Sie sind auf Seite 1von 21

1

HUBUNGAN DUKUNGAN TENAGA KESEHATAN MELALUI


PENDEKATAN HOMECARE DENGAN PERUBAHAN
HARGA DIRI PADA PASIEN KUSTA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
WULUHAN KABUPATEN JEMBER

Mamang Hadi*

*Mahasiswa Program Studi S1 KeperawatanFakultas Ilmu Kesehatan Universitas


Muhammadiyah Jember

Abstract
Leprosy has become one of the major worries among the society. In many cases, the
suffers may be exiled or isolated, wich cause them a degraded sef-esteem. This may
happen due to the lack of knowledge regarding the leprosy. This research employs
descriptive correlative design through cross-sectional approach. The objective of
this research is to find out the correlaton between the medical attendant’s support
throgh the homecare appoach and the shift on the self-esteem of the Leprosy patients
at the coverage area of Wuluhan Local Health Center Jember Regency. The
population of this research is the leprosy patients residing in the coverage area of
Wuluhan Local Health Center, numbering 25 individuals. The sampling collection
technique used in this research is total sampling. Data is taken using questionaire
extension and the Rosenberg Scale to assess sel-esteem. When tested using the
Spearman’s Test, the results of the research generates ®=0,671 (a=0,05), meaning
that there is a significant correlation between the medical attendant’s support throgh
the homecare appoach and the shift on the self-esteem of the Leprosy patients at the
coverage area of Wuluhan Local Health Center with the nature of the correlation
defined as positive and highly correlated. Furthermore, this research also concludes
that correlation between the medical attendan’s support through the homecare
approach and the shift on the self-esteem of the leprosy patients at the coverage area
of Wuluhan Local Health Center exist. This research recommends that the medical
attendant’s support through the homecare approach is of prime important,
particularly when performed at the corresponding Local Health Center and its
surrounding area to help boots the leprosy patient’s sef-esteem, respectively.

Keywords : medical attendant’s support, home-care, self-esteem


Bibliography 45 (1984 – 2007)

PENDAHULUAN leprae, juga dipicu gizi buruk. Tidak

Keberadaan penyakit kusta atau lepra jarang penderitanya dikucilkan bahkan

sangat ditakuti. Penyakit itu diusir. Hal ini disebabkan masih

disebabkan Bakteri Microbakterium kurangnya pemahaman terhadap


2

penyakit kusta. Mendengar penyakit

kusta atau lepra, mungkin yang Kemajuan teknologi bidang promotif,

terbayang adalah penyakit kutukan pencegahan, dan pengobatan

yang tidak bisa disembuhkan. seharusnya menjadikan penyakit kusta

Penderitanya pun harus diasingkan. sudah tidak menjadi masalah

Umumnya, paradigma tersebut masih kesehatan masyarakat lagi, akan tetapi

kuat di Masyarakat Indonesia. sebagian negara di dunia masih

mempunyai penyakit kusta sebagai

Kusta merupakan salah satu penyakit salah satu masalah kesehatan di

menular yang bisa menyebabkan negaranya (Depkes RI, 2007).

kecacatan permanen pada Awalnya pada tahun 2006, WHO

penderitanya. Penderita yang mengeluarkan strategi global untuk

mengalami cacat permanen sering menurunkan beban penyakit dan

terisolasi karena masyarakat takut kesinambungan program

penyakitnya menular. Sementara itu pemberantasan penyakit kusta (2006-

dampak ekonomi langsung yang 2010) kemudian dilanjutkan periode

ditimbulkan adalah biaya pengobatan, kedua (2011-2015). Strategi tersebut

sedangkan yang tidak langsung adalah dipakai dalam kebijakan

kehilangan kesempatan bekerja karena pemberantasan penyakit kusta di

kecacatan. Tahun 1991, World Health Indonesia.

Assembly telah mengeluarkan suatu

resolusi yaitu untuk mengeliminasi Namun kenyataannya di sub level

kusta tahun 2000 di tingkat nasional nasional yaitu tingkat propinsi dan

Indonesia telah mencapai eliminasi kabupaten kota, eliminasi masih

(Depkes, 2007). merupakan target yang harus dicapai.


3

Sampai akhir desember 2005, baru 19 hingga termasuk Surabaya (Dinkes

dari 33 propinsi dan 285 dari 440 Propinsi Jawa Timur, 2013,

kabupaten yang mencapai eliminasi. dinkes.jatimprov.go.id/ diperoleh

Pengelola Program P2 Kusta tanggal 20 Nopember 2013).

