Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
All rights reserved. Publications of the World Health Organization are available on the
WHO website (www.who.int) or can be purchased from WHO Press, World Health
Organization, 20 Avenue Appia, 1211 Geneva 27, Switzerland (tel.: +41 22 791 3264; fax:
+41 22 791 4857; e-mail: bookorders@who.int).
Requests for permission to reproduce or translate WHO publications – whether for sale or
for non-commercial distribution – should be addressed to WHO Press through the WHO
website (www.who.int/about/licensing/copyright_form/en/index.html).
The designations employed and the presentation of the material in this publication do not
imply the expression of any opinion whatsoever on the part of the World Health
Organization concerning the legal status of any country, territory, city or area or of its
authorities, or concerning the delimitation of its frontiers or boundaries. Dotted lines on
maps represent approximate border lines for which there may not yet be full agreement.
The mention of specific companies or of certain manufacturers’ products does not imply
that they are endorsed or recommended by the World Health Organization in preference
to others of a similar nature that are not mentioned. Errors and omissions excepted, the
names of proprietary products are distinguished by initial capital letters.
All reasonable precautions have been taken by the World Health Organization to verify the
information contained in this publication. However, the published material is being
distributed without warranty of any kind, either expressed or implied. The responsibility for
the interpretation and use of the material lies with the reader. In no event shall the World
Health Organization be liable for damages arising from its use.
Hb Hemoglobin
IM Intramuskuler
IV Intravena
AV Aspirasi vakum
2 | Daftar Istilah
3|Page
Definisi
Dilator osmotik
Beberapa batang tipis dan pendek yang terbuat dari rumput laut (laminaria) atau
bahan sintetik. Setelah diletakkan pada mulut rahim (cervical os), dilator menyerap
kelembaban dan melebar, secara bertahap menyebabkan dilatasi (pelebaran) leher
rahim (cervix).
* International statistical classification of diseases and health related problems, 10th revision – ICD-10,
Vol. 2, 2008 edition. Geneva: World Health Organization; 2009.
Definisi | 3
Tujuan penulisan buku panduan
Buku panduan praktek klinis untuk aborsi yang aman dimaksudkan untuk
memfasilitasi aplikasi praktis terhadap rekomendasi klinis dari edisi kedua buku
Aborsi yang Aman: Panduan Teknis dan Kebijakan Pada Sistem Kesehatan (World
Health Organization [WHO] 2012). Sementara dalam konteks hukum, perundang-
undangan, kebijakan dan penyedia-penerima layanan, mungkin akan berbeda di
berbagai negara, rekomendasi dan praktek terbaik dijelaskan di kedua buku ini untuk
memudahkan pengambilan keputusan berdasarkan bukti yang menghargai
perawatan aborsi yang aman.
Buku panduan ini berorientasi kepada para pemberi layanan yang telah memperoleh
keahlian dan pelatihan yang diperlukan untuk melakukan aborsi yang aman dan/atau
mengobati berbagai komplikasi akibat aborsi yang tidak aman. Maka buku ini bukan
merupakan pengganti pelatihan formal, bukan panduan pelatihan.
Kami harap buku ini berguna untuk berbagai macam penyedia layanan di berbagai
fasilitas dan pada konteks pelayanan kesehatan dan hukum yang berbeda-beda.
Tanpa diskriminasi;
1 Pre-aborsi
1.1 Informasi, konseling dan pengambilan keputusan 10
1.2 Riwayat medis 15
1.3 Pemeriksaan fisik 17
1.4 Pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan lainnya (bila 19
perlu dan tersedia
1.5 Mendiskusikan pilihan alat kontrasepsi 20
2 Aborsi
2.1 Ringkasan berbagai metode: Aborsi medis dan 23
pembedahan
2.2 Pencegahan dan pengendalian infeksi 25
2.3 Penanganan nyeri 27
2.4 Aborsi medis 30
2.5 Aborsi medis: ≤ 12 minggu (atau ≤ 84 hari) kehamilan 31
2.6 Aborsi medis: >12 minggu (atau > 84 hari) kehamilan 37
2.7 Aborsi pembedahan: Persiapan serviks 41
2.8 Obat-obatan, bahan dan peralatan untuk aborsi 44
pembedahan
2.9 Aborsi pembedahan: ≤12-14 minggu kehamilan 46
2.10 Aborsi pembedahan >12-14 minggu kehamilan 55
3 Pasca aborsi
3.1 Sebelum pemulangan dari fasilitas kesehatan 62
3.2 Pemeriksaan lanjutan oleh petugas kesehatan 63
3.3 Kontrasepsi pasca aborsi 64
3.4 Pemeriksaan dan penanganan komplikasi aborsi 67
BAGIAN
1
Pre-aborsi
Informasi, konseling dan pengambilan keputusan
Riwayat medis
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan lainnya
(bila perlu dan tersedia)
Mendiskusikan pilihan alat kontrasepsi
TUJUAN
Memberikan informasi dan menawarkan konseling dengan cara yang
mudah dipahami klien, agar memudahkan pengambilan keputusan
apakah melakukan aborsi, dan bila iya, metode apa yang dipilih.
