah
bangun, metode swakelola, dan metode manajemen untuk mengatur sumber daya alam dan lingkungan
konstruksi. buatan dengan menyediakan konsep desain dan
a) Metode Rancang Bangun prinsip efisiensi energi dan material yang dapat
digunakan kembali. Untuk mewujudkan sistem
Aspek kegiatan konstruksi berkelanjutan bangunan berkelanjutan dibutuhkan nilai-nilai
dapat diakomodasi oleh metode ini. Keterlibatan yang manusiawi, ramah lingkungan, dan desain
perencana/pelaksana dimulai setelah pengguna yang ramah secara ekologi. Penentuan teknologi
jasa memformulasikan konsep berkelanjutan ke harus menjembatani masalah-masalah yang
dalam KAK (Kerangaka Acuan Kerja). Dokumen berhubungan dengan manusia sebagai pengguna
tersebut bertindak sebagai panduan perencana untuk memudahkan manusia menggunakan
atau pelaksana untuk menjalankan kewajiban pemanfaatan energi, mengatur fasilitas-fasilitas
untuk mewujudkan konstruksi yang berkelanjutan. dalam sebuah ruangan yang terbatas, dan lain-lain.
Perencana atau pelaksana dalam metode ini berada Penggabungan teknologi harus didasari dan dicapai
dalam satu payung perusahaan, sehingga memiliki dalam konsep ramah lingkungan secara mendasar.
kemungkinan yang tinggi untuk berinteraksi Disamping itu, rumah masa depan harus didesain
dalam ranah perencanaan dan pelaksanaan yang dengan pengembangan yang berkelanjutan sebagai
terintegrasi. pondasinya.
b) Metode Swakelola Dalam menciptakan kondisi bangunan yang
Metode ini tidak memiliki kontrak antara lebih baik dari sisi penghuni dan lingkungan, ada
pengguna jasa dengan penyedia jasa. Metode ini beberapa konsep yang menjadi panduan bagi pelaku
tepat diterapkan untuk proyek sederhana dengan konstruksi untuk dapat menerapkannya secara
tingkat kesulitan yang tidak terlalu tinggi. Karakter nyata di masyarakat. Rangkuman dari konsep-
metode ini yaitu semua pihak berada dalam satu konsep itu dijabarkan sebagai berikut :
payung organisasi sehingga kemungkinannya
cukup tinggi dalam merealisasikan bangunan hijau. a) Efisiensi Penggunaan Energi
Hal yang perlu diperhatikan adalah tersedianya • Memanfaatkan sinar matahari untuk
tenaga ahli yang kompeten dalam berbagai disiplin pencahayaan alami secara maksimal pada
ilmu. siang hari, untuk menekan penggunaan
energi listrik yang besar;
c) Metode Manajemen Konstruksi • Memanfaatkan penghawaan alami sebagai
Metode ini fokus pada adanya pihak yang memiliki ganti pengkondisian udara buatan (air
kewajiban utama mengelola seluruh proses dalam conditioner);
sebuah proyek. Manajemen konstruksi adalah • Menggunakan ventilasi dan bukaan,
representasi dari pengguna jasa yang dilandasi oleh penghawaan silang, dan cara-cara inovatif
hubungan secara kontrak. Keberhasilan sebuah lainnya;
proyek sangat ditentukan oleh tingkat keahlian • Memanfaatkan air hujan dengan cara-cara
konsultan manajemen konstruksi. inovatif untuk menampung dan mengolah
air hujan untuk keperluan domestik;
Dari bentuk-bentuk sistem pengelolaan proyek
b) Efisiensi Penggunaan Lahan
di atas, metode swakelola adalah metode yang
• Menggunakan lahan sesuai kebutuhan,
lazim digunakan untuk membangun rumah-
tidak semua lahan yang ada dimanfaatkan
rumah tinggal di Medan. Selain pekerjaan yang
atau ditutupi oleh bangunan. Pemanfaatan
dilakukan tergolong sederhana, pertimbangan
lahan terpakai bangunan harus dibarengi
biaya pengguna jasa (dalam hal ini pemilik) adalah
oleh penghijauan. Pengggunaan lahan
faktor yang mengikutinya. Selanjutnya, bagi rumah-
dilakukan secara efisien, kompak dan
rumah yang dibangun oleh pengembang sebaiknya
terpadu;
diberlakukan metode-metode yang mampu
• Potensi penghijauan dapat digantikan
mewujudkan konstruksi yang berkelanjutan.
dan dimaksimalkan dengan berbagai cara
Sementara rumah-rumah tinggal sederhana dapat
yang lebih inovatif;
menggunakan metode rancang bangun sebagai
• Menghargai kehadiran tanaman yang
sistem pengelolaan pelaksanaan konstruksinya.
ada di lahan sebagai potensi besar
4. Konsep Bangunan Berkelanjutan dalam menciptakan suasana lingkungan
domestik maupun sekitar;
Pertimbangan teori bangunan yang
• Memberikan fleksibilitas ruang yang
berkelanjutan mengacu pada sistem bangunan yang
besar dengan penerapan desain ruang-
ekologis dan menggunakan material bangunan

