Sie sind auf Seite 1von 15

IMPLEMENTASI PROGRAM DESA SIAGA AKTIF DI DESA KARYA TANI

KECAMATAN KEMPAS KABUPATEN INDRAGIRI HILIR

Oleh :
Rinda Kristiani Kune
Email : rinda_kristianikune@yahoo.co.id
Pembimbing : Drs. H. Chalid Sahuri, MS.

Jurusan Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik


Universitas Riau
Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP Universitas Riau
Kampus Bina Widya Jl. H.R. Soebrantas Km. 12,5 Simp. Baru Pekanbaru 28293-
Telp/Fax. 0761-63277

Abstract

Development of Villages Active Standby is an advanced program and the


acceleration of the development of alert village which began in 2006. And the
development of Villages Active Standby implemented through community empowerment,
which seeks to facilitate the learning process of rural communities and villages in
solving health problems. The main objective of the implementation of this program is
the establishment of rural communities and urban neighborhoods caring, responsive,
and able to recognize, prevent and address the health problems faced independently, so
the degree of health improved. The theory used in this research is the theory of Policy
Implementation by Riant Nugroho (2003: 158), which explains the meaning of the
implementation of the policy in principle is a way for a policy can achieve its objectives.
And to implement public policy, then there are two options available measures, which
directly implemented in the form of programs or through policy formulation derivatives
or derivatives of such public policy. And also use the Theory of Van Meter Van Horn in
Winarno (2014: 158-174), which describes factors that affect to assess the
implementation of a policy can be measured or assessed on six indicators, namely the
presence of basic measures and goals policy, policy resources, communication between
the organization and implementation activities, the characteristics of the implementing
agencies, economic conditions, social and political tendency implementers
(implementors).
Based on research conducted by the researchers, it can be concluded Active
Standby Program Implementation Village in Desa Karya Tani District of Kempas not
run as expected, and has not reached the output end or purpose of these programs. It
can be seen from the indicators that researchers use in assessing or measuring the
implementation of this program, not entirely as it should be. It can be seen from the
liveliness of village forums are still only run two times a year, a cadre of empowerment
that is not yet fully understand the duties and responsibilities, the ease of access to
services is affected by midwives who do not apply the village, UKBM that have not been
fully implemented, the financial support is not maximized from the village authorities
and the private sector, there are still 25-30% of rural communities are less understood
and less concerned with the program, the village level regulations have not been fully
implemented and not specifically explain the content of the regulation, and also
coaching PHBs are not maximized.
Keywords: Implementation, Program, Active Alert Village.

JOM FISIP Vol. 3 No. 2 – Oktober 2016


Page | 1
PENDAHULUAN masayarakat yang terus berlangsung
dengan baik didalam masyarakat.
Pembangunan dan Berkaitan dengan pentingnya
pengembangan kesehatan merupakan kesehatan masyarakat, menurut
perwujudan sehat sebagai hak azasi Endang Sutrisna (2012:6)
rakyat dan merupakan investasi bagi menjelaskan bahwa diperlukan adanya
pembangunan nasional. Oleh karena pemberdayaan masyarakat, karena
itu semua pelaku pembangunan harus pembangunan masyarakat dengan
memberikan kontribusi positif terhadap pemberdayaan dipandang sangat
peningkatan status kesehatan penting berdasarkan pertimbangan-
masyarakat. Kesehatan masyarakat pertimbangan berikut: pertama:
merupakan suatu bentuk dari upaya masyarakat yang produktif adalah
pemerintah dan juga masyarakat untuk masyarakat yang sehat, kedua: proses
menerapkan hidup sehat dalam perencanaan yang berasal dan
kehidupan masyarakat. Karena diinginkan oleh masyarakat adalah
bagaimanapun juga kesehatan penguasa, ketiga: proses partisipasi
masyarakat sangat penting dalam dalam pembangunan masyarakat
menunjang sumber daya manusia merupakan pencegahan berbagai sikap
(SDM). Hal ini juga menjadi suatu masa bodoh, keempat: proses
bentuk penyadaran terhadap pemberdayaan yang kuat dalam upaya-
masyarakat tentang pentingnya upaya kemasyarakatan merupakan
kesehatan. dasar kekuatan bagi masyarakat yang
Penting juga untuk kita demokratis dan mandiri.
memahami beberapa ruang lingkup Dari hal diatas, semakin
dalam kesehatan masyarakat antara memperkuat Indonesia untuk
lain, kesehatan lingkungan, pendidikan mewujudkan bangsa yang berdaya
kesehatan dan perilaku, administrasi saing, maka salah satu arah yang
kesehatan masyarakat, gizi masyarakat, ditetapkan juga adalah mengedepankan
kesehatan dan keselamatan kerja, pembangunan sumber daya manusia,
kesehatan reproduksi, dan lain yang ditandai dengan meningkatnya
sebagainya. Hal-hal inilah yang Indeks Pembangunan Manusia (IPM).
menjadi aspek penting juga sebagai Unsur-unsur penting bagi peningkatan
sasaran utama bagi penerapan IPM adalah derajat kesehatan, tingkat
kesehatan didalam kehidupan pendidikan, dan pertumbuhan ekonomi.
masyarakat. Dalam hal ini pemerintah Derajat kesehatan dan tingkat
dan juga masyarakat sendiri berperan pendidikan pada hakikatnya adalah
penting dalam penerapannya. Aktifitas investasi bagi terciptanya sumber daya
penerapan ini dikhususkan pada manusia berkualitas, yang selanjutnya
pelayanan kesehatan, saranan dan akan mendorong pertumbuhan
prasarana, kondisi lingkungan, serta ekonomi dan menurunkan tingkat
sumber-sumber lain seperti SDM, dan kemiskinan.
lain sebagainya. Untuk mendukung Berbicara mengenai Indeks
penerapan tujuan kesehatan masyarakat Pembangunan Manusia (IPM), secara
ini, makan perlu disususnnya program khusus untuk di Provinsi Riau,
khusus yang dirancang untuk dilakukan berdasarkan data yang dikelola dan
secara berkesinambungan dan ini yang dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan
akan membentuk sistem kesehatan Provinsi Riau pada tahun 2013, IPM di
Provinsi Riau sebesar 77,25, dan ini

