Sie sind auf Seite 1von 16

Jurnal Sadar Wisata p-ISSN: 1858-0114

Volume 2, No 1, Januari 2019, Hal 24-39 e-ISSN: Dalam Proses


PROSPEK PENGEMBANGAN ECOTOURISM DI TAMAN NASIONAL GUNUNG
TAMBORA

Adi Hidayat Argubi,


Administrasi Negara, Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (STISIP) Mbojo 1)
Email : adi.hidayat@stisipbima.ac.id

Hendra
Administrasi Negara, Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (STISIP) Mbojo 2)
Email : Hendra@stisipbima.ac.id

ABSTRACT
The study entitles‘Ecotourism Development Prospects in the National Park of Mount Tambora’ is
expected to generate information based tourism development potential of ecotourism, as well as
supporting capacity development efforts and community participation in tourism development based
ecotourism in the National Park of Mount Tambora. To achieve these objectives, this research uses
descriptive method. In this study, population is a Tambora village community at village Dompu and
Bima Tambora Bura which is close to the National Park of Mount Tambora, as well as tourists visiting
the National Park. The sampling technique is proportional randomsampling as much as 10% of the total
population based on the livelihoods of 986 people, that is 98 respondents. The total sample is 100
respondents. Meanwhile, the number of travelers sample is taken by quota sampling 60 respondents.
Data collectiing techniques in this study uses the method of observation, structured interviews, literature
study and questionnaire. Data analysis technique uses descriptive and statistical analysis and SWOT
analysis. To what extent is the public perception of the development of the National Park as a natural
tourist attraction received a positive response from the public. Most of the local people said they agree
and strongly agree on efforts to develop a National Park Tambora is developed based on ecotourism.
Likewise, the survey results obtains in the study of perception, that is the perception of tourists who visit
the National Park Tambora tourist site, obtaining positive results, where the majority of tourists said
they agree and strongly agree on the issue of the development of the National Park as a tourist attraction
featuringa nature-based ecotourism. Tambora National Park is perfect for nature and agro tourism
activities being developed by ecotourism approach. DevelopingNational Park by using ecotorism
approach is based on the type of tourism development on the environmental conservation.

Keywords: Ecotourism Developmen

ABSTRAK
Penelitian dengan judul Prospek Pengembangan Ecotourism di Taman Nasional Gunung Tambora
ini diharapkan dapat menghasilkan informasi potensi pengembangan pariwisata berbasis ecotourism,
upaya pengembangan serta daya dukung dan partisipasi masyarakat dalam pengembangan pariwisata
berbasis ecotourism di Taman Nasional Gunung Tambora. Untuk mencapai tujuan tersebut, penelitian
ini mengunakan metode deskriptif. Dalam penelitian ini populasinya adalah masyarakat Desa Tambora
Kabupaten Dompu dan Desa Oi Bura Kecamatan Tambora Kabupaten Bima yang berada dekat dengan
Taman Nasional Gunung Tambora serta wisatawan berkunjung ke Taman Nasional. Teknik
pengambilan sampel adalah proporsional randomsampling sebanyak 10% dari jumlah populasi
berdasarkan mata pencaharian sebanyak 986 orang, yaitu 98 responden. Total sampel sebanyak 100
orang responden. Sedangkan jumlah sampel wisatawan diambil dengan quota sampling sebanyak 60
responden. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini selain menggunakan metode observasi,
wawancara berstruktur, studi kepustakaan dan kuesioner. Sedangkan teknik analisis data menggunakan
analisis deskriptif dan statistik serta analisis SWOT. Persepsi masyarakat positif terhadap
pengembangan Taman Nasional sebagai objek wisata alam. Sebagian besar masyarakat setuju terhadap
upaya pengembangan taman nasional Tambora berbasis ecotourism. Hasil survey terhadap wisatawan
yang berkunjung ke objek Taman Nasional Tambora, diperoleh hasil positif, di mana wisatawan setuju
terhadap isu pengembangan Taman Nasional sebagai objek wisata alam unggulan yang berbasis
ecotourism. Pengembangan Taman Nasional Tambora lebih tepat dengan kegiatan wisata alam dan agro
yang berwawasan lingkungan.

24
Jurnal Sadar Wisata p-ISSN: 1858-0114
Volume 2, No 1, Januari 2019, Hal 24-39 e-ISSN: Dalam Proses
Kata Kunci: Ecotourism Developmen
PENDAHULUAN Potensi wisata yang dapat
dikembangkan di Taman Nasional Tambora
Permasalahan pengembangan antara lain : wisata alam yaitu berupa wisata
pariwisata di Taman Nasional Gunung pendakian ke kaldera dan jelajah hutan
Tambora kemudian memunculkan pro dan (jungle tracking). Selain itu pada kawasan
kontra di kalangan pemerhati lingkungan Gunung Tambora terdapat beberapa sungai
hidup karena dianggap akan merusak yang airnya mengalir sepanjang tahun
kawasan konservasi. Sementara potensi sehingga sangat potensial untuk
wisata Gunung Tambora yang sangat besar pengembangan wisata tirta seperti jelajah
memunculkan ide untuk merumusakan sungai, canoing, foto hunting serta menjadi
model pengembangan pariwisata yang spot untuk kegiatan bird wacthing.
cocok dengan keberadaan Taman Nasional Kawasan konservasi Gunung Tambora juga
Gunung Tambora sebagai kawasan dapat dikembangkan wisata minat khusus
konservasi. Taman Nasional Gunung seperti paralayang, panjat tebing, offroad,
Tambora merupakan istana marga satwa berkuda, wisata ilmiah dan lain-lain. Kawah
dengan penghuni utama seperti : tipe Gunung Tambora merupakan daya tarik
vegetasi Taman Nasional Gunung Tambora
tersendiri bagi kawasan ini, letusan gunung
bervariasi, pada ketinggian 200 m – 700 m Tambora 2 abad yang lalu pada medio April
di atas permukaan laut tipe vegetasinya 1815 menjadi sejarah yang sangat penting,
adalah hutan musim selalu hijau (dry karena konon abu vulkanik letusan Gunung
evergreen). Pada ketinggian di atas 700 m Tambora sampai di benua Eropa.
di atas permukaan laut tipe vegetasinya Pengembangan Taman Nasional
adalah hutan sekunder yang didominasi sebagai objek wisata didasarkan pada
jenis-jenis semak dan perdu. Pada kondisi yang ada, sehingga dapat
ketinggian di atas 900 m di atas permukaan meminimalkan dampak negatif dan
laut tipe vegetasinya adalah savana dengan mengoptimalkan dampak positif dalam
tegakan Cemara Gunung (Casuarina implementasinya. Pengembangan
junghuniana) dan Edelweis (Anaphalis pariwisata berbasis ecotourism di Taman
javanica), sedangkan pada ketinggian di Nasional Gunung Tambora merupakan
atas 1.200 m di atas permukaan laut kebijakan yang nantinya membawa efek
merupakan vegetasi savana yang ditumbuhi positif, karena menyangkut persoalan
oleh jenis rumput alang-alang (Imperata
Taman Nasional yang melindungi berbagai
cylindrica), rumput gelagah (Cyperus macam flora dan fauna yang
rotundus), Lantana (Lantana camara), menggantungkan hidupnya di Taman
Kirinyuh (Euphatorium sp) dan lain Nasional tersebut.
sebagainya. Dari ketiga macam vegetasi Dengan rona awal (existing
yang ada di TN Gunung Tambora dapat conditions) potensi pariwisata Taman
dijumpai bermacam-macam fauna yang Nasional Gunung Tambora yang prospektif
didominasi oleh jenis-jenis burung baik saat ini, dengan didukung daya dukung
yang dilindungi maupun yang tidak masyarakat yang baik, seni-budaya lokal
dilindungi. Selain itu juga terdapat potensi yang ada, dan peran stakeholders yang
lebah madu yang dimanfaatkan masyarakat mendukung, maka akan memudahkan
sekitar untuk diambil madunya. tercapainya pengembangan ecotourism