Puskesmas memegang peran yang

sangat penting dalam upaya Jumlah penderita kusta di Kabupaten

pengendalian penyakit kusta (Kompas, Jember, Jawa Timur, diprediksi

2013, mengalami perubahan setiap tahun.

http://regional.kompas.com/read/2013 Bahkan, dari 31 kecamatan di daerah

/02/13/21064444/Indonesia.Peringkat. itu, hanya dua kecamatan yang bebas

Ke-3. penyakit kusta. Jumlah penderita kusta

Pengidap.Kusta.Terbesar.di.Dunia. tahun 2007 tercatat sebanyak 538

diperoleh tanggal 22 Nopember 2013). orang, sedangkan tahun 2008

meningkat menjadi 951 orang, dengan

Berdasakan studi pendahuluan jumlah rincian 454 penderita baru dan 497

penderita penyakit kusta di Jawa penderita lama yang masih

Timur, menempati peringkat pertama memerlukan perawatan. Penyebaran

terbanyak di seluruh Indonesia. Untuk endemis penyakit kusta di Jember

tahun 2011, Jumlah penderita kusta berada di daerah pesisir, seperti

yang baru ada sekitar 5.000 jiwa. Kecamatan Puger, Kencong,

Daerah yang paling banyak penderita Gumukmas, Jenggawah, Wuluhan,

kusta yakni, Sumenep, disusul dan Ambulu (Dinkes Propinsi Jawa

Probolinggo, Jember, Pamekasan, Timur, 2013, dinkes.jatimprov.go.id/

Bangkalan, Tuban, Lumajang, diperoleh tanggal 20 Nopember 2013)

Pasuruan, Sampang, Situbondo, .


4

diketahui bahwa penyakit kusta dapat

Penelitian sosial yang berhubungan memberikan dampak yaitu

dengan penyakit kusta pernah berkurangnya intensitas sosial

dilakukan sebelumnya. Kasmadji seseorang. Atmaja, S (2010) hubungan

(2002) menunjukkan adanya dukungan keluarga dan harga diri

hubungan antara tingkat pengetahuan penderita kusta dengan menggunakan

penderita kusta terhadap gangguan analisa chi kuadrat didapatkan hasil

harga diri dengan menggunakan bahwa ada hubungan yang bermakna

metode korelasi product moment. antara dukungan keluarga dengan

Fajar (2004) meneliti hubungan antara harga diri penderita kusta (UNS,

berbagai faktor sosio kultural terhadap pasca.uns.ac.id/?p=3896 diperoleh

pengobatan dini dan keteraturan pada tanggal 19 Nopember 2013).

berobat pada penderita kusta dengan Oleh karena itu disarankan

menggunakan metode regresi. Hasil memberikan motivasi, arahan,

penelitian menunjukkan bahwa adanya bimbingan, komunikasi, dan informasi

pengaruh antara tingkat pengetahuan sebagai upaya untuk lebih

rendah, pengetahuan sedang, tingkat meningkatkan harga diri penderita.

kepercayaan jelek, dan sikap yang Perlu kajian mendalam untuk

tidak mendukung terhadap upaya mengkaji peran perawat dalam

pengobatan dini yang dilakukan oleh membantu menyelesaikan masalah

penderita kusta. Azizah (2010) biopsiko sosial spiritual penderita

menganalisa dampak penyakit kusta kusta. Salah satu upaya untuk

terhadap interaksi sosial penderita menurunkan rasa malu di masyarakat

dengan menggunakan analisis pada penderita kusta adalah dengan

multivariat dan hasilnya adalah pemberian penyuluhan yang


5

berkesinambungan pada penderita

yang bersangkutan secara langsung

dan pada seluruh masyarakat luas Populasi dalam penelitian ini adalah

tentang kusta. Peran perawat untuk penderita Kusta di Wilayah Kerja

menunjang kualitas hidup para Puskesmas Wuluhan Kabupaten

penderita sangat penting dengan Jember sebanyak 21 orang dan

pemberian asuhan keperawatan yang keseluruhannya dijadikan sampel

komprehensif meliputi biopsikososial penelitian.

dan spiritual pada penderita kusta

dengan cara melakukan homecare. Instrumen yang digunakan adalah

Berdasarkan fenomena tersebut maka kuesioner terdiri atas: 1) Identitas

peneliti berusaha meneliti tentang responden yaitu: Umur, Jenis

hubungan dukungan tenaga kesehatan Kelamin, Pekerjaan, Pendidikan

melalui pendekatan homecare dengan terakhir; 2) dukungan tenaga

perubahan harga diri pada penderita kesehatan melalui homecare, dengan

kusta di Wilayah kerja Puskesmas menggunakan kuesioner frekuensi

Wuluhan Kabupaten Jember. kunjungan tenaga kesehatan dalam

memberikan dukungan informasional,

METODE PENELITIAN emosional, dan harga diri yang terdiri

dari selalu (1x/bulan), sering (1x/2-3

Desain penelitian yang digunakan bln), kadang-kadang (1x/4-5 bulan),

pada penelitian ini adalah deskriptif jarang (1x/6<bulan), tidak pernah (0

korelasi dengan pendekatan cross x/ bl); 3) harga diri, dengan

sectional. menggunakan Skala Rosenberg yang

terdiri dari 10 item dengan penilaian


6

sangat sesuai , sesuai, agak sesuai, Dari Diagram 5.1 dapat dilihat bahwa

tidak sesuai, sangat tidak sesuai, harga usia penderita kusta usia 25 sampai

diri tinggi jika nilai nya 26 – 50 dan dengan 45 tahun, dengan prosentase

harga diri rendah jika mempunyi nilai terbesar pada kelompok usia 40-45

10 – 25. tahun sebanyak 33 % dan kelompok

usia 25-29 tahun sebanyak 33 %.

