Sie sind auf Seite 1von 9

p-ISSN: 2442-2665

Jurnal Luka Indonesia Vol. 4(1): Feb 2018 – Juni 2018


e-ISSN: 2614-3046

ORIGINAL ARTICLE EVALUATION OF NATIONAL WOUND


How to cite: CARE CLINIC STANDARD IN INDONESIA:
Sari Mutmainnah, Muchtar Trini
Andini, Yusuf Saldy. Evaluation of A PRE ELIMINARY STUDY
national wound care clinic
standard in indonesia: a pre
eliminary study, jurnal luka
Mutmainnah Sari1, Trini Andini Muchtar,1, Saldy Yusuf2
indonesia. 2018, 4(1): 36-44

1Mahasiswa S1 Keperawatan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar


Conflict of interest: 2Program Studi Magister Ilmu Keperawatan, Fakultas Keperawatan,
Nothing
Universitas Hasanuddin
Funding resources:

Nothing

ABSTRACT
Corresponding authors:

mutmainnahsarisari@gmail.com Background: There is increasing number wound care nurses in Indonesia,


following increasing number of private wound care clinic with different
standard. Currently, national wound care clinic standard has been
Note:
developed Indonesia which consisted 5 main standards and 27 sub
standards. However, the validity remains unclear.
Objective: The objective of this study was to evaluated content validity
regarding clarity and relevancy.
Methods: This was a cross sectional study, involved wound care nurses
using purposive sampling technique. Our participants are wound care
nurses.
Results:36 nurses participate in this study (20, 55.6% female), mayority
graduated form university (23, 63.9%) with experience as wound care
nurse (mean, ± SD; 9.00, 6.84) and daily working hours 4-8 hours (14,
38.9%). Content validity index focus on clarity and relevance of national
wound care clinic standard. From the result of content validity index (CVI)
test can be concluded sub-standard which has value <78% and need to be
revised is component of standard clarity; referral format, wound
assessment format, wound format, diagnostic assessment support, research
and credentials. While component of standard relevance; referral format,
medical waste, wound assessment format, wound diagnostic format,
dressing selection algorithm, diagnostic assessment support, palliative
research and care.
Conclusions: Some sub standards do not have good validity because this
research is the first validity test after the preparation of wound clinic
standard, so that in the development of sub-standard that has not fulfilled
good validity (acceptable) need to be revised again.
Keywords: Content validity index (CVI), wound care nurses, wound care
clinic standard

36
36
p-ISSN: 2442-2665
Jurnal Luka Indonesia Vol. 4(1): Feb 2018 – Mei 2018
e-ISSN: 2614-3046

Kejadian dengan luka akut maupun kronis merupakan masalah umum


LATAR BELAKANG yang terjadi di masyarakat di era saat ini. Luka kronis dianggap sebagai
epidemi yang mempengaruhi sebagian besar penduduk dunia. Estimasi
kejadian luka kronis diperkirakan 1-2% dari populasi akan mengalaminya
(Järbrink et al., 2016). Luka kronis di bagian ekstremitas bawah menjadi hal
yang sangat sering terjadi dengan prevalensi 0.18% dan 1.3% dari populasi
orang dewasa. Penyebab luka kronis sangat sering dihubungkan dengan
penyakit vena, insufisiensi arteri ekstremitas yang lebih rendah, diabetes
mellitus (DM) dan tekanan lokal (Margolis, 2012). Kejadian kronik dengan
kasus tertinggi di Indonesia, salah satunya luka kaki diabetik (LKD). LKD di
Indonesia memiliki prevalensi 7.3-24% sebagai komplikasi utama dari
penyakit DM (Soewondo, Ferrario, & Tahapary, 2013). Lebih dari 15% pasien
DM menderita LKD dari total 12 juta penderita DM di Indonesia di tahun 2013
(Kartika, 2017) (Kemenkes, 2014). Penelitian kami melaporkan prevalence
LKD di Rumah sakit sebesar 12 % (Yusuf et al., 2016) dan merupakan luka
kronis yang paling sering ditemui di praktek mandiri perawat (Yusuf, 2016a).
Banyaknya kejadian luka akut maupun kronis di Indonesia mulai
mendorong profesi perawat untuk mulai menekuni spesialisasi perawat luka.
Hal ini ditandai dengan banyaknya klinik perawatan luka yang mulai didirikan
diberbagai wilayah di Indonesia. Selain itu, semakin berkembangnya ilmu
perawatan luka yang lebih dikenal dengan Enterostomal Therapy Nurse (ETN)
atau perawat luka, stoma dan inkontinensia yang berkembang di Indonesia
sejak tahun 2007 telah membawa perubahan dalam peningkatan ilmu
perawatan luka di Indonesia (Yusuf, 2016). Perawatan luka yang dilakukan
langsung oleh perawat luka (ETN) dapat menghemat biaya pengobatan dan
memperpendek waktu penyembuhan luka (Harris & Shannon, 2008).
Semakin berkembangnya praktik keperawatan mandiri yang
dikembangkan oleh perawat luka (ETN) belum dibarengi dengan
implementasi standar, selain itu klinik perawatan luka yang berkembang
masih menggunakan standar yang berbeda-beda (Yusuf, 2016). Oleh karena
itu, di tahun 2016 telah dikembangkan dokumen konsensus nasional tentang
standar klinik perawatan luka di Indonesia. Dokumen konsensus nasional
tersebut memiliki 2 komponen utama yaitu kejelasan standar dan relevansi
standar, setiap komponen terdiri dari 5 standar utama meliputi standar
dokumen, standar fasilitas, standar perawatan luka, standar pelayanan dan
standar praktek profesional (Yusuf, 2016).
Dokumen konsensus nasional standar klinik perawatan luka yang telah
dikembangkan di Indonesia belum memiliki validitas yang jelas. Oleh karena
itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi validitas mengenai
isi komponen kejelasan dan relevansi dalam standar klinik perawatan luka.