25
Jurnal Sadar Wisata p-ISSN: 1858-0114
Volume 2, No 1, Januari 2019, Hal 24-39 e-ISSN: Dalam Proses
tersebut, yaitu akan terwujud tiga pilar sebanyak 986 orang, yaitu 98 responden.
utama pengembangan ecotourism: alam Total sampel sebanyak 100 orang
(flora dan fauna) yang lestari (natural responden. Sedangkan jumlah sampel
conservation); lestari seni-budaya lokal wisatawan sebanyak 60 responden, diambil
(local culture conservation); dan dengan teknik quota sampling. Teknik
peningkatan keberkahan ekonomi lokal pengumpulan data dalam penelitian ini
(improving economic welfare for the menggunakan metode observasi,
locals). Pengembangan pariwisata berbasis wawancara terstruktur, studi kepustakaan
ecotourism di Taman Nasional Gunung dan kuesioner. Sedangkan teknik analisis
Tambora ini akan dapat meningkatkan data menggunakan analisis deskriptif untuk
peran dan partisipasi aktif masyarakat desa, menganalisis kecenderungan persepsi
pemerintahan desa, dan stakeholders masyarakat terkait daya dukung dan
pariwisata lainnya sehingga akan muncul partisipasinya dalam pengembangan
sebuah kesadaran baru akan pentingnya ecotourism di Taman Nasional Gunung
optimalisasi pembangunan wisata yang Tambora, serta analisis SWOT untuk
direncanakan dengan baik (well-planned) menganalisis kondisi eksternal (external
dan berkelanjutan (sustainable) sehingga faktor) dan kondisi internal (internal factor)
akan bermuara pada lahirnya kebijakan Taman Nasional Gunung Tambora dalam
pengembangan yang tepat dengan kondisi pengembangan pariwisata berbasis
Taman Nasional sebagai kawasan ecotourism.
konservasi. Pengembangan pariwisata HASIL DAN PEMBAHASAN
berbasis ecotourism di Taman Nasional Potensi Pengembangan Pariwisata
Gunung Tambora akan mampu Berbasis Ecotourism Di Taman Nasional
menciptakan tata kelola Taman Nasional Tambora
Gunung Tambora yang tetap berpijak pada Potensi wisata merupakan segala
kidah-kaidah konservasi serta mampu sesuatu yang terdapat dan dimiliki oleh
meningkatkan kesejahteraan masyarakat Taman Nasional Tambora yang menunjang
sekitar kawasan dan ‘citra dan merek’ dalam pengembangannya. Potensi yang
(imaging & branding) pariwisata minat dapat diunggulkan dalam pengembangan
khusus (ecotourism) Taman Nasional ini adalah keindahan alam pengunungan,
Gunung Tambora. keindahan Objek Wisata pantai, Atraksi
objek wisata, flora dan fauna, dan aktifitas
METODE PENELITIAN di tempat wisata yang dilakukan oleh
Penelitian ini mengunakan metode wisatawan seperti Camping, berkuda,
deskriptif.Dalam penelitian ini populasinya sepeda gunung, heking, trekking dan
adalah masyarakat Desa Tambora sebagainya.
Kabupaten Dompu dan Desa Oi Bura Perkembangan potensi dan daya
Kecamatan Tambora Kabupaten Bima yang tarik tersebut didukung dengan adanya
berada dekat dengan Taman Nasional fasilitas–fasilitas yang tersedianya yaitu
Gunung Tambora serta wisatawan berupa sarana dan prasarana. Potensi yang
berkunjung ke Taman Nasional. Teknik dimiliki dapat dikelompokkan menjadi dua
pengambilan sampel adalah proporsional yaitu potensi fisik dan potensi nonfisik.
randomsampling sebanyak 10% dari jumlah Masing-masing potensi ini memiliki
populasi berdasarkan mata pencaharian keanekaragaman yang berbeda satu dengan

26
Jurnal Sadar Wisata p-ISSN: 1858-0114
Volume 2, No 1, Januari 2019, Hal 24-39 e-ISSN: Dalam Proses
yang lain, akan tetapi saling menunjang Taman Nasionat Tambora yang tertetak
keberadaan masing-masing. pada salah satu gugusan putau besar yang
Adapun pembahasan mengenai ada di NTB yaitu Pulau Sumbawa dengan
potensi Taman Nasional Tambora akan cakupan yang luas memiliki beberapa tipe
diulas sebagai berikut: ikllm.
Kondisi Fisik Menurut kiasifikasi Schmicht & Ferguson
Zona pemanfaatan Taman Nasional yaitu dengan membandingkan
Tambora secara geografis terletak pada jumlah/frekwensi bulan kering atau bulan
117°53’16,478” BT - 118°12’52,3” BT dan basah selama setahun (Syakur, 2009),
O80648,5671 LS - o8°25’15,517” LS kawasan Taman Nasional Tambora yang
dengan luas 13.258,36 Ha. Panjang trayek masuk dalam kelompok hutan Gunung
batas zona pemanfaatan ml ± 384.359,21 Tambora memiliki cakupan wilayah yang
meter. Sedangkan letak geografis zona sangat luas dengan 3 (tiga) tipe iklim, yaitu:
khusus dibagi ke dalam 2 (dua) desa, yaitu a. Tipe iklim D (sedang), dimana jumah
sebagai beriikut: perbandingan bulan kering dan basah
a. Karyasari berkisar antara 60-100%;
Zona khusus Karyasari secara geografis b. Tipe iklim E (agak kening), dimana
terletak pada 117°52’56,94” BT - jumtah perbandingan butan kering dan
117°55’4,824” BT dan o8°19’59” LS - basah berkisar antara 100-167%; dan
o8°22’36,825” LS dengan luas 994,72 c. Tipe iklim F (kering), dimana jumtah
Ha. Panjang trayek batas zona khusus perbandingan bulan kering dan basah
ml ± 14.363,15 meter. berkisar antara 167-300%
b. So Tompo Tipe iklim tersebut sangat dipengaruhi oteh
Zona khusus So Tompo secara curah hujan dan perbandingan jumlah bulan
geografis terletak path 118°7’lo,33” ST kering dengan jumlah bulan basah selama
- 118°8’3,846” ST dan o8°25’49,362” peniode waktu tertentu. Untuk diketahui
LS - o8°26’17,234” LS dengan luas curah hujan tertinggi tahun 2015 untuk
97,79 Ha. Panjang trayek batas zona kawasan yang masukwilayah Kabupaten
khusus IflI ± 5.355,39 meter. Bima yaitu 273 mm/bulan dan Dompu
Iklim tahun 2015 yaitu 273 mm/bulan.
Secara umum zona pemanfaatan dan Geologi dan Tanah
zona khusus termasuk kedalam ikIim tropis. Tambora merupakan salah satu
Ciri khas dan iklim tropis adalah memiliki gunung api aktif yang terkenal dengan
temperatur berkisar antara 20°- 23°C. etusan dahsyat tahun 1915 lalu.
Selain itu, wilayah beriklim tropis Terbentuknya kaldera dengan diameter 7
cenderung memlilki curah hujan yang Iebih km dan hamparan batu vulkanik menjadi
tinggi dibandingkan dengan wilayah saksi letusan bersejarah tersebut.
berilklim selain tropis. Kondisi curah hujan Berdasarkan hasil analisa peta geologi
suatu wUayah dapat dipengaruhi oleh skalai : 250.000 yang dikeluarkan oleh
keberadaan pegunungan. Daerah Direktorat Geologi Bandung Tahun 1975
pegunungan memitiki curah hujan Iebih diketahui bahwa kawasan hutan Gunung
tinggi daripada daerah dataran rendah Tambora memiliki tormasi geologi yang
dikarenakan suhu di atas gunung tebih sangat dipengaruhi oleh aktivitas
rendah daripada suhu di permukaan taut. vulkanologi Gunung Tambora yang