Memastikan status kehamilan dan menentukan lokasi intrauterine dan
usia kehamilan.
Evaluasi kondisi medis yang memerlukan penanganan atau dapat
mempengaruhi pilihan prosedur aborsi.
Memberikan kesempatan selanjutnya untuk mendiskusikan penggunaan
kontrasepsi
Informasi, konseling dan pengambilan
1.1 keputusan
Penyediaan informasi
Informasi merupakan komponen penting pada pelayanan medis dan harus selalu
tersedia bagi para perempuan yang ingin melakukan aborsi. Hal-hal penting yang
sekurang-kurangnya harus diperhatikan adalah:
Adanya metode aborsi dan penanganan nyeri yang dapat dipilih;
Apa yang akan dilakukan sebelum, selama dan setelah penanganan, termasuk
berbagai pemeriksaan yang akan dilakukan;
Seperti apa kira-kira pengalaman yang akan dirasakan klien (contohnya nyeri dan
pendarahan) dan berapa lama proses ini akan berlangsung;
Bagaimana mengenali potensi komplikasi; serta bagaimana dan dimana mencari
bantuan bila diperlukan;
Kapan klien akan pulih dan dapat kembali melakukan aktivitas normal, termasuk
hubungan seksual;
Perawatan lanjutan, termasuk pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan di
masa yang akan datang;
Kebutuhan-kebutuhan yang berhubungan dengan hukum dan pelaporan.
Hampir semua klien perempuan yang melakukan aborsi yang aman tidak akan
mengalami efek jangka panjang (contohnya efek samping pada kehamilan
selanjutnya, konsekuensi psikologis yang buruk, kanker payudara) terkait kesehatan
umum atau reproduksinya sebagai akibat dari aborsi.
Anjurkan konseling
Konseling merupakan proses yang fokus dan interaktif dimana seseorang secara
sukarela mendapatkan dukungan, informasi tambahan dan panduan dari orang
yang terlatih, dilingkungan yang kondusif untuk secara terbuka menyampaikan
pikirannya, perasaannya dan sudut pandangnya. Ketika memberikan konseling,
ingatlah untuk:
10 | Bagian 1 Pre-aborsi
Menyampaikan informasi dalam bahasa yang sederhana;
Menjaga privasinya;
Pengambilan keputusan
Jika seorang perempuan memilih untuk melakukan aborsi dan ada berbagai pilihan
metode aborsi yang tersedia, maka ia harus diizinkan untuk memilih diantara
berbagai jenis metode tersebut yang paling cocok baginya, berdasarkan usia
kehamilan dan kondisi kesehatannya. Informasi yang cukup dan akurat
berdasarkan ilmu pengetahuan, mengenai faktor-faktor resiko dan manfaat serta
kerugian setiap metode adalah sangat penting dalam membantunya mengambil
keputusan.
KEHAMILAN
12 | Bagian 1 Pre-aborsi
12 | Bagian 1 Pre-aborsi
Karakteristik tindakan aborsi
≤ 12-14 minggu
Aborsi Medis Aspirasi Vakum (AV)
Dapat dipilih pada keadaan berikut: Dapat dipilih pada keadaan berikut:
Untuk perempuan yang sangat gemuk Jika ada kontraindikasi aborsi medis
Dijumpai malformasi pada uterine (rahim) atau Jika ada hambatan untuk waktu pelaksanaan tindakan
fibroid atau riwayat pembedahan serviks (leher aborsi
rahim) sebelumnya
Jika klien tidak ingin dilakukan tindakan
pembedahan
Jika pemeriksaan panggul tidak mungkin dilakukan
atau tidak diinginkan
Kontraindikasi
Riwayat reaksi alergi terhadap obat-obatan yang Tidak diketahui adanya kontraindikasi absolut
digunakan
Porfiria yang diturunkan
Gagal ginjal kronis
Diketahui atau dicurigai adanya kehamilan ektopik
(karena misoprostol dan mifepristone tidak
mengobati kehamilan ektopik)
Kontraindikasi
Riwayat reaksi alergi terhadap salah satu obat yang Tidak diketahui adanya kontraindikasi
digunakan absolut untuk penggunaan D&E yang
Porfiria yang diturunkan diketahui
Gagal ginjal kronis
Diketahui atau dicurigai adanya kehamilan ektopik
(karena misoprostol dan mifepristone tidak mengobati
kehamilan ektopik)
14 | Bagian 1 Pre-aborsi
Riwayat medis 1.2
is
16 | Bagian 1 Pre-aborsi
Pemeriksaan fisik 1.3
Penampakan umum
Tanda-tanda vital
Penilaian kesehatan
Tanda-tanda kelemahan, letargi, anemia atau kurang gizi
umum
Tanda-tanda atau bekas kekerasan fisik
Pemeriksaan fisik umum (sesuai indikasi)
Pemeriksaan bimanual
Perhatikan ukuran, bentuk, posisi dan mobilitas uterus
Nilailah massa adnexal (tambahan)
Nilailah konsistensi uterus selama palpasi atau dengan
gerakan serviks, dan/atau konsistensi ruang rektovaginalis (cul-
de-sac), yang dapat menunjukkan adanya infeksi
Pastikan status kehamilan dan usia kehamilan
is
2 4 8 12 16 20 30 40
Ukuran uterus (minggu)
*Missed abortion adalah aborsi yang terjadi sebelum usia janin mencapai 20 minggu tetapi masih belum dikeluarkan
dari rahim selama 7 minggu atau lebih.
