Sie sind auf Seite 1von 10

STRATEGI KOMUNIKASI PENYULUH AGAMA HINDU

(Studi Pembinaan Umat Hindu di DKI Jakarta)

Oleh:
Untung Suhardi
Sekolah Tinggi Agama Hindu Dharma Nusantara Jakarta
Jurusan Penerangan Agama
usuhardi@gmail.com

Abstract

Counseling hinduism to support the process guidance are still many need a way out and the the
follow-up effort.There are three key permasalah types of activities extension workers, factors driving
and inhibitors of strategy and the implications communication in an effort to develop guidance hindus
in jakarta.Benefits this research is giving guidelines to the extension workers in carrying out their
duties to train people.This research using analysis qualitative research locations in jakarta.As for the
result of this research is, activities extension workers, such as the film, a discussion that not only about
religious, social activities, and other activities that support the process counseling.By factors in support
is: education advanced, attitude the results of appreciate the work of someone and desires to advance,
sanction to any differences, as for factors barrier is: the attitude of society that shutting out, the of fear
of disintegration Religious life. Strategy counseling hinduism have been implemented in jakarta
includes: the potential of areas through data enumeration the target group good agencies or
government institutions and the community, in expanding the coverage of group under the jurisdiction
of through the program of the formation of pesantian ( group dharma tula ) in various banjar and
tempek, an increase in competence counselors by a meeting of routine working group extension
workers and participation in various orientation, for the quality improvement of material counseling
hinduism.

Keywords: to be an instructor, provide guidance on the formulation, jakarta capital city, the priorities
raised in the, and communication.

Abstrak

Penyuluhan agama Hindu untuk mendukung proses pembinaan akan tetapi masih banyak
membutuhkan jalan keluar dan adanya upaya tindak lanjut. Ada tiga permasalah kunci bentuk
kegiatan Penyuluh, faktor pendorong dan penghambat strategi dan implikasi komunikasi dalam
upaya mengembangkan pembinaan umat Hindu di DKI Jakarta. Manfaat penelitian ini adalah
memberikan pedoman kepada para penyuluh dalam menjalankan tugasnya untuk membina umat.
Penelitian ini menggunakan analisis kualitatif dengan lokasi penelitian di DKI Jakarta. Adapun hasil
penelitian ini adalah, kegiatan penyuluh, seperti media film, diskusi yang tidak hanya tentang
keagamaan, kegiatan sosial, serta kegiatan lain yang mendukung proses penyuluhan. Faktor
pendukung adalah : Pendidikan yang sudah maju, Sikap menghargai hasil karya seseorang dan
keinginannya untuk maju, Toleransi terhadap perbedaan yang ada, Adapun faktor penghambat ini
adalah: Sikap masyarakat yang menutup diri, Adanya perasaan takut akan terjadinya disintegrasi
kehidupan beragama. Strategi Penyuluhan Agama Hindu yang sudah dilaksanakan di DKI Jakarta
meliputi: identifikasi potensi wilayah melalui pendataan kelompok sasaran baik instansi atau

DHARMASMRTI
16
Vol. 9 Nomor 2 Oktober 2018 : 1 - 123
lembaga pemerintahan maupun masyarakat, Perluasan cakupan kelompok binaan melalui program
pembentukan pesantian (kelompok Dharma Tula) di berbagai Banjar dan Tempek, Peningkatan
kompetensi penyuluh melalui pertemuan rutin Kelompok Kerja Penyuluh dan partisipasi dalam
berbagai orientasi, dan Peningkatan mutu materi Penyuluhan Agama Hindu.