69
Jurnal Sosek Pekerjaan Umum, Vol. 7 No.1 April 2015, hal 1- 79

ruang terbuka ke arah taman atau ruang pembahasan yang mempertimbangkan faktor-
luar, sehingga terintegrasi antara ruang faktor berkelanjutan, hasil penelitian yang berupa
luar dan dalam bangunan; ide-ide desain diharapkan sebagai langkah awal
• Desain harus mempertimbangkan hal-hal yang proses sosialisasi di lingkungan masyarakat kota
berkaitan dengan peraturan teknis bangunan, Medan berkaitan konsep berkelanjutan yang
sebagai tolak ukur dalam menggunakan dimulai dari lingkungan akademisi.
berbagai potensi lahan. Antara lain; KDB, GSB, Tahap awal penelitian dimulai dengan cara
KLB, RTHP, peruntukan lahan yang diatur dalam menelusuri persepsi masyarakat di kota Medan
RTRW atau RTBL, yang semua itu akan memberi terhadap konsep dan proses konstruksi rumah
dampak kepada bangunan dan kawasan secara konvensional dan berkelanjutan. Kemudian,
(lingkungan sekitar). pemahaman konsep keduanya dijembatani dengan
c) Efisiensi Penggunaan Material memaparkan ide-ide berkelanjutan yang sesuai
• Memanfaatkan material sisa untuk kelayakan, keamanan dan kenyamanan tinggal di
digunakan dalam proses konstruksi, dalam sebuah rumah. Konsep yang dikembangkan
sehingga tidak terjadi pemborosan melalui studi pengamatan dan literatur kemudian
material; disosialisasikan dalam bentuk diskusi kelompok.
• Memanfaatkan material bekas. Tujuannya untuk mempertajam konsep dan
d) Penggunaan Material dan Teknologi Baru memperoleh ide yang membangun untuk
• Memanfaatkan potensi energi terbarukan pengembangan desain rumah yang berkelanjutan
seperti energi angin, cahaya matahai tersebut.
dan air untuk menghasilkan energi
listrik domestik untuk rumah tangga dan METODE PENELITIAN
bangunan lain secara independen; Metode yang digunakan dalam penelitian
• Memanfaatkan material baru melalui bersifat kualitatif. Pengumpulan data dilakukan
penemuan baru yang secara global dapat melalui studi literatur, contoh kasus dan data
membuka kesempatan menggunakan yang diperoleh dari hasil observasi di lapangan.
material terbarukan yang cepat Data lapangan berupa foto dokumentasi, kondisi
diproduksi, ekonomis/murah, dan terbuka dan situasi rumah tinggal secara domestik dan
terhadap inovasi. lingkungan. Sementara, studi mengenai konstruksi
e) Manajemen Limbah berkelanjutan yang berkaitan dengan rumah tinggal
diperoleh dari sumber pustaka, jurnal, laporan
• Membuat sistem pengolahan limbah domestik,
penelitian, dan sumber lainnya. Pemilihan obyek
misalnya limbah air kotor dengan metode black
studi ditentukan oleh lokasi penyebaran rumah tipe
water atau grey water, yang mandiri dan tidak
tunggal di 21 kecamatan yang ada di Kota Medan.
membebani sistem aliran kota;
Batasan obyek penelitian ditentukan oleh luasan
• Menggunakan cara-cara inovatif seperti rumah tinggal yang memiliki luasan 100 m2 – 300
membuat sistem dekomposisi limbah organik m2. Obyek yang diambil dengan satu sampel untuk
atau sampah domestik dari bahan-bahan yang satu kecamatan. Sampel yang dipilih adalah obyek
dapat di daur ulang atau dapat dengan mudah yang dapat mewakili secara konsep perancangan
terdekomposisi secara alami. dan pengelolaan konstruksi. Dalam tulisan ini,
Kebaruan dan Kemutakhiran Temuan obyek diwakili oleh empat rumah tinggal saja,
karena adanya keterbatasan pembahasan.
Tulisan ini merupakan hasil penelitian yang telah
dilakukan pada Lembaga Penelitian Universitas Data pustaka dijelaskan sebagai teori yang
Negeri Medan. Pemilihan judul dan pendekatan mendukung pembahasan terhadap data lapangan.
pembahasan bersifat orisinal dan dikembangkan Data lapangan dan pustaka dielaborasi untuk
atas problematika pembangunan yang semakin memperoleh suatu bentuk dan pemahaman
menjamur tanpa arah yang pasti, terutama di terhadap proses konstruksi dan rancangan rumah
lingkungan perumahan-perumahan tunggal di kota tinggal yang ada di Medan secara umum dan
Medan, serta didukung oleh studi-studi terhadap kaitannya dengan konstruksi berkelanjutan. Setelah
penelitian serupa terdahulu. analisis diperoleh, maka peneliti berusaha membuat
model perencanaan dengan pendekatan arsitektur
Tahapan dan pendekatan desain rumah tinggal
berkelanjutan. Pembahasan dalam penelitian
di Medan dari awal hingga pelaksanaan umumnya
ini dibatasi terhadap penjelasan yang berkaitan
dilakukan secara konvensional. Dan masyarakat
pengelolaan konstruksi dan perencanaan arsitektur.
atau penghuni kebanyakan belum memahami
pengembangan desain yang berkelanjutan. Dengan Data yang terkumpul dianalisa secara deskriptif