Desain penelitian ini adalah cross sectional dengan tekhnik purposive


METODE sampling yang dilakasanakan di tahun 2016. Kriteria inklusi kelayakan
PENELITIAN pengamat adalah sebagai perawat dengan sertifikasi luka. Kuesioner terdiri
dari 2 komponen utama yaitu kejelasan standar dan relevansi standar, setiap
komponen terdiri dari 5 standar utama. Seluruh perawat yang berpartisipasi
terlebih dahulu menandatangani surat kesediaan berpartisipasi. Validitas

37
p-ISSN: 2442-2665 Jurnal Luka Indonesia Vol. 4(1): Feb 2018 – Mei 2018
e-ISSN: 2614-3046

Pengalaman Praktisi Luka Frekuensi Presentas


(n: 36) e (%)
Sertifikasi Luka (n: 24)
CWCCA 22 61.1
CWCC 1 2.8
ETN 1 2.8
Tahun Sertifikasi Luka (n: 24) (mean, ± SD) 2.17 1.20
Instansi Kerja (n: 33)
Rumah Sakit 22 61.1
Puskesmas 5 13.9
Praktek Mandiri 4 11.1
Lainnya 2 5.6
Rata-Rata Jam Kerja per Hari sebagai Praktisi Luka (n:
32)
< 2 Jam 6 16.7
2-4 Jam 10 27.8
4-8 Jam 14 38.9
> 8 Jam 2 5.6
Rata-Rata Pasien Luka per Minggu (n: 27) (mean, ±
SD) 10.81 20.21

antar pengamat dihitung menggunakan content validity index (CVI) dengan


cara menghitung akumulasi persentase kejelasan item (sangat jelas + jelas)
dan persentase relevansi item (sangat relevan + relevan). Penentuan status
acceptable CVI menggunakan cut off 0.78 atau lebih tinggi sebagai bukti
validitas konten yang baik (Polit, Beck, & Owen, 2007).

1. Karakteristik Responden
HASIL Sebanyak 36 perawat luka berpartisipasi dalam penelitian ini. Rata-
PENELITIAN rata observer berusia 30.5 tahun (± SD 6.01639). Karakteristik responden
dilihat dari jenis kelamin terbanyak yaitu perempuan sebanyak 20 orang
(55.6%), dengan pendidikan terakhir umumnya adalah sarjana yaitu sebanyak
23 responden (63.9%). Rata-rata tahun ijazah terakhir yaitu tahun 3.94 (± SD
4.00), dengan masa kerja sebagai perawat yaitu 9 tahun (± SD 6.84) (Tabel 1).

