Sie sind auf Seite 1von 117

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU “PH” UMUR 21 TAHUN

PRIMIGRAVIDA DARI KEHAMILAN TRIMESTER III


SAMPAI MASA NIFAS DAN BAYI UMUR 28 HARI

Kasus ini di ambil di Wilayah Kerja


Puskesmas II Denpasar Timur

Oleh:
NI LUH WIDYA ASRI PRATIWI
NIM. P07124013022

KEMENTERIAN KESEHATAN R.I.


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES DENPASAR
JURUSAN KEBIDANAN
DENPASAR
2016
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU “PH” UMUR 21 TAHUN
PRIMIGRAVIDA DARI KEHAMILAN TRIMESTER III
SAMPAI MASA NIFAS DAN BAYI UMUR 28 HARI

Kasus ini di ambil di Wilayah Kerja


Puskesmas II Denpasar Timur

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Poltekkes Denpasar
Jurusan Kebidanan

Oleh:
NI LUH WIDYA ASRI PRATIWI
NIM.P07124013022

KEMENTERIAN KESEHATAN R.I.


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES DENPASAR
JURUSAN KEBIDANAN
DENPASAR
2016

i
ii
iii
MIDWIFERY CARE Of MRS."PH" 21 YEARS OLD PRIMIGRAVID THIRD
TRIMESTER UNTIL POSTPARTUM PERIOD AND BABY AGED 28 DAYS

The Case Taken in the Puskesmas II Denpasar Timur in 2016

ABSTRACT

Pregnancy, childbirth, postpartum is a physiological process. If that


process is not monitored properly, it can turn out to be pathological, thus
increasing maternal mortality and infant mortality rate. Various efforts have been
made by the government to suppress the MMR and IMR which tends to increase
from the previous survey. This report aims to describe the development of the
pregnancy on the mother "PH" aged of 21 years old primigravid from third
trimester until postpartum period and baby age 28 days. The results that has been
done found the development of maternal condition during pregnancy had a little
problem. Fetal well-being is well marked with both fetal heart rate and fetal
movement felt active. The Childbirth happend when the gestational age of 40
weeks 4 days but there are problems that require immediate action with section
caesarean. The process of involution, lochia expenditure, and lactation in the
puerperal normal. Babies born immediately burst into tears and good muscle tone
with birth weight 2800 grams. Achieving optimal weight gain of 3700 grams at 28
days. The conclusion of this final report is the development of the mother’s
pregnancy "PH" and 42 days postpartum physiological runs but not fulfill the
standard condition.

Keyword: midwifery care, pregnancy, childbirth, postpartum, baby aged 28 days.

iv
Asuhan Kebidanan Ibu “PH” Umur 21 Tahun Primigravida Dari Kehamilan
Trimester III Sampai Nifas Dan Bayi Umur 28 hari

Kasus ini diambil di Wilayah Kerja Puskesmas II Denpasar Timur


Tahun 2016

ABSTRAK

Proses kehamilan, persalinan, nifas merupakan proses fisiologis. Jika proses


tersebut tidak dipantau dengan baik, dapat berubah menjadi patologis sehingga
dapat meningkatkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi
(AKB). Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk menekan AKI dan AKB
yang cenderung meningkat dari hasil survey sebelumnya. Penulisan ini bertujuan
mengetahui perkembangan kehamilan pada ibu “PH” umur 21 tahun primigravida
dari kehamilan trimester III sampai masa nifas dan bayi umur 28 hari. Hasil
asuhan yang telah dilakukan ditemukan perkembangan kondisi ibu masa
kehamilan mengalami sedikit masalah. Kesejahteraan janin baik ditandai dengan
denyut jantung janin baik dan gerak janin dirasakan aktif. Persalinan berlangsung
saat umur kehamilan 40 minggu 4 hari namun terdapat masalah yang
membutuhkan tindakan segera dengan tindakan operasi sesar. Proses involusi,
pengeluaran lokia dan proses laktasi pada masa nifas normal. Bayi lahir segera
menangis dan tonus otot baik dengan berat badan lahir 2800 gram. Penambahan
berat badan optimal mencapai 3700 gram pada umur 28 hari. Kesimpulan dari
laporan tugas akhir ini yaitu perkembangan kehamilan ibu “PH” hingga 42 hari
postpartum berjalan fisiologis namun belum memenuhi standar.

Kata kunci: asuhan kebidanan, kehamilan, persalinan, nifas, bayi umur 28 hari

v
RINGKASAN PENULISAN

Asuhan Kebidanan Ibu “PH” Umur 21 Tahun Primigravida Dari Kehamilan


Trimester III Sampai Nifas Dan Bayi Umur 28 Hari
Kasus ini diambil di Wilayah Kerja Puskesmas II Denpasar Timur
Tahun 2016

Oleh: NI LUH WIDYA ASRI PRATIWI (P07124013022)

Kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir merupakan proses normal
dan fisiologis. Jika proses tersebut tidak dipantau dengan baik, kemungkinan
terjadi komplikasi yang dapat membahayakan keselamatan ibu maupun janin yang
dikandungnya dan dapat meningkatkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka
Kematian Bayi (AKB). AKI dan AKB merupakan tolak ukur keberhasilan
kesehatan ibu dan anak di Indonesia.
Penyebab kematian ibu di Indonesia berdasarkan data Kementerian
Kesehatan Indonesia seharusnya dapat diturunkan dengan meningkatkan
pelayanan antenatal berkualitas, peningkatan persalinan ditolong tenaga
kesehatan, pencegahan dan penanganan komplikasi maternal, peningkatan kualitas
fasilitas pelayanan kesehatan dalam pelayanan keluarga berencana, peningkatan
dukungan manajemen program kesehatan ibu dan reproduksi, serta peningkatan
kualitas pelayanan kesehatan reproduksi. Upaya lainnya yaitu dengan
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dengan tersedianya fasilitas
kesehatan. Puskesmas merupakan fasilitas pelayanan kesehatan dasar yang paling
dekat dengan masyarakat. Salah satu puskesmas di area Denpasar adalah
Puskesmas II Denpasar Timur. Upaya yang dilakukan Puskesmas II Denpasar
Timur dalam meningkatkan kesehatan ibu dan bayi salah satunya melalui program
KIA yang menitikberatkan pada penurunaan AKI dan AKB.
Ibu “PH” adalah seorang ibu hamil trimester tiga yang berdomisili di Jalan
Trengguli Gang V, No 6, Desa Penatih wilayah kerja Puskesmas II Denpasar
Timur. Penulisan laporan tugas akhir ini bertujuan untuk mengetahui
perkembangan kehamilan pada ibu “PH” umur 21 tahun primigravida dari
kehamilan trimester III sampai masa nifas dan bayi umur 28 hari.

vi
Berdasarkan hasil penulisan laporan kasus, penulis mengasuh ibu dari
umur kehamilan 36 mingggu 3 hari sampai umur kehamilan 40 minggu 3 hari
selama kehamilan. Perkembangan kondisi ibu pada masa kehamilan mengalami
permasalahan, yaitu mengalami anemia ringan pada kehamilan trimester III.
Keluhan yang dialami ibu dalam batas fisiologis. Kesejahteraan janin baik
ditandai dengan DJJ baik dan gerak janin dirasakan aktif.
Proses persalinan ibu “PH” berlangsung saat umur kehamilan 40 minggu 4
hari, namun terdapat masalah sehingga proses persalinan dilakukan dengan
tindakan sectio caesarea di RSU Dharma Yadnya. Bayi lahir pukul 08.30 WITA,
segera menangis, tangis kuat, gerak aktif, jenis kelamin perempuan dan berat
badan lahir 2800 gram. Meskipun proses persalinan ibu secara SC, pada
perkembangan selanjutnya kondisi ibu dan bayi berlangsung secara fisiologis.
Perkembangan masa nifas ibu dari 2 jam post SC hingga 42 hari post SC
berlangsung normal. Proses involusi dari penurunan TFU dan proses adaptasi
psikologis ibu berlangsung normal, proses pengeluaran lochea dan proses laktasi
berjalan lancar. Perkembangan kondisi bayi dari 0 hingga 28 hari berlangsung
normal. Bayi menyusu secara on demand dan eksklusif. Peningkatan berat badan
sampai akhir neonatal adalah 900 gram. Bayi sudah mendapatkan imunisasi sesuai
dengan jadwal dan tidak melewati batas waktu pemberian imunisasi.
Setelah penulis memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif dari
masa kehamilan, persalinan, nifas dan bayi sampai umur 28 hari pada ibu “PH”,
dapat ditarik kesimpulan bahwa pelayanan yang diberikan belum sesuai dengan
standar. Mengingat tidak semua perkembangan kehamilan, persalinan, nifas dan
bayi baru lahir berjalan fisiologis maka petugas kesehatan khususnya bidan
diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan dengan memberikan asuhan
sesuai standar asuhan kebidanan sehingga dapat mempertahankan proses
fisiologis pada ibu dan bayi serta melakukan deteksi dini dan melakukan tindakan
segera terhadap komplikasi yang mungkin terjadi. Bagi penulis lainnya yang ingin
melanjutkan penulisan laporan kasus ini diharapkan mampu meningkatkan
pemberian asuhan sesuai dengan standar.

vii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

rahmat-Nya laporan tugas akhir yang berjudul “Asuhan Kebidanan Pada Ibu “PH”

Umur 21 Tahun Primigravida Dari Kehamilan Trimester III Sampai Dengan Masa

Nifas Dan Bayi Umur 28 Hari” ini dapat diselesaikan. Laporan tugas akhir ini

disusun untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan pendidikan diploma III

Poltekkes Denpasar Jurusan Kebidanan.

Dalam penyusunan laporan tugas akhir ini, penulis mendapatkan banyak

pengarahan, dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Melalui kesempatan ini

penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah

membantu dan membimbing dalam penyusunan laporan tugas akhir ini, yaitu

yang terhormat kepada:

1. Anak Agung Ngurah Kusumajaya, SP., MPH., selaku Direktur Politeknik

Kesehatan Denpasar.
2. Ni Gusti Kompiang Sriasih, SST., M.Kes, selaku Ketua Jurusan Kebidanan

Politeknik Kesehatan Denpasar.


3. dr. I Made Buda Wisnawa, M.Kes, selaku Kepala Puskesmas II Denpasar

Timur.
4. Ni Wayan Ariyani, SST.,M.Keb, selaku Ketua Program Studi Diploma III

Kebidanan Politeknik Kesehatan Denpasar dan sebagai pembimbing utama

yang telah banyak meluangkan waktu untuk proses bimbingan.


5. Dra. I Gusti Ayu Surati, M.Kes, selaku pembimbing pendamping yang telah

banyak meluangkan waktu untuk proses bimbingan.


6. Ida Ayu Rohini, SST., selaku pemilik BPM yang menjadi tempat periksa

responden.
7. Ibu “PH” dan keluarga, selaku responden yang telah bersedia berpartisipasi.
8. Seluruh staf Politeknik Kesehatan Denpasar Jurusan Kebidanan yang banyak

membantu dalam penyusunan laporan tugas akhir ini.

viii
9. Orang tua, teman-teman dan rekan-rekan lain yang selalu memberikan

dukungan dan semangat.


10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah membantu

dalam penyusunan laporan ini.


Penulis menyadari laporan tugas akhir ini masih jauh dari kesempurnaan.

Oleh karena itu, penulis mengharapkan masukan dari semua pihak berupa kritik

dan saran yang sifatnya membangun untuk penyempurnaan laporan tugas akhir

ini. Harapan penulis semoga laporan tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi

masyarakat luas pada umumnya dan bagi mahasiswi kebidanan pada khususnya.

Denpasar, Juni 2016

Penulis

ix
x
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
LEMBAR PERSETUJUAN............................................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................. iii
ABSTRACT...................................................................................................... iv
ABSTRAK........................................................................................................ v
RINGKASAN PENULISAN............................................................................ vi
KATA PENGANTAR...................................................................................... viii
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT................................................. x
DAFTAR ISI..................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL............................................................................................. xiii
DAFTAR GAMBAR......................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................5
C. Tujuan Penulisan........................................................................................... 6
D. Manfaat Penulisan......................................................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Pustaka........................................................................................... 8
1. Kehamilan Trimester III............................................................................... 8
2. Persalinan...................................................................................................... 15
3. Inersia Uteri.................................................................................................. 20
4. Sectio Caesarea (SC).................................................................................... 22
5. Nifas.............................................................................................................. 26
6. Bayi Baru Lahir............................................................................................. 31
B. Landasan Teori.............................................................................................. 34
C. Kerangka Pikir............................................................................................... 35
BAB III INFORMASI KLIEN/KELUARGA
A. Informasi Klien/Keluarga.............................................................................. 36
B. Rumusan Masalah/Diagnosa Kebidanan...................................................... 40
C. Jadwal Pengumpulan Data/Kegiatan............................................................ 40
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil.............................................................................................................. 41
B. Pembahasan................................................................................................... 84
BAB V PENUTUP
A. Simpulan....................................................................................................... 101
B. Saran............................................................................................................. 102
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 103
LAMPIRAN.

xi
DAFTAR TABEL
Tabel 4. Hasil Pemantauan Kala IV Ibu “PH” di Ruang Pemulihan RSU 66

Dharma Yadnya Tahun 2016..........................................................................

xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1: Kerangka Pikir............................................................................... 35
Gambar 2: Perkembangan Berat Badan......................................................... 51
Gambar 3: Perkembangan Tekanan Darah...................................................... 52
Gambar 4: Perkembangan Nadi, Suhu, dan Respirasi.................................... 52
Gambar 5: Perkembangan Tinggi Fundus Uteri.............................................. 53
Gambar 6: Perkembangan DJJ........................................................................ 54
Gambar 7: Perkembangan Berat Badan Bayi.................................................. 83

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Perkembangan Kesejahteraan Ibu dan Janin Ibu “PH” Pada Kala I

xiii
Fase Laten di BPM “DR” Tahun 2016
Lampiran 2. Partograf
Lampiran 3. Jadwal Kegiatan Pelaksanaan Pembinaan Kasus
Lampiran 4. Naskah Persetujuan Setelah Penjelasan
Lampiran 5. Persetujuan Setelah Penjelasan (Informed Consent)
Lampiran 6. Dokumentasi Pelaksanaan Asuhan
Lampiran 7. Surat Izin Penelitian
Lampiran 8. Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian

xiv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehamilan, persalinan dan nifas merupakan proses normal dan alamiah

yang dialami wanita. Masa kehamilan merupakan masa yang dimulai dari

konsepsi sampai lahirnya janin melalui proses persalinan dan kelahiran

dilanjutkan dengan masa nifas yang dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir

ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Jika ketiga

proses tersebut tidak dipantau dengan baik, kemungkinan terjadi komplikasi yang

membahayakan keselamatan ibu maupun janin yang dikandungnya. Oleh karena

itu digunakan pendekatan risiko yang menyatakan bahwa semua ibu hamil

mempunyai potensi risiko untuk terjadinya komplikasi persalinan dengan dampak

kematian, kesakitan, kecacatan, ketidaknyamanan dan ketidakpuasan (Saifuddin,

dkk., 2010).

Tolak ukur keberhasilan kesehatan ibu dan anak di Indonesia dengan

melihat angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) yang

ditetapkan sebagai salah satu tujuan Milineum Development Goals (MDGs) yang

kini dilanjutkan dengan konsep Sustainable Development Goals (SDGs) yang

menargetkan AKI secara global kurang dari 70 per 100.000 kelahiran hidup dan

target AKB secara global setidaknya hingga 12 per 100.000 kelahiran hidup pada

tahun 2030 (Kementerian Kesehatan [Kemenkes] RI, 2015). AKI dan AKB bukan

saja merupakan indikator kesehatan ibu dan anak, namun juga dapat

menggambarkan kemampuan dan kualitas pelayanan kesehatan, kapasitas

pelayanan kesehatan, kualitas pendidikan dan pengetahuan masyarakat, kualitas

1
kesehatan lingkungan, sosial budaya serta hambatan dalam memperoleh akses

terhadap pelayanan kesehatan (Kemenkes RI, 2014b).

Hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun 2012

menyatakan AKI mengalami kenaikan menjadi 359 per 100.000 kelahiran hidup

dan AKB sebesar 32 per 1000 kelahiran hidup dibandingkan dengan hasil SDKI

tahun 2007 yaitu AKI sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidup dan AKB sebesar

34 per 1000 kelahiran hidup (Kemenkes RI, 2014a). Di Bali, berdasarkan Profil

Kesehatan Provinsi Bali menunjukan bahwa AKI dan AKB dari tahun 2007

sampai tahun 2014 masih fluktuaktif, dimana AKI dan AKB terendah pada tahun

2014 ada di kota Denpasar yaitu AKI sebesar 16,1 per 100.000 KH dan AKB

diperoleh 0,6 per 1000 kelahiran hidup (Dinas Kesehatan [Dinkes] Provinsi Bali,

2014). Hal ini menunjukan status kesehatan ibu dan anak di Indonesia masih jauh

dari harapan, dimana tidak mencapai target MDGs tahun 2015 yaitu AKI sebesar

102 per 100.000 kelahiran hidup dan target AKB menjadi 23 per 1.000 kelahiran

hidup, sedangkan di Bali khususnya di kabupaten Denpasar AKI dan AKB sudah

berada di bawah target MDGs.

Penyebab kematian ibu di Indonesia ada dua yaitu penyebab langsung dan

penyebab tidak langsung. Faktor penyebab langsung terbesar kematian ibu pada

tahun 2013 di Indonesia adalah perdarahan sebanyak 30,3 %. Penyebab langsung

lainnya yaitu hipertensi dalam kehamilan (HDK) 27,1%, infeksi 7,3%, dan 40,8%

lain-lain. Faktor tidak langsung penyebab kematian ibu karena masih banyaknya

kasus 4 Terlalu (terlalu muda, terlalu sering, terlalu pendek jarak kehamilan,

terlalu tua) dan 3 Terlambat (terlambat deteksi dini tanda bahaya, terlambat

mencapai fasilitas dan terlambat mendapatkan pertolongan yang adekuat)

2
(Direktorat Bina Kesehatan Ibu, 2013). Penyebab kematian terbanyak neonatal

adalah asfiksia, bayi berat lahir rendah, dan infeksi (Kemenkes RI, 2014c). Di

Provinsi Bali, permasalahan yang berkaitan dengan kematian ibu masih

didominasi oleh penyebab langsung obstetri dan penyebab tingginya kematian

bayi masih didominasi oleh BBLR dan asfiksia, masih adanya disparitas AKB

antar kabupaten/kota (Dinkes Provinsi Bali, 2014). Selain itu, jumlah tenaga

kesehatan dan fasilitas kesehatan meningkat namun belum diimbangi dengan

kualitas pelayanan juga menjadi penyebab masih tingginya AKI dan AKB

(Kemenkes RI, 2014c).

Upaya meningkatkan kesehatan ibu dan anak yang dilakukan pemerintah

dengan meningkatkan pelayanan antenatal berkualitas, peningkatan persalinan

ditolong tenaga kesehatan, pencegahan dan penanganan komplikasi maternal,

peningkatan kualitas fasilitas pelayanan kesehatan dalam pelayanan keluarga

berencana, peningkatan dukungan manajemen program kesehatan ibu dan

reproduksi, serta peningkatan kualitas pelayanan kesehatan reproduksi (Kemenkes

RI, 2013). Dinas Kesehatan Provinsi Bali telah melakukan berbagai upaya untuk

menekan tingginya angka kematian ibu dan angka kematian bayi di Bali

diantaranya yaitu dilakukannya pelayanan ANC yang berkualitas dan terpadu,

meningkatkan pelaksanaan GSI-B dan P4K, peningkatan SDM Kesehatan melalui

peningkatan keterampilan dan pelatihan, meningkatkan fungsi keluarga dalam

perawatan bayi dan balita melalui kelas ibu balita, meningkatkan pemanfaatan

buku KIA, dan meningkatkan fungsi puskesmas dalam memberikan pelayanan

neonatal esensial (Dinkes Provinsi Bali, 2014).

3
Upaya lain yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan kualitas

pelayanan kesehatan dengan tersedianya fasilitas kesehatan. Puskesmas

merupakan fasilitas pelayanan kesehatan dasar yang paling dekat dengan

masyarakat. Salah satu puskesmas di area Denpasar adalah Puskesmas II Denpasar

Timur. Hasil penelusuran data yang telah dilakukan di Puskesmas II Denpasar

Timur pada tahun 2014 tidak terdapat kematian ibu namun terdapat dua kematian

bayi. Pada tahun 2015 tidak terdapat AKI dan AKB. Hal ini menunjukkan AKI

dan AKB di Puskesmas II Denpasar Timur sudah berada di bawah target MDGs.

Program puskesmas yaitu program KIA yang menitikberatkan pada

penurunaan AKI dan AKB, hal ini pun diterapkan di Puskesmas II Denpasar

Timur. Cakupan pelayanan KIA tahun 2015 di Puskesmas II Denpasar Timur

meliputi cakupan kunjungan ibu hamil (K1) 99,38% dan cakupan kunjungan ibu

hamil (K4) 97,57%. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan (Pn)

99,1%, cakupan kunjungan ibu nifas (Kf3) adalah 97,59% dan cakupan kunjungan

neonatus (KN) lengkap 102,29%. Target Standar Pelayanan Minimal (SPM)

bidang kesehatan pada tahun 2015 yaitu K1 100%, K4 95%, Pn 90%, KF3 90%.

Jika dibandingkan dengan target Rencana strategis (Renstra) Dinas Kesehatan

Provinsi Bali tahun 2014-2019 yaitu K1 100%, K4 95%, Pn 95%, KF3 98% dan

KN lengkap 85% (Dinas Kesehatan Kota Denpasar, 2014), menunjukkan bahwa

cakupan pelayanan K1 dan KF3 di Puskesmas II Denpasar Timur masih belum

memenuhi target sedangkan K4, Pn dan KN lengkap sudah memnuhi target.

Salah satu tenaga puskesmas yang berperan aktif dalam program kesehatan

ibu dan anak adalah bidan. Bidan harus kompeten dalam melaksanakan tugasnya

karena merupakan ujung tombak dalam memberikan asuhan komprehensif

sepanjang siklus kehidupan perempuan sesuai standar asuhan kebidanan dan

4
standar pelayanan kebidanan. KEPMENKES NO 938/MENKES/SK/VIII/2007

tentang standar asuhan kebidanan menyatakan standar asuhan kebidanan adalah

acuan dalam proses pengambilan keputusan dan tindakan yang dilakukan oleh

bidan sesuai dengan wewenang dan ruang lingkup praktiknya. Kewenangan bidan

tercantum dalam PERMENKES NOMOR 1464/MENKES/PER/X/2010 yaitu

bidan berwenang memberikan asuhan pada kasus fisiologis dan kegawatdaruratan

dilanjutkan dengan perujukan.

Berdasarkan uraian di atas, penulis bermaksud mendapatkan pengalaman

memberikan asuhan yang komprehensif dan berkesinambungan sesuai standar

asuhan kebidanan pada ibu “PH” umur 21 tahun primigravida dari kehamilan

trimester III, persalinan, nifas, neonatus, dan bayi sampai umur 28 hari. Hasil

dokumentasi buku KIA dan wawancara, kehamilan ibu adalah fisiologis. Ibu

berdomisili di Jalan Trengguli Gang V No 6 wilayah kerja Puskesmas II Denpasar

Timur, memilih untuk melakukan pemeriksaan kehamilannya di tempat bidan

praktik mandiri (BPM) “DR” karena jarak rumah yang lebih dekat ke BPM.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka

rumusan masalah dalam laporan kasus ini yaitu “Bagaimanakah perkembangan

kehamilan pada ibu “PH” umur 21 tahun primigravida dari kehamilan trimester III

sampai masa nifas dan bayi umur 28 hari?”

5
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Secara umum tujuan laporan kasus ini adalah mengetahui perkembangan

kehamilan pada ibu “PH” umur 21 tahun primigravida trimester III sampai masa

nifas dan bayi umur 28 hari.


2. Tujuan khusus
Adapun tujuan khusus yang ingin dicapai, yaitu

a. Mendiskripsikan kesehatan ibu dan kesejahteraan janin selama trimester III.

Kesehatan ibu ditinjau dari perkembangan berat badan, pemantauan tanda-tanda

vital, kadar haemoglobin, pemeriksaan fisik, dan keluhan yang dialami.

Kesejahteraan janin ibu ditinjau dari perkembangan tinggi fundus uteri, letak

janin, DJJ, dan gerakan janin.

b. Mendeskripsikan proses persalinan mencakup kesehatan ibu, kemajuan

persalinan dan kesejahteraan janin. Kesehatan ibu mencakup tanda-tanda vital,

kebutuhan dasar ibu bersalin. Kemajuan persalinan meliputi pembukaan,

penurunan kepala, kontraksi uterus, lama kala I, lama kala II, lama kala III dan

pemantauan kala IV sampai 2 jam post partum. Kesejahteraan janin meliputi

denyut jantung janin.

c. Mendeskripsikan proses adaptasi neonatus sampai umur 28 hari meliputi

adaptasi fisiologis dan keberhasilan proses IMD.

d. Mendeskripsikan perkembangan trias nifas pada ibu meliputi proses involusi,

laktasi, lokia dan proses adaptasi psikologis ibu sampai 42 hari.