JOM FISIP Vol. 3 No. 2 – Oktober 2016


Page | 2
sedikit lebih tinggi dibandingkan tahun rendah masih perlu diperjuangkan
2011 yang sebesar 76,29. Dan untuk 4 secara terus menerus dengan cara
(empat) tahun sejak 2010 sampai mendekatkan akses pelayanan
dengan 2013 IPM di Provinsi Riau kesehatan dan memberdayakan
mengalami peningkatan. Dan untuk kemampuan mereka sendiri. Disamping
IPM tahun 2013 berdasarkan itu kesadaran masyarakat bahwa
Kabupaten/Kota, berikut ini adalah kesehatan merupakan investasi bagi
grafiknya: peningkatan kualitas sumberdaya
manusia juga masih harus
Persentase Indeks dipromosikan melalui sosialisasi dan
Pembangunan Manusia advokasi kepada para pengambil
kebijakan dan pemangku kepentingan
80
78 (stakeholder) di berbagai jenjang
76 administrasi. Menyimak kenyataan
74 tersebut, kiranya diperlukan upaya
72
70 terobosan yang benar-benar memiliki
68 daya ungkit yang besar untuk
66
peningkatan derajat kesehatan bagi
Pelalawan

Indragiri Hilir

Dumai
Rokan Hilir

Bengkalis

Siak
Meranti

Rokan Hulu

Pekanbaru
Kuansing

Kampar

Provinsi
Indragiri Hulu

seluruh penduduk Indonesia.


Sehubungan dengan hal tersebut,
Kementerian Kesehatan menyadari
bahwa untuk mencapai Visi Indonesia
Gambar 1.1 Grafik Indeks Pembangunan Manusia
berdasarkan Kabupaten/Kota di Provinsi Riau tahun
Sehat sangat bertumpu pada
2013. pencapaian Desa Sehat sebagai
Oleh karena itu kesehatan basisnya.
merupakan investasi bagi peningkatan Dan untuk mencapai upaya
kualitas sumberdaya manusia juga tersebut diatas, Departemen Kesehatan
masih harus dipromosikan melalui Republik Indonesia menetapkan visi
sosialisasi dan advokasi kepada para pembangunan kesehatan yaitu
pengambil kebijakan dan pemangku “Masyarakat yang mandiri untuk hidup
kepentingan (stakeholder) di berbagai sehat”. Strategi yang dikembangkan
jenjang administrasi. Dalam rangka adalah menggerakkan dan
mencapai derajat kesehatan masyarakat memberdayakan masyarakat untuk
yang setinggi-tingginya, pembangunan hidup sehat, berupa memfasilitasi
kesehatan harus diarahkan untuk percepatan dan pencapaian derajat
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kesehatan setinggi-tingginya bagi
kemampuan hidup sehat bagi setiap seluruh penduduk dengan
orang. mengembangkan kesiap-siagaan di
Namun dalam kenyataannya, tingkat desa yang disebut dengan Desa
kesehatan sebagai hak asasi manusia Siaga.
ternyata belum sepenuhnya menjadi Desa siaga adalah desa yang
milik setiap penduduk Indonesia, hal penduduknya memiliki kesiapan
ini juga dikarenakan berbagai hal sumber daya dan kemampuan serta
seperti kendala geografis, sosiologis kemauan untuk mencegah dan
dan budaya, dan lain-lain. Kesehatan mengatasi masalah-masalah kesehatan,
bagi setiap penduduk yang terbatas bencana dan kegawatdaruratan secara
kemampuannya serta yang mandiri. Pada intinya, desa siaga
berpengetahuan dan berpendapatan adalah memberdayakan masyarakat

JOM FISIP Vol. 3 No. 2 – Oktober 2016


Page | 3
agar mau dan mampu untuk hidup belakang ini, maka peneliti tertarik
sehat. Untuk dapat dan mampu hidup untuk meneliti hal tersebut dengan
sehat, masyarakat perlu mengetahui judul penelitian: “Implementasi
masalah-masalah dan faktor-faktor Program Desa Siaga Aktif Di Desa
yang dapat mempengaruhi Karya Tani Kecamatan Kempas
kesehatannya, sebagai individu, Kabupaten Indragiri Hilir”.
keluarga, ataupun sebagai bagian dari Penelitian ini bertujuan untuk
anggota masyarakat. memahami dan menganalisis
Dari penjabaran diatas dan juga Implementasi Program Desa Siaga
dari data-data yang ada, peneliti Aktif di Desa Karya Tani, serta untuk
menemukan beberapa fenomena atau mengetahui dan menganalisa faktor-
masalah yang ada dari Penerapan Desa faktor yang mempengaruhi
atau Kelurahan Siaga Aktif di Implementasi dari Program Desa Siaga
Kecamatan Kempas Kabupaten Aktif di Desa Karya Tani Kecamatan
Indragiri Hilir ini, yaitu antara lain: Kempas Kabupaten Indragiri Hilir.
1. Desa Karya Tani adalah satu desa KONSEP TEORI
yang telah menerapkan 1. Kebijakan Publik
Desa/Kelurahan Siaga Aktif sejak Menurut Dunn dalam Tachjan
tahun 2007, namun statusnya (2006:13) Negara sebagai suatu
menurun dari Desa Siaga Aktif pada organisasi publik selain mempunyai
tahap 3 yaitu tahap Purnama, turun tujuan (goals) yang harus
menjadi tahap 2 yaitu Madya. Dan direalisasikan, Negara juga
penurunan status atau pentahapan mempunyai pelbagai permasalahan
ini karenakan oleh beberapa pihak yang harus dicegah, dikurangi, dan
yang dilibatkan dalam pelaksanaan diatasi. Permasalahan tersebut bisa
program ini seperti Bidan, Kader, berasal dari masyarakat itu sendiri,
dan lain-lain, ketika adanya bisa juga berasal sebagai dampak
pergantian masa kerja, maka orang- negatif dari kebijakan yang diambil
orang yang baru ini kurang oleh pemerintah. Masalah yang harus
memahami pelaksaan program ini diatasi oleh pemerintah adalah
sehingga terkendala dalam masalah publik, yaitu, nilai,
penerapan atau pelaksaan dari kebutuhan atau peluang yang tak
program Desa Siaga Aktif ini. terwujudkan yang meskipun bisa
2. Keterbatasan sumber daya dan juga diidentifikasi tetapi hanya mungkin
fasilitas-fasilitas untuk memenuhi dicapai lewat tindakan publik dalam
indikator atau kriteria-kriteria untuk hal ini ialah perlu adanya kebijakan
Desa/Kelurahan Siaga Aktif di publik.
setiap desa di Kecamatan Kempas, Menurut Anderson dalam
hal ini dapat dilihat dari Desa Karya Wahab (2012:8) memaknai
Tani ini masih banyak yang kebijakan sebagai “a purposive
memenuhi standar atau indikator course of action folloewd by an actor
dari Desa Siaga Aktif tersebut. or set of actors in dealing with a
3. Belum adanya kerjasama lintas problem or matter of cancern”.
program dan lintas sektor dengan Merupakan langkah tindakan yang
baik dalam pelaksanaan Program secara sengaja dilakukan oleh seorang
Desa dan Kelurahan Siaga Aktif ini. aktor atau sejumlah aktor berkenaan
Berdasarkan permasalahan serta dengan adanya masalah atau
penjabaran yang dijelaskan dalam latar persoalan tertentu yang dihadapi.

