Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Biermann, C. J. 1996. Hand Book of Pulping and Paper Making. Second Edition.
PT. TPL.2002. Buku Manual Training Digester Plant. Porsea: PT. Toba Pulp
Sirait, Suhunan. 2003. Module Bleaching. Porsea: Pt. Toba Pulp Lestari, Tbk
METODE PERCOBAAN
3.1. Alat
4. Hotplate Cimarec
5. Magnetic Stirrer
3.2. Bahan
1. Aquadest
2. BaCl2 10 %
3. Formaldehid 40%
4. HCl 0,5 N
5. Indikator PP
6. Metil Orange
Spgr + Temperature
Dimana :
1. Dipipet 2 ml sampel
4. Ditambahkan indikator PP
5. Dititrasi dengan HCl 0,5 N sampai berubah warna dari merah lembayung
8. Dititrasi dengan HCl 0,5 N sampai berubah warna dari merah lembayung
11. Dititrasi hingga berubah warna dari warna orange menjadi merah
lembayung
( 2�−� )� 0,5 � 31
Ket : NaOH =
�
(�−� )2 � 0,5 � 31
Na2S =
�
W= banyaknya sampel
A = volume titrasi A
B = volume titrasi B
Dari hasil pengamatan praktek kerja lapangan di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk yang
dilakukan, diperoleh data total solid dan alkali aktif didalam black liquor yang
Tabel4.1. Data Pengamatan Total Alkali Aktif (TAA) dan Total Solid (
Waktu )
08 : 00 A = 12, 17 114, 77 -
B = 14, 81
09 : 00 - - 18,271
B = 13, 37
16 : 00 A = 12, 3 106, 9 -
B = 13, 8
17 : 00 - - 15,060
22 : 00 A = 13, 29 150, 13 -
B = 14, 81
Dari data yang diperoleh, dapat dihitung Total Alkali Aktif dan Total Solid pada
V. Titrasi B = 14,81 ml
Penyelesaian :
(2� − � )� � � 31
NaOH =
�
( 2 � 12,17−14,81 )� 0,5 � 31
=
2
= 73,86 g/l
( �−� )2 � � � 31
Na2S =
�
( 14,81−12,17 )2 � 0,5 � 31
=
2
= 40,92 g/l
= 73,86 + 40,92
= 114,77 g/l
Perhitungan ini dapat dilakukan dengan cara melihat tabel yang terlampir. Dimana
data diperoleh dari alat yang telah digunakan. Data percobaan yang dilakukan
Penyelesaian :
= 1,075 + 0,0157
4.3. Pembahasan
Dari analisa yang telah dilakukan selama praktek lapangan terhadap Black
Liquor sebagai hasil evaporator diperoleh hasil 18,27 g/l, sedangkan target
minimum untuk Total Solid adalah 17 g/l sampai 25 g/l dan target minimum
untuk Total Alkali Aktif adalah 114,77 g/l. Hal iniberati control kualitas dari
Boiler. Jika Total Solid pada Black Liquor jauh lebih tinggi dari target yang
penyaluran. Jika nilai TAA pada Black Liquor, jauh dari target maka akan
mempengaruhi kualitas pulp yang dihasilkan dari evaporator. Hasil Black Liquor
yang memenuhi target digunakan untuk penghasil energy dan steam untuk
menggerakkan turbin dan juga menghasilkan kualitas pulp yang baik. Jika
semakin kental Black Liquor, maka semakin bagus juga kualitas pulp yang
dihasilkan.