Kata kunci: Penyuluh, pembinaan, DKI Jakarta, Strategi, dan Komunikasi

I. PENDAHULUAN strategi komunikasi penyampaian dan evaluasi


pelaksanaan kegiatan. Ketika hal ini sudah
Pengurus Parisada Wilayah untuk bekerja dilakukan diharapkan pembenahan tentang
keras dan berani tampil dengan menyampaikan adanya sistem manajemen tentang pengelolan
materi-materinya terkait dengan ajaran Hindu, penyuluhan dapat terus ditingkatkan guna
yang relevan dengan gejolak kehidupan saat ini. memberikan pelayanan pembinaan kepada
Hal ini kemudian dikuatkan dengan adanya umat. Terobosan yang dilakukan oleh Ditjen
Lembaga Dharma Duta PHDI adalah Lembaga Bimas Hindu untuk membentuk penyuluh non-
Keagamaan, yang dibentuk oleh Parisada Hindu PNS akan menjadi langkah yang harus diteruskan
Dharma Indonesia (PHDI) Pusat dengan Sura karena sebagai garda terdepan dalam pembinaan
Keputusan Parisada Hindu Dharma Indonesia umat. Untuk itulah, proses pembinaan yang
PHDI) Pusat Nomor : 34/SK/PARISADA PUSAT/ dilakukan oleh penyuluh harus mendapatkan
II/2013, Tanggal 19 Pebruari 2013. Bertugas perhatian khusus terutama adanya pemahaman
membantu Parisada Hindu Dhama Indonesia tentang kesiapan penyuluh mulai dari
(PHDI) dalam membina umat Hindu diseluruh perencanaan sampai dengan evaluasi
Indonesia melalui kegiatan Pencerahan/ pelaksanaan.
Dharma Wacana agama Hindu. Keberadaan Dengan mempertimbangkan fenomena yang
inilah yang pada dasarnya telah dibentuk terjadi terkait dengan peran dharma duta dalam
lembaga yang ada di setiap provinsi dan membina umat, khususnya dengan pola dharma
kabupaten untuk membantu pembinaan umat wacana dan dharma tula, maka diperlukan
yang ada di daerah. Adapun tugas pokoknya sistem pengelolaan yang memadai, sumber SDM
adalah Lembaga Dharma Duta PHDI, dan pelatihan yang menjadi bekal mereka untuk
menyelenggarakan fungsi pembinaan rohani menjadi seorang dharma duta yang mampu
(Mental Spiritual), meliputi segala usaha, menjalankan perannya (karmanya). Sehingga,
kegiatan dan pekerjaan dalam rangka pembinaan kebutuhan umat berupa pencerahan jiwa dan
kehidupan kerohanian, guna meningkatkan juga meningkatkan pengetahuan serta wawasan
sradha dan bhakti kepada Sanghyang Widhi keHinduan, yang bermuara kepada peningkatan
Wasa/Tuhan Yang Maha Esa, agar umat Hindu sraddha umat Hindu. Berkaitan dengan
memiliki budi pekerti yang luhur, sesuai ajaran penyuluhan agama Hindu yang dilaksanakan di
agama Hindu. Namun demikian keberadaan DKI Jakarta adalah dengan adanya strategi yang
lembaga Dharma Duta yang ada di DKI Jakarta ada untuk mendukung proses pembinaan yang
belum dijalankan dengan optimal karena terlihat mengalami ketimpangan. Hal ini
kurangnya Sumber Daya Manusia yang secara dimaksudkan adalah masih banyak
khusus menangani hal ini. membutuhkan jalan keluar dan adanya upaya
Seiring dengan berjalannya waktu tindak lanjut tidak hanya sekedar program
bahwa proses pelaksanaan pembinaan yang melainkan adan upaya keberlanjutkan dan
dilakukan penyuluh yang ada di DKI Jakarta evaluasi. Berdasarkan latar belakang
masih membutuhkan pembinaan khusus. permasalahan di atas bahwa yang menjadi
Pembinaan yang dilakukan dalam hal ini adalah pertanyaan kunci pada tulisan ini adalah :
memberikan bekal kepada para penyuluh agama Bagaimanakah bentuk kegiatan Penyuluh dalam
Hindu terutama yang ada di DKI Jakarta sehingga pembinaan umat Hindu di DKI Jakarta?
mendapatkan pemahaman tentang penguatan Bagiamanakah faktor pendorong dan
kompetensi penyuluh, perencanaan pembinaan, penghambat Penyuluhan Agama Hindu di DKI

STRATEGI KOMUNIKASI PENYULUH AGAMA HINDU


(Studi Pembinaan Umat Hindu di DKI Jakarta) 17
Untung Suhardi
Jakarta? Bagaimanakah strategi dan implikasi bagi penulis ketika melakukan analisis baik
komunikasi dalam upaya mengembangkan untuk mendapatkan data yang obyektif.
pembinaan umat Hindu di DKI Jakarta?
Bertolak dari rumusan masalah diatas maka, III. PEMBAHASAN
yang menjadi tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui bentuk kegiatan 3.1 Bentuk Kegiatan Penyuluh dalam
Penyuluh dalam pembinaan umat Hindu Pembinaan Umat Hindu
di DKI Jakarta. Pelaksanaan Penyuluhan pada dasarnya
2. Untuk menganalisis faktor pendorong adalah bentuk peningkatan pembinaan yang
dan penghambat Penyuluhan Agama ada terutama yang ada di wilayah binaan. Hal
Hindu di DKI Jakarta. yang lain adalah bentuk penanaman nilai dan
3. Untuk menganalisis implikasi dan dasar-dasar tentang penerapan keagamaan
strategi komunikasi dalam upaya yang ada dalam ajaran Hindu kaitannya dengan
mengembangkan pembinaan umat sraddha umat Hindu. Dalam hal inilah yang
Hindu di DKI Jakarta merupakan pentingnya umpan balik (feedback),
Manfaat penelitian tentang strategi terutama yang datang dari para audience
komunikai ini adalah memberikan manfaat bagi (Ardianto, 2017:46). Pernyataan yang dibuat ini
masyarakat tentang pedoman pelaksanaan pada dasarnya adalah untuk membuat
dalam memberikan gambaran dan manfaat perbaikan, saran, dan peningkatan kualitas yang
adanya pelaksanaan dharma duta dan diharapkan. Untuk itulah ada beberaa bentuk
dampaknya dalam perubahan pemahaman umpan balik, (1) internal feedback (umpan balik
ajaran Hindu yang lebih baik yang tersebar di langsung dari komunikator sendiri) (2) external
DKI Jakarta. Penelitian ini diharapkan bisa feedback hal ini bersifat langsung maupun tidak
dijadikan masukan dan sumber referensi bagi langsung, berupa reprentatif, tidak langsung
umat Hindu tentang adanya pelaksanaan (indirect), tertunda (delayed), kumulatif, dan
Dharma Duta, sebagai referensi yang digunakan terlembaga (institutionalized).
untuk memberikan pencerahan kepada umat. Keberadaan Penyuluh pada dasarnya adalah
Pelaksanaan penelitian inilah yang nantinya untuk memberikan pembinaan kepada umat
diharapkan mampu untuk menjadi pijakan dan sesuai dengan wilayah binaannya. Hal yang
bahan pertimbangan adanya upaya nyata dalam terkait dengan pembinaan pada dasarnya adalah
bentuk kelompok binaan yang terbentuk, bagian integral dari tugas pokok penyuluh
pembinaan yang terjadwal dan proses diskusi terutama PNS dan Non PNS yang ada disetiap
serta adanya monitoring dan evaluasi secara wilayah binaannya. Evaluasi mempunyai kata
berkala. dasar value (satu kata terjemahan dalam bahasa
Indonesia adalah nilai). Penilaian mempunyai
II. Metode Penulisan kata dasar nilai, sama dengan evaluasi. Kata
penilaian berasal dari kata kerja menilai, dan
Penelitian yang dilakukan termasuk dalam kata dasar nilai. Nilai inilah ukuran baik buruk.
penelitian kualitatif yang bekerja dalam setting Dalam paradigma baru, khususnya evaluasi
yang alami untuk berupaya memahami, dengan pendekatan andragogy (bukan
memberi tafsiran terhadap fenomena yang paedagogi), evaluasi lebih banyak diarahkan
dilihat (Moleong, 2004 : 4). Oleh karena itu dari kepada perubahan sikap dan prilaku peserta
sudut sifat penelitian merupakan penelitian penyuluhan atau pembelajar. Sedang pada
eksplanatoris yang dalam hal ini sifatnya adalah pendekatan paedagogis evaluasi masih dengan
pengembangan dari penelitian-penelitian sasaran kemampuan peserta dapat menyerap
sebelumnya dan masih membuka ruang kosong materi penyuluhan. Menurut Juni Pranoto
untuk dilakukan penelitian lanjutan. Penelitian (2006) objek atau sasaran evaluasi sangat
ini, penulis menggunakan teknik wawancara ditentukan oleh Model evaluasi. Bermacam-
terbuka berstuktur, hal ini dilakukan untuk macam Model evaluasi pembelajaran salah
mencapatkan pemahaman yang mendalam satunya yang dikemukakan oleh Stuflebeam
tentang permasalahan yang ada. Penggunaan dalam bukunya Educational Evaluation and
wawancara ini untuk menambah pemaknaan dicision Making, menggolongkan sasaran