JOM FISIP Vol. 3 No. 2 – Oktober 2016


Page | 4
Anderson juga menjelaskan bahwa Van Meter Van Horn dalam
kebijakan sebagai penetapan program Winarno (2014:158-174)
oleh satu atau sekelompok orang menjelaskan model implementasi
untuk mencapai suatu tujuan atau yang mempunyai enam (6) variabel
memecahkan suatu masalah tertentu. yang membentuk kaitan (linkage)
Menurut Saefullah dalam antara kebijakan dan kinerja
Tachjan (2006:9) berbicara (performance), yaitu dengan adanya
mengenai kebijakan publik dapat ukuran-ukuran dasar dan tujuan-
dipahami dari dua prespektif. tujuan kebijakan, sumber-sumber
Pertama, perspektif politik, bahwa kebijakan, komunikasi antar
kebijakan publik di dalam perumusan, organisasi dan kegiatan-kegiatan
implementasi, maupun evaluasinya pelaksanaan, karakteristik badan-
pada hakikatnya merupakan badan pelaksana, kondisi-kondisi
pertarungan berbagai kepentingan ekonomi, sosial dan politik,
publik di dalam mengalokasikan dan kecenderungan pelaksana
mengelola sumberdaya (resources) (implementors).
sesuai dengan visi, harapan, dan Menurut Nugroho (2003:158)
prioritas yang ingin diwujudkan. menjelaskan makna implementasi
Kedua, perspektif administratif, kebijakan pada prinsipnya adalah cara
bahwa kebijakan publik merupakan agar sebuah kebijakan dapat
ikhwal yang berkaitan dengan sistem, mencapai tujuannya. Tidak lebih dan
prosedur, dan mekanisme, serta tidak kurang untuk meng-
kemampuan para pejabat publik implementasikan kebijakan publik,
(official officers) di dalam maka ada dua pilihan langkah yang
menterjemahkan dan menerapkan ada, yaitu langsung
kebijakan publik, sehingga visi dan mengimplementasikan dalam bentuk
harapan yang ingin dicapai dapat program-program atau melalui
diwujudkan di dalam realitas. formulasi kebijakan derivat atau
2. Implementasi Kebijakan turunan dari kebijakan publik
Dalam buku Winarno tersebut.
(2014:146) menjelaskan bahwa
implementasi kebijakan merupakan 3. Program
tahap yang krusial dalam proses Menurut Jones dalam Aspri
kebijakan publik. Suatu program (2015:35) melalui program, maka
kebijakan harus diimplementasikan segala bentuk rencana akan lebih
agar mempunyai dampak atau terorganisir dan akan lebih mudah
tujuan yang diinginkan. untuk dioperasionalkan. Oleh karena
Menurut Lester dan Stewart itu, berikut ini merupakan berbagai
dalam Winarno (2014:147) aspek penting atau merupakan unsur
menjelaskan implementasi dipandang utama yang harus ada demi
secara luas mempunyai makna tercapainya pelaksanaan kegiatan
pelaksanaan undang-undang dimana atau program tersebut, antara lain:
berbagai faktor, organisasi, prosedur, 1. Adanya tujuan yang ingin
dan teknik bekerja bersama-sama dicapai
untuk menjalankan kebijakan dalam 2. Adanya kebijakan-kebijakan
upaya untuk meraih tujuan-tujuan yang harus diambil dalam
kebijakan atau program-program. pencapaian tujuan tersebut

JOM FISIP Vol. 3 No. 2 – Oktober 2016


Page | 5
3. Adanya aturan-aturan yang kemampuan serta kemauan untuk
dipegang dan prosedur yang mencegah dan mengatasi masalah
harus dilalui kesehatan, bencana dan
4. Adanya perkiraan anggaran kegawatdaruratan kesehatan secara
yang dibutuhkan mandiri.
5. Adanya strategi dalam 4. Program Desa Siaga Aktif
pelaksanaan merupakan bentuk pemberdayaan
Menurut Kadarini dalam masyarakat dibidang kesehatan
Aspri (2015:36) mengatakan bahwa dengan tujuan agar masyarakat
program adalah kumpulan kegiatan menjadi mandiri untuk memecahkan
nyata, sistematis, dan terpadu yang masalah-masalah kesehatan yang
dilaksanakan guna mencapai sasaran mereka hadapi secara dasar.
dan tujuan yang telah ditetapkan. 5. Ukuran-ukuran Dasar dan Tujuan-
tujuan Kebijakan
Ukuran-ukuran dasar dalam hal ini
seperti adanya regulasi-regulasi dan
Konsep Operasional garis-garis pedoman program yang
Dalam penelitian ini, agar tidak meyatakan kriteria untuk evaluasi
menimbulkan salah pengertian atau kinerja kebijakan. Serta adanya
penafsiran serta untuk mempermudah tujuan-tujuan yang jelas dari
dalam penganalisaan, maka peneliti program kebijakan itu.
membatasi konsep-konsep yang 6. Sumber-sumber Kebijakan
dibahas dalam penelitian ini yaitu Dalam proses implementasi
sebagai berikut: kebijakan, yang perlu diperhatikan
1. Implementasi merupakan tahapan juga ialah sumber-sumber yang
dilakukannya tindakan setelah suatu tersedia. Dan sumber-sumber
kebijakan ditetapkan. Implementasi kebijakan yang paling utama dalam
dalam kajian menerapkan suatu hal ini ialah berbicara mengenai
kebijakan pemerintah pada sumber dana yang tersedia dalam
prinsipnya adalah cara dan proses mendukung implementasi dari
agar sebuah kebijakan dapat kebijakan yang ada.
mencapai tujuan yang telah 7. Komunikasi Antar Organisasi dan
ditetapkan. Kegiatan-kegiatan Pelaksanaan
2. Program secara sederhana Dalam praktik implementasi
merupakan kumpulan kegiatan kebijakan, komunikasi antar
nyata, sistematis, dan terpadu yang organisasi ini berbicara mengenai
dilaksanakan guna mencapai sasaran organisasi, badan atau instansi apa
dan tujuan yang telah ditetapkan saja yang dilibatkan dalam
yang termuat dalam kebijakan. pelaksanaan program tersebut, dan
Program dalam kajian kebijakan bagaimana komunikasi serta
biasanya merupakan turunan atau kerjasama yang terjalin antar
bagian dari kebijakan untuk instansi atau organisasi tersebut.
mempermudah dan menjadi alat Dalam kajian penelitian ini
dalam menerapkan tujuan dari berbicara adanya kerjasama lintas
kebijakan tersebut. program dan lintas sektor.
3. Desa Siaga merupakan suatu kondisi 8. Karakteristik Badan-badan
masyarakat desa/kelurahan yang Pelaksana
memiliki kesiapan sumber daya dan