Goodman S, Wolfe M and the TEACH Trainers Collaborative Working Group. Early abortion training workbook, 3rd ed. San
*
Francisco: UCSF Bixby Center for Reproductive Health Research & Policy; 2007.
Pemeriksaan laboratorium dan
pemeriksaan lainnya (bila perlu dan 1.4
tersedia)
Pemeriksaan/konseling HIV
PENTING
is
PENTING
Penerimaan klien terhadap alat kontrasepsi tidak boleh menjadi syarat untuk
memberinya layanan aborsi.
20 | Bagian 1 Pre-aborsi
Elements of medical history
BAGIAN
Abortion
Ringkasan berbagai metode: aborsi medis dan
pembedahan
Pencegahan dan pengendalian infeksi
Penanganan nyeri
Aborsi medis
o ≤ 12 minggu (atau ≤ 84 hari) kehamilan
Aborsi medis
Hingga 6 minggu (63 hari) 9-12 minggu (63-84 hari)
Mifepristone 200 mg
Mifepristone dan misoprostol
Oral
Dosis tunggal
Misoprostol 800 µg
Vaginal atau sublingual
Setiap 3-12 jam hingga 3 dosis
Aborsi pembedahan
Hingga 6 minggu (63 hari)
Aspirasi Vakum
Metode aspirasi vakum yaitu:
Aspirasi vakum manual (AVM)
Aspirasi vakum elektrik (AVE)
>12-14 minggu
24 | Bagian 2 Aborsi
Pencegahan dan pengendalian infeksi 2.2
Karena prosedur aborsi dan perawatannya melibatkan kontak dengan darah dan cairan
tubuh lainnya, semua staf klinis dan staf pendukung yang melakukan pelayanan ini harus
memahami dan melakukan tindakan awal standar terhadap pencegahan dan
pengendalian infeksi, baik untuk perlindungan diri sendiri maupun perlindungan terhadap
pasien mereka. Insiatif untuk segera menggunakan kontrasepsi setelah aborsi terbukti
meningkatkan kepatuhan dan menurunkan resiko kehamilan yang tidak diinginkan.
o Sarung tangan harus digunakan dan diganti saat kontak dengan klien yang
berbeda dan antara pemeriksaan vaginal (atau rektal) meskipun pada
perempuan yang sama. Setelah menyelesaikan perawatan pada satu klien
dan melepaskan sarung tangan, pekerja kesehatan harus selalu mencuci
tangan mereka, karena sarung tangan dapat memiliki lubang yang tidak
terlihat.
Teknik aseptik:
Perhatian: Aspirator, kanul dan adaptor tidak aman bila dipegang langsung dengan
tangan sebelum dibersihkan.
PENT
26 | Bagian 2 Aborsi
Penanganan nyeri 2.3
Hampir semua perempuan akan mengalami sedikit nyeri dan kram selama aborsi. Bila
tidak diperhitungkan, maka dapat menyebabkan peningkatan kecemasan dan
ketidaknyamanan klien, sehingga beresiko memperpanjang durasi tindakan dan
mengganggu proses rawatan.
Tingkat nyeri yang dirasakan klien dengan evakuasi uterus atau ekspulsi kehamilan,
dan respon mereka terhadap nyeri adalah sangat bervariasi.
Perhatian khusus harus diberikan terhadap riwayat medis klien, alergi dan
penggunaan obat secara bersamaan yang dapat bereaksi dengan obat anti nyeri
atau zat anastesi yang tersedia; agar mengoptimalkan penggunaan obat-obat anti
nyeri yang aman.
o Perempuan yang sangat cemas mungkin tidak akan mampu berbaring dengan
tenang di atas meja operasi untuk dilakukan aborsi pembedahan, dan akan
mengganggu keamannya bila tidak diatasi.
Nyeri yang berhubungan dengan dilatasi servikal dan kontraksi uterus fisiologis
maupun mekanis sering dijumpai pada perempuan yang sedang melakukan aborsi.
PENTING
28 | Bagian 2 Aborsi
Contoh cara pemberian blok paraservikal*
Injeksi 1-2 mL anastetik pada lokasi servikal dimana tenakulum akan dipasang
(arah jam 12 atau jam 6, sesuai dengan keinginan pemberi layanan atau letak
serviks)
Kemudian, stabilisasi serviks dengan tenakulum pada lokasi yang dianastesi.