DHARMASMRTI
18
Vol. 9 Nomor 2 Oktober 2018 : 1 - 123
evaluasi pembelajaran ada pada 4 dimensi yang berdiskusi isu teraktual keagamaan Hindu dan
terkenal dengan evaluasi CIPP (Contect, Input, dipecahkan dengan cara yang santun dengan
Proses dan Product). Dengan model CIPP ini jika pendekatan kemanusiaan. Pesan yang
diaplikasikan dalam evaluasi penyuluhan maka disampaikan dengan metode sad dharma ini
yang menjadi sasaran adalah: minimal mampu untuk memberikan efek
a. Contect (konteks) : yaitu evaluasi yang kognitif yang nantinya dapat diterapkan umat
ditujukan kepada sistem dan tujuan Hindu di wilayah binaan untuk memberikan
Penyuluhan, kondisi-kondisi aktual yang pemahaman yang utuh tentang agama Hindu.
menjadi pertimbangan mengapa
penyuluhan dilakukan dan apa kira-kira 3.2 Faktor Pendorong dan Penghambat
dampak dari program yang akan dicapai. Penyuluhan Agama Hindu du DKI
b. Input(masukan) : masukan merupakan Jakarta
faktor yang menentukan kelancaran 3.2.1 Faktor Pendorong
proses dan kualitas penyuluhan. a. Pendidikan yang sudah maju
Beberapa masukan penting dalam Pendidikan yang ada di DKI Jakarta pada
penyuluhan adalah: Peserta penyuluhan, dasarnya menjadi faktor utama sebagai bagian
tujuan materi penyuluhan, metoda dan dari pendorong. Jika kita melihat data yang
bahan penyuluhan. Penyuluh, sarana dan sudah ada bahwa keberadaan umat Hindu yang
prasarana penyuluhan. ada di jakarta sudah mencapai jenjang perguruan
c. Process (proses) :Aktivitas atau tinggi minimal sarjana strata satu (S-1). Faktor
partisipasi peserta, penggunaan media inilah yang menjadikan umta Hindu yang ada di
pembelajaran, suasana tempat DKI Jakarta mampu untuk menanggapi
penyuluhan, cara penyuluh tantangan dan dinamika jaman yang terjadi.
menyampaikan penyuluhan, konsistensi Pada proses selanjutnya bahwa kehidupan yang
materi yang disampaikan dengan tujuan terjadi saat ini pada dasarnya untuk membangun
yang telah ditetapkan, pola interaksi manusia yang tidak hanya mempunyai
antara penyuluh dengan peserta pengetahuan yang bersifat keduniawian
penyuluhan. melainkan mampu untuk diseimbangkan
d. Product (Output) : yaitu hasil yang dapat dengan pengetahuan spiritual. Keberadaan
dicapai oleh peserta penyuluhan, baik. pendidikan pada dasarnya mampu untuk
Penguasaan pengetahuan, ketrampilan mengubah cara pandang seseorang tentang
maupun perubahan sikap. Untuk evaluasi suatu hal yang nantinya akan terjadi peningkatan
aspek produk dapat dibedakan hasil yang SDM.
dapat dilihat jangka pendek dan
kemampuan jangka panjang. Untuk hasil b. Sikap menghargai hasil karya
jangka pendek biasanya aspek prilaku seseorang dan keinginannya untuk
masih pada taraf pengetahuan dan maju
pemahaman, sedang untuk hasil jangka Dalam Key Koncepts in Post-Colonial Studies
panjang dapat dilihat apakah hasil (dalam Supriyono, 2004) dijelaskan bahwa
penyuluhan sudah tampat pada aplikasi pentingnya liminalitas untuk teori pascakolonial
kehidupan se-hari-hari. adalah ketepatgunaannya untuk
Bentuk penyuluhan yang dilakukan oleh para mendeskripsikan suatu “ruang antara” di mana
pembina keagamaan ini untuk memberikan perubahan budaya dapat berlangsung: ruang
pencerahan kepada umat tentang nilai-nilai antarbudaya di mana strategi-strategi kedirian
ajaran Hindu. Metode yang dilakukan adalah personal maupun komunal dapat dikembangkan,
dengan sad dharma dan yang dominan adalah suatu wilayah di mana terdapat proses gerak
dharma wacana dan dharma tula. Pelaksanaan dan pertukaran antara status yang berbeda-
dharma wacana ini dikemas dengan hal yang beda yang terus-menerus. Jadi dalam hal ini
menarik yaitu dengan adanya isu teraktual yang interaksi sosial ini sebagai legitimasi dalam
kemudian dikaitkan dengan ajaran Hindu. kehidupan sosial kemasyarakatan. Homans (Ali,
Dharma tula dilakukan dengan memberikan 2004: 87) mendefinisikan  interaksi  sebagai
pemahaman kepada para audience dengan suatu kejadian ketika suatu aktivitas yang

