Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
ABSTRACT
tingkat tinggi tempatnya hidup, juga akan Untuk analisis kimia tanah, contoh tanah
mempengaruhi keragaman dan populasi dikeringanginkan dan diayak dengan saringan
bakteri penambat N (Ladha, George, dan 2 mm.
Bohlool, 1992) dan menemukan bahwa koloni
Pengamatan sifat kimia tanah meliputi
bakteri penambat N tidak akan berkembang
analisis kimia tanah sampel dari rhizosfir
baik di dalam tanah kecuali jika terjadi
titonia. Analisis sifat kimia tanah ini
asosiasi dengan akar tanaman yang cocok
dilakukan terhadap beberapa sifat kimia,
untuknya.
meliputi : pH tanah dengan pH meter ;
Dalam tanah bakteri penambat N lebih
penetapan N-total tanah dengan metoda
banyak dijumpai pada daerah rhizosfir dari
Kjeldahl ; penetapan C-organik dengan
pada daerah non-rhizosfir (Franche et al,
metoda Walkley and Black.
2009). Kondisi rhizosfir yang optimal bagi
pertumbuhan bakteri penambat N akan Penghitungan populasi dan karakterisasi
menyebabkan N yang ditambatnya semakin Bakteri penambat N
maksimal. Lingkungan rhizosfir yang sangat Populasi Bakteri penambat N ditentukan
mempengaruhi kehidupan bakteri penambat N menurut metoda pengenceran menggunakan
adalah ketersediaan senyawa karbon (C) yang cawan agar dengan pengenceran 10-1 sampai
dibutuhkan (Curl dan Bryan, 1985). Aktivitas 10-3. Sebanyak 0,2 ml suspensi tanah dari
mikroorganisme dalam rhizosfir dipengaruhi setiap pengenceran, disebarkan di setiap
oleh eksudat yang ada pada rhizosfir (Bais et cawan petri yang sudah berisi media agar
al, 2006), kandungan eksudat akar inilah yang Sukrosa-Garam Mineral (SGM) yang tidak
merupakan salah satu faktor pertumbuhan bagi mengandung nitrogen. Pengamatan ciri koloni
mikroorganisme (Vlastimil dan Kunc, 1988). bakteri meliputi warna koloni, diameter serta
Asam organik berupa asam sitrat yang bentuk permukaan koloni. Koloni Bakteri
dikeluarkan dari akar titonia (Olivarez et al, penambat N yang tumbuh pada media SGM
Jama, 2002) diduga juga dapat memicu terlihat berlendir atau kental. Persentase
pertumbuhan bakteri penambat N sehingga populasi Bakteri penambat N diperoleh
akan terjadi asosiasi antara bakteri penambat dengan membandingkan populasi pada media
N dengan perakaran titonia. SGM dengan populasi pada media nutrient
Penelitian ini bertujuan untuk melihat agar (NA).
keragaman Bakteri penambat N, tingkat
populasi serta karakteristik Bakteri penambat Proses karakterisasi dimulai dengan
N yang didapat dari rhizosf.ir titonia yang pengamatan aktivitas isolat mengenai reaksi
tumbuh di Ultisol gram dengan menggunakan KOH 3% metoda
Klement, Rudolph dan Sands (1990).
BAHAN DAN METODA Pengujian kandungan flourescent pada isolat
murni Bakteri penambat N yang telah
Pengambilan sampel dan analisis tanah diperoleh sebelumnya pada media Kings B
Contoh tanah diambil dari rhizosfir lalu diinkubasi selama 24 jam pada suhu 280C.
semak titonia pada Ultisol pada kebun Pengamatan pergerakan isolat bakteri
percobaan Fakultas PertanianUniversitas penambat N diamati terhadap pertumbuhan
Andalas. Sampel tanah rhizosfir titonia bakteri pada test tube berisi media agar SGM
diambil pada dua kondisi tumbuh Tithonia yang diinokulasi dengan cara penusukan lurus
yaitu : rhizosfir titonia dengan lingkar batang pada bagian tengah tabung dengan kedalaman
< 3 cm (A) dan rhizosfir titonia dengan lingkar ± 1,25 cm. Kultur bakteri diinkubasikan
batang 3-6 cm (B). Tiga sampel tanah dari dalam inkubator pada suhu 30oC selama 24
rhizosfir diambil menurut (Wollum, 1994) jam. Adanya pergerakan ditandai dengan
dengan cara membongkar akar. Tanah yang medium yang berawan atau keruh sepanjang
masih melekat pada akar dipisahkan dengan garis inokulasi akibat perpindahan bakteri.