27
Jurnal Sadar Wisata p-ISSN: 1858-0114
Volume 2, No 1, Januari 2019, Hal 24-39 e-ISSN: Dalam Proses
sebagian besar terdiri dan batuan hasil dipisahkan menjadi 4 (empat) kelompok
gunung api dan sebagian kecil batuan produk vulkanik utama, satu kelompok
gunung api tua. Selanjutnya, kondisi batuan sedimen dan satu kelompok endapan
geologi di zona pemanfaatan dan zona sekunder. Masing-masing kelompok terdiri
khusus Taman Nasional Tambora dapat dan satu atau lebih satuan peta. Secara
dijelaskan berdasarkan i) morfologi, 2) umum keenam kelompok produk tersebut
Stratigrafi, dan 3). Struktur Geologi. dapat dipisahkan menjadi: batuan sedimen
Morfologi tersier, produk vulkanik tua labumbum,
Didasarkan atas perbedaan produk kaldera kawinda Toi, produk
morfografi, morfogenesis dan tambora tua, produksi tambora muda dan
morfokronologi, zona pemanfaatan dan endapan sekunder.
zona khusus Taman Nasional Tambora Struktur Geologi
dapat dipisahkan menjadi: (i) Morfologi Struktur geologi yang berkembang
Vulkanik Tua, terdapat di sekitar Gunung di zona pemnfaatan dan zona khusus Taman
Labumbum, dicirikan dengan tingkat erosi Nasional Tambora dan sekitar, yakni berupa
sedang-kuat, batuan pembentuk berupa lava (1) struktur sesar, (2) kelurusan vulkanik,
dan endapan aliran pirokiastik yang sudah (3) struktur kaldera, dan () struktur kawah.
mengalami pelapukan tingkat lanjut; (2) Struktursesarberjenis sesar normal (sesar
Morfologi Perbukitan Sedimen, terdapat di normal Tambora), ditemukan di sekitar
sebelah utara Gunung Tambora, dicirikan puncak Gunung Tambora, berarah utara
dengan pola aliran sungai relatif paralel timur laut-selatan barat daya,
dengan tingkat erosi sedang-kuat, batuan mempengaruhi kemasifan morfologi
penutup berupa batu gamping; () Morfologi punggungan di bagian selatan-barat daya
Tambora, menempati bagian tengah daerah Gunung Tambora; Sesar Bill, berarah barat-
penelitian, memperlihatkan bentuk kerucut timur, mempengaruhi kemasifan morfologi
terpancung. Pada bagian puncaknya punggungan tenggara kaldera Kawinda Toi;
terdapat kaldera berdiameter 6 x 7 km Kelurusan Vukianik Kadinding Nae -
dengan kedalaman kaldera sekitar 900- Nangamire - Sotonda, termanifestasikan
1.100 meter. Dasar kaldera merupakan oleh adanya pemunculan tiga buah kerucut
daerah datar yang terkadang digenangi air (Kadinding Nae, Nangamire dan Satonda)
dan dibagian selatan tenggaranya terdapat yang berada pada satu ganis lurus berarah
kerucut kecil Doro Api Toi. hampir utaraselatan; Kelurusan Gubu
Morfologi Kerucut Luar (Kerucut Sinder Panda, berarah barat laut-tenggara,
dan Kerucut Lava), tersebar di sekeliling diprediksi erat kaitannya dengan
tubuh Gunung Tambora, umumnya pemunculan kerucut Gubu Panda dan
berdimensi kecil berstruktur kawah bentuk morfologi lereng Tambora bagian
dibagian puncaknya dengan tingkat erosi utara, terutama pada daerah batas dengan
rendah sampal sedang, batuan pembentuk morfologi tua Kawinda Tol; Struktur
lava, endapan jatuhan piroklastik (preatik kaldera (Kaldera Tambora berdiemeter 6 x
dan preatomagmatik). 7 km dan Kaldera Kawinda Tol berarah
Stratigrafi bukaan ke timur laut, berbentuk tapal kuda);
Stratigrafi Kawasan zona Struktur kawah, umumnya terdapat pada
pemanfaatan dan zona khusus Taman kerurut luar berdimensi kecil yang tersebar
Nasional Tambora secara umum dapat hampir di seluruh lereng bawah dan kaki

28
Jurnal Sadar Wisata p-ISSN: 1858-0114
Volume 2, No 1, Januari 2019, Hal 24-39 e-ISSN: Dalam Proses
Gunung Tambora, di antaranya adalah: Tarik Wisata yang ada di zona pemanfaatan,
Kawah Kadinding Nae, Nangamire, yaitu; Savana Doro Ncanga dan Savana
Satonda, Gubu Panda, Doro Peti, Doro Piong, Hutan Alam Pancasila dan Kawinda
MBoha, Doro Ncanga, Doro MBente dan To’i, Air terjun dan Sungai Oi Marai dan
Doro Tabeh/Doro Kembar. atraksi utama Kaldera Tambora. Berikut mi
Kondisi Biologis merupakan jenis wisata yang terdapat pada
Zona pemanfaatan ini merupakan kawasan Taman Nasional Tambora:
perwakilan tipe ekosistem hutan musim, a. Wisata Petualang
hutan hujan dan hutan savana. Jenis Savana Doro Ncanga dan Piong
tumbuhan dominan yang ada pada zona ml, menawarkan wisata minat khusus yang
antara lain: Monggo Merah (Syzigium sifatnya berpetu&ang seperti trail
polyanthum); Monggo Putih (Syzigium adventure off road, dan berkuda. Jenis
sp.); Pato (Buchanania sessifolia); aktivitas seperti ml bertujuan untuk
Pulai/Litak(Alstonia schollaris); Loa mengakomodir wisatawan yang ingin
(Protium javanicum); Huja afi (Diospyros melakukan perjalanan menuju atraksi
maritime); Golkar (Chromolaena odorata); wisata utama kaldera Tambora, namun
Rumput Gunung (Tripogon exiguus, tidak memiliki banyak waktu.
Glagah/Ndolo (cymbopogon nardus); b. Wisata IImiah
Lumut janggut (Usnea sp.); Paku cadas Wisata ilmiah adalah pola perjalanan
(Selligueia feel); Kresek (Dodoaena yang dapat memberikan nilai edukasi
viscosa); Lumut daun (Pyrrhobryum kepada wisatawan yang berkunjung pada
mnioides); Tarideb ur (Plectranth us suatu destinasi. Pola perjalanan seperti
javanicus); Edeiweis jawa (Anapahlis ini dapat ditemui di setiap sudutTaman
javanica); Alang-alang (Imperata Nasional Tambora. Keanekaragaman
cylindrica) dan lain-lain. Zona pemanfaatan hayati yang tinggi memungkinkan untuk
Taman Nasional Tambora merupakan dilakukannya kegiatan bird watching
habitat beberapa jenis satwa liar seperti pada Savana Doro Ncanga dan Savana
Babi (Sus sp.); kelas primata (Kera Piong, Hutan Alam Pancasila, Kawinda
abu/Macaca fascicularis); kelas reptil To’i, Air terjun Oi maral dan Sungai 01
(Biawak biasa/Varanus salvator); Kadal Maral. Aktivitas ini dapat dilakukan
biasa; Kadal pohon; Ular phiton (Phitol sepanjang perjalanan menuju atrakasi
raticulatus) dan beberapa jenis burung, utama kaldera. Selain itu, pengamatan
antara lain: Alap-alap sapi (Falco flora juga dapat dilakukan pada jalur
moluccensis); Gelatik batu (Parus major); pendakian Pancasila dan Kawinda Toi
Kacamata gunung (Zosterops montanus); yang sampai saat ini masih memiliki
Kancilan mas (Pachycephala pectora/is); tutupan hutan yang bagus.
Ceret gunung (Cettia vulcania) dan lain- c. Wisata Tirta
lain. Desa Kawinda Toi memiliki banyak
Potensi Wisata di Zona Pemanfaatan potensi baik itu flora, fauna maupun
Taman Nasional Tambora memiliki Obyek gejala alam, seperti; air terjun. Air terjun
Daya Tarik Wisata yang beragam yang dan Sungai 01 Maral memiliki
tersebar pada jalur pendakian Doro Ncanga, keindahan dan kunikan tersendiri yang
Pancasila, Kawinda To’i, Piong, Desa menjadikannya sebagai salah satu atraksi
Karya Sari dan So Tompo. Obyek data yang berpeluang meningkatkan jumlah