Untuk mencari hubungan atau menguji b. Jenis Kelamin Responden

signifikansi hipotesis yang telah


Jenis Kelamin
dirumuskan dilakukan dengan cara
29%
menentukan Koefisien Korelasi Rank
LAKI-…
71%
Spearman. PERE…

HASIL PENELITIAN
Diagram 5.2 Diagram Pie Distribusi
Jenis Kelamin Penderita Kusta di
Wilayah Puskesmas Wuluhan tahun
A. Data Umum 2014
1. Karakteristik Responden
Jenis kelamin responden penderita
a. Umur Responden
kusta sebanyak 71 % adalah laki-laki
Umur Responden (Tahun)
sesuai dengan gambar 5.2 diagram

Pie.

Diagram 5.1 Diagram Pie Distribusi


Umur Penderita Kusta di Wilayah
Puskesmas Wuluhan tahun 2014
7

c. Pendidikan Responden Lama pengobatan penderita Kusta di

Wilayah Puskesmas Wuluhan

bervariatif antara 1 bulan sampai

dengan 8 bulan, sedangkan responden

terbanyak adalah yang telah

melakukan pengobatan selama 1 bulan

sebanyak 25 %.
Diagram 5.3 Diagram Pie Distribusi
Pendidikan Penderita Kusta di B. Data Khusus
Wilayah Puskesmas Wuluhan tahun
2014 1. Dukungan Tenaga Kesehatan

melalui
Diagram 5.3 Diagram Pie
Homecare
menunjukkan bahwa responden

penderita kusta memiliki pendidikan

terbanyak adalah SD (62 %)

sedangkan SMP sebanyak 38 %.

d. Lama Pengobatan

Diagram 5.5 Diagram Pie


Distribusi Dukungan Tenaga
Kesehatan melalui Homecare
Penderita Kusta di Wilayah
Puskesmas Wuluhan tahun 2014

Diagram 5.5 Diagram Pie

menunjukkan dukungan yang telah


Diagram 5.4 Diagram Pie Distribusi
Lama Pengobatan Penderita Kusta di diberikan tenaga kesehatan melalui
Wilayah Puskesmas Wuluhan tahun
2014 homecare penderita kusta di wilayah

kerja Puskesmas Wuluhan dengan


8

rentang dukungan antara jarang %


Laki-laki 5 23.8 10 47.6 1 71.
sampai dengan sering dan yang 5 4
Perempu 1 4.8 5 23.8 6 28.
terbanyak adalah dukungan sering an 6
Total 6 28.6 15 71.4 2 100
sebanyak 43 %. 1

2. Perubahan Harga Diri Responden


Table 5.1 menunjukkan bahwa laki-

laki yang memiliki harga diri tinggi

47.6%, harga diri rendah 23.8%,

perbandingan antara laki-laki yang

memiliki harga diri rendah dan harga

diri yang tinggi adalah 1:2, sedangkan


Diagram 5.6 Diagram Pie Distribusi
Harga Diri Penderita Kusta di Wilayah perempuan 1:5.
Puskesmas Wuluhan tahun 2014
Tabel 5.2
Tabulasi Silang antara Umur dengan
Harga diri yang ditampakkan Perubahan Harga Diri Penderita Kusta
di Wilayah Kerja Puskesmas Wuluhan
penderita kusta sesuai dengan gambar Umur Harga Diri Jumlah
Rendah Tinggi
5.6 adalah 71 % memiliki harga diri F % F % F %
25-29 4 19.0 4 19.0 8 38.1
tinggi dan hanya 29 % memiliki harga 30-34 0 0 1 4.8 1 4.8
35-39 0 0 4 19.0 4 19.0
diri rendah. 40-45 2 9.5 6 28.6 8 38.1
Total 6 28.6 15 71.4 21 100
3. Hubungan Dukungan Tenaga
Tabulasi silang pada umur yang
Kesehatan melalui Homecare
memiliki harga diri tinggi adalah umur
dengan Perubahan Harga Diri
40-45 tahun sebanyak 28.6%,
Tabel 5.1
Tabulasi Silang antara Jenis Kelamin sedangkan perbandingan distribusi
dengan Perubahan Harga Diri
Penderita Kusta di Wilayah Kerja umur antara harga diri rendah dan
Puskesmas Wuluhan
Jenis Harga Diri Jumlahadalah 1 : 2.5. Kelompok usia
tinggi
Kelamin Rendah Tinggi
Frekuen
25-29 tahun memiliki distribusi yang
F % F %
si
9

sama antara harga diri rendah dan dengan 9.5% memiliki harga diri

harga diri tinggi yaitu 19.0% seperti rendah dan 71.5 % memiliki harga diri

pada tabel 5.2. tinggi.