menggoyang goyang akar sehingga yang Untuk mengetahui apakah isolat
melekat pada akar hanyalah butiran-butiran Bakteri penambat N yang didapatkan mampu
kecil tanah. Sampel tanah yang diambil, menghasilkan IAA, digunakan metoda
disimpan dalam plastik lalu dimasukkan kolorimetrik dengan penambahan pereaksi
kedalam termos es dengan suhu 4oC agar Salkowski pada media tumbuh cair
aktivitas menurun dan populasi (modifikasi Bric, 1991). Perubahan warna
mikroorganisme pada sampel tidak berubah.
99
Keragaman bakteri penambat N (Agustian et al): 98-105 ISSN : 1829-7994
Tabel 1. Hasil rata-rata dari analisis kimia tanah tiga contoh dari masing-masing rhizosfir titonia yang
diteliti
Rhizosfir Sifat dan Ciri Kimia Tanah
titonia pH H2O C-organik (%) N-total (%) Rasio C/N
A 5,47 m 3,77 t 0,14 r 29,04 st
B 5,53 m 4,11 t 0,14 r 29,26 st
Keterangan : m = masam, r = rendah, s = sedang, t = tinggi st = sangat tinggi
A, rhizosfir dengan lingkar batang titonia < 3 cm dan; B, rhizosfir dengan lingkar batang titonia 3-6 cm.
100
J. Solum Vol IX No 2, Juli 2012: 98-105 ISSN: 1829-7994
Tabel 2. Hasil rata-rata populasi Bakteri penambat N tiga contoh dari masing-masing rhizosfir titonia
yang diteliti
merata pada seluruh permukaan dinding sel beberapa jenis lainnya memiliki flagella
bakteri (peritrikus). Franche et al (2009) sedangkan Azotobacter chroococcum
menambahkan bahwa, Azotobacter agilis dari berbentuk bulat telur tanpa flagella.
Keterangan: A (rhizosfir titonia dengan lingkar batang < 3 cm), B (rhizosfir titonia dengan lingkar batang antara 3 sampai 6 cm), ps = koloni
berwarna putih susu, b = koloni tidak berwarna/bening, k = koloni berwarna kuning.
Hasil Uji Pertumbuhan Isolat pada
Melalui uji auksin ini diketahui bahwa Beberapa Kondisi Media
sebagian besar isolat dapat menghasilkan
Uji pertumbuhan lebih lanjut hanya
auksin, terbukti dengan terbentuknya warna
dilakukan terhadap 5 macam isolat dengan
merah muda ketika direaksikan dengan larutan
yang berasal rhizosfir titonia Hasil
Salkowsky Ini membuktikan bahwa pada
pengamatan pertumbuhan koloni Bakteri
umumnya isolat Bakteri penambat N yang
penambat N pada media agar Sukrosa Garam
didapat dari rhizosfir titonia dapat
Mineral dengan beberapa tingkat pH disajikan
memproduksi auksin. Azcon dan Barea (1975)
pada Tabel 4.
menemukan adanya auksin, giberrelin dan
Semua isolat bakteri penambat N dapat
sitokinin didalam supernatan kultur
tumbuh pada semua rentang pH media, akan
Azotobacter vinelandii dan Azotobacter
tetapi koloni bakteri penambat N lebih tahan
beijerinckia seperti yang dihasilkan oleh
hidup pada media dengan pH 7,0. Ini terbukti
Azotobacter chroococcum dan Azotobacter
pada pH media 7,0 umumnya masih terjadi
paspali .