29
Jurnal Sadar Wisata p-ISSN: 1858-0114
Volume 2, No 1, Januari 2019, Hal 24-39 e-ISSN: Dalam Proses
kunjungan wisatawan di Taman dengan jenis dominan yang
Nasional Tambora. Air terjun 01 Maral dibudidayakan yaltu jambu
dapat ditempuh dengan berjalan kami mente(Anacardium occidentale).
selam i menit dengan kondisi jalur trek Wisatawan yang berkunjung ke Taman
yang sudah tertata. Nasional Tambora dapat menjadikan
d. Agrowisata desa ini sebagai objek dengan
Agrowisata merupakan wisata yang atraksiyang ditawarkan berupa wisata
melibatkan penggunaan lahan pertanian agro dan wisata budaya dengan
atau fasilltas terkait yang menjadi daya mengalami pola kehidupan tradisional
tank bagi wisatawan. Di dalam kawasan desa. Wisatawan yang mengunjungi desa
Taman Nasional Tambora terdapat zona mi juga dapat ditawarkan mengikuti
khusus yang terbagi menjadi 2 (dua) aktivitas masyarakat seperti memanen
desa, yaitu; Desa Karya Sari dan Desa So madu dan jenis HHBK ‘ain yang ada di
Tompo. Masyarakat di dua desa ml dalam kawasan.
bermatapencaharian sebagal petani

Secara detal, jenis obyek daya Tarik Wisata dan aktifitas wisata di dalam zona pemanfaatan dan Zona
Khusus dapat dillhat di dalam tabel 2.1 berikut ini:

Tabel 1. Potensi ODTWA Taman Nasional Tambora.


No ODTW Zona Skema Aktivitas Wisata
Menikmati pemandangan alam (kaldera),
Savana Pemanfaata
1 pendakian/tracking, bird watching, berkemah, trail
Dorocanga n
adventure off road (off road, trabas)
Hutan Alam Pemanfaata Menikmati pemandangan alam
2
Pancasila n (kaldera),pendakian/tracking, bird watching, berkemah
Air terjun Oi Pemanfaata Menikmati pemandangan alam, tracking, bird watching,
3
Mara n wisata air
Pemanfaata Menikmati pemandangan alam tracking, bird watching,
4 Sungai Oi Mara
n wisata air, berkemah
Hutan Alam Pemanfaata Menikmati pemandangan alam, pendakian/tracking, bird
5
Kawinda Toi n watching
Menikmati pemandanga n alam
Pemanfaata
6 Savana Piong (kaldera),pendakian/tracking, bird watching, berkemah,
n
trabas, berkuda
Tepi Kaidera Pemanfaata Menikrnati pemandangan alam (kaldera),
7
Tambora n pendakian/tracking, bird watching
Aktivitas dengan masyarakat lokal, pemanenan HHBK,
8 Agrowisata Khusus
pengolahan mente

Kondisi Sosiat Ekonomi Masyarakat di itu, pada zona khusus Karyasari telah
Zona Khusus tersedia janingan llstrik tenaga surya,
Saat ini, zona khusus baik di tempat ibadah (Masjid) dan sekolah.
Karyasani (994,72 Ha) maupun So Tompo Jumlah pemukiman yang sudah
(97, ha) berupa areal pemukiman yang terbangun di Zona Khusus Karyasari
didukung infrastruktur jalan akses yang sebanyak 68 unit dengan jumlah kepala
dapat dilalui kendaraan roda empat. Selain keluarga ± 142 KK. Untuk zona khusus So

30
Jurnal Sadar Wisata p-ISSN: 1858-0114
Volume 2, No 1, Januari 2019, Hal 24-39 e-ISSN: Dalam Proses
Tompo jumlah pemukiman yang terbangun (Tripogon exiguus), Glagah/Ndolo
sebanyak 35 unit dimana 18 unit berada (Cymbopogon nardus), Lumut janggut
dalam kawasan hutan produksi dan hutan (Usnea sp.), Paku cadas (Selligueia teei);
lmndung. Jumlah kepafa keluarga yang Kresek (Dodoaena viscosa), Lumut daun
bemiukim di zona ml + 90 KK. Luas ahan (Pyrrhobryum mnioides), Taridebur
garapan masyarakat yang bermukim pada (Plectranthus javanicus), Edelweis jawa
zona khusus 1 sd 2 Ha dengan jenis tanaman (Anapahlis javanica), Alang-alang
komoditas mente. (Imperata cylindrica), dan lain-lain. Zona
Berdasarakan hasil Kegiatan inventarisasi pemanfaatan TNT juga merupakan habitat
sosial, ekonomi dan budaya masyarakat di bagi beberapa jenis satwa liar, seperti: Babi
zona khusus Taman Nasional Tambora, (Sus sp.), kelas primata (Kera abu/Macaca
menunjukkan masyarakat Desa So Tompo fascicularis), kelas reptil (Biawak
memiliki ketergantungan pada sumber daya biasa/Varanus salvator), Kadal biasa, Kadal
hutan khususnya hasil hutan bukan kayu pohon, Ular phiton (Phitol raticulatus) dan
(HHBK), seperti; madu, sa’bia, dan rotan. beberapa jenis burung, antara lain; Alap-
Selain itu, masyarakat desa juga alap sapi (Falco moluccensis), Gelatik batu
memanfaatkan lahan kwasan hutan untuk (Parus major), Kacamata gunung
ditanami jambu mente dan jagung serta (Zosterops montanus), Kancilan mas
memanfaatkan sumber daya Iainnya, (Pachycephala pectoralis), Ceret gunung
bahkan masyarakat So Tompo juga (Cettia vulcania), dan lain-lain.
mengakul bahwa masih banyak yang Berdasarkan hasil survel lapangan dan
membuka lahan garapan baru di dalam diskusi dengan pihak pengelolaTaman
kawasan hutan TN Tambora untuk ditanami Nasional Tambora ada beberapa lokasi atau
jagung. Ketergantungan masyarakat spot di zona pemanfaatan yangberpotensi
terhadap kawasan hutan mi diakibatkan menjadi obyek daya Tarik Wisata alam
sebagian besar mayarakat belum (ODTWA), diantaranya yatu; i)Savana
mengetahul mengenai status dan fungsi dan Dorocanga, 2) Hutan Alam Pancasila, 3)
Taman Nasional Tambora. Air Terjun Oi Marai, 4) Sungai CiMara, 5)
Analisis Terhadap Potensi Taman Hutan Alam Kawindatoi, 6) Savana Piong,
Nasional Tambora dan 7) Tepi Kaldera Tambora.
Zona pemanfaatan Taman Nasiona) Kunjungan Wisatawan
Tambora (TNT) memiliki luaS 14.563,86 Taman Nasional Tambora saat ini
ha atau 20.38% dan total luas TNT. Ditinjau merupakan salah satu destinasi wisata yang
dan kondisi biofisiknya, zona pemanfataan mulai dikunjungi wisatawan khususnya
TNT ini merupakan perwakilan tipe untuk kegiatan wisata minat khusus seperti
ekosistem hutan musim, hutan hujan, dan wisata pendakian, jelajah hutan dan lain-
savana. Jenis tumbuhan dominan yang lain. Dalam kurun waktu beberapa bulan
terdapat pada zona ini, antara lain; Monggo terakhir sejak ditetapkan sebagal taman
Merah (Syzigium polyanthum), Monggo nasional, kawasan mi dikunjungi + 1.408
Putih (Syzigium sp.), Pato(Buchanania orang wisatawan orang wisman dan 1.314
sessifolia), Pulai/Litak(Alstonia schollaris), orang wisnu) dengan nilai kontribusi ke
Loa (Protium javanicum), Huja afi Negara dalam bentuk Penerimaan Negara
(Diospyros maritime), Golkar Bukan Pajak sebesar Rp.28.785.000,-.
(Chromolaena odorata), Rumput Gunung Adapun trend kunjungan dan jumlah PNBP

