Sie sind auf Seite 1von 7

PROSES ASUHAN KEPERAWATAN TUMBUH KEMBANG PADA An.

K (36
BULAN) TAHAP TOODLER DI PUSKESMAS SRONDOL SEMARANG

Disusun untuk Memenuhi Tugas Praktik Keperawatan Anak

Pembimbing Akademik:
Ns. Meira Erawati, M.SiMed
Pembimbing Klinik:
Ns. Sri Kuntari, S.Kep

Oleh:
Rani Musafina
22020118220119

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS ANGKATAN XXXIII


DEPARTEMEN KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG
2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pertumbuhan adalah peningkatan jumlah atau ukuran, dimensi tingkat sel,
individu, yang bisa diukur dengan ukuran berat (gram, kilo), ukuran panjang, umur
tulang dan keseimbangan metabolik (Soetjiningsih, 2012). Pertumbuhan dapat
dilihat dari bertambahnya berat badan seseorang, tinggi badan atau dengan
bertambah besarnya lingkar kepala. Pertumbuhan pada anak akan sesuai dengan
tingkat usianya, selaras dengan itu perkembangan anak juga mengikuti akan
usianya. Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih
kompleks dalamkemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta
sosialisasi dan kemandirian (Kemenkes, 2010). Perkembangan dapat dilihat atau
dinilai dari semua fungsi sistem organ yang meliputi gerakan motorik kasar,
motorik halus, kemampuan bahasa dan serta sosialosasi dan kemandirian dengan
menggunakan KPSP.
Toodler adalah masa dimana anak memiliki rentang usia 12-36 bulan dan
merupakan masa eksplorasi lingkungan karena anak berusaha mencari tahu
bagaimana semua terjadi dan bagaimana mengontrol orang lain seperti sifat
negativisme dan keras kepala (Wong, 2009). Pada perkembangan toodler
diperlukan adanya perhatian dari orang tua terkait pertumbuhan dan perkembangan
yang sesuai dengan usia anak (Nursalam, 2005). Pertumbuhan dan perkembangan
anak pada usia 1-3 tahun dapat diperiksa atau dilakukan skrinning dengan
menggunakan KPSP (Kuisioner Pra Skrinning Perkembangan) dan Antopometri
untuk melihat pertumbuhan pada anak. Setelah dilakukan pemeriksaan, tenaga
kesehatan akan dapat melihat pertumbuhan dan perkembangan anak. Sehingga
apabila terjadi ketidak sesuaian pertumbuhan dan perkembangan akan dilakukan
atau diberikan intervensi yang sesuai dengan masalah anak.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu melakukan pemeriksaan tumbuh kembang pada anak sesuai dengan
usianya menggunakan KPSP.
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian proses tumbuh kembang anak sesuai usianya
b. Melakukan analisa data terkait masalah yang timbul pada proses tumbuh
kembang anak sesuai usianya
c. Merencanakan tindakan terkait asuhan pada proses tumbuh kembang anak
sesuai usianya
d. Melakukan tindakan yang telah direncanakan pada proses tumbuh kembang
anak sesuai usianya
e. Mengevaluasi tindakan yang telah dilakukan selama proses pemeriksaan
tumbuh kembang anak sesuai usianya
BAB IV
PEMBAHASAN