Tabel 5.3 Tabel 5.5


Tabulasi Silang antara Pendidikan Tabulasi Silang antara Lama
dengan Perubahan Harga Diri Pengobatan dengan Perubahan Harga
Penderita Kusta di Wilayah Kerja Diri Penderita Kusta di Wilayah Kerja
Puskesmas Wuluhan Puskesmas Wuluhan
Lama Harga Diri Jumlah
Pendi Harga Diri Pengobatan Rendah Tinggi
dikan Rendah Tinggi F % F % F %
F % F % 1 bulan 4 19.0 1 4.8 5 23.8
SD 2 9.5 11 52.5 2 bulan 1 4.8 1 4.8 2 9.5
SMP 4 19.0 4 19.0 3 bulan 0 0 3 14.3 3 14.3
Total 6 28.5 15 71.5 4 bulan 0 0 1 4.8 1 4.8
5 bulan 0 0 3 14.3 3 14.3
Pada tabel 5.3 dapat diketahui bahwa 6 bulan 0 0 2 9.5 2 9.5
7 bulan 0 0 2 9.5 2 9.5
responden terbanyak adalah lulusan 8 bulan 0 0 2 9 2 9.5
9 bulan 1 4.8 0 5 1 4.8
SD dengan harga diri rendah sebanyak Total 6 28.6 15 71.4 2 100
1
9.5 % dan harga diri tinggi sebanyak
Pada tabulasi silang tabel 5.5
52.5%.
responden yang memiliki harga diri
Tabel 5.4
Tabulasi Silang antara Pekerjaan tinggi 14.3% adalah penderita kusta
dengan Perubahan Harga Diri
Penderita Kusta di Wilayah Kerja yang telah mendapat pengobatan
Puskesmas Wuluhan
selama 3 bulan.
Peke Harga Diri Jumlah
rjaan Rendah Tinggi Tabel 5.6
F % F % F % Tabulasi Silang antara Dukungan
Tani 6 9.5 15 52.5 21 61.9 Tenaga Kesehatan melalui Homecare
Tota 6 28.5 15 71.5 21 100 dengan Perubahan Harga Diri
l Penderita Kusta di Wilayah Kerja
Puskesmas Wuluhan
Dukunga Harga Diri Jumlah
Pada tabel 5.4 menunjukkan bahwa n Rendah Tinggi
F % F % F
100% pekerjaan responden adalah tani %
Tidak 0 0 0 0 0 0
10

Pernah menunjukkan bahwa P value uji hasil


Jarang 4 19.0 1 4.8 5 23.8
Kadang- 2 9.5 5 23.8 7 statistik pada penelitian ini adalah
33.3
Kadang
Sering 0 0 9 42.9 9 lebih kecil dari (<) nilai α = 0.05
42.9
Selalu 0 0 0 0 0
Total 6 28.6 15 71.4 21 sehingga
100 H0 ditolak dan H1 diterima
Tabel 5.1 tabulasi silang menunjukan
dengan arti bahwa ada hubungan yang
bahwa dukungan yang sering
signifikan antara dukungan tenaga
dilakukan oleh tenaga kesehatan dapat
kesehatan melalui homecare dengan
meningkatkan harga diri penderita
perubahan harga diri penderita kusta
kusta sebanyak 15 responden atau 71.4
di Wilayah Keja Puskesmas Wuluhan.
%, dukungan yang kadang-kadang
Nilai rho ® = 0.671 menunjukkan
dilakukan akan membuat harga diri
bahwa hubungan yang terjadi antara
penderita kusta tinggi sebanyak 23,8
dukungan tenaga kesehatan melalui
% dan harga diri rendah sebanyak 9.5
homecare bersifat positif dan sangat
%, sedangkan dukungan yang jarang
kuat, sehingga jika dukungan tenaga
dilakukan akan membuat harga diri
kesehatan melalui homecare
penderita kusta rendah sebanyak 19.0
ditingkatkan maka harga diri penderita
% dan tinggi hanya 4.8 %.
kusta juga meningkat.

Berdasarkan hasil uji Spearman’s rho


PEMBAHASAN
dalam penelitian tentang hubungan
A. Dukungan Tenaga Kesehatan
antara Dukungan Tenaga Kesehatan
melalui Pendekatan Homecare di
melalui Homecare dengan Perubahan
Wilayah Kerja Puskesmas
Harga Diri Penderita Kusta di Wilayah
Wuluhan Kabupaten Jember
Keja Puskesmmas Wuluhan diperoleh
Dukungan tenaga kesehatan melalui
nilai rho ® = 0.671 dengan tingkat
pendekatan homecare di Wilayah
signifikansi sebanyak 0.001. Hal ini
11

Kerja Puskesmas Wuluhan Kabupaten ketika penderita telah melakukan

Jember didapatkan hasil “selalu” ada kontak dengan fasilitas pelayanan

dukungan 0 %, “sering” 43 %, kesehatan. Perawat melakukan

“kadang-kadang” 33 %, “jarang” 24 dukungan melalui homecare berupa

%, dan “tidak pernah” 0 %. Hal ini pemberian informasi tentang penyakit

menunjukkan bahwa Puskesmas dan kusta, dukungan emosional berupa

Jaringannnya (Puskesmas Pembantu meyakinkan penderita dan

dan Pondok Kesehatan Desa) telah keluarganya bahwa tenaga kesehatan

melakukan dukungan melalui dan orang-orang disekitar penderita

homecare kepada penderita kusta. tetap menyayangi penderita, serta

Dukungan tersebut memiliki rentang dukungan harga diri dengan

antara “jarang” sampai dengan meningkatkan rasa percaya diri dan

“sering”. “Jarang” artinya petugas perasaan “berarti” pada penderita,

mendatangi penderita kusta 1 kali sebagaimana yang disampaikan oleh

dalam 6 bulan atau lebih, “kadang- Sheridan dan Radmacher (1992),

kadang” 1 kali dalam 4-5 bulan, Sarafino (1998) serta Taylor (1999)