pertambahan diameter koloni sampai hari ke-
Berdasarkan hasil pengamatan
3. Dari kelima isolat yang diujikan, isolat
morfologis dan aktivitas koloni Bakteri
B3ps memiliki pertambahan diameter koloni
penambat N tersebut dapat disimpulkan bahwa
yang paling besar pada hari ke-3 inkubasi
pada rhizosfir titonia terdapat tiga karakter
tersebut yaitu sebesar 2 mm. Penambahan
Bakteri penambat N berdasarkan warna
diameter koloni semakin besar sejalan dengan
koloni yaitu : isolat dengan koloni berwarna
peningkatan pH media. Hal ini membuktikan
putih susu (A1ps, A2ps, B3ps), menghasilkan
bahwa isolat bakteri penambat N ini lebih
flourescent berwarna putih dan kuning,
cocok dengan pH mendekati 7. Isolat A3b
memiliki flagella dan memproduksi auksin;
lebih toleran disbanding isolat lainnya
isolat dengan koloni berwarna kekuningan,
terhadap pH masam (pH 4,0). Penambahan
menghasilkan flourescent berwarna kuning,
diameter koloninya sebesar 3 mm pada hari
memiliki flagella dan memproduksi auksin
ke-2 lebih besar dibandingkan isolat lainnya.
(B2k dan B3k) ; serta isolat dengan koloni tidak
Isolat lainnya hanya bertambah diameter
berwarna/bening, menghasilkan flourescent
koloninya sebesar 2 mm dan tidak bertambah
putih dan auksin serta memiliki flagella
lagi pada hari ke-3. Namun demikian pada pH
berkode (A2b, A3b, dan B2b) dan tidak
7,0 penambahan diameter koloni terbesar
berflourescent, tidak berflagella serta tidak
dimiliki oleh isolat B3ps.
memproduksi auksin (B1b dan B3b).
102
J. Solum Vol IX No 2, Juli 2012: 98-105 ISSN: 1829-7994
Tabel 4. Hasil pengamatan pertumbuhan koloni Bakteri penambat N yang ditumbuhkan pada Media
Sukrosa Garam Mineral pada suhu inkubasi 28oC dengan beberapa tingkatan pH media
Diameter koloni (mm)
pH (4,0) (5,0) (6,0) (7,0)
hari ke - hari ke - hari ke - hari ke -
Kode
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
isolat
103
Keragaman bakteri penambat N (Agustian et al): 98-105 ISSN : 1829-7994
Tabel 5. Pengaruh suhu inkubasi terhadap pertumbuhan koloni bakteri penambat N pada Media
Sukrosa Garam Mineral pada pH 7,0
Penelitian Perguruan Tinggi DP3M Ditjen Olivares, E., E. Peña, G. Aguiar. 2002. Metals
Dikti. Lembaga Penelitian Unand. Padang. and oxalate in Tithonia diversifolia
(Asteraceae): concentrations in plants
Hakim, N., Agustian, Oksana. E Fitra, and R
growing in contrasting soils, and Al
Zamora. 2004. Amelioration of acid soil
induction of oxalate exudation by roots. J. of
infertility by (Titonia diversifolia) green
Plant Physiol., 159 (7), p. 743-749
manure and lime application. In Proceeding
6th International Symposium Plant-Soil Vlastimil, V dan F. Kunc. 1988. Soil
Interaction at low pH (PSILPH) on 1-5 Microbial Associations. Prague. Institut of
August 2004 in Sendai Japan. p 366-367 Microbiology of the Czechoslovakia
Academy of Sciences. Czechoslovakia. p
Jama, B. A., C. A. Palm, R. J. Buresh, A. I.
84-130
Niang, C. Gachengo, G. Nziguheba, B.
Amadalo. 2000. Tithonia diversifolia as a Wedastri, S. 2002. Isolasi dan Seleksi
Green Manure for Soil Fertility Azotobacter spp. Penghasil Faktor Tumbuh
Improvement in Western Kenya: a Review dan Penambat Nitrogen dari Tanah Masam.
Agroforestry System. p. 201-221 J. Ilmu Tanah dan lingkungan 3:45-51
Klement, Z., K. Rudolph dan D. C. Sand. Wollum, A.G. 1994. Soil sampling for
1990. Methods in Phytobacteriology. microbiological analysis in Methods of Soil
Budapest. Academic Kiado. 57 p Analysis Part 2 Microbiological and
Biochemical Properties ed R.W. Weaver
Ladha, J. K. , T. George dan B.B. Bohlool.
et.al. Soil Sci. Soc. Am. Inc
1992. Biological Nitrogen Fixation for
Sustainable Agriculture. London. Kluwer
Academic (Publishers). pp. 209
105