Gunakan traksi ringan untuk menggerakkan serviks dan pastikan perpindahan
epitel serviks yang lunak kejaringan vagina, yang memastikan penempatan untuk
injeksi tambahan.
Injeksi 2-5 mL secara perlahan lidokain dengan kedalaman 1.5-3 cm pada 2-4 titik
dipersimpangan servikal/vaginal (jam 2 dan jam 10, dan/atau jam 4 dan jam 8)
Pindahkan jarum selama injeksi ATAU aspirasi sebelum injeksi dilakukan untuk
mencegah injeksi intravaskuler.
Dosis maksimum lidokain pada blok paraservikal adalah 4.5 mg/kg/dosis atau
umumnya 200-300 mg (sekitar 20 mL dari 1% atau 40 mL dari 0.5%).
PENTING
Anastesi umum tidak selalu direkomendasikan untuk aspirasi vakum atau D&E.
Obat-obatan yang digunakan untuk anastesi umum merupakan salah satu dari beberapa
aspek yang berpotensi mengancam nyawa pada perawatan aborsi. Fasilitas yang
menganjurkan anastesi umum harus memiliki peralatan khusus dan staf terlatih untuk
melakukannya dan untuk mengatasi kemungkinan komplikasi.
Ketika penanganan nyeri intravena (IV), untuk sedasi kesadaran atau anastesi umum
diterapkan, klinisi yang terlatih (dan tersertifikasi, jika dibutuhkan secara hukum) untuk
memantau parameter pernafasan, kardiovaskuler dan neurologik, termasuk tingkat
kesadaran, harus hadir diruang tindakan. Dokter yang memberikan penanganan nyeri IV
harus dilatih untuk dapat memberikan bantuan pernafasan saat terjadi supresi nafas.
*Maltzer DS, Maltzer MC, Wiebe ER, Halvorson-Boyd G, Boyd C. Pain management. In: Paul M, Lichtenberg ES,
Borgatta L, Grimes DA, Stubblefield PG, editors. A clinician’s guide to medical and surgical abortion. New York:
Churchill Livingstone; 1999:73–90.
Pertimbangan klinis
Aborsi medis merupakan proses banyak langkah yang melibatkan dua obat-obatan
(mifepristone dan misoprostol) dan/atau banyak dosis dari salah satu obat
(misoprostol tunggal).
Mifepristone bersama misoprostol adalah lebih efektif daripada bila hanya diberikan
misoprostol, dan efek sampingnya lebih sedikit.
Klien harus dapat mengakses pemberian saran dan pelayanan gawat darurat saat
terjadi komplikasi, bila perlu.
Evaluasi klien untuk kemungkinan kehamilan ektopik bila dilaporkan adanya tanda
atau gejala kehamilan yang sedang berlangsung setelah dilakukan aborsi medis.
is
30 | Bagian 2 Aborsi
Aborsi medis: 2.5
≤12 Minggu (atau ≤ 84 hari) kehamilan
Mifepristone 200 mg
MIFEPRISTONE DAN MISOPROSTOL
Oral
Dosis tunggal
Misoprostol 800 µg
Vaginal atau sublingual
Setiap 3-12 jam hingga 3 dosis
Buccal Sublingual
KETERANGAN PENANGANAN
Nyeri Komunikasi yang tidak menghakimi dan saling menghargai
Dukungan verbal dan meyakinkan kembali
Penjelasan yang lengkap mengenai apa yang akan dialami
Adanya dukungan orang yang dapat terus menemani klien
selama proses (bila diinginkan klien)
Botol air panas atau duk hangat
NSAIDs, seperti ibuprofen
Pendarahan Berikan harapan yang masuk akal mengenai jumlah dan
durasi pendarahan
Bila ditemukan bukti gangguan hemodinamik, maka berikan
cairan intravena
Lakukan aspirasi vakum untuk pendarahan berat
Transfusi darah, bila perlu (jarang)
34 | Bagian 2 Aborsi
KETERANGAN PENANGANAN
Demam (dosis Obat anti demam, seperti paracetamol
misoprostol
Bila demam menetap selama lebih dari 24 jam setelah
berulang dapat
menyebabkan pemberian misoprostol, maka harus dilakukan penilaian lanjutan
kenaikan suhu)
Mual dan Pulih tanpa obat. Pastikan, beri anti emetik bila perlu
muntah
Diare Pulih tanpa obat. Pastikan, beri obat anti diare bila perlu
Anjurkan untuk hidrasi per oral
Perawatan lanjutan
Mifepristone dan misoprostol
Tidak ada indikasi medis untuk pemeriksaan lanjutan rutin yang wajib. Klien harus
melakukan kunjungan lanjutan bila diinginkan. Jika kunjungan lanjutan
dijadwalkan, maka harus dilakukan dalam 7 dan 14 hari.