“sering” 1 kali dalam 2-3 bulan dan bahwa dengan memberikan

“selalu” setiap satu bulan sekali. penghargaan positif yang diberikan

Tenaga Kesehatan kepada Penderita

Dalam penelitian ini petugas tidak ada dapat memberikan semangat, adanya

yang “tidak pernah” melakukan persetujuan pada pendapat Penderita,

dukungan melalui homecare ke dan mempunyai perbandingan yang

penderita kusta. Menurut Petugas positif dengan individu yang lain

Kesehatan dalam hal ini Perawat, dengan demikian bentuk dukungan ini

kunjungan pertama kali dilakukan membantu Penderita dalam


12

membangun harga diri dan Petugas kesehatan juga melakukan

kompetensi. pembelaan bahwasanya target capaian

kinerja untuk homecare sebanyak 60%

Meskipun demikian, ternyata petugas sehingga dalam hal ini petugas

kesehatan puskesmas wuluhan tidak kesehatan merasa terpenuhi meskipun

melakukan dukungan secara penuh hanya melakukan 1 kali dalam 2-3

sesuai dengan perencanaan bulan.

puskesmas. Dalam perencanaan

Puskesmas dukungan melalui Dukungan melalui homecare adalah

homecare seharusnya dilakukan setiap hal penting yang harus dilakukan oleh

satu bulan sekali atau “selalu” (dalam perawat, begitu pentingnya

penelitian ini “selalu” bernilai 0 %). Pemerintah Republik Indonesia

Pendapat beberapa petugas kesehatan sampai mengeluarkan beberapa

Puskesmas Wuluhan ketika ditanya peraturan yang berhubungan denga

tentang dukungan yang tidak homecare diantaranya adalah

dilakukan setiap bulan dikarenakan Kepmenkes No. 1239 tahun 2001

ada beberapa kendala, antara lain jarak tentang registrasi dan praktik perawat,

antara Puskesmas dengan rumah Kepmenkes No. 128 tahun 2004

penderita sangat jauh, tidak ada biaya tentang kebijakan dasar puskesmas

transportasi, beban kerja perawat yang dan Kepmenkes No. 279 tahun 2006

tinggi karena harus membuka fasilitas tentang pedoman penyelenggaraan

pelayanan kesehatan di jam kerja Perkesmas. Dengan homecare akan

(07.00 sampai dengan 14.00 WIB), terjadi pelayanan kesehatan yang

membuat laporan, dan sebagainya, berkesinambungan dan komprehensif

serta kondisi cuaca yang sering hujan. yang bertujuan untuk meningkatkan,
13

mempertahankan atau memulihkan kesehatan kepada penderita dan

kesehatan atau memaksimalkan keluarganya. Sesuai dengan

tingkat kemandirian dan pernyataan Taylor (1999) penghargaan

meminimalkan akibat dari penyakit positif yang diberikan Tenaga

(Depkes, 2002). Oleh karena itu Kesehatan kepada Penderita sehingga

dukungan tenaga kesehatan melalui dapat memberikan semangat, adanya

pendekatan homecare harus dilakukan persetujuan pada pendapat Penderita,

dengan cara yang tepat, terencana, dan dan mempunyai perbandingan yang

terkoordinasi dengan baik. positif dengan individu yang lain.

B. Harga Diri pada Penderita Kusta di Dalam kehidupan sehari-hari individu

Wilayah Kerja Puskesmas harus menempatkan diri di tengah-

Wuluhan Kabupaten Jember tengah realita. Ada yang menghadapi

Harga diri penderita kusta di Wilayah fakta-fakta kehidupan dengan penuh

Kerja Puskesmas Wuluhan 71 % kebenaran, akan tetapi ada juga yang

memiliki harga diri tinggi dan hanya menghadapinya dengan perasaan tidak

29 % memiliki harga diri rendah. berdaya. Ini adalah tanggapan negatif

Penderita yang memiliki harga diri terhadap diri, sehingga sekitarnya pun

tinggi karena penderita merasa bahwa merupakan sesuatu yang negatif bagi

orang-orang disekitarnya dapat dirinya. Tanggapan ini menjadikan

menerima dan memperlakukan dirinya individu selalu hidup dalam ketakutan

sebagaimana orang lain yang tidak yang akan mempengaruhi seluruh

memiliki penyakit kusta. Perlakuan ini alam perasaannya sehingga terjadi

dipicu oleh adanya pemberian keguncangan dalam keseimbangan

informasi yang tepat oleh petugas kepribadian, yaitu suatu keadaan


14

emosi yang labil. Maka dalam keadaan arti penting peran keluarga dan

tersebut individu tidak berpikir secara perawat sebagai fasiltator.