JOM FISIP Vol. 3 No. 2 – Oktober 2016


Page | 6
Karakteristik badan-badan dikaji dari sudut pandang yang
pelaksana ini tidak terlepas dari utuh, komprehensif, dan holistik.
pembahasan mengenai struktur
birokrasi. Struktur birokrasi 2. Lokasi penelitian
diartikan sebagai karakteristik- Lokasi penelitian ini dilakukan
karakteristik, norma-norman dan pada 3 instansi atau lokasi yaitu :
pola-pola hubungan yang terjadi a. Dinas Kesehatan Kabupaten
berulang-ulang dalam badan-badan Indragiri Hilir.
eksekutif yang mempunyai b. Puskesmas Kempas Jaya.
hubungan baik potensial maupun c. Desa Karya Tani Kecamatan
nyata dengan apa yang mereka Kempas Kabupaten Indragiri
miliki dengan menjalankan Hilir.
kebijakan. 3. Informan Penelitian
9. Kondisi-kondisi Ekonomi, Sosial Dalam penelitian ini, untuk
dan Politik memperoleh informasi secara
Kondisi ekonomi, sosial dan politik langsung maka peneliti
dalam kajian penelitian ini akan menggunakan informan
menjadi salah satu faktor yang juga penelitian sebagai objek
mempengaruhi dalam kajian informasi mengenai pembahasan
implementasi program desa siaga dalam penelitian ini yaitu
aktif ini. implementasi program desa siaga
10. Kecenderungan Pelaksana aktif. Dan penentuan informan
(implementors) penelitian ini yaitu menggunakan
Implementor dalam penelitian ini Snowball Sampling, yaitu
merupakan siapa saja pihak-pihak merupakan teknik penentuan
yang terlibat secara langsung dalam sampel atau informan yang
menerapkan kebijakan atau program awalnya berjumlah kecil atau
tersebut. Intensitas kecenderungan- sedikit, kemudian semakin
kecenderungan pelaksana akan banyak dan membesar. Ini ibarat
memengaruhi kinerja kebijakan. bola salju yang menggelinding
yang lama-lama menjadi besar.
METODE PENELITIAN Teknik Snowball Sampling ini
1. Jenis penelitian dilakukan dengan tujuan untuk
Jenis penelitian yang digunakan mendapatkan informasi
peneliti adalah deskriptif sebanyak-banyaknya dan
kualitatif. Dan dalam penelitian selengkap-lengkapnya sampai
ini, penulis menggunakan data atau informasi yang
penelitian bersifat kualitatif, dianggap perlu terkait penelitian
karena penelitian Implementasi ini benar-benar telah didapatkan
program ini diharapkan nantinya secara lengkap dan akurat. Dan
mampu menghasilkan uraian berikut ini adalah tabel sasaran
yang mendalam tentang ucapan, informen dalam penelitian ini.
tulisan, dan atau perilaku yang Tabel 1.1 Informan Penelitian
dapat diamati dari suatu individu No Informan
kelompok, masyarakat, dan atau 1. Pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten
organisasi tertentu dalam suatu Indragiri Hilir bidang Pemberdayaan
keadaan konteks tertentu yang Masyarakat, dan Promosi Kesehatan
2. Kepala UPT Puskesmas Kempas
3. Pegawai atau Staf Puskesmas

JOM FISIP Vol. 3 No. 2 – Oktober 2016


Page | 7
Kempas bidang pengelola program Data sekunder merupakan
4. Kepala Desa atau Sekretaris Desa data yang diperoleh bisa secara tidak
Karya Tani langsung, untuk melengkapi data
5. Kader Desa Siaga Aktif di Desa primer yang didapatkan, dan data
Karya Tani berserta Bidan Desa sekunder ini dapat berupa dokumen-
6. Masyarakat dokumen dari instansi terkait,
laporan-laporan, hasil-hasil
4. Jenis dan Sumber Data penelitian, buku-buku, jurnal,
a) Data Primer dokumentasi, dan lain sebagainya,
yang dapat mendukung dan
Data primer merupakan data memperjelas data dari penelitian ini.
yang dipeoleh secara langsung dari Adapun data sekunder yang
informan penelitian yang merupakan dibutuhkan antara lain:
sumber informasi untuk 1. Tugas, peran dan fungsi masing-
mendapatkan jawaban atau data-data masing pemangku kepentingan
yang berhubungan dengan masalah dalam Implementasi Program
penelitian yang diteliti. Desa Siaga Aktif.
Adapun data primer yang diperlukan 2. Peraturan Daerah atau dasar
dalam penelitian ini antara lain: hukum pelaksanaan Desa Siaga
1. Konsep dasar atau penjelasan Aktif.
dari program Desa dan 3. Profil Kesehatan di Kabupaten
Kelurahan Siaga Aktif. Indragiri Hilir.
2. Data penerapan Desa Siaga 4. Profil Dinas Kesehatan Indragiri
Aktif yang telah dilaksanakan di Hilir dan Puskesmas Kempas.
Indragiri Hilir sampai tahun 5. Profil Desa Karya Tani.
2015.
3. Data pelaksanaan Desa dan 5. Teknik Pengumpulan Data
Kelurahan Desa Siaga Aktif di Untuk memperoleh data yang
Kecamatan Kempas khususnya akurat agar dapat menjawab
di Desa Karya Tani. permasalahan yang ada dalam
4. Target realisasi serta hasil dari penelitian ini dapat digunakan beberapa
Desa dan Kelurahan Siaga Aktif teknik pengumpulan data yaitu:
sampai ditahun 2015. Observasi, wawancara, studi
5. Data Desa atau Kelurahan di kepustakaan, dokumentasi.
Indragiri Hilir yang telah 6. Analisis Data
menerapkan program Desa Siaga Analisis data merupakan cara
Aktif. melaksanakan analisis terhadap data,
6. Pelaksanaan atau penerapan dengan tujuan melakukan pengolahan
Program Desa Siaga di Desa data yang nantinya untuk dapat
Karya Tani berdasarkan menjawab dari rumusan masalah
indikator keberhasilan desa penelitian.
siaga. Dalam penelitian ini peneliti
7. Siapa saja yang terlibat dalam menggunakan metode penelitian
implementasi program Desa kualitatif dengan analisa dilakukan
Siaga Aktif ini, dan apa saja secara eksploratif-kualitatif, dimana
peran dari masing-masing prosedur pemecahan masalah yang
pemangku kepentingan. diteliti dengan menggunakan cara
memaparkan data kemudian data
b) Data Sekunder