D. Manfaat Penulisan
1. Manfaat teoritis

6
Dapat digunakan sebagai refrensi untuk memperluas wawasan dan

pengetahuan yang berhubungan dengan asuhan kebidanan komprehensif pada ibu

hamil trimester III sampai dengan masa nifas dan bayi umur 28 hari.

2. Manfaat praktis
a. Bagi institusi kesehatan
Dapat menambah wawasan dan informasi dalam memberikan asuhan

kebidanan pada ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi umur 28 hari secara

komprehensif.
b. Bagi petugas kesehatan

Dapat menambah wawasan, informasi dan meningkatkan kemampuan

tenaga kesehatan khususnya bidan dalam memberikan asuhan kebidanan pada ibu

hamil trimester III sampai masa nifas dan bayi umur 28 hari secara komprehensif.

c. Bagi Ibu “PH” dan keluarganya


Dapat menambah wawasan ibu mengenai asuhan pada ibu hamil, bersalin,

nifas dan bayi baru lahir serta diharapkan keluarga dapat memberikan motivasi,

dukungan dan memenuhi peran pendamping bagi Ibu “PH” dan bayinya.

7
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori
1. Kehamilan Trimester III
a. Pengertian

Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari

spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi yang

berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan lunar atau 9 bulan menurut

kalender internasional (Saifuddin, dkk., 2010).

Kehamilan trimester III adalah suatu trimester yang lebih berorientasi pada

realitas untuk orang tua yang menantikan kelahiran anaknya. Kekhawatiran orang

tua berfokus pada kemampuan fisik dan dalam mempersiapkan diri menjadi orang

tua. Ketidaknyamanan fisik dan gerakan janin sering mengganggu istirahat ibu

(Bobak, dkk., 2005).

b. Perubahan Fisiologis Kehamilan Trimester III.


Menurut Bobak, dkk., (2005), beberapa perubahan fisiologis pada

kehamilan trimester III, yaitu:


1) Uterus, pada kehamilan trimester III uterus akan terus membesar dalam rongga

pelvis dan seiring perkembangannya uterus akan menyentuh dinding abdomen,

mendorong usus ke kedua sisi abdomen. Pada saat pertumbuhan uterus akan

berrotasi kearah kanan, dekstrorotasi ini disebabkan oleh adanya rektosigmod

didaerah kiri pelvis.


2) Vagina dan Vulva, selama kehamilan karena pengaruh estrogen, terjadi

peningkatan vaskularisasi sehingga menimbulkan warna ungu kebiruan pada

mukosa vagina dan vulva. Pada bulan terakhir kehamilan, cairan vagina mulai

meningkat dan lebih kental.

8
3) Payudara, pertumbuhan kelenjar mamae selama trimester III membuat ukuran

payudara meningkat secara progesif. Teraba nodul-nodul kasar akibat hipertropi

kelenjar alveoli, hiperpigmentasi pada aerola dan puting susu. Kolostrum yang

berwarna krem atau putih kekuningan dapat dikeluarkan dari puting susu selama

trimester III.
4) Sistem Kardiovaskuler, setelah kehamilan di atas 30 minggu, terdapat

kecenderungan peningkatan tekanan darah. Sama dengan pembuluh darah yang

lain, vena tungkai juga mengalami distensi, karena terjadinya obstruksi aliran

balik vena akibat tingginya tekanan darah vena yang kembali dari uterus dan

akibat tekanan mekanik dari uterus pada vena cava. Curah jantung meningkat dari

30%-50% selama trimester III, kemudian akan menurun sekitar 20% pada minggu

ke-40. Volume plasma darah juga meningkat kira – kira 25 sampai 30%.

Peningkatan volume darah dan curah jantung menimbulkan perubahan hasil

auskultasi yang umum terjadi selama masa hamil. Batas kadar hemoglobin normal

trimester III adalah ≥ 11 gram%.


5) Sistem Pernapasan, kebutuhan oksigen ibu meningkat sebagai respon terhadap

laju metabolik. Semakin tuanya kehamilan dan seiring pembesaran uterus ke

rongga abdomen, pernapasan dada menggantikan pernapasan perut dan penurunan

diagfragma saat inspirasi menjadi sulit, sehingga dapat muncul keluhan sesak.
6) Sistem Urinaria, pada minggu-minggu akhir kehamilan ibu lebih sering

berkemih karena terjadi penekanan pada kandung kemih oleh karena penurunan

janin bagian bawah.


7) Sistem Muskulokeletal, peningkatan distensi abdomen yang membuat panggul

miring ke depan, penurunan otot perut dan peningkatan berat badan pada akhir

kehamilan menyebabkan pergerakan ibu hamil menjadi lebih sulit.


8) Sistem Pencernaan, fungsi saluran cerna selama kehamilan mengalami

perubahan seperti sekresi usus berkurang, nafsu makan meningkat, fungsi hati

9
berubah dan absorpsi nutrien meningkat, serta aktvitas peristaltik (motilitas)

menurun. Akibatnya, bising usus menghilang dan konstipasi, mual, serta muntah

umum terjadi. Aliran darah ke panggul dan tekanan vena meningkat,

menyebabkan hemoroid terbentuk pada akhir kehamilan.


c. Perubahan Psikologis Kehamilan Trimester III.
Kehamilan trimester III sering disebut periode penantian dengan penuh

kewaspadaan dimana ibu mulai menyadari kehadiran bayi sebagai makhluk yang

terpisah sehingga ia tidak sabar menanti kehadiran sang bayi dan menjadi orang

tua. Kadang - kadang ibu merasa takut akan proses persalinannya, mulai timbul

perasaan khawatir apabila bayi tidak lahir tepat waktu dan khawatir bayi akan

dilahirkan dalam keadaan normal atau tidak normal. Pada trimester III ini, ibu

memerlukan dukungan dari suami, keluarga dan bidan (Varney, dkk., 2007).
d. Kebutuhan Dasar Kehamilan Trimester III
1) Kebutuhan Nutrisi
Kebutuhan kalori harian ibu hamil sebesar 2500 kalori. Menurut Angka

Kecukupan Gizi (AKG), seorang ibu hamil trimester III dianjurkan untuk

mengkonsumsi tambahan energi sebesar 300-500 kalori, protein sebesar 17 gram,

kalsium 150 mg, zat besi sebesar 13 mg, zinc 9 mg dan vitamn C 10 mg

(Kemenkes RI, 2012).


Rekomendasi rentang peningkatan berat badan total untuk wanita hamil,

yaitu ringan (BMI < 19,8) peningkatan berat badan 12,5-18 kg, normal (BMI

19,8-26) peningkatan berat badan 11,5-16 kg, tinggi (BMI >26-29) peningkatan

berat badan 7,0-11,5 kg, gemuk (BMI >29,0) peningkatan berat badan < 7 kg

(Bobak, dkk., 2005).


2) Kebersihan tubuh, pakaian dan istirahat
Selama kehamilan kebersihan tubuh harus terjaga. Gunakan gayung pada

saat mandi dan hindari berendam. Pakaian pada ibu hamil yang dianjurkan yaitu

yang longgar, bersih dan tidak ada ikatan yang ketat pada daerah perut, pakaian

10
dalam atas yang dapat menyokong payudara dan bersih, mengganti celana dalam

diganti 2 kali dalam sehari, memakai sepatu dengan tumit tidak terlalu tinggi dan

tidak dianjurkan merokok selama hamil. Beristirahat cukup minimal 8 jam pada

malam hari dan 2 jam di siang hari (Saifuddin, dkk., 2010).


3) Perawatan Payudara
Payudara perlu dipersiapkan sejak sebelum bayi lahir. Basuhan yang

lembut setiap hari pada aerola dan puting susu akan dapat mengurangi retak dan

lecet pada area tersebut. Karena payudara menegang, sensitif dan menjadi lebih

berat, maka sebaiknya gunakan penopang payudara yang sesuai (Saifuddin, dkk.,

2009).
4) Senam Hamil
Manfaat senam hamil bagi ibu hamil, yaitu dapat meningkatkan kebugaran

jasmani, meningkatkan kondisi fisik ibu selama kehamilan, dapat mengurangi

keluhan-keluhan yang timbul selama kehamilan, memperkuat otot untuk

menyangga tubuh dan memperbaiki postur tubuh, membuat tubuh lebih rileks,

mempersiapkan proses persalinan yang lancar dengan melatih dan

mempertahankan kekuatan otot dinding perut, otot dasar panggul serta jaringan

penyangganya (Kemenkes RI, 2012).


5) Pengetahuan tanda dan gejala persalinan
Tujuan diberikannya penyuluhan tentang tanda dan gejala persalinan pada

wanita hamil, yaitu yang pertama untuk mengurangi kecemasan dengan

memberikan informasi terkait dengan kehamilannya dan yang kedua untuk

memberikan kesempatan kepada ibu hamil untuk berperan aktif dalam

merencanakan persalinannya. Gejala menjelang persalinan yaitu kontraksi uterus

yang teratur, ketuban pecah dan keluar lendir campur darah (Bobak, dkk., 2005).
e. Keluhan Umum Kehamilan Trimester III dan Cara Mengatasinya
Keluhan yang sering dialami ibu pada kehamilan trimester III (Kemenkes

RI, 2012), yaitu:

11
1) Kram Kaki, bentuk gangguan berupa kejang pada otot betis atau otot telapak

kaki selama 1-2 menit biasanya terjadi pada malam hari. Cara mengatasinya

dengan meningkatkan konsumsi makanan yang tinggi kandungan kalsium dan

magnesium, melakukan pijatan pada kaki yang kram dan jika kram menyerang

pada malam hari bangkit dari tempat tidur lalu berdiri beberapa saat.
2) Nyeri Pinggang, dirasakan ketika ibu berusaha untuk menyeimbangkan berat

tubuh dan berusaha untuk berdiri dengan tubuh condong ke belakang. Cara

mengatasinya dengan melakukan senam hamil atau berjalan kaki sekitar 1 jam

sehari, ketika berdiri usahakan tubuh dalam posisi normal, tidur sebaiknya dalam

posisi miring ke kiri, tidak berdiri terus menerus dalam waktu yang lama dan pada

saat mengambil sesuatu di lantai usahakan untuk berjongkok perlahan-lahan dan

setelah itu berdiri perlahan-lahan.


3) Pembengkakan di kaki, cara mengatasinya yaitu dengan mengurangi makanan

yang banyak mengandung garam, sering-seringlah mengangkat kaki agar cairan di

kaki mengalir ke bagian atas tubuh, jangan menyilangkan kaki ketika duduk tegak

sebab akan menghambat aliran darah ke kaki dan jika upaya-upaya yang

dilakukan tidak berhasil maka segera periksakan diri ke tenaga kesehatan untuk

pemeriksaan dan pengobatan.


4) Sering Kencing, cara mengatasinya yaitu dengan mengurangi minum pada

malam hari dan memperbanyak minum saat siang hari, membatasi minum bahan

diuretik alamiah seperti kopi, teh dan minuman bersoda, perbanyak minum air

putih.
f. Tanda Bahaya kehamilan Trimester III
Tanda bahaya kehamilan trimester III adalah perdarahan pervaginam,

Preeklampsia (ditandai dengan sakit kepala yang hebat, penglihatan kabur,

tekanan darah sistolik 20-30 mmHg dan diastolik 10-20 mmHg diatas normal,

proteinuria diatas positif 3, edema menyeluruh), nyeri hebat di daerah abdomen,

12
ketuban pecah dini atau sebelum waktunya dan gerakan janin berkurang

(Saifuddin, dkk., 2010).


g. Anemia Dalam Kehamilan
Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin di

bawah 11 gram/dl pada trimester I dan trimester III atau kadar hemoglobin

dibawah 10,5 gram/dl pada trimester II (Saifuddin, dkk., 2009). Penyebab anemia

antara lain kurang gizi (malnutrisi) dan kurang zat besi. Pada masa kehamilan

terjadi perubahan seperti meningkatnya volume plasma darah yang tidak

diimbangi dengan peningkatan hemoglobin dan volume sel darah merah. Hal

inilah yang dapat menimbulkan anemia pada kehamilan trimester III.


Dampak anemia pada kehamilan adalah bayi lahir prematur, bayi lahir

dengan berat badan rendah, kelainan bawaan, dampak pada persalinan yaitu

gangguan his atau kekuatan mengejan, kala II lama sehingga dapat menyebabkan

kelelahan, kala III dapat terjadi retensio plasenta, dan kala IV terjadi perdarahan

postpartum. Dampak pada masa nifas dapat terjadi subinvolusi, infeksi masa

nifas, dan pengeluaran ASI berkurang (Manuaba, dkk., 2007).


Penanganan umum pada anemia yaitu dengan pemberian kalori 300

kalori/hari dan suplemen besi sebanyak 60 mg/hari kiranya cukup untuk

mencegah anemia. Pemberian suplemen besi 60 mg/hari dapat menaikkan kadar

hemoglobin sebanyak 1 gram/dl (Saifuddin, dkk., 2009).


h. Standar Pelayanan Antenatal
Standar pelayanan antenatal menurut IBI (2006) ada enam, yaitu: standar

3: identifikasi ibu hamil, standar 4: pemeriksaan dan pemantauan antenatal,

standar 5: Palpasi abdominal, standar 6: pengelolaan anemia pada kehamilan,

standar 7: pengelolaan hipertensi pada kehamilan dan standar 8: persiapan

persalinan.
Standar pelayanan yang harus diperoleh seorang ibu hamil dengan 10 T

adalah timbang berat badan, ukur tinggi badan, ukur lingkar lengan atas (LILA),

13
ukur tekanan darah, ukur tinggi fundus uteri, tes laboratorium, berikan tablet

tambah darah (90 tablet selama kehamilan), pemberian imunisasi tetanus toksoid

(TT), tatalaksana kasus dan temu wicara/konseling (Kemenkes RI, 2012).


i. Kebijakan Program Kunjungan Kehamilan

Kementerian Kesehatan RI (2014) menyatakan, pelayanan antenatal

dilakukan paling sedikit empat kali selama kehamilan, antara lain minimal satu

kali kunjungan pada trimester I, minimal satu kali kunjungan pada trimester II,

dan minimal dua kali kunjungan pada trimester III.

2. Persalinan
a. Pengertian Persalinan
Persalinan dan kelahiran adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada

kehamilan cukup bulan (37 sampai 42 minggu) lahir spontan atau pervaginam

tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada bayi (Kemenkes RI, 2012 ).
b. Perubahan Fisiologis pada Ibu Bersalin
Varney, dkk., (2007) perubahan fisiologis pada ibu bersalin meliputi:
1) Tekanan darah, meningkat selama kontraksi disertai peningkatan sistolik 10-20

mmHg dan diastolik 5-10 mmHg. Pada waktu-waktu diantara kontraksi tekanan

darah kembali ke tingkat sebelum persalinan.


2) Suhu, sedikit meningkat selama persalinan, tertinggi selama dan setelah

melahirkan. Peningkatan suhu dianggap normal bila tidak lebih dari 0,5 sampai

10C.
3) Denyut Nadi, mengalami perubahan yang mencolok selama kontraksi disertai

peningkatan selama fase peningkatan, penurunan pada titik puncak sampai

frekuensi yang lebih rendah daripada frekuensi diantara kontraksi dan peningkatan

selama penuruan hingga mencapai frekuensi lazim diantara kontraksi.


4) Pernapasan, sedikit peningkatan frekuensi pernapasan masih normal selama

persalinan. Hiperventilasi yang memanjang adalah temuan abnormal dan dapat

menyebabkan alkalosis (rasa kesemutan pada ekstremitas dan perasaan pusing).

14
5) Metabolisme, metabolisme karbohidrat baik aerob maupun anaerob meningkat

dengan kecepatan tetap. Peningkatan aktivitas metabolik terlihat dari peningkatan

suhu tubuh, denyut nadi, curah jantung, cairan yang hilang dan pernapasan.
6) Perubahan pada ginjal, poliuria sering terjadi selama persalinan. Kondisi ini

diakibatkan peningkatan lebih lanjut curah jantung selama persalinan dan

kemungkinan peningkatan laju filtrasi glomerulus dan aliran plasma ginjal.


7) Perubahan pada saluran cerna, motilitas dan absorpsi lambung terhadap

makanan padat jauh berkurang. Apabila kondisi ini diperburuk oleh penurunan

lebih lanjut sekresi asam lambung selama persalinan, maka saluran cerna bekerja

dengan lambat sehingga waktu pengosongan lambung menjadi lebih lama.


c. Perubahan Psikologis Pada Ibu Bersalin
Perubahan psikologis dan prilaku ibu terutama terjadi selama fase laten,

aktif dan transisi yang wanita yang sedang mengalami persalinan sangat

bervariasi. Perubahan psikologis ini tergantung pada persiapan dan bimbingan

yang diterima selama persiapan menghadapi persalinan, dukungan dari suami,

keluarga dan pemberi perawatan serta lingkungan (Varney, dkk., 2007).


d. Tahapan Persalinan
JNPK-KR (2008) menyebutkan ada empat tahapan persalinan, yaitu:
1) Persalinan Kala I
Kala I persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus yang teratur dan

meningkat, hingga serviks mencapai pembukaan lengkap (10 cm).


Kala I persalinan dibagi menjadi dua fase, yaitu:
a) Fase laten, berlangsung selama ± 8 jam yang dimulai dari awal berkontraksi

hingga serviks mencapai pembukaan 3 cm.


b) Fase aktif, berlangsung selama ± 7 jam yang ditandai dengan frekuensi dan

lama kontraksi uterus secara bertahap lebih adekuat. Fase aktif dimulai dari

pembukaan 4 cm hingga pembukaan lengkap (10 cm). Kecepatan rata-rata 1 cm

per jam (primiravida) atau lebih dari 1 cm hinga 2 cm (multipara).


2) Persalinan Kala II
Kala II persalinan dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap (10

cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi. Proses ini biasanya berlangsung dua jam

15
pada primi dan satu jam pada multi. Gejala dan tanda kala II persalinan yaitu ibu

merasa ingin meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi, merasakan adanya

peningkatan tekanan pada rektum dan vagina, perineum menonjol, vulva vagina

dan sfingter ani membuka serta meningkatnya pengeluaran lendir bercampur

darah. Tanda pasti kala dua ditentukan melalui periksa dalam yang hasilnya adalah

pembukaan serviks telah lengkap dan terlihat bagian kepala bayi melalui introitus

vagina.
3) Persalinan Kala III
Kala III persalinan dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan

lahirnya plasenta dan selaput ketuban. Tanda lepasnya plasenta yaitu adanya

perubahan bentuk dan tinggi fundus, tali pusat memanjang dan adanya semburan

darah mendadak dan singkat. Persalinan kala tiga ini berlangsung tidak lebih dari

30 menit. Resiko perdarahan meningkat apabila kala tiga berlangsung lebih dari

30 menit. Pada kala tiga diperlukan manajemen aktif kala III untuk membantu

menghindari terjadinya perdarahan pada saat persalinan. MAK III terdiri dari

pemberian oksitosin dalam 1 jam pertama setelah bayi lahir, melakukan

penegangan tali pusat terkendali dan masase fundus uteri.


4) Persalinan Kala IV
Kala IV persalinan dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir dua jam

setelah itu. Periode ini merupakan saat paling kritis untuk mencegah kematian ibu

terutama kematian yang disebabkan oleh pendarahan. Pemantauan keadaan

umum, tekanan darah, nadi, tinggi fundus, kontraksi uterus, kandung kemih dan

perdarahan dilakukan setiap 15 menit dalam satu jam pertama dan setiap 30 menit

pada satu jam berikutnya dan suhu setiap satu jam.


e. Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan
Ada lima faktor yang mempengaruhi proses persalinan dan kelahiran yang

sering disebut dengan 5 P, yaitu:

16
1) Passenger (penumpang yaitu janin dan plasenta), yaitu cara penumpang atau

janin bergerak di sepanjang jalan lahir merupakan akibat interaksi beberapa faktor

yakni ukuran kepala janin, presentasi, letak, sikap dan posisi janin. Karena

plasenta juga harus melewati jalan lahir, ia juga diangap sebagai penumpang yang

menyertai janin (Bobak, dkk., 2005).


2) Passage (jalan lahir), yaitu panggul ibu meliputi tulang yang padat, dasar

panggul, vagina, introitus (lubang luar vagina) (Bobak, dkk., 2005).


3) Power (tenaga) meliputi:
a) Kekuatan primer yaitu kontraksi involuter ialah frekuensi, waktu antara awal

suatu kontraksi dan awal kontraksi berikutnya, durasi, dan intensitas (kekuatan

kontraksi) (Bobak, dkk., 2005).


b) Kekuatan sekunder yaitu segera setelah bagian bawah janin mencapai panggul,

sifat kontraksi berubah, yakni bersifat mendorong keluar, dan ibu merasa ingin

mengedan. Usaha untuk mendorong ke bawah inilah yang disebut dengan

kekuatan sekunder (Bobak, dkk., 2005).


4) Posisi ibu, ibu dapat mengubah posisi membuat rasa letih hilang, memberi rasa

nyaman, dan menjaga sirkulasi utero-plasenter tetap baik. (JNPK-KR, 2008).


5) Psychologic respon (respon psikologis), pengalaman sebelumnya, kesiapan

emosional terhadap persiapan persalinan, dukungan dari keluarga maupun

lingkungan dapat berpengaruh terhadap psikologis ibu selama proses persalinan

(Bobak, dkk., 2005).


f. Pemenuhan kebutuhan fisik dan psikologis pada ibu
JNPK-KR (2008) memaparkan beberapa kebutuhan dasar ibu bersalin,

yaitu:
1) Dukungan emosional, dukungan dari suami, orang tua dan kerabat yang disukai

ibu sangat diperlukan dalam mengurangi rasa tegang dan membantu kelancaran

proses persalinan dan kelahiran bayi. Penolong persalinan juga dapat memberikan

dukungan dan semangat kepada ibu dan anggota keluarga dengan menjelaskan

tahapan dan kemajuan proses persalinan dan kelahiran bayinya.

17
2) Pemenuhan kebutuhan eleminasi, anjurkan ibu dapat berkemih setiap 2 jam

atau lebih sering jika kandung kemih selalu terasa penuh. Jika diperlukan, bantu

ibu untuk ke kamar mandi. Jika ibu tidak dapat berjalan ke kamar mandi, dapat

dilakukan kateterisasi karena kandung kemih yang penuh dapat menghambat

penurunan bagian terbawah janin.


3) Pemenuhan kebutuhan nutrisi, anjurkan ibu untuk mendapatkan asupan

(makanan ringan dan minum air) selama proses persalinan dan proses kelahiran

bayi. Makanan ringan dan asupan cairan yang cukup selama persalinan akan

memberi lebih banyak energi dan mencegah dehidrasi.


4) Posisi ibu saat meneran, penolong persalinan membantu ibu untuk memperoleh

posisi yang paling nyaman, efektif dan tidak membahayakan ibu maupun bayinya.

Kemudian berikan dukungan pada ibu atas pilihan posisi yang diinginkan.

5) Pencegahan infeksi, menjaga lingkungan tetap bersih merupakan hal penting

dalam mewujudkan persalinan yang bersih dan aman bagi ibu dan bayinya, juga

akan melindungi penolong persalinan dan pendamping dari infeksi.

g. Standar Pelayanan Persalinan


Standar pelayanan persalinan menurut IBI (2006) ada empat, yaitu: standar

9: asuhan persalinan kala I, standar 10: persalinan kala II yang aman, standar 11:

penatalaksanaan aktif persalinan kala III, standar 12: penanganan kala II dengan

gawat janin melalui episiotomi.

3. Inersia Uteri
a. Pengertian
Inersia uteri adalah his yang sifatnya lebih lemah, lebih singkat dan lebih

jarang dibandingkan dengan his normal (Saifuddin, dkk., 2010).


b. Penyebab

Menurut Rustam Mochtar (2005) sebab-sebab inersia uteri, yaitu:

1) Kelainan his sering dijumpai pada primipara


2) Faktor herediter, emosi dan ketakutan

18
3) Salah pimpinan persalinan dan obat-obat penenang
4) Bagian terbawah janin tidak berhubungan rapat dengan segmen bawah rahim,

ini dijumpai pada kesalahan-kesalahan letak janin dan disproporsisevalopelvik


5) Kelainan uterus, misalnya uterus bikornis unikolis
6) Kehamilan postmatur
7) Penderita dengan keadaan umum kurang baik seperti anemia
8) Uterus yang teregang: hidramnion atau kehamilan kembar atau makrosomia
c. Klasifikasi
Saifuddin, dkk., (2010), memaparkan inersia uteri dibagi menjadi dua,

yaitu:
1) Inersia uteri primer, timbul sejak awal kekuatannya sudah lemah dan persalinan

berlangsung lama dan terjadi pada kala I fase laten.