wajar, jalan pikirannya palsu, dan

segala sesuatu yang diluar diri yang Pemenuhan kebutuhan harga diri

dipersepsikan secara salah. individu, khususnya pada penderita

kusta, terkait erat dengan dampak

Gangguan harga diri rendah negatif jika mereka tidak memiliki

digambarkan sebagai perasaan yang harga diri yang mantap. Mereka akan

negatif terhadap diri sendiri, termasuk mengalami kesulitan dalam

hilangnya percaya diri dan harga diri, menampilkan perilaku sosialnya,

merasa gagal mencapai keinginan, merasa inferior dan canggung. Namun

mengkritik diri sendiri, penurunan apabila kebutuhan harga diri mereka

produktivitas, destruktif yang dapat terpenuhi secara memadai,

diarahkan pada orang lain, perasaan kemungkinan mereka akan

tidak mampu, mudah tersinggung dan memperoleh sukses dalam

menarik diri secara sosial. menampilkan perilaku sosialnya,

tampil dengan kayakinan diri (self-

Keluarga dan tenaga kesehatan confidence) dan merasa memiliki nilai

memiliki tanggung jawab besar untuk dalam lingkungan sosialnya (Jordan

dapat memenuhi kebutuhan harga diri et. al. 1979).

penderita kusta, melalui pemberian

kasih sayang yang tulus sehingga C. Hubungan Dukungan Tenaga

kualitas hidup, yang didalamnya Kesehatan melalui Pendekatan

terkandung perasaan harga diri yang Homecare dengan Perubahan

stabil dan mantap. Disinilah, tampak Harga Diri pada Penderita Kusta di
15

Wilayah Kerja Puskesmas Hal ini yang mendasari konsep

Wuluhan Kabupaten Jember perilaku penerimaan penderita

Penelitian hubungan dukungan tenaga terhadap penyakitnya, dimana untuk

kesehatan melalui homecare dengan kondisi ini penderita masih banyak

perubahan harga diri penderita kusta menganggap bahwa penyakit kusta

di wilayah keja puskesmas wuluhan merupakan penyakit menular tidak

menunjukkan bahwa terdapat dapat diobati, penyakit keturunan,

hubungan yang bermakna antara kutukan Tuhan, najis dan

dukungan tenaga kesehatan dengan menyebabkan kecacatan,

harga diri penderita kusta. Hal ini menimbulkan Rasa sedih, cemas, atau

sesuai dengan penelitian Atmaja, S hampa yang terus-menerus, energi

(2010) tentang hubungan dukungan lemah, kelelahan, menjadi lamban,

keluarga dan harga diri penderita kusta sulit berkonsentrasi, mengingat,

dengan menggunakan analisa chi memutuskan sehingga membuat

kuadrat didapatkan hasil bahwa ada penderita merasa harga diri rendah.

hubungan yang bermakna antara Hal yang dapat mempengaruhi harga

dukungan keluarga dengan harga diri diri seseorang yaitu meliputi

penderita kusta. penolakan keluarga, masyarakat,

harapan keluarga tidak realistik,

Dampak sosial terhadap penyakit kegagalan yang berulangkali, kurang

kusta ini sedemikian besarnya, mempunyai tanggung jawab personal,

sehingga menimbulkan keresahan ketergantungan pada orang lain, ideal

yang sangat mendalam. Tidak hanya diri yang tidak realistis sehingga

penderita sendiri, tetapi pada mendasari terjadinya penurunan harga

keluarganya, masyarakat dan negara. diri rendah terhadap penderita kusta.


16

Manifestasi harga diri rendah yaitu tetap tinggi, setelah ditelusuri ternyata

pesimis, menarik diri secara sosial dia menganggap bahwa dia baik-baik

(Stuart and Sundeen, 2007). saja dan tidak satupun orang lain

disekitar lingkungannya mengetahui

Fakta tersebut tidaklah terbukti jika penyakit yang sedang dia derita.

tenaga kesehatan dapat melakukan Fenomena ini membuktikan bahwa

dukungannya dalam meningkatkan harga diri seseorang tergantung

harga diri pasien kusta. Dukungan bagaimana orang tersebut

yang dilakukan adalah dengan mempersepsikan tentang dirinya,

melakukan kunjungan rumah atau sebagaimana ungkapan Stuart (2007)

homecare, memberikan pendidikan harga diri diperoleh dari diri sendiri

kesehatan, melakukan konsultasi, dan orang lain. Aspek utama adalah

memberikan penghargaan positif dicinta dan menerima penghargaan

sehingga dapat memberikan semangat, dari orang lain. Harga diri akan rendah

adanya persetujuan pada pendapat jika kehilangan cinta dan seseorang

Penderita, dan mempunyai kehilangan penghargaan dari orang

perbandingan yang positif dengan lain.

individu yang lain. Demikian juga peran lingkungan

sangat berpengaruh terhadap

Informasi lain yang ditemukan dalam perubahan harga diri penderita kusta.

