Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
ABSTRACT
By product Muarenesox talabon swim bladders can be used as a raw material for desperately needed
in the food, biomedical, pharmaceutical, and cosmeceuticals industries. The aims of the research were
to observed the histological and determine chemical characteristics of swim bladder including
proximate and amino acids; extraction of acid soluble collagen and determine the characteristics of
collagen including proximate, pH, heavy metals, microbial, amino acids, functional groups, molecular
weights, and thermal stability. The morphology of cunang swim bladder consists of outer, middle, and
inner layers containing collagen fibers; 33.67±0.71%wb and protein whichwere dominated by three
amino acids that were glycine, proline, and alanine. Pretreatment by 0.1 M NaOH for 8 hours (K1T4)
and acid extraction by 0.25 M acetic acid for 72 hours (M1T3) was the best treatment yielding 14.51±
0.43% of collagen; having 12.12±0.04% wb of moisture; 88.54 ± 0.08% wb of protein; 1.31±0.23%
wb of fat; 0.17±0.03% wb of ash. Not detected any heavy metals (Pb, Hg, As, Cd). Acidity pH was
4.31 and negative of E. coli and Salmonella. The main amino acids detected were glycine 241.06
mg/g; proline 88.73mg/g; and alanine 86,98 mg/g; FTIR spectra were revealed the presence of triple
helix structures; electrophoresis patterns consisted of 136 kDa of mol weight of α1 and 117 kDa of
mol weight of α2 were characterisedto be type I collagen; which had Tmax of 195.59ºC and ΔH 7.8113
J/g.
ABSTRAK
Limbah gelembung renang Muarenesox talabon dapat digunakan sebagai bahan baku kolagen yang
sangat dibutuhkan pada industri makanan, biomedis, farmaseutikal, dan kosmeseutikal. Tujuan
penelitian adalah untuk mengamati histologi dan menentukan karakteristik kimia gelembung renang
meliputi proksimat dan asam amino; ekstraksi kolagen larut asam dan menentukan karakteristik
kolagen meliputi proksimat, pH, logam berat, mikroba, asam amino, gugus fungsi, bobot molekul, dan
stabilitas termal. Morfologi gelembung renang ikan cunang terdiri dari lapisan luar, tengah dan dalam
yang mengandung serabut-serabut kolagen; protein 33,67 ± 0,71% bb yang didominasi oleh tiga asam
amino yaitu, glisina, prolina, dan alanina. Pra perlakuan dengan NaOH 0,1 Molar selama 8 jam
(K1T4) dan ekstraksi asam pada konsentrasi 0,25 Molar selama 72 jam (M1T3) adalah perlakuan
terbaik menghasilkan rendemen kolagen 14,51 ± 0,43%; kadar air 12,12 ± 0,04% bb; protein 88,54 ±
0,08% bb; lemak 1,31 ± 0,23% bb; abu 0,17 ± 0,03% bb; tidak terdeteksi logam berat (Pb, Hg, As,
Cd); pH 4,31; negatif cemaran E. coli dan Salmonella. Asam amino utama adalah glisina 241,06
mg/g; prolina 88,73 mg/g; dan alanina 86,98 mg/g; spektrum FTIR yang mengungkapkan adanya
struktrur triple helix; pola elektroforesis terdiri dari 136 kDa (α1) dan 117 kDa (α2) yang mencirikan
kolagen tipe I; serta memiliki Tmax 195,59ºC dan ΔH 7,8113 J/g.
Kata kunci: ekstraksi asam, gelembung renang ikan, kolagen, kestabilan termal
666 http://journal.ipb.ac.id/index.php/jurnalikt
Gadi et al.
Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 9, No. 2, Desember 2017 667
Histologi, Ekstraksi dan Karakterisasi Kolagen Gelembung Renang . . .
668 http://journal.ipb.ac.id/index.php/jurnalikt
Gadi et al.