2) Inersia uteri sekunder, timbul setelah berlangsung his kuat untuk waktu yang

lama dan terjadi pada kala I fase aktif. His pernah cukup kuat tetapi kemudian

melemah. Dapat ditegakkan dengan melakukan evaluasi pada pembukaan. Pada

bagian terendah terdapat kaput dan mungkin ketuban telah pecah.


d. Komplikasi Yang Mungkin Terjadi
Inersia uteri dapat menyebabkan persalinan akan berlangsung lama dengan

akibat terhadap ibu dan janin, yaitu infeksi, kehabisan tenaga dan dehidrasi.
e. Penanganan
Menurut Saifuddin, dkk., (2010), penanganan atau penatalaksanaan inersia

uteri, yaitu:
1) Periksa keadaan serviks, presentasi dan posisi janin turunnya bagian terbawah

janin dan keadaan janin.


2) Bila kepala sudah masuk PAP, anjurkan pasien untuk jalan-jalan.
3) Buat rencana untuk menentukan sikap dan tindakan yang akan dikerjakan

misalnya pada letak kepala:


a) Berikan oksitosin drips 5-10 satuan dalam 500 cc dextrose 5%, dimulai dengan

12 tetes permenit, dinaikkan 10-15 menit sampai 40-50 tetes permenit. Tujuan

pemberian oksitosin adalah supaya serviks dapat membuka.


b) Pemberian oksitosin tidak usah terus menerus. Bila tidak memperkuat his

setelah pemberian oksitosin beberapa lama hentikan dulu dan anjurkan ibu untuk

19
istirahat. Pada malam hari berikan obat penenang misalnya valium 10 mg dan

esoknya diulang lagi pemberian oksitosin drips.


c) Bila inersia uteri diserati disproposi sefalopelvik maka sebaiknya dilakukan

seksio sesaria.
d) Bila semula his kuat tetapi kemudian terjadi inersia uteri sekunder, ibu lemah

dan partus telah berlangsung lebih dari 24 jam pada primi dan 18 jam pada multi

tidak ada gunanya memberikan oksitosin drips. Sebaiknya partus segera

diselesaikan sesuai dengan hasil pmeriksaan dan indikasi obstetrik lainnya

(Ekstrasi vakum, forcep dan seksio sesaria).

4. Sectio Caesarea (SC)


a. Pengertian
Sectio Caesarea (SC) adalah suatu tindakan untuk melahirkan bayi dengan

berat 500 gram, melalui sayatan pada dinding uterus yang masih utuh (intact)

(Saifuddin, dkk., 2009).

b. Indikasi
Indikasi dilakukannya tindakan SC adalah disporposi kepala panggul/CPD,

disporposi sefalopelvik, disfungsi uterus, distosia, plasenta previa, kelainan letak,

kegagalan induksi persalinan, janin besar, gawat janin, letak lintang, hamil

kembar/ganda, pernah SC sebelumnya (Saifuddin, dkk., 2009).


Para ahli kandungan menganjurkan SC apabila kelahiran melalui vagina

mungkin membawa resiko pada ibu dan janin. Adapun indikasi untuk SC, yaitu:
1) Indikasi medis, ada tiga faktor penentu dalam proses persalinan yaitu:
a) Power. Dilakukan SC apabila daya mengejan lemah, ibu dengan penyakit

jantung atau penyakit menahun lain yang mempengaruhi tenaga.


b) Passanger. Dilakukan SC bila ada kelainan letak pada janin yaitu letak lintang,

primigravida diatas 35 tahun dengan letak sungsang, anak yang terlalu lama

tertekan pada pintu atas panggul dan janin mengalami fetal distress syndrome

(gawat janin).

20
c) Passage. Dilakukan SC bila kelainan pada jalan lahir seperti panggul sempit,

trauma persalinan serius pada jalan lahir, adanya infeksi pada jalan lahir yang

diduga dapat menular pada anak.


2) Indikasi ibu menurut Debiie, dkk., (2011), yaitu:
a) Usia.
b) Tulang panggul. Cephalopelvic disproportion (CPD) adalah ukuran panggul

ibu yang tidak sesuai dengan ukuran lingkar kepala janin.


c) Riwayat SC sebelumnya.
d) Kehamilan lewat waktu
e) Faktor hambatan jalan lahir. Adanya gangguan pada jalan lahir seperti adanya

tumor atau kelainan pada jalan lahir.


f) Kelainan kontraksi rahim.
g) Ketuban Pecah Dini. Robeknya kantung ketuban sebelum waktunya dapat

menyebabkan bayi harus segera dilahirkan bila air ketuban sedikit atau habis.
c. Persiapan Sebelum Dilakukan Sectio Caesarea (SC)
Menurut Saifuddin, dkk., (2009), adapun persiapan sebelum dilakukan

sectio caesearea (SC), yaitu:


1) Kaji ulang indikasi, periksa kembali presentasi dan pastikan persalinan

pervaginam tidak memungkinkan.


2) Melakukan informed consent kepada suami dan satu orang perwakilan keluarga

dan melengkapi surat persetujuan tindakan medik.


3) Diperiksa ulang apakah sudah lengkap pemeriksaan yang diperlukan seperti

darah rutin, fungsi hati, fungsi ginjal, gula darah (untuk seksio sesaria elektif).

Untuk seksio sesaria emergensi cukup pemeriksaan Hb, Ht, golongan darah.
4) Baju pasien diganti dengan baju khusus untuk dipakai keruang kamar operasi.
5) Pasang infus, Ringer Laktat atau NaCl 0,9%
6) Sebelum masuk ke kamar operasi diganti dengan baju/tutup badan untuk di

kamar operasi.
7) Baringkan pasien pada posisi tidur (Pasang tensimeter/stetoskop precordial).
8) Dipasangkan folley kateter dan kantong penampung urine
9) Persiapan alat-alat/instrumen operasi.
10) Persiapan operator dan asisten memakai pelindung plastik, masker dan

penutup kepala serta mencuci tangan dan selanjutnya memakai jas operasi steril.
d. Komplikasi

21
1) Infeksi puerperal. Komplikasi ini bersifat ringan, seperti kenaikan suhu selama

beberapa hari dalam masa nifas, bersifat berat seperti peritonitis dan sepsis.
2) Perdarahan. Perdarahan banyak bisa timbul pada waktu pembedahan jika

cabang-cabang arteri ikut terbuka atau karena atonia uteri.


3) Komplikasi-komplikasi lain seperti luka kandung kencing, embolisme paru-

paru dan sebagainya sangat jarang terjadi. Suatu komplikasi yang baru kemudian

tampak ialah kurang kuatnya parut pada dinding uterus, sehingga pada kehamilan

berikutnya bisa terjadi ruptura uteri. Kemungkinan peristiwa lebih banyak

ditemukan sesudah seksio sesaria.


e. Perawatan
1) Tanda-tanda vital
Pasien dievaluasi sekurang-kurangnya setiap jam sekali paling sedikit 4

jam dan tekanan darah, nadi, jumlah urine.

2) Terapi cairan dan diet


Karena selama 24 jam pertama penderita puasa pasca operasi aka

pemberian cairan infus harus cukup banyak dan mengandung elektrolit yang

diperlukan agar tidak terjadi hipertermia dan dehidrasi.


3) Mobilisasi
Mobilisasi secara bertahap sangat berguna untuk membantu jalannya

penyembuhan. Penderita miring ke kiri dan ke kanan sudah dapat dimulai sejak 6-

10 jam setelah penderita sadar. Latihan pernapasan dilakukan penderita sambil

tidur terlentang, sedini mungkin setelah sadar.

4) Perawatan luka
Luka insisi diinspeksi setiap hari untuk mengetaui penyembuhan luka.

Secara normal jahitan kulit diangkat pada hari ke empat postpartum. Penderita

sudah dapat mandi tanpa membahayakan luka insisi.

5. Nifas
a. Pengertian

22
Masa nifas adalah masa setelah ari-ari lahir sampai kira-kira 42 hari (6

minggu dimana alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil

(Kemenkes RI, 2012).


b. Perubahan Fisiologis Masa Nifas
Beberapa perubahan yang terjadi pada masa nifas, yaitu:
1) Perubahan Involusi uterus, adalah proses kembalinya uterus ke keadaan

sebelum hamil setelah melahirkan disebut involusi, dimulai segera setelah

plasenta lahir akibat kontraksi-kontraksi otot-otot polos uterus. Pada akhir

persalinan kala tiga, uterus berada di garis tengah yaitu 2 cm di bawah umbilikus,

dalam waktu 12 jam, tinggi fundus mencapai ± 1 cm di atas umbilikus, dalam

beberapa hari kemudian, perubahan involusi berlangsung dengan cepat. Fundus

turun kira-kira 1-2 cm setiap 24 jam. Pada hari ke-6 fundus berada di pertengahan

pusat-simfisis dan uterus tidak teraba pada hari ke-9 pascapartum. Uterus pada

waktu hamil penuh beratnya 11 kali berat sebelum hamil, berinvolusi menjadi

kira-kira 500 gram satu minggu setelah melahirkan, 350 gram dua minggu setelah

lahir dan pada minggu keenam beratnya menjadi 50 sampai 60 gram. Apabila

uterus gagal untuk kembali ke keadaan seperti sebelum hamil disebut sub involusi

(Bobak, dkk., 2005).


2) Lokia adalah ekskresi cairan rahim selama masa nifas. Perubahan lokia terdiri

dari, yaitu: Lokia rubra, muncul pada hari pertama sampai hari ke empat masa

postpartum. Cairan yang keluar berwarna merah karena berisi darah segar,

jaringan sisa-sisa placenta, dinding rahim, lemak bayi, lanugo (rambut bayi) dan

mekonium. Lokia sanguinolenta yaitu cairan yang keluar berwarna merah

kecoklatan dan berlendir. Berlangsung dari hari keempat sampai ketujuh

postpartum. Lokia serosa adalah lokia ini berwarna kuning kecoklatan karena

mengandung serum, leukosit, dan robekan/laserasi placenta. Muncul pada hari

23
ketujuh sampai ke-14 postpartum. Lokia alba yang mengandung leukosit, sel

desidua, sel epitel selaput lendir serviks dan serabut jaringan yang mati,

berlangsung selama 2-6 minggu postpartum (Kemenkes RI, 2014b).


3) Vulva dan Vagina, selama proses melahirkan bayi mengalami penekanan serta

peregangan yang cukup besar dan akan kembali secara bertahap ke ukuran

sebelum hamil, enam sampai delapan minggu setelah bayi lahir.


4) Payudara, penurunan kadar progesteron secara tepat dengan peningkatan

hormone prolaktin terjadi pada payudara setelah melahirkan. Payudara menjadi

besar sebagai tanda mulainya proses laktasi. Produksi ASI terjadi pada hari kedua

atau hari ketiga setelah persalinan (Bobak, dkk., 2005).


5) Sistem Kardiovaskuler, peningkatan kecil tekanan darah sistol maupun distol

dapat timbul dan berlangsung selama sekitar empat hari setelah melahirkan.

Varises akan mengecil dengan cepat setelah bayi lahir. Curah jantung dan denyut

jantung meningkat tinggi selama 30 sampai 60 menit karena darah yang biasanya

melintasi sirkuit uteroplasenta tiba-tiba kembali ke sirkulasi umum. Pada minggu

ketiga dan keempat setelah melahirkan, volume darah biasanya menurun sampai

mencapai volume sebelum hamil.


6) Sistem Perkemihan, dua belas jam setelah melahirkan, ibu mulai membuang

kelebihan cairan yang tertimbun di jaringan selama hamil.


7) Sistem Pencernaan, buang air besar secara spontan bisa tertunda selama dua

sampai tiga hari setelah ibu melahirkan. Keadaan ini bisa disebabkan karena tonus

otot usus menurun selama proses persalinan dan pada awal masa pascapartum,

kurang makan atau dehidrasi.


8) Sistem Muskulokeletal, stabilisasi sendi lengkap terjadi pada minggu ke-6

sampai ke-8 setelah melahirkan. Semua sendi akan kembali ke keadaan normal

sebelum hamil, akan tetapi kaki wanita tidak mengalami perubahan setelah

melahirkan.
c. Adaptasi Masa Nifas

24
Proses adaptasi psikologis yang terjadi pada masa nifas (Kemenkes RI,

2014b), yaitu: Taking in, terjadi 1-2 hari setelah melahirkan. Pada tahap ini ibu

merasa khawatir pada tubuhnya, ibu masih pasif dan memerlukan bantuan dari

orang terdekatnya. Taking hold, terjadi pada hari ke-3 sampai ke-10 setelah

melahirkan. Pada fase ini ibu merasa khawatir akan ketidakmampuan dan rasa

tanggung jawabnya dalam merawat bayi. Letting go: terjadi setelah ibu di rumah

berlangsung 10 hari setelah melahirkan. Pada fase ini, ibu sudah mulai

menyesuaikan diri dengan ketergantungan bayinya.

d. Kebutuhan Dasar Ibu Masa Nifas


1) Nutrisi, menurut Angka Kecukupan Gizi (AKG), seorang ibu menyusui

dianjurkan untuk mengkonsumsi tambahan energi dan protein, yaitu:


a) Menyusui 0-6 bulan= 700 kalori dan 16 gram protein
b) Menyusui 7-12 bulan= 500 kalori dan 12 gram protein (Kemenkes RI, 2012).
2) Istirahat cukup, pada masa nifas banyak ibu yang mengalami perubahan pola

tidur karena bayi masih belum mempunyai pola tidur yang benar. Oleh karena itu

ibu dianjurkan untuk dapat beristirahat cukup dengan cara ibu tidur saat bayi

tertidur (Kemenkes RI, 2012).


3) Menjaga Kebersihan Diri dan Lingkungan, ibu dianjurkan menjaga kebersihan

payudara dengan membersihkan bagian aerola dan puting susu setiap kali

memberikan ASI, menjaga kebersihan alat kelamin dan ganti pembalut setiap

basah, dan lakukan cuci tangan dengan sabun menggunakan air bersih mengalir

sebelum makan, sesudah BAK/BAB, setiap memegang sarana umum serta setiap

mengganti popok (Kemenkes RI, 2012).

4) Eliminasi, pengeluaran air seni akan meningkat 12 jam setelah melahirkan.

Buang air besar akan sulit karena ketakutan rasa sakit, takut jahitan terbuka atau

25
karena adanya hemoroid. Kesulitan ini dapat dibantu dengan mobilisasi dini,

mengkonsumsi makanan berserat, dan cukup minum (Bobak, dkk., 2005).

5) Ambulasi dini, ibu postpartum sudah diperbolehkan bangun dari tempat tidur

dalam 24–48 jam postpartum. Early ambulation tidak diperbolehkan pada ibu

postpartum dengan penyulit, misalnya anemia, penyakit jantung, paru-paru,

demam dan sebagainya (Kemenkes RI, 2014b).


6) Senam kegel, merupakan latihan fisik ringan untuk memperkuat otot dasar

panggul perlu dilakukan dengan latihan peregangan dan relaksasi otot dasar

panggul. Segera lakukan senam kegel pada hari pertama post partum bila

memungkinkan (Kemenkes RI, 2012).


e. Program Pelayanan Masa Nifas
Pelayanan nifas yang diperoleh menurut Kemenkes RI tahun 2012, yaitu:
1) Kunjungan nifas pertama (KF 1), diberikan pada enam jam sampai tiga hari

setelah persalinan. Asuhan yang diberikan berupa pemeriksaan tanda-tanda vital

(tekanan darah, nadi, pernapasan, suhu), pemantauan jumlah darah yang keluar,

pemeriksaan cairan yang keluar dari vagina, pemeriksaan payudara dan anjuran

ASI eksklusif enam bulan, pemberian kapsul vitamin A dua kali (satu kapsul

segera setelah melahirkan dan satu kapsul setelah 24 jam pemberian kapsul vit. A

pertama), minum tablet tambah darah setiap hari, dan pelayanan KB pasca

persalinan.
2) Kunjungan nifas kedua (KF 2) diberikan pada hari ke-4 sampai hari ke-28

setelah persalinan. Pelayanan yang diberikan adalah pemeriksaan tanda-tanda vital

(tekanan darah, nadi, pernapasan, suhu), pemantuan jumlah darah yang keluar,

pemeriksaan cairan yang keluar dari vagina, pemeriksaan payudara dan anjuran

ASI eksklusif enam bulan, minum tablet tambah darah setiap hari, dan pelayanan

KB pasca persalinan.

26
3) Kunjungan nifas lengkap (KF 3), pelayanan yang dilakukan hari ke-29 sampai

hari ke-42 setelah persalinan. Asuhan pelayanan yang diberikan sama dengan

asuhan pada KF2.

f. Standar Pelayanan Masa Nifas

Standar pelayanan nifas ada dua menurut IBI (2006), yaitu standar 14:

penanganan pada dua jam setelah persalinan dan standar 15: pelayanan bagi ibu

dan bayi pada masa nifas.

6. Bayi Baru Lahir


a. Pengertian
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan 37-

40 minggu dengan berat lahir 2500-4000 gram, segera menangis, bergerak aktif

dan tanpa cacat bawaan (Kemenkes RI, 2010).


b. Penilaian Bayi Baru Lahir
Penilaian awal pada bayi baru lahir meliputi bayi cukup bulan, bayi

menangis atau bernafas dan tonus otot bayi baik. Apabila semua dalam keadaan

normal maka segera setelah bayi lahir, lakukan manajemen bayi baru lahir normal

(JNPK-KR, 2008).
c. Adaptasi Fisiologis Pada Bayi Baru Lahir
Proses Adaptasi fisiologis pada bayi baru lahir, yaitu:
1) Sistem kardiovaskuler, nafas pertama yang dilakukan bayi baru lahir membuat

paru-paru berkembang dan menyebabkan beberapa perubahan pada sistem

kardiovaskuler, diantaranya foramen ovale, duktus arteriosus dan duktus venosus

menutup (Bobak, dkk., 2005).


2) Sistem pernapasan, upaya rangsangan nafas pertama pada bayi berfungsi untuk

mengeluarkan cairan (surfaktan) dalam paru-paru untuk pertama kali. Setelah

pernapasan mulai berfungsi, nafas bayi menjadi dangkal dam tidak teratur

27
(bervariasi 30-60 kali per menit) disertai apnea singkat (kurang dari 15 detik).

Bayi baru lahir biasanya bernafas melalui hidung (Bobak, dkk., 2005).
3) Sistem integumen, bayi cukup bulan memiliki kulit kemerahan beberapa jam

setelah lahir, setelah itu warna kulit memucat menjadi warna normal. Tangan dan

kaki terlihat sedikit sianotik yang disebabkan oleh ketidakstabilan vasomotor,

statis kapiler dan kadar hemoglobin yang tinggi. Keadaan ini normal dan bersifat

sementara, bertahan selama 7 sampai 10 hari, terutama bila terpajan udara dingin

(Bobak, dkk., 2005).


4) Sistem gastrointestinal, pada bayi baru lahir cukup bulan relatif matur.

Kemampuan menelam dan mencerna makanan masih terbatas, mengingat

hubungan esofagus bawah dan lambung masih belum sempurna yang dapat

menyebabkan gumoh atau muntah, kapasistas lambung ± 30 cc untuk BBL cukup

bulan (Varney, dkk., 2007).


5) Sistem termogulasi, bayi baru lahir memiliki kecenderungan menjadi cepat

stress karena perubahan suhu lingkungan. BBL dapat kehilangan panas melalui 4

mekanisme yaitu evaporasi, konduksi, konveksi dan radiasi. Salah satu cara untuk

menghasilkan panas yang biasanya dilakukan oleh neonatus adalah dengan

penggunaan lemak coklat (brown fat) yang terdapat pada dan sekitar tulang

belakang bagian atas, klavikula, sternum, ginjal dan pembuluh darah besar

(Varney, dkk., 2007).


d. Tatalaksana Bayi Baru Lahir
Tatalaksana bayi baru lahir (Kemenkes RI, 2010), meliputi:
1) Asuhan bayi baru lahir pada 0 – 6 jam, yaitu asuhan bayi baru lahir normal

dilaksanakan segera setelah lahir, dan diletakkan di dekat ibunya dalam ruangan

yang sama, asuhan bayi baru lahir dengan komplikasi dilaksanakan satu ruangan

dengan ibunya atau di ruangan khusus dan pada proses persalinan, ibu dapat

didampingi suami.

28
2) Asuhan bayi baru lahir pada 6 jam sampai 28 hari, yaitu pemeriksaan neonatus

pada periode ini dapat dilaksanakan di puskesmas/pustu/polindes/poskesdes dan

melalui kunjungan rumah oleh tenaga kesehatan, pemeriksaan neonatus

dilaksanakan didekat ibu, bayi didampingi ibu atau keluarga pada saat diperiksa

atau diberikan pelayanan kesehatan.


e. Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
Segera setalah lahir, bayi diletakkan di dada atau di atas perut ibu selama

paling sedikit satu jam untuk memberikan kesempatan pada bayi untuk mencari

dan menemukan puting ibunya. Manfaat IMD bagi bayi adalah membantu

stabilisasi pernapasan, mengendalikan suhu tubuh bayi, mencegah infeksi

nonsokomial, dapat menurunkan insiden ikterus pada bayi baru lahir, memperkuat

reflek hisap bayi dan membuat bayi lebih tenang. Bagi ibu, IMD dapat

mengoptimalkan pengeluaran oksitosin, prolaktin dan secara psikologis dapat

menguatkan ikatan batin antara ibu dan bayi (Saifuddin, dkk., 2010).
f. Pelayanan Kesehatan Neonatus
Pelayanan Kesehatan Neonatus diberikan sedikitnya tiga kali, selama

periode 0 sampai 28 hari setelah lahir, baik di fasilitas kesehatan maupun melalui

kunjungan rumah (Kemenkes RI, 2012). Adapun pelaksanaannya, yaitu:


1) Kunjungan neonatal ke-1 (KN1), dilakukan 6-48 jam setelah lahir.
2) Kunjungan neonatal ke-2 (KN2), dilakukan hari ke-3 sampai ke-7 setelah lahir.
3) Kunjungan neonatal ke-3 (KN3), dilakukan hari ke-8 sampai ke-28 setelah

lahir.
g. Standar Pelayanan Bayi Baru Lahir
Standar dalam bayi baru lahir menurut IBI (2006) yaitu Standar 13:

Perawatan bayi baru lahir.

B. Landasan Teori

Masa kehamilan, persalinan dan nifas merupakan hal fisiologis yang

dijalani setiap wanita. Pada masa ini terjadi perubahan-perubahan baik secara fisik

29
maupun psikologis. Proses perubahan ini seharusnya berjalan normal namun

terkadang tidak diperhatikan oleh ibu atau bahkan mereka tidak mengetahuinya

sehingga dapat menimbulkan komplikasi yang tidak terdeteksi dengan dampak

kematian, kesakitan, kecacatan, ketidaknyamanan dan ketidakpuasan. Oleh karena

itu, kehamilan, persalinan dan nifas harus ditangani oleh petugas kesehatan yang

berwenang demi kesehatan dan keselamatan ibu dan bayi.

Bidan sebagai salah satu tenaga kesehatan merupakan ujung tombak dalam

memberikan asuhan komprehensif yang difokuskan pada kesehatan ibu dan anak.

Bidan dalam menjalankan tugasnya harus kompeten berdasarkan Permenkes

Nomor 1464/Menkes/Per/X/2010 tentang kewenangan bidan dan harus sesuai

dengan yang tertuang dalam Kepmenkes RI Nomor 938/Menkes/SK/VII/2007,

yang penerapannya sesuai dengan standar pelayanan kebidanan.

Terdapat enam standar asuhan kebidanan dan 24 standar asuhan pelayanan

kebidanan yang digunakan sebagai acuan dalam proses pengambilan keputusan

dan tindakan yang dilakukan oleh bidan sesuai dengan wewenang dan ruang

lingkup praktiknya. Enam standar asuhan kebidanan meliputi pengkajian,

perumusan diagnosa dan atau masalah kebidanan, perencanaan, implementasi,

evaluasi, dan pencatatan asuhan kebidanan. 24 standar asuhan pelayanan

kebidanan meliputi dua standar pelayanan umum, enam standar pelayanan

antenatal, empat standar pertolongan persalinan, dua standar pelayanan nifas, satu

standar pelayanan bayi baru lahir dan sembilan standar penanganan

kegawatdaruratan obstetri-neonatal. Dengan pemberian asuhan kebidanan sesuai

standar, diharapkan masa kehamilan, persalinan, dan masa nifas seorang ibu dapat

30
berjalan secara fisiologis, namun tidak menutup kemungkinan juga terjadi hal

yang bersifat patologis.