Tabel 1 Data Demografi Frekuensi Presentase


Distribusi Responden (n: 36) (%)
Berdasarkan Data Demografi
Usia (n: 34) (mean, ± SD) 30.50 6.02
Jenis Kelamin (n: 35)
Laki-laki 15 41.7
Perempuan 20 55.6
Pendidikan Terakhir
Diploma 13 36.1
Sarjana 23 63.9
Usia Ijazah Terakhir
(n: 35) (mean, ± SD) 3.94 4.00
Masa Kerja sebagai Perawat
(n: 32) (mean, ± SD) 9.00 6.84

38
p-ISSN: 2442-2665
Jurnal Luka Indonesia Vol. 4(1): Feb 2018 – Mei 2018
e-ISSN: 2614-3046

Adapun karakteristik responden berdasarkan pengalaman sebagai praktisi


luka yaitu sertifikasi luka terbanyak CWCCA dengan 22 orang (61,1%) dengan rata-
rata tahun sertifikasi luka yaitu 2.17 (± SD 1.20). Rata-rata instansi kerja perawat
yaitu di rumah sakit dengan 22 responden (61.1%), rata-rata jam kerja per hari
sebagai praktisi luka yaitu 4-8 jam dengan 14 responden (38.9%). Rata-rata pasien
luka per minggu sebanyak 10 orang (± SD 20.21) (Tabel 2)

Tabel 2
Distribusi Responden
Berdasarkan Pengalaman
sebagai Praktisi Luka

2. Hasil Uji Validitas


Penelitian ini menunjukkan content validity index (CVI) dengan
menggunakan cut off 0.78 atau lebih tinggi sebagai bukti validitas konten
yang baik; Komponen pertama yaitu kejelasan standar dengan 5 standar
utama dan 27 sub standar, didapatkan; Standar dokumen; buku registrasi
(88.9%), inform consent (88.9%), standar prosedur operasional (88.9%),
format rujukan (69.4%). Standar fasilitas; ruang perawatan (86.2%),
instrument (94.4%), sterilisasi (94.4%), limbah medik (80.5%). Standar
perawatan luka; format pengkajian luka (77.7%), format diagnosa luka
(77.8%), format perawatan luka (83.3%), algoritma pemilihan balutan (80.5%),
evaluasi perawatan luka (89%). Standar pelayanan; alur pelayanan (91.7%),
dukungan psikososial (86.1%), kontrol infeksi (91.7%), media edukasi (80.6%),
dukungan pengkajian diagnostik (75%), penelitian (69.4%), perawatan paliatif
(78.8%), perawatan luka dasar dan lanjutan ( 86.1%). Standar praktek
profesional; sertifikasi (91.7%), kompetensi, (91.6%), legalitas (88.9%), etika
(94.4%), komunikasi (94.4%), kredensialing (75%). Secara umum, sebanyak 21
item sub standar yang memiliki validitas baik, dan 6 item sub standar yang
perlu direvisi.
Komponen kedua yaitu relevansi standar dengan 5 standar utama dan
27 sub standar, didapatkan; Standar dokumen; buku registrasi (80.6%), inform
consent (86.1%), standar prosedur operasional (86.2%), format rujukan
(69.5%). Standar fasilitas; ruang perawatan (86.2%), instrument (88.9%),
sterilisasi (88.9%), limbah medik (66.7%). Standar perawatan luka; format
pengkajian luka (69.4%), format diagnosa luka (72.2%), format perawatan

39
p-ISSN: 2442-2665
Jurnal Luka Indonesia Vol. 4(1): Feb 2018 – Mei 2018
e-ISSN: 2614-3046

luka (82.3%), algoritma pemilihan balutan (63.9%), evaluasi perawatan luka


(83.3%). Standar pelayanan; alur pelayanan (88.8%), dukungan psikososial
(86.1%), kontrol infeksi (86.2%), media edukasi (79.4%), dukungan pengkajian
diagnostik (72.2%), penelitian (58.3%), perawatan paliatif (69.5%), perawatan
luka dasar dan lanjutan (80.5%). Standar praktek profesional; sertifikasi
(86.1%), kompetensi, (86.1%), legalitas (86.2%), etika (86.2%), komunikasi
(83.3%), kredensialing (81.9%). Secara umum, sebanyak 19 item sub standar
yang memiliki validitas baik, dan 8 item sub standar yang perlu direvisi.