penelitian ini adalah bahwa tidak Jika lingkungan bersikap ramah dan

semua pasien yang mendapat menerima penderita kusta, maka tidak

dukungan “jarang” akan memiliki akan ada perubahan harga diri lebih

harga diri rendah. Namun responden rendah. Hal ini juga diungkapkan

tersebut justru harga dirinya masih Potter dan Perry (1997) Keluarga dan
17

masyarakat merupakan seperangkat Dalam penelitian ini jenis kelamin,

standar yang biasa digunakan oleh umur, pendidikan, pekerjaan, dan lama

seseorang yang akan mengevaluasi pengobatan tidak begitu berpengaruh

dirinya sendiri. Keluarga sebagai terhadap perubahan harga diri, karena

sistem pendukung utama untuk rata-rata distribusi responden tidak

membantu seseorang meningkatkan merata, misalnya pada pekerjaan,

harga dirinya. Menurut Braid, dkk 100% pekerjaan responden adalah

seperti yang dikutip Keliat (1992), petani dengan 9.5 % memiliki harga

keluarga dan sistem pendukung sosial diri rendah dan 71.5% memiliki harga

dapat membantu meningkatkan harga diri tinggi. Demikian juga pada

diri seseorang dengan cara pendidikan 62 % memiliki pendidikan

memberikan kesempatan untuk SD dan 38% berpendidikan SMP,

mengungkapkan perasaan, SMA dan perguruan tinggi 0%. Hasil

menegaskan pentingnya penderita, penelitian didapatkan responden yang

menolong membuka perasaan negatif., memiliki harga diri rendah sebanyak

memberi umpan balik perilaku, 9.5% dan harga diri tinggi sebanyak

memberi rasa percaya dan keyakinan, 52.5%. Oleh karena itu meneliti

memberi informasi yang dibutuhkan, merasa perlu ada penelitian lanjutan

berperan sebagai pembela dan tentang pengaruh jenis kelamin, umur,

memberi dukungan yang bervariasi : pendidikan, dan lama pengobatan

uang, bantuan fisik, material dan terhadap perubahan harga diri pada

tanggunga jawab, serta menghargai penderita kusta.

penilaian personal yang cocok

terhadap kejadian.
18

KESIMPULAN sebanyak 0.05 sehingga H0 ditolak

1. Dukungan tenaga kesehatan dengan arti bahwa ada hubungan

melalui pendekatan homecare di yang signifikan antara dukungan

Wilayah Kerja Puskesmas tenaga kesehatan melalui

Wuluhan Kabupaten Jember selalu homecare dengan perubahan harga

: 1x/bulan berjumlah 0 %, sering diri penderita kusta di Wilayah

:1x/2-3 bln berjumlah 43 %, Keja Puskesmmas Wuluhan.

kadang-kadang : 1x/4-5 bulan

berjumlah 33 %, SARAN

Jarang:1x/6<bulan jumlah 24 %, Sesuai dengan hasil penelitian yang

dan tidak pernah : 0 x/ bl telah dijabarkan pada kesimpulan,

berjumlah 0%. maka peneliti dapat memberikan saran

2. Harga diri pada penderita kusta di sebagai beriku:

Wilayah kerja Puskesmas 1. Bagi Profesi Keperawatan

Wuluhan Kabupaten Jember tinggi Homecare adalah salah satu bentuk

sebanyak 71 % dan harga diri asuhan keperawatan yang harus

rendah sebanyak 29%. dilakukan oleh perawat, baik perawat

3. Hubungan dukungan tenaga yang ada di Rumah Sakit lebih-lebih

kesehatan melalui pendekatan perawat yang berada di Puskesmas

homecare dengan perubahan harga Pembantu dan Pondok Bersalin Desa

diri pada penderita kusta di sebagai bentuk dukungan perawat

Wilayah kerja Puskesmas terhadap masyarakat terutama

Wuluhan Kabupaten Jember keluarga dengan resiko tinggi terhadap

diperoleh nilai rho ® = 0.671 ancaman kesehatan (kusta) dan

dengan tingkat signifikansi sebagai kewajiban menjalankan


19

pelayanan kesehatan yang benak penderita. Harga diri sangat

menekankan pada upaya promotif dan mempengaruhi perilaku penderita di

preventif. lingkungannya. Oleh karena itu,

2. Bagi Institusi Pendidikan penderita hendaknya dapat

Pendidikan dan pelatihan tentang meningkatkan harga dirinya melalui

homecare adalah penting disiapkan merubah persepsi negatig tentang

dan dilakukan oleh institusi dirinya dan menganggap bahwa

pendidikan, agar lulusan mahasiswa dirinya juga sebagai manusia yang

sudah dapat melakukan homecare berarti.

dengan benar dan dapat melakukan

komunikasi terapeutik dengan tepat DAFTAR PUSTAKA

pada pasien yang mengalami harga Amirudin, M. Dali, et al. (2000).