7. Kerangka Pikir

Kehamilan
Trimester III

Penerapan
Asuhan Persalinan Fisiologis
asuhan
kebidanansesuai
sesuai
dengan
standar
kewenanganbidan
pelayanan
danstandar asuhan Nifas
kebidanan
kebidanan Patologis
kebidanan

Bayi Baru Lahir

Gambar 1 Kerangka Konsep

31
BAB III

INFORMASI PASIEN DAN KELUARGA

Berdasarkan data dari rekam medik pasien yaitu pada buku Kesehatan Ibu

dan Anak (KIA) ibu “PH” yang dilakukan pada tanggal 5 Februari 2016,

didapatkan data sebagai berikut:

A. Informasi Klien/Keluarga
1. Data Subyetif
a. Identitas Ibu Suami

Nama : “PH” “AP”

Umur : 21 tahun 30 tahun

Suku/Bangsa : Bali/Indonesia Bali/Indonesia

Agama : Hindu Hindu

Pendidikan : SMA S1

Pekerjaan : Pegawai Swasta (Administrasi) Guru

Penghasilan/bulan : Rp 1.800.000,- Rp 2.000.000,-

Alamat rumah : Jalan Trengguli Gang V No 6, Desa Penatih, Denpasar

Timur

No. Tlp : 087863166xxx

b. Riwayat Menstruasi
Umur menarche ibu adalah 16 tahun, siklus haid ibu teratur, jumlah darah

ibu selama satu hari 3 kali mengganti pembalut, lama haid ibu 7 hari, saat haid ibu

tidak mengalami dismenorhea, spoting, menorhagia, premenstrual syndrome. Ibu

mengatakan hari pertama haid terakhirnya 25 Juli 2015, dari HPHT di dapatkan

tafsiran persalinan ibu tanggal 1 Mei 2016. Tafsiran persalinan berdasarkan hasil

pemeriksaan USG yang dilakukan tanggal 21 Januari 2015 yaitu tanggal 6 Mei

2016.

32
c. Riwayat Perkawinan Sekarang
Riwayat perkawinan sekarang adalah kawin secara sah agama dan catatan

sipil. Ini merupakan perkawinan pertama ibu dengan usia perkawinan ibu 1 tahun.
d. Riwayat Kehamilan Persalinan dan Nifas yang lalu
Ini merupakan kehamilan ibu yang pertama.
e. Riwayat Hamil ini
Trimester I, ibu melakukan pemeriksaan kehamilan sebanyak dua kali di

BPM “DR” yaitu saat umur kehamilan 5 minggu 6 hari dan 8 minggu. Pada umur

kehamilan 5 minggu 6 hari ibu datang untuk memeriksakan dirinya karena curiga

hamil dan memiliki keluhan mual, tapi keluhan tersebut tidak sampai

mengganggu aktivitas sehari-hari ibu. Melalui PP test hasilnya positif, ibu

mengetahui dirinya benar hamil. Keluhan mual masih dirasakan ibu pada umur

kehamilan 8 minggu. Suplemen yang didapatkan ibu selama trimester I yaitu asam

folat dan B6. Ibu juga melakukan pemeriksaan laboratorium pada tanggal 4

September 2015 di Puskesmas II Denpasar Timur dan didapatkan hasil HB: 11,8

gram%, PPIA: non reaktif, urine protein: negatif dan golongan darah: A.
Trimester II, ibu melakukan pemeriksaan hamil sebanyak tiga kali di BPM

“DR” dan 1 kali di dokter SpOG. Ibu tidak memiliki keluhan selama trimester II.

Ibu mulai merasakan gerakan janin sejak umur kehamilan 4 bulan. Berdasarkan

hasil USG pada tanggal 10 Desember 2015, diketahui janin ibu tunggal dan

tafsiran persalinan pada tanggal 6 Mei 2015.


Pada trimester III, ibu melakukan pemeriksaan kehamilan satu kali di

BPM “DR” dan satu kali di dokter SpOG. Pemeriksaan terakhir ibu dilakukan

tanggal 23 Februari 2016, hasil pemeriksaan menyatakan kondisi ibu dalam batas

normal, diantaranya tekanan darah: 120/70 mmHg, berat badan: 54 kg, DJJ: 143

x/menit, hasil USG yaitu janin tunggal, DJJ dalam batas normal, insersi plasenta

di fundus uteri, jenis kelamin perempuan dan tidak ada kelainan pada janin.

33
Ibu mengatakan tidak memiliki perilaku yang membahayakan kehamilan

seperti merokok, minum-minuman keras, minum jamu, narkoba, kontak dengan

hewan peliharaan maupun di urut dukun.


f. Riwayat Penyakit yang Pernah Diderita Ibu/Riwayat Operasi

Ibu mengatakan tidak pernah mengalami atau memiliki penyakit seperti

penyakit kardiovaskuler, hipertensi, asma, epilepsi, torch, diabetes mellitus (DM),

tuberculosis (TBC), hepatitis, penyakit menular seksual (PMS).

g. Riwayat Penyakit Keluarga


Ibu mengatakan keluarga (ayah, ibu, adik, paman, bibi) tidak memiliki

riwayat penyakit seperti kanker, asma, hipertensi, DM, penyakit jiwa, kelainan

bawaan, hamil kembar, epilepsi, alergi dan penyakit menular (penyakit hati, TBC,

PMS/HIV/AIDS).
h. Riwayat Ginekologi
Ibu tidak memiliki riwayat penyakit ginekologi seperti infertilitas,

cervisitis kronis, endrometriosis, mioma uteri, polip serviks, kanker kandungan,

operasi kandungan, perkosaan dan lain-lain.


i. Riwayat Kontrasepsi
Ibu belum pernah menggunakan alat kontrasepsi jenis apapun.
j. Data Bio, Psikososial dan Spiritual Ibu
Ibu tidak ada keluhan saat bernafas. Pola makan ibu saat hamil adalah ibu

biasanya makan 3 kali sehari dengan porsi satu piring dengan jenis makanan

bervariasi seperti satu piring nasi, satu mangkuk kecil sayur, satu potong daging

ikan/ayam dan dua potong tahu/tempe. Ibu kadang-kadang mengkonsumsi buah.

Ibu tidak memiliki pantangan dalam hal makanan. Sedangkan porsi minum ibu

adalah ± 8 gelas sehari dengan jenis air mineral dan 1 gelas susu pada malam hari.
Pola eliminasi ibu selama sehari antara lain: buang air besar (BAB) 1 kali

sehari setiap pagi dengan karakteristik agak keras dan warna coklat kehitaman dan

buang air kecil (BAK) 5-6 kali per hari dengan warna kuning jernih. Ibu tidak

memiliki keluhan saat BAB dan BAK. Pola istirahat ibu yaitu ibu tidur malam 8

34
jam per hari dan tidak dapat tidur siang karena ibu sedang bekerja. Kehamilan ini

direncanakan dan diterima oleh ibu dan suami serta mendapat dukungan dari

mertua, orang tua maupun keluarga besar.


Ibu sudah mengetahui tanda bahaya kehamilan melalui buku KIA dan ibu

juga sudah mengetahui pemenuhan nutrisi untuk ibu hamil. Namun, ibu belum

mengetahui senam hamil, ibu belum melengkapi mengenai Program Perencanaan

Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) yaitu perlengkapan ibu, bayi dan

donor darah.
k. Riwayat Hasil Pemeriksaan

Data yang tercantum merupakan hasil pendokumentasian dari buku KIA

dan buku periksa dokter SpOG. Ibu “PH” melakukan pemeriksaan pertama kali di

bidan “DR” tanggal 2 September 2015 dengan hasil pemeriksaan meliputi BB: 47

kg, TB: 163 cm, LILA: 23,5 cm, TD: 110/80 mmHg. Status imunisasi TT ibu

adalah TT 5. Ibu juga melakukan pemeriksaan penunjang di Puskesmas II

Denpasar Timur dengan hasil HB: 11,8 gram%, PPIA: non reaktif, urine protein:

negatif dan golongan darah: A. Pemeriksaan terakhir ibu “PH” dilakukan di bidan

“DR” tanggal 23 Februari 2016 dan tidak ada keluhan. Hasil pemeriksaan yang

didapatkan yaitu BB: 54 kg, TD: 120/70 mmHg, gerakan janin aktif lebih dari 20

kali sehari dan DJJ: 143 x/menit.

B. Rumusan Masalah/Diagnosa Kebidanan


Berdasarkan hasil pemeriksaan terakhir tanggal 23 Februari 2016, dapat

dirumuskan masalah atau diagnosa kebidanan sebagai berikut.


Diagnosa: Ibu “PH” umur 21 tahun G1P0000 UK 30 minggu 3 hari T/H

Intrauterine.
Masalah:
1. Ibu belum mengetahui mengenai manfaat dan cara melakukan senam hamil

35
2. Ibu belum melengkapi mengenai Program Perencanaan Persalinan dan

Pencegahan Komplikasi (P4K) yaitu donor perlengkapan ibu, bayi dan darah.

C. Jadwal Pengumpulan Data/Kegiatan


Dalam pelaksaan asuhan kebidanan pada kasus ini, penulis merencanakan

beberapa kegiatan yang akan dimulai dari Bulan Februari 2016 sampai Bulan Juli

2016. Jadwal kegiatan dan rencana kegiatan pembinaan kasus terlampir.

36
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
Ibu “PH” umur 21 tahun primigravida merupakan responden dalam

laporan tugas akhir ini yang berdomisili di Jalan Trengguli Gang V No 6, Desa

Penatih, wilayah kerja Puskesmas II Denpasar Timur. Asuhan kebidanan diberikan

pada ibu “PH” umur 21 tahun primigravida hamil fisiologis trimester III dari umur

kehamilan 36 mingggu 3 hari sampai 42 hari masa nifas.


Pemeriksaan kehamilan dilakukan secara rutin dari kehamilan trimester I

sampai dengan kehamilan trimester III di BPM “DR” sebanyak sebelas kali

dengan rincian dua kali pada trimester pertama, tiga kali pada trimester kedua dan

enam kali pada trimester ketiga. Pemeriksaan penunjang yang sudah dilakukan

sebelumnya yaitu pemeriksaan ultrasonografi (USG) sebanyak empat kali dengan

hasil baik yaitu janin tunggal, janin presentasi kepala, air ketuban cukup dan

implantasi plasenta di fundus dan pemeriksaan laboratorium sebanyak satu kali

dengan hasil tes PPIA: non reaktif, hemoglobin (HB): 11,8 g/dl, golongan darah:

A, protein urin: negatif dan reduksi urin: negatif. Persalinan ibu “PH” berlangsung

pada umur kehamilan 40 minggu 4 hari dengan Sectio Caesarea (SC), bayi lahir

segera menangis, tangis kuat, gerak aktif, kulit kemerahan, berat badan 2800 gram

dan jenis kelamin perempuan. Selama masa nifas proses involusi uterus,

pengeluaran lokia, proses laktasi dan adaptasi berlangsung fisiologis. Masa

neonatus berlangsung fisiologis. Perkembangan kehamilan, persalinan, nifas dan

bayi sampai umur 28 hari digambarkan sebagai berikut.


1. Asuhan Kebidanan Pada Ibu “PH” Umur 21 Tahun Primigravida dan

Janin Pada Masa Kehamilan Trimester III

37
Perkembangan kehamilan trimester III pada ibu “PH” dilihat setiap ibu

melakukan kunjungan antenatal ke BPM “DR”. Selama penulis memberikan

asuhan, ibu melakukan kunjungan antenatal sebanyak empat kali dari umur

kehamilan 36 minggu 3 hari sampai umur kehamilan 40 minggu 3 hari. Selama

kehamilan, ibu belum mengetahui manfaat dan cara melakukan senam hamil.

Berikut diuraikan asuhan kebidanan yang diberikan penulis pada ibu selama

kehamilan trimester III hingga menjelang persalinan.


a. Kunjungan ANC Pertama
Kunjungan ANC pertama dilaksanakan pada tanggal 5 April 2016 pukul

18.30 WITA. Penulis mendampingi ibu periksa kehamilan di BPM “DR”.


1) Data Subjektif
Ibu bersama suami datang ke BPM “DR” untuk melakukan pemeriksaan

kehamilan rutin dan tidak ada keluhan. Sudah merasakan gerakan janin sejak 5

bulan yang lalu, sudah bisa menghitung gerakan janin dilakukan secara rutin dan

gerakan dirasakan aktif lebih dari 20 kali dalam 24 jam.


Pada data biopsikososial tidak ada keluhan dalam bernafas. Pola makan

tiga kali sehari porsi satu piring dengan jenis nasi, lauk, sayur, daging, terkadang

makan buah dan tidak memiliki pantangan terhadap makanan. Porsi minum ibu

adalah ± 8 gelas sehari dengan jenis air mineral dan 1 gelas susu pada malam hari.

Pola eliminasi ibu: BAB 1 kali sehari setiap pagi dengan karakteristik agak keras

dan warna coklat kehitaman, BAK 5-6 kali per hari dengan warna kuning jernih

dan tidak memiliki keluhan saat BAB dan BAK. Ibu tidur malam 8 jam per hari

dan tidak dapat tidur siang karena ibu sedang bekerja. Kehamilan ini direncanakan

dan diterima oleh ibu dan suami serta mendapat dukungan dari mertua, orang tua

maupun keluarga besar.


Ibu mengatakan belum mengetahui manfaat senam hamil dan cara

melakukannya, belum mengetahui tanda-tanda persalinan, belum melengkapi

38
perlengkapan ibu, perlengkapan bayi dan calon donor darah serta belum

melakukan pemeriksaan laboratorium pada kehamilan trimester III.


2) Data Objektif
Hasil pemeriksaan menunjukkan keadaan umum baik, kesadaran compos

mentis, tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 80 x/menit, suhu 36,60C, respirasi 20

x/menit. Berat badan (BB) 56 kg. Hasil pemeriksaan fisik: kepala bersih dan tidak

ada benjolan, muka bersih, tidak pucat, tidak ada oedema dan tidak ada kloasma.

Mata simetris, konjungtiva merah muda, sklera putih, tidak ada pengeluaran

sekret. Hidung bersih dan tidak ada pengeluaran sekret. Telinga bersih dan tidak

ada pengeluaran sekret. Mukosa mulut lembab, lidah bersih, tidak ada karies gigi

dan tidak ada gigi berlubang. Leher tidak ada pembesaran kelenjar tiroid,

pembengkakan kelenjar limfe dan tidak ada pelebaran vena jugularis. Mamae

simetris, puting susu menonjol dan bersih, areola hiperpigmentasi, tidak ada

massa dan pengeluaran kolostrum.


Pemeriksaan abdomen, inspeksi abdomen membesar dengan arah

memanjang dan tidak ada bekas luka operasi, hasil pengukuran tinggi fundus uteri

(TFU) menggunakan pita ukur yaitu 29 cm dan tafsiran berat badan janin yaitu

2790 gram. Hasil pemeriksaan palpasi abdomen dengan teknik Leopold yaitu TFU

3 jari di bawah prosesus xifoideus, pada bagian fundus teraba satu bagian bulat,

lunak dan tidak melenting (bokong). Pada bagian kanan perut ibu teraba satu

bagian keras, datar, memanjang dan ada tahanan (punggung). Pada bagian kiri

perut ibu teraba bagian kecil janin. Pada bagian bawah perut ibu teraba bagian

bulat, keras, melenting dan tidak dapat digoyangkan. Posisi tangan pemeriksa

sejajar, sebagian kecil bagian terendah janin sudah masuk pintu atas panggul

(PAP). Auskultasi DJJ 138 x/menit kuat dan teratur. Ektremitas, tungkai simetris,

tidak ada oedema, tidak ada varises.

39
3) Analisa
Ibu “PH” umur 21 tahun G1P0000 UK 36 minggu 3 hari preskep U puka

T/H intrauterine, dengan masalah:


a) Ibu belum mengetahui manfaat dan cara melakukan senam hamil.
b) Ibu belum mengetahui mengenai tanda-tanda persalinan
c) Ibu belum melengkapi perlengkapan ibu, bayi dan calon donor darah.
d) Ibu belum melakukan pemeriksaan laboratorium pada kehamilan trimester III.
4) Penatalaksanaan:
a) Menginformasikan hasil pemeriksaan kepada ibu dan suami, ibu dan suami

memahami hasil pemeriksaan.


b) Memberikan komunikasi informasi edukasi (KIE) kepada ibu dan suami

mengenai:
(1) Manfaat dan cara melakukan senam hamil, ibu memahami dan bersedia

melakukan senam hamil di rumah.


(2) Tanda-tanda persalinan, ibu dan suami memahami dan bersedia datang ke

fasilitas kesehatan bila mengalami tanda-tanda persalinan.


(3) Persiapan perlengkapan ibu, bayi dan calon donor darah, ibu dan suami

memahami dan bersedia menyiapkannya.


c) Mengingatkan ibu tanda bahaya kehamilan trimester III, pemenuhan kebutuhan

nutrisi dan istirahat selama hamil, ibu lebih memahami dan bersedia untuk

melakukannya.
d) Memberikan informasi kepada ibu dan suami untuk melakukan pemeriksaan

laboratorium pada kehamilan trimester III, ibu dan suami bersedia melakukannya.
e) Memberikan suplemen berupa SF 1 x 200 mg (X), vitamin C 1 x 50 mg (X)

serta cara mengkonsumsi, ibu bersedia minum suplemen sesuai aturan.


f) Menyepakati waktu kunjungan ulang tanggal 12 April 2016 atau datang

sewaktu-waktu jika ada keluhan, ibu bersedia melakukan kunjungan pada tanggal

yang telah ditentukan atau jika ada keluhan.


b. Kunjungan ANC Kedua
Kunjungan ANC kedua dilaksanakan pada tanggal 17 April 2016 pukul

18.00 WITA di BPM “DR”. Penulis mengkaji data berdasarkan pemeriksaan

secara langsung dan didampingi oleh bidan “DR”.


1) Data Subjektif

40
Ibu datang untuk melakukan pemeriksaan kehamilan rutin dengan keluhan

nyeri pinggang dan susah tidur, gerakan janin masih aktif dirasakan ibu lebih dari

20 kali dalam 24 jam. Ibu sudah melakukan pemeriksaan laboratorium pada

tanggal 8 April 2016 (umur kehamilan 36 minggu 6 hari) dengan hasil Hb 10,8

gram%, protein urin negatif, reduksi urin negatif. Ibu sudah mengkonsumsi

suplemen yang diberikan secara teratur sesuai anjuran, telah dibimbing melakukan

senam hamil dan sudah melakukan senam hamil secara teratur di rumah serta

sudah melengkapi perlengkapan ibu, bayi dan calon donor darah. Tidak ada

perubahan pola nutrisi, istirahat, eleminasi serta psikologis yang dialami ibu.
2) Data Objektif
Hasil pemeriksaan menunjukkan keadaan umum baik, kesadaran compos

mentis, BB 58 kg, suhu 36,80C, respirasi 20 x/menit, nadi 78 x/menit, tekanan

darah 120/80 mmHg. Pada pemeriksaan fisik tidak ada perubahan. Hasil

pengukuran TFU menggunakan pita ukur yaitu 28 cm, tafsiran berat badan janin

yaitu 2635 gram. Hasil pemeriksaan palpasi abdomen dengan teknik Leopold

yaitu TFU pertengahan pusat-prosesus xifoideus, pada bagian fundus teraba satu

bagian bulat, lunak dan tidak melenting. Pada bagian kanan perut ibu teraba satu

bagian keras, datar, memanjang dan ada tahanan. Pada bagian kiri perut ibu teraba

bagian kecil janin. Pada bagian bawah perut ibu teraba bagian bulat, keras,

melenting dan tidak dapat digoyangkan. Posisi tangan pemeriksa divergen,

sebagian besar bagian terendah janin sudah masuk PAP. Auskultasi DJJ 140

x/menit kuat dan teratur. Pada ektremitas, tungkai simetris, tidak ada oedema dan

tidak ada varises.


3) Analisa
Ibu “PH” umur 21 tahum G1P0000 UK 38 minggu 1 hari preskep U puka

T/H intrauterine dengan masalah:


a) Ibu mengeluh nyeri pinggang dan susah tidur.

41
b) Ibu mengalami anemia
4) Penatalaksanaan:
a) Menginformasikan hasil pemeriksaan kepada ibu dan suami, ibu dan suami

memahami hasil pemeriksaan.


b) Memberikan KIE kepada ibu mengenai penyebab nyeri pinggang dan cara

mengatasinya, gizi ibu hamil dan pola istirahat, ibu dapat memahami dan bersedia

melakukannya.
c) Mengingatkan kembali pada ibu dan suami mengenai tanda-tanda persalinan,

ibu dan suami lebih memahami dan bersedia datang ke fasilitas kesehatan bila

mengalami tanda-tanda tersebut.


d) Mengingatkan ibu mengenai persiapan persalinan, ibu telah mengetahui

tanggal tafsiran persalinan, rencana bersalin di bidan “DR”, suami sebagai

pendamping persalinan dan calon pendonor darah apabila terjadi komplikasi,

biaya, transportasi, dan rencana alat kontrasepsi yang akan digunakan yaitu suntik

hormonal 3 bulan.
e) Memberikan suplemen berupa SF 2 x 200 mg (XX) dan vitamin C 2 x 50 mg

(XX), ibu bersedia minum suplemen sesuai aturan.


f) Menyepakati waktu kunjungan ulang tanggal 24 April 2016 atau datang

sewaktu-waktu jika ada keluhan, ibu bersedia melakukan kunjungan pada tanggal

yang telah ditentukan atau jika ada keluhan.


c. Kunjungan ANC Ketiga
Kunjungan ANC ketiga dilaksanakan pada tanggal 27 April 2016 pukul

18.30 WITA di BPM “DR”. Penulis mengkaji data berdasarkan pemeriksaan

secara langsung dan didampingi oleh bidan “DR”.


1) Data Subjektif
Keluhan nyeri pinggang ibu sudah berkurang. Pada kunjungan ini ibu

mengeluh sering kencing dan belum mengetahui cara untuk mengatasi keluhan

tersebut. Gerakan janin masih aktif dirasakan ibu lebih dari 20 kali dalam 24 jam.

Pada data biopsikososial spiritual, terjadi perubahan pada pola eleminasi yaitu

frekuensi BAK 7-9 kali perhari. Ibu sudah mengkonsumsi suplemen yang

42
diberikan secara teratur sesuai anjuran dan sudah melakukan senam hamil secara

teratur di rumah.
2) Data Objektif
Hasil pemeriksaan menunjukkan keadaan umum baik, kesadaran compos

mentis, BB 60 kg, tekanan darah 110/80 mmHg, nadi 80 x/menit, suhu 36,50C,

respirasi 22 x/menit. Pada pemeriksaan fisik tidak ada perubahan. Hasil

pengukuran TFU menggunakan pita ukur yaitu 28 cm, tafsiran berat badan janin

yaitu 2635 gram. Hasil pemeriksaan palpasi abdomen dengan teknik Leopold

yaitu TFU pertengahan pusat-prosesus xifoideus, pada bagian fundus teraba satu

bagian bulat, lunak dan tidak melenting. Pada bagian kanan perut ibu teraba satu

bagian keras, datar, memanjang dan ada tahanan. Pada bagian kiri perut ibu teraba

bagian kecil janin. Pada bagian bawah perut ibu teraba bagian bulat, keras,

melenting dan tidak dapat digoyangkan. Posisi tangan pemeriksa divergen,

sebagian besar bagian terendah janin sudah masuk PAP. Auskultasi DJJ 140

x/menit kuat dan teratur. Ektremitas, tungkai simetris, tidak ada oedema dan tidak

ada varises.
3) Analisa
Ibu “PH” umur 21 tahun G1P0000 UK 39 minggu 4 hari preskep U puka

T/H intrauterine, dengan masalah:


a) Ibu mengeluh sering kencing dan belum mengetahui cara mengatasi sering

kencing.

4) Penatalaksanaan:
a) Menginformasikan hasil pemeriksaan kepada ibu dan suami, ibu dan suami

memahami hasil pemeriksaan.


b) Memberikan KIE kepada ibu mengenai penyebab sering kencing dan cara

mengatasinya, ibu mengerti penjelasan yang diberikan dan bersedia

melakukannya.