Tabel 3 Komponen Standar Persentase (%) Kejelasan Standar Rekomenda


Content Validity Index (CVI)
Kejelasan Standar Sangat Jelas Tidak Sangat si
Jelas Jelas Tidak
Jelas
Standar 1 Standar Dokumen
A Buku Registrasi 27.8 61.1 11.1 0 Acceptable
B Inform Consent 36.1 52.8 8.3 0 Acceptable
C Standar Prosedur 25.0 63.9 8.3 2.8 Acceptable
Operasional
D Format Rujukan 25.0 44.4 25.0 5.6 Non
Acceptable
Standar 2 Standar Fasilitas
A Ruang Perawatan 30.6 55.6 11.1 0 Acceptable
B Instrumen 33.3 61.1 2.8 0 Acceptable
C Sterilisasi 33.3 61.1 2.8 0 Acceptable
D Limbah Medik 19.4 61.1 16.7 0 Acceptable
Standar 3 Standar Perawatan Luka
A Format 19.4 58.3 19.4 2.8 Non
Pengkajian Luka Acceptable
B Format Diagnosa 13.9 63.9 19.4 2.8 Non
Luka Acceptable
C Format 19.4 63.9 11.1 2.8 Acceptable
Perawatan Luka
D Algoritma 11.1 69.4 13.9 5.6 Acceptable
Pemilihan Balutan
E Evaluasi 16.7 72.3 8.3 2.8 Acceptable
Perawatan Luka
Standar 4 Standar Pelayanan
A Alur Pelayanan 16.7 75.0 5.6 2.8 Acceptable
B Dukungan 13.9 72.2 13.9 0 Acceptable
Psikososial
C Kontrol Infeksi 25.0 66.7 8.3 0 Acceptable
D Media Edukasi 13.9 66.7 19.4 0 Acceptable
E Dukungan 11.1 63.9 22.2 0 Non
Pengkajian Acceptable
Diagnostik
F Penelitian 11.1 58.3 27.8 2.8 Non
Acceptable
G Perawatan Paliatif 12.1 66.7 18.2 3.0 Acceptable

40
p-ISSN: 2442-2665
Jurnal Luka Indonesia Vol. 4(1): Feb 2018 – Mei 2018
e-ISSN: 2614-3046

H Perawatan Luka 13.9 72.2 11.1 0 Acceptable


Dasar dan
Lanjutan
Standar 5 Standar Praktek Profesional
A Sertifikasi 25.0 66.7 5.6 0 Acceptable
B Kompetensi 22.2 69.4 2.8 0 Acceptable
C Legalitas 22.2 66.7 2.8 0 Acceptable
D Etika 19.4 75.0 2.8 0 Acceptable
E Komunikasi 22.2 72.2 2.8 0 Acceptable
F Kredensialing 11.1 63.9 19.4 2.8 Non
Acceptable

Tabel 4 Komponen Standar Persentase (%) Relevansi Standar Rekomenda


Content Validity Index (CVI) si

Relevan

Relevan

Relevan

Relevan
Sangat

Sangat
Tidak

Tidak
Relevansi Standar

Standar 1 Standar Dokumen


A Buku Registrasi 16.7 63.9 13.9 0 Acceptable
B Inform Consent 27.8 58.3 8.3 0 Acceptable
C Standar 30.6 55.6 8.3 0 Acceptable
Prosedur
Operasional
D Format Rujukan 5.6 63.9 22.2 0 Non
Acceptable
Standar 2 Standar Fasilitas
A Ruang 30.6 55.6 8.3 0 Acceptable
Perawatan
B Instrumen 33.3 55.6 5.6 0 Acceptable
C Sterilisasi 30.6 58.3 5.6 0 Acceptable
D Limbah Medik 27.8 38.9 25.0 0 Non
Acceptable
Standar 3 Standar Perawatan Luka
A Format 25.0 44.4 22.2 2.8 Non
Pengkajian Luka Acceptable
B Format 19.4 52.8 19.4 2.8 Non
Diagnosa Luka Acceptable
C Format 23.5 58.8 14.7 2.9 Acceptable
Perawatan Luka
D Algoritma 16.7 47.2 27.8 2.8 Non
Pemilihan Acceptable
Balutan
E Evaluasi 22.2 61.1 8.3 2.8 Acceptable
Perawatan Luka
Standar 4 Standar Pelayanan
A Alur Pelayanan 19.4 69.4 5.6 0 Acceptable
B Dukungan 16.7 69.4 8.3 0 Acceptable
Psikososial
C Kontrol Infeksi 30.6 55.6 8.3 0 Acceptable