Total Solid adalah solid yang tertinggal setelah kandungan air hilang pada
senyawa organik dan senyawa anorganik dalam larutan alkali. Komponen Black
Liquor merupakan fungsi dari spesies kayu dan kondisi pemasakan. Black Liquor
menunjukkan cairan dengan konsentrasi yang rendah (biasanya 14% - 20%) yang
berasal dari tempat pencucian pulp sedangkan Total Solid dengan konsentrasi
solid atau meningkatkan Total Solid dari Black Liquor dengan sedikit kehilangan
bahan kimia, sehingga dihasilkan Black Liquor dengan kadar solid yang telah
Jadi pemeriksaan parameter Total Solid dan Total Alkali Aktif adalah
Total Alkali Aktif merupakan jumlah senyawa Natrium (senyawa alkali) sehingga
dapat ditentukan berapa jumlah Natrium Sulfat yang harus ditambahkan untuk
5.1. Kesimpulan
1. Persen Total Solid yang diharapkan dalam Black Liquor 70% - 72%.
Persen organik 70% dan Inorganik 30%. Serta nilai Total Alkali Aktif
2. Korelasi Total Solid dengan proses adalah jika kadar Total Solid dibawah
4. Semakin kental Black Liquor, maka semakin bagus kualitas pulp yang
dihasilkan evaporator.
5.2. Saran
1. Diharapkan agar penulisan karya ilmiah lebih baik lagi dan memperoleh
TINJAUAN PUSTAKA
bahan mentah yang mudah di proses untuk di jadikan barang sesuai dengan
kemajuan teknologi. Kayu memiliki beberapa sifat yang tidak dapat ditiru oleh
bahan bahan lain. Pengertian kayu disini adalah sesuatu bahan yang di peroleh
dari hasil pemotongan dihutan, yang merupakan bagian dari pohon tersebut,
Secara umum kayu diklasifikasikan menjadi dua kelas yaitu kayu daun
lebar dan kayu daun jarum. Kayu daun jarum lebar mempunyai struktur lebih
lengkap daripada kayu daun jarum, memiliki pori-pori atau sel-sel pembuluh.
Sedangkan kayu daun jarum tidak memiliki pori - pori atau sel trakeida, yaitu sel
yang berbentuk panjang dengan ujung-ujung yang kecil sampai meruncing. Sel-
sel ini merupakan jaringan dasar kayu daun jarum dan merupakan bagian terbesar
dari volume kayu. Kayu daun jarum mempunyai struktur yanag lebih sederhana
dibandingkan kayu daun lebar. Pada kayu daun jarum, jumlah dan jenis selnya
Yang termasuk kayu daun jarum adalah pinus, agathis (damar), dan jamuju serta
yang termasuk kayu daun lebar yaitu eucaliptus, jati, meranti, mahoni, dan
sebagainya.
berbeda - beda. Bahkan kayu yang berasal dari jenis satu pohon saja memiliki
sifat yang agak berbeda, jika dibandingkan bagian ujung dan pangkalnya. Sifat
yang dimaksud antara lain yaitu bersangkutan dengan sifat fisik, sifat mekanik
dan sifat kimianya. Disamping sekian banyak sifat - sifat kayu yang berbeda satu
sama lain, ada beberapa sifat umum yang terdapat pada semua kayu seperti
berikut :
c. Kayu dapat diserang mahluk hidup perusak kayu, dapat juga terbakar
Sifat kayu yang dimaksud antara lain sifat fisik, sifat kimia, dan sifat
mekanik.
Beberapa hal yang tergolong dalam sifat fisik kayu adalah sebagai berikut
berat jenis, keawetan alami, warna , higroskopis, berat dan berat kayu.
Berat jenis merupakan pentunjuk penting bagi aneka sifat kayu. Semakin
berat kayu itu , umumnya semakin kuat kayunya , semakin ringan suatu
jenis kayu itu, semakin berkurang pula kekuatannya. Berat jenis kayu
ditentukan antara lain oleh dinding sel, kecilnya dinding sel berbentuk
pori-pori berts jenis diperoleh dari perbandingan antara berat suatu volume
kayui tertentu dengan volume air yang sama pada suhu standard.
ditentukan berdasarkan berat kayu kering tanur atau kering udara dan
B. Keawetan Alami
unsur - unsur perusak kayu dari luar seperti jamur, rayap, cacing laut, dan
lainnya yang diukur dalam jangka waktu tahunan. Keawetan kayu tersebut
disebabkan oleh adanya suatu zat didalam kayu (zat ekstraktif) yang
tersebut.