Respon yang diamati pada tahap optimasi kecoklatan. Warna merah mendominasi
ekstraksi asam asetat adalah kelarutan (gram) lapisan luar dan tengah, sementara untuk
dan persentasi rendemen kolagen liofilisasi. lapisan dalam didominasi oleh warna biru
Semua perlakuan diulang sebanyak 3 kali. dan memiliki serabut-serabut yang tipis dan
Data hasil penelitian yang diperoleh panjang.
dianalisis menggunakan program SAS 9.3 Gambar 1 (b) menunjukkan jaringan
untuk mengetahui ragam (ANOVA) dan jika gelembung renang ikan cunang setelah
terdapat pengaruh nyata pada taraf perlakuan, diwarnai dengan casson’s thricrome (CT).
maka dilanjutkan dengan uji duncan multiple Warna biru berasal dari pewarnaan aniline
range test (DMRT) pada taraf kepercayaan blue yang mempertahankan warnanya setelah
95%. dilakukan pencucian dengan alkohol dan
penjernihan dengan larutan xylol.Warna biru
III. HASIL DAN PEMBAHASAN yang tertinggal setelah proses dehidrasi atau
pemucatan warna casson’s trichrome menun-
3.1. Karakteristik Gelembung renang jukkan jaringan gelembung renang ikan
Ikan Cunang cunang mengandung protein kolagen. Gam-
3.1.1. Gambaran mikroskopik jaringan bar 1 (b) memperlihatkan warna biru pada
Hasil pengamatan dari mikroskopik hampir seluruh lapisan gelembung renang,
jaringan gelembung renang ikan cunang dari baik di lapisan luar, tengah dan dalam.
pewarnaan hematoksilin-eosin (HE) disajikan Lapisan dalam memperlihatkan beberapa
pada Gambar 1(a), menunjukkan bahwa spot berwarna merah yang menunjukkan
gelembung renang ikan cunang terdiri dari jaringan gelembung renang ikan cunang juga
tiga lapisan yaitu lapisan luar, tengah dan memiliki jaringan otot polos. Dominan warna
dalam, dengan ciri khas masing-masing. biru pada jaringan gelembung renang ikan
Lapisan luar terbentuk seperti lapisan tebal, cunang mengindikasikan bahwa organ ge-
tersusun atas serabut-serabut halus yang lembung renang ikan cunang mengandung
padat. Lapisan tengahmemiliki serabut- protein kolagen, sehingga dapat digunakan
serabut panjang dan tebal, serta memiliki inti sebagai sumber bahan baku alternatif
sel yang ditunjukkan dengan warna biru penghasil kolagen.
Gambar 1. Visualisasi sayatan melintang gelembung renang ikan cunang, (a) pewarnaan
hematoksilin-eosin (HE) dan (b) casson’s trichrome (CT).
Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 9, No. 2, Desember 2017 669
Histologi, Ekstraksi dan Karakterisasi Kolagen Gelembung Renang . . .
670 http://journal.ipb.ac.id/index.php/jurnalikt
Gadi et al.
3.1.3. Komposisi Asam Amino 95,48 mg/g, prolina 40,37 mg/g, dan alanina
Kandungan protein pada gelembung 42,99 mg/g yang lebih tinggi jika dibanding-
renang ikan cunang tersusun atas 17 jenis kan dengan asam amino gelembung renang
asam amino yang dianalisis sesuai standar ikan cunang dari hasil penelitian Kartika dan
yang ada seperti disajikan pada Tabel 2. Trilaksani (2016) yaitu glisina 56,36, mg/g,
Asam-asam amino merupakan kumpulan prolina 24,48 mg/g, dan alanina 23,21 mg/g.
peptida-peptida yang membentuk suatu Asam glutamat juga cukup tinggi yaitu 40,34
ikatan sebagai komponen utama penyusun mg/g yang hampir sama dengan asam amino
protein. Berdasarkan strukturnya, asam prolina. Asam amino prolina merupakan
amino (NH2) terdiri dari sebuah gugus asam amino non esensial yang dapat disin-
amino, gugus karboksil (COOH), sebuah tesis oleh tubuh manusia dari asam glutamat
atom hidrogen (H), dan gugus radikal (R) dengan bantuan prekursor suatu asam imino
yang terikat pada sebuah atom C atau dikenal melalui reaksi kimia dengan bantuan -NADH
sebagai karbon α (Voet et al., 2013). Asam (Ngili, 2009). Asam amino glisina merupa-
amino glisina, prolina dan hidroksiprolina kan asam amino yang paling dominan pada
merupakan asam amino utama pembentuk bahan baku yang mengandung kolagen.
kolagen yang jarang ditemukan pada protein Menurut Katili (2009), asam amino glisin
lain selain pada kolagen dan elastin (Katilli, dapat bergabung dengan lisina dan vitamin C
2009). Tabel 2 menunjukkan komponen sehingga membentuk jaringan kolagen,
asam amino utama penyusun kolagen dalam sedangkan alanina berfungsi untuk memper-
gelembung renang ikan cunang yaitu glisina kuat membran sel dan membantu metabolis-
Tabel 2. Komponen asam amino gelembung renang ikan cunang (Muarenesox talabon).
Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 9, No. 2, Desember 2017 671
Histologi, Ekstraksi dan Karakterisasi Kolagen Gelembung Renang . . .
me glukosa energi tubuh. Alanina, aspartat, dan waktu perendaman berpengaruh signifi-
glutamat, dan serina dibentuk oleh transami- kan p<0,05) terhadap kadar protein terarut.
nasi oksoacid yang sesuai. Asam amino non- Tahap pra perlakuangelembung renang ikan
esensial lainnya kemudian diturunkan oleh cunang dipilih berdasarkan hasil uji lanjut
keempat asam amino ini (Ngili, 2009). DMRT yang berbeda nyata yaitu pada inter-
aksi perlakuan konsentrasi larutan NaOH 0,1
3.2. Pra Perlakuan dan Optimasi M dan lama waktu perendaman 8 jam
Ekstraksi Kolagen Larut Asam (K1T4), dikarenakan cukup stabil dan efektif
(ASC) untuk melarutkan protein non-kolagen
3.2.1. Pra Perlakuan Gelembung Renang dibandingkan dengan konsentrasi lainnya
Ikan Cunang (NaOH 0,15 M dan NaOH 0,2). Konsentrasi
Pra perlakuan sampel gelembung NaOH yang tinggi dengan waktu peren-
renang ikancunang dilakukan sebelum eks- daman yang lama akan mengakibatkan
traksi kolagen untuk mengeliminasi protein jumlah protein terlarut semakin meningkat,
non-kolagen, lemak, mineral, pigmen dan pe- sehingga yang diduga bukan hanya protein
ngotor lainnya sehingga memudahkan dalam non-kolagen yang terlarut tetapi juga protein
proses ekstraksi kolagen. Menurut Sinthu- kolagen.
sarman et al. (2013), proses pra perlakuan
protein non-kolagen dapat menggunakan 3.2.2. Optimasi Ekstraksi Kolagen Larut
larutan alkali seperti natrium hidroksida Asam (ASC)
(NaOH). Larutan NaOH mampu meminimal- Optimasi ekstraksi kolagen larut asam
kan kelarutan protein kolagen dan dapat dilakukan setelah mendapatkan konsentrasi
menyebabkan terjadinya pembengkakan dan waktu perendaman larutan NaOH ter-
(swelling) pada sampel sehingga memung- pilih. Hasil sidik ragam menunjukkan in-
kinkan masuknya air yang mampu memecah teraksi antara asam asetat dengan lama waktu
sebagian besar daerah telopeptida yang ada perendaman (MT) berpengaruh signifikan
di dalam matriks kolagen (Liu et al., 2015; terhadap kelarutan kolagen (p<0,05) dan uji
Zhou and Regenstein, 2005). Hasil uji lanjut DMRT menunjukkan berbeda nyata
protein terlarut pada larutan perendaman pada perlakuan konsentrasi asam asetat (M1,
NaOH setiap 2 jam disajikan pada Gambar 2. M2 dan M3) dan lama waktu perendaman 72
Hasil sidik ragam menunjukkan jam (T3).
bahwa interaksi antara konsentrasi NaOH
Gambar 2. Kadar protein terlarut dalam larutan NaOH sisa pra ekstraksi gelembung renang
ikan cunang setiap perendaman 2 jam. NaOH 0,1 M ( ); NaOH 0,15 M ( ); dan
NaOH 0,2 M ( ). Huruf superscript yang berbeda menunjukkan hasil perlakuan
yang berbeda nyata (p<0,05).
672 http://journal.ipb.ac.id/index.php/jurnalikt
Gadi et al.
Gambar 3. Persentase kelarutan kolagen gelembung renang ikan cunang dalam asam asetat
0,25 M (M1), 0,50 M (M2) dan 0,75 M (M3). Lama perendaman 24 jam ( ),
48 jam ( ) dan 72 jam ( ). Huruf superscript yang berbeda menunjukkan hasil
perlakuan yang berbeda nyata (p<0,05).
Gambar 4. Persentase rendemen kolagen liofilisasi gelembung renang ikan cunang. Waktu
ekstraksi dengan asam asetat 0,25 M (M1); 0,50 M (M2) dan 0,75 M (M3) selama
24 jam ( ), 48 jam ( ) dan 72 jam ( ). Huruf superscript yang berbeda
menunjukkan hasil perlakuan yang berbeda nyata (p<0,05).
Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 9, No. 2, Desember 2017 673
Histologi, Ekstraksi dan Karakterisasi Kolagen Gelembung Renang . . .
Rendemen kolagen yang diperoleh belum lakuan terpilih yaitu, menunjukkan puncak-
cukup menggambarkan bahwa kolagen puncak serapan yang tersebar pada wilayah
tersebut merupakan kolagen yang murni. amida A, amida B, amida I, amida II, dan
Oleh karena itu, dilakukan analisis terhadap amida III.
gugus fungsi (Tabel 3), protein terlarut dan Keberadaan amida A pada kolagen
bobot molekul (Gambar 5 dan Gambar 6). M1T3 ditunjukkan dengan puncak wilayah
serapan pada bilangan gelombang 3441,50
3.2.3. Gugus Fungsi (Fourier Transform cm-1. Amida A merupakan gugus khas
Infra Red/FTIR) Kolagen kolagen dengan puncak wilayah serapan pada
Kolagen M1T3 merupakan produk bilangan gelombang 3400–3440 cm-1 yang
terpilih yang diuji FTIR. Karakteristik dari menunjukkan NH stretching (Muyonga et al.,
kolagen M1T3 memiliki gugus fungsi dengan 2004). Spektra FTIR kolagen juga menunjuk-
puncak serapan amida A, amida B, amida I, kan puncak wilayah serapan pada bilangan
amida II dan amida III yang mengindikasikan gelombang 2922,53 cm-1 yang tergolong
struktur-struktur penyusun pada protein dalam gugus amida B. Coates (2006) me-
kolagen (Tabel 3). Menurut Muyonga et al. nyatakan bahwa serapan amida B ini
(2004) bahwa kisaran puncak serapan amida terbentuk dari asimetrikal stretching CH2
A yaitu 3400-3440 cm-1, amida B yaitu 2925- dengan wilayah serapan pada bilangan
2935 cm-1 dan amida I yaitu 1600-1700 cm-1, gelombang antara 2935-2915 cm-1.
amida II berkisar antara 1550-1600 cm-1 Gugus fungsi amida I pada kolagen
(Ahmad and Benjakul, 2010), amida III M1T3 berada pada puncak wilayah serapan
berkisar antara 1220-1320 cm-1 (Benjakul et dengan bilangan gelombang 1649,69 cm-1
al., 2010). Hasil FTIR kolagen larut asam yang menunjukkan C=O stretching. Hal ini
dengan perlakuan konsentrasi asam asetat juga ditemukan pada kolagen gelembung
dan lama waktu perendaman (M1T1, M2T1, renang ikan T. albacares, yaitu pada 1648
M3T1, M1T2, M2T2, M3T2, M1T3, M2T3 cm-1 (Kaewdang et al., 2014). Menurut Kong
dan M3T3) ditunjukkan pada Tabel 3. dan Yu (2007) amida I memiliki wilayah
Kolagen M1T3 merupakan FTIR dari per- serapan pada kisaran 1690-1600 cm-1 yang
Tabel 3. Gugus fungsi (FTIR) kolagen gelembung renang ikan cunang (M. talabon).
674 http://journal.ipb.ac.id/index.php/jurnalikt
Gadi et al.
menunjukkan vibrasi C=O stretching. dengan struktur triple helix (Muyonga et al.,
Muyonga et al. (2004) menyatakan bahwa 2004). Kolagen yang terdenaturasi menjadi
amida I terdiri atas empat komponen struktur gelatin diindikasikan dengan hilangnya struk-
sekunder protein, yaitu α-heliks, β-sheet, β- tur triple helix akibat perubahan α-heliks
turn, dan random coil yang saling ber- menjadi struktur random coil (single heliks),
tumpang tindih. Puncak wilayah serapan dan memiliki nilai bilangan gelombang pada
komponen α-heliks (1654 cm-1 dan 1658 kisaran 1235 cm-1 (Nikko et al., 2011). Hal
cm1), β-sheet (1624 cm-1 dan 1642 cm-1), β- ini berarti bahwa ekstraksi kolagen gelem-
turn (1666 cm-1, 1672 cm-1, 1680 cm-1, 1688 bung renang ikan cunang dengan asam asetat
cm-1), dan random coil (1648 cm-1). Ber- 0,25 Mdan waktu perendaman 72 jam
dasarkan puncak serapan Amida I pada (M1T3) pada suhu 4°C belum terdegradasi
kolagen M1T3 menunjukkan bahwa kolagen menjadi bentuk gelatin.