STRATEGI KOMUNIKASI PENYULUH AGAMA HINDU


(Studi Pembinaan Umat Hindu di DKI Jakarta) 19
Untung Suhardi
dilakukan oleh seseorang terhadap individu lain koridor global. Keberadaan penyuluh dalam hal
diberi ganjaran atau hukuman dengan ini adalah mampu untuk menyaring dan
menggunakan suatu tindakan oleh individu lain memberikan pandangan yang elegan dalam
yang menjadi pasangannya. mengkaitkan pandangan agama dengan
kepentingan umat Hindu jangan sampai terjebak
c. Toleransi Terhadap Perbedaan yang dalam arus hedonisme
Ada
Manusia adalah mahluk sosial yang selalu e. Memiliki Orientasi Masa Depan
dihadapkan pada kemampuannya untuk Keberadaan umat Hindu yang ada di DKI
beradaptasi dengan alam dan lingkungannya. Jakarta secara nyata memberikan bentuk
Beradaptasi merupakan salah satu bentuk orientasi yang mengarah pada masa depan
reaksi atas kebutuhan kebersamaan yang dapat dalam hidupnya. Penggalian pengalaman yang
berwujud sebagai kesetiakawanan. Salah satu ada ini merupakan hal unik yang pada akhirnya
aspek budaya di Indonesia, kesetiakawanan itu nanti adalah menjadikan setiap insan Hindu
dapat tercermin melalui sistem nilai, yaitu : mampu bertanggungjawab kepada diri dan
a. Manusia tidak hidup sendiri di dunia ini, komunitasnya. Orang semakin mengatur,
tetapi dikelilingi oleh komitmennya, menata makna hidup merkea buka di seputar
masyarakat dan alam sekitarnya. apa yang mereka lakukan, tapi lebih berbasis
b. Dalam segala aspek kehidupannya, pada apa-nya mereka, atau apa yang mereka
manusia pada hakekatnya tergantung percaya. Sementara itu, di sisi yang lain, jejaring
kepada sesamanya. global dari pertukaran instrumental (global
c. Ia harus selalu berusaha untuk sedapat networks of instrumental exchanges) secara
mungkin memelihara hubungan balik selektif memati-hidupkan individu, kelompok,
dengan sesamanya, tergantung oleh jiwa wilayah, dan bahkan negara, seturut relevansi
sama rata-sama rasa. mereka di dalam memenuhi tujuan-tujuan yang
d. Ia selalu berusaha untuk sedapat diproses dalam logika jaringan itu.
mungkin bersifat conform, berbuat sama
rendah dan bersama dalam komunitas, f. Nilai ajaran yang memberikan
terdorong oleh jiwa sama tinggi pelayanan kepada setiap manusia.
rendahnya (Koentjaraningrat, 2002 : 62). Ada kalanya pengetahuan, pemahaman, dan
Sebagai mahluk sosial, manusia tentu tidak daya tahan fisik manusia dalam menguasai dan
dapat hidup sendiri, tanpa bantuan dari orang mengungkap rahasia-rahasia alam sangat
lain. Oleh karena itu sikap saling menolong dan terbatas. Secara bersamaan, muncul keyakinan
kesetiakawanan mutlak diperlukan. Hidup akan adanya penguasa tertinggi dari sistem
manusia selalu membutuhkan bantuan dari jagad raya ini, yang juga mengendalikan manusia
sesamanya terutama di dalam masa-masa sebagai salah satu bagian jagad raya. Sehubungan
kesusahan. Konsep ini memberikan suatu dengan itu, baik secara individual maupun hidup
landasan yang kokoh bagi rasa keamanan hidup. bermasyarakat, manusia tidak dapat dilepaskan
dari religi atau sistem kepercayaan kepada
d. Keterbukaan dalam Sistem penguasa alam semesta.
Masyarakat atau Penganutnya
Umat Hindu di DKI Jakarta secara khusus 3.2.2 Faktor Penghambat
memiliki sifat keterbukaan dalam sistem dan a. Sikap Masyarakat yang Menutup Diri
tatanan yang ada di era kekinian. Hal ini terlepas Sikap masyarakat dalam hal menutup diri ini
dari permasalahan yang ada dalam kehidupan dipengaruhi oleh adanya faktor Psikologis yang
ini misalnya dengan adanya hukum adat dan merupakan bagian dari keberadaan psikis
tradisi yang seolah-olah memiliki keharusan seseorang yang mencakup; kepentingan,
untuk ditaati. Hal lain adalah adanya bentuk prasangka, stereotip, dan motivasi. Faktor
kebiasaan masyarakat urban yang lebih sering Sosiokultural Hal yang terkait dengan
mengambil dari sisi praktis dalam kehidupan ini sosiokultural adalah adanya etnik, perbedaan
mulai dari bidang komunikasi dan informasi, norma, bahasa, pemaknaan (semantik) dan
ekonomi, serta bidang lain yang ada dalam pendidikan. Dan faktor interkasi verbal