43
c) Mengingatkan kembali kepada ibu dan suami mengenai tanda-tanda persalinan,

ibu dan suami lebih memahami dan bersedia datang ke fasilitas kesehatan bila

mengalami tanda-tanda tersebut.


d) Memberikan informasi ibu untuk tetap memantau gerakan janin, ibu

memahami dan bersedia melakukannya.


e) Memberikan suplemen berupa SF 2 x 200 mg (XX) dan vitamin C 2 x 50

mg (XX), ibu bersedia minum suplemen sesuai aturan.


f) Menyepakati waktu kunjungan ulang tanggal 4 Mei 2016 atau datang sewaktu-

waktu jika ada keluhan, ibu bersedia melakukan kunjungan pada tanggal yang

telah ditentukan atau jika ada keluhan.


d. Kunjungan ANC Keempat
1) Data Subjektif
Ibu datang untuk melakukan pemeriksaan kehamilan rutin dan mengetahui

perkembangan janin. Keluhan nyeri pinggang dan sering kencing sudah

berkurang. Pada pemeriksaan ini, ibu tidak ada keluhan. Gerakan janin masih aktif

dirasakan ibu lebih dari 20 kali dalam 24 jam. Ibu sudah mengkonsumsi suplemen

yang diberikan secara teratur sesuai anjuran. Pada biopsikososial terdapat

perubahan pada psikologis ibu. Ibu merasa cemas karena kehamilannya telah

lewat waktu.
2) Data Objektif
Hasil pemeriksaan menunjukkan keadaan umum baik, kesadaran compos

mentis, BB 60 kg, tekanan darah 120/70 mmHg, nadi 78 x/menit, suhu 36,5 0C,

respirasi 22 x/menit. Pada pemeriksaan fisik: mamae simetris, puting susu

menonjol dan bersih, areola hiperpigmentasi, tidak ada massa dan ada sedikit

pengeluaran kolostrum. Hasil pengukuran TFU menggunakan pita ukur yaitu 28

cm, tafsiran berat badan janin yaitu 2635 gram. Hasil pemeriksaan palpasi

abdomen dengan teknik Leopold yaitu TFU pertengahan pusat-prosesus xifoideus,

pada bagian fundus teraba satu bagian bulat, lunak dan tidak melenting. Pada

44
bagian kanan perut ibu teraba satu bagian keras, datar, memanjang dan ada

tahanan. Pada bagian kiri perut ibu teraba bagian kecil janin. Pada bagian bawah

perut ibu teraba bagian bulat, keras, melenting dan tidak dapat digoyangkan.

Posisi tangan pemeriksa divergen, sebagian besar bagian terendah janin sudah

masuk PAP. Auskultasi DJJ 144 x/menit kuat dan teratur. Ektremitas, tungkai

simetris, tidak ada oedema dan tidak ada varises.


3) Analisa
Ibu “PH” umur 21 tahuan G1P0000 UK 40 minggu 3 hari preskep U puka

T/H intrauterine.
4) Penatalaksanaan
a) Menginformasikan hasil pemeriksaan kepada ibu dan suami, ibu dan suami

memahami hasil pemeriksaan.


b) Memberikan dukungan psikologis pada ibu bahwa kehamilannya baik-baik

saja, ibu memahami dan merasa lebih tenang.


c) Mengingatkan ibu untuk tetap memantau gerakan janinnya, ibu bersedia

melakukannya.
d) Mengingatkan kembali pada ibu dan suami mengenai tanda-tanda persalinan,

ibu dan suami lebih memahaminya dan bersedia datang ke fasilitas kesehatan bila

mengalami tanda-tanda tersebut.


e) Mengingatkan ibu untuk tetap mengkonsumsi suplemen secara teratur, ibu

bersedia minum suplemen sesuai aturan.


f) Menyepakati waktu kunjungan ulang tanggal 11 Mei 2016 atau datang

sewaktu-waktu jika ada keluhan, ibu bersedia melakukan kunjungan pada tanggal

yang telah ditentukan atau jika ada keluhan.

Gambaran kesehatan ibu meliputi perkembangan berat badan, tekanan

darah, suhu, nadi, resprasi dan kesejahteraan janin meliputi perkembangan TFU,

letak janin dan DJJ selama penulis memberikan asuhan adalah sebagai berikut.

a. Kesehatan ibu

1) Perkembangan berat badan

45
Gambar 2
Perkembangan Berat Badan
Data pada gambar 2 menunjukkan bahwa selama penulis memberikan

asuhan, berat badan ibu mengalami peningkatan sebanyak 4 kg. Total peningkatan

berat badan selama kehamilan sebesar 13 kg.


2) Tanda-tanda vital
a) Tekanan darah

Gambar 3
Perkembangan Tekanan Darah
Data dalam gambar diatas menunjukkan perkembangan tekanan darah ibu

“PH” selama diberikan asuhan. Tekanan darah sistolik berkisar 110-120 mmHg

dan tekanan diastolik antara 70-80 mmHg.


b) Perkembangan nadi, suhu, dan respirasi

46
Gambar 4
Perkembangan Denyut Nadi, Suhu, dan Respirasi
Data dalam gambar diatas menunjukkan perkembangan nadi, suhu, dan

respirasi ibu “PH”. Nadi berada pada rentang 78-80 kali permenit, suhu pada

rentang 36,50C – 36,80C dan respirasi pada rentang 20 - 22 kali permenit.


b. Kesejahteraan janin
1) Perkembangan Tinggi Fundus Uteri (TFU)

Gambar 5
Perkembangan Tinggi Fundus Uteri (TFU)
Data dalam gambar diatas menunjukkan hasil pengukuran tinggi fundus

uteri ibu “PH” selama diberikan asuhan dengan menggunakan pita ukur. Hasil

pengukuran TFU pada umur 36 minggu 3 hari sebesar 29 cm. Terjadi penurunaan

TFU pada umur kehamilan 38 minggu 1 hari sebesar 1 cm yaitu 28 cm dan hasil

pengukuran tetap sampai sampai dengan umur kehamilan 40 minggu 3 hari.


2) Letak janin

47
Pemantauan letak janin melalui pemeriksaan palpasi abdominal dengan

teknik Leopold mulai dilakukan pada umur kehamilan 36 minggu tiga hari. Hasil

palpasi hingga akhir kehamilan menunjukkan posisi bagian terendah janin adalah

kepala dan bagian terendah janin sudah memasuki pintu atas panggul pada umur

kehamilan 40 minggu 3 hari.

3) Perkembangan Denyut Jantung Janin (DJJ)

Gambar 6
Perkembangan Denyut Jantung Janin (DJJ)
Data dalam gambar diatas menunjukkan kesejahteraan janin ibu “PH”

selama diberikan asuhan yang ditinjau melalui pengukuran denyut jantung janin

(DJJ), berkisar 138-144 kali/menit dan masih dalam batas normal yaitu 120-160

kali/menit.
4) Gerakan janin

Gerakan janin dirasakan aktif oleh ibu setiap hari nya. Setiap harinya ibu

merasakan gerakan janin lebih dari satu kali dalam waktu satu jam. Frekuensi

gerakan janin yang dirasakan ibu berkisar antara 24 sampai dengan 28 kali

gerakan janin selama 24 jam.

2. Asuhan Kebidanan Ibu “PH” Umur 21 Tahun Primigravida dan Janin

Pada Masa Persalinan

48
Proses persalinan ibu “PH” berlangsung pada umur kehamilan 40 minggu

4 hari secara Sectio Caesarea (SC) di RSU Dharma Yadnya. Proses persalinan

meliputi kesehatan ibu, kesejahteraan janin dan kemajuan persalinan secara rinci

diuraikan sebagai berikut.

a. Pemeriksaan Tanggal 4 Mei 2016 pukul 18.30 WITA


1) Data Subjektif
Ibu bersama suami datang ke BPM “DR” mengeluh sakit perut hilang

timbul sejak pukul 14.30 WITA, keluar lendir campur darah sejak pukul 18.00

WITA dan merasa khawatir bayinya akan segera lahir. Gerakan janin dirasakan

aktif lebih dari 20 kali dalam 24 jam. Makan terakhir pukul 13.00 WITA porsi

sedikit dengan jenis setengah piring nasi, sepotong daging ayam dan semangkuk

sayur dan minum segelas air putih. BAB terakhir pukul 06.30 WITA dengan

konsistensi lembek. BAK terakhir pukul 17.00 WITA. Ibu belum mengetahui

teknik mengatasi rasa nyeri, proses persalinan, teknik meneran dan teknik IMD.
2) Data Objektif
Hasil pemeriksaan menunjukkan keadaan umum baik, kesadaran compos

mentis, BB 60 kg, tekanan darah 120/70 mmHg, nadi 82 x/menit, respirasi 22

x/menit, suhu 36,70C. Hasil pemeriksaan fisik: muka tidak pucat, konjungtiva

merah muda, sklera putih, puting susu menonjol dan bersih, areola

hiperpigmentasi dan ada pengeluaran sedikit kolostrum. Pemeriksaan abomen:

TFU 29 cm, hasil pemeriksaan palpasi abdomen dengan teknik Leopold yaitu

TFU pertengahan pusat-prosesus xifoideus, pada bagian fundus teraba satu bagian

bulat, lunak dan tidak melenting. Pada bagian kanan perut ibu teraba satu bagian

keras, datar, memanjang dan ada tahanan. Pada bagian kiri perut ibu teraba bagian

kecil janin. Pada bagian bawah perut ibu teraba bagian bulat, keras dan tidak dapat

digoyangkan. Posisi tangan pemeriksa divergen, bagian terendah janin sudah

49
masuk pintu atas panggul (PAP). Auskultasi: DJJ 144 x/menit kuat dan teratur, his

teratur 2 kali dalam sepuluh menit dengan durasi 20 sampai 30 detik. Tidak ada

oedema pada ekstremitas.


Pemeriksaan genetalia dan anus dilakukan pada pukul 18.35 WITA oleh

bidan “DR”. Inspeksi vulva dan vagina (v/v) normal, ada pengeluaran berupa

lendir bercampur darah, tidak ada sikatrik, tidak ada varises, tidak ada oedema,

tidak ada tanda-tanda infeksi seperti merah, bengkak dan nyeri, pemeriksaan

dalam (VT): porsio teraba lunak, pembukaan 2 cm, penipisan (effacement) 25%,

selaput ketuban utuh, presentasi kepala, denominator belum jelas, tidak ada

moulage, penurunan Hodge I, tidak teraba bagian kecil janin dan tali pusat

(ttbk/tp), kesan panggul normal dan pada anus tidak ada hemoroid.
3) Analisa
Ibu “PH” umur 21 tahun G1P0000 UK 40 minggu 4 hari preskep U puka

T/H intrauterine + PK I fase laten, dengan masalah:


a) Ibu belum mengetahui teknik mengatasi rasa nyeri.
b) Ibu belum mengetahui mengenai proses persalinan.
c) Ibu belum mengetahui teknik meneran.
d) Ibu belum mengetahui teknik IMD.
4) Penatalaksanaan
a) Menginformasikan hasil pemeriksaan kepada ibu dan suami, ibu dan suami

memahami hasil pemeriksaan.


b) Melakukan informed consent kepada ibu dan suami mengenai tindakan yang

akan diberikan, ibu dan suami memahami dan menyetujui tindakan yang akan

dilakukan serta lembar informed consent telah ditandatangani.


c) Memberikan informasi kepada ibu bahwa ibu belum boleh mengedan, ibu

bersedia melakukannya.
d) Memberikan KIE kepada ibu dan suami mengenai proses persalinan, teknik

meneran, teknik IMD, Ibu dan suami mengerti penjelasan yang diberikan dan

bersedia melakukannya.
e) Memberikan informasi kepada ibu untuk tidak menahan kencing, ibu mengerti

dan bersedia melakukannya.

50
f) Memberikan informasi kepada ibu untuk berjalan-jalan bila mampu, jongkok

dan miring ke kiri saat berbaring, ibu bersedia melakukannya dan merasa nyaman.
g) Memfasilitasi pemenuhan nutrisi ibu, ibu dapat makan porsi sedikit dengan

jenis setengah piring nasi, sepotong daging ikan, sebutir telor rebus dan minum

segelas air.
h) Membimbing ibu teknik mengatasi rasa nyeri dengan menarik nafas dalam

lewat hidung dan menghembuskan perlahan melalui mulut, ibu mampu

melakukannya dan merasa lebih rileks.


i) Melakukan pemantauan terhadap kesejahteraan ibu dan janin, hasil

pemantauan ada pada Lampiran 1.


b. Pemeriksaan Tanggal 4 Mei 2016 pukul 22.30 WITA
1) Data Subjektif
Ibu mengeluh sakit perut bertambah keras, tidak dapat beristirahat di luar

kontraksi, merasa kelelahan, dapat muntah setelah makan porsi sedikit dengan

jenis setengah piring nasi, sepotong daging ikan, sebutir telor rebus dan minum

segelas air. Gerakan janin masih aktif dirasakan ibu.

2) Data Objektif
Hasil pemeriksaan menunjukkan keadaan umum baik, kesadaran compos

mentis, tekanan darah 110/80 mmHg, nadi 82 x/menit, respirasi 22 x/menit, suhu

36,60C. Auskultasi: DJJ 148 x/menit kuat dan teratur, his teratur 2 kali dalam

sepuluh menit dengan durasi 20 sampai 30 detik.


Pemeriksaan genetalia dan anus dilakukan pada pukul 22.30 WITA oleh

penulis. Inspeksi vulva dan vagina (v/v) normal, ada pengeluaran berupa lendir

bercampur darah, tidak ada sikatrik, tidak ada varises, tidak ada oedema, tidak ada

tanda-tanda infeksi seperti merah, bengkak dan nyeri, pemeriksaan dalam (VT):

porsio teraba lunak, pembukaan 3 cm, effacement 25%, selaput ketuban utuh,

presentasi kepala, denominator belum jelas, tidak ada moulage, penurunan Hodge

I, ttbk/tp, kesan panggul normal dan pada anus tidak ada hemoroid.
3) Analisa

51
Ibu “PH” umur 21 tahun G1P0000 UK 40 minggu 4 hari preskep U puka

T/H intrauterine + PK I fase laten.


4) Penatalaksanaan
a) Menginformasikan hasil pemeriksaan kepada ibu dan suami, ibu dan suami

memahami hasil pemeriksaan.


b) Memfasilitasi ibu untuk berkemih, ibu dapat berkemih ± 100 cc.
c) Memberikan dukungan emosional kepada ibu selama proses persalinan, ibu

memahaminya.
d) Memfasilitasi pemenuhan nutrisi ibu, ibu dapat makan sepotong roti dan

segelas air putih.


e) Membimbing suami untuk melakukan masase pada punggung bawah ibu,

suami mampu melakukannya.


f) Melakukan pemantauan terhadap kesejahteraan ibu dan janin, hasil

pemantauan ada pada Lampiran 1.


c. Pemeriksaan Tanggal 5 Mei 2016 pukul 02.30 WITA
1) Data Subjektif
Ibu mengeluh sakit perut bertambah keras, keluar air dari jalan lahir dan

merasa kelelahan. Gerakan janin masih aktif dirasakan ibu.


2) Data Objektif
Hasil pemeriksaan menunjukkan keadaan umum baik, kesadaran compos

mentis, tampak gelisah, tekanan darah 110/80 mmHg, nadi 84 x/menit, respirasi

24 x/menit. Auskultasi: DJJ 148 x/menit kuat dan teratur, his teratur 4 kali dalam

sepuluh menit dengan durasi 30 sampai 40 detik.


Pemeriksaan genetalia dan anus dilakukan pada pukul 02.30 WITA oleh

bidan “DR”. Inspeksi vulva dan vagina (v/v) normal, ada pengeluaran berupa

lendir bercampur darah, tidak ada sikatrik, tidak ada varises, tidak ada oedema,

tidak ada tanda-tanda infeksi seperti merah, bengkak dan nyeri, pemeriksaan

dalam (VT): porsio teraba lunak, pembukaan 4 cm, effacement 50%, selaput

ketuban tidak utuh, presentasi kepala, denominator ubun-ubun posisi di kanan

depan, tidak ada moulage, penurunan Hodge II, ttbk/tp, kesan panggul normal dan

pada anus tidak ada hemoroid.

52
3) Analisa
Ibu “PH” umur 21 tahuan G1P0000 UK 40 minggu 4 hari preskep U puka

T/H intrauterine + PK I fase aktif.


4) Penatalaksanaan
a) Menginformasikan hasil pemeriksaan kepada ibu dan suami, ibu dan suami

memahami hasil pemeriksaan.


b) Memberikan dukungan emosional selama proses persalinan, ibu

memahaminya.
c) Mengingatkan ibu untuk tidak mengedan karena pembukaan belum lengkap,

ibu bersedia melakukannya.


d) Memfasilitasi pemenuhan nutrisi ibu, ibu dapat minum segelas air putih.
e) Memfasilitasi ibu untuk miring ke kiri saat berbaring, ibu bersedia

melakukannya dan merasa lebih nyaman.


f) Membimbing ibu untuk menarik nafas dalam melalui hidung dan

menghembuskan perlahan melalui mulut, ibu mampu melakukannya dan merasa

lebih rileks.
g) Melakukan pemantauan terhadap kesejahteraan ibu dan janin, kemajuan

persalinan, hasil pemantauan ada pada lembar partograf.


d. Pemeriksaan Tanggal 5 Mei 2016 pukul 06.30 WITA
1) Data Subjektif
Ibu mengeluh sakit perut bertambah keras dan merasa kelelahan. Gerakan

janin masih aktif dirasakan ibu.


2) Data Objektif
Hasil pemeriksaan menunjukkan keadaan umum baik, kesadaran compos

mentis, tampak gelisah, tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 84 x/menit, respirasi

24 x/menit, suhu 36,50C. Auskultasi: DJJ 146 x/menit kuat dan teratur, his teratur

3 kali dalam sepuluh menit dengan durasi 20 sampai 25 detik.


Pemeriksaan genetalia dan anus dilakukan pada pukul 06.30 WITA oleh

bidan “DR”. Inspeksi vulva dan vagina (v/v) normal, ada pengeluaran berupa

lendir bercampur darah, tidak ada sikatrik, tidak ada varises, tidak ada oedema,

tidak ada tanda-tanda infeksi seperti merah, bengkak dan nyeri, pemeriksaan

dalam (VT): porsio teraba lunak, pembukaan 6 cm, effacement 50%, selaput

53
ketuban tidak utuh, presentasi kepala, denominator ubun-ubun kecil posisi di

kanan depan, tidak ada moulage, penurunan Hodge III, ttbk/tp, kesan panggul

normal dan pada anus tidak ada hemoroid.


3) Analisa
Ibu “PH” umur 21 tahun G1P0000 UK 40 minggu 4 hari preskep U puka

T/H intrauterine + pemanjangan PK I fase aktif.


4) Penatalaksanaan
a) Menginformasikan hasil pemeriksaan kepada ibu dan suami, ibu dan suami

memahami hasil pemeriksaan.


b) Melakukan informed consent untuk melakukan rujukan ke RSUD Dharma

Yadnya, ibu dan suami memahami dan menyetujui tindakan yang akan dilakukan

serta lembar informed consent telah ditandatangani.


c) Melakukan pemasangan infus Ringer Laktat (RL) 500 ml, infus sudah

terpasang dengan tetesan 28 tetes/menit.


d) Mendampingi ibu ke tempat rujukan, ibu tiba di RSU Dharma Yadnya pukul

06.30 WITA.

Gambaran perkembangan kesejahteraan ibu “PH” dan kesejahteraan janin

di BPM “DR” pada kala I fase laten terlampir pada Lampiran 1 dan fase aktif

terlampir pada partograf. Berikut diuraikan perkembangan kesejahteraan Ibu “PH”

dan janin selama proses persalinan di RSU Dharma Yadnya.

a. Periode Pre Operasi


1) Data Subjektif
Ibu tiba di RSU Dharma Yadnya pukul 07.00 WITA, mengeluh tidak tahan

sakit perut dan merasa kelelahan.


2) Data Objektif
Hasil Pemeriksaan menunjukkan keadaan umum baik, kesadaran compos

mentis, tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 84 x/menit, respirasi 24 x/menit, suhu

36,70C. Auskultasi: DJJ 140 x/menit, HIS 3 kali dalam 10 detik durasi 20 sampai

30 detik. Pemeriksaan genetalia dan anus dilakukan pada pukul 07.05 WITA oleh

dokter jaga. Inspeksi vulva dan vagina (v/v) normal, ada pengeluaran berupa

54
lendir bercampur darah, tidak ada sikatrik, tidak ada varises, tidak ada oedema,

tidak ada tanda-tanda infeksi seperti merah, bengkak dan nyeri, pemeriksaan

dalam (VT): porsio teraba lunak, pembukaan 6 cm, effacement 50%, selaput

ketuban tidak utuh, presentasi kepala, denominator ubun-ubun kecil posisi di

kanan depan, tidak ada moulage, penurunan Hodge III, ttbk/tp, kesan panggul

normal dan pada anus tidak ada hemoroid.


Dilakukan pemeriksaan penunjang yaitu pemeriksaan darah lengkap

dengan hasil: White Blood Cell (WBC) 9,05 10^3/uL, Red Blood Cell (RBC) 4,67

10^6/uL, Hemoglobin (HBG) 11,4 g/dl, Hematocrit (HCT) 40,4 %, Platelet (PLT)

280 10^3/uL, serta dilakukan pemeriksaan serologi dengan hasil HbsAg: negatif

dan protein urine: negatif.

3) Analisis
Ibu “PH” umur 21 tahun G1P0000 UK 40 minggu 4 hari preskep U puka

T/H + pemanjangan PK I fase aktif.


4) Penatalaksanaan
a) Menginformasikan hasil pemeriksaan kepada ibu dan suami, ibu dan suami

menerima hasil pemeriksaan.


b) Melakukan kolaborasi dengan dokter SpOG
c) Melakukan informed consent tindakan yang akan dilakukan, ibu dan suami

setuju dan lembar informed consent telah ditandatangani.


d) Melakukan persiapan operasi, yaitu:
(1) Ibu telah menggunakan pakaian operasi
(2) Mengganti infus RL 500 ml, infus RL 500 ml telah terpasang sebelumnya

yaitu 28 tetes/menit.
(3) Melakukan skin test cefotaxim 0,1 cc secara intracutan, skin test telah

dilakukan dan tidak ada reaksi alergi.


(4) Membersihkan daerah operasi dengan melakukan pencukuran rambut pubis,

pencukuran telah dilakukan dan daerah operasi telah bersih.


(5) Melakukan pemasangan kateter, dower kateter telah terpasang dan urine telah

tertampung.

55
e) Mengantar ibu ke ruang operasi, ibu berada di ruang operasi pukul 07.30

WITA.

b. Periode Selama Operasi


1) Data Subjektif
Ibu berada di ruang operasi pukul 07.30 WITA. Ibu mengatakan sedikit

cemas dengan proses operasi yang akan dijalaninya.


2) Data Objektif
Hasil pemeriksaan menunjukkan keadaan umum baik, kesadaran compos

mentis, tampak sedikit gelisah, tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 84 x/menit,

respirasi 24 x/menit, suhu 36,80C. Auskultasi: DJJ 144 x/menit.


3) Analisis
Ibu “PH” umur 21 tahun G1P0000 UK 40 minggu 4 hari preskep U puka

T/H + pemanjangan PK I fase aktif.


4) Masalah
a) Ibu merasa cemas
5) Penatalaksanaan
a) Memberikan KIE mengenai tindakan operasi sesar yang akan dijalani ibu, ibu

memahami penjelasan yang diberikan.


b) Memberikan dukungan emosional kepada ibu dan membimbing ibu teknik

relaksasi, ibu merasa lebih tenang dan rileks.


c) Memindahkan ibu ke meja operasi, ibu telah berada di meja operasi.
d) Dilakukan kolaborasi dengan dokter spesialis anastesi, jenis anastesi yang

digunakan Regional Anastesi (RA) yaitu Blok Spinal Anastasi (BSA).


e) Operasi sectio caesarea dilakukan oleh tim dokter. Bayi lahir pukul 08.30

WITA, segera menangis, tangis kuat, gerak aktif, kulit kemerahan, jenis kelamin

perempuan.
f) Plasenta dilahirkan, plasenta lahir pukul 08.35 WITA, kesan lengkap, tidak ada

klasifikasi.
g) Memeriksa kontraksi uterus, uterus berkontraksi dengan baik.

56
h) Dilakukan proses penjahitan luka operasi, luka operasi sudah dijahit dan tidak

terdapat perdarahan aktif.


i) Melakukan penanganan segera bayi baru lahir dan segera membawa bayi ke

ruang bayi untuk mendapatkan perawatan bayi baru lahir.


j) Memantau keadaan umum dan tanda vital ibu, keadaan ibu dan tanda vital ibu

dalam batas normal.


k) Memindahkan ibu ke ruang pemulihan untuk dilakukan observasi, ibu sudah

berada di ruang pemulihan.


c. Periode Pasca Operasi
1) Data Subjektif
Ibu merasa lega dan bahagia karena bayinya lahir dengan selamat. Ibu

tidak dapat merespon dengan memanggil bayinya karena kondisi ibu masih lemas

dan mengantuk serta tidak sempat menyentuh bayinya karena tidak dilakukan

proses IMD.
2) Data Objektif
Hasil pemeriksaan menunjukkan keadaan umum baik, kesadaran compos

mentis, tekanan darah 100/60 mmHg, nadi 82 x/menit, respirasi 20 x/ menit.