Misoprostol tunggal
Pemeriksaan lanjutan di klinik yang dianjurkan dilakukan untuk memastikan bahwa
aborsi telah selesai. (regimen ini kurang efektif dibandingkan dengan regimen
kombinasi).
36 | Bagian 2 Aborsi
Aborsi medis: 2.6
>12 Minggu (atau > 84 hari) kehamilan
Pertimbangan klinis
Pemberian misoprostol dilakukan di fasilitas kesehatan.
Klien perempuan tetap tinggal di fasilitas kesehatan hingga ekspulsi kehamilan
selesai
Bila usia kehamilan adalah lebih dari 20 minggu, beberapa ahli kesehatan
mempertimbangkan untuk menghancurkan janin sebelum tindakan.
Sensitivitas uterus terhadap prostaglandin meningkat seiring dengan
bertambahnya usia kehamilan. Dosis misoprostol harus diturunkan dengan
bertambahnya usia kehamilan.
Mifepristone 200 mg
MIFEPRISTONE DAN MISOPROSTOL
Oral
Dosis tunggal
38 | Bagian 2 Aborsi
Waktu yang diperkirakan untuk ekspulsi dan selesai aborsi meningkat dengan
bertambahnya usia kehamilan dan pada nulipara (perempuan yang belum pernah
melahirkan).
CATATAN
Demam merupakan efek samping yang paling sering dialami pada pemberian dosis
misoprostol yang berulang; pemberian paracetamol atau ibuprofen akan
mengurangi ketidaknyamanan ini. Demam yang menetap selama beberapa jam
setelah dosis misoprostol terakhir harus dinilai.
Nyeri berat yang menetap harus dinilai untuk memastikan tidak terjadi rupture uteri,
komplikasi yang jarang terjadi.
40 | Bagian 2 Aborsi
Aborsi pembedahan: 2.7
Persiapan serviks
Persiapan serviks yang cukup dapat menurunkan resiko kematian akibat aborsi
pembedahan pada trimester kedua, termasuk resiko terjadinya jejas (perlukaan)
di serviks, perforasi uterus dan aborsi inkomplit.
Dilator osmotik dan zat farmakologis dapat digunakan untuk persiapan serviks.
Analgesic (anti nyeri), seperti ibuprofen dan/atau narkotik, selain ansiolitis oral
sesuai indikasi, harus diberikan saat dilakukan persiapan serviks dan diulang
sesuai indikasi, sebelum melakukan tindakan, untuk memaksimalkan
efektivitasnya.
PENTING
42 | Bagian 2 Aborsi
Contoh cara memasang dilator osmotik
Letakkan spekulum ke dalam vagina dan sapu serviks dengan cairan antiseptik
non-alkohol
Berikan anastesi lokal pada bibir serviks, atau blok servikal penuh (perhatikan
instruksi untuk pemberian blok paraservikal, hal 29), kemudian fiksasi bibir serviks
dengan tenakulum non-traumatik
Fiksasi ujung alat osmotik dengan forcep (forsep cincin atau packing/lengkung)
dan masukkan kedalam canalis endocervicalis sedemikian hingga ujungnya
memanjang melewati mulut rahim dalam. Lubrikasi dilator osmotik dengan jelly
atau dengan cairan antiseptik untuk memudahkan pemasangan
Selanjutnya pasang dilator berdekatan satu sama lain dalam mulut rahim, agar
keduanya berpelukan dalam canalis cervicalis.
Dilator osmotik
Dilatasi maksimum terjadi antara 6-12 jam setelah pemasangan. Bila jumlah
dilator osmotik yang dipasang lebh sedikit dari yang diinginkan pada awalnya,
maka tindakan dapat diulang, dalam 4 jam atau pada hari berikutnya, untuk
memasang dilator tambahan
Karena ada resiko minimal terjadinya ekspulsi setelah pemasangan luminaria,
klien sering meninggalkan klinik dan kembali lagi saat akan melakukan tindakan
pada jadwal selanjutnya.
Misoprostol
Air bersih
Deterjen atau sabun
Zat persiapan serviks (contohnya misoprostol, mifepristone,
dilator osmotik)
OBAT DAN BAHAN
44 | Bagian 2 Aborsi
PENYEMBUHAN BILA TERJADI KOMPLIKASI
Sapu tangan bersih (sanitary napkins) Antagonis yang sesuai terhadap obat anti
atau bola kapas nyeri
Analgesic Uterotonik (oksitosin, misoprostol atau
Antibiotik ergometrine)
Informasi mengenai perawatan diri pasca Infus intravena dan cairan intravena
tindakan (NaCl, sodium lactate, glukosa)
Alat kontrasepsi pasca aborsi dan Mekanisme perujukan yang jelas ke
informasinya dan/atau rujukan fasilitas yang lebih tinggi, bila perlu
Pertimbangan klinis
Ada dua jenis aspirasi vakum
Aspirasi vakum manual (AVM) yang menggunakan aspirator tangan untuk memulai
vakum. Aspirator ini ditempelkan di kanul dengan diameter antara 4-14 mm dan
dapat digunakan diberbagai kondisi, termasuk kondisi tanpa listrik.