DHARMASMRTI
20
Vol. 9 Nomor 2 Oktober 2018 : 1 - 123
sedangkan hal yang terkait dengan interaksi untuk mengakhiri konflik.
verbal ini adalah polarisasi, orientasi intensional,
evaluasi statis dan indiskriminasi. Keadaan ini d. Hambatan yang Bersifat Ideologis
pada dasarnya telah membuat masyarakat telah Berbicara tentang hubungan antar agama,
terkontaminasi adanya faktor luar dari konsep wacana pluralisme agama menjadi perbincangan
keunggulan manusia Hindu utama. Pluralisme agama sendiri dimaknai
secara berbeda-beda di kalangan cendekiawan
b. Adanya perasaan takut akan Muslim, baik secara sosiologis, teologis maupun
terjadinya kegoyahan integrasi etis. Secara sosiologis, pluralisme agama adalah
kehidupan beragama suatu kenyataan bahwa kita adalah berbeda-
Konflik sebagai kategori sosiologis bertolak beda, beragam dan plural dalam hal beragama.
belakang dengan pengertian perdamaian dan Ini adalah kenyataan sosial, sesuatu yang niscaya
kerukunan (Hendropuspito, 1984:151). Yang dan tidak dapat dipungkiri lagi. Dalam kenyataan
terakhir ini merupakan hasil dari proses sosial, kita telah memeluk agama yang berbeda-
assosiatif, sedangkan yang pertama dari proses beda. Pengakuan terhadap adanya pluralisme
dissosiatif. Proses assosiatif adalah proses yang agama secara sosiologis ini merupakan
mempersatukan dan proses dissosiasif sifatnya pluralisme yang paling sederhana, karena
menceraikan atau memecah. Konflik dan pengakuan ini tidak berarti mengizinkan
kerukunan atau perdamaian sebagai fakta sosial pengakuan terhadap kebenaran teologi atau
melibatkan minimal dua pihak (golongan) yang bahkan etika dari agama lain.
berbeda agama. Konflik menunjuk pada
hubungan antara individu dan atau kelompok 3.3 Implikasi dan Strategi Komunikasi
yang sedang bertikai, sedangkan perdamaian Penyuluhan Agama Hindu
atau kerukunan menunjuk pada hubungan baik Keberadaan penyuluh di DKI Jakarta
antara individu atau kelompok. Dalam dikuatkan oleh keputusan Parisada Hindu
kehidupan beragama sering terjadi friksi, Dharma Indonesia (PHDI) Pusat dengan Sura
konflik, pertikaian antar umat beragama yang Keputusan Parisada Hindu Dharma Indonesia
disebabkan oleh berbagai-bagai alasan yang PHDI) Pusat Nomor : 34/SK/PARISADA PUSAT/
bukan saja berkaitan dengan persoalan doktrin II/2013, Tanggal 19 Pebruari 2013. Hal inilah
agama, namun juga berkaitan dengan masalah yang menunjukan tentang pentingnya
di luar agama seperti persoalan ekonomi, sosial, membangun sebuah bentuk pembinaan umat
budaya dan politik. yang ada di Jakarta yang kemudian menjadi
tolok ukur dalam pembentukan dharma duta
c. Prasangka terhadap Agama Hindu yanga ada diseluruh Indonesia. Bberkaitan
karena Faktor Ketidaktahuan dengan hal inilah maka, ada serangkaian tugas
Dalam hal ini faktor prasangka (predjudice), pokok dan fungsi penyuluh agama Hindu.
yaitu sikap negatif terhadap seseorang 1. Tugas pokok Penyuluh Agama Hindu
disebabkan karena kurangnya keterbukaan dan Tugas pokok Penyuluh Agama Hindu
saling mengenal secara benar dan baik antara adalah melakukan dan mengembangkan
orang atau kelompok satu terhadap yang lain. kegiatan bimbingan atau penyuluhan
Dari berbagai pengalaman sejarah tentang agama dan pembangunan melalui bahasa
pertikaian atau konflik antar umat manusia agama.
dapat dipastikan bahwa konflik tidak pernah 2. Fungsi Penyuluh Agama Hindu
dapat membawa perdamaian dalam hubungan a) Fungsi Informatif dan Edukatif
antar individu maupun kelompok. Selanjutnya Penyuluh Agama Hindu
ketidak damaian tidak pernah menghasilkan memposisikan dirinya dharma duta
kesejahteraan bagi umat manusia, melainkan yang berkewajiban memberikan
melahirkan kekacauan dan ketidaktentraman penyuluhan Hindu, menyampaikan
dalam hidup. Karena itu konflik tidak perlu penerangan agama dan mendidik
berkepanjangan melainkan perlu diakhiri dan masyarakat dengan sebaik-baiknya
diselesaikan. Dalam hal ini Simmel dalam sesuai denga tuntutan dalam sastra
Johnson (1994) mengemukakan beberapa cara Veda