41
p-ISSN: 2442-2665 Jurnal Luka Indonesia Vol. 4(1): Feb 2018 – Mei 2018
e-ISSN: 2614-3046

D Media Edukasi 17.6 61.8 20.6 0 Acceptable


E Dukungan 13.9 58.3 22.2 0 Non
Pengkajian Acceptable
Diagnostik
F Penelitian 19.4 38.9 33.3 2.8 Non
Acceptable
G Perawatan 13.9 55.6 22.2 2.8 Non
Paliatif Acceptable
H Perawatan Luka 22.2 58.3 11.1 2.8 Acceptable
Dasar dan
Lanjutan
Standar 5 Standar Praktek Profesional
A Sertifikasi 33.3 52.8 5.6 0 Acceptable
B Kompetensi 33.3 52.8 5.6 0 Acceptable
C Legalitas 30.6 55.6 5.6 0 Acceptable
D Etika 30.6 55.6 5.6 0 Acceptable
E Komunikasi 25.0 58.3 8.3 0 Acceptable
F Kredensialing 15.2 66.7 18.2 0 Acceptable

Para peneliti yang berprofesi sebagai perawat paling banyak


menggunakan konten indeks validitas dan telah digunakan selama bertahun-
tahun (Polit & Beck, 2006). Konten indeks validitas atau content validity index
(CVI) merupakan faktor penting dalam mengidentifikasi konsep pengukuran
dan mengetahui validitas instrument mencakup konten yang seharusnya
diukur. Mengetahui validitas konten dapat berkontribusi mendukung validitas
konstruk instrumen (Yaghmale, 2003). Ada 2 macam CVI: I-CVI (Validitas
konten dari item individu dihitung dari proporsi item yang mendapat nilai 3
atau 4 dari pakar) dan S-CVI (Validitas konten dari skala keseluruhan)
(Jingcheng, Xiankun, & Zhenqiu, 2012).
Penelitian menyebutkan validitas konten dari item individu (I-CVI)
sebesar 0.78 atau lebih tinggi dari nilai tersebut dengan 3 atau lebih pakar
dianggap sebagai bukti validitas konten yang baik (Polit et al., 2007).
Pendapat yang sama juga direkomendasikan oleh Jingcheng, Xiankun, &
Zhenqiu (2012) bahwa skala dengan validitas konten yang sangat baik harus
sesuai dengan I-CVIs 0,78 atau lebih tinggi dan S-CVI / UA dan S-CVI / Ave
masing-masing 0,8 dan 0,9 atau lebih tinggi (Jingcheng et al., 2012). Pendapat
lain menyebutkan bahwa jika I-CVI lebih tinggi dari 79 persen, item tersebut
akan diterima. Jika antara 70 dan 79 persen, perlu revisi. Jika kurang dari 70
persen akan dieliminasi (Zamanzadeh et al., 2015).
Dari hasil uji content validity index (CVI) dapat disimpulkan sub standar
yang memiliki nilai < 78% dan perlu direvisi adalah komponen kejelasan
standar; format rujukan, format pengkajian luka, format diangnosa luka,
dukungan pengkajian diagnostik, penelitian dan kredensialing. Sedangkan
komponen relevansi standar; format rujukan, limbah medik, format
pengkajian luka, format diagnosa luka, algoritma pemilihan balutan,
dukungan pengkajian diagnostik, penelitian dan perawatan paliatif. Beberapa
sub standar belum memiliki validitas yang baik karena penelitian ini
merupakan uji validitas yang pertama kali dilakukan setelah penyusunan

42
p-ISSN: 2442-2665 Jurnal Luka Indonesia Vol. 4(1): Feb 2018 – Mei 2018
e-ISSN: 2614-3046

dokumen konsensus nasional standar klinik luka, sehingga dalam


pengembangannya sub standar instrumen standar klinik luka yang belum
memenuhi validitas yang baik (dapat diterima) perlu untuk direvisi kembali.
Berbagai penelitian sebelumnya telah dilakukan terkait uji validitas isi
sebuah alat sebelum akhirnya digunakan dalam praktik klinis. Penelitian yang
dilakukan oleh Zamanazadeh (2015) dengan judul Design and Implementation
Content Validity Study: Development of an instrument for measuring Patient-
Centered Communication. Dari serangkaian 188 item, proses validitas konten
mengidentifikasi tujuh dimensi dalam instrumen tersebut. Konten studi
validitas mengungkapkan bahwa instrumen ini mendapatkan tingkat konten
yang sesuai keabsahan. Indeks validitas isi keseluruhan instrumen
menggunakan kesepakatan universal pendekatan rendah. Namun, hal itu
dapat dianjurkan sehubungan dengan tingginya jumlah pakar konten yang
membuat konsensus sulit dan bernilai tinggi dari S-CVI dengan pendekatan
rata-rata, yaitu sebesar 0,93 (Zamanzadeh et al., 2015).