C. Warna
Ada beberapa macam warna kayu antara lain kuning, keputih - putihan,
lain - lain. Hal ini disebabkan oleh pengisi warna dalam kayu yang
berbeda - beda. Warna suatu jenis kayu dapat di pengaruhi oleh beberapa
faktor - faktor berikut yaitu umur pohon, kelembapan, udara. Kayu pohon
jenis yang sama. Kayu yang kering berbeda pula warnanya dari kayu yang
basah. Kayu yang lama berada di luar dapat lebih gelap, dapat juga lebih
D. Higroskopik
kelembapan dari suhu udara pada suatu saat. Makin tinggi udara
Moisture Content). Dengan masuknya air kedalam kayu maka berat kayu
akan bertambah.
E. Tekstur
Tekstur ialah ukuran relatif sel-sel kayu. Yang dimaksud dengan ukuran
F. Serat
Bagian ini terutama menyangkut sifat kayu, yang menunjukan arah umum
sel - sel kayu didalam kayu terdapat sumbu batang asal potongan itu.
Kayu dikatakan berserat lurus, jika arah sel itu menyimpang atau
berserat mencong.
Berat sesuatu jenis kayu tergantung dari jumlah zat kayu yang tersusun,
rongga - rongga sel atau jumlah pori - pori, kadar air yang kandung dan
besarnya berat jenis kayu yang bersangkutan, dan dipakai sebagai patokan
berat kayu.
Sifat - sifat mekanik atau kekuatan kayu ialah kemampuan kayu untuk
menahan muatan dari luar. Yang dimaksud dengan muatan dari luar adalah
bentuk dan besarnya benda. Kekuatan kayu mempunyai peranan penting dalam
hubungan ini dibedakan beberapa macam kekuatan yaitu kekuatan tarik, kekuatan
Secara kimia, kandungan bahan yang terdapat dalam kayu dibagi menjadi
5 bagian yaitu:
• Sellulosa
• Hemiselulosa
• Lignin
• Abu
Komposisi dan sifat - sifat kimia dari komponen - komponen ini sangat
berperan dalam proses pembuatan pulp. Pada setiap pemasakan, kita ingin
mengambil sebanyak mungkin selulosa dan hemi selulosanya, disisi lain lignin
dan ekstraktif tidak dibutuhkan atau dipisahkan dari serat kayunya. Komposisi
kimia kayu yang bervariasi untuk setiap spesies. Secara umum, hard wood
Tabel 2.1. Komposisi Typical Chemical Antara Hard Wood Dan Soft Wood
Selulosa 42 ± 2% 42 ± 2%
Hemiselulosa 27 ± 2% 30 ± 5%
Lignin 27 ± 2% 20 ± 4%
Ekstractif 3 ± 2% 5 ± 3%
a. Selulosa(cellulose)
Selulosa merupakan bahan dasar pulp dan kertas dengan rumus molekul
(C6H 10O5)n dengan berat molekul 250.000 - 1.000.000 atau lebih. Umumnya tiap
molekul terdiri dari 1500 satuan glukosa, selulosa merupakan rantai panjang
polisakarida yang tersusun dari unit β-D Glukopiranosa dengan ikatan molekul
1-4 β Glukosidik dalam posisi 1-4 menyebabkan rantai selulosa sukar larut dalam
air.
biasanya 40-50% dari berat kering kayu dan lokasi selulosa terbesar terdapat pada
serat bersama-sama dengan selulosa dan lignin. Senyawa ini sangat diharapkan
terbentuk serat yang kuat, mudah menyerap air, berwarna putih, tidak larut dalam
air dan pelarut organik netral serta relatif tahan terhadap bahan-bahan kimia.
mungkin supaya diperoleh rendemen pulp yang tinggi dan sifat fisik yang baik.