70
Konsep Desain Rumah Tinggal Berkelanjutan di Kota Medan
Syahreza Alvan, Irma Novrianty Nst, dan Putri Lynna A. Luthan

analisis. Hasil analisis dijadikan panduan untuk dengan kemasifan konstruksi batu dan beton. Massa
mengembangkan perencanaan yang lebih bangunan menempati seluruh lahan di mana rumah
terintegrasi dengan pendekatan nilai-nilai didirikan (Gambar 2). Seolah-olah penghuni tidak
berkelanjutan. Pendekatan yang dilakukan dalam mengindahkan lagi masalah peraturan bangunan
hal perencanaan ditinjau dari faktor-faktor yang (skyline bangunan, KDB, KLB, RTH) yang telah
menunjang hunian yang sehat, aman dan nyaman. ditetapkan dalam peraturan tata kota. Contohnya
Diantaranya ditinjau dari faktor tata guna lahan, rumah dibangun tanpa memperhatikan konteks
bentuk massa bangunan, tata letak ruang, elemen lingkungan sekitar seperti tinggi bangunan yang
pelengkap bangunan, pemilihan material, dan melebihi bangunan di sekitarnya, bercampurnya
sistem pengelolaan konstruksi. tipe rumah dengan rumah toko, dan perkerasan
masif pada pekarangan. Disamping luasan
HASIL PEMBAHASAN bangunan melebihi beban tapak bangunan itu
sendiri. Kondisi seperti ini dapat mempengaruhi
Proses perencanaan rumah tinggal di kota
kehidupan lingkungan seperti hilangnya sumber
Medan tergolong dalam kategori sederhana. Rumah
resapan air dan tercipta lingkungan yang kurang
direncanakan dengan dan tanpa bantuan perencana/
nyaman menyebabkan temperatur lingkungan jadi
pembangun, baik secara sengaja maupun tidak.
meningkat.
Tampilan rumah memberi kesan megah dan kokoh
Secara menyeluruh, rumah-rumah yang

Rumah Tinggal di Kota Medan Sebagai Kasus Penelitian


Studi Kasus (Ruang dalam & Luar) Denah & Peruntukan Lahan

ruang terbuka

ruang terbuka

perkerasan
(paving block)
ruang terbuka tanaman
buah, rumput bunga pot

ruang semi terbuka,


perkerasan + kanopi

ruang semi terbuka,


ruang semi terbuka, rabat semen+ lantai ruang terbuka,
perkerasan + kanopi keramik (rumput)
ruang terbuka (rumput)

ruang semi terbuka, perkerasan


(paving block)

ruang terbuka, tanaman


bambu, rumput perdu

ruang semi terbuka,


perkerasan (paving block) ruang terbuka, tanaman
bambu, rumput perdu

71
Jurnal Sosek Pekerjaan Umum, Vol. 7 No.1 April 2015, hal 1- 79

Rumah Tinggal di Kota Medan Sebagai Kasus Penelitian


Studi Kasus (Ruang dalam & Luar) Denah & Peruntukan Lahan
ruang semi terbuka,
taman + kolam

ruang terbuka
(paving block)