31
Jurnal Sadar Wisata p-ISSN: 1858-0114
Volume 2, No 1, Januari 2019, Hal 24-39 e-ISSN: Dalam Proses
Taman Nasional Tambora sejak September 6. Beberapa shelter dan toilet
2015 Sd September 2016 dapat dilihat pada pendaki permanen dan semi
grafik berikut. permanen pada jalurjalur
Jumlah kunjungan dan PNBP sangat pendakian,
dimungkinkan sejalan dengan 7. Pintu gerbang dan gapura
pengembangan dan pemantapan 4 (empat) pada jalur pendakian Piong,
jalur pendakian lainnya, yaitu; Doro Pancasila dan Doroncanga.
Ncanga, Doropeti, Kawinda To’i dan Piong. Berdasarkan kondisi eksisting sarana
Kondisi Sarana dan Prasarana prasarana seperti yang diuraikan di atas,
Kondisi sarana dan prasarana dalam maka dalam 5 (lima) tahun kedepan
rangka mendukung pengembangan beberapa sarana prasarana strategis yang
pariwisata alam di zona pemanfaatan harus difasilitasi pengadaannya berupa:
Taman Nasional Tambora masih sangat Pusat Informasi, Jembatan Canopy Trail,
terbatas. Adapun kondisi terkini terkait Jaringan Air Bersih, Pengelolaan Limbah
sarana dan prasarana penunjang pariwisata dan Sampah, Menara Pandang, Papan
alam yang tersedia, meliputi: Informasi, Pusat Suvenir, Guest House,
1. Gedung perkantoran balal Sanctuary Rusa, Dam/Embung, dan
taman nasional yang Mushola.
berkedudukan di Kota Proyeksi Peluang Pengembangan
Dompu dengan fungsi utama Pariwisata Alam
kegiatan operasional dan Berdasarkan data dan informasi
administrasi. yang tersedia tentang potensi ODTWA di
2. Gedung kantor seksi Balai TNT khususnya di zona pemanfaatan
pengelolaan taman nasional untuk periode saat ini akan diaralikan pada
(SPTN) 1 dan 2 yang 7 (tujuh) lokasi, yaitu; i) Savana Dorocanga,
berkedudukan di Kecamatan 2) Hutan Alam Pancasila, 3) Air Terjun 01
Sanggar Kabupaten Bima Marai, 4) Sungai Oi Mara, 5) Hutan Alam
(SPTN 1) dan di Kecamatan Kawindatol, 6) Savana Piong, dan 7) Tepi
Kempo Kabupaten Dompu Kaldera Tambora, dengan tipologi
(SPTN 2), dengan fungsi pariwisata alam mengerucut pada 4 (empat)
utama sebagai perpanjangan tipologi yaitu: (1) Wisata Petualang, (2)
tangan/perwakilan kantor Wisata Tirta, (3) Wisata Budaya, dan (4)
utama di tingkat Kabupaten. Wisata Olahraga Minat Khusus.
3. Kendaraan operasional Diproyeksikan dalam 5 (ilma) tahun
berupa kendaraan roda 2 dan kedepan tipologi pariwisata ml sudah
roda 4. terbangun dan beroperasionalisasi lengkap
4. Papan interpretasi yang dengan sarana prasarana pendukung
menyebar di beberapa titik kegiatan pariwisata alammnya.
pada jalur-jalur pendakian. Wisata Petualang
5. Penginapan/home stay milik Wisata petualangan erat kaitannya
masyarakat yang saat ini dengan kegiatan perjalanan yang
baru terdapat di sekitar jalur menantang, suatu yang tidak biasa, dan
pendakian Pancasila. mengandung unsur resiko bahaya. Dalam
pariwisata petualangan, wisatawan secara

32
Jurnal Sadar Wisata p-ISSN: 1858-0114
Volume 2, No 1, Januari 2019, Hal 24-39 e-ISSN: Dalam Proses
fisik mengeluarkan dan menguras tenaga tujuan wisata, aktivitas atau atraksi wisata
dan ada unsur tantangan yang dihadapi. yang mungkin akan dapat dikembangkan,
Kegiatan wisata petualangan dapat berupa target atau sasaran konsumen, serta peluang
kegiatan outbond, jembatan antar tajuk pemanfaatan lahan sekitar sebagai
pohon, kabel luncur (flying fox), penunjang kepariwisataan tirta. Jenis
paralayang, balon udara, dan petualangan aktifitas wisata yang memungkinkan dapat
hutan (jungle track). Prinsip dalam kegiatan dilakukan di kawasan tirta, seperti; waduk,
wisata petualangan antara lain: air terjun atau danau antara lain yaitu
1) Wisatawan mencari sesuatu renang, dayung perahu, dan olahraga air.
yang baru, otentik, dan Dalam menentukan jenis-jenis
berkualitas; atraksi wisata tirta yang dapat
2) Motivasi dan keputusan untuk dikembangkan perlu memperhatikan
melakukan perjalanan beberapa hal sebagai dasar pertimbangan
ditentukan oleh minat, kalangan sehingga atraksi yang akan dikembangkan
maupun trend tertentu. memiliki ciri khas tersendiri. Dasar
Wisata petualangan dalam pertimbangan tersebut antara lain, yaitu:
penyediaanya mengandung beberapa unsur a. Karakteristik lokasi objek wisata air
diantaranya reward, enriching, adventure, yaitu berupa lingkungan alamiah dan
dan learning. Reward berkaitan dengan fasilitas wisata yang tersedia yang
unsur penghargaan atas sesuatu obyjek atau berfungsi sebagai sumber daya dalam
kegiatan yang dilakukan oleh wisatawan, mengembangkan objek wisata tersebut.
berupa hasil dan sebuah kompetisi maupun Misalnya suatu lokasi wisata memiliki
tantangan. Enriching adalah unsur potensi berupa potensi alam
pengayaan atau penambahan pengetahuan pegunungan maka atraksi wisata
kepada wisatawan melalui suatu jenis atau olahraga air yang dapat dikembangkan
bentuk kegiatan yang diikuti wisatawan. adalah olahraga gunung, misalnya
Adventure merupakan unsur petualangan mendaki gunung (hiking), panjat tebing
itu sendiri, dan learning merupakan proses (mount climbing), terbang layang, dan
belajar yang diikuti wisatwan terhadap lain sebagainya. Sedangkan lokasi
suatu kegiatan tertentu. wisata dengan potensi alam danau, air
Wisata Tirta terjun, sungai, atau rawa, maka atraksi
Salah satu alternatif pengembangan wisata air yang cocok dikembangkan
atraksi wisata adalah atraksi wisata tirta. adalah atraksi wisata air, misalnya
Atraksi wisata tirta terkait dengan dayung perahu, memancing, renang,
pariwisata alam, karena sumber daya yang dan lain sebagainya.
digunakan sebagai modal atau potensi b. Karakteristik daerah yang lebih luas,
pengembangan atraksi wisata tirta adalah khususnya yang berkaitan dengan
kondisi alam yang berupa kawasan fasilitas pelayanan yang ada di luar
perairan, yang antara lain yaitu air terjun, kawasan wisata, hasil kerajinan
danau dan waduk. Sebelum memutuskan masyarakat, kesenian, upacara
pemanfaatan suatu perairan untuk tradisonal, serta hasil-hasil pertanian,
pengembangan kepariwisataan perlu yang semuanya dapat dijadikan sebagai
dipertimbangkan berbagal faktor, antara daya tank dan penunjang variasi atraksi
lain yaitu peluang kelayakannya sebagai