STRATEGI KOMUNIKASI PENYULUH AGAMA HINDU


(Studi Pembinaan Umat Hindu di DKI Jakarta) 21
Untung Suhardi
b) Fungsi Konsultatif 3.4 Strategi dan upaya Pelaksanaan
Penyuluh Agama Hindu menyediakan Penyuluhan Agama Hindu Di DKI
dirinya untuk turut memikirkan dan Jakarta
memecahkan persoalan-persoalan Penyusunan program kerja yang runtut bisa
yang dihadapi masyarakat, baik memberikan arah yang pasti dalam menentukan
persoalan-persoalan pribadi, materi, teknik, atau metode penyuluhan serta
keluarga atau persoalaqn masyarakat jadwal, waktu dan peserta yang dijadikan
secara umum. sasaran penyuluhan. Disamping itu eksistensi
c) Fungsi Advokatif Pokjaluh di daerah juga mengambil peran
Penyuluh Agama Hindu memiliki mtanggung penting dalam proses pelaksanaan penyuluhan
jawab moral dan sosial untuk melakukan Agama Hindu. Ini menjadi salah satu bukti
kegiatan pembelaan terhadap umat/masyarakat keberhasilan kerja lintas sektoral dalam bidang
binaannya terhadap berbagai ancaman, kepenyuluhan yang layak dijadikan contoh
gangguan, hambatan dan tantangan yang untuk daerah lain.
merugikan. Sejauh ini strategi Penyuluhan Beberapa peluang yang bisa dimanfaatkan
Agama Hindu yang sudah dilaksanakan di DKI dalam proses Penyuluhan Agama Hindu
Jakarta meliputi : diantaranya solidaritas masyarakat yang cukup
1) Identifikasi potensi wilayah melalui tinggi serta dukungan tokoh agama dan lembaga
pendataan kelompok sasaran baik keagamaan. Peluang lain adalah keterbukaan
instansi atau lembaga pemerintahan pemerintah daerah membantu kegiatan
maupun masyarakat. keagamaan. Sementara itu, yang merupakan
2) Perluasan cakupan kelompok binaan tantangan berat dalam proses Penyuluhan
melalui program pembentukan pesantian Agama Hindu pengaruh negatif akses informasi
(kelompok Dharma Tula) di berbagai dan globalisasi di kalangan generasi muda.
Banjar dan Tempek. Tantangan ini baru bersifat internal
3) Pembinaan rohani Hindu di kalangan kemasyarakatan. Belum lagi jika ditambah
birokrasi pemerintahan. dengan tantangan-tantangan diluar
4) Peningkatan kompetensi penyuluh kemasyarakat yang muncul dari kepentingan-
melalui pertemuan rutin Pokjaluh kepentingan golongan tertentu yang mengancam
(Kelompok Kerja Penyuluh) dan harmonisasi interaksi di dalamnya. Hal lain yang
partisipasi dalam berbagai orientasi, dalam membutuhkan perhatian khusus adalah
workshop dan Diklat yang diadakan oleh adanya Beberapa peluang yang bisa
Kanwil Kemenag. dimanfaatkan dalam proses Penyuluhan Agama
5) Penguatan Kelembagaan melalui Hindu diantaranya solidaritas masyarakat yang
pemberdayaan Pasraman, Banjar, cukup tinggi serta dukungan tokoh agama dan
Tempek . lembaga keagamaan. Peluang lain adalah
6) Peningkatan mutu materi Penyuluhan keterbukaan Pemerintah Kota membantu
Agama Hindu melalui diskusi rutin yang kegiatan keagamaan. Sementara itu, yang
diselenggarakan oleh Pokjaluh. merupakan tantangan berat dalam proses
7) Perluasan jaringan lintas sektoral Penyuluhan Agama Hindu pengaruh negatif
diantaranya dengan radio, ormas Hindu akses informasi dan globalisasi di kalangan
serta lembaga Instansi di Lingkungan generasi muda dan masyarakat yang heterogen.
DKI Jakarta. Pada tahapan perencanaan dengan
Strategi yang digunakan ini pada dasarnya melakukan penetapan sumber daya yang akan
adalah untuk memberikan pelayanan prima digerakan, antara lain tenaga, dana dan fasilitas.
bagi penyuluh dalam mengembangkan tugas Dan pada tahapan kegiatan komunikasi
dan fungsinya sebagai pembina umat. dolakukan dengan menyebarluaskan informasi
baik melalui media masa, maupun saluran
komunikasi lainnya dapatberupa kelompok
masyarakat tradisional, media baru (internet,
smartphone), focus group dan publik (umpan
balik dan evaluasi). Bidang sasaran yang