ruang terbuka tanaman


buah, rumput bunga pot

Gambar 2. Beberapa rumah tinggal yang diamati dan dianalisis


Sumber : Analisis , 2014

diamati berupa massa tunggal berlantai satu Beberapa rumah bahkan memiliki ruang-ruang
dengan bentuk massa yang datar memanjang yang terasa dipaksakan ada dan hadir di dalam
atau melebar. Pemanfaatan lahan rumah tinggal rumah. Bahkan ada pula yang memiliki ruang
di kota Medan sangat bervariasi. Dapat ditemui bersama yang terlalu besar dibandingkan dengan
beberapa rumah dengan bentuk massa yang masif kapasitas aktivitas dan jumlah penghuninya. Pola
dengan pemanfaatan lahan hampir 80% dari luas tatanan ruang ada yang mengalir dengan sistem
tanah dan ruang terbuka tidak dimanfaatkan pengelolaan yang terbuka maupun tertutup. Pada
sebagai lahan penghijauan yang alami tetapi diberi sebagian rumah, ruang dalam diakomodasi dengan
perkerasan dengan tujuan tertentu. Beberapa pencahayaan dan pengudaraan alamiah, dan
rumah juga memanfaatkan ruang terbuka untuk sebagian lagi tidak memadai untuk pencahayaan
memaksimalkan sinar matahari dan sirkulasi dan pengudaraan alamiah. Hal ini disebabkan oleh
pertukaran udara luar dan dalam. pengorganisasian ruang yang kurang kompak dan
Masyarakat di kota Medan masih belum faktor kebutuhan ruang yang terlalu dipaksakan,
memanfaatkan konservasi energi dengan sementara kondisi lahan tidak memungkinkan
baik. Contoh, dalam menyikapi sumber energi untuk menampung organisasi ruang yang cukup
seperti sinar matahari dan air tanah belum tinggi. Dalam kondisi seperti ini peran ahli yaitu
dimanfaatkan dengan maksimal. Hal ini ditandai perencana/pembangun sangat membantu untuk
dengan perencanaan elemen bukaan yang kurang memecahkan permasalahan penghuni. Namun,
sesuai seperti jendela dan pintu yang mampu budaya masyarakat di Medan belum berubah dan
memasukkan energi matahari sebagai sumber berkembang untuk memanfaatkan peran ahli dalam
penerangan maksimal di siang hari dan angin. merencanakan dan membangun rumah tinggal. Ahli
Selain itu, penghuni rumah belum tergerak hatinya dianggap terlalu ekslusif dan mendatangkannya
untuk merancang sumber air sendiri yang diperoleh membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Disamping,
dari hujan dan tanah untuk keperluan sehari- penghuni rumah dapat memperoleh informasi
hari seperti menyiram tanaman, mencuci mobil, tentang membangun secara mudah melalui media
menyiram toilet, dan lainnya. Begitu pula dengan massa.
pengelolaan sampah rumah tangga yang masih Pasokan material yang digunakan untuk
dikelola secara kolektif oleh Dinas Kebersihan. Jika melaksanakan proses konstruksi diperoleh
pengelolaan sumber energi dapat dilakukan secara dari sekitar kota Medan dan beberapa material
mandiri oleh masing-masing rumah tangga maka didatangkan dari luar kota. Pemilihan material
beban energi yang telah disiapkan untuk setiap belum memperhatikan kualitas produk eco green
rumah tangga dapat dimanfaatkan untuk kegiatan sebagai suatu usaha menuju konstruksi yang
lainnya dan penggunaan energi yang bsangat besar berkelanjutan.
di kota Medan dengan kondisi yang semakin kritis
dapat perlahan-lahan ditekan. Secara umum sistem pengelolaan konstruksi
yang berlaku di kota Medan belum sepenuhnya
Pada sebagian rumah ditemui pemanfaatan ruang mengarah pada konsep konstruksi yang
dalam dan dimensi yang berlebihan dibandingkan berkelanjutan. Penerapan konsep berkelanjutan
dengan jumlah penghuni dan aktivitasnya.

72
Konsep Desain Rumah Tinggal Berkelanjutan di Kota Medan
Syahreza Alvan, Irma Novrianty Nst, dan Putri Lynna A. Luthan

dalam tahap konstruksi memerlukan pemahaman tahap awal perencanaan. Terkadang permasalahan
yang mendalam tentang berkelanjutan berbagai ini dapat mengganggu proses konstruksi karena ada
unsur ekologis. Setiap proses pembangunan proyek perubahan desain dan tujuan yang ingin dicapai.
konstruksi selalu melibatkan pekerja, material, alat, Dengan kondisi seperti ini semua pihak termasuk
metode, dan berbagai unsur alam, yaitu unsur air, pemilik, konsultan, perancang dan pembangun
tanah, udara, dan energi. Keempat unsur ini cukup harus memiliki tujuan yang sama terhadap pekerjaan
dominan dalam aktivitas pembangunan sehingga konstruksi yang akan dijalankan. Dan selayaknya
perlu dikaji lebih mendalam pemanfaatannya. pihak-pihak pelaku konstruski maupun pemilik
Sebagian besar pelaku konstruksi maupun pemilik memiliki komitmen yang teguh untuk menegakkan
bangunan di Medan belum memiliki pemahaman konsep berkelanjutan ini. Sebagian besar
yang mendalam mengenai pemanfaatan unsur rumah tinggal yang ditemui belum menerapkan
alam, perencanaan dan penjadwalan pekerja, perencanaan konstruksi yang berkelanjutan dalam
material, alat, dan metode yang diterapkan pada proses perencanaannya.
pekerjaan konstruksi. Dengan demikian sering
Tabel 1 berikut menjelaskan analisa terhadap
dijumpai berbagai permasalahan pada proses
pola tata letak ruang kasus penelitian berdasarkan
pelaksanaan yang menimbulkan berbagai kendala
jenis-jenis ruang yaitu ruang istirahat, ruang
diantaranya pada tahap perencanaan desain yang
bersama, dan ruang pelayanan. Tujuan analisis ini
kurang matang sehingga terjadi pembongkaran
untuk melihat dan membandingkan pola susunan
yang mengakibatkan meningkatnya biaya
ruang pada rumah tinggal di lapangan dengan
konstruksi, penjadwalan yang tidak sesuai dan
standarisasi yang berlaku.
mundur dari waktu yang telah ditetapkan. Kondisi
ini dapat dikategorikan sebagai proses yang Tabel 2 menjelaskan temuan-temuan di lapangan
tidak berkelanjutan karena tidak meminimalkan dengan pendekatan tata guna lahan, tata letak ruang,
kesalahan-kesalahan pada tahap pelaksanaan. material, elemen pelengkap bangunan, pengelolaan
konstruksi dan nilai-nilai berkelanjutan. Hasil
Kendala lain yang sering dijumpai yaitu
temuan digunakan untuk menjabarkan konsep
perencanaan material dan biaya yang telah diatur
perencanaan rumah tinggal di Medan melalui model
pada tahap awal berubah seiring keinginan pemilik
perancangan dan pengelolaan konstruksi.
yang berubah jauh dari yang telah disepakati pada