Aspirasi vakum elektrik (AVE) menggunakan pompa elektrik untuk memulai vakum
dan dapat mengakomodasi kanul hingga diameter antara 14-16 mm, beserta tabung
berdiameter lebih besar (untuk kanul >12 mm)
Tindakan aborsi yang dilakukan tidak berbeda, tidak tergantung pada jenis vakum yang
digunakan.
Rujuk klien ke fasilitas yang tepat, bila perlu, bila kondisi yang dideteksi dapat
menyebabkan atau memperberat komplikasi
Lakukan persiapan serviks, bila perlu. (perhatikan Aborsi medis: persiapan serviks
Bagian 2.7, hal. 41)
46 | Bagian 2 Aborsi
PENTING
4848
| Bagian 2 Aborsi
| Bagian 2 Aborsi
TEKNIK “TANPA-SENTUH”
bagian ujung;
Menempelkan kanul ke sumber vakum tanpa menyentuh ujung kanul;
Menjauhkan instrumen bekas pakai dari instrumen steril yang ada di baki.
Cuci tangan dan gunakan alat pelindung dengan benar, termasuk sarung tangan yang
bersih.
Sapu serviks dengan cairan antiseptik, dimulai dengan mulut serviks dengan satu
spons setiap sapuan dan melingkar keluar hingga mulut serviks telah tersapu
seluruhnya dengan antiseptik.
Dilatasi tidak diperlukan bila serviks dapat dimasuki oleh kanul yang ukurannya cukup
untuk melewati mulut rahim. Dlatasi serviks merupakan langkah penting bila serviks
ditutup atau tidak cukup berdilatasi. Klien dengan aborsi inkomplit sering telah
mengalami serviks dengan dilatasi yang cukup.
Periksa dengan benar posisi uterus dan serviks dan pasang tenaculum pada
bagian anterior atau posterior bibir serviks. Setelah tenakulum terpasang,
lakukan traksi secara terus menerus untuk meluruskan canalis cervicalis;
Gunakan dilator yang terkecil (atau pencari mulut rahim dari bahan plastik, bila
diperlukan dan tersedia) untuk mencari canalis cervicalis;
Lakukan dilatasi secara perlahan, jangan menggunakan paksaan, lakukan
teknik tanpa-sentuh dengan dilator mekanik secara berturut-turut, disamping
juga menstabilkan serviks dengan traksi secara perlahan pada tenakulum
servikal.
50 | Bagian 2 Aborsi
CATATAN
8 Masukkan kanul
Ketika dilatasi serviks yang sesuai telah dicapai, masukkan kanul tepat pada mulut rahim
dalam dan ke dalam ruang rahim sambil melakukan traksi secara perlahan ke dalam
serviks.
Jangan memasukkan kanul dengan paksa, untuk mencegah trauma pada serviks atau
uterus.
Hentikan tindakan bila dijumpai tanda-tanda perforasi uterus.
Letakkan aspirator atau vakum yang telah disiapkan dan telah terhubung
dengan kanul, dengan memegang tenakulum dan pada ujung kanul di satu
tangan dan terhubung aspirator dan vakum pada tangan lainnya lagi.
Lakukan suction (hisap) ketika ujung kanul terletak pada bagian tengah uterus;
saat uterus berkontraksi, dinding uterus akan terasa lebih lunak dan fundus akan
menurun.
Evakuasi isi uterus dengan perlahan memutar kanul 180° untuk setiap arah.
Darah dan jaringan akan terlihat melalui kanul. Jangan menarik membuka kanul
diluar mulut rahim, karena suction akan hilang.
Jika aspirator AVM telah penuh, lepaskan aspirator dari kanul, sementara kanul
tetap tinggal di dalam uterus, kosongkan aspirator ke dalam tabung yang sesuai
dan hubungkan kembali vakum. Ulangi tindakan ini hingga uterus kosong.
PENTING
Ketika tindakan selesai, keluarkan kanul dan tenakulum serviks, usap serviks
dengan kapas alkohol yang bersih dan nilailah banyak pendarahan uterus atau
serviks.
52 | Bagian 2 Aborsi
10 Periksa jaringan
Inspeksi POC adalah sangat penting, untuk memastikan bahwa aborsi telah selesai.
Untuk memeriksa jaringan, kosongkan uterus dan lakukan aspirasi ke dalam wadah
khusus (jangan melakukan aspirasi dorong POC melalui kanul, karena akan
menyebabkan kontaminasi).
Perhatikan:
Jumlah dan penampakan POC: villi, desidua dan kantong/membran dalam
jumlah yang tepat berdasarkan usia kehamilan; setelah 9 minggu kehamilan,
akan terlihat bagian janin;
Adanya vili hidrofik yang berbentuk seperti anggur, yang menunjukkan
adanya kehamilan molar.