JOM FISIP Vol. 3 No. 2 – Oktober 2016


Page | 8
diekplorasi secara mendalam yang dengan pengembangan Desa dan
diperoleh dari pengamatan langsung Kelurahan Siaga Aktif maka
ke lapangan, dan juga pengamatan kesehatan masyarakat meningkat
dengan studi kepustakaan, kemudian melalui adanya peningkatan akses dan
dianalisa dan diinterpretasikan kualitas pelayanan kesehatan.
dengan memberikan kesimpulan. Desa atau Kelurahan Siaga
Oleh karena itu sangat diperlukan Aktif adalah desa atau kelurahan yang :
kepekaan dalam proses pengumpulan 1. Penduduknya dapat mengakses
data dan analisa data dilapangan. dengan mudah pelayanan
Sehingga dalam hal ini peneliti kesehatan dasar yang memberikan
sendirilah yang bertindak sebagai pelayanan setiap hari melalui Pos
instrumen utama dalam penelitian. Kesehatan Desa (Poskesdes) atau
Dan diharapkan nantinya hasil analisa sarana kesehatan yang ada
penelitian ini dapat memberikan diwilayah tersebut seperti, Pusat
pemaparan dan hasil lebih mendalam Kesehatan Masyarakat Pembantu
sesuai dengan fokus penelitian yang (Pustu), Pusat Kesehatan
telah ditetapkan dalam penelitian ini. Masyarakat (Puskesmas) atau juga
Untuk lebih meningkatkan sarana kesehatan lainnya.
tingkat kepercayaan dan devaliditas 2. Penduduk mengembangkan Upaya
terhadap data penelitian ini penulis Kesehatan Bersumberdaya
melakukan teknik triangulasi. Teknik Masyarakat (UKBM) yang
triangulasi adalah teknik pemeriksaan melaksanakan survailans berbasis
keabsahan data yang memanfaatkan masyarakat (meliputi pemantauan
sesuatu yang lain diluar data itu untuk penyakit, kesehatan ibu dan anak,
keperluan pengecekan atau sebagai gizi, lingkungan dan perilkau),
pembanding terhadap data tersebut. kedaruratan kesehatan dan
Triangulasi secara umum merupakan penanggulangan bencana serta
kegiatan check, re-check, dan penyehatan lingkungan sehingga
crosscheck. masyarakatnya menerapkan
HASIL PENELITIAN DAN Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
PEMBAHASAN (PHBS).
Pengembangan Desa dan Desa atau Kelurahan Siaga
Kelurahan Siaga Aktif merupakan Aktif memiliki komponen:
program lanjutan dan akselerasi dari 1. Pelayanan kesehatan dasar
Pengembangan Desa Siaga yang 2. Pemberdayaan masyarakat melalui
sudah dimulai pada tahun 2006. Dan pengembangan UKBM
pengembangan Desa dan Kelurahan 3. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Siaga Aktif dilaksanakan melalui (PHBS)
pemberdayaan masyarakat, yaitu Manfaat besar yang diharapkan
upaya memfasilitasi proses belajar dari diterapkannya Desa dan
masyarakat desa dan kelurahan dalam Kelurahan Siaga Aktif ini antara lain:
memecahkan masalah-masalah
kesehatannya. Dalam hal ini, 1. Mendekatkan pelayanan kesehatan
Pemerintah juga bertanggungjawab dasar kepada masyarakat desa.
untuk memberdayakan dan 2. Menyiapsiagakan masyarakat
mendorong peran aktif atau untuk menghadapi masalah-
partisipasi masyarakat dalam segala masalah yang berhubungan dengan
bentuk upaya kesehatan. Karena kesehatan masyarakat.