Pertumbuhan adalah perubahan kuantitatif dengan peningkatan jumlah dan


ukuran sel yang akan menghasilkan peningkatan ukuran berat (gram, kilogram) dan
ukuran panjang (cm, meter). Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan
dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks sebagai hasil dari proses
pematangan. (Wong, 2009).
Perkembangan motorik menyatakan bahwa perkembangan dari unsur
kematangan pengendalian gerak tubuh dan otak sebagai pusat gerak. Perkembangan
motorik meliputi perkembangan motorik kasar dan halus. Motorik halus adalah
kemampuan anak untuk melakukan gerakan yang menggunakan sekelompok otot -
otot kecil seperti jari-jemari dan tangan tetapi membutuhkan kecermatan dan
koordinasi dengan tangan, keterampilan yang mencakup pemamfaatan
menggunakan alat-alat untuk menggunakan suatu objek. Contoh dari motorik halus
dari usia 36 bulan adalah anak dapat mencoret-coret kertas, menumpuk balok,
membuat garis vertikal, mengamati sesuatu dan lain-lain. An. F sudah dapat
mencoret-coret kertas, menumpuk kotak kecil berukuran 3 cm sebnayak 3 kotak
namun masih belum dapat membuat garis lurus sesuai contoh. Motorik kasar
merupakan gerakan fisik yang membutuhkan keseimbangan dan koordinasi otot-
otot besar, sebagian atau seluruh anggota tubuh. (Nursalam, 2005). Contoh dari
perkembangan motorik kasar adalah melempar bola, lompat melewati kertas, dan
mengayuh sepeda roda tiga. An.F sudah dapat melempar bola kertas ke arah dada
pemeriksa, sudah dapat melompati kertas diatas tanah dan dapat mengayuh sepeda
roda tiga.
Perkembangan kemampuan bicara dan bahasa adalah perkembangan dimana
anak memberikan respom berupa menjawab pertanyaan, berbicara, berkomunikasi,
menjawab perintah dan lains sebagainya (Soetjiningsih, 2012). Contoh dari
kemampuan bicara dan bahasa usia anak 36 bulan meliputi dapat mengatakan 2
kata dalam satu kalimat, dapat menyebutkan gambar yang ditunjuk dan dapat
mengikuti perintah pemeriksa. Pada An.F sudah dapat menyebutkan dua gambar
dengan benar saat diperlihatkan gambar, sudah dapat mengatakan 2 kata seperti
mau pulang, dan An.F dapat mengikuti perintah pemeriksa untuk meletakkan
bolpen dimeja.
Pada perkembangan sosialisasi dan kemandirian adalah dimana anak
memiliki kemandirian dalam membereskan mainan sendiri dan tidak menangis saat
ditinggal oleh ibunya. Perkembangan sosialisasi dimana anak dapat bergabung
bersama teman-temannya. Contoh perkembangan sosialisasi dan kemandirian
adalah anak dapat memakai pakaian, makan, atau sepatu secara mandiri dan mulai
dapat bergabung bersama dengan teman. Pada An. F dapat memakai sandal dan
sepatu secara mandiri dan apabila dirumah bermain dengan teman tetanggannya.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pertumbuhan adalah perubahan kuantitatif dengan peningkatan jumlah dan
ukuran sel yang akan menghasilkan peningkatan ukuran berat (gram, kilogram)
dan ukuran panjang (cm, meter). Perkembangan adalah bertambahnya
kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks sebagai hasil
dari proses pematangan.
B. Saran
1. Mahasiswa
Mahasiswa dapat lebih mempelajari tahap perkembangan serta pertumbuhan
anak usia tingkatan yang lain. Mahasiswa dapat mempelajari dan
mempraktikan penggunaan alat deteksi tumbuh kembang lain seperti Denver,
TDD (Tes Daya Dengar), TDL (Tes Daya Lihat), KMME (Kuesioner Masalah
Mental Emosional), CHAT (Ceklist for Autism in Toddler) dan GPPH
(Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas) agar dapat melakukan
pengkajian tumbuh kembang anak secara menyeluruh.
2. Pemberi asuhan dan pelayanan di Puskemas
Pemberi asuhan dapat mengoptimalkan deteksi dini tumbuh kembang dan
memberikan sosialisasi kepada orang tua agar dapat mengoptimalkan tumbuh
kembang anak.

DAFTAR PUSTAKA
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2010. Profil Kesehatan Indonesia Tahun
2009. Jakarta : Kementerian Kesehatan RI.

Nursalam. 2005. Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak..Jakarta: Salemba Medika

Sutjiningsih, 2012, Tumbuh Kembang Anak, EGC, Jakarta.

Wong, D, dkk. 2009. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Volume 1. Penerbit Buku
Kedokteran EGC : Jakarta

Das könnte Ihnen auch gefallen