larutan alkali dan asam. Reaksi selulosa utama merupakan reaksi feeling yaitu
pemutusan ujung pereduksi selulosa pada suhu 70oC dan pemutusan gugus asetil
secara acak diatas suhu 150OC dan pemutusan gugus asetil secara acak diatas suhu
senyawa kimia yang identik dengan fraksi beta dan gama selulosa. Hemiselulosa
merupakan pilosakarida yang bukan selulosa yang tersusun dari senyawa karbon
pembentukan fibril serat (fibrilium) selama pengilingan. Hal ini disebabkan oleh
struktur non Kristal, BM yang rendah dan rantai yang bercabang. Srtuktur non
Lignin adalah suatu kompleks dengan BM tinggi (terdiri dari satuan fenil
propane). Sifat senyawa ini sangat stabil dan sulit untuk dipisahkan serta
dan dinding sel yang berfungsi sebagai perekatan sel. Pada pembuatan pulp lignin
dapat dilarutkan oleh hidrolisa asam pada proses sulfit, alkali panas pada proses
Pulp akan mempunyai sifat fisik yang baik apabila mengandung sedikit
lignin. Hal ini disebabkan lignin bersifat hidrofobik dan kaku sehingga
lignin sangat kompleks dan belum diketahui secara pasti, dari hasil analisa,
monomer dari kedua jenis kayu (wood) dan bukan kayu (nonwood) berbeda-beda.
d. Ekstraktif
Ekstraktif adalah senyawa kimia dengan bahan molekul rendah yang dapat
larut dalam air dan pelarut organik. Pada umunya kadar ekstraktif yang
terkandung dalam bahan baku non wood lebih btinggi dari pada kayu daun dan
terpentin, resin, asam lemak, fenol karbihidrat dengan berat molekul rendah dan
juga pektin. Zat ekstraktif yang larut dalam air meliputi gula, pektin,
garam - garam organik dan zat warna. Sedangkan ekstraktif yang larut dalam
pelarut organik yaitu asam lemak, resin, dan terpen. Pelarut organik yang biasa
digunakan yaitu petroleum eter, methanol, alkohol benzena, dan etanol benzene.
Ekstraktif dapat mengkonsumsi bahan kimia yang lebih banyak juga dapat
akan timbul masalah yang disebut pitch trouble, hal ini disebabkan karena picth
partikel suspensi koloidal sehingga akan menyumbat kawat kasa pada mesin
kertas atau terkumpul pada flet serta melekat pada mesin sebagai gumpalan gelap.
Dengan adanya hal ini akan menyebabkan kertas berlubang transparan, bernoda
e. Abu
ada zat - zat anorganik yang disebut bagian-bagian abu ( mineral pembentuk abu
yang tinggal setelah lignin dan selulosa habis terbakar). Kadar zat ini bervariasi
Pemisahan serat selulosa dari bahan-bahan yang bukan serat didalam kayu
katyunya menjadi serat pulp dan menghasilkan rendemen sebesar 90-95%, tetapi
proses mekanik ini nilainya kecil sekali, juga pulp itu masih mengandung banyak
Proses semi kimia meliputi pengolahan cara kimia yang diikuti dengan perbaikan
secara mekanik dan beroperasi pada rendemen yang tingginya dibawah proses
mekanik. Biasanya bahan kimia yang digunakan pada proses ini adalah natrium
sulfida (Na2S).
Pada proses kimia bahan - bahan yang bterdapat ditengah lapisan kayu akan
dilarutkan agar serat dapat terlepas dari zat - zat yang merngikatnya. Hal yang
( Sjostrom,1995).
kapur akan menghasilkan natrium hidroksida. Nama proses soda, karena bahan
kimia yang ditambahkan kedalam prosesnya berupa sodium karbonat. Proses ini
yang mengandung sulfur dari logam alkali, atau alkali tanah berupa bisulfit.