Uterus berkontraksi dengan baik dan kandung kemih tidak penuh.


3) Analisa
Ibu “PH” umur 21 tahun P1001 post SC + neonatus aterm vigourus baby

dalam masa adaptasi.


4) Penatalaksanaan
a) Dilakukan kolaborasi dengan dokter Sp.OG mengenai :
(1) Pemberian infus RL 500 ml + 20 IU Oksitosin drip selama 12 jam post SC,

infus RL 500 ml telah terpasang dengan 28 tetes.


(2) Pemberian taxegram 3 x 1 gram secara IV selama 24 jam post SC.
(3) Pemberian sancorbin 3 x 1 gram secara IV selama 24 jam post SC.
b) Memantau keadaan umum ibu dan menilai jumlah kehilangan darah ibu selama

kala IV melalui pemantauan tanda vital, jumlah darah yang keluar, tinggi fundus

uteri dan kontraksi uterus setiap 15 menit pada satu jam pertama dan setiap 30

menit pada satu jam kedua serta suhu setiap satu jam, hasil terlampir tabel 1.
c) Memindahkan ibu ke ruang rawat inap untuk proses pemulihan, ibu telah

berada di ruang inap.

57
Tabel 1
Hasil Pemantauan Kala IV Ibu “PH” di Ruang Pemulihan RSU Dharma Yadnya
Tahun 2016

No Waktu Tekanan Darah Nadi Suhu


TFU Kontraksi Perdarahan
. (WITA) (mmHg) (x/menit) (0C)
1. 08.50 100/60 82 36,50C Sepusat Baik Tidak aktif
2. 09.05 100/60 82 - Sepusat Baik Tidak aktif
3. 09.20 100/60 82 - Sepusat Baik Tidak aktif
4 09.35 110/70 80 - Sepusat Baik Tidak aktif
5. 10.05 110/70 78 36,70C Sepusat Baik Tidak aktif
6. 10.35 110/70 80 - Sepusat Baik Tidak aktif

3. Asuhan Kebidanan Pada Ibu “PH” Umur 21 Tahun Primipara Pada Masa

Nifas

Masa nifas pada ibu “PH” primipara dari 2 jam post SC sampai 42 hari

masa nifas berlangsung normal. Kunjungan nifas pada ibu dilakukan sebanyak

tiga kali yaitu pada saat 6 jam post SC di RSU Dharma Yadnya, pada 6 hari post

SC di BPM “DR” dan pada 42 hari post SC. Setelah 2 jam dilakukan pemantauan

dan perawatan di ruang pemulihan, ibu “PH” kemudian dipindahkan ke ruang

rawat inap RSU Dharma.

a. Pemantauan 2 Jam Postpartum


1) Data Subjektif
Ibu mengeluh nyeri luka operasi dan kakinya terasa kesemutan. Ibu masih

takut untuk melakukan mobilisasi dini.


2) Data Objektif
Hasil pemeriksaan menunjukkan keadaan umum baik, kesadaran compos

mentis, tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 82 x/menit, suhu 36,50C, respirasi 22

x/menit, muka tidak pucat, konjungtiva merah muda, laktasi positif, kontraksi

58
uterus baik, TFU setinggi pusat, tidak ada perdarahan luka bekas operasi, kandung

kemih tidak penuh, terdapat pengeluaran berupa lokia rubra.


3) Analisa
Ibu “PH” umur 21 tahun P1001 2 jam post SC + neonatus aterm vigourus

baby dalam masa adaptasi.


4) Penatalaksanaan:
a) Menginformasikan hasil pemeriksaan kepada ibu dan suami, ibu dan suami

memahami hasil pemeriksaan.


b) Memberikan KIE kepada ibu dan suami mengenai:
(1) Perawatan luka operasi
(2) Personal hygiene
(3) Tanda bahaya nifas 24 jam pertama
(4) Pemberian ASI on demand dan eksklusif
Ibu memahami dan bersedia melakukannya.
c) Memberikan informasi kepada ibu bahwa ibu harus puasa selama enam jam

dan ibu bersedia puasa sampai dengan pukul 14.30 WITA.


d) Melakukan kolaborasi dengan dokter SpOG mengenai pemberian terapi dan

waktu mengkonsumsi terapi:


(1) Paracetamol 3 x 500 mg per oral
(2) Metil ergometrin 3 x 125 mcg per oral
(3) Moloco yang mengandung plasenta ekstrak 15 mg dan Vitamin B12 20 mcg

dengan dosis 3 x 1 tablet per oral.


(4) SF 1 x 200 mg per oral

Ibu bersedia mengkonsumsi terapi sesuai aturan.

e) Pemberian kapsul vitamin A dua kali yaitu satu kapsul vitamin A dosis 200.000

IU segera diberikan setelah bersalin dan satu kapsul lagi diberikan 24 jam dari

pemberian kapsul vitamin A pertama, ibu mengerti dan bersedia minum sesuai

aturan.
f) Memberikan KIE pada ibu dan membimbing ibu mobilisasi dini seperti miring

ke kiri dan ke kanan, ibu mengerti KIE yang diberikan dan bersedia

melakukannya.
g) Memfasilitasi ibu untuk istirahat, ibu dapat beristirahat dengan nyaman.
b. Kunjungan Nifas
1) Kunjungan Nifas Pertama (KF1)

59
Kunjungan nifas pertama diberikan pada enam jam setelah persalinan,

yaitu pada tanggal 5 Mei 2016 pukul 14.30 WITA di RSU Dharma Yadnya.
a) Data Subjektif
Ibu mengeluh nyeri luka operasi, kakinya masih kesemutan, tidak

mengalami mual, muntah dan pusing. Ibu mengatakan belum mengetahui

mengenai pemenuhan nutrisi dan pola istirahat.


b) Data Objektif
Hasil pemeriksaan menunjukkan keadaan umum baik, kesadaran compos

mentis, tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 82 x/menit, suhu 36,80C, respirasi 22

x/menit, muka tidak pucat, konjungtiva merah muda, sklera putih, bibir lembab,

payudara bersih, simetris, puting susu menonjol dan air susu sudah keluar sedikit.

Pada pemeriksaan abdomen tidak ada distensi, kontraksi uterus baik, TFU setinggi

pusat, tidak ada perdarahan luka bekas operasi, kandung kemih tidak penuh. Pada

genetalia ekstrena vulva normal, tidak ada infeksi dan terdapat pengeluaran

berupa lokia rubra. Pada ekstremitas tidak terdapat oedema.


c) Analisis
Ibu “PH” umur 21 tahun P1001 6 jam post SC + neonatus aterm vigourus

baby dalam masa adaptasi, dengan masalah:


(1) Ibu belum mengetahui mengenai pemenuhan nutrisi pada masa nifas
(2) Ibu belum mengetahui mengenai pola istirahat pada masa nifas

d) Penatalaksanaan
a) Menginformasikan hasil pemeriksaan kepada ibu dan suami, ibu dan suami

memahami hasil pemeriksaan.


b) Memberikan KIE pada ibu mengenai pemenuhan nutrisi dan pola istirahat, ibu

memahami dan bersedia melakukannya.


c) Meminta ibu dan suami untuk tetap menjaga kehangatan bayi, ibu dan suami

bersedia melakukannya.

60
d) Memberikan dukungan kepada ibu untuk terus menyusui bayinya secara on

demand, ibu bersedia melakukannya.


e) Mengingatkan ibu mengenai waktu penggunaan alat kontrasepsi suntik

hormonal 3 bulan yang ibu pilih, ibu memahami dan bersedia menggunakan pada

hari ke-42.
f) Membimbing menyusui dengan posisi berbaring, ibu terlihat nyaman dengan

posisinya dan bayi menghisap pelan dan dalam.


g) Mengingatkan ibu untuk minum terapi yang didapat sesuai aturan, ibu bersedia

minum sesuai aturan.


2) Kunjungan Nifas Kedua (KF 2)
Kunjungan nifas kedua diberikan pada 6 hari masa nifas yaitu tanggal 12

Mei 2016 pukul 19.00 WITA di BPM “DR”. Ibu melakukan kontrol nifas di BPM

“DR”. Penulis mengkaji data berdasarkan pemeriksaan secara langsung dan

didampingi oleh bidan “DR”.


a) Data Subjektif

Ibu mengatakan nyeri operasi berkurang. Ibu makan 3 kali sehari porsi

sedang dengan jenis bervariasi, satu piring nasi, lauk, sayur dan kadang-kadang

buah. Minum ± 8-9 gelas sehari. Tidur siang kurang lebih 1 jam dan tidur malam

kurang lebih 7 jam. Tidak ada keluhan saat BAB dan BAK. Ibu tidak bekerja

sehingga dapat merawat bayinya secara penuh. Sampai saat ini ibu masih

mengonsumsi SF 1 x 200 mg. Tidak ada keluhan selama melakukan aktivitas

sehari-hari. Pemberian ASI berhasil dan tidak ada kesulitan dalam pemberian ASI.

Ibu mengatakan perasaannya saat ini senang sebagai orang tua dan ibu. Ibu sudah

diberikan KIE mengenai tanda bahaya masa nifas namun belum mengetahui

mengenai senam nifas.

b) Data Objektif
Hasil pemeriksaan menunjukkan keadaan umum baik, kesadaran compos

mentis, tekanan darah 110/80 mmHg, nadi 80 x/menit, suhu 36,50C, respirasi 20

61
x/menit. Muka tidak pucat dan tidak ada oedema, konjungtiva merah muda, sklera

putih, mukosa bibir lembab, tidak ada gusi berdarah. Keadaan payudara bersih,

bentuk simetris, puting susu menonjol, warna tidak kemerahan, tidak ada massa,

ASI sudah keluar lancar dan tidak ada kelainan pada payudara. Pada pemeriksaan

abdomen tidak ada distensi, kontraksi uterus baik, TFU pertengahan pusat

simpisis, tidak ada perdarahan luka bekas operasi, kandung kemih tidak penuh

terdapat pengeluaran lokia sanguinolenta, tidak ada hemoroid, ektremitas tidak

ada oedema dan tanda homan negatif.


c) Analisa
Ibu “PH” umur 21 tahun P1001 6 hari post SC, dengan masalah:
(1) Ibu belum mengetahui mengenai senam nifas.

d) Penatalaksanaan:
(1) Memberitahukan pada ibu dan suami mengenai hasil pemeriksaan, ibu dan

suami memahami hasil pemeriksaan.


(2) Memberikan KIE kepada ibu mengenai senam nifas, ibu mengerti penjelasan

yang diberikan.
(3) Membimbing ibu melakukan senam nifas dari hari pertama sampai hari

keenam, ibu dapat melakukannya.


(4) Membimbing ibu menyusui dengan posisi duduk, ibu mampu melakukannya

dan bayi menghisap pelan dan dalam.


(5) Mengingatkan ibu waktu pengunaan alat kontrasepsi, ibu lebih memahami

dan bersedia menggunakannya setelah 42 hari.


(6) Memberikan dukungan kepada ibu untuk terus memberikan ASI eksklusif

secara on demand, ibu bersedia melakukannya.


(7) Memberikan suplemen berupa SF 1 x 200 mg (XXX), ibu bersedia minum

suplemen sesuai aturan.


3) Kunjungan Nifas Ketiga (KF 3)

62
Kunjungan nifas ketiga diberikan pada 42 hari masa nifas yaitu tanggal 16

Juni 2016 pukul 14.00 WITA bertempat di rumah ibu “PH”. Pengkajian data

diperoleh berdasarkan studi dokumentasi dan wawancara.

a) Data Subjektif
Ibu mengatakan tidak ada keluhan. Tidak ada perubahan pada pola nutrisi,

pola istirahat dan pola eleminasi. Tidak ada permasalahan dalam pemberian ASI,

ibu menyusui bayinya secara on demand. Tidak ada keluhan selama melakukan

aktivitas sehari-hari. Ibu sudah minum suplemen SF secara rutin sesuai anjuran.

Sampai saat ini ibu masih mengonsumsi SF 1 x 200 mg.

b) Data Objektif

Hasil pemeriksaan menunjukkan keadaan umum baik, kesadaran compos

mentis, tekanan darah ibu 110/70 mmHg, nadi 80 x/menit, suhu 36,60C, respirasi

20 x/menit, muka tidak pucat, konjungtiva merah muda, sklera putih, mukosa

bibir lembab, keadaan payudara bersih, bentuk simetris, puting susu menonjol,

tidak ada massa, ASI keluar lancar, warna tidak kemerahan dan tidak ada kelainan

pada payudara. Pada pemeriksaan abdomen tidak ada distensi, kontraksi uterus

baik, TFU tidak teraba, luka bekas operasi sudah menyatu dengan baik, tidak ada

massa, kandung kemih tidak penuh. Pada ektremitas tidak ada oedema, tanda

homan negatif dan genetalia tidak ada pengeluaran.

c) Analisa
Ibu “PH” umur 21 tahun P1001 42 hari post SC.

d) Penatalaksanaan

(1) Menginformasikan hasil pemeriksaan kepada ibu dan suami, ibu dan suami

memahami hasil pemeriksaan.

63
(2) Memberitahukan pada ibu bahwa masa nifasnya telah berakhir dan selalu

menjaga kondisi kesehatan ibu maupun bayinya, ibu memahami penjelasan yang

diberikan dan bersedia melakukannya.


(3) Mengingatkan ibu waktu pengunaan alat kontrasepsi, ibu lebih

memahaminya.
(4) Memberikan informasi kepada ibu dan suami untuk menstimulasi

perkembangan dan pertumbuhan bayi dengan menimbang bayi rutin setiap

bulannya di fasilitas kesehatan, ibu dan suami bersedia melakukannya.

c. Perubahan Fisiologis

1) Proses involusi uterus

Perkembangan proses involusi uterus pada ibu “PH” dilihat berdasarkan

penurunan tinggi fundus uteri yang dipantau setiap kali dilakukan kunjungan

nifas. Pada saat 2 jam post sc tanggal 5 Mei 2016 diperoleh hasil pengukuran

dengan palpasi yaitu setinggi pusat. Pada enam jam post sc proses involusi masih

sama dengan hasil pengukuran dua jam post SC yaitu setinggi pusat. Berdasarkan

hasil dokumentasi rekam medik RSU Dharma Yadnya, pada hari pertama tanggal

6 Mei 2016 proses involusi mengalami penurunan diperoleh hasil pengukuran

palpasi tinggi fundus uteri yaitu 1 jari di bawah pusat. Pada hari ke-2 tanggal 7

Mei 2016 hasil pengukuran palpasi tinggi fundus uteri yaitu 2 jari di bawah pusat.

Hasil pemeriksaan pada hari ke-6 tanggal 12 Mei 2016 hasil pengukuran palpasi

tinggi fundus uteri yaitu pertengahan pusat dan simpisis. Berdasarkan

dokumentasi buku KIA pada minggu dan hasil pemeriksaan pada minggu keenam

diperoleh hasil palpasi tinggi fundus uteri ibu “PH” sudah tidak teraba.

2) Proses laktasi (menyusui)

64
Proses laktasi pada ibu “PH” dimulai dengan terjadinya pengeluaran

kolostrum pada hari pertama sampai hari ketiga dengan jumlah sedikit. Mulai hari

keempat sampai hari keenam sudah terbentuk ASI masa transisi dilihat dari

pengeluaran yang berawal berwarna kekuningan selanjutnya putih. ASI matur

pada ibu “PH” dihasilkan mulai hari ketujuh sampai saat ini. Ibu “PH” menyusui

secara on demand. Selama proses laktasi, ibu tidak mengalami masalah atau

keluhan.

3) Proses pengeluaran lokia

Pemantauan pengeluaran lokia dilakukan setiap kali kunjungan nifas.

Pengeluaran lokia yang terjadi saat 2 jam post SC hingga dua hari post SC

terdapat pengeluaran berwarna merah (lokia rubra). Pada hari keenam post SC

terdapat pengeluaran berwarna merah kecoklatan (lokia sanguinolenta).

Berdasarkan dokumentasi buku KIA, pada minggu kedua dari hasil pengamatan

diperoleh pengeluaran berwarna kuning kecoklatan (lokia serosa). Pada kunjungan

minggu keenam sudah tidak terdapat pengeluaran lokia.

4) Proses adaptasi psikologis

Proses adaptasi psikologis pada masa nifas meliputi fase taking in, fase

taking hold dan fase letting go. Fase taking in pada masa nifas ibu “PH”

berlangsung selama dua hari perawatan di RSU Dharma Yadnya dimana ibu masih

memerlukan bantuan keluarga dan petugas kesehatan karena masih dalam masa

pemulihan. Kunjungan nifas hari keenam ibu tampak berada pada fase taking hold

dimana ibu masih merasa khawatir akan ketidakmampuan dan rasa tanggung

jawabnya dalam merawat bayi. Kunjungan nifas minggu kedua dan minggu

65
keenam, ibu tampak berada pada fase letting go, yaitu fase menerima tanggung

jawab akan peran barunya. Ibu sudah mulai dapat menyesuaikan diri dengan

ketergantungan bayinya.

3. Asuhan Kebidanan Pada Bayi Ibu “NS” Pada Masa Neonatus

Bayi ibu “PH” lahir secara SC pada tanggal 5 mei 2016 pada pukul 07.30

WITA, dalam keadaan sehat, segera menangis, tangis kuat, gerak aktif, warna

kulit tubuh kemerahan, jenis kelamin perempuan. Masa neonatus berlangsung

secara fisiologis. Kunjungan neonatus dilakukan sebanyak tiga kali yaitu pada saat

enam jam di RSU Dharma Yadnya, saat umur bayi 6 hari dengan melakukan

kunjungan rumah dan kunjungan lengkap dilakukan dua kali yaitu saat umur bayi

12 hari di BPM “DR” dan umur bayi 28 hari dengan melakukan kunjungan

rumah. Berikut diuraikan asuhan kebidanan yang diberikan pada bayi ibu “PH”

selama masa neonatus.


a. Perawatan Bayi Satu Jam Pertama
Penulis mengkaji data berdasarkan dokumentasi rekam medik pasien RSU

Dharma Yadnya pada tanggal 5 Mei 2016 pukul 09.30 WITA.


1) Data Subjektif
Ibu mengatakan tidak ada keluhan pada bayi nya. Pada data biopsikososial

dan spiritual menyatakan bayi tidak ada gangguan dalam pernapasan, sudah BAB

sebanyak satu kali warna kehitaman dan konsistensi lembek namun bayi belum

BAK dan gerakan bayi aktif. Bayi diterima dengan baik oleh orang tua dan

keluarga.
2) Data Objektif
Keadaan umum bayi baik, tangis kuat, gerak aktif, warna kulit kemerahan,

turgor kulit baik, daerah mata bersih dan jenis kelamin perempuan. Hasil

pemeriksaan tanda-tanda vital diperoleh suhu 36,50C, heart rate (HR) 140

x/menit, respirasi rate (RR): 140 x/menit dan berat badan lahir 2800 gram.
3) Analisa

66
Bayi Ibu “PH” lahir post SC umur 1 jam neonatus aterm vigourus baby

dalam masa adaptasi.

4) Penatalaksanaan
a) Menginformasikan hasil pemeriksaan kepada ibu dan suami, ibu dan suami

memahami hasil pemeriksaan.


b) Melakukan informed consent kepada ayah bayi untuk melakukan perawatan

bayi satu jam pertama, ayah bayi menyetujui bayinya diberikan perawatan bayi

satu jam pertama.


c) Memberikan salep mata tetracycline 1 % pada mata bayi, salep mata telah

dioleskan pada kedua mata bayi dan tidak ada reaksi alergi
d) Memberikan injeksi vitamin K 1 mg pada sepertiga anterolateral paha kiri bayi

injeksi vitamin K telah diberikan dan tidak ada reaksi alergi.


e) Memakaikan pakaian lengkap dengan topi dan selimut untuk menjaga

kehangatan bayi, bayi telah memakai pakaian lengkap dengan topi dan selimut.
f) Mengobservasi keadaan bayi, keadaan umum baik, tangis kuat, gerak aktif,

mau menyusu, BAB/BAK: +/-


b. Kunjungan Neonatus
1) Kunjungan Neonatus Pertama (KN1)
Kunjungan neonatus pertama (KN1) diberikan pada bayi saat berumur

enam jam yaitu pada tanggal 5 Mei 2016 pukul 13.35 WITA. Penulis melakukan

asuhan secara langsung kepada bayi didampingi oleh petugas kesehatan RSU

Dharma Yadnya.
a) Data Subjektif
Ibu mengatakan tidak ada keluhan pada bayinya. Pada data biopsikososial

dan spiritual menyatakan bayi tidak ada gangguan dalam pernapasan, bayi mau

menyusu, tampak puas dan tenang setelah menyusu, sudah BAB sebanyak dua

kali warna kehitaman dan konsistensi lembek, sudah BAK sebanyak satu kali

dengan warna kuning jernih, aktivitas dan pergerakan aktif. Bayi sudah

mendapatkan imunisasi HB 0.
b) Data Objektif

67
Keadaan umum baik, tangis kuat, gerak aktif, warna kulit kemerahan,

turgor kulit baik. Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital diperoleh HR 130 x/menit,

RR 45 x/menit, suhu 36,50C, BBL 2800 gram, panjang badan 48 cm, lingkar

kepala 33 cm, lingkar dada 32 cm.


Hasil pemeriksaan fisik menunjukkan kepala simetris, ubun-ubun datar,

sutura terpisah, tidak ada kelainan. Wajah bersih, tidak pucat, mata simetris,

konjungtiva merah muda, sklera putih, tidak ada kelainan. Hidung bersih, lubang

hidung ada dua, tidak ada pengeluaran, tidak ada nafas cuping, tidak ada kelainan.

Mukosa bibir lembab, palatum ada, lidah normal, gusi merah muda, tidak ada gigi

neonatal. Telinga simetris, tidak ada pengeluaran dan tidak ada kelainan. Leher

tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada pembengkakan kelenjar limfe,

tidak ada bendungan vena jugularis. Abdomen tidak ada distensi, tali pusat bersih,

tidak ada perdarahan tali pusat. Bentuk punggung normal, simetris, tidak ada

kelainan. Jenis kelamin perempuan, labia mayor sudah menutupi labia minor,

tidak ada pengeluaran pada vulva, tidak ada kelainan, anus ada. Warna kulit

tangan dan kaki kemerahan, jumlah jari 10 pergerakan aktif dan tidak ada

kelainan. Reflex glabella, reflex rooting, reflex sucking, reflex swalowing dan

reflex tonick neck didapatkan hasil positif. Tidak menunjukkan adanya tanda

bahaya pada bayi baru lahir.

c) Analisa

Bayi Ibu “PH” lahir post SC umur 6 jam neonatus aterm vigourus baby

dalam masa adaptasi.

d) Penatalaksanaan
(1) Menginformasikan hasil pemeriksaan kepada ibu dan suami, ibu dan suami

memahami hasil pemeriksaan.

68
(2) Memberikan informasi kepada ibu dan suami untuk menjaga kehangatan

bayi, ibu dan suami bersedia menjaga kehangatan bayi.


(3) Memberikan KIE kepada ibu dan suami mengenai personal hygiene pada

bayi seperti mengganti popok bayi yang basah dengan yang baru, ibu dan suami

memahaminya dan bersedia melakukannya.


(4) Mengobservasi keadaan bayi, keadaan umum baik, tangis kuat, gerak aktif,

mau menyusu, BAB/BAK: +/+.


2) Kunjungan Neonatus Kedua (KN2)
Kunjungan neonatus yang kedua (KN2) diberikan pada bayi saat berumur

6 hari pada tanggal 12 Mei 2016 pukul 14.00 WITA. Penulis melakukan

pengkajian berdasarkan hasil dokumentasi dan wawancara.


a) Data Subjektif
Ibu mengatakan tidak ada keluhan pada bayinya. Bernafas tidak ada

gangguan. Jenis nutrisi yang diberikan ASI secara on demand, tidak ada keluhan.

BAK frekuensi 6-7 kali perhari dengan warna kuning jernih dan BAB 2-3 kali per

hari warna kuning konsistensi lembek. Lama istirahat 12 jam per hari. Aktivitas

dan pergerakan bayi aktif. Tidak ada kebiasaan dalam keluarga yang

mempengaruhi kesehatan anak.


b) Data Objektif

Keadaan umum baik, tangis kuat, gerak aktif, kulit kemerahan, turgor kulit

baik. Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital diperoleh HR 140 x/menit, RR 40

x/menit, suhu 36,80C, berat badan: 3100 gram, BAB/BAK:+/+, tali pusat sudah

lepas. Hasil pemeriksaan fisik menunjukkan tidak ada perubahan dari pemeriksaan

sebelumnya.

c) Analisa

Bayi Ibu “PH” umur 6 hari neonatus sehat.

d) Penatalaksanaan

69
(1) Menginformasikan hasil pemeriksaan kepada ibu dan suami, ibu dan suami

memahami hasil pemeriksaan.