JOM FISIP Vol. 3 No. 2 – Oktober 2016


Page | 9
3. Memandirikan masyarakat dalam ada, namun saat ini secara keaktifan
mengembangkan perilaku hidup untuk desa siaga aktif ini berkurang.
bersih dan sehat. Yakni dapat dilihat dari keaktfian
forum ini hanya 2 kali dalam setahun.
Tujuan Umum Desa atau Hal ini juga menjadi salah satu hal
Kelurahan Siaga Aktif ialah yang membuat keaktifan desa siaga
merupakan Percepatan terwujudnya aktif ini kurang maksimal di Desa
masyarakat desa dan kelurahan yang Karya Tani ini.
peduli, tanggap, dan mampu 2. Adanya Kader Pemberdayaan
mengenali, mencegah serta mengatasi Masyarakat/Kader Kesehatan
permasalahan kesehatan yang Desa dan Kelurahan Siaga Aktif.
dihadapi secara mandiri, sehingga Untuk Desa Karya Tani, kader
derajat kesehatannya meningkat. pemberdayaan masyarakat atau kader
Untuk menilai sejauh mana kesehatan desa siaga atau yang
implementasi program desa dan disebut kader desa siaga sudah ada
kelurahan siaga aktif di Desa Karya dan sudah ditetapkan kadernya sejak
Tani Kecamatan Kempas ini, peneliti tahun 2007. Dan di Desa Karya Tani
menggunakan teori yang menjelaskan ini ada sebanyak 2 kader sebagai
tentang Implementasi Kebijakan yaitu koordinator desa siaga yang telah
menurut Riant Nugroho (2003:158) ditetapkan, dan kader ini belum ada
yang menjelaskan makna pergantian sampai saat ini. Adanya
implementasi kebijakan pada kader kesehatan desa siaga aktif di
prinsipnya adalah cara agar sebuah Desa Karya Tani ini diperkuat dengan
kebijakan dapat mencapai tujuannya. dikeluarkannya Surat Keputusan
Tidak lebih dan tidak kurang untuk Kepala Desa Karya Tani Nomor
meng-implementasikan kebijakan 07/XI/2007 tentang Pembentukan
publik, maka ada dua pilihan langkah Kader Desa Siaga. Adapun yang
yang ada, yaitu langsung menjadi kader desa siaga di Desa
mengimplementasikan dalam bentuk Karya Tani ini ialah:
program-program atau melalui  Bapak Nur Rohim
formulasi kebijakan derivat atau  Ibu Naimatul Azizah
turunan dari kebijakan publik
tersebut. 3. Kemudahan akses masyarakat
Selanjutnya, dari penjelasan terhadap pelayanan kesehatan
mengenai implementasi kebijakan yang buka atau memberikan
diatas, dalam penelitian mengenai pelayanan setiap hari.
implementasi desa siaga aktif di Desa Kemudahan akses pelayanan
Karya Tani ini, dapat dinilai kesehatan yang dimaksud disini ialah
keberhasilan dari implementasi bagaimana masyarakat dengan mudah
program ini melalui indikator mendapatkan pelayanan kesehatan
keberhasilan program desa siaga aktif dasar yang dalam hal ini yakni
yaitu antara lain sebagai berikut: pelayanan primer sesuai dengan
kewenangan tenaga kesehatan yang
1. Keberadaan dan keaktifan bertugas. Adapun pelayanan
Forum Desa dan Kelurahan. kesehatan dasar yang dapat diakses
Berdasarkan hasil wawancara dengan mudah oleh masyarakat ialah
yang dilakukan peneliti, bahwa forum sebagai berikut:
desa di Desa Karya Tani ini memang

JOM FISIP Vol. 3 No. 2 – Oktober 2016


Page | 10
a. Pelayanan kesehatan untuk ibu yang diwujudkan melalui peran serta
hamil, masyarakat.
b. Pelayanan kesehatan untuk ibu 5. Adanya pendanaan untuk
menyusui, pengembangan Desa dan
c. Pelayanan kesehatan untuk Kelurahan Siaga Aktif dari
anak, Anggaran Pendapatan dan
d. Pelayanan survailans Belanja Desa (APBDes) atau
(pengamatan penyakit), berupa: Anggaran Kelurahan,
Pengamatan dan pemantauan masyarakat dan dunia usaha.
penyakit melalui gejala dan tanda Dukungan dana dalam rangka
serta keadaan yang dapat mendukung penerapan dari program
menimbulkan masalah kesehatan desa siaga aktif di desa karya tani ini
masyarakat, pelaporan secara cepat sudah ada, yakni dari bantuan dari
(kurang dari 24 jam), dan lain-lain. kabupaten, dan juga dana sosial yang
Dari penjelasan diatas, untuk Desa dikumpulkan oleh masyarakat, namun
Karya Tani secara pelayanan untuk dana dari pihak pemerintah
kesehatan dasar kepada masyarakat desa belum ada dialokasikan,
sampai saat ini berjalan cukup baik, selanjutnya dukungan dana dari dunia
hal ini ditandai dengan untuk usaha atau swasta juga belum ada, hal
pelayanan kesehatan ibu dan anak ini dikarenakan keaktifan desa siaga
sering dilakukan baik dalam kegiatan ini yang belum berjalan baik sehingga
posyandu, maupun kegiatan pihak desa belum bisa melibatkan
kesehatan yang rutin dilakukan di pihak swasta dalam mendukung
desa tersebut. Dan hal ini juga penerapan program ini.
didukung dengan keberadaan Pos 6. Adanya peran serta aktif
Kesehatan Desa (Poskesdes) di Desa masyarakat dan organisasi
Karya Tani ini. kemasyarakatan dalam upaya
kesehatan.
4. Keberadaan Upaya Kesehatan Hasilnya ialah untuk penerapan
Bersumberdaya Masyarakat program desa siaga aktif di Desa
(UKBM) yang dapat Karya Tani, masyarakat yang kurang
melaksanakan survailans berperan aktif dalam penerapan
berbasis masyarakat, program ini masih cukup besar yakni
kedaruratan kesehatan dan sekitar 25-30% warga, hal ini
penanggulangan bencana, serta menunjukkan peran aktif masyarakat
penyehatan lingkungan. dan unsur pemberdayaan masyarakat
dalam program ini belum maksimal.
Upaya Kesehatan Meskipun telah didukung olah peran
Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) aktif ormas seperti dari Penggerak
merupakan wahana pemberdayaan PKK, dan tokoh masyarakat.
masyarakat yang dibentuk atas dasar 7. Adanya peraturan ditingkat
kebutuhan masyarakat, dikelola oleh, desa atau kelurahan yang
dari, untuk dan bersama masyarakat melandasi dan mengatur tentang
dengan bimbingan dari petugas pengembangan Desa dan
Puskesmas, lintas sektor dan lembaga Kelurahan Siaga Aktif.
terkait lainya. Yang intinya juga Tabel 1.2 Surat Keputusan tentang
UKBM merupakan upaya kesehatan Desa Siaga Aktif
di Desa Karya Tani