Campuran asam sulfit dan ion bisulfit digunakan untuk menyerang dan
melarutkan lignin. Sulfit bersatu dengan lignin membentuk garam dari asam
lignosulfonik yang dapat larut dalam larutan pemasak dan srtuktur kimia dari
lignin masih utuh. Bahan kimia dasar dari bisulfit dapat berupa ion kalsium,
dihasilkan dengan proses sulfit bersifat asam, bisulfit, atau sulfit yang bersifat
basa. Biasanya dalam pembuatan proses pulp sulfit bersifat asam rendamen tinggi
( dengan kalsium, magnesium atau natrium sebagai basa) laju reaksi turun dengan
pemasakan pada suhu rendah (120-130oC) dan dengan keasaman lindi pemasak
yang rendah, yaitu lebih sedikit belerang dioksida daripada pembuatan pulp sulfit
penuh. Pulp sulfit bersifat asam rendemen tinggi sering diproduksi dalam pabrik
sulfit kertas koran, yang menghemat kayu 30% dibandingkan dengan pulp kimia
Kraft berasal dari bahasa jerman yaitu berarti ‘’kuat’’, dimana pada
proses sulfat/kraft menghasilkan kertas yang kuat tetapi pulp yang belum
menggunakan bahan pemasak yang disebut dengan white liqour. Dimana white
liqour merupakan larutan pemasak yang berupa cairan dari larutan natrium
NaS dengan pH antara 13,5 sampai 14,0. Garam-garam natrium yang juga
natrium karbonat. Wihte liqour dibuat dengan proses’’ causticizing ‘’ dari ‘’ green
proses kraft. Proses ini merupakan pembuiatan pulp yang paling banayak dipakai
saat ini adalah proses sulfat atau disebut juga proses kraft.
b. Dapat dipakai untuk proses pembuatan pulp dari bahan kayu dari
rendah.
berkurang.
Tujuan pembuatn pulp dengan proses kraft yang menjadi target pada
proses ini adalah untuk memisahkan serat-serat yang terdapat dalam kayu secara
dinding-dinding serat. Pemisahan serat terjadi karena larutan lignin yang ada
kimia yang terdapat pada larutan pemasak juga merembes/ terserap ke dinding
serpihan kayu, yang dimasak dengan sejumlah larutan kimia diserta dengan
didalam digester dengan menggunakan panas dan reaksi kimia. Bahan kimia yang
digunakan adalah caoustik soda (NaOH), soda sulfide (Na2S), campuran ini
1. Chip Filling
awal dari proses penting pada pembuatan pulp yang dihasilkan digester,
peredaran liqour pada saat blow. Jumlah chip dalam digester harus betul-betul
sudah tertutup.
chip filling.
pemasakan maka harus diketahui berapa berat serpihan kayu yang dimasukkan
kedalam digester, kandungan air pada chip dan berat jenis keseluruhan kayu.
2. Liqour Filling
segera setelah pengisian chip. Larutan pemasak panas yang dimasukkan kedalam
digester didapat dari relief heat recovery system pada temperatur 120oC harus
dengan perbandingan yang sesuai sebagai mana diperlukan untuk pemasakan dan
black liqour penambah sebagai pengencer yang sesuai. Penambahan white liqour
didasarkan pada persentase bahan kimia yang dibutuhkan untuk memasak dengan
berat kering ( bone dry atau oven dry) kayu yang dimasukkan. Persentase ini juga
tergantung dari seberapa jauh kita mengurangi kandungan lignin dari dalam kayu (
sekitar 17,55-21% AA (alkali aktif) sebagai Na2O. Alkali aktif yang dimasukkan
akan melarutkan komponen atau kotoran yang bukan selulosa yang ada dalam
berakibat banyaknya kayu yang akan terbuang berupa recjet atau serpihan kayu
Perlu diingat bahwa untuk penambahan alkali yang terlalu tinggi, disertai
dengan temperatur yang tinggi (170o C) maka dalam digester proses penghilangan
lignin tidak henti - hentinya, sehingga bahan kimia pemasak tadi juga akan
menyerang serat selulosa, hal ini akan berakibat rendah dan lemahnya rendemen
yang disebut bilangan kappa, yang menyatakan beberapa jumlah lignin yang
yang sangat penting. Konsentrasi atau strength dinyatakan sebagai gram per liter
(g/L) dari alkali aktif (NaOH+ Na2S ) sebagai Na2O. Jika strength (g/l) white
liqournya rendah maka proses penghilangan lignin akan menjadi kurang baik
liqournya tinggi maka serat selulosa juga akan terserang dan rusak yanag
blowing yang bersih, perlu diperhitungkan jumlah perbandingan antara liqour dan
kayu yang sering disebut batch ratio. Rasionya berkisar 4,5 : 1, merupakan
penambahannya.
black liqour yanag telah dihitunga banyaknya dipompa ke digester dan diedarkan
memlalui alat penukar panas dimana uapnya yanag berasal dari boyler dipakai
4. Kraft Cooking
penambahan liqour dan black liqour kedalam chip. Digester yang berisi chip dan
Pada temperatur dan tekanan ini, chip dimasak dengan alkali untuk periode waktu
tertentu.