Tabel 1. Analisa Tata Letak Ruang Kasus Penelitian


Contoh Kasus
Jenis Ruang
Kasus 1 Kasus 2 Kasus 3 Kasus 4
• Sebelah barat • Sebelah barat • Sebelah selatan, • sebelah timur,
• Dekat KM/WC pencahayaan dari sebagian di utara. sebagian di sisi utara
• ada jarak dengan timur. • pencahayaan dari • ruang tidur memiliki
bangunan sekitar • memiliki halaman selatan dan utara. akses ke ruang
sebagai antisipasi mengantisipasi • terdapat ruang terbuka hijau
kebisingan kebisingan. terbuka hijau sangat • Ada ruang tidur yang
• Besaran ruang cukup • Sirkulasi terputus minim. tidak memiliki akses
memadai standarisasi antra ruang tidur dan • ruang terbuka langsung ke ruang
kebutuhan ruang anak (akses kearah ditutupi perkerasan terbuka karena posisi
luar) yang masif yang tidak memadai.
Ruang Istirahat • keterbatasan • Jarak antara ruang • masing-masing ruang
lahan dan biaya tidur dan KM/WC tidur memiliki akses
membangun kurang terjangkau. langsung ke KM/WC.
• Besaran ruang cukup • ada ruang terbuka • Besaran ruang cukup
memadai standarisasi sebagai antisipasi memadai standarisasi
kebutuhan ruang kebisingan namun kebutuhan ruang.
jaraknya berdekatan
dengn rumah
tetangga.
• Besaran ruang cukup
memadai standarisasi
kebutuhan ruang
• Terdiri dari ruang • Ruang bersama • Terdiri dari ruang • Terdiri dari ruang
bersama, ruang tamu bergabung dengan bersama, ruang tamu bersama, ruang tamu
Ruang Bersama serambi ruang servis yang serambi serambi
menghadap ke utara
dan selatan.

73
Jurnal Sosek Pekerjaan Umum, Vol. 7 No.1 April 2015, hal 1- 79

• Ruang bersama • Memiliki pandangan • Ruang bersama • Terdapat ruang


menghadap ke ruang bebas ke ruang menghadap garasi, bersama merangkap
Ruang Bersama terbuka hijau pada terbuka hijau. ruang terbuka dan ruang kerja disisi lain
arah utara dan timur. • Serambi depan rumah tetangga. dilengkapi inner court
• Besaran ruang cukup diposisikan sebagai • Terdapat ruang ruang • Ruang bersama
memadai standarisasi ruang tamu dan yang berlebih dan memperoleh akses ke
kebutuhan ruang akses bebas ke ruang kurang berfungsi. ruang terbuka
terbuka. • Besaran ruang kurang • Besaran ruang
• Besaran ruang cukup memadai standarisasi melebihi standarisasi
memadai standarisasi kebutuhan ruang kebutuhan ruang
kebutuhan ruang • Tidakada privasi
antara ruang tamu
dan ruang bersama
• Terdiri dari ruang • Terdiri dari carport, • Terdiri dari garasi, • Terdiri dari dapur,
pembantu, dapur, dapur, ruang cuci, ruang cuci, ruang garasi, ruang cuci dan
garasi, ruang jemur ruang jemur jemur, dapur jemur
• Tidak ada ruang • Akses ke halaman • Sangat memadai • Sangat memadai untuk
serbaguna dan ruang tengah dan depan untuk menyediakan menyediakan ruang
cuci • Perkerasan dengan ruang serbaguna serbaguna
• Halaman depan dan bentuk blok-blok • Halaman belakang • Halaman hanya
belakang cukup luas berlubang bukan ruang terbuka tersedia di bagian
Ruang • Besaran ruang kurang • Besaran ruang cukup yang bebas tanpa depan dan samping
pelayanan memadai standarisasi memadai standarisasi penghalang rumah
kebutuhan ruang kebutuhan ruang • Seluruh permukaan • Sebagian pekarangan
• Besaran ruang kurang halaman belakang dan ditutupi oleh
memadai standarisasi depan ditutupi oleh perkerasan dan
kebutuhan ruang kanopi sebagian lain oleh
• Besaran ruang tanaman dan
melebihi standarisasi rerumputan
kebutuhan ruang • Besaran ruang
memadai standarisasi
kebutuhan ruang
sumber : Hasil Elaborasi Penulis, 2015