memiliki struktur β-sheet sebagai komponen
penyusun kolagen. 3.2.4. Protein Terlarut dan Bobot
Spektra FTIR kolagen M1T3 Molekul
memiliki bilangan gelombang 1516,22 cm-1 Hasil sidik ragam (ANOVA) protein
(amida II) dan 1339,01 cm-1 (amida III). terlarut kolagen gelembung renang ikan
Amida II dan amida III berada pada puncak cunang menunjukkan bahwa interaksi (MT)
wilayah serapan 1480-1575 cm-1 dan 1229- berpengaruh sangat nyata (p>0,05) dan hasil
1301 cm-1 yang menunjukkan interaksi uji lanjut DMRT menunjukkan berbeda
intermolekuler pada kolagen dengan adanya nyatapada perlakuan asam asetat 0,25 M dan
gugus CN stretching dan NH bending (Kong waktu perendaman 72 jam (M1T3), yaitu
and Yu, 2007). Kaewdang et al. (2014) juga memiliki rerata protein terlarut 1,08 mg/mL.
menemukan amida II dan amida III pada Gambar 5 menunjukkan rerata protein
puncak wilayah serapan 1549 cm-1 dan 1454 terlarut dari kolagen gelembung renang ikan
cm-1 (ASC) dengan rasio serapan mendekati cunang hasil ekstraksi asam asetat dengan
nilai 1 antara amida III menunjukkan struktur lama waktu perendaman (MT).
triple helix. Intensitas amida III berkaitan
1,10 a
1,08
Jumlah Protein Terlarut
1,06
1,04
b b
(mg/ml)
1,02 b
b b
1,00 b
b b
0,98
0,96
0,94
0,92
M1T1 M1T2 M1T3 M2T1 M2T2 M2T3 M3T1 M3T2 M3T3
Kombinasi Perlakuan
Gambar 5. Rerata protein terlarut dari kolagen gelembung renang ikan cunang hasil ekstraksi
asam aseta dengan lama waktu peredaman. M1T1 = 0,25 M asam asetatselama 24
jam; M1T2 = 0,25 M asam asetat selama 48 jam; M1T3 = 0,25 M asam asetat
selama 72 jam; M2T1 = 0,50 M asam asetat selama 24 jam; M2T2 = 0,50 M asam
asetat selama 48 jam; M2T3 = 0,50 M asam asetat selama 72 jam; M3T1 = 0,75
M asam asetat selama 24 jam; M3T2 = 0,75 M asam asetat selama 48 jam; M3T3
= asam asetat selama 72 jam.
Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 9, No. 2, Desember 2017 675
Histologi, Ekstraksi dan Karakterisasi Kolagen Gelembung Renang . . .
Gambar 6. Pola pita protein kolagen larut asam gelembung renang ikan cunang. (M) Marker;
(1) konsentrasi asam asetat 0,25 M dan waktu ekstraksi 24 jam (M1T1);
(2) konsentrasi asam asetat 0,50 M dan waktu ekstraksi 24 jam (M2T1);
(3) konsentrasi asam asetat 0,75 M dan waktu ekstraksi 24 jam (M3T1);
(4) konsentrasi asam asetat 0,25 M dan waktu ekstraksi 48 jam (M1T2);
(5) konsentrasi asam asetat 0,50 M dan waktu ekstraksi 48 jam (M2T2);
(6) konsentrasi asam asetat 0,75 M dan waktu ekstraksi 48 jam (M3T2);
(7) konsentrasi asam asetat 0,25 M dan waktu ekstraksi 72 jam (M1T3);
(8) konsentrasi asam asetat 0,50 M dan waktu ekstraksi 72 jam (M2T3); dan
(9) konsentrasi asam asetat 0,75 M dan waktu ekstraksi 72 jam (M3T3).
676 http://journal.ipb.ac.id/index.php/jurnalikt
Gadi et al.
untaian tali sehingga mempunyai struktur perlakuan terbaik. Hasil analisis proksimat,
triple helix. Hal inilah yang membuat pH, logam berat, dan mikrobiologi kolagen
molekul kaku dan bentuknya seperti batang M1T3 disajikan pada Tabel 4.