Kualitas pulp, jika chip dimasak dalam jangka waktu yang terlalu lama,
maka akan dihasilkan pulp dengan kualitas rendah dengan rendemen yang rendah
170o C dan temperatur ini harus dikontrol secara seksama. Temperatur dibawah
180oC akan terjadi pemutusan rantai dari serat-serat selulosa, dan pada temperatur
200oC akan sangat jelas pengaruhnya, jadi temperatur yang diinginkan pada
Pada proses kraft cooking ini, untuk memperoleh hasil pulp yang baik,
maka proses pemasakan juga harus baik. Untuk itu pada proses pemasakan ini
5. Kraft Relief
digester akan naik, untuk itu dibutuhkan proses kraft relief untuk mengurangi
tekanan di dalam digester selama kira-kira 2-5 menit sampai tekanan di dalam
6. Blowing
mengeluarkan atau blow sesuai isi digester kedalam blow tank. Waktu yang
diperlakukan pada saat blowing adalah sekitar 15 menit. Tipe blow tank yang
dipakai adalah sama dengan jenis digester plant dengan volume 600 m3, diameter
Pulp yang berasal dari blow tank di pompakan melewati unit pemisahan
mata kayu yang disebut dengan preasure knotter kemudian menuju unit
sesudah itu dikirim ketahap pencucian tahap keempat. Bubur kertas coklat setelah
melalui unit pencucian tahap yang keempat disimpan dalam high destity
Tujuan dari proses ini adalah untuk memisahkan kandungan lignin yang
masih tersisa setelah proses pemasakan pada digester sebelum dilanjutkan proses
pemutihan (bleaching).
lignin yang tersisa. Penghilangan lignin dapat lebih banyak pada proses
pemasakan, tetapi akan mengurangi hasil yang banyak sekali dan merusak serat,
berikut :
1. Memperbaiki brightness
2. Memperbaiki kemurnian
Pulp machine adalah bagian terpenting dari operasi pabrik pulp yang mana
lembaran pulp.
dari unit bleaching dikirim ke pulp machine untuk dikeringkan menjadi lembaran
wire.
tertentu.
6. Baling ball, penataan lembaran pulp menjadi bale dan unit setelah
Lindi putih yaitu cairan pemasak terutama yang mengandung larutan encer
yaitu Natrium Hidroksida (NaOH) dan Natrium Sulfida (Na2S) dan mempunyai
pH sekitar 13,5 -14,0. Garam (sodium salt) lain yang biasanya ada pada lindi putih
adalah Natrium Sulfat, Natrium Sulfit, Natrium Karbonat dan Natrium Thiosulfat.
Hanya bahan kimia aktif yang dapat bereaksi selama pulping wood
(proses pembuatan pulp ), tetapi mode ini disebut “proses sulfat” karena garam
menggantikan bahan kimia yang hilang. Untuk proses selanjutnya lindi putih
diperoleh dari caustizing dari lindi hijau dengan quik lime ( CaO ).
dan Sodium Sulfida (Na2S), dan juga mengandung bahan kimia yang tidak aktif
( gr/L)
81-110
NaOH
30- 40
Na2S
11- 44
Na2CO3
2.0-6,9
Na2SO3
4,4-7,8
Na2SO4
4,0-8,9
Na2S2O3
Lindi hitam adalah sisa larutan atau cairan yang diperoleh setelah
pemasakan chip. Warna tetap hitam meskipun ada reaksi kimia dengan chip.