DHARMASMRTI
22
Vol. 9 Nomor 2 Oktober 2018 : 1 - 123
dilakukan adalah pada penyuluh agama Hindu seperti media film, diskusi yang tidak hanya
yang ada di DKI Jakarta yang meliputi penyuluh, tentang keagamaan, kegiatan sosial, serta
PNS maupun Non PNS, umat Hindu yang kegiatan lain yang mendukung proses
tersebar di wilayah DKI Jakarta. Umpan balik ini penyuluhan. Faktor pendukung yang terjadi
dilakukan dengan mengedarkan kuesioner, dalam proses penyuluhan agama Hindu selama
wawancara, FGD yang tujuannya adlah proses setahun adalah : Pendidikan yang sudah
mengetahui pendapat, ide, keluhan dan sasaran maju, Sikap hasil menghargai hasil karya
dari khalayak (Cangara, 2013: 72). seseorang dan keinginannya untuk maju,
Strategi komunikasi yang diketengahkan Toleransi terhadap perbedaan yang ada,
adalah pemikiran Harold Lasswell karena dalam Keterbukaan dalam sistem masyarakat atau
sebuah komunikasi yang baik mengandung penganutnya, Memiliki orientasi masa depan,
unsur komunikator, pesan, media, komunikan dan Nilai ajaran yang memberikan pelayanan
dan effect yang diharapkan (Effendi, 2007: 301). kepada setiap manusia.
Penyuluh agama dalam melaksanakan tugasnya Adapun faktor penghambat ini adalah : Sikap
tengah menghadapi berbagai isu aktual masyarakat yang menutup diri, Adanya perasaan
keagamaan yang berkembang di masyarakat. takut akan terjadinya kegoyahan integrasi
strategi Penyuluhan Agama Hindu yang sudah kehidupan beragama, Prasangka terhadap
dilaksanakan di DKI Jakarta meliputi : agama Hindu karena faktor ketidaktahuan,
identifikasi potensi wilayah melalui pendataan Hambatan yang bersifat ideologis, dan Adat atau
kelompok sasaran baik instansi atau lembaga kebiasaan yang bersifat egosentris. Implikasi
pemerintahan maupun masyarakat, Perluasan keberadaan penyuluh yang ada di DKI Jakarta
cakupan kelompok binaan melalui program pada umumnya telah memberikan kontgribusi
pembentukan pesantian (kelompok Dharma yang positif dalam kehidupan keagamaan Hindu.
Tula) di berbagai Banjar dan Tempek, Penyuluh agama dalam melaksanakan tugasnya
Peningkatan kompetensi penyuluh melalui tengah menghadapi berbagai isu aktual
pertemuan rutin Pokjaluh (Kelompok Kerja keagamaan yang berkembang di masyarakat.
Penyuluh) dan partisipasi dalam berbagai strategi Penyuluhan Agama Hindu yang sudah
orientasi, Penguatan Kelembagaan melalui dilaksanakan di DKI Jakarta meliputi :
pemberdayaan Pasraman, Banjar, Tempek, dan identifikasi potensi wilayah melalui pendataan
Peningkatan mutu materi Penyuluhan Agama kelompok sasaran baik instansi atau lembaga
Hindu melalui diskusi rutin yang diselenggarakan pemerintahan maupun masyarakat, Perluasan
oleh Pokjaluh. cakupan kelompok binaan melalui program
pembentukan pesantian (kelompok Dharma
VI. PENUTUP Tula) di berbagai Banjar dan Tempek,
Peningkatan kompetensi penyuluh melalui
Program yang dikemukakan penyuluh tidak pertemuan rutin Pokjaluh (Kelompok Kerja
hanya memberikan dharmawacana saja kepada Penyuluh) dan partisipasi dalam berbagai
umat melainkan adanya kegiatan yang orientasi, Penguatan Kelembagaan melalui
mencerminkan pembaharuan seseorang untuk pemberdayaan Pasraman, Banjar, Tempek, dan
menghadapi dinamika jaman. Untuk itulah, Peningkatan mutu materi Penyuluhan Agama
kegiatan penyuluh yang saat ini hanya Hindu melalui diskusi rutin yang diselenggarakan
memberikan bentuk penanama dharma wacana oleh Pokjaluh.
hanya kepada umat dalam bentuk penyuluhan,