(Shoulders and Raines, 2009). Komposisi proksimat kolagen M1T3
Hasil penelitian menunjukkan ke- menunjukkan kadar protein 86,74 ± 0,20%bb
sesuaian dengan penelitian kolagen larut yang merupakan komponen paling dominan
asam (ASC) dari hasil perairan lainnya, yaitu dibandingkan dengan komponen lainnya,
memiliki dua rantai alfa (α1 dan α2) dan seperti kadar air 12,12 ± 0,04%bb, kadar abu
rantai beta (β) yang tergolong kolagen tipe I, 1,31 ± 0,13%bb, kadar lemak 0,17 ±
seperti kolagen gelembung renang ikan 0,03%bb, yaitu masih berada pada kisaran
yellow fin tuna (Kaewdang et al., 2014); standar SNI (BSN, 2014). Kadar protein
gelembung renang ikan bighead carp (Liu et kolagen M1T3 lebih tinggi dibandingkan
al., 2012); dan gelembung renang ikan kakap dengan protein kolagen dari daging teripang
putih (Sinthusamran et al., 2013). gamma (Alhana et al., 2015) dan hampir
Berdasarkan pengamatan secara sama dengan kolagen kulit ikan pari
visual terhadap kolagen yang dihasilkan dari Pastinachus solocirostris (Nur’aenah, 2013).
gelembung renang ikan cunang, tidak Rendahnya kadar lemak dan abu pada
ditemukan benda asing seperti kotoran dan kolagen M1T3 menunjukkan keberhasilan
benda asing lainnya, serta kolagen memiliki dari proses pra ekstraksi gelembung renang
tekstur seperti serat kapas. Kolagen terpilih ikan cunang dalam larutan basa (NaOH)
berdasarkan kelarutan, jumlah rendemen cukup efektif untuk mengurangi lemak,
liofilisasi, gugus fungsi dan bobot molekul mineral-mineral dan pengotor dalam gelem-
adalah kolagen M1T3, yaitu kolagen hasil bung renang ikan. Hal ini sejalan dengan
ekstraksi asam asetat 0,25 molar dengan lama pendapat Hinterwaldner (1977) bahwa peng-
waktu ekstraksi 72 jam (3 hari). gunaan larutan basa mampu menghancurkan
sebagian ikatan kovalen, peptida dan
3.2.5. Komposisi Proksimat, pH, Logam hidrogen pada struktur kolagen, sehingga
Berat, dan Mikrobiologi Kolagen mampu meluruhkan lemak, pigmen, kotoran
Berdasarkan analisis kelarutan, jum- dan protein non-kolagen. Kadar air dalam
lah rendemen, dan hasil karakterisasi gugus kolagen turut menentukan daya tahan dan
fungsi, protein terlarut dan bobot molekul penerimaan terhadap suatu bahan, sedangkan
kolagen gelembung renang ikan cunang me- kadar abu juga turut menjadi penentu
nunjukkan bahwa karaktersitik dari kolagen kandungan mineral dalam kolagen yang
M1T3 adalah kolagen terpilih sebagai dihasilkan.
Tabel 4. Komposisi proksimat, pH, logam berat, dan mikrobiologi kolagen larut asam (ASC)
dari gelembung renang ikan cunang (Muarenesox talabon).
Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 9, No. 2, Desember 2017 677
Histologi, Ekstraksi dan Karakterisasi Kolagen Gelembung Renang . . .
Karakteristik kimia lainnya dari <10 ppm (mg/kg), As <1 ppm, dan mikro-
kolagen M1T3 adalah nilai pH yaitu 4,31 biologi yaitu bakteri coliform <3 MPN/g
lebih rendah dibandingkan dengan ASC dari (Thai Nippon RABJ Co., Ltd.).
gelembung renang ikan T. Albacares
(Kaewdang et al., 2014). Kolagen M1T3 3.2.6. Komposisi Asam Amino Kolagen
tergolong sebagai kolagen yang bersifat Komposisi asam amino berperan
asam. Nilai pH kolagen penting diketahui dalam menentukan stabilitas termal dari
karena berkaitan dengan tingkat kelarutan kolagen, karena setiap asam amino mem-
kolagen. Hal ini terjadi karena kolagen M1T3 punyai karakteristik yang berbeda-beda.
merupakan kolagen yang diekstraksi meng- Komposisi asam amino kolagen larut asam
gunakan larutan asam asetat dan tidak gelembung renang ikan cunang (M1T3) yang
dilakukan pengadukan saat proses dialisis. dianalisis berdasarkan 17 standar disajikan
Menurut Dennison (2002) bahwa laju difusi pada Tabel 5.