(2) Memberikan KIE pada ibu mengenai:
(a) Tanda bahaya pada bayi
(b) Jadwal imunisai dasar pada bayi
(c) Perawatan bayi dirumah
Ibu memahaminya dan bersedia melakukannya.
(3) Mengingatkan ibu untuk tetap menjaga kehangatan bayi nya, ibu bersedia

melakukannya.
(4) Mendukung ibu untuk memberikan ASI eksklusif kepada bayi nya, ibu

bersedia melakukannya.
3) Kunjungan Neonatus Lengkap (KN3)

Kunjungan neonatus yang lengkap dilakukan sebanyak dua kali yaitu pada

saat bayi berumur 12 hari pada tanggal 17 Mei 2016 pukul 19.00 WITA dan pada

saat bayi berumur 28 hari pada tanggal 3 Juni 2016 pukul 14.00 WITA.

a) Kunjungan pada tanggal 17 Mei 2016 pukul 19.00 WITA


(1) Data Subjektif
Ibu mengatakan tidak ada keluhan pada bayinya. Bernafas tidak ada

gangguan. Bayi menyusu secara on demand, tidak ada keluhan. BAK frekuensi 7-

8 kali perhari dengan warna kuning jernih dan BAB 2-3 kali per hari warna

kuning konsistensi lembek. Bayi lebih banyak tidur. Aktivitas dan pergerakan

bayi aktif. Tidak ada kebiasaan dalam keluarga yang mempengaruhi kesehatan

anak. Ibu ingin bayinya mendapatkan imunisasi BCG dan Polio.


(2) Data Objektif
Keadaan umum baik, tangis kuat, gerak aktif, kulit kemerahan, turgor kulit

baik. Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital diperoleh HR 130 x/menit, RR 42

x/menit, suhu 36,60C, berat badan: 3500 gram, BAB/BAK:+/+, tali pusat sudah

lepas, bayi mau menyusu dan tidak terdapat tanda bahaya atau tanda anak sakit.

Hasil pemeriksaan fisik menunjukkan tidak ada perubahan dari pemeriksaan

sebelumnya.
(3) Analisa

70
Bayi Ibu “PH” umur 12 hari neonatus sehat.
(4) Penatalaksanaan
(a) Menginformasikan hasil pemeriksaan kepada ibu dan suami, ibu dan suami

memahami hasil pemeriksaan.


(b) Mempersiapkan alat dan bahan untuk imunisasi BCG dan Polio, alat dan

bahan telah siap.


(c) Melakukan injeksi BCG secara intracutan di lengan kanan sebanyak 0,05 cc,

injeksi BCG telah diberikan dan tidak ada reaksi peradangan.


(d) Memberikan imunisasi polio sebanyak 2 tetes, imunisasi polio telah

diberikan.
(e) Memberikan KIE kepada ibu dan suami mengenai kejadian ikutan pasca

imunisasi (KIPI) dari BCG dan cara mengatasinya serta tidak menyusui bayinya

selama 15 menit setelah imunisasi, ibu memahami dan bersedia melakukannya.


(f) Mengingatkan kembali pemenuhan nutrisi bayi dengan memberikan ASI

secara on demand, ibu bersedia melakukannya.


(g) Menyepakati waktu kunjungan ulang yaitu pada saat bayi berumur 2 bulan

untuk mendapatkan imunisasi DPT-HB-Hib I dan polio II atau datang sewaktu-

waktu apabila ada keluhan, ibu bersedia datang bersama bayinya untuk imunisasi

selanjutnya.
b) Kunjungan pada tanggal 3 Juni 2016 pukul 14.00 WITA
(1) Data Subjektif
Ibu mengatakan tidak ada keluhan pada bayinya. Bernafas tidak ada

gangguan. Bayi menyusu secara on demand, tidak ada keluhan. BAK frekuensi 8-

9 kali perhari dengan warna kuning jernih dan BAB 2-3 kali per hari warna

kuning konsistensi lembek. Bayi lebih banyak tidur. Aktivitas dan pergerakan bayi

aktif. Tidak ada kebiasaan dalam keluarga yang mempengaruhi kesehatan anak.
(2) Data Objektif

Keadaan umum baik, tangis kuat, gerak aktif, kulit kemerahan, turgor kulit

baik. Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital diperoleh HR 142 x/menit, RR 44

x/menit, suhu 36,60C, berat badan: 3700 gram, BAB/BAK:+/+, tali pusat sudah

71
lepas, bayi mau menyusu dan tidak terdapat tanda bahaya atau tanda anak sakit.

Hasil pemeriksaan fisik menunjukkan tidak ada perubahan dari pemeriksaan

sebelumnya.

(3) Analisa
Bayi Ibu “PH” umur 28 hari neonatus sehat.
(4) Penatalaksanaan
(a) Menginformasikan hasil pemeriksaan kepada ibu, ibu memahami hasil

pemeriksaan.
(b) Memberikan KIE pada ibu mengenai tanda anak sakit, tumbuh kembang bayi

0-3 bulan dan cara menstimulasinya, ibu memahaminya dan bersedia

melakukannya.
(c) Memberikan informasi pada ibu untuk menimbang berat badan rutin setiap

bulannya ke fasilitas kesehatan, ibu bersedia melakukannya.


(d) Mengingatkan kembali pada ibu mengenai perawatan bayi di rumah, ibu lebih

memahaminya dan bersedia melakukannya.


c. Perkembangan Berat Badan
Hasil pemantauan berat badan bayi ibu “PH” selama penulis memberikan

asuhan tersaji pada gambar 7.

Gambar 7
Perkembangan Berat Badan Bayi

Data dari gambar diatas menunjukkan perkembangan berat badan bayi

mengalami peningkatan dari baru lahir sampai dengan 28 hari. Peningkatan berat

badan total gram 900 gram yaitu dari 2800 gram menjadi 3700 gram.

72
B. PEMBAHASAN

1. Asuhan Kebidanan Pada Ibu “PH” Umur 21 Tahun Primigravida dan

Janin Pada Masa Kehamilan Trimester III


Ibu “PH” selama menjalani kehamilannya telah rutin memeriksakan

kehamilannya, pada trimester pertama ibu ANC sebanyak dua kali, trimester

kedua sebanyak tiga kali dan trimester ketiga sebanyak enam kali di BPM “DR”.

Kunjungan ANC yang dilakukan ibu telah sesuai dengan kebijakan program

kunjungan antenatal yaitu minimal empat kali selama kehamilan dengan ketentuan

minimal satu kali pada trimester I dan II dan dua kali pada kehamilan trimester III

(Kemenkes RI, 2014). Setiap melakukan pemeriksaan kehamilan, ibu telah

mendapatkan asuhan sesuai Standar Pelayanan Kebidanan (SPK) yang terdiri dari

10 T yaitu sebagai berikut (Depkes RI, 2010).


Pertama, timbang berat badan dan ukur tinggi badan. Pengukuran tinggi

badan dilakukan saat pertama kali kunjungan pemeriksaan kehamilan. Bila tinggi

badan <145 cm maka ibu hamil mempunyai faktor resiko untuk panggul sempit

(Kemenkes RI, 2012). Tinggi badan ibu 163 cm. Selama diberikan asuhan mulai

dari umur kehamilan 36 minggu 3 hari sampai umur kehamilan 40 minggu 3 hari

terjadi peningkatan berat badan sebanyak 4 kg dan selama kehamilan mengalami

peningkatan sebanyak 13 kg terlihat dari berat badan ibu sebelum hamil yaitu 47

kg dan pengukuran terakhir yang dilakukan saat menjelang persalinan yaitu 60 kg.

Metode yang baik untuk mengkaji peningkatan berat badan normal pada masa

kehamilan adalah dengan menggunakan Body Mass Index (BMI). BMI didapatkan

dari membagi berat badan (dalam kilogram) dengan tinggi badan (dalam meter)

pangkat dua dan bila dihitung BMI ibu “PH” yaitu 17,69. Berdasarkan IMT ibu

73
termasuk kategori ringan (BMI<19,8) peningkatan berat badan yang

direkomendasikan yaitu 12,5-18 kg. Ini menunjukkan ibu mengalami peningkatan

berat badan yang sesuai dari berat badan yang disarankan berdasarkan IMT ibu

(Bobak, dkk., 2005).


Kedua, ukur tekanan darah, dilakukan setiap ibu melakukan kunjungan

ANC dan tekanan darah ibu dalam batas normal. Tekanan darah sistolik berkisar

110-120 mmHg dan tekanan diastolik antara 70-80 mmHg. Tekanan darah normal

apabila sistole dalam rentang 90-140 mmHg dan diastole dalam rentang 60-90

mmHg (Susan Klein, dkk., 2012). Ketiga, nilai status gizi (ukur lingkar lengan

atas), telah dilakukan pengukuran pada saat kunjungan pertama ibu ke BPM “DR”

dengan hasil LILA normal 23,5 cm. LILA normal ibu hamil adalah 23,5 cm

(Kemenkes RI, 2012).


Keempat, tinggi fundus uteri (TFU), diukur setiap kali melakukan

kunjungan. Pengukuran dilakukan dengan teknik Mc. Donald. Pada umur 36

minggu 3 hari hasil pengukuran TFU sebesar 29 cm. Terjadi penurunaan TFU

pada umur kehamilan 38 minggu 1 hari sebesar 1 cm yaitu 28 cm dan hasil

pengukuran tetap sampai dengan umur kehamilan 40 minggu 3 hari. Sejak umur

kehamilan 36 minggu, pengukuran TFU dengan Mc. Donald dilakukan untuk

menghitung taksiran berat janin yang dikombinasikan dengan teori Johnson dan

Tausack. Cara penghitungannya adalah jika bagian terendah janin belum masuk ke

dalam pintu atas panggul, hasil penghitungan tinggi fundus dalam cm dikurangi

12 dikalikan 155 namun jika bagian terendah janin sudah masuk ke dalam pintu

atas panggul, hasil penghitungan tinggi fundus dalam cm dikurangi 11 dikalikan

155 (Saifuddin, dkk., 2009). Maka didapatkan taksiran berat janin pada umur

kehamilan 36 minggu 3 hari yaitu 2790 gram dan pada umur kehamilan 39

74
minggu 4 hari sampai umur kehamilan 40 minggu 3 hari taksiran berat janin

adalah 2635 gram.


Kelima, menentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ).

Menentukan presentasi janin dilakukan dengan pemeriksaan abdomen dengan

teknik palpasi Leopold yang dimulai dari umur kehamilan 36 minggu. Hasil

pemeriksaan terakhir pada umur kehamilan 40 minggu 3 hari yaitu bagian

terendah janin adalah kepala dan bagian terbawah janin tidak dapat digoyangkan,

hal ini menunjukkan bagian terendah janin sudah masuk pintu atas panggul (PAP).

Hasil pengukuran DJJ selama kehamilan trimester III dalam batas normal berkisar

138-144 kali/menit. Gangguan kondisi kesejahteraan janin ditunjukkan dengan

DJJ yang kurang dari 120 atau lebih dari 160 kali per menit. Kegawatdaruratan

pada janin dicerminkan dengan DJJ yang kurang dari 100 atau lebih dari 180 kali

per menit (JNPK-KR, 2008).

Keenam, skrining status imunisasi Tetanus Toksoid (TT). Skrining status

imunisasi TT sangat penting dilakukan pada setiap ibu hamil karena pemberian

imunisasi TT pada kehamilan bertujuan untuk mencegah terjadinya penyakit

tetanus pada ibu dan tetanus neonatorum pada bayi. Hasil skrining status TT pada

ibu “PH” yaitu TT 5 yang lama perlindungannya seumur hidup. Hal ini

dimantapkan dengan wawancara kepada ibu yang mengatakan bahwa pernah

disuntik di lengan saat SD. Ibu juga mengatakan memperoleh imunisasi calon

pengantin (catin). Saat kehamilan ini ibu mendapatkan imunisasi TT sebanyak dua

kali yaitu pada umur kehamilan 26 minggu dan umur kehamilan 30 minggu 3 hari.

Berdasarkan cara skrining TT menurut Depkes R.I. (2008) yang menyatakan

bahwa ibu hamil tahun kelahiran 1987-1977 dengan status pendidikan minimal

tamat SD telah memperoleh program Bulan Imunisasi Anak Sehat (BIAS). Dari

75
program BIAS ini ibu sudah mendapatkan imunisasi TT yaitu pada saat kelas satu

dan kelas enam SD.

Ketujuh, pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet selama

kehamilan. Selama kehamilannya ibu sudah mengonsumsi suplemen SF lebih dari

90 tablet. Ibu “PH” mengkonsumsi tablet zat besi rutin setiap harinya pada malam

hari menjelang tidur dengan menggunakan air putih. Pemberian zat besi bertujuan

untuk sintesis hemoglobin dalam darah sehingga ibu hamil tidak mengalami

anemia dan aliran oksigen ke janin optimal (Bobak, dkk., 2005). Mengkonsumsi

tablet besi pada malam hari menjelang tidur juga efektif untuk mengurangi efek

samping berupa rasa mual dan muntah yang ditimbulkan. Cara ibu mengkonsumsi

tablet zat besi dengan air putih juga sudah benar untuk membantu penyerapan

tablet zat besi dalam darah.

Kedelapan, pemeriksaan laboratorium (rutin dan khusus). Ibu sudah

melakukan pemeriksaan laboratorium rutin darah Hemoglobin (Hb) di Puskesmas

pada tanggal 8 April 2016 dengan hasil 10,8 g/dl dan tergolong anemia ringan.

Kadar hemoglobin normal pada ibu hamil trimester III yaitu 11 g/dl (Bobak, dkk.,

2005). Dampak anemia pada kehamilan adalah bayi lahir prematur, bayi lahir

dengan berat badan rendah, kelainan bawaan, dampak pada persalinan yaitu

gangguan his atau kekuatan mengejan, kala II lama sehingga dapat menyebabkan

kelelahan, kala III dapat terjadi retensio plasenta, dan kala IV terjadi perdarahan

postpartum. Dampak pada masa nifas dapat terjadi subinvolusi, infeksi masa

nifas, dan pengeluaran ASI berkurang (Manuaba, dkk., 2007). Asuhan yang

diberikan penulis dengan didampingi bidan yaitu memberikan KIE mengenai

nutrisi dan pola istirahat serta memberikan tablet zat besi yang telah sesuai dengan

76
standar pelayanan kebidanan yaitu standar enam yaitu pengelolaan anemia pada

kehamilan dengan tujuan menemukan anemia pada kehamilan secara dini dan

melakukan tindak lanjut yang memadai untuk mengatasi anemia sebelum

persalinan berlangsung (IBI, 2006). Pemberian tablet zat besi 60 mg/hari dapat

menaikan kadar Hb sebanyak 1 g/dl perbulan. Karena relatif waktu singkat dan

sudah memasuki proses persalinan, penulis tidak dapat melakukan evaluasi kadar

hemoglobin.

Kesembilan, tatalaksana kasus. Pada umur kehamilan 37 minggu ibu

mengeluh mengalami nyeri pinggang. Hal ini adalah fisiologis, dimana kehamilan

juga mempengaruhi keseimbangan tubuh karena cenderung berat bagian depan.

Untuk menyeimbangkan berat tubuh maka ibu akan berusaha untuk berdiri

dengan tubuh condong ke belakang. Oleh karena itu, ibu akan merasakan nyeri

dibagian pinggang (Kemenkes RI, 2012). Mengatasi ketidaknyamanan yang

dialami ini, asuhan yang diberikan yaitu memberikan KIE mengenai penyebab

nyeri pinggang yang dirasakan ibu serta cara mengatasi keluhan tersebut. Ibu

disarankan untuk melakukan senam hamil, ketika berdiri usahakan tubuh dalam

posisi normal, tidur sebaiknya dalam posisi miring ke kiri, tidak berdiri terus

menerus dalam waktu yang lama dan pada saat mengambil sesuatu di lantai

usahakan untuk berjongkok perlahan-lahan dan setelah itu berdiri perlahan-lahan.

Setelah mendapatkan konseling, pada pertemuan selanjutnya dilakukan evaluasi

mengenai sakit pinggang ibu, keluhan ibu sudah berkurang.


Ibu juga mengalami keluhan sering kencing pada usia kehamilan 39

minggu empat hari. Hal ini adalah fisiologis, pada minggu-minggu akhir

kehamilan ibu lebih sering berkemih karena terjadi penekanan pada kandung

kemih oleh karena penurunan janin bagian bawah. Ibu “PH” disarankan untuk

77
mengurangi minum pada malam hari dan memperbanyak minum saat siang hari,

membatasi minum bahan diuretik alamiah seperti kopi teh dan minuman bersoda,

perbanyak minum air putih. Ibu memahami dan bersedia untuk melaksanakan

asuhan yang diberikan, sehingga keluhan sering kencing yang dialami ibu dapat

berkurang.
Kesepuluh, temu wicara (konseling) termasuk Perencanaan Persalinan dan

Pencegahan Komplikasi (P4K) serta KB pasca persalinan. Konseling mengenai

P4K dan KB pasca persalinan dilakukan saat pertama kali penulis memberikan

asuhan yaitu pada umur kehamilan 36 minggu 3 hari. Ibu “PH” telah melengkapi

P4K pada umur kehamilan 38 minggu 1 hari, meliputi tempat persalinan ibu di

BPM “DR”, ibu menggunakan tabungan sendiri sebagai biaya persalinannya,

kendaraan yang digunakan mengantar ibu ke BPM “DR” adalah sepeda motor,

calon donor darah adalah suami dimana memiliki golongan darah yang sama

dengan ibu yaitu golongan darah A dan KB pascapersalinan yang akan digunakan

adalah suntik hormonal 3 bulan.


Hasil pemeriksaan fisik yang dilakukan selama kehamilan trimester III

dalam batas normal. Tidak ada tanda-tanda yang mengarah pada keadaan

patologis. Perubahan psikologis yang dialami ibu “PH” selama kehamilan

khususnya pada trimester III yaitu perasaan tidak sabar menanti kehadiran sang

bayi dan menjadi orang tua karena ini merupakan kehamilan pertama ibu.

Disamping itu ibu juga merasakan beberapa kekhawatiran dengan persalinannya

dan kondisi bayinya setelah dilahirkan. Keadaan ini sesuai dengan teori Varney

(2006), yang memaparkan kehamilan trimester III sebagai periode penantian

dengan penuh kewaspadaan. Ibu merasa tidak sabar menunggu kelahiran bayinya

namun ibu juga merasa khawatir apabila bayinya tidak lahir tepat waktu

78
dankhawatir bayi akan dilahirkan dalam keadaan tidak normal. Oleh karena itu,

dukungan dari suami dan keluarga sangat dibutuhkan ibu untuk menumbuhkan

rasa percaya diri, sehingga ibu memiliki mental yang kuat dalam menghadapi

persalinannya.
2. Asuhan Kebidanan Pada Ibu “PH” Umur 21 Tahun Primigravida dan

Janin Pada Masa Persalinan

Proses persalinan ibu “PH” G1P0000 berlangsung pada umur kehamilan

40 minggu 4 hari. Ibu bersama suami datang ke BPM “DR” mengeluh sakit perut

hilang timbul, keluar lendir campur darah dan merasa cemas akan kelahiran

bayinya. Kemudian oleh bidan “DR” dilakukan pemantauan terhadap proses

persalinan meliputi kesejahteraan ibu, kesejahteraan janin dan kemajuan

persalinan. Selama proses pemantauan persalinan, ibu tampak gelisah, tidak dapat

beristirahat diluar kontraksi, asupan nutrisi ibu selama proses persalinan kurang,

merasa kelelahan, kesejahteraan janin terpantau normal, kemajuan kontraksi pada

mulanya normal sampai pada fase aktif persalinan, kemudian kontraksi menjadi

lemah dan tidak efisien, pembukaan serviks berlangsung lambat, terjadi

pemanjangan kala I fase aktif.

Menurut Bobak, dkk., (2005), terdapat lima faktor yang mempengaruhi

persalinan yang sering disebut dengan 5P, yaitu tenaga (power), jalan lahir

(passage), passanger, faktor psikologis, dan faktor posisi. Pemanjangan kala I

fase aktif pada proses persalinan Ibu “PH” terjadi karena faktor power yaitu his

yang melemah setelah adanya his yang kuat dan dalam waktu yang lama.

Kelemahan his yang timbul setelah adanya his yang kuat dalam waktu yang lama

ini disebut dengan inersia uteri sekunder (Saifuddin, dkk., 2009). Faktor

79
psikologis ibu yang cemas, kelelahan dan kurangnya asupan nutrisi ibu selama

proses persalinan juga mempengaruhi proses persalinan ibu “PH”.

Penatalaksanaan yang dilakukan bidan “DR” yaitu melakukan rujukan ke

RSU Dharma Yadnya dengan analisa G1P0000 UK 40 Minggu 4 hari Preskep U

Puka T/H + Pemanjangan Kala I Fase Aktif untuk mendapatkan penanganan lebih

lanjut. Pengambilan keputusan melakukan rujukan pada ibu “PH” berdasarkan

pencatatan hasil observasi pada lembar partograf dimana pembukaan serviks ibu

mengarah ke sebelah kanan garis waspada sehingga perlu dilakukan rujukan ke

fasilitas kesehatan rujukan yang memiliki sarana lebih lengkap.

Asuhan persalinan pada ibu “PH” yang dalam proses persalinannya

mengalami Pemanjangan Fase Aktif sudah sesuai dengan teori, menurut JNPK-

KR (2008) memaparkan bahwa pencatatan selama fase aktif persalinan harus

dimulai di garis waspada. Jika pembukaan serviks mengarah ke sebelah kanan

garis waspada (pembukaan kurang dari 1 cm per jam), maka harus

dipertimbangkan adanya penyulit (misalnya: fase aktif yang memanjang, serviks

kaku, inersia uteri hipotonik dan lain-lain). Pertimbangkan perlunya melakukan

intervensi bermanfaat yang diperlukan, misalnya melakukan persiapan rujukan ke

fasilitas kesehatan rujukan (rumah sakit atau puskesmas) yang memiliki

kemampuan untuk menatalaksanakan penyulit atau gawat darurat obstetri.

Saifuddin, dkk., (2010), juga memaparkan yang sama jika pembukaan servik

mengarah ke sebelah kanan garis waspada (pembukaan kurang dari 1 cm per jam),

maka harus dipertimbangkan perlu adanya tindakan intervensi yang diperlukan,

misalnya: amniotomi, infus oksitosin atau persiapan-persiapan rujukan (ke rumah

sakit atau puskesmas) yang mampu menangani penyulit kegawatdaruratan

80
obstetrik. Rujukan dalam kondisi optimal dan tepat waktu ke fasilitas kesehatan

rujukan atau yang memiliki sarana lebih lengkap diharapkan mampu

menyelamatkan jiwa ibu dan bayi.

Di RSU Dharma Yadnya dilakukan kolaborasi dengan dokter SpOG.

Pilihan penatalaksanaan oleh dokter yaitu dilakukan pertolongan persalinan

melalui operasi Sectio Caesarea (SC). Pengambilan keputusan dilakukannya

operasi SC karena kondisi ibu yang kelelahan, kehamilan lewat waktu dan faktor

tenaga (power) yaitu his melemah. Debbie Holmes dan Philip N. Baker (2011)

memaparkan indikasi untuk SC adalah kehamilan lewat waktu, kondisi ibu yang

memerlukan pelahiran yang mendesak/terkontrol dan tenaga (power) yaitu

kontraksi rahim lemah. Persiapan operasi dilakukan, ibu menggunakan pakaian

operasi, memantau kelancaran tetesan infus yang sebelumnya telah terpasang

yaitu 28 tetes/menit, skin test cefotaxim 0,1 cc secara intracutan dan tidak ada

reaksi alergi melakukan, melakukan injeksi antibiotik taxegram 2 gram per set,

membersihkan daerah operasi dengan melakukan pencukuran rambut pubis dan

melakukan pemasangan kantong penampung urin, kemudian mengantar ibu ke

ruang operasi. Tindakan operatif ibu dilakukan dengan menggunakan Regional

Anastesi (RA) yaitu Blok Spinal Anastasi (BSA). Hal ini sudah sesuai dengan

teori yang dinyatakan Varney (2007) yaitu apabila seksio harus dilakukan, maka

pilihan anastesi yang dianjurkan adalah epidural atau spinal.

Tindakan operatif berhasil melahirkan bayi dengan kondisi segera

menangis, warna kulit kemerahan dan gerak bayi aktif dengan jenis kelamin

perempuan. Pada penilaian bounding segera saat bayi dilahirkan, terdapat

hambatan untuk dilakukan kontak antara ibu dan bayi. Ibu hanya dapat melihat

81
bayinya dengan perasaan lega dan bahagia karena bayinya lahir dengan selamat.