33
Jurnal Sadar Wisata p-ISSN: 1858-0114
Volume 2, No 1, Januari 2019, Hal 24-39 e-ISSN: Dalam Proses
wisata air yang akan ditawarkan batik berbagai macam olahan makanan
kepada wisatawan. (kuliner) yang sangat terkait pada potensi
c. Karakteristik wisatawan yang daerah dan memberiikan identitas pada
berkunjung juga sangat penting daerah tersebut
dipertimbangkan untuk memilih jenis- Pariwisata budaya merupakan salah
jenis atraksi wisata air yang ingin satu jenis pariwisata yang niemanfaatkan
dikembangkan, karena peran perkembangan potensi hasil budaya
wisatawan berfungsi sebagai pemakal manusia sebagai obyek daya tariknya. Jenis
produk yang ditawarkan. wisata ml dapat memberikan manfaat dalam
Pengembangan lingkungan atau bidang sosial budaya karena dapat
kawasan wisata air memerlukan adanya membantu melestarikan warisan budaya
pertimbangan-pertimbangan khusus sebagai jati diii masyarakat lokal yang
dalam perencanaannya. memiliki kebudayaan tersebut. Dewasa mi,
Pengelompokkan fasilitas merupakan pariwisata budaya berkembang dengan
kesatuan yang kompleks. Pembagian cepat karena adanya trend baru di kalangan
lokasi dalam hal mi diperlukan wisatawan yaltu kecenderungan untuk
khususnya di di area perairan untuk mencari sesuatu yang unik dan autentik dan
menghindari terjadinya konflik suatu kebudayaan. Kebudayaan memiliki 7
penggunaan area untuk aktivitas- (tujuh) unsur universal, yaitu: (i) bahasa, (2)
aktivitas yang berbeda, misalnya antara sistem teknologi, (3) sistem mata
berenang, berperahu atau dengan pencahanian hidup atau ekonomi, (4)
memancing. organisasi sosial, (5) sistem pengetahuan,
Wisata Budaya (6) reilgi, dan (7) kesenian (Alfian,
Menurut Koentjaraningrat (1974) 1985:102).
kebudayaan ada)ah basil pikiran, akal dan Pengembangan paniwisata budaya
budi manusia yang dapat dibagi dalam tiga pada kawasan Taman Nasional Tambora
wujud, yaitu; (i) wujud ideal, sifatnya diharapkan mampu mengangkat adat
abstrak tidak dapat dulihat atau diraba istiadat dan budaya lokal yang kemudian
seperti ide, gagasan, riilai, norma dan dapat berdampak pada peningkatan
tradisi, (2) wujud sistem sosial, mengenai perekonomian masyarakat sekitar. Contoh
kelakuan yang berpola pada din manusia, wisata budaya yang dapat dikembangkan
seperti; aktivitas, berinterkasi dan sebagai atraksi wisata, yaitu; kegiatan
pergaulan, (3) wujud kebudayaan fisik berburu madu hutan alam di wilayah
merupakan keseluruhan total hasil pikiran Kawinda ToT. Pada kegiatan tersebut,
dan aktivitas manusia dalam bentuk wIsatawan dapat menyaksikan kearifan dan
konkret. Demikian halnya kepariwisataan pengetahuan lokal masyarakat dalam
merupakan bagian dan kebudayaan yang mengambil madu di alam liar tanpa
mencakup ketiga wujud kebudayaan merusak habitat lebah penghasil madu
tersebut, seperti: (i) tradisi, kearifan lokal, tersebut.
genius lokal dan beragam suku yang ada di Wisata Olahraga Minat Khusus
Indonesia, (2) beragam struktur kehidupan Berdasarkan UU No. 10 tahun 2009
dan aktivitas masyarakat tradisional tentang Kepariwisataan, disebutkan bahwa
termasuk juga prosesi ritual, (3) beragam wisata minat khusus merupakan usaha
hasil kerajinan dan seni; lukisan, rotan, pemanfaatan sumber daya alam dan potensi

34
Jurnal Sadar Wisata p-ISSN: 1858-0114
Volume 2, No 1, Januari 2019, Hal 24-39 e-ISSN: Dalam Proses
seni budaya bangsa untuk menimbulkan kegiatan, dalam menghadapi
daya tank dan minat khusus sebagai sasaran tantangan, fantasi serta pengalaman-
wisata. Daya Tarik Wisata minat khusus pengalaman eksotik, lebih dan sekadar
dapat dikategonikan dalam kegiatan kegiatan wisata konvensional yang
berburu, mendaki gunung, gua, industri dan cenderung pasif.
kerajinan, tempat perbelanjaan, sungai air b. Perjalanan wisata yang memberi nilai
deras, tempat-tempat ibadah, tempat ziarah manfaat tahan lama, sebagai
dan lain-lain. perwujudan dan motivasi
Wisata minat khusus bertumpu pada pengembangan din, peningkatan rasa
2 (dua) hat pokok, yakni: (1) novelty percaya diri kebanggaan, serta
seeking yaitu motivasi pada pencarian aktualisasi diri melalui bentuk-bentuk
terhadap obyek dan daya Tarik Wisata yang interaksi yang mendalam dengan
unik dan baru, atau pencarian/eksplorasi lingkungan alam dan
terhadap lokasi-lokasi baru lebih budaya/komunitas lokal. Wisatawan
menantang untuk jenis atraksi wisata yang akan semakin selektif dalam memilih
diamati, (2) quality seeking, yaitu motivasi jenis kegiatan yang akan mereka ikuti
pada pencanian terhadap bentuk-bentuk selama melakukan wisata.
obyek dan daya Tarik Wisata yang mampu c. Perhatian pada kelestarian Iingkungan.
memberikan nilai manfaat yang berarti bagi Wisatawan semakin menyadani untuk
wisatawan. Nilai tersebutdapat berupa nilai menempatkan prinsip-prinsip
pengkayaan atau pengembangan din pelestarian dan perhatian terhadap
(enriching), nilai tantangan atau aspek Iingkungan fisik dan sosial pada
petualangan, serta nilai pengetahuan atau lokasi di mana pariwisata tumbuh dan
wawasan barn. Pengalaman yang berkembang, sehingga jenis-jenis
berkualitas (quality experience), dalam hal produk wisata akan ditekankan pada
ini akan diperoleh melalui unsur penghayatan dan kelestarian
partisipatoni atau keterlibatan aktif lingkungan alam dan budaya.
wisatawan baik secara fisik, mental, atau d. Wisatawan tidak lagi mengejar produk
emosional terhadap obyek-obyek atau yang murah untuk tujuan wisata, tetapi
kegitan wisata yang diikuti. Oleh karena itu, berani membayar dengan harga lebih
ketenlibatan aktif wisatawan menjadi untuk nilai kualitas pengalaman yang
elemen kunci dalam pengembangan wisata diperoleh dari kunjungan wisata
minat khusus. Quality experience dalam meneka (value for money).
wisata minat khusus didapat dengan Pengembangan wisata minat khusus
partisipasi aktif. Dengan partisipasi aktif di kawasan Taman Nasional Tambona
wisatawan, seluruh fisik maupun psikis dapat dikembangkan di beberapa lokasi
akan turut merasakan terhadap obyek- antara lain:
obyek atau kegiatan wisata yang diikutinya. a. Jalur pendakian Dorocanga.
Karaktenistik produk yang diminati Kegiatan yang dapat dilakukan yaitu
wisatawan minat khusus dapat dijelaskan pengamatan satwa liar seperti rusa dan
kedalam 4 (empat) aspek sebagai benikut: burung.Pada kawasan mi juga dapat
a. Perjalanan wisata yang memberi nilai dilakukan kegiatan olahraga minat
pengalaman yang diwujudkan melalui khusus seperti kegiatan off road (roda
ketenlibatan aktif dalam suatu dua dan roda empat).