ditentukan oleh konsentrasi molekul pelarut Protein kolagen merupakan protein
yang akan keluar dari kantung dialisis,luas fibrosa yang mengandung 35% glisina dan
permukaan kantung dialisis (membran) yang sekitar 11% alanina serta kandungan prolina
digunakan, volume pelarut, dan pengadukan yang cukup tinggi (Van der Rest and
dapat mempercepat laju transfer osmosis Garrone, 1991). Menurut Katili (2009)
melewati membran. bahwa kolagen mempunyai kekuatan ren-
Komponen logam berat juga ditentu- tang, struktur istimewa yang mengandung
kan oleh kadar abu dari kolagen. Logam hidroksilisin dan hidroksiprolin, yakni asam-
berat yang dianalisis pada kolagen M1T3, asam amino yang tidak terdapat dalam
yaitu timbal (Pb), merkuri (Hg), arsen (As), protein lain. Kolagen juga merupakan protein
dan kadmium (Cd) yaitu berada di bawah yang dapat menghasilkan gelatin, melalui
ambang batas kandungan logam berat pada proses pemanasan. Pemanasan pada suhu
sediaan kolagen (BSN, 2014). Hasil analisis 40ºC belum mengakibatkan putusnya ikatan
mikrobiologi terhadap E. coli dan Salmonella kovalen yang ada pada kolagen, tetapi
juga negatif. Keseluruhan hasil analisis kolagen akan mengalami transformasi struk-
komponen kimia dan mikrobiologi kolagen tur dari bentuk untaian menjadi rusak secara
larut asam dari gelembung renang ikan permanen apabila suhu pemanasan naik
cunang (M1T3) menunjukkan bahwa kolagen menjadi 60ºC atau lebih (Shoulders and
yang dihasilkan sudah memenuhi standar Raines, 2009).
sesuai dengan syarat mutu kolagen (BSN, Kolagen M1T3 memiliki asam amino
2014), hanya nilai pH yang masih belum glisina 241,06 mg/g, prolina 88,73 mg/g, dan
memenuhi syarat mutu BSN (2014). Menurut alanina 86,98 mg/g. Menurut Regenstein dan
spesifikasi fish collagen powder untuk kos- Zhou (2007) bahwa glisina merupakan asam
metik ditinjau dari komponen kimia, yaitu amino yang mewakili hampir sepertiga dari
susut pengeringan <8%, total nitrogen total residu, danitu didistribusikan secara
(protein) >16%, pH 5,5-6,5, logam berat Pb merata di tiap residu ketiga dalam urutan
678 http://journal.ipb.ac.id/index.php/jurnalikt
Gadi et al.
asam amino sebagai syarat dalam pembentuk serina merupakan asam amino yang dibentuk
struktur triple helix kolagen. Struktur triple oleh transaminasi oksoacid yang sesuai.
helix kolagen dirakit dari polipeptida spesifik Keempat jenis asam amino ini berfungsi
rantai α dengan posisi Gly-X-Y, dimana membentuk asam amino nonesensial lainnya
posisi X diisi dengan asam amino prolina dan (Ngili, 2009).
pada posisi Y diisi dengan asam amino Kolagen M1T3 juga mengandung
hidroksiprolina atau juga hisdroksilisina asam amino arginina yang cukup tinggi, yaitu
(Shoulders and Raines, 2009). Hidroksi- 94,41 mg/g lebih tinggi dibandingkan dengan
prolina berasal dari prolina yang dikatalisis asam amino arginina pada kolagen
oleh enzim prolin hidroksilase dan mem- gelembung renang ikan T. albacares yaitu 56
butuhkan vitamin C sebagai kofaktornya, mg/g (Kaewdang et al., 2014) dan kolagen
sedangkan hidroksilisin berasal dari hidrok- gelembung renang ikan L. calcarifer yaitu 53
silasi lisin oleh enzim lisil dan memerlukan mg/g (Sinthusaamran et al., 2013). Asam
vitamin C sebagai kofaktor (Van der Rest amino arginina disintesis dari aspartat dan
and Garrone, 1991). Asam amino prolina ornitin selama pembentukan urea (Ngili,
merupakan asam amino yang dapat men- 2009). Argininosuksinat sintetasa dan ar-
ciptakan belokan pada struktur α-heliks dan gininosuksinat liase mengkatalisis reaksi
hidroksiprolina berfungsi dalam meningkat- kondensasi dan pemotongan yang meng-
kan stabilitas kolagen (Voet et al., 2013). akibatkan pembentukan arginina. Asam glu-
Asam amino alanina, aspartat, glutamat, dan tamat pada kolagen M1T3 yaitu 67,25 mg/g
Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 9, No. 2, Desember 2017 679
Histologi, Ekstraksi dan Karakterisasi Kolagen Gelembung Renang . . .