JOM FISIP Vol. 3 No. 2 – Oktober 2016


Page | 11
untuk Desa Karya Tani, pembinaan
N Nomor SK Tentang PHBS di desa ini untuk rumah tangga
o (Keterangan) yang ada sudah lebih dari 40%, hal ini
1 Keputusan Tentang dapat peneliti simpulkan dari hasil
Camat Pembentukan setiap persentase penerapan dari
Kempas Satuan Tugas masing-masing bidang atau standar
Nomor Desa Siaga untuk PHBS itu sendiri yang telah
39/SET- Desa Karya diterapkan di desa karya tani ini.
KG/III/2007 Tani Kecamatan
Kempas Berdasarkan hasil dari implementasi
2 Keputusan Tentang yang telah dijelaskan diatas, maka
Kepala Pembentukan proses implementasi Program Desa
Desa Karya Kader Desa Siaga Aktif di Desa Karya Tani juga
Tani Siaga Desa dipengaruhi oleh 6 faktor-faktor yang
Kecamatan Karya Tani berpengaruh dalam proses
Kempas Kecamatan implementasi kebijakan, yaitu sebagai
Nomor Kempas berikut:
07/XI/2007 1. Ukuran-ukuran dasar dan tujuan-
3 Keputusan Tentang tujuan kebijakan
Kepala Pembentukan 2. sumber-sumber kebijakan
Desa Karya Pengurus PHBS 3. komunikasi antar organisasi dan
Tani (Perilaku Hidup kegiatan-kegiatan pelaksanaan
Kecamatan Bersih dan 4. karakteristik badan-badan
Kempas Sehat) Desa pelaksana
Nomor 05 Karya Tani 5. kondisi-kondisi ekonomi, sosial
Tahun 2007 Kecamatan dan politik
Kempas 6. kecenderungan pelaksana
4 Keputusan Tentang (implementors).
Kepala Pembentukan KESIMPULAN
Desa Karya Pengurus Juru
Tani Pemantau Jentik Berdasarkan penelitian yang telah
Kecamatan (Jumatik) Desa dilakukan oleh peneliti, maka dapat
Kempas Karya Tani disimpulkan bahwa Implementasi
Nomor 06 Kecamatan Program Desa Siaga Aktif di Desa Karya
Tahun 2007 Kempas Tani Kecamatan Kempas belum berjalan
Sumber: Sekretaris Desa Karya Tani sebagaimana yang diharapkan, dan
Kecamatan Kempas 2016. belum mencapai output akhir atau tujuan
8. Adanya pembinaan Perilaku besar dari program ini. Hal ini dapat
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dilihat dari indikator-indikator yang
di rumah tangga. peneliti gunakan dalam menilai atau
PHBS adalah sekumpulan perilaku mengukur implementasi program ini,
yang dipraktikkan atas dasar belum sepenuhnya sesuai dengan yang
kesadaran sebagai hasil pembelajaran, seharusnya. Hal ini dapat dilihat dari
yang menjadikan seseorang, keluarga, keaktifan forum desa yang masih hanya
atau masyarakat mampu menolong berjalan 2 kali setahun, kader
dirinya sendiri di bidang kesehatan pemberdayaan yang belum sepenuhnya
dan berperan aktif dalam memahami tugas dan
mewujudkan kesehatan masyarakat. tanggungjawabnya, kemudahan akses

JOM FISIP Vol. 3 No. 2 – Oktober 2016


Page | 12
pelayanan dipengaruhi oleh bidan desa ini secara khusus dalam lingkup
yang tidak menerap didesa, UKBM yang desa yaitu bidan desa, kader desa
belum sepenuhnya dilaksanakan, siaga, tokoh masyarakat, kepala
dukungan dana yang belum maksimal desa, organisasi masyarakat, harus
dari pihak desa dan swasta, masih ada mendapatkan pembinaan khusus
25-30% masyarakat desa yang kurang secara kontinyu oleh Dinas
memahami dan kurang peduli dengan Kesehatan maupun Puskesmas.
program ini, peraturan ditingkat desa Karena melalui pembinaan
yang belum sepenuhnya diterapkan dan berkelanjutan yang dilakukan,
belum secara spesifik menjelaskan isi akan semakin memberikan
dari peraturan tersebut, dan juga pemahaman dan tindakan secara
pembinaan PHBS yang belum maksimal. nyata untuk menerapkan dari
Dan implementasi program desa program desa siaga aktif ini.
siaga aktif ini dipengaruhi oleh 6 2. Kemudahan akses pelayanan
indikator yaitu dengan adanya ukuran- kesehatan dasar salah satunya ialah
ukuran dasar dan tujuan-tujuan melalui keberadaan bidan desa dan
kebijakan, sumber-sumber kebijakan, juga sarana dan prasarana
komunikasi antar organisasi dan kesehatan yang tersedia, oleh
kegiatan-kegiatan pelaksanaan, karena itu bidan desa harus tinggal
karakteristik badan-badan pelaksana, menetap didesa tersebut dan juga
kondisi-kondisi ekonomi, sosial dan tersedianya sarana dan prasana
politik, kecenderungan pelaksana kesehatan yang memadai di
(implementors). Poskesdes.
3. Upaya Kesehatan Bersumberdaya
SARAN Masyarakat (UKBM) dan Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Berdasarkan hasil penelitian harus terus dimaksimalkan dalam
dan kesimpulan yang telah dijelaskan penerapannya. Karena 2 hal ini
diatas, penulis memberikan saran- menjadi komponen penting dalam
saran dalam rangka perwujudan dari pencapaian tujuan desa siaga aktif.
tujuan besar dari program desa siaga Hal ini dapat dilakukan dengan
aktif ini, dan juga bagaimana mengupayakan peningkatan
implementasi dari program ini partisipasi atau peran aktif
berjalan sesuai yang diharapkan. masyarakat dalam upaya
Secara khusus juga untuk penanganan masalah kesehatan
implementasi program desa siaga secara sigap oleh masyarakat. Dan
aktif di Desa Karya Tani Kecamatan khusus untuk peran aktif
Kempas Kabupaten Indragiri Hilir. masyarakat yang dalam program
Dan saran-saran yang penulis berikan ini berbicara pemberdayaan
yaitu sebagai berikut: masyarakatt harus seluruh
1. Bagi para implementor atau mayarakat desa terlibat, peduli dan
pelaksana kebijakan dan juga sigap. Hal ini dapat terwujud
pemangku kepentingan harus dengan terus menerus
benar-benar memahami dan disosialisasikan atau
melaksanakan peran dan fungsinya dikomunikasikan akan pentingnya
dengan baik. Hal ini didukung dari kesehatan dalam hidup masyarakat
pihak-pihak yang dilibatkan dalam melalui setiap program dalam
penerapan program desa siaga aktif program desa siaga aktif ini.