35
Jurnal Sadar Wisata p-ISSN: 1858-0114
Volume 2, No 1, Januari 2019, Hal 24-39 e-ISSN: Dalam Proses
b. Jalur pendakian Kawinda Piong produk pertanian diproses, dalam berbagai
Jalur pendakian Piong merupakan jalur sistem, skala, dan bentuk dengan tujuan
yang diprediksi menghasilkan untuk mempenluas pengetahuan,
wisatawan yang cukup banyak.Hal ini pemahaman, dan pengalaman pengunjung.
dapat disebabkan karena Wisata agroforestri mengandung
pengembangan wisata berkuda hanya pengertian suatu kegiatan perjalanan atau
dilakukan pada jalur pendakian ini. wisata yang dipadukan dengan aspek-aspek
c. Jalur pendakian Pancasila kegiatan pertanian. Jika dilihat dari segi
Pancasila merupakan salah satu Jalur substansinya, kegiatan agrowisata lebih
pendakian yang memiliki tutupan hutan menitik-beratkan pada upaya menampilkan
yang cukup baik.Oleh karena itu, kegiatan pertanian, menonjolkan budaya
pengembangan wisata ilmiah lokal, meningkatkan pendapatan petani,
merupakan salah satu kegiatan yang melestanikan sumberdaya lahan, serta
dapat dikembangkan pada jalur memelihara budaya dan teknologi local
pendakian ini. yang sesuai dengan kondisi lingkungan
Pemanfaatan Wisata Pada Zona Khusus alaminya tanpa mengabaikan segi
Taman Nasional Tambora kenyamanan.
Berdasarkan hasil pengamatan di Pengunjung dapat menikmati
lapangan dan analisa kesesuaian perjalanan atau tour menikmati dan
pengembangan wisata di dalam zona mempelajari bentuk pohon, bentuk buah,
khusus, maka konsep wisata yang tepat kegiatan budidaya yang masih tradisional di
untuk dikembangkan di dalam zona khusus kawasan zona khusus TN Tambora,
Taman Nasional Tambora dan sebagai kegiatan pemanenan sampai menikmati
pendukung perekonomian masyarakat di hasil perkebunan langsung dan kebun.
dalam kawasan adalah wisata agroforestri. Adapun komoditas unggulan masyarakat
Wisata agroforestri adalah rangkaian zona khusus, antara lain; jambu mete dan
aktivitas perjalanan wisata yang madu. Dan aspek wisata peternakan,
memanfaatkan lokasi atau kawasan pengunjung dapat mempelajani
pertanian, mulai dan awal sampai dengan pemeliharaan kuda dan produksi susunya
Tbel. 2. ODTWA pada zona pemanfatan TN Tambora.

No Letak Kondisi dan Potensi


1 Air Terjun Oi Keunikan utama pada lokasi ini adalah air terjun dengansumberdaya alam
Mara 1 yang menonjol berupa unsur bebatuan danair. Kegiatan yang dapat
dilakukan pada lokasi ini antara lainmenikniati keindahan alam, melihat
fauna khususnya burung,dan kegiatan wiscita air. Aspek kebersihan,
kenyamanan, dankeamanan terjaga dengan baik.
2 Sungai Oi Mara Keunikan utama pada lokasi ini adalah sungal dengan sumberdaya alam
yang menonjol berupa unsur bebatuan dan air. Kegiatan yang dapat
dilabukan pada lokasi ini antara lain menikmati keindahan alam, melihat
fauna khususnya burung, dan kegiatan wisata air. Aspek kebersihan,
kenyamanan, dan keamanan terjaga dengan baik.
3 Hutan Alam Keunikan utama pada lokasi ini adalah hamparan hutan alamkering
Pancasila primer dengan dominasi vegetasi bertipologipegunungan. Kegiatan yang
dapat dilakukan pada lokasi ini antara lain menikmati pemandangan clam,
menjelajah, sertapengamatan fauna bhususnya seperti ular dan burung.
Aspekkebersihan, kenyamanan, dan keamanan teijaga dengan baik.

36
Jurnal Sadar Wisata p-ISSN: 1858-0114
Volume 2, No 1, Januari 2019, Hal 24-39 e-ISSN: Dalam Proses
4 Savana Keunikan utama pada lokasi ini adalah savana, sumberdayaalam yang
Doroncanga menonjol berupa unsur Ianskap. Kegiatan yangdapat dilakukan pada
lokasi ini antara lain menikmatikeindahan clam, melihat fauna khususnya
burung, dankegiatan tracking. Aspek kebersihan, kenyamanan,
dankeamanan terjaga dengan baik.
5 Savana Piong Keunikan utama pada lokasi ini adalah savana, sumberdayaalam yang
menonjol berupa unsur Ianskap. Kegiatan yangdapat dilakukan pada
lokasi ini antara lain menikmati keindahan alam, melihat fauna khususnya
burung, dankegiatan tracking. Aspek kebersihan, kenyamanan,
dankeamanan terjaga dengan baik.
6 Tepi Kawah Keunikan utama pada lokasi ini adalah kawah, sumberdaya alam yang
Tambora menonjol berupa unsur lanskap. Regiatan yangdapat dilakukan pada
lokasi ini antara lain menikmati keindahan alam dan kegiatan tracking.
Aspek kebersihan,kenyamanan, dan keamanan terjaga dengan baik.

Berdasarkan basil onalisa terhadap kondisi dan potensi masing-masing lokasi, lingkup
kegiatan wisata yang dapat dilabukan pengunjung dapat dilihat pada Tabel berikut:

Tabel 3.Kegiatan Wisata di TN Tambora.


No Jenis Kegiatan Aktivitas Lokasi
1 Menibmati Menikmati beindahan Air Teun Oi Mara, Sungai Oi Mara,Goa
pemandangan alam Kawinda Toi, SavanaDoroncanga, Savana
Piong, TepiKawah Tambora
2 Berkemah Berkemah Camping ground pada jalur pendakian
Pancasila, Doroncanga, Piong, dan Kawinda
Toi
3 Wisata air Berenang, river tubing Air terjun Oi Mara, sungai Oi Mara
4 Tracking Tracking I puncak Jalur pendakian Pancasila, Doroncanga, Piong,
gunung dan Kaw nda Toi
5 0ff road Menggunakan Jeep Jalur pendakian Doroncanga
6 Berkuda Naik kuda Jalur pendakian Piong
7 Trabas Naik motor trail Jalur pendakian Doroncanga dan Piong

Daya Dukung Masyarakat dan Persepsi masyarakat positif terhadap


Wisatawan Terhadap Pengembangan pengembangan Taman Nasional sebagai
Taman Nasional Tambora Sebagai objek wisata alam. Sebagian besar
Objek Wisata Alam Unggulan yang masyarakat setuju terhadap upaya
berbasis ecotourism pengembangan taman nasional Tambora
berbasis ecotourism. Hasil survey terhadap
Persepsi masyarakat dan wisatawan wisatawan yang berkunjung ke objek Taman
mengenai Pengembangan Taman Nasional
Nasional Tambora, diperoleh hasil positif, di
Gunung Tambora sebagai objek wisata alam mana wisatawan setuju terhadap isu
unggulan yang berbasis ecotourism, pengembangan Taman Nasional sebagai
berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan objek wisata alam unggulan yang berbasis
terhadap 100 orang jumlah responden yang ecotourism. Pengembangan Taman Nasional
diambil dari masyarakat Desa Oi Bura dan Tambora lebih tepat dengan kegiatan wisata
Tambora sedangkan untuk wawancara alam dan agro yang berwawasan
berstruktur dilakukan dengan Kepala Dinas lingkungan.
Pariwisata Seni dan Budaya Bima dan
Dompu dan tokoh-tokoh masyarakat desa.