Bila inspeksi visual tidak jelas, maka jaringan harus disaring, letakkan pada
tabung yang transparan, bilas dengan air atau cuka, dan lakukan pemeriksaan
dengan penyinaran lampu dari bawah. Bila terlihat bentuk yang abnormal, maka
specimen jaringan dapat dikirimkan ke laboratorium patologi.
Bila POC tidak terlihat, artinya lebih sedikit jaringan yang keluar dari uterus dari
yang diharapkan, atau sampel jaringannya tidak jelas, ini mungkin menunjukkan:
o Aborsi inkomplit: rongga uterus masih mengandung POC, bahkan
meskipun telah terlihat kosong pada akhir tindakan;
o Aborsi spontan telah selesai sebelum dilakukan tindakan;
o Aborsi gagal: semua POC tetap berada di rongga uterus;
o Kehamilan ektopik: bila vili tidak terlihat, dapat dicurigai adanya kehamilan
ektopik;
o Anomali secara anatomi: pada uterus bicornis atau septus, kanul
mungkin masuk ke dalam sisi uterus yang tidak berisi janin.
Bila sangat jelas tidak terlihat adanya kantong/membran dan vili saat
dilakukan penilaian jaringan, maka dapat dianggap tidak dijumpai jaringan
POC, lakukan aspirasi ulang dan/atau penilaian untuk kehamilan ektopik.
Yakinkan klien bahwa tindakan telah selesai dan ia tidak sedang hamil.
Tawarkan untuk mengatasi kebutuhan psikologis/emosional apapun dari klien,
yang mungkin muncul segera setelah aborsinya selesai.
Pantau klien terhadap kemungkinan adanya komplikasi dan berikan penanganan
sesuai indikasi.
Klien dapat meninggalkan fasilitas kesehatan ketika ia stabil dan memenuhi
kriteria untuk pemulangan.
Pastikan bahwa klien memiliki semua informasi dan obat yang diperlukan
sebelum meninggalkan fasilitas.
Catat semua dampak dari pengobatan, termasuk efek samping.
54 | Bagian 2 Aborsi
Aborsi pembedahan: 2.10
>12-14 minggu kehamilan
Pertimbangan klinis
Pastikan bahwa klien telah diberikan obat-obatan anti nyeri pada waktu yang tepat.
Pastikan bahwa semua peralatan yang dibutuhkan telah terkumpul dan siap untuk
digunakan.
4856|
| Bagian
Bagian2 2Aborsi
Aborsi
TEKNIK “TANPA-SENTUH”
Lakukan teknik tanpa-sentuh (perhatikan kotak pada hal. 49) sepanjang tindakan.
Cuci tangan dan gunakan alat pelindung dengan benar, termasuk sarung tangan yang
bersih.
Bila menggunakan dilator osmotik, maka dilator tersebut harus dikeluarkan dari
serviks, baik secara manual saat dilakukan pemeriksaan bimanual atau dengan
forcep cincin setelah pemasangan spekulum. Jumlah dilator yang dikeluarkan
harus sama dengan saat pemasangan.
4 Pasang spekulum
Sapu serviks dengan cairan antiseptik, dimulai dengan mulut serviks dengan satu
spons setiap sapuan dan melingkar keluar hingga mulut serviks telah tersapu
seluruhnya dengan antiseptik.
Pasang traksi pada tenakulum untuk membawa serviks ke bawah ke dalam vagina,
periksalah jika dilatasi telah cukup dengan mencoba melewatkan dilator yang lebih
besar, kanul kasa besar (12-16 mm) atau forcep Bierer dimasukkan kedalam serviks.
Bila instrument tersebut tidak dapat masuk ke dalam serviks, maka diperlukan dilatasi
yang lebih besar, baik dengan persiapan serviks maupun dilatasi mekanik.
PENTING
Aborsi pembedahan sebaiknya hanya terjadi jika serviks cukup berdilatasi. Hal ini
penting untuk aborsi yang dilakukan pada kehamilan lebih dari 14 minggu.
58 | Bagian 2 Aborsi
8 Lakukan amniotomi dan aspirasi cairan amnion
Ukuran kanul yang tepat (dalam millimeter) biasanya setara dengan, atau 1-2 mm
lebih kecil dari, usia kehamilan. Untuk usia kehamilan diatas 16 minggu, harus
digunakan kanul ukuran terbesar (14-16 mm, sesuai dengan tabung dan kanul
yang tersedia).
Lakukan suction (hisap) seperti yang dilakukan pada aborsi aspirasi trimester
pertama, putar kanul selama suction dilakukan dan aspirasi cairan amnion. Bila
kanul begeser dengan mudah ke depan dan ke belakang melewati uterus, maka
apertura mungkin tertutup. Dalam hal ini, keluarkan kanul dari uterus dan
bersihkan, hati-hati dan tetap melakukan teknik tanpa-sentuh. Apabila tidak ada
lagi yang di-suction, biasanya setelah 1 atau 2 menit, keluarkan kanul dari uterus.