Tabel 2. Temuan Penelitian


Pendekatan Temuan
Tata guna lahan - Hampir seluruh lahan ditutupi oleh bangunan, meskipun pada beberapa kasus ditemui pemanfaatan
lahan yang lebih mempertimbangkan aspek-aspek ekologis
- Ada bangunan yang mempertimbangkan aturan-aturan teknis bangunan, dan ada pula yang tidak
- Keterbatasan bentuk dan posisi lahan terhadap pola orientasi menghasilkan bangunan yang kurang
memanfaatkan sumber-sumber daya alami secara masksimal dan potensi lingkungan sekitar
- Pemanfaatan lahan memiliki persentase lebih besar terhadap bangunan dibandingkan ruang terbuka
yaitu mencapai angka 80 %
Tata letak ruang - Penataan ruang dalam belum mengakomodasi aspek kenyamanan dan kesehatan penghuni, hal ini
dilihat dari pemilihan posisi ruang-ruang (ruang istirahat, ruang bersama, ruang pelayanan) yang
kurang tepat.
- Bergabungnya dua jenis ruang yang sifatnya berbeda dalam satu zona, sehingga kenyamanan masing-
masing ruang kurang terjaga.
- Penempatan ruang tidak didukung oleh akses udara dan cahaya di siang hari
- Akses ruang dalam ke ruang terbuka kurang diakomodasi
- Besaran ruang secara umum sudah memadai, namun masih ditemui rumah-rumah yang memiliki
ruangan yang kurang berfungsi dengan dimensi yang tidak memadai
Elemen pelengkap - Secara ergonomi, bentuk pintu dan jendela telah mengikuti standar yang berlaku dan dilengkapi
dengan ventilasi. Pada sebagian rumah, jendela dan ventilasi kurang berfungsi karena sistem bukaan
yang kurang tepat sehingga sirkulasi udara ke dalam ruang kurang maksimal
- Pemilihan material penutup atap tidak diikuti oleh adanya pelapis panas dari matahari
- Jenis penutup atap bervariasi, mulai dari seng gelombang hingga genteng beton. Saat ini seng
gelombang lebih banyak digunakan karena lebih praktis dan ekonomis
- Pemilihan bentuk kanopi kurang tepat dan kurang berfungsi
- Tidak semua rumah memiliki tanaman pelindung. Lahan yang hampir ditutupi oleh bangunan
biassanya memilih jenis tanaman yang lebih rendah (misalnya perdu)
- Pemilihan warna bangunan lebih mempertimbangkan faktor tren yang berlaku daripada faktor estetis
dan visual

74
Konsep Desain Rumah Tinggal Berkelanjutan di Kota Medan
Syahreza Alvan, Irma Novrianty Nst, dan Putri Lynna A. Luthan

Material - Pemilihan material untuk struktur bangunan diperoleh dari daerah pinggiran Kota Medan
- Pemilihan material untuk pendukung bangunan seperti cat, penutup atap belum mempertimbangkan
produk-produk yang memiliki nilai hijau atau eco green
- Saat ini banyak ditemui rumah-rumah yang memilih material kusen, daun pintu dan jendela dengan
material bekas bangunan lama
- Masih sedikit rumah tinggal yang memilih bentuk perkerasan yang ramah lingkungan, yaitu perkerasan
bentuk berlubang dan berpadu dengan tanaman rumput. Pemilihan perkerasan lebih banyak
menggunakan massa blok
- Material dengan fungsi estetis biasanya diperoleh dengan memesan dari daerah lain di luar Kota
Medan
Pengelolaan konstruksi - Proses konstruksi konvensional
- Menggunakan metode pengelolaan swakelola, manajemen konstruksi dan atau kombinasi keduanya
- Tidak mempertimbangkan faktor kerusakan lingkungan dan polusi pada saat pelaksanaan konstruksi
Nilai-nilai berkelanjutan :
- Konsep bangunan - Kurang mempertimbangkan efisiensi penggunaan energi, terutama pemanfaatan air hujan untuk
berkelanjutan keperluan domestik
- Kurang mempertimbangkan efisiensi penggunaan lahan
- Kurang mempertimbangkan efisiensi penggunaan material, terutama material sisa untuk proses
konstruksi
- Belum memanfaatkan penggunaan material dan teknologi baru dalam menghasilkan energi listrik
domestik secara independen
- Belum mempertimbangkan pengolahan limbah domestik (misalnya limbah air kotor dan sampah)
secara mandiri
- Pengelolaan konstruksi - Proses konstruksi belum terintegrasi
berkelanjutan - Belum terakomodasi dokumen operasi dan perawatan bangunan yang disusun dan ditetapkan oleh
perencana
Sumber : Hasil Elaborasi Penulis, 2015