Bahan kimia ini pada awalnya digunakan untuk menambah lignin dan kayu padat
(solid wood) yang lain disebut dissolve dalam black liquor tersebut. Sisa alkali
aktif dari lindi hitam direaksikan antara natrium hidroksida dan sodium sulfid.
46
Lignin
30
AsamHidroksi
8
Asam Format
5
AsamAsetat
7
Ekstraktif
dimana kemudian impregnasi dimulai. Pada saat pemasakan, jika yang digunakan
sebagai cairan pemasak hanya lindi putih, maka lindi putih tidak cukup menutupi
dibutuhkan disebut batch ratio yaitu 3,9 : 1 artinya tiap 1 ton boundry chip yang
dimasak diperlukan cairan 3,9 m3. Kandungan air dalam serpihan kayu termasuk
PENDAHULUAN
Pada masa abad ke-20 ini dengan teknologi yang semakin canggih
sesuatu yang hampir luar biasa pentingnya, antara lain berfungsi sebagai produk
pengekapan utama bahan lembaran industri, dan lain lain. Indonesia yang kaya
akan hutan yang ditumbuhi berbagai jenis kayu memiliki prospek yang sangat
cerah untuk mendirikan industri pulp dan kertas. Pulp sebagai bahan baku kertas
dapat di buat dari jenis kayu, baik jenis kayu berserat panjang (hard wood)
Pulp (bubur kayu) merupakan bahan baku pembuatan kertas dan rayon.
Proses pembuatan pulp yang paling banyak di pakai saat ini adalah proses sulfat
atau sering disebut juga dengan kraf, penyebab utamanya adalah proses sulfat
sederhana, cepat, menghasilkan pulp yang memikili kekuatan yang tinggi dan
dapat untuk pembuatan pulp dari bahan kayu yang berasal dari spesies yang
berbeda. Salah satu proses penting dalam pembuatan pulp yaitu proses pemasakan
kayu yang telah di buat ukuran chip ( kecil) yang dilakukan dalam sebuah bejana
cukup besar dan tinggi yang disebut digester dan dengan menggunankan suhu
panas dan reaksi kimia. Pemasakan ini bertujuan untuk menghilangkan zat-zat non
selulosa yang terdapat di dalam bahan baku. Bahan kimia yang digunakan sebagai
(Suhunan, 2003)
White liqour mengandung bahan kimia aktif (alkali aktif) yaitu campuran
Komponen black liqour merupakan fungsi dari spesies kayu dan kondisi
rendah biasanya (14%-20%) yang berasal dari tempat pencucian pulp, sedangkan
Heavy Black Liqour adalah cairan dengan konsentrasi padatan terlarut (Total
Solid) sebesar 70%. Black liqour dipisahkan dari pulp selama tahap pencucian,
cairan dipompa ke evaporator untuk menghilangkan air yang ada dan dilanjutkan
Pencucian bertujuan untuk memisahkan pulp dan black liqour yang terdiri
dari 12%-20% solid organik dan solid inorganik. Proses penguapan black liqour
dan kondesat ,
terdapat dari solid black liqour adalah senyawa organik yang dilarutkan dari kayu
pengamatan yang bertujuan untuk mengetahui ‘’Pengaruh Total Solid dan Total
Alkali Aktif pada Black Liqour (Lindi Hitam) PT. Toba Pulp Lestari,Tbk
Porsea’’.
1.2. Permasalan
proses pengolahan pulp dan pada proses ini yang paling perlu di kontrol adalah
Total Solid dan Total Alkali Aktif pulp untuk mendapatkan hasil black liqour
yang lebih optimal. Semakin kental zat pemasak black liqour maka pulp yang
dihasilkan dari evaporator akan lebih berkualiatas. Maka uraian diatas yang
menjadi rumusan masalah adalah bagaimana pengaruh Total solid dan Total
1.3. Tujuan
Untuk mengetahui hubungan Total Solid dan Total Alkali Aktif terhadap
1.4. Manfaat
ABSTRAK
Telah dilakukan pengamatan tentang pengaruh solid dan total solid dan total alkali
aktif terhadap black liquor dalam upaya untuk menghasilkan kualitas pulp yang
diinginkan dalam proses pemasakan diunit evaporator, di PT. Toba Pulp Lestari,
Tbk. Porsea. Untuk mendapatkan total solid dan total alkali aktif yang diinginkan
terhadap black liquor dapat diatur dalam proses pemasakan di unit evaporator ,
dimana semakin kental zat pemasak black liquor maka semkakin bagus juga
kualitas pulp yang dihasilkan oleh evaporator.Standart total solid pada black
liquor 17% keatas , semakin tinggi total solid maka black liquor akan semkin
kental. Sedangkan alkali aktif 12% .