37
Jurnal Sadar Wisata p-ISSN: 1858-0114
Volume 2, No 1, Januari 2019, Hal 24-39 e-ISSN: Dalam Proses
KESIMPULAN lacernulata);Kacamata wallacea (Zoosterops
Berdasarkan uraian hasil pembahasan wallacea) dan lain-lain. Burung kakatua
daiatas dapat disimpulkan sebagai berikut, kecil jambul kuning (Cacatua sulphurea)
yaitu potensi Taman Nasional Tambora selain merupakan jenis burung dilindungi
memiliki potensi yang sangat besar dengan juga merupakan salah satu dan 25 (dua puluh
pesona gunung Tambora yang mendunia lima) spesies prionitas terancam punch yang
dengan dukungan situs Tamboranya, harus meningkat populasinya sebesar 3%
panorama alam serta panorama alam yang dan baseline data 2008.Penetapan burung
mempesona. Kawasan Taman Nasional kakatua kecil jambul kuning (Cacatua
Tambora merupakan kawasan yang sulphured sebagai salah satu spesies prioritas
memiliki keunikan ekosistem berupa kawah utama karena merupakan jenis satwa
berdiameter cukup besar serta hutan yang dilindungi yang kondisi populasinya
terdiri dari beberapa tipe merupakan habitat sangatkritis (Critically Endangered). Potensi
berbagai jenis satwa liar. Taman Nasional wisata merupakan segala sesuatu yang
Tambora merupakan habitat dari 277 spesies terdapat dan dimiliki oleh Taman Nasional
tumbuhan yang terklasifikasikan menjadi Tambora yang menunjang dalam
103 famili. Vegetasi di Gunung Tambora pengembangannya. Potensi yang dapat
dan empat lokasi pengamatan didapatkan diunggulkan dalam pengembangan ini
103 jenis pohon, 18 jenis epifit, 68 jenis adalah keindahan alam pengunungan,
herba, 39 jenis liana, dan 49 jenis perdu. keindahan Objek Wisata pantai, Atraksi
Saiwa liar tersebut terkiasifikasikan menjadi objek wisata, flora dan fauna, dan aktifitas di
beberapa klas antara lain : klas mamalia tempat wisata yang dilakukan oleh
(Ruse timor/Cervus timorensis; Babi/Sus wisatawan seperti Camping, berkuda,
sp); kias primata (Kera abu/Macaca sepeda gunung, heking, trekking dan
fascicularis); klas reptil (Biawak sebagainya.
biasa/Varanus salvator); Kadal biasa; Kadal Persepsi masyarakat positif terhadap
pohon; Ular phiton/Phitol raticulatus) dan pengembangan Taman Nasional sebagai
klas aves/burung. Jenis burung yang telah objek wisata alam. Sebagian besar
teridentifikasi sebanyak 70 jenis dimana 8 masyarakat setuju terhadap upaya
jenis merupakan burung dilindungi antara pengembangan taman nasional Tambora
lain : Bentet Kelabu (Lanius schach);Elang berbasis ecotourism. Hasil survey terhadap
Map (Accipifer sp); Gosong Kaki Merah wisatawan yang berkunjung ke objek Taman
(Megapodius reinwcirdt); Isap Madu Nasional Tambora, diperoleh hasil positif, di
Australia (Uchmera indisfincta); Isap Madu mana wisatawan setuju terhadap isu
Topi Sisik (Lichmera lombokia); Kakatua pengembangan Taman Nasional sebagai
Kecil Jambul Kuning (Cacatua suiphurea); objek wisata alam unggulan yang berbasis
Koakiau/Cikukua Tanduk (Philemon ecotourism. Pengembangan Taman Nasional
buceroides); Nuri Pipi Merah (Gee froyyus Tambora lebih tepat dengan kegiatan wisata
geofroyyi); dan Elang Bondol (Heliafus alam dan agro yang berwawasan
indvs) serta ditemukan beberapa jenis lingkungan.
burung endemik Nusa Tenggara yaitu
Kipasan flores (Rhipidura dilute); Cabai
Dahi-hitam(Dicaeum igniferum Wailace);
Pergam Punggung hitam (Ductile

38
Jurnal Sadar Wisata p-ISSN: 1858-0114
Volume 2, No 1, Januari 2019, Hal 24-39 e-ISSN: Dalam Proses
DAFTAR PUSTAKA Syamsu. 2010. Prospek Pengembangan
Anom, Putu. 2004. Strategi Perencanaan Kawah Ijen Sebagai Objek Wisata
dan pengembangan Pariwisata. Bali: Alam di Kabupaten . Bima: Penelitian
Universitas Udayana. Dikti Akademi Pariwisata
Muhammadiyah Bima.
Anonim. Undang – Undang RI. No. 9
Tahun 1990. TentangKepariwisataan Tri Sakti. 2013. Jurnal Pariwisata. Jakarta:
LPPM Tri Sakti
Balai Konservasi Sumber Daya Alam NTB.
2003. Buku Informasi Gunung Universitas Mahasaraswati Mataram. 2017.
Tambora. BKSDA Nusa Tenggara Jurnal Ilmiah Ganec Swara, Vol. 11 1
Barat Maret 2017. LPPM Univ. Saraswati
Mataram
Hadinoto, 2011. Sejarah Pariwisata dan
Perkembangannya di Yoeti, Oka, 1997, Perencanaan dan
Indonesia.Ganesa Bandung: Bandung Pengembangan Pariwisata. Pradnya
Paramita: Jakarta
Mokoginta, Ivantia; E. Maryani. 2001.
Perumusan Rencana Strategis
Pengembangan Pariwisata (sebuah
Kerangka Pemikiran. Jakarta: Pusat
Penelitian dan Pengabdian Pada
Masyarakat Sekolah Tinggi
Pariwisata Trisakti

Pendit, Nyoman S., 1990, Ilmu Pariwisata


Sebuah PengantarPerdana. Pradnya
Paramita: Jakarta

Pusat Studi Pariwisata Universitas Gadjah


Mada. 2003. Rencana Induk
Pengembanga Pariwisata Daerah
(RIPPDA) Kabupaten Sumba Barat .
Jogyakarta.

RIPPDA....2013, Kantor Pariwisata, Seni


dan Budaya Kabupaten Bondowoso

Safrin, Acho. 1999. Pengembangan


Pariwisata Berbasis pada
erakyatan.Program Studi Pariwisata
Universitas Udayana Bali.

Setiawan, Agus. 2004. Peranan Partisipasi


Masyarakat Sumber Rejo Dalam
Kegiatan Pariwisata di Objek wisata
Pantai Lakey Dompu Kabupaten
Dompu NTB. Dompu NTB: AKPAR
Muhammadiyah Dompu NTB

39

Das könnte Ihnen auch gefallen