Tabel 3. Konsep Karakteristik Rumah Tinggal Berkelanjutan

Konsep Karakter Fisik Bangunan


Sistem Keterangan
Massa bangunan • ketinggian bangunan disesuaikan untuk memperoleh sirkulasi
udara yang cukup di dalam ruang dan diusahakan tidak
mengganggu skyline di sekitar lahan yaitu dengan jarak 3
meter lantai per lantai
• KDB = 56.5 %
• pemanfaatan luas lahan 56.5 % dan ruang terbuka 46.5 %
• KLB = 0,6 (jumlah lantai = 2)

bangunan menempati lahan dengan bentuk massa “L”


• orientasi bangunan utara-selatan
• pada sisi timur terdapat bagian-bagian ruang yang
Taman ( tanaman buah, perdu,
bambu dan rumput) memperoleh sinar matahari langsung
• filtrasi oleh tanaman dan kanopi beton atau bambu dengan
Paving block berpori tanaman merambat
• perkerasan dengan massa blok berpori
• ruang semi terbuka ditutupi oleh kanopi dengan rangka
bambu dengan tanaman merambat
Path way (berpori)
• seluruh ruang diupayakan memperoleh udara dan cahaya
secara langsung

Paving block berpori UTARA

Denah Lantai 1 Taman ( perdu, rumput)

75
Jurnal Sosek Pekerjaan Umum, Vol. 7 No.1 April 2015, hal 1- 79

tata letak ruang •

ruang semi terbuka


(kanopi rangka
bambu + tanaman
merambat)

UTARA

Denah Lantai 2

Dak beton

Konsep Karakter Fisik Bangunan


Sistem Keterangan
Fisik dan gaya bangunan • fisik merupakan bangunan bertingkat 2
• bentuk ini dipilih mengingat keterbatasan lahan di Kota
Medan untuk bangunan rumah tinggal tipe tunggal
• tampilan secara fisik dirancang secara sederhana untuk
menghasilkan bentuk visual yang lebih ramah lingkungan
• gaya bangunan adalah bangunan tropis dengan penerapan
atap curam sebagai tanggap iklim dan cuaca, serta ventilasi
yang banyak untuk sirkulasi cahaya dan udara sepanjang hari
• material yang bersifat dekorasi atau ornamentasi dipilih
bahan-bahan yang dekat dengan alam untuk mencapai
konsep sederhana, desain yang ramah dan hijau

sumber : Hasil Elaborasi Penulis, 2015

76
Konsep Desain Rumah Tinggal Berkelanjutan di Kota Medan
Syahreza Alvan, Irma Novrianty Nst, dan Putri Lynna A. Luthan

Tabel 4. Rekomendasi pengelolaan konstruksi berkelanjutan


Proses Sistem Pengelolaan
Prioritas
• Prioritas pengelolaan fokus pada perencanaan,
perancangan dan proses pelaksanaan yang
berkelanjutan
Tim Proyek
• Menyediakan tim proyek yang terdiri dari
konsultan, kontraktor, sub-kontraktor yang
memiliki visi dan misi berkelanjutan. Keterlibatan
pihak-pihak tersebut untuk memperoleh
perencanaan dan hasil perancangan yang telah
diprioritaskan
Metode Konstruksi
• Metode untuk menjalankan pekerjaan konstruksi
berkelanjutan dapat dipilih dengan beberapa
metode antara lain metode manajemen
konstruksi, metode rancang bangun dan metode
swakelola yang dilengkapi dengan tenaga
ahli yang kompeten dalam hal menerapkan
konstruksi berkelanjutan
Proses konstruksi
• Menyediakan spesifikasi material dan gambar
kerja yang lengkap
• Merencanakan tata kelola pekerjaan meliputi
(peralatan, material dan tenaga kerja) yang
matang dan adaptif terhadap prioritas
• Mengikat seluruh proses dengan dokumen
kontrak dan syarat-syarat yang melampirkan
pasal-pasal terkait konsep berkelanjutan
• Proses penjadwalan, pengorganisasian,
pelaksanaan, dan pengendalian yang
terintegrasi kepada nilai-nilai berkelanjutan dan
mengedepankan kualitas sumberdaya alam dan
lingkungan

sumber : Analisis, 2014

KESIMPULAN daya alam diterapkan melalui pemanfaatan sirkulasi


udara dan pencahayaan yang maksimal ke dalam
Beberapa hal yang dapat disimpulkan dari ruang melalui bukaan, baik melalui jendela, pintu,
penjelasan diatas bahwa pendekatan desain dan dinding-dinding berlubang yang disusun
yang dilakukan pemilik rumah pada studi kasus sedemikian rupa. Kemudian, penggunaan material
belum sepenuhnya mempertimbangkan nilai- bekas dan sisa konstruksi dapat digunakan
nilai bangunan berkelanjutan. Begitu pula dengan kembali untuk keperluan bangunan misalnya
proses konstruksi yang masih mengandalkan digunakan sebagai pembatas ruang di bagian
proses secara konvensional. Dari temuan luar bangunan, perkerasan, dan sebagai elemen
penelitian dikembangkan konsep perencanaan dan dekorasi. Sementara, penggunaan lahan yang
perancangan melalui pendekatan berkelanjutan lebih efisien bertujuan sebagai respon terhadap
yang mengedepankan faktor efisiensi energi dan lingkungan dan kenyamanan penghuni di dalam
sumber daya alam, efisiensi energi dan sumber hunian. Pemanfaatan lahan semaksimal mungkin