KESIMPULAN Dokumen konsensus nasional standar klinik luka merupakan


instrumen yang baru dikembangkan di Indonesia. Beberapa sub standar
belum memiliki validitas yang baik karena penelitian ini merupakan uji
validitas yang pertama kali dilakukan setelah penyusunan, sehingga dalam
pengembangannya sub standar instrumen standar klinik luka yang belum
memenuhi validitas yang baik (dapat diterima) perlu untuk direvisi kembali.

DAFTAR Harris, C., & Shannon, R. (2008). An Innovative Enterostomal Therapy Nurse
Model of Community Wound Care Delivery. Journal Wound Ostomy
PUSTAKA Continence Nurse, 35(2), 169–183.
Järbrink, K., Ni, G., Sönnergren, H., Schmidtchen, A., Pang, C., Bajpai, R., & Car,
J. (2016). Prevalence and Incidence of Chronic Wounds and Related
Complications : A Protocol for A Systematic Review. Systematic Reviews,
5(152), 1–6. https://doi.org/10.1186/s13643-016-0329-y
Jingcheng, S. H. I., Xiankun, M. O., & Zhenqiu, S. U. N. (2012). Content Validity
Index in Scale Development. Journal Central South University (Med Sci),
37(2), 152–155. https://doi.org/10.3969/j.issn.1672-7347.2012.02.007
Kartika, R. W. (2017). Pengelolaan gangren kaki Diabetik. Continuing Medical
Education, 44(1), 18–22.
Kemenkes. (2014). Infodatin: Situasi dan Analisis Diabetes. Jakarta.
Margolis, D. J. (2012). Epidemiology of Wounds. Measurement in Wound
Healing, 8, 145–153. https://doi.org/10.1007/978-1-4471-2987-5
Polit, D. F., & Beck, C. T. (2006). The Content Validity Index : Are You Sure You
Know What ’ s Being Reported ? Critique and Recommendations.
Research in Nursing & Health, 29, 489–497. https://doi.org/10.1002/nur
Polit, D. F., Beck, T., & Owen, S. V. (2007). Focus on Research Methods: Is the
CVI an Acceptable Indicator of Content Validity ? Appraisal and
Recommendations. Research in Nursing & Health, 30, 459–467.
https://doi.org/10.1002/nur
Soewondo, P., Ferrario, A., & Tahapary, D. L. (2013). Challenges in diabetes
management in Indonesia : a literature review. Globalization and Health,

43
p-ISSN: 2442-2665
Jurnal Luka Indonesia Vol. 4(1): Feb 2018 – Mei 2018
e-ISSN: 2614-3046

9(63), 1–17.
Yaghmale. (2003). Content Validity and Its Estimation. Journal of Medical
Education, 3(1), 25–27.
Yusuf, S. (2016a). Development of National Consensus Document on Wound
Care Clinic Standards: Delphy Study. WCET Journal, 36(1), 8–16.
Yusuf, S. (2016b). Enterostomal Therapy Nurse (ETN): Menuju Perubahan.
Jurnal Luka Indonesia, 2(2).
Yusuf, S., Okuwa, M., Irwan, M., Rassa, S., Laitung, B., Thalib, A., … Sugama, J.
(2016). Prevalence and Risk Factor of Diabetic Foot Ulcers in a Regional
Hospital , Eastern Indonesia. Open Journal of Nursing, 6(January), 1–10.
https://doi.org/10.4236/ojn.2016.61001
Zamanzadeh, Vahid, Ghahramanian, Akram, Rassouli, Maryam, … Hamid.
(2015). Design and Implementation Content Validity Study :
Development of an instrument for measuring Patient-Centered
Communication. Journal of Caring Sciences, 4(5), 165–178.
https://doi.org/10.15171/jcs.2015.017

44

Das könnte Ihnen auch gefallen