9 Evakuasi uterus
Bila mungkin, selesaikan evakuasi dari bagian paling bawah rongga uterus.
Jangan memeriksa terlalu dalam ke uterus, terutama dengan instrumen pada
posisi horizontal.
Alat tidak boleh dimasukkan terlalu dalam hingga ke uterus, karena resiko
perforasinya lebih besar. Tetapi masukkan kembali kanul hanya tepat di dalam
mulut uterus dan gunakan suction untuk menyedot jaringan ke bawah dari fundus
ke orificium uteri interna (mulut rahim bagian dalam).
Hentikan tindakan apabila muncul tanda-tanda perforasi uterus.
10 Periksa jaringan
Empat ekstremitas;
Thoraks/tulang belakang;
Calvaria (tengkorak);
Plasenta.
60 | Bagian 2 Aborsi
11 Lakukan tindakan tambahan lainnya
Yakinkan klien bahwa tindakan telah selesai dan ia tidak sedang hamil.
Tawarkan untuk mengatasi kebutuhan psikologis/emosional apapun dari klien, yang
mungkin muncul segera setelah aborsinya selesai.
Pantau klien terhadap kemungkinan adanya komplikasi dan berikan penanganan
sesuai indikasi.
Klien dapat meninggalkan fasilitas kesehatan ketika ia stabil dan memenuhi
kriteria untuk pemulangan.
Pastikan bahwa klien memiliki semua informasi dan obat yang diperlukan
sebelum meninggalkan fasilitas.
Catat semua dampak dari pengobatan, termasuk efek samping.
Pasca aborsi
Sebelum pemulangan dari fasilitas kesehatan
Pemeriksaan lanjutan oleh petugas
kesehatan
Kontrasepsi pasca aborsi
Pemeriksaan dan penanganan komplikasi
Tujuan
Berikan instruksi pemulangan yang jelas secara verbal dan tertulis, meliputi:
Umumnya semua metode kontrasepsi dapat dipasang segera setelah aborsi medis
atau pembedahan selesai dilakukan. Penggunaan kontrasepsi segera setelah aborsi
pembedahan dilakukan pada hari yang sama dengan tindakan, dan untuk aborsi
medis adalah pada hari pertama obat untuk aborsi medis diberikan. Sebelum mulai
menggunakan kontrasepsi, kelayakan kesehatan klien harus dipastikan sesuai
dengan kontrasepsi yang digunakan.
*Berdasarkan Medical eligibility criteria for contraceptive use, 4th ed. Geneva: World Health Organization;
2009.
PENTING
IUD tidak boleh dipasang segera setelah aborsi septik.
Resiko terjadinya komplikasi berat yang mengancam nyawa setelah aborsi yang
aman adalah jarang, tetapi komplikasi masih dapat terjadi, bahkan meskipun telah
melakukan persiapan pecegahan yang cukup.
Ketika aborsi dilakukan oleh petugas kesehatan atau fasilitas yang tidak aman, maka
resiko komplikasi menjadi lebih besar. Perempuan yang mencari perawatan lanjutan
mungkin mengalami keadaan sakit yang berat dan memerlukan pemeriksaan gawat
darurat segera untuk keadaan yang mengancam nyawa.
Beberapa metode aborsi yang tidak aman dapat juga menyebabkan berbagai
komplikasi akibat metode yang digunakan, seperti menelan racun, zat atau obat
beracun, memasukkan benda asing ke dalam anus, vagina atau serviks, atau trauma
abdomen. Pengobatan komplikasi ini terdiri dari pengobatan untuk jejas (luka)
sistemik atau fisik, selain pengobatan untuk komplikasi akibat aborsinya sendiri.
Aborsi inklomplit
Gejala umum aborsi inkomplit adalah pendarahan per vaginam dan nyeri abdomen.
Selain itu juga harus dicurigai bila, saat dilakukan inspeksi, POC yang dikeluarkan
selama dilakukan tindakan aborsi pembedahan tidak sama dengan perkiraan usia
kehamilan.
o Pertahankan kehamilan;
o Aspirasi vakum: (untuk ukuran uterus hingga usia 14 minggu kehamilan);
o Penanganan dengan misoprostol (untuk ukuran uterus hingga usia 13 minggu
kehamilan).
Pengambilan keputusan harus didasarkan pada kondisi klinis perempuan dan
jenis pengobatan pilihannya.
Sumber: Diadaptasi dari Goodman S, Wolfe M and the TEACH Trainers Collaborative Working Group.
Early abortion training workbook, 3rd ed. San Francisco: UCSF Bixby Center for Reproductive Health
Research and Policy; 2007, dengan izin.
Infeksi
Beberapa tanda dan gejala umum infeksi adalah:
o Uterus melunak;
o Jumlah leukosit meningkat.
Bila dicurigai adanya POC tertahan sebagai penyebab infeksi, maka lakukan
evakuasi uterus ulangan.
Anafilaksis;
Reaksi asma
Komplikasi ini harus diatasi karena dapat terjadi pada tindakan apapun.