77
Jurnal Sosek Pekerjaan Umum, Vol. 7 No.1 April 2015, hal 1- 79

diperuntukkan bagi ruang terbuka hijau sebagai Dixit, M. K., J.L.F., S.L., C.H.C. 2010. Identification
ketersediaan lahan bagi pengelolaan limbah dan of Parameters for Embodied Energy
sampah secara mandiri. Konsep yang mengusung Measurement: A Literature Review. Elsevier
nilai-nilai berkelanjutan perlu didukung dengan Journal of Energy & Buildings 42; 1238-1247.
pengembangan dalam inovasi material yang Harjoko, T. Y. 2013. Sustainable Architecture.
terbarukan dan teknologi, serta disesuaikan dengan Sustainable Environment and Architecture
kebutuhan dan sumber daya yang tersedia di Kota Proceedings 14 ; 284-289.
Medan. Itewi, M., Alsafseh, Q. 2012. Green Home With
Energy Saving Design – Eo Homes in Jordan.
Dari sisi pengelolaan konstruksi perlu
Europen Scientific Journal 8 (21); 107-117.
direncanakan pengelolaan yang terintegrasi.
Kuswartojo, Tjuk. 2006. Asas Kota Berkelanjutan
Dimana ahli-ahli yang berperan dalam pelaksanaan
dan Penerapannya di Indonesia. Jurnal
konstruksi memiliki pemahaman yang sama untuk
Teknologi Lingkungan, P3TL-BPPT 7 (1); 1-6.
mengembangkan konstruksi yang berkelanjutan
Mediastika, C. E. 2005. Potensi Jendela Dalam
dan secara bersama-sama memberikan umpan
Meminimalkan Intrusi Kebisingan: Sebuah
balik untuk mencari solusi atas permasalahan
Studi Awal. Jurnal Dimensi 33 (2); 165-171.
yang dihadapi di tahap aawal, pelaksanaan dan
Tanuwidjaja, Gunawan. 2011. Desain Arsitektur
pekerjaan selesai. Dalam proses konstruksi perlu
Berkelanjutan di Indonesia: Hijau Rumahku
mempertimbangkan faktor pengurangan emisi CO2
Hijau Negeriku. Prosiding Seminar
yang berlebih. Diantaranya mempertimbangkan
Nasional Lingkungan Hidup, Living Green:
akibat kerusakan yang terjadi pada lingkungan
Mensinergikan Kehidupan, Mewujudkan
dan sumber daya alam melalui pemanfaatan
Keberlanjutan, Univ. Kristen Petra Surabaya,
sumber daya lokal dan penggunaan air tanah yang
A-1.
lebih bijaksana. Perencana dan pelaksana juga
Alvan, S., I.N.N, P.L.A.L. 2014. Pengembangan Model
perlu membuat dokumen pemeliharaan terhadap
Perencanaan Konstruksi Berkelanjutan
bangunan sebagai respon terhadap keberlanjutan
Pada Rumah Tinggal Berdasarkan Persepsi
desain dan operasional bangunan.
Masyarakat Urban di Kota Medan. Laporan
Konsep rumah tinggal yang ditawarkan ini Kemajuan, Lembaga Penelitian Universitas
merupakan panduan dasar bagi perencana dan Negeri Medan, Medan.
pemilik rumah dalam membuat pendekatan dan
mengembangkan konsep berkelanjutan. Namun,
sosialisasi di masyarakat perlu dilakukan secara
menyeluruh melalui pendekatan yang pastisipatif.

UCAPAN TERIMA KASIH


Penulis sangat berterima kasih kepada Lembaga
Penelitian UNIMED yang telah mendanai Hibah
Bersaing pada Tahun 2014 ini. Terima kasih yang
tidak terhingga juga diucapkan kepada institusi
Pendidikan Tinggi Republik Indonesia yang
telah membuka peluang bagi para dosen dan staf
pengajar di lingkungan Perguruan Tinggi Negeri
untuk mengikuti penelitian-penelitian hibah yang
diselenggarakan oleh Dikti.

DAFTAR PUSTAKA
Ervianto, W. I. 2012. Selamatkan Bumi Melalui
Konstruksi Hijau. Penerbit Andi, Yogyakarta, .
Ervianto, W. I. 2012. Kajian Reuse Material Bangunan
Dalam Konsep Suistainable Construction di
Indonesia. Jurnal Teknik Sipil 12(1); 18-27.
Ervianto, W. I. 2010. Studi Penerapan Green
Building Pada Industri Konstruksi Di Daerah
Istimewa Yogyakarta. Jurnal Penelitian dan
Pengembangan Pemerintah Provinsi DIY II (2);
25-32.

78

Das könnte Ihnen auch gefallen