680 http://journal.ipb.ac.id/index.php/jurnalikt
Gadi et al.
syarat mutu kolagen, sedangkan nilai pH Badan Standardisasi Nasional (BSN). 2014.
masih tergolong asam. Komponen asam Kolagen kasar dari sisik ikan-syarat
amino kolagen M1T3 yang dominan (glisina, mutu dan pengolahan: SNI 8076-
prolina, alalnina) dan kestabilan termal yang 2014. BSN. Jakarta. 10hlm.
tinggi sehingga dapat diaplikasikan pada Belbachir, K., R. Noreen, G. Gouspillou, and
industri makanan, biomedis, farmaseutikal, C. Petibois. 2009. Collagen types
dan kosmeseutikal. analysis and differentiation by FTIR
spectroscopy. Analytical and Bio-
UCAPAN TERIMA KASIH analytical Chemistry, 200:1-10. doi:
10.1007/s00216-009-3019-y.
Terima kasih disampaikan kepada Benjakul, S., Y. Thiansilakul, W. Visessa-
Rektor dan Yayasan Universitas Kristen nguan, S. Roytrakul, H. Kishimura, T.
Artha Wacana (UKAW) Kupang yang telah Prodpran, and J. Meesane. 2010.
mendanai penelitian ini. Extraction and characterization of
pepsin-solubilised collagens from the
DAFTAR PUSTAKA skin of bigeye snapper Priacanthus
tayenus and Priacanthus macracan-
Ahmad, M. and S. Benjakul. 2010. thus. J. Science Food Agriculture,
Extraction and characterization of 90:132-138.
pepsin soluble collagen from the skin Bradford, M.M. 1976. A rapid and sensitive
of unicorn leatherjacket (Aluterus method for the quantitation of micro
monocerous). J. Food Chemistry, gram quantities of protein utilizing
120:817-824. the principle of protein-dye binding.
Alhana, P. Suptijah, dan K. Tarman. 2015. Analytical Biochemistry, 72:248-254.
Ekstraksi dan karakterisasi kolagen Budrugeac, P., E. Badea, G.D. Gatta, L. Miu,
dari daging teripang gamma (Sti- and A. Comanescu. 2010. A DSC
chopus variegatus). J. Pengolahan study deterioration caused environ-
Hasil Perikanan Indonesia, 18(2): mental chemical pollutans to parch-
150-161. ment, a collagen-based material. J.
Association of Official Analytical Chemist Thermochimica Acta, 500:51-62.
(AOAC). 2005. Official methods of Coates, J. 2006. Interpretation of infrared
analysis. 18th ed. Association of spectra a practical approach. In: John
Official Analytical Chemist Inc. Miley and Sons. (ed.). Encyclopedia
Mayland USA. 26p. of Analytical Chemistry. 1-23pp.
Badan Standardisasi Nasional (BSN). 2006a. Dennison, C. 2002. A guide to protein
Cara uji mikrobiologi-bagian 1: isolation. Kluwer Academic Publish-
Penentuan coliform dan Escherichia ers. New York. 186p.
coli pada produk perikanan: SNI 01- Dinas Kelautan dan Perikanan. 2014. Potensi
2332.1-2006. BSN. Jakarta. 23hlm. produksi ikan cunang (Muarenesox
Badan Standardisasi Nasional (BSN). 2006b. talabon). Dinas Kelautan dan Per-
Cara uji mikrobiologi-bagian 2: ikanan Kabupaten Indramayu, Jawa
Penentuan Salmonella pada produk Barat. Indramayu. 255hlm.
perikanan: SNI 01-2332.2-2006. Djailani, F., W. Trilaksani, dan T. Nurhayati.
BSN. Jakarta. 25hlm. 2016. Optimasi ekstraksi dan kara-
Badan Standardisasi Nasional (BSN). 2009. kterisasi kolagen dari gelembung
Batas maksimum cemaran logam renang ikan cunang dengan metode
berat dalam pangan: SNI 7387:2009. asam-hidro-ekstraksi. J. Pengolahan
BSN. Jakarta. 25hlm.
Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 9, No. 2, Desember 2017 681
Histologi, Ekstraksi dan Karakterisasi Kolagen Gelembung Renang . . .
682 http://journal.ipb.ac.id/index.php/jurnalikt
Gadi et al.
Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 9, No. 2, Desember 2017 683