Ibu tidak dapat merespon dengan memangil bayinya karena kondisi ibu masih

lemas dan mengantuk serta tidak sempat menyentuh bayinya karena tidak

dilakukan proses IMD. Plasenta lahir lima menit kemudian dengan kondisi lahir

kesan lengkap dan tidak ada klasifikasi.

Pemantauan kala IV telah dilakukan di ruang pemulihan segera setelah ibu

selesai dioperasi. Keadaan ibu baik, kesadaran compos mentis dimana ibu masih

dapat berkomunikasi hanya saja ibu belum bisa menggerakkan kakinya. Pada

tanda vital ibu menunjukkan perubahan tekanan darah dari sebelum operasi yaitu

110/70 mmhg dan setelah operasi menjadi 100/60 mmHg. Hipotensi sementara

yang terjadi pada ibu merupakan pengaruh anastesi yang dilakukan. Cunningham,

dkk., (2005) yang menyatakan bahwa pada penggunaan anastesi block spinal

dapat timbul gejala hipotensi sebagai akibat konsekuensi vasodilatasi akibat

blokade simpatis yang diperparah obstruksi aliran balik vena akibat tertekannya

vena kava oleh uterus. Luka operasi Ibu “PH” tertutup dengan baik, tidak terdapat

perdarahan dan kontraksi uterus ibu baik. Urin ibu tertampung 300 ml dalam

urine bag. Pemantauan yang dilakukan pada kala IV yaitu keadaan umum,

kesadaran, tanda vital, kontraksi uterus, TFU, kandung kemih dan perdarahan

dilakukan setiap 15 menit pada satu jam pertama dan setiap 30 menit pada satu

jam kedua. Pemantauan suhu dilakukan setiap satu jam (JNPK-KR, 2008).

3. Asuhan Kebidanan Pada Ibu “PH” Umur 21 Tahun Primipara Pada Masa

Nifas

Kunjungan nifas pada ibu telah dilakukan sebanyak tiga kali yaitu 6 jam

post SC, 6 hari dan 42 hari post SC untuk menilai status ibu, mencegah,

82
mendeteksi, dan menangani masalah-masalah yang mungkin terjadi. Hal ini sesuai

dengan standar kunjungan nifas yaitu kunjungan nifas pertama saat 6 jam sampai

3 hari setelah persalinan, kunjungan nifas kedua pada hari keempat sampai hari

ke-28 setelah persalinan dan kunjungan nifas ketiga pada hari ke-29 sampai hari

ke-42 (Kemenkes RI, 2012). Kunjungan nifas yang dilakukan tampak sesuai

dengan mengacu pada standar pelayanan masa nifas sehingga masa nifas ibu

berlangsung fisiologis.

Hasil dari kunjungan nifas yang dilakukan menunjukkan bahwa tanda-

tanda vital, penurunan TFU, pengeluaran lokia, pemeriksaan payudara dan

pemantauan proses laktasi selama masa nifas normal. Kapsul Vitamin A 200.000

IU diberikan sebayak dua kali, pertama diberikan segera setelah melahirkan dan

kedua diberikan setelah 24 jam dari pemberian kapsul Vitamin A pertama. Selain

itu ibu juga rutin mengonsumsi tablet tambah darah selama masa nifas sebanyak

40 tablet. Hal ini sesuai dengan pemaparan Kemenkes RI (2012) yaitu ibu

menyusui diberikan dua dosis vitamin A 200.000 IU dalam selang waktu 24 jam

pada ibu pasca bersalin untuk memperbaiki kadar vitamin A pada ASI dan

mencegah terjadinya lecet pada puting susu. Selain itu vitamin A akan

meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi perlukaan atau laserasi akibat

proses persalinan. Tablet tambah darah harus diminum untuk menambah zat gizi

setidaknya selama 40 hari postpartum.

Perubahan TFU pada ibu “PH” berlangsung normal. Proses penurunan

TFU pada enam jam post SC didapatkan sepusat, saat hari keenam post SC TFU

mengalami penurunan menjadi pertengahan pusat-simpisis, penurunan terus

berlangsung hingga pada kunjungan dua minggu post SC hasil pengukuran TFU

83
ibu “PH” sudah tidak teraba. Proses involusi uterus dimulai segera setelah

plasenta lahir akibat kontraksi-kontraksi otot-otot polos uterus. Involusi uteri dari

luar dapat diamati yaitu dengan memeriksa fundus uteri, fundus turun kira-kira 1-

2 cm setiap 24 jam. Pada hari ke-6 fundus berada di pertengahan pusat-simfisis

dan uterus tidak teraba pada hari ke-9 pascapartum (Bobak, dkk., 2005).

Pengeluaran lokia pada ibu “PH” pada masa nifas antara lain, pada hari

pertama pengeluaran berupa lokia rubra, pemeriksaan pada hari keenam

didapatkan pengeluaran lokia sanguinolenta, pada minggu kedua dari hasil

pemeriksaan diperoleh pengeluaran lokia berwarna kuning kecoklatan (lokia

serosa) dan pada kunjungan minggu keenam sudah tidak terdapat pengeluaran

lokia. Menurut Kemenkes RI (2014), perubahan lokia terjadi dalam empat tahap,

yaitu lokia rubra, lokia sanguinolenta, lokia serosa dan lokia alba. Lokia rubra

merupakan darah pertama yang keluar sampai hari ke empat masa postpartum.

Lokia sanguinolenta berlangsung dari hari keempat sampai ketujuh postpartum.

Lokia serosa muncul pada hari ketujuh sampai ke-14 postpartum. Lokia alba bisa

berlangsung selama 2-6 minggu postpartum.

Proses laktasi berjalan baik. Hari pertama sampai hari keempat post SC

kolostrum keluar sedikit dikedua payudara, mulai hari keempat sampai hari

keenam sudah terbentuk ASI masa transisi dilihat dari pengeluaran yang berawal

berwarna kekuningan selanjutnya putih. ASI matur pada ibu “PH” dihasilkan

mulai hari ketujuh sampai saat ini. Menurut Saifuddin, dkk., (2009), pengeluaran

kolostrum terjadi pada hari pertama sampai hari keempat dilanjutkan dengan ASI

peralihan mulai hari keempat sampai ketujuh dan ASI matur dari hari ketujuh

sampai saat ini. Ibu “PH” menyusui secara on demand. Selama proses laktasi, ibu

84
tidak mengalami masalah atau keluhan dan berencana memberikan ASI eksklusif

dan menyusui anaknya hingga umur dua tahun.


Selama pemantauan dua jam post SC ibu belum mobilisasi, enam jam post

SC ibu mulai miring ke kiri atau ke kanan dan duduk dengan dibantu, satu hari

post SC ibu sudah mobilisasi miring ke kiri dan ke kanan dan duduk, dua hari

post SC ibu sudah mulai mobilisasi berdiri dan berjalan. Ibu telah difasilitasi

untuk melakukan mobilisasi sesuai dengan teori bahwa anjurkan mobilisasi dini

jika tidak ada kontraindikasi pada ibu (Kemenkes RI, 2012). Menurut Saifuddin,

dkk., (2009), perawatan yang dilakukan 2 jam setelah tindakan SC pada Ibu “PH”

telah sesuai dengan standar. Ibu “PH” telah mendapatkan pemantauan keadaan

umum, tanda vital, diet, mobilisasi, perawatan luka operasi dan kemungkinan

terjadinya komplikasi selama masa nifas. Hasil pemantauan menunjukkan kondisi

Ibu “PH” selama 2 jam post SC berlangsung normal.


Pada saat kunjungan, ibu juga diberikan asuhan senam nifas. Menurut

Kemenkes RI (2012), senam nifas penting untuk membantu mengembalikan otot-

otot panggul kembali normal seperti sebelum masa kehamilan. Istirahat yang

cukup akan membantu mencegah terjadinya kelelahan yang berlebihan bagi ibu

nifas. Ibu nifas dianjurkan tidur saat bayinya tidur. Pada ibu nifas yang menyusui

bayinya perlu mengkonsumsi 500 tambahan kalori tiap harinya. Ibu membutuhkan

nutrisi yang baik dengan kandungan tinggi protein, mineral dan vitamin untuk

mencukupi kebutuhan bayinya hingga berusia 6 bulan.


Hasil observasi keadaan psikologis selama masa nifas, menunjukkan fase

taking in dimana ibu masih memerlukan bantuan keluarga dan petugas kesehatan

karena masih dalam masa pemulihan, fase taking hold yaitu dimana ibu masih

merasa khawatir akan ketidakmampuan dan rasa tanggung jawabnya dalam

merawat bayinya. Letting go, ibu sangat memperhatikan bayi nya dan fase letting

85
go dimana ibu sudah mulai dapat menyesuaikan diri dengan ketergantungan

bayinya. Berdasarkan Buku Pegangan Fasilitator yang diterbitkan oleh Kemenkes

RI (2012) memaparkan bahwa perubahan psikologis masa nifas yaitu taking in,

terjadi 1-2 hari setelah melahirkan dimana ibu merasa khawatir pada tubuhnya,

masih pasif dan memerlukan bantuan dari orang terdekatnya. Taking hold: terjadi

pada hari ke-3 sampai ke-10 setelah melahirkan, pada fase ini ibu merasa khawatir

akan ketidakmampuan dan rasa tanggung jawabnya dalam merawat bayi. Perasaan

ibu lebih sensitif sehingga mudah tersinggung dan memerlukan dukungan dari

orang-orang terdekatnya. Letting go: terjadi setelah ibu di rumah berlangsung 10

hari setelah melahirkan, pada fase ini ibu sudah mulai menyesuaikan diri dengan

ketergantungan bayinya.
Pemilihan kontrasepsi pasca SC, ibu memilih menggunakan kontrasepsi

hormonal suntik tiga bulan. Kontrasepsi ini dipilih bertujuan untuk mengatur jarak

kehamilan. Ciri-ciri kontrasepsi yang diperlukan ibu yaitu efektivitas cukup

tinggi. Reversibilitas cukup tinggi, karena ibu masih mengharapkan mempunyai

anak lagi. Dapat dipakai selama 3 sampai 4 tahun, yaitu sesuai dengan jarak

kehamilan yang direncanakan. Tidak menghambat air susu ibu (ASI). Kontrasepsi

yang disarankan adalah AKDR, pil menyusui dan suntikan hormonal 3 bulan

(Affandi, 2011).

4. Asuhan Kebidanan Pada Bayi ibu “PH” Pada Masa Neonatus

Bayi ibu “PH” lahir secara SC pada tanggal 5 Mei 2016 pukul 08.30

WITA, segera menangis, gerak aktif, kulit kemerahan dan jenis kelamin

perempuan. Penilaian segera setelah bayi lahir dalam keadaan sehat dan tanpa ada

kelainan. Proses IMD tidak dilakukan segera karena kondisi ibu masih dipantau

sampai dua jam post SC. Hal ini tidak sesuai dengan standar asuhan dimana

86
segera setelah bayi lahir harus dilakukan IMD sehingga terjadi kontak dini antara

ibu dan bayi serta membantu proses menyusui selanjutnya. Hal ini juga dilakukan

supaya dapat merangsang uterus berkontraksi dan mencegah perdarahan pada ibu.

Perawatan satu jam sudah sesuai dengan standar yang ada yaitu

menimbang bayi untuk mengetahui berat lahirnya dimana berat badan bayi ibu

“PH” adalah 2800 gram. Berat badan bayi baru lahir normal adala 2500-4000

gram dan berat badan bayi Ibu “PH” sudah termasuk dalam berat badan lahir bayi

normal. Setelah ditimbang diberikan salep mata tetracycline 1% yang bertujuan

untuk mencegah infeksi pada mata bayi dan vitamin K 1 mg yang bertujuan untuk

mencegah terjadinya perdarahan intrakranial pada bayi oleh karena defisiensi

vitamin K, pemakaian pakaian lengkap dengan topi dan selimut bertujuan untuk

menjaga kehangatan bayi sehingga mencegah terjadinya hipotermi pada bayi.

Setelah satu jam pemberian vitamin K, dilakukan pemberian imunisasi HB 0,

sebagai langkah awal pembentukan antibody terhadap virus hepatitis.


Pengukuran antropometri dan pemeriksaan fisik lengkap dilakukan saat

kunjungan neonatus pertama yaitu saat bayi umur enam jam. Pengukuran

antropometri didapatkan hasil yaitu panjang badan bayi 48 cm, lingkar kepala dan

dada masing masing 33 cm dan 32 cm. Panjang lahir normal adalah 48-52 cm,

lingkar kepala normal 33-37 cm (Direktorat Kesehatan Anak Khusus, 2010).

Pemeriksaan fisik dilakukan dari kepala sampai kaki dengan hasil normal, tidak

ada kelainan, bayi sudah buang air besar dan buang air kecil serta pemeriksaan

tanda-tanda vital bayi dalam batas normal. Kemudian menjaga kehangatan bayi

dan dilakukan rooming in.

Kunjungan neonatus dilakukan sebanyak tiga kali yaitu kunjungan pertama

dilakukan saat bayi umur enam jam dan masih dirawat di RSU Dharma Yadnya,

87
kunjungan neonatus kedua saat usia bayi enam hari dilakukan dengan

mengunjungi ke rumah ibu dan yang terakhir pada umur bayi 12 hari saat ibu

berkunjung ke BPM “DR” dan pada umur bayi 28 hari dengan melakukan

kunjungan rumah. Hal ini sesuai dengan standar kunjungan neonatus yaitu

kunjungan neonatus pertama dilakukan 6 jam sampai 48 jam setelah lahir,

kunjungan neonatus kedua pada hari ke-3 sampai hari ke-7 setelah lahir dan

kunjungan nifas ketiga pada hari ke-8 sampai hari ke-28 setelah lahir (Kemenkes

RI, 2012). Kunjungan neonatus ini bertujuan untuk melakukan pengkajian pada

bayi baru lahir dan mendeteksi apakah ada kelainan pada bayi baru lahir.

Hasil perngukuran berat badan bayi, didapatkan berat badan terus

mengalami peningkatan setiap dilakukan kunjungan. Total peningkatan berat

badan bayi hingga 28 hari sebesar 900 gram yaitu dari 2800 gram menjadi 3700

gram. Bayi ibu “PH” mendapatkan ASI eksklusif yang diberikan secara on

demand. Sebagai bayi yang mendapatkan ASI penuh penambahan berat badan

bayi selama neonatus sudah cukup. Hal ini sesuai dengan pernyataan (WHO,

2005) yaitu berat badan bayi perempuan normal usia 1 bulan adalah 3200 gram-

5500 gram.

Imunisasi yang diterima bayi sampai berumur 28 hari adalah HB0 pada

umur 0 hari, BCG, dan polio 1 pada umur bayi 12 hari. Asuhan yang diberikan

telah sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan bayi. Konseling-konseling yang

diberikan kepada orang tua juga telah sesuai dengan kebutuhan dari bayi seperti

tanda bahaya bayi baru lahir, perawatan bayi dirumah, cara menstimulasi tumbuh

kembang bayi dan cara mendeteksi segera bayi sakit.

88
BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Setelah penulis memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif dari

masa kehamilan, persalinan, nifas dan bayi sampai umur 28 hari pada ibu “PH”,

dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Asuhan Kebidanan Pada Ibu dan Janin Selama Kehamilan Trimester III.
Hasil peningkatan berat badan, pemeriksaan tekanan darah, suhu, nadi,

respirasi dan perkembangan TFU dalam batas normal. Kesejahteraan janin baik

ditandai dengan DJJ baik dan gerak janin dirasakan aktif. Keluhan dialami selama

kehamilan trimester III dalam batas fisiologis. Proses kehamilan ibu mengalami

permasalahan yaitu anemia ringan pada kehamilan trimester III.


2. Asuhan Kebidanan Pada Ibu dan Janin Pada Masa Persalinan
Proses persalinan ibu “PH” berlangsung saat umur kehamilan 40 minggu 4

hari, namun terdapat masalah yaitu terjadi pemanjangan fase aktif kala I sehingga

dilakukan rujukan ke fasilitas kesehatan rujukan (rumah sakit) dan dilakukan

pertolongan persalinan dengan tindakan sectio caesarea (SC). Proses persalinan

sectio caesarea yang dilakukan berjalan dengan baik dan tidak terjadi komplikasi

selama proses persalinan, namun tidak dilakukan IMD.


3. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Selama Masa Nifas
Masa nifas ibu berjalan secara fisiologis. Proses involusi uterus

pengeluaran lokia, proses laktasi dan proses adaptasi berjalan normal. Kunjungan

nifas sudah dilakukan sebanyak 3 kali sesuai standar asuhan untuk mencegah dan

mendeteksi dini masalah yang mungkin terjadi.


4. Asuhan Kebidanan Pada Bayi Ibu “PH” Pada Masa Neonatus
Perkembangan bayi hingga umur 28 hari yang telah diberikan asuhan

adalah normal. Bayi lahir segera menangis kuat dan gerak aktif dengan berat

badan lahir 2800 gram, namun proses IMD tidak dilakukan segera karena kondisi

89
ibu masih dipantau sampai dua jam post SC. Penambahan berat badan pada bayi

berada dalam batas normal. Bayi telah diberikan imunisasi sesuai dengan jadwal

imunisasi. Kunjungan neonatus telah dilakukan sebanyak 3 kali sesuai standar.

B. Saran
1. Bagi Institusi Pelayanan
Tempat pelayanan diharapkan dapat memberikan asuhan kebidanan sesuai

standar dan memberikan penatalaksanaan yang sesuai sehingga asuhan yang

diberikan semakin optimal.


2. Bagi Mahasiswa

Diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan yang

dimiliki serta memberikan pelayanan sesuai dengan standar.

3. Bagi Penulis Selanjutnya


Penulis selanjutnya diharapkan dapat melakukan pengkajian lebih dalam

agar data yang didapatkan lebih akurat dan asuhan yang diberikan sesuai dengan

standar serta lebih banyak literatur yang ada berdasarkan pengalaman penulis.
4. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan untuk menambah kepustakaan yang terbaru, meliputi buku,

jurnal, dan kepustakaan yang berisikan evidence based terkini sehingga

pelaksanaan penulisan laporan berikutnya lebih terfasilitasi.

90
DAFTAR PUSTAKA

Affandi, Biran, Adriaanz, George, Gunadi, Eka Rusianto, Koesno, Harni. 2011.
Buku Pelayanan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta. PT Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.

Bobak, I.M., Lowdermik D. L., Jensen, M. D. dan Perry, S. E. 2005. Maternity


Nursing 4/e, Mosby Year Book, California, Terjemahan Wijayarini, M.A
dan Peter I. Anugrah, 2005, Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta.
Buku Kedokteran EGC.

Cuningham, Gary F., F. Gant, Norman, J. Leveno, Kenneth, Gilstrap III, Larry C.,
Hauth, John C., Wenstrom, Katharine D. 2006. Obstretri William Edisi
21. Jakarta. Buku Kedokteran EGC.

Dinas Kesehatan Provinsi Bali. 2014. Profil Kesehatan Provinsi Bali Tahun 2014,
Denpasar. Dinas Kesehatan Provinsi Bali.

Direktorat Bina Gizi Depkes RI. 2010. Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat
Kesehatan Ibu Dan Anak (PWS-KIA). Jakarta. Departemen Kesehatan RI.

Debbie, Holmes, N. Baker, Philip. 2011. Buku Ajar Ilmu Kebidanan. Jakarta:
EGC.

IBI. 2006. Standar Pelayanan Kebidanan. Jakarta. Pengurus Pusat IBI.

JNPK-KR. 2008. Pelatihan Klinik Asuhan Persalinan Normal. Jakarta.


Departemen Kesehatan RI.

Kemenkes RI. 2010. Panduan Pelayanan kesehatan Bayi Baru Lahir Berbasis
Perlindungan Anak. Jakarta. Direktorat Kesehatan Anak Khusus.

. 2012. Pegangan Fasilitator Kelas Ibu Hamil. Jakarta. Kementerian


Kesehatan RI.

. 2013. Profil Kesehatan Indonesia 2013. Jakarta. Kementerian Kesehatan


RI.

. 2014a. Infodatin Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI


Mother’s Day. Jakarta. Kementerian Kesehatan RI.

. 2014b. Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta. Kementerian Kesehatan RI.

. 2014c. Profil Kesehatan Indonesia 2014. Jakarta. Kementerian Kesehatan


RI.

. 2015. Kesehatan Dalam Kerangka Sustainable Development Goals


(SDGs). Jakarta. Kementerian Kesehatan RI.

91
Manuaba, I. B., Chandranita, I. A. dan Fajar, I. B. 2007. Pengantar Kuliah
Obstetri. Jakarta. EGC.

Mochtar, R. 2005. Sinopsis Obstetri Jilid I. Jakarta: EGC.

Puskesmas II Denpasar Timur. 2015.Profil Kesehatan Puskesmas II Denpasar


Timur, Denpasar. Puskesmas I Denpasar Timur.

Saifuddin, A. B., Adriaansz, G., Wiknjosastro, G. H., dan Waspodo, D. 2009.


Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal Neonatal. Jakarta.
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Saifuddin, A. B., Rachimhadhi, T., dan Winkjosastro, G. H. 2010. Ilmu


Kebidanan. Jakarta. PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Varney, H., Kriebs, J. M., dan Gegor, C. L. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan
Edisi 4 Volume 2.Jakarta: EGC.

WHO Growth Chart. 2005. Pertumbuhan dan Perkembangan Bayi Balita. Jakarta.
tp.

92
Lampiran 1

Perkembangan Kesejahteraan Ibu “PH” Pada Kala I Fase Laten


di BPM “DR” Tahun 2016

Tekanan
Waktu Nadi Suhu Respirasi Hidrasi Eleminasi
Darah
(WITA) (x/menit) (0C) (x/menit) (cc) (ml)
(mmHg)
19.30 - 82 - 22 - ±150
20.30 - 80 - 22 ±100 -
21.30 - 80 - 24 - -
22.30 110/80 82 37 22 - ±100
23.30 - 82 - 22 - -
00.30 - 84 - 24 ±100 -
01.30 - 84 - 24 - -

Perkembangan Kesejahteraan Janin Ibu “PH” Pada Kala I Fase Laten


DI BPM “DR” Tahun 2016

Waktu
DJJ (X/menit) Moulage Ketuban
(WITA)
19.30 140 - Utuh
20.30 144 - Utuh
21.30 148 - Utuh
22.30 148 0 Utuh
23.30 152 - Utuh
00.30 150 - Utuh
01.30 148 - Utuh
Lampiran 2
Lampiran 3

Kegiatan Pelaksanaan Pembinaan Kasus

No. Kegiatan Februari Maret April Mei Juni Juli


I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
1. Tahap Persiapan
a. Penyusunan usulan kasus
b. Konsultai usulan kasus
c. Seminar usulan kasus
d. Perbaikan usulan kasus
e. Izin pelaksanaan penelitian
2. Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan asuhan selama kehamilan
trimester III hingga 42 hari masa nifas
3. Tahap Pengakhiran Penelitian
a. Penyusunan Laporan
1) Pengolahan Data
2) Analisis Data
b. Seminar laporan tugas akhir
c. Perbaikan laporan tugas akhir
d. Pengesahan laporan tugas akhir
Lampiran 4

NASKAH PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN

Ibu yang terhormat saya Ni Luh Widya Asri Pratiwi selaku mahasiswa semester

VI Program Studi Diploma III Politeknik Kesehatan Denpasar Jurusan

Kebidanan akan melakukan pembinaan kasus dengan judul “Asuhan Kebidanan

Pada Ibu “PH” Umur 21 Tahun Primigravida Dari Kehamilan Trimester III

Sampai Dengan Masa Nifas Dan Bayi Umur 28 Hari”. Pembinaan kasus ini

bertujuan untuk mengetahui perkembangan kehamilan pada ibu “PH” umur 21

tahun primigravida trimester III sampai masa nifas dan bayi umur 28 hari.

Saya akan meminta kesediaan ibu untuk menjadi subyek pembinaan kasus dalam

laporan kasus ini. Jika ibu bersedia, saya akan mewawancarai ibu dengan tetap

menjamin kerahasiaan dari identitas dan hasil pemeriksaan yang dilakukan.

Partisipasi ibu bersifat sukarela tanpa paksaan dan bila tidak berkenan dapat

menolak atau sewaktu-waku dapat mengundurkan diri tanpa sanksi apapun.

Pembinaan kasus ini tentu saja akan menyita waktu ibu untuk mengerjakan

pekerjaan lainnya. Walaupun demikian ibu akan mendapatkan cinderamata

sebesar Rp 50.000,- (lima puluh ribu rupiah).

Apabila ibu membutuhkan penjelasan lebih lanjut mengenai pembinaan kasus ini,

dapat menghubungi:

Nama : Ni Luh Widya Asri Pratiwi

Alamat : Jalan Tukad pancoran II A No. 14

No. HP : 081337039139
Lampiran 6

DOKUMENTASI PELAKSANAAN ASUHAN


Lampiran 7
Lampiran 8

Das könnte Ihnen auch gefallen