Kusta . Jakarta: FKUI
diri rendah.
Arikunto, S. (2002). Prosedur
3. Bagi Lahan Penelitian Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Dukungan tenaga kesehatan kepada
Atmaja, Suryanto Chandra (2010).
pasien kusta sangat penting untuk Hubungan Dukungan Keluarga dan
Harga Diri Pasien Kusta di Rumah
direncanakan, dilaksanakan, dan Sakit Kusta dr. Sitanala Tangerang.
http://digilib.esaunggul.ac.id/UEU-
dievaluasi dengan tepat. Dukungan Undergraduate-201133051/122.

tenaga kesehatan berupa kunjungan Azizah. (2010) Analisis Dampak


Penyakit Kusta terhadap Interaksi
rumah dapat meningkatkan harga diri Sosial Penderita di Kecamatan
Brondong, Lamongan.
pasien dan keluarganya, hendaknya http://digilib.its.ac.id/public/ITS-
Undergraduate-16244-1309105007-
direncanakan setiap bulan. Paper.pdf.. diperoleh tanggal 2
Nopember 2013.
4. Bagi Responden
Carpenito, Lynda Juall. (2007). Buku
Saku Diagnosa Keperawatan .Jakarta:
Stigma buruk penyakit kusta
EGC.
hendaklah mulai dihilangkan dari
20

Depkes RI. (1996). Pembangunan Keliat, Budi Anna, Dkk. 2005 . Proses
Kesehatan Masyarakat di Indonesia. Keperawatan Kesehatan Jiwa Edisi 2.
Jakarta: Depkes RI. Jakarta: EGC.

Depkes RI. (2002). Penyakit Kusta Kompas, (2013). Indonesia Peringkat


dalam Gambaran (3rd).Jakarta: EGC. Ke-3 Pengidap Kusta Terbesar di
Dunia
Depkes RI. (2005). Pedoman http://regional.kompas.com/read/2013
Eliminasi Kusta. Jakarta: Dirjen P2M, /02/13/ 21064444/Indonesia.
PLP Depkes. diperoleh tanggal 22 Nopember 2013.
Kuntjoro, H. (2002). Dukungan Sosial
Depkes RI. (2007). Pedoman Kusta
Pada Lansia.
Nasional Pemberantasan Penyakit
http://www.epsikologi.com/epsi/artike
Kusta. Jakarta: Ditjen PP dan PL.
l_detail.asp?id=179 diperoleh tanggal
Dinkes Propinsi Jawa Timur. (2013). 12 Desember 2013.
dinkes.jatimprov.go.id/ diperoleh
Nursalam. (2003). Konsep
tanggal 20Nopember 2013
&Penerapan Metodologi Penelitian
Elisa. Skala Rosenberg Indonesia Ilmu Keperawatan. Jakarta: Penerbit
dalam Salemba Medika.
http://elisa1.ugm.ac.id/files/wahyu_ps
Potter & Perry. (2007). Buku Ajar
y/oHIC0GPt/Skala%20Rosenberg%20
Fundamental Keperawatan. Jakarta:
Indonesia.rtf. diperoleh tanggal 20
EGC
Nopember 2013.
Sarafino,E.P. (1998). Health
Fajar (2004). Hubungan antara
psychology: Biopsychosocial
Berbagai Faktor Sosiokultural
interaction(2nd ed.). New York: John
terhadap Pengobatan Dini dan
Wiley & Sons.
Keteraturan Berobat Pada Penderita
Kusta. Sari, Kartika. (2011). Konsep
http://digilib.its.ac.id/public/ITS- Dukungan Sosial.
Undergraduate-16244-Chapter1- http://artidukungansosial.blogspot.com
268945.pdf. diperoleh tanggal 20 / diperoleh tanggal 12 Nopember
Nopember 2013. 2013.
Hidayat, Aziz Alimul. (2004). Sheridan,C.L. dan Radmacher,S.A.
Pengantar Konsep Dasar (1992). Health psychology:
Keperawatan. Jakarta: Salemba Challenging the Biomedical
Medika. Model.Singapore:John Willey & Sons.
Kasmadji. (2002). Hubungan antara Stuart, Gail & Sundeen, Sandra.
Tingkat Pengetahuan Penderita Kusta (2007). Buku Ajar Keperawatan Jiwa.
terhadap Gangguan Harga Diri. Jakarta: EGC
http://digilib.its.ac.id/public/ITS-
Undergraduate-16244-Chapter1- Sugiono.(2007). Stastistik untuk
268945.pdf. diperoleh tanggal 20 Penelitian.Bandung, CV Alfabeta
Nopember 2013.
Susilaningsih, F ranciscasri (2008).
Hospital – Based Home Care Sebagai
Model Keutuhan dan Kesinambungan
21

Pelayanan Kesehatan RS –
Komunitas.
http://franciscasri.wordpress.com/200
8/08/02/hospital-%E2%80%93-based-
home-care-sebagai-model-keutuhan-
dan-kesinambungan-pelayanan-
kesehatan-rs-komunitas/ diperoleh
tanggal 20 Nopember 2013

Taylor,S.E. (1999). Health


psychology(3rd ed.).New York: Mc-
Graw Hill,Inc.

Townsend. (1998). Nursing Diagnosis


in Psychiatric Nursing a Pocket Guide
for Care Plan Construction. Edisi 3.
Jakarta : EGC.

UNS, pasca.uns.ac.id/?p=3896
diperoleh pada tanggal 19Nopember
2013.

UU No 23 Tahun 1992 Tentang


Kesehatan
http://Www.Hukumonline.Com/Pusat
data/Downloadfile/Lt4bc812ecdc222/
Parent/412. diperoleh tanggal 20
Nopember 2013

Das könnte Ihnen auch gefallen