JOM FISIP Vol. 3 No. 2 – Oktober 2016


Page | 13
Karena program ini bukan hanya Pemerintahan Desa. Yogyakarta:
merubah secara pemahaman Erlangga.
melainkan perilaku hidup sehatlah
yang harus semakin ditingkatkan. Parsons, Wayne. 2005, Public Policy.
4. Peraturan ditingkat desa dan juga Prenada Media. Jakarta.
peraturan daerah ditingkat
kabupaten, bukan hanya Purwanto, Erwan Agus, dan
disampaikan kepada pemangku Sulistyastuti. 2015. Implementasi
kepentingan saja, melainkan harus Kebijakan Publik: Konsep dan
juga secara aktif disosialisasikan Aplikasinya di Indonesia.
kepada masyarakat, sehingga Yogyakarta: Gava Media.
masyarakat juga memahami
landasan mereka dalam Putra, Nusa dan Hendarman. 2012.
menerapkan program ini. Sehingga Metodologi Penelitian
sejalan antara tujuan dari kebijakan Kebijakan. Bandung: PT Remaja
yang dibuat, dengan Rosdakarya.
pelaksanaannya di lapangan dan
juga tepat sasaran. Sugiyono. 2012. Memahami Penelitian
Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
DAFTAR PUSTAKA
Eko, Sutoro. 2005. Manifesto Sujarweni, V.Wiratna. 2014. Metodologi
Pembaharuan Desa. Yogyakarta: Penelitian:Lengkap, Praktis, dan
APMD Press. Mudah Dipahami. Yogyakarta:
Fitriani, Sinta, 2011. Promosi Pustakabarupress.
Kesehatan, Yogyakarta: Graha
Ilmu. Sujianto, 2008. Implementasi Kebijakan
Gunawan, Imam,2013. Metode Publik: Konsep, Teori dan
Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktek. Alaf Riau bekerjasama
Praktik, Jakarta: Bumi Aksara dengan Program Studi Ilmu
Kaelan, 2012. Metode Penelitian Administrasi (PSIA). Pekanbaru:
Kualitatif Interdisipliner. Pascasarjana Universitas Riau.
Yogyakarta: Paradigma.
Muslich, Masnur. 2010. Bagaimana Sulaeman, Endang Sutisna. 2012.
Menulis Skripsi. Jakarta: Bumi Pemberdayaan Masyarakat di
Aksara. Bidang Kesehatan:Teori dan
Narwoko, Dwi & Bagong Suyanto. Implementasi. Yogyakarta:
2010. Sosiologi:Teks Pengantar Gadjah Mada University Press.
dan Terapan (Edisi Ketiga). Tachjan. 2006. Implementasi Kebijakan
Jakarta: Kencana Publik. Bandung. Asosiasi Ilmu
Politik Indonesia (AIPI) &
Nugroho, Riant. 2003, Kebijakan Publik: Lemlit UNPAD.
Formulasi, Implementasi, dan Wahab, Solichin Abdul, 2004. Analisis
Evaluasi, Jakarta: Kebijaksanaan, Dari Formulasi
Elex/Gramedia. ke Implementasi Kebijaksanaan
Negara, PT Bumi Aksara,
Nurcholis, Hanif. 2011. Pertumbuhan Jakarta.
dan Penyelenggaraan

JOM FISIP Vol. 3 No. 2 – Oktober 2016


Page | 14
Wahab, Solichin Abdul. 2012. Analisis 9. Dinas Kesehatan Provinsi Riau
Kebijakan :Dari Formulasi ke “Profil Kesehatan Provinsi Riau tahun
Model-Model Implementasi 2013”.Pdf
Kebijakan Publik. Jakarta: Bumi 10. Buku Petunjuk Teknis
Aksara. Perhitungan Biaya Pengembangan
Winarno, Budi. 2002. Teori dan Proses Desa dan Kelurahan Siaga Aktif oleh
Kebijakan Publik. Yogyakarta: Kementrian Kesehatan RI Pusat
Media Pressindo Promosi Kesehatan tahun 2010.
Winarno, Budi. 2014. Kebijakan Publik Karya Ilmiah:
(Teori, Proses dan Studi Kasus), Anti, Aspri. 2015. ”Implementasi
Yogyakarta:CAPS. Program Wajib Belajar 9 Tahun di
pekanbaru Tahun 2012”. Skripsi
Dokumen: Tidak Dipublikasikan. Pekanbaru:
1. UU RI Nomor 36 Tahun 2009 Universitas Riau.
Tentang Kesehatan. Widyawati, Tresna. 2015. Implementasi
2. Keputusan Menteri Kesehatan RI Gerakan Percepatan
Nomor 564/Menkes/SK/VIII/2006 Penganekaragaman Konsumsi
Tentang Pedoman Pelaksanaan Desa Pangan (P2KP)Berbasis Sumber
Siaga. Daya Lokal di Kota Pekanbaru.
3. Keputusan Menteri Kesehatan RI Skripsi Tidak Dipublikasikan.
Nomor 1529/MENKES/SK/X/2010 Pekanbaru: Universitas Riau.
Tentang Pedoman Umum Jurnal:
Pengembangan Desa dan Kelurahan Sukowati, Nuryatin Phaksy, dkk. 2012. “
Siaga Aktif. Implementasi Kebijakan
4. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor Pelayanan Kesehatan
317/MENKES/SK/V/2009 tentang Masyarakat Miskin Nonkuota
Petunjuk Teknis Perencanaan (Jamkesda Dan Spm)
Pembiayaan Pencapaian Standar (Studi Di Dinas Kesehatan
Pelayanan Minimal Bidang kesehatan Kabupaten Blitar)”. Jurnal
di Kabupaten/Kota Administrasi Publik (JAP), Vol.
5. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1. No. 6. Juni.
741/Menkes/Per/VII/2008 tentang
Standar Pelayanan Minimal (SPM) Berita:
Bidang Kesehatan di Kabupaten dan Riauterkini-TEMBILAHAN. Senin, 23
Kota Desember 2013 - Dinas Kesehatan
6. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor (Diskes) Inhil.
828/Menkes/SK/IX/2008 tentang Website:
Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Misnaniarti. 2014. Jurnal Desa Siaga .
Minimal (SPM) Bidang Kesehatan di http:sosialisasi desa siaga aktif/2011.
Kabupaten dan Kota diakses pada 11 desember 2015.word.
7. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor http://eprints.unsri.ac.id/1349/1/Jurnal_
828 Tahun 2009 tentang Petunjuk Misnaniarti.pdf. diakses pada 01 maret
Teknis Standar Pelayanan Minimal. 2016. Pukul 10.35 wib)
8. Booklet Pengembangan Edi Indrizal. 2012.Artikel Memahami
Desa/Kelurahan Siaga Aktif:Panduan Konsep Perdesaan Dan Tipologi Desa Di
bagi Puskesmas. Oleh Kementrian Indonesia
Kesehatan RI Pusat Promosi
Kesehatan 2014.

JOM FISIP Vol. 3 No. 2 – Oktober 2016


Page | 15

Das könnte Ihnen auch gefallen