STRATEGI KOMUNIKASI PENYULUH AGAMA HINDU


(Studi Pembinaan Umat Hindu di DKI Jakarta) 23
Untung Suhardi
DAFTAR PUSTAKA

Buku Teks
Adian Husaini, dengan tema “Pluralisme Agama Musuh-Musuh Agama (Pandangan Katolik,
Protestan, Hindu, dan Hindu Terhadap pemahaman Pluralisme Agama)” 2010, halaman.
24-25.
Ardianto, Elvinaro, Lukiati Komala, Siti Karlinah. 2017. Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Bandung:
Refika Offset.
Bulaeng, Andi. 2004. Metode penelitian Komunukasi Kontemporer. Yogyakarta : Andi offset.
Cahyadi, Telesphorus Krispurwana. 2009. Gereja dan Pelayanan Kasih. Yogyakarta : Kanisius.
Cangara, Hafied, 2013. Perencanaan dan Strategi Komunikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Cudamani. 1998. Bagaimana Umat Hindu Menghayati Ida Sang Hyang Widhi (Tuhan Yang Maha
Esa). Surabaya : Paramita.
Danim, Sudarwan. 2002. Menjadi Peneliti Kualitatif (Ancangan Metodologi, Presentasi Dan Publikasi
Hasil Penelitian Untuk Mahasiswa Dan Peneliti Pemula Bidang Ilmu Sosial, Pendidikan
Dan Humaniora. Bandung : Pustaka Setia.
Effendy, Onong Uchjana. 2003. Ilmu, Teori Dan Filsafat Kemanusiaan. Bandung : Citra Aditya Bakti.
Hanafi, Hasan. 2004. Hinduologi : Dari Teosentrisme Ke Antroposentrisme. Yogyakarta : LkiS.
Hendropuspito. 2000. Sosiologi Hindu. Yogyakarta : Kanisius
Iriantara, Yosal. 2004. Manajemen Strategis Public speaking. Jakarta : Ghalia Indonesia.
Jendra, I Wayan. 1993. Berbicara Dalam Sastra Hindu Cet. 1. Jakara : Pustaka Manikgeni.
King, Larry. 2014. Seni Berbicara : Kepada Siapa Saja, Kapan Saja Dan Dimana Saja terjemah: Marcus
Prihminto Widodo, editor: Tami Lesmana. Jakarta: Gramedia.
Koentjaraingrat. 2002. Pengantar Antropologi Budaya. Jakarta : Rineka Cipta.
M. Rasjidi, Al-Djami’ah, Nomor Khusus, Mei 1968 Tahun ke VIII, hlm.35.
Murba, I Nyoman Widana. 2007. Tuntunan praktis Dharma Wacana bagi Umat Hindu. Surabaya:
Paramitha.
Parengkuan, Erwin., Becky Tumewu. 2014. Personal Brand-Inc. Jakarta: PT GramediaPustakaUtama.
Prayitno, Ujianto Singgih. 2014. Perubahan Sosial Dinamika Perkembangan Ilmu Pengetahuan Dan
Tekhnologi Dalam Kehidupan Masyarakat. Jakarta : P3DI Sekretariat Jenderal DPR RI.
Putu Setia. 1993. Kebangkitan Hindu : Menyongsong Abad ke-21. Jakarta : Manikgeni
Soekamto, Soerjono. 1985. Sosiologi : Suatu Pengantar. Jakarta : Rajawali
Soyomukti, Nurani. 2012. Pengantar Ilmu Komunikasi. Yogyakarta : Aruzz-Media
Soyomukti, Nurani. 2013. Pengantar Sosiologi : Dasar Analisis, Teori Dan Pendekatan Menuju Analisis
Masaalah-Masalah Sosial, Perubahan Sosial Dan Kajian Strategis. Yogyakarta : Arruz
Media.
Suasthi dan Suastawa. 2008. Psikologi Agama (Seimbang, Pikiran, Jiwa Dan Raga. Denpasar : Widhya
Dharma
Suhardi, Untung . 2013. Kajian Bentuk Dan Makna Nilai Filosofis Lingga Dalam Perspektif Ajaran
Hindu (Studi Pemujaan Lingga Di Desa Linggoasri, Kecamatan Kajen, Kabupaten
Pekalongan - Jawa Tengah). Denpasar: IHDN (tidak diterbitkan).
Thantawy R. 2005. Kamus Istilah Bimbingan Dan Konseling.Yogyakarta : Grasindo.
Tim Penyusun. 2007. Pedoman Tenaga pembina (yang Disempurnakan) Ed:[I Gede Jaman]. Jakarta :
Mitra Abadi press.
Tim Penyusun. 2009. Hasil-Hasil Pesamuan Agung Parisada Tahun 2009. Jakarta : PHDI Pusat.
Tim Penyusun. Kompilasi Dokumen Literer 45 Tahun Parisada. Jakarta : PHDI Pusat.
Titib, I Made, Made Sujana dkk.2005. Petunjuk praktis pelaksanaan Dharma Wacana. Surabaya:
Paramitha.
Triguna, IBG Yudha, et.al.2009. Pedoman Juru Penerang Dan Penyuluh Agama Hindu. Jakarta : Dirjen
Bimas Hindu.

DHARMASMRTI
24
Vol. 9 Nomor 2 Oktober 2018 : 1 - 123
Triguna, IBG Yudha, et.al.2009. Pedoman Pembentukan Kelompok Sasaran Penyuluh Agama Hindu.
Jakarta : Dirjen Bimas Hindu
Triguna, IBG Yudha, et.al.2009. Pedoman Penyiaran Agama Hindu. Jakarta : Dirjen Bimas Hindu
Wainwright. Gordon R. 2007. Membaca Bahasa Tubuh. Yogyakarta : Baca.

Majalah/Jurnal/Prosiding Seminar
Jro Saba dalam artikel Majalah Hindu Raditya Edisi 115 tahun 2002.
Kurniasari, NGAK. Pola Komunikasi Pemangku Hindu Di Jakarta Dalam Pemahaman Budaya Jawa
Dan Bali. Media Hindu Edisi 130 Desember 2014, hal : 44-45.
Suhardi, Untung. 2014. Tujuan Kehidupan Manusia: Tinjauan Filsafat Kebahagiaan Menurut Epikuros
Dan Catur Purusartha. Mataram : STAHN Gede Pudja, Jurnal Widya Sandi Vol. 5 No.6 Mei
2014 ISSN : 1907-7351.

STRATEGI KOMUNIKASI PENYULUH AGAMA HINDU


(Studi Pembinaan Umat Hindu di DKI Jakarta) 25
Untung Suhardi

Das könnte Ihnen auch gefallen