ABSTRACT
Has made observations about the effect of a solid, solid total and total active alkali
to black liquor in an effort to produce pulp that meets the quality standards in the
cooking process in the evaporator unit, PT. Toba Pulp Lestari, Tbk Porsea. To
obtain total solid and the desired total active alkali to black liquor can be arranged
in the cooking process in the evaporator unit. Where more viscous black substance
liquor cooker is better also the quality of the pulp produced by the evaporator.
Standard total solid in the black liquor 17% or more, the higher the total solid
black liquor it will be more viscous, where as 12% active alkali.
TUGAS AKHIR
TUGAS AKHIR
Disetujui di
Medan, Juli 2015
Disetujui oleh :
Program Studi D3 Kimia Dosen Pembimbing,
Ketua
KARYA ILMIAH
Saya mengakui bahwa karya ilmiah ini adalah hasil karya sendiri, kecuali
beberapa kutipan dari ringkasan yang masing - masing disebutkan sumbernya.
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,atas
berkat dan kasih karuniaNya yang melimpah sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan karya ilmiah ini dengan sebaik mungkin dan dengan
waktu yang telah ditentukan. Penulisan karya ilmiah ini merupakan salah satu
syarat akademik dalam menyelesaikan studi program D3 Kimia Industri di
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) USU Medan.
Selama penulisan karya ilmiah ini dari awal sampai selesai, Penulis
banyak mendapat dorongan, bantuan, motivasi, dan petunjuk dari berbagai pihak.
Maka pada kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati Penulis menyampaikan
penghargaan dan rasa terima kasih yang sebesar – besarnya kepada :
Penulis
ABSTRAK
Telah dilakukan pengamatan tentang pengaruh solid dan total solid dan total alkali
aktif terhadap black liquor dalam upaya untuk menghasilkan kualitas pulp yang
diinginkan dalam proses pemasakan diunit evaporator, di PT. Toba Pulp Lestari,
Tbk. Porsea. Untuk mendapatkan total solid dan total alkali aktif yang diinginkan
terhadap black liquor dapat diatur dalam proses pemasakan di unit evaporator ,
dimana semakin kental zat pemasak black liquor maka semkakin bagus juga
kualitas pulp yang dihasilkan oleh evaporator.Standart total solid pada black
liquor 17% keatas , semakin tinggi total solid maka black liquor akan semkin
kental. Sedangkan alkali aktif 12% .
ABSTRACT
Has made observations about the effect of a solid, solid total and total active alkali
to black liquor in an effort to produce pulp that meets the quality standards in the
cooking process in the evaporator unit, PT. Toba Pulp Lestari, Tbk Porsea. To
obtain total solid and the desired total active alkali to black liquor can be arranged
in the cooking process in the evaporator unit. Where more viscous black substance
liquor cooker is better also the quality of the pulp produced by the evaporator.
Standard total solid in the black liquor 17% or more, the higher the total solid
black liquor it will be more viscous, where as 12% active alkali.
Halaman
PERSETUJUAN ii
PERNYATAAN iii
PENGHARGAAN iv
ABSTRAK vi
ABSTRACT vii
DAFTAR ISI viii
DAFTAR TABEL x
DAFTAR GAMBAR xi
BAB 1. PENDAHULUAN 1
1.1.Latar Belakang 1
1.2.Permasalahan 3
1.3.Tujuan 3
1.4